Anda di halaman 1dari 16

Undian Berhadiah

Dalam menjelaskan tentang hukum undian, diharuskan untuk


kembali mengingat beberapa kaidah syari’at Islam. Kaidah-kaidah ini
adalah sebagai berikut :

Pertama :
Kaidah yang tersebut dalam riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah
Radhiyallahu’anhu: ” Rasululloh Shalallahu “alaihi wa sallam
melarang dari jual beli (dengan cara) gharor.”
Gharor adalah apa yang belum diketahui diperoleh tidaknya atau apa
yang tidak diketahui hakekat dan kadarnya.
Undian Berhadiah
Kedua :
Kaidah syari’at yang terkandung dalam firman Alloh Ta’ala:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, maisir,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya
syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian
diantara kamu lataran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Alloh dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu)” (Q.S Al Ma’idah: 90-91)
Undian Berhadiah
Dan dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu riwayat
Al Bukhori dan Muslim, Nabi Shalallahu “alaihi wa sallam
bersabda:
” Siapa yang berkata kepada temannya: Kemarilah saya berqimar
denganmu, maka hendaknya dia bershodaqoh.” Yaitu hendaknya
dia membayar kaffaroh (denda ) menebus dosa ucapannya. (Baca
Syarah Muslim 11/107, Fathul Bari 8/612, Nailul Author 8/258 dan
Aunul Ma’bud 9/54).
Ayat dan hadits di atas menunjukkan haramnya perbuatan maisir
dan qimar dalam mu’amalat.
Undian Berhadiah
• Maisir adalah setiap mu’amalah yang orang masuk ke dalamnnya
setelah mengeluarkan biaya dengan dua kemungkinan; dia
mungkin rugi atau mungkin dia beruntung.
• Qimar menurut sebagian ulama adalah sama dengan maisir, dan
menurut sebagian ulama lain qimar hanya pada mu’amalat yang
berbentuk perlombaan atau pertaruhan.
• Berdasarkan dua kaidah di atas, berikut ini kami akan berusaha
menguraikan bentuk-bentuk undian secara garis besar beserta
hukumnya.
Macam-macam undian:
Undian dapat dibagi menjadi tiga bagian:
1. Undian Tanpa Syarat
• Bentuk dan contohnya : Di pusat-pusat perbelanjaan, pasar, pameran dan
semisalnya sebagai langkah untuk menarik pengunjung, kadang dibagikan
kupon undian untuk setiap pengunjung tanpa harus membeli suatu barang.
Kemudian setelah itu dilakukan penarikan undian yang dapat disaksikan oleh
seluruh pengunjung.
• Hukumnya : Bentuk undian yang seperti ini adalah boleh. Karena asal dalam
suatu mu’amalah adalah boleh dan halal. Juga tidak terlihat dalam bentuk
undian ini hal-hal yang terlarang berupa kezhaliman, riba, gharar,penipuan
dan selainnya.
2. Undian Dengan Syarat Membeli Barang

• Bentuknya : Undian yang tidak bisa diikuti kecuali oleh orang membeli
barang yang telah ditentukan oleh penyelenggara undian tersebut.
• Contohnya : Pada sebagian supermarket telah diletakkan berbagai hadiah
seperti kulkas, radio dan lain-lainnya. Siapa yang membeli barang
tertentu atau telah mencapai jumlah tertentu dalam pembelian maka ia
akan mendapatkan kupon untuk ikut undian.
• Contoh lain : sebagian pereusahaan telah menyiapkan hadiah-hadiah
yang menarik seperti Mobil, HP, Tiket, Biaya Ibadah Haji dan selainnya
bagi siapa yang membeli darinya suatu produk yang terdapat
kupon/kartu undian. Kemudian kupon atau kartu undian itu dimasukkan
kedalam kotak-kotak yang telah disiapkan oleh perusahaan tersebut di
berbagai cabang atau relasinya.
Hukumnya : undian jenis ini tidak lepas dua dari dua keadaan :
Harga produk bertambah dengan terselenggaranya undian
berhadiah tersebut.
• Hukumnya : Haram dan tidak boleh. Karena ada tambahan harga
berarti ia telah mengeluarkan biaya untuk masuk kedalam suatu
mu’amalat yang mungkin ia untung dan mungkin ia rugi. Dan ini
adalah maisir yang diharomkan dalam syariat Islam.
3. Undian dengan mengeluarkan biaya.
• Bentuknya: Undian yang bisa diikuti setiap orang yang membayar
biaya untuk ikut undian tersebut atau mengeluarkan biaya untuk
bisa mengikuti undian tersebut dengan mengeluarkan biaya.
• Contohnya: Mengirim kupon/kartu undian ketempat pengundian
dengan menggunakan perangko pos. Tentunya mengirim dengan
perangko mengeluarkan biaya sesuai dengan harga perangkonya.
• Hukumnya: Haram dan tidak boleh. Karena mengeluarkan biaya
untuk suatu yang mu’amalat yang belum jelas beruntung
tidaknya, maka itu termasuk Qimar/Maisir.
Undian berhadiah tersebut tidak mempengaruhi harga produk.
Perusahaan mengadakan undian hanya sekedar melariskan produknya.
Hukumnya : Ada dua pendapat dalam masalah ini :
1. Hukumnya harus dirinci. Kalau ia membeli barang dengan maksud
untuk ikut undian maka ia tergolong kedalam maisir/qimar yang
diharamkan dalam syariat karena pembelian barang tersebut adalah
sengaja mengeluarkan biaya untuk bisa ikut dalam undian. Sedang
ikut dalam undian tersebut ada dua kemungkinan; mungkin ia
beruntung dan mungkin ia rugi. Maka inilah yang disebut
Maisir/Qimar.
Adapun kalau dasar maksudnya adalah butuh kepada barang/produk
tersebut setelah itu ia mendapatkan kupon untuk ikut undian maka ini
tidak terlarang karena asal dalam muámalat adalah boleh dan halal dan
tidak bentuk Maisir maupuun Qimar dalam bentuk ini.
Multi Level Marketing
Multi Level Marketing (MLM) adalah model pemasaran yang menggunakan mata
rantai down line, dimana pihak produsen dapat mengurangi biaya marketing
sehingga sebagian biaya marketing dipakai untuk bonus bagi orang yang
memperoleh jaringan yang besar. Memang banyak alasan orang yang bergabung
dalam bisnis MLM ini, di antaranya karena iming-iming bonus tetapi ada juga yang
memang karena motivasi ingin memiliki produknya. Bagaimana menurut hukum
Islam tentang bisnis MLM ini?<> Multi Level Marketing (MLM) adalah
menjual/memasarkan langsung suatu produk baik berupa barang atau jasa kepada
konsumen. Sehingga biaya distribusi barang sangat minim atau sampai ketitik nol.
MLM juga menghilangkan biaya promosi karena distribusi dan promosi ditangani
langsung oleh distributor dengan sistem berjenjang (pelevelan).
• Dalam MLM ada unsur jasa, artinya seorang distributor menjualkan barang yang
bukan miliknya dan ia mendapatkan upah dari prosentasi harga barang dan jika
dapat menjual sesuai target dia mendapat bonus yang ditetapkan perusahaan.

