Anda di halaman 1dari 107

“Yo Te Amo”

Author : Yarica Eryana (Yoon Yeon Hyo)


Facebook : Icha Elf-Sparkyu Cho Kyuhyun
Twitter : @IchaGaemGyu
Blog : http://www.gaemgyuchokyuhyun.wordpress.com

Main Cast : Kibum Super Junior a.k.a Kim Kibum


Kyuhyun Super Junior a.k.a Cho Kyuhyun
Ay Wibowo a.k.a Yoon Eun Soo
Icha Elf-Sparkyu Cho Kyuhyun a.k.a Yoon Yeon Hyo

Genre : AU!, Romance, Comfort, Little Hurt

Disclaimer : CHO KYUHYUN IS MINE XD *ditabok Sparkyu


Super Junior milik ELF, tapi Kyuhyun dan Fanfiction ini hanya milik Yeon Hyo XD

Credit pict : Cover FF | ALZ

Recommended Song :: Super Junior – Daydream


Chayanne – Yo Te Amo (Spain Version)

FF “Yo Te Amo” (Aku Cinta Padamu) –OneShoot-

——————————————————-

“Dengan kata sederhana, aku rindu padamu..

Dalam bahasa duniawi, kau adalah hidupku..

Penuh kesederhanaan, adalah kebaikan luarmu..

Kekuatan dari dalam menggerakanku untuk memulai lagi..

Dan dalam tubuhmu, ku temukan kedamaian..”

—————————————————–

~XXX~

Hari masih pagi. Matahari belum menunjukkan tanda-tanda akan bersinar terik hari ini. Seorang gadis berusia sekitar dua puluh tahun
tampak berjalan tergesa sambil memeluk dua buah buku tebal yang terlihat berat. Gadis itu melangkahkan kaki lebar-lebar sambil sesekali
mengedarkan pandangannya ke arah jalanan aspal yang masih lenggang, hanya beberapa kendaraan roda empat yang melintasi jalan itu
dalam waktu lima menit terakhir ini.
Tiba-tiba saja gadis itu menghentikan langkahnya secara mendadak, tatkala dilihatnya sebuah mobil hyundai putih datang dari arah
berlawanan. Gadis itu sangat mengenali mobil itu, terutama pemiliknya.

“Kyuhyun-ah!” pekik gadis itu sambil melambaikan tangannya penuh semangat. Mobil hyundai putih itu berhenti tepat dihadapan Yeon
Hyo. Beberapa detik kemudian, kaca jendela mobil itu terbuka hingga tampak seorang namja tampan tengah duduk dibalik kemudi.
Namja itu menurunkan kacamata hitamnya dan tersenyum manis ke arah Yeon Hyo yang lebih dulu memamerkan deretan gigi putihnya
yang rapi.

“Kau mau berangkat ke kampus? Pagi sekali..” komentar Kyuhyun yang membuat Yeon Hyo mendengus.

“Tentu saja! Siang ini aku harus mengumpulkan tugas mingguan dari Kwan songsaenim! Dan aku belum mengerjakannya satu lembar pun..
Jadi ku pikir akan lebih baik aku berangkat ke kampus pagi-pagi untuk meminjam catatan Kibum Oppa!”

“Kibum?” ucap Kyuhyun sambil memutar bola matanya.

“Maksudmu Kim Kibum? Mahasiswa paling jenius itu?”

“Kau benar! Memangnya siapa lagi yang bisa ku andalkan, huh? Dia adalah harapanku satu-satunya agar lulus dalam semester ini!” sahut
Yeon Hyo ketus. Kyuhyun tertawa. Namja itu mengibas-ngibaskan tangan didepan wajahnya. Bermaksud mengejek.

“Tidak berubah.. Tetap penuh dengan pemikiran bodoh yang tiada hasilnya..” ujar Kyuhyun sadis. Yeon Hyo melotot.

“Yaakk! Kau! Setidaknya aku berusaha untuk memperbaiki nilaiku semester ini! Huh! Percuma saja bicara denganmu! Tidak penting!”
pekik Yeon Hyo kesal.

Gadis itu kemudian berbalik dan berjalan cepat menjauhi mobil Kyuhyun. Namja yang semula hanya terkikik jahil itu pun akhirnya
bereaksi.

“Ya!! Kau mau kemana, Yeon Hyo-ya?! Cepatlah naik!” seru Kyuhyun yang membuat Yeon Hyo menoleh dengan malas.

“Wae? Kau menyuruhku naik ke mobilmu? Aish! Tidak akan! Lebih baik aku jalan kaki saja ketimbang menumpang di mobil bodohmu itu!”
sahut Yeon Hyo dingin. Gadis itu menatap Kyuhyun dengan sorotan mata penuh kebencian.
Kyuhyun adalah teman Yeon Hyo sejak kecil. Mereka bertetangga dan selama ini tidak pernah terlihat akur. Yeon Hyo yang pemarah sangat
merasa terganggu oleh tingkah jahil dan serampangan Kyuhyun.

