Disusun oleh:
Elvira Purnamasari
Dosen Pembimbing:
Dr. Murkilim, M.Ag
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BENGKULU
2016
ANALISA BUKU SEJARAH FILSAFAF ISLAM
KARYA MAJID FAKHRY
Al-Farabi: Founder
of
Islamic
Neoplatonism
(2002),
Fakhry
banyak
memberikan
konstribusi
dalam
Biographycal
Dictionary
of
Twentieth-Century
mistisisme
yang
berkembang
dan
berinteraksi
dalam
History of Islamic
umum
setiap
tahapnya.
Yakni
dimulai
dengan
dari
wilayah
tersebut
sehingga
tidak
diperlukan
agung.
Filsafat
ini
sangat
menarik
perhatian
Pythagoreanisme
dan
Stoisisme
dalam
Islam
yang
banyak
terpengaruh
oleh
filsafat
menyebutkan
tentang
Abu
al-Abbas
al-Iransyahri,
karya-karya
filsafat
sebelumnya
memicu
Mutasyabihat
yang
memungkinkan
terjadinya
Qadariyah
dan
Jabariyah
yang
muncul
akibat
pelaku
yang
bebas
melaksanakan
rencananya.
didasarkan
mengukuhkan
pandangan
Keesaan
keterciptaan
dari
keinginan
mereka
Ilahi,
Mutazilah
mengemukakan
al-Quran
yang
untuk
mengakibatkan
masa
al-Mutawakkil
yakni
generasi
ke-3
setelah
meskipun
meminjam
dalil-dalil
al-Quran
sebagai
sehingga
mengklaim
tidak
diperlukannya
Nabi
dan
yang
banyak
terpengaruh
oleh
pemikiran
rasional
mengenai
filsafat
yang
dapat
ini
al-Kindi
menerapkan
filsafat
dalam
picik
yang
menghalangi
manusia
mencari
(immateriel),
namun
yang
berbeda
ia
juga
upaya
atau
wacana
manusiawi
saja,
tetapi
dengan
al-Kindi
teori
ketuhanannya
mengatakan
bahwa
sama
seperti
Allah
adalah
10
mustahil
ada
benda-benda
alam
yang
bersifat
abadi,
Benda-benda
langit
ini
juga
memiliki
menurutnya
manusia
merupakan
akibat-akibat
mengajukan
lima
premis
yang
mendukung
pendapatnya tersebut. Pandangan al-Kindi mengenai bendabenda langit membuatnya percaya bahwa ilmu astrologi dan
ramalan-ramalannya
adalah
benar
dan
al-Kindi
membahas
bidang
memang
mengenai
psikologi
benda
dengan
Platonik
dan
Neoplatonik.
Persis
seperti
yang
terlepas
mengetahui
pengetahuan
dari
segala
yang
dunia
misteri
(fisiknya),
sehingga
tersembunyi
maka
tidak
darinya.
ia
akan
ada
lagi
Al-Kindi
juga
atas
(1)
rasio
dengan
kebijaksanaan
sebagai
11
Kindi
mengembangkan
tema
intelek
(aql),
ia
intelek
manifest
yang
berfungsi
mengabstraksikan
berkaitan
dengan
gagasan-gagasan
psikologi.
bahkan
kesenanganpun
tidak
akan
dapat
12
metafisika
dan
etikanya
terlihat
jelas
kecenderungan
ruang
sebagaimana
dan
Plato,
waktu)
al-Razi
yang
dipegangnya.
menganggap
bahwa
Dan
pada
kenabian,
manusia
pada
kebenaran
sehingga
ia
pemicu
terjadinya
pertumpahan
darah
dan
(Pengobatan
menyembuhkan
jiwa
Ruhani),
sebagaimana
al-Razi
berupaya
penyembuhan
fisik.
immaterial
dan
berjuang
kembali
untuk
bersatu
dengannya. Jika tidak jiwa tidak akan pernah tenang. Bagi alRazi, langkah awal mengobati atau menyembuhkan jiwa
adalah
dengan
menganalisis
tabiat-tabiat
jahat
yang
pada
keputusasaan
berlebihan.
13
dan
kecemasan
yang
al-Razi.
Bahkan
lebih
jauh
mereka
juga
Nabi
saw.
tidak
dapat
dipertahankan
secara
rasional. Para pemikir itu antara lain adalah Abu Isa alWarraq, al-Rawandi yang menyerang seluruh agama wahyu,
Abu al-Ala al-Maarri penganut pandangan agnostik yang
menganggap akal satu-satunya guru yang paling bijak bagi
manusia sehingga ia berpandangan bahwa semua ajaran
agama pada masanya sebagai rancu dan konyol, dan Umar
al-Khayyam yang sependapat dengan al-Maarri dan banyak
menuliskan syair yang mengungkapkan keputusasaannya
pada nasib buruk manusia dan kehidupan.
