Anda di halaman 1dari 3

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nama : Muhammad Rafli Aditiya Putra


NIM : 048354626
Prodi : Ekonomi Pembangunan
UPBJJ-UT : Palembang

1.
Judul : COVID-19
Konteks : Presentasi yang dibawakan oleh Muhammad Rafli Aditiya Putra selaku
mahasiswa UT di ruang diskusi 4
Kerangka :
1) Pembukaan
a) Salam pembuka
b) Sapaan kehormatan
c) Solawat
2) Mengenal COVID-19
3) Penularan COVID-19
4) Upaya pencegahan COVID-19
5) Penutup
COVID-19

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Yang saya hormati Ibu Puji Rahayu selaku tutor Universitas Terbuka dan teman-teman
selaku mahasiswa Universitas Terbuka. Pertama-tama marilah kita bersyukur atas ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa. Atas izin dan nikmatnya kita dapat berdiskusi bersama membahas
tentang “COVID-19” yang sedang melanda di zaman sekarang ini.
Coronavirus Disease atau sering kali disebut dengan COVID-19 merupakan penyakit infeksi
virus SARS-CoV-2 yang pertama kali muncul di akhir tahun 2019 di kota Wuhan, China.

Kelelawar diduga sebagai sumber penularan virus SARS-CoV-2 dengan reservoir


sementaranya trenggiling. Virus ini kemudian mengalami spillover akibat beberapa faktor,
seperti peningkatan kontak antara manusia dengan hewan pembawa SARS-CoV-2.
Akibat spillover terjadilah penularan dari hewan ke manusia (zoonosis).

Virus penyebab COVID-19 ini dapat menular antar manusia melalui droplet yang
keluar ketika bersin, batuk, atau menghembuskan napas. Droplet yang mengandung virus ini
dapat menempel di berbagai permukaan benda. Bila seseorang menyentuh benda
terkontaminasi droplet penuh virus lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata, orang tersebut
berpotensi menderita COVID-19. Droplet ini dapat menempel pada benda-benda dalam
radius satu meter. Oleh karena itu, penting untuk menekankan physical distancing minimal
jarak satu meter satu sama lain. Lama virus bertahan di lingkungan bervariasi, yaitu tiga jam
hingga beberapa hari.
Mencegah penularan artinya melindungi diri kita sendiri dan juga orang lain. Saat ini
pemerintah tengah menggalakkan program pencegahan penularan COVID-19 melalui
penerapan protokol kesehatan 6M.
Protokol kesehatan yang pertama adalah menggunakan masker. Karena SARS-CoV2
menyebar melalui droplets dan aerosol, penggunaan masker sangat diperlukan dan terbukti
dapat mencegah terinfeksi COVID-19.
Protokol kesehatan yang kedua adalah mencuci tangan. Droplet yang menempel di
permukaan, yang bisa saja dengan tidak sengaja kita sentuh. Kita harus selalu berusaha
untuk tidak menyentuh muka karena droplet dari tangan yang menyentuh permukaan lain
dapat menjadi jalur infeksi. Rajin cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun.
Air dan sabun adalah kombinasi terbaik karena kemampuannya melarutkan dan
menghanyutkan lemak pembungkus SARS-CoV-2. Alternatif lain yang dapat digunakan
apabila tidak ada sabun dan air mengalir, bisa dengan menggunakan desinfektan atau hand
sanitizer.
Protokol kesehatan yang ketiga adalah menerapkan physical distancing. Bukan hanya
untuk melindungi diri sendiri, namun juga orang lain. Cara dengan physical distancing dapat
mengurangi kontak fisik dengan manusia lain di luar orang yang biasa ada di rumah, dan
menjaga jarak aman 2 meter satu sama lain.
Protokol kesehatan yang keempat adalah menerapkan hidup bersih dan sehat. Virus
ini akan sulit menginfeksi dan bertahan di tubuh sehat dan dengan sistem imun yang kuat.
Bagaimana caranya menjaga tubuh sehat? Tentu dengan menerapkan pola hidup bersih dan
sehat. Hal ini meliputi pola makan yang cukup dan berimbang (karbohidrat, lauk pauk, sayur
dan buah sebisa mungkin ada), tidur yang cukup, aktivitas fisik yang cukup (sekitar 30 menit
sehari, tentu tidak dilakukan dengan bertemu orang lain secara fisik), mengurangi stress, serta
meninggalkan kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol. Konsumsi vitamin C dan
D serta seng yang cukup dapat membantu membuat tubuh menjadi fit.
Protokol kesehatan yang kelima adalah menjauhi kerumunan. Apabila semakin
banyak dan sering bertemu orang dan berkomunikasi dengan orang banyak, maka
kemungkinan terinfeksi virus Covid-19 pun semakin tinggi. Harus lebih hati-hati saat berada
di luar rumah dan hindari tempat keramaian terutama saat sedang sakit atau berusia di atas
60 tahun (lansia). Menurut riset, lansia dan pengidap penyakit kronis memiliki risiko yang lebih
tinggi terpapar virus Covid-19.
Protokol kesehatan yang terakhir adalah mengurangi mobilitas. Tidak keluar rumah
kecuali terdapat keadaan yang mendesak, semakin banyak menghabiskan waktu di luar
rumah, maka semakin tinggi pula terpapar virus Covid-19. Oleh karena itu, bila tidak ada
keperluan yang mendesak, tetaplah berada di rumah. Penerapan aturan kerja secara WFH
dan WFO juga merupakan salah contoh penerapan untuk mengurangi mobilitas.
Demikian uraian yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangannya.
Wabillahitaufiq walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber referensi :
Bahasa Indonesia (BMP) / MKWU4108 / EDISI 2 / MODUL 04 / Anang Santoso dkk /
PENERBIT UNIVERSITAS TERBUKA /
https://ocw.ui.ac.id/course/view.php?id=75

Anda mungkin juga menyukai