Anda di halaman 1dari 10

IIS RAHMAWATI 05040222116

HUKUM EKONOMI SYARIAH

HADIS HES

UTS

1. Metode pendekatan studi hadis ada banyak metode, tujuannya agar seseorang dalam
memahami pendekatan hadis tidak hanya secara tekstual tapi juga dikaitkan pendekatan
kontekstual. Sebutkan dan jelaskan serta beri contoh hadisnya dalam memahami metode
pendekatan studi hadis?
a. Pendekatan linguistik (bahasa)
Pendekatan linguistik atau bahasa adalah suatu pendekatan yang cenderung
mengandalkan bahasa dalam memahami hadis Nabi Muhammad. Pendekatan bahasa
dalam upaya mengetahui kualitas hadis tertuju pada beberapa objek. Pertama, struktur
bahasa artinya pakah susunan kata dalam matan hadis yang menjadi objek penelitian
sesuai dengan kaedah bahasa Arab atau tidak?. Kedua, kata-kata yang terdapat dalam
matan hadis, apakah menggunakan kata-kata yang lazim dipergunakan dalam bahasa
Arab pada masa Nabi Muhammad atau menggunakan kata-kata yang baru muncul
dan dipergunakan dalam literatur Arab modern?. Ketiga, matan hadis tersebut
menggambarkan bahasa kenabian. Keempat, menelusuri makna kata tersebut ketika
diucapkan oleh Nabi Muhammad sama makna yang dipahami oleh pembaca atau
peneliti. Pendekatan bahasa dalam penelitian matan akan sangat membantu dalam
kegiatan penelitian yang berkaitan berhubungan kandungan petunjuk dari matan hadis
yang bersangkutan.
Contoh hadis :
‫ت ِإلَى‬ ٍ ‫ب لَهُ َع ْش ُر َح َسنَا‬ َ ِ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َما ِم ْن َح َسنَ ٍة َع ِملَهَا ابْنُ آ َد َم ِإاَّل ُكت‬ َ ِ ‫ع َْن َأبِي ه َُر ْي َرةَ ع َْن َرسُو ِل هَّللا‬
ٌ‫صيَا ُم ُجنَّة‬ ‫َأ‬
ِّ ‫ع َشه َْوتَهُ َوطَ َعا َمهُ ِم ْن جْ لِي ال‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
ُ ‫صيَا َم فَِإنَّهُ لِي َو نَا جْ ِزي بِ ِه يَ َد‬ ِّ ‫ْف قَا َل هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل ِإاَّل ال‬
ٍ ‫ضع‬ ِ ‫َسب ِْع ِماَئ ِة‬
ْ ْ ‫هَّللا‬ ْ ْ ‫َأ‬ َ ُ ُ َ َ ْ ٌ َ ْ ْ ٌ َ َ
‫ْك‬
ِ ‫يح ال ِمس‬ ِ ‫َان فرْ َحة ِعن َد فِط ِر ِه َوفرْ َحة ِعن َد لِقا ِء َربِّ ِه َولخلوفُ ف ِم الصَّاِئ ِم طيَبُ ِعن َد ِ ِمن ِر‬ ِ ‫لِلصَّاِئ ِم فرْ َحت‬
(H.R. al-Nasa>’i> no. 2185) : Dari Abu Hurayrah dari Rasulullah saw. beliau
bersabda: "Tidak ada kebaikan yang dikerjakan anak Adam kecuali akan ditulis
untuknya sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat. Alla>h –Azza> wa Jalla>-
berfirman: 'Kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku akan
membalasnya, ia meninggalkan syahwat dan makanannya hanya karena Aku. Puasa
itu perisai. Orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan; pertama kegembiraan
ketika berbuka dan kedua kebahagiaan ketika bertemu Rabb-nya. Dan aroma mulut
orang yang berpuasa sungguh lebih harum di sisi Allah daripada aroma minyak
kasturi."

b. Pendekatan Historis
Yang dimaksud pendekatan historis dalam memahami hadis adalah dengan
memperhatikan dan mengkaji situasi atau peristiwa sejarah yang terkait dengan latar
belakang munculnya hadis.
Contoh hadis:
‫ص ‡لَّى‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
َ ‫ال اَل يُ ْقتَ ُل ُم ْسلِ ٌم بِ َكافِرٍ َوبِهَ َذا اِإْل ْس ‡نَا ِد ع َْن النَّبِ ِّي‬ َ ‫ب ع َْن َأبِي ِه ع َْن َج ِّد ِه َأ َّن َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ٍ ‫ع َْن َع ْم ِرو ْب ِن ُش َع ْي‬
‫ْؤ‬ ْ ْ
‫ِديَ ِة َعق ِل ال ُم ِم‬ ُ‫ف‬ ْ‫ص‬ َ ْ
ِ‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ِديَة َعق ِل الكافِ ِر ن‬
ْ ُ
(H.R. al-Tirmi>dhi> no. 1333) : dari Amr ibn Shu‘ayb dari ayahnya dari kakeknya
bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Orang Islam tidak dibunuh karena membunuh
orang kafir." Dengan sanad yang sama juga diriwayatkan dari Nabi saw. beliau
bersabda: "Diyat orang kafir adalah setengah diyat orang mukmin."

c. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologis dimaksudkan agar orang yang akan memaknai dan memahami
hadis itu memperhatikan keadaan masyarakat setempat secara umum. Kondisi
masyarakat pada saat munculnya hadis boleh jadi sangat mempengaruhi munculnya
suatu hadis. Jadi keterkaitan antara hadis dengan situasi dan kondidi masyarakat pada
saat itu tidak dapat dipisahkan. Karena itu dalam memahami hadis kondisi
masyarakat harus dipertimbangkan agar pemaknaan tersebut tidak salah.
Pendekatan sosiologis terhadap suatu hadis merupakan usaha untuk memahami hadis
dari aspek tingkah laku sosial masyarakat pada saat itu. Bisa dikatakan bahwa
pendekatan sosiologis terhadap hadis adalah mencari uraian dan alasan tentang posisi
masyarakat sosial yang berhubungan dengan ketentuan-ketentuan dalam hadis.
Penguasaan konsep-konsep sosiologi dapat memberikan kemampuan untuk
mengadakan analisis terhadap efektivitas hadis dalam masyarakat, sebagai sarana
untuk merubah masyarakat agar mencapai keadaan-keadaan sosial tertentu yang lebih
baik.
Contoh hadis:
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُ‡و ُل اَل يَ ْخلُ‡ َو َّن َرجُ‡ ٌل بِا ْم َرَأ ٍة وَاَل تُ َس‡افِ َر َّن ا ْم‡ َرَأةٌ ِإاَّل َو َم َعهَ‡ا‬ َّ ِ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما َأنَّهُ َس ِم َع النَّب‬
َ ‫ي‬ ٍ ‫ع َْن اب ِْن َعبَّا‬
ِ ‫س َر‬
‫ك‬ ‫َأ‬
َ ِ‫ال اذهَبْ فَ ُح َّج َم َع ا ْم َر ت‬ْ ً ‫َأ‬
َ َ‫ت ا ْم َر تِي َحا َّجة ق‬ ْ ‫ْت فِي غ َْز َو ِة َك َذا َو َك َذا َو َخ َر َج‬ ْ ‫هَّللا‬
ُ ‫َمحْ َر ٌم فَقَا َم َر ُج ٌل فَقَا َل يَا َرسُو َل ِ اكتُتِب‬
(H.R> Bukhari no. 2784) : Dari Ibn 'Abba>s ra. bahwa dia mendengar Nabi saw.
bersabda: "Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat (berduaan) dengan
seorang wanita dan janganlah seorang wanita bepergian kecuali bersama
mahramnya". Lalu ada seorang laki-laki yang bangkit seraya berkata: "Wahai
Rasulullah, aku telah mendaftarkan diriku untuk mengikutu suatu peperangan
sedangkan istriku pergi menunaikan hajji". Maka Beliau bersabda: "Tunaikanlah haji
bersama istrimu".

d. Pendekatan Antropologis
Pendekatan antropologis adalah analis yang dilakukan dengan memperhatikan
terbentuknya pola-pola perilaku dalam sebuah tatanan nilai yang dipegang dalam
kehidupan manusia.
Contoh hadis:

ٌ‫ص‡لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‡ ِه َو َس‡لَّ َم َدخَ‡ َل َعلَ ْيهَ‡‡ا َو ِه َي ُم ْس‡تَتِ َرة‬ َ ِ ‫ِّيق َأ َّن عَاِئ َشةَ َأ ْخبَ َر ْت‡هُ َأ َّن َر ُس‡و َل هَّللا‬
ِ ‫صد‬ ِّ ‫َأ ْخبَ َرنِي ْالقَا ِس ُم بْنُ ُم َح َّم ِد ب ِْن َأبِي بَ ْك ٍر ال‬
َ‫ش بِّهُون‬ َ
َ ُ‫س َعذابًا يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة الَّ ِذينَ ي‬ ِ ‫ش ِّد النَّا‬ َ ْ‫بِقِ َر ٍام فِي ِه صُو َرةُ تَ َماثِي َل فَتَلَوَّنَ َوجْ هُهُ ثُ َّم َأ ْه َوى ِإلَى القِ َر ِام فَهَتَ َكهُ بِيَ ِد ِه ث َّم قَا َل ِإنَّ ِمن‬
‫َأ‬ ُ ْ
ِ ‫ِب َخ ْل‬
ِ ‫ق هَّللا‬
(H.R. Ahmad no. 24450) : Telah mengabarkan kepadaku Al-Qa>sim ibn Muhammad
ibn Abu Bakar al-Siddiq bahwa Aishah telah mengabarkan kepadanya waktu itu
Rasulullah saw. pernah menjumpai kain, sementara ia tertutupi oleh kain tipis yang
terdapat gambar makhluk hidup. Seketika wajah beliau pun berubah warna, beliau
menurunkan kain tipis tersebut dan merobeknya dengan tangannya. Beliau bersabda:
"Sesungguhnya orang yang paling keras siksanya pada hari kiamat adalah orang yang
menyerupai penciptaan Allah."

