Anda di halaman 1dari 51

Pagi cerah sama seperti pagi biasanya, saah satu deretan rumah mewah Winsle County Town

House yang terletak di kawasan Gyeonggi-do, Seoul. Kawasan perumahan elit yang hanya
terdapat 98 rumah saja. dan salah satu rumah dari 98 itu adalah milik gadis yang saat ini
tampak tertidur dengan pulas. Ia bahkan mengabaikan teriknya matahari yang mulai
menyilaukan.

“Aggasi” teriak seseorang sejak dari 30 menit lalu melalui kamar gadis itu. Suara ketukan
kembali terdengar dansebuah helaan nafas gusar milik wanita yang tampak berusia 50
tahunan. “Jung Hyun Ra aggasi saat ini sudah pukul 10.00 pagi bukan kah semalam kau
mengatakan harus bangun cepat” ujarnya kesal dengan teriakan melengkingnya.

Gadis itu terlonjak kaget, ia mulai duduk dengan berlahan lalu melirik jam dinding yang berada
tepat di atas pintu kamarnya. “Arraseo ajhuma aku akan bersiap” jawabnya malas dengan
sedikit menguap. Selajutnya ia bergerak berlahan menuju kamar mandi yang memamng berada
di dalam kamarnya.

“Aku akan masuk dan membereskan kamar mu” ujar wanita itu kembali dan mulai membuka
pintu itu dengan cukup hati-hati. Kembali helaan nafas berat nya terdengar kembali saat
menemukan kamar bercat biru langit itu yang terlihat berantakan. Terdapat bungkus makanan
ringan, botol minuman dan beberapa buku Novel yang merupakan kegemaran gadis itu
berserkan di lantai “Dia pasti bergadang lagi karena buku-buku ini” ujar wanita itu kesal.

“Itu terlalu menarik untuk di tinggalkan, mi rae ajhuma” ujar hyun ra dengan senyum jahilnya. Ia
terlalu mengenal wanita paruh baya itu yang akan selalu mengomel setip kali memasuki
kamarnya. “ajhumma” panggilnya sambil meraih seragam sekolahnya. “Apa hari ini appa akan
pulang?” gerakan tangan wanita itu terhenti ia membeku di tempatnya tanpa mampu berbalik
untuk melihat raut gadis itu. “atau apa hyun bin dan haneul oppa akan datang?” Tanya hyun ra
kembali.
“Ag….”

“Arraseo, ku rasa tahun ini aku juga akan merayakannya sendiri dengan kiriman hadiah dari
mereka” ujar hyun ra dengan nada ceria namun terdengar menyedihkan di telinga wanita itu.
“Ajhumma aku akan ikut tour sekolah dan sepertinya aku akan terlambat pulang, kau akan
membantuku berbenah kan”

“Arraseo. Aku akan menyiapkan semua keperluan mu” hyun ra baru akan membuka pintu
kamarnya namun terheneti saat suara wanita itu kembali terdengar. “Aggasi” mirae melangkah
dengan berlahan mendekati hyun ra, ia membelai wajah cantik gadis itu dan memberikan
senyuman tulus nya untuk gadis itu. “Saengil Chukae, aku selalu berdoa yang terbaik untuk mu”
bisiknya.

Hyun ra memeluk mirae dengan hangat seakan-akan meluapkan rasa sedihnya saat ini. Wanita
yang akan selalu menunggunya untuk kembali, wanita yang akan membuatnya merasakan
kehadiran ibunya saat ia kembali. “pelukan mu selalu mampu mmebuat ku merasa eomma
masih ada di bumi ini, gumaweo ajhumma saranghae”

Gadis itu berlari kecil meninggalkan mirae yang tampak terlihat pilu menatap munggung gadis
itu. “aku benar-benar berharap kau selalu bahagia dan sehat, aggasi” ujarnya sambil mengusap
sudut matanya yang berair.

Di tempat lain tampak gadis menatap sayu pada rerumputan hijau di deretan kakinya. Ia mulai
menghela nafas gusar sesekali lalu pandangannya beralih menatap bangunan kokoh yang
tampak ramai dengan siswa yang menggunakan seragam yang sama dengannya.

“ya mung-cheong-I “ gadis itu tersentak dan rautnya terlihat ketakutan. “apa kau tidak akan
masuk?” Tanya gadis lainnya yang menatapnya dengan keji. Gadis itu mendekatinya dengan
kedua tangan yang bersilang di dadanya menunjukkan seberapa angkuhnya ia saat itu. “Yak,
Jung Hyen Mi kau harus menjadi anak yang baik untuk membalas jasa saudara kembar mu
yang telah berkorban nyawa untuk kehidupan mu”.

Hyen mi membeku di tempatnya, ia tau ia memiliki saudara kembar namun sayang saudaranya
meninggal saat mereka di lahirkan. Dan entah bagaimana caranya gadis yang ada di depannya
itu mengetahui hal itu. Karena yang ia tau kisah saudaranya selalu di simpan rapat oleh ibunya
bahkan ayah dan kedu saudara laki-lakinya.

“Kang sora, aku selalu penasaran bagaimana kau bisa tau kisah keluarganya itu?” Tanya gadis
lain yang merupakan komplotan nya.

Sora tersenyum licik masih dengan menatap hyen mi yang mulai gemetaran. “aku tidak sengaja
mendengar percakapan ibunya yang pergi periksa kesehatan ke rumah sakit” jelas sora yang
membuat hyen mi terperangah. “Kematian saudaranya membuat ibunya sedikit ada gangguan”
sora memegang pundak hyen mi dengan sedikit kasar. “dan hebatnya lagi setelah pengorbanan
saudaranya itu ternyata teman kita ini belum bisa menikmati hidupnya. Kalian tau dia mungkin
mendapatkan karma karena ia tidak benar-benar sehat setelah hari itu. Dan hyen mi ya apa kau
tau ini adalah balasan untuk pengorbanan saudara mu” sora tertawa lebar melangkah
meninggalkan hyen mi yang tampak terpaku di tempatnya.

Ia memang terlahir dalam kondisi yang tidak sehat, ia lahir dengan kondisi ginjal yang tidak
sehat. Ia juga tau selama ini ibunya selalu berusaha untuk menemukan pendonor yang cocok
dengan ginjalnya. Dan pembullyann yang ia rasakan ini bukanlah saat ini saja, ia merasakan
pembullyan sejak ia duduk di bangku SMP.

Saat ia lulus dari SMP ia berfikir penderitaan itu akan berakhir namun sayang harapannya sirna
saat melihat sora berada di sekolah nya juga. Mungkin benar apa yang di katakana sora jika ini
adalah kutukan untuknya karena telah mengorbankan saudara kembarnya sendiri.
“Hyunie ya” hyun ra menghentikan langkahnya ia berbalik dan saat itu ia melihat seorang gadis
yang berlai dengan cengiran lebarnya.

“Jangan tersenyum bodoh seperti itu kim mina, kau membuat ku takut” ujar hyun ra sinis. Hyun
ra menarik lengan minah berlahan dan membuat gadis itu menatapnya dengan sempurna.
“Mana kado ku, kau tidak bisa mengatakan jika kau melupakan hari ini” ujar hyun ra mencerca
mina yang tampak melotot terkejut. Hyun ra yang tau sahabatnya itu akan melupakannya mulai
menghela nafas bosan karena alasan yang akan di ucapkan mina.

Hyun ra berjalan cepat meninggalkan minah yang merutuki kebodohan dirinya itu. “Hyunie ya
mianhae” ujar mina sambil berlari dengan raut bersalah. Mina masih terus mencoba membujuk
hyun ra yang kini telah duduk di kursinya dan masih dengan aksinya mengabaikan minah.

Semua orang terlalu tau sifat hyun ra yang keras kepala dan pemberontak hingga mmebuat
mereka semua hanya mampu mengalah setiap kali gadis itu mengamuk dan protes atas
keputuan-keputusan sekolah yang sangat bertentangan dengan dirinya. Terkadang siswa
lainnya merasa aneh melihat hyun ra yang selalu tampak biasa saja namun setiap gadis itu
menentang keputusan sekolah selalu berhasil.

Yah, hyun ra adalah putri pengusaha kaya bahkan orang terkaya nomor 3 di dunia. Satu-
satunya orang asia yang sukses menerobos pasar dunia. Jung Pil Suk pengusaha sukses yang
benar-benar merintis karirnya dari 0, namun kini menjadi pengusaha ternama di dunia. Orang
yang berpengaruh kuat untuk korea. Namun hyun ra lebih memilih menyembunyikan
identitasnya karena merasa sangat terkekang jika seluruh dunia tau siapa dia.

“Hyunie ya” bujuk mina yang masih berusaha. “Aku akan mengabulkan apapun yang kau
inginkan jika kau berhenti marah pada ku.” Hyunn ra melirik mina yang kini tampak tersenyum
lebar untuknya, namun senyum itu sirna saat melihat semirik hyun ra yang mengartikan jika
hidupnya tidak akann ada kata damai.
“Arraseo, aku akan memaafkan mu” ujar hyun ra lembut yang membuat mina semakin
merinding. “Namun, kau harus mengurus ku selama perjalanan treep kita ini. Kau harus
menyiapkan semua kebutuhan ku, eotteh?”

Minah meneguk ludahnya berat menatap wajah cantik hyun ra tak percaya dan beberapa detik
kemudian mina tampak terkejut. “kau ikut treep?” tanyanya tidak pecaya dan hyun ra
mengangguk pasti. “Bukankah ini akan menjadi treep pertama mu?” Tanya minah kembali.

“Ne, wae?”

“Kyaaaa” mina bersorak gembira melompat memeluk hyun ra yang terkekeh geli. Yah ini akan
menjadi perjalanan sekolah pertamanya sejak ia masuk di sekolah itu, selama ini ia selalu
menolak mengikuti perjalanan sekolah yang menurutnya sangat membosankan. “Aku akan
merawat mu, kau tenang saja”

Hyun ra meraih ranselnya yang telah berisikan semua perlengkapan nya selama perjalanan
sekolahnya. “Gumaweo ajhumma” wanita itu mengangguk dengan senyum keibuannya seperti
biasa. “aku akan membuat treep kali ini menyenangkan” ujar hyun ra dengan kerlingan matanya
pada mirae yang tampak mulai memejamkan matanya membayangkan kesenangan seperti apa
yang dimaksud gadis itu.

Hyen mi berlutut dengan air mata yang terus bercucuran menatap sora penuh iba. “ku mhon
hentikan sora ya, nae appo” lirihnya yang membuat sora semakin tertawa keji.

“Aku sudah mengatakan pada mu untuk menjauhi kyuhyun tapi kau selalu mendekatinya”
“Kami hanya berteman aku berani bersumpah, kau bisa menanyakannya langsung pada
kyuhyun”

“Diam bregsek”

parra… sora kembali menampar hyen mi mengabaikan ringisan gadis itu dan titik darah yang
mulai terlihat di setiap sudut bibir hyen mi. Sora meninggal hyenmi yang tampak mulai
melemas, ia bahkan mengabaikan rintihan hyen mi yang memegangin perutnya.

Hyen mi membuka matanya dengan berlahan dan aroma pertama yang ia cium adalah bau
obat dan saat matanya terbuka dengan sempurna raut khawatir ibunyalah yang ia dapatkan
pertama kali.

