Anda di halaman 1dari 4

Hadist

Jual beli (bisnis) dimasyarakat merupakan kegiatan rutinitas yang dilakukan setiap
waktu oleh semua manusia. Tetapi jual beli yang benar menurut hukum Islam belum tentu
semua orang muslim melaksanakannya. Di dalam al-Qur’an dan Hadist yang merupakan
sumber hukum Islam banyak memberikan contoh atau mengatur bisnis yang benar menurut
Islam.
Nabi SAW bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh imam Bazzar yang berbunyi:
‫ اى (الكسب اطيب ؟ قل الرجل بيده ولك بيع‬: ‫عن رفاعه بن رافع ريض هلال عنه ان رسل هلال صىل هلال وسمل سئل‬
‫مربور )رواه الزبر وحصحه احال م‬
Dari Rif’ah Ibn Rafi sesungguhnya Rasulullah pernah ditanya “usaha apa yang paling baik?
Rasulullah SAW menjawab “Usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli
yang mabrur (jujur)”. (H.R. Al-Al-Bazzar dan disahihkan oleh alHakim) (al-Shan’ani, t.th:
4).
Ulama telah sepakat bahwa jual-beli diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia
tidak akan mampu mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan orang lain. Namun demikian,
bantuan atau barang milik orang lain yang dibutuhkannya itu, harus diganti dengan barang
lainnya yang sesuai dengan kesepakatan antara penjual dengan pembeli atau dengan alat
tukar menukar yaitu dengan uang ataupun yang lainnya.
Ayat Al Quran

Surah An Nisa Ayat 29

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْمَو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة َعْن َتَر اٍض ِّم ْنُك ْم ۗ َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبُك ْم‬
‫َر ِح ْيًم ا‬

Makna Mufradat
‫ َٰٓيَأُّيَها‬wahai
‫ ٱَّلِذ يَن‬orang orang yang
‫ َء ا ُنو۟ا‬beriman
‫َم‬
‫ اَل‬jangan
‫ َتْأُك ُلٓو ۟ا‬kamu memakan

‫ َأْم َٰو َلُك م‬hartamu


‫ َبْيَنُك م‬diantara /sesamamu

‫ ِبٱْلَٰب ِط ِل‬dg jalan yg batil


‫ ِإٓاَّل‬kecuali

‫ َأن‬bahwa
‫ َتُك وَن‬kamu adalah
‫ ِتَٰج َر ًة‬dengan jalan perniagaan

‫ َعن‬saling

‫ َتَر اٍض‬suka
‫ِّم نُك ْۚم‬diantara kamu

‫ َو اَل‬dan jangan
‫ َتْقُتُلٓو ۟ا‬kamu membunuh

‫ َأنُفَس ُك ْۚم‬diri kalian sendiri

‫ ِإَّن‬sesungguhnya

‫ ٱَهَّلل‬Allah
‫ َك اَن‬adalah dia
‫ ِبُك ْم‬dg untuk kalian
‫ َر ِح يًم ا‬maha penyayang
Terjemahan Surah An Nisa Ayat 29
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara
yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di antara kamu.
Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

Penafsiran Surah An Nisa Ayat 29


 Ibnu Katsir
Allah Swt. melarang hamba-hamba-Nya yang beriman memakan harta sebagian dari
mereka atas sebagian yang lain dengan cara yang batil, yakni melalui usaha yang tidak
diakui oleh syariat, seperti dengan cara riba dan judi serta cara-cara lainnya yang
termasuk ke dalam kategori tersebut dengan menggunakan berbagai macam tipuan dan
pengelabuan. Sekalipun pada lahiriahnya cara-cara tersebut memakai cara yang diakui
oleh hukum syara', tetapi Allah lebih mengetahui bahwa sesungguhnya para pelakunya
hanyalah semata-mata menjalankan riba, tetapi dengan cara hailah (tipu muslihat).
Demikianlah yang terjadi pada kebanyakannya.

 Al Maraghi
Ayat ini melarang mengambil harta orang lain dengan jalan yang batil (tidak benar),
kecuali dengan perniagaan yang berlaku atas dasar kerelaan bersama.
Menurut ulama tafsir, larangan memakan harta orang lain dalam ayat ini mengandung
pengertian yang luas dan dalam, antara lain:
a. Agama Islam mengakui adanya hak milik pribadi yang berhak mendapat perlindungan
dan tidak boleh diganggu gugat.
b. Hak milik pribadi, jika memenuhi nisabnya, wajib dikeluarkan zakatnya dan
kewajiban lainnya untuk kepentingan agama, negara dan sebagainya.
c. Sekalipun seseorang mempunyai harta yang banyak dan banyak pula orang yang
memerlukannya dari golongan-golongan yang berhak
menerima zakatnya, tetapi harta orang itu tidak boleh diambil begitu saja tanpa seizin
pemiliknya atau tanpa menurut prosedur yang sah.
Mencari harta dibolehkan dengan cara berniaga atau berjual beli dengan dasar kerelaan
kedua belah pihak tanpa suatu paksaan. Karena jual beli yang dilakukan secara paksa
tidak sah walaupun ada bayaran atau penggantinya. Dalam upaya mendapatkan kekayaan
tidak boleh ada unsur zalim kepada orang lain, baik individu atau masyarakat. Tindakan
memperoleh harta secara batil, misalnya mencuri, riba, berjudi, korupsi, menipu, berbuat
curang, mengurangi timbangan, suap-menyuap, dan sebagainya.
Selanjutnya Allah melarang membunuh diri. Menurut bunyi ayat, yang dilarang dalam
ayat ini ialah membunuh diri sendiri, tetapi yang dimaksud ialah membunuh diri sendiri
dan membunuh orang lain. Membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, sebab
setiap orang yang membunuh akan dibunuh, sesuai dengan hukum kisas.
Dilarang bunuh diri karena perbuatan itu termasuk perbuatan putus asa, dan orang yang
melakukannya adalah orang yang tidak percaya kepada rahmat dan pertolongan Allah.
Kemudian ayat 29 ini diakhiri dengan penjelasan bahwa Allah melarang orang-orang
yang beriman memakan harta dengan cara yang batil dan membunuh orang lain, atau
bunuh diri. Itu adalah karena kasih sayang Allah kepada hamba-Nya demi kebahagiaan
hidup mereka di dunia dan di akhirat.
 Ibnu Athiyyah
Ayat-ayat yang lalu berbicara tentang hukum pernikahan, sementara pernikahan itu tidak
bisa dilepaskan dari harta, terutama berkaitan dengan maskawin. Oleh sebab itu, ayat
berikut berbicara tentang bagaimana manusia beriman mengelola harta sesuai dengan
keridaan Allah. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah sekali-kali kamu saling
memakan atau memperoleh harta di antara sesamamu yang kamu perlukan dalam hidup
dengan jalan yang batil, yakni jalan tidak benar yang tidak sesuai dengan tuntunan
syariat, kecuali kamu peroleh harta itu dengan cara yang benar dalam perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu yang tidak melanggar ketentuan
syariat. Dan janganlah kamu membunuh dirimu atau membunuh orang lain karena ingin
mendapatkan harta. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu dan hamba-hamba-Nya
yang beriman.

Anda mungkin juga menyukai