ُﻟِﯿَ ْﺒﻠُ َﻮ ُﻛ ْﻢ أَﯾﱡ ُﻜ ْﻢ أَﺣْ ﺴَﻦ ر “Yangُ ُﻮ ﻔﻐَ ﻟ ْ menjadikanا ﺰ ُ ِﯾ ﺰ matiﻌ َ ﻟ ْ ا dan ﻮ َ ُ ھ و َ hidup, Dia menguji kamu, siapa di antara kamu ً ﻼ ﻤَ supaya ﻋ َ yang paling baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” MATI DAN HIDUP ADALAH KEHENDAK ALLAH Ath Thobariy mengatakan bahwa Allah akan mematikan siapa saja dan apa saja. Begitu pula ia akan memberi kehidupan pada siapa saja dan apa saja hingga waktu yang ditentukan. Jaami’ Al Bayan fii Ta’wilil Qur’an, Ath Thobariy, 23/505, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H. DUNIA HANYALAH KEHIDUPAN SEMENTARA WAKTU Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Kematian akan ditemui di dunia. Sedangkan kehidupan hakiki adalah di akhirat.” Qotadah mengatakan, “Allah memang menentukan adanya kematian dan kehidupan di dunia. Namun Allah menjadikan dunia ini sebagai negeri kehidupan yang pasti akan binasa. Sedangkan Allah menjadikan negeri akhirat sebagai negeri balasan dan akan kekal abadi.” Ma’alimut Tanzil, Al Baghowiy, 8/173, Darut Thoyibah, cetakan keempat, tahun 1417 H. YANG PALING BAIK AMALNYA Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata mengenai firman Allah (QS. Al Mulk, 67:2): “Yang paling baik amalnya” adalah amalan yang paling ikhlas dan paling benar. Amal tidak akan diterima sampai amal itu ikhlas dan benar. Ikhlas yaitu hanya untuk Allah. Benar yaitu jika sesuai dengan sunnah. Apabila amal dilakukan dengan ikhlas namun tidak sesuai ajaran Nabi SAW, amalan tersebut tidak akan diterima. Begitu pula, apabila suatu amalan dilakukan mengikuti ajaran beliau SAW namun tidak ikhlas, amalan tersebut juga tidak akan diterima. (Tafsir al-Baghawi, 8:176) 1 IKHLAS (KARENA ALLAH) AMAL YANG DITERIMA BENAR 2 (SESUAI TUNTUNAN RASULULLAH SAW) IKHLAS KARENA ALLAH • Menjadikan Allah SWT satu-satunya tujuan di dalam menjalankan ketaatan. • Membersihkan perbuatan dari mencari pandangan manusia. • Membersihkan amalan dari setiap noda (penyakit hati). HANYA UNTUK ALLAH • Apakah sesutu yang dipersembahkan hanya untuk Allah itu cukup yang biasa-biasa saja, minimalis, dan terkesan asal-asalan? • Ataukah sesuatu yang dipersembahkan khusus untuk Allah itu harus yang berkualitas, istimewa dan optimal? TERBAIK DAN TERISTIMEWA •Ketika seseorang mempersembahkan sesuatu yang khusus bagi orang yang dicintainya, ia tentu akan mempersembahkan yang terbaik dan istimewa untuknya, bukan yang biasa-biasa saja, apalagi yang berkualitas buruk. •Seseorang yang ikhlas mempersembahkan amalnya hanya untuk Allah, ia akan mempersembahkan amalan yang terbaik dan istimewa untuk-Nya. MEMBERIKAN YANG TERBAIK • Imam al-Hakim meriwayatkan pada zaman Nabi saw, para sahabat sering kali