Kyuhyun sangat suka sekali menggoda Yeon Hyo. Menurutnya gadis itu lebih terlihat menarik saat marah. Yeon Hyo sangat bodoh dalam
pelajaran hitung-hitungan. Gadis itu selalu mendapat nilai jelek saat pelajaran matematika sewaktu mereka masih duduk dibangku sekolah
menengah dulu.

Sangat berbanding terbalik dengan Kyuhyun yang merupakan peraih medali emas olympiade matematika se-Korea Selatan. Kyuhyun yang
mengetahui Yeon Hyo secara persis. Sering kali mengolok-oloknya dengan sebutan ‘gadis bodoh’ yang sangat dibenci Yeon Hyo.

Yeon Hyo tidak begitu pandai dalam hal menyetir mobil. Itu sebabnya Nyonya Yoon yang merupakan ibu Yeon Hyo selalu meminta
Kyuhyun untuk berangkat kuliah bersama-sama Yeon Hyo saja. Hal ini juga disebabkan karena mereka memang berada di satu kampus
yang sama. Kyunghee University.

“Tidak mau? Ya!! Yoon Ahjumma memintaku untuk selalu menjaga dan melindungimu, Yeon Hyo-ya! Kau jangan keras kepala!” pekik
Kyuhyun dengan raut wajah kesal.

“Eoh? Menjaga dan melindungiku? Hahhahaa! Kau pikir.. Aku ini calon istrimu, huh?! Aniya, Kyuhyun-ah! Aku sudah dewasa! Aku bisa
menjaga diriku sendiri!” balas Yeon Hyo tak mau kalah.

“Aish! Kau ini! Pagi-pagi sudah memancing emosiku! Cepatlah naik, Yeon Hyo-ya! Atau aku akan turun dan menyeretmu secara paksa!”
teriak Kyuhyun setengah mengancam. Yeon Hyo menyipitkan matanya dan tersenyum meremehkan.

“Kau? Menyeretku? Hhahaha! Kedengarannya konyol sekali!”

“Yeon Hyo-ya!!”

“Shireo! Aku tak mau berangkat ke kampus bersamamu, Cho Kyuhyun bodoh! Tidak akan pernah!” jawab Yeon Hyo yang membuat
Kyuhyun mengeram. Namja itu kemudian membuka pintu mobilnya dengan cepat dan setengah berlari menghampiri gadis berkulit putih
susu itu.

Kyuhyun mencengkram lengan Yeon Hyo dengan kuat, hingga gadis itu merintih kesakitan. Kemudian menarik Yeon Hyo secara paksa atau
lebih tepatnya ‘menyeret’ gadis itu ke arah mobilhyundai putih yang menjadi saksi bisu atas tingkah sadis Kyuhyun terhadap Yeon Hyo.
“Yaakk!! Lepaskan aku! Lepaskan!” jerit Yeon Hyo sesaat sebelum Kyuhyun mendorongnya secara paksa kedalam mobil dan membanting
pintu besi itu dengan kasar.

Kyuhyun tersenyum menyeringai dan bergegas masuk kedalam mobil, berlindung dibalik kemudi dengan wajah tanpa dosa. Seperti tidak
pernah melakukan hal yang bisa dibilang ‘keterlaluan’ pada seorang gadis yang sejak dulu diam-diam ia cintai.

“Kau! Lihat saja nanti! Aku akan membalasmu, Kyuhyun-ah!” pekik Yeon Hyo sambil menatap Kyuhyun tajam.

Kyuhyun tidak menjawab. Namja itu hanya tersenyum kecil dan menghidupkan mesin mobilnya dengan cepat.

“Aku tunggu pembalasanmu, Yeon Hyo-ya..”

~XXX~

“Jika hidup mengizinkanku untuk disisimu..

Ku yakin, mimpiku akan tumbuh..

Jika hidupku hilang dalam hitungan detik..

Biarkan aku terisi denganmu..

Tuk jalani hidup setelah mencintaimu..”

~XXX~

“Pagi Kibum-ah!”

“Pagi..” sahut Kibum sambil tersenyum manis. Namja kemudian kembali terfokus pada buku tebal yang sejak dua puluh menit yang lalu
terparkir indah tepat didepan matanya. Suasana kelas memang ramai. Bahkan bisa dibilang ini terlalu ramai.

