Anda di halaman 1dari 11

Outline “My Everlasting Sunshine”

Cho Hyun Ki

Pria tampan bersuara merdu, populer di kampus karena berprestasi di bidang tarik suara.
Hyun Ki hidup dengan mengandalkan suaranya. Ia bisa masuk ke Seoul Arts University
berkat suaranya yang bagus. Sekilas, tak ada yang tahu tentang masa lalunya yang buruk.
Ketika berusia 13 tahun, ia ditinggalkan oleh ibunya karena ibunya tak sanggup hidup dengan
ayahnya yang saat itu mengalami kebangkrutan. Tak cukup sampai disitu, ayah Hyun Ki pun
ikut menelantarkan Hyun Ki sehingga pria itu hidup sebatang kara. Satu-satunya yang
membuat masa lalu Hyun Ki menjadi bahagia adalah kehadiran gadis kecil bernama Na
Yeon, gadis itu selalu menemani Hyun Ki menyanyi di jalanan. Bagi Hyun Ki, Na Yeon
adalah cahaya pagi yang begitu berharga dalam hidupnya. Tetapi karena suatu hal, Na Yeon
pergi dari Hyun Ki dan membuat Hyun Ki tak pernah mau menerima kehadiran orang-orang
di sekitarnya lagi. Bagi Hyun Ki, orang-orang hanya akan singgah sejenak dalam hidupnya,
lalu meninggalkan ia tanpa belas kasihan seperti kedua orang tuanya. Karena itulah, Hyun Ki
tidak pernah mau mempedulikan orang-orang di sekitarnya lagi. Ia pun tak mau peduli pada
masalah cinta karena tak mau merasakan sakit saat ditinggalkan orang yang ia sayangi.

Yoo Na Yeon

Seorang anak dari keluarga pecinta seni. Ayahnya adalah seorang pelukis dan pengrajin
gerabah, sementara sang ibu adalah seorang pembuat kerajinan tangan. Sebagai anak seorang
pecinta seni, Na Yeon harus selalu mengikuti keinginan orang tuanya untuk berpindah tempat
setelah beberapa tahun menetap di berbagai wilayah Korea Selatan demi mencari inspirasi.
Ketika ia menetap di Seoul, ia tak sengaja berjumpa dengan lelaki berusia 13 tahun bernama
Cho Hyun Ki, lelaki itu mengajaknya bernyanyi bersama di trotoar dekat dengan pusat
perbelanjaan Myeongdong, Seoul. Na Yeon merasa bahagia ketika ia berjumpa dengan Hyun
Ki. Ia ingin selamanya bernyanyi dengan Hyun Ki, namun sayangnya kedua orang tuanya
mengajak ia pindah ke Busan demi mendapatkan inspirasi baru. Karena hal itu, Na Yeon pun
berpisah dengan Hyun Ki dalam waktu yang lama.

Chapter 1: Missing the Sunshine

Tujuh tahun berlalu, keluarga Na Yeon berniat untuk kembali ke kota Seoul sekaligus ingin
memasukkan Na Yeon ke universitas seni terbaik di Seoul. Na Yeon begitu gembira dan
ingin sekali berjumpa lagi dengan Hyun Ki, pria dari masa lalunya yang ia anggap sebagai
pangeran berhati hangat. Sepanjang perjalanan menuju Seoul, ia selalu memikirkan Hyun Ki
dan berharap bisa berjumpa dengan pria itu lagi. Di Seoul, Na Yeon menetap di sebuah
rumah baru, dan tanpa ia duga ia berjumpa dengan seseorang yang begitu aneh dan menjadi
tetangganya.

Chapter 2: Dream and Memory

Na Yeon selalu memimpikan masa lalunya bersama Hyun Ki. Dalam mimpi itu, Na Yeon
begitu bahagia saat bernyanyi bersama Hyun Ki. Tak jarang banyak orang yang memberi
beberapa won pada mereka berdua karena mereka bernyanyi dengan sangat bagus. Namun
ternyata pertemuan itu tak berlangsung lama. Na Yeon yang harus segera meninggalkan
Seoul, mengatakan pada Hyun Ki bahwa ia harus pergi. Hyun Ki begitu terluka, tetapi ia tak
bisa berbuat apa-apa. Sebagai kenang-kenangan, ia memberikan Na Yeon sebuah liontin
dengan inisial huruf H, sementara ia menyimpan liontin dengan inisial huruf N, dengan
harapan bisa bertemu lagi dengan Na Yeon di suatu hari nanti.

