Anda di halaman 1dari 29

IHSAN DALAM BERAMAL

Materi Halqoh Umum


Pertemuan Pertama
PENGANTAR
‫اَّلِذ ي َخ َلَق اْلَم ْو َت َو اْلَحَياَة ِلَيْبُلَو ُك ْم َأُّيُك ْم َأْح َس ُن َع َم اًل ۚ َو ُهَو اْلَع ِز يُز‬
‫اْلَغ ُفوُر‬
“(Allah) yang menjadikan mati dan hidup, supaya
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun” (TQS Al Mulk ayat 2)
• Penjelasan Imam Fudhail bin Iyadh (w.187 H) :
amal akan diterima Allah jika ikhlas dan showab
(benar). Inilah amal yang ihsan itu.
‫شروط قبول العمل‬
 Syarat Qobul nya amalsyarat diterimanya ‘amal
Allah swt berfirman :
‫• َفَم ْن َك اَن َيْر ُج وا ِلَقاَء َرِّبِه َفْلَيْع َم ْل َع َم ًال َص اِلًح ا َو َال ُيْش ِرْك ِبِع َباَد ِة َرِّبِه َأَح ًد ا‬
• “Barang siapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun
dalam beribadah kepada Tuhannya”. [QS. Al Kahfi : 110]
• Berkata Ibnu Katsir di dalam menafsirkan ayat ini :
“Inilah 2 landasan amal yang diterima (dan diberi pahala
oleh Allah), yaitu harus ikhlas karena Allah dan benar /
sesuai dengan syari’at Rasulullah .”
1. IKHLAS ( ‫) َاِإل ْخ َالُص‬

Ikhlas merupakan salah satu makna dari syahadat


( ‫‘ )َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهَّللا‬bahwa tiada sesembahan yang berhak
disembah selain Allah swt yaitu agar menjadikan
ibadah itu murni hanya ditujukan kepada Allah
semata. Allah swt berfirman :
‫• َو َم ا ُأِم ُر وا ِإَّال ِلَيْعُبُد وا َهَّللا ُم ْخ ِلِص يَن َلُه الِّد يَن ُح َنَفاَء َو ُيِقيُم وا الَّص َالَة‬
‫َو ُيْؤ ُتوا الَّزَك اَة َو َذ ِلَك ِد يُن اْلَقِّيَم ِة‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama”. [QS. Al
Bayyinah : 5]
Allah swt berfirman :
‫• َفاْع ُبِد َهَّللا ُم ْخ ِلًص ا َلُه الِّد يَن‬
“Maka beribadahlah kepada Allah dengan memurnikan
ketaatan (mu) untuk-Nya.” [QS. Az Zumar : 2]

Kemudian Rasulullah SAW bersabda :


