NIM : 11190110000065
1. دفع الضرر أوىل من جلب النفع,درء املفاسد مقدم على جلب املصاحل
Kaidah ini menegaskan bahwa apabila pada waktu yang sama kita dihadapkan
kepada pilihan menolak kemafsadatan atau meraih kemaslahatan, maka yang harus
didahulukan adalah menolak kemafsadatan. Karena dengan menolak kemafsadatan
berarti kita juga meraih kemlasahatan. Contoh: Berkumur dan mengisap air kedalam
hidung ketika berwudhu merupakan sesuatuyang disunatkan, namun dimakruhkan
bagi orang yang berpuasa karena untuk menjaga masuknya air yang dapat
membatalkan puasanya.
3. اإلرتكاب أبخف الضررين,إذا تعارض املفسداتن روعي أعظمها ضررا ابرتكاب أخفهما
“Apabila bertentangan dua mafsadat, maka perhatikan mana yang lebih besar
madlaratnya dengan dikerjakan yang lebih ringan kepada mudlaratnya”
Kaidah ini dimaksudkan, manakala pada suatu ketika datang secara bersamaan
dua mafsadat atau lebih, maka harus dipilih atau diseleksi, manakala diantara
mafsadat itu yang lebih kecil atau lebih ringan. Contoh: merusak fisik itu adalah
memudaratkan, tetapi membiarkan penyakit dalam perut yang bisa membawa
kematian adalah lebih besar mudaratnya. Maka, dibolehkan mengoperasi manusia
demi untuk mengeluarkan penyakit dalam tubuhnya.
Contoh: Shalat jum‟at adalah wasilah berupa sadd aldzari’ah agar orang tidak
melakukan kesibukan lain pada waktu dikumandangkan azan shalat jumat selain
bersegera untuk melaksanakan shalat jumat.
Kaidah ini adalah dibicarakan skala prioritas, yaitu apa yang disepakati
didahulukan daripada perbedaan pendapat. Contoh: pembentukan OKI (Organisasi
Konferensi Islam) karena adanya kesepakatan untuk sama-sama mewujudkan dunia
islam dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi untuk hidup dalam keadaan damai
yang diikat oleh persamaan agama yang dilandasi oleh ukhuwah Islamiyah.
“Memelihara yang telah ada adalah lebih utama daripada mengharapkan (hasil) yang
belum ada.”
Kaidah ini menegaskan untuk menjaga dan memanfaatkan apa yang telah di
tangan daripada mengangan-angankan sesuatu yang belum tentu dan tidak cukup
meyakinkan akan keberhasilannya.
7. إذا اجتمع احاللل واحلرام غلب احلرام,إذا تعارض امالنع واملقتضي قدم امالنع
“Apabila saling bertentangan antara ketentuan hukum yang mencegah dengan yang
mengharuskan pada waktu yang sama, maka didahulukanlah yang mencegah”
Kaidah diatas menegaskan bahwa apabila ada dalil atau bukti kenyataan yang
bertentangan antara yang mencegah dengan yang mengharuskan pada waktu yang
sama, maka didahulukan yang mencegah. Contoh: A menyewakan rumah kepada B
untuk waktu 1 tahun. Kemudian sebelum habis waktu 1 tahun si A menjual rumah
kepada si C. Maka si A tidak bisa menyewakan rumah kepada C sebelum habis
kontraknya kepada si B. Dalam hal ini, yang mecegah penyarahannya adalah rumah si
A yang sedang dikontrakan oleh si B, sedangkan yang mengharuskan penyerahan
adalah rumah kontrakan tersebut telah dibeli oleh si C dari si A.