Beberapa mahasiswa tampak sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang mengobrol, menelepon seseorang, memainkan ponsel atau pun
bermain game. Dan sudah bisa ditebak, siapa yang mampu bermain game dengan tenang walaupun kerusuhan berada dekat disekitarnya. Dia
Kyuhyun. Cho Kyuhyun. Namja yang berusia beberapa bulan lebih muda daripada Kibum.
Kibum menghentikan aktifitasnya tatkala sebuah suara yang tak bisa dibilang lembut tiba-tiba saja memanggil dan menyebutkan namanya
dengan lantang.

“Kibum Oppa!” teriak gadis itu yang membuat sebagian besar orang yang berada diruangan besar itu menoleh. Suasana mendadak hening.
Tapi gadis itu sama sekali tidak terpengaruh dengan tekanan yang diberikan beberapa orang mahasiswa perempuan yang sedang menatap iri
ke arahnya.

“Wae? Yeon Hyo-ya? Ada masalah?” tanya Kibum yang membuat Yeon Hyo mengangguk cepat.

“Aku punya tugas yang cukup rumit.. Dan aku kesulitan mengerjakannya..” jelas Yeon Hyo sambil tersenyum polos.

Kyuhyun yang sejak tadi sibuk dengan benda putih bernama PSP itu ditangannya, sontak menoleh dengan menatap ke arah Yeon Hyo
dengan perasaan sebal.

Namja itu menekan tombol ‘pause’ dan membanting PSP itu dengan kasar ke atas meja. Membuat sebagian orang lagi-lagi merasa
‘tergelitik’ untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

Cinta segitiga rupanya. Atau lebih buruk?

“Eonni!” panggil Yeon Hyo sambil melambaikan tangannya penuh semangat pada seorang yeoja yang kebetulan melintas. Gadis itu adalah
Yoon Eun Soo. Kakak kandung Yeon Hyo sekaligus kekasih dari Kibum.

Oleh karena itu, Yeon Hyo cukup dekat dengan Kibum karena Eun Soo sering mengajak Kibum untuk datang berkunjung kerumah mereka.

Yoon Eun Soo menghentikan langkahnya. Gadis itu menatap Yeon Hyo sambil tersenyum lembut, kemudian memutuskan untuk
menghampiri adik kandungnya itu.

“Kenapa kau disini Yeon Hyo-ya?” tanya Eun Soo heran. Gadis itu kemudian menyapa Kibum yang tengah tersenyum kecut ke arahnya.

“Meminta sedikit bantuan untuk tugasku..” sahut Yeon Hyo sambil nyengir.
“Sudah ku duga..” timpal Eun Soo yang membuat Yeon Hyo menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Yeon Hyo adalah gadis yang polos.
Dia benar-benar tidak tahu kalau Eun Soo merasa sedikit ‘tertekan’ dengan kedekatan Yeon Hyo dan Kibum.

Kibum adalah kekasih Eun Soo sejak tiga tahun yang lalu. Kibum merupakan seorang namja yang sedikit cuek tapi sebenarnya baik hati.
Sejauh ini, Kibum mencintai Eun Soo apa adanya. Tapi beberapa bulan belakang ini sikapnya sedikit berubah. Terkadang ia dan Eun Soo
terlibat pertengkaran kecil yang disebabkan oleh masalah sepele. Dan entah kenapa, selalu Eun Soo yang mengalah dan meminta maaf pada
Kibum.

Yoon Eun Soo merasa jarak antara dirinya dan Kibum semakin jauh sejak Yeon Hyo mulai dekat dan sering meminta bantuan
dengan namja itu. Walaupun sebenarnya Yeon Hyo tidak menaruh perasaan apapun pada Kibum. Tapi tetap saja hal itu memicu rasa
cemburu dalam diri Eun Soo. Terlebih lagi Kibum belakangan ini tidak menunjukkan sikap peduli lagi padanya dan memperhatikan Yeon
Hyo dengan cara yang tidak wajar. Terlalu berlebihan.

“Mana bagian yang sulit, Yeon Hyo-ya?” tanya Kibum yang membuat Yeon Hyo buru-buru kembali menatap tugasnya.

“Ini.. Yang ini, Oppa!” seru Yeon Hyo sambil menunjuk bagian hitung-hitungan yang terlihat rumit.

Kyuhyun yang sejak tadi terpaku memperhatikan keduanya, sontak berjalan menghampiri meja Kibum dan menatap kertas-kertas itu dengan
tatapan meremehkan.

“Soal begitu mudah saja kau tak bisa, Yeon Hyo-ya! Bodoh sekali!” sambar Kyuhyun sambil tersenyum penuh kemenangan.

Yeon Hyo yang awalnya memperhatikan tangan Kibum yang sedang mencoret-coret kertas tugasnya itu pun akhirnya menoleh dan menatap
Kyuhyun tajam.

