Anda di halaman 1dari 5

OM AVIGNAM'STU NAMAH SIDDHAM

OM ANO BHADRAH KRTAVO YANTU VISVATAH

OM SWASTIASTU

Umat sedharma yang berbahagia

Sangat berbahagia rasa di hati saya, dimana pada saat ini di berikan kesempatan untuk
bertutur tentang pesan dharma yang berhubungan dengan status Covid 19. Semua ini tentu
tidak lepas dari karunia Hyang Widhi Wasa (Brahman-Tuhan Yang Maha Esa) melalui
waranugrahaNya dalam bentuk keselamatan dan kesehatan. Semoga pesan-pesan Dharma ini
akan menggema atas wara nugrahaNya.

Umat sedharma yang berbahagia,


Corona Virus Disease (Covid-19) tengah mewabah. Berbagai pihak berupaya melakukan
pencegahan dan penanggulangan. Baik pemerintah maupun masyarakat. Perlu kesiapan
menghadapi virus yang juga  menyerang paru-paru ini. Jika pemerintah melalui risetnya
sudah mengeluarkan beberapa aturan maupun imbauan, bagaimana tiap individu mesti
menyikapinya?

Menurut Ketut Gede Suatma Yasa, SH., M.Ag., CHt., MNNLP alias Guru Mangku Hipno,
pada bagian awal, perlu dibedah cara pandang melihat fenomena ini. Sebab, cara pandang
yang sempit justru menjerumuskan dalam ketakutan dan kepanikan. Saat situasi takut dan
panik, keadaan bisa menjadi lebih buruk. Dalam menyikapi sebuah kenyataan yang terjadi,
menurut Guru Mangku Hipno, ada tiga pandangan. Pertama adalah pandangan ilmiah, yakni
pandangan yang harus diteliti dan dijabarkan secara ilmiah. Semisal pertanyaannya kenapa,
mengapa, apa implikasinya, dan sebagainya. Pandangan ini saat ini menjadi dominan.

Kedua adalah pandangan alamiah. Orang-orang yang memiliki pemikiran alamiah, kata Guru
Mangku Hipno  adalah orang yang berserah pada hukum Karma Phala. Artinya, ia sangat
percaya, jika ia berbuat baik, kebaikan yang muncul. Kalau ia berbuat buruk, maka
keburukan yang muncul. Jadi, orang-orang yang memiliki pemikiran alamiah, sangat percaya
diri. "Misalnya, jika belum saatnya, maka ia tak mungkin meninggal,"
Bahwa sebenarnya apapun yang terjadi pada alam ini, inilah cara alam menuju keharmonisan.
"Jadi, tidak perlu ditakutkan, tapi jangan juga jumawa pada keberanian," kata pakar
hipnoterapi ini.

Sebab, secara alamiah, alam memiliki sistem. Pada saatnya sesuatu akan datang dan pergi.
Manusia tidak bisa mengaturnya. Pada saatnya, siklus akan selesai. "Begitu pandangan
orang-orang alamiah,"

Ada pula cara pandang ilahiah. Dalam hal ini, semua terpusat pada Sang Kausa Prima.
Bahwa pengatur kehidupan yang utama adalah Tuhan. Bagi orang yang berpikir ilahiah, tidak
perlu takut, tidak perlu panik, karena semua ada di tangan Tuhan. Jika kita pahami, tak ada
satu pun sifat-sifat Tuhan yang buruk. Semuanya adalah kebaikan. "Yang diperlukan saat ini
adalah lebih mendekatkan diri pada Tuhan, tidak menjaga jarak dengan Tuhan," kata pria
yang juga psikolog spiritual ini.

Jika ketiga cara pemikiran ini tidak dimengerti, lanjutnya, maka akan ada perbedaan dalam
menyikapi sebuah kenyataan. Contohnya, dari sudut pandang ilmiah secara teoritis menuntut
pembuktian dulu, baru bisa diyakini. Tapi, bagi orang-orang yang berpandangan alamiah dan
ilahiah, bisa terbalik. Manusia harus yakin 100 persen dengan siklus alam dan kekuasaan
Tuhan.

dalam situasi seperti sekarang, perlu menggunakan ketiga cara pandang itu. Secara ilmiah
perlu dipahami tentang virus ini dan cara pencegahan maupun penanggulangannya. Tapi,
secara alamiah kita harus sadar, bahwa ini siklus alam. "Tidak perlu panik. Mau kita bunuh
diri pun, siklus ini tidak akan berhenti. Karena ini bukan siklus pribadi, tapi semesta

Nah, agar tidak panik dan stres, manusia juga harus sadar sebagai makhluk ber-Tuhan.
Manusia bisa saja tak merasakan, tapi Tuhan hadir di setiap ruang. "Kita perlu berpasrah, tapi
dalam kepasrahan itu tetap harus tawakal dan melakukan upaya seoptimal mungkin, baik
secara ilmiah maupun alamiah. Termasuk sesuai arahan pemerintah, karena kita tunduk pada
hukum positif,"
Intinyajangan takut dan panik dalam menghadapi virus Korona. Seperti saat malam tiba dan
datang kegelapan, tiap orang tidak perlu panik. Tapi dengan kecerdasan intelektual, bisa
membuat terang, misalnya dengan menyalakan api atau lampu. "Jadi, bukan mengutuk
kegelapan. Demikian pula saat ini, bukan dengan mengutuk virusnya, tapi harus ada
pemahaman cara menghadapinya,"

Memang penyakit bisa menimbulkan ketakutan. Namun, akan lebih berbahaya lagi ketika
kita panik. Hal ini menandakan kita tidak siap menghadapi penyakit itu. Akibatnya, karena
panik, maka bisa berdampak negatif pada kesehatan. Demikian pula keputusan yang kita
buat.

