Contoh kaidah:
Sebagai contoh, dalam al-Qur’ān, Allah
SWT telah mengharamkan memakan
bangkai kecuali dalam kondisi darurat, hal
itu disebutkan dalam firman-Nya yang
berbunyi: ”Diharamkan bagimu
(memakan) bangkai ...”. (QS. al-Mā’idah
(5):3).
Ayat di atas merupakan dalil adanya
pelarangan untuk memakan bangkai
kecuali dalam kondisi darurat, jika
seorang hamba tidak memakan bangkai
dengan maksud mentaati dalil di atas,
maka ia mendapat pahala atas perbuatan
tersebut, namun jika ia tidak memakan
bangkai karena sekedar tidak
menyukainya, maka tidak ada pahala
baginya.
3 “Inti akad berdasarkan maksud dan العبرة فى العقود للمقاصد والمعاني ال
makna akad, bukan berdasarkan lafadz
dan kalimat”. لأللفاظ والمباني
Salah satu diantara rukun jual beli adalah
adanya shighat akad, yaitu ucapan atau
tindakan atau isyarat dari penjual dan
pembeli yang menunjukkan keinginan
mereka untuk melakukan transaksi tanpa
paksaan.
Contoh kaidah:
dalam kerja sama Mudharabah, jika ada
ketentuan yang menyatakan bahwa pihak
yang menyediakan modal akan
memperoleh semua keutungannya, maka
akad itu tidak sidebut mudharabah, tapi
akad hutang.
4 ”Sesuatu yang meyakinkan tidak dapat اليقين ال يزال بالشك
hilang hanya dengan keraguan”.
)(اليقين ال يزول بالشك
Kaidah ini menjelaskan adanya
kemudahan dalam syariah Islam.
Tujuannya adalah menetapkan sesuatu
yang meyakinkan dianggap sebagai hal
yang asal dan dianggap. Dan bahwa
keyakinan menghilangkan keraguan yang
sering timbul dari was-was terutama
dalam masalah kesucian dan shalat.
Keyakinan adalah ketetapan hati
berdasarkan pada dalil yang pasti,
sedangkan keraguan adalah kemungkinan
terjadinya dua hal tanpa ada kelebihan
antara keduanya.
Contoh kaidah :
Apabila seseorang telah yakin bahwa
sebuah pakaian terkena najis, akan tetapi
dia tidak tahu dibagian mana dari pakaian
tersebut yang terkena najis maka dia harus
mencuci pakaian itu seluruhnya.
5 Hukum asal segala sesuatu adalah tetap
dalam keadaannya semula, dan keyakinan
األصل بقاء ما كان على ما كان
tidak bisa hilang karena keraguan
Contoh kaidah :
Jika seseorang melempar binatang buruan
(dengan tombak, panah atau senjata
lainnya) dengan menyebut nama Allah k
terlebih dahulu, kemudian setelah
beberapa waktu ia menemukan binatang
itu mati terkena senjatanya, namun ia lalu
ragu-ragu apakah binatang itu mati
karena lemparan senjatanya ataukah
karena sebab yang lain, maka asalnya
binatang tersebut halal untuk dikonsumsi
(bukan bangkai). Karena pada asalnya
tidak ada sebab lain yang mengakibatkan
kematian binatang tersebut, sebagaimana
hal ini telah dijelaskan dalam hadits yang
shahîh.
Contoh kaidah:
Seorang yang didakwa (mudda’a
‘alaih)melakukan suatu perbuatan
bersumpah bahwa ia tidak melakukan
perbuatan tersebut. Maka ia tidak dapat
dikenai hukuman, karena pada dasarnya
ia terbebas dari segala beban dan tanggung
jawab. Permasalahan kemudian
dikembalikan kepada yang mendakwa
(mudda’i).
9 Kondisi sifat (berupa tambahan)
dianggap tidak ada/ Asal pada suatu sifat
األصل فى الصفات العارضة العدم
berupa tambahan tidak dianggap. Atribut
untuk eksistensi dan non-eksistensi dalam
dua bagian:
Yang pertama adalah kualitas di mana
keberadaan objek adalah keadaan darurat
dan kontradiksi, dalam artian bahwa
benda itu sering tidak berlaku lagi. Ini
disebut atribut lateral, asal mula adalah
ketiadaan, dan atribut semacam itu adalah
hal lain yang ada setelah ketiadaan
seperti semua kontrak dan perbuatan.
