Disusun Oleh:
170710170050
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2020
Dampak Adanya PSBB terhadap Lingkungan Sekitar Kota Bandung
Pada awal tahun 2020, dunia telah dikejutkan oleh realitas sosial dengan adanya virus
baru yang pertama kali muncul di Wuhan, China. Virus yang disebut dengan Corona atau
Covid-19 merupakan kumpulan virus yang bisa menginfeksi atatu menyerang sistem
pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan,
seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi
paru-paru (pneumonia). Covid-19 merupakan salah satu virus yang menyerang saluran
pernafasan seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) namun memiliki perbedaan pada gejala dan kecepatan penyebaran atau
penularannya.. Saat ini, dunia sedang memperdebatkan darimana virus tersebut berasal dan
sedang dilakukan penelitian. Banyak yang beranggapan bahwa virus berbahaya ini berasal
dari hewan kelelawar yang sudah menjadi santapan atau makanan yang dikelola oleh
masyarakat China. Namun, tidak sedikit pula yang beranggapan bahwa virus Corona berasal
dari kebocoran laboratorium yang berada di Wuhan. Virus Corona dianggap sebagai pandemi
baru, karena terhitung sampai pada bulan Mei penyebaran virus ini telah menyebar hingga
210 negara dengan jumlah 4,9 juta jiwa yang dinyatakan telah terinfeksi virus tersebut.
Tidak mengenal umur, jenis kelamin, bahkan status sosial, siapa saja dapat terinfeksi
virus Corona. Namun, bayi, anak kecil, orang berusia renta, serta orang dengan kekebalan
tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus Corona tersebut. Virus Corona dapat
menyebar seperti kebanyakan virus lain pada umumnya, seperti:
Dalam proses penularan virus Corona ini, individu memiliki gejala yang berbeda-
beda. Sebagian besar orang yang terpapar virus ini akan mengalami gejala ringan hingga
sedang dan akan pulih tanpa perlu dirawat di rumah sakit. Terdapat tiga kategori gejala pada
penularan virus Corona ini yaitu gejala yang paling umum, gejala yang sedikit tidak umum,
dan gejala paling serius.
1. Gejala yang paling umum
Gejala yang paling umum yang dapat dilihat dan ditunjukkan oleh individu
yang terinfeksi virus Corona adalah sebagai berikut.
- Mengalami demam (diatas 38 derajat celcius);
- Batuk kering;
- Sesak napas;
- Sering merasa kelelahan.
2. Gejala yang sedikit tidak umum
Selain mengalami demam, batuk kering, dan sering merasa lelah, gejala
lainnya yang ditunjukkan antara lain:
- Rasa tidak nyaman dan nyeri
- Nyeri tenggorokan
- Diare
- Konjungtivitis (mata merah)
- Sakit kepala
- Hilangnya indera perasa atau penciuman
- Ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki
3. Gejala paling serius
Dan untuk gejala yang paling serius yang ditunjukkan oleh orang yang
terinfeksi virus Covid-19 antara lain sebagai berikut.
- Kesulitan bernapas atau sesak napas
- Nyeri dada atau rasa tertekan pada dada
- Hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak
Apabila seseorang telah memiliki gejala serius diharuskan untuk segera mencari
bantuan medis yang ada di daerah sekitar atau terdekatnya. Selain itu dianjurkan untuk selalu
menghubungi dokter atau fasilitas kesehatan yang ingin dituju sebelum mengunjunginya.
Orang yang memiliki gejala ringan yang dinyatakan sehat harus melakukan perawatan
mandiri (isolasi) di rumah. Berdasarkan hasil penelitian atau riset, rata-rata gejala akan mulai
terlihat atau muncul lima sampai enam hari setelah seseorang pertama kali terinfeksi virus ini.
Namun dapat juga terlihat atau muncul empat belas hari setelah terinfeksi.
