Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diantara karunia Tuhan yang paling besar bagi manusia ialah kemampuan
berbicara. Kemampuan untuk mengungkap isi hatinya dengan bunyi yang
dikeluarkan dari mulutnya. Berbicara telah membedakan manusia dari makhluk
lain.

Dengan

berbicara,

manusia

mengungkapkan

dirinya,

mengatur

lingkungannya, dan pada akhirnya menciptakan bangunan budya insane.


Lama sebelum lambang-lambang tulisan digunakan, orang sudah
menggunakan bicara sebagai alat komunikasi. Bahkan setelah tulisan ditemukan
sekalipun, bicara tetap lebih banyak digunakan. Ada beberapa kelebihan bicara
yang tidak dapat digantikan dengan tulisan. Bicara lebih akrab, lebih pribadi
(personal), lebih manusiawi. Tidak menghenrankan, bila ilmu bicara telah dan
sedang menjadi perhatian manusia.
Kemampuan bicara bukan saja diperlukan di depan sidang parlemen, di
muka hakim atau dihadapan massa. Kemampuan ini dihajatkan dalam hampir
seluruh kegiatan manusia sehari-hari. Penelitian membuktikan bahwa 75% waktu
bangun kita berada dalam kegiatan komunikasi.
Kemampuan bicara bisa merupakat bakat. Tetapi kepandaian bicara yang
baik memerlukan bicara dan latihan. Retorika sebagai ilmu bicara sebenarnya
diperlukan setiap orang. Bagi ahli komunikasi atau komunikator retorika adalah
condition sine qua non.
Dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa hal tentang retorika beserta
perkembangannya.Dengan uraian historis ini kita ingin mengingatkan bahwa
retorika adalah bidang studi komunikasi yang telah berumur tua, disamping
menujukkan tempatnya yang layak dalam perkembangan ilmu komunikasi.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembaca memahami isi makalah, penulis mencoba
mempersempit uraian-uraian dalam makalah ini menjadi beberapa garis besar
yang pada intinya membahas:

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pengertian Retorika
Apakah Retorika dapat dipelajari
Pembagian Retorika
Alasan Mempelajari Retorika
Sejarah Retorika
Retorika sebagai satu proses komunikasi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Retorika
Retorika atau dalam bahasa Inggris rhetoric bersumber dari perkataan latin
rhetorica yang berarti ilmu bicara. Pada abad ke 5 sebelum masehi untuk pertama
kali dikenal suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar manusia sebagai
fenomena sosial. Ilmu ini dinamakan dalam bahasa Yunani rhetorike yang di
kembangkan di Yunani purba, kemudian abad-abad berikutnya di kembangkan di
Romawi dalam bahasa latin retorika (dalam bahasa Inggris rhetoric dalam
bahasa Indonesia retorika).
Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren dalam bukunya, Modern
Rhetoric, mendefinisikan retorika sebagai The art of using language effectively
atau seni penggunaan bahasa secara efektif. Dari pengertian tersebut menjukkan
bahwa retorika mempunyai pengertian sempit; mengenai bicara, dan pengertian
luas: penggunaan bahasa, bisa lisan, dapat juga tulisan. Oleh karena itu, ada
sementara orang yang mengartikan retorika sebagai public speaking atau pidato di
depan umum, banyak juga yang beranggapan bahwa retorika tidak hanya berarti
pidato di depan umum, tetapi juga termasuk seni menulis.
Di Yunani, negara pertama yang menggembangkan retorika di pelopori
oleh Georgias. Menurut Georgias retorika adalah ilmu yang mempelajari dan
menelaah proses pernyataan manusia. Menurut Protagoras mengatakan bahwa
retorika adalah kemahiran berbicara bukan demi kemenangan, melainkan
keindahan bahasa. Menurut Socrates, retorika adalah demi kebenaran dengan
dialog sebagai tekniknya, karena dengan dialog kebenaran akan timbul dengan
sendirinya.
Menurut Plato retorika adalah sebagai metode pendidikan dalam rangka
mencapai

