Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH FARMASI SIMULASI

SOCIAL DISTANCING

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

1. M. Aldino putra (PO.71.39.1.18.021)


2. Nurlaila Hadiyaningsih (PO.71.39.1.18.023)
3. Oktarisa (PO.71.39.1.18.025)
4. Preti Marsyanda putri (PO.71.39.1.18.027)
5. Refi Hardianti (PO.71.39.1.18.029)

REGULER II A

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Sonlimar Mangunsong, Apt, M. Kes

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena atas berkat dan karuniaNya sehingga Makalah
Farmasi Simulasi ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat berdasarkan sumber dari jurnal
penelitian. Kami sangat berterimakasih kepada dosen
pembimbing yang telah membimbing selama proses
pembelajaran Farmasi Simulasi, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat
pada makalah ini.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun, sehingga pada pembuatan
makalah yang selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Akhir kata, kami mengucapkan Terima Kasih atas
perhatiannya. Besar harapan kami makalah ini dapat berguna
dalam pengembangan pengetahun bagi pembaca.

Palembang,  April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang.....................................................................1

B. RumusanMasalah................................................................2

C. Tujuan.................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Social Distancing...............................................3
B. Berlatih menjaga Social Distancing.....................................5

C. Kiat untuk Social Distancing................................................8

D. Perbedaan Self-Quarantine dan Self-Isolation........................9

E. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9


Tahun
2020 Tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar...10
F. Persiapan untuk Melakukan Social Distancing.................19
G. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di pasyankes Pra
Rujukan....................................................................................20

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................23

B. Saran...................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
COVID-19 menyebar terutama di antara orang-orang yang
berada dalam kontak dekat (dalam jarak sekitar 6 kaki) untuk
waktu yang lama. Penyebaran terjadi ketika orang yang
terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, dan tetesan dari mulut
atau hidung mereka diluncurkan ke udara dan mendarat di mulut
atau hidung orang-orang di dekatnya. Tetesan juga bisa dihirup
ke paru-paru. Studi terbaru menunjukkan bahwa orang yang
terinfeksi tetapi tidak memiliki gejala kemungkinan juga
berperan dalam penyebaran COVID-19.
Mungkin saja seseorang bisa mendapatkan COVID-19 dengan
menyentuh permukaan atau benda yang memiliki virus di
atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata
mereka sendiri. Namun, ini tidak dianggap sebagai cara utama
penyebaran virus. COVID-19 dapat hidup berjam-jam atau
berhari-hari di permukaan, tergantung pada faktor-faktor seperti
cahaya matahari dan kelembaban. Jarak sosial membantu
membatasi kontak dengan orang yang terinfeksi dan permukaan
yang terkontaminasi.
Meskipun risiko penyakit parah mungkin berbeda untuk
semua orang, siapa pun bisa mendapatkan dan menyebarkan
COVID-19. Setiap orang memiliki peran untuk memperlambat
penyebaran dan melindungi diri mereka sendiri, keluarga
mereka, dan komunitas mereka.

B. RumusanMasalah
1. Apa pengertian Social Distancing?

1
2. Bagaimana cara berlatih menjaga Social Distancing ?
3. Bagaimana cara melakukan Social Distancing ?
4. Apa perbedaan Karantina dan Isolasi ?
5. Bagaimana persiapan untuk Social Distancing ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apapengertian Social Distancing
2. Untuk mengetahui Bagaimana cara berlatih menjaga
Social Distancing
3. Untuk mengetahui Bagaimana cara melakukan Social
Distancing
4. Untuk mengetahui Apa perbedaan Karantina dan Isolasi
5. Untuk mengetahui Bagaimana persiapan untuk Social
Distancing

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Social Distancing


What is social distancing?