Yang dominan adalah bahwa itu adalah
sebuah objek, dan nihil adalah kepastian,
karena ini adalah keadaan alami, dan
perubahannya terhadap eksistensi adalah
proposisi yang meragukan.
Kedua: kualitas yang ada dalam hal
dibandingkan dengan eksistensinya,
seringkali hal itu sering dimaknai, dan
disebut kualitas asli, dan asal mula
keberadaan dan kelangsungan hidup untuk
dibuktikan.
10 Sesuatu yang sudah ditetapkan pada
zamannya akan dinilai kekal selama tidak
وما ثبت بزمان محكم ببقائه مالم يوجد
ada dalil yang menentangnya. دليل على خالفه
Keberadaan sesuatu di masa lalu
dianggap tetap dengan persetujuan kasus
ini, apakah raja terakhir dibuktikan
dengan bukti atau pengakuan terdakwa,
dan ini dianggap sebagai prinsip yang
sah, kecuali jika ada sesuatu yang
mengubahnya. Jika ada sesuatu yang
mengubahnya, keberatan terhadap yang
asli dan bukti yang menentangnya.
Aturan ini dekat dengan aturan "asal
kelangsungan hidup apa yang ada pada
apa adanya" Sampai dia membuktikan
apa yang sedang dia ubah dan hapus, dan
aturan apa yang telah terbukti
bertentangan dengan yang asli.
Penggunaan al-Qaeda berguna dalam
menstabilkan hal-hal dan
membuktikannya sampai mereka
membuktikan apa yang mengubahnya
dan menyingkirkannya.
Aplikasi
A - Jika terbukti pada zaman raja sesuatu
untuk satu, maka keputusan bahwa raja
tetap ada padanya kecuali jika tidak ada
yang bisa menghapusnya, apakah raja
terakhir dibuktikan dengan bukti atau
oleh konfirmasi terdakwa.
(Zarqa hal 121).
11 Hukum asal adalah menyandarkan hal
baru pada waktu yang terdekat.
األصل إضافة الحادث إلى أقرب
Dalam hal terjadi ketidaksesuaian pada أوقاته
saat terjadinya suatu pesanan, hal ini
disebabkan pada waktu paling awal
sampai yang terjauh terbentuk. Jika
rasionya tetap pada waktu yang jauh, hal
itu sangat diatur karena waktu terdekat
telah disetujui oleh para pihak untuk
mengetahui adanya kecelakaan tersebut.
Semakin dekat pasti dan semakin jauh
keraguan, dan kepastiannya tidak hilang
dengan keraguan.
Jika kejadiannya disepakati, namun
selisihnya terjadi pada tanggal terjadinya,
namun jika kejadiannya tidak disepakati,
maka selisih asal terjadinya kejadian dan
dihadirkan, seolah-olah memiliki salah
satu cairan yang lain, dan
menandatangani selisih kejadian dan
kaki, Dan permintaan untuk
mengangkatnya, dan mengklaim pemilik
kaki, argumen kepada hakim kaki, dan
yang lama ditinggalkan di kakinya, jika
penggugat mendirikan bukti bukti.
Karena bukti membuktikan amanah
kekurangan, itulah bukti pertama
penggugat kaki yang memberikan bukti.
Karena penggugat kaki itu jahat, dan
berpegang teguh pada aslinya, dan
buktinya dipresentasikan pada aslinya
dan nampak.
Dan bahwa peraturan ini dibatasi untuk
tidak menyebabkan pencabutan apa yang
tetap, karena keputusan tersebut
12 Hukum asal pada suatu perkataan adalah
arti yang sebenarnya (Artinya jika ada
األصل فى الكالم الحقيقة
perkataan yang bisa diartikan secara
hakiki dan majasi, maka perkataan mesti
diartikan secara hakiki).
jika terjadi penggunaan kata yang biasa
dipakai dengan dua makna, yaitu makna
haqiqah dan makna majaz tanpa
dibarengi dengan penguat yang
menguatkan salah satu dari dua makna
yang dipunyai. Maka yang dipilih adalah
makna yang haqiqah bukan makna majaz.
Karena seperti yang diterangkan diatas
makna majaz adalah makna yang
kedudukannya dibawah makna haqiqah
maka secara otomatis makna haqiqah
lebih diunggulkan dari makna majaz.