‫• ِإَّن َهللا َع َّز َو َج َّل َال َيْقَبُل ِم َن اْلَعَم ِل ِإَّال َم ا َك اَن َلُه َخ اِلًص ا َو اْبُتِغ َي ِبِه‬
‫َو ْج ُهُه‬
“Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal
perbuatan kecuali yang murni dan hanya mengharap
ridho Allah”. [HR. Abu Dawud dan Nasa’i]
‫‪Neraka, surga dan lalat‬‬
‫‪• Diriwayatkan dari Thariq bin Syihab dalam kitab‬‬
‫‪Azzuhud nya Imam Ahmad, bahwa Rasulullah‬‬
‫‪saw telah bersabda :‬‬
‫• َد َخ َل الَج َّنة َر ُجٌل ِفى ُذ َباٍب ‪َ ,‬و َد َخ َل الّناَر َر ُجٌل ِفى ُذ َباٍب ‪.‬قاُلْو ا ‪:‬‬
‫َو َك ْيَف َذ اِلَك َيا َر ُس ْو َل ِهللا ؟ قاَل ‪َ :‬م َّر َر ُجالِن َع َلى َقْو ٍم َلُهْم َص َنٌم‬
‫َال ُيَج اِ وُز ُه أَح ٌد َح َّتى ُيَقِّر َب َلُه َش ْيًئا ‪َ .‬فَقاُلْو ا أِل َحِدِهَم ا ‪َ :‬قِّر ْب ! ‪.‬‬
‫َقاَل ‪َ :‬م ا ِع ْنِد ى َش ْيٌئ َقاُلْو ا ‪َ :‬قِّر ْب َو َلْو ُذ َبا ًبا ‪َ .‬فَقَّر َب ُذ َبا ًبا َفَخ ُّلْو ا‬
‫َس ِبْيَلُه ‪َ ,‬فَد َخ َل الَّناَر ‪َ .‬و َقاُلْو ا ِلَالَخ ِر ‪َ :‬قِّر ْب ! ‪َ .‬قاَل ‪َ :‬م ا ُكْنُت َأِلْقَرَب‬
‫أِل َحِد َش ْيًئا ُد ْو َن ِهللا َع َّز َو َج َّل ‪َ .‬فَضَر ُبْو ا ُع ُنَقُه ‪َ ,‬فَد َخ َل اْلَج َّنَة‬
• “Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat, dan ada
seseorang yang masuk neraka karena seekor lalat pula.” Maka
para sahabat bertanya, “Bagaimana hal itu, ya Rasulullah ?”.
Beliau menjawab, “Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum
yang mempunyai berhala, yang mana tidak seorang pun (boleh)
melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya
suatu kurban. Ketika itu berkatalah mereka kepada salah seorang
dari kedua orang tersebut, “Persembahkanlah kurban
kepadanya ?”. Ia menjawab : “Aku tidak mempunyai Sesuatu yang
dapat kupersembahkan kepadanya”. Mereka pun berkata
kepadanya lagi, “Persembahkanlah kepadanya walaupun hanya
seekor lalat”. Lalu orang tersebut mempersembahkan seekor lalat
dan mereka pun memperkenankan untuk meneruskan
perjalanannya. Maka ia masuk neraka karenanya. Kemudian
berkatalah mereka kepada seorang yang lain, “Persembahkanlah
kurban kepadanya ?” Dia menjawab, “Aku tidak patut untuk
mempersembahkan sesuatu kurban kepada selain Allah”.
Kemudian mereka memenggal lehernya. Karenanya ia masuk
surga ”.
Ketika Rahasia itu pasti terbongkar….
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
‫• ُيْح َش ُر الَّناُس َع َلى ِنَّياتِهْم‬

“Manusia dikumpulkan (di padang mahsyar-pen)


berdasarkan niat-niat mereka” (HR Ibnu Majah no
4230)
Beliau juga bersabda;
‫• إنما ُيْبَع ُث الَّناُس َع َلى ِنَّياِتِهْم‬
“Manusia dibangkitkan hanyalah di atas niat-niat
mereka” (HR Ibnu Majah no 4229, dihasnkan oleh
Syaikh Albani)
Allah Swt berfirman :
‫) ِإَّن‬١٠( ‫) َو ُحِّص َل َم ا ِفي الُّص ُد وِر‬٩( ‫• َأَفال َيْع َلُم ِإَذ ا ُبْع ِثَر َم ا ِفي اْلُقُبوِر‬
(١١( ‫َر َّبُهْم ِبِهْم َيْو َم ِئٍذ َلَخ ِبيٌر‬
“Maka Apakah Dia tidak mengetahui apabila
dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan
dinampakan apa yang ada di dalam dada,
Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha
mengetahui Keadaan mereka. (QS Al-’Aadiyaat 9-
10)
• (٩( ‫َيْو َم ُتْبَلى الَّس َر اِئُر‬
“Pada hari dinampakkan segala rahasia” (QS At-
Thooriq : 9)
Keutamaan Ikhlas
( ‫) َاِإل ْخ َالُص‬
1. Pahala dan Ampunan Allah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
‫ َفَشَك َر‬، ‫• َبْيَنَم ا َر ُجٌل َيْمِش ى ِبَطِر يٍق َو َج َد ُغ ْص َن َش ْو ٍك َع َلى الَّطِر يِق َفَأَّخ َر ُه‬
‫ َفَغ َفَر َلُه‬، ‫ُهَّللا َلُه‬

