Anda di halaman 1dari 11

PENGERTIAN ILMU HADIST, HADITS, SUNAH, KHABAR, DAN

ATSAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Ulumul Hadits

Dosen Pengampu :

Akhmad Ali Said, M.Ud

Oleh :

Yolia Dwi Fajarwati (18)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)

SEMESTER II

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM (FDKI)

INSTITUT AGAMA ISLAM PANGERAN DIPONEGORO

TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan


berkah, rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tentang “Pengertian Ilmu Hadits, Hadits, Sunah, Khabar, Dan Atsar” ini dengan baik,
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih kepada Bapak
Akhmad Ali Said, M.Ud selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumul Hadits yang telah
memberikan tugas ini kepada saya.

Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Aamiin.

Rejoso, 20 Maret 2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

A. Pengertian Ilmu Hadits ...................................................................................... 3

B. Pengertian Hadits ............................................................................................... 4

C. Pengertian Sunnah ............................................................................................. 4

D. Pengertian Khabar.............................................................................................. 5

E. Pengertian Atsar ................................................................................................. 6

BAB III PENUTUP..................................................................................................... 7

A. Kesimpulan .................................................................................................... 7

B. Saran ............................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hadis merupakan landasan hukum kedua bagi kehidupan umat Islam, selain dari
hukum-hukum dalam al-Qur‟an, perlu juga ada penjelasan melalui hadis, agar manusia dapat
memahami maksud ayat al-Qur‟an yang samar. Karena setiap manusia dari tahun ke tahun
metode pemahaman dan pemikirannya berbeda-beda. Sehingga hadis dapat dibukukan dengan
cara yang berbeda-beda, dengan melihat perkembangan masyarakat dari zaman ke zaman.
Dalam periwayatan hadis yang dilakukan oleh Rasulullah juga masih belum dapat dipastikan
keshahih-annya, bahkan banyak hadis-hadis maudhu‟ yang tersebar di masyarakat.¹

Dalam periwayatan hadis ini, bukan hanya dari kalangan keluarga yang
meriwayatkanya, tetapi dari kalangan sahabat banyak yang meriwayatkan hadis. Diantara
sahabat-sahabat yang meriwayatkannya adalah Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ali bin Abi
Thalib, Usman bin Affan, Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Ibnu Mas‟ud, Zaid bin Tsabit sabit,
Abu Hurairah dan lain-lain. Diantara para sahabat Rasulullah Saw yang banyak meriwayatkan
hadis adalah Abu Hurairah. Karena beliau selalu bersama Rasulullah Saw ketika berpergian,
bahkan beliau mendapat julukan nama Abu Hurairah karena beliau sangat suka terhadap
binatang yaitu kucing. Secara kasat mata dari kalangan ahlul bait dan khulafaur rasyidin
masuk Islam lebih dahulu dibandingkan dengan Abu Hurairah, bahkan periwayatan hadis
yang disampaikan oleh Nabi Saw lebih dahulu didengar oleh para ahlul bait dan khulafaur
rasyidin, sedangkan Abu Hurairah dekat dengan Rasulullah pada tahun 7, akan tetapi gelar
perawi yang paling banyak hanya untuk beliau. Periwayatan hadis yang dilakukan oleh beliau
ini, hanya dalam jangka waktu 3 tahun beliau mendapat 5374, akan tetapi banyak sekali yang
menentang bahwa beliau ini meriwayatkan hadis sebanyak itu. Karena selama 3 tahun beliau
tidak selamanya selalu bersama dengan Rasulullah.² Akan tetapi pertentangan tersebut hanya
orang-orang yang ingin menjatuhkan nama beliau saja.³

Banyak orang yang meriwayatkan hadis pada masa Abu Hurairah, sehingga terjadi
pemalsuan hadis dan beliau dituduh berbohong meriwayatkan hadis dari Rasulullah di
kalangan ahlul bait dan khulafaur rasyidin sendiri tidak ada yang meriwayatkan sebanyak
beliau. Kebersamaan Abu Hurairah dengan Rasulullah Saw sampai Rasul wafat, selama
hidupnya Abu Hurairah tidak berkerja sama sekali hingga segala kebutuhan ekonominya
dipenuhi oleh Rasulullah.⁴

