Riwayah Diroyah
Bersifat Deskriftif/Penggambaran Bersifat Analitik/Berfikir
Riwayah
Prosesnya Alamiah,
Diroyah
Proses Menilai Rawi, Sanad, Matan,
Sejak Zaman Nabi – 500 H Dari tahun 500 H - kapanpun
Riwayah Diroyah
Hasil Diketahuinya kualitas hadits maqbul dan
Terkoleksinya Hadits pada Kitab Hadits mamdud
Sejarah Perkembangan Hadits
َص ُر ْا َ
لو ْح ِي ع ْ
ْ
َوالتَّك ِو ْين
َص ُر التَّ ْه ِذ ْي ِ
ب ع ْ َص ُر ااْل ِ ْنتِشَا ِر
ب ي تَّر تالو ع ْ
َ ْ ِْ ِ صا ِر َ اْل
اك وا ْل َج ْم ِع ال َّرا ِويَ ِ ِ َ ْ َ
م ا لى ا ة
ستِ ْد َر َِوااْل ِ ْ
1.
ِح ْفظُ ال ُّ
سنَّ ِة
5. 2.
تَ ْه ِد ْيبُ َها بالتَّ ْرتِ ْيبِ َها تَ ْد ِو ْينُ َها ُم ْختَلَطٌ
وا ْل َج ْم ِع َوالش َّْر ِ
ح بِا ْلفَتَا ِوي
5
periode
4. 3.
ح
ص ِح ْي ِ
ت َْج ِر ْي ُد ال َّ ,اِ ْف َرا ُدهَابِالتَّ ْد ِو ْي ِن
Perkembangan Hadits
Periode Pertama
Pada Masa Rasulullah SAW.
ص ُر ْال َو ْح ِي َوالتَّ ْك ِو ْين
ْ َع
melalui majlis ilmu, yakni tempat pengajian yang diadakan oleh Nabi
Muhammad SAW untuk membina para jamaah.
melalui ceramah atau pidato di tempat terbuka, misalnya ketika haji wada’
dan fath al-Makkah.
Perkembangan Hadits
Periode Pertama
Pada masa Nabi SAW, hadis tidak ditulis secara resmi
sebagaimana al-Qur’an, hal ini dikarenakan adanya
larangan dari Nabi, berdasarkan:
Asbabul Wurud :
Pelarangan Nabi dalam penulisan hadis tersebut secara
implisit menunjukkan adanya kekhawatiran dari Nabi
apabila hadis yang ditulis akan bercampur baur dengan
catatan ayat-ayat al-Qur’an.
Perkembangan Hadits
Periode Kedua
Perkembangan Hadits pada Masa Khulafa al-Rasyidin (11 H – 40
H) “Sahabat Besar”
Pت َوااْل ِ ْقالَ ِل ِم َن ال َّرا ِويَ ِة
ِ ص ُر التَّثَ ُّب
ْ َع
Sahabat adalah hidup sezaman dengan Nabi, berjumpa dengan
Nabi, meninggalnya dalam keadaan Islam (80 H)
Keterlibatan sahabat Nabi dalam proses diterimanya hadis
adalah sebuah keniscayaan. Baik hadis yang diriwayatkan secara
lisan maupun tulisan, Tanpa kehadiran sahabat, maka mustahil
pesan-pesan Nabi akan sampai kepada generasi selanjutnya.
Pada masa ini perhatian para sahabat masih terfokus pada
pemeliharaan dan penyebaran al-Qur’an, maka periwayatan
hadis belum begitu berkembang dan masih ada pembatasan
dalam periwayatan. Oleh karena itu para ulama menganggap
masa ini sebagai masa pembatasan periwayatan.
Perkembangan Hadits
Periode Kedua
Abu Bakar as-Syidiq
Berawal dari kisah seorang nenek yang menanyakan hak
waris dari harta yang ditinggalkan cucunya.
1. al-Mughirah Ibn Syu’bah (Sebagai Periwayat)
2. Muhammad ibn Salamah (Sebagai saksi)
Pada kepemimpinan Abu Bakar, Hadits yang di
riwayatkan Sedikit, karena:
1. kebutuhan hadis tidak sebanyak pada masa sesudahnya.
2. Abu Bakar selalu sibuk ketika menjabat sebagai khalifah.
3. jarak waktu antara kewafatannya dengan kewafatan Nabi
sangat singkat
Umar Bin Khatab
Dalam Prakteknya, cara Sahabat dalam
meriwayatkan Hadis ada 2 :
Masuknya orang-
orang yahudi
yang bermuka
dua
Perpecahan Umat
ketika Usman
mengangkat
kerabatnya
menjadi pejabat
Adanya
peperangan antar
antar umat islam
Perkembangan Hadits
Periode Kedua
Menyedikitkan
Riwayat
Ikhtiyat
Sahabat
dalam
periwayata
n Hadits
Meneliti
Melarang
keadaan meriwayatkan
rawi dan secara luas hadis
marwi yangbelum
dapat dipahami
setiap secara umum
hadis
Perkembangan Hadits Periode
ketiga
Tabiin adalah yang hidup sezaman dengan Sahabat, lahir setelah Nabi
Wafat (11H), dan meninggal dalam keadaan islam sekitar 12-130 H.
Masa sahabat kecil dan Tabiin Besar, dari berakhirnya zaman Khulafa
Yaman Khurasan
Perkembangan Hadits Periode
Keempat
akhir abad I H para penghafal hadits semakin berkurang karena sudah banyak yang meninggal dunia
Periwayatan secara lisan berperang pada hafalan dan ingatan dalam keseragaman lafaz dan makna tidak bisa berlangsung sangat lama
Faktor internal : Kadar Iman Melemah
Faktor Eksternal : Problema kehidupan ekonomi, social, dan Politik
Sejak tahun 40 H adanya pemalsuan Hadits dari kaum munafiq pada periode Usman Bin Affan
ِ اك وا ْل َج ْم
ع ْ ِ ب َوااْل
ِ ستِ ْد َر ِ ب َوالتَّ ْرتِ ْي
ِ ص ُر التَّ ْه ِذ ْي
ْ َع
”masa pembersihan, penyusunan, dan pelengkapan”
Perkembangan Hadits Periode
Ke-6 dan Ke-7