Anda di halaman 1dari 23

ULUM AL-QUR'AN DAN PERKEMBANGAN NYA

MAKALAH

Dosen Pengampu:
Endah Triwisudaningsih, M Pd.I

Disusun Oleh: Kelompok 1

1.As'adatul Istiqomah (7240)


2.Diana Susilowati (7249)
3.Fadia (7254)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran
bagi kita semua.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
yakni ibu Endah Triwisudaningsih, M Pd.I yang telah membimbing serta
mengajarkan kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang
berjudul “Ulum Al-Qur'an Dan Perkembangan Nya” dan juga terima kasih
yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
kami sehingga terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik
secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman
sekalian.

Probolinngo, Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Pengertian Ulum Al-Qur’an........................................................................3
B. Ruang Lingkup Ulum Al-Qur’an................................................................4
C. Cabang-Cabang Ulum Al-Qur’an...............................................................7
D. Perkembangan Ulum Al-Qur’an.................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................17
A. Kesimpulan...............................................................................................17
B. Saran.........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
ٍ َ‫َّاس وبِّين‬
ِ َ‫ات ِّمن اهْل َدى والْ ُفرق‬ ِِ ِ َّ
‫ان‬ ْ َ ُ َ َ َ ِ ‫ي ُأن ِز َل فيه الْ ُق ْرآ ُن ُه ًدى لِّلن‬
َ ‫ضا َن الذ‬
َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
Artinya : “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda.” (Q.S. Al-Baqarah : 185)
Al-Qur’an merupakan pedoman pertama dan utama bagi umat islam. Al-
qur’an diturunkan dalam bahasa arab, namun yang menjadi masalah dan pangkal
perbedaan adalah kapasitas manusia yang sangat terbatas dalam memahami al-
qur’an. Karena pada kenyataannya tidak semua yang pandai bahasa arab,
sekalipun orang arab sendiri, mampu memahami dan menangkap pesan ilahi yang
terkandung didalam al-qur’an secara sempurna. Terlebih orang awam (non-arab)
bahkan sebagian para sahabat nabi, dan tabi’in yang tergolong lebih dekat kepada
masa nabi, masih ada keliru menangkap pesan al-qur’an.
Kesulitan-kesulitan itu menyadarkan para sahabat dan ulama’ generasi
berikutnya akan kelangsungan dalam memahami al-qur’an. Mereka merasa perlu
membuat rambu-rambu dalam memahami al-qur’an. Terlebih lagi penyebaran
islam semakin meluas, dan kebuhan pada pemahaman al-qur’an menjadi sangat
mendesak. Hasil jerih payah para ulama’ itu menghasilkan cabang ilmu al-qur’an
yang sangat banyak. Adanya permasalahan tersebut menjadi urgensi dari ilmu-
ilmu al-qur’an sebagai sarana menggali pesan tuhan, serta untuk mendapat
pemahaman yang benar terhadap al-qur’an.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka
permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian ulum al-qur’an?
2. Apa saja ruang lingkup ulum al-qur’an?
3. Apa saja cabang-cabang ulum al-qur’an?

1
4. Bagaimana perkembangan ulum al-qur’an?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ulum al-qur’an
2. Untuk mengetahui ruang lingkup ulum al-qur’an
3. Untuk mengetahui cabang-cabang ulum al-qur’an
4. Untuk mengetahui perkembangan ulum al-qur’an

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ulum Al-Qur’an


Ulum Al-Qur’an berasal dari bahsa arab yang terdiri dari dua kata,
yaitu “ulum” dan “Al-qur’an”. Kata “Ulum” merupakan bentuk jamak dari
kata “Ilmu”. Ilmu yang dimaksud di sini, sebagaimana didefinisikan Abu
Syakbah adalah sejumlah materi pembahasan yang dibatasi kesatuan tema atau
tujuan, sedangkan Al-Qur’an, sebagaimana didenifisikan ulama’ ushul, ulama’
fiqih, dan ulama’ bahasa, adalah “kalam Allah yang diturunkan kepada nabi
muhammad, yang lafazh-lafazhnya mengandung mukjizat, membacanya
mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, dan yang ditulis
pada mushaf, mulai dari awal surat Al-fatihah [1] sampai akhir surat An-nas
[114]1. Dengan demikian, Secara bahasa ‘Ulum Al-Qur’an adalah ilmu
(pembahasan-pembahasan) yang berkaitan dengan Al-Qur’an.
Adapun definisi ‘Ulum Al-Qur’an secara istilah, para ulama’
memberian redaksi yang berbeda-beda, sebagaimana dijelaskan berikut ini.