Pada bab ketiga ini Fakhry menuliskan dua tokoh filsafat
Islam awal dan kemudian bagaimana pengaruh rasional Yunani
dan pengagungan akal aliran Mutazilah berkembang dalam
pemikiran para filosof Islam dari Persia yang menganutnya
secara berlebihan sehingga mereka bahkan sampai menolak
kenabian dan menganggap kemukjizatan al-Quran tidaklah
rasional. Sikap yang rasional yang
14
atau
metafisika
pengetahuan,
dan
(3)
dan
teologi
(kalam).
Dalam
tiga
bahasan
ini
kebahagiaan
dan
kesejahteraan
manusia.
15
dan
kebenaran
Ilahi,
sekaligus
mematahkan
argumen-
dan
kebahasaan.
Sebagaimana
bahasan
16
membagi sifatnya ke dalam wajib al-wujud dan mumkin alwujud yang bangunan teoriya didorong oleh permasalahan
esensi dan eksistensi. Kemudian dari bahasan mengenai
wujud ini, Ibn Sina membahas tentang jiwa yang melalui
proses-proses
tertentu
akan
dapat
menjalin
hubungan
sependapat
mistisisme
dengan
filosofis
al-Farabi
dan
rasional
dengan
pemikiran
dibanding
dengan
pemikiran mistisisme flamboyan milik al-Hallaj dan alBusthami dengan konsep hulul mereka.
3. Neopythagoreanisme Islam dipopulerkan dan dikembangkan
oleh sekelompok karakter religius dan mistis bermazhab
Ismailiyah
yang
(Persaudaraan
disebut
Suci).
dengan
Karya-karya
Ikhwan
al-Shafa
pemikiran
filsafat
pandangan
Ikhwan
al-Shafa
setiap
angka
filsafat
seperti
asal-usul
17
dan
sebab-musabab
dengan
Ikhwan
al-Shafa,
al-Tauhidi
seorang
memberikan
argumen-argumen
berikutnya
adalah
para
tanggapan-tanggapan
filosof
Abu
Ali
sebelumnya
Ahmad
terhadap
dan
al-Miskawaih
filosof
yang
(Tahafut
al-Falasifah)
dan
di
sisi
lain
perselisihan
18
Sehingga
terjadilah
pergeseran
pemikiran
kalam
mendirikan
aliran
Asyariyah.
Oleh
karena
itu,
cenderung
mengambil
jalan
tengah
dengan
menyebar
pada
19
keilmuwan
lainnya
yang
bab
dibahas
penjelasan
mengenai
bagaimana
20
panjang
dalam
berfilsafat
tidak
pernah
bisa
al-Wujud,
dan
(3)
Interaksi
Mistisisme
dengan
Neoplatonisme.
1. Tahap pertama dimulainya mistisisme dalam Islam terjadi
pada awal abad ke-7 diawali dengan kemunculan sufi-sufi
yang bersikap wara, khusyu, dan cenderung menjauhi
kemegahan duniawi. Tokoh-tokohnya antara lain adalah
Hassan al-Basri dan kemudian diikuti oleh para zahid (ascetic)
lainnya hingga Rabiah al-Adawiyah yang pertama kali
memperkenalkan konsep tentang cinta Ilahi (Mahabbah
Ilahiyah) yang sangat terkenal hingga saat ini. Kemudian
berlanjut pada ke abad berikutnya, pandangan hidup sufistik
ini menyebar ke Basrah dan mencetak para zahid yang
terkenal seperti al-Muhasibi (w. 857 M) dengan muhasabahnya, Ibn Abi al-Duniya (w. 894 M), Maruf al-Kharkhi (w. 815
M), dan Abu al-Qasim al-Junaid (w. 911 M). Diantara ajaranajaran sufistik al-Junaid adalah peniadaan diri (fana) yang
kemudian menjadi salah satu pemicu munculnya mistisisme
panteistik atau uniter yang dalam Islam lebih dikenal
dengan nama wahdah al-wujud.
2. Konsep peniadaan diri (fana) yang telah dibahas oleh para
sufi
sebelumnya,
selanjutnya
21
dikembangkan
menjadi
tidak
sepenuhnya
terlepas
dari
pemikiran-
yang
digunakan
menunjukkan
al-Ghazali
dalam
bahwa
epistemologi
menjelaskan
Wujud
yang
Tuhan
22
menggambarkan
penciptaan
Ibn
Arabi
banyak
Namun,
dalam
menjelaskan
motif
Tuhan
Neoplatonik
yang
mengatakannya
sebagai
dimana
jiwa
manusia
mampu
secara
visual
23
24
sangat
besar
pada
masalah
etika
dan
politik
25
yaitu
Tahafut
Al-Tahafut
(Kerancuan
Buku
Ibn
Rusyd,
didamaikan
jika
mempunyai
perbedaan
kita
agama
memahami
ayat-ayat
dan
bahwa
muhkamat
falsafah
bisa
Al-Quran
juga
dan
ayat-ayat
untuk
menjawab
serangan
al-Ghazali
terhadap
26
menolak
argumen
pemberian
(inayah)
dengan
27
dapat
menyatukan
pendapat
di
antara
keduanya
Sejarah
Baru.
