M.Pd.I.
Oleh :
KELAS 3E
AKADEMIK 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur dihaturkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan
hidayahnya makalah yang berjudul “HADITS TENTANG WAKALAH” ini
dapat selesai tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Hadits dari bapak Ahmad Muzakkil Anam selaku dosen pengampu
mata kuliah ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan
seperjuangan yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Semoga
dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan dalam mempelajari hadits mengenai transaksi wakalah yang sesuai
dengan syariat Islam yang benar.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan
Masalah .......................................................................................... 1 C. Tujuan
............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A. Kesimpulan .................................................................................................... 15 B.
Saran............................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai pijakan bersama, ekonomi islam dapat dijelaskan sebagai
ilmu yang mengkaji kegiatan manusia dalam menggunakan sumber
(produksi) bagi menghasilkan barang dan jasa untuk dirinya dan untuk
didistribusikan kepada orang lain dengan mengikuti peraturan yang telah
ditetapkan oleh agama Islam dengan harapan untuk mendapatkan keridaan
Allah.
Dalam sistem ekonomi Islam, setiap individu bagaimanapun
bermaknanya sesuai dengan otonomi yang dimiliki tetap saja tidak dapat
melepaskan diri dari dimensi sosialnya. Kerja sama dalam Islam
sebenarnya lebih menekankan pada kerjasama yang dilandasi dengan
prinsip saling tolong menolong (ta’awun) dan persaudaraan (al-ukhuwah),
amanah (saling percaya) dan sidq (kejujuran).
Penolakan Islam terhadap riba, demikian juga penolakan Islam
terhadap bentuk penipuan (gharar) adalah satu bentuk perlindungan Islam
terhadap hak orang lain. Anjuran Islam untuk mengeluarkan zakat, infaq
dan sodakoh, adalah suatu perhatian Islam terhadap orang-orang yang
tidak mempu. (Arif, 2018)
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu wakalah?
2. Hadits apa saja yang melandasi diperbolehkannya transaksi wakalah?
3. Bagaimana penjelasan hadits mengenai wakalah?
4. Bagaimana teknis pelaksanaan wakalah yang benar menurut syariat
Islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian serta konsep wakalah.
2. Mengetahui serta memahami hadits yang memperbolehkan transaksi
wakalah.
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wakalah
Wakalah berasal dari wazan wakala-yakilu-waklan y ang berarti
menyerahkan atau mewakilkan urusan sedangkan wakalah adalah
pekerjaan wakil (Kasikho, 2000:693). Al-wakalah menurut istilah para
ulama didefinisikan sebagai berikut :
1. Golongan Malikiyah:
ِ ْ ﯾﻢ ْ ی َب )ﯾُ َﻔ َﻦ ْ ن ﯾﺎ ْ ٌ َ ھ َص ﱠر ُف َﻓ َﺖھُ ِی ْ ي َ ح ﱟق ُل ف( َ ْ خ
ِ ْ ص ﻏﯽ َر ِه َ ش َ ِی
“Seseorang menggantikan (menempati) tempat yang lain dalam hak
(kewajiban)"
2. Golongan Hanafiyah:
ُ ْ ُ ھ َة ﻣﻖ ﻒ ْ ز َص
ْ ص ْﻏﯽ َر ِه ْ ﯾ َﻢ ْ ن ﯾُﻖ ِ َي اَ و َﻛﺎلﺎل ٌ َ ھ َﻓ َ ﻧَﺎ ُم َ َ ش ْ خ ُ ﺟﺎئ ْ ي ت َس ِ َ ﻌﻞ ْ ر ِف وم ْﻣ
َ ِ َ ٍِ
“Seseorang menempati diri orang lain dalam pengelolaan”
3. Golongan Syafi’iyah:
خ ْ ْ ی َّ ْ ُ
َ َ َﻖ ْ ﻣﺎ َی َخ َر َﻓﻰ اِ ُل ا ْوی ُض َ ش ْ ٍص ْ ام
ِِ رﻫﻔﺖ ِ ﺒاﻟﻦ ل ُ ﯽ
َ اب َات ْ ي َ ﺣﯽ ُﮫ ف َﻋﻠَ ِﻔ َﯽ ﻟَ َﺔ ِ ھ
ِ َ
"wakalah adalah penyerahan kekuasaan oleh seseorang kepada orang
lain dalam hal-hal yang bisa diwakilkan pelaksanaannya, agar
dilaksanakan selagi ia masih hidup."