B. Menurut Manna Al-Qaththan


ِ ِ ِ ِ
‫زو ِل‬ ُ ‫ث اَلْ ُمَت َعلَّ َقةَبِالْ ُق ْراَ ِن ِم ْن َحْي‬
ْ ّ‫ث َم ْع ِرفَة اَ ْسبَباَب الن‬ َ ‫اَلْعِْل ُم اَلّذ ْي َيَتنَ َاو ُل االحْبَا‬

‫َومَجِ ِع اَلْ ُق ْراَ ِن َوَت ْرتِبِ ِه َو َم ْع ِرفَِة اَلْ َم ِّك ِّي َوالْ َم َد يِن ِّ َوالنّا ِس ِخ َوالْ َمْن ُس ِخ َوامل ْح َك ِم‬
ُ
‫ك مِم ّالَهُ ِصلَةُ بِالْ ُق ْراَن‬
)2( ِ ِ
َ ‫َوالْ ُمتَ َشابِِه اىَل َغْيَر َذل‬
Artinya: Ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berkaitan
dengan Al-Qur'an dari sisi informasi tentang asbab an-nuzul, kodifikasi
dan tertib penulisan Al-Qur'an dan ayat-ayat yang di turunkan di Mekah
(makiyyah) dan ayat-ayat yang di turunkan di Madinah (madaniyyah), dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan Al-Qur'an.3. 1

1
Muhammad bin muhammad abu syahbah, al-madkhai li dirasat Al-quran Al-karim, maktabah Al-
sunnah,kairo, 1992, 18-20.
2
Manna’ al-qaththan, mabahits fi Ulum Al-quran, Mansyurat Al-ashr Al-hadis, ttp., 1973, 15-16
3
Terjemahan Manna' Al-Qaththan

3
C. Menurut Az-Zarqhoni

‫احيَ ِة نُُز ْولُِه َو َت ْرتِْيبِ ِه َومَج ْعِ ِه َوكِتَابَتِ ِه َو قَِرَأ تِِه‬


ِ َ‫ث َتَتعلَّق بِ ُقر اٰ ِن الْ َك ِرمْيِ ِمن ن‬
ْ ْ ُ َ ٌ ‫َمبَا ح‬
ِ

)4( ِ ِ َ‫وَت ْف ِس ِ ِه واِ ْع ِجا ِز ِه ون‬


َ ‫اس ِخ ِه َو َمْن ُس ْو ِخ ِه َو َدفْ ِع الشُّبَ ِه َعْنهُ َوحَنْ ِو ٰذل‬
‫ك‬ َ َ ‫َ رْي‬
Artinya: Beberapa pembahasan yanag berkaitan dengan Al-Qur'an dari sisi
turun,urutan penulisan, kodifikasi cara membaca, kemukjizatan, nasikh
mansukh, dan penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan
terhadapnya,serta hal-hal lain.5

D. Menurut abu syahbah

‫ث نُُز ْولِِه َوَت ْرتِْيبِ ِه َو كِتَابَتِ ِه َو مَج ْعِ ِه‬


ُ ‫ث َتَت َعلَّ ُق بِالْ ُق ْراٰ ِن الْ َك ِرمْيِ ِم ْن َحْي‬ ِ ‫ِع ْلم ذُو مب‬
َ ‫اح‬ََ ْ ٌ
‫ك ِم َن‬ ِ ِ َ‫وقِراَتِِه وَت ْف ِس ِ ِه واِ ْعجا ِز ِه ون‬
َ ‫اس ِخ ِه َو َمْن ُس ْو ِخ ِه َوحُمْ َك ِم ِه َو ُمتَ َشاهِبِِه اَىَل َغرْيِ ٰذل‬ َ َ َ ‫رْي‬ ََ
)6(
‫ث الَّيِت ْ تُ ْذ َكُر يِف ْ ٰه َذا الْعِْل ِم‬ ِ ‫الْمب‬
ِ ‫اح‬
ََ
Artinya: Sebuah ilmu yang memiliki banyak objek pembahasan yang
berhubungan dengan Al-Qua'an,mulai Prosen penurunan,urutan
penulisan, penulisan, modifikasi, cara membaca, penafsiran,
kemukjizatan, nasikh-mansukh, muhkam-mutasyabih, sampai
pembahasan-pembahasan lain.7

E. Ruang Lingkup Ulum Al-Qur’an


Mengingat banyaknya ilmu yang ada kaitan dengan pembahasan Al-
Qur’an ruang lingkup pembahasan Ulum Al-Qur’an itu jumlahnya sangat
banyak. Bahkan, menurut Abu Bakar Al-A’rabi , ilmu-ilmu Al-Qur’an itu
mencapai 77.450. Hitungan ini di peroleh dari hasil perkalian jumlah kalimat
Al-Qur’an dengan empat,karena masing-masing kalimat mempunyai makna
zhair, batin, hadd, dan mathla’. Jumlah itu akan semakin bertambah jika
melihat urutan kalimat didalam Al-Quran serta hubungan antar urutan itu. Jika
sisi itu yang diihat, ruang lingkup pembahasan Ulum Al-Quran tidak dapat
dihitung (tak terhingga) lagi.8

4
Berkenaan dengan persoalan ini, M.Hasbi Ash-Shiddieqy berpendapat
bahwa ruang lingkup pembahasan Ulum Al-Quran terdiri dari enam hal
pokok berikut ini :9

