Anda di halaman 1dari 3

KULIAH Q.

FIQHIYAH 10 ( KE X )
BEBERAPA KAIDAH YANG BERKAIATAN DENGAN DHOROR

‫الضرورة تبيح احملضورات‬


“ Kemudaratan itu membolehkan hal-hal yang dilarang “
Dikalangan ushuliyun, yang dimaksud dengan keadaan darurat yang membolehkan seseorang
melakukan hal-hal yang dilarang adalah keadaan yang memenuhi syarat sebagai berikut :
‫حفظ النفس‬ : ( menjaga jiwa ) kondisi darurat itu mengancam jiwa dan/ atau anggota badan. Hal ini
berdasarkan ayat Al Qur’an surat al Baqoroh ayat 173. al An’aam ayat 145.

173‫» البقرة‬...‫اضطر غري باغ وال عاد فال إمث عليه‬


ّ ‫ فمن‬...«
“ Barang siapa dalam keadaan terpaksa ( memakannya ) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak
pula melampau batas maka tidak ada dosa baginya “. Mempertahankan jiwa. Semua yang terlarang
dalam rangka mempertahankan maqoshidut tsayri’ termasuk kondisi darurat dalam arti apabila hal
tersebut tidak dilakukan maka maqoshidut tasyri’ terancam . Seperti kondisi sekarang adanya wabah
covid 19 atau wabah corona yang keberadaannya mengancam jiwa setiap manusia. Penularan
wabah tersebut karena adanya pertemuan setiap anak manusia oleh karena itu kerumuanan dalam
bentuk apapun tidak diperbolehkan dalam rangka menjaga penularan wabah tersebut. Hal ini adalah
bentuk usaha menjaga jiwa jangan samapai rusak atau meninggal. Untuk menghindari wabah ini
diperbolehkan tidak solat jumatan dan diganti solat dhuhur dirumah. Karena adanya kerumunan
adalah potensial adanya penularan wabah covid 19 tersebut. Karena kita tidak mengetahui bentuk
dan warna wabah tersbut maka ikhtiyar kehatihatian adalah sebuah keniscayaan. Ini bukan tidak
percaya adanya taqdir, ini bukan berarti takut dengan wabah tidak takut terhadap Allah. Sama
dengan dengan kalian sakit kemudian berobat. Kalian berobat ini tidak bisa diakatakan takut pada
penyakit dan tidak takut pada Allah serta tidak menerima takdir. Itu semua adalah bentuk ikhtiyar
dalam rangka menjaga kelestarian hidup dan kehidupan . Kholifah Umar bin Khottob suatu saat
beliau hendak berkunjung ke Damascus ditengah jalan ada laporan dari inteljen bahwa Damascus
baru dilandah wabah / thoun yang ganas mematikan. Atas laporan tersbeut beliau kemabali tidak
jadi ke Damascus. Pilihan kembali atau mengurungkan kepergian ke Damascus mendapat kritik dari
salah satu sahabat : mengapa anda takut wabah dan tidak menerima takdir. Khalifah Umar
menjawab : saya menghidari takdir menuju takdir yang lain. Jawaban Khalifah Umar ini adalah
bentuk ikhtiyar. Kita berobat adalah menghindari taqdir sakit menuju takdir sehat.
Menjaga agama tidak mungkin bisa terlaksana kalau jiwa kita terancam, hal ini sama juga kita boleh
memukul orang yang hendak merampas harta milik kita. Bahkan Nabi bersabda :” barang siapa
terbunuh karena mempertahankan hak miliknya yang sah maka matinya adalah mati syahid “.
Karena ini adalah bentuk mepertahankan harta ( khifdhul mal ) lihat kuliah sebelumnya ( ke 9 )