Untuk mendiagnosis apakah seseorang terinfeksi virus Corona atau tidak, dokter akan
mengawali dengan melakukan anamnesis atau wawancara medis. Dokter tersebut akan
menanyakan seputar gejala atau keluhan yang dialami pasien. Setelah melakukan anamnesis,
dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah untuk membantu
memperkuat diagnosis. Selain itu, dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak,
mengambil sampel dari tenggorokan, atau spesimen pernapasan lainnya. Untuk kasus yang
diduga infeksi novel coronavirus, dokter akan melakukan swab tenggorokan, DPL, fungsi
hepar, fungsi ginjal, dan PCT/CRP.
Faktanya, tingkat kefatalan yang disebabkan pada virus Corona hanya sebesar tiga
sampai empat persen dan apabila dibandingkan jauh berada di bawah SARS (sebesar sepuluh
persen) dan MERS (sebesar tiga puluh tujuh persen). Namun virus Corona juga tidak dapat
dipandang sebelah mata, karena tingkat moralitas yang disebabkan virus tersebut pada
penduduk dunia sangat tinggi. Hal ini dikarenakan penularan pada Covid-19 sangat mudah
untuk terjadi dan apabila manusia yang terinfeksi Covid-19 memiliki penyakit bawaan
tertentu dapat menyebabkan penyakit komplikasi yang lebih serius dan bahkan menyebabkan
kematian. Selain itu, persebaran virus Covid-19 ini semakin meluas karena adanya individu
yang terinfeksi virus ini tanpa gejala atau bisa disebut sebagai silent spreader ini juga
berbahaya terhadap kesehatan orang yang berada di sekitarnya.
Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mencegah diri agar tidak
terinfeksi atau tertular virus Corona. WHO (World Health Organization) menghimbau dan
menganjurkan untuk melakukan hal-hal sederhana yang dapat dilakukan untuk menghambat
penularan virus berbahaya ini, antara lain seperti:
Terdapat berbagai cara yang berbeda dari setiap negara dalam menangani bagaimana
cara memutus rantai penyebaran atau penularan virus Corona ini. Untuk mengurangi atau
menghambat persebaran Covid-19, maka diperlukan upaya-upaya yang harus dilakukan oleh
penduduk di seluruh belahan dunia. Beberapa negara telah menerapkan kebijakan lockdown
untuk wilayah perbatasan kota atau provinsi bahkan sampai satu wilayah negara, seperti
negara China, Spanyol, Irlandia, Italia, Malaysia, Denmark, dan beberapa negara lainnya.
Negara yang menerapkan lockdown tersebut menutup seluruh akses baik bagi warga
negaranya maupun warga luar negaranya untuk keluar ataupun masuk daerah yang sedang
dilockdown tersebut sampai dengan jangka waktu yang telah ditentukan oleh pemerintah
masing-masing negara atau wilayah. Jangka waktu dalam penerapan lockdown bervariasi
tergantung dengan tingkat kasus yang terinfeksi Covid-19 di masing-masing negara, ada yang
sampai berbulan-bulan (seperti wilayah di China) atau hanya beberapa minggu atau hari saja
(Seperti di Malaysia). Tidak hanya akses pada jalur darat, akses pada jalur udara dan laut pun
diberhentikan sementara. Selain tertutupnya akses, mobilitas dan kegiatan sosial masyarakat
setempat sangat terbatas, Banyak perkantoran, tempat umum, bahkan sekolah diliburkan agar
tidak terciptanya atau mengurangi tingkat kerumunan pada masyarakat. Mereka diijinkan
keluar dari rumah hanya untuk hal-hal yang bersifat penting dan darurat dan hanya
perwakilan atau salah satu anggota keluarga saja yang diperbolehkan keluar rumah, seperti
belanja kebutuhan sehari-hari selama lockdown berlangsung.
Sejauh ini (21 Mei 2020), di Indonesia sebanyak dua puluh ribu lebih kasus positif
terinfeksi Covid-19, empat ribu lebih orang dinyatakan sembuh, dan seribu lebih orang yang
terinfeksi dinyatakan meninggal dunia. Kasus orang meninggal akibat terinfeksi Covid-19 di
Indonesia tergolong tinggi dibandingkan dengan negara yang berada di Asia Tenggara
lainnya. Bahkan grafik kasus Covid-19 di Indonesia semakin lama semakin bertambah atau
meningkat. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain;
Hingga saat ini, di Indonesia belum terdapat kebijakan dari pemerintah untuk
menerapkan lockdown negara maupun di daerah tertentu dikarenakan adanya berbagai
pertimbangan yang ada. Namun pemerintah telah menerapkan untuk melakukan SFH (Study
from Home) dan WFH (Work from Home) dan menutup berbagai fasilitas umum dibeberapa
wilayah, seperti sekolah, pusat perbelanjaan, tempat wisata, kebun binatang, dsb.