Seperti contoh dalam ayat :
"” وال تنكحوا ما نكح آباؤكم من النساء
Lafadz nikah secara makna haqiqah
adalah seks, sedangkan secara makna
majaz adalah akad. Kedua makna lafadz
nikah itu sering digunakan. Maka jika ada
penggunaan lafadz nikah tanpa dibarengi
penguat dari salah satu dari dua makna
yang dipunyai lafadz nikah, makna yang
diunggulkan adalah makna majaz. Jadi
ayat di atas menerangkan tentang
keharaman bersetubuh dengan orang tua
itu berdasarkan nash. Sedangkan
keharaman melakukan akad dengan
orang tua itu berdasarkan ijma’.
Namun jika seandainya ditemukan
penguat yang mendukung makna majaz
maka makna yang dipilih adalah makna
majaz.
13 Tidak perlu ambil perhatian terhadap dalil
apabila ada pernyataan yang jelas.
ال عبرة للداللة في مقابلة التصريخ
Bahwa pernyataan tentang apa yang
diinginkan lebih kuat daripada penanda,
dan jika bertentangan dengan eksplisit dan
indikatif, tidak ada indikasi tentang makna
atau keabsahannya. Namun, bila tidak ada
kontradiksi, ini menunjukkan bahwa
keputusan dan kekuasaannya ada di
tempat di mana mereka diam.
Contoh kaidah :
Seorang bernama Godril yang sedang
sakit parah merasa kesulitan untuk berdiri
ketika shalat fardhu, maka ia
diperbolehkan shalat dengan duduk.
Begitu juga ketika ia merasa kesulitan
shalat dengan duduk, maka
diperbolehkan melakukan shalat dengan
tidur terlentang.
Contoh kaidah:
Siapa yang merusak harta orang lain,
maka bagi yang dirusak tidak boleh
membalas dengan merusak harta benda si
perusak. Karena hal itu akan memperluas
kerusakan tanpa ada manfaatnya. Yang
benar adalah si perusak mengganti barang
atau harta benda yang dirusaknya.
20 Kemadharatan itu harus dihilangkan. الضرر يزال
Contoh kaidah:
Diperbolehkan bagi seorang pembeli
memilih (khiyar) karena adanya 'aib
(cacat) pada barang yang dijual.
Diperbolehkannya merusak pernikahan
(faskh al-nikah) bagi laki-laki dan
perempuan karena adanya 'aib.
21 Kondisi darurat dapat membolehkan
sesuatu yang dilarang.
الضرورات تبيح المحظورات
Contoh kaidah:
Ketika dalam perjalan dari Sumatra ke
pondok pesantren An-Nawawi, ditengah-
tengah hutan Kasyfurrahman alias
Rahman dihadang oleh segerombolan
begal, semua bekal Rahman ludes
dirampas oleh mereka yang tak
berperasaan -sayangnya Rahman tidak
bisa seperti syekh Abdul Qadir al-Jailany
yang bisa menyadarkan para begal-
karenanya mereka pergi tanpa
memperdulikan nasib Rahman nantinya,
lama-kelamaan Rahman merasa kelaparan
dan dia tidak bisa membeli makanan
karena bekalnya sudah tidak ada lagi, tiba-
tiba tampak dihadapan Rahman seekor
babi dengan bergeleng-geleng dan
menggerak-gerakkan ekornya seakan-
akan mengejek si-Rahman yang sedang
kelaparan tersebut. Namun malang juga
nasib si babi hutan itu. Rahman bertindak
sigap dengan melempar babi tersebut
dengan sebatang kayu runcing yang
dipegangnya. Kemudian tanpa pikir
panjang, Rahman langsung menguliti babi
tersebut dan kemudian makan dagingnya
untuk sekedar mengobati rasa lapar.
Tindakan Rahman memakan daging babi
dalam kondisi kelaparan tersebut
diperbolehkan. Karena kondisi darurat
memperbolehkan sesuatu yang semula
dilarang.
Diperbolehkan melafazdkan kalimat kufur
karena terpaksa.
Contoh kaidah:
Diperbolehkannya membedah perut
wanita (hamil) yang mati jika bayi yang
dikandungnya diharapkan masih hidup.
Contoh kaidah:
Berkumur dan mengisap air kedalam
hidung ketika berwudhu merupakan
sesuatu yang disunatkan, namun
dimakruhkan bagi orang yang berpuasa
karena untuk menjaga masuknya air yang
dapat membatalkan puasanya.