membawa buah kurma yang baru mereka petik untuk dibawah ke masjid supaya dimakan oleh fakir miskin. • Pada suatu hari, salah seorang dari mereka membawa buah kurma dengan kualitas yang rendah ke masjid. • Pemberian yang tidak berkualitas ini ditegur oleh Allah melalui firman-Nya dalam Surah al-Baqarah ayat 267. MEMBERIKAN YANG TERBAIK ت ﻣَﺎ َﻛ َﺴ ْﺒﺘُ ْﻢ َو ِﻣﻤﱠﺎ ِ ﯾَﺎ أَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آ َﻣﻨُﻮا أَ ْﻧﻔِﻘُﻮا ﻣِﻦْ طَﯿﱢﺒَﺎ ُض ۖ و ََﻻ ﺗَﯿَ ﱠﻤﻤُﻮا ا ْﻟ َﺨﺒِﯿﺚَ ِﻣ ْﻨﮫ ِ ْأَﺧْ ﺮَﺟْ ﻨَﺎ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻣِﻦَ ْاﻷَر ﺗُ ْﻨﻔِﻘُﻮنَ َوﻟَ ْﺴﺘُ ْﻢ ﺑِﺂﺧِ ﺬِﯾ ِﮫ إ ﱠِﻻ أَنْ ﺗُ ْﻐ ِﻤﻀُﻮا ﻓِﯿ ِﮫ ۚ وَا ْﻋﻠَﻤُﻮا أَنﱠ ﷲَ َﻏﻨِ ﱞﻲ َﺣﻤِﯿ ٌﺪ ﱠ “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-Baqarah, 2:267) TIDAK MUDAH KECEWA Kita tidak mudah kecewa, ketika amal yang dilakukan hanya untuk Allah, ternyata tidak mendapat respon, atau bahkan direspon negatif oleh manusia. Kita tetap beramal yang terbaik kepada siapapun, kapanpun dan dimanapun, karena amal yang kita lakukan hanya untuk Allah SWT. TIDAK MUDAH KECEWA • Ketika kita rajin shalat dhuha, tetapi rizki masih tetap terasa sempit, kita tidak akan kecewa, karena shalat dhuha itu kita kerjakan ikhlas karena Allah. • Ketika ketika sudah ikhtiar maksimal menjemput rizki, tapi tidak mendapat hasil, kita pun tidak akan kecewa karena mencari rizki adalah kewajiban yang kita tunaikan ikhlas karena Allah. BERSIKAP YANG TERBAIK KEPADA MUSUH
ﻚ إِﻟَﻰ ا ْﻟﻤ ََﻼﺋِ َﻜ ِﺔَ إِ ْذ ﯾُﻮﺣِ ﻲ َرﺑﱡ
ۚ أَﻧﱢﻲ َﻣ َﻌ ُﻜ ْﻢ ﻓَﺜَﺒﱢﺘُﻮا اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آ َﻣﻨُﻮا ب اﻟﱠﺬِﯾﻦَ َﻛﻔَﺮُوا ِ َﺳﺄ ُ ْﻟﻘِﻲ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮ ق َ ْاﻟﺮﱡ ﻋْﺐَ ﻓَﺎﺿْ ِﺮﺑُﻮا ﻓَﻮ ق وَاﺿْ ِﺮﺑُﻮا ِﻣ ْﻨﮭُ ْﻢ ُﻛ ﱠﻞ ِ ْاﻷَ ْﻋﻨَﺎ ٍﺑَﻨَﺎن (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang BERSIKAP YANG TERBAIK KEPADA HEWAN SEMBELIHAN إِنﱠ َو ْﻟﯿُﺮِحْ َذﺑِﯿ َﺤﺘَﮫُا،ُ َو ْﻟﯿُﺤِ ﱠﺪ أَ َﺣ ُﺪ ُﻛ ْﻢ َﺷ ْﻔ َﺮﺗَﮫ،ََذﺑَﺤْ ﺘُ ْﻢ ﻓَﺄ َﺣْ ﺴِ ﻨُﻮا اﻟ ﱢﺬ ْﺑ َﺤﺔ “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh (dalam qishah,-pent) maka berbuat ihsanlah dalam cara membunuh dan jika kalian menyembelih maka berbuat ihsanlah dalam cara menyembelih, dan hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan parangnya dan menyenangkan sembelihannya.” (HR. Muslim) BERSIKAP YANG TERBAIK KEPADA ORANG-ORANG TERDEKAT • Jika kepada musuh dan hewan sembelihan, kita diperintah untuk berbuat yang terbaik, maka tentu orang-orang di sekitar kita lebih berhak mendapat sikap terbaik dari kita. • Istri, suami, anak, orang tua, tetangga, kerabat, guru, sahabat, dll adalah orang-orang yang berhak mendapatkan amal terbaik dari kita. • Apapun respon mereka, amal terbaik tetap kita berikan, karena ini perintah Allah SWT. BERSIKAP YANG TERBAIK KEPADA ORANG-ORANG TERDEKAT