‫الضرورات تق ّدر بقدرها‬


“ Keadaan darurat , ukurannya ditentukan menurut kdar kedaruratannya “

‫ما ابيح للضرورات يق ّدر بقدرها‬


“ apa yang boleh dilakukan karena darurat diukur sekedar kedaruratannya “
Kedua kaidah tersebut di atas sebetulnya atau sesungguhnya membatasi manusia dalam
melaksanakan yang dilarang karena kondisi darurat. Seperti telah dijelaskan bahwa melakukan yang
haram karena darurat tidak boleh melampaui batas . Tetapi hanya sekedarnya. Seperti
dibolehkannya makan batang karena darurat tidak boleh makan melampaui batas, sampai kenyang
tetapi hanya sekedar mengisi perut untuk menjaga nyawa jangan samapai hilang, kecuali kalau
masih perjalanan jauh dan masih membutuhkan energi banyak kalau tidak kenyang tidak kuat dalam
perjalanan. Seorang dokter dibolehkan melihat aurat wanita yang diobatinya sekedar yang
diperlukan untuk pengobatan. Seorang dosen saat mengajar boleh melihat mahasiswinya sebatas
yang dilihat saat mengajar pada umumnya dan tidak boleh melihat lebih dari apa yang sekedar
dilihat pada umumnya.

‫الضرر يزال‬
“ Kamadarotan itu harus dihalangkan “
Kaidah ini memberi pengertian bahwa manusia hidup harus dijauhkan dari kamadorotan dan
menjauhkan diri dari kamadarotan. Wabah covid 19 atau corono adalah kemadorotan maka manusia
siapapun harus menjauhinya dalam rangka untuk menghilangkannya supaya tidak terkana madorot
wabah covid 19 tersebut dalam rangka menjaga kehidupannya.

‫الضرر يزال بقدر اإلمكان‬


“ Kemudarotan harus ditolak atau dihalangkan dalam batas-batas yang memungkinnya “
Adanya wabah covid 19 atau corona yang tidak kasat mata dan kita hanya mampu mengetahui
proses penularannya antara satu orang ke orang lain lewat bersentuhan. Oleh karena itu yang
mampu kita lakukan adalah mencegah bertemunya atau bersentuhan. Oleh sebab itu kerumunan
tidak diperbolehkan karena kerumunan punya potensi besar adanya bersentuhan. Tindakan Abu
Bakar dalam mengumpulkan Al Qur’an demi terpeliharanya Al Qur’an. Usaha damai agar tidak
terjadi tawuran atau perang. Usaha kebijakan ekonomi agar rakyat tidak kelaparan.

‫الضرر ال يزال بالضرر‬


“ Kemudarotan tidak boleh dihilangkan dengan kemudaratan lagi “

‫الضرر اليزال مبثله‬


“ Kemudaratan tidak boleh dihilangkan dengan kemudaratan yang sepadan / sebanding “
Kedua kaidah tersebut adalah saling melengkapi. Maksud kedua kaidah tersebut adalah
kemudaratan tidak boleh dihilangkan dengan melakukan kemudarata lain yang sebanding
keadaannya. Misalnya , seorang debitor tidak mau membayar utangnya padahal waktu pembayaran
sesuai dengan perjanjian sudah habis. Maka dalam hal ini pihak kreditor tidak boleh mencuri barang
debitor sebagai pelunasan terhadap hutangnya. Orang yang sedang kelaparan tidak boleh
mengambil barang lain yang juga sama-sama kelaparan. Anita naik sepeda motor ditengah jalan ada
dua orang yaitu Santi dan Edi, Anita dalam berkendaran pas akan nabrak Edi maka Anita tidak boleh
memilih nabrak Santi.

