Kemuhammadiyahan) semester 3 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Mamuju 2017 HAKIKAT HAJI • Haji berarti menyengaja atau mengunjungi, maksudnya sengaja mengunjungi ka’bah dan sekitarnya untuk melaku-kan ibadah kepada Allah SWT pada waktu tertentu, dengan cara tertentu, dan secara tertib. • Haji merupakan salah satu rukun Islam yang kelima dan hukumnya wajib dilakukan oleh setiap orang Islam yang mempunyai kesanggupan serta diwajibkan sekali dalam seumur hidup. Apabila ada yang melakukannya lebih dari sekali, hukumnya sunah. Sedangkan waktu pelaksanaan haji didasarkan pada firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 197: (musim/bulan) Haji itu adalah bulan-bulan yang dimaklumi. Syarat, Rukun, dan Wajib Haji • Syarat agar seseorang dapat melaksanakan ibadah haji ialah: • a. Islam, • b. Akil balig, • c. Berakal, • d. Mampu dalam berbagai hal, misalnya dalam biaya, kesehatan, keamanan, dan nafkah bagi keluarga yang ditinggalkannya. Rukun Haji adalah sebagai berikut: • a. Ihram, • b. Wukuf di padang Arafah, • c. Thawaf Ifadlah, • d. Sa’i dari bukit Sofa ke Marwah, • e. Tahallul, mencukur atau menggunting beberapa helai rambut, • f. Tertib (pelaksanaannya berurutan dari nomor satu sampai lima, jika salah salah satu rukunnya ditinggalkan, maka hajinya tidak sah). Wajib haji adalah kegiatan-kegiatan yang wajib dilaksanakan, yaitu: • a. Memulai ihram dari miqat (tempat yang telah ditentukan untuk memulai pelaksanaan ibadah haji atau umrah), • b. Melempar jumrah, • c. Mabit (bermalam) di Muzdalifah, • d. Mabit (bermalam) di Mina, • e. Thawaf wada’. Apabila salah satu wajib haji tersebut ditinggalkan, maka hajinya tetap sah tetapi dia harus membayar dam atau denda. Urutan Proses Ibadah Haji Para ulama umumnya bersepakat bahwa urutan prosesi ibadah haji sebagai berikut: A. Pada tanggal 8 zulhijjah seseorang memulai ihram dari miqat yang telah ditentukan kemudian mandi, memakai kain ihram, shalat fardlu atau sunah, berniat haji dengan mengucapkan لبيك حجاArtinya aku sambut pang-gilanmu untuk berhaji, dan berangkat ke Mina dengan memperbanyak bacaan Talbiyah, yang artinya : Aku sambut panggilan-Mu ya Allah, aku sambut panggilan-Mu, aku sambut panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku sambut panggilan-Mu sesung- guhnya segala puji, karunia dan kerajaan itu adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu. B. Shalat fardlu lima kali di Mina yaitu: Dhuhur, Asyar, Magrib, Isa‘, dan Subuh dengan qasar tanpa jamak, seusai shalat Subuh seseorang meninggalkan Mina menuju Arofah dengan memperbanyak bacaan Talbiyah. C. Wukuf di padang Arofah, Wukuf di padang Arofah dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijjah, waktunya dimulai setelah matahari tergelincir (Dhuhur) sampai terbenamnya matahari. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan saat wukuf ialah shalat jama’ taqdim dan qasar, Dhuhur dan Asar, berdoa, berzikir, membaca al- Qur’an dan lain-lain. D. Mabit (bermalam) di Muzdalifah, Waktu mabit sesaat setelah tengah malam sampai terbit fajar. Beberapa kegiatan yang dilakukan ialah, mencari batu kerikil sebanyak 49 atau 70 butir untuk melempar jumrah, berzikir, dan shalat Subuh. E. Melempar jumrah Aqabah Setelah tiba di Mina, kegiatan yang mula-mula dilaksanakan ialah melempar jumrah Aqabah di bukit Aqa-bah sebanyak tujuh kali, setelah itu barulah penyembelihan hewan kurban tepat pada tanggal 10 Zulhijjah. F. Tahallul Awal (berlepas diri dari kain ihram) Tahallul ini dilaksanakan dengan cara mencukur atau menggunting rambut. Setelah itu seseorang diper-bolehkan melepas kain ihram dan berganti pakaian biasa dan diperbolehkan melaksanakan larangan-larangan selama ihram kecuali hubungan seksual. G. Thawaf Ifadlah dan Sa’i Seusai bertahallul meninggalkan Mina menuju ke Mekah untuk kemudian melaksanakan Thawaf Ifadlah. Mengelilingi ka’bah tujuh kali. Selama itu dianjurkan untuk membaca al- Quran, berdzikir, berdoa dan lain-lain. H. Sa’i yaitu berlari-lari kecil dari bukit Safa ke bukit Marwa sebanyak 7 kali i. Tahallul Sani dengan mencukur atau memotong rambut, dengan demikian seluruh larangan selama ihram telah berakhir dan diperbolehkan melakukan berbagai kegiatan sebagai-mana sebelum ihram. J. Mabit di Mina pada hari-hari Tasyrik yaitu 11, 12, dan 13 Zulhijjah. Pada setiap siang hari setelah shalat Dhuhur setiap jamaah haji melempar tiga jumrah yaitu jumrah Ula, Wusta dan Aqobah masing-masing tujuh kali. setelah itu baru menuju ke Mekah untuk melaksa-nakan Thawaf Wada’. Dengan demikian selesailah uru-tan prosesi ibadah haji. Pengertian Miqat • Miqat adalah batas untuk beribadah haji yang meliputi batas waktu dan batas tempat. Miqat terbagi 2 yaitu batas waktu disebut miqat zamani dan batas tempat yang disebut miqat makani. • Miqat zamani adalah batas waktu sahnya melaksanakan ibadah haji sesuai dengan firman Allah ُّا َ ْل َحجُّ أ َ ْش ُهرُّ َّم ْعلُ ْو َمت • Artinya : “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi” (QS.2:197) • Miqat zamani haji adalah bulan Syawal, Dzulkaidah dan Dzulhijah, sedangkan miqat zamani umrah dapat dilakukan kapan saja, kecuali umrah wajib yang merupakan rangkaian dari ibadah haji. • Miqat makani Miqat makani adalah batas tempat untuk memulai ihram guna menuju ke Mekah dalam melaksanakan ibadah haji atau umrah yakni tempat-tempat tertentu yang telah ditentukan oleh Rasulullah saw, miqat tersebut adalah: 1. Bir Ali (Zulhulaifah) dari arah Madinah (HR. Buchori- Muslim), 450 km sebelah utara kota Mekah 2. Al Juhfa dari arah Syria (HR. Buchori-Muslim), 187 km sebelah barat laut Mekah. 3. Qarnul Manazil dari arah Nejed (HR. Buchori-Muslim), 94 km sebelah timur Mekah. 4. Yalamlam dari arah Yaman (HR. Buchori- Muslim), 54 km sebelah selatan Mekah. 5. Mekah dari Mekah sendiri (HR. Buchori – Muslim) 6. Dzata Iraqin dari arah Iraq (HR. Abu Daud dan Nasai), 94 km sebelah timur laut Mekah. Di miqat makani inilah rukun haji dan umrah dimulai. 3 CARA PELAKSANAAN HAJI a.Haji Tamattu‘ yaitu: Bila seseorang mengerjakan umrah terlebih dahulu kemudian baru mengerjakan haji. b.Haji Ifrad yaitu: Bila seseorang mengerjakan haji terlebih dahulu kemudian baru mengerjakan umrah. c.Haji Qiran yaitu: Bila seseorang mengerjakan haji dan umrah bersama-sama. HIKMAH PENSYARIATAN IBADAH HAJI a.Mendidik jiwa seseorang untuk berkorban, ikhlas dan sabar. b.Timbulnya disiplin pribadi muslim yang kuat dan taat akan peraturan. c.Pengembangan sosialisasi yang dapat menimbulkan rasa persaudaraan dan persatuan antar umat Islam.