Pada
bab
ini
Fakhry
menjelaskan
untuk
menambah
pengetahuan.
Kebangkitan
puncaknya
dengan
munculnya
gerakan
Akan
berkembangnya
tetapi,
sikap
setelah
al-Razi
antirasionalisme
ini
akibat
abad
dari
ke-13
29
Taftazani (w. 1390 M), al-Syarif al-Jurjani (w. 1413 M), alSanusi (w. 1490 M), al-Dawwani (w. 1501 M), al-Birqili (w.
1570 M), al-Laqani (w. 1621 M), al-Sialkuni (w. 1657 M), alBajuri (w. 1860 M), dan Muhammad Abduh (w.1905).
3. Ibn Khaldun (w. 1406 M) adalah salah seorang tokoh besar
dalam
sejarah
pemikiran
Islam
yang
selain
sebagai
karyanya
yang
terkenal
Muqaddimah,
ia
juga
Namun,
akibat
gencarnya
pandangan
tidak
bersikap
ektrem
sebagaimana
sikap
diri
dari
pemikiran-pemikiran
sebelumnya
yang
bahwa
Ibn
dikatakan
juga
sebagai
pelopor
pemikiran
filsafat
30
terus
semakin
gencar
dilakukan
oleh
gerakan
filosof
selanjutnya
yakni
al-Suhrawardi
dengan
31
iluminasionisme/
Isyraqiyah
yang
isyraq
berarti
cahaya awal pada pagi hari dari arah Timur. Sesuai dengan
penamaannya
tersebut
konsep
pemikiran
filsafat
al-
memadai
untuk
mencapai
tujuan
pencari
Tuhan
mengakui
semua
pencapaian
ini
cahaya.
Cahaya
ini,
menurutnya,
tidak
dapat
32
Persia.
Yang
menghasilkan
filosof
besar
yang
terkenal
adalah
Al-Asfar
Al-Arbaah
(Empat
karyanya
ini,
Mulla
Shadra
menyuarakan
33
umumnya.
Orang
Yunani,
tulisnya,
semula
menjadi
Para
menangkapnya.
pengikut
Menurut
merekalah
Mulla
yang
Shadra,
keliru
mustahil
waktu
dan
gerak
adalah
Tuhanyang
34
BAB 10.
Tradisi
Isyraqi
di
Persia,
(3)
Mordenisme
dan
Barat
modern
pada
abad
ke-19
melalui
35
justru
agamalah
yang
menjadi
inti
dari
permasalahan
Kontemporer
yang
yang
diakibatkan
36
dihadapi
Kristiani
Barat
dengan
berkembangnya
2. Sedangkan
di
Persia,
tradisi
Isyraqi
yang
mencapai
Nasr
yang
pencapaian
terbesarnya
adalah
atau
(w.
1897
reformisme
filosofis
dan
M)
Islam
teologisnya
merupakan
di
Timur
hampir
tokoh
Tengah.
tercantum
seluruhnya dalam karyanya yang berbahasa persia, yakni alRadd ala al-Dahriyin (Bantahan terhadap kaum Materialis)
yang panjang lebar berbicara tentan peran yang dimainkan
agama dalam kemajuan moral dan spiritual umat manusia
serta bagaimana kerajaan-kerajaan besar seringkali hancur
dikarenakan gerakan ateistis dan materialistis yang menolak
segala bentuk keyakinan agama. Pemikir selanjutnya adalah
Muhammad Abduh (w. 1905 M), murid al-Afgani. Pandanganpandangan
teologis
Abduh
tercantum
dalam
karyanya,
persamaan
kelompok-kelompok
37
tersebut
karena
Abduh
memihak
pandangan
Mutazilah
yang
kebenaran-kebenaran
yang
didukung
dan
membawa
berkewajiban
pesan
kembali
krusial
pada
bahwa
jalan
setiap
hidup
Muslim
orang-orang
tokoh
fundamentalis
terkenal
lainnya
seperti
38
seperti
tuduhannya
kepada
Thaha
Hussein
dan
ideologi
39
pertahanan
dan
pembelaan
ajaran
Islam
dari
gempuran
pemikiran Barat.
E. KESIMPULAN
Pembahasan dalam buku ini diawali dengan penjelasan
ringkas masuknya kebudayaan filsafat ke dunia Islam pada abad
ke-8 M pada masa pemerintahan Dinasti Umayah. Kemudian
Fakhry menyorot hubungan konstan yang terus terjadi antara
filsafat, teologi dan mistis dalam perkembangan pemikiran
filsafat
Islam.
Kemudian
bagaimana
filosot
Islam
telah
bab
dengan
judul
yang
berbeda
dari
menganggap
filsafat
sebagai
produk
impor
yang
dengan
agama
di
mata
kaum
tradisionalis
Pemikiran
filsafat
Islam
memang
sangat
perlu
41
disinggungnya.
Sehingga
untuk
dapat
benar-benar
42