“Kau sudah sadar?” Tanya wanita paruh baya dengan raut sedihnya.Hyen mi megangguk
dengan lemah. “Eomma hampir mati saat kyuhyung menghubungi ku mengatakan jika kau di
bawa kerumah sakit setelah dia menemukan mu di halaman sekolah”

Hyen mi menyentuh lembut lengan ibunya dan mulai mengelusnya sayang. Ia tau saat ini
ibunya sangat mengkhawatirkannya. “Eomma gwuenchana” bisiknya lemah” wanita itu meraih
segelas air dan memberikannya pada hyen mi yang tampak meneguknya dengan rakus. “Aku
terjatuh karena tidak sengaja menginjak tali sepatu ku sendiri” lanjut hyen mi setelah merasa
cukup dengan airnya.

Wanita itu menatapnya curiga dan mencoba mencari kebohongan di wajah putrinya namun ia
tidak menemukan nya. Raut gadisnya hanya menunjukkan kejujuran. “Arraseo. Ah… sebentar
lagi appa dan kedua saudara mu akan datang”.

“Mwo?”
“Eomma merasa ketakutan dan langsung menghubungi mereka” jelas wanita itu mencoba
menjelaskan segalanya pada putrinya yang selalu menolak alas an ibunya yang terus saja
khaatir berlebihn.

“Eomma,” rengek hyen …

“Ji yah bagaimana kondisi hyen mi?” hyen mi menghela nafas erat mendengar suara ayahnya
yang menggelegar. Jiya yang merupakan ibunya berdiri mendekatis emuanya dan bersandar
dalamm pelukan pria itu. “Bagaimana dengan putri ku?” Tanya pria itu kembali.

“Dia tidak apa-apa hanya ada beberapa lecet saja dan harus istirahat sementara waktu”

“Apa benar hanya itu?”

“Ne, jung pil suk ssi” jawab ibunya kembali. “Aku hanya terlalu mengkhawatirkannya, kau
taukan kita harus menjaganya selama ginjalny..”

“Eomma, kemaneh” potong hyen mi yang tau kemana arah pembahasan mereka ini. Ia tau ia
membutuhkan ginjal baru namun ia masih cukup kuat menunggu ginjal itu. “Aku masih cukup
sehat hingga dokter mengatakann telah menemukann ginjal nya”

Nyonya jung yang merupakan istri dari tuan jung tampak meyenduh. “untuk menunggu hari itu,
eomma telah melakukan sesuatu yang menyakitkan yang akan menjadi penyesalan ku seumur
hidup ka..”
“yeobeo..” tuan jung memotong ucapan istrinya yang mengerti kemana arah perbincangan
merka. “sebaiknya kita pergi makan dulu dan biarkan hyen mi istirahat” ujar tuan jung mencoba
mengalihkan perhatian hyen mi.

Hyun ra dan rombongan tiba di pulau jeju sekitar pukul 22.00 malam. Gadis itu mengernyit saat
melihat gerombolan orang-orang berjas dan dua di antaranya sangat ia kenali.

“Hyunie ya ayo” panggil minah antusias. “kita akan menuju hotel tempat kita menginap”

“Katakan dimana tempatnya?” tanay hyun ra yang masih terus memperhatikan kumpulan pria
berjas tersebut. “Mina kau kirim saja nanti alamatnya pada ku yah, aku ada sedikit urusan” hyun
ra berlari cepat dan menyetop sebuah taksi yang akan melewatinya. “Ajhussi ikuti mobil di
depan” perinta hyun ra yang merasa ada sesuatu yang akan terjadi malam ini.

“Mereka berhenti, apa kau ingin turun di sini nona?” hyun ra menoleh pada toko kue di mana
salah satu pria turun.

Hyun ra menggeleng tegas dan terasa sangat patah. “Mereka tidak berhenti di sini, ikuti saja
mereka terus” perintah hyun ra yakin dan benar saja tak berapa lama mobil itu kembali melaju
setelah pria tadi membeli sebuah kue.

Ia meremas tangannya gelisah saat mendapati mobil itu berhenti di sebuah rumah sakit. Hyun
ra menyerahkan 2 lembar uang besarnya lalu berlari mengejar kedua pria tadi ia bahkan
mengabaikan teriakan supir taksi yang ingin mengembalikan uangnya.

Tubuhnya bergetar saat melihat kedua pria itu memeluk seorang wanita yang sangat ia kenali.
Karena ia selalu memandangi wajah wanita itu dari sebuah foto yang terbingkai di atas nakas
tempat tidur kamarya dan seorang pria paruh baya lainnya yang merupakan ayahnya sendiri. Ia
kembali mengikuti langkah ke4 orang itu hingga berhenti di sebuh kamar dengan sepotong tart.

Dengan langkah berlahan ia mendekati kamar itu dan sedikit mengitip melihat isi kamar itu. Ia
melihat senyum lebar ayahnya dan kedua saudaranya sambil menyanyikan lagu ulang tahun
dan tawa renyah ibunya juga terdengar. Hal yag tak pernah bisa ia rasakan selama ulang
tahunnya.

Hyun ra terlonjak kaget saat menemukan gadis dengan rupa yang sangat mirip dengannya
tersenyum lebar. Tubuhnya terpaku di tempat dan mulai mencerna semua yang terjadi. Ia
berpaling dan berjalan dengan tubuh kaku menuju sudut rumah sakit itu.

Entah berapa lama ia berada di sana namun saat ia akan beranjak ia kembali terpaku
menemukan kedua orang tuanya yang duduk dengan raut pilu di lorong rumah sakit. Ia
menyembunyikan tubuh kecilnya dan sedikit mendekati posisi kedua orang tuanya.

“Apa kau sudah menghubungi hyun ra?” Tanya nyonya jung pilu, dan saat ia mendapati raut
terkejut suaminya ia tau jika suaminya pasti melupakan gadis itu. “apa yang telah kita lakukan”

Tuan jung memeluk erat istrinya. “kita hanya harus focus pada hyen mi setelah ini kita akan
menemui hyun ra”

“lalu apa yang akan kita katakana padanya? Kenyataan bahwa kita telah meninggalkannya di
sana di saat usianya sangat kecil”

Deringan ponsel menyentak kesadaran tuan jung yang membuat hyun ra berlari dengan cepat.
Tuan jung mengernyit mendapati punggung gadis yang berlari dengan tergesah-gesah, ada
perasaan khawatir melihat punggung kecil itu namun ia tepis saat sentuhan istrinya di
lengannya.

Hyun ra melewati malam nya dengan perasaan hampa mengingat keluarganya dan gadis yang
tampak mirip dengannya. Dan perlakuan keluarganya yang menelantarkannya dalam kesepian
ny selama ini. Ia berbalik dan menemukan wajah lelap minah, senyuman kecilnya terurai
mengingat gadis itu dan keluarganya dan membuatnya tersenyum miris melihat dirinya sendiri
pada cermin yang berada tepat di sebelah mina.

Mina mengerjap terkejut saat ia bangun tidak menemukan hyun ra, namu keresahaannya
terjawab saat ia menemukan pesan di ponselnya.

“mina ya, aku keluar sebentar jika seongsaenim menacari ku kau harus bisa membuat alasan
yang tepat”

“aish… anak ini selalu saja menyiksa ku” grutu mina.

Hyun ra mendekati kamar yang tadi malam ia lihat dan dengan berlahan ia membuka kamar itu.
Ia mengernyit saat tak menemukan siapapun di dalam sana hingga decitan pintu kamar mandi
menyentaknya. Ia terpaku sama seperti gadis yang keluar dari kamar mandi itu yang tampak
terkejut luar biasa.

“Neo..?” hyun ra melangkah berlahan setelah ia kembali dalam kesadarannya.

“Apa kau di bully?” Tanya hyun ra dingin dan gadis itu semakin terkejut. Hyun ra tersenyum
sinis merasa yakin dengann ucapannya. “kau pasti membuat alasan terjatuh untuk menutupi
kenyataan itu”
“siapa kau?” Tanya gadis itu akhirnya dengan gemetaran.

“aku Jung Hyun ra” ujar hyun ra ringan dengan nada dinginnya cara yang sama yang selalu ia
gunakan untuk menutupi kesedihannya. “Kau pasti Jung Hyen mi, tertulis di situ nama mu. Akan
ku simpulkan kau anak Jung Pil Suk saudara pria pertama mu Jung Haneul dan kedua Jung
Hyun Bin, kemaren lusa adalah hari ulang tahun mu di mana hari itu juga hari ulang tahun ku.
Dan pasti selama ini kau merayakannya dengan mereka dan hebatnya mereka selalu
mengabaikan ku sendiri di rumah besar yang terasa seperti kuburan untuk ku. Dan setelah aku
berusia 16 tahun aku di kejutkan dengan kenyataan jika ibu ku masih hidup dan aku memiliki
saudara kembar yang lemah seperti mu”

“bukan kah kau sudah mati?” Tanya hyen mi yang membuat hyun ra semakin terluka, bahkan ia
telah di anggap tiada oleh keluarganya sendiri.

“soal itu akan ku cari tau nanti, alasan mereka membuat ku mati” ujar hyun ra lirih. “saat ini
bagaimana kau menjelaskan kondisi mu ini?” Tanya hyun ra kembali

Hyen mi menunduk pilu ia kembali menoleh pada hyun ra dan tersenyum kecil. “seperti yang
kau katakana aku di bully dan membuat alasan konyol untuk menutupi nya”

“Dasar tolol” ujar hyun ra kecil yang masih mampu di dengar hyen mi.

Hyen mi mengangguk membenarkan. “aku terlalu takut untuk memberi tahukan eomma dan
orang-orang. Eomma akan merasa semakin sedih jika tau kenyataan ini dan hal ini akan
membuat appa murka dan kau tau sendiri kelanjutannya”
“Aku tidak akan tau bagaimana perasaan ibu mu, tapi aku tau apa yang akan di lakukan appa”
hyen mi mengangkat wajahnya menatap hyun ra dan ia tampak terkejut saat mendapati sorot
mata penuh kebencian di sana.

“bagaimana kau tau aku disini?” Tanya hyen mi pelan dan sedikit takut saat menemukan sorot
mata dingin hyun ra.

Hyun ra duduk di sebuah sofa yang berada di ruangan itu. “aku tidak sengaja melihat dua
saudara pria ku di bandara jeju. Dan aku mmeutuskan mengikuti mereka yang membawa ku
kesini”

Ruangan hyen mi hening dalam sesaat hyun ra yang mecoba mencerna semua hal yang terjadi
sedangkan hyen mi yang tampak menikmati wajah hyun ra yang terlihat sama percis dengann
nya. Senyum hyen mi terpancar yang membuat hyun ra mengernyit saat melihatnya.

“aku selalu menangis dan berdoa di setiap malam untuk mu, dan selalu merasa berdosa untuk
mu karena membiarkann kau pergi tanpa melihat ku. Tapi ternyata Tuhan tidak mengambil mu
Dia hanya menyimpan mu”

“Aku bahkan lebih bahagia jika benar aku tiada dari pada harus hidup dengan segalanya namun
hanya sendiri” ujar hyun ra dingin. Hyen mi menunduk pilu ia tau hyun ra pasti melewati hari
yang berat dan kesepiana.

“Bagaimana kalau aku memberi tahukan eomm..”

