Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Perkembangan Kebudayaan Masa Dinasti


Abbasiyah

Oleh :

1. Nabilah Wardah Hafidhoh (17) dan


2. Velinsyah Gustin Putri Cahyani (30)

Kelas 8c

Pembimbing :

Hozaini S.pdi
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur kita atas kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan karunianya maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Perkembangan Kebudayaan Masa Dinasti Abbasiyah”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas sekolah yang diberikan di dalam
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
Dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang ikut
membantu dalam menghadapi hambatan yang penulis terima selama mengerjakan makalah
ini, oleh karena itu tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
semua pihak yang ikut turut membantu dalam penyusunan makalah ini hingga selesai.
Diharapkan makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi kita semua
khususnya dalam mempelajari Perkembangan Kebudayaan Islam Pada Masa Dinasti
Abbasiyah hingga agama Islam dapat bertahan hingga saat ini.
Demikianlah makalah ini penulis buat, mohon maaf jika masih terdapat kesalahan
kata atau penulisan maupun kekurangan dalam makalah ini dan akhir kata penulis ucapkan
terima kasih.

ii.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Pemerintah dan Politik ........................................................................................ 3
B. Arsitektur dan Pembangunan .............................................................................. 5
C. Sosial dan Ekonomi............................................................................................. 7
D. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi..................................................................... .... 8
E. Seni dan Sastra ................................................................................................ 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 12
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

iii.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan langkah
setiap insan di masa mendatang. Seperti yang kita ketahui setelah tumbangnya
kepemimpinan masa Khulafaur Rasyidin maka berganti pula sistem pemerintahan
Islam pada masa itu menjadi masa daulah. Dan dalam makalah ini akan disajikan
sedikit tentang masa daulah Abbasiyah. Dalam peradaban umat Islam, Bani
Abbasiyah merupakan salah satu bukti sejarah peradaban umat Islam yang terjadi.
Bani Abbasiyah merupakan masa pemerintahan umat Islam yang memperoleh
masa kejayaan yang gemilang. Pada masa ini, banyak kesuksesan yang di peroleh
Bani Abbasiyah, baik itu dibidang ekonomi, politik, dan ilmu pengetahuan. Dan dari
segala bidang yang ada menghantarkan daulah bani Abbasiyah menjadi salah satu
Dinasti yang sangat berpengaruh bagi kemajuan dan perkembangan peradaban islam
di masa itu. Disamping kesuksesan dan kegemilangan yang didapatkan oleh umat
Islam pada masa itu, ternyata daulah Abbasiyah pun mengalami masa kemunduran.
Hal inilah yang perlu untuk kita ketahui sebagai acuan semangat bagi
generasi umat Islam bahkan peradaban umat Islam itu pernah
memperoleh masa keemasan yang melampaui kesuksesan negara -negara
Eropa. Bahkan kita harus berbangga karena peradaban yang terjadi dan
ada pada masa Daulah Abbasiyah diadopsi oleh peradaban Eropa hingga
saat ini.
Dengan kita mengetahui bahwa dahulu peradaban ummat Islam itu diakui
oleh seluruh dunia, maka akan memotivasi sekaligus menjadi ilmu pengetahuan kita
mengenai sejarah peradaban ummat Islam sehingga kita akan mencoba untuk
mengulangi masa keemasan itu kembali nantinya oleh generasi ummat Islam saat ini.

1.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah ?
b. Bagaimana sistem politik, pemerintahan dan sosial pada masa Dinasti Abbasiyah?
c. Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah ?
d. Apa yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Abbasiyah ?

C. MANFAAT PENULISAN
Manfaat secara praktis yang dapat diambil dari penulisan makalah ini yaitu
sebagai berikut :
1. Dapat mengaplikasikan materi yang ada dalam makalah ke dalam kegiatan
belajar dan mengajar.
2. Dapat mengaplikasikan materi pembelajaran tersebut kedalam kehidupan
sehari hari.
3. Dapat memetik pelajaran berharga dari makalah ini dan menjadikannya
motivasi bagi kehidupan.
4. Dapat menjadikan materi dalam makalah ini sebagai handout bagi studi mata
kuliah yang sama.