‫يُـحتمل الضرر اخلاص ألجل الضرر العام‬


“ Kemudaratan yang khusus boleh dilaksanakan demi menolak kemudaratan yang bersifat umum “
Contoh :
- Boleh melarang tindakan hukum seseorang yang membahayakan kepentingan umum,
misalnya mempailitkan suatu perusahaan demi meyelamatkan nasabah. Dalam kondisi
sekarang adanya covid 19 pemerintah boleh menghukum seseorang yang ingin mengadakan
kerumunan aspakah itu perkumpulan, pengajian ataupun jumatan karena perbuatan orang
tersebut bisa mebahayakan orang banyak.
- Menjual barang-barang debitor yang sudah ditahan demi untuk mebayar utang-utangnya
kepada kreditor
- Menjual barang-barang timbunan dengan cara paksa untuk kepentingan umum
- Boleh memenjarakan orang yang menolak memberikan nafkah kepada orang-orang yang
wajib dinafkahinya.

‫بأخف الضررين‬
ّ ‫اذا اجتمع الضرر فعليكم‬
“ Ketika ada dua madurot berkumpul menjadi satu ( bersamaan ) maka kita harus mengambil
madurot yang paling ringan dari kedua madurot tersebut “. Manakala anda naik sepeda motor
ditengah mau nabrak manuusia dan disamping manusia ada kambing maka anda harus berupaya
nabarak kambing bukan nabarak manusia karena nabrak kambing adalah resiko atau madurot yang
paling ringan bila dibandingkan nabrak manusia.

‫اذا اجتمعت املفسدتان فعليكم بأخ ّفهما‬


“ Ketika ada dua keruskan bersamaan dalam satu kejadian atau peristiwa maka harus diambil atau
dilaksanakan yang paling ringan kerusakannya “. Membedah perut itu adalah kerusakan tetapi kalau
tidak dibedah ( operasi ) juga menimbulkan kerusakan. Namun dalam perhitungan dokter kalau tidak
dibedah / operasi justru menimbulkan kerusakan yang lebih besar. Daslam kejadian ini harus diambil
kerusakan yang paling ringan yaitu operasi. Kaidah tersebut sepadan dengan kaidah dibawah ini :

‫أعظمهما ضررا بِ ْارتكاب أخفِّهما‬ ‫ي‬ ِ ‫اذا تعارض مفسدتان‬


‫روع‬
ُ
“ Apabila dua mafsadah bertentangan , maka perhatikan mana yang lebih besar madurotnya dengan
mengambil yang lebih ringan mudarotnya “ . diperbolehkannya seorang dokter mengoperasi wanita
yang meninggal sedang mengandung demi menyelamtkan bayi yang masih hidup dalam perutnya.
Apabila si Ibu masih hidup maka mengoperasi ibu yang sedang hamil boleh dilakukan meskipun
mengakibatkan bayi dalam perutnya meninggal, dalam hal ini membiarkan si ibu meniggal lebih
mudorot dibandingkan bayi yang ada dalam perut.
Bagaiman kalau madurot itu ada maslahah/ kebaikannya , mana yang harus diambil, mengambil
yang maslahah atau menghilangkan madlurot. Contohnya : anda akan pergi jumatan tiba-tiba istri
anda sakit / atau akan melahirkan . Mana yang anda pilih , berangkat jumatan karena melaksanakan
masalahah semantara istri anda terkapar dirumah ( mafsadah ) . Dalam hal ini anda tidak usadh pergi
jum’atan memilih menghilangkan kerusakan, karena ada kaidah :

‫درء املفاسد مقدم على جلب املصاحل‬


“ Menolak kerusakan adalah diutamakan/ didahulukan ketimbang menarik kemaslahatan “. Sama
dengan situasi sekarang anda tidak jumatan karena menolak kerusakan adanya penularan wabah
covid 19 atau wabah corona dalam rangka menjaga jiwa..
Senada dengan kaidah kaidah di atas adalah :

‫األخف‬
َّ ُّ ‫الضرر‬
‫األشد يزال بالضرر‬
" Kemadurotan yang lebih besar/ berat dihilangkan dengan kemudarotan yang lebih ringan “

‫بأخف الضررين‬
ّ ‫األخذ‬
“ Mengambil yang mudarotnya lebih ringan “.

Anda mungkin juga menyukai