Dulunya pacuan kuda dilakukan dalam wilayah desa tanpa jalur pacu yang
jelas, seiring dengan berkembangnya daerah kemudian beralih ke
lapangan Musara Alun di Belang Kolak II hingga akhirnya pada tahun
2006 dipindahkan ke lapangan Belang Bebangka di Kayu Kul hingga
sekarang masih diselenggarakan ditempat ini. Perhelatan ini rata-rata
berlangsung selama seminggu, awalnya diadakan hanya satu tahun
namun semenjak tahun 2011 event yang menjadi pekan rakyat ini
menjadi dua kali setahun. Pesta Budaya ini bukan hanya sangat diminati
masyarakat gayo sampai saat ini, melainkan juga mulai dikenal oleh
masyarakat Indonesia dan kabar keberadaannya sudah meluas ke Manca
Negara.
Para pemilik dan perawat kuda yang sempat kami temui berharap semoga
tradisi ini dapat terus dijaga dan dilestarikan keberadaannya di dataran
tinggi Gayo. Dengan perbaikan dan perkembangan yang tidak menggeser
nilai-nilai tradisi perayaan tersebut