Anda di halaman 1dari 14

1

Khutbah Jumat : Praktek Tauhid Sosial dalam Membangun Relasi


Bermasyarakat

‫ َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض َّل َلُه َو َم ْن‬،‫ َو َن ُعوُذ ِباِهلل ِمْن ُشُرْو ِر َأْنُفِس َن ا َو ِمْن َس ِّي َئ اِت َأْع َم اِلَن ا‬،‫ِإَّن اْلَح ْم َد ِهَّلِل َن ْح َم ُد ُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه‬
‫ َأَّما َب ْع ُد‬،. ‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬،‫ُيْض ِلْل َفَال َه اِدَي َلُه َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َالَش ِر ْي َك َلُه‬
‫ َي ا َأُّيَه ا‬. ‫ َي ا َأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُن وا اَّتُقوا َهللا َح َّق ُت َقاِتِه َو َال َت ُمْو ُتَّن ِإَّال َو َأنُت ْم ُّمْس ِلُمْو َن‬. ‫ َاُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬:‫قال هللا تعالى‬
‫ ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َي ْغ ِفْر َلُك م ُذ ُن ْو َب ُك ْم َو َم ْن ُيِط ِع َهللا َو َر ُسْو َلُه َفَقْد َف اَز َفْو ًز ا َع ِظ ْيًما‬.‫اَّلِذْي َن َء اَم ُن وا اَّتُقوا َهللا َو ُقْو ُلْو ا َقْو ًال َس ِدْي ًد ا‬

Jamaah salat Jumat yang berbahagia…


Alhamdulillah, atas nikmat dan karunia Allah pada siang hari ini kita
masih dapat berjumpa untuk bersama-sama mengerjakan ibadah salat
Jumat di hari yang sangat mulia ini dibandingkan hari-hari biasa lainnya
yaitu Hari Jumat. Salawat beserta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, kepada
keluarganya dan sahabat-sahabatnya. Dan semoga kita termasuk
umatnya yang mendapatkan syafaat kelak di Yaumul Qiyamah.

Jamaah salat Jumat yang berbahagia..


Dasar utama agama Islam adalah keyakinan bahwa Allah adalah satu-
satunya Tuhan yang wajib disembah sekaligus satu-satunya pencipta
alam semesta ini. Sehingga Islam disebut juga dengan tauhid, yaitu
pengakuan dan komitmen seorang manusia sebagai hamba pada
keesaan Allah yang terwakili dalam dua kalimat syahadat yaitu

‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َر ُسْو ُل ِهللا‬

“Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi
bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”

Jamaah salat Jumat yang berbahagia..


Terdapat hierarki/tingkatan dalam mengartikan tauhid lā ilāha illallah ini.
Pertama, kita harus mengingkari, artinya sebelum meyakini Allah maka
terlebih dahulu mengingkari selain Allah. Seorang manusia yang
bertauhid pertama-tama harus mengatakan tidak pada setiap thagut,
pada semua hal yang bersifat nonilahiah. Kedua, setelah ingkar pada
thagut ‫ َفَم ن َي ْك ُفْر ِبالَّط اُغ وِت‬kemudian ‫( َو ُيْؤ ِمن ِباِهَّلل‬beriman kepada Allah). Artinya,
memiliki keyakinan kepada Allah secara kaffah. Ketiga,
mendeklarasikan kehidupan sesuai dengan yang dituntunkan oleh al-
Qur’an seperti firman Allah

‫ُقْل ِإَّن َص اَل ِتي َو ُن ُسِكي َو َم ْح َي اَي َو َمَم اِتي ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِميَن‬
2

Katakanlah: Sesungguhnya salatku¸ ibadahku, hidupku dan matiku


hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam. (Qs. al-An’am: 162)

Keempat, berusaha menerjemahkan keyakinan tersebut menjadi


konkret, menjadi satu sikap budaya untuk mengembangkan amal shaleh.
Jadi, pada setiap kesempatan kita berusaha untuk menyebarkan amal
shaleh sebagai manifestasi dari konsep bertauhid tersebut. Kelima,
mengambil kriteria atau parameter sikap terpuji atau tercela, baik atau
buruk kepada tuntunan ilahi. Sami’na wa atha’na kepada semua perintah
Allah sehingga di dalam mencari ukuran kebenaran mengembalikannya
hanya kepada ukuran ilahiah semata.

Jamaah salat Jumat yang berbahagia…


Bila dipahami lebih lanjut, komitmen bertauhid tidaklah terbatas pada
hubungan vertikal dengan Allah (hablu minallah) namun juga mencakup
hubungan horizontal dengan sesama manusia (hablu minannas) karena
sesungguhnya komitmen bertauhid itu mengandung nilai-nilai Islam yang
universal yaitu nilai-nilai Islam yang mampu diterima oleh masyarakat
global, tidak terbatas pada satu golongan, satu organisasi, satu suku,
atau satu bangsa saja namun seluruh masyarakat Islam di dunia. Oleh
karena itu, melalui tauhid ini umat Islam memiliki tanggung jawab untuk
membentuk suatu masyarakat yang mengejar nilai-nilai utama dan
mengusahakan tegaknya keadilan sosial di seluruh lapisan masyarakat
atau yang disebut dengan tauhid sosial.

Jamaah salat Jumat yang berbahagia…


Pemahaman konsep tauhid sosial melahirkan beberapa prinsip dasar
yang bisa dijadikan pedoman umat Islam baik sebagai individu maupun
sebagai makhluk sosial yaitu:
Religiusitas

Sebagai hamba Allah, umat Islam harus memiliki dasar keimanan yang
kuat. Dasar yang pertama dan paling utama yaitu bertauhid kepada
Allah. Manifestasi dari keimanan ini yaitu melaksanakan seluruh ajaran
Islam baik yang bersifat ibadah mahḍah (ibadah khusus seperti salat,
puasa, zakat, haji) dan ibadah gairu mahḍah (ibadah umum seperti
bermuamalah). Dengan ketaatan seperti itu, seluruh ucapan, tindakan,
perbuatan dan kegiatannya harus mencerminkan pribadinya sebagai
seorang muslim yang baik berlandaskan pada tauhid.