1. Persoalan Turunnya Al-Quran (Nuzul Al-Quran)


Persoalan ini menyangkut tiga hal:
a. Waktu dan tempat turunnya Al-Quran (auqat nuzul wa mawathin an-
nuzul),
b. Sebab-sebab turunnya Al-Quran (asbab an-nuzul),
c. Sejarah turunnya Al-Quran (tarikh an-nuzul),

2. Persoalan Sanad (Rangkaian Para Riwayat )


Persoalan ini menyangkut enam hal:
a. Riwayat mutawatir,
b. Riwayat ahad,
c. Riwayat syadz,
d. Macam-macam qira’at Nabi,
e. Para perawi dan penghafal Al-Quran,
f. Cara-cara penyebaran riwayat (tahammul)

3. Persoalan Qira’at (Cara Pembacaan Al-Quran)


Persoalan ini menyangkut hal-hal berikut ini:
a. Cara berhenti ( waqaf)
b. Cara memulai (ibtida’),
c. Imalah,
d. Bacaan yang dipanjangkan (madd),
e. Meringankan bacaan hamzah,
f. Memasukan bunyi huruf yang sukun kepada bunyi sesudahnya
(idqom).

4. Persoalaan kata-kata Al-Qur’an


Persolan ini menyangkut beberapa hal berikut:
a. Kata-kata Al-Qur’an yang asing (ghorib),
b. Kata-kata Al-Qur’an yang merubah-ubah harakat akhirnya (mu’rob),

5
c. Kata-kata Al-Qur’an yang mempunyai makna serupa (homonim),
d. Padanan kata-kata Al-Qur’an (sinonim),
e. Isti’arah
f. Penyerupaan (tasybih).

5. persoalan makna-makna Al-Quran yang berkaitan dengan Hukum


Persoalan ini menyangkut hal-hal berikut:
a. Makna umum (‘am)yang tetap dalam keumumann
b. Makna umum (‘am)yang di maksudkan makna khusus,
c. Makna umum (‘am)yang maknanya dikhususkan sunnah,
d. Nash,
e. Makna lahir,
f. Makna global (mujmal),
g. Makna yang diperinci (mufashshal),
h. Makna yang ditunjukkan oleh konteks pembicaraan (manthuq),
i. Makna yang dapat dipahami dari konteks pembicaraan (mafhtum),
j. Nash yang petunjuknya tidak melahirkan keraguan (muhkam),
k. Nash yang muski ditafsirkan karena terdapat kesamaran didalamnya
(mutasyibah),
l. Nash yang mak maknanya tersembunyi karena suatu sebab yang
terdapat pada kata itu sendiri (musykil),
m. Ayat yang “menghapus” dan yang “dihapus” (nasikh-mansukh),
n. Yang didahuikan (Muqaddam)
o. Yang diakhirkan (Mu’akhakhar).

6. Persoalan Makna-Makna Al-Qur’an yang Berpautan dengan kata-


kata Al-Qur’an
Persoalan ini menyangkut hal-hal berikut:

a. Berpisah (fashil),
b. Besambung (washl),
c. Uraian singkat (i’jaz),
d. Uraian panjang (ithnab),

6
e. Uraian seimbang (musawah),
f. Pendek (qashr).

F. Cabang-Cabang Ulum Al-Qur’an


Cabang-cabang (pokok bahasa) “Ulum Al-Qur’an adalah sebagai
berikut:10
1. Ilmu Adab Tilawah Al-Qur’an, yaitu ilmu-ilmu yang menerangkan
aturan-aturan dalam pembacaan Al-quran.
2. Ilmu Tajwid, yaitu imu yang menerangkan cara-cara membaca Al-quran
tempat memulai, tau tempat berhenti (waqaf).
3. Ilmu Mawathin An-Nuzul,yaitu ilmu yang menerangkan tempat-tempat
musim, awal, dan akhir turun ayat.
4. Imu Mawarikh An-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan dan masa dan
urutan turun ayat, satu demi satu dari awal hingga akhir turunnya.
5. Ilmu Asbab An-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab turun
ayat.
6. Ilmu Qira’at, yaitu imu yang menerangkan ragam qira’at (pembacaan Al-
quran) yang telah diterima rasulullah SAW. Qiraatini apabila dikumpulkan
terdiri atas sepuluh macam, ada yang sahih dan ada pula yang tidak sahih.
7. Ilmu Qharib Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan makna kata-kata
yang ganjil yang tidak terdapat dalam kitab-kitab konvensional, atau tidak
terdapat dalam percakapan sehari-hari. Ilmu ini menerangkan kata-kata
yang halus, tinggi, dan pelik.
8. Ilmu I’rab Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan harakat Al-quran dan
kedudukan sebuah kata dalam kalimat.
9. Ilmu Wujuh wa An-Nazh’air, yaitu yang menerangkan kata-kata Al-quran
yang mempunyai makna lebih dari satu.
Ilmu Ma’rifat Al-Muhkam wa Al-Mutasyabih, yaitu ilmu yang
menerangkan ayat-ayat yang dipandang muhkam dan yang dipandang
Mutasyabih.
10. Ilmu Nasikh wa Al-Mansukh, yaitu ilmu yang menerangkan ayat-ayat
yang Mansukh oleh sebagian mufassir.

