II. TUJUAN
1. Untuk mengetahui proses terjadinya osmosis pada telur
2. Untuk mengetahui pengaruh tekanan osmotic pada telur
V. CARA KERJA
1. Siapkan semua alat dan bahan
2. Ambil sebutir telur, kemudian pukulah pelan-pelan pada bagian ujung telur yang tumpul sehingga
cangkangnya retak tetapi jangan sampai membuat selaput di dalamnya pecah
3. Bersihkan bagian ujung telur yang tumpul dari cangkang yang sudah retak-retak dengan cara
mengambil retak-retakan cangkang dengan hati-hati sehingga didapatkan ujung telur yang tanpa
cangkang
4. Pada ujung telur yang satunya (yang lebih lancip) dibuat lubang untuk memasukkan sedotan
5. Masukkan sedotan ke dalam telur dengan hati-hati
6. Nyalakan lilin dan arahkan tetesan lilin ke bagian telur tempat masuknya sedotan sehingga sedotan
dan telur menjadi rapat (tidak bocor)
7. Masukan telur ke dalam aqua gelas yang sudah dibuka penutupnya seukuran telur dengan hati-hati
dan mulailah mencatat waktunya
8. Amati pergerakan air pada sedotan dengan selang waktu yang telah ditentukan
9. Ukur kenaikan air pada sedotan menggunakan penggaris dengan selang waktu yang telah
ditentukan agar mendapat data yang benar.
VI. HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan
5 menit/1,3 cm =
2 10.55 – 11.00 5 menit 1,3 cm 3,8
5 menit/1,5 cm =
3 11.00 – 11.05 5 menit 1,5 cm 3,3
Keterangan :
WP = Waktu Pengamatan (menit)
PU = Pertambahan Ukuran (cm)
VII. PEMBAHASAN
Proses osmosis alami yang terjadi pada telur ayam, proses osmosis ini merupakan proses
transport pasif karena tanpa energi aktifitas. Osmosis adalah pergerakan atau perpindahan molekul dari
konsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membrane
semipermeabel semata. Dari hasil pengamatan kita dapat mengetahui dan menghitung nilai laju osmosis
yang terjadi pada telur ayam.
Pada prosedur kerja yang telah dibuat, dimana telur ayam harus dilubangi pada kedua kutub
telur. Kutub telur pertama dilubangi hingga menembus cangkang dan selaput telur sebaliknya pada
kutub telur berlawanan di lubangi hingga cangkangnya saja, kita dapat mengamati bagaimana molekul
air yang memiliki konsentrasi rendah dapat berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi,
serta dapat mengamati bagaimana molekul air menembus membrane sel telur (selaput) yang selektif
permeabel. Dalam hal ini air sebagai pelarut yang memiliki konsentrasi rendah (hipotonis) dan cairan di
dalam telur merupakan pelarut yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonis). Kesetimbangan dinamis
akan terjadi jika konsentrasi antara larutan air dan cairan telur sama dan terbentuk larutan yang isotonis.
Perpindahan larutan juga terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi.
Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup. Misalnya jika pada senyawa organik
tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi
sitosol yang berada di dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol
yang berada di dekat organel lainnya. Hal ini penting diperhatikan terutama jika membicarakan difusi air.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sedotan diperoleh peningkatan tekanan pada
sedotan yang diakibatkan oleh tekanan osmotic. Dari percobaan ke-1 sampai ke 5 sama-sama dengan
waktu 5 menit dan kenaikannya berbeda-beda. Pada percobaan ke-1, 5 menit pertama kenaikannya 1
cm. Pada percobaan ke-2, 5 menit kedua kenaikannya 1,3 cm. Pada percobaan ke-3, 5 menit ketiga
kenaikannya 1,5 cm. Pada percobaan ke-4, 5 menit keempat kenaikannya 2 cm. Pada percobaan ke-5,
5 menit kelima kenaikannya 2,5 cm.
VIII. KESIMPULAN
1. Proses naiknya cairan yang terdapat dalam telur dapat diartikan sebagai proses osmosis karna
dilihat dari pengertiannya osmosis merupakan proses perpindahan molekul air dari kosentrasi
rendah ke kosentrasi tinggi.
2. Cairan yang terdapat dalam telur dapat naik ke atas karena air yang merupakan pelarut yang
memilki konsentrasi rendah (hipotonik) akan berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi
tinggi (hipertonik) melewati selaput membrane telur yang selektif permeable dengan melawan
gradient konsentrasi melalui proses osmoregulasi. Maka air tersebut yang mengakibatkan tekanan
pada cairan telur tersebut naik dari konsentrasi rendah samapai tinggi.
3. Air yang merupakan pelarut yang meiliki konsentrasi rendah (hipotonik) akan berpindah ke cairan
telur yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonik) melewati selaput membrane telur yang selektif
permeable dengan melawan gradient konsentrasi melalui proses smoregulasi.
4. Terjadi perbedaan kekentalan (viskositas) antara cairan telur dan air sebagi pelarut sehingga
memacu perpindahan larutan yang dibatasi oleh membrane dari larutan yang hipotonik ke larutan
yang hipertonik.
5. Terjadi transport pasif dalam membrane, yang terjadi tanpa energy aktifitas, dan juga perbedaan
potensial osmotic, potensial osmotic air yang lebih besar dibandingkan dengan potensial osmotic
cairan telur.
X. LAMPIRAN
Foto Kegiatan :