Chapter 3: First Day

Hari pertama Na Yeon berangkat ke kampusnya (Seoul Arts University), ia berjumpa lagi
dengan tetangga anehnya yang bernama Lee Jae Hyun. Gadis itu merasa terganggu, tanpa ia
duga ternyata Lee Jae Hyun adalah mahasiswa Seoul Arts University juga. Lelaki itu terus
saja menggoda Na Yeon. Mungkin lelaki itu menyukai Na Yeon sejak pertama bertemu.
Namun, Na Yeon tak mau menghiraukan lelaki itu karena di benaknya hanya ada nama Hyun
Ki. Di hari pertamanya ini, ia ingin sekali mencari keberadaan Hyun Ki walaupun ia tak tahu
Hyun Ki berada dimana.

Chapter 4: Is that You?

Na Yeon berjalan-jalan di sekitar kampus barunya untuk lebih mengenal suasana kampus
yang akan ia tempati. Tak sengaja, ia mendengar nyanyian indah di taman belakang kampus.
Na Yeon melihat seorang pria tampan sedang memainkan gitar dan menyanyikan lagu indah
yang membuat Na Yeon terpukau. Rasa terpukaunya mendadak berubah menjadi rasa terkejut
saat ada beberapa orang mahasiswa yang memanggil pria itu dengan nama “Hyun Ki”. Na
Yeon bertanya-tanya, apakah itu Hyun Ki dari masa lalunya? Dengan sedikit nekad ia
mengikuti Hyun Ki, namun ia sedikit kecewa saat tahu Hyun Ki ada di jurusan vokal musik,
sementara dirinya ada di jurusan interior design. Walaupun ia belum yakin apakah itu Hyun
Ki dari masa lalunya atau bukan, ia merasa begitu kecewa saat pria itu tidak satu jurusan
dengannya.

Chapter 5: Sunflower
Na Yeon menanam bunga matahari di halaman depan rumah barunya karena ia begitu
menyukai bunga itu. Entahlah, bunga itu seperti mengingatkannya pada Hyun Ki. Makin hari
rasanya ia semakin rindu pada pria itu dan berharap segera menemukannya. Saat asyik
menanam bunga, tetangga anehnya yang bernama Lee Dong Hae kembali datang dan
membuat orang tua Na Yeon mengenal pria itu. Selanjutnya, pertemanan dan persahabatan
antara Na Yeon dan Jae Hyun terjalin begitu saja. Tanpa Na Yeon sadari, Jae Hyun
menyimpan perasaan padanya sejak pertama bertemu.

Chapter 6: Something About You

Hari kedua Na Yeon di kampus, Na Yeon mendengar gosip hangat tersebar di kampusnya.
Gosip itu tentang Hyun Ki. Karena penasaran, Na Yeon menanyakan gosip itu pada sahabat
barunya yang bernama Yoon Mi. Ternyata Hyun Ki adalah pria populer di kampus yang kini
sedang dikejar-kejar oleh anak pemilik agensi terbesar di Seoul. Gosip lain yang beredar
tentang Hyun Ki adalah mengenai sikap playboy Hyun Ki yang sama sekali tidak dipedulikan
oleh gadis-gadis di kampus. Walaupun playboy, gadis-gadis di kampus tetap ingin menjadi
kekasih Hyun Ki. Bahkan kabarnya, seseorang yang berhasil mendapatkan Hyun Ki akan
merasa bangga karena telah mampu menaklukan hati pangeran populer di kampus.

Chapter 7: Do You Remember Me?

Sepulang dari kampus, Na Yeon tak sengaja melihat Hyun Ki pulang. Karena penasaran dan
ingin membuktikan identitas Hyun Ki, ia menguntit Hyun Ki. Namun sayangnya Hyun Ki
sadar bahwa Na Yeon menguntitnya. Pria itu memarahi dan menyudutkan Na Yeon. Dengan
gemetar Na Yeon menampakkan liontin inisial K pada Hyun Ki. Hyun Ki tertegun. Na Yeon
sibuk berharap agar Hyun Ki yang ada di hadapannya adalah Hyun Ki dari masa lalunya.
Hingga akhirnya Hyun Ki pun mengingat Na Yeon. Na Yeon begitu bahagia, tetapi
kebahagiaannya tak bertahan lama ketika Hyun Ki menyuruh Na Yeon untuk melupakan
masa kecilnya dulu karena Hyun Ki yang dulu sudah pergi. Na Yeon hanya bisa menangis
dan kecewa karena pangeran berhati hangatnya telah berubah menjadi seorang pria yang
begitu sinis dan dingin.

