MAKALAH
Dosen Pengampu:
Endah Triwisudaningsih, M Pd.I
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Pengertian Ulum Al-Qur’an........................................................................3
B. Ruang Lingkup Ulum Al-Qur’an................................................................4
C. Cabang-Cabang Ulum Al-Qur’an...............................................................7
D. Perkembangan Ulum Al-Qur’an.................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................17
A. Kesimpulan...............................................................................................17
B. Saran.........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ٍ ََّاس وبِّين
ِ َات ِّمن اهْل َدى والْ ُفرق ِِ ِ َّ
ان ْ َ ُ َ َ َ ِ ي ُأن ِز َل فيه الْ ُق ْرآ ُن ُه ًدى لِّلن
َ ضا َن الذ
َ َش ْه ُر َر َم
Artinya : “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda.” (Q.S. Al-Baqarah : 185)
Al-Qur’an merupakan pedoman pertama dan utama bagi umat islam. Al-
qur’an diturunkan dalam bahasa arab, namun yang menjadi masalah dan pangkal
perbedaan adalah kapasitas manusia yang sangat terbatas dalam memahami al-
qur’an. Karena pada kenyataannya tidak semua yang pandai bahasa arab,
sekalipun orang arab sendiri, mampu memahami dan menangkap pesan ilahi yang
terkandung didalam al-qur’an secara sempurna. Terlebih orang awam (non-arab)
bahkan sebagian para sahabat nabi, dan tabi’in yang tergolong lebih dekat kepada
masa nabi, masih ada keliru menangkap pesan al-qur’an.
Kesulitan-kesulitan itu menyadarkan para sahabat dan ulama’ generasi
berikutnya akan kelangsungan dalam memahami al-qur’an. Mereka merasa perlu
membuat rambu-rambu dalam memahami al-qur’an. Terlebih lagi penyebaran
islam semakin meluas, dan kebuhan pada pemahaman al-qur’an menjadi sangat
mendesak. Hasil jerih payah para ulama’ itu menghasilkan cabang ilmu al-qur’an
yang sangat banyak. Adanya permasalahan tersebut menjadi urgensi dari ilmu-
ilmu al-qur’an sebagai sarana menggali pesan tuhan, serta untuk mendapat
pemahaman yang benar terhadap al-qur’an.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka
permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian ulum al-qur’an?
2. Apa saja ruang lingkup ulum al-qur’an?
3. Apa saja cabang-cabang ulum al-qur’an?
1
4. Bagaimana perkembangan ulum al-qur’an?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ulum al-qur’an
2. Untuk mengetahui ruang lingkup ulum al-qur’an
3. Untuk mengetahui cabang-cabang ulum al-qur’an
4. Untuk mengetahui perkembangan ulum al-qur’an
2
BAB II
PEMBAHASAN
َومَجِ ِع اَلْ ُق ْراَ ِن َوَت ْرتِبِ ِه َو َم ْع ِرفَِة اَلْ َم ِّك ِّي َوالْ َم َد يِن ِّ َوالنّا ِس ِخ َوالْ َمْن ُس ِخ َوامل ْح َك ِم
ُ
ك مِم ّالَهُ ِصلَةُ بِالْ ُق ْراَن
)2( ِ ِ
َ َوالْ ُمتَ َشابِِه اىَل َغْيَر َذل
Artinya: Ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berkaitan
dengan Al-Qur'an dari sisi informasi tentang asbab an-nuzul, kodifikasi
dan tertib penulisan Al-Qur'an dan ayat-ayat yang di turunkan di Mekah
(makiyyah) dan ayat-ayat yang di turunkan di Madinah (madaniyyah), dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan Al-Qur'an.3. 1
1
Muhammad bin muhammad abu syahbah, al-madkhai li dirasat Al-quran Al-karim, maktabah Al-
sunnah,kairo, 1992, 18-20.