“Ya!! Apa maksudmu Kyuhyun-ah?! Kau tidak suka? Kalau tidak suka, sebaiknya kau pergi! Tak usah lihat-lihat! Aku tak perlu ejekanmu
itu! Menyebalkan!” pekik Yeon Hyo kesal.

“Kenapa kau jadi marah padaku, huh?! Kibum Hyung! Apa kau tak lelah membantu gadis bodoh ini setiap hari? Dia harus mengerjakan
tugas itu sendiri!”

“Eoh? Kibum Oppa berniat membantuku! Kenapa malah kau yang sibuk sendiri, huh?!”

“Cukup!!!” teriak Kibum dan Eun Soo secara bersamaan. Yeon Hyo dan Kyuhyun yang sejak tadi terlibat perang mulut kini diam seribu
bahasa. Mereka membuang muka satu sama lain, seperti enggan melihat lawan bicara masing-masing.
“Bisakah kalian tenang sedikit? Aku sulit berkonsentrasi..” ucap Kibum dingin, kali ini tanpa senyuman. Eun Soo mengangguk
membenarkan tanpa maksud untuk memperkeruh keadaan dan suasana hati Kibum yang ia yakin tidak dalam kondisi baik hari ini.

“Oppa, mianhae…” sahut Yeon Hyo dengan raut wajah bersalah. Sedangkan Kyuhyun diam saja. Namja itu kini menatap lurus ke arah
kertas-kertas yang tengah ditulisi Kibum dengan berbagai rumus sulit yang bahkan Yeon Hyo tidak tahu itu apa.

“Jawabannya empat belas… Mudah sekali..” ujar Kyuhyun yang membuat Kibum dan Yeon Hyo sontak menoleh ke arah namja tampan
dengan raut wajah sedingin es itu. Sedangkan Eun Soo tetap diam ditempatnya tanpa menunjukkan reaksi sedikitpun. Ia sudah bisa menebak
kalau hal ini yang akan terjadi.

“Jinjja?” tanya Kibum sambil tersenyum kagum. Dia bahkan belum sempat menyelesaikan hitung-hitungannya tapi Kyuhyun sudah lebih
dulu menjawab soal itu tanpa mencoret-coret kertas sedikitpun.

“Tentu saja, Hyung.. Kau bisa percaya padaku.. Lagipula aku sangat menyukai angka empat belas.. Karena itu mengingatkanku akan tanggal
peringatan ulang tahun seseorang..” ucap Kyuhyun sambil tersenyum. Namja itu kemudian berbalik menuju pintu keluar kelas diiringi
tatapan tak percaya oleh Yeon Hyo.

“Empat belas? Bukankah itu tanggal ulang tahunku?” desis Yeon Hyo sambil menoleh ke arah Eun Soo dan berharap kakak kandungnya itu
memberi sedikit pencerahan. Tapi sia-sia saja. Tidak ada yang dapat Yeon Hyo temukan disana selain raut wajah kecewa yang tersirat
dengan jelas di muka gadis cantik yang berusia dua tahun lebih tua diatasnya itu. Sebuah kekecewaan yang entah untuk siapa.

~XXX~

“Tak ada ketakutan atau keraguan..

Cinta ini terlalu baik..

Kau akan menjadi pendamping hidupku..

Aku milikmu selamanya..

Lihatlah hatiku, ia terbuka..

Untukmu tinggal didalamnya..”

~XXX~

“Kenapa kau tak mau menghabiskan ramyeon-mu, Yeon Hyo-ya? Bukankah kau sangat menyukainya?” tanya Eun Soo yang sontak
membuat Yeon Hyo mengangkat wajahnya dengan kaget.
“Uumm? Wae?”

“Kau melamun…” sahut Eun Soo tepat sasaran. Yeon Hyo menggeleng cepat, berusaha mengelak.

“Aniya, memangnya apa yang perlu aku pikirkan? Tidak ada..”

“Kyuhyun.. Cho Kyuhyun.. Kau memikirkannya..”

“Ya!! Eonni!!”

“Kenapa? Kenapa kau selalu menghindar Yeon Hyo-ya? Bukankah kau juga menyukainya?”

“Apa maksud eonni?” tanya Yeon Hyo sambil menyipitkan matanya. Gadis itu memandang lurus ke arah Eun Soo yang tampak tenang.

“Empat belas.. Kau pasti penasaran setengah mati kenapa Kyuhyun mengingat tanggal kelahiranmu, ne? Tentu saja dia mengingatnya..
Karena dia menganggapmu istimewa..” ucap Eun Soo yang membuat Yeon Hyo terdiam.

“Kau hanya tak peka dengan perasaanmu sendiri, Yeon Hyo-ya.. Cinta bisa saja datang tiba-tiba tanpa bisa kau hindari..”