kedudukan

dalam

pemerintahan

dan

dalam

rangka

upaya

mempengaruhi rakyat. Bagi Aristoteles retorika adalah seni persuasi, suatu uraian
yang harus singkat, jelas dan meyakinkan dengan keindahan bahasa yang disusun
untuk hal-hal yang bersifat memperbaiki (corrective), memerintah (instructive),
mendorong (suggestive) dan mempertahankan (defensive). Menurut cicero

kecakapan retorika menjadi ilmu, sistematika retorika mencakup dua tujuan pokok
yang bersikap suassio (anjuran) dan dissuasio (penolakan).
2.2 Apakah retorika dapat dipelajari?
Sebuah pepatah bahasa latin berbunyi: Poeta nascitur, orator fit. Artinya
seorang penyair di lahirkan, tetapi seorang ahli pidato di bina. Sejak dua ribu
tahun terbukti banyak orang menjadi ahli pidato, karena mempelajari teknik
berbicara dan tekun melakukan latihan berbicara. Mempelajari retorika
membangun orang untuk menjadi pemimpin. Dan dalam proses komunikasi,
menguasai teknik dan seni berbicara tergantung dari usaha untuk mengembangkan
kemampuan itu dan berusaha secara optimal untuk melatih diri.
Retorika juga merupakan seni ilmu pengetahuan mengenai komunikasi
lisan yang efektif dengan para pendengarnya. Hal ini dimaksudkan untuk
mempengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan penjelasan
kepada masyarakat di tempat tertentu.
2.3 Pembagian Retorika
Retorika adalah bagian dari ilmu bahasa (Linguistik), khususnya ilmu bina
bicara (Sprecherziehung). Retorika sebagai bagian dari ilmu bina bicara ini
mencakup :
1. Monologika
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, di mana
hanya seorang yang berbicara. Bentuk bentuk yang tergolong dalam monologika
adalah pidato, kata sambutan, kuliah, makalah, ceramah dan deklamasi.
2. Dialogika
Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, di mana dua
orang atau lebih berbicara atau mengambil bagian dalam satu proses pembicaraan.
Bentuk dialogika yang penting adalah diskusi, tanya jawab, perundingan,
percakapan dan debat.
3. Pembinaan Teknik Bicara
Efektivitas monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik bicara.
Teknik bicara merupakan syarat bagi retorika. Oleh karena itu pembinaan teknik

bicara merupakan bagian yang penting dalam retorika. Dalam bagian ini lebih
diarahkan pada pembinaan teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik
membaca dan bercerita.
2.4 Alasan Untuk Mempelajari Retorika
Quintilianus mengatakan : Tidak ada anugerah yang lebih indah, yang
diberikan oleh para dewa, daripada keluhuran berbicara.
Martin Luther berpendapat, Siapa yang pandai berbicara adalah seorang
manusia, sebab berbicara adalah kebijaksanaan, dan kebijaksanaan adalah
berbicara.
St. Agustinus mengatakan : Kepandaian berbicara adalah seni yang
mencakup segala galanya.
Mengapa orang belajar retorika? Mengapa orang mau menguasai ilmu
pandai bicara?
Di dalam masyarakat umumnya dicari para pemimpin atau orang orang
berpengaruh, yang memiliki kepandaian di dalam hal berbicara. Juga di bidang
bidang lain seperti perindustrian, perekonomian dan bidang sosial, kepandaian
berbicara atau keterampilan mempergunakan bahasa secara efektif sangat
diandalkan. Menguasai kesanggupan berbahasa dan keterampilan berbicara
menjadi alasan utama keberhasilan orang orang terkenal di dalam sejarah dunia.
Dalam sejarah dunia justru kepandaian berbicara atau berpidato merupakan
instrument utama untuk mempengaruhi massa. Bahasa dipergunakan untuk
meyakinkan orang lain. Ketidakmampuan mempergunakan bahasa, sehingga tidak
jelas mengungkapkan masalah atau pikiran akan membawa dampak negatif dalam
hidup dan karya seorang pemimpin. Oleh karena itu, pengetahuan tentang retorika
dan ilmu komunikasi yang memadai akan membawa keuntungan bagi pribadi
bersangkutan dalam bidang bidang di bawah ini :
1. Kemampuan Pribadi
Menguasai ilmu retorika dan keterampilan dalam mempergunakan bahasa
secara tepat, dapat meningkatkan kemampuan pribadi orang yang bersangkutan.
Keuntungan keuntungannya antara lain :

Rasa tertekan, tegang, takut dan cemas di depan public dapat dikurangi
atau dilenyapkan Kesadaran dan kepercayaan terhadap diri dapat semakin
5

bertambah
Artikulasi dalam mengucapkan kata kata menjadi lebih jelas
Dapat memperluas perbendaharaan kata
Dapat menjadi lebih terampil dan cekatan dalam mengemukakan dan
mempertahankan pendapat atau ide.