Kepercayaan
Seseorang yang di dalam hatinya telah tertanam kuat ketauhidan,
pastilah memiliki kepercayaan yang tinggi kepada Allah. Percaya bahwa
semua perbuatannya disaksikan oleh Allah dan juga percaya bahwa
segala sesuatu yang menimpanya telah ditakdirkan oleh Allah. Tidak
3

semua yang tampak buruk di mata manusia juga buruk di mata Allah
ataupun sebaliknya, sebagaimana firman-Nya:
‫َو َع َس ٰى َأن َت ْك َر ُهوا َش ْي ًئ ا َو ُه َو َخ ْيٌر َّلُك ْم ۖ َو َع َس ٰى َأن ُت ِحُّبوا َش ْي ًئ ا َو ُه َو َش ٌّر َّلُك ْم ۗ َو ُهَّللا َي ْع َلُم َو َأنُت ْم اَل َت ْع َلُموَن‬

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu.
Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Qs. al-Baqarah: 216)

Keseimbangan
Seorang muslim harus mampu menakar secara seimbang aktifitas yang
dilakukan sehari-hari. Beribadah secukupnya dan bermuamalah
secukupnya, tidak timpang karena terlalu berlebih-lebihan dalam
mengerjakan suatu hal. Allah sendiri tidak mennyukai orang yang
berlebih-lebihan sebagaimana firman-Nya:
‫ِإَّن ُه اَل ُيِحُّب اْلُمْس ِر ِفيَن‬

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” (Qs.


al-A’Raaf: 31)

Persaudaraan
Menjalin persaudaraan antar umat manusia dapat menciptakan
perdamaian dalam hidup. Sejatinya manusia adalah makhluk yang sama
dan tinggal di tempat yang sama pula sehingga perbedaan-perbedaan itu
tidak seharusnya menjadi alasan untuk melakukan perpecahan dan
permusuhan.

Toleransi
Toleransi berarti bersikap lapang dada dalam menghormati serta
memberikan kesempatan kepada pemeluk agama lain untuk
melaksanakan kepercayaannya. Sebagai umat Islam, kita diperintahkan
Allah untuk menghormati orang lain, tidak boleh merasa sombong atau
angkuh dan menyakiti orang lain. Maka perbedaan keyakinan itu harus
diakomodasi dengan baik dengan saling menghargai satu sama lain.
Allah berfirman:
‫َلُك ْم ِديُنُك ْم َو ِلَي ِديِن‬

“Bagimu lah agamamu dan bagiku lah agamaku”. (Qs. al-Kafirun:6)


Jamaah salat Jumat yang berbahagia…
Demikianlah khutbah pertama ini. Semoga Allah senantiasa
melimpahkan rahmat dan taufiq-Nya. Aminn..
‫َأُقْو ُل َقْو ِلي َه َذ ا َو اْس َتْغ ِفُر َهللا ِلي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر الُمْس ِلِمْي َن ِإَّن ُه ُه َو الَس ِمْيُع الَع ِلْي ُم‬

Khutbah Kedua
‫الَح ْمُد ِهلل َر ِّب الَع الِمْي َن َو الَّص َالُة َو الَّس َالُم َع َلى َأْش َر اِف اَألْن ِبَي اِء َو المْر َس ِلْي َن َن ِبِّي َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِعْي َن‬
4

Jamaah salat Jumat yang berbahagia…


Hasil konkret dari praktek tauhid sosial adalah melahirkan manusia yang
utuh, yang mau berusaha memikul tanggung jawab sebagai individu dan
sebagai makhluk sosial secara seimbang. Selain itu untuk
menghapuskan kesenjangan antar manusia sehingga tercipta tatanan
hidup yang damai, rukun, solid dan harmonis. Sebagaimana firman Allah:
‫َو اْع َت ِص ُموا ِبَح ْب ِل ِهَّللا َج ِميًع ا َو اَل َتَفَّر ُقوا ۚ َو اْذ ُك ُروا ِنْع َم َت ِهَّللا َع َلْي ُك ْم ِإْذ ُك نُت ْم َأْع َد اًء َفَأَّلَف َب ْي َن ُقُلوِبُك ْم َفَأْص َب ْح ُتم ِبِنْع َمِتِه ِإْخ َو اًن ا‬

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali agama Allah dan
janganlah kamu bercerai berai. Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan maka Allah
mempersatukan hatimu lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-
orang yang bersaudara.”(Qs. Ali Imran: 103)

Jamaah salat Jumat yang berbahagia…


Berbahagialah orang-orang yang senantiasa menyebarkan kebaikan dan
kerukunan sementara di dalam hatinya tertanam kuat tauhid kepada
Allah. Semoga kita termasuk di antara orang-orang tersebut. Aminnn…

