Anda di halaman 1dari 6

‫‪Khutbah Jumat : Memaknai Hari Kemerdekaan‬‬

‫اهلل ِمن ُشرو ِر َأْن ُف ِسنَا و ِمن سيِّ ِ‬


‫ات‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫َّ‬
‫َ ْ َ َئ‬ ‫ـح َم ُدهُ َونَ ْستَعْينُهُ َونَ ْسَت ْغف ُرهُ‪َ ،‬و َنعُوذُ ب ْ ُ‬ ‫ـح ْم َد للّه نَ ْ‬
‫إن ال َ‬
‫ي لَهُ‪َ ،‬وَأ ْش َه ُد َأن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ اهلل‬ ‫ِ‬ ‫ض َّل لَه‪ ،‬ومن ي ْ ِ‬ ‫َأعمالِنَا‪ ،‬من يه ِد ِه اهلل فَاَل م ِ‬
‫ضل ْل فَاَل َهاد َ‬ ‫ُ ََ ْ ُ‬ ‫ْ َ َ ْ َْ ُ ُ‬
‫ـح َّمداً َعْب ُدهُ َو َر ُسولُه‬
‫َأن ُم َ‬‫ك لَهُ َوَأ ْش َه ُد َّ‬‫َو ْح َدهُ اَل َش ِريْ َ‬
‫ص ْحبِ ِه اَمْج َعِنْي َ اََّما َب ْع ُد‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬
‫صلِّي َو َسلِّ ْم َوبَا ِر ْك َعلَى اَلنَّيِب ِّ حُمَ َّمد َو َعلَى أله َو َ‬‫اللّ ُه َّم َ‬

‫اعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُح ْو َن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫َّاس ُْأوصْي ُك ْم َونَ ْفسي بَِت ْق َوى اهلل َوطَ َ‬ ‫يَا اَيُّ َها الن ُ‬
‫ين َآمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َح َّق ُت َقاتِِه َواَل مَتُوتُ َّن ِإاَّل َوَأْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمو َن‪.‬‬ ‫َّ ِ‬
‫يَا َأيُّ َها الذ َ‬
‫ث ِمْن ُه َما‬ ‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِمْن َها َز ْو َج َها َوبَ َّ‬‫سوِ‬ ‫ِ‬ ‫َّ ِ‬
‫َّاس َّات ُقوا َربَّ ُك ُم الذي َخلَ َق ُك ْم م ْن َن ْف ٍ َ‬‫يَا َأيُّ َها الن ُ‬
‫اَأْلر َح َام ِإ َّن اللَّهَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيبًا‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ِر َجااًل َكث ًريا َون َساءً َو َّات ُقوا اللَّهَ الَّذي تَ َساءَلُو َن به َو ْ‬
‫ين َآمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا َق ْواًل َس ِد ً‬ ‫َّ ِ‬
‫يدا‬ ‫يَا َأيُّ َها الذ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ي ِ‬
‫يما ََّأما‬‫َأع َمالَ ُك ْم َو َي ْغف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُط ِع اللَّهَ َو َر ُسولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َعظ ً‬ ‫صل ْح لَ ُك ْم ْ‬
‫ُْ‬
‫َب ْع ُد‬
‫‪Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt‬‬

‫‪Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kenikmatan kepada‬‬
‫‪nikamt sehat, iman dan islam sehingga pada kesempatakan kali ini kita bisa‬‬
‫‪melaksanakan shalat jumat secara berjamaah.‬‬

‫‪Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,‬‬

‫ص ْو َها ِإ َّن اهللَ لَغٌَف ْو ٌر َر ِح ْي ٌم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫َوِإ ْن َتعُ ُّد ْوا ن ْع َمةَ اهلل اَل تُ ْح ُ‬
‫‪“Jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu‬‬
‫‪menghitungnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.‬‬
‫)‪An-Nahl: 18‬‬

‫‪Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad‬‬
‫‪shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir‬‬
‫‪zaman.‬‬

‫‪Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah Swt‬‬

‫‪1‬‬
Khatib mengajak kepada diri sendiri dan jamaah sekalian untuk senantiasa
meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena
ketakwaanlah menjadi ukuran kebaikan seorang hamba di sisi Allah. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‫ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد اللَّ ِه َأْت َقا ُك ْم‬


“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah diantara kalian adalah orang
yang paling bertakwa…” (QS. Al-Hujurat: 13)

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah Swt

Alhamdulillah dua hari yang lalu, kita telah memperingati hari Kemerdekaan Republik
Indonesia yang ke-77.

Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari siapa pun. Bukan pula hadiah dari
penjajah. Juga tidak dibantu oleh negara mana pun. Kemerdekaan yang diraih oleh bangsa
ini murni adalah rahmat Allah Swt yang diikhtiarkan melalui perjuangan berdarah-darah
serta pengorbanan nyawa dan harta dari para pendahulu kita.

Sungguh benar apa yang dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945 bahwa kemerdekaan
bangsa Indonesia adalah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Para pahlawan dan
pejuang kemerdekaanlah yang mengerahkan daya upaya dan ikhtiar, dan Allah-lah yang
menentukan dan memberikan kemenangan.

Allah Swt adalah pencipta segala sesuatu. Allah Swt yang menghendaki terjadinya segala
sesuatu. Allah-lah yang mencurahkan dan menganugerahkan rahmat kemerdekaan kepada
kita semua.

Sehingga Alhamdulillah, ikhtiar para pendahulu kita diiringi rahmat Allah subhanahu wa
ta’ala. Sehingga kemenangan dan kemerdekaan pada akhirnya dapat diraih. Mudah-
mudahan para pahlawan yang telah berjuang untuk Islam dan Indonesia di bumi nusantara
yang telah gugur mendahului kita memperoleh balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah
ta’ala.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Kemerdekaan adalah rahmat dari Allah Swt dan merupakan nikmat bagi kita semua. Jika kita
terus bersyukur atas nikmat kemerdekaan dan nikmat-nikmat Allah Swt lainnya, maka Allah
akan menambahkan nikmat-nikmat-Nya sebagaimana yang Ia firmankan:

)٧ :‫لَِئ ْن َش َكرْ تُ ْم َأَل ِزي َدنَّ ُك ْم َولَِئ ْن َكفَرْ تُ ْم ِإ َّن َع َذابِي لَ َش ِدي ٌد (سورة إبراهيم‬
Maknanya: “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat
kepada kalian. Tetapi jika kalian mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat berat”
(QS Ibrahim: 7).

2
Mensyukuri nikmat adalah dengan tidak menggunakannya dalam bermaksiat kepada Allah.
Kita mensyukuri nikmat kemerdekaan ini dengan melakukan berbagai kebaikan dan berbuat
baik kepada orang lain.

Kita mensyukuri kemerdekaan ini dengan melaksanakan semua kewajiban dan menjauhi
seluruh larangan Allah Swt. Kita lakukan tugas dan kewajiban kita sebagai ayah, ibu, anak,
sebagai suami, istri, sebagai guru, murid, sebagai pejabat, rakyat, sebagai orang yang hidup
bertetangga, sebagai orang yang hidup bermasyarakat dan sebagai orang yang hidup
berdampingan dengan umat agama lain.

Jika masing-masing dari kita telah mengetahui, memahami dan melakukan tugas dan
kewajibannya sebagaimana mestinya, maka negara ini akan senantiasa aman dan sentosa.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang berbahagia,

Kemerdekaan adalah nikmat yang menjadikan kita terbebas dari berbagai belenggu. Nikmat
kemerdekaan adalah pintu yang membuka nikmat-nikmat yang lain. Dengan nikmat
kemerdekaan, kita dapat merasakan nikmatnya beribadah dengan leluasa.

Dengan nikmat kemerdekaan, kita dapat merasakan nikmatnya belajar dan mengajar.
Dengan nikmat kemerdekaan, kita dapat menikmati kebersamaan kita sebagai saudara-
saudara seagama, saudara-saudara sebangsa dan setanah air. Dan dengan nikmat
kemerdekaan, kita bisa membangun negeri ini secara bersama-sama.

Oleh karena itulah, kita rawat dan lestarikan nikmat kemerdekaan ini dengan sebaik-
baiknya. Jangan sampai nikmat yang agung ini terlepas dari kita. Bagaimana cara merawat
dan melestarikannya? Dengan cara terus membangun negeri ini dan memperbaikinya . Kita
mulai dengan membangun dan memperbaiki diri dan keluarga kita.

Lalu meluas ke masyarakat. Ibarat sebuah bangunan, maka Indonesia terdiri dari banyak
sekali batu-bata dan komponen-komponen lainnya. Kita dan keluarga kita adalah salah satu
dari batu-bata negeri ini. Jika semua batu-bata dan komponen lainnya baik dan kuat, maka
bangunan negeri ini akan kuat. Sebaliknya, jika ada satu saja atau beberapa batu-bata yang
rapuh, maka bisa jadi hal itu akan berakibat rapuhnya bangunan seluruh negeri, bahkan bisa
menjadikan seluruh bangunan menjadi runtuh.