Contoh kaidah:
Diperbolehkannya Ji'alah (sayembara
berhadiah) dan Hiwalah (pemindahan
hutang piutang) karena sudah menjadi
kebutuhan umum.
Diperbolehkan memandang wanita selain
mahram karena adanya hajat dalam
muamalah atau karena khithbah
(lamaran).
33 Sesungguhnya sesuatu yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi tidak membatalkan hak
إن اإلضطرار ال يبطل حق الغير
bagi yang lain
34 Sesuatu yang
darinya/pengambilannya
diharamkan
maka
ما حرم أخذه حرم اعطاؤه
diharamkan juga pemberiannya.
Contoh kaidah :
Memberikan riba atau upah perbuatan
jahat kepada orang lain.
Memberikan upah hasil meramal dan
risywah kepada orang lain. Termasuk juga
upah meratapi kematian orang lain.
35 Apa yang diharamkan atas pekerjaanya
maka diharamkan pula permintaan (hasil)
ما حرم فعله حرم طلبه
daripadanya.
Contoh kaidah:
Mengambil riba atau upah perbuatan
jahat.
Mengambil upah dari tukang ramal
risywah (suapan). Begitu pula dengan
upah orang-orang yang meratapi kematian
orang lain.
36 Adat kebiasaan dapat dijadikan hukum. العادة محكمة
Kaidah ini berasal dari teks (nash) Al-
Quran. Kebiasaan (urf) dan tradisi (adat)
mempunyai peran besar dalam perubahan
hukum berdasarkan pada perubahan
keduanya. Allah berfirman dalam QS Al-
Baqarah 2:228 "Dan para wanita
mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang ma'ruf."
Nabi bersabda: Tradisi dan cara yang
berlaku di antara kalian itu boleh
digunakan (( )سنتكم بينكمIbnu Hajar Al-
Asqalani dalam Fathul Bari, IV/338.
Contoh kaidah:
Seseorang menjual sesuatu dengan tanpa
menyebutkan mata uang yang
dikehendaki, maka berlaku harga dan
maat uang yang umum dipakai.
Batasan sedikit, banyak dan umumnya
waktu haidh, nifas dan suci bergantung
pada kebiasaan (adapt perempuan
sendiri).
37 Jika manusia sudah sepakat dengan
sesuatu (kesepakatan umum) maka wajib
استعمال الناس حجة يجب العمل بها
dikerjakan
38 Larangan adat adalah menjadi larangan
sebenarnya (secara hakikat)
الممتنع عادة كالممتنع حقيقة
39 Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan
hukum sesuai dengan perubahan zaman.
ال ينكر تغير األحكام بتغير األزمان
Ibn Abidin berkata bahwa sebagian besar
hukum syara’ yang saling bertentangan
disebabkan karena perubahan zaman,
karena adanya perubahan kebiasaan suatu
penduduk. Jika seandainya penduduk
tersebut tetap mempergunakan hukum
yang pertama, mereka akan merasa sangat
kesulitan yang tentunya akan bertentangan
dengan kaidah-kaidah syar’iyah yang
dibangun atas dasar keringanan dan
kemudahan serta menolak datangnya
kemudaratan.
Contoh kaidah:
1. Para fuqaha’ klasik menetapkan
hukum bagi istri untuk tinggal di rumah
suaminya setelah semua maharnya lunas,
namun ulama muta’akhirin tidak
mewajibkan hal tersebut, walaupun sang
suami telah melunasi maharnya. Hal ini
disebabkan adanya perubahan kondisi
masyarakat pada zaman sekarang.
2. Kaitannya dengan pendidikan, para
ulama klasik menetapkan hukum haram
untuk mengambil upah atas ilmu agama
yang diajarkan, karena mengajarkan ilmu
agama hukumnya wajib, namun para
ulama muta’akhirin membolehkannya
demi terjaganya kelestarian pendidikan
keagamaan serta untuk pengembangan
ilmu agama itu sendiri.
40 Suatu kenyataan dapat ditinggalkan
berdasarkan adat
الحقيقة تترك بداللة العادة
41 Adat hanya diterima jika konsisten dan
diterima secara luas
إنما تعتبر العادة إذا اضطردت أو
غلبت
42 Hal yang diterima adalah kebiasaan yang
diketahui secara luas, bukan sesuatu yang
العبرة للغالب الشائع ال للنادر
asing
43 Sesuatu yang sudah diterima sebagai
kebiasaan umum, sama keberlakuannya
المعروف عرفا كالمشروط شرطا
seperti sesuatu yang disyaratkan sebagai
syarat.