‫ َي ا َأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُن ْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُي َص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬.
‫ َو َب اِر ْك َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬. ‫ ِإَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬، ‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل ِإْب َر اِهْي َم‬
‫ ِإَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِجْي ٌد‬، ‫آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل ِإْب َر اِهْي َم‬.
‫ ِإَّن َك َسِم ْيٌع َقِر ْيٌب ُم ِجْيُب الّد َع َو اِت‬،‫ َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت ْاَألْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو ْاَألْم َو اِت‬،‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَم اِت‬.
‫َر َّب َن ا اْغ ِفْر َلَن ا َو ِإِلْخ َو اِنَن ا اَّلِذيَن َسَب ُقوَن ا ِباِإْليَم اِن َو اَل َت ْج َع ْل ِفي ُقُلوِبَن ا ِغ ًاّل ِّلَّلِذيَن آَم ُن وا َر َّب َن ا ِإَّن َك َر ُؤ وٌف َّر ِحيٌم‬.
‫َر َّب َن ا َظ َلْم َن ا َأنُفَس َن ا َو ِإن َّلْم َتْغ ِفْر َلَن ا َو َت ْر َح ْم َن ا َلَن ُك وَن َّن ِمَن اْلَخ اِس ِر يَن‬.
‫ الَّلُهَّم ُم َص ِّر َف اْلُقُلوِب َص ِّر ْف ُقُلوَب َن ا َع َلى َط اَعِتَك‬، ‫ َث ِّب ْت َقْلِبى َع َلى ِديِنَك‬،‫َي ا ُم َقِّلَب اْلُقُلوِب‬.
‫َأل‬
‫َر َب َن ا َءاِتَن ا ِفي الّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي ْا ِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الّن اِر‬.
‫َو َص لى هللا وَس لم َع َلى ُم َح مد تسليًما َك ثْيًر ا وآخر َد ْع َو اَن ا َو اْلَح ْمُد ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِميَن‬.

Penyusun: Dewi Umaroh dan Ilham Ibrahim

………………………………………………………………………

Khutbah Jumat: Vaksin dan Vaksinasi, Ikhtiar Sehat Umat Muslim

Teks Khutbah Jumat Pertama


‫ِإّن اْلَح ْم َد ِهَّلِل َن ْح َم ُد ُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه َو َن ُعْو ُذ ِباِهلل ِمْن ُشُرْو ِر َأْنُفِس َن ا َو َسّي َئ اِت َأْع َم اِلَن ا َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال‬
‫َه اِدَي َلُه َأْش َه ُد َأْن َال ِإلَه ِإّال ُهللا َو َأْش َه ُد َأّن ُم َح ّم ًد ا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُله‬

‫َاللُهّم َصّل َو َس ّلْم َع لى ُم َح ّمٍد َو َع لى آِلِه ِو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َي ْو ِم الّدْين‬.
5

‫َي اَأّيَه ا اّلَذ ْي َن آَم ُن ْو ا اّتُقوا َهللا َح ّق ُتَقاِتِه َو َال َت ُمْو ُتّن ِإّال َو َأْنُت ْم ُمْس ِلُمْو َن‬

‫َي اَأّيَه ا اّلِذْي َن آَم ُن ْو ا اّتُقوا َهللا َو ُقْو ُلْو ا َق ْو ًال َس ِدْي ًد ا ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َي ْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنْو َب ُك ْم َو َم ْن ُيِط ِع َهللا َو َر ُسْو َلُه َفَقْد َفاَز َف ْو ًز ا َع ِظ ْيًما‬

Kaum muslimin rahimakumullah.

Dalam kesempatan khutbah jum’at ini marilah kita panjatkan puji syukur
kepada Allah SWT atas segala nikmat sehat dan nikmat sempat. Bagi
yang masih belum memiliki kesempatan melaksanakan salat jumat
lantaran adanya udzur syar’I semoga Allah memudahkan segala
urusannya.

Sebagai wujud rasa syukur marilah kita tingkatkan kualitas iman dan
taqwa kita kepada Allah SWT, dengan taqwa yang sebenar-benarnya
taqwa, agar kita mampu mewujudkan diri sebagai hamba yang terpilih
oleh Allah sebagai hamba yang mulia di Sisi-Nya.

Kaum muslimin yang berbahagia.

Upaya pengobatan sebagai bentuk ikhtiar wajib dilakukan. Oleh sebab


itu, para ahli termasuk dalam hal ini pemerintah wajib
menyelenggarakan upaya tersebut sekaligus menyediakan segala
keperluan yang berkaitan dengannya.
Perintah untuk berobat ini sesuai dengan hadis Nabi saw yang berbunyi:

]‫ِإَّن َهللا َخ َلَق الَّداَء َو الَّد َو اَء َفَت َد اَو ْو ا َو َال َتَت َد اَو ْو ا ِبَح َر اٍم [رواه الطبرني‬

Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit sekaligus obatnya. Oleh karena itu, berobatlah, namun
jangan berobat dengan yang harama [HR al-Thabrani].
Adapun kewajiban para ahli dan pemerintah untuk menyediakan
kebutuhan pengobatan selaras dengan QS. Al-Nahl: 43, Allah berfirman:

. ‫…َفاْس َأُلوا َأْه َل الِّذ ْك ِر ِإن ُك نُت ْم اَل َت ْع َلُموَن‬

… bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.
Selaras pula dengan kaidah fikih,

. ‫َت َصُّر ُف ْاِالَم اِم َع َلى الَّر اِع َّيِة َم ُن ْو ٌط ِباْلَم ْص َلَح ِة‬

Kebijakan pemimpin terhadap rakyatnya harus sesuai dengan kemaslahatan.


Hadirin jama’ah Jum’ah rahimakumullah.

Apa yang telah diterangkan khatib sebelumnya menunjukkan bahwa


tiap-tiap elemen masyarakat harus berupaya melindungi jiwa dari segala
penyakit. Bagi para ahli kesehatan wajib membuat seperangkat alat
medis yang membawa pada kemaslahatan. Bagi pemerintah wajib
6

menyediakan segala keperluan yang dibutuhkan para ahli medis. Dan


bagi masyarakat pada umumnya wajib melakukan ikhtiar melindungi
nyawa agar tidak binasa.