Hadirin yang mudah-mudahan dimuliakan Allah,

Negeri ini tidak hanya berupa wilayah geografis, yaitu tanah, air dan udara semata. Tapi
lebih dari itu, negeri ini juga mencakup manusia yang merupakan penduduk negeri yang di
tangan merekalah nasib negeri ini akan seperti apa.

Oleh karena itu, kita utamakan pembangunan manusia. Karena sendi dan tiang penyangga
dari bangunan negeri ini tiada lain adalah akhlakul karimah. Lalu apa gerangan fondasi lain
dari bangunan negeri ini? Fondasinya adalah paham dan haluan yang wasathiah, moderat.
yaitu, paham dan haluan yang pertengahan dalam politik, ekonomi, pendidikan dan lain-lain,
terutama paham, pandangan dan haluan yang pertengahan dalam keagamaan.

3
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Di dalam surat Al-Qashash, Allah Swt telah mengajarkan kita untuk bersifat
pertengahan terutama dalam memandang dunia dan akherat, Allah berfirman,

‫َأح ِسن َك َما‬ ُّ ‫ك ِم َن‬


ْ ‫الد ْنيَا َو‬ َ َ‫صيب‬ ِ َ‫الدار اآْل ِخرةَ واَل تَنس ن‬
َ َ َ َ َّ ُ‫اك اللَّه‬ َ َ‫يما آت‬ ِ
َ ‫َو ْابتَ ِغ ف‬
ِِ ُّ ‫ض ِإ َّن اللَّهَ اَل يُ ِح‬ ِ َ ‫ك واَل َتب ِغ الْ َفس‬
‫ين‬
َ ‫ب ال ُْم ْفسد‬ ِ ‫اَأْلر‬
ْ ‫اد في‬ َ ْ َ َ ‫س َن اللَّهُ ِإلَْي‬
َ ‫َأح‬ْ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-
Qashash: 77)

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah Swt

Ayat ini menjelaskan kepada kita tentang, bagaimana hendaknya seseorang


menyeimbangkan atau menyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhiratnya atau
bersifat washatiah.

Pertama, ‫الد َار اآْل ِخ َر َة‬


َّ ُ‫اك اللَّه‬
َ َ‫يما آت‬ِ
َ ‫“ َو ْابتَ ِغ ف‬Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat.”

Wasiat yang pertama ini yang disampaikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
bagaimana hendaknya seseorang menjalani kehidupannya di dunia ini tidak hanya
mengejar dunia saja akan tetapi juga dengan mengejar kehidupan akhirat.
Mengapa? Karena akhirat adalah negeri yang abadi, tempat manusia kembali.
Seseorang akan merasakan kenikmatan yang abadi apabila dalam kehidupan dunia
ini, mereka mempersiapkan amalan shalih untuk menjemput akhirat. Dan
sebaliknya, kesengsaraan yang tiada ujungnya, apabila manusia habiskan dunia
mereka hanya dengan berfoya-foya dan berhura-hura yang hanya sebentar saja dan
hanya kenikmatan sesaat.

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah Swt

kemudian yang kedua, ُّ ‫ك ِم َن‬


‫الد ْنيَا‬ ِ َ‫“ واَل تَنس ن‬dan janganlah kamu
َ َ‫صيب‬ َ َ
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi”

Setelah Allah jelaskan bahwa kita harus mengutamakan kehidupan akhirat, Allah
Swt juga yang Maha Bijaksana pun tidak mengajarkan kita untuk tidak meninggalkan

4
kehidupan dunia ini secara total. kita mencari dunia kita tapi tidak meninggalkan
kehidupan akhirat begitu juga sebaliknya kita mencari akhirat tapi kita juga tidak
melupakan kehidupan dunia.

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah Swt

َ ‫س َن اللَّهُ ِإلَْي‬
‫ك‬ ِ ‫“ و‬berbuat baiklah (kepada
Kemudian yang ketiga,
َ ‫َأح‬
ْ ‫َأحسن َك َما‬
ْ َ
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu”

Apabila kita mendapatkan kebaikan dari seseorang, maka orang tersebut sangat
layak mendapatkan kebaikan dari kita. Bagaimana pula dengan Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang telah menganugerahkan kenikmatan yang tidak terhitung kepada kita?
terutama nikmat kemerdekaan kita dari penjajah

Hadirin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah,

Dengan hari raya kemerdekaan Indonesia yang ke 77 ini, marilah kita Kita bangun dan
perbaiki negeri ini dengan menjadi pribadi-pribadi yang shalih.