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ilmu hadits?
2. Apa pengertian dari hadits?
3. Jelaskan pengertian dari sunah?
4. Jelaskan pengertian dari Khabar?
5. Jelaskan pengertian dari Atsar?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu hadist.
2. Untuk mengetahui pengertian dari hadits.
3. Mengetahui pengertian dari sunah.
4. Mengetahui pengertian dari Khabar.
5. Untuk mengetahui pengertian dari Atsar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Hadits


Ilmu hadis (ulūm al-ḥadīsׂ) terdiri dari dua kata, yaitu ilmu (ulūm) dan al-ḥadīsׂ.
Kata „ulūm dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak dari „ilm, yang berarti “ilmu-ilmu”;
sedangkan al-ḥadīsׂ di kalangan ulama hadis berarti “segala sesuatu yang disandarkan
kepada nabi Muhammad SAW. Dari perbuatan, perkataan, takrir, atau sifat.”Dengan
demikian, gabungan kata ulūm al-hadῑs mengandung pengertian “ilmu-ilmu yang membahas
atau berkaitan dengan hadis Nabi Muhammad SAW.”. Sedangkan menurut ulama
mutaqaddimin, ulūm al-ḥadīsׂ adalah.
‫ْث َي ْع ِزفَ ِت أَحْ َٕا ِل ُر َّٔاِت َٓا‬
ُ ٍ‫سهَّ َى يِ ٍْ َح‬ َ ُ‫صهَّى هللا‬
َ َٔ ِّ ٍْ َ‫عه‬ ِ ٌْ ‫صا ِل ْاْل َ َحا ِد‬
َ ِ‫ث بِ ِزسُ ْٕ ِل هللا‬ ُ ‫ث ْ َُٕ ع ِْه ٌى ٌُ ْب َح‬
َ ّ ِ‫ث ع ٍْْ َك ٍْ ِف ٍَّ ِت ات‬ ِ ٌْ ‫عهُ ْٕ ُو ْان َح ِذ‬
ُ
َ ‫صاالً َٔاَْ ِم‬
‫طاعًا‬ َ ‫سَُ ِذ اِّت‬ ُ ٍ‫عذَانَتً َٔيِ ٍْ َح‬
َّ ‫ْث َك ٍْ ِفٍَّ ِت ان‬ ً ‫ض ْب‬
َ َٔ ‫طا‬ َ
Artinya: “Ilmu hadis adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana hadis-hadis bisa
tersambung hingga sampai kepada Rasul SAW. Baik dari sisi ke-ḍabit-an dan keadilan
periwayatnya, maupun dari sisi sambung atau putusnya rangkaian rantai sanad.”
Ilmu hadis juga diartikan sebagai suatu ilmu yang dapat digunakan untuk mengetahui
betul atau tidaknya ucapan, perbuatan, ketetapan dari Nabi Muhammad Saw. Dapat juga
diartikan sebagai
‫ي‬ِّ ِٔ ‫ي َٔاْن ًَ ْز‬ َّ ‫ص ُم بِ َٓا إِنَى َي ْع ِزفَ ِت‬
ِّ ِٔ ‫انزا‬ ِ ٌْ ‫ع ِْه ُى ْان َح ِذ‬
َّ ََٕ ‫ث ْ َُٕ َي ْع ِزفَتُ اْنمَ َٕا ِع ِذ انتِ ًْ ٌت‬
Artinya: Ilmu hadis adalah ilmu untuk mengetahui kaidah-kaidah yang berkaitan dengan
periwayat atau sesuatu yang diriwayatkan.”
Imam „Izz ad-Din bin Jama‟ah sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin As-Suyūt ̣ī (w.
911 H) dalam Tadrīb a-Rāwī fī Syarḥ Taqrīb an-Nawawī mengatakan:

ٍِ ْ‫سَُ ِذ َٔ ْان ًَت‬


َّ ‫ث ْ َُٕ ع ِْه ٌى ِبمَ َٕاٍَِ ٍِْ ِب َٓا أَحْ َٕا َل ان‬
ِ ٌْ ‫ع ِْه ُى ْان َح ِذ‬
Artinya: Ilmu hadis adalah ilmu tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui kondisi sanad dan
matan.
Sanad atau isnad (jamak) secara etimologi artinya sandaran. Sedangkan secara
terminologi adalah mata rantai atau jalan yang bersambung sampai kepada matan (isi hadis)
yang terdiri dari para rawi yang meriwayatkan matan hadis dan menyampaikannya.