Sebagaimana tertera di dalam QS. Al Baqarah ayat 195 dan al-Maidah


ayat 32, umat Islam diperintahkan agar mempertahankan hidup
semaksimal mungkin. Dalam hadis yang diriwayat al-Darimi juga
disebutkan bahwa kesehatan merupakan kenikmatan yang
dianugerahkan Allah. Bahkan hal itu diperkuat dengan keterangan
Rasulullah agar seorang Muslim tidak menjerumuskan diri pada
kemudaratan bahkan mendatangkan mudharat bagi orang lainnya.

Pada sisi lain, saat ini masyarakat kita dan seluruh masyarakat dunia
sedang menghadapi kondisi wabah Covid-19 yang semakin meluas dan
bahkan tidak terkendali. Menghadapi kondisi darurat Covid-19 yang
masih terus berlangsung dan belum menunjukkan grafik yang melandai,
perlu ada tindakan yang segera untuk menangani keadaan emergency
ini.

Dalam QS. Al-Rad ayat 11, Allah Swt berfirman:

… ‫…ِاَّن َهّٰللا اَل ُيَغ ِّيُر َم ا ِبَقۡو ٍم َح ّٰت ى ُيَغ ِّيُر ۡو ا َم ا ِبَاۡن ُفِس ِه ۡمؕ‌ َو ِاَذ ۤا َاَر اَد ُهّٰللا ِبَقۡو ٍم ُس ۤۡو ًءا َفاَل َمَر َّد َلٗهۚ‌ َو َم ا َلُهۡم ِّم ۡن ُد ۡو ِنٖه ِم ۡن َّو اٍل‬

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah
keadaan diri mereka sendiri.
Vaksinasi merupakan salah satu ikhtiar dalam mengubah keadaan
pandemi seperti saat ini menuju keadaan normal yang lebih baik lagi.
Sebab usaha maksimal mengakhiri pandemi demi terlindungnya jiwa
adalah bagian dari ajaran agama. Tidak hanya itu, Vaksinasi juga
berperan penting dalam menjaga keberlangsungan generasi yang kuat
dan sehat.
Sesuai dengan penggalan hadis Nabi yang berbunyi,
‫ ِاْح ـِر ْص َع ـَلـى َم ا َي ـْن ـَفـُعـَك َو اْس َت ِعْن ِباِهلل َو اَل‬، ‫ َو ِفـْي ُك ـٍّل َخ ـْيـٌر‬، ‫َاْلـُمْؤ ِمُن اْلَقـِو ُّي َخ ـْيٌر َو َأَح ُّب ِإَلـى ِهللا ِمَن اْلـُمْؤ ِم ِن الَّضِعْيِف‬
‫َت ـْع َج ـْز‬
Sesungguhnya orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang
mukmin yang lemah. Di dalam segala sesuatu itu ada kebaikan, maka hendaklah engkau
senantiasa mengupayakan segala yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan kepada
Allah, dan jangan lemah, (HR Muslim).
‫َأُقوُل َقْو ِلي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم َفاْس َتْغ ِفُرْو ُه ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفوُر الَّر ِحْي ُم‬

Teks Khutbah Jumat Kedua


‫ الَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم‬،‫ َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُد ِهَّللا َو َر ُسوُلُه‬،‫ َو َأْش َه ُد َأْن َال ِإلَه ِإَّال ُهَّللا َو ْح َد ُه َال َش ِر يَك َلُه‬، ‫اْلَح ْمُد ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِميَن‬
‫ َو َع َلى الَّت اِبِعيَن َلُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َي ْو ِم الِّد يِن‬، ‫َو َب اِر ْك َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه الَّط ِّي ِبيَن الَّط اِه ِر يَن َو َع َلى َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعيَن‬.
7

‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬.‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُن ْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُي َص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬
‫ َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت ْاَألْح َي اِء ِم ْن ُهْم‬. ‫آِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َق َر اَبِتِه َو َأْز َو اِجِه َو ُذ ِّر َّياِتِه َأْج َم ِعْي َن‬
‫ ِإَّن َك َقِر ْيٌب ُم ِجْيُب الَّد َع َو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬،‫َو ْاَألْم َو اِت‬.

. ‫ ِإَّن َهللا َي ْأُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫َفاْذ ُك ُروا َهللا اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

Teks khutbah oleh Ilham Ibrahim


Editor: Fauzan AS
…………………………………………………………………………….
Empat Nilai Dasar Beragama (Khutbah Jumat)
‫ َو َم ْن‬،‫ َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفاَل ُمِض َّل َلُه‬،‫ َو َن ُعوُذ ِباِهلل ِمْن ُشُروِر َأْنُفِس َن ا َو ِمْن َس ِّي َئ اِت َأْع َم اِلَن ا‬،‫َاْلـَح ْم ُد ِهّلِل اَّلِذْي َن ـْح َم ُد ُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه‬
‫ َو الَّص َالُة َو الَّس َالُم‬.‫ َأْش َه ُد َأْن َّال ِإَلَه ِإَّال هللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد َأَّن ُمـَح َّمدًا َع ْبُد ُه َو َر ُسوُلُه َالَن ِبَّي َب ْع َد ُه‬،‫ُيْض ِلْل َفاَل َه اِدَي َلُه‬
‫َع َلى َر ُسْو ِل ِهللا َن ِبِّي َن ا ُم َح َّمد َو َع َلى َاِلَه َو َاْص َح ِبَه َو َم ْن َّو ااَل ُه َاَّما ّبْع ُد َفَياِع َب َد ِهللا ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِأَّياَي ِبَت ْق َو ى اِهللا َح َّق ُتَقاِتِه َفَقْد َفاَز اْلُم َّت ُقْو َن‬

