Seoul”
I. Identitas Novel
Judul Novel : Summer in Seoul
Pengarang : Ilana Tan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Oktober 2006
Tempat Terbit : Jakarta
Tebal Novel : 280 halaman
Ukuran Novel : 20 x 13,5 cm
Jenis Cover : Soft cover
Harga Novel : Rp 39.000,00
No. ISBN : 978-979-22-2460-3
II. Prolog
Dulu kalau aku tak begitu, kini bagaimana aku ?
Dulu kalau aku tak di situ, kini di mana aku ?
Kini kalau aku begini, kelak bagaimana aku ?
Kini kalau aku di sini, kelak di mana aku ?
KONON ketika seseorang dalam keadaan hidup dan mati, ia akan bisa
melihat potongan-potongan kejadian dalam hidupnya, seperti menonton film
yang tidak jelas alur ceritanya. Benarkah begitu ?
Oh ya, ia sedang mengalaminya. Ketika tubuhnya terlempar ke sana-sini,
pandangannya mendadak gelap, namun anehnya ia kemudian bisa melihat
wajah seseorang dengan jelas. Ia juga besa mendengar suaranya.
Betapa ia sangat merindukannya sekarang, ingin bertemu dengannya, ingin
berbicara dengannya. Ada yang harus ia katakan pada orang itu. Ia harus
memberitahunya ia rindu.
Hanya sekali saja…
Kalau boleh, ia ingin mengatakannya sekali saja…
Kalau boleh, ia ingin melihatnya sekali saja…
Tapi tidak bisa…
Suaranya tidak bisa keluar…
Ia tidak punya tenaga untuk berbicara…
III. Sinopsis Novel
Novel Summer in Seoul ini menceritakan tentang kisah cinta saat musim
panas. Novel ini merupakan salah satu karya pertama Ilana Tan.
Ketertarikan Ilana Tan terhadap bahasa asing membuat banyak orang yang
menyangka bahwa penulis novel ini berasal dari Asia Timur. Padahal, Ilana
Tan merupakan seorang penulis yang berasalkan dari Indonesia. Dalam
novel ini Ilana Tan menuliskan beberapa kata asing dalam bahasa Korea
yang disertai dengan catatan kaki untuk membantu para pembaca
memahami arti kata tersebut.
Kisah ini berawal ketika Han Soon-Hee yang biasa dikenal dengan Sandy
pulang dari kantor dan pada saat perjalanan pulang ke apartemen, ia
mengunjungi sebuah toko untuk membeli beberapa keripik kentang. Setelah
selesai membeli, ia baru menyadari ponselnya tertukar dengan Jung Tae-
Woo, seorang penyanyi muda terkenal Seoul. Setelah kejadian itu, mereka
saling berhubungan dan pada saat itu Jung Tae-Woo digosipkan gay karena
tidak pernah terlihat berjalan dengan perempuan.
Kemudian, manajernya Park Hyun-Shik membuat rencana dengan meminta
Han Soo-Hee untuk berpura-pura menjadi kekasih rahasia Jung Tae-Woo.
Park Hyun-Shik meminta mereka untuk berfoto bersama dan Han Soon-Hee
pun menerima tawaran tersebut dengan syarat tidak memperlihatkan
wajahnya.
Awal musim panas dimulai, Han Soon-Hee melewati hari-harinya sebagai
kekasih rahasia Jung Tae-Woo. Seiring berjalannya waktu hubungan mereka
berdua semakin dekat, perubahan rasa diantara keduanya pun mulai terjadi,
terutama setelah adanya kejadian terbakarnya apartemen Han Soon-Hee.
Dimana pada saat itu Jung Tae-Woo membantu Han Soon-Hee dengan
mengijinkan tinggal sementara di rumahnya sampai ia menemukan
apartmen yang baru. Serta, pada saat ulang tahunnya Han Soon-Hee yang
pada saat itu Jung Tae-Woo memberikan kejutan yang belum pernah
dirasakannya.
Sementara itu, wartawan terus mencari kebenaran tentang hubungan Jung
Tae-Woo dengan Han Soon-Hee yang akhirnya terbongkar oleh Choi Min-
Ah ibunya Jung Tae-Woo pada saat peluncuran buku dan pembagian tanda
tangan. Ketika ibunya mengajak mereka makan siang bersama di restoran.