Pada dasarnya segala bentuk mu’amalah atau transaksi hukumnya boleh (mubah)
sehingga ada argumentasi yang mengharamkannya.
Allah SWT berfirman
‫الربَا‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫و‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ب‬ْ ‫ال‬ ‫ه‬ ّ ‫الل‬ َّ
‫ل‬ ‫ح‬ َ ‫وأ‬
ِّ َ َ
َّ َ َ ْ َ ُ َ َ

Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS Al Baqarah: 275)
ِ َ‫ْوىوَال َ تَعَاوَنُوا ْ عَلَىاإلِثْم ِ وَالْعُدْو‬
‫ان‬ ِّ ْ ‫وَتَعَاوَنُوا ْ عَلَى ال‬
َ ‫بر وَالتَّق‬

Tolong menolonglah atas kebaikan dan taqwa dan jangan tolong menolong atas
dosa dan permusuhan. (QS Al Maidah: 2)
Rasulullah SAW bersabda:
‫اض‬ ‫ر‬
َ َ ‫ت‬ ‫ن‬
ْ َ ‫ع‬ ُ ‫ع‬ْ ‫ي‬َ ‫ب‬ْ ‫ما ال‬
َ َّ ‫إن‬
ٍ

Perdagangan itu atas dasar sama-sama ridha(HR al-Baihaqi dan Ibnu Majah)
‫م‬ ُ ‫ن عَلي‬
ْ ِ‫ش ُروْطِه‬ َ ْ ‫مو‬
ُ ِ ‫سل‬
ْ ‫م‬
ُ ‫ال‬

Umat Islam terikat dengan persyaratan mereka. (HR Ahmad, Abu Dawud dan al-Hakim)
Berdasarkan penjelasan tersebut bisa disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada dasarnya sistem MLM adalah muamalah atau buyu' yang prinsip
dasarnya boleh (mubah) selagi tidak ada unsur:
- Riba’
- horor (penipuan)
- Dhoror (merugikan atau mendhalimi fihak lain)
- Jahalah (tidak transparan)

2. Ciri khas sistem MLM terdapat pada jaringannya, sehingga perlu


diperhatikan segala sesuatu menyangkut jaringan tersebut: -
Transparansi penentuan biaya untuk menjadi anggota dan alokasinya
dapat dipertanggungjawabkan. Penetapan biaya pendaftaran anggota
yang tinggi tanpa memperoleh kompensasi yang diperoleh anggota baru
sesuai atau yang mendekati biaya tersebut adalah celah dimana
perusahaan MLM mengambil sesuatu tanpa hak dam hukumnya haram.
3. MLM adalah sarana untuk menjual produk (barang atau jasa), bukan
sarana untuk mendapatkan uang tanpa ada produk atau produk
hanya kamuflase. Sehingga yang terjadi adalah money game atau
arisan berantai yang sama dengan judi dan hukumnya haram.
4. Produk yang ditawarkan jelas kehalalannya, karena anggota bukan
hanya konsumen barang tersebut tetapi juga memasarkan kepada
yang lainnya. Sehingga dia harus tahu status barang tersebut dan
bertanggung-jawab kepada konsumen lainnya.
Deposito Syariah
• Deposito Syariah adalah salah satu produk perbankan yang dipakai
untuk melakukan investasi berjangka dengan menerapkan prinsip
Syariah.
• Jenis investasi ini ditujukan kepada nasabah perorangan atau
perusahaan dengan menggunakan akad mudharabah.
• Dengan menggunakan akad mudharabah, cara perhitungan keuntungan
yang didapat oleh nasabah akan dilakukan dengan cara nisbah atau bagi
hasil.
• Dalam deposito Syariah, nasabah berperan sebagai shahibul maal
atau pemilik dana dan bank sebagai mudharib atau pengelola dana.
Manfaat menggunakan deposito
Syariah :
• Dana Anda dijamin Aman
• Hitungan keuntungan sesuai dengan keinginan anda
• Prosesnya pasti Halal
• Bisa dijadikan Jaminan Pembiayaan
• Hasilkan uang secara Halal

Anda mungkin juga menyukai