PSBB di wilayah Bandung sendiri mulai diterapkan sejak tanggal 22 April 2020 yang
pada rencana awal akan berlangsung selama dua minggu atau empat belas hari masa uji coba.
Dengan adanya PSBB ini bertujuan untuk memutus rantai penyebaran dan penularan virus
Corona di wilayah Bandung. Meskipun angka untuk orang yang terinfeksi virus corona ini
sudah berkurang, namun karena masyarakat masih banyak yang melanggar dan atau
mengabaikan kebijakan PSBB tersebut, Pemerintah akhirnya memperpanjang masa PSBB
tersebut sampai tanggal 29 Mei 2020. Terdapat beberapa peraturan wali kota (Perwal) tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Bandung, antara lain:
Selain berdampak pada kehidupan sosial warga Bandung, PSBB juga berdampak pada
perekonomian warganya. Dampak pada perekonomian ini tentu dirasakan oleh seluruh
lapisan dalam masyarakat baik kalangan atas, menengah, dan atau bawah. Meski sudah
diberlakukan WFH agar dapat bekerja dari rumah saja, namun tidak semua pekerjaan atau
profesi dapat melakukannya, terutama pada kalangan menengah ke bawah terutama mereka
yang sehari-harinya hanya mengandalkan pendapatan harian. Oleh karena itu mereka
memilih untuk tetap bekerja di luar rumah agar tetap dapat mendapatkan pemasukan dan
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari selama masa PSBB dan pandemi ini berlangsung. Hal
ini terbukti banyaknya warga Bandung yang memilih untuk melanggar peraturan yang telah
dibuat. Masih banyak pedagang yang nekat untuk berjualan atau menjajakan barang yang
dijualnya meski telah dilarang untuk berjualan sementara waktu karena dikhawatirkan akan
menciptakan kerumunan dan membuat rantai penularan atau persebaran virus Corona
semakin panjang dan masa PSBB ini tidak cepat berakhir.
Dampak dalam perekonomian juga dapat dirasakan dari banyaknya perusahaan yang
mengalami kebangkrutan selama masa PSBB dan pandemi Corona ini terjadi. Karena
terjadinya kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan, perusahaan terpaksa harus menutup
bisnis mereka dan memberhentikan atau memPHK para pegawainya. Akibatnya, menambah
jumlah pengangguran yang ada di Bandung maupun daerah lainnya.
Dampak dari masa PSBB dan pandemi Corona ini tidak hanya terjadi pada kehidupan
sosial dan perekonomian warga Bandung dan juga tidak selalu berdampak buruk. Dampak
dari masa PSBB dapat bersifat positif apabila dilihat dari pengaruhnya terhadap lingkungan
sekitar di Bandung. Dampak dari masa PSBB terhadap lingkungan sekitar Bandung, antara
lain sebagai berikut.
(Sumber: https://www.iqair.com/id/indonesia/west-java/bandung)
Berdasarkan hasil pemantauan dari situs IQAir, kualitas udara selama masa
pemberlakuan PSBB jauh lebih baik daripada sebelum adanya pandemi Corona dan
pemberlakuan PSBB. Dengan adanya pembatasan mobilitas masyarakat ini akan
berdampak pula pada menurunnya tingkat polusi udara dan berkurangnya konsentrasi
udara beracun di udara Indonesia.
