Anda di halaman 1dari 5

Nama : Imam Ikhsan Syarif

Nim : 1931511800

Tugas Pertemuan 7 Kewirausahaan D2

PENGAMBILAN RESIKO

RESIKO

 Resiko merupakan informasi, kejadian, kerugian atau pekerjaan yang terjadi sebagai
akibat dari keputusan yang di ambil dalam kehidupan sehari-hari. Resiko dapat bersifat
pasti maupun tidak pasti yang bisa di kalkulasi secara kuantitatif. Kunci untuk
mengetahui seberapa besar resiko yang akan anda hadapi adalah informasi. Semakin
sempurna anda mengetahui seberapa besar resikonya.
 Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih kesuksesan
tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai
hal-hal yang menantang untuk lebih mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Pengambilan
resiko menurut prespektif wirausaha yaitu dengan mengambil resiko yang tidak terlalu
tinggi dan tidak terlalu rendah. Karena seorang wirausaha selalu ingin berhasil mereka
menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari resiko yang lebih rendah karena bagi
mereka tidak ada tantangan. Dalam pengambilan resiko para wirausaha selalu
memperhitungkan matang-matang keputusan yang akan diambil.
 Pengambilan resiko berkaitan erat dengan kepercayaan diri. Semakin besar keyakinan
pada kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinan dalam mempengaruhi hasil
dan keputusan, serta semakin siap pula mencoba apa yang menurut orang lain penuh
dengan resiko. Yang membedakan seorang wirausaha dengan yang lainnya adalah
kesiapan dalam pengambilan resiko. Kebanyakan orang lebih suka berada dalam titik
yang aman dan nyaman dengan tidak mengambil hal yang beresiko atau lebih memilih
resiko yang lebih rendah.
 Berbeda dengan wirausaha resiko dijadikan sebagai tantangan untuk mencapai
kesuksesan, bukan suatu hambatan yang menjadikan kita gagal. Secara umum, konsep
resiko selalu dikaitkan dengan adanya suatu tingkat ketidakpastian pada masa yang akan
datang. Secara spesifik, resiko di definisikan sebagai adanya ketidakpastian, yang
memunculkan dampak yang menguntungkan tidak dianggap sebagai risiko. Konsenuensi
positif ini dianggap sebagai keuntungan yang diharapkan.

A. PENGERTIAN PENGAMBILAN RESIKO


 Wirausaha sering dikenal sebagai orang yang mampu membuka usahanya sendiri
dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Menurut KBBI,
wirausahawan merupakan orang yang pandai atau berbakat mengenali produk
baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkanya. Seorang wirausaha
harus mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dan mampu menangkap peluang
yang ada.

B. BERANI MENGAMBIL RESIKO


Resiko itu ada bilamana waktu yang akan datang (future) tidak diketahui (uknown). Jadi,
dengan perkataan lain resiko itu ada bila ada ketidakpastian (uncertainty). Berhubungan
akibat daripada resiko itu sangat tidak kita khendaki, maka setiap orang akan bertindak
sebagai risk manager, bukan karena dipilih tetapi karena terpaksa. Berhubung resiko itu
banyak ragamnya, dalam tahap ini akan dibahas terutama resiko yang dihadapi oleh
business firm dan selanjutnya resiko yang dihadapi oleh keluarga.

Beberapa jenis berani mengambil resiko :


1. Objective risk : ialah resiko yang terjadi secara alami (nature) yang sama bagi semua
orang dan cara mengatasinya pun sama.
2. Subjective risk : adalah resiko yang diperkirakan akan terjadi oleh setiap orang
sebagai akibat objective risiko
3. Uncertainty : adalah kesadaran orang akan adanya resiko dalam situasi tertentu, tetapi
sulit untuk memperkerjakan mana dari sekian akibat atau hasil yang akan terjadi.
Tidak seperti halnya kemungkinan, ketidakpastian ini tidak dapat diukur dengan ala
tapa pun yang dapat diterima.
Kerugian potensial dalam sistem yang mengandung resiko dapat digolongkan ke dalam
bidang : ekonomi, social, politik dan psikologi, fisik, legal atau kombinasi dari
semuannya. Three Classes of Economic Risk:

