Anda di halaman 1dari 18

Laznas Yakesma

Romantisme dalam Rumah Tangga


Sepanjang Bulan Mulia
Cahyadi Takariawan
Romantisme 1 – Menguatkan Visi Keluarga di Bulan Mulia

• Visi: membawa semua anggota keluarga selamat dari api


neraka dengan meraih surga tertinggi
• Allah Ta’ala berfirman:
ْ ‫اس َو‬
• {ُ‫ا!!ل ِح َجا َرة‬ ُ َّ‫ا!!ل ِذ َينآ! َمنُوا ُق!!وا َأ ْنفُ َس ُك ْم! َوَأ ْهلِي ُك ْم! نَ !اراً َوقُو ُدهَا ا!!لن‬
َّ ‫}ي!!ا َأيُّهَ!ا‬
َ
• “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu” (QS At-Tahrim:6).
• Ali bin Abi Thalib Ra berkata, “(Maknanya): ajarkanlah
kebaikan untuk dirimu dan keluargamu”.
Menyelamatkan Keluarga

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di menjelaskan :


1. Memelihara diri (dari api neraka) adalah dengan
mewajibkan bagi diri sendiri untuk melaksanakan perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya, serta bertaubat dari semua
perbuatan yang menyebabkan kemurkaan dan siksa-Nya.
2. Adapun memelihara istri dan anak-anak (dari api neraka)
adalah dengan mendidik dan mengajarkan kepada mereka
syariat Islam, serta mengkondisikan mereka untuk
melaksanakan perintah Allah.
3. Seorang hamba tidak akan selamat dari siksaan neraka
kecuali jika benar-benar melaksanakan perintah Allah pada
dirinya sendiri dan pada orang-orang yang di bawah tanggung
jawabnya”
Bersama Keluarga di Surga

• ‫والذين آمنوا واتبعتهم ذريتهم بإيمان ألحقنا بهم ذريتهم وما ألتناهم من عملهم من شيء‬
• “Orang-orang yang beriman, dan anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada
mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat
dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. At-Thur: 21).
• ‫ومن صلح ِمن آبائهم وأزواجهم وذرياتهم إنك أنت العزيز الحكيم‬
َ ‫ربنا وأدخلهم جنات عدن التي وعدتهم‬
• “Ya Rabb kami masukanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau
janjikan kepada mereka dan orang shalih diantara nenek moyang mereka, istri-
istri dan anak keturunan mereka. Sungguh Engkau Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (QS. Ghafir: 8).
ٍ ‫ون َعلَ ْي ِه ْم ِمنْ ُك ِّل بَا‬
•  ‫ب‬ ِ ‫صلَ َح ِمنْ آبَاِئ ِه ْم َوَأ ْز َو‬
َ ُ‫اج ِه ْم َو ُذ ِّريَّاتِ ِه ْم َوا ْل َمالِئ َكةُ يَد ُْخل‬ َ ْ‫ْن يَد ُْخلُونَ َها َو َمن‬
ٍ ‫َجنَّاتُ َعد‬
)24( ‫صبَ ْرتُ ْم فَنِ ْع َم ُع ْقبَى الدَّا ِر‬
َ ‫سال ٌم َعلَ ْي ُك ْم بِ َما‬ َ )23(
• (yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan
orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya,
sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
(sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah
baiknya tempat kesudahan itu. QS. Ar-Ra'd : 24 – 25.
Surga Tertinggi

• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


‫ فَِإنَّهُ َأ ْو َسطُ ْال َجنَّ ِة َوَأ ْعلَى ْال َجنَّ ِة‬، ‫س‬
َ ‫• فَِإ َذا َسَأ ْلتُ ُم هَّللا َ فَا ْسَألُوهُ ْالفِرْ َد ْو‬
• “Jika kalian meminta pada Allah, mintalah pada-Nya
surga Firdaus. Surga tersebut adalah surga yang paling
utama dan surga yang paling tinggi.” HR. Bukhari, no.
2790.
Romantisme 2 – Meraih Bahagia di Bulan Mulia