“Andwae” cegah hyun ra cepat yang membuat hyen mi bingung. “ jangan beri tahukan pada
siapapun mengenai pertemuan kita ini”
“waeyeo”

Hyun ra hanya menggeleng pelan, ia menatap wajah hyen mi da nada perasaan marah melihat
wajah itu penuh luka. Dengan langkah cepat ia mendekati hyen mi lalu menarik pakasa baju
pasien hyen mi. ia semakin mengerang kesal saat menemukan lebam lain di tubuhnya itu. Hyen
mi dengann gerakan lemah menark kembali bajunya untuk menutupi semua luka tubuhnya
dengan perasaan malu. Dan hal itu tidak luput dari pandangan hyun ra.

“katakana siapa yang melakukannya?” tanay hyun ra cepat. Hyen mi bergerak gelisah di
posisinya. “merka teman sekolah mu kan?” Tanya hyun ra kembali. Hyen mi mengangguk pelan
dan hal itu cukup membuat hyun ra merasa iba. “Ceritakann pad aku”

“mereka teman sekolah ku sejak SMP aku tidak tau kapan mulanya dia membecni ku hingga
seseorang mengatakan pada ku jika dia menyukai kyuhyun yang merupakan sahabat ku.”

Hyun ra terkekeh kecil mendengar cerita hyen mi. “bagaimana jika aku menggantikan mu ke
sekolah” tawar hyun ra tanpa memikirkan apapun.

“Mwoya?”

“aku memiliki treep sekolah di sini selama 4 bulan dan ku rasa selama 4 bulan itu cukup
memberikan mereka pelajaran”

“kita akan ketahuan eomma”

“katakana di mana sekolah mu”


Hyen mi mengeryit namunn tetap menyebutkan nama sekolahnya. Hyun ra tersentak sesaat.
“sekolah mu dekat dengan hotel ku. Baikalh kita akan bertemu di lobby hotel dan akan bertuka
di sana, kau menggantikann ku selama aku menggantikan mu”

“tapi hyun ra ya”

“kau jangan takut, aku akan menceritakan hal ini pada sahabat ku dan kau akan aman
dengannya. Sekarang kau sebaikanya ceritakan pada ku di mana kelas mu, tempat dudu mu,
siapa saja teman mu dan siapa pembully mu”

Hyen mi mengangguk patuh, ia mulai menceritakan semuanya dan siapa saja orang yang ada
di dekatnya. Hyun ra kembali mngernyit tak suka. “apa teman mu hanya kyuhyun saja?” Tanya
hyun ra.

Hyen mi mengangguk, “ hanya dia yang mau berteman dengan ku”

“dasar bodoh. Setelah ini kau akan membuat mereka ada di kaki mu”

“lalu kau?”

“aku akan kembali pada diri ku” hyun ra meremas kuat ujung kemejanya mencoba mencari
ketenangan untuk dirinya sendiri. “kembali ke seoul dan menjalani kehidupa ku seperti semula”

“kau tidak akan menetap di sini?”


Hyun ra menatap dalam hyen mi mencoba menemukan ketulusan gadis itu dan ia menemukan
hal itu. Namun ia kembali mengingat keluarganya yang tidak akan menerima hal ini. “aku rasa
sudah waktunya aku kembali sebelum mereka datang, besok aku akan menghubungi mu”.

Hyen mi hanya mampu mengangguk patuh dann membiarkan hyun ra untuk pergi meski
hatinya belumm bisa merelakan saudaranya itu pergi. Ia masih ingin menghabiskan waktu
dengan hyun ra, menanyainya bagaimana kehidupannya selama ini, sebab ia tau jika bertanya
pada keluarganya maka ia tidak akan medapatkan jawaban yang ia inginkan.

“aku akan membuat keluarga kita bersatu lagi, kau tidak akan di jauhkan dari ku lagi. Kau juga
akan mendapatkan perhatian eomma seperti seharusnya” bisik hyen mi meyakin kan dirinya
sendiri.

Mina terpaku di tempatnya saat melihat hyun ra sahabatnya berdiri berdampingan dengan hyen
mi. “hyunie yah, apa semua ini nyata?” Tanya mina menyentuh wajah hyun ra dan hyen mi.
“Eottokkae?” Tanya mina kembali.

Hyen mi menyentuh jari kelingking hyun ra yang membuat gadis itu menoleh padanya. Hyun ra
dapat melihat wajah hyen mi yang terlihat agak takut. “mina ya, kau hanya perlu terus berada di
dekat hyen mi dan seperti yang ku katakana pada mu semalam, aku akan menggantikan hyen
mi ke sekolah”

Mina kembali menoleh pada hyun ra mengernyit bingung membuat hyun ra berdesis kesal.
“ah..arraseo, tapi kau akan baik-baik sajakan?” Tanya mina mencoba mengembalikan
kesadarannya sebelum menghadapi kemarahan sahabat nya itu.

Hyun ra mengangguk dengan yakin dan mina percaya untuk jawaban hyun ra itu karena dia
terlalu mengenal gadis itu. Hyun ra kembali menoleh pada hyen mi membuat gadis itu ikut
menatapnya dengan dalam.
“Kau tenang saja, mina tidak akan menyakiti mu. Ku rasa kau perlu belajar bergaul dengan
mina dia akan megajari mu bagaimana caranya membuat orang-orang mau berteman dengan
mu meski dengan terpaksa. Jadi kau tidak perlu merasa takut dengannya”

“Mwo? Kau takut pada ku? Apa separah itu kau di bully hingga tidak bisa melihat mana orang
yang tidak akan melakukan hal keji itu?” Tanya mina sarkas, mina kemudian menatap hyun ra
dan tersenyum licik. “tapi kau tenang saja hyen mi ya. Masalah mu akan di selesaikan oleh
saudara mu ini, dia akan membuat pelaku-pelaku itu menyesal telah melakukan hal keji itu.
Karena hyun ra akan menjadi seorang hewan buas jik..”

“YAK…. Kau ingin mati?” umpat hyun ra yang membuat mina mengatup bibirnya meski masih
menunjukkan cengiran usilnya.

Hyun ra berdiri dengan angkuhnya di ambang pagar menelisik setiap sudut bangunan kokoh itu,
ia kembali mengingat ucapann hyen mi yang mengatakan jika kelasnya berada di sebelah
kanan 3 kelas dari tangga. Gadis itu pun melangkah dengan pasti mengabaikan orang-orang
yang terlihat sesekali meliriknya.

“kau sudah melihat video hyen mi?” hyun ra menghentikan langkahnya saat mendengar bisikan
seorang gadis. Ia mendekati gadis itu lalu merampas paksa ponsel gadis tersebut.

Hyun ra meremas kuat ponsel tersebut saat melihat hyen mi yang tampak gemetaran mencoba
membuka bajunya, video itu berakhir sebelum kancing seragam hyen mi benar-benar terbuka.
“apa yang menyebarkann video ini adalah sora?” Tanya hyun ra dinginn.
Gadis itu merampas ponselnya dengan kasar lalu menatap hyun ra keji. “gadis seperti mu tidak
berhak menanyai ku”s

Hyun ra menarik kasar wajah gadis itu dan menunjukkan kemarahan di sana. “aku bahkan tidak
sudi bertanya pada mu jika tidak terdesak. Jadi sebelum aku merusak harimu sebaiknya kau
jawab saja”

“Ak…aku tidak tau video ini sudah tersebar selama kau tidak masuk sekolah” hyun ra
melepaskan wajah gadis itu.

“katakana pada sora jika aku menunggunya di atas gedung jika dia tidak datang maka aku akan
menyebarkan video dirinya yang sangat menarik” gadis itu mengangguk patuh lalu berlari
menjauhi hyun ra membuat senyuman gadis itu terpahat cerah.

Ia memang melakukan pencarian informasi mengenai sora sesaat setelah ia kembali dari
rumah sakit. Dan ia cukup berterima kasih pada mina yang sangat ahli dalam membongkar
akun sosialmedia orang lain.

Hyun ra menikmati pemandangan jeju dari puncak gedung sekolah itu sambil mendegarkan
music dari hendsetnya. Sebuah tarikan kuat menyentak nya yang membuatnya tersenyum geli.
Karena ia sudah menebak siapa pelaku itu.

Di sana sora berdiri dengan raut wajah murkanya yang membuat hyun ra semakan merasa
bahagia. “apa maksud mu dengan video ku?” Tanya sora penuh emosi. Hyun ra terkekeh geli
melihat raut sora yang tampak marah dan ketakutan.

“wae? Kau takut?” sora menggertakkan giginya menahan amarah. “lalu untuk apa kau
mengedarkan video ku yang tidak berguna itu?” lanjut hyun ra dingin.
Sora mencoba untuk menampar hyun ra namun di tahan oleh gadis itu. “kau pikir aku akan
diam saja kali ini” bisik hyun ra.

“Arghh…” ringis sora saat hyun ra menarik rambut gadis itu dengan kasar. “lepaskan atau kau
akan menyesal”

“shireondae.”

Parrr….. hyun ra menampar sora masih dengan menjabaknya dengan kasar. “ini untuk tekanan
yang telah kau berikan untuk ku”. Hyun ra kembali menampar sora dengan lebih kuat. “ini untuk
luka ku semalam”

Gadis itu mendorong sora hingga terjatuh dan dengan angkuh ia menginjakkan kakinya pada
tangan sora. “dan ini untuk tangan mu yang berani merekam ku tanpa izin’ ujar hyun ra sinis.
“ah… ini belum berakhir aku akan membalas satu-persatu semua perbuatan mu. Dan jika kau
ingin mengadu silahkan saja aku sangat menanti kan hal itu”

Hyun ra meninggalkan sora yang tampak terkulai lemas tanpa mampu berbicara sedikit pun.
Langkah hyun ra terhenti tepat saat kyuhyun menghalanginya. Hyun ra hanya menatap datar
pada kyuhyun yang juga tampak menatapnya datar.

“apa kau menyukai ku?” Tanya hyun ra dingin, kyuhyun tampak mengernyit tak mengerti. “jika
kau tidak menyukai ku sebaiknya kau menyingkir karena aku ingin memasuki kelas”

Kyuhyun menaha lengan hyun ra. “apa yang kau lakukan pada sora?” Tanya kyuhyun.
“hanya sedikit memberikannya nasehat agar tidak menjadi orang yang tidak berguna” jawab
hyun ra masih dengan semiriknya. Kyuhyun tertegun ia merasakan detakan jantungnya yang
menggebu.

“siapa kau?” Tanya kyuhyun dingin, hyun ra mengernyit tak mengerti.

“Jung Hyen mi, apa kau melupakan nama sahabat mu ini?” Tanya hyun ra masih berusaha
tenang.

Kyuhyun balik bersemirik, “aku cukup mengenal hyen mi dan ku rasa dia tidak akan melakukan
hal seperti ini”

“Ah…. Apa kau sangat mengenalnya?” Tanya hyun ra penasaran. “seharusnya jika kau
memang sangat mengenalnya kau tidak akan membiarkannya di bully bukan?”

“Mwo?” hyun ra menelisik raut kyuhyun yang tampak terkejut. “Di bully?” Tanya kyuhyun
kembali.

“seluruh penghuni sekolah ini tau dia di bully dan hanya kau yang tidak tau. Apa itu yang kau
sebut sebagai sahabat?”