2.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMERINTAHAN DAN POLITIK


1. Administrasi Pemerintahan dan Militer
Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah memperbaharui administrasi
pemerintahan, sistem politik, dan tatanan kemiliteran agar semua kebijakan
pemerintahan berjalan dengan baik dan lancar. Perbaikan administrasi tersebut
dikhususkan untuk meningkatkan pelayanan publik, juga memperkuat sistem
koordinasi dan kerja sama lintas sektoral.
Khalifah Al Mahdy membentuk dewan korespondensi atau kearsipan
(dewan at-taqwi) yang menangani :
1. Surat menyurat dan ketetapan khalifah
2. Dewan pengawas (dewan az zimani)
3. Dewan penyelidik kekuasaan
4. Departemen kepolisian dan pos serta
5. Pengadilan tingkat tinggi
Khalifah Harun Ar Rasyid melanjutkan perbaikan dalam pengelolaan
baitul mal untuk kesejahteraan masyarakat dan membentuk departemen
pertahanan dan keamanan yang disebut Diwanul Jundi. Tugasnya adalah
Mengatur organisasi militer dan berbagai hal yang berkaitan dengan
kemiliteran dan pertahanan keamanan. Organisasi militer terdiri atas:
1. Pengawal khalifah (haras)
2. Pasukan tetap (jund)
3. Pasukan sukarela (tawwi’ah)
4. Pasukan reguler
Semua pasukan ini didominasi oleh orang Persia, bukan bangsa Arab.
Ada juga dari para relawan yang direkrut dari orang Badui, para petani, dan
orang kota melalui disiplin tinggi dan pelatihan militer.
Kekuatan militer masa Ar Rasyid sangat dikagumi dan disenangi.
Mereka berhasil memperluas wilayah kekuasaan yang membentang dari
Afrika Utara sampai Hindikush, India ; Afrika Barat mulai dari gurun libya
sampai Sawat atau Irak. 3.
Wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah berpusat di Baghdad. Hanya
saja, terdapat beberapa daerah yang tidak dikuasai oleh Dinasti Abbasiyah
seperti Andalusia (spanyol), Afrika Utara, Syam, dan India. Sebab, dinasti ini
menerapkan sistem demokrasi secara merata, bukan hanya dipegang oleh
bangsa Arab. Artinya, setiap daerah memiliki wewenang untuk memimpin
daerahnya masing masing.
2. Sistem Politik
Silsilah kekhalifahan Dinasti Abbasiyah dibagi menjadi 4 periode yang
disesuaikan dengan perubahan politik, sosial, dan budaya yaitu sebagai
berikut:
a. Periode I (periode pengaruh Persia dan Arab I) pada tahun 132-232 H /
750-847 M atau seiring meniggalnya khalifah Al Wasiq
b. Periode II (periode pengaruh Turki I) pada tahun 232-334 H / 847-945
M atau ketika khalifah Al Mutawakkil memegang kekuasaan.
c. Periode III (periode pengaruh Persia II) pada tahun 334-447 H / 945-
1055 M yakni pada saat Dinasti Buwaihi dalam pemerintahan khilafah
Abbasiyah.
d. Periode IIII (periode pengaruh Turki II) pada tahun 447-590 H / 1055-
1194 M yakni masa kekuasaan Dinasti Seljuk dalam pemerintahan
khilafah Abbasiyah. Hingga datangnya serbuan bangsa Tar-Tar dan
ekspansi Turki Usmani.