Social distancing merupakan salah satu langkah


pencegahan dan pengendalian infeksi virus Corona dengan
menganjurkan orang sehat untuk membatasi kunjungan ke

3
tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain. Kini,
istilah social distancing sudah diganti dengan physical
distancing oleh pemerintah.
Menerapkan social distancing, seseorang tidak
diperkenankan untuk berjabat tangan serta menjaga jarak
setidaknya 1 meter saat berinteraksi dengan orang lain,
terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi
menderita COVID-19.
Pembatasan sosial (bahasa Inggris: social distancing)
atau menjaga jarak adalah serangkaian tindakan pengendalian
infeksi nonfarmasi yang dimaksudkan untuk menghentikan
atau memperlambat penyebaran penyakit menular. Tujuan
dari pembatasan sosial adalah untuk mengurangi
kemungkinan kontak antara orang terinfeksi dan orang lain
yang tidak terinfeksi, sehingga dapat meminimalkan penularan
penyakit, morbiditas, dan terutama, kematian.
Pembatasan sosial paling efektif dilakukan ketika infeksi
dapat ditularkan melalui kontak percikan
atau droplet (batuk atau bersin); kontak fisik langsung,
termasuk kontak seksual; kontak fisik tidak langsung (misalnya
dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi
seperti fomit); atau transmisi melalui udara
(jika mikroorganisme dapat bertahan hidup di udara untuk
waktu yang lama).
Pembatasan sosial mungkin kurang efektif dalam kasus
ketika infeksi ditularkan terutama melalui air atau makanan
yang terkontaminasi atau oleh vektor seperti nyamuk atau
serangga lain, dan pada kasus yang lebih jarang, dari orang ke
orang.Kerugian dari pembatasan sosial dapat berupa kesepian,

4
berkurangnya produktivitas, dan hilangnya manfaat lain yang
berkaitan dengan interaksi manusia.

ada beberapa contoh penerapan social distancing yang umum


dilakukan, yaitu:
 Bekerja dari rumah (work from home)
 Belajar di rumah secara online bagi siswa sekolah dan
mahasiswa
 Menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang
banyak, seperti konferensi, seminar, dan rapat, atau
melakukannya secara online lewat konferensi video
atau teleconference
 Tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan
cukup melalui telepon atau video call

5
B. Berlatih menjaga Social Distancing
COVID-19 menyebar terutama di antara orang-orang yang
berada dalam kontak dekat (dalam jarak sekitar 6 kaki) untuk
waktu yang lama. Penyebaran terjadi ketika orang yang
terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, dan tetesan dari mulut
atau hidung mereka diluncurkan ke udara dan mendarat di
mulut atau hidung orang-orang di dekatnya. Tetesan juga bisa
dihirup ke paru-paru. Studi terbaru menunjukkan bahwa orang
yang terinfeksi tetapi tidak memiliki gejala kemungkinan juga
berperan dalam penyebaran COVID-19.
Mungkin saja seseorang bisa mendapatkan COVID-19
dengan menyentuh permukaan atau benda yang memiliki
virus di atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau
mata mereka sendiri. Namun, ini tidak dianggap sebagai cara
utama penyebaran virus. COVID-19 dapat hidup berjam-jam
atau berhari-hari di permukaan, tergantung pada faktor-faktor
seperti cahaya matahari dan kelembaban. Jarak sosial
membantu membatasi kontak dengan orang yang terinfeksi
dan permukaan yang terkontaminasi.
Meskipun risiko penyakit parah mungkin berbeda untuk
semua orang, siapa pun bisa mendapatkan dan menyebarkan
COVID-19. Setiap orang memiliki peran untuk memperlambat
penyebaran dan melindungi diri mereka sendiri, keluarga
mereka, dan komunitas mereka.

Maka lakukanlah yang terbaik Lindungi diri Anda dan orang


lain agar tidak sakit, berikut menurut WHO :

6

7

C. Kiat untuk Social Distancing

8
Ikuti panduan dari otoritas tempat Anda tinggal.
1. Jika Anda perlu berbelanja makanan atau obat-obatan
ditoko kelontong atau apotek, tinggal setidaknya 6 kaki
dari yang lain.
2. Gunakan surat pesanan untuk obat, jika memungkinkan.
3. Pertimbangkan layanan pengiriman bahan makanan.
4. Tutupi mulut dan hidung Anda dengan kain penutup wajah
saat berada disekitar orang lain, termasuk ketika Anda
harus keluar ditempat umum, misalnya ketoko kelontong.
5. Tetap setidaknya 6 kaki diantara Anda dan orang lain,
bahkan ketika Anda mengenakan penutup wajah.
6. Hindari pertemuan besar dan kecil ditempat-tempat pribadi
dan ruang publik, seperti rumah teman, taman, restoran,
toko, atau tempat lain. Nasihat ini berlaku untuk orang-
orang dari segala usia, termasuk remaja dan dewasa
muda. Anak-anak tidak boleh memiliki teman main sendiri
saat sekolah tidak ada. Untuk membantu menjaga koneksi
social ketika menjauhkan diri dari sosial, pelajari tips untuk
menjaga anak tetap sehat saat sekolah tidak ada.
7. Bekerja dari rumah jika memungkinkan.
8. Jika mungkin, hindari menggunakan segala jenis
transportasi umum, ride sharing, atau taksi.
9. Jika Anda seorang siswa atau orangtua, bicarakan dengan
sekolah Anda tentang opsi untuk pembelajaran digital /
jarak jauh.
10. Tetap terhubung saat menjauh. Sangat penting untuk
tetap berhubungan dengan teman dan keluarga yang tidak
tinggal dirumah Anda. Panggilan, obrolan video, atau tetap
terhubung menggunakan media sosial.

