HW Sulbar. Mamuju, 30 Jumadil Awal 1436/21 Maret 2015 LANDASAN IDEAL MUHAMMADIYAH Landasan normatif bagi pelaksanaan dan aktifitas Muhammadiyah meliputi tiga hal : 1. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah 2. Kepribadian Muhammadiyah 3. Matan Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah 4. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah MUQADDIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH • Sejarah Perumusan Kegelisahan Ki Bagus Hadikusumo dalam melihat perkembangan zaman yang terus maju membawa konsekuensi logis terhadap cita-cita perjuangan Muhammadiyah. Untuk itulah Ki Bagus merumuskan konsep MADM. Konsep MADM ini diajukan dan dibahas dalam Muktamar Muhammadiyah ke 31 tahun 1950 di Yogyakarta. Latar belakang disusunnya MADM 1. Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita perjuangan Muhammadiyah 2. Adanya kecenderungan kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah yang menampakkan gejala menurun sebagai akibat terlalu berat mengejar kehidupan duniawi 3. Semakin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar, yang langsung atau tidak langsung berhadapan dengan paham dan keyakinan hidup Muhammadiyah Matan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah secara lengkap adalah sebagai berikut: )3( الر ِح ِيم ) ه2( َب ْالعَالَ ِمين الر ْح َم ِن ه ِ ّلِل َر ِ ) ْال َح ْم ُد ِ ه1( الر ِح ِيم الر ْح َم ِن ه ِ ِب ْس ِم ه َّللا ه َ ط ْال ُم ْست َ ِق يم َ الص َرا ِ ) اِ ْه ِدنَا5( ين ُ هاك نَ ْست َ ِعَ هاك نَ ْعبُ ُد َو ِإي َ ) ِإي4( ِين ِ َما ِل ِك يَ ْو ِم الد )7( َض ِالين ب َعلَ ْي ِه ْم َوالَ ال ه ِ ضوُ ت َعلَ ْي ِه ْم َغي ِْر ْال َم ْغ َ ط الهذِينَ أ َ ْنعَ ْم َ ص َرا ِ )6( }7-1 :{الفاتحة “Dengan nama Allah yang Maha Pemurah dan Penyayang segala puji bagi Allah yang mengasuh semua alam; yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, yang memegang pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada Engkau, hamba menyembah dan hanya kepada Engkau, hamba mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang; jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan; yang tidak dimurkai dan tidak tersesat”. (Al-Qur’an, Surat al-Fatihah). Lanjutan…. إل ْسالَ ِم ِد ْينَا َو ِب ُم َح همد نَ ِبيها ِ ْت ِبا ِ هللا َربها َو ِب ُ ضي ِ َر .س ْوالاُ َو َر “Saya ri’dla: bertuhan kepada Allah, beragama kepada Islam dan bernabi kepada Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam”. • Amma Ba’du, bahwa sesungguhnya ketuhanan itu adalah hak Allah semata-mata, bertuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia. Lanjutan….. • Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat- iradat) Allah atas kehidupan manusia di dunia ini. • Masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanya dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu. • Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya. • Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari hukum yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku bertuhan kepada Allah. • Agama Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW dan diajarkan kepada ummatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat. Lanjutan….. • Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa tersebut, tiap-tiap orang, terutama ummat Islam, ummat yang percaya akan Allah dan hari kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci; beribadah kepada Allah dan berusaha segiat- giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia ini, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridla-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadlirat Allah atas segala perbuatannya; lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah yang Maha Kuasa. Lanjutan…. • Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Qur’an:
وف َويَ ْن َه ْو َن
ِ ون ِبا ْل َم ْع ُر َ َو ْلتَك ُْن ِم ْن ُك ْم أ ُ َّمةٌ يَ ْدع َ ُون ِإلَى ا ْل َخ ْي ِر َويَأ ْ ُم ُر }104 :ون {ال عمران َ ع َِن ا ْل ُم ْن َك ِر َوأُولَ ِئ َك ُه ُم ا ْل ُم ْف ِل ُح • “Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada ke-Islaman, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari pada keburukan. Mereka itulah golongan yang beruntung berbahagia” (Q.S. Ali Imran: 104). Lanjutan…….. • Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh Almarhum KHA. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai “gerakan Islam” dengan nama “MUHAMMADIYAH” yang disusun dengan Majlis-majlis (Bahagian-bahagian)nya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan “syura” yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau Muktamar. Lanjutan …….. • Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW guna mencapai karunia dan ridla-Nya, di dunia dan akherat, untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah, sehingga merupakan: ٌ ُب َغف }15 :ور {السبأ َ ٌ بَ ْل َدة ٌّ ط ِيبَةٌ َو َر • “Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan yang Maha Pengampun”. (QS. as-Saba’:15). • Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan umat Islam dapatlah diantar ke pintu gerbang syurga “Jannatun Na’im” dengan keridlaan Allah yang Rahman dan Rahim. 