• Kebahagiaan orang beriman adalah dengan karunia /


pemberian dan rahmat Allah.
• Allah berfirman,
• ‫ون‬ ْ َ‫ق ُْل ِب َف ْض ِل الل َّ ِه َو ِب َر ْح َم ِت ِه َف ِب َٰذلِ َك َفل ْيَ ْف َر ُحوا ُه َو َخيْ ٌر ِم َّما ي‬
َ ‫ج َم ُع‬
• “Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmatNya,
hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia
Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa
yang mereka kumpulkan” (QS. Yunus : 58).
Memahami Level Kebahagiaan Manusia
Bahagia itu ada tiga level
• Bahagia sesaat / momentary feelings
• Bahagia sementara / judgement about feelings
• Bahagia sesungguhnya / quality of life
MOMENTARY FEELINGS
• Momentary feelings itu kebahagiaan yang didapatkan karena manusia
mendapatkan apa yang diinginkan.
• Berupa kondisi emosi yang positif. Misalnya orang haus, merasa bahagia
ketika mendapatkan segelas air minum. Namun sepuluh gelas yang
diberikan berikutnya, tidak lagi membuatnya Bahagia
• Inilah yang sering disebut oleh orang, “Bahagia itu sederhana”.
• Mudah didapatkan, mudah pula hilang. Kebahagiaan bertahan dalam
hitungan menit atau jam.
Judgement about Feelings
• Judgement about feelings adalah saat orang mengatakan bahwa mereka
bahagia dengan hidup mereka, namun bukan berarti mereka mengalami
kebahagiaan sepanjang waktu.
• Ini masih menyangkut kondisi emosi, namun lebih bertahan
dibandingkan dengan Momentary Feelings
• Misalnya seseorang yang berhasil mencapai target atau prestasi,
kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, dan yang semacamnya
• Kebahagiaan yang muncul bertahan beberapa bulan hingga beberapa
tahun
Quality of Life
• Quality of life adalah kebahagiaan yang tidak lagi berupa kondisi emosi
sesaat, namun menjadi kualitas kehidupan itu sendiri.
• Kebahagiaan tidak lagi tergantung kepada hal-hal yang ‘sesuai
keinginan’. Manusia bisa selalu berbahagia di berbagai keadaan.
• Inilah kebahagiaan orang beriman. Mereka memiliki kualitas kehidupan
yang membahagiakan.
• Inilah kebahagiaan orang beriman. Mereka memiliki kualitas kehidupan
yang membahagiakan.
• ‫ج ِزيَن ّ َُه ْم َأ ْج َر ُهم ِبَأ ْح َس ِن‬ ْ ُ ‫حا ِ ّمن َذك ٍَر َأ ْو ُأنثَى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َفلَن‬
ْ َ ‫ح ِييَن ّ َُه َحيَا ًة َط ِي ّبَ ًة َولَن‬ ً ِ‫ع ِم َل َصال‬
َ ‫َم ْن‬
‫ُون‬
َ ‫َما كَانُوا يَ ْع َمل‬
• “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.” QS. An-Nahl : 97
Semua Urusan Hidup Orang Beriman Selalu
Baik
• Nabi saw bersabda,
‫ان َخ ْيرًا‬ َ ‫ك َأل َح ٍد ِإالَّ لِ ْل ُمْؤ ِم ِن ِإ ْن َأ‬
َ ‫صابَ ْتهُ َسرَّا ُء َش َك َر فَ َك‬ َ ‫• َع َجبًا َأل ْم ِر ْال ُمْؤ ِم ِن ِإ َّن َأ ْم َرهُ ُكلَّهُ َخ ْي ٌر َولَي‬
َ ‫ْس َذا‬
ُ‫ان َخ ْيرًا ل!َه‬َ ‫صبَ َر فَ َك‬
َ ‫ضرَّا ُء‬ َ ُ‫صابَ ْته‬ َ ‫لَهُ َوِإ ْن َأ‬
• “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya
urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin.
Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika
mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR.
Muslim, no. 2999)
• Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Datangnya musibah-musibah
itu adalah nikmat, karena ia menjadi sebab dihapuskannya dosa-dosa”.
• “Musibah itu sendiri dijadikan oleh Allah sebagai sebab penghapus dosa
dan kesalahan. Bahkan ini termasuk nikmat yang paling agung. Maka
seluruh musibah pada hakikatnya merupakan rahmat dan nikmat bagi
keseluruhan makhluk….”
Romantisme 3 – Menikmati Aktivitas Bersama Pasangan