Chapter 8: The Reason

Ternyata ada alasan dibalik sikap Hyun Ki yang sinis. Hyun Ki bersikap seperti itu karena tak
ingin mendapatkan luka lagi. Sudah cukup baginya merasa terluka ketika ibu dan ayahnya
meninggalkan ia tanpa belas kasihan, sudah cukup juga ia terluka ketika Na Yeon
meninggalkan dia di masa lalu dalam waktu yang sangat lama. Ia tak mau merasakan rasa
sakit akibat kepergian seseorang lagi. Akhirnya ia memutuskan untuk menjauhi Na Yeon dan
tak mau mengenal gadis itu lagi untuk menjaga perasaannya. Ia hanya ingin terus memainkan
wanita tanpa ada rasa cinta sedikit pun, dengan harapan sepanjang hidupnya tak akan pernah
merasakan kehilangan lagi.

Chapter 9: The One I Can’t Forget

Na Yeon merasa sedih setelah melihat sikap Hyun Ki yang berubah drastis. Tak ada lagi
pangeran berhati hangat yang mengajaknya bernyanyi bersama seperti di masa lalu. Ia ingin
sekali melupakan pria itu setelah mendapat perlakuan tidak enak dari Hyun Ki. Namun
semakin ia mencoba melupakannya, ia malah semakin tak bisa. Masalah lain muncul ketika
ia bercerita tentang Hyun Ki terhadap Jae Hyun. Jae Hyun begitu tak suka pada Hyun Ki
karena pria itu pernah merebut kekasih Jae Hyun di masa lalu. Na Yeon merasa semakin
tertekan dengan perasaannya. Hatinya semakin kalut ketika ia melihat Hyun Ki bergandengan
mesra dengan Sae Ra, seorang gadis cantik anak pemilik agensi terbesar di Seoul.

Chapter 10: A Gift For You

Gadis-gadis di kampus sedang sibuk membicarakan hari ulang tahun Hyun Ki. Hari ulang
tahun Hyun Ki akan menjadi hari istimewa dan ditunggu-tunggu oleh para gadis di kampus,
karena biasanya di hari itu para gadis akan memberikan kado terbaiknya pada Hyun Ki
walaupun Hyun Ki tidak menerima semua kado yang diberikan padanya. Mendadak, Na
Yeon ingin sekali ikut memberikan kado pada Hyun Ki dengan harapan hubungannya dengan
Hyun Ki akan kembali membaik. Ia melukis Hyun Ki yang sedang bernyanyi di taman
belakang. Lukisan itu akan ia berikan pada Hyun Ki di hari ulang tahunnya.

Chapter 11: Your Birthday

Hari ulang tahun Hyun Ki datang. Banyak kado pemberian gadis di kampusnya yang ditolak
oleh Hyun Ki. Na Yeon merasa tak percaya diri. Ia pun sesak ketika melihat Hyun Ki
menerima hadiah dari Sae Ra. Dengan keberanian yang ia miliki, Na Yeon mencoba
meneguhkan hatinya untuk memberikan kado pada Hyun Ki. Ternyata Hyun Ki kembali
memperlakukan Na Yeon dengan buruk. Ia tak menerima hadiah dari Na Yeon dan menyuruh
Na Yeon untuk membuang hadiah itu. Na Yeon sangat sedih, tiba-tiba saja ia merasa begitu
pusing ketika melihat Hyun Ki meninggalkannya. Ia pingsan. Hyun Ki yang sebenarnya
peduli pada Na Yeon, membawa gadis itu ke ruang kesehatan dalam perasaan khawatir. Saat
Na Yeon sadar, Hyun Ki kembali bersikap sinis. Na Yeon merasa kehilangan hadiahnya dan
menanyakan pada Hyun Ki namun Hyun Ki pura-pura tidak tahu padahal dia telah membawa
hadiah dari Na Yeon dan memasukkannya ke dalam tas.

Chapter 12: The One I Can’t Hate


Hyun Ki membuka hadiah dari Na Yeon. Ia terharu ketika melihat wajahnya ada pada lukisan
yang dibuat oleh Na Yeon. Hatinya merasa tersentuh, namun ia benar-benar tak ingin
merasakan perasaan sayang lagi terhadap seseorang. Ia tak mau terluka. Sekuat mungkin ia
mencoba untuk membenci Na Yeon. Namun seberapa kuat ia mencoba, hatinya mulai
menggumamkan nama Na Yeon sebagai nama yang membuat hatinya hangat.