وَﺧِ ﯿَﺎ ُر ُﻛ ْﻢ ﺧِ ﯿَﺎ ُر ُﻛ ْﻢ ﻟِﻨِﺴَﺎﺋِ ِﮭ ْﻢ “Yang paling sempurna keimanan seseorang mu’min adalah yang paling bagus akhlaqnya dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya”. (HR. At-Tirmidzi) KUALITAS, BUKAN KUANTITAS • Dalam ayat “supaya Allah menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya”, di situ tidak dikatakan siapakah yang paling banyak amalannya. • Namun dikatakan siapakah yang paling baik amalannya. • Sehingga dituntut dalam beramal adalah kualitas (ikhlas dan sesuai tuntunan Nabi), bukan kuantitasnya. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 8/176) KUALITAS, BUKAN KUANTITAS ﻋَﻦْ أَﺑِﻲ ھُ َﺮ ْﯾ َﺮةَ أَنﱠ َرﺳُﻮ َل ﻖ دِرْ ھَ ٌﻢ ﻣِﺎﺋَﺔَ أَﻟْﻒِ دِرْ ھَﻢٍ ﻗَﺎﻟُﻮا و َ َﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻗَﺎ َل َﺳﺒ ﺻﻠﱠﻰ ﱠ َ ِا ﱠ Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, “Satu dirham dapat mengungguli seratus ribu dirham“. Lalu ada yang bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau jelaskan, “Ada seorang yang memiliki dua dirham lalu mengambil satu dirham untuk disedekahkan. Ada pula seseorang memiliki harta yang banyak sekali, lalu ia mengambil dari kantongnya seratus ribu dirham untuk disedekahkan.” (HR. An Nasai no. 2527 dan Imam Ahmad 2: 379) KUALITAS DAN KUANTITAS TERBAIK • Abu Syaibah mengutip hadist Ikrimah mengatakan bahwa Abu Hurairah mempunyai seutas benang dengan bundelan seribu buah. Ia baru tidur setelah berzikir 12.000 kali. • Ja’far bin Burqan berkata: “Telah sampai berita kepadaku bahwa Abdurrahman bin Auf membebaskan 30 ribu rumah.” (Adz-Dzahabi, Siyaru A’lam An-Nubala’, 1/92 dan Abu Nu’aim Al-Asbahani, Hilyat Al-Awliya’ wa Thabaqat Al-Ashfiya’, 1/99) KUALITAS DAN KUANTITAS TERBAIK “Abdurrahman bin Auf ra. bersedekah pada masa hidup Rasulullah SAW sebanyak setengah hartanya yaitu 4.000 dinar. Sepeninggal beliau, Abdurrahman bin Auf ra. menyedekahkan 40.000 dinar [setara dengan 17 kilogram emas], membiayai perbekalan perang di jalan Allah sebanyak 500 ekor kuda dan kemudian membiayai perbekalan perang di jalan Allah sebanyak 500 ekor unta. Mayoritas kekayaan berasal dari dunia perdagangan.” (Adz-Dzahabi, Siyar A’lam An-Nubala’, 1/81) KUALITAS DAN KUANTITAS TERBAIK • Imam Malik bin Anas selalu istiqamah selama 60 tahun melakukan puasa daud, puasa sehari dan tidak puasa sehari. Dan setiap hari, beliau shalat 800 rakaat. (Thabaqat al-Hanabilah, Ibnu Abi Ya’la, 1/61) • Abdullah putra Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Ayahku melakukan shalat dalam sehari semalam sebanyak 300 rakaat. Ketika beliau sakit karena dicambuk penguasa