4. Golongan Hambali:
ُ َّ ْ ُ َّ ی ُ َّ و
ف ر ص ﮫ
ُ ف ف ر ص ﺧﻞ د اﻟﻦ
َ ﮫ
ُ َ َ
ِ َْ ﱡ ِ َ ِ ٌز اﻟﺖ َ ﺟﺎئﻞ ﱡ ِ َ ْ ُ ْ َﻣﺎ تِ ِق اﷲ ِة ِ م ْ ن ُ ﺣﻘﺎبﯽ
ﻣﺚ ُز ْخ ص ا
ِ ِ ً ش
ص ٌ َ اﻟﺖُ َ ش ْ خ
ْﯽ ُ و
ْ ﺟﺎﺋَ َﺔاﺑِ ِﻦ ْ ﺳﺘﺎ َ َ ِدﻣﯿﱠ ِن
َ
ﺣﻖ َﻋﺎﻟﺖ َ ُ ْ اﻻ ى و
َ ِق
“permintaan ganti seseorang yang didalamnya terdapat penggantian
hak Allah dan hak manusia”
5. Imam Taqyuddin Abu Bakr Ibn Muhammad al-Husaini:
َ
ِ ﻀﻢ ِ ﱠذﻣٍﺔ ا ى ﱠذ ٍﻣ ِﺔﻟَ ﱡ
“Mengumpulkan satu beban kepada beban lain”
Kuhail dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dia berkata, "Seorang
laki-laki pernah menagih hutang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dengan cara kasar, sehingga menjadikan para sahabat tidak
senang. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda:
"Sesungguhnya orang yang berpiutang berhak untuk menagih."
Kemudian beliau bersabda: "Belikanlah dia seekor unta muda,
kemudian berikan kepadanya." Kata para sahabat, "Sesungguhnya
kami tidak mendapatkan unta yang muda, yang ada adalah unta dewasa
dan lebih bagus daripada untanya."Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Belilah, lalu berikanlah kepadanya.
Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam
melunasi hutang." (HR. Muslim No. 1601) (Muslim, n.d.).
4. Hadist Ahmad
َ ُ َ َ ﻣﻦ ْ ب ن ْﻋﺒِﺪ ﱠ اﻟﺮ ْ ح م ن َب ي
ِّﻣﺔ َ ا ﺳﻠَﺐ َ ال َ س ِ ْﻣﻊ ُت اَ ْ ی ٍل ق ْ ب ُن ُ كھ ﻣ ِﺔ َي َ َ َ ِِ
َ َ ِ ََ
َ ُ ََْ َ َ ّ ُ َ ْ
َ
َ ﻣﺐھ َ ال فھ ق ﻟﻆ ﻏﻼ ف
ُ َ َ ﺳﻠَﻨَﺎﺑَﻦ َ ال ا َﻗ َﺔ ُ ا ش ْ ﻋﺒَﻦ ُ ان َ ﱠﺣﺪث َ ا ﻋﻔﻨ ﱠﺤﺪث ِ ِھَ ﱠ
َ َ َ
رة ُ َّ ً َّ ُ ھ َّ ﺖ
ُ ﻼ َن ا َ ْری ُ ِ ْ ي ھ
َﺑﯽ َ ﺻﻞ َر ُس ْ و َل اﻟﻠ َﻬ َر ُﺟ َ ﷲ ا ﻰ ﺳﻞ و ی ﻢ ََ
ﺖا َ ِ ﻋﻞ َ َ َ ِ ْ َ اﺿﺎﻫﻘ َ ی
ْ ً َْ ق َ ُ ُ ُ َ َّ
فھ ُ َب ُروال َ ال اﺷﺖ ﻗﺎﻻ َح َ ْ ﱠﺎھ ْ و َه
َ ﻋﻄﺎَ ِ ْﻋﯽ ًرا ُ َﺣ ُث َ ع ْ ن ا ِﻻ ُﺟ َ وا ﻻ ﻧَﺎﻟ ِﻘﯿ
َ ﱢ ا ِ ﺪا ﱢﺪ
َ َ ُ
َ ﺳﻦ ﱠن ِ م ْ ن ُ ْﻛﻢ َق ح.ھ ﻓﺎ ض اء ُ َ وﻫ َﻖ ْ ص
ُ ﺣﺎب َ ْ ﻻ ف َ ال َ د ُع َ ﻣﻖ َص ِ اح ِب ال ﱠن
ِ َ َْ َ ً َ ِ ِ
ّ ْ ِّ َ ْ ُ ﯽ
ف ُر ْ و َه اﺷﺖ َ ال ف ِھ ق َض َل ِ م ْ ن ِ ﺳﻨَﻒﺎ اِﺳﻦ َ ُﻋﻄﺎَ ْ ْﺧ ُ ْﻛﻢ اَاُ ِﻓﯿﱠﺎ ُه ْ و َه
ا ِر
Telah menceritakan kepada kami 'Affan telah menceritakan kepada
kami Syu'bah telah memberitakan kepadaku Salamah bin Kuhail
berkata; aku mendengar Abu Salamah bin Abdurrahman di Mina