“Tatkala ada seseorang berjalan di sebuah jalan


maka ia mendapati dahan berduri di tengah jalan,
maka iapun manjauhkan dahan tersebut maka
Allahpun membalasnya dan memaafkan dosa-
dosanya”(HR Al-Bukhari no 652 dan Muslim no 1914)
‫• َال َتْح ِقَر َّن ِم َن اْلَم ْع ُر ْو ِف َش ْيًئا َو َلْو َأْن َتْلَقى َأَخ اَك ِبَو ْج ٍه َطِلْق‬
“Janganlah engkau menyepelekan kebaikan
sedikitpun, meskipun hanya senyuman tatkala
bertemu dengan saudaramu” (HR Muslim no
2626)
• Ibnul Mubarok (w. 179 H) pernah berkata:
‫ ورَّب عمل كبيٍر ُتَص ِّغ ره النَّيُة‬، ‫ُر َّب عمٍل صغيٍر تعِّظمُه النَّيُة‬
“Betapa banyak amal yang kecil menjadi bernilai
besar karena niat, dan betapa banyak amalan
besar yang menjadi bernilai kecil karena
niat” (Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam hal 13)
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata
kepada Sa’d bin Abi Waqqoosh radhiallahu ‘anhu :
‫ِإَّنَك َلْن ُتْنِفَق َنَفَقًة َتْبَتِغ ي ِبَها َو ْج َه ِهَّللا ِإاَّل ُأِج ْر َت َع َلْيَها َح َّتى َم ا َتْج َع ُل ِفي ِفي اْمَر َأِتَك‬
“Sesungguhnya tidaklah engkau berinfak sesuatupun dengan
berharap wajah Allah (ikhlash) kecuali engkau akan diberi
ganjaran, bahkan sampai makanan yang engkau suapkan ke
mulut istrimu” (HR Al-Bukhari no 56 dan Muslim no 1628)

• Imam An-Nawawi berkata, “Dalam hadits ini terdapat dalil


bahwasanya perkara yang mubah jika dikerjakan dengan
niat mencari wajah Allah maka akan menjadi suatu ketaatan
dan akan mendapatkan ganjaran. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah mengingatkan hal ini dengan sabdanya “bahkan
sampai makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu”.
2. Menaklukkan Syetan
Allah berfirman :
• ‫)ِإالِعَباَدَك‬٣٩( ‫َقاَل َر ِّب ِبَم ا َأْغ َو ْيَتِني ُألَز ِّيَنَّن َلُهْم ِفي األْر ِض َو ألْغ ِوَيَّنُهْم َأْج َم ِع يَن‬
٤٠( ‫ِم ْنُهُم اْلُم ْخ َلِص يَن‬
Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan
mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi,
dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali
hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”. (QS
Al-Hijr 39-40)
Allah juga berfirman :
• ٨٣( ‫)ِإال ِع َباَدَك ِم ْنُهُم اْلُم ْخ َلِص يَن‬٨٢( ‫َقاَل َفِبِع َّز ِتَك ألْغ ِوَيَّنُهْم َأْج َم ِع يَن‬
Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan
menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu
yang mukhlis di antara mereka (QS Shood 82-83)
‫‪3. Perlindungan Allah swt di akhirat.‬‬

