MUNASABAH AL-QUR’AN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi al-Qur’an
Dosen Pengampu : Hj. Nadhifah, M.Si
Disusun oleh :
1. Alifatul Azifah (2008096044)
2. Amayuda Safii (2008096045)
3. Andri Aditya (2008096046)
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT berkat limpahan rahmat, karunia
dan kuasa-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat beserta salam
juga disanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat dari alam
kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Hj.
Nadhifah, M. S. I. pada bidang Studi Al-Qur’an. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “Munasabah” bagi para pembaca dan kami selaku
penulis.
Dalam penyusunan proposal ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dikarenakan pengalaman dan pengetahuan penulis yang
terbatas. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Munasabah.....................................................................................3
B. Macam-macam Munasabah al-Qur’an...........................................................6
C. Urgensi dan Kegunaan Munasabah al-Qur’an..............................................10
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci bagi semua umat manusia di dunia ini yang
diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat
kerasulannya, yang berisi Wahyu Allah untuk memberi petunjuk kepada manusia
kearah yang terang dan jalan yang lurus agar manusia beriman kepada Allah SWT
sebagai pencipta Alam semesta sehingga mustahil untuk meyakini tuhan selain-Nya.
Setiap ayat yang turun Nabi SAW langsung menjelaskan kandungannya, dan
setiap peristiwa mendapatkan jawaban dari wahyu yang turun kepadanya. tetapi
untuk masa setelah wafatnya Nabi SAW tidak ada lagi penjelasan oleh nabi, hanya
tinggal Hadits, khabar, Atsar yang diyakini asli dari Nabi yang dapat dijadikan
rujukan. Seperti penjelasan atau penafsiran Ayat Al-Qur’an dengan Hadits yang
menerangkan Asbabun Nuzul mengenai turunnya ayat tersebut, akan tetapi
permasalahan selanjutnya timbul, bagaimana dengan ayat yang tidak ada Asbabun
Nuzulnya? Sebagian ulama memasukkan sebuah ilmu yang termasuk dalam kategori
ulumul qur’an yaitu Munasabah Al-qur’an.
Ilmu Munasabah merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan satu ayat
dengan ayat yang berikutnya baik yang terlihat jelas maupun yang tidak jelas.
Lahirnya pengetahuan tentang teori Munasabah (korelasi) ini tampaknya berawal
dari kenyataan bahwa sistematika Al-Qur’an sebagaiman terdapat dalam Mushaf
Usmani sekarang tidak berdasarkan atas fakta kronologis turunnya.
Oleh karena itu, kami akan membahas tentang Munasabah al-Qur’an dalam makalah
ini.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa pengertian dari Munasabah?
2. Jelaskan apa saja macam-macam dari Munasabah al-Qur’an?
3. Jelaskan apa kegunaan mempelajari Munasabah al-Qur’an?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Munasabah
2. Untuk mengetahui macam-macam dari Munasabah al-Qur’an
3. Untuk mengetahui kegunaan mempelajari Munasabah al-Qur’an
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Munasabah
Menurut As-Suyuthi, kata munasabah secara etimologis dapat diartikan dalam
dua kata yakni, al-musyakalah (keserupaan) dan al-muqarabah (kedekatan). Istilah
munasabha digunakan dalam ‘illat dalam bab qiyas, dan bereti Al-wash Al-muqarib
li Al-hukm (gambaran yang berhubngan dengan hukum) dikutip dari buku karya
Badr A-Din Muhammad bin ‘AbdillahAz-Zarkasyi dalam bukunya yang
berjudul Al-Burhan fi “Ulum Al-Qur’an. Istilah munasabah diungkapkan pula
dengan kata rabth (pertalian).[1]
Berikut adalah beberapa definisi munasabah secara termologi:
3. Menurut Al-Biqa’i
“Munasabah adalah suatu ilmu yang mencoba mengetahui alasan-alasan di balik
susunan atau urutan bagian-bagian al-Qur’an, baik ayat dengan ayat, atau surat
dengan surat.”
3
Dalam Ulumul Qur’an, munasabah berarti menjelaskan kolerasi makana
antarayat atau antarsurat, baik kolerasi itu bersifat umum atau khusus; rasional
(‘aqli), persepsi (hassiy), atau imajinatif (khayali); tau kolerasi berupa sebab-akibat,
‘llat dan ma’lul, perbandingan, dan perlawanan dikutip dari buku Mutiara Ilmu-
Ilmu Al-Qur’an karya Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki Al-Husni.