9
D. Perbedaan Self-Quarantine dan Self-Isolation

Self-quarantine
Self-quarantine ditujukan kepada orang yang berisiko
tinggi terinfeksi virus Corona, misalnya pernah kontak
dengan penderita COVID-19, tetapi belum menunjukkan
gejala.Orang yang menjalani self-quarantine harus
mengarantinakan diri sendiri dengan tetap berada di
rumah selama 14 hari.
Dalam masa ini, orang yang menjalani self-
quarantine diminta untuk tidak menerima tamu, tidak
berbagi penggunaan alat makan dan alat-alat pribadi
dengan orang lain, menjaga jarak setidaknya 1 meter
dengan orang yang tinggal serumah, mengenakan masker
saat berinteraksi dengan orang lain, serta selalu menjaga
kebersihan diri dan sering mencuci tangan.
Orang-orang yang telah terpapar virus corona baru dan
yang berisiko terkena Covid-19 dapat mempraktikkan
karantina sendiri. Pakar kesehatan merekomendasikan
karantina sendiri berlangsung selama 14 hari. Dua pekan
menyediakan cukup waktu bagi mereka untuk mengetahui
apakah mereka akan menjadi sakit dan menular ke orang
lain.
Kamu mungkin diminta untuk mempraktikkan karantina
sendiri jika baru saja kembali dari bepergian ke bagian
negara atau dunia tempat Covid-19 menyebar dengan
cepat, atau jika secara sengaja terpapar pada orang yang
terinfeksi.

10
Karantina sendiri meliputi:

1. Sering menggunakan kebersihan standar dan mencuci


tangan.

2. Tidak berbagi hal-hal seperti handuk dan peralatan.

3.Tinggal di rumah.

4. Tidak menerima pengunjung.

5. Tinggal setidaknya 6 kaki dari orang lain di rumahmu.

Self-isolation
Self-isolation diberlakukan pada orang yang sudah terbukti
positif menderita penyakit COVID-19. Biasanya, self-
isolation merupakan upaya penanganan alternatif ketika
rumah sakit tidak mampu lagi menampung pasien COVID-
19. Menerapkan self-isolation tidak bisa sembarangan dan
harus dengan arahan dokter.Dalam prosesnya, penderita
COVID-19 harus mengisolasi dirinya sendiri di ruangan atau
kamar khusus di rumah dan tidak diperkenankan keluar
agar tidak menularkan virus Corona kepada orang
lain.Siapa pun yang ingin berinteraksi langsung dengan
penderita hanya diperkenankan selama 15 menit dan harus
mengenakan masker atau alat pelindung diri, serta
menjaga jarak sejauh 1 meter.Barang yang digunakan
penderita, mulai dari sikat gigi hingga tempat makan,
harus dibedakan dengan barang yang digunakan oleh
orang lain yang tinggal serumah dengannya. Penderita pun
wajib untuk selalu mengenakan masker, terutama saat
berinteraksi dengan orang lain.

11
E.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun
2020 Tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala
Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
UndangUndang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 128, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6236);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik

12
Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6487);
7. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang
Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);
8. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Dalam
Keadaan Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 34);
9. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2020
tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 7
Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

BAB II
PENETAPAN PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR
Bagian Kesatu Kriteria

13
Pasal 2
Untuk dapat ditetapkan Pembatasan Sosial Berskala
Besar, suatu wilayah provinsi/kabupaten/kota harus
memenuhi kriteria sebagai berikut: a. jumlah kasus
dan/atau jumlah kematian akibat penyakit meningkat dan
menyebar secara signifikan dan cepat ke beberapa
wilayah; dan b. terdapat kaitan epidemiologis dengan
kejadian serupa di wilayah atau negara lain.