2
Manna’ al-qaththan, mabahits fi Ulum Al-quran, Mansyurat Al-ashr Al-hadis, ttp., 1973, 15-16
3
Terjemahan Manna' Al-Qaththan
3
C. Menurut Az-Zarqhoni
4
Berkenaan dengan persoalan ini, M.Hasbi Ash-Shiddieqy berpendapat
bahwa ruang lingkup pembahasan Ulum Al-Quran terdiri dari enam hal
pokok berikut ini :9
5
c. Kata-kata Al-Qur’an yang mempunyai makna serupa (homonim),
d. Padanan kata-kata Al-Qur’an (sinonim),
e. Isti’arah
f. Penyerupaan (tasybih).
a. Berpisah (fashil),
b. Besambung (washl),
c. Uraian singkat (i’jaz),
d. Uraian panjang (ithnab),
6
e. Uraian seimbang (musawah),
f. Pendek (qashr).
7
11. Ilmu Badai’u Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan keindahan susunan
bahasa Al-quran.
12. Ilmu I’jaz Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan segi-segi kekuatan Al-
quran sehingga dipandang sebagai suatu mukjizat dan dapat melemahkan
penantang-penantangan.
13. Ilmu Tanasub Ayat Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan persesuaian
antara suatu ayat dengan ayat sebelum dan sesudahnya.
14. Ilmu Aqsam Al-Qur'an, yaitu ilmu yang menerangkan arti dan maksud-
maksud sumpah allah yang terdapat didalam al-quran.
15. Ilmu Amtsal Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan perumpamaan-
perumpamaan al-quran, yakni menerangkan ayat-ayat perumpamaan yang
dikemukaan al-quran.
16. Ilmu Jadal Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan macam-macam
perdebatan yang telah dihadapkan al-quran kepada segenap kaum
musyrikin dan kelompok lainnya.
8
Kegairahan para sahabat untuk mempelajari dan mengamalkan
Al-Qur’an tampaknya lebih kuat lagi ketika nabi hadir di tengah-tengah
mereka. Hal inilah yang kemudian mendorong ibn Taimiyyah untuk
mengatakan bahwa nabi sudah menjelaskan apa-apa yang menyangkut
penjelasan Al-Qur’an kepada para sahabatnya.12 Beberapa riwayat yang
membuktikan adanya penjelasan Nabi kepada para sahabat menyangkut
penafsiran Al-Qur’an.
1. Riwayat yang dikeluarkan oleh ahmat, Tirmiz, dan lainnya dari ‘Adi
bin hayyan.
2. Riwayat yang disampaikan oleh At-Tirmidzi dan ibn Hibban, di dalam
shahihnya.
3. Riwayat yang disampaikan oleh Ahmat, Al-Bukhari, Muslim, dan
yanglainnya.
4. Contoh-contoh penafsiran nabi lainnya yang menjadi materi pokok dan
landasan utama kitab-kitab tafsir bi al-ma’tsur
5. Periode sebelum kodifikasi sekaligus mejelaskan perkembangan
‘Ulum Al-Qur’an pada abad I
2. Fase Kodifikasi
Padaa fase sebelum kodifikasi, ‘Ulum Al-Quran juga ilmu-ilmu
lainnya belum dikodifikasikan dalam bentuk kitab atau mushaf. Satu-
satunya yang sudah dikodifikasikan saat itu hanyalah Al-Quran.13
Fenomena itu harus berlangsung sapai ketika ‘Ali bin Abi Thalib
memerintahkan Abu Al-Aswad Ad-Da’uli untuk menulis ilmu nahwu.
Perintah ‘Ali inilah yang membuka gerbang pengodifikasian imu-ilmu
agama dan bahasa arab.
Pengodifikasian itu semakin marak dan meluas ketika islam berada
pada tangan pemerintahan bani Umayyah dan bani ‘Abbasiyah pada
periode-periode awal pemerintahannya.
9
sebab tafsir merupakan induk ‘Ulum Al-Qur’an. Di antara uama abad II H.