e. Pendekatan Psikologis
Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang menekankan pada kondisi kejiwaan
objek atau kepada siapa sebuah hadis ditujukan. Pendekatan ini perlu dilakukan
mengingat Nabi Muhammad terkadang memberikan jawaban yang berbeda-beda
terhadap satu permasalahan yang sama. Dalam masalah ini, maka pendekatan yang
paling tepat digunakan dalam memahami hadis-hadis etrsebut adalah pendekatan
psikologi.
Contoh hadis:
‫صاَل ةُ لِ َو ْقتِهَا َوبِرُّ ْال َوالِ َد ْي ِن‬
َّ ‫ض ُل اَأْل ْع َما ِل َأوْ ْال َع َم ِل ال‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َأ ْف‬
َ ‫ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ع َْن النَّبِ ِّي‬
(H.R. Muslim no. 123) : Dari Abdullah dari Nabi saw. beliau bersabda, "Amalan-
amalan yang paling utama adalah salat pada waktunya dan berbakti kepada orang
tua."

f. Pendekatan Sains
Pendekatan melalui ilmu pengetahuan (sains) dapat membentuk nalarilmiah yang
berbeda dengan nalar awam atau khufarat (mitologis). Nalar ilmiah ini tidak mau
menerima kesimpulan tanpa menguji premis-premisnya, hanya tunduk kepada
argumen dan pembuktian yang kuat, tidak sekedar mengikuti emosi dan dugaan
semata.
Di tengah pesatnya perkembangan tekonologi dan sains, menuntut pemahaman yang
lebih komprehensip terhadap hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam. Hal ini
dipandang semakin penting, mengingat hadis-hadis yang dikemukakan oleh beliau
terkait dengan kondisi masyarakat ketika itu, sehinga dalam konteks sekarang ini,
terdapat hadis yang kelihatan kurang relevan lagi, jika hanya dilihat secara tekstual.
Karena itu, dibutuhkan pemahaman secara konstekstual. Pengkajian konstekstual
sebuah matan hadis dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu.
Contoh hadis:
َ ‫اب فِي ِإنَ ا ِء َأ َح ِد ُك ْم فَ‡‡ا ْمقُلُوهُ فَ‡ِإ َّن فِي َأ َح‡ ِد َجن‬
‫َاح ْي‡ ِه دَا ًء َوفِي‬ ُ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس‡لَّ َم ِإ َذا َوقَ َع ال ُّذب‬َ ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
ُُّ‫اآْل خَ ِر ِشفَا ًء َوِإنَّهُ يَتَّقِي بِ َجنَا ِح ِه الَّ ِذي فِي ِه ال َّدا ُء فَ ْليَ ْغ ِم ْسهُ ُكله‬

(H.R. Abu> Da>wud no. 3346) : Dari Abu Hurayrah ia berkata, "Rasulullah saw.
bersabda: "Jika ada lalat jatuh ke dalam bejana salah seorang dari kalian maka
celupkanlah lalat tersebut, karena sesungguhnya di dalam salah satu sayapnya
terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terdapat obat. Sesungguhnya lalat
tersebut melindungi diri dengan sayap yang padanya terdapat penyakit, maka
celupkanlah semuanya!"