“aku benar-benar tidak tahu, aku hanay berada di sekolah ini sesekali saja karena aku
mengikuti audisi di seoul dan saat ia terjatuh di sekolah aku baru mengurus surat-surat izin ku.
Dan aku juga baru kembali dari seoul malam ini dan mendapat kabar jika sora berkelahi dengan
hyen mi”

“ah… sudahlah aku sudah membereskan semuanya. Jadi bisa aku pergi ke kelas ku sekarang”
“Kau harus menjelaskan siapa kau?”

“Nega wae?” ujar hyun ra tak suka. “dan jika kau butuh sesuatu lagi silahkan bertanya pada
yang bersangkutan langsung karena aku tidak berminat menceritakan apapun saat ini” hyun ra
melangkah cepat meninggalkan kyuhyun yang bersiap menanyainya lagi.

Ia hanya ingin menjalani sekolah untuk membalas orang-orang yang telah membully saudara
kembarnya itu saja. Setelah itu dia akan melakukan kegiatannya seperti semula, menjadi
seorang putri yang tidak akan pernah di inginkan dan akan selalu sendiri dan kesepian.

Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu pun berlalu hingga bulan pun berlalu. Penderitaan
sora tiada henti, hyun ra tidak hanya membuat gadis itu menderita ia bahkan membuat gadis tiu
tidak memiliki muka di hadapan kyuhyun pria yang di sukai sora.

“bukan kah sudah saat nya kau menghentikan semua ini?” ujar kyuhyun yang merasa hyun ra
telah melakukan hal gila melebih hal wajar seorang gadis.

Hyun ra mengernyit bigung lalu ia tertawa kecil melihat raut kyuhyun yang tampak geram.
“penderitaan hyen mi berlangsung bertahun-tahun ini bahkan belum ada seujung kulit nya saja.”

“tapi hyen mi tidak akan melakukann hal serti ini pada manusia”

“itu karena dia terlalu bodoh, hingga tidak mengerti cara membalas perlakuan manusia seperti
sora”

“Lalu apa menurut mu hal ini sudah sangat wajar?” Tanya kyuhyun lirih.
Hyun ra menggeleng. “seharusnya ia merasakan jauh lebih ini agar tidak melakukan hal seperti
itu lagi pada siapapun”

“kau tidak tau siapa ayahnya”

“dan ku rasa kalian juga tidak akan tahu siapa ayah hyen mi” jelas hyun ra. “ah sepertinya sifat
yang satu ini kami akan terlihat sama, karena kami tidak begitu suka menjadi tempat orang-
orang penjilat. Yang membedakan ku dengan hyen mi adalah, aku tidak akan membiarkan
siapapun menginjak-injak ku” jelas hyun ra.

“apa kau hyun ra?” gadis itu terpaku dan merasa awas saat mendengar kyuhyun menyebutkan
namanya. “katakana di mana hyen mi?”

“bagaimana kau tau hyun ra?” Tanya hyun ra balik.

“katakana dulu dimana hyen mi dan bagai mana kondisinya”

“Apa kau fikir aku akan menyakitinya?”

“Hal itu bisa saja terjadi” hyun ra merasa seakan tertampar dan sudut hatinya terasa sakit
mendengar ucapan kyuhyun atau ada hal lainnya.

“Kau menyukainya?” Tanya hyun ra cepat.

“Apa aku harus mengatakannya pada mu?”


Hyun ra tersenyum miris dan semaki merasakan sayatan jelas di hatinya yang tidak bisa ia
mengerti. “kau tenang saja, aku tidak mungkin menyakiti saudara ku sendiri”

Gadis itu baru akan meninggalkan kyuhyun saat seseorang meneriaki namanya. “hyen mi ya,
kau di panggil kepala kesekolah ke ruangannya”

Hyun ra bersiap akan berbalik arah namun kyuhyun kembali menahan lengan nya. “itu adalah
ayah sora, aku akan menem…. “ hyun ra melepaskan tangan kyuhyun dari lengannya dan
memberikannya senyuman kecil.

“aku bukan hyen mi jika kau lupa hal itu” kyuhyun hanya mampu terpaku mendengar ucapan
hyun ra.

Hyun ra mengetuk pintu kokoh itu dan saat intruksi menyuruhnya masuk barulah ia masuk. Dan
hal pertama yang ia dapatkan adalah sebuah tatapan keji dari seorang pria tambun dan sora
yang berada di sampingnya.

“siapa nama mu?” Tanya pria tambun itu dengan sinis.

Hyun ra memberi salam membungkuk dengan tenang. “anyeonghaseo, naen Jung Hyun Mi
inmida”

“apa benar kau yang memukuli putri ku?” Gadis itu mengangguk, tanpa merasa takut. “kau
be…”
“karena dia pantas menerimanya. Dan apa kau tau perbuatan putri mu terhadap ku sejak kami
berada di SMP?” ujar hyun ra memotong ucapan pria itu dan balik bertanya. “seharusnya kau
mencari kebenaran itu baru menemui ku.” Jelas hyun ra masih dengan ketenangannya.

“apa menurut mu perbuatan mu saat ini tepat?”

Hyun ra kembali mengangguk. “ini bahkan belum seberapa dengan perbuatannya terhadap ku
dulu, seharunya aku membuatnya jauh lebih parah agar dia tidak melakukan hal keji itu lagi
pada orang la..”

Parrrr… pria tambun itu menampar hyun ra kuat menghentikan seluruh celotehan hyun ra
mengenai kelakuan putrinya. Hyun ra menatapnya berang penuh emosi.

“kau berani melukai Kang sora yang merupakan putri dari seorang kepala sekolah” ujar pria
tambun itu, hyun ra terkekeh geli membuat sora yang berada di dalam ruangan itu serta
ayahnay mengernyit bingung. “dan masih bertingkah laku tidak bersalah, seharusnya kau
bersujud memohn pengampunan ku sebelum aku mengeluarkan mu dari sini”

“lalu apa menurut mu apa yang harus ku lakukan pada putri mu untuk menerima pengampunan
ku atas perbuatannya. Atau aku harus melapor semua perbuatannya pada polisi, serta
menyebarkan seluruh video tercela putri mu agar masa depan nya hancur sekalian. Katakana
iya saat ini maka akan ku lakukan, tidak hanya putri mu yang akan hancur kau bahkan seluruh
keluarga mu akan ku buat merangkak di jalanan jika ku mau”

“MWOYA?” pria itu bersiap akan menampar hyun ra kembali namun terhenti saat dobrakan
pintu kuat menunjukkan hyen mi yang berdiri ketakutan.
Sora dan ayahnya tampak terkejut melihat gadis lain yang terlihat sama persis dengan raut
wajah iba sangat berbeda dengan gadis yang ada di depan mereka. “ige mwoya?” Tanya pria
tambun itu terkejut.

Hyun ra berdesis kesal melihat hyen mi yang tampak mulai menangis dan kyuhyun yang berada
di dekatnya. “Siapa yang menyuruh mu kesini?”

“Hyunie ya..”

“Apa kau menghubunginya, cho?” Tanya hyun ra berang.

“Ne..”

“Wae? Kau takut namanya jelek ku buat?” hyun ra beralih pada hyen mi yang masih menangis.
“Dan kau siapa yang menyuruh mu kesini tanpa izin ku, bukan kah aku menyruuh mu hanya
diam dan menunggu?” ujar hyun ra kesal. “Sedikit lagi hanya tinggal sedikit lagi”

“Jadi kalian sedang melakukan lelucuon kepada sekolah ini. Aku akan mela..”

“Hyen mi ya guenchana?” hyun ra dan hyen mi menoleh pada suara wanita yang terdengar
khawatir dan 3 orang pria yang juga tampak mengkhawatirkan keadaan hyen mi mengabaikan
keberadaan hyun ra.
“Hyunie ya” desis haneul yang membuat perhatian tuan jung, istrinya dan hyun bin menatap
hyun ra terkejut. Hyun ra membuang mukanya merasa amarahnya memuncak hingga kekepala
nya melihat kehawatiran keluarganya yang tertuju pada hyen mi dan keterkejutan mereka untuk
kehadirannya.

Jiya terpaku pada pipi hyun ra yang tampak memar, ia mencoba menyentuh hyun ra namun di
tepis gadis itu dengan aksar. “Kau memukul putri ku?” Tanya tuan jung penuh amarah dan
tampak pria tambun itu bergetar hebat. “Kau masih bekerja di kawasan ku tapi kau berani
menyentuh putri ku.”

“aku tidak tahu dia ini ada…”

“Putrinya bahkan telah membuli putri kalian sejak duduk di bangku SMP, bahkan alasan hyen
mi berada di rumah sakit kemaren karena putri nya” ujar hyun ra momotong ucapan pria
tambun itu yang tampak semakin pucat. “aku rasa kalian akan membuat suatu pembalasan
yang setimpal untuk perbuatan mereka kepada putri kalian itu kan?”

Tuan jung terpaku mendengar ucapan hyun ra ia tau setiap ucapan hyun ra bukan hanya untuk
memberi pembalsan pada kepala sekolah itu dan putrinya namun juga untuk dirinya. Hyun ra
memutuskan untuk pergi meninggalkan ruangan itu namun kaliamat terakhirnya cukup
membuat tuan jung dan istrinya merasakan tertampar.

“dan aku sepertinya sudah saatnya kembali pada posisi ku, sebagai putri yang memang tidak
pernah di harapkann dalam keluarga kalian”

Kyuhyun mengikuti hyun ra tanpa menanyakan hal apapun, sejak gadis itu meninggalkan ruang
kepala sekolah ia terus membuntuti hyun ra, memperhatikann punggung lemah hyun ra yang
selalu mencoba untuk tegar. 4 bulan bersama gadis itu cukup membuatnya mengerti
perasaannya, dan sebuah penantiannya selama bebrapa tahun ini.

“Sepertinya kau sudah harus pergi, aku tidak butuh siapapun di dekat ku” ujar hyun ra dingin.

“waeyeo?”

“karena aku bukan hyen mi sahabat mu dan ku rasa kita tidak terlalu dekat untuk membiakan
mu mengikuti ku atau mengkhawatirkan ku”

Kyuhyun tersenyum kecil ia melebarkan langkahnya untuk menyamakan jarak mereka. “4 bulan
kau berada di dekat ku apa kau benar-benar tidak mengingat ku?”

“Mwoga?”

Kyuhyun menarik bahu hyun rad an menuntunnya untuk duduk di bangku taman yang mereka
lewati. Ia menarik kaki hyun ra dan membuka sepatu gadis itu dengan lembut, hal yang selalu
ingin ia lakukan selama 4 bulan ini. Mengoleskan salep untuk kakinya yang lecet, ia selalu
menemukan hyun ra mengganti plester di tumit kaki nya di karenakan sepatu hyen mi yang
kekecilan di kakinya.