‫‪Rasulullah SAW bersabda :‬‬

‫َس ْبَع ٌة ُيِظ ُّلُهْم ُهَّللا ِفي ِظ ِّلِه َيْو َم اَل ِظ َّل ِإاَّل ِظ ُّلُه اِإْل َم اُم اْلَع اِد ُل‬
‫َو َش اٌّب َنَش َأ ِفي ِع َباَد ِة َر ِّبِه َو َر ُج ٌل َقْلُبُه ُم َع َّلٌق ِفي اْلَم َس اِج ِد‬
‫َو َر ُج اَل ِن َتَح اَّبا ِفي ِهَّللا اْج َتَم َع ا َع َلْيِه َو َتَفَّر َقا َع َلْيِه َو َر ُج ٌل‬
‫َطَلَبْتُه اْمَر َأٌة َذ اُت َم ْنِص ٍب َو َج َم اٍل َفَقاَل ِإِّني َأَخ اُف َهَّللا‬
‫َو َر ُج ٌل َتَص َّد َق َأْخ َفى َح َّتى اَل َتْع َلَم ِش َم اُلُه َم ا ُتْنِفُق َيِم يُنُه‬
‫َو َر ُج ٌل َذ َك َر َهَّللا َخ اِلًيا َفَفاَض ْت َع ْيَناُه‬
“Tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah
naungannya pada hari di mana tidak ada naungan
kecuali naungan Allah. Imam yang adil, pemuda yang
tumbuh dalam beribadah kepada Allah, seseorang yang
hatinya terikat dengan masjid-masjid, dua orang yang
saling mencintai karena Allah, mereka berdua berkumpul
karena Allah dan berpisah karena Allah, seseorang yang
diajak untuk berzina oleh seorang wanita yang
berkedudukan dan cantik namun ia berkata
“Sesungguhnya aku takut kepada Allah”, seseorang yang
bersedekah lalu ia sembunyikan hingga tangan kirinya
tidak tahu apa yang disedekahkan oleh tangan
kanannya, dan seseorang yang berdzikir mengingat
Allah tatkala bersendirian maka kedua matanyapun
meneteskan air mata“ (HR Muslim no 660)
4. Paling bahagia karena meraih syafaat Rasul SAW
‫ يا َر ُسوَل ِهَّللا من َأْس َع ُد الناس ِبَش َفاَع ِتَك يوم اْلِقَياَم ِة قال رسول ِهَّللا صلى هللا‬: ‫عن أبي هريرة قال‬
‫عليه وسلم لقد َظَنْنُت يا َأَبا ُهَر ْيَر َة َأْن اَل َيْس َأُلِني عن هذا الحديث َأَح ٌد َأَّو ُل ِم ْنَك ِلَم ا رأيت من‬
‫ِح ْر ِص َك على الحديث َأْس َعُد الناس ِبَش َفاَع ِتي يوم اْلِقَياَم ِة من قال اَل ِإَلَه إال هللا َخ اِلًص ا من‬
‫َقْلِبِه‬
Dari Abu Huroiroh radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Wahai Rasulullah,
siapakah yang paling berbahagia dengan syafa’atmu pada hari
kiamat?”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Aku telah
menyangka bahwasanya tidak ada seorangpun yang mendahuluimu
bertanya kepadaku tentang hadits ini, karena aku melihat
semangatmu dalam mencari hadits. Orang yang paling berbahagia
dengan syafa’atku pada hari kiamat adalah orang yang
mengucapkan Laa ilaah ilallaah ikhlash dari hatinya” (HR Al-Bukhari
no 99)
• Ibnu Taimiyyah berkata, “Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjelaskan bahwasanya orang yang paling berhak memperoleh
syafa’at Nabi pada hari kiamat adalah orang yang paling tinggi tauhid
dan keikhlasannya” (Majmuu’ Al-Fataawaa 1/212)
‫‪5. Dikabulkan do’a‬‬
‫‪• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :‬‬