Untuk membuktikan apakah ada hubungan antara surat atau ayat dengan surat
atau ayat lain dalam al-Qu’an berikut beberapa contoh.
4
amat mengagumkan sebagai petanda adanya hikmah dalam susunan surat-
surat dalam al-Qur’an.
5
membantu kita memahami dengan tepat ayat-ayat dan surah-surah yang
bersangkutan.
Ilmu ini dapat berperan mengganti ilmu asbabul nuzul, apabila kita tidak dapat
mengetahui sebab turunnya suatu ayat tetapi kita bisa mengetahui adanya relevansi
ayat itu dengan yang lainnya. Sehingga di kalangan ulama timbul masalah mana
yang didahulukan antara mengetahui sebab turunnya ayat dengan mengetahui
hubungan antara ayat itu dengan yang lainnya.
Tentang masalah ilmu munasabah di kalangan ulama’ terjadi perbedaan
pendapat, bahwa setiap ayat atau surat selalu ada relevansinya dengan ayat atau
surat lain. Ada pula yang menyatakan bahwa hubungan itu tidak selalu ada. Tetapi
sebagian besar ayat-ayat dan surah-surah ada hubungannya satu sama lain. Ada
pula yang berpendapat bahwa mudah mencari hubungan antara suatu ayat dengan
ayat lain, tetapi sukar sekali mencari hubungan antara suatu surat dengan surat
lainnya.
Muhammad Izah Daruzah mengatakan bahwa semula orang menyangka antara satu
ayat atau surat dengan ayat atau surat yang lain tidak memiliki hubungan antara
keduanya. Tetapi kenyataannya, bahwa sebagian besar ayat-ayat dan surat-surat itu
ada hubungan antara satu dengan yang lain.
Untuk meneliti keserasian susunan ayat dan surat (munasabah) dalam Alquran
diperlukan ketelitian dan pemikiran yang mendalam. As-Suyuthi menjelaskan ada
beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk menemukan munasabah ini, yaitu:
1. Harus diperhatikan tujuan pembahasan suatu surat yang menjadi objek pencarian.
2. Memerhatikan uraian ayat-ayat yang sesuai dengan tujuan yang dibahas dalam
surat.
3. Menentukan tingkatan-tingkatan itu, apakah ada hubungannya atau tidak.
4. Dalam mengambil kesimpulannya, hendaknya memerhatikan ungkapan-
ungkapan bahasanya dengan benar dan tidak berlebihan.
6
antar ayat, serta antar surat. Macam-macam hubungan tersebut apabila diperinci
akan menjadi sebagai berikut :
1. Munasabah antara surat dengan surat.
2. Munasabah antara nama surat dengan kandungan isinya.
3. Munasabah antara kalimat dalam satu ayat.
4. Munasabah antara ayat dengan ayat dalam satu surat.
5. Munasabah antara nama surat dengan tujuan turunnya
6. Munasabah antara uraian surat dengan akhir uraian surat.
7. Munasabah antara akhir surat dengan awal surat berikutnya.
8. Munasabah antara ayat tentang satu tema.
9. Munasabah antara penutup surat terdahulu dengan awal surat berikutnya
Dalam upaya memahami lebih jauh tentang aspek-aspek munasabah yang telah
disebutkan di atas, maka berikut penjelasan detail mengenai macam-macam
Munasabah sesuai daftar di atas :
Nama suatu surah pada dasarnya bersifat tawqifi. Namun beberapa bukti
menunjukkan bahwa suatu surah terkadang memiliki satu nama dan terkadang dua
nama atau lebih. Tampaknya ada rahasia dibalik nama tersebu. Para ahli tafsir
sebagaimana yang dikemukan oleh sayuthi melihat adanya keterkaitan antara nama-
7
nama surah dengan isi atau uraian yang dimuat dalam suatu surah. Kaitan antara
nama surah dengan isi ini dapat di indentifikasikan sebagai berikut:
a. Nama diambil dari urgensi isi serta kedudukan surah. Nama surah al-
fatihah disebut dengan umm al-kitab karena urgensinya dan disebut dengan
al-Fatihah karena kedudukannya.
b. Nama diambil dari perumpamaan, peristiwa, kisah atau peran itu syarat
dengan ide. Di sini dapat disebut nama-nama surah: al-‘Ankabut, al-Fath,
al-Fil, al-Lahab dan sebagainya.
Munasabah antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam satu ayat
dapat dilihat dari dua segi. Pertama adanya hubungan langsung antar kalimat secara
konkrit yang jika hilang atau terputus salah satu kalimat akan merusak isi ayat.