“jika menyakitkan seharusnya kau katakana atau menggantinya jangan selalu memaksakan
dirimu sendiri” ujar kyuhyun, ia lalu beralih pada pipi hyun ra yang memar di karenakan
tamparan ayah sora. “dan ku harap kau juga tidak membirakan orang lain menyakiti diri mu.
Jika kau selalu mampu melawan seharusnya kau juga melawan saat ia memukul mu”
Hyun ra menepis tangan kyuhyun dan meraih kasar salep itu lalu mengosekannya sendiri.
“kalian yang terlalu bodoh untuk mengganggu urusan ku. Jika kalian tidak masuk aku pasti
sudah membuat si buncit itu jatuh merangkak di kaki ku”

Kyuhyun menoyor pelan kepala hyun ra yang membuat gadis itu merengut lucu. Pria itu
kemudian mengelus sayang pipi hyun ra yang membuat hyun ra kembali berdesir. “aku pindah
ke jeju saat aku memasuki sekolah menengah pertama, dulu aku dan keluarga ku tinggal di
Incheon seoul jika kau mengingat sosok pria yang dulu terlalu mencintai gamenya sendiri maka
kau akan menyadari itu adalah aku”

“MWO?”

“yah, kita satu sekolah saat kita SD, aku Cho Kyuhyun yang hanya tertarik pada game namunn
ketertarikan ku berubah saat aku melihat mu berkelahi melawan teman sekelas kita. Sejak saat
itu aku selalu memperhatikan mu, namun ayah ku di pinahkan ke jeju sesaat setelah kita lulus
dari SD. Aku melihat hyen mi dan saat itu aku mengira hyen mi adalah kau namun setelah
setahun megenalnya aku menyadari jika kalian berbeda. Dan saat aku berada di kelas 3 SMP,
aku mengikuti olimpiade dan kita bertemu kembali tapi kau tidak menyadari kehadiran ku”

Kyuhyun kembali menyentuh pipi hyun ra dan mengelus lembut pipi gadis itu. “dan kita kembali
tepat saat kau menggantikan hyen mi, hanya saja aku masih ragu jika itu dirimu”. Hyun ra
mengangkat tangannya memberi intruksi agar kyuhyun menghentikan ceritanya karena ia
melihat dua pria berjas hitam yang mendekati merka dari balik punggung kyuhyun.

“ku rasa kita akan berbincang lain kali, karena aku sepertinya harus kembali. Namun terima
kasih telah menjelaskan semuanya setidaknya aku akan mulai mengingat siapa kau” hyun ra
berdiri mendekati dua pria tersebut lalu mengikuti langkah mereka.
Maka disini lah hyun ra berada di rumah kepemilikan keluarganya, ia hanya sesekali menghela
nafas malas saat membayangkan apa yang akan ia lakukan di dalam sana. Melihat kedua
orang tuanya dan saudara-saudara nya yang akan memberikannya pertanyaan.

“Jung hyun ra aggasi telah tiba” teriak seseorang yang merupakan kepala pelayan yang berada
di rumah itu.

Hyun ra menatap malas pada keluarganya yang tampak menatapnya dengan sorot mata
bersalah atau apapun itu ia tidak ingin memikirkan hal lain.

“apa kalian tidak ingin bertanya apapun pada ku?” Tanya hyun ra setelah beberapa lama
mereka hanya diam dan saling melirik. “jika tidak ada, aku akan kembali ke hotel karena aku
telah terlalu lama meninggalkan kegiatann sekolah ku”

“Aku sudah mencatat semua nya” jawab hyen mi cepat. Hyun ra mengangguk mengerti. “Kau
sudah makan? Bagaimana pipi mu?. Kata mina kau tidak boleh terlambat makan dan dia juga
katakann kau tidak makan teratur. Itu akan membuat lam..”

“ouh…gaemanae” hyun ra memotong ucapan hyen mi yang cukup membuatnya jengah.


“bahkan jika aku sekarat aku hanya harus menanggungnya sendiri kau tidak perlu menjelaskan
semua itu.”

“Hyunie ya..”

“wae?” jawab hyun ra kembali menyela ayahnya. “bukan kah memang seperti itu, kalian hanya
perlu memberikan ku rumah yang besar, uang, dan vasilitas lainnya. Andai aku mati pun kalian
tidaka akan tau jadi jangan mencoba meletakkann kekhawatiran itu untuk ku, terdengar sangat
lucu jika kalia melakukan hal itu” lanjut hyun ra.

“Eomma akan menjelaskan sem…”

“menjelaskan apa?” Tanya hyun ra memotong ucapan jiya yang merupakan ibunya.
“menjelaskan jika selama ini yang ku tahu adalah ibu ku telah tiada, menjelaskan jika tak ada
satu orang pun yang mengingat ku, atau menjelaskan kemana kalian semua di setiap hari
pertumbuhan ku. Atau kalian ingin menjelaskan jari siapa pertama kali yang ku genggam saat
aku mampu berjalan, atau nama siapa yang ku sebut saat aku merintih kesakitan, atau ucapan
terima kasih untuk siapa yang ku sebut setiap kali aku menerima penghargaan. Ah… atau
kalian ingin menjelaskan siapa orang yang selalu ku doakan dalam permohonan ku di hari
ulang tahun ku”

Jiya terisak mendengar semua ucapan hyun ra, yah terlalu banyak hal yang mereka lewati
mengenai gadis itu, seberapa luka yang telah mereka goreskan di hati gadis itu. Mereka bahkan
tidak pernah tau apa saja yang sudah gadis itu lewati selama hidupnya ini.

“tenang aku masih tetap mendoakan kalian di setiap doa ku, di setiap aku meniup lilin ku dan
selalu menyimpan potongan-potongan kue pertama ku untuk kalian meski itu akan berakhir di
tempat sampah” jelas hyun ra kembali. “tapi, apa kalian pernah mengingat ku bahkan hanya
sedetik saja, memngingat apa aku masih bernafas atau tidak?”

“Mianhae, jeongmal mianhae” ucap jiya terisak. “hyen mi sakit dan dokter menyarankan untuk
melakukan pengobatan di jeju. Saat itu eomma hanya berfikir semakin cepat kami
membawanya maka semakin cepat ia sembuh, namunn hingga saat ini tidak ada satu ginjal pun
yang cocok dengannya dan eom..”
“ah… jadi karena hal itu aku menemukan sebuah dokumen yang menyatakan ginjal ku sehat..
ha..hahaha” hyun ra tertawa hambar dan saat itu pula sebuah sayatan menyakitkan.

“mwo?” hyen mi tertegun mendengar semuanya, mendengar betapa menderitanya hyun ra


hanya untuk dirinya, betapa kesepiannya gadis itu selama ini.

Hyun ra berdiri dari duduknya. “aku sebaiknya pergi, karena aku yakin kehadiran ku saat ini pun
tidak kalian harapkan”

“Andwae hyunie ya” panggil jiya sambil terisak namun hyun ra masih tetap berlalu pergi
mengabaikan permohonan jiya.

“apa semua karena ku?” Tanya hyen mi pilu. “hyun ra merasakan semua itu karena ku?” Tanya
hyen mi kembali yang kini telah terisak sedih. “hanya dengan melihatnya saja aku tau seberapa
menderitanya dia selama ini dan itu karena ku. Dan dia masih mencoba membalas orang-orang
yang nyakiti aku, tapi aku hanya terus membuat dia terluka” hyen mi berlari menuju kamarnya
dengan isakan pilunya meninggalkan kedua orang tuanya dann kedua saudara prianya yang
tampak terpaku di tempat mereka.

“Apa yang sudah ku lakukan? Aku menyakiti putri ku sendiri” ujar jiya terisak.

“Aku yang bersalah, seharusnya aku tidak meninggalkan nya dan mencoba menjelaskan
semuanya pada hyun ra” ujar hyun sik pilu. Ia sadar ia telah berlaku kejam pada putrinya hyun
ra. Membiarkan gadis itu sendiri di rumah besar yang ia bangun. Ia selalu berfikir jika ia
memberikan semuanya pada hyun ra gadis itu akan mengerti suatu hari nnanti. Namun ia
salah, semua itu tida berarti untuknya hingga hyun ra merasakan sakit itu sejauh ini.
Hyun sik dan haneul mendatangi hotel di mana hyun ra tempati, namun sayang gadis itu telah
kembali pulang malam setelah pertemuan mereka di rumah nya. Gadis itu bahkan pulang tanpa
mengabari siapapun, hingga semua barang-barang milik hyun ra mina serahkan pada haneul.

“Apa dia benar-benar tidak mengatakan apapun?” Tanya haneul resah.

Mina menatap haneul keji penuh kebencian. “kenapa kalian baru memikirkan perasaannya saat
ini. Selama ini kalian kemana saja?” ujar mina kesal. “kini aku tau kenapa dia selalu terlihat
kesepian. Ku mohon, jika kalian hanya ingin membuatnya menjadi orang yang hidup di dunia ini
sendirian berikan dia pada ku dan keluarga ku. Kami mampu membuatnya bahagia meski kami
orang biasa” mina berbalik meninggalkan haneul penuh dengan kebencian nya.

Ia terlalu menyayangi hyun ra hingga mengingat kesedihan gadis itu membuat dia sangat
membenci keluarga gadis itu. Meski ia tau seberapa berpengaruhnya keluarga hyun ra di korea
ia tidak memperdulikan hal itu. Ingatannya mengenai raut kacaunya hyun ra saat itu mmebuat
ia melupakan rasa takutnya.

Hyun ra menatap kosong pada bangunan tua yang menjulang di hadapannya. Bangunan itu
cukup tua namun masih tampak kokoh setidaknya selama ia menggunakan bangunan itu ia
tidak pernah merasakan khawatir untuk robohnya bangunan itu. Gadis itu meletakkan asal tas
nya, ia melangkah pada sudut ruangan dan menarik sebuah kain yang menutupi sebuah teape.

Ia menekan tombol power dan alunan music mix mulai terdengar, awalnya ia hanya
mengangguk ringan hingga nada memasuki music cepat ia mulai memainkan tubuhnya.
Bergerak lincah mengeluarkan seluruh perasaan di hatinya saat ini. Di sudut lain tampak
seseorang yang baru saja memasuki ruangan itu menatap hyun ra senduh.

Ia mampu melihat gerakan gadis itu penuh dengan kesedihan. Meski music yang terdengar
suara berisko namun gerakan gadis itu memnunjukkan kekosongan dan kesedihan. Ia berjalan
menuju tape itu dan mematikan musiknya membuat hyun ra menghentikan gerakannya. Ia
tersenyum kecil pada pria itu hanya sesaat hingga tubuhnya lunglai yang membuat pria itu
mendekatinya.

“anyeong, Kwon Jiyeong?” sapa hyun ra lembut dengan sengalan nafasnya yang tidak
beraturan. “naen beogeoshipeo” bisiknya sebelum ia menutup matanya berlahan.

“kita akan kembali ke seoul” ujar jiya tegas membuat hyen mi menatap ibunya takjub. Ini
pertama kalinya ia melihat ibunya setegas itu.

“tapi bagaimana dengan hyen mi, eomma?” jiya menatap wajah han bin tegas lalu kembali
menoleh pada hyen mi yang menatap ibunya dalam.

Jiya mendekati hyen mi membelai wajah putrinya itu lembut. “eomma akan terus berjuang untuk
hyen mi meski keujung dunia mana pun.” Hyen mi tersenyum lembung lalu mengangguk setuju
dengan apapun keputusan ibunya.

“kalian bisa tetap di sini biar aku yang menemui hyun ra” ujar pil suk mencoba bernego dengan
istrinya.