Yang menyusun tafsir ialah:
a. Syu’bah Al-hajjaj (w. 160 H.),
b. Sufyan bin ‘Uyainah (w. 198.),
c. Sufyan Ats-Tsauri (w. 161 H.),
d. Waqi’ bin Al-Jarrh (128-197.),
e. Muqatil Bin Sulaiman (W. 150 H.),
Ibn Jarir Ath-Thabari (w. 310 H.). Tafsir yang ditulisnya, yakni
Jami’ Al-bayan fi Tafsir Al-Quran, dipandang sebagai ktiab tafsir yang
terbaik karena penulisnya adalah orang yang pertama kali menyajikan
tafsir dengan mengemukakan berbagai pendapat yang diserta pula dan
proses tarjih. Kitab ini dipandang sebagai kitab yang pertama kali
mencampuradukkan antara tafsir bi al-ma’tsur dengan tafsir bi ar-ra’yi.14
214
Syahbah, 31.
10
a. Abu bakar As-Sijistani (w.330 H.) yang menyusun kitab Gharib Al-
quran,
b. Abu Bakar Muhammad bin Al-qasim Al-anbari (W.328 H.) yang
menyusun kitab ‘Aja’ib “Ulum Al-Quran.
c. Di dalam kitab itu ia menjelaskan perihal tujuh huruf (sab’ah ahruf),
penulisan mushaf, jumlah bilangan surat, ayat-ayat dan surat-surat
dalam Al-Quran,
d. Abu Al-hasan Al-asy’ari (w.324 H.) yang menyusun kitab Al-
Mukhtaza fi “Ulum Al-Quran,
e. Abu Muhammad Al-qassab Muhammad bin Ali Al-Kurkhi (w.360 H.)
yang menyusun kitab nukat Al-Quran Ad-Dallah ‘ala Al-Bayyan fi
Ariwa‘ Al-‘Ulum wa Al-Ahkam Al-Mumbi’ah ‘an ikhtilaf Al-Anam,
f. Muhammad bin ‘Ali Al-adfawi (w.388 H.) yang menyusun kitab Al-
Istighna’ di ‘Ulum Al-Quran (20 jilid).
11
7. Perkembangan ‘Ulum Al-Qu’an Abad VI H.
Pada abad VI H. Di samping terdapat ulama yang meneruskan
pngembangan ‘Ulum Al-Qur’an, juga terdapat ulama yang mulai
menyusun mubhamat Al-Qur’an,di antaranya:
a. Abu Al-qasim bin ‘Abdurrahman As-suhaili (w.581 H.)15 yang
menyusun kitab mubhamad Al-quran.kitab ini menjelaskan maksud
kata-kata Al-quran yang ‘’tidak jelas’’,apa atau siapa yang di
maksudkan.
b. Ibn al-jauzi (w.597 H.)yang menyusun kitab funun Al-afnan fi’Aja’ib
Al-Quran dan kitab Al-mujtaba’fi’ulum Tata’allaq bi Al-Quran.
12
c. Najmuddin ath-thufi (w.716 H.) yang menyusun ilmu hujaj Al-quran
atau ilmu jadal Al-quran,
d. suatu ilmu yang membahas bukti-bukti atau argumentasi-argumentasi
yang di pakai Al-quran untuk menetapkan sesuatu.
e. Abu al-hasan al-mawardi,yang menyusun ilmu amtsal Al-quran,suatu
ilmu yang membahas perupamaan-perumpamaan dalam Al-quran.
f. Badruddin az-zarkasyi16 (745-749 H.) yang menyusun kitab al-burhan
fi’ulum Al-quran kitab ini telah di terbitkan oleh ustd muhammad abu
al-fadhl ibrahim (4 jilid). kitab ini memuat 47 macam persoalan ulum
Al-quran.
g. Taqiyuddin ahmad bin taimiyah al-harrani (w.728 H.) yang menyusun
kitab ushul Al-tafsir.