“Eonni…”

“Aku hanya tak ingin kau terperangkap dengan cinta yang seperti ku miliki ini, Yeon Hyo-ya.. Aku terlalu mencintainya.. Kau tahu? Aku
bahkan tidak bisa melenyapkan wajah Kibum dari ingatanku sedetik pun..”

“Kalian kenapa? Akhir-akhir ini jarang sekali Kibum Oppa datang berkunjung kemari.. Ada apa sebenarnya eonni?”

“Gwaenchana…”

“Eonni bisa cerita padaku!”

“Tidak, Yeon Hyo-ya.. Aku bisa menyelesaikan masalahku sendiri..” ucap Eun Soo tegas. Yeon Hyo cemberut.
“Kau selalu begitu eonni.. Tidak pernah mau cerita padaku..”

Eun Soo menghela napas berat dan tersenyum kecut.

“Suatu saat kau pasti akan mengalami semua ini, Yeon Hyo-ya.. Masa-masa jenuh dalam menjalani suatu hubungan yang sudah berlangsung
sangat lama.. Tapi aku yakin sekali jika nanti kau menjalin hubungan kekasih dengan Kyuhyun, kau pasti tidak akan mengalami kejenuhan
seperti ini.. Pasti ada saja hal-hal yang kalian bisa perdebatkan, ne?”

“Ya!! Eonni!!”

“Hahahahhaa!!”

~XXX~

“Kau cantik…

Bahkan kau lebih cantik daripada yang terlihat oleh mata..

Wajahmu seperti boneka hidup yang indah..

Dan hatimu bahkan memiliki kesempurnaan yang tiada tara..

Kau cantik..

Sangat cantik dengan hati yang juga cantik..

Kesempurnaan memang hanya milik TUHAN, tapi kau memiliki hati yang bersih dan menjadikanmu terlihat ‘sempurna’..”

~XXX~

“Eonni!” pekik seorang gadis cantik dengan rambut panjang kecokelatan bergelombang sambil melambai-lambaikan tangannya
tinggi-tinggi. Beberapa detik kemudian, dia menurunkan tangannya dan setengah berlari menghampiri seorang gadis yang tak kalah cantik
dari dirinya. Bahkan mereka bisa dibilang mirip.

“Yeon Hyo-ya? Wae?” tanya Eun Soo begitu mendapati adik satu-satunya itu berhenti secara mendadak dihadapannya dengan napas
terengah-engah. Terlihat konyol memang, tapi seperti itu lah Yeon Hyo. Dia tipe gadis yang bahkan tidak memperhatikan keadaan
sekitarnya jika sudah terfokus pada sesuatu.
“Kibum Oppa! Pingsan! Ditengah lapangan basket!” seru Yeon Hyo panik. Tangan kanannya terangkat ke udara sembari menunjuk-nunjuk
arah yang harus diambil Eun Soo jika ia ingin melalui rute tercepat menuju lapangan basket. Sebenarnya tanpa diberitahu Yeon Hyo pun,
Eun Soo sudah tahu harus melangkah ke arah mana. Tapi refleks tubuh Yeon Hyo lah yang membuatnya jadi seperti ini.

“Jinjja? Kau tidak salah?”

“Ne! Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri! Disana sudah ramai sekali eonni! Cepat kesana!” sahut Yeon Hyo sambil menarik
pergelangan tangan Eun Soo dengan cepat. Eun Soo yang masih kaget dengan berita yang dibawa oleh adik kandungnya itu, hanya bisa
berlari-lari kecil mengikuti langkah Yeon Hyo yang semakin lama semakin cepat. Kecemasan menghantuinya. Eun Soo takut sekali jika
Kibum mengalami sesuatu yang sangat tidak ia inginkan.

Yoon Eun Soo adalah gadis yang sangat perhatian. Dia mencintai Kibum dan selalu menjaga namja itu layaknya seorang gadis menjaga
hartanya yang paling berharga didunia ini. Kibum pernah mengalami demam tinggi yang membuat Eun Soo panik dan khawatir. Bahkan
gadis itu menemani Kibum semalaman dan merawatnya sampai panas tubuh Kibum kembali pada suhu normal.

Tidak ada satu pun keraguan yang menghalangi cintanya untuk Kim Kibum. Dia tetap mencintai Kibum apa adanya, menerima semua
kekurangannya dan memilih menjadi ‘korban’ yang terlalu banyak menderita karena namja itu benar-benar terlihat dingin dan seperti tidak
membutuhkan dirinya. Tapi sebenarnya tidak seperti itu, Kibum tetap mencintai Eun Soo, berpegang teguh pada prinsipnya dan selalu
menjaga gadis itu walaupun Eun Soo sendiri tidak menyadarinya.