(Sumber: https://www.iqair.com/id/indonesia/west-java/bandung)
Meskipun pada masa PSBB akan berakhir lalu lintas di Bandung mulai
mengalami kepadatan lagi, berbeda dengan pada masa PSBB pertama kali
diberlakukan. Dimana akibat orang kantoran dan pelajar diliburkan serta diadakannya
WFH dan SFH lalu lintas di Bandung menjadi lebih sepi dan lebih lancar daripada
hari-hari biasa. Operasional kendaraan umum seperti angkot (angkutan umum) dan
bus pun dibatasi oleh pemerintah berdasarkan yang telah diatur dalam peraturan wali
kota.
Sosiologi Lingkungan
Hubungan antara manusia dan lingkungan dapat dilihat menjadi dua asas, yaitu asas
mutualisme dan asas parasitisme. Asas mutualisme akan terjadi apabila hubungan antara
manusia dengan lingkungan akan saling menguntungkan kedua pihak. Sedangkan asas
parasitisme merupakan asas yang terjadi apabila hubungan antara manusia dengan
lingkungannya hanya menguntungkan salah satu pihak, sedangkan pihak lainnya dirugikan.
Dalam hubungan parasitisme ini, sudah menjadi hal yang biasa bagi manusia untuk
mengeksploitasi lingkungannya secara berlebihan sehingga merugikan lingkungan sekitarnya.
1. Overestimates
Merupakan salah satu sikap manusia terhadap lingkungan yang melebih-lebihkan atau
mendewakan alam yang sering tampak pada masyarakat tradisional maupun pejuang
ekologi ekstrim. Contoh dari sikap overestimates ini adalah seperti adanya para deep
ecology, sebuah gerakan ekologi radikal.
2. Underestimates
Merupakan salah satu sikap manusia terhadap lingkungan yang merendahkan alam,
dimana alam dilihat dan dijadikan sebagai objek yang bebas dieksplorasi dan
dieksploitasi hanya untuk pemenuhan atau pemuasan kebutuhan umat manusia.
Contoh dari sikap underestimates ini adalah adanya perkebunan kelapa sawit secara
besar-besaran dengan merusak hutan alam yang merupakan habitat dari makhluk
hidup selain manusia (tumbuhan dan hewan yang tinggal di hutan).
3. Harmonis dan dialogis
Merupakan sikap manusia terhadap lingkungan yang menjadi penengah antara sikap
overestimates dan underestimates. Sikap ini memandang alam sebagai keluarga
sendiri, dimana alam boleh dipergunakan untuk kepentingan atau kebutuhan manusia
namun digunakan secara sesuai dengan kebutuhannya tidak berlebihan. Contoh dari
sikap harmonis dan dialogis adalah mengambil hasil laut sesuai dengan yang
dibutuhkan dan tidak menggunakan alat yang berbahaya saat menangkap (seperti
bom, potassium, dinamit, pukat berbahaya) agar tidak merusak atau mencemari laut.
Dalam materi sosiologi lingkungan juga terdapat bahwa institusi sosial yang ada di
masyarakat juga dapat mempengaruhi perubahan lingkungan yang akan atau sedang terjadi.
Bagaimana institusi atau lembaga sosial tersebut dapat berperan dan berfungsi serta
menjalankan pranata sosial yang ada sehingga dapat mengelola lingkungan dan perubahannya
secara baik.
Sikap yang dilakukan oleh Pemerintah sebagai institusi sosial dalam menangani
pemutusan rantai penyebaran virus Corona di sini termasuk dalam salah satu sikap manusia
terhadap lingkungannya, yaitu sikap harmonis dan dialogis. Dimana untuk menjaga
keberadaan umat manusia (warga Bandung), pemerintah selaku institusi sosial berperan
dalam adanya pranata sosial berbasis lingkungan yaitu dengan memberlakukan adanya PSBB
di wilayah Bandung. PSBB sebagai pranata lingkungan ini diberlakukan atau tumbuh karena
munculnya kesadaran dan keinginan pemerintah dan warga Bandung untuk memiliki kondisi
hidup yang lebih baik dalam masyarakat selama masa Pandemi Covid-19 ini.
Dengan adanya PSBB ini, tidak hanya berhasil menjaga warga Bandung terinfeksi
dari penularan virus Corona, namun secara tidak langsung juga berhasil menjaga kebersihan
lingkungan yang ada di Bandung.