13
syarat-syarat penafsiran bi al-ra’yi yang dapat diterimama, sedangkan
khatimahnya berisi etika–etika guru dan murid.
c. Jalaluddin ‘Abdurrahman bin kamaluddin as-suyuthi (849-911 H.)
yang menyusun kitab Ath-Tahbir fi ulum At-Tafsir. Penyusunan kitab
ini selesai pada tahun 872 H. Dan merupakan kitab ‘ulum al-quran
yang paling lengkap karena memuat 102 macam ilmu-ilmu al-quran.
Namun, imam Asy-Suyuthi masih belum puas atas karya ilmiahnya
yang hebat itu ia kemudian menyusun kitab A-itqan fi ulum al-quran
(2 juz) yang membahas sejumlah 80 macam ilmu-ilmu al-quran secara
sistematis dan padat isinya. Kita al-itqan ini belum ada yang
menandingi mutunya dan kitab ini di akui sebagai kitab standar dalam
mata pelajaran ‘ulum al-quran. Setelah Asy-Suyuthi wafat pada tahun
991 H.
d. Perkembangan imu-ilmu Al-quran seoah-olah telah mencapai
puncaknya dan berhenti dengan berhentinya kegiatan para uam dalam
mengembangkan imu-ilmu al-quran.Keadaan semacam ini terjadi sejak
wafatnya Asy-Suyuthi (911 H.) sampai akhir abat XIII H.
14
berbagai keraguan di seputar Al-Quran. Bantahan terhadapnya telah
dilakukan upamannya oleh Ustadz Syekh Muhammad Al-Khidir Husein,
salah seorang Syekh Al-Azhar.
Di antara karya-karya ‘Ulum Al-Qur’an yang lahir pada abad ini
adalah:
a. Syekh Thahir Al-Jazali yang menyusun kitab At-Tibyan fi ulum Al-Quran
yang selesai pada tahun 1335 H.
b. Jamaluddin Al-qasimy (w.1332 H.) yang menyusun kitab Mahasin Al-Ta’wil
. Juz pertama kiab ini dikhususkan untuk pembicaraan ulum Al-Quran.
c. Muhammad ‘Abd Al-Azhin Az-Zarkani yang menyusun kitab manahil
Al-‘irfani fi ‘Ulum Al-Quran (2 jilid).
d. Muhammad ‘ali salamah yang menyusun kitab manhaj Al-Furqan fi ‘Ulum
Al-Quran.
e. Syeikh Tanthawi jauhari yng menyusun kitab Al-Jawahir fi Tafsir Al-Quran
dan Al-Quran wa ‘Ulum ‘Ashriyyah.
f. Mushthafa shadiq Ar–Rafi’i yang menyusun kitab i’jaz Al-Quran.
g. Ustadz Sayyid Quthub yang menyusun kitab At-Tashwir Al-Fani fi Al-Quran.
h. Ustadz Malik bin Nabi yang menyusun kitab Az-Zhahirah Al-Qurraniyah.
Kitab ini sangat penting dan banyak berbicara mengenai wahyu.
i. Sayyid imam Muhammad Rasyid Ridha yang menyusun kitab Tafsir Al-
Quran Al-Hakim yang terkenal pula dengan nama Tafsir Al-Manar.
Didalamnya banyak juga penjelasan tentang ‘Ulum Al-Quran.
j. Syekh Muhammad ‘Abdullah Darraz yang menyusun kitab An-Naba’
Al-‘Azhim ‘an Al-Quran Al-Karim: Nazharat Jadidah Fi Al-Quran.
k. DR. Subhi As-Salih, guru besar Islamic Studies dan Fiqhu lugah pada
fakultas Adab Universitas Libanon, yang menyusun kitab mabahits fi ulum
Al-quran. Kitab ini selain membahas ‘ulum Al-Quran, juga menanggapi
secara ilmiah pendapat-pendapat orientalis yang dipandang salah mengenai
berbagai masalah yang berhubungan dengan Al-Quran.
l. Syekh Mahmud Abu Daqiqi yang menyusun kitab ‘Ulum Al-Quran.
m. Syekh Muhammad ‘Ali Salamah, yang menyusun kitab Manhaj Al-Furqan fi
‘Ulum Al-Quran.
n. Ustadz Muhammad Al-Mubarak yang menyusun kitab Al-Manhaj Al-Khalid.
o. Muhammad Al-Ghazali yang menyusun kitab Nazharat fi Al-Quran.