Bagian Kedua
Permohonan Penetapan

Pasal 3
1) Menteri menetapkan Pembatasan Sosial Berskala
Besar di suatu wilayah berdasarkan permohonan
gubernur/bupati/walikota.
2) Permohonan dari gubernur sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) untuk lingkup satu provinsi atau
kabupaten/kota tertentu.
3) Permohonan dari bupati/walikota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) untuk lingkup satu
kabupaten/kota.

Pasal 4
a. Gubernur/bupati/walikota dalam mengajukan
permohonan Pembatasan Sosial Berskala Besar
kepada Menteri harus disertai dengan data:
i. peningkatan jumlah kasus menurut waktu;
ii. penyebaran kasus menurut waktu; dan
iii. kejadian transmisi lokal.

14
b. Data peningkatan jumlah kasus menurut waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a disertai
dengan kurva epidemiologi.
c. Data penyebaran kasus menurut waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b disertai dengan peta
penyebaran menurut waktu.
d. Data kejadian transmisi lokal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c disertai dengan hasil
penyelidikan epidemiologi yang menyebutkan telah
terjadi penularan generasi kedua dan ketiga.
e. Selain data sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
gubernur/bupati/walikota dalam mengajukan
permohonan Pembatasan Sosial Berskala Besar
kepada Menteri juga menyampaikan informasi
mengenai kesiapan daerah tentang aspek
ketersediaan kebutuhan hidup dasar rakyat, sarana
dan prasarana kesehatan, anggaran dan
operasionalisasi jaring pengaman sosial, dan aspek
keamanan.

Pasal 5
Selain diusulkan oleh gubernur/bupati/walikota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Ketua Pelaksana
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease
2019 (COVID19) dapat mengusulkan kepada Menteri untuk
menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar di wilayah
tertentu berdasarkan pada kriteria sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2.

Pasal 6

15
Permohonan Pembatasan Sosial Berskala Besar mengacu
pada Formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Bagian Ketiga
Tata Cara Penetapan

Pasal 7
(1) Dalam rangka penetapan Pembatasan Sosial
Berskala Besar, Menteri membentuk tim.
(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas:
a. melakukan kajian epidemiologis; dan
b. melakukan kajian terhadap aspek politik,
ekonomi, sosial, budaya, agama, pertahanan, dan
keamanan.
(3) Dalam melakukan kajian sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), tim berkoordinasi dengan Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) khususnya terkait dengan kesiapan
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) Daerah.
(4) Berdasarkan hasil kajian sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), tim memberikan rekomendasi
penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar kepada

16
Menteri dalam waktu paling lama 1 (satu) hari sejak
diterimanya permohonan penetapan.

Pasal 8
(1) Menteri menetapkan Pembatasan Sosial Berskala
Besar untuk wilayah provinsi/kabupaten/kota tertentu
dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari sejak
diterimanya permohonan penetapan.
(2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan mempertimbangkan rekomendasi
tim dan memperhatikan pertimbangan dari Ketua
Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Pasal 9
A. Penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
dilakukan atas dasar:
a.peningkatan jumlah kasus secara bermakna dalam
kurun waktu tertentu;
b.terjadi penyebaran kasus secara cepat di wilayah
lain dalam kurun waktu
tertentu; dan
c.ada bukti terjadi transmisi lokal.
B. Selain berdasarkan pada ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), penetapan Pembatasan Sosial
Berskala Besar juga mempertimbangkan kesiapan
daerah dalam hal-hal yang terkait dengan ketersediaan

17
kebutuhan hidup dasar rakyat, ketersediaan sarana dan
prasarana kesehatan, ketersediaan anggaran dan
operasionalisasi jaring pengaman sosial untuk rakyat
terdampak, dan aspek keamanan.

Pasal 10
Dalam hal kondisi suatu daerah tidak memenuhi kriteria
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Menteri dapat
mencabut penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar.