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Kita sebagai hamba
Allah harus senantiasa meningkatkan keimanan dan berharap ampunan
dari Allah. Semoga segala amal ibadah yang kita perbuat dapat diterima
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Shalawat dan salam semoga
tercurah pada Nabi Muhammad SAW, teladan umat Islam yang
senantiasa menjunjung kemanusiaan, yang perangai-perangainya dapat
dijadikan kompas moral kehidupan, sikapnya yang sidik, amanah,
tabligh, dan fathanah dapat menjadi mata air keteladanan yang
mencerahkan semesta.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Hari-hari ini kehidupan beragama hadir tanpa spiritualitas. Karena


kehidupan beragama kita hanya berisi pengulangan tanpa penghayatan
mendalam atas ajaran-ajaran Islam sehingga tidak menyentuh
kedalaman kalbu manusia. Terkadang salat yang kita kerjakan seperti
hanya sebatas yang bersangkut paut dengan hukum-hukum tentang
syaratnya, rukunnya, sah dan batalnya saja. Kita tidak lebih laiknya
mesin yang diprogram untuk menegakan salat tanpa merasakan kesan
setelahnya.

RELATED POST
Bupati Lumajang Apresiasi Sistem Pendampingan Relawan Muhammadiyah
di Semeru
Penggunaan Nama Tokoh Muhammadiyah untuk Sebuah Bangunan atau
Gedung Bukan Pengkultusan
Karenanya, dalam menjalankan agama, jangan sampai didasarkan atas
suatu konstruksi pemikiran yang sempit dan koridor-koridor normatif
8

yang serba membatasi. Melainkan harus diisi dengan nilai-nilai agama


yang universal dan merespon tantangan terkini. Terdapat empat nilai
yang paling esensial dalam beragama.

Pertama, al-Tawhid (tauhid). Nilai dasar tauhid mengajarkan kepada kita


bahwa satu-satunya Wujud Mutlak adalah Allah, Dia-lah satu-satunya
entitas yang tidak bermula dan tidak berakhir (qadim dan baqa).
Sedangkan manusia dan segala makhluk-Nya adalah kenyataan yang
masa kehidupannya tak lebih dari dua atom perjalanan waktu karena
keberadaan mereka yang senantiasa hancur (fana). Yang fana adalah
semesta, Allah Swt abadi.
Nilai tauhid pula menjadi dasar seluruh konsep dan aktivitas umat Islam,
baik ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Hakikat tauhid adalah
penyerahan diri yang bulat kepada kehendak Ilahi, baik menyangkut
ibadah maupun muamalah, dalam rangka menciptakan pola kehidupan
yang sesuai kehendak Allah. Jadi salat, hidup, mati, itu semuanya kita
orientasikan hanya kepada Allah dan karena Allah. Sebagaimana Firman
Allah SWT:

‫ُقْل ِاَّن َص اَل ِتْي َو ُن ُسِكْي َو َم ْح َي اَي َو َمَم اِتْي ِهّٰلِل َر ِّب اْلٰع َلِمْي َۙن‬

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku


dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam (QS. Al-An’am:
162)

Tauhid tidaklah dimaksudkan sebagai doktrin keagamaan dalam


pengertian kepercayaan (belief), kewajiban (obligation), atau larangan
(prohibition). Tapi pembentuk prisma pandangan hidup yang menurunkan
gagasan-gagasan mulai dari etika, moral, pendidikan, maupun politik.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Yang Kedua, al-Ittiba’ (mengikuti). Nilai dasar beragama ini
mengemukakan tentang pentingnya setiap Muslim selalu menaati
seluruh larangan dan perintah Allah Swt sekaligus meneladani dan
mengikuti Rasulullah Saw. Di dalam Al Quran terdapat banyak ayat yang
memerintahkan kaum Muslim untuk ittiba Nabi Saw agar hidupnya
selamat di dunia dan akhirat. Allah Swt berfirman:
‫ٰٓي َاُّيَه ا اَّلِذْي َن ٰا َم ُن ْٓو ا َاِط ْيُعوا َهّٰللا َو َاِط ْيُعوا الَّر ُسْو َل َو ُاوِلى اَاْلْم ِر ِم ْنُك ْۚم َف ِاْن َتَن اَز ْع ُتْم ِفْي َش ْي ٍء َفُرُّدْو ُه ِاَلى ِهّٰللا َو الَّر ُسْو ِل ِاْن ُكْنُتْم ُت ْؤ ِم ُن ْو َن‬
‫ِباِهّٰلل َو اْلَي ْو اٰاْل ِخ ِۗر ٰذ ِلَك َخ ْيٌر َّو َاْح َس ُن َت ْأِو ْي اًل‬
‫ِم‬

Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul


(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu.
Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (An-Nisa’ Ayat 59).
9

Yang ketiga, al-Taysir (kemudahan). Nilai dasar yang ketiga ini


merupakan salah satu prinsip penting dalam Islam yang diberikan Allah
agar manusia tetap bersemangat dan tekun dalam menjalankan ajaran
agama, terutama dalam situasi sulit. Dalam kaidah usul fikih dinyatakan
setiap kesulitan, pada dasarnya, menuntut kemudahan (al-masyaqqah tajlib
al-taysir). Salah satu contoh kemudahan dalam beragama disebut dalam
QS. Al-Baqarah: 185, yang berbunyi:
‫َش ْهُر َر َمَض اَن اَّلِذ ْٓي ُاْن ِز َل ِفْيِه اْلُقْر ٰا ُن ُه ًد ى ِّللَّن اِس َو َب ِّي ٰن ٍت ِّم َن اْلُهٰد ى َو اْلُفْر َقاِۚن َفَم ْن َش ِه َد ِم ْنُك ُم الَّش ْه َر َف ْلَي ُصْمُهۗ َو َم ْن َك اَن َم ِر ْيًض ا‬
‫َاْو َع ٰل ى َس َفٍر َفِع َّد ٌة ِّمْن َاَّياٍم ُاَخ َر ۗ ُي ِر ْيُد ُهّٰللا ِبُك ُم اْلُيْس َر َو اَل ُي ِر ْيُد ِبُك ُم اْلُعْس َر ۖ َو ِلُتْك ِم ُلوا اْلِع َّدَة َو ِلُتَك ِّبُروا َهّٰللا َع ٰل ى َم ا َه ٰد ىُك ْم َو َلَع َّلُك ْم‬
‫َت ْشُك ُرْو َن‬

