Anda di halaman 1dari 3

BAB

MEMPRAKTIKAN BACAAN GHARIB

Telah kita ketahui didalam membaca al qur’an terdapat hukum beberapa bacaan yang
tidak biasa, seperti cara membacanya tidak seperti lafadznya, bacaan seperti itu disebut
dengan hukum bacaan gharib.1 Secara bahasa gharib adalah garaba yang artinya asing,
kemudian menurut istilah gharib adalah bacaan yang tidak biasa dikarenakan samar, dari segi
huruf, makna, dan lafadz.2

Karena bacaan gharib ini tidak biasanya dikhawatirkan terjadi kesalahan dalam
membaca al qur’an,3 maka dari itu mempelajari dan mengetahui gharib sangat penting,
sebagai bentuk tata karma dan adab dalam membaca al qur’an4. Berikut merupakan macam-
macam bacaan gharib serta praktik membacanya:

A. Bacaan tashil
Contohnya seperti dalam surat fushilat ayat 44 (‫آع َْج ِم ٌّي‬ ۖ ُ‫)آ َياتُه‬
Cara membacanya dengan menyambung 2 hamzah qatha’ sehingga membacanya
Aaa’jamiyyun dan dibaca panjang karena dalam lafadz tersebut ada 2 hamzah qatha’
dan berposisi berurutan.5

B. Bacaan imalah
Contohnya dalam surat hud ayat 41 ( ‫ َمجْ َرىهَا‬ )
Untuk cara membacanya mengganti huruf ra’ menjadi re sedikit ditekan dan agak
disamarkan, jadi terdengar majreha6

C. Bacaan isymam
Contoh dalam surat yusuf ayat 11 (‫)اَل تَأْ َمنَّا‬
Cara membacanya disitu jelas tertulis lafadznya adalah laa ta’manuna namun
membacanya adalah laa ta’manna dengan mengisyaratkan bibir mecucu atau
memanjangkan kedepan pada pertengahan gunnah7

D. Bacaan badal
Didalam al qur’an terdapat 4 lafadz bacaan badal, terdapat dalam surat al ahqaf ayat 4
ِ ‫)السَّمٰ َوا‬, pada surat al baqarah ayat 245(ُ‫) َويَ ْب ُسط‬, pada surat al a’raf ayat 69( ً‫)بَ ْسطَة‬,
(‫ا ْئتُوْ ِن‬ ۖ ‫ت‬
dan pada surat al qhasyiyah ayat 22(‫ص ْي ِط ٍر‬ َ ‫) ُم‬. Cara mempraktikan bacaanya adalah:

1
Acep alim Abdurahim, pedoman ilmu tajwid, (Diponegoro, Bandung, 2003), hal.135.
2
Ummu Habibah, Konsep ilmu Tajwid, (Yogyakarta: Diva press, 2015), hal.40.
3
Suwarno, Tuntunan Pembelajaran Gharib, (Deepublish: Sleman, 2016), hlm.105.
4
Abu Nizhan, Buku Pintar Al qur’an, (Qultum Media: Jakarta Selatan, 2008), hlm.69.
5
Abdllah Asy’ari, Pelajaran gharib, (Apollo: Surabaya, 1987), hlm.87.
6
Muhammad Fadlun, Membuka Pintu Rahmat Dengan Membaca Al qur’an, (Cahaya Agency: Surabaya, 2010),
hlm.201.
7
Abdul Mujib Ismail, Pedoman Ilmu Tajwid, (Karya Abditama: Surabaya, 1995), hlm.319.
Surat ala ahqaf ayat 4, saat dibaca waqaf atau berhenti lafadz as-samawat maka
dibaca iituni, sedangkan jika dibaca washal atau lanjut membacanya sama seperti
lafadznya fis samawati’tuuni . kemudian surat al baqarah ayat 245 dan surat al a’raf
ayat 69 cara mempraktikan membacanya adalah: kalimat yabsuthu dan bashthoh
menggunakan huruf sin bukan dibaca menggunakan huruf shod. Dan pada surat al
ghasyiyah ayat 22 cara mempraktikan membacanya adalah: pada kalimat mushoitirin
itu membacanya menggunakan shod, bukan sin8.