Chapter 13: Secret Admirer

Na Yeon melihat Hyun Ki latihan bersama Sae Ra di sebuah gedung pertunjukkan untuk
acara pentas seni di kampusnya. Ia merasa begitu terluka melihat kedekatan Hyun Ki dan Sae
Ra. Rasanya ia ingin menyerah saja dan melupakan pria itu. Ia memutuskan untuk
mendukung Hyun Ki dari jarak jauh dengan cara mengirimi Hyun Ki sebuah burung kertas
berisi ucapan semangat. Tanpa ia duga, Hyun Ki menerima burung kertas itu karena Na Yeon
mengirim burung kertas itu secara diam-diam, tanpa diketahui oleh Hyun Ki.

Chapter 14: The Way to Forget Her

Hyun Ki kembali latihan bersama Sae Ra. Ada yang berubah dari suara Hyun Ki. Suara pria
itu menjadi sedikit serak, mungkin karena terlalu banyak bernyanyi sebab selain berlatih
bernyanyi di kampus, ia pun menjadi penyanyi di sebuah kafe demi memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sae Ra merasa khawatir melihat suara Hyun Ki berubah. Namun ucapan Hyun Ki
membuat rasa khawatirnya hilang. Selanjutnya, tanpa di duga Sae Ra mengungkapkan
perasaannya pada Hyun Ki. Hyun Ki merasa terkejut. Ia sama sekali tak punya perasaan
apapun terhadap Sae Ra. Kedekatannya selama ini semata-mata hanya untuk melupakan Na
Yeon. Tetapi memikirkan bahwa berpacaran dengan gadis itu akan membuatnya melupakan
Na Yeon, tanpa pikir panjang Hyun Ki menerima cinta Sae Ra.

Chapter 15: Hugging You From Distance

Hubungan Hyun Ki dan Sae Ra akhirnya diketahui oleh semua penghuni kampus, termasuk
Na Yeon. Na Yeon begitu patah hati dan terluka. Ia merasa semua usahanya berakhir sia-sia.
Tetapi nampaknya ia tak bisa melupakan perasaannya begitu saja terhadap Hyun Ki. Ia
memutuskan untuk tetap mengirimi Hyun Ki burung kertas sebagai bentuk dukungan
terhadap pria itu walaupun pria itu tak tahu siapa pengirim burung kertas itu.

Chapter 16: Bad Feeling

Na Yeon tak sengaja melihat Hyun Ki sedang berlatih vokal di ruang vokal musik. Ia merasa
khawatir saat mendengar suara Hyun Ki terdengar serak dan tidak seindah suaranya yang
sebelumnya. Na Yeon terus memperhatikan Hyun Ki. Tanpa ia sadari, Hyun Ki sudah ada di
depannya dan memergokinya yang sedang mengintip. Hyun Ki marah besar pada Na Yeon.
Ia kembali melontarkan kata-kata sinis pada Na Yeon. Na Yeon berucap dengan lemah dan
menjelaskan tentang kekhawatirannya terhadap Hyun Ki, namun Hyun Ki malah menyuruh
gadis itu untuk tidak peduli dan berhenti untuk mencampuri urusannya. Hyun Ki pun berlalu,
dan Na Yeon merasa sakit yang luar biasa kembali ia rasakan di kepalanya, membuat ia
merasakan perasaan tidak enak. Apakah ia memang akan selalu merasa sakit ketika Hyun Ki
melangkah pergi? Ataukah memang ada sesuatu yang terjadi pada tubuh Na Yeon?
Pertanyaan-pertanyaan itulah yang kini menghimpit Na Yeon.

Chapter 17: Bad Day

Malam pentas seni akhirnya tiba. Na Yeon diantar oleh Jae Hyun saat menyaksikan acara itu
karena kepalanya masih terasa sakit. Ia kagum melihat Hyun Ki telah siap bernyanyi diatas
panggung bersama Sae Ra. Tetapi tampaknya sesuatu yang buruk menimpa Hyun Ki. Ketika
Hyun Ki bernyanyi, suaranya menghilang dan sangat serak. Semua penonton berteriak pada
Hyun Ki, menyuruh Hyun Ki untuk turun karena suaranya berubah menjadi buruk. Na Yeon
merasa sedih melihat hal itu, namun ia pun tak bisa berbuat apa-apa. Ditengah kekacauan
pentas seni, ia kembali merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya. Ia pingsan. Saat
tersadar, kenyataan pahit menyambutnya hingga ia merasakan kesedihan yang luar biasa.