2. Keberhasilan Pribadi
Orang yang menguasai ilmu retorika dan terampil dalam mempergunakan
bahasa, dapat mengalami banyak sukses dalam hidupnya, antara lain :

Mengalami kemudahan dalam proses berkomunikasi


Pengertian terhadap orang lain semakin terbina
Dapat terbina sikap batin yang positif terhadap sesama dan dunia sekitar,

yang dapat memperbesar sukses dalam hidup dan karyanya


Memperoleh kemungkinan lebih besar untuk menanam pengaruh
Dapat lebih berhasil dalam usaha usaha pribadi

3. Tugas dan Jabatan


Dalam mengemban suatu tugas atau jabatan, penguasaan ilmu retorika dapat
memberi keuntungan keuntungan sebagai berikut :

Dapat mengemukakan pikiran secara singkat, jelas tetapi padat, sehingga

mudah meyakinkan orang lain


Dapat membina relasi yang

perusahaan, institusi atau partai partai politik


Memperkecil kemungkinan kesalahan komunikasi
Memperluas pengetahuan, khususnya mengenai sumber sumber

informasi
Membantu dalam memperluas orientasi dan wawasan pribadi.

menguntungkan

dengan

organisasi,

4. Kehidupan pada umumnya


Secara umum penguasaan ilmu retorika dapat mendatangkan keuntungan
keuntungan di bawah ini :

Menjadi lebih lincah dalam pergaulan dan komunikasi antar manusia


Memberi kesempatan dan kemungkinan untuk mengontrol diri
Dalam proses komunikasi yang sering, orang dapat menjadi semakin
terbuka terhadap diri sendiri dan orang lain.

5. Sejarah Retorika
a. Retorika zaman Yunani
Para ahli komunikasi berpendapat bahwa retorika sudah ada sejak manusia
ada. Tetapi retorika sebagai seni komunikasi mulai di pelajari pada abad ke-5 SM,
ketika kaum Sofis di Yunani mengembara dari tempat satu ke tempat yang lain
untuk mengajarkan pengetahuan mengenai politik dan pemerintahan dengan
penekanan pada kemampuan berpidato.
Kaum sofis berpendapat bahwa manusia adalah mahluk yang berpengetahuan
dan berkemauan. Tokoh aliran Sofisme sekaligus sebagi guru Retorika yang
pertama adalah Georgias (480-370). Georgias menyatakan bahwa kebenaran suatu
pendapat hanya dapat di buktikan jika tercapai kemenangan dalam pembicaraan.
Pendapat Georgias ini berlawanan dengan pendapat Protagoras (500-432) dan
Sokrates (469-392). Protagoras mengatakan bahwa kemahiran berbicara bukan
demi kemenangan melainkan demi keindahan bahasa. Sedangkan Sokrates,
retorika adalah demi kebenaran dengan dialog sebagai tekhniknya karena dengan
dialog kebenaran akan timbul dengan sendirinya
Seorang yang sangat di pengaruhi oleh Sokrates dan Georgias adalah Isokrates
yang pada tahun 392 SM mendirikan sekolah retorika dengan menitik beratkan
pendidikannya pada pidato-pidato politik. Filsafat Isokrates adalah hakikat
pendidikan, yaitu kemampuan membentuk pendapat-pendapat yang tepat
mengenai masyarakat. Pendapat yang sama dengan Sokrates yaitu bahwa retorika
memegang peranan penting bagi persiapan seseorang untuk menjadi pemimpin
adalah Plato. Plato adalah murid sokrates yang sangat terkenal, menurut Plato
retorika sangat penting sebagai metode pendidikan sebagai sarana untuk mencapai
kedudukan dalam pemerintahan dan sebagai sarana untuk mempengaruhi rakyat.
Plato