Kisah yang rumit memang selalu mewarnai hubungan mereka. Eun Soo dan Kibum saling mencintai, tapi mereka tidak pernah bisa
mengungkapkan perasaan cinta itu dengan benar. Hal itu lah yang membuat Eun Soo dan Kibum mengalami hubungan yang sedikit
renggang dan tak jarang mereka berselisih karena salah paham kecil yang sebenarnya bisa diatasi.

“Itu dia! Itu eonni! Kibum Oppa ada disana!” seru Yeon Hyo sambil mengancungkan jari telunjuknya ke arah kerumunan mahasiswa yang
sibuk hilir mudik tanpa melakukan sesuatu yang berarti.

“Kibum-ah!” teriak Eun Soo sambil berlari meninggalkan Yeon Hyo. Gadis itu menerobos kerumunan mahasiswa Kyunghee
University yang tampak didepannya. Mereka tidak langsung memberi jalan untuk Eun Soo, malah semakin merapatkan kerumunan yang
sangat menyulitkan gadis itu untuk berjalan.

“Mianhamnida! Beri aku jalan! Tolong beri aku jalan!” ucap Eun Soo panik. Eun Soo menyelinap diantara kerumunan beberapa orang gadis
yang tampak sibuk memegangi tubuh Kibum. Tapi gadis-gadis itu dengan cepat memberikan Eun Soo jalan sehingga Eun Soo kini dapat
mencapai Kibum yang tengah tak sadarkan diri.

“Kibum-ah! Waeyo? Apa yang terjadi padamu?” tanya Eun Soo sambil menepuk-nepuk pipi kiri Kibum secara perlahan. Gadis itu pun
meraih tubuh Kibum kedalam pelukannya dan memeluknya erat.

“Tubuhmu panas.. Kau demam lagi..” desis Eun Soo lirih. Gadis itu kemudian mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah beberapa
mahasiswa pria yang tengah memperhatikan mereka.
“Bisakah kalian membantuku membawa Kibum kedalam? Disini terlalu panas.. Dia demam!”

~XXX~

“Untuk ketenangan pikiranmu, kau miliki aku ditanganmu..

Bagimu, hanya engkaulah kelemahanku..

Sampai akhir, yang ku tahu hanyalah menunggumu..

Engkaulah hidupku, beri aku cahaya dan kebaikan..

Di dunia dimana kata-katamu adalah perintah bagiku..”

~XXX~

“Kibum Oppa kenapa? Dia sakit?” tanya Yeon Hyo yang hanya dijawab anggukan ringan Eun Soo.

Eun Soo menghela napas. Kibum sudah sadar sejak tadi dan kini tertidur akibat pengaruh obat. Demamnya cukup tinggi dan wajahnya
pucat. Sepertinya Kibum memaksakan diri untuk ikut dalam pertandingan basket antar fakultas hari ini.

“Kapan dia akan bangun, eonni?” tanya Yeon Hyo lagi. Kyuhyun yang sejak tadi diam saja, akhirnya bereaksi. Pria itu menyambar lengan
kanan Yeon Hyo dan meremasnya dengan kuat.

“Ya!! Sakit! Apa yang sedang kau lakukan?!” protes Yeon Hyo yang dibalas dengan tatapan tajam Kyuhyun.

“Bisakah kau diam dan tetap tenang ditempat dudukmu? Lihat! Kakakmu sudah cukup pusing dengan semua ini.. Jangan menanyakan hal-
hal bodoh yang membuatnya semakin terbebani, Yeon Hyo-ya!” seru Kyuhyun dingin. Yeon Hyo melotot.

“Hal bodoh? Huh! Sudah sewajarnya aku menanyakan keadaan Kibum Oppa! Dasar Cho Kyuhyun jelek!”

“Mwoya? Cho Kyuhyun jelek? Yaakk! Kau cari mati rupanya!” pekik Kyuhyun kesal.

“Ne, aku memang mencari masalah denganmu! Kenapa? Kau tidak suka? Menyebalkan!”
“Yeon Hyo-ya!!”

“Cukup! Bisakah kalian tidak bertengkar disini? Kibum butuh istirahat..” ucap Eun Soo yang membuat Kyuhyun dan Yeon Hyo terdiam.
Mereka berdua saling pandang dan pada akhirnya membungkuk meminta maaf.

“Eerr.. Eun Soo-ya, sebaiknya aku membawa Yeon Hyo pulang saja, ne? Nanti begitu Kibum Hyung bangun.. Kau telepon aku saja.. Nanti
aku yang akan menjemput kalian disini..” ujar Kyuhyun yang dibalas dengan gelengan ringan Eun Soo.

“Aniya, kau pulang saja bersama Yeon Hyo.. Kibum membawa mobil.. Nanti aku saja yang menyetir dan mengantarnya pulang ke
apartemen..” tolak Eun Soo halus. Kyuhyun mendesah.