Pasal 11
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan
Pembatasan Sosial Berskala Besar diatur dalam Pedoman
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB III
PELAKSANAAN PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR

Pasal 12
Dalam hal Pembatasan Sosial Berskala Besar telah
ditetapkan oleh Menteri, Pemerintah Daerah wajib
melaksanakan dan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan, termasuk secara konsisten
mendorong dan mensosialisasikan pola hidup bersih dan
sehat kepada masyarakat.

18
Pasal 13
A. Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar
meliputi:
i. peliburan sekolah dan tempat kerja;
ii. pembatasan kegiatan keagamaan;
iii. pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas
umum;
iv. pembatasan kegiatan sosial dan budaya;
v. pembatasan moda transportasi; dan
vi. pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek
pertahanan dan keamanan.
B. Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
selama masa inkubasi terpanjang dan dapat
diperpanjang jika masih terdapat bukti penyebaran.
C. Peliburan sekolah dan tempat kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dikecualikan bagi
kantor atau instansi strategis yang memberikan
pelayanan terkait pertahanan dan keamanan,
ketertiban umum, kebutuhan pangan, bahan bakar
minyak dan gas, pelayanan kesehatan, perekonomian,
keuangan, komunikasi, industri, ekspor dan impor,
distribusi, logistik, dan kebutuhan dasar lainnya.
D. Pembatasan kegiatan keagamaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan dalam
bentuk kegiatan keagamaan yang dilakukan di rumah
dan dihadiri keluarga terbatas, dengan menjaga jarak
setiap orang.
E. Pembatasan kegiatan keagamaan selain sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan dengan

19
berpedoman pada peraturan perundang-undangan, dan
fatwa atau pandangan lembaga keagamaan resmi yang
diakui oleh pemerintah.
F. Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
dilaksanakan dalam bentuk pembatasan jumlah orang
dan pengaturan jarak orang.
G. Pembatasan tempat atau fasilitas umum sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) dikecualikan untuk:
i. supermarket, minimarket, pasar, toko atau tempat
penjualan obat-obatan dan peralatan medis
kebutuhan pangan, barang kebutuhan pokok,
barang penting, bahan bakar minyak, gas, dan
energi;
ii. fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas lain
dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan;
dan
iii. tempat atau fasilitas umum untuk pemenuhan
kebutuhan dasar penduduk lainnya termasuk
kegiatan olah raga.
H. Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
dilaksanakan dengan tetap memperhatikan
pembatasan kerumunan orang serta berpedoman pada
protokol dan peraturan perundang-undangan.
I. Pembatasan kegiatan sosial dan budaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d dilaksanakan dalam
bentuk pelarangan kerumunan orang dalam kegiatan
sosial dan budaya serta berpedoman pada pandangan
lembaga adat resmi yang diakui pemerintah dan
peraturan perundang-undangan.

20
J. Pembatasan moda transportasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e dikecualikan untuk:
i. moda transpotasi penumpang baik umum atau
pribadi dengan memperhatikan
jumlah penumpang dan menjaga jarak antar
penumpang; dan
ii. moda transpotasi barang dengan memperhatikan
pemenuhan kebutuhan dasar
penduduk.
K. Pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek
pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf f dikecualikan untuk kegiatan aspek
pertahanan dan keamanan dalam rangka menegakkan
kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan
wilayah, dan melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan,
serta mewujudkan keamanan dan ketertiban
masyarakat, dengan tetap memperhatikan pembatasan
kerumunan orang serta berpedoman kepada protokol
dan peraturan perundang-undangan.

Pasal 14
a. Pemerintah Daerah dalam melaksanakan Pembatasan
Sosial Berskala Besar berkoordinasi dengan instansi
terkait, termasuk aparat penegak hukum, pihak
keamanan, pengelola/penanggung jawab fasilitas
kesehatan, dan instansi logistik setempat.
b. Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditujukan dalam rangka efektivitas dan kelancaran
pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar.

21
Pasal 15
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pembatasan
Sosial Berskala Besar diatur dalam Pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

F. Persiapan untuk Melakukan Social Distancing


Ada beberapa hal yang perlu di persiapkan sebelum
menjalani social distancing atau pembatasan sosial, yaitu:
1. Merencanakan kegiatan
Anda mungkin sudah terbiasa beraktivitas, misalnya
belanja, tanpa perlu khawatir ramai atau tidaknya tempat
yang Anda kunjungi. Namun, di masa pembatasan sosial
ini, hal tersebut harus direncanakan ulang. Pasalnya,
berkunjung ke tempat ramai akan meningkatkan risiko
Anda terjangkit virus Corona.Jika memang harus datang ke
tempat umum, pilihlah waktu berkunjung di luar jam sibuk.
Misalnya, ketika Anda ingin membeli kebutuhan rumah di
pusat perbelanjaan, datanglah di siang hari pada hari biasa
dan bukan di akhir pekan.