‫َخ َر َج َثَالَثٌة َيْم ُش وَن َفَأَص اَبُهْم اْلَم َطُر َفَد َخ ُلوا في َغ اٍر في َج َبٍل َفاْنَح َّطْت عليهم َص ْخ َر ٌة قال فقال‬
‫َبْع ُضُهْم ِلَبْع ٍض اْد ُع وا َهَّللا ِبَأْفَض ِل َع َم ٍل َع ِم ْلُتُم وُه فقال َأَح ُدُهْم اللهم إني كان لي َأَبَو اِن َشْيَخ اِن‬
‫َك ِبيَر اِن َفُكْنُت َأْخ ُرُج َفَأْر َع ى ُثَّم َأِج يُء َفَأْح ُلُب َفَأِج يُء ِباْلِح اَل ِب َفآِتي ِبِه َأَبَو َّي َفَيْش َر َباِن ُثَّم َأْس ِقي‬
‫الِّص ْبَيَة َو َأْهِلي َو اْمَر َأِتي َفاْح َتَبْس ُت َلْيَلًة َفِج ْئُت فإذا ُهَم ا َناِئَم اِن قال َفَك ِر ْهُت َأْن ُأوِقَظُهَم ا َو الِّص ْبَيُة‬
‫َيَتَض اَغ ْو َن ِع ْنَد ِر ْج َلَّي فلم َيَز ْل ذلك َد ْأِبي َو َد ْأَبُهَم ا حتى َطَلَع اْلَفْج ُر اللهم إن ُكْنَت َتْع َلُم َأِّني َفَع ْلُت‬
‫ذلك اْبِتَغاَء َو ْج ِهَك َفاْفُر ْج َع َّنا ُفْر َج ًة َنَر ى منها الَّس َم اَء قال َفُفِر َج َع ْنُهْم وقال اآْل َخ ُر اللهم إن‬
‫ُكْنَت َتْع َلُم َأِّني كنت ُأِح ُّب اْمَر َأًة من َبَناِت َع ِّم ي َك َأَشِّد ما ُيِح ُّب الَّرُجُل الِّنَس اَء فقالت اَل َتَناُل ذلك‬
‫منها حتى ُتْع ِط َيَها ِم اَئَة ِد يَناٍر َفَسَع ْيُت فيها حتى َج َم ْع ُتَها فلما َقَع ْد ُت بين ِر ْج َلْيَها قالت اَّتِق َهَّللا وال‬
‫َتُفَّض اْلَخ اَتَم إال ِبَح ِّقِه َفُقْم ُت َو َتَر ْك ُتَها َفِإْن ُكْنَت َتْع َلُم َأِّني َفَع ْلُت ذلك اْبِتَغ اَء َو ْج ِهَك َفاْفُر ْج َع َّنا‬
‫ُفْر َج ًة قال َفَفَر َج َع ْنُهْم الُّثُلَثْيِن وقال اآْل َخ ُر اللهم إن ُكْنَت َتْع َلُم َأِّني اْسَتْأَج ْر ُت َأِج يًر ا ِبَفَر ٍق من‬
‫ُذ َر ٍة َفَأْع َطْيُتُه َو َأَبى َذ اَك َأْن َيْأُخَذ َفَع َم ْد ُت إلى ذلك اْلَفَر ِق َفَز َر ْع ُتُه حتى اْش َتَر ْيُت منه َبَقًر ا‬
‫َو َر اِع يَها ُثَّم جاء فقال يا َع ْبَد ِهَّللا َأْع ِط ِني َح ِّقي فقلت اْنَطِلْق إلى ِتْلَك اْلَبَقِر َو َر اِع يَها َفِإَّنَها لك فقال‬
‫َأَتْسَتْهِز ُئ ِبي قال فقلت ما َأْسَتْهِز ُئ ِبَك َو َلِكَّنَها لك اللهم إن ُكْنَت َتْع َلُم َأِّني َفَع ْلُت ذلك اْبِتَغ اَء‬
‫َو ْج ِهَك َفاْفُر ْج َع َّنا َفُك ِش َف َع ْنُهْم‬
6. ikhlas kekuatan
dahsyatquwwaturruhiyah
• Idrok sillah billah keterkaiyan hubungan
dengan Allah swt
• Mendapat Inayah (perlindungan) Allah swt
• Kisah perang badar
• Kisah Abdullah bin Rawahah dkk dalam perang
mu’tah
• Kisah pasukan muhammad al Fatih dalam
menaklukkan Konstantinopel
2. AL-ITTIBA’ ( ‫) َاِاْل ِّتَباُع‬