“Kau yakin?” tanya Kyuhyun lagi. Pria itu menatap Eun Soo dengan penuh pertimbangan. Tapi gadis itu tetap teguh pada pendiriannya dan
mengangguk mantap.

“Kyuhyun-ah, aku bukan Yeon Hyo.. Kau bisa percaya padaku..” sahut Eun Soo yang membuat Yeon Hyo seketika mengerjap-ngerjapkan
matanya. Beberapa detik kemudian, gadis itu menatap Eun Soo dengan sebal.

“Maksud eonni? Aku berbahaya jika menyetir? Aku tidak bisa menyetir mobil? Begitu?” todong Yeon Hyo cepat. Eun Soo tersenyum. Ia
begitu hafal dengan sifat adik kesayangannya itu.

“Aniya, kau bisa menyetir mobil.. Tapi.. Eerr.. Sedikit kurang lancar..”

“Eh? Aku bisa eonni! Huh! Baiklah! Mana kunci mobilmu? Cepat serahkan! Biar aku saja yang menyetir!” ucap Yeon Hyo yang membuat
Kyuhyun tersentak.

“Kunci mobilku?” tanya Kyuhyun parau.

“Ne, mobil kesayanganmu itu! Berikan kuncinya! Cepat!”

“Ya!! Kau jangan macam-macam Yeon Hyo-ya! Kau bahkan baru belajar menyetir mobil dua minggu yang lalu!” elak Kyuhyun dengan raut
wajah ketakutan. Kyuhyun paham sekali dengan kemampuan Yeon Hyo dalam hal menyetir mobil. Gadis itu sangat payah dan hal itu lah
yang membuat Kyuhyun cemas setengah mati.

“Jangan meremehkan kemampuanku, Kyuhyun-ah! Kita pulang sekarang, palli!” seru Yeon Hyo sambil menarik pergelangan tangan
Kyuhyun. Namja itu menghela napas dan akhirnya menurut.
Kyuhyun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mengikuti Yeon Hyo dari belakang. Tapi beberapa detik kemudian, pria itu menoleh ke
arah Eun Soo dengan raut wajah memohon. Sebuah senyuman kecut mewarnai wajahnya yang tampan. Eun Soo membalas senyuman itu
dengan anggukan ringan, tanda mengerti. Eun Soo tahu kalau Kyuhyun cukup senang karena Yeon Hyo mau pulang berdua saja dengannya.
Tapi bagaimana kalau Yeon Hyo benar-benar membuktikan ucapannya dan nekat menyetir? Molla.. Eun Soo berharap semuanya akan baik-
baik saja.

~XXX~

“Aku telah terpaut oleh cintamu..

Cinta yang membuatku terdiam membisu..

Seandainya saja kenyataan berjalan sesuai dengan harapanku..

Mungkin tidak ada yang lebih membahagiakan dari pada itu..”

~XXX~

“Kurangi kecepatannya! Kau terlalu cepat, Yeon Hyo-ya!” pekik Kyuhyun panik.

Namja itu mengatur napasnya cepat-cepat dan berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Rasanya seperti mimpi. Benar-
benar mimpi!

“Yeon Hyo-ya! Kurangi kecepatannya!”

“Aku sudah mengurangi kecepatannya, Kyuhyun-ah! Kau diam saja ditempat dudukmu! Jangan mengomel!” sahut Yeon Hyo tanpa
menoleh. Gadis itu menatap jalanan kota Seoul dengan penuh konsentrasi. Sebenarnya Yeon Hyo hanya menjalankan mobilnya dengan
kecepatan 60 km/jam, tapi Kyuhyun sudah panik dan merasa kalau Yeon Hyo terlalu cepat.

“Ini masih terlalu cepat!” protes Kyuhyun dengan wajah tegang. Yeon Hyo melirik Kyuhyun sebentar dengan malas dan kembali fokus pada
jalanan dihadapannya. Gadis itu tidak menjawab. Hanya suara hembusan napas yang cukup keras terdengar dari sisi Yeon Hyo. Tampaknya
Yeon Hyo benar-benar kesal saat ini.

“Aku sudah menurunkan kecepatanku! Masih protes?” ujar Yeon Hyo dingin. Kyuhyun mendecak.