Chapter 17: I’m Here for You

Tumor otak. Penyakit itulah yang kini Na Yeon derita. Ia begitu sedih ketika mendapati hal
itu, tapi ia berusaha untuk tegar demi membuat orang-orang di sekelilingnya tidak khawatir
terhadapnya. Hari itu, ia pergi ke taman rumah sakit dan tidak sengaja melihat Hyun Ki
keluar dari sebuah ruang dokter. Hyun Ki terlihat begitu frustasi. Na Yeon bisa mendengar
jelas apa yang diteriakkan oleh Hyun Ki ketika pria itu duduk di kursi halaman belakang,
dekat dengan Na Yeon. Pria itu seolah kehilangan hal berharga dalam hidupnya. Ia menderita
laringitis, bengkakan pada organ laring yang dekat dengan pita suara. Penyakitnya sudah
parah sehingga jalan satu-satunya adalah dengan operasi, namun resikonya adalah suara
Hyun Ki akan berubah setelah operasi itu. Itu sama saja membunuh Hyun Ki, karena Hyun
Ki merasa hanya dengan bernyanyilah ia bisa bertahan hidup selama ini.

Na Yeon mencoba menenangkan Hyun Ki. Ia menyapa Hyun Ki di taman rumah sakit itu
namun Hyun Ki malah memaki Na Yeon dan tidak mempercayai ucapan Na Yeon. Ya, Na
Yeon berkata ia akan tetap mendukung Hyun Ki walau suaranya menghilang. Namun Hyun
Ki tak mempercayai ucapan Na Yeon. Baginya, semua orang hanyalah orang munafik yang
berpura-pura mengasihinya. Hyun Ki tak mau dikasihani oleh orang lain, termasuk Na Yeon.

Chapter 18: Bad Destiny


Hyun Ki merasa hidupnya berakhir. Ia tak mau menjalankan operasi karena tak ingin
kehilangan suara indahnya. Nasib buruk kini seakan membuat ia ingin menyerah pada
kehidupannya. Kini, tak ada lagi gadis-gadis yang biasa mengejarnya. Sae Ra pun
meninggalkan ia begitu saja. Kenyataan pahit lain adalah, Hyun Ki terancam dikeluarkan dari
kampus karena suara indahnya telah menghilang. Hal itu membuat Hyun Ki begitu terpuruk,
karena Seoul Arts University adalah kampus impiannya.

Di lain sisi, Na Yeon pun mengalami nasib yang begitu buruk. Tumor otak yang ia derita
letaknya sangat dekat dengan saraf penglihatannya. Ia harus menjalani operasi pengangkatan
tumor itu, namun resiko terburuknya adalah kebutaan. Na Yeon merasa dilema, tetapi jika ia
membiarkan tumor otaknya berkembang, ia akan terancam meninggal dalam waktu yang
singkat. Dengan sedih, ia setuju untuk dioperasi, namun ia meminta sedikit waktu untuk
melihat Hyun Ki sepuasnya sebelum takdir yang lebih buruk menimpa dirinya.

Chapter 19 : I Love You

Na Yeon kembali menaruh burung kertas di loker Hyun Ki, tetapi sialnya kali ini ia ketahuan.
Hyun Ki memergokinya menaruh burung kertas di lokernya. Hyun Ki mencibir, berusaha
mati-matian untuk tetap membenci gadis itu. Ia pun kembali melontarkan kata-kata sinis pada
Na Yeon, membuat Na Yeon terluka lagi. Kali ini kesabaran Na Yeon sudah habis. Ia
akhirnya mengungkapkan semua yang ia rasakan terhadap Hyun Ki. Na Yeon menangis
sejadi-jadinya sambil mengungkapkan apa yang ia rasakan selama ini. Ia menyatakan
cintanya pada Hyun Ki, mengatakan bahwa ia akan selalu ada untuk Hyun Ki, dan ia tak
peduli apakah Hyun Ki memiliki suara indah atau tidak. Hingga akhirnya Hyun Ki sadar
bahwa ada satu orang di dunia ini yang tidak akan pernah meninggalkannya. Orang itu adalah
Na Yeon. Hyun Ki meminta maaf pada Na Yeon atas semua sikap buruknya selama ini.
Hubungannya dengan Na Yeon pun membaik. Dan akhirnya Hyun Ki menyatakan cintanya
pada Na Yeon. Ia berkata jujur bahwa selama ini ia menyayangi gadis itu, hanya saja ia takut
akan terluka lagi seperti di masa lalu.