2. Prinsip dasar ekonomi dan bisnis Islam


‫ْث بْنُ َس‡‡‡‡ ْع ٍد ع َْن يَحْ يَى ْب ِن َس‡‡‡‡ ِعي ٍد ع َْن ُم َح َّم ِد ْب ِن يَحْ يَى ْب ِن َحبَّانَ ع َْن لُْؤ لُ‡‡‡‡َؤ ةَ ع َْن َأبِي‬
ُ ‫ح َأ ْنبََأنَ‡‡‡‡ا اللَّي‬
ٍ ‫َح‡‡‡‡ َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ُر ْم‬
‫هَّللا‬
‫ق ُ َعلَ ْي ِه‬ ‫هَّللا‬
َّ ‫ض َّر ُ بِ ِه َو َم ْن َشا‬
َّ ‫ق َش‬ ‫َأ‬
َ ‫ضا َّر‬ َّ ‫هَّللا‬
َ ‫صلى ُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم قَا َل َم ْن‬ َّ َ ِ ‫صرْ َمةَع َْن َرسُو ِل هَّللا‬ ِ
a. Tulis kembali teks hadis di atas lengkap dengan terjemahnya
‫ْث بْنُ َس ْع ٍد ع َْن يَحْ يَى ب ِْن َس ِعي ٍد ع َْن ُم َح َّم ِد ب ِْن يَحْ يَى ب ِْن َحبَّانَ ع َْن لُْؤ لَُؤ ةَ ع َْن َأبِي‬ ُ ‫ح َأ ْنبََأنَا اللَّي‬
ٍ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ُر ْم‬
َ ‫هَّللا‬
‫ق ُ َعل ْي ِه‬ َّ ‫ق َش‬ ْ ‫هَّللا‬
َّ ‫ض َّر ُ بِ ِه َو َمن َشا‬ ‫َأ‬
َ ‫ضا َّر‬ ْ َ َّ َ
َ ‫صلى ُ َعل ْي ِه َو َسل َم قا َل َمن‬ ‫هَّللا‬ َّ َ ِ ‫ُول‬‫هَّللا‬ ْ َ
ِ ‫صرْ َمةعَن َرس‬ ِ
Terjemah: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ruhm berkata, telah
memberitahukan kami Al-Layts bin Sa’ad dari Yahya bin Sa’id dari Muhammad bin
Yahya bin Habban dari Lu’luah dari Abu Sirmah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“ Barang siapa berbuat kemadharatan maka Allah akan memberinya Mudharat, dan
barang siapa membuat kesusahan pada orang lain maka Allah memberinya
kesusahan.”
b. Apa saja yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dasar ekonomi dan bisnis dalam
islam
1. Kaidah Fikih (Hukum Islam yang menyatakan), " Asal hukum segala kegiatan
ekonomi dan bisnis adalah “boleh/halal”,
sampai ada indikator yang dilarang/haram."
‫األصل في المعامالت اإلباحة حتى يكون الدليل على تحريمه‬
2. Muamalah dilakukan dengan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat
dan menghindarkan mudarat (jalbu al-mashalih wa dar’u al mafashid) atau
sering disebut maslahah
3. Muamalah dilakukan dengan memelihara nilai keseimbangan
(tawazun) dalam pembangunan
4. Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan dan
menghindari dari unsur-unsur kezaliman. Segala bentuk muamalah yang
mengandung unsur penindasan tidak dibenarkan. Keadilan hanya
menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan sesuatu
hanya pada yang berhak, serta memperlakukan sesuatu sesuai posisinya.