Jiya menggeleng tegas, ingatan wajah hyun ra yang tampak penuh dengan kebencian dan luka
membuat dia tidak bisa mengabaikan gadis itu lagi. Ia juga teramat sangat merindukan gadis itu
dan ia tau hal terbodoh yag pernah ia lakukan adalah membiarkan putrinya itu tumbuh tanpa
dirinya.

“kita sudah terlalu dalam menyakitinya, kau tidak lihat hyun ra sangat menderita”
“Tapi yeobeo bagaimana dengan hyen mi”

“Kita akan tetap berjuang untuk hyena tapi tidak dengan meninggalkann hyun ra lagi. Aku tidak
akan melepaskan genggaman putri ku lagi. Aku telah menjadi ibu yang buruk untuk nya dan
aku ingin memperbaiki hal itu. Memulai mengobat setiap luka putri ku itu” ujar jiya dengan
isakan kecilnya.

Jiya mendekati tuan jung menggenggam tangan pria itu lembut. “kita sudah terlalu lama
mengabaikannya hingga kita lupa dia sangat menderita. Aku benar-benar ingin memeluk nya,
mengatakan padanya sebesar apa aku menyayanginya dan mengkhawatirkannya. Aku ingin
juga ingin mendengar setiap lelahnya, tawanya, dan mendengar dia memanggilku eomma” jiya
memberi jedah ucapannya untuk melihat wajah putra dan putrinya lalu suaminya. “apa kalia
tidak merasakan jika gadis itu sangat kesepia dan menderita. Kita terlalu sibuk memikirkan hyen
mi hingga melupakan jika hyun ra juga masih membutuhkan kita semua. Aku sangat merasa
bersalah padanya. Aku mohon”

Hyen mi memeluk ibunya erat. “aku akan ikut eomma, aku kembarannya da sangat tau apa
yang di rasakan hyun ra. Appa jebbal. Bukan kah dia juga bagian dari keluarga kita, dia tidak
akan bahagia hanya dengan harta yang appa limpahkan untuknya. Aku tau hyun ra sangat
menderita, ia selalu melewati setiap harinya sendiri. Hyun ra sangat kesepian”

Tuan jung mengerang pilu melihat istri dan putri nya yang tampak terluka karena dirinya. Yah
jika ada yang harus di salahkan untuk semua hal ini maka itu adalah dirinya. Ia yang lupa untuk
selalu meluangkan waktunya untuk putrinya lah yang membuat gadis kecil nya itu seperti saat
inni.
Hyun ra menguap kuat dan mulai merenggangkan setiap otot tubuhnya, ia meraih gelas yang
bersi air yang ada di nakas tempat tidurnya lalu menghabiskan isinya dengan lahap. Hyun ra
kemudian mengernyit saat matanya menemukan jam dinding yang menunjukkan pukul 10 lewat
dan menyadari jika mirae ajhuma tidak merecokinya. Biasanya setiap jam 9 wanita apruh baya
itu akan mengusiknya meski hari itu adalah hari libur sekolahnya. Dan hari ini waktu sudah
menunjukkan pukul 10 lewat namun wanita itu tidak merecokinya.

Maka dengan gerakan pelan ia menuruni tempat tidur lalu melangkah menuju kamar mandinya.
15 menit cukup untuk dirinya membersihkan tubuhnya, ia menggunakan kaos hitam polos dan
jeans yang terdapat sobekan di lututnya yang senada dengan warna bajunya. Hyun ra lalu
meraih ponsel, topi lalu ranselnya yang memang telah ia siapi sejak malam. Ia akan
menghabiskan waktunya dengan beberapa adik nya yang cukup lama ia kenal.

Hyun ra mengernyit saat ia menemukan ayah dan kedua saudara prianya yang duduk di meja
makan, hal yang tidak pernah ia lihat selama hidupnya. Dan senyuman wanita yang merupakan
ibunya pada nya.

“kau sudah bangun?” Tanya wanita itu lembut, wanita itu mendekati hyun ra yang masih
terpaku di tempatnya. “eomma sudah memasak untuk mu, ayo kita sarapan bersama” ajak
wanita itu lembut.

“hyunie ya..” hyun ra menoleh pada hyen mi yang duduk di salah satu kursi memangginya
sambil menepuk-nepuk kusi yang ada di sebelah gadis itu.

Hyun ra melepaskan genggaman jiya di lengannya lalu berjalan mendekati kursi yang di sentuh
hyen mi, mengawabaikan raut terluka jiya yang menerima perlakuan dingin hyun ra. Jiya
bersiap meletakan nasi di piring hyun ra namun kalah cepat dengan gerakan hyun ra yang
menarik piring nya. Hal itu tidak luput dari perhatian pil suk, haneul, hyun bin dan hyen mi.
“mirae ajhuma..” panggil hyun ra lembut. Mirae mendekati hyun ra yang membuat hyun ra
tersenyum lembut. “aku ingin sereal” ujar hyun ra lembut.

“apa kau selalu makan sereal?” Tanya jiya cepat dengan khawatir. “bukan kah kau harus
makan nasi agar lambung mu ti…”

Hyun ra terkekeh yang membuat jiya menghentikan ucapannya. “mirae ajhuma, aku akan
makan di luar dan akan pulang terlambat jadi jangan menunggu ku” ucap hyun ra masih
dengan kekehan kecilnya.

“tidak ada yang bisa meninggalkan meja makan sebelum menyelesaikan sarapan”

Hyun ra menghentikan kekehannya lalu mengernyit melihat ayahnya yang menatapnya senduh.
Dan kekehan hyun ra kembali terdengar, hyun ra berdiri lalu membawa jiya duduk di salah satu
bangku dekat dengan tuan jung. Setelah itu ia berjalan pada sisi lain melipat kedua tangannya
berada di depan dadanya.

“kalian terlihat seperti keluarga yang menyenangkan” ujar hyun ra dengan senyuman nya.
“semua sudah lengkap jadi kalian bisa sarapan, silahkan melanjutkan waktu makan kalian”
lanjut hyun ra.

Gadis itu mendekati mirae yang menatapnya senduh. “aku bisa terlambat atau tidak akan
pulang. Jadi kau tidak perlu menunggu ku, mirae ajhuma” hyun ra berlalu pergi tanpa menoleh
pada keluarganya yang tampak pilu menatap punggungnya.

Mirae mendekati jiya yang tampak mulai terisak. “berlahan nyonya, hyun ra aghasi adalah gadis
yang baik ia hanya butuh waktu untuk semua ini” ujar mirae lembut, ia terlalu tau hyun ra hingga
ia dapat memahami gadis itu.
“gumaweo, terima kasih sudah menjaganya” isak jiya pada mirae.

“itu tidak masalah nyonya. Hyun ra gadis yang sangat mudah untuk di cintai. Kau hanya perlu
pelan-pelan mendekatinya, percayalah dia akan kembali pada mu” ujar mirae mencoba kembali
meyakinkan jiya.

“iya eomma. Hyun ra pasti akan memaafkan kita” saut hyen mi dengan senyum cerahnya. “aku
tau dia akan memaafkan kita, sejak ia membantu ku, aku tau jika hyun ra adalah gadis yang
sangat manis” ujar hyen mi.

Waktu telah berlalu, hari pun berganti begitu pula dengan bulan yang ikut berganti. Pagi hyun ra
di penuhi dengan teriakan jiya yang selalu membangunkannya. Ia masih menjaga jarak dan
tidak terlalu banyak menghabiskan waktu dengan keluarganya namun ia mulai membuka
dirinya dengan ikut makan bersama dengan keluarga jung, hingga membiarkann ibunya
mmeasuki kamarya untuk membanguninya tidur.

Hyen mi yang selalu merecokinya setiap kali ia memilih mengurung dirinya di kamar dengan
novel-novelnya. Meski hyun ra tidak mengeluarkan suaranya, namun gadis itu selalu
mendengarkan setiap cerita hyen mi mengenai sekolah mereka dan perlakuan siswa dan siswi
disana padanya.

Awal kepindahan hyen mi memang mmebuat seluruh gedung sekolah riuh karena tidak percaya
kabar mengenai kembaran hyun ra itu namun dengan berjalannya waktu keriuhan itupun
lenyap. Hyen mi di sambut baik bahkan tak ada bisikan-bisikan mengejek untuk nya sejak ia
berada di sekolah itu.
Malam itu terasa sangat sunyi, atau lebih tepatnya sejak hyen mi merasa nyeri di tubuhnya dan
semua orang di rumah itu tampak khawatir pada hyen mi, ruah terasa sangat mencekam. Hyun
ra sesekali melihat hyen mi dan ada perasaan iba melihat wajah pucat saudara kembarnya dan
terlihat tak berdaya.

Ia melangkah dengan hati-hati saat mendapati ruang kerja ayahnya tampak terang, dengan
langkah pelan ia mendekati ruangan itu dan mendapati kedua orang tuanya sert kedua saudara
prianya berada di sana tampak serius.

Hyun ra mengernyit melihat map coklat yang cukup ia kenali dalam genggaman ibunya. Ia ingat
map itu berisikan hasil tes dirinya sendiri dan sebuah kenyataan menampar dirinya membuat ia
sadar sesuatu hal. Maka dengan gerakan pelan ia berbalik kembali menuju kamarnya dengan
senyum miris yang ia paksakan.

“selamanya kau tidak akan pernah di harapkan” bisik hyun ra pada dirinya sendiri.

Pagi ini hyun ra bangun lebih awal dan meninggalkan rumah lebih awal. Ia memutuskan
sesuatu hal yang akan membuatnya dapat pergi, benar-benar pergi dari tempat yang cukup
membuatnya muak.

“lee ajhusi” sapa hyun ra pada seorang pria dengan stelan jas rapi yang baru saja tiba di depan
rumah sakitnya. Pria itu tampak terkejut melihat hyun ra yang menatapnya kosong dan pilu.

“waeyeo? Kau sakit? Apa ada yang terluka?” Tanya pria itu khawatir, hyun ra terkekeh geli
mendengar pertanyaan pria itu. Pria itu menghela nafas merasa lega saat tak menemukan
apapun di tubuuh hyun ra. “ayo keruangan ku” ajaknya lembut yang di setujui hyun ra.
Hyun ra duduk dengan nyaman di salah satu sofa milik pria itu dengan senyuman cerahnya.
“bagaiaman sekolah mu?” Tanya pria paruh baya itu setelah meletakkan secangkir the hangat.

“lumayan menyenangkan” jawab hyun ra santai.

Pria itu kembali menghela nafas merasa lelah menunggu hyun ra kembali bicara. “katakana ada
apa kau kesini sepagi ini?” Tanya pria itu akhirnya.

Hyun ra tersenyum kecil, ia menyerahkan sebuah amplop yang ia ambil secara diam-diam dari
ruang kerja ayahnya. “disini di nyatakan jika ginjal ku cocok dan sempurna untuk hyen mi” pria
itu terlihat membeku di tempatnya. “dan aku akan menyodorkan ginjalku untuknya”

“Hyunie ya”

“guaenchana yeo, aku tidak sebanding dengan hyen mi jadi apapun yang terjadi pada ku tidak
akan menjadi masalah untuk siapapun” jelas hyun ra santai namun ada kesedihan yang tersirat
di sana.

Pria itu mendekati hyun ra menggenggam lembut tangan hyun ra. “ini bisa menghancurkan
masa depan mu, kau tidak akan bisa menari lagi hyunie ya” hyun ra tertegun, dan ada sayatan
kuat yang menggores hatinya.