• A’isyah berkata, “Rasulullah Saw jika selesai shalat Ashar maka beliau
masuk menemui istri-istrinya lalu mencium dan mencumbui salah
seorang di antara mereka.” (HR. Al-Bukhari no V/2000 no 4918, V/2017
no 4968, VI/2556 no 6571, Muslim no 1474).
• Dari Urwah, dari A’isyah bahwasanya Nabi Saw mencium salah seorang
istrinya kemudian keluar untuk shalat dan beliau tidak berwudhu. Maka
akupun berkata, ‘Siapa lagi istri Nabi Saw tersebut, kalau bukan engkau”
maka A’isyah pun tertawa. (HR Abu Dawud no 179, At-Tirmidzi no 86,
Ibnu Majah no 502, Ahmad VI/210 no 25807).
• Ummu Salamah berkata bahwasanya Rasulullah Saw menciumnya dan ia
sedang puasa, ia juga mengabarkan bahwasanya ia dan Rasulullah
Saw mandi janabah bersama di sebuah tempayan. (HR Al-Bukhari I/122
no 316, II/681 no 1828, Muslim I/243 no 296)
Menikmati Aktivitas Bersama

• A’isyah berkata, “Nabi Saw biasa meletakkan kepalanya di pangkuanku


walaupun aku sedang haidh, kemudian beliau membaca al-Qur’an.” (HR
‘Abdurrazaq)
• A’isyah mengatakan “Rasulullah Saw biasa mengelilingi kami semua
(istrinya) seorang demi seorang. Beliau menghampiri dan membelai
kami meskipun tidak mencampuri kami.” (HR Ahmad).
• A’isyah  berkata, “Aku biasa makan bubur bersama Nabi Saw.” (HR.
Bukhari).
• Aisyah berkata, “Aku biasa minum dari gelas yang sama (dengan
Rasulullah Saw) bahkan ketika haidh, lalu Nabi  mengambil gelas
tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat aku meletakkan mulut,
lalu beliau minum” (HR Abdurrazaq).
• Nabi Saw pernah minum di gelas yang digunakan Aisyah dan beliau juga
pernah makan daging yang pernah digigit Aisyah (HR. Muslim).
Menikmati Aktivitas Bersama

