Anda di halaman 1dari 2

Nama :

Kelas :

Kerjakan tugas di bawah ini !


1. Berikan contoh tentang jual beli yang sesuai dengan syarat dan rukunnya (jual
beli halal) dan jual beli yang tidak sesuai dengan syarat dan rukunnya (jual beli
terlarang) yang ada di tengah masyarakat kita, kemudian analisalah proses
kehalalan dan keharamannya dari kedua contoh tersebut dan jelaskan dalil naqli
tentang larangan praktik jual beli yang haram/terlarang !

Jawaban :
1. Contoh jual beli yang sesuai dengan syarat dan rukunnya antara lain :
 Jual beli di pasar;
 Jual beli di online marketplace;
 Jual beli saham.
Contoh jual beli yang tidak sesuai dengan syarat dan rukunnya antara lain :
 Jual beli khamr;
 Jual beli contekan;
 Berjudi di game center;
 Jual beli dengan anak-anak, seorang pemboros atau orang gila;
 Melakukan cicilan yang mengandung unsur riba.

Syarat sekaligus rukun yang harus dipenuhi antara lain :


 Barang yang dijual halal, suci dan memiliki manfaat;
 Barang yang dijual jelas kepemilikannya dan bisa diidentifikasi;
 Tidak ada unsur penipuan dan judi di dalamnya;
 Tidak ada unsur riba di dalamnya;
 Tidak ada unsur paksaan di dalamnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

َ ‫ت َوي َُحرِّ ُم َعلَي ِْه ُم ْال َخ َب‬


‫اِئث‬ َّ ‫َيْأ ُم ُرهُم ِب ْال َمعْ رُوفِ َو َي ْن َها ُه ْم َع ِن ْالمُن َك ِر َو ُي ِح ُّل لَ ُه ُم‬
ِ ‫الط ِّي َبا‬

“(Ia) yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari
mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk” [al A’raf : 157]
Pada pembahasan masalah mu’amalah dan jual beli, hukum asalnya adalah boleh dan
halal. Tidak ada larangan dan tidak berstatus haram, sampai didapatkan dalil dari
syariat yang menetapkannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

‫َوَأ َح َّل هَّللا ُ ْال َبي َْع َو َحرَّ َم الرِّ َبا‬

“Dan Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”. [al Baqarah : 275].

Sepanjang ridha, kejujuran, keadilan melekat dalam suatu proses mu’amalah dan jual
beli, tanpa ada unsur kebatilan dan kezhaliman, bentuk transaksi itu diperbolehkan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ٍ ‫ار ًة َعنْ َت َر‬


‫اض‬ َ ‫ون ت َِج‬ َ ‫ِين آ َم ُنوا ال َتْأ ُكلُوا َأ‬
َ ‫مْوالَ ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِب ْالبَاطِ ِل ِإاَّل َأنْ َت ُك‬ َ ‫ِم ْن ُك ْم َيا َأ ُّي َها الَّذ‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka diantara kamu”. [an Nisa : 29].

Hikmah yang terkandung dari haramnya taruhan atau undia, sebagaimana


disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

Yang artinya

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi,


(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu)”.[al Maidah : 90-91]

Anda mungkin juga menyukai