Iya tau, iya harus merelakan impiannya itu dan melupakan semua mimpi-mimpi masa
depannya. Ia harus meninggalkan panggung impiannya, karena ketidak mampuanya nanti
untuk menari. Impiannya yang selalu ingin berada di atas panggung yang sama dengan
sahabat terbaikny akan sirna.

“itu tidak sebanding dengan arti hyen mi di keluarga ku. Bahkan jika aku mengorbankan hidup
ku tidak akan ada yang berbeda selama hyen mi baik-baik saja”

“mereka menyayangi mu hyunie ya”

Hyun ra tertawa kecil merasa miris dengan ucapan pria itu. “mereka hanya membutuhkan ku
untuk menyelamatkan putri mereka” hyun ra berdiri dari duduk nya. “berikan pada ku berkas
yang harus ku setujui” ujar hyun a kemudian.

“itu tidak semudah yang kau bayangkan, berkas itu juga harus di setujui oleh orang tua mu” ujar
pria itu mencoba membuat hyun ra gentar.

“serahkan pada ku besok pagi aku akan bawa kembali” ucap hyun ra datar. “ajhusi, aku ingin
kau menyembunyikan hal ini jika mereka tau maka kalian akan menemukan mayat ku saat itu
juga” ancam hyun ra yang tau jelas jika pria itu akan melaporkan hal itu pada keluarganya.

Dengan gerakan berat pria itu memberikan berkas yang di minta hyun ra yang membawa gadis
itu kembali kerumahnya. Hyun ra menghela nafas kuat saat ia berada tepat di depan pintu
rumahnya.

Hyun ra mendapati seluruh keluarganya duduk di ruang keluarga dnegan tawa lebar tampak
bahagia. Ia melangkah mendekati ruangan itu yang membuat tawa itu terhenti serentak
membuat hyun ra merasa miris.
“kau dari mana saja?” Tanya jiya lembut.

Hyun ra mengayunkan map miliknya. “aku akan mengikuti perlombaan dan membutuhkan
tanda tangan kalian sebagai orang tua di sini” ujar hyun ra.

Hyen mi mengernyit bungung. “kenapa aku tidak mendengar kabar ini di sekolah?” Tanya hyen
mi bingung dengan wajah pucatnya yang membuat hyun ra merasa kasihan dan miris dalam
berasamaan.

“aku hanya butuh tanda tangan, tapi jika kalian tidak mau menanda tanganinya aku bisa
membuat tanda tanagn sendiri seperti yang kulakukan sela…”

“berikan pada eomma” jiya meraih nya cepat lalu mulai menandatangani berkas itu tanpa
melihat isinya lebih dulu. Jiya kemudian menyodorkannya pada tuan jung, hyun ra yang melihat
itu hanya tersenyum senduh. “kami juga akan menontonnya, katakana di mana tempatnya”
Tanya jiya sambil menyerahkan map itu kembali pada hyun ra.

Hyun ra terkekeh kecil. “kalian tidak perlu menghadirinya aku tidak butuh hal itu” ujar hyun ra
yang membuat jiya tampak terpukul.

“jaga ucapan mu, hyun ra” ucap tuan jung tegas.

“bukan kah yang kukatakan benar. Aku memang tidak membutuhkan hal itu. Kalian tidka perlu
menghadirinya seperti sebelum-sebelumnya. Aku juga sudha terbiasa sediri melakukan
semuanya sendiri tanpa kalian.”

“hyunie ya..”
“jangan membohongi diri kaliansendiri, kalian berfikir kalian kembali kemari dan membuat
seolah-olah kalian peduli pada ku dapat menghapus semua nya. Anniya, aku tidak akan
melupakan itu sedikit pun. Dan aku juga sudah terbiasa hidup sendiri jadi ayolah jangan
berpura-pura seolah-olah kalian adalah korban di sini”

“Eomma benar-benar akan memperbaiki semuanya”

Hyun ra menggeleng kuat. “tidak perlu sungguh, aku tidak membutuhkan hal itu. Aku bahkan
sudah merasa jauh lebih baik jika sendiri. Melewati hidup ku sendiri tanpa siapapun, jadi kalian
tidak perlu melewati hdiup yang penuh kebohongan seperti ini, aku tidak membutuhkannya”

“kau sudha terlalu jauh, hyunie ya” ujar haneul penuh geraman.

“mwo? Aku terlalu jauh?” Tanya hyun ra geli. “apa yang ku katakana benar, setiap aku
melakukan hal apapun aku selalu melewatinya sendiri, saat aku sakit aku juga melewatinya
sendiri, saat ak ulang tahun juga melewatinya sendiri. Di saat semua itu ku lewati kalia bersama
hyen mi, merawat dia dengan sempurna, melimpahkan dia dengan kasih sayang kalian. Jadi
ayo kita kembali titik itu saja. Biarkan aku hidup dengan diri ku saja dan kalian dengan
kehidupan kal…”

Par….

“yeobeo..”
Hyun ra tertawa kuat dan sedikit menyeka sudut bibirnya yang menitikan darah. Hyun ra baru
akan menyuarakan pikirannya namun tertahan saat tubuh hyen mi jatuh tak sadarkann diri.
Semua orang berlari mendekati henyi, han bin yang berada di dekat hyen mi langsung
mengangkat tubuh gadis itu berlari melewati hyun rad an di ikuti oleh semua orang kecuali jiya
yang merupakan ibu mereka.

Hyun ra mengernyit melihat jiya yang menatapnya pilu. Jiya mendekati hyun ra membelai
lembut wajah hyun ra lalu memeluk hyun ra lembut dengan isakannya. Namun hyun ra
melepaskan pelukan itu dengan cepat dan melangkah mundur memberi jarak untuk mereka.

“ku rasa, kau juga harus pergi menemani mereka” ujar hyun ra dingin.

“hyunie ya eomma sangat menc…”

“aku akan kembali kekamar ku” hyun ra melewati jiya tanpa berminat mendengarkan ucapann
wanita itu. Sesampainya di kamar ia mengedarkan pandangannya kesekeliling kamarnya,
menyimpan setiap memori kamar itu. Kenangan singkat mengenai ibunya di situ dan keluarga
lainnya yang selalu merecokinya setiap hari.

“jika kalian hanya mmebutuhkan ginjal ku seharusnya kalian tidak perlu membuat ku merasa di
cintai” bisik hyun ram iris pada dirinya sendiri. Ia kembali membuka map coklat yang telah di
tanda tangani keluarganya.

Di dalam terdapat surat persetujuan pendonoran dan surat keluarnya dia dari daftar keluarga
mereka. “jika aku beruntung aku akan pergi jauh namun jika ini adalah akhir ku, maka aku akan
menjadi orang yang paling bahagia”
Hyun ra memasukkan lembaran kertas kedalam amplop dan menuliskan sebuah alamat di jeju,
lalu amplop lainnya ia tuliskan nama Kwon jiwon sahabat terbaiknya, surat lainnya ia tuliskan
alamat mina dan untuk adik-adiknya yang sedang berlatih keras untuk masa depan mereka.
Hyun ra kemudian melangkah memasuki ruang kerja ayahnya menghirup kuat aroma-aroma
keluarganya di sana.

“anyeong” bisik hyun ra sebelum menutup pintu ruang kerja tuan jung.

“kami mendapatkan donor yang cocok untuk hyen mi”

“kau serius Lee rowoon?” Tanya tuan jung tak percaya.

Dengan gerakan yakin lee rowoon mengangguk pasti. “kami akan membawa hyen mi ke ruang
operasi. Kalian sebaiknya menyelesaikan administrasinya”

“Boleh ku tau siapa pendonor itu?” Tanya jiya resa yang terlihat jelas.

Rowoon menggeleng lemah. “pendonor menolak untuk memberi tahukan identitasnya. Dan
kami akan professional untuk menyimpan kerahasiaan ini” jiya mengangguk mengerti namun ia
tidak bisa menghilanglan kersahaannya.

Jiya tersentak saat ia tak sengaja melihat jam tangannya yang menunjukkan telah tengah
malam. “waeyeo eomma?” Tanya han bin khawatir.

“eomma, lupa menyiapkan makan hyun ra. Eomma takut dia melewati makan nya dna itu akan
membahayakan lambungnya”
“Aku akan menghubungi mirae ajhumma. Eomma bisa lebih tenang ne” saran haneul mencoba
menenangkan ibunya.

Jiya mengangguk setuju namun terlihat jelas raut wajahnya masih tak terlihat tenang.

“Mwo? Hyun ra tidak di rumah?. Baiklah aku akan mencoba mencarinya. Gumaweo, mirae
ajhuma”

“ada apa?” Tanya tuan jung dan jiya serentak dengan khawatir.

“hyun ra tidak berada di rumah sejak sore tadi. Tapi aku akan menyuruh orang melacaknya”

“percuma hanbin ah” ujar haneul yang menunjukkan raut lelah. “dia tidak tau dimana, aku sudah
mencarinya sejak sore, aku bahkan melacak keberadaan ponselnya dan ponselnya ada di
rumah” jelas haneul khawatir.

Jiya mulai terlihat gelisah yang membuat tuan jung mengeratkan pelukannya. “dia akan baik-
baik saja.” Bisik tuan jung mencoba menenangkan istrinya. “aku berjanji besok dia akan di
temukan” lanjut tuan jung. Jiya mengangguk mempercayai ucapan suaminya.

“hyun ra tidak berada di rumah sejak tadi. Tapi aku akan mencoba menyuruh orang
mencarinya”

Tuan jung menarik jiya masuk dalam pelukannya mencoba menenangkan istrinnya.
“kau tau perjanjian kitakan, ajhusi?” Tanya hyun ra tenang. Rowoon tampak menghela nafas
sebelum ia mengangguk pasti. “setelah operasi ini berhasil bagaimanapun kondisi ku, kau
harus mengirim aku keluar korea. Dan jika aku tidak selamat kau harus memakamkan ku tanpa
sepengetahuan siapapun”

Roowon kembali menghela nafas. “kenapa kau melakukan ini semua?” Tanya roowon pilu.
Sebab ia tau seberapa besar tuan jung dan jiya menyayangi anak-anak mereka. Meski mereka
melakukan kesalahan terhadap hyun ra. “mereka menyayangi mu hyunie yah”

Hyun ra terkekeh kecil merasa lucu. “mereka hanya mengharapkan hyen mi dan itu tidak
masalah untuk ku” hyun ra melangkah mendekati jendela kamarnya. “setidaknya setelah ini aku
tidak akan merasakan kesepian dan merasa tak di butuhkan” jelas hyun ra.

Roowoon kembali menghela nafas, ia hanya mampu memandangi punggung hyun ra beberapa
saat sebelum ia pergi meninggalkan ruangan gadis itu. Membiarkan hyun ra dengan semua
perasaan nya.

“aku akan membuat semuanya baik-baik saja dan akan memberikan mu kebahagiaan” bisik
roowon pada dirinya sendiri.

