Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Fungsi Dan Tujuan Al-Qur’an Diturunkan Dalam Hidup Didunia”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qur’an Hadits

Dosen Pengampu : M. Arsyad, S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 3

 Saniah

 Suci Mulia Rizky

SEMESTER 2/C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH

KUALA TUNGKAL

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami kesehatan dan

kesempatan dalam menyusun makalah kami ini. Sehingga kami dapat menyelesikan

tepat pada waktunya, yang berjudul Fungsi Dan Tujuan Al-Qur’an Diturunkan Dalam

Hidup Didunia, yang penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Qur’an-Hadits

dari dosen pengampu: M. Arsyad, S.Pd.I, M.Pd

Penulis menyadari Dalam pembuatan makalah kami ini kiranya ada kekurangan kami

minta maaf karena makalah kami ini jauh dari sempurna seperti yang di harapkan pembaca.

Penulis sangat berharap kepada semua pihak kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya

membangun.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan kami berharap agar pembaca dapat
memahami isi dari makalah ini. Terimakasih

Kuala Tungkal, 01 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang 1

2. Rumusan Masalah 2

3. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Fungsi Al-Qur’an Diturunkan Dalam Hidup Didunia 3

2. Tujuan Al-Qur’an Diturunkan Dalam Hidup Didunia 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 9

B. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-qur’an merupakan sumber utama bagi umat Islam yang berfungsi sebagai
petunjuk bagi kehidupan di dunia untuk meraih kehidupan di akhirat.Karena fungsinya
tersebut, maka usaha untuk mengkaji dan memahami Alquran menjadi persoalan yang
sangat penting sehingga pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dapat diterima
sekaligus dapat dilaksanakan.

Al-Qur’an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mukjizat (bukti


kebenaran atas kenabian muhammad) yang diturunkan kepada nabi Muhammad yang
tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan dengan jalan mutawātir, dan yang
membacanya dipandang beribadah. Untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan
kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat melalui Al-Qur’an, maka umat Islam
harus berusaha belajar,mengenal, membaca, dan mempelajarinya. 1

Al-Qur’an diturunkan Allah kepada manusia untuk dibaca dan diamalkan. Ia


telah terbukti menjadi pelita agung dalam memimpin manusia mengurangi perjalanan
hidupnya. Tanpa membaca manusia tidak akan mengerti akan isinya dan tanpa
mengamalkannya manusia tidak akan dapat merasakan kebaikan dan keutamaan petunjuk
Allah dalam Al-Qur’an.

Di era globalisasi ini, banyak sekali pergeseran nilai dalam kehidupan


masyarakat dikarenakan para generasi kita masih banyak yang belum mampu untuk
membaca Al-Qur’an secara baik apalagi memahaminya. Oleh karena itu, sebagai orang
tua harus mengusahakan sedini mungkin untuk mendidik dan membiasakan membaca Al-
Qur’an.

Dengan membaca Al-Qur’an atau mendengarkan bacaan AlQur’an dengan


mengambil hikmah serta meresapi isinya niscaya akan mendapat petunjuk dari Allah swt,
serta menenangkan hati. Itulah yang dinamakan rahmat dari Allah swt. Al-Qur’an tidak
hanya sebagai kitab suci, tetapi ia sekaligus merupakan pedoman hidup, sumber
ketenangan jiwa serta dengan membaca Al-Qur’an dan mengetahui isinya dapat
diharapkan akan mendapat rahmat dari allah swt.

1
Masfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an, (Surabaya : Karya Abditama, 1997), hlm. 1-2.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja fungsi Al-Qur’an diturunkan dalam hidup didunia
2. Apa saja tujuan Al-Qur’an diturunkan dalam hidup didunia

C. Tujuan
1. Mengetahui fungsi Al-Qur’an diturunkan dalam hidup didunia
2. Mengetahui tujuan Al-Qur’an diturunkan dalam hidup didunia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Al-Qur’an Diturunkan Dalam Hidup Didunia

Al-Qur’an adalah dokumen untuk umat manusia. Bahkan kita ini sendiri
menamakan dirinya petunjuk bagi manusia. Allah SWT berfirman Dalam QS: Al-
Baqarah: 2 dan 185