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an,


sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka
(wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-
hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, agar kamu bersyukur (QS. Al-Baqarah: 185).

Dengan prinsip kemudahan ini pula, tidak semua orang diwajibkan


berpuasa. Namun secara umum terdapat dua cara menebus utang puasa,
yaitu: qadla dan fidyah (QS. Al Baqarah: 184). Adanya berbagai
kemudahan dalam ajaran Islam ini agar memastikan umat Islam dapat
menjalankan agama tanpa susah payah dalam dimensi ruang dan waktu,
dan mendorong agar rajin menjalankan agama, lantaran bisa dilakukan
dengan mudah dan tanpa kesulitan. Tidak heran pula bila sekelas ulama
besar kontemporer Yusuf Qaradlawi dalam kitab Al-Ijtihad fi al-Syariati al-
Islamiyyah menegaskan bahwa prinsip yang melandasi hukum Islam
adalah taysir atau kemudahan.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Keempat, nilai mashlahat. Selain taysir, prinsip utama lainnya dalam Islam
adalah maslahat. Lawan sepadan dari masalahat adalah mudlarat. Hal
tersebut berdasarkan hadis Nabi yang diriwayatkan Ahmad menyebut
bahwa laa dlirara wa laa dlirara¸ tidak mudlarat dan memudaratkan. Al-
Ghazali dalam kitab Mushtasfa min Ilm al-Usul berpendapat bahwa relasi
yang terbangun antara syariat dengan istislah (kemaslahatan) sangat
erat sekali. Maslahat menurut al-Ghazali adalah memelihara agama,
jiwa, akal, keturunan, dan harta.
Adanya kemasalahatan dalam prinsip ajaran Islam menandakan bahwa
penderitaan merupakan sesuatu yang harus ditinggalkan. Sebab Islam
tidak mengajarkan pencapaian prestasi spiritual melalui penderitaan.
Allah memang memberikan penderitaan berupa sedikit ketakutan,
‫‪10‬‬

‫‪kelaparan, dan kekurangan harta, akan tetapi hal itu untuk mengangkat‬‬
‫‪derajat manusia, sebagaimana dalam QS. Al Baqarah ayat 155 yang‬‬
‫‪berbunyi:‬‬

‫َو َلَن ْب ُلَو َّنُك ْم ِبَش ْي ٍء ِّم َن اْلَخ ْو ِف َو اْلُجْو ِع َو َن ْق ٍص ِّم َن اَاْلْم َو اِل َو اَاْلْنُفِس َو الَّث َم ٰر ِۗت َو َب ِّش ِر الّٰص ِبِر ْي َن‬

‫‪Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,‬‬
‫‪kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar‬‬
‫‪gembira kepada orang-orang yang sabar (QS. Al Baqarah: 155).‬‬

‫‪Demikianlah, khutbah singkat pada siang hari ini, marilah kita‬‬


‫‪menyelami relung nilai-nilai beragama ini agar senantiasa hidup bahagia‬‬
‫‪di dunia dan akhirat. Semoga dalam menjalani kehidupan sehari-hari kita‬‬
‫‪senantiasa dalam kasih sayang Allah swt. Amin.‬‬

‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن ْاآلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم ‪َ .‬أُقْو ُل َقْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا اْلَع ِظ ْي َم ِلْي‬
‫‪َ.‬و َلُك ْم َو ِلَس اِئِر اْلُمْس ِلِمْي َن ِمْن ُك ِّل َذ ْن ٍب ‪َ .‬فاْس َتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬إَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬
‫َأْن اَل ِإلَه ِإاَّل ُهللا اْلَم ِلُك اْلَح ُّق اْلُم ِبْيُن َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُد ُه‬ ‫اْلَح ْمُد ِهلل اَّلِذْي َه َد اَن ا ِلهَذ ا َو َم ا ُكَّن ا ِلَن ْه َت ِدَي َلْو اَل َأْن َه َد اَن ا ُهللا‪َ ،‬أْش َه ُد‬
‫َت ِبَع ُه ِإَلى َي ْو ِم الِّدْي ِن ‪َ ،‬أَّما َب ْع ُد ‪َ ،‬فُأْو ِص ْيِني َو ِإَّياُك ْم ِبَت ْق َو ى ِهللا َح َّق‬ ‫َص اِد ُق اْلَو ْع ِد اَأْلِمْيُن ‪ ،‬الّلُهَّم َفَص ِّل َع َلى ُم َح َّمٍد َو آِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن‬
‫‪ُ،‬ت َقاِتِه َلَع َّلُك ْم ُت ْر َح ُمْو َن‬

‫‪Semoga kita semua mampu menjadikan diri kita sebagai hamba yang‬‬
‫‪bertakwa, mengamalkan prilaku orang-orang yang bertakwa dan kelak‬‬
‫‪dipanggil menghadap kepada Allah dengan ketakwaan yang melekat di‬‬
‫‪hati kita masing-masing. Amin.‬‬

