Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Irsyad Al Syafei

NIM : 11190110000065

Resume Qawaid Fiqhiyah

Kaidah yang bukan prinsip tetapi tidak ada khilaf

1. ‫الخروج من الخالف مستحب‬

Keluar dari khilaf adalah hal yang diutamakan. Maksud dari kaidah ini adalah
bahwa menghindari sesuatu (perbuatan atau barang) yang halal tapia da perselisihan
pada sesuatu tersebut, adalah terpuji atau dianjurkan. Contoh: mengutamakan
menggosok anggota wudhu.

2. ‫إذا اجتمع الجبال والحرام غلب الحام‬

Apabila berkumpul antara yang halal dan yang haram, dimenangkan yang
haram. Contoh: orang berpuasa di rumah, kemudian ditengah hari berpergian, tidak
boleh diqashar.

3. ‫الدفع أقوى من الرفع‬

Menolak itu lebih kuat daripada mengangkat. Artinya menolak agar tidak
terjadi itu lebih kuat daripada mengembalikan seperti sebelum terjadi. Menjaga diri
agar tidak sakit, lebih utama daripada mengobati setelah sakit. Contoh: adanya air
sebelum shalat bagi orang yang tayammum, berarti mencegah untuk melakukan
shalat. Tetapi adanya ditengah-tengah shalat tidaklah membatalkan shalat.

4. ‫الحدود تسقط بالشبهات‬

Hukuman-hukuman itu gugur karena ada kesyubhatan (keraguan). Suatu kasus


yang belum bisa dibuktikan secara faktual sebagai suatu tindakan pelanggaran, maka
tersangka tidak bisa dijatuhi hukuman karena memvonis itu harus membutuhkan dalil-
dalil yang valid. Contoh: mengamabil kendaraan di parkiran, karena cat dan mereknya
sama, ia mengira bahwa itu kendaraannya padahal bukan, ini termasuk syubhat fil
fa’il.

5. ‫الواجب اليترك إال الوجب‬


Sesuatu yang karena kekhususannya telah mewajibkan yang lebih besar/berat
dari dua perkara, tiadalah mewajibkan yang lebih kecil/ringan dari dua perkara itu
karena keumumannya. Apabila suatu kejadian (perbuatan dapat ditinjau dari
sifat/keadaan umum dan khusus, kemudian apabila dari kekhususannya sudah
mewajibkan suatu kewajiban yang besar/berat, maka dari keumumannya tidak lagi
mewajibkan yang lebih kecil/ringan. Contoh: keluarnya sperma (air mani) tidak
mewajibkan wudhu walaupun itu merupakan salah satu benda yang keluar dari qubul,
sebab dari kekhususannya telah mewajibkan mandi, dan mandi adalah yang lebih
besar dari 2 kewajiban akibat keluarnya benda dari qubul.

6. ‫السكوت فى معرض الحاجة إلى البيان بيان‬

Diamnya seseorang saat diperlukan (untuk berpendapat) maka itu adalah suatu
penjelasn. Makna kaidah ini adalah: diamnya seseorang saat keadaan mewajibkannya
untuk berpendapat maka hal tersebut berarti persetujuan dan penjelasan penerapan
kaidah ini adalah sebagai berikut. Contoh: diamnya suami ketika istrinya melahirkan
dan justru memberi selamat atas kelahiran tersebut, maka ini berarti pengakuan bahwa
anak tersebut adalah benar anaknya dan penerimaan untuk dinasabkan kepadanya.
Tidak ada hal baginya di kemudian hari untuk menolak bahwa anak tersebut adalah
anaknya.

7. ‫ما حرام استعماله حرام إتخاذه وما حرام أخذه حرام أعطا ؤه‬

‫ما حرام استعماله حرام إتخاذه‬

Apa yang haram menggunakannya haram pula memperolehnya. Oleh karena itu
diharamkan menyimpan alat/sarana kemaksiatan.