7
11. Ilmu Badai’u Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan keindahan susunan
bahasa Al-quran.
12. Ilmu I’jaz Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan segi-segi kekuatan Al-
quran sehingga dipandang sebagai suatu mukjizat dan dapat melemahkan
penantang-penantangan.
13. Ilmu Tanasub Ayat Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan persesuaian
antara suatu ayat dengan ayat sebelum dan sesudahnya.
14. Ilmu Aqsam Al-Qur'an, yaitu ilmu yang menerangkan arti dan maksud-
maksud sumpah allah yang terdapat didalam al-quran.
15. Ilmu Amtsal Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan perumpamaan-
perumpamaan al-quran, yakni menerangkan ayat-ayat perumpamaan yang
dikemukaan al-quran.
16. Ilmu Jadal Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan macam-macam
perdebatan yang telah dihadapkan al-quran kepada segenap kaum
musyrikin dan kelompok lainnya.

G. Perkembangan Ulum Al-Qur’an

1. Fase Sebelum kodifikasi (Qabi’ Ashr At-Tadwin)


Pada fase sebelum kodifikasi, ‘Ulum Al-Qur’an kurang lebih sudah
merupakan benih yang kemunculannya sangat dirasakan semenjak nabi
masih ada. hal itu ditandai dengan kegairahan para sahabat untuk
mempelajari Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh. Terlebih lagi , diantara
mereka sebagaimana diceritakan oleh Abu Abdurrahman As-sulami, ada
kebiasaan untuk tidak berpindah kepada ayat lain, sebelum benar-benar
dapat memahami dan mengamalkan ayat yang sedang dipelajarinya.
Mereka mempelajari sekaligus mengamalkan ayat yang sedang
dipelajarinya.

Tampaknya, itulah sebabnya mengapa ibn ‘umar memerlukan waktu


delapan tahun hanya untuk menghapal surat Al-Baqarah.11

8
Kegairahan para sahabat untuk mempelajari dan mengamalkan
Al-Qur’an tampaknya lebih kuat lagi ketika nabi hadir di tengah-tengah
mereka. Hal inilah yang kemudian mendorong ibn Taimiyyah untuk
mengatakan bahwa nabi sudah menjelaskan apa-apa yang menyangkut
penjelasan Al-Qur’an kepada para sahabatnya.12 Beberapa riwayat yang
membuktikan adanya penjelasan Nabi kepada para sahabat menyangkut
penafsiran Al-Qur’an.
1. Riwayat yang dikeluarkan oleh ahmat, Tirmiz, dan lainnya dari ‘Adi
bin hayyan.
2. Riwayat yang disampaikan oleh At-Tirmidzi dan ibn Hibban, di dalam
shahihnya.
3. Riwayat yang disampaikan oleh Ahmat, Al-Bukhari, Muslim, dan
yanglainnya.
4. Contoh-contoh penafsiran nabi lainnya yang menjadi materi pokok dan
landasan utama kitab-kitab tafsir bi al-ma’tsur
5. Periode sebelum kodifikasi sekaligus mejelaskan perkembangan
‘Ulum Al-Qur’an pada abad I

2. Fase Kodifikasi
Padaa fase sebelum kodifikasi, ‘Ulum Al-Quran juga ilmu-ilmu
lainnya belum dikodifikasikan dalam bentuk kitab atau mushaf. Satu-
satunya yang sudah dikodifikasikan saat itu hanyalah Al-Quran.13
Fenomena itu harus berlangsung sapai ketika ‘Ali bin Abi Thalib
memerintahkan Abu Al-Aswad Ad-Da’uli untuk menulis ilmu nahwu.
Perintah ‘Ali inilah yang membuka gerbang pengodifikasian imu-ilmu
agama dan bahasa arab.
Pengodifikasian itu semakin marak dan meluas ketika islam berada
pada tangan pemerintahan bani Umayyah dan bani ‘Abbasiyah pada
periode-periode awal pemerintahannya.

3. Perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an Abad II H.


Tentang masa penyusun ilmu-imu agama yang dimuIai sejak
permulaan abad II H. Para ulma’ memberikan proritas atas peyusuan tafsir

9
sebab tafsir merupakan induk ‘Ulum Al-Qur’an. Di antara uama abad II H.
Yang menyusun tafsir ialah:
a. Syu’bah Al-hajjaj (w. 160 H.),
b. Sufyan bin ‘Uyainah (w. 198.),
c. Sufyan Ats-Tsauri (w. 161 H.),
d. Waqi’ bin Al-Jarrh (128-197.),
e. Muqatil Bin Sulaiman (W. 150 H.),
Ibn Jarir Ath-Thabari (w. 310 H.). Tafsir yang ditulisnya, yakni
Jami’ Al-bayan fi Tafsir Al-Quran, dipandang sebagai ktiab tafsir yang
terbaik karena penulisnya adalah orang yang pertama kali menyajikan
tafsir dengan mengemukakan berbagai pendapat yang diserta pula dan
proses tarjih. Kitab ini dipandang sebagai kitab yang pertama kali
mencampuradukkan antara tafsir bi al-ma’tsur dengan tafsir bi ar-ra’yi.14

4. Perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an Abad III H.


Pada abad III H. Selain tafsir dan ilmu tafsir, para ulama mulaI
menyusun pula beberapa ilmu Al-Qur’an (‘Ulum Al-Qur’an),
diantaranya:
a. ‘Ali bin al-madin (w.234 H.), gurunya imam Al-Bukhari, yang
menyusun ilmu Asbab An-Nuzul,
b. Abu ubaid Al-Qasimi bin salam(w.224 H.), yang menyusun ilmu
nasikh wa Al-Mansukh, ilmu Qira’at, dan Fadha’il A-Quran,. 2

c. Muhammad bin ayyub adn-dhurraits (w.294 H.), yang menyusun ilmu


makki wa Al-madani,
d. Muhammad bin khalaf al-marzuban (w.309 H.), yang menyusun kitab
AL-Hawi fi “Ulum A-Quran.

5. Perkembangan ‘Ulum A-Qur’an Abad IV H.


Pada abad IV H. Mulai disusun ilmu qharib al-qur’an dan beberapa
kitab ‘Ulum Al-Qur’an dengan memakai istilah ‘Ulum Al-Qur’an. Di
antara ulama yang menyusun ilmu-ilmu adalah:

214
Syahbah, 31.

10
a. Abu bakar As-Sijistani (w.330 H.) yang menyusun kitab Gharib Al-
quran,
b. Abu Bakar Muhammad bin Al-qasim Al-anbari (W.328 H.) yang
menyusun kitab ‘Aja’ib “Ulum Al-Quran.
c. Di dalam kitab itu ia menjelaskan perihal tujuh huruf (sab’ah ahruf),
penulisan mushaf, jumlah bilangan surat, ayat-ayat dan surat-surat
dalam Al-Quran,
d. Abu Al-hasan Al-asy’ari (w.324 H.) yang menyusun kitab Al-
Mukhtaza fi “Ulum Al-Quran,
e. Abu Muhammad Al-qassab Muhammad bin Ali Al-Kurkhi (w.360 H.)
yang menyusun kitab nukat Al-Quran Ad-Dallah ‘ala Al-Bayyan fi
Ariwa‘ Al-‘Ulum wa Al-Ahkam Al-Mumbi’ah ‘an ikhtilaf Al-Anam,
f. Muhammad bin ‘Ali Al-adfawi (w.388 H.) yang menyusun kitab Al-
Istighna’ di ‘Ulum Al-Quran (20 jilid).

6. Perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an Abad V H.


Pada abad V H. Mulai disusun ilmu I’rab Al-Qur’an dalam satu
kitab. Disamping itu penulisan itu, penulisan kitab-kitab ‘Ulum Al-Qur’an
masih terus dilakukan oleh ulama masa ini. Di antara ulama yang berjasa
dalam pengembangan ‘Ulum Al-Qur’an pada masa ini adalah
a. Ali bin ibrahim bin sa’id al-hufi (w.430 H.) sudah memelopori
penyusunan I’rab AL-Quran, ia pun menyusun kitab Al-burhan fi ulum
Al-Quran.kitab ini selain menafsirkan Al-quran seluruhnya,juga
menerangkan ilmu-ilmu Al-quan yang ada hubungan nya dengan ayat-
ayat Al-quan yang di tafsirkan.karena itu,ilmu-ilmu Al-quran tidak
tersusun secara sistematis dalam kitab ini ,sebab ilmu-ilmu Al-quran di
uraikan secara terpencar-pencar,tidak terkumpul pada bab-bab
berdasarkan judulnya.namun demikian,kitab ini merupakan karya
ilmiah yang besar dari seorang ulama yang telah merintis penulisan
‘ulum Al-quran secara lengkap.
b. Abu ‘Amr Ad-dani (w.444 H.)yang menyusun kitab At-taisir fi qira’at
As-sab’idan kitab Al-muhkam fi An-naqth.

11
7. Perkembangan ‘Ulum Al-Qu’an Abad VI H.
Pada abad VI H. Di samping terdapat ulama yang meneruskan
pngembangan ‘Ulum Al-Qur’an, juga terdapat ulama yang mulai
menyusun mubhamat Al-Qur’an,di antaranya:
a. Abu Al-qasim bin ‘Abdurrahman As-suhaili (w.581 H.)15 yang
menyusun kitab mubhamad Al-quran.kitab ini menjelaskan maksud
kata-kata Al-quran yang ‘’tidak jelas’’,apa atau siapa yang di
maksudkan.
b. Ibn al-jauzi (w.597 H.)yang menyusun kitab funun Al-afnan fi’Aja’ib
Al-Quran dan kitab Al-mujtaba’fi’ulum Tata’allaq bi Al-Quran.

8. Perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an Abad VII H.


Pada abad VII H. Ilmu-ilmu Al-Qur’an terus berkembang dengan
mulai tersusunnya ilmu majaz al-qur’an dan imu qira’at. Diantara ulama
abad VII yang besar perhatiannya imu-imu ini adalah:
a. Alamuddin as-sakhawi (w.643H.)kitab nya mengenai ilmu qiraat
dinamai hidayat Al-murtab fi mutasyabih.kitab ini terkenal pula
dengan nama manzhumah al-sakhawiyyah.ia pun mempunyai sebuah
kitab pula mengenai ilmu ini.kitabnya itu bernama jamal Al-qurran.
b. Ibn ‘Abn as-salam yang terkenal dengan nama al-‘izz(w.660 H.)yang
memelopori penulisan ilmu majaz Al-quran dalam satu kitab.
c. Abu syamah(w.655 H)yang menyusun kitab Al-mursyid Al-wajiz
fi’ulum Al-quran Tata’allaq bi Al-quran Al-‘aziz.

9. Perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an Abad VIII H.


Pada abat ke VIII H. Uncullah beberapa ulama yang menyusun ilmu-
ilmu baru tentang al-quran, sedangkan penulisan kita-kitab tentag ulum al-
quran terus berjalan. Di antaranya adalah:
a. Ibn abi al-isba’ yang menyusun ilmu Badai’i Al-quran,suatu ilmu yang
membahas macam-macam badi’(keindahan bahasa dan kandungan Al-
quran )dalam Al-quran.
b. Ibn al-qayyin (w.752 H.) yang menyusun ilmu aqsam AL-Quran suatu
ilmu yang membahas sumpah-sumpah yang terdapat dalam Al-qura.

12
c. Najmuddin ath-thufi (w.716 H.) yang menyusun ilmu hujaj Al-quran
atau ilmu jadal Al-quran,
d. suatu ilmu yang membahas bukti-bukti atau argumentasi-argumentasi
yang di pakai Al-quran untuk menetapkan sesuatu.
e. Abu al-hasan al-mawardi,yang menyusun ilmu amtsal Al-quran,suatu
ilmu yang membahas perupamaan-perumpamaan dalam Al-quran.
f. Badruddin az-zarkasyi16 (745-749 H.) yang menyusun kitab al-burhan
fi’ulum Al-quran kitab ini telah di terbitkan oleh ustd muhammad abu
al-fadhl ibrahim (4 jilid). kitab ini memuat 47 macam persoalan ulum
Al-quran.
g. Taqiyuddin ahmad bin taimiyah al-harrani (w.728 H.) yang menyusun
kitab ushul Al-tafsir.

10. Perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an abad IX dan X H.


Pada abad IX dan permulaan abad X H. Makin banyak karangan
yang ditulis ulama tentang Ulum Al-Qur’an. Pada masa ini, perkembangan
Ulum Al-Qur’an mencapai kesempurnaan Di antara ulama yang menyusun
ulum al-quran pada masa ini adalah:
a. Jalaluddin Al-bulqini (w.824 H.) yang menyusun kitab mawawi Al-
ulum min mawawi al-nujum. Al-bulqini ini dipandang asy-suyuthi
sebagai ulama yang memolopori penyusunan kitab ulum Al-quran
yang lengkap. Dan didalam kitabnya itu telah dimuat 50 macam
persoalan ulum al-quran. Didalam muqaddimah kitabnya. Ia bercerita,
“Dahulu tatkala berbicara didepan salah seorang khalifah Bani abbas,
Asy-syafi’i pernah menyebutkan sebagian macam-macam ilmu-ilmu
Al-Quran,yang karenanya pula saya memperoleh informasi banyak
darinya ... dan saya bermaksud menulis kitab yang beerkaitan dengan
al-quran sebatas pengetahuan yang saya miliki.”
b. Muhammad bin suaiman al-kafiyaji (w.879 H.)yang menyusun kitab
At-Taisir fi qawa’id At-Taisir. Karya itu, sebagaimana dikatakan
penulisnya, berbeda dari karya-karya sebelumnya. Kitab ini sangat
tipis, terdiri dari dua bab dan penutup. Bab pertama menjelaskan
makna tafsir, takwil, al-quran, surat, dan ayat. Bab kedua menjelaskan