Contoh kaidah:
Apabila orang bergotong royong
membangun rumah yatim piatu, maka
berdasarkan adat kebiasaan, orang-orang
yang bergotong royong itu tidak dibayar.
Jadi tidah bias menuntut bayaran. Lain
halnya apabila apabila sudah dikenal
sebagai tukang kayu atau tukang cat yang
biasa diupah, dating ke suatu rumah yang
sedang dibangun, lalu ia bekerja disitu,
maka ia harus dibayar upah seperti yang
lainnya meskipun ia tidak mensyaratkan
apa pun, sebab kebiasaan tukang kayu atau
tukang cat apabila bekerja, dia mendapat
bayaran
44 Sesuatu yang dikenal diantara pedagang
berlaku sebagai syarat di antara mereka.
المعروف بين التجار كالمشروط بينهم
Contoh kaidah:
Apabila seorang membeli barang dari
Negara asing dengan pengiriman ke
tempat tertentu dan belum menjelaskan
harga upah pengiriman maka harus
mengikuti kebiasaan yang terkenal di
kalangan pedagang dalam hal
pembayarannya
45 Penetapan secara adat seperti penetapan
secara nash (teks)
التعيين بالعرف كالتعيين بالنص
46 Apa bila bercampur suatu larangan
dengan perintah maka didahulukan
إذا تعارض المانع والمقتضى يقدم
larangan المانع
47 Sesuatu yang terkait dengan sebuah
obyek, maka ia diakui keabsahannya/
التابع تابع
Sesuatu yang mengikut kepada suatu yang
lainnya dipandang sebagai cabangnya
48 Sesuatu yang terkait dengan sebuah obyek
tidak dihukumi secara terpisah.
التابع اليفرد بالحكم
49 Seseorang yang memiliki sesuatu maka ia
juga memiliki segala kepentingan atasnya
من ملك شيئا ملك ما هو من ضروراته
50 Apabila asal telah gugur maka gugur pula
cabangnya
إذا سقط األصل سقط الفرع
51 Sesuatu yang terputus itu tidak akan
kembali seperti sesuatu yang hilang tidak
الساقط ال يعود كما أن المعدوم ال يعود
kembali
52 Apabila sesuatu itu batal maka batallah
apa yang ada didalammnya
إذا بطل الشيء بطل ما فى ضمنه
53 Apa bila batal suatu yang dasar /asal maka
ia merubah menjadi perubahan,maka asal
إذا بطل األصل يصار الى البدل
itu menjadi berubah
54 Dimaafkan sesuatu pada cabang yang
tidak dimaafkan pada yang lainnya
يغتفر التوابع ماال يغتفر فى غيرها
55 Sesuatu yang dilarang dengan cara yang
baru, mungkin diperbolehkan dengan cara
يغتفر فى البقاء ما ال يغتفر فى االبتداء
melanjutkan.
56 Meneruskan sesuatu lebih mudah dari
pada memulainya
البقاء أسهل من االبتداء
57 Tidaklah
‘aqad tabarru’ (pemberian)
sempurna
kecuali
ال يتم التبرع إال بقبض
diberikan/diserahkan, (sebelum diminta
sudah diberi)
58 Kebijakan penguasa atas rakyat harus
berdasarkan maslahat.
التصرف على الرعية منوط بالمصلحة
Contoh kaidah:
Seorang pemimpin (imam) dilarang
membagikan zakat kepada yang berhak
(mustahiq) dengan cara membeda-
bedakan diantara orang-orang yang
tingkat kebutuhannya sama.
Seorang pemimpin pemerintahan,
sebaiknya tidak mengankat seorang fasiq
menjadi imam shalat. Karena walaupun
shalat dibelakangnya tetap sah, namun
hal ini kurang baik (makruh).
Contoh kaidah:
seseorang berkata : aku menjual kuda
putih ini kepadamu sambil menunjuknya,
padahal berwarna hitam maka jual beli
tesebut menjadi sah jika pembeli
menerimanya, dan sia-sialah penyifatan
terebut. Sedangkan jika kuda tersebut tak
ada (di tempat akad) dan si penjual berkata
bahwa ia menjual kuda putihnya ,
kemudian tampak jelas bahwa kudanya
berwarna hitam, maka pembeli boleh
khiyar