‫ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُي َص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُن ْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫آِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َق َر اَبِتِه َو َأْز َو اِجِه َو ُذ ِّر َّياِتِه َأْج َم ِعْي َن ‪َ .‬الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت ْاَألْح َي اِء ِم ْن ُهْم‬
‫‪َ.‬و ْاَألْم َو اِت‪ِ ،‬إَّن َك َقِر ْيٌب ُم ِجْيُب الَّد َع َو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬

‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َي ْأُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪.‬‬
‫َفاْذ ُك ُروا َهللا اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

‫‪Editor: Fauzan AS‬‬


‫‪Penulis: Ilham Ibrahim‬‬
‫‪………………………………………………………………….‬‬
11

Khutbah Jum’at : Bersenang-senang dalam Pandangan Islam


‫ْالَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأْر َس َل َر ُسْو َلُه ِباْلُهَد ى َو ِدْي ِن اْلَح ِّق ِلُي ْظ ِه َر ُه َع َلى الِّدْي ِن ُك ِّلِه َو َكَفى ِباِهَّلل َش ِه ْي ًد ا َأْش َه ُد َأْن َالِإلَه ِإَّالُهَّللا َو ْح َد ُه َالَش ِر ْي َك َلُه‬
‫ َفَي ا ِع َب اَد ِهَّللا ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى‬: ‫ َأَّما َب ْع ُد‬، ‫وَأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن‬
‫ َو َقاَل الَّن ِبُّي َص َّلى ُهَّللا‬، ‫ َي آَأُّيَه ا اَّلِذْي َن َء اَم ُن ْو ا اَّت ُقْو ا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َت ُمْو ُتَّن ِإَّال َو َأْنُت ْم ُمْس ِلُمْو َن‬: ‫ِهَّللا َو َقاَل ُهَّللا َت َع اَلى ِفْي ِك َت اِبِه اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ ِاَّت ِق َهَّللا َح ْي ُثَم ا ُكْن َت َو َأْت ِبِع الَّسِّي َئ َة اْلَح َس َن َة َت ْم ُح َه ا َو َخ اِلِق الَّن اَس ِبُخ ُلٍق َح َس ٍن‬: ‫َع َلْيِه َو َس َّلَم‬.

Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah.

Marilah kita bersama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan,


serta memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Ilahi Rabbi yang
masih memberikan anugerah, hidayah, taufik dan inayah-Nya. Shalawat
dan salam selalu kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw
beserta keluarga, sahabat, tabi’in, tabi’it-tabi’in dan semuanya yang
mengikuti jejak beliau sampai yaumul qiyamah.

Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah.

Ujian iman dalam Islam salah satunya melalui penderitaan. Tidak


dikatakan beriman manakala seorang muslim dalam hidupnya ditempa
terlebih dahulu dengan berbagai penderitaan. memberikan penderitaan
berupa sedikit ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta untuk
menyeleksi hamba-hamba-Nya. Allah berjanji akan mengangkat derajat
manusia yang mampu menerima cobaan berupa derita dengan sabar,
tenang, dan ikhlas. Sebagaimana tertera dalam QS. al-Baqarah ayat 155,
Allah Swt berfirman:

‫َو َلَن ْب ُلَو َّنُك ْم ِبَش ْي ٍء ِّم َن اْلَخ ْو ِف َو اْلُجْو ِع َو َن ْق ٍص ِّم َن اَاْلْم َو اِل َو اَاْلْنُفِس َو الَّث َم ٰر ِۗت َو َب ِّش ِر الّٰص ِبِر ْي َن‬

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa,
dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar (QS. al-
Baqarah: 155).
Para sufi memaknai penderitaan ini sebagai wijhat min al-ta’arruf atau cara
Tuhan menyingkapkan diri agar dikenali lebih dekat lagi, memperdalam
kecintaan pada Ilahi, dan tidak tergoda pada kemolekan duniawi.
Dampaknya, banyak kisah-kisah sufi yang tetap membiarkan dirinya
hidup dalam keadaan miskin, kemalangan, dan tersiksa. Bahkan
gambaran umum kita tentang sufi didominasi oleh bayangan laki-laki tua
berpakaian compang-camping.
Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah.

Kesan penderitaan sebagai alat ukur kualitas keimanan dalam


perkembangannya membuahkan sikap keagamaan yang cenderung aneh.
12

Rasa-rasanya semakin menderita semakin dekat dengan Tuhan.


Akhirnya mereka kadang membuat-buat penderitaan dalam beragama.
Ada orang yang tetap memaksakan puasa saat bepergian, enggan
melaksanan salat jamak saat dalam perjalanan, dan melakukan
sembahyang salat lengkap dengan sajadah dan mukena di tengah-
tengah keramaian terminal. Ketaatan yang keras kepala ini
sesungguhnya tidak ada kaitannya dengan kualitas keimanan.

Padahal Nabi Saw pernah menegur sahabat yang beribadah secara


berlebih-lebihan. Kisah yang direkam Aisyah ini menceritakan tiga orang
sahabat yang mengaku menjalankan agamanya dengan baik. Masing-
masing dari ketiga sahabat itu mengaku rajin berpuasa dan tidak
berbuka; selalu salat malam dan tidak pernah tidur; dan tidak menikah
lantaran takut mengganggu ibadah. Rasulullah saat itu menegaskan
bahwa ‘aku yang terbaik di antara kalian’. Karena Nabi berpuasa dan
berbuka, salat malam dan tidur, dan menikah.

Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah.