َ‫ْب فِي ِه هُدًى لِ ْل ُمتَّقِين‬


َ ‫ك ْال ِكتَابُ اَل َري‬
َ ِ‫َذل‬

Artinya: “kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan pada isinya, petunjuk bagi
orang-orang yang bertaqwa”. (QS: Al-Baqarah: 2)

ُ‫ت ِّمنَ ۡاله ُٰدى َو ۡالفُ ۡرقَا ۚ ِن فَ َم ۡن َش ِه َد ِم ۡن ُك ُم ال َّش ۡه َر فَ ۡليَـصُمۡ ه‬ ٍ ‫اس َو بَيِّ ٰن‬ ۡ
ِ َّ‫ى اُ ۡن ِز َل فِ ۡي ِه القُ ۡر ٰانُ هُدًى لِّلن‬ ٓ ۡ ‫ضانَ الَّ ِذ‬
َ ‫  َش ۡه ُر َر َم‬
‫هّٰللا‬
‫َو َم ۡن َکانَ َم ِر ۡيضًا اَ ۡو ع َٰلى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِّم ۡن اَي ٍَّام اُ َخ َرؕ ي ُِر ۡي ُد ُ بِ ُک ُم ۡالي ُۡس َر َواَل ي ُِر ۡي ُد بِ ُک ُم ۡالع ُۡس َر َولِتُ ۡک ِملُوا ۡال ِع َّدةَ َولِتُ َکبِّرُوا‬
َ‫هّٰللا َ ع َٰلى َما ه َٰدٮ ُكمۡ َولَ َعلَّ ُکمۡ ت َۡش ُكر ُۡون‬

Artinya: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang
di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di
bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. (QR.Al-baqarah:185)

Adapun fungsi Al-Qur’an yang lainnya adalah:

1. Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah SWT.

Penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya Al-Qur‘an juga berfungsi sebagai


penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya. Fungsi ini hadir karena al-Qur‘an adalah
kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt kepada rasul dan nabi-Nya.
Sebagai kitab suci terakhir, al-Qur‘an membawa tugas menyempurnakan kitab-kitab
suci terdahulu. Rasionalitas di balik fungsi ini setidaknya bisa diterangkan melalui
dua alasan. Pertama, kitab-kitab suci terdahulu memang diturunkan untuk kaum
tertentu dan zaman yang terbatas. Kedua, dalam perkembangan sejarah, kitab-kitab
suci terdahulu tidak bebas dari perubahan dan penyimpangan. 2

Terkait fungsi al-Qur‘an sebagai penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya, ada tiga
rincian tugas. Pertama, membenarkan adanya kitab-kitab suci terdahulu;3

2
Al-I’jaz: Volume 1, no 2, desember 2019

3
http://midad.com/article/195973
Kedua, meluruskan hal-hal yang telah diselewengkan dari kitab-kitab
suci tersebut; Ketiga, menjadi kitab alternatif untuk kitab-kitab suci yang
pernah ada.

1) Al-Qur‘An membenarkan kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya.


Al-Qur‘an hadir bukan untuk menyangkal adanya kitab-kitab suci tersebut.
Bahkan, dalam doktrin Islam, seorang Muslim diwajibkan percaya adanya
kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi sebelum Muhammad,
seperti yang terdapat pada ayat berikut:
Dan (di antara ciri orang yang bertakwa adalah) mereka yang beriman
kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab
yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya
(kehidupan) akhirat. (Q.S. al-Baqarah: 4).

Kehadiran al-Qur‘an adalah melanjutkan ajaran kitab-kitab suci


sebelumnya. Misi pokok semua kitab suci adalah mengajak manusia untuk
menyembah satu tuhan, yaitu Allah Swt. Kalau pun ada perbedaan, hal itu
tidak lebih dari hal-hal yang menyangkut masalah cabang (furuiyah),
misalnya terkait ritus peribadatan dan beberapa aspek hukum. Itu pun
disebabkan karena faktor perbedaan zaman, tempat dan masyarakat di
mana kitab-kitab itu diturunkan. Akan tetapi, dalam masalah aqidah,
semua kitab suci mengajarkan hal yang sama, yaitu penyembahan kepada
satu Tuhan (tauhid). Agama ini di dalam Al-Qur‘an disebut Islam,
sebagaimana para nabi terdahulu juga sebagai kaum Muslimin.