Chapter 20: Back to The Past

Hyun Ki dan Na Yeon seperti kembali ke masa lalu. Mereka berdua pergi ke tempat
kenangannya, lalu bernyanyi bersama di tempat itu. Seiring pertemuan manis itu, Na Yeon
meminta Hyun Ki untuk tidak menyerah pada hidupnya. Ia ingin Hyun Ki menemukan
impian lain selain menjadi penyanyi. Hyun Ki mempertimbangkan hal itu. Hyun Ki pun
memiliki satu permintaan pada Na Yeon. Ia ingin Na Yeon menemaninya saat operasi, ia
ingin Na Yeon ada disampingnya ketika ia tersadar setelah operasinya. Na Yeon menyetujui
hal itu dan berjanji untuk ada disamping Hyun Ki dan tidak pernah meninggalkan pria itu.

Chapter 21: A Song for You


Setelah pertemuannya dengan Na Yeon, Hyun Ki akhirnya menemukan impiannya yang lain.
Ia berniat untuk menjadi pencipta lagu karena pencipta lagu tak harus bernyanyi di hadapan
umum. Dengan menggunakan gitarnya, Hyun Ki mencari nada-nada yang cocok untuk
membuat lagu. Selanjutnya, Hyun Ki pun menemui Na Yeon. Ia membuatkan satu lagu untuk
Na Yeon dan meminta Na Yeon untuk menyanyikan lagu ciptaannya. Na Yeon begitu
terharu, apalagi saat Hyun Ki berkata bahwa ia akan menciptakan lagu hanya untuk
dinyanyikan oleh Na Yeon. Rasanya Na Yeon begitu bahagia. Namun kenyataan tentang
tumor otak yang bisa membuatnya buta kembali membuat Na Yeon sesak. Ia mulai bertanya-
tanya, apakah ia akan tetap disamping Hyun Ki ketika ia buta nanti?

Chapter 22: Wish You were Here

Hari operasi Hyun Ki akhirnya tiba. Hyun Ki begitu cemas dan gelisah. Ia menunggu seorang
gadis untuk menyemangatinya sebelum ia masuk ke ruang operasi. Tapi sayangnya, gadis itu
tak ada sama sekali. Dengan sangat sedih, Hyun Ki masuk ke ruang operasinya tanpa
semangat sedikit pun. Hanya satu orang dosen yang menemaninya. Ia benar-benar merasa tak
punya siapa-siapa di dunia ini. Padahal di lain sisi, Na Yeon bukan tidak mau menemui Hyun
Ki. Gadis itu berusaha untuk menemui Hyun Ki namun tidak mampu karena kepalanya
semakin sakit. Akhirnya gadis itu sama-sama ada di ruang operasi, berjuang untuk
menghadapi operasi pengangkatan tumor yang begitu mengerikan.

Chapter 23: The Darkness

Hyun Ki membuka matanya setelah selesai operasi. Ia begitu kecewa ketika Na Yeon tak ada
disampingnya. Ia merasa benar-benar dibohongi oleh gadis itu. Ia begitu sakit dan terluka.
Tanpa ia ketahui, Na Yeon sedang merasakan luka yang lebih besar dari yang ia rasakan. Na
Yeon sama dengannya, membuka mata setelah operasi selesai. Tapi apa yang Na Yeon dapati
jauh lebih mengerikan. Na Yeon tak bisa melihat apapun. Ia hanya bisa melihat kegelapan
yang begitu pekat. Ia buta. Resiko terburuk dari operasi tumor itu telah membuat Na Yeon
kehilangan penglihatannya.

Chapter 24: Wanna Meet You

Dalam kegelapan yang Na Yeon rasakan, hanya Jae Hyun yang bisa ia jadikan sebagai
sandaran. Pria itu selalu membuat Na Yeon merasa tegar. Ia pun selalu mendukung apa yang
Na Yeon inginkan. Akhirnya Na Yeon menyatakan apa kemauannya saat ini. Ia ingin
bertemu dengan Hyun Ki. Ia meminta Jae Hyun untuk mempertemukan dia dan Hyun Ki,
namun nanti saat kondisinya sudah membaik. Karena setelah operasi, Na Yeon begitu lemah
dan tampak menyedihkan.
Chapter 25: Pained Like Yesterday