dzalim dan mulai lemah, dalam sehari semalam beliau melakukan shalat 150 rakaat. Sementara usia beliau sudah mendekati 80 tahun.” (Mukhtashar Tarikh Dimasyqa, Ibnu Rajab al-Hanbali, 1/399) BERSIH DARI PENYAKIT HATI • Riya: melakukan ibadah dengan tujuan dilihat oleh manusia, sehingga orang yang riya’ itu mencari pengagungan, pujian, harapan atau rasa takut terhadap orang yang dia berbuat riya’ karenanya. • Sum’ah: amalan yang dilakukan dalam rangka agar didengar orang lain. BAHAYA RIYA “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadikan ia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir”. (QS Al-Baqarah, 2:264) MASUK NERAKA KARENA RIYA Orang mati syahid masuk neraka, karena ingin disebut pemberani. Pengajar Al-Quran masuk neraka, karena ingin disebut mahir membaca Al-Quran. Hartawan yang suka berinfak masuk neraka, karena ingin disebut dermawan. (HR. Muslim) BAHAYA SUM’AH
، ﻣَﻦْ َﺳ ﱠﻤ َﻊ اﻟﻨﱠﺎسَ ﺑِ َﻌ َﻤﻠِ ِﮫ
َﺳ ﱠﻤ َﻊ ﺻ ﱠﻐ َﺮهُ َو َﺣﻘﱠ َﺮهُا َ َو، ُ ﺑِ ِﮫ َﻣﺴَﺎ ِﻣ َﻊ َﺧ ْﻠﻘِ ِﮫ “Barangsiapa memperdengarkan amalnya kepada orang lain (agar orang tahu amalnya), maka Allah akan menyiarkan aibnya di telinga-telinga hambaNya, Allah rendahkan dia dan menghinakannya”. (HR Thabrani, al Baihaqi dan Ahmad) AMAL YANG TERTOLAK
ﻓَﮭُ َﻮ َر ﱞد “Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang AMAL YANG TIDAK SESUAI PERINTAH NABI SAW Abu Burdah yang merupakan paman dari Al Bara’ bin ‘Azib dari jalur ibunya berkata, “Wahai Rasulullah, aku telah menyembelih kambingku sebelum shalat Idul Adha. Aku tahu bahwa hari itu adalah hari untuk makan dan minum. Aku senang jika kambingku adalah binatang yang pertama kali disembelih di rumahku. Oleh karena itu, aku menyembelihnya dan aku sarapan dengannya sebelum aku shalat Idul Adha.” AMAL YANG TIDAK SESUAI PERINTAH NABI SAW Rasulullah SAW pun berkata,
ٍﻚ ﺷَﺎةُ ﻟَﺤْ ﻢ
َ ُﺷَﺎﺗ “Kambingmu hanyalah kambing biasa (yang dimakan dagingnya, bukan kambing kurban).” (HR. Bukhari no. 955) BERAMAL SESUAI TUNTUNAN NABI • Apapun posisi kita, amal yang kita lakukan harus sesuai dengan tuntunan Nabi SAW. • Pemimpin masyarakat harus beramal sesuai tuntunan Nabi SAW. • Pemimpin usaha atau pekerja harus beramal sesuai tuntunan Nabi SAW. • Pemimpin keluarga harus beramal sesuai tuntunan Nabi SAW. • Istri dan anak harus beramal sesuai tuntunan Nabi SAW. SUNNAH NABI SAW Imam Malik berkata: “Sunnah Rasulullah SAW itu ibarat perahu Nabi Nuh as. Siapa yang menaikinya akan selamat, sedangkan yang tidak ikut bersamanya, akan celaka (tenggelam).” (Dzammul Kalam, 5/81) BAGAN AMAL AMAL
KAFIR MUSLIM
TIDAK IKHLAS + IKHLAS + TIDAK IKHLAS IKHLAS +
TIDAK BENAR TIDAK BENAR + BENAR BENAR
PASTI TERTOLAK TERTOLAK TERTOLAK TERTOLAK DITERIMA