2. Menyediakan obat-obatan yang diperlukan


Jika Anda menderita penyakit tertentu dan sedang
menjalani pengobatan, pastikan Anda memiliki persediaan
obat yang biasa Anda gunakan. Bila perlu, pasok obat-

22
obatan lain juga, misalnya paracetamol untuk meredakan
nyeri dan demam. Hal ini perlu dilakukan agar Anda tidak
perlu pergi ke rumah sakit atau ke apotik jika obat tersebut
habis.

3. Memenuhi kebutuhan harian


Persiapkan stok makanan, sabun, disinfektan, dan
kebutuhan sehari-hari lainnya dalam jumlah yang
secukupnya. Hindari punic buying atau membeli barang
secara berlebihan. Jika Anda dan anggota keluarga Anda
sehat, tidak perlu menyiapkan stok masker. Saat membeli
makanan, pilih dan konsumsilah makanan bergizi
seimbang yang dapat memperkuat daya tahan tubuh,
seperti buah-buahan dan sayuran, kemudian simpan
makanan yang sudah Anda beli di dalam wadah yang
bersih dan letakkan di kulkas.

4. Mempersiapkan akses internet


Selama social distancing, internet merupakan salah satu
penghubung Anda ke dunia luar. Oleh karena itu, penting
bagi Anda menyiapakan akses internet dengan jaringan
yang luas dan memiliki kecepatan stabil saat akan
menjalani pembatasan sosial.Dengan akses internet yang
berkualitas, Anda yang harus belajar atau bekerja di rumah
bisa tetap terus produktif. Anda pun dapat dengan
cepatnya update perkembangan situasi wabah yang
sedang terjadi.

23
G. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di pasyankes
Pra Rujukan
1. Penanganan Awal
lsolasi dan Penanganan Kasus Awal yang sudah
dilakukan wawancara dan anamnesa dan dinyatakan
sebagai PDP ringan diminta untuk isolasi di rumah, PD
sedang isolasi di RS Darurat dan PDP berat segera
dilakukan isolasi di RS rujukan untuk mendapatkan
tatalaksana lebih lanjut.
a. Pasien dalam pengawasan ditempatkan dalam ruang
isolasi sementara yang
sudah ditetapkan, yakni:
 Pasien dalam pengawasan menjaga jarak lebih dari 1
meter satu sama lain
dalam ruangan yang sama.
 Terdapat kamar mandi khusus yang hanya digunakan
oleh pasien dalam
pengawasan.
b. Petugas kesehatan menginstruksikan pasien dalam
pengawasan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
 Menggunakan masker medis ketika menunggu untuk
dipindahkan ke fasilitas kesehatan yang diganti
secara berkala atau apabila telah kotor.
 Tidak menyentuh bagian depan masker dan apabila
tersentuh wajib menggunakan sabun dan air atau
pembersih berbahan dasar alkohol.
 Apabila tidak menggunakan masker, tetap menjaga
kebersihan pernapasan dengan menutup mulut dan
hidung ketika batuk dan bersin dengan tisu atau
lengan atas bagian dalam. Diikuti dengan

24
membersihkan tangan menggunakan pembersih
berbahan dasar alkohol atau sabun dan air.
c. Petugas kesehatan harus menghindari masuk ke ruang
isolasi sementara.
Apabila terpaksa harus masuk, maka wajib mengikuti
prosedur sebagai berikut:
 Petugas menggunakan APD lengkap.
 Membersihkan tangan menggunakan pembersih
berbahan dasar alcohol atau sabun dan air sebelum
dan sesudah memasuki ruang isolasi.
d. Tisu, masker, dan sampah lain yang berasal dari dari
ruang isolasi sementara harus ditempatkan dalam
kontainer tertutup dan dibuang sesuai dengan ketentuan
nasional untuk limbah infeksius.
e. Permukaan yang sering disentuh di ruang isolasi harus
dibersihkan menggunakan desinfektan setelah ruangan
selesai digunakan oleh petugas yang menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang memadai.
f. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan
desinfektan yang mengandung 0.5% sodium
hypochlorite (yang setara dengan 5000 ppm atau
perbandingan 1/9dengan air).