c. Tulis dasar hukum prinsip ekonomi dan bisnis islam yang terdapat dalam al-Quran,
lengkap dengan artinya.
1. An-Nisa’ ayat 29
َ‫اض ِّمن ُك ْم ۚ َواَل تَ ْقتُلُ ٓو ۟ا َأنفُ َس ُك ْم ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َكان‬ ۟ ‫۟ ْأ‬ ٓ
ٍ ‫ٰيََأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُوا اَل تَ ُكلُ ٓوا َأ ْم ٰ َولَ ُكم بَ ْينَ ُكم بِ ْٱل ٰبَ ِط ِل ِإٓاَّل َأن تَ ُكونَ تِ ٰ َج َرةً عَن ت ََر‬
‫بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
2. Al-Baqarah ayat 282
‫ب َكاتِبٌ َأن‬ َ ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا ِإ َذا تَدَايَنتُم بِ َد ْي ٍن ِإلَ ٰ ٓى َأ َج ٍل ُّم َس ّمًى فَٱ ْكتُبُوهُ ۚ َو ْليَ ْكتُب بَّ ْينَ ُك ْم َكاتِ ۢبٌ بِ ْٱل َع ْد ِل ۚ َواَل يَْأ‬
‫ق ٱهَّلل َ َربَّهۥُ َواَل يَ ْب َخسْ ِم ْنهُ َش ْيـًٔا ۚ فَِإن َكانَ ٱلَّ ِذى َعلَ ْي ِه‬ ِ َّ‫ق َو ْليَت‬
ُّ ‫ب َك َما َعلَّ َمهُ ٱهَّلل ُ ۚ فَ ْليَ ْكتُبْ َو ْليُ ْملِ ِل ٱلَّ ِذى َعلَ ْي ِه ْٱل َح‬َ ُ‫يَ ْكت‬
‫ُوا َش ِهي َد ْي ِن ِمن رِّ َجالِ ُك ْم ۖ فَِإن لَّ ْم‬ ۟ ‫ض ِعيفًا َأوْ اَل يَ ْست َِطي ُع َأن يُ ِم َّل هُ َو فَ ْليُ ْملِلْ َولِيُّ ۥهُ ب ْٱل َع ْد ِل ۚ َوٱ ْستَ ْش ِهد‬ َ ْ‫ق َسفِيهًا َأو‬ ُّ ‫ْٱل َح‬
ِ
‫ب‬ ‫ْأ‬ ‫ُأْل‬
َ َ‫ض َّل ِإحْ َد ٰىهُ َما فَتُ َذ ِّك َر ِإحْ َد ٰىهُ َما ٱ ْخ َر ٰى ۚ َواَل ي‬ ِ َ‫ضوْ نَ ِمنَ ٱل ُّشهَدَٓا ِء َأن ت‬ َ ْ‫يَ ُكونَا َر ُجلَ ْي ِن فَ َر ُج ٌل َوٱ ْم َرَأتَا ِن ِم َّمن تَر‬
ٓ‫ص ِغيرًا َأوْ َكبِيرًا ِإلَ ٰ ٓى َأ َجلِ ِهۦ ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َأ ْق َسطُ ِعن َد ٱهَّلل ِ َوَأ ْق َو ُم لِل َّش ٰهَ َد ِة َوَأ ْدن َٰى‬ َ ُ‫ُوا ۚ َواَل تَ ْسـَٔ ُم ٓو ۟ا َأن تَ ْكتُبُوه‬ ۟ ‫ٱل ُّشهَدَٓا ُء َذا ما ُدع‬
َ ‫ِإ‬
‫ْس َعلَ ْي ُك ْم جُ نَا ٌح َأاَّل تَ ْكتُبُوهَا ۗ َوَأ ْش ِهد ُٓو ۟ا ِإ َذا تَبَايَ ْعتُ ْم ۚ َواَل‬ َ َ ُ َ َ ُ
َ ‫ض َرة ت ِديرُونهَا بَ ْينك ْم فلي‬ ً ِ ‫َأاَّل تَرْ تَاب ُٓو ۟ا ۖ ِإ ن تكونَ تِ َج َرة َحا‬
ً ٰ ُ َ ‫َأ‬ ‫ٓاَّل‬
۟
‫ق بِ ُك ْم ۗ َوٱتَّقُوا ٱهَّلل َ ۖ َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ٱهَّلل ُ ۗ َوٱهَّلل ُ بِ ُك ِّل َش ْى ٍء َعلِي ٌم‬ ۢ ۟
ٌ ‫ضٓا َّر َكاتِبٌ َواَل َش ِهي ٌد ۚ َوِإن تَ ْف َعلُوا فَِإنَّ ۥهُ فُسُو‬ َ ُ‫ي‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,
meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau
dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan
dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki
(di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua
orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa
maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi
keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang
itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian
itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali
jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka
tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah
apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu
adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
3. Al-Baqarah ayat 188
َ‫اس بِٱِإْل ْث ِم َوَأنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬ ۟ ‫ْأ‬ ۟ ۟ ‫ْأ‬
ِ َّ‫َواَل تَ ُكلُ ٓوا َأ ْم ٰ َولَ ُكم بَ ْينَ ُكم بِ ْٱل ٰبَ ِط ِل َوتُ ْدلُوا بِهَٓا ِإلَى ْٱل ُح َّك ِام لِتَ ُكلُوا فَ ِريقًا ِّم ْن َأ ْم ٰ َو ِل ٱلن‬
Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan)
harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta
benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
4. At-Taubah ayat 24
‫قُلْ ِإن َكانَ َءابَٓاُؤ ُك ْم َوَأ ْبنَٓاُؤ ُك ْم َوِإ ْخ ٰ َونُ ُك ْم َوَأ ْز ٰ َو ُج ُك ْم َوع َِشي َرتُ ُك ْم َوَأ ْم ٰ َو ٌل ٱ ْقتَ َر ْفتُ ُموهَا َوتِ ٰ َج َرةٌ ت َْخ َشوْ نَ َك َسا َدهَا‬