Identifikasi munasabah dalam tipe ini memperlihatkan ciri-ciri ta’kid / tasydid
( penguat / penegasan ) dan tafsir / I’tiradh ( interfretasi / penjelasan dan ciri-
cirinya). Contoh sederhana ta’kid
Untuk melihat munasabah semacam ini perlu diketahui bahwa ini didaftarkan
pada pandangan datar yaitu meskipun dalam satu surah tersebar sejumlah ayat,
namun pada hakikatnya semua ayat itu tersusun dengan tertib dengan ikatan yang
padu sehingga membentuk fikiran serta jalinan informasi yang sistematis. Untuk
menyebut sebuah contoh, ayat-ayat diawal Q.S al-Baqarah 1 – 20 memberikan
sistematika informasi tentang keimanan, kekufuran, serta kemunafikan. Untuk
8
mengidentifikasikan ketiga tipologi iman, kafir dan nifaq, dapat ditarik hubungan
ayat-ayat tersebut.
Salah satu rahasia keajaiban al-Qur’an adalah adanya keserasian serta hubungan
yang erat antara awal uraian suatu surat dengan akhir uraiannya. Sebagai contoh,
dikemukakan oleh al-Zamakhsyari demikian juga al-Kirmani bahwa Q.S al-
Mu’minun diawali dengan “ونzz ( “ قد افلح المؤمنrespek Tuhan kepada orang-orang
Mukmin ) dan diakhiri dengan “ ( “ انه اليفلح الكافرينsama sekali Allah tidak menaruh
respek terhadap orang-orang Kafir ). Dalam Q.S al-Qashas, al-Sayuthi melihat
adanya munasabah antara pembicaraan tentang perjuangan Nabi Musa menghadapi
Fir’aun seperti tergambar pada awal surah dengan Nabi Muhammad Saw yang
menghadapi tekanan kaumnya seperti tergambar pada situasi yang dihadapi oleh
Musa As dan Muhammad Saw, serta jaminan Allah bahwa mereka akan
memperoleh kemenangan.
9
Misalnya akhir surah al-Waqi’ah / 96 :
10
Selain itu, dengan munasabah dapat memberikan gambaran yang semakin terang
bahwa Al-Qur’an itu betul-betul kalam Allah, tidak hanya teksnya, melainkan
susunan dan urutan ayat-ayat dan surat-suratnya pun atas petujuk-Nya.
Pakar ulama tafsir seperti Ibn al-‘Arabi menyatakan bahwa kajian munasabat
adalah suatu ilmu yang besar dan mulia, hanya orang-orang tertentu yang dapat
menggalinya. Al-Zarkasyi juga mengakui pentingnya ilmu ini dengan menyatakan
secara tegas bahwa munasabat adalah ilmu yang amat mulia yang dapat memelihara
dan meluruskan pola pikir serta mengenal kadar kemampuan seseorang dalam
berbicara
11
Maka, dalam mempelajari Munasabah ini banyak sekali terkandung Faedah dan
kegunaannya, sebagaimana diuraikan dibawah ini :
12
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Munasabah berarti menjelaskan kolerasi makana antarayat atau antarsurat, baik
kolerasi itu bersifat umum atau khusus; rasional (‘aqli), persepsi (hassiy), atau
imajinatif (khayali); tau kolerasi berupa sebab-akibat, ‘llat dan ma’lul,
perbandingan, dan perlawanan dikutip dari buku Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur’an
karya Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki Al-Husni.
Pembagian Munasabah:
1. Munasabah antara surat dengan surat.
2. Munasabah antara nama surat dengan kandungan isinya.
3. Munasabah antara kalimat dalam satu ayat.
4. Munasabah antara ayat dengan ayat dalam satu surat.
5. Munasabah antara nama surat dengan tujuan turunnya
6. Munasabah antara uraian surat dengan akhir uraian surat.
7. Munasabah antara akhir surat dengan awal surat berikutnya.
8. Munasabah antara ayat tentang satu tema.
9. Munasabah antara penutup surat terdahulu dengan awal surat berikutnya
13
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER :
https://fanshob.wordpress.com/2010/03/21/keserasian-antara-ayat-dengan-ayat-dan-
surat-dengan-surat-munasabat/
https://bagasdiwantaraword.wordpress.com/2016/10/21/pengertian-dan-macam-macam-
munasabah/
https://dedikayunk.wordpress.com/2014/11/19/munasabah-dalam-al-quran/
14
15