pertama kita hendaknya menerima bahwa virus ini adalah bagian dari siklus alam semesta.
Sehingga pikiran dan hati jadi lebih tenang. Berikutnya, karena musuh tidak kelihatan, secara
ilmiah perlu menjaga jarak dan kontak fisik seperti arahan pemerintah. Secara pribadi,
kuatkan batin dengan berdoa dan berserah pada Tuhan. "Kita sudah diajarkan, di dunia ini
tidak ada yang bukan ciptaan Tuhan. Tidak ada pula penyakit yang tak bisa diatasi. Lalu,
mengapa sekarang karena panik, kepintaran kita jadi hilang?

agaimana cara pencegahan agar masyarakat terhindar dari virus corona? Berikut 10 cara yang
dapat dilakukan untuk mencegah terjangkit virus corona dilansir dari Pusat Pengendalian
Penyakit AS (CDC), Kementerian Kesehatan dan WHO:

1. Sering cuci tangan


Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir selama 20 detik.
Apabila sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan atau hand sanitizer yang
mengandung setidaknya 60 persen alkohol. Dianjurkan untuk menghindari menyentuh mata,
hidung, dan mulut Anda dengan tangan yang belum dicuci.

2. hindari kontak dekat


Hindarilah kontak secara dekat dengan orang lain yang sedang sakit. Beri jarak antara diri
Anda dan orang lain jika virus corona telah menyebar di komunitas Anda. Ini sangat penting
bagi orang-orang yang berisiko lebih tinggi untuk sakit parah.

3. Jaga jarak
Satu di antara pencegahan penyebaran virus Corona yang efektif adalah jaga jarak sosial. Hal
ini sebenarnya juga telah disuarakan oleh Pemerintah agar masyarakat jaga jarak fisik atau
physical distancing. Dengan menerapkan physical distancing ketika beraktivitas di luar
ruangan atau tempat umum, Anda sudah melakukan satu langkah mencegah terinfeksi virus
Corona. Jaga jarak Anda dengan orang lain sekitar satu meter.

4. Gunakan masker jika sakit atau tidak


Jika sakit, Anda harus mengenakan masker ketika berada di sekitar orang lain dan sebelum
Anda memasuki kantor penyedia layanan kesehatan. Jika Anda tidak dapat memakai masker
(misalnya, karena menyebabkan kesulitan bernapas), maka Anda harus melakukan yang
terbaik untuk menutupi saat batuk dan bersin Anda. Selain itu, jika Anda sedang dirawat,
orang yang merawat Anda harus memakai masker jika mereka memasuki ruangan Anda.

5. Tetap tinggal di rumah


Dengan tidak keluar rumah alias tetap berada di dalam rumah, akan meminimalisir Anda
untuk terjangkit virus corona. Hal ini juga yang terus digalakkan oleh pemerintah agar
penyebaran virus corona tidak meluas. Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona
Achmad Yurianto menyebut, anak muda berpotensi besar sebagai pembawa mikroorganisme
SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19. Sebagai pembawa mikroorganisme, anak muda
sangat mungkin menularkannya pada orang tua atau manusia usia lanjut (manula).

6. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut


Tangan menyentuh banyak permukaan dan dapat mengandung banyak virus pula. Setelah
terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut Anda. Dari
sana, virus bisa masuk ke tubuh Anda dan bisa membuat Anda sakit

7. hindari kerumunan
Karena dalam kerumunan, sangat memungkinkan terjadinya penularan apabila ada salah satu
orang yang terinfeksi virus corona. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Kepolisian
Republik Indonesia dan pihak lainnya, telah membuat peraturan agar masyarakat tidak
melakukan aktivitas keramaian selama pandemi virus Corona.

8. Tidak berjabat tangan


Dengan tidak melakukan jabat tangan, akan menghindarkan terjadinya kontak kulit. Hal itu
akan sedikit mampu mencegah penyebaran virus corona. Untuk saat ini menghindari kontak
adalah cara terbaik. Tangan dan wajah bisa menjadi media penyebaran virus corona.

9. Selalu perbaharuan informasi terbaik covid -19

Tetap ikuti informasi tentang perkembangan terbaru tentang Covid-19. Ikuti saran yang
diberikan oleh penyedia layanan kesehatan Anda, otoritas kesehatan publik nasional dan lokal
Anda tentang cara melindungi diri sendiri dan orang lain dari Covid-19. Otoritas nasional dan
lokal akan memiliki informasi terbaru tentang apakah Covid-19 menyebar di daerah Anda.
Mereka merupakan otoritas paling baik untuk memberi nasihat tentang apa yang harus
dilakukan orang di daerah Anda untuk melindungi diri mereka sendiri.

10. Segera ke rumah sakit bila alami gejala covid 19


Tetap di rumah jika Anda merasa tidak sehat. Jika Anda mengalami demam, batuk dan
kesulitan bernapas, cari bantuan medis dan hubungi terlebih dahulu. Ikuti arahan otoritas
kesehatan setempat Anda. Otoritas nasional dan lokal akan memiliki informasi terbaru
tentang situasi di daerah Anda. Menelepon terlebih dahulu akan memungkinkan penyedia
layanan kesehatan Anda dengan cepat mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang tepat.
Ini juga akan melindungi Anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi
lainnya.

Umat sedharma yang berbahagia,

Demikian pesan dharma yang dapat saya sampaikan, semoga dapat menambah pemahaman
kita. Semoga Hyang Brahman -Tuhan Yang Maha Esa- melimpahkan segala wara
nugrahaNya.

OM KSAMA SAMPURNA YA NAMAH SVAHA


OM SANTIH SANTIH SANTIH OM.

Anda mungkin juga menyukai