mengatakan

bahwa

retorika

bertujuan

memberikan

kemampuan

menggunakan bahasa yang sempurna dan merupakan jalan bagi seseorang untuk
memperoleh pengatahuan yang luas terutama dalam bidang politik.
Peranan retorika dapat di lihat dalam demokrasi yaitu seorang tokoh yang
terkenal orator bernama Demmosthenes (384-322) pada zaman Yunani sangat

termashur di sebabkan kegigihannya mempertahankan kemerdekaaan Athena dari


ancaman Raja Philippus dari Macedonia.
Tokoh lain retorika di zaman yunani adalah Sokrates yang sampai kini
pandangannya banyak di kutip. Berlawannan dengan tokoh lain yang memandang
retorika sebagai suatu seni Aristoteles memasukkan sebagai bagian dari filsafat,
dalam bukunya retorika dia mengatakan Anda, para penulis retorika terutama
menggelorakan emosi. Ini memang baik tetapi ucapan anda lalu tidak dapat di
pertanggung jawabkan. Tujuan retorika adalah membuktikan maksud pembicaraan
atau menanmpakkan pembukuannya.
Uraian sistematis terotika yang pertama diletakkan oleh orang Syracuse,
sebuah koloni Yunani di Pulau Sicilia. Bertahun-tahun koloni itu diperintah para
tiran. Tiran, di manapun dan pada zaman apa pun, senang menggusur tanah
rakyat. Kira-kira tahun 465 SM, rakyat melancarkan revolusi. Diktator
ditumbangkan dan demokrasi ditegakkan. Pemerintah mengembalikan lagi tanah
rakyat kepada pemiliknya yang sah.
Di sisnilah kemusykilan terjadi. Untuk mengambil halnya, pemilik tanah harus
sanggup meyakinkan dewan juri di pengadilan. Waktu itu, tidak ada pengacara
dan tidak ada sertfifikat tanah. Setiap orang harus meyakinkan mahkaman dengan
pembicaraan saja. Sering orang tidak berhasil mempeoleh kembali tanahnya,
hanya karena ia tidak pandai bicara.
2. Romawi kuno
Marcus Tulis (106-43 SM) adalah pengembang retorika yang terkenal
karena suaranya dan bukunya yang berjudul de Orator. Sebagai orator yang ulung,
Cicero mempunyai suara yang berat mengalun pada suatu saat keras menggema di
waktu lain merayu bahkan kadang-kadang pidatonya disertai cucuran air mata.
Sebagai seorang tokoh Retorika, Cicero meningkatkan kecakapan retorika
menjadi suatu ilmu. Cicero berpendapat bahwa retorika mempunyai tujuan pokok
yang bersifat suasio (anjuran) dan dissuasio (penolakan). Paduan dari kedua sifat
itu di jumpai terutama dalam pidato peradilan di muka senat Roma. Pada saat itu
tujuan pidato di muka pengadilan adalah untuk menyadarkan publik tentang halhal yang menyangkut kepentingan rakyat, perundangan negara, dan keputusan

yang akan di ambil. Hal ini menurut Cicero hanya dapat di capai dengan
menggunakan teknik dissuasio apabila terdapat kekeliruan atau pelanggaran
dalam hubungannya dengan undang-undang, atau suasio jika akan mengajak
masyarakat untuk mematuhi undang-undang dan keadilan
3. Retorika zaman modern
Abad ke 17 di Eropa muncul tokoh-tokoh yang di kenal sebagai orator
kenamaan antara lain Oliver Cromwell dan Lord Bollingbroke. Cromwell adalah
tokoh termashur dalam pertengahan abad ke 17. Retorika biasanya berkembang
pada masa-masa krisis. Demikian pula kemunculan Cromwell di inggris itu.
Dalam

mengajarkan

tekhnik

retorika

Cromwell

mengatatakan

bahwa

melaksanakan retorika harus:


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Mengulang hal-halyang penting