E. Bacaan naql
Terdapat didalam al qur’an surat al hujurat ayat 11(‫س ااْل ِ ْس``` ُم‬
َ ‫بِ ْئ‬ ), cara praktik
membacanya adalah dalam kalimat bi’salismu ada dua hamzah washal, jadi dua
hamzah washal tersebut tidak usah dibaca saat disambungkan dendan lafdz
sebelumnya, cara membacanya tidak bi’sal ismu melainkan bi’salismu.9

F. Bacaan saktah
Terdapat 4 bacaan saktah didalam al qur’an, terdapat pada surat al kahfi ayat 1 hingga
2(‫ قَيِّ ًما‬ ۜ ‫) ِع َوجًا‬, surat yasin ayat 52(‫) ِم ْن َمرْ قَ ِدنَا ۜ ٰهَ َذا‬, surat al qiyamah ayat 27(‫ق‬
ٍ ‫) َوقِ ْي َل َم ْن ۜ َرا‬,
dan sura al muthaffifin ayat 12( َ‫) َك ۖ بَلْ ۜ َران‬ ‫اَّل‬
Cara praktik membacanya adalah berhenti atau waqaf tanpa bernafas selama empat
harakat lalu dilanjutkan pada lafadz selanjutnya.10

G. Bacaan surat ar rum ayat 54


Terdapat lafadz dho’fi (‫ض` ْعفًا‬ )
َ menurut imam hafs memperbolehkan membacanya
dengan hrakat thamah atau fathah pada huruf dhad.

H. Bacaan mad dan qashr


 Pada surat al akafirun ayat 4 (‫ ) َواَل أَنَ``ا عَا‬lafadznya tertulis panjang namun
membacanya pendek pada kalima ana
 Pada surat al insan ayat 15 sampai 16 (‫ار ْي َرا‬ ِ ‫)قَ َو‬, surat al ahzab ayat 66 ( ‫)ال َّرسُوْ اَل‬
praktik membacanya ketika kalimat dibaca tanpa berhenti atau washal maka
dibaca pendek, sedangkan jika berhenti atau waqaf maka dibaca sukun.11
I. Bacaan pada surat at taubah
Ketika sedang membaca al qur’an surat at taubah kita tidak dianjurkan untuk
mengawali bacaan dengan basmalah padahal surat lain harus diawali dengan
basmalah hal tersebut terjadi karena, basmalah merupakan lafadz aman sedangkan
surat at taubah diturunkan sebab terjadinya perang,12 dan situasi tersebut sama sekali
tidak aman, didalam lafadz basmalah terkandung kasih sayang, rahmat, tetapi surat at
taubah berisi tentang kemarahan. Jadi menurut sejarah sahib nabi sepakat tidak

8
Khaeruddin, Methode Membaca Al qur’an, (Yayasan al ahkam: Makasar, 2000), hlm.88.
9
Muslih, Cara Praktis Belajar Ilmu Gharib, (Arya Duta: Depok, 2013), hlm.73.
10
Sayuti, Ilmu Gharib Lengkap, (Sangkala: Jakarta, 2015), hlm.210.
11
Quraisy shihab, Lentera Al qur’an, (Media Utama: Bandung, 2008), hlm.198.
12
Mohamad Wahyudi, Tajwid Qur’an, (Halim Jaya: Surabaya, 2003), hlm.84.
menuliskan lafadz basmalah pada surat at taubah, dan tidak menganjurkan untuk
membaca basmalah saat membaca surat at taubah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahim, Alim,Acep, Pedoman Ilmu Tajwid, Bandung: Diponegoro, 2003.

Habibah,Ummu, Konsep Ilmu Tajwid, Yogyakarta: Diva press, 2015.

Surwanto, Tuntunan Pembelajaran Gharib, Sleman: Deepublish, 2016.

Nizhan,Abu, Buku Pintar Al qur’an, Jakarta Selatan: Qultum Media, 2008.

Asy’ari,Abdllah, Pelajaran gharib, Surabaya: Apollo, 1987.

Fadlun,Muhammad, Membuka Pintu Rahmat Dengan Membaca Al qur’an, Surabaya: Cahaya


Agency,2010.

Ismail,Mujib,Abdul, Pedoman Ilmu Tajwid, Surabaya: Karya Aditama, 1995.

Khaeruddin, Methode Membaca Al qur’an, Makasar: Yayasan al ahkm, 2000.

Muslih, Cara Praktis Belajar Ilmu Gharib, Depok: Arya Duta, 2013.

Sayuti, Ilmu Gharib Lengkap, Jakarta: Lentera Al qur’an, Sangkala, 2015.

Shihab,Quraisy, Lentera Al qur’an, Bandung: Media Utama, 2008.

Wahyudi,Muhamad, Lentera Al qur’an, Surabaya: Halim Jaya, 2003.

Anda mungkin juga menyukai