1. Pure speculative risk (A.H. Mowbray)


Pure risk terjadi bila kemungkinan rugi ada tetapi kemungkinan yang menguntungkan
tidak ada. Contoh : kecelakaan pada mobil
Speculative risk, timbul bila kesempatan adanya rugi maupun untung (gain) sama-
sama ada. Contoh : dalam ekspansi perusahaan.
2. Static or dynamic risk (A.H. Willet)
Static risk, selalu dihubungkan dengan kerugian yang disebabkan irregular action
karena peristiwa alam atau karena kesalahan dari human being (manusia). Statistic
losses, biasanya menyebabkan kerugian pada masyarakat dalam periode tertentu dan
pengaruhnya terhadap individual selalu berupa pure risk.
Dynamic risk, biasanya dihubungkan dengan perubahan kehendak manusia contoh :
umpamanya ada perkembangan machinery dan organisasi.
3. Fundamental or particular risk (C.A. Kulp)
Fundamental risk adalah resiko yang dihubungkan dengan adanya uncertainty,
ketidakcermatan, bencana alam. Particular risk adalah resiko yang sifatnya personal
yang kadang-kadang dapat dicegah, seperti kehilangan pekerjaan. Sedangkan
fundamental risk. Kemauan dan kemampuan tidak untuk mengambil resiko
menepatkan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau
mengambil resiko akan sikar memulai atau berinisiatif. Menurut Agelina S. Bajaro,
“seorang wirausaha yang berani menanggung resiko ialah orang yang selalu ingin jadi
pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik “. Wirausaha ialah orang yang
lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau
kegagalan ketimbang usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha
kurang menyukai resiko yang terlalu rendah atau yang terlalu tinggi. Wirausaha akan
menyukai resiko yang seimbang (moderat). Dengan demikian, keberanian untuk
menanggung resiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan resiko
yang penuh dengan perhitungan dan realistik.
C. MENGAMBIL RESIKO DALAM PELUANG USAHA
Seorang wirausahawan adalah penentu risiko dan bukan penanggung risiko. Ducker
mengatakan bahwa ketika wirausahawan menetapkan sebuah keputusan, sudah
memahami secara sadar risiko yang bakal dihadapinya. Selanjutnya wirausaha tersebut
akan memperkecil risiko-risiko itu. Dalam hal ini, penerapan inovasi dalam usaha
merupakan usaha yang kreatif untuk memperkecil kemungkinan terjadinya risiko. Dalam
berwirausaha praktiknya penuh risiko. Seperti adanya persaigan, harga turun naik, barang
tidak laku dijual, serta adanya resesi dan inflasi.

D. PENGAMBILAN RESIKO KARAKTERISTIK ENTREPREUNER


Ada tujuh ciri-ciri seorang wirausahawan menurut Meredith (1996) adalah harus
memiliki percaya diri, berorientasikan tugas dan hasil, pengambilan resiko,
kepemimpinan, keorisinilan, berorientasi ke masa depan, jujur dan tekun. Sementara
menurut kuratko dan Hodgetts menyebutkan ada Sembilan karakteristik dari
entrepreneur, yaitu :
1. Entrepreneur adalah pelaku
2. Entrepreneur itu dilahirkan, bukan di buat atau diciptakan
3. Entrepreneur selalu menjadi penemu atau pencipta sesuatu
4. Entrepreneur adalah akademis
5. Entrepreneur harus memenuhi the profile
6. Kebutuhan entrepreneur adalh keberuntungan
7. Ketidak tahuan merupakan keberuntungan bagi entepreniur

E. RISKO DAN KETIDAKPASTIAN


1. Ketidakpastian ( Unexpected risk )
Ketidakpastian selalu berhubungan dengan keadaan yang memiliki beberapa
kemungkinanan kejadian dan dampaknya. Ketidakpastian (unexoected) sering disebut
“unexpected risk” atau resiko tak terduga dari sebuah kejadian.
Ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian ada beberapa penyebab
kegagalan usaha :
- Perencanaan yang kurang matang
- Kurangnya modal
- Bakat yang tidak cocok
- Kurang pengalaman
- Lemahnya pemasaran
- Tidak mempunyai semangat berwirausaha
- Tidak mempunyai ertos kerja yang tinggi

Anda mungkin juga menyukai