Kesamaan aqidah yang dibawa oleh semua rasul sejak Nabi Adam sampai
Nabi Muhammad ditegaskan oleh beberapa ayat al-Quran:
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan
Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (Q.S. Al-
Anbiya: 25)
Dia (Allah) telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu
dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu:
Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. (Q.S.
Asy-Syura: 13) 4

2) al-Qur‘an meluruskan hal-hal yang telah diselewengkan dari ajaran kitab-


kitab terdahulu. Hal ini karena kitab-kitab sebelum al-Quran, dalam
perjalanan sejarah, tidak bebas dari penyimpangan, perubahan, pergantian,
penambahan atau pengurangan, sehingga diperlukan upaya pemurnian.
Kitab suci terdahulu seperti Taurat, Zabur dan Injil yang ada sekarang
tidak bisa disebut asli atau sama dengan kitab yang diturunkan kepada

4
Al-I’jaz: Volume 1, no 2, desember 2019
nabi-nabinya dahulu. Fenomena penyimpangan semacam ini telah
disinggung oleh al-Quran:
Di antara orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan (dalam kitab
suci) dari tempat-tempatnya. (Q.S. An-Nisa: 46)

Sesungguhnya diantara mereka (ahli kitab) ada segolongan yang


memutarmutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka
yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab
dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah",
padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah
sedang mereka mengetahui. (Q.S. Ali Imrah: 78)

Karena itu, al-Qur‘an datang sebagai batu ujian (verifikator, korektor)


terhadap kitab-kitab terdahulu. Al-Qur‘an bertugas mengoreksi hal-hal
yang diselewengkan dari ajaran kitab-kitab tersebut. Koreksi itu bisa
menyangkut masalah aqidah, hukum, berita masa lalu, dan sebagainya. Di
antara contoh koreksi al-Qur‘an terhadap apa yang diselewengkan dari
ajaran kitab terdahulu adalah koreksi al-Qur‘an terhadap iman kaum
Nasrani yang menuhankan Nabi Isa dan meyakini Trinitas.15 Dalam hal
ini, Al-Qur‘an telah menyatakan kekafiran mereka, seperti yang
difirmankan Allah Swt pada ayat berikut:

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya


Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata:
"Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (Q.S. al-Maidah: 72)

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah


salah satu dari (tuhan) yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan
selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka
katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa
siksaan yang pedih. (Q.S. al-Maidah: 73)5

Fungsi al-Qur‘an sebagai batu ujian (korektor) terhadap kitab-kitab


terdahulu ditegaskan dalam ayat al-Qur‘an berikut:

Dan Kami telah turunkan kepadamu (Muhammad) Al-Qur’an dengan


membawa kebenaran, (yang berfungsi) sebagai pembenar terhadap apa
yang sebelumnya dari kitab-kitab, dan batu ujian (korektor) terhadap kitab-
kitab itu; (Q.S. Al-Maidah: 48)

5
http://www.muslimsays.com/2012/01/makna-al-quran-kitab-penyempurna-kitab.html
2. Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan.

3. Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat terdahulu.

4. Sebagai Obat penawar (syifa’) bagi segala macam penyakit, baik penyakit rohani
maupun jasmani. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Yunus: 57, Al-Isra’: 82.

َ‫اَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َج ۤا َء ْت ُك ْم َّموْ ِعظَةٌ ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َو ِشفَ ۤا ٌء لِّ َما فِى الصُّ ُدوْ ۙ ِر َوهُدًى و ََّرحْ َمةٌ لِّ ْل ُمْؤ ِمنِ ْين‬

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari


Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada
dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus
[10]: 57).
ٰ ‫ونُن َِّز ُل منَ ْالقُرْ ٰان ما هُو شفَ ۤا ٌء َّورحْ مةٌ لِّ ْلمْؤ من ْي ۙنَ واَل يز ْي ُد‬
‫الظّلِ ِم ْينَ اِاَّل خَ َسارًا‬ ِ َ َ ِِ ُ َ َ ِ َ َ ِ ِ َ

Artinya: Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman, dan (Al-Quran itu) tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian”. (QS. Al-Isra' [17]: 82).