۟ ‫ضوْ نَهَٓا َأ َحبَّ لَ ْي ُكم ِّمنَ ٱهَّلل ِ َو َرسُولِ ِهۦ َو ِجهَا ٍد فِى َسبيلِ ِهۦ فَتَ َربَّص‬
‫ُوا َحتَّ ٰى يَْأتِ َى ٱهَّلل ُ بَِأ ْم ِر ِهۦ ۗ َوٱهَّلل ُ اَل يَ ْه ِدى‬ َ ْ‫َو َم ٰ َس ِكنُ تَر‬
ِ ‫ِإ‬
ٰ
َ‫ْٱلقَوْ َم ْٱلفَ ِسقِين‬
Artinya: Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu
cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik.
5. An-Nur ayat 37
ُ‫صلَ ٰو ِة وَِإيتَٓا ِء ٱل َّز َك ٰو ِة ۙ يَ َخافُونَ يَوْ ًما تَتَقَلَّبُ فِي ِه ْٱلقُلُوب‬
َّ ‫ِر َجا ٌل اَّل تُ ْل ِهي ِه ْم تِ ٰ َج َرةٌ َواَل بَ ْي ٌع عَن ِذ ْك ِر ٱهَّلل ِ َوِإقَ ِام ٱل‬
َ ٰ ‫َوٱَأْلب‬
‫ْص ُر‬
Artinya: Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual
beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari)
membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan
penglihatan menjadi goncang.
6. As-Shaff ayat 10
‫ب َألِ ٍيم‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
ٍ ‫وا هَلْ َأ ُدلُّ ُك ْم َعلَ ٰى تِ ٰ َج َر ٍة تُن ِجي ُكم ِّم ْن َع َذا‬ َ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
3. Riba
ِ ‫ْت َأ‬
‫ب‬ ُ ‫َح َّدثَنَا َأبُو ْال َولِي ِد َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ ع َْن عَوْ ِن ب ِْن َأبِي ُج َح ْيفَةَ قَا َل َرَأي‬
‫اش َم ِة َو ْال َموْ ُشو َم ِة َوآ ِك ِل‬
ِ ‫ب َوثَ َم ِن ال َّد ِم َونَهَى ع َْن ْال َو‬
ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َْن ثَ َم ِن ْال َك ْل‬ َ َ‫ا ْشتَ َرى َع ْبدًا َحجَّا ًما فَ َسَأ ْلتُهُ فَق‬
َ ‫ال نَهَى النَّبِ ُّي‬
َ ‫الرِّ بَا َو ُمو ِكلِ ِه َولَ َعنَ ْال ُم‬
‫ص ِّو َر‬
a. Tulis kembali teks hadis di atas dengan benar dan apa yang dimaksud riba
ِ ‫ْت َأ‬
‫ب‬ ُ ‫َح َّدثَنَا َأبُو ْال َولِي ِد َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ ع َْن عَوْ ِن ب ِْن َأبِي ُج َح ْيفَةَ قَا َل َرَأي‬
‫اش َم ِة َو ْال َموْ ُشو َم ِة َوآ ِك ِل‬
ِ ‫ب َوثَ َم ِن ال َّد ِم َونَهَى ع َْن ْال َو‬
ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َْن ثَ َم ِن ْال َك ْل‬ َ َ‫ا ْشتَ َرى َع ْبدًا َحجَّا ًما فَ َسَأ ْلتُهُ فَق‬
َ ‫ال نَهَى النَّبِ ُّي‬
َ ‫الرِّ بَا َو ُمو ِكلِ ِه َولَ َعنَ ْال ُم‬
‫ص ِّو َر‬
Riba adalah tambahan khusus yang dimiliki salah satu pihak yang terlibat tanpa
adanya imbalan tertentu. Tambahan uang atas modal yang diperoleh dengan cara yang
dilarang oleh syara’, baik dengan jumlah tambahan yang sedikit ataupun dengan
jumlah tambahan banyak.
b. Sebut dan jelaskan macam-macam riba
1. Riba Nasi’ah merupakan tambahan pokok pinjaman yang diisyaratkan dan
diambil oleh pemberi pinjaman dari yang berhutang sebagai kompensasi atas
tangguhan pinjaman yang diberikannya tersebut.
2. Riba Fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih
banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian,
seperti penukaran emas dengan emas,padi dengan padi, dan sebagainya.
c. Bagaimana pendapat saudara tentang hukum perbankan, baik syariah maupun
konvensional, sebut dasar hukum yang boleh dan tidak, baik dari Nas maupun
pendapat para ulama.
Menurut pendapat saya perbankan menurut islam adalah mubah, dengan alasan bank
disuatu negara merupakan kebutuhan yang tidak bisa dielakkan, sehingga
pelaksanaan bank hukumnya boleh atau mubah. Dan karena ada banyak akad didalam
praktek perbankan, maka setidak-tidaknya harus dipilah mana yang benar-benar
haram. Kalau tidak terbukti keharamnya, maka pada dasarnya semua adalah halal.
‫أن األصل في األشياء المخلوقة اإلباحة حتى يقوم دليل يدل على النقل عن هذا األصل‬
Sesungguhnya hukum asal dari segala ciptaan adalah mubah sampai tegaknya dalil
yang menunjukkan berubahnya hukum asal ini. ( Imam Asy Syaukoni, Fathul Qodir,
1/64. Mawqi’ Ruh Al Islam)