• Aisyah berkata, “Rasulullah Saw tidak mendahulukan sebagian kami di


atas sebagian yang lain dalam hal jatah menginap di antara kami (istri-
istri beliau), dan beliau selalu mengelilingi kami seluruhnya (satu
persatu) kecuali sangat jarang sekali beliau tidak melakukan demikian.
Maka beliau pun mendekati (mencium dan mencumbui) setiap istri
tanpa menjimaknya hingga sampai pada istri yang mendapatkan jatah
menginapnya, lalu beliau menginap di tempat istri tersebut”. (HR. Abu
Dawud no 2135, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no 2760, Ahmad VI/107.
Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani (Ash-Shahihah no 1479).
• Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku menginap di rumah bibiku
Maimunah (istri Nabi Saw), maka Rasulullah Saw berbincang-bincang
dengan istrinya (Maimunah) beberapa lama kemudian beliau tidur”. ( HR
Al-Bukhari IV/1665 no 4293, VI/2712 no 7014 dan Muslim I/530 no 763).
Menikmati Aktivitas Bersama
• A’isyah menceritakan bahwasanya ia pernah bersafar bersama Rasulullah Saw,
dan berlomba lari dengan beliau. A’isyah berkata, “Maka akupun berlomba
dengannya dan aku mengalahkannya”. Pada kesempatan yang lain, A’isyah
kembali bersafar bersama beliau Saw, dan kembali berlomba lari. A’isyah
berkata, “Maka akupun berlomba dengannya lalu Rasulullah Saw
mendahuluiku. Beliau tertawa dan berkata, “Ini untuk kekalahanku yang dulu”
(Syaikh Al-Albani berkata, “Sanadnya sahih”).
• A’isyah meriwayatkan, “Nabi Saw berdiri di pintu lalu aku mendatanginya dan
aku letakkan daguku di atas pundaknya dan aku sandarkan wajahku di pipinya.
Rasulullah Saw berkata, “Sudah cukup (engkau melihat mereka bermain)”. Aku
berkata, “Wahai Rasulullah, jangan terburu-buru”. Lalu beliau (tetap) berdiri
untukku (agar aku bisa terus melihat mereka). Kemudian beliau berkata,
“Sudah cukup”. Aku berkata, “Wahai Rasulullah, jangan terburu-buru”.
• A’isyah berkata, “Aku tidak ingin terus melihat mereka bermain, akan tetapi
aku ingin para perempuan tahu bagaimana kedudukan Rasulullah Saw di sisiku
dan kedudukanku di sisi Rasulullah Saw ” (HR Al-Bukhari V/2006 no 4938,
Muslim II/608 no 892, An-Nasai no 1594). Dalam riwayat yang lain, A’isyah
berkata, “Hingga akulah yang bosan (melihat permainan mereka)”. (HR Al-
Bukhari V/2006 no 4938)
Menikmati Aktivitas Bersama

• A’isyah meriwayatkan,
َ ‫ى َرْأ َسهُ فَُأ َرجِّ لُهُ َو َك‬
َ ‫ان الَ يَ ْد ُخ ُل ا ْ!لبَي‬
• َّ‫ْت ِإال‬ َ ‫ ِإ َذا ا ْعتَ َك‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ان النَّبِ ُّى‬
َّ َ‫ف يُ ْدنِى ِإل‬ َ ‫َك‬
ِ ‫اج ِة اِإل ْن َس‬
‫ان‬ َ ‫لِ َح‬.
• “Nabi saw ketika i’tikaf, beliau mengeluarkan kepalanya kepadaku (dari
masjid), kemudian aku menyisir rambut beliau. Beliau tidaklah masuk
rumah selama i’tikaf kecuali untuk hajat kemanusiaan” (HR. Muslim no.
297).
• Shafiyah pernah mendatangi Rasulullah saw saat beliau sedang i’tikaf di
masjid pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan. Shafiyah
berbincang-bincang dengan Rasulullah saw beberapa saat, kemudian ia
berdiri dan hendak pulang. Lantas Nabi saw berdiri dan mengantarnya
(HR. Bukhari no. 2038 dan Muslim no. 2175).
8
Aktivitas Praktis
Yang Membangun Romantisme Selama Ramadhan
• Menyiapkan sahur dan makan sahur bersama keluarga
• Menyiapkan ifthar dan berbuka puasa bersama keluarga
• Tarawih bersama keluarga, baik di Masjid maupun di rumah
• Tilawah bersama keluarga, disertai target selama Ramadan
• Tausiyah dan nasihat bergantian selama Ramadhan
• Membiasakan sedekah, memberikan ifthar, membantu fakir miskin
• Bercengkerama, mengobrol dan berdiskusi yang bermanfaat brsama
keluarga
• Mengikuti kegiatan Ramadhan bersama masyarakat atau komunitas

Anda mungkin juga menyukai