5. Al-Qur‘An adalah sebagai petunjuk bagi manusia.

Seperti diketahui, fungsi utama sebuah kitab suci dalam agama dan keyakinan apapun
adalah menjadi pedoman bagi penganutnya. Begitu pula al-Quran, menjadi pedoman
bagi umat Islam. Meskipun begitu, al-Qur‘an menyatakan bahwa ia bukan hanya
menjadi petunjuk bagi kaum Muslimin, tapi juga bagi umat manusia seluruhnya.
Kemenyeluruhan misi al-Qur‘an ini tidak lepas dari kemenyeluruhan misi Nabi
Muhammad Saw yang diutus untuk seluruh manusia. Hal ini ditegaskan Allah Swt
dalam beberapa firman-Nya yang di antaranya adalah sbb.:

Dan Kami (Allah) tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan,
tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (Q.S. Saba: 28).

Di dalam al-Qur‘an memang ada dua versi penyebutan al-Qur‘an sebagai petunjuk.
Pertama, ia petunjuk bagi seluruh manusia. Kedua, ia petunjuk bagi orang-orang yang
beriman atau bertakwa. Ayat yang menyatakan hal pertama diantaranya adalah:

Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran


sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Q.S. al-Baqarah: 185)

Sedangkan ayat yang menyatakan hal kedua di antaranya adalah:


Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa. (Q.S. al-Baqarah: 2)
Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu,
dan sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah
diri. (Q.S. al-Nahl: 89).
Dua versi pernyataan yang berbeda tersebut tidak berarti ada pertentangan di dalam al-
Quran. Perbedaan antara keduanya sesungguhnya hanya pada batas pengertian
petunjuk yang dimaksud oleh masing-masing pernyataan. Para ulama tafsir
mengatakan bahwa kata huda/hidayah (petunjuk) memiliki dua pengertian, umum dan
khusus. Dalam pengertian umum, petunjuk berarti pedoman atau bimbingan bagi siapa
saja menuju jalan yang benar. Sedangkan dalam pengertian khusus, petunjuk berarti
taufik yang diberikan Allah kepada hambanya yang telah menerima kebenaran. Yang
pertama masih dalam tahap proses, yang kedua sudah menjadi hasil. Yang pertama
bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk manusia, yang kedua hanya Allah yang bisa
melakukannya.6

Ketika disebut bahwa al-Qur‘an adalah petunjuk bagi manusia, kalimat ini masih pada
tataran ide dan harapan, belum menjadi kenyataan. Petunjuk dalam pengertian ini
masih berkemungkinan untuk diterima atau ditolak oleh yang menjadi sasaran ajakan.
Namun, ketika disebut bahwa al-Qur‘an adalah petunjuk bagi orang-orang yang
beriman atau bertakwa, petunjuk di sini menunjukkan kenyataan yang sudah terjadi.
Petunjuk di sini berarti taufik yang diberikan Allah kepada orang-orang yang beriman
karena mereka telah membuka hati untuk menerima kebenaran al-Quran.

Dua pengertian petunjuk di atas terkadang hadir bersamaan dalam satu ayat seperti
pada dua ayat berikut:

Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
meyakini. (Q.S. al-Jatsiyah: 20)

(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran
bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Ali Imran: 138)

6. Sumber pokok agama Islam


Sebagaimana diketahui, sumber agama Islam itu ada tiga, yakni: al-Quran, Sunnah,
dan Ijtihad. Al-Qur‘an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad. Sunnah adalah sabda, tindakan dan ketetapan Rasulullah Muhammad.
Sedangkan ijtihad adalah usaha sungguh-sungguh yang dilakukan oleh ulama
mujtahid untuk menyimpulkan hukum agama dengan tetap mengacu kepada Al-
Qur‘an dan Sunnah. Ada dua bentuk ijtihad yang disepakati oleh ulama, yaitu Ijma‘
(kesepakatan umat pasca wafatnya Rasulullah) dan Qiyas (analogi).

Al-Qur‘an merupakan sumber pokok seluruh ajaran Islam. Yusuf al-Qardlawi


mengatakan bahwa al-Qur‘an adalah pokok Islam dan jiwanya. Dari al-Quranlah
diperoleh ajaran tentang keimanan (aqidah), ibadah, akhlak, dan prinsip-prinsip
hukum serta syariat.