‫وما حرام أخذه حرام أعطا ؤه‬

Sesuatu yang haram diambilnya, haram pula memberikannya. Artinya apabila


dibolehkan memberikannya, maka berarti menolong dan mendorong untuk
mengambilnya sehingga keduanya menjadi berserikat dalam dosa, untuk itu apabila
diharamkan mengambilnya, maka untuk memberikannya pun juga diharamkan.

8. ‫ال عبارة بالحزن البين خطؤه‬


Zhann (dugaan) yang terbukti salah, tidak dianggap. Arti zhan ialah
persangkaan yang kuat, atau pendapat yang lebih cenderung kepada tetapnya atau
benarnya daripada tidaknya. Jadi maksudnya idalah bahwa suatu keputusan hukum
yang didasarkan pada zhan, tetapi kemudian jelas salahnya, maka hukum tersebut
tidak berlaku atau batal. Contoh: orang yang mengira dirinya suci dari hadas, oleh
karena itu ia shalat akan tetapi ternyata kemudian bahwa perkiraanya itu tidak benar,
ternyata ia berhadas, maka shalatnya tidak sah.

9. ‫االشتعال بغير مقصود اعراض عن المقصود‬

Berbuat yang bukan dimaksud, berarti berpaling dari yang dimaksud (sehingga
karenanya batal yang dimaksud). Contoh: orang bersumpah tidak bertempat tinggal
pada suatu rumah, setelah bersumpah, dia mondar-mandir di rumah itu, berarti ia telah
melanggar sumpahnya. Tetapi kalau ia mondar-mandir itu karena sibuk
mengumpulkan barang-barangnya karena perpindahannya, maka ia tidak melanggar
sumpah.

10.‫ما اليترك كله اليترك بعضه‬

Sesuatu yang tidak dapat dicapai keseluruhannya, tidak ditinggalkan


sebagainya. Contoh: berwudhu, ketika cukup untuk sebagian anggota wudhu, maka
wudhu tetap dilakukan. Sisanya beralih pada tayamum. Karena untuk sebagian
anggota tubuh bisa menggunakan air, maka ketika itu tetap menggunakan air.
Sedangkan untuk anggota wudhu lainnya, beralih pada tayamum.

11.‫إذا اجتمع السبب والغرور والمباشر قدمة المباشرة‬

Apabila berkumpul antara sebab, penipuan, dan pelaksana langsung, maka


didahulukan pelaksana langsung.

12.‫تغير آالمكام بتغير آالزمنة وآالمكنة وآالحوال‬

Hukum berubah sesuai dengan perubahan zaman dan tempat. Maksud dari
kaidah ini hanya berlaku pada hukum syariat yang berlandaskan kepada adat dan
kebiasaan manusia, sementara hukum-hukum syariat dengan redaksi yang eksplisit
terhadap suatu perkara baik bentuknya perintah ataupun larangan, maka hal itu tidak
bisa berubah hanya karena berubahnya zaman, tempat, dan kebiasaan manusia.
13.‫إذا تعارض المانع والمقتض قدم المانع‬

Apabila bertentangan antara yang menghalangi dan menyebabkan, maka


diadahulukan yang menghalangi. Maknanya adalah apabila ditemukan apa yang
menyebabkan adanya sesuatu dan juga ditemukan apa yang menghalangi adanya
sesuati itu, maka hukumnya adalah mengambil yang menghalangi, dan tidak
menghukumi adanya sesuatu itu mendahului yang menghalanginya.

14.‫الرخص ال تناط بالمعاصى… أو بالشك‬


15.‫تصرف… االمام على الرعية منوط بالمصلحة‬
16.‫الميسور ال تسقط بالمعسور‬
17.‫الرضى… بالشئ رضى بما بتولد منه‬
18.‫يغتفر فى الوصائل… ماال يغتفر فى المقاصد‬
19.‫يغتفر فى الثوانى ما اليغتفر فى األوائل‬
20.‫من استعجل شيئا قبل أوانه عوقب بحرمانه‬
21.‫ما ال يدرك كله ال يترك كله‬

Anda mungkin juga menyukai