“Tentu saja! Aku tetap tidak merasa tenang jika kau masih duduk dibalik kemudi mobilku! Aish! Mimpi apa aku semalam? Kenapa kau
sampai melakukan hal yang gila seperti ini padaku, Yeon Hyo-ya?” gerutu Kyuhyun kesal. Pria itu melipat kedua tangannya didepan dada
dan kembali menatap jalanan kota Seoul dengan enggan. Sepertinya kecemasan masih menghantui Kyuhyun. Dan hal itu tak kan berakhir
sebelum mereka sampai dirumah Yeon Hyo yang bersebelahan dengan rumah Kyuhyun.
“Jeongmal? Ucapanmu terlalu berlebihan, Kyuhyun-ah! Kemampuan menyetirku tidak seburuk itu!” balas Yeon Hyo tak mau kalah.
Beberapa detik kemudian, gadis itu tersenyum penuh kemenangan. Bagaimana tidak? Baru kali ini Yeon Hyo berhasil menyetir mobil
sendiri tanpa aba-aba dari siapapun. Dan karena itu lah, Kyuhyun merasa khawatir dan mengalami kecemasan yang semakin menjadi-jadi.

Bagaimana jika gadis disampingnya itu menabrak pembatas jalan? Menabrak orang lain? Atau bahkan yang lebih mengerikan itu Yeon Hyo
menabrak mobil lain dan mengakibatkan kecelakaan tragis terjadi atas diri mereka?

Kyuhyun menggeleng kuat-kuat. Berusaha menghilangkan pikiran buruknya yang membuat bulu kuduk pria itu meremang. Ini tidak boleh
dibiarkan. Yeon Hyo harus menyetir dalam keadaan stabil jika mereka ingin selamat.

“Setelah tikungan itu, belok kiri..”

“Waeyo?” tanya Yeon Hyo tak mengerti.

“Karena jalan itu lebih sepi.. Walaupun kita harus menghabiskan waktu lima menit lebih lama daripada biasanya jika ingin sampai
dirumah..” jawab Kyuhyun berusaha tenang. Keringat dingin menetes menuruni dahinya. Kyuhyun tidak dapat menyangkal. Dirinya takut
sekali. Sangat takut!

“Arraseo..” sahut Yeon Hyo sambil mengangguk kecil.

“Eh? Aneh sekali rasanya jika kau menurut seperti ini..” komentar Kyuhyun sambil tersenyum mengejek.

“Apa maksudmu?”

“Aniya..”

“Dasar aneh..” cibir Yeon Hyo diiringi tawa kecil Kyuhyun.

“Kenapa kau tertawa? Ada yang lucu?” tambah Yeon Hyo yang membuat Kyuhyun menoleh.
“Tidak ada, Yeon Hyo-ya.. Aku hanya berpikir bagaimana bisa Yoon Ahjumma memiliki putri dengan kepribadian aneh sepertimu?
Hahhahaa! Kau bahkan sangat berbeda dengan Eun Soo!”

“Cih! Berhenti mengejekku, Kyuhyun-ah! Aku tak butuh pendapatmu!” gerutu Yeon Hyo sebal. Kyuhyun tertawa.

“Wae? Lihatlah dirimu! Kau itu maniak pink yang paling aneh! Bagaimana mungkin kau bisa hidup diantara benda-benda pink berserakan
dikamarmu, huh? Kau membenci high heels dan kodok setengah mati juga matematika! Hhahahha! Gadis macam apa kau? Benar-benar
aneh dan bodoh! Kau juga tidak punya bakat bernyanyi karena suaramu buruk!” ejek Kyuhyun habis-habisan yang membuat Yeon Hyo
menjerit kesal.

“Ya!! Hentikan!” pekik Yeon Hyo saat menyadari kalau Kyuhyun belum juga menghentikan tawa setannya yang cukup membuat Yeon Hyo
merasa pria itu sudah gila. Dan lebih gilanya lagi, Kyuhyun bahkan mencubit pipi Yeon Hyo sambil membesarkan volume suara tawanya
yang sejak tadi tak kunjung berhenti.

Yeon Hyo menghela napas kasar dan melirik pria yang tengah memegangi perutnya itu dengan hasrat ingin ‘membunuh’.

“Kita sampai..” ucap Yeon Hyo santai. Gadis itu menghentikan laju mobil Kyuhyun dan mematikan mesin kendaraan roda empat itu secara
perlahan.

Kyuhyun menghentikan tawanya dan menoleh kesana kemari seperti orang bingung. Beberapa detik kemudian, pria itu beralih menatap
Yeon Hyo dengan raut wajah tak percaya.

“Kita sampai?” tanya Kyuhyun yang membuat Yeon Hyo terkikik.

“Tentu saja! Hhahahha! Tampangmu aneh! Seperti orang bodoh!”

“Kau yang bodoh!” sahut Kyuhyun tak terima.

“Kau!”

“Yaakk! Kau!”
“Cho Kyuhyun bodoh!!”

“Yeon Hyo-ya!!”

~XXX~

“Keajaiban perasaan ini, yang begitu kuat dan lengkap..

Dan matamu adalah kedamaian bagiku..”

~XXX~

“Kau mau bubur?”

“Tidak..”