Tuan jung, jiya, haneul dan hanbin berlari mendekati roowoon yang baru saja keluar dari ruang
operasi setelah 24 jam berlalu. Roowon menghela nafas lalu tersenyum tulus pada keluarga
jung. “operasi berjalan lancer, setelah 1 x 24

Jiya bersyukur bahagia sama seperti suaminya dan kedua putranya. Yang memang selama ini
mengharapkan kesehatan hyen mi. dan rangkayan jiya saat putrinya sehat adalah
mengembalikan semua keadaan ketempatnya, memberikan seluruh cintanya yang tertahan
selama ini untuk hyun ra.
Decitan pintu terdengar dan tampak beberapa perawatan mendorong tempat tidur operasi
dengan seseorang di atasnya yang tertutupi oleh selimut putih. Sebuah tangan terjatuh yang
membuat jiya terbelalak terkejut. Ia mencoba mendekati pasien itu namun di halangi oleh
roowon.

“apa dia yang men…”

“ne, dia adalah pendonornya dan saat operasi berlangsung terjadi pendarahan hebat yang
membuat pasien tidak dapat tertolong”

“mwo….” Jiya menangis pilu dan sekali lagi mencoba mendekati para perawat tersebut namun
sekali lagi roowoon menghalanginya. Haneul dan hanbin tampak mengernyit curiga dengan
perlakuan roowon.

“kami sudah membuat perjanjian apapun kondisi pendonor setelah operasi, beliau tidak ingin
kalian mengetahui siapa dia. Dan ku harap kalian mengerti dan peduli dengan permintaan nya”
perawat itu melanjutkan langkah kembali dan setelah mereka berbelok roowon pun mohon
undur. “aku ada urusan lain, sebentar lagi hyen mi akan di bawa ke ruang icu dan aku akan
memebrikan informasi selanjutnya kembali”

Roowon melangkah dengan tenang meski rautnya menunjukkan kekhawatiran yang luar biasa.
Yang tidak di sadari oleh roowon adalah haneul yang terus menelisik roowon yang terlihat
mencurigakan.

“cepat ambill alat penarik detak jantung” teriak roowon, salah satu perawat memberikan alatnya
pada roowon. “200, mess” roowon terus meletakkan alat itu di dada hyun ra beberapa menit
hingga tampak di layar terdapat reaksi hyun ra yang membuat roowon mendesah legah.
“lusa lakukan pentransferan pasien tanpa sepengetahuan siapapun. Jika hal ini terdengar
keluar kalian akan menerima konsekuensi yang telah sepakati” ujar roowon tegas.

Mina memasuki kediaman hyun ra dengan air mata yang mengalir deras. Dia menatap
kemarahan pada sebuah keluarga yang tampak tertawa bahagia dan bayangan sahabat nya
yang terluka selama ini terniang di benaknya.

“Apa kalian bahagia?” Tanya mina sinis yang sukses menarik perhatian semua orang.

“mina ya” panggil hyen mi yang terkejut melihat mina tampak berantakan

“Jangan merasa akrab dengan ku, hyen mi ssi” hyen mi tertegun dan terkejut mendapat
perlakuan dingin mina. Ia mengenal mina adalah gadis yang ramah dan selama ini sambutan
gadis itu pada hyen mi pun terkesan sangat baik. “jangan pernah merasa kita sangat dekat
hyen mi ssi, karena yang harus kau ingat adalah, aku menerima mu karena hyun ra yang
memintanya”

“Mwo?”

“aku tidak menyangka jika dia adalah putri dari keluarga kaya raya di dunia, dan aku lebih tidak
menyangka lagi adalah harta kalian tidak cukup membuatnya bahagia. Dan saat kini aku
mengerti kenapa hyun ra lebih memilih untuk menghabiskan waktunya di luar dari pada di
rumahnya sendiri. Karena dia tidak akan merasa tersakiti oleh keluarga nya yang tidak
mengharapkan dirinya. Dan kalian dengan bahagianya tertawa di saat tidak ada satu orangpun
yang mengetahui keberadaa nya”
“MWO?” jiya mendekati mina menatapnya dengan air mata yang telah bertumpuk di pelupuk
matanya. “bukankah dia sedang melakukan perjalanan treep sekolah?”

Mina terkekeh dan menunjukkan sorot mata tidak percaya pada jiya. “bahkan ajhuma sendiri
yang merupakan ibunya tidak tau seperti apa hyun ra hingga kalian bisa di bohonginya”

“katakana yang sebenarnya” ujar tuan jung tegas.

Mina kembali terkekeh menatap tuan jung dengan berani. “aku berharap hilangnya hyun ra
akan menjadi kutukan untuk kalian semua. Tidak aka nada kebahagiaan untuk mu dan keluarga
mu Tuan jung selama sahabat ku tidak kau temukan.” Mina menatap satu persatu anggota
keluarga jung dengan kemarahan di matanya.

“kami tidak pernah melakukan treep dan treep terakhir kami adalah saat kami ke jeju dan
membuat dia mengetahui semua kebenaran dalam hidupnya. Aku mengenal hyun ra jauh dari
pada kalian, mungkin kalian tidak tau saat ini dia telah jauh dari perhatian kalian atau saat ini
dia sedang mendapatkan kesulitan karena kalian semua. Kalian harus selalu ingat kalian tidak
akan pernah merasakan kebahagiaan apapun selama hyun ra menderita”

Mina berbalik meninggalkan kediaman jung dan saat itu pula jiya terjatuh dengan isakann
pilunya. Ia telah kehilangan putrinya yang menderita, dan semua penderitaan itu karena dirinya.
Sama seperti jiya, hyen mi pun tampak terpukul ia telah berjanji pada dirinya akan membuat
hyun ra mendapatkan apa yang menjadi hak gadis itu namun ia pun telah melewati
kesempatannya. Mereka telah kehilangan hyun ra. Benar-benar kehilangan gadis itu seperti
yang telah hyun ra ucapkan dulu jika ia akan lebih memilih pergi mencari kebahagiaannya
sendiri tanpa siapapun.

TU BE CONTINIUSE
Par……

Hyun ra terbangun dengan nafas memburu, tubuh nya penuh dengan pelu yang mengalir,
ingatan dirinya terkahir kali membuatnya selalu terbangun dengan kondisi tubuh yang
menggigil. “kau bermimpi hal yang sama lagi?” hyun ra menoleh pada pemilik suara yang
tampak memandangi dirinya dengan iba. “sudah 8 tahun berlalu kau masih memimpikan
sesuatu yang sama setiap malam nya”

Gadis itu tersenyum kecil, meraih gelas yang berisikan air berada tepat di nakas tempat
tidurnya. Ia menghabiskan seluruh isinya dan mulai menarik nafas dengan berlahan untuk
menenangkan dirinya sendiri. “setidaknya aku sudah mampu mengurangi dosis obat penenang
dan tidur tanpa bantuan obat tidur lagi” balas hyun ra tenang.

“Namun tetap saja kau masih mengkonsumsi obat penenang” balas pria itu kemudian. Pria itu
melangkah mendekati hyun ra duduk tepat di samping gadis itu menatapnya dengan dalam.
“Kau taukann besok kau akan kembali kesana?” Tanya pria itu lembut.

Hyun ra mengangguk dengan desahan nafas berat, ia tidak bisa menolak hal itu jika tidak ingin
di deportasi dari Negara tempat ia berada saat ini. “andai surat itu tidak di tolak, aku pasti tidak
perlu kembali kesana” ujar hyun ra gusar. Pria itu membelai sayang puncak kepala hyun ra
dengan senyuman khas miliknya. “dan andai saja ajhussi adalah orang tua ku” lanjut hyun ra
penuh harap.

“Aku pasti menjadi orang yang paling bahagia dan paling menderita dalam waktu bersamaan”
hyun ra mendesis kesal mendengar ucapan pria itu. “kau taukan, kau sudah seperti putri ku
sendiri meski tidak lahir dari Rahim bibi mu. Kau anugerah dari Tuhan di kehidupan ku dan bibi
mu. Kami yang tidak mampu memiliki seorang anak dan Tuhan memberikan mu pada kami
sebagai hadia terbaik, membuat kami merasa sebagai orang tua. Jadi siapapun orang tua mu,
kau tetap anak ku dan bibi mu. Jadi jangan pernah merasa kesepian lagi”

Hyun ra memeluk pria itu penuh sayang, sejak ia memutuskan meninggalkan rumahnya. Pria
paruh baya di hadapannya adalah keluarga satu-satunya yang ia miliki. Seseorang yang
melindunginya layaknya seorang ayah yang melindungi putrinya. Hal yang tidak pernah ia
rasakan dari keluarganya sendiri.

Gadis itu memeluk wanita paruh baya yang tampak sangat sedih membuat hyun ra merasa
sangat enggan untuk meninggalkannya. “aku akan segera kembali tepat setelah urusan ku di
sana selesai ajumma” bisik hyun ra lembut.

Wanita paruh baya itu mengangguk lemah, ia melepaskan pelukan hyun ra lalu meraih kedua
tangan gadis itu, memegangnya dengan erat namun tetap lembut. “ajhuma, akan selalu
menunggu mu dan ingat kau tidak boleh merasakan kesepian lagi. Saat kau merasakan hal itu
ingat hari-hari mu sat bersama ku disni.”

“hmm… arraseo” jawab hyun ra lembut dengan senyuman kecil khas dirinya. “aku juga akan
terus menghubungi mu” lanjut hyun ra yang masih menemukan raut khawatir di wajah wanita
itu.

“Kau juga harus terus meminum obat mu, temui dokter rekomendasi paman mu dan terus
lakukan konsultasi un…”

“Arraseo..arraseo.” potong hyun ra cepat semua nasehat wanita itu. “Aku akan menghubungi
mu tepat setelah aku sampai di sana dan akan mengirimu foto ku sebelum melakukan
konsultasi dengan dokter rekomendasi paman. Kau sudah bisa tenangkan?” wanita itu
menghela nafas berat mengangguk pasrah.
“kyu, kau sudah siapkan?” kyuhyun mengangguk setuju, ia mengelus lembut sebuah foto yang
berada dalam dompetnya sebelum memasukkan benda itu kedalam tas pribadinya. Hal itu tak
luput dari pandangan pria-pria lain yang telahh bersamanya selama ini. Dan rutinitas tersebut
sudah cukup di hafal oleh mereka.

“Setelah mala mini kita akan mendapatkan libur jadi mari menunjukkan penampilan yang
memukau untuk penutupan tour kita. Uri Super Junior”

“Oeoooo” teriak pria lainnya dengan serentak dan semangat yang sama setiap harinya.

Yah, kyuhyun tergabung dalam grup Super Junior ia menjadi member terakhir dalam grup
tersebut. Tepat setelah hyun ra menghilang ia memutuskan kembali ke seoul dan beruntungnya
dia lolos audisi di SM Entertaimen. Ia bertekat akan menjadi orang terkenal agar hyun ra dapat
melihat nya dan menemukannya seperti pesan gadis itu di surat terakir yang ia kirim untuk
kyuhyun.

“Hyung aku akan lembali kerumah besok” ujar kyuhyun setelah ia keluar dari kamar mandi, pria
yang sekamar dengannya mengangguk paham.

“aku akan menemui heechul hyung di tempat kerjanya” jawab pria itu lembut. Kyuhyun terdiam
sejenak yang membuat pria itu tersenyum lembut. “Aku akan sampaikan salam mu padanya
dan kali ini aku menemuinya memang ada sesuatu yang ingin dia katakana pada ku. Kau tidak
perlu sungkan, kyunie ya”

Anda mungkin juga menyukai