4.
B. ARSITEKTUR DAN PEMBANGUNAN
Perkembangan arsitektur Islam era Abbasiyah yang begitu besar terlihat pada
hal berikut :
1. Bangunan dan Arsitektur Masjid
Beberapa masjid yang didirikan pada masa pemerintahan
Abbasiyah yaitu masjid Samarra, di Baghdad dan masjid Ibn Tulun di
Sayyeda Zainab, Kairo.
2. Bangunan dan Arsitektur Kota
1. Kota Baghdad
Pada tanggal 30 Juli 762 M, Khalifah Al-Mansyur menemukan sebuah
lokasi di tepian sungai tigris, yang cocok untuk dijadikan ibu kota baru. Beliau
memberi nama kota tersebut Madinah Al-Salam, artinya Kota Perdamaian.
Namun, penduduknya menyebut kota tersebut Baghdad.
Desain kotaknya berbentuk lingkaran. Istana setinggi 39 m dan Masjid
Agung didirikan sebagai pusat kota. Kota ini tumbuh menjadi pusat
kemakmuran dan kesejahteraan, bahkan bergelimang emas, sutra, rempah-
rempah, mutiara, serta permata dari Afrika, India, dan Timur Jauh (nusantara).
Baghdad dikelilingi oleh 4 tembok besar dan merupakan kota pusat
perdagangan karena letaknya yang berada di tepian sungai Tigris yang
berhubungan dengan laut Arab.
2. Kota Samarra
Pembangunan kota secara besar-besaran terjadi pada zaman khalifah
Al-Mu’tasim pada tahun 221 H / 836 M. Samarra kemudian dijadikan pusat
pemerintahan oleh tujuh khalifah Abbasiyah. Kota ini menjadi kebanggaan
dengan istana-istana indahnya. Khalifah-Khalifah yang membangun istana di
dalam kota Samarra diantaranya :
 Al-Mu’tasim mendirikan istana bernama Al-Jawsaq
 Al-Wasiq mendirikan istana bernama Al-Haruni
 Khalifah Al-Mutawakkil membangun 24 istana diantaranya
istana Balkawari, Al-Arus, Al-Mukhtar, dan Al-Wahid.
 Al-Mu’tamid mendirikan istana bernama Al-Masyuq
Samarra, sekitar 124 KM di utara Baghdad yang merupakan salah satu
dari 4 kota suci di Irak. Samarra dianggap sebagai kota kuno 5.
terbesar di dunia. Reruntuhan kota yang megah ini dapat dijumpai di
sepanjang timur tepian sungai Tigris.
3. Bangunan dan Arsitektur Istana
Seni bangunan istana khalifah Abbasiyahmempunyai ciri khas dan
gaya tersendiri. Pemerintah Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad
dibangun oleh Al-Mansyur, lokasinya berada di tepi sungai Eufrat dan
sungai Tigris.
Tepat ditengah kota Baghdad didirikan istana khalifah bernama Al-
Qasr Az-Zahabi (Istana Emas), yaitu melambangkan keagungan dan
kemegahan. Luas istana tersebut sekitar 160.000 Hasta Persegi, yang
memiliki halaman 40.000 Hasta Persegi. Tidak hanya itu, di kota tersebut
juga dibangunkan pula perumahan penduduk, pasar, dan kanto-kantor
pemerintahan.
Pada tahun 157 H, Al-Mansyur membangun istana baru diluar kota
Baghdad yang diberi nama Qasrul Khuldi (Istana Abadi). Bukan hanya itu,
Al-Mansyur juga membagi kota Baghdad menjadi 4 daerah. Masing-
masing daerah dikepalai seorang Naib Amir (Wakil Gubernur).Setiap
daerah diberi pula hak mengurusi wilayah sendiri atau daerah otonom.

6.
C. SOSIAL DAN EKONOMI
1. Sistem Sosial
Terbagi menjadi 2 kelompok yaitu :
a. Kelas Khusus yang terdiri dari :
 Khalifah
 Keluarga khalifah, Bani Hasyim
 Para pejabat negara
 Para bangsawan yang bukan Bani Hasyim, yaitu Bani Quraisy
 Para petugas khusus seperti anggota tentara dan para pegawai
istana.

b. Kelas Umum yang terdiri dari :


 Para Seniman
 Para ulama, fuqaha dan pujangga
 Para saudagar dan pengusaha
 Para tukang dan petani
Tugasnya adalah melayani masyarakat dari berbagai golongan. Tidak
ada perbedaan suku,kelas sosial,dan agama. Kebijakan bertujuan melindungi
masyarakat non-Muslim,juga menjamin diberikannya hak-hak mereka sebagai
warga negara.Mereka bebas melaksanakan berbagai aktivitas keagamaannya.