Setelah selesai, mereka keluar dan mendapati wartawan sudah berkumpul di
depan restoran. Sejak saat itu, wartawan semakin gencar mencari tahu
identitas Han Soon-Hee. Pada akhirnya wartawan mengetahui bahwa Han
Soon-Hee adalah adik dari seorang penggemar Jung Tae-Woo yang
meninggal empat tahun lalu pada saat jumpa penggemar. Media berpersepsi
bahwa Sandy hanya berniat membalas dendam terhadap Jung Tae-Woo.
Sementara Jung Tae-Woo ingin meminta maaf kepada Han Soon-Hee atas
kejadian yang menimpa kakaknya.
Keadaan memburuk ketika Han Soon-Hee mengalami kecelakaan di
perjalanan menuju bandara Jakarta pada saat mengunjungi orang tuanya.
Beberapa hari Han Soon-Hee tidak sadarkan diri di rumah sakit Jakarta.
Jung Tae Woo dan manajernya pulang dari Amerika dan setibanya di Korea
ia mendengar hal tentang kecelakaan yang menimpa Han Soon-Hee. Dengan
keadaan panik dan khawatir Jung Tae-Woo pun langsung berangkat ke
Jakarta. Di keadaan seperti itulah mereka baru benar-benar jujur dengan
perasaan mereka, perasaan yang membuat mereka tidak ingin berpisah.
IV. Epilog
Akhirnya setelah mereka jujur dengan perasaan mereka, mereka hidup
bahagia. Dan rencananya setelah balik lagi ke Korea Selatan, mereka akan
pergi jalan-jalan ke Amerika sekaligus mendatangi rumah orangtua Jung
Tae-Woo.
1) Ceroboh. Kutipan : “Kenapa tidak ada?” Sandy berguman sendiri sambil
terus mencari. Ketinggalan dirumah? Berarti seharian ini ia tidak menyadari
ia tidakmembawa dompet?.
2) Emosian. Kutipan : “Anda salah sambung, ini ponsel Han Soon-Hee,” ujar
Sandy ketus dan langsung menutup flat ponselnya dengan keras.
3) Baik. Kutipan : “Menurut orang-orang yang kenal baik dengannya, Han
Soon-Hee wanita yang baik-baik dan bisa dipercaya.”
4) Pelupa. Kutipan : “Ah, astaga! Aku lupa minta tanda tangan Jung Tae-Woo
untuk Young-Mi.”
1. Latar Tempat
a) Pagi. Kutipan : “Pagi ini sebuah tabloid lagi-lagi membuat artikel yang
mengomentari gosi gay-nya” dan “Seperti rencana Park Hyun-Shik, hari
Senin pagi foto-foto mereka sudah muncul di tabloid.”
b) Siang. Kutipan : “Hari memang sudah siang, tapi ia masih segan bangun dari
sana.”
c) Sore. Kutipan : “Ayah Sandy sudah kembali bekerja tapi datang menjenguk
putrinya setiap sore.”
d) Malam. Kutipan : “Saat itu pukul sepuluh malam dan suasana di tempat
parkir sepi sekali”, “Jam dinding menunjukkan pukul 00:52 ketika Tae-Woo
tiba di rumah” dan “Pemandangan malam kota Seoul dari ketinggian
memang menakjupkan.”
Latar Suasana
a) Ramai. Kutipan : “Suasana di salah satu toko besar di Seoul itu terlihat ramai
sekali.”
b) Tegang. Kutipan : “Suasana yang kacau dan udara yang begitu panas karena
asap dari kobaran api terasa begitu menyesakkan.”
c) Romantis. Kutipan : “Restoran itu cukup sepi, lampu-lampunya menyala
redup menciptakan suasana remang-remang.”
d) Sedih. Kutipan : “Mereka berdua kembali terdiam beberapa saat. Masing-
masing menikati keheningan yang hanya diselingi deburan ombak.”
e) Panik. Kutian : “Tadi aku sudah menelpon saudara sepupunyayangada di
Jakarta karena ponsel Soon-Hee tidak bisa dihubungi. Dia
yangmengatakanadaku Soon-Hee mengalami kecelakaan lalu lintas.
Taksiyang ditumpanginya terlibat dalam tabrakan beruntun di jalan tol.”
Gaya Bahasa : Novel ini menggunakan gaya bahasa modern dengan
campuran bahasa asing yaitu bahasa Korea Selatan yang dapat dimengerti
karena terdapat catatan kakinya dan bahasa Inggris.
Amanat