Perbankan syariah adalah salah satu jenis perbankan yang menerapkan prinsip syariat
Islam dalam kegiatannya dan jenis usahanya. Tata cara beroprasinya didasarkan pada
bermuamalat secara islam, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan
Hadis. Operasional bank yang dibenarkan dalam Islam yaitu dalam bentuk: al-
wadi'ah, al-mudarabah, atau al-qirad, al-musyarakah, dan al-murabahah. Dasar
hukum yang mengharamkan bank syariah apabila bank syariah tidak memenuhi
syariat Islam. Selain al quran dan hadis, maka berdasarkan hukum positif hal-hal yang
perlu dihindari dalam pelaksanaan bank syariah menurut UU No. 21 tahun 2008: riba,
maisir, gharar, haram.
Pada dasarnya praktek perbankan itu posisinya berada dalam bab-bab muamalah,
dimana prinsip dasarnya adalah kebolehan. Kaidah yang sudah disepakati oleh semua
kalangan nampaknya tidak bisa dipungkiri kebenarannya.
Dalil hukum asal muamalah:
‫واألصل في العقود والمعامالت الصحة حتى يقوم دليل على البطالن والتحريم‬
Hukum asal dalam berbagai perjanjian dan muamalat adalah sah sampai adanya hal
yang menunjukkan kebatilan dan keharamannya. (I’lamul Muwaqi’in, I/344)
Kalau tidak ada dalil atau kesepakatan atas haramnya suatu praktek muamalah, maka
hukumnya harus kembali kepada kebolehan alias halal.
Nash Al-Quran dan hadis yang menjadi dasar operasional perbankan syariah:
1. An-Nisa’ ayat 29
َ‫اض ِّمن ُك ْم ۚ َواَل تَ ْقتُلُ ٓو ۟ا َأنفُ َس ُك ْم ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َكان‬ ۟ ‫۟ ْأ‬ ٓ
ٍ ‫ٰيََأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُوا اَل تَ ُكلُ ٓوا َأ ْم ٰ َولَ ُكم بَ ْينَ ُكم بِ ْٱل ٰبَ ِط ِل ِإٓاَّل َأن تَ ُكونَ تِ ٰ َج َرةً عَن ت ََر‬
‫بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
2. Al-Baqarah ayat 275
ۗ ‫ٱلَّ ِذينَ يَْأ ُكلُونَ ٱلرِّ بَ ٰو ۟ا اَل يَقُو ُمونَ ِإاَّل َك َما يَقُو ُم ٱلَّ ِذى يَتَخَ بَّطُهُ ٱل َّش ْي ٰطَنُ ِمنَ ٱ ْل َمسِّ ۚ ٰ َذلِكَ بَِأنَّهُ ْم قَالُ ٓو ۟ا ِإنَّ َما ٱ ْلبَ ْي ُع ِم ْث ُل ٱل ِّربَ ٰو ۟ا‬
ٓ
َ‫َوَأ َح َّل ٱهَّلل ُ ٱ ْلبَ ْي َع َو َح َّر َم ٱل ِّربَ ٰو ۟ا ۚ فَ َمن َجٓا َءهۥُ َموْ ِعظَةٌ ِّمن َّربِّ ِهۦ فَٱنتَهَ ٰى فَلَهُۥ َما َسلَفَ َوَأ ْم ُرهُۥٓ ِإلَى ٱهَّلل ِ ۖ َو َم ْن عَا َد فَُأ ۟و ٰلَِئك‬
َ‫ار ۖ هُ ْم فِيهَا ٰخَ لِ ُدون‬ ِ َّ‫َأصْ ٰ َحبُ ٱلن‬
Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada
Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
3. Ali-Imron ayat 130
۟ ُ‫ض َعفَةً ۖ َوٱتَّق‬
َ‫وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬ َ ٰ ‫وا ٱل ِّربَ ٰ ٓو ۟ا َأضْ ٰ َعفًا ُّم‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ُ‫وا اَل تَْأ ُكل‬
َ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.
4. Hadist yang diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir bin Abdillah, bahwa ia
menceritakan. "Rasulullah melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan
dengan riba, juru tulis transaksi riba, dua orang saksinya, beliau bersabda,
"Semuanya sama saja.
‫ الحالل ما أحل هللا في كتابه والحرام ما حرم هللا في كتابه وما سكت عنه فهو مما عفا عنه‬.
"Yang halal adalah apa yang Allah halalkan dalam kitabnya, yang haram adalah yang
Allah haramkan dalam kitabnya, dan apa saja yang di diamkanNya, maka itu
termasuk yang dimoofkon. "THR. At Tirmidzi No. 1726)