7.
D. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
a. Filsafat
Diartikan sebagai pengetahuan dengan akal budi tentang segala yang ada,
hakekat yang ada, sebab yang ada, asal yang ada, hukum yang ada, dan segala
sesuatu yang di bahas secara mendalam dan mendasar.Ilmu filsafat islam adalah
pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi tentang hakekat yang ada,sebab
asal dan hukumnya atau ketentuan-ketentuannya berdasarkan al quran.
Tokoh Tokoh Terkenal Yang Muncul di Bidang Filsafat Islam diantaranya
1. Al-Farabi
2. Ibnu Rusyd
3. Ibnu Bajjah
4. Ibnu Tufail

b. Kedokteran
Ilmu kedokteran mendapatkan perhatian yang besar dan kedudukan
terhormat pada masa Abbasiyah II, III, IV. Pada masa khalifah Harun Al-Rasyid
telah tersedia 800 dokter, banyaknya rumah sakit didirikan dan mendirikan apotik
pertama di dunia. Beberapa ilmuan di bidang kedokteran yang terkenal
diantaranya:
1. Ali bin Rabban at-Tabari
2. Ar-Razi atau Razes
3. Ibnu Sina
4. Abu Zaid Hunain

c. Matematika
Pengembangan ilmu matematika dibutuhkan pemerintahan untuk
merencanakan pembangunan secara cepat. Misalnya dalam pembangunan gedung,
setiap sudut harus terukur secara tepat agar tidak terjadi kesalahan.
Diantara ahli matematika muslim yang terkenal adalah:
a. Al-Khawarizmi
b. Abu Al-Wafa Muhammad
c. Al-Biruni
d. Ummar Hayyam 8.
d. Astronomi
Ilmu astronomi (ilmu falak) yaitu ilmu yang mempelajari benda benda langit.
Ilmu ini di temukan sekitar 3000 tahun sebelum M di Babilonia. Dalam dunia
islam ilmu astronomi digunakan untuk menemtukan waktu ibadah dan
penanggalan komariyah. Khalifah dinasti Abbasiyah berhasil mendirikan
observatorium dilengkapi dengan peralatan yang maju untuk melakukan kajian
pengembangan ilmu astronomi.
Tokoh-Tokoh lainnya antara lain:
a. Muhammad Al-Fazani
b. Ali bin Isa Al-Usturlabi
c. Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi
d. Al-Fargani
e. Al-Battani
f. Al-Biruni
g. Nasiruddin

e. Sejarah
Pada masa dinasti Abbasiyah kajian sejarah masih terpusat pada tokoh atau
peristiwa terntentu. Ilmuan dalam bidang sejarah di anataranya, Muhammad bin
Ishaq bin Iyasar dan Al-Biruni