Nabi Saw sadar bahwa tujuan utama diutus adalah untuk


menyempurnakan akhlak bukan untuk memberikan penderitaan kepada
orang-orang beriman. Dalam QS. al-Anbiya ayat 107 ditegaskan bahwa
“Tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai
rahmat bagi alam semesta”. Kalau pun diberikan sedikit penderitaan,
Allah telah pastikan dalam QS. al-Baqarah ayat 286 bahwa laa yukallifullahu
nafsan illa wus’aha, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya.
Dengan demikian, Islam tidak mengajarkan pencapaian prestasi spiritual
melalui penderitaan. Memang pelaksanaan kewajiban agama itu ada
yang menyukarkan, namun kesukarannya berada dalam kewajaran
manusiawi. Apabila terdapat kesukaran yang di luar batas manusiawi,
maka terdapat kaidah-kaidah dan asas-asas yang memayungi dan
memberi keringanan.

‫ ِإَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َفاْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫َأُقْو ُل َقْو ِلْي ٰه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬

Khutbah Kedua
‫ َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإٰل َه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْي َك‬.‫ َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْلَو َفا‬،‫ُم َح َّمٍد اْلُمْص َط َفى‬ ‫ َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى‬،‫َاْلَح ْمُد ِهّٰلِل َو َكَفى‬
‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّما َب ْع ُد‬،‫َلُه‬

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُن وا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬، ‫ِإَّن َهللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُي َص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي‬

Sidang Jumat yang berbahagia


13

Islam mewajibkan kepada umatnya agar mengabdikan seluruh hidupnya


hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. Itulah orientasi tunggal yang
harus dipegang oleh kaum muslimin ketika menjalani kehidupan. Islam
lalu memerintahkan umatnya agar melaksanakan perintah Allah dengan
segenap potensi yang ia miliki dan tidak melanggar larangan-larangan
Allah.

Namun demikian, Islam adalah din waqi’iy yakni agama yang sangat
menghormati realitas obyektif dan realitas kongkrit yang terdapat di
sekitar dan dalam diri manusia. Ketika manusia menyukai keindahan,
kecantikan, ketampanan, kelezatan dan kemerduan, Islam kemudian
menghalalkannya (an-Nahl: 6, al-A’raf: 31), dengan syarat hal tersebut
didapatkan dengan cara yang baik dan dilakukan dengan cara yang
benar. Sebagaimana Firman-Nya:

‫َو اَل َت ْلِبُسوا اْلَح َّق ِباْلَباِط ِل َو َت ْك ُتُموا اْلَح َّق َو َاْنُت ْم َت ْع َلُمْو َن‬

Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu
sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya (QS. Al-Baqarah: 42).
Islam bukanlah agama yang membelenggu dan membatasi manusia.
Islam juga bukanlah agama yang utopis, yang memperlakukan manusia
seolah-olah malaikat yang tidak memiliki keinginan atau nafsu sama
sekali. Islam memperlakukan manusia sesuai dengan naluri
kemanusiaannya. Islam sangat memberikan keluasan dan kelapangan
bagi manusia untuk merasakan kenikmatan hidup, asalkan tidak
melampaui batas. Allah berfirman:

‫ٰٓي َاُّيَه ا اَّلِذْي َن ٰا َم ُن ْو ا اَل ُتَح ِّر ُمْو ا َط ِّي ٰب ِت َم آ َاَح َّل ُهّٰللا َلُك ْم َو اَل َت ْع َت ُدْو اۗ ِاَّن َهّٰللا اَل ُيِحُّب اْلُمْع َت ِدْي َن‬

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengharamkan apa yang baik yang telah
dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas (QS. al-Maidah: 87).
Sidang Jumat yang berbahagia

Dalam sebuah hadis disebutkan Rasulullah Saw bersabda: “Demi Dzat


yang aku berada di tangan-Nya, jika kalian tetap seperti dalam kondisi
ketika kalian berada bersama ku, atau seperti ketika kalian berdzikir,
maka Malaikat akan menyalami kamu sekalian di tempat-tempat tidurmu
dan di jalan-jalanmu. Akan tetapi, wahai Hanzhalah, “semuanya ada
waktunya”. Itu beliau ucapkan sebanyak 3 kali” (HR. Muslim).

Hadis ini menunjukkan bahwa kesenangan psikologis dan hiburan


merupakan dua hal yang natural dalam diri manusia. Nabi Saw bahkan
mengatakan orang yang di dalam dirinya tidak ada hal tersebut, ia akan
disalami Malaikat. Disalami Malaikat merupakan ucapan simbolik yang
menunjukkan satu hal yang mustahil terjadi. Maknanya adalah Islam
14

tidak mengajarkan agar seseorang menjauhi kesenangan dan hiburan.


Sebaliknya, Islam justru mengajarkan bahwa mencari ketenangan,
beristirahat, mencari hiburan bisa dilakukan, namun harus sesuai
dengan porsinya.

Islam tidak mengharamkan hiburan sama sekali, dengan syarat: tidak


mengandung unsur berbahaya, tidak menampilkan fisik dan aurat, tidak
mengandung unsur magis (sihir), tidak menyakiti binatang, tidak
mengandung unsur judi, tidak melecehkan dan menghina orang atau
kelompok lain, dan tidak dilakukan secara kelewatan atau berlebih-
lebihan.

Sidang Jumat yang berbahagia

Marilah kita panjatkan doa kepada Allah Swt.

‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬.‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُن ْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُي َص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬
‫آِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َق َر اَبِتِه َو َأْز َو اِجِه َو ُذ ِّر َّياِتِه َأْج َم ِعْي َن‬.

‫ ِإَّن َك َقِر ْيٌب ُم ِجْيُب الَّد َع َو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬،‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت ْاَألْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو ْاَألْم َو اِت‬

‫ ِإَّن َهللا َي ْأُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬

‫َفاْذ ُك ُروا َهللا اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

Anda mungkin juga menyukai