menceritakan dari Abu Hurairah ia berkata; seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta penuntasan
hutang dengan sikap tidak sopan, maka para sahabat pun ingin
menghajarnya, tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Biarkanlah ia, karena orang yang mempunyai hak berhak untuk
marah, " beliau bersabda: "Belilah seekor unta lalu berikan kepadanya,
" para sahabat berkata; "Wahai Rasulullah, kami tidak mendapatkan
unta kecuali unta yang umurnya lebih besar dari yang ia punya, " maka
beliau bersabda: "Belilah dan berikan kepadanya, karena
sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian adalah orang
yang paling baik dalam pelunasan hutang." (HR. Ahmad No. 9106)
(Hambal, tt).(Journal & Economics, 2020)
C. Penjelasan Hadits-Hadits tentang Wakalah
1. Dari segi sanad
Melihat dari beberapa hadis tersebut dapat diketahui bersama bahwa
periwayatan hadis ini berbagai macam jalur, ada yang bersambung dari
Abu Hurairah r.a. diberikan kepada Abu Salamah bin Abdurrahman,
kemudian didengar oleh Salamah bin Kuhail, kemudian diberikan
kepada Syubah, diceritakan kepada Sulaiman bin Harb. Ada yang dari
Abu Hurairah r.a. kepada Abu Salamah kemudian kepada Salamah bin
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, wakalah adalah salah satu kegiatan muamalah yang bertujuan
untuk tolong-menolong dan bukan untuk mencari keuntungan komersial
semata. Jika ada seseorang yang memang tidak mampu melaksanakan
tugasnya bisa didelegasikan kepada orang yang mampu dalam
melaksanakan suatu tugas tersebut. Diperbolehkannya wakalah ini
berdasarkan dalil dalam ayat al-Qur’an surat al-Kahfi ayat 19 dan beberapa
hadits yang menyatakan dan menerangkan tentang wakalah meskipun dari
jalur yang berbeda.
Dalam teknis pelaksanaannya, dapat berbeda sesuai dengan akad
wakalah yang dilaksanakan. Selama tidak ada yang merasa dirugikan,
maka wakalah tetap sah.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika dalam penyusunan makalah ini
masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis
akan memperbaiki makalah dengan berpedoman pada banyak sumber serta
kritik yang membangun dari para pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
Arif, M. (2018). Filsafat Ekonomi Islam. 1, 171.
Journal, I. I., & Economics, S. (2020). Baitul Mal Wattamwil ,. 2(2), 125–146.