Na Yeon mendengar kabar bahwa Hyun Ki dikeluarkan dari kampus karena suaranya sudah
tidak sebagus saat dulu. Na Yeon merasa sangat sesak. Ia meminta Jae Hyun untuk
mempertemukannya dengan Hyun Ki yang saat ini bekerja di sebuah kafe sebagai pelayan
kafe. Na Yeon harap, ia bisa bicara dengan Hyun Ki dan menjelaskan semua yang terjadi saat
hari operasi. Ia pun ingin menyemangati Hyun Ki lagi. Tapi yang terjadi tampaknya tak
sesuai dengan keinginan Na Yeon. Hyun Ki sama sekali tak mau menemui Na Yeon. Ia
sangat membenci Na Yeon karena gadis itu menghilang dalam beberapa bulan, lalu tampak di
depannya dengan Jae Hyun, membuat Hyun Ki salah faham. Tanpa mau mendengar ucapan
Na Yeon sedikit pun, Hyun Ki menyuruh Na Yeon pergi dan tidak pernah menampakkan
wajahnya lagi di hadapan Hyun Ki. Jae Hyun ingin sekali membantu meluruskan masalah
anatara Na Yeon dan Hyun Ki, namun Na Yeon melarangnya. Baginya, hubungan ia dan
Hyun Ki sudah tidak bisa diperbaiki. Sekarang ia pun merasa tak pantas untuk Hyun Ki
karena ia sudah buta. Menurutnya, lebih baik dibenci oleh pria itu daripada nanti pria itu akan
menjauhinya karena ia buta.

Chapter 26: Goodbye Day

Na Yeon memohon kepada orang tuanya untuk membawanya pindah ke Busan. Ia tak
sanggup untuk berada di Seoul lebih lama karena tak mau mengingat semua kenangannya
dengan Hyun Ki. Kedua orang tuanya mengabulkan permohonan putrinya itu. Jae Hyun pun
merelakan Na Yeon pergi walaupun ia merasa begitu sedih karena kehilangan sahabat yang
begitu ia sayangi.

Chapter 27: Tomorrow’s Way

Dua tahun berlalu, Hyun Ki dan Na Yeon menata kehidupannya masing-masing tanpa saling
melengkapi satu sama lain. Na Yeon sudah mulai terbiasa hidup dalam kegelapan dan
mengasingkan diri di rumahnya yang ada di Busan. Hanya suara Yoon Mi dan Jae Hyun yang
bisa menghiburnya lewat ponsel. Kegiatan yang sering Na Yeon lakukan adalah membantu
ayahnya untuk menghaluskan tanah liat, atau melipat kertas warna untuk membantu ibunya
membuat kerajinan tangan. Sesekali ia akan mendengarkan radio untuk menghilangkan
kepenatan hatinya. Ia merasa sedikit terkejut saat mendengar suara Sae Ra di radio, gadis
yang pernah berpacaran dengan Hyun Ki.

Di sisi lain, Hyun Ki telah berubah 180 derajat. Ia benar-benar menjadi pencipta lagu, dan
lagu ciptaannya dinyanyikan oleh Sae Ra.

Chapter 28: I’m Fine, but...


Nama Hyun Ki di dunia permusikan begitu melambung seiring lagu ciptaannya yang
dinyanyikan oleh Sae Ra menjadi lagu populer dalam beberapa bulan. Hal mengejutkan bagi
publik adalah ketika Sae Ra mengatakan bahwa Hyun Ki adalah kekasihnya. Sebenarnya,
Hyun Ki tak terlalu suka bila berhubungan dengan Sae Ra lagi, yang jelas-jelas pernah
meninggalkannya ketika ia terpuruk dulu. Tetapi karena kini keadaannya sudah berubah,
Hyun Ki mencoba menjalani semua apa adanya. Ia tak peduli Sae Ra mengatakan ia sebagai
kekasihnya atau tidak, karena baginya ia sudah tak mau ambil pusing soal urusan cinta lagi.
Hatinya seolah telah tertutup rapat semenjak terluka oleh Na Yeon.

Na Yeon tak sengaja mendengar tentang Hyun Ki dan Sae Ra di televisi. Hatinya sangat
sakit. Di satu sisi ia merasa bahagia karena Hyun Ki sudah sukses, namun dilain sisi ia
merasa begitu sesak karena kini Hyun Ki menciptakan lagu untuk orang lain, bukan untuk
dirinya.

Chapter 29: Surprising Morning

Di suatu pagi, Hyun Ki dikejutkan oleh sebuah liputan berita tentang sebuah toko kerajinan
tangan yang terkenal di daerah Busan. Di toko itu terdapat berbagai kerajinan tangan, lukisan,
dan gerabah. Liputan itu juga menayangkan cara membuat kerajinan tangan itu. Tanpa
sengaja Hyun Ki melihat adanya seorang gadis yang berjalan meraba-raba di toko kerajinan
tangan itu. Tak salah lagi. Gadis itu adalah Na Yeon. Namun yang membuat Hyun Ki
bertanya-tanya adalah, mengapa Na Yeon buta? Seketika ia merasa sangat sesak. Sekian
tahun ia mencoba melupakan Na Yeon, rupanya ia tak bisa melupakan gadis itu sepenuhnya.