f. Ilmu Bumi/ Geografi


Berkembangnya geografi di dunia islam di mulai ketika khalifah Al-Makmum.
saat itu ahli geografi muslim diperintahkan untuk mengukur kembali jarak bumi
dan pada saat itu muncul istilah mil untuk mengukur jarak. Selanjutnya Al-
Makmum memerintahkan ahli geografi untuk membuat peta bumi yang besar.
Ilmuan ahli di bidang geografi diantaranya:
a. Al-Ya’qubi h. Al-Balkhai
b. Ibnu Khardadbeh i. Al-Istakhar 2 dan Ibnu Hawqal
c. Al-Dinawari j. Al-Bagdadi
d. Hamdani k. ‘Abd Al-Latif Mawaffaq
e. Ali Al-Masudi l. Abu Ubaid Al-Bakri
f. Ahmad bin Fadlan m. Al-Idrisi
g. Ahmad bin Rustah ` 9.
E. SENI DAN SASTRA
1. Genre (jenis) Sastra Masa Abbasiyah
a. Perkembangan Prosa
a. Sastra Arab dibagi menjadi 2 yaitu prosa dan syair. Prosa
terdiri atas beberapa bagian yaitu :
1. Kisah (qissah) Cerita tentang berbagai hal, baik
yang bersifat nyata maupun fiktif (khayalan).
2. Amsal (peribahasa) dan kata mutiara (al hikam)
ungkapan singkat sebagai pengarahan dan bimbingan.
3. Sejarah (tarikh) atau riwayat (sirah)
Para sastrawan pun bermunculan dengan berbagai hasil
karyanya, antara lain :
1. Abdullah bin Muqaffa : merintis penulisan prosa
berjudul kalilah wa dimnab.
2. Abdul Hamid Al-Katib : mengarang surat
3. Al-Jabidb
4. Ibnu Qutaibah : sebagai ilmuwan dan sastrawan yang
paling cerdas
5. Ibnu Abdi Rabbib : menulis Al-Aqd Al-Farid
semacam ensiklopedia islam.
6. Yang paling terkenal pada masa Dinasti Abbasiyah
yaitu Kitab Alf Lailah Wa Lailah (Kisah 1001 malam)
b. Perkembangan Puisi
Para sastrawan masa Dinasti Abbasiyah membuat genre sajak /
puisi yang dipadukan dengan sesuatuyang bukan berasal dari tradisi
Arab. Beberapa ciri sajak / puisi tersebut antara lain :
1). Penggunaan kata uslub dan ibarat baru
2). Pengutaraan sajak lukisan yang hidup
3). Penyusupan ibarat filsafat
4). Kelahiran kritikus sastra pada zaman ini.
Tokoh penyair terkenal pada masa Bani Abbasiyah adalah :
1. Abu Nawas
2. Abu’ Atbabiyat
3. Abu Tamam 10.
4. Da’bal Al-Khuza’i
5. Al-Babtury
6. Ibnu Rumy
7. Al-Matanabby
8. Al-Mu’arry
c. Perkembangan Seni Musik
Di awal perkembangannya, musik dipandang sebagai cabang
dari matematika dan filsafat. Dalam peradaban Islam, kitab yang
ditulis Al-Kindi merupakan yang pertama kali memperkenalkan kata
‘Musiqi’.
Selain itu, pada umumnya orang Arab memiliki bakat music.
Para pengarang kitab musik masa Abbasiyah antara lain :
3. Yunus bin Sulaiman
4. Khalid bin Ahmad
5. Ishak bin Ibrahim Al-Mausuly
6. Hunain bin Ishak
7. Al-Farabi

11.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama Abbas bin Abdul
Mutholib, paman nabi Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As Saffah
bin Ali bin Abdullah bin Ali Abbas, atau lebih dikenal dengan sebutan Abdul
Abbas As Saffah. Ali Mansyur dianggap sebagai pendiri kedua dari Dinasti
Abbasiyah. Di masa pemerintahannya, Baghdad dibangun menjadi ibu kota
Dinasti Abbasiyah dan merupakan pusat perdagangan serta kebudayaan. Hingga
Baghdad dianggap sebagi kota terpenting di dunia pada saat itu yang kaya akan
ilmu pengetahuan dan kesenian. Hingga beberapa dekade kemudian Dinasti
Abbasiyah mencapai masa kejayaan. Pada sistem sosial Abbasiyah adalah
sambungan dari masa sebelumnya. Akan tetapi, pada masa ini terjadi beberapa
perubahan yang sangat mencolok mulai dari perkembangan intelektual yang berisi
perekonomian dan kebudayaan.t

B. SARAN
Alhamdulillah kelompok kami telah menyelesaikan tugas tepat pada
waktunya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami, khususnya bagi
pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan,
maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun kami ke depannya
agar lebih baik lagi.

12.
DAFTAR PUSTAKA

Munir, Amin. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.


Abdul, Karim. 2007. Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
Badri, Yatim. 1993. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Amin, Samsul Munir. Sejarah peradaban islam. 2010: hal 138-141
hasjmy. sejarah kebudayaan islam. 1993: hal 213
Amin, Samsul Munir. Sejarah peradaban islam. 2010. Hal. 143

https://www.google.co.id/search?safe=strict&source=hp&ei=d6ffW9SKFoz3vATCs7SgCw&
btnG=Telusuri&q=contoh+makalah+perkembangan+kebudayaan+pada+masa+dinasti+abbas
iyah

Hasimy, A, Sejarah kebudayaan Islam. jakarta : bulan bintang, 1993

13.

Anda mungkin juga menyukai