Menyesuaikan diri dengan sikap lawan
Bila perlu tidak meninggung persoalan
Membiarkan orang-orang menarik kesimpulan sendir-sendiri
Menunggu reaksi
Tokoh retorika lain di inggris adalah Henry Bolingbroke mengatakan
bahwa bila kekuasaan politik berlandaskan kekuatan fisik maka retorika

kekuatan mental.
g. Abad ke 20 yang terkenal di inggris adalah Sir Wiston Chur-chil pada saat
dunia berkecamuk. Churcill terkenal karena keberhasilannya dalam
menggerakkan bangsa inggris yang mula-mula anti perang untuk melawan
Nazi jerman sehingga terbangkitlah keberanian rakyat inggris.
h. Jerman ahli retorika adalah Adolf Hitler yang berhasil memukau rakyat
jerman sehingga bersedia melakukan apapun juga. Resep Hitler dalam
retorikanya adalah mengungulkan diri sendiri, membusukkan dan
menakuti-nakuti lawan kemudian menghancurkannya. Hakikat retorika
Hitler adalah senjata psikis untuk memelihara massa dalam keadaan
i.

operbudakan psikis.
Di Prancis yang di anggap sebagai mimbrawan yang terbesar dalam abad
ke 20 adalah jeans jaures. Jika jaures berpidato para pendengarnya lantas
mendapat perasaan cinta akan semua manusia seolah-olah akan memeluk
setiap manusia. Di amerika serikat di antara sekian banyak orator yang
paling termashur adalah Abraham Lincolin.

6. Retorika sebagai satu poses komunikasi


Komunikasi adalah saling hubungan antara komunikator dan komunikan,
dimana komunikator menyampaikan suatu pesan kepada komunikan melalui tanda
yang di gunakan untuk mencapai satu tujuan tertentu. Empat faktor terjadinya
proses komunikasi yaitu: komunikator, Pesan, Komunikan, Medium atau tanda.
Komunikasi dapat terjadi dengan baik saling pengertian antara
komunikator dan resipiens, harus ada perbendaharaan tanda. Perbendaharaan
tanda bersama ini akan mempermudah proses komunikasi.
Contoh: Sebuah mobil bekas akan di jual.
Pemilik mobil ingin menjualnya dengan harga yang memuaskan (tujuan).
Dalam pembicaraan dengan pembeli, penjual tentu tidak hanya menjelaskan
tentang merk, tipe, tahun keluar dan ciri khas mobil tetap pasti dia juga akan
memuji-muji mobil tersebut. Misalnya: terpelihara baik bentuknya sangat cocok
dengan keadaan jalan dan tidak pernah terjadi kecelakaan. Singkatnya mobil
bekas yang paling ideal, apabila di bandingkan dengan harga sebenarnya masih
terlalu murah.
Di lain pihak calon pembeli juga ingin supaya dapat membeli mobil itu
dengan harga yang murah (tujuan). Oleh karena itu terjadi tawar menawar dalam
perdagangan, di mana penjual dan pembeli saling argumentasi untuk mencapai
tujuannya masing-masing. Dari contoh di atas dapat dilihat aspek aspek
komunikasi retoris sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Seorang pembicara menyampaikan


Seorang pendengar sebagai kawan bicara atau pelanggan
Sesuatu
Dengan maksud dan tujuan tertentu
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Retorika atau dalam bahasa Inggris rhetoric bersumber dari perkataan latin
rhetorica yang berarti ilmu bicara. Ilmu ini dinamakan dalam bahasa Yunani
rhetorike yang di kembangkan di Yunani purba, kemudian abad-abad

10

berikutnya di kembangkan di Romawi dalam bahasa latin retorika (dalam


bahasa Inggris rhetoric dalam bahasa Indonesia retorika).
Sejak dua ribu tahun terbukti banyak orang menjadi ahli pidato, karena
mempelajari teknik berbicara dan tekun melakukan latihan berbicara. Mempelajari
retorika membangun orang untuk menjadi pemimpin. Dan dalam proses
komunikasi, menguasai teknik dan seni berbicara tergantung dari usaha untuk
mengembangkan kemampuan itu dan berusaha secara optimal untuk melatih diri.
Retorika adalah bagian dari ilmu bahasa (Linguistik), khususnya ilmu bina
bicara (Sprecherziehung). Retorika sebagai bagian dari ilmu bina bicara ini
mencakup : Monologika, Dialogika, Pembinaan Teknik Bicara.
Menguasai kesanggupan berbahasa dan keterampilan berbicara menjadi
alasan utama keberhasilan orang orang terkenal di dalam sejarah dunia.
Pengetahuan tentang retorika dan ilmu komunikasi yang memadai akan membawa
keuntungan bagi pribadi bersangkutan dalam bidang bidang di bawah ini, antara
lain : Kemampuan Pribadi, Keberhasilan Pribadi, Tugas dan jabatan, Kehidupan
pada umunya.
Sejarah Retorika terbagi atas tiga periode zaman, yaitu zaman Yunani,
zaman Romawi, dan zaman Modern. Retorika di zaman Yunani dipelopori oleh
Georgias. Georgias berasal dari kaum sofis yang menganggap bahwa manusia
adalah mahluk yang berpengetahuan dan berkemauan. Tokoh lain yang berperan
dalam pengembangan retorika di Yunani adalah Sokrates, Aristoteles, dan Plato.
Di zaman Romawi tokoh yang terkenal karena suaranya dan bukunya yang
berjudul de Orator. Abad ke 17 di Eropa muncul tokoh-tokoh yang di kenal
sebagai orator kenamaan antara lain Oliver Cromwell dan Lord Bollingbroke.
Tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan Retorika modern ini adalah Sir
Wiston Chur-chil (Inggris), Adolf Hitler (Jerman), dan Abraham Lincoln
(Prancis).
Retorika dapat disebut sebagai proses komunikasi karena retorika
mengandung aspek aspek komunikasi retoris yang mampu dipakai oleh
komunikator dan komunikan dalam kegiatan tukar menukar pesan. Adapun aspekaspek retoris yang dimaksud adalah sebagi berikut : Seorang pembicara
menyampaikan, Seorang pendengar sebagai kawan bicara atau pelanggan,

11

Sesuatu, Dengan maksud dan tujuan tertentu, Memberikan argumen- argumen dan
mempertimbangkan argumen-argumen balik dari pendengar.
3.2 Saran
Setelah menguraikan berbagai macam penjelasan tentang Retorika yang
telah diambil dari berbagai literature referensi, diharapkan makalah ini mampu
menjadi acuan bagi mahasiswa agar mampu mengenal, memahami, dan
mempraktekan metode retorika dengan baik dan benar. Selain itu, diharapkan
dengan makalah ini Mahasiswa mengetahui sejarah perkembangan retorika dari
berbagai zaman dan kemunculan retorika ini telah berpengaruh pada peradaban
manusia pada umumnya dalam hal berinteraksi dengan orang lain, dimana dalam
interaksi ini seseorang akan lebih mengedepankan pada prinsip-prinsip seni dan
teknik komunikasi persuasif.

12

DAFTAR PUSTAKA
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2005) hal. 53
Lukiati Komala. Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses, dan Konteks. (Bandung :
Widya Padjajarn. 2009). Hal. 197
Onong Uchjana, Dinamika komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993),
hal 45
Jalaludin Rakhmat. Retorika Modern Pendekatan Praktis. (Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2009) hal. 2-3

13

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah
yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini.

Tanpa

pertolongan-Nya

mungkin

penyusun

tidak

akan

sanggup

menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan


kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini memuat tentang Retorika Antar Pribadi yang menurut
penulis dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada para pembaca,
khususnya di kalangan mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia mengenai retorika.
Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga
memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

14
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
....................................................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah
....................................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Retorika
....................................................................................................................................
3
2.2 Apakah retorika dapat dipelajari
....................................................................................................................................
3
2.3 Pembagian Retorika
....................................................................................................................................
4
2.4 Alasan Untuk Mempelajari Retorika
....................................................................................................................................
5

15

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
....................................................................................................................................
11
3.2 Saran
....................................................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA

ii

ii

16

MAKALAH
RETORIKA ANTAR PRIBADI

Oleh :
Aah Sutiah
Erlin Karlina Sari
Agustini
Runah
Musrofatul Laila
Deni Pratama

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) SETIA BUDHI RANGKASBITUNG
2016

17

18

19

4.

j.
k.

l.
m.
n.
o.

Anda mungkin juga menyukai