Yaitu pribadi-pribadi yang berilmu, beramal dan penuh dedikasi untuk membangun negeri.
Pribadi-pribadi yang shalih akan melahirkan keluarga-keluarga yang shalih. Dan keluarga-
keluarga yang shalih akan mewujudkan masyarakat yang shalih. Jadi keshalihan individu
akan mewujudkan keshalihan sosial.

Keshalihan sosial akan menjadikan negeri ini aman, sentosa dan sejahtera. Dengan
keshalihan sosial, segala bentuk kejahatan akan terputus

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah yang kami sampaikan kurang lebihnya mohon dimaafkan. Mudah-
mudahan bermanfaat bagi kita semua.

‫ت َوال ِّذ ْك ِر‬


ِ َ ‫ َو َن َف َعنيِ َوِإ َّيا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه مِنَ ْاآليا‬،‫آن ال َعظِ ْي ِم‬ِ ‫ار َك هللاُ لِي َو َل ُك ْم فيِ القُ ْر‬ َ ‫َب‬
‫الس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬ ِّ ‫الح ِك ْي ِم َو َت َق َّبلْ م‬.
َّ ‫ِني َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َو َت ُه َِإ َّن ُه ه َُو‬ َ

5
‫‪Khutbah 2‬‬

‫صلُّ ْوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا‬‫آم ُن ْوا َ‬


‫ِ‬
‫صلُّ ْو َن َعلَى النَّبِ ِّي يَا َُّأي َها الَّذيْ َن َ‬
‫ِئ‬
‫ِإ َّن اهللَ َو َمالَ َكتَهُ يُ َ‬
‫‪.‬تَ ْسلِ ْي ًما‬
‫اَألحيَ ِاء ِم ْن ُه ْ!م‬
‫ات‪ْ ،‬‬ ‫ات‪ ،‬والْمسلِ ِم ْي !ن والْمسلِم ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫‪.‬اللَّ ُه َّم ا ْغف ْر لل ُْمْؤ من ْي َن َوال ُْمْؤ منَ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َ‬
‫ِ ِ ِِ‬
‫الد َع ِاء‬
‫ب ُّ‬ ‫ك س ِم ْي ٌع قَ ِريْ ِ‬
‫ب ُمج ْي ُ‬ ‫ٌ‬
‫و ْ ِ‬
‫اَألم َوات‪ِ ،‬إنَّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ين ِإ َم ًاما‬ ‫ِ ِ‬
‫اجنَا َوذُ ِّريَّاتِنَا ُق َّرةَ َأ ْعيُ ٍن َو ْ‬ ‫‪.‬ر َّبنَا َهب لَنَا ِمن َأ ْزو ِ‬
‫اج َعلْنَا لل ُْمتَّق َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ص ِغيراً‬ ‫ِ‬
‫ي َو ْار َح ْم ُه َما َك َما َر َّبيَاني َ‬ ‫ب ا ْغ ِف ْرلِي َولَِوالِ َد َّ‬ ‫‪.‬ر ِّ‬‫َّ‬
‫ت‬‫ك َأنْ َ‬ ‫ك َر ْح َمةً‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫ب لَنَا ِم ْن لَ ُدنْ َ‬ ‫غ ُقلُ ْو َبنَا َب ْع َد ِإ ْذ َه َد ْيَتنَا‪َ ،‬و َه ْ‬ ‫َر َّبنَا ال تُ ِز ْ‬
‫َّاب‬
‫‪.‬الوه ُ‬ ‫َ‬
‫‪.‬ر َّبنَا ظَلَمنَا َأْن ُفسنَا وِإ ْن لَم َت ْغ ِفر لَنَا وَترحمنَا لَنَ ُكونَ َّن ِمن ال َخ ِ‬
‫اس ِريْ َن‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ ْ ْ َ ْ َْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫اب النَّا ِر‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫‪.‬ر َّبنَا آتِنَا في ُّ‬
‫سنَةً َوقنَا َع َذ َ‬ ‫سنَةً َوفي اآلخ َرة َح َ‬ ‫الد ْنيَا َح َ‬ ‫َ‬
‫اد ِ‬
‫اهلل‬ ‫ِ‬
‫‪ :‬عبَ َ‬
‫ش ِاء ((‬ ‫ان َوِإ ْيتَ ِاء ِذي ال ُق ْربَى َو َي ْن َهى َع ِن الْ َف ْح َ‬ ‫ِإ َّن اهلل يْأمر بِالْع ْد ِل واِإل ْحس ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ ُُ َ َ‬
‫)) َوال ُْم ْن َك ِر َوالَْب ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن‬

‫‪6‬‬

Anda mungkin juga menyukai