3
B. Pengertian Hadits
Hadits ( )‫انحذٌث‬secara bahasa berarti Al-Jadiid ( )‫انجذٌذ‬yang artinya adalah sesuatu yang
baru; yakni kebalikan dari Al-Qadiim ( )‫انمذٌى‬yang artinya sesuatu yang lama. Sedangkan
hadits menurut istilah para ahli hadits adalah :

ٍ‫ أ َ ْٔ َٔصْف‬،‫ أ َ ْٔ ت َ ْم ِزٌ ٍْز‬،‫ أ َ ْٔ فِ ْع ٍم‬،‫سهَّ َى يِ ٍْ لَ ْٕ ٍل‬ َ ُ‫صهَّى هللا‬


َ َٔ ِّ ٍْ َ‫عه‬ ّ ِ‫ْف إِنَى انَُّب‬
َ ًِ ِ ُ ‫َيا أ‬
ُ ٍ‫ض‬

Artinya: adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi shallallaahu „alaihi wasallam
baik ucapan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat.

Baik itu hadis marfu‟(yang disandarkan kepada Nabi), hadis mauquf (yang
disandarkan kepada sahabat), ataupun hadis maqthu‟ (yang disandarkan kepada tabi‟in).
Menurut Ushuliyyin, hadis adalah segala sesuatu yangdisandarkan kepada Nabi Saw., selain
al-Qur‟an al-Karim, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun takrir Nabi saw. Yang
bersangkut-paut dengan hukum syara‟. Menurut Fuqaha, hadis adalah segala sesuatu yang
ditetapkan Nabi Saw. Yang tidak ada kaitannya dengan masalah-masalah fardu atau wajib.

Dari definisi tersebut dapat kita ketahui bahwa hadits adalah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi shallallaahu „alaihi wasallam, hingga gerak dan diamnya ketika
terbangun maupun tertidur juga disebut sebagai hadits. Maka dari itu pengertian ini juga
mencakup setiap keadaan Nabi Muhammad shallallaahu „alaihi wasallam menurut para ahli
hadits.

C. Pengertian Sunnah
Sunnah ( )‫انسُت‬secara bahasa berarti As-Siirah Al-Muttaba‟ah ( )‫انسٍزة انًتبعت‬yang berarti
jalan yang diikuti. Setiap jalan dan perjalanan yang diikuti dinamakan sunnah, baik itu jalan
yang baik maupun jalan yang buruk. Dasarnya adalah: Dari Abu Sa‟id Al Khudri dia berkata;
Rasulullah Saw. Bersabda: “Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-
orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya
mereka masuk ke dalam lubang biawak pun kalian pasti akan mengikuti mereka.” (HR.
Muslim)

Dalam al-Qur‟an kata sunnah mengacu pada arti ketetapan atau hukum Allah Swt.,
seperti terkandung dalam QS. Al-Isra‟[17] ayat 77,

ُ ٍْ ‫س ْهَُا لَ ْذ َي‬
َ‫سَُّت‬ َ ‫س ِهَُا يِ ٍْ لَ ْبهَكَ أ َ ْر‬
ُ ‫سَُّتَُِا ت َِجذُ َٔ َال ۖ ُر‬ ً ِٕ ْ‫تَح‬
ُ ‫ٌل ِن‬

Artinya : “(Yang demikian itu) merupakan ketetapan bagi para rasul Kami yang Kami utus
sebelum engkau, dan tidak akan engkau dapati perubahan atas ketetapan Kami.” (QS. Al-
Isra‟[17]: 77)

4
Menurut ahli hadis, sunnah adalah: “Segala yang bersumber dari Nabi Muhammad
Saw., baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabiat, budi pekerti, maupun perjalanan
hidupnya, baik sebelum beliau diangkat menjadi Rasul Saw maupun sesudahnya.” Dari
pengertian tersebut dapat diketahui bahwa sunnah lebih luas dari hadis, karena meliputi segala
yang datang dari Nabi Muhammad Saw. Baik sebelum maupun sesudah diangkat menjadi
Nabi dan Rasul Saw. Nabi Muhammad Saw. Dipandang sebagai uswah hasanah atau qudwah
(contoh atau teladan) yang paling sempurna. Menurut ahli usul fikih, sunnah adalah: “Segala
sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad Saw. Selain al-Qur‟an baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun taqrirnya yang pantas untuk dijadikan dalil bagi penetapan hukum syara‟
(hukum agama).”