2. Penyiapan Transportasi Untuk Rujukan Ke RS


Rujukan
a. Menghubungi RS rujukan untuk memberikan
informasi pasien dalam pengawasan yang akan
dirujuk.
b. Petugas yang akan melakukan rujukan harus secara
rutin menerapkan kebersihan tangan dan

25
mengenakan masker dan sarung tangan medis ketika
membawa pasien ke ambulans.
 Jika merujuk pasien dalam pengawasan COVID-19
maka petugas menerapkan kewaspadaan kontak,
droplet dan airborne.
 APD harus diganti setiap menangani pasien yang
berbeda dan dibuang dengan benar dalam wadah
dengan penutup sesuai dengan peraturan nasional
tentang limbah infeksius.
c. Pengemudi ambulans harus terpisah dari kasus (jaga
jarak minimal satu meter). Tidak diperlukan APD jika
jarak dapat dipertahankan. Bila pengemudi juga
harus membantu memindahkan pasien ke ambulans,
maka pengemudi harus menggunakan APD yang
sesuai lampiran 16)
d. Pengemudi dan perawat pendamping rujukan harus
sering membersihkan tangan dengan alkohol dan
sabun.
e. Ambulans atau kendaraan angkut harus dibersihkan
dan didesinfeksi dengan perhatian khusus pada area
yang bersentuhan dengan pasien dalam
pengawasan. Pembersihan menggunakan
desinfektan yang mengandung 0,5% natrium
hipoklorit (yaitu setara dengan 5000 ppm) dengan
perbandingan 1bagian disinfektan untuk 9 bagian air
Bagi OTG maupun ODP yang berusia diatas 60 tahun
dengan penyakit penyerta (seperti hipertensi,
diabetes melitus, dll) yang terkontrol dan ditemukan
diluar fasyankes, dilakukan rujukan ke RS Darurat
dengan menggunakan mobil sendiri, jika tidak

26
tersedia dapat menghubungi petugas kesehatan
setempat. Jika menggunakan mobil sendiri, buka
jendela mobil dan pasien menggunakan masker
bedah

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembatasan sosial (bahasa Inggris: social distancing)
atau menjaga jarak adalah serangkaian
tindakan pengendalian infeksi nonfarmasi yang dimaksudkan
untuk menghentikan atau memperlambat
penyebaran penyakit menular. Tujuan dari pembatasan sosial
adalah untuk mengurangi kemungkinan kontak antara orang
terinfeksi dan orang lain yang tidak terinfeksi, sehingga dapat
meminimalkan penularan penyakit, morbiditas, dan terutama,
kematian.
COVID-19 menyebar terutama di antara orang-orang yang
berada dalam kontak dekat (dalam jarak sekitar 6 kaki) untuk
waktu yang lama. Penyebaran terjadi ketika orang yang
terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, dan tetesan dari
mulut atau hidung mereka diluncurkan ke udara dan
mendarat di mulut atau hidung orang-orang di
dekatnya. Tetesan juga bisa dihirup ke paru-paru. Studi

27
terbaru menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi tetapi
tidak memiliki gejala kemungkinan juga berperan dalam
penyebaran COVID-19.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi
yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan. Kami berharap bagi pembaca
untuk memberikan saran dan kritik yeng membangun untuk
memperbaiki makalah kami kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Suaramuslim.net (diakses pada 12 April 2020)


http://suaramuslim.net (diakses pada 12 April 2020)

https://suaramuslim.net/yang-harus-kamu-ketahui-tentang-virus-corona-social-
distancing-dan-self-quarantine/ (diakses pada 12 April 2020)

https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technical-
guidance (diakses pada 12 April 2020)

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2020. Pedoman


Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Ddisease (Covid-19).
Jakarta. Kementrian Kesehatan RI

28
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020

URL Youtube :

https://youtu.be/oCXVNn3-uBk (diakses pada 12 April 2020)

https://youtu.be/qF42gZVm1Bo (diakses pada 12 April 2020)

https://youtu.be/lbi4DV0zUqI (diakses pada 12 April 2020)

29

Anda mungkin juga menyukai