Bank konvensional adalah yang operasionalnya menerapkan metode bunga, karena


metode bunga sudah ada terlebih dahulu yang menjadi kebiasaan. Sebagai lembaga
intermediasi, bank konvensional menerima simpanan dari nasabah dan
meminjamkannya dari nasabah lain yang membutuhkan dana. Atas simpanan para
nasabah itu bank memberi imbalan berupa bunga, demikian pula atas pemberian
pinjaman itu bank mengenakan bunga kepada para peminjam. Sisitem bunga yang
dimaksud adalah tambahan pembayaran atas uang pokok pinjaman. Dalam perbankan
konvensional terdapat kegiatan-kegiatan yang dilarang syariat Islam, seperti
menerima dan membayar bunga (riba). Menurut pendapat ulama bahwa bunga bank
konvensional termasuk kedalam kategori riba. Oleh karena itu, sebagai orang
Muslim, kita tidak diperbolehkann bertransaksi menyimpan uang di bank
konvensional.
Dasar hukum perbankan konvensional adalah UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan beserta perubahannya, yaitu UU Nomor 10 Tahun 1998
Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum bank konvensional adalah haram.
Namun beberapa ulama yang membolehkan bunga bank memberikan argumentasi
mengenai kebolehan transaksi di bank. Berbrda dengan pendapat ulama yang
mengharamkan bunga bank, karena adanaya kewajiban tambahan pengembalian
sebesar bunga pada prakter bank.
Para ahli fiqh modern masih terdapat yang berselisih pendapat tentang bunga bank,
karena banyaknya nash dan beragamnya transaksi yang dijalankan oleh bank. Bank
seperti inilah oleh sebagian ahli fiqh modern dipandang mubah, sehingga
membenarkan pinjaman berbunga. Akan tetapi ada yang mengharamkan hanya pada
pinjaman yang komsumtif, karena pinjaman seperti ini sering terjadi pemerasan.

4. Jual beli
‫يم ْب ِن ِحزَ ٍام‬ ِ ‫ح َأبِي ا ْل َخلِي ِل عَنْ َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن ا ْل َحا ِر‬
ِ ‫ث َرفَ َعهُ ِإلَى َح ِك‬ ٍ ِ‫صال‬ َ ْ‫ش ْعبَةُ عَنْ قَتَا َدةَ عَن‬ ُ ‫ب َح َّدثَنَا‬ٍ ‫سلَ ْي َمانُ بْنُ َح ْر‬ ُ ‫َح َّدثَنَا‬
َ
‫ص َدقا َوبَيَّنَا‬ َ َ َ َ ‫َأ‬ َ َ َ ْ
َ ْ‫سل َم البَيِّ َعا ِن بِال ِخيَا ِر َما ل ْم يَتَف َّرقا ْو قا َل َحتَّى يَتَف َّرقا فِإن‬ْ َّ َ ‫هَّللا‬
َ ‫صلى ُ َعل ْي ِه َو‬ َّ ‫هَّللا‬
َ ِ ‫سو ُل‬ َ َ ْ
ُ ‫ض َي ُ َعنه قا َل قا َل َر‬ ‫هَّللا‬ ِ ‫َر‬
‫بُو ِر َك لَ ُه َما فِي بَ ْي ِع ِه َما َوِإنْ َكتَ َما َو َك َذبَا ُم ِحقَتْ بَ َر َكةُ بَ ْي ِع ِه َما‬

a. Apa maksud teks hadis yang digarisbawahi di atas, jelaskan


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda; “ dua orang yang melakukan jual
beli boleh melakukan khiyar (pilihan untuk melangsungkan atau membatalkan jual
beli) selama keduanya belum berpisah”, atau sabda Beliau: “hingga keduanya
berpisah. Jika keduanya jujur dan menampakkan dagangannya maka keduanya
diberkahi dalam jual belinya dan bila menyembunyikan dan berdusta maka akan
dimusnahkan keberkahan jual belinya”.
Maksudnya adalah salah satu atau kedua belah pihak boleh memilih untuk
melangsungkan atau membatalkan jual beli selama keduanya belum berpisah dengan
ikhlas tanpa ada paksaan.
b. Bagaimana pendapat para ulama tentang teks hadis yang digarisbawahi diatas
Menurut para ulama khiyar adalah mencari kebaikan dari dua perkara: yaitu
melangsungkan atau membatalkan terhadap pemilihan terhadap sesuatu. Pembahasan
khiyar dikemukakan oleh para ulama fiqih dalam permasalahan yang menyangkut
transaksi dalam bidang perdata khususnya transaksi ekonomi. Sebagai salah satu hak
bagi kedua belah pihak yang melakukan transaksi (akad) ketika terjadi beberapa
persoalan dalam transaksi yang dimaksud. Secara terminologi para ulama fiqh
mendefinisikan khiyar dengan Hak pilih salah satu atau kedua belah pihak yang
melakukan transaksi untuk melangsungkan atau membatalkan transaksi yang
disepakati sesuai dengan kondisi masing-masing pihak yang melakukan transaksi.

Anda mungkin juga menyukai