• Al-Ittiba’ (Mengikuti Tuntunan Nabi Muhammad SAW)


merupakan salah satu dari makna syahadat bahwa
Muhammad adalah utusan Allah (‫)َأَّنُم َح َّم ًد ا َر ُس وُل ِهَّللا‬, yaitu
agar di dalam beribadah harus sesuai dengan ajaran
yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
• Allah swt berfirman :
‫َو َم ا َء اَتاُك ُم الَّرُس وُل َفُخ ُذ وُه َو َم ا َنَهاُك ْم َع ْنُه َفاْنَتُهوا‬ •
“Dan apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu maka
terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah”.[QS. Al Hasyr : 7]
Allah swt berfirman:
‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفي َرُس وِل ِهَّللا ُأْس َو ٌة َح َس َنٌة‬ •
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu”. [QS. Al-Ahzaab: 21]
Dan Rasulullah r juga telah memperingatkan agar
meninggalkan segala perkara ibadah yang tidak ada
contoh atau tuntunannya dari beliau, sebagaimana
sabda beliau:
‫َم ْن َع ِم َل َع َم ًال َلْيَس َع َلْيِه َأْم ُر َنا َفُهَو َر ٌّد‬ •
“Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang tidak
ada urusannya dari kami maka amal itu tertolak”.
[HR. Muslim]
Dalil kewajiban ittiba’ pada Rasul SAW

‫قل إن كنتم حتبون اهلل فاتبعوين حيببكم اهلل‬


‫ويغفر لكم ذنوبكم واهلل غفور رحيم‬
Katakanlah, "Jika kalian (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai
kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian."
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS Ali Imran [3]: 31).
Urgensi Menuntut Ilmu
• Wajib
• Menaikkan derajat (QS. Al Mujadilah ayat
[58]: 11)
• Meraih kemudahan dan keberkahan hidup
• Jalan menuju surga
• Agar amal sesuai sunnah tahu mana yang
showab
Dua Jenis Ilmu

1. Ilmu yang berhubungan 1. Menghasilkan madaniyah:


dengan sain dan teknologi. bangunan fisik, industri,
telekomunikasi, tehnik,
transportasi, dll
2. Ilmu yang bersumber dari
kepercayaan/prinsip 2. Menghasilkan
hidup/aqidah hadharah/peradaban:
sistem kehidupan di bidang
ibadah, sosial, ekonomi,
hukum dan peradilan,
Kedua jenis ilmu ini
harus berpedoman pada politik dan pemerintahan,
ketentuan Allah SWT pertahanan dan militer,
pendidikan, dll
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata :

‫ َذ َك اٌء‬: ‫• َأِخ ي َلْن َتَناَل الِع ْلَم ِإَّال ِبِس َّتٍة َس ُأْنِبْيَك َع ْن َتْفِص ْيِلَها ِبَبَياٍن‬
‫َو ِح ْر ٌص َو اْج ِتَهاٌد َو ِد ْر َهٌم َو ُصْح َبُة ُأْس َتاٍذ َو ُطْو ُل َز َم اٍن‬
“Wahai saudaraku… ilmu tidak akan diperoleh
kecuali dengan enam perkara yang akan saya
beritahukan perinciannya: (1) kecerdasan, (2)
semangat, (3) sungguh-sungguh, (4)
berkecukupan, (5) bersahabat (belajar)
dengan ustadz, (6) membutuhkan waktu yang
lama.”
Kesimpulan
1. Niat ikhlas dan ittiba’ pada Rasul SAW kunci
qobulul ‘amal
2. Wajib kita terus menuntut ilmu, agar amal kita
makin ikhlas (dengan makin kokohnya iman)
dan showab (dengan memahami sunnah
Rasulullah SAW)
‫• وأخير دعوانا‬
‫•عن الحمد هلل رب العالمين‬

WASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI
WABARAKAATUHU

Anda mungkin juga menyukai