7 Pokok Pikiran dalam MADM Pertama, hidup manusia harus berdasar Tauhid Allah, bertuhan dan beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah. Kedua, hidup bermasyarakat merupakan sunnatullah. Ketiga, hanya dengan hukum Allah tata kehidupan sosial dapat berjalan dan berkembang secara positif. Keempat, penempatan Islam sebagai sumber hukum ‘tertinggi merupakan kewajiban manusia. Kelima, agama Islam adalah agama seluruh utusan Allah, yang mana pengamalannya dengan ittiba’ Rasul. Keenam, organisasi merupakan alat realisasi ajaran Islam dalam hidup sosial. Ketujuh, tujuan dan cita-cita hidup Muhammadiyah adalah terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur, yang diridlai Allah SWT. KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH 1. Pengertian Kepribadian Muhammadiyah. Kepribadian Muhammadiyah adalah ciri dan sifat-sifat khas Muhammadiyah yang merupakan manifestasi dari jiwa dan semangat Muhammadiyah, yang mewarnai setiap gerak dan langkah perjuangan Muhammadiyah, harus dimiliki dan dipelihara oleh setiap warga Muhammadiyah. 2. Sejarah Perumusan Kepribadian Muhammadiyah Perumusan Kepribadian Muhammadiyah berawal dari suatu Kursus Pimpinan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada bulan Ramadhan 1381 H, yang diikuti oleh utusan-utusan dari seluruh Pimpinan Muhammadiyah Daerah (sekarang Pimpinan Daerah Muhammadiyah) se-Indonesia. Salah satu pembicara dalam kursus itu adalah KH Fakih Oesman, menyampaikan materi tentang “Apakah Muhammadiyah itu?” Dari sinilah muncul kesadaran akan kebutuhan persyarikatan terhadap Rumusan Kepribadian Muhammadiyah yang dapat dijadikan sebagai pedoman perjuangan Muhammadiyah. 3. Matan(Isi) Rumusan Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah memuat 4
(empat) hal yaitu : a) Apakah Muhammadiyah Itu? b) Dasar Amal Usaha Muhammadiyah c) Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah; dan d) Sifat Muhammadiyah. Isi dari masing-masing keempat hal tersebut akan diuraikan dalam paparan berikut : 1) Apakah Muhammadiyah Itu? • Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan Islam. Maksud geraknya adalah dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat. • Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan; kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang asli murni. • Yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan dan bimbingan serta peringatan. 2) Dasar Amal Usaha Muhammadiyah a) Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah; b) Hidup manusia bermasyarakat; c) Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat; d) Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan; e) Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.; dan f) Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi. 3). Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah Apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman: “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah.” 4) Sifat Muhammadiyah Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat- sifatnya, terutama yang terjalin dibawah ini: 1) Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan; 2) Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah; 3) Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam; 4) Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan; 5) Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah; 6) Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik; lanjutan…… 7)Aktif dalam perkembangan masyarakat, dengan maksud: ishlah pembangunan sesuai dengan ajaran Islam; 8)Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam, serta membela kepentingannya; 9)Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah; dan 10) Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana. MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH (MKCHM) A. Latar belakang dirumuskannya MKCHM Rumusan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup (MKCH) Muhammadiyah ditetapkan dalam sidang Tanwir tahun 1969 di Ponorogo. Pada tahun 1970, tepatnya pada Tanwir di Yogyakarta. B. Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah 1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam, bercita- cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridlai Allah SWT untuk melaksanakan fungsi dan missi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. 2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada ummat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, duniawi dan ukhrawi. Lanjutan……… 3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW; Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan Nabi Muhammad SAW; dengan menggunakan akal fikiran sesuai jiwa ajaran Islam. 4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang- bidang: a) Aqidah; b) Akhlak; c) Ibadah; d) Mu’amalat duniawiyah. Lanjutan……. 4.1. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat tanpa mengabaikan prinsip- prinsip toleransi menurut ajaran Islam. 4.2. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai- nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al- Qur’an dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia. Lanjutan……. 4.3. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW tanpa tambahan dan perubahan dari manusia. 4.4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT. Lanjutan……. 