13
syarat-syarat penafsiran bi al-ra’yi yang dapat diterimama, sedangkan
khatimahnya berisi etika–etika guru dan murid.
c. Jalaluddin ‘Abdurrahman bin kamaluddin as-suyuthi (849-911 H.)
yang menyusun kitab Ath-Tahbir fi ulum At-Tafsir. Penyusunan kitab
ini selesai pada tahun 872 H. Dan merupakan kitab ‘ulum al-quran
yang paling lengkap karena memuat 102 macam ilmu-ilmu al-quran.
Namun, imam Asy-Suyuthi masih belum puas atas karya ilmiahnya
yang hebat itu ia kemudian menyusun kitab A-itqan fi ulum al-quran
(2 juz) yang membahas sejumlah 80 macam ilmu-ilmu al-quran secara
sistematis dan padat isinya. Kita al-itqan ini belum ada yang
menandingi mutunya dan kitab ini di akui sebagai kitab standar dalam
mata pelajaran ‘ulum al-quran. Setelah Asy-Suyuthi wafat pada tahun
991 H.
d. Perkembangan imu-ilmu Al-quran seoah-olah telah mencapai
puncaknya dan berhenti dengan berhentinya kegiatan para uam dalam
mengembangkan imu-ilmu al-quran.Keadaan semacam ini terjadi sejak
wafatnya Asy-Suyuthi (911 H.) sampai akhir abat XIII H.

11. Perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an abad XIV H.


Setelah memasuki abad XIV H., bangkitah kembali perhatian ulama
dalam penyusunan kitab-kitab yang membahas Al-quran dari berbagai
segi. Kebangkitan ini didalamnya dipicu oeh kegiaan ilmiah di universitas
Al-Azhar mesir, terutama ketika universitas ini membuka jurusan-jurusan
bidang studi yang menjadikan tafsir dan hadis sebagai salah satu
jurusannya.
Ada sedikit pengembangan tema pembahasan yang dihasilkan para
ulama abad ini dibandingkan dengn abad-abad sebelumnya.
Pengembangan itu di antaranya berupa penerjemahannya A-quran didalam
bahasa-bahasa Ajam. Pada abad ini, perkembangan ‘Ulum A-Quran pun
diwamai oleh usaha-usaha menebarkan keraguan diseputar Al-Quran yang
dilakukan oleh kalangan orientasi atau oleh orang islam sendiri yang
dipengaruhi oleh orientasi. Salah satunya adalah thaha husein daam
karyanya Asy-Syi’ri Al-Jahii. Didalam karya itu,Husein menebarkan

14
berbagai keraguan di seputar Al-Quran. Bantahan terhadapnya telah
dilakukan upamannya oleh Ustadz Syekh Muhammad Al-Khidir Husein,
salah seorang Syekh Al-Azhar.
Di antara karya-karya ‘Ulum Al-Qur’an yang lahir pada abad ini
adalah:
a. Syekh Thahir Al-Jazali yang menyusun kitab At-Tibyan fi ulum Al-Quran
yang selesai pada tahun 1335 H.
b. Jamaluddin Al-qasimy (w.1332 H.) yang menyusun kitab Mahasin Al-Ta’wil
. Juz pertama kiab ini dikhususkan untuk pembicaraan ulum Al-Quran.
c. Muhammad ‘Abd Al-Azhin Az-Zarkani yang menyusun kitab manahil
Al-‘irfani fi ‘Ulum Al-Quran (2 jilid).
d. Muhammad ‘ali salamah yang menyusun kitab manhaj Al-Furqan fi ‘Ulum
Al-Quran.
e. Syeikh Tanthawi jauhari yng menyusun kitab Al-Jawahir fi Tafsir Al-Quran
dan Al-Quran wa ‘Ulum ‘Ashriyyah.
f. Mushthafa shadiq Ar–Rafi’i yang menyusun kitab i’jaz Al-Quran.
g. Ustadz Sayyid Quthub yang menyusun kitab At-Tashwir Al-Fani fi Al-Quran.
h. Ustadz Malik bin Nabi yang menyusun kitab Az-Zhahirah Al-Qurraniyah.
Kitab ini sangat penting dan banyak berbicara mengenai wahyu.
i. Sayyid imam Muhammad Rasyid Ridha yang menyusun kitab Tafsir Al-
Quran Al-Hakim yang terkenal pula dengan nama Tafsir Al-Manar.
Didalamnya banyak juga penjelasan tentang ‘Ulum Al-Quran.
j. Syekh Muhammad ‘Abdullah Darraz yang menyusun kitab An-Naba’
Al-‘Azhim ‘an Al-Quran Al-Karim: Nazharat Jadidah Fi Al-Quran.
k. DR. Subhi As-Salih, guru besar Islamic Studies dan Fiqhu lugah pada
fakultas Adab Universitas Libanon, yang menyusun kitab mabahits fi ulum
Al-quran. Kitab ini selain membahas ‘ulum Al-Quran, juga menanggapi
secara ilmiah pendapat-pendapat orientalis yang dipandang salah mengenai
berbagai masalah yang berhubungan dengan Al-Quran.
l. Syekh Mahmud Abu Daqiqi yang menyusun kitab ‘Ulum Al-Quran.
m. Syekh Muhammad ‘Ali Salamah, yang menyusun kitab Manhaj Al-Furqan fi
‘Ulum Al-Quran.
n. Ustadz Muhammad Al-Mubarak yang menyusun kitab Al-Manhaj Al-Khalid.
o. Muhammad Al-Ghazali yang menyusun kitab Nazharat fi Al-Quran.

