Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

DIFUSI, OSMOSIS , DAN MEMBRAN SEL

NAMA : DELIA TSURAYA M.N

NIM : A1C415003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2017
A. LANDASAN TEORI

Peristiwa osmosa sendiri merupakan peristia fisikokimia, yang merupakan


pergerakan molekul-molekul dari tempat yang tekanan osmosenya rendah ke tempat
yang osmosenya tinggi dengan melalui suatu membran atau selaput.
Peristiwa ini paling banyak terjadi pada tubuh tanaman, karena osmose merupakan
peristiwa difusi dimana antara dua tempat terjadinya difusi dipisahkan oleh membran
atau selaput maka dapat diartikan bahwa dinding sel atau membran protoplasma
adalah merupakan membrsn pembhs antara zat yang berdifusi karena pada umumnya
sel tumbuh-tumbuhan tinggi mempunyai dindig sel maka sebagian besar proses
fisikokimia dalam tubuh tumbuh-tumbuhan adalah merupakan proses osmosis
(Heddy, 1987:111-113)

Difusi , bila gas dimasukkan ke dalam ruang tertutup akan terjadi tekanan-
tekanan itu merupakan akibat terjadinya tumbukan molekul gas dengan dinding
ruangan tersebut. Dengan menambah jumlah gas dalam ruangan tersebut(menaikkan
konsentrasi) berarti menambah jumlah molekul gas yang menumbuk dinding,
sehingga semakin besar tekanan yang terjadi. Tekanan ini memungkinkan molekul-
molekul untuk menyebar ke ruang-ruang lain yang konsentrasi molekul zat tersebut
lebih rendah (berdifusi) sehingga tekanan ini disebut tekanan difusi.
Perbedaan tekanan difusi menentukan arah difusi yaitu dari tempat bertekanan tinggi
ke tempat bertekanan rendah.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi :
1. Density
2. Temperatur
3. Gradien tekanan difusi (Heddy,1987:112).

Difusi mempunyai peranan penting dalam sel-sel tumbuhan dan hewan yang
hidup. Air masuk ke dalam akar, bergerak dari sel ke sel dan meninggalkan tubuh
tumbuhan dalam bentuk uap, semuanya dengan jalan difusi. Gas-gas seperte O2 dan
C02, unsur-unsur dan bahan makanan, masuk ke dalam sel atau diantara sel-sel dan
bergerak dari sel ke sel dengan jalan difusi.

Cara yang kini dianggap terbaik untuk menyatakan gejala difusi (atau gejala
gerakan molekul lainnya) suatu zat ialah dengan menggunakan perbedaan potensial
kimia (satuan energi pergram molekul) zat tersebut antara dua daerah. Jika terdapat
perbedaan nilai potensial kimia air diantara dua daerah, air akan bergerak secara
spontan , asalkan tidak ada yang menghalangi gerakan air tersebut. Arah gerakan neto
air itu dari daerah dengan potensial kimia yang rendah. Gerakan neto air ini akan
berlangsung terus sampai potensial kimia air pada kedua daerah itu menjadi sama.
Pada titk keseimbangan, gerakan neto air akan terhenti (Tjitrosomo,1987 :7-8).

B. TUJUAN PEMBAHASAN
Mengamati peristiwa osmosis dan menghitung lajunya secara sederhana.

C. PELAKSANAAN PERCOBAAN

1. ALAT DAN BAHAN

Telur ayam ras Beker gelas


Cuka dapur Karet gelang
Safranin Penjepit tabung
Aquades Pipet tetes
Pipa gelas

2. PROSEDUR KERJA

Telur
Direndam dengan cuka selama 24 jam

Dibersihkan telur dari cangkang dengan hati-hati

Dicuci dengan air

Ditusuk bagian ujung telur

Dikeluarkan isi telur melalui lubang yg telah ditusuk dg jarum

Dicuci dg air sampai bersih bagian dalam membran

Ditutup membran telur pada bagian yg sobek ke salah satu satu


ujung pena dan diikat dg karet

Diuji kebocoran dengan meniup tabung pena


Safranin +

Sukrosa
Dimasukkan ke dalam membran telur

Air

Dimasukkan ke dalam botol

Dicelupkan membran telur hingga terendam sampai batas ujung batang


pena

Diamati naiknya safranin hingga ke tabung

Dicatat waktu dan tinggi kenaikannya

Hasil

D. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN



- HASIL


No. Waktu Kenaikan


1. 5 menit Tidak ada kenaikan (mulai
bocor)

2. 10 menit
Tidak ada kenaikan (air

berwarna merah)
3. 15 menit
Tidak ada kenaikan (air
4. 20 menit berwarna merah)

5. 25 menit Tidak ada kenaikan (air
berwarna merah)



Tidak ada kenaikan
(air berwarna merah pekat)
6. 30 menit
Tidak ada kenaikan
(air berwarna merah pekat)


- PEMBAHASAN

Membran didalam peristiwa osmosis dapat dibuat dari


bermacam-macam jenis yang tentunya merupakan permebilitas yang berbeda-beda.
Membran ini dapat berupa karet tipis, kertas, kulit,celodion, gelatin ferisianida.