15
p. Syekh Muhammad musthafa Al-Maraghi yang menyusun sebuah risalah yang
menerangkan kebolehan kita menerjemahkan Al-Quran. Ia pun menulis kitab
Tafsir Al-Maraghi.17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
Berdasarkan rumusan masalah dari penjelasannya maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Ulumul Qur’an secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari
dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jama’
dari kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan
kepada kata Al-Qur’an telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini
merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an,
baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun dari segi
pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya. Sedangkan
secara terminologi dapat disimpulkan bahwa ulumul qur’an adalah ilmu
yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari
aspek keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun aspek pemahaman
kandunganya sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia.
2. Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup
pembahasan yang luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu yang ada
kaitanya dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu
tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa Arab. Ruang lingkup ulum Al-Qur'an
terdiri dari 6 sebagai berikut:
a. Persoalan Turunnya Al-Quran (Nuzul Al-Quran).
b. Persoalan Sanad (Rangkaian Para Riwayat ).
c. Persoalan Qira’at (Cara Pembacaan Al-Quran).
d. Persoalaan kata-kata Al-Qur’an.
e. persoalan makna-makna Al-Quran yang berkaitan dengan Hukum.
f. Persoalan Makna-Makna Al-Qur’an yang Berpautan dengan kata-kata
Al-Qur’an.
17
d. Ilmu Mawarikh An-Nuzul
e. Ilmu Asbab An-Nuzul
f. Ilmu Qira’at
g. Ilmu Qharib Al-Qur’an
h. Imu I’rab Al-Qur’an
i. Ilmu Wujuh wa An-Nazh’air
j. Ilmu Ma’rifat Al-Muhkam wa Al-Mutasyabih
k. Ilmu Nasikh wa Al-Mutasyabih
l. Ilmu Badai’u Al-Qur’an
m. Ilmu I’jaz A-Qur’an
n. Ilmu Tanasub Ayat Al-Qur’an
o. Ilmu Amtsal Al-Qur’an
p. Ilmu Jadal Al-Qur’an
4. Perkembangan Ulum Al-Qur'an
a. Fasee sebelum kodifikasi, ‘Ulum Al-Qur’an kurang lebih sudah
merupakan benih yang kemunculannya sangat dirasakan semenjak nabi
masih ada .hal itu ditandai dengan kegairahan para sahabat untuk
mempelajari Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh.
b. Fase kodifikasi, Pada fase sebelum kodifikasi, ‘Ulum Al-Quran juga
ilmu-ilmu lainnya belum dikodifikasikan dalam bentuk kitab atau
mushaf. Satu-satunya yang sudah dikodifikasikan saat itu hanyalah Al-
Quran. Fenomena itu harus berlangsung sapai ketika ‘Ali bin Abi
Thalib memerintahkan Abu Al-Aswad Ad-Da’uli untuk menulis ilmu
nahwu. Perintah ‘Ali inilah yang membuka gerbang pengodifikasian
imu-ilmu agama dan bahasa arab.
B. Saran
Saran dari penulis adalah ilmu al-quran sangatlah penting baik di dunia
maupun di akhirat karena al-quran adalah pedoman hidup umat islam yang
telah di wahyukan kepada nabi muhammad saw oleh allah swt melalui
18
malaikan jibril. Dan sesungguhnya sumber dari segala sumber ilmu adalah al-
quran.
DAFTAR PUSTAKA
19
Al-Qur'anul Karim
Masyfuk Zuhri, Pengantar Ulum Al-Q ur’an, Bina Ilmu, Surabaya, 1993.
20