6
http://midad.com/article/195973
B. Tujuan Al-Qur’an Diturunkan Dalam Hidup Didunia

Tujuan Diturunkannya Al-Qur’an S e b a g a i p e d o m a n h i d u p y a n g


b e n a r , A l - Q u r ’ a n niscaya harus memberikan suatu petunjuk hidup
yang benar, mendasar dan pasti. Sehingga dapat dijadikan sebagai
pegangan yang kokoh dalam menghadapi hidup. Oleh karena itu tujuan
utama diturunkannya Al-Qur’an tidak lain kecuali untuk memberikan
petunjuk kepada u m a t m a n u s i a k e j a l a n y a n g h a r u s d i t e m p u h
d e m i k eb ah ag ia an hi du p d i d un ia da n di ak hi ra t. A da pu n petunjuk
yang diberikan oleh Al-Qur’an pada pokoknya ada tiga:

1. P etunjuk aqidah dan kepercayaan yang harus d i a n u t o l e h


m a n u s i a y a n g t e r s i m p u l d a l a m keimanan akan keesaan Allah dan
kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
2. P etunjuk mengenai akhlaq yang murni dengan jalan menerangkan
norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia
dalam kehidupannyasecara individual dan kolektif.
3. Petunjuk mengenai syari’at dan hukum dengan jalan menerangkan
dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan dan sesamanya.7

BAB III
7
https://dokumen.tips/dokuments/pengertian-fungsi-dan-tujuan-al-quran,html?page=17
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Fungsi Al-Qur’an Diturunkan Dalam Hidup Didunia

1.) Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah SWT.
Pengganti kitab-kitab suci sebelumnya Al-Qur‘an juga berfungsi sebagai
penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya

2.) Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan.

3.) Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat terdahulu.

4.) Sebagai Obat penawar (syifa’) bagi segala macam penyakit, baik penyakit rohani
maupun jasmani.
5.) Al-Qur‘An adalah sebagai petunjuk bagi manusia.Seperti diketahui, fungsi utama
sebuah kitab suci dalam agama dan keyakinan apapun adalah menjadi pedoman
bagi penganutnya. Begitu pula al-Quran, menjadi pedoman bagi umat Islam.
Meskipun begitu, al-Qur‘an menyatakan bahwa ia bukan hanya menjadi petunjuk
bagi kaum Muslimin, tapi juga bagi umat manusia seluruhnya.

6.) Sumber pokok agama Islam .Sebagaimana diketahui, sumber agama Islam itu ada
tiga, yakni: al-Quran, Sunnah, dan Ijtihad. Al-Qur‘an adalah firman Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad. Sunnah adalah sabda, tindakan dan
ketetapan Rasulullah Muhammad. Sedangkan ijtihad adalah usaha sungguh-
sungguh yang dilakukan oleh ulama mujtahid untuk menyimpulkan hukum agama
dengan tetap mengacu kepada Al-Qur‘an dan Sunnah. Ada dua bentuk ijtihad
yang disepakati oleh ulama, yaitu Ijma‘ (kesepakatan umat pasca wafatnya
Rasulullah) dan Qiyas (analogi).

2. Tujuan Al-Qur’an Diturunkan Dalam Hidup Didunia

1. P etunjuk aqidah dan kepercayaan yang harus d i a n u t o l e h


m a n u s i a y a n g t e r s i m p u l d a l a m keimanan akan keesaan Allah dan
kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
2. P etunjuk mengenai akhlaq yang murni dengan jalan menerangkan
norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia
dalam kehidupannyasecara individual dan kolektif.
3. Petunjuk mengenai syari’at dan hukum dengan jalan menerangkan
dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan dan sesamanya.8
B. Saran

8
https://dokumen.tips/dokuments/pengertian-fungsi-dan-tujuan-al-quran,html?page=17
Kami saar bahwa masih banyak kekurangan yan kami miliki, baik dari tulisan
maupun bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu mohon diberikan sarannya agar kami
membuat makalah lebih baik lagi, dab semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua, dan menambah wawasan lagi bagi kita.

DAFTAR PUSTAKA
Al-I’jaz: Volume 1, no 2, desember 2019

http://midad.com/article/195973

http://www.muslimsays.com/2012/01/makna-al-quran-kitab-penyempurna-kitab.html

https://dokumen.tips/dokuments/pengertian-fungsi-dan-tujuan-al-quran,html?page=17

Masfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an, (Surabaya : Karya Abditama, 1997), hlm. 1-2.

Anda mungkin juga menyukai