15
p. Syekh Muhammad musthafa Al-Maraghi yang menyusun sebuah risalah yang
menerangkan kebolehan kita menerjemahkan Al-Quran. Ia pun menulis kitab
Tafsir Al-Maraghi.17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

16
Berdasarkan rumusan masalah dari penjelasannya maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Ulumul Qur’an secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari
dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jama’
dari kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan
kepada kata Al-Qur’an telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini
merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an,
baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun dari segi
pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya. Sedangkan
secara terminologi dapat disimpulkan bahwa ulumul qur’an adalah ilmu
yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari
aspek keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun aspek pemahaman
kandunganya sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia.
2. Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup
pembahasan yang luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu yang ada
kaitanya dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu
tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa Arab. Ruang lingkup ulum Al-Qur'an
terdiri dari 6 sebagai berikut:
a. Persoalan Turunnya Al-Quran (Nuzul Al-Quran).
b. Persoalan Sanad (Rangkaian Para Riwayat ).
c. Persoalan Qira’at (Cara Pembacaan Al-Quran).
d. Persoalaan kata-kata Al-Qur’an.
e. persoalan makna-makna Al-Quran yang berkaitan dengan Hukum.
f. Persoalan Makna-Makna Al-Qur’an yang Berpautan dengan kata-kata
Al-Qur’an.

3. Berikut adalah cabang-cabang Ulum Al-Qur'an


a. Ilmu Adab Tilawah Al-Qur’an
b. Ilmu Tajwid
c. Ilmu Mawathin An-Nuzul

17
d. Ilmu Mawarikh An-Nuzul
e. Ilmu Asbab An-Nuzul
f. Ilmu Qira’at
g. Ilmu Qharib Al-Qur’an
h. Imu I’rab Al-Qur’an
i. Ilmu Wujuh wa An-Nazh’air
j. Ilmu Ma’rifat Al-Muhkam wa Al-Mutasyabih
k. Ilmu Nasikh wa Al-Mutasyabih
l. Ilmu Badai’u Al-Qur’an
m. Ilmu I’jaz A-Qur’an
n. Ilmu Tanasub Ayat Al-Qur’an
o. Ilmu Amtsal Al-Qur’an
p. Ilmu Jadal Al-Qur’an
4. Perkembangan Ulum Al-Qur'an
a. Fasee sebelum kodifikasi, ‘Ulum Al-Qur’an kurang lebih sudah
merupakan benih yang kemunculannya sangat dirasakan semenjak nabi
masih ada .hal itu ditandai dengan kegairahan para sahabat untuk
mempelajari Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh.
b. Fase kodifikasi, Pada fase sebelum kodifikasi, ‘Ulum Al-Quran juga
ilmu-ilmu lainnya belum dikodifikasikan dalam bentuk kitab atau
mushaf. Satu-satunya yang sudah dikodifikasikan saat itu hanyalah Al-
Quran. Fenomena itu harus berlangsung sapai ketika ‘Ali bin Abi
Thalib memerintahkan Abu Al-Aswad Ad-Da’uli untuk menulis ilmu
nahwu. Perintah ‘Ali inilah yang membuka gerbang pengodifikasian
imu-ilmu agama dan bahasa arab.

B. Saran
Saran dari penulis adalah ilmu al-quran sangatlah penting baik di dunia
maupun di akhirat karena al-quran adalah pedoman hidup umat islam yang
telah di wahyukan kepada nabi muhammad saw oleh allah swt melalui

18
malaikan jibril. Dan sesungguhnya sumber dari segala sumber ilmu adalah al-
quran.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad bin taimiyah, muqaddiman fi ‘Ushul At-Tafsir, Maktabah At-Turats Al-


islami, Mesir, t.t.

Ahmad Izzan, Ulumul Qur'an telaah tekstualitas dan kontekstualitas Al-Qur'an,

19
Al-Qur'anul Karim

Amroeni Drajat, Ulumul Qur'an pengantar ilmu-ilmu Al-Qur'an, 2017

Manna’ Al-Qaththan, mabahits fi ‘Ulum Al-qurran, Mansyurat Al-Ashr Al-Hadis,


ttp.,1973.

Masyfuk Zuhri, Pengantar Ulum Al-Q ur’an, Bina Ilmu, Surabaya, 1993.

Muhammad ‘Abd Al-‘Azhim Az-zarqani, Manhil Al-‘Irfan, Dar Al-Fikir, Baihut,


t.t.

Muhammad Baqir Hakim, Ulumul Qur'an, 2006

Muhammad bin Muhammad Abu Syahban,Al-Madkhai li Dirasat A-Qur’an Al-


karim, Maktabah As- Sunnah, Kairo, 1992.

Subhi Ash-Shalih, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qu’an, Dar Al-Qalam li Al-Malayyin,


Bairut, 1988.

T.M. Hasbie Ash-Shiddieqy, Sejarah dan pengantar ilmu Al-Qur’an, Bulan


Bintang, Jakarta, 1994.

20

Anda mungkin juga menyukai