Belum selesai rasa terkejut Hyun Ki karena liputan itu, hal mengejutkan lain membuat Hyun
Ki merasa muak. Hyun Ki melihat berita tentang Sae Ra yang tertangkap basah oleh
wartawan sedang berkencan dengan produser muda. Hyun Ki benar-benar muak. Rasanya ia
sangat benci namanya harus dikenal sebagai orang yang terkhianati oleh gadis seperti Sae Ra.

Dalam kekacauan hatinya, Hyun Ki berangkat ke rumah Na Yeon yang dulu, berharap bisa
memperoleh informasi tentang Na Yeon. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Dongahe, dan
mendapati kenyataan yang membuatnya merasa sangat bersalah. Hyun Ki merasa benar-
benar menyesal. Hanya satu hal yang ingin ia lakukan saat ini, yaitu menemui Na Yeon dan
mengulang masa lalu indahnya bersama gadis itu.

Chapter 30: Love Decision

Hyun Ki akhirnya bisa menemui Na Yeon berkat bantuan Jae Hyun. Ia menyapa Na Yeon di
rumahnya yang berada di Busan. Namun kenyataan pahit harus Hyun Ki rasakan ketika Na
Yeon sama sekali tak ingin menemuinya. Rupanya Na Yeon begitu terluka setelah
mendengar kabar tentang hubungan Hyun Ki dan Sae Ra. Hyun Ki pun pulang dengan hati
terluka.
Tak mau menyerah dengan hal itu, Hyun Ki berusaha menciptakan lagu yang indah untuk Na
Yeon, lagu yang sempat Na Yeon nyanyikan dulu. Entah disengaja atau tidak, Hyun Ki pergi
ke rumah Na Yeon lagi diikuti oleh wartawan yang mengikutinya. Wartawan memang senang
sekali meliput Hyun Ki, apalagi setelah berita Hyun Ki putus dengan Sae Ra tersebar luas. Di
rumah Na Yeon, Hyun Ki memetik gitarnya dan menyanyikan lagunya yang berjudul “My
Everlasting Sunshine”. Awalnya, Na Yeon merasa tak mau membuka hatinya lagi untuk
Hyun Ki. Namun semakin lama Kyuhhyun menyanyikan lagu itu, Na Yeon semakin
tersentuh. Di akhir lagu itu, Hyun Ki pun mengatakan bahwa ia tak bisa hidup tanpa Na
Yeon. Hyun Ki mengatakan bahwa Na Yeon adalah mentari paginya, satu-satunya orang
yang bisa membuat hati Hyun Ki merasa hangat. Hyun Ki pun tak peduli dengan kebutaan
yang Na Yeon alami. Baginya, ia akan baik-baik saja selama Na Yeon ada di sisinya.

Akhirnya Na Yeon pun tak bisa lagi menutupi perasaannya. Ia menyetujui permintaan Hyun
Ki untuk melengkapi hidupnya. Moment yang manis itu pun disaksikan oleh banyak orang
karena diliput oleh banyak wartawan.

Na Yeon dan Hyun Ki akhirnya bersama, saling melengkapi satu sama lain walaupun
keduanya tidak sempurna. Hyun Ki merasa sempurna saat bersama dengan Na Yeon-- cahaya
paginya, dan Na Yeon merasa sempurna saat Hyun Ki---pangeran matahari paginya-- ada
disampingnya, mengubah hidupnya yang gelap menjadi terang.

Siapa sangka, kebersamaan Hyun Ki dan Na Yeon pun membawa kehangatan bagi semua
orang saat kedua insan itu bernyanyi bersama, seperti di masa lalu. Hyun Ki memetikkan
gitarnya untuk Na Yeon, lalu Na Yeon menyanyikan lagu ciptaan Hyun Ki. Seketika, nama
Hyun Ki dan Na Yeon menjadi dua nama yang terkenal di bidang permusikan, dan seketika
membuat nama Sae Ra menghilang begitu saja.

Lagu “My Everlasting Sunshine” pun membuat hati semua orang menjadi hangat, termasuk
penciptanya dan penyanyinya.

_The End_

Anda mungkin juga menyukai