Dari pengertian di atas secara kuantitatif jumlah sunnah lebih sedikit dari jumlah
hadis, karena hanya yang berkaitan dengan penetapan hukum syarak. Mereka menempatkan
sunnah pada posisi kedua dalam urutan sumber hukum Islam setelah al-Qur‟an. Dasarnya
adalah: “Bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara
yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan
Sunnah Nabi-Nya.”. (HR. Malik).

D. Pengertian Khabar
Khabar, secara bahasa berarti An-Naba' yang berarti kabar atau berita. Adapun secara
istilah, khabar ini semakna dengan hadits sehingga memiliki definisi yang sama dengan
hadits.

Namun, menurut pendapat yang lain menyatakan bahwa khabar ini lebih umum dari
pada hadits. Sehingga definisi khabar adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
shallallaahu „alaihi wasallam dan juga kepada selain beliau. Syaikh Utsaimin mengatakan :

َ ‫سهَّ َى َٔإِنَى‬
ِِ ‫غٍ ِْز‬ َ ُ‫صهَّى هللا‬
َ َٔ ِّ ٍْ َ‫عه‬ ّ ِ‫ْف إِنَى انَُّب‬
َ ًِ ِ ُ ‫ْان َخبَ ُز َيا أ‬
ُ ٍ‫ض‬

Artinya: Khabar adalah segala sesuatu yang disandarkan pada Nabi shallallaahu „alaihi
wasallam dan juga disandarkan kepada selainnya.

Contohnya seperti perkataan Ali bin Abi Thalib r.a : Termasuk sunnah, ialah
meletakkan tangan di bawah pusar sewaktu melakukan shalat (HR. Abu Dawud).

Ulama lain berpendapat bahwa khabar hanya dimaksudkan sebagai berita yang
diterima dari selain Nabi Muhammad SAW. Orang yang meriwayatkan sejarah disebut
khabary atau disebut muhaddisy. Disamping itu pula ada yang berpendapat bahwa khabary itu
sama dengan hadits, keduanya dari Nabi SAW.

5
E. Pengertian Atsar
Menurut bahasa, Atsar artinya bekasan sesuatu atau sisa sesuatu. Atsar berarti pula
nukilan (yang dinukilkan). Adapun pengertian Atsar menurut istilah, kebanyakan ulama
berpendapat bahwa atsar mempunyai pengertian yang sama dengan khabar dan hadis.
Sebagian ulama mengatakan bahwa atsar lebih umum dari pada khabar, yaitu bahwa atsar
berlaku bagi segala sesuatu yang datang dari Nabi Saw. Maupun dari selain Nabi Saw.,
sedangkan khabar khusus bagi segala sesuatu yang datang dari Nabi Saw. Saja. Adapun para
fuqaha memakai istilah “atsar” untuk perkataan-perkataan ulama salaf, sahabat, tabi‟in dan
lain-lain.

Ada beberapa contoh terkait adanya atsar, yaitu sebagai berikut :

1. Seperti perkataan seorang tabi‟in, yaitu Ubaidillah Ibn Abdillah ibn Uthbah ibn Mas‟ud
sebagai berikut : Menurut sunnah, hendaklah imam bertakbir pada Hari Raya Fitri dan Hari
Raya Adha sebanyak sembilan kali ketika duduk di atas mimbar sebelum berkhuthbah ( HR
Baihaqi).
2. Sahabat Abu Bakar as-Shiddiq Raḍiallāhu „Anhu:

‫انزكَاة َ َح ُّك ْان ًَا ِل‬


َّ ٌَّ ِ ‫انزكَا ِة فَإ‬ َّ ‫َّللاِ ْلُلَا ِتهَ ٍَّ َي ٍْ فَ َّزقَ َبٍٍَْ ان‬
َّ َٔ ‫صلَ ِة‬ َّ َٔ

Artinya: “Demi Allah! Aku benar-benar akan memerangi orang-orang yang membeda-
bedakan antara salat dan zakat karena zakat adalah hak harta.” (HR. Al-Bukhārī)

3. Seorang tabiin, Hasan al-Bashri raḥimahullāh berkata:

َُِ‫َأ َر ِة َٔنَ ِكَُُّّ أ َ َرادَ أ َ ٌْ ٌَ ْست ٍََّ ِبذَ ِنكَ ْان ُح َّكا ُو َب ْعذ‬
َ ‫ع ٍِ ْان ًُش‬
َ ‫سهَّ َى نَغَ ًٍُِّا‬ َ ُ‫صهَّى هللا‬
َ َٔ ِّ ٍْ َ‫عه‬ ُّ ‫ِإ ٌْ َكاٌَ انَُّ ِب‬
َ ‫ى‬