Menurut Dwidjoseputro (1986:76), isi sel dalam hidup itu


merupakan suatu larutan dan sistem koloid. Dinding sel yang umumnya terdiri atas
selulosa itu sifatnya permeabel, sedang ektoplas (periplas dan plasmolema) itu
sifatnya semipermeabel. Demikian pula tonoplas yang menyelubungi vakuola, itupun
semipermeabel juga, protoplasma sendiri sifatnya juga semipermeabel, meskipun
semipermeabel juga meabilitas dari protoplasma itu ada lain daripada
semipermeabilitasnya plasmolemadan sebagainya.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada percobaan


mengamati peristiwa osmosis dan menghitung lajunya secara sederhana, dapat dilihat
pada hasil tabel hasil pengamatan bahwa tidak ada kenaikan pada membran telur yang
sudah diisi safranin karena membran telur berlubang pada bagian bawah sehingga
tidak adanya tekanan yang menyebabkan kenaikan pada larutan safranin. Cairan yang
terdapat dalam telur dapat naik keatas karena air yang merupakan pelarut yang
memiliki konsentrasi rendah (hipotonik) akan berpindah kecairan telur yang memiliki
konsentrasi tinggi (hipertonik) melewati selaput membran telur yang selektif
permeabel dengan melawan gradient konsentrasi melalui proses osmoregulasi, maka
air tersebut yang mengakibatkan tekanan pada cairan telur tersebut naik dari
konsentrasi rendah sampai tinggi. Faktor yang membedakan difusi dengan osmosis
adalah adanya membran atau selaput yang memisahkan antara zat yang berdifusi.
Membran ini mempunyai nilai permeabilitas tertentu yang berarti apabila
permeabilitasnya tinggi membran itu dapat dilewati oleh bermacam-macam ukuran
molekul. Permeabilitas ini merupakan sifat dari membran dan tidak merupakan sifat
dari substrat yang berdifusi.

Kesetimbangan dinamis akan terjadi jika konsentrasi antara larutan air


dan cairan telur sama dan terbentuk larutan yang isotonis. Perpindahan larutan juga
terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi (Salisbury dan Ross, 1995).

Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak amat


jelas, misalnya pada proses osmosis. Dalam suatu daun, volume sel dibatasi oleh
dinding sel dan relative hanya sedikit aliran air yang dapat diakomodasikan oleh
elastisitas dinding sel. Konsekuensi tekanan hidrostatis (tekanan turgor) berkembang
dalam vakuola menekan sitoplasma melawan permukaan dalam dinding sel dan
meningkatkan potensial air vakuola. Dengan naiknya tekanan turgor, sel-sel yang
berdekatan saling menekan, dengan hasil bahwa sehelai daun yang mulanya dalam
keadaan layu menjadi bertambah segar (turgid). Pada keadaan seimbang, tekanan
turgor menjadi atau mempunyai nilai maksimum dan disini air tidak cenderung
mengalir dari apoplast ke vakuola(Fitter dan Hay, 1981).

E. KESIMPULAN

- Peristiwa osmosa sendiri merupakan peristia fisikokimia, yang merupakan
pergerakan molekul-molekul dari tempat yang tekanan osmosenya rendah ke
tempat yang osmosenya tinggi dengan melalui suatu membran atau selaput.
- Kesetimbangan dinamis akan terjadi jika konsentrasi antara larutan air dan cairan
telur sama dan terbentuk larutan yang isotonis. Perpindahan larutan juga terjadi
akibat adanya perbedaan konsentrasi.



DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. D.,1986 .Pengantar Fisiologi Tumbuhan.


Jakarta : PT Gramedia

Filter,W.G.,1989.Fisiologi Tumbuhan. Gajah Mada


Universitas Press :Yogyakarta

Heddy. S.,1987.Biologi Pertanian. Jakarta : Rajawali


PERS

Salisbury, F.b dan Ross, C.W.1995. Fisiologi Tuumbuhan


Jilid 1. Penerbit ITB: Bandung

Tjitrosomo.S.S.,1987.Botani Umum 2. Bandung :


Angkasa

LAMPIRAN

Saat memasukkan tabung pena


kedalam selaput telur kedalam

Saat pengambilan selaput


telur

Selaput telur saat telah ditambahkan Selaput telur yang telah


safranin direndam cuka

Anda mungkin juga menyukai