5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berfilsafat Pancasila, untuk bersama-sama menjadikan suatu Negara yang adil, makmur dan diridlai Allah SWT “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”. Sistematika rumusan Matan “Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah terdiri dari 5 angka”. 5 (lima) angka tersebut dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok: • Kelompok kesatu: mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, ialah angka 1 dan 2. • Kelompok kedua: mengandung persoalan mengenai faham agama menurut Muhammadiyah, ialah angka 3 dan 4 • Kelompok ketiga: mengandung persoalan mengenai fungsi dan missi Muhammadiyah dalam masyarakat Negara Republik Indonesia, ialah angka 5 PEDOMAN HIDUP ISLAMI (PHI) WARGA MUHAMMADIYAH 1. Makna PHI Warga Muhammadiyah • Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber Al-Quran dan Sunnah menjadi pola bagi tingkah laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat utama yang diridloi Allah SWT. 2. Urgensi PHI Warga Muhammadiyah 1.Kepentingan akan adanya Pedoman yang dijadikan acuan bagi segenap anggota Muhammadiyah sebagai penjabaran dan bagian dari Keyakinan Hidup Islami Dalam Muhammadiyah 2.Perubahan-perubahan sosial-politik dalam kehidupan nasional di era reformasi yang menumbuhkan dinamika tinggi dalam kehidupan ummat dan bangsa serta mempengaruhi kehidupan Muhammadiyah Lanjutan……. 3.Perubahan-perubahan alam pikiran yang cenderung pragmatis (berorientasi pada nilai gunasemata), materialistis (berorientasi pada kepentingan materi semata), dan hedonistis (berorientasi pada pemenuhan kesenangan duniawi) yang menumbuhkan budaya inderawi (kebudayaan duniawi yang sekular) 4.Penetrasi budaya (masuknya budaya asing secara meluas) dan multikulturalisme (kebudayaan masyarakat dunia yang majemuk dan serba milintasi) yang dibawa oleh globalisasi (prosesproses hubungan-hubungan sosial- ekonomi-politik-budaya yang membentuk tatanan sosial yang mendunia) yang akan makin nyata dalam kehidupan bangsa. LANDASAN OPERASIONAL MUHAMMADIYAH 1. Pengertian Landasan operasional adalah merupakan pijakan bagi persyarikatan Muhammadiyah dalam menjalankan aktivitas- aktivitas untuk mencapai maksud dan tujuannya. Landasan Operasonal Muhammadiyah Meliputi : 1. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Muhammadiyah 2. Khittah Perjuangan Muhammadiyah 3. Keputusan-keputusan Muhammadiyah 1. AD dan ART MUHAMMADIYAH • Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah merupakan anggaran pokok yang menyatakan dasar, maksud dan tujuan organisasi Muhammadiyah, peraturan- peraturan pokok dalam menjalankan organisasi, dan usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Penjelasan AD dicantumkan dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). 2. KHITTAH PERJUANGAN MUHAMMADIYAH • Khittah Perjuangan Muhammadiyah merupakan strategi yang ditetapkan dalam Muktamar untuk mencapai maksud dan tujuan persyarikatan. Dengan demikian Khittah merupakan langkah- langkah yang terperinci dan berjenjang serta berkesinambungan yang memberikan jalan dan arah bagi amal usaha Muhammadiyah, sehingga Khittah dapat berubah setiap saat. Oleh karena khittah diputuskan dalam Muktamar, maka perubahannya pun harus disahkan dalam Muktamar. Contoh Khittah Muhammadiyah hasil keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 40 di Surabaya tahun 1978 • Muhammadiyah dan Politik. Dalam bidang politik, Muhammadiyah berusaha sesuai dengan Khittahnya: dengan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis konsepsional, secara operasional, dan secara konkrit riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat dan Negara Republik Indonesia yang berpancasila dan UUD ‘45 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia, material dan spiritual yang diridlai Allah SWT. Lanjutan…… • Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan bagian gerakannya dalam masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan peraturan yang berlaku dalam Muhammadiyah. Dalam hubungan ini Muktamar Muhammadiyah ke-38 telah menegaskan bahwa: Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dan tidak afiliasi dari sesuatu partai politik atau organisasi apa pun. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam persyarikatan Muhammadiyah 3. Keputusan-keputusan Muhammadiyah • Keputusan-keputusan Muhammadiyah meliputi banyak hal, dan keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah Wilayah (Musywil), Musyawarah Daerah (Musyda), Musyawarah Cabang (Musycab), sampai Musyawarah Ranting (Musyran). Di samping itu, masih ada keputusan-keputusan lain sebagai kebijakan pimpinan pada masing- masing tingkat. VISI DAN MISI MUHAMMADIYAH • VISI MUHAMMADIYAH : Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar di segala bidang sehingga menjadi rahmatan li al-’alamin bagi umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya Masyarakat Utama yang diridhai Allah Subhanahu Wata’ala dalam kehidupan di dunia ini. MISI MUHAMMADIYAH • a. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT, yang dibawa oleh Rasul Allah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh AS hingga Nabi Muhammad SAW. • b. Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi. • c. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia dan Sunnah Rasul. • d. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.