Artinya: Walaupun Nabi tidak membutuhkan musyawarah, tetapi beliau tetap bermusyawarah
untuk membiasakan para hakim setelahnya untuk bermusyawarah. (Riwayat al-Baīhaqī)

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang ilmu hadits diatas, dapat simpulkan bahwa Ilmu hadis
adalah ilmu untuk mengetahui kaidah-kaidah yang berkaitan dengan periwayat atau sesuatu
yang diriwayatkan. Dan juga pengertian tentang hadis, sunnah, khabar, dan atsar sebagaimana
diuraikan di atas, dapat ditarik satu pengertian bahwa keempat istilah tersebut pada dasarnya
memiliki kesamaan maksud, yaitu segala sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW, baik
berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya.
Dari paparan tentang definisi hadis, sunnah, khabar dan atsar di atas, dapat dilihat
bahwa ada perbedaan terminologi yang digunakan oleh muhadditsin terkait ruang lingkup dan
sumber ke empat definisi tersebut. Hadis atau sunnah memberikan pengertian bahwa rawi
mengutip hadis yang disandarkan kepada Rasulullah Saw (marfu„). Sedangkan khabar tidak
hanya mencakup hadis marfu„ saja tetapi juga mengakomodasi hadis mawquf (rawi hanya
bersumber dari sahabat saja tidak sampai pada Rasulullah). Bahkan juga yang hanya berhenti
sampai tingkatan tabi„in (maqtu„) saja. Sedangkan atsar oleh para muhadditsin lebih
diidentikkan hanya pada hadis mawquf atau maqtu„ saja.

B. Saran
Demikian tugas penyusunan makalah ini saya persembahkan, harapan saya dengan
adanya tulisan ini lebih mengenali dan memahami tentang hadits. Khususnya pada mata
kuliah Ulumul Hadits kita bisa mengetahui apa itu ilmu hadits dan bisamembedakan Hadits,
Sunnah, Khabar, dan Atsar.
Saya sadar dalam makalah ini masih banyak kesalahan dalam penulisan maupun
dalam penyampaian. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya perlukan guna
memperbaiki makalah saya selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin.

7
DAFTAR PUSTAKA

An-Nur. (2022, Desember 2). Pengertian Hadits. Retrieved from an-nur.ac.id : https://an-
nur.ac.id/pengertian-hadits/

Bacaan Madani. (2018, Januari). Pengertian Hadist, Sunnah, Khabar, dan Atsar Serta Contohnya.
Retrieved from bacaanmadani.com : https://www.bacaanmadani.com/2018/01/pengertian-
hadits-sunnah-khabar-dan-atsar-serta-contohnya/

Khalid Muhammad Kholid. 2014.Biografi 60 Sahabat Nabi Saw. Ulumul Qura. Jakarta.

Muhammad Abu Zahwi. 1378. Al-Hadis Wal Hadisun Aw’Inayah Al Umah Al-Islamiyah Bis
Sunnati An-Bawawiyah. Syirkah Musahamah. Mesir.

Muhammad Baharu. 2012. Buku Pintar Hadits Edisi Revisi oleh Syamsul Rijal Hamid. Qibla.
Jakarta.

Munzaier Saputra. 2013.Ilmu Hadits. PT Raja Grafid Persada. Jakarta.

Ridwan Nasir. 2008. Ulumul Hadits dan Muslhalah Hadits. Darul Hikmah. Jombang.

Shafta. (2021, Januari 12). Pengertian Hadist, Sunnah, Khabar, Atsar dan Hadits Qudsi.
Retrieved from shafta.sch.id : https://shafta.sch.id/pengertian-hadits-sunnah-khabar-atsar-
dan-hadits-qudsi/

Tim Khas Media. (2020, September 22). Ulumul Hadis, Pengertian Ilmu Hadis dan
Pembahasannya. Retrieved from khaskempek.com : https://khaskempek.com/ulumul-
hadis-pengertian-ilmu-hadis-dan-pembahasannya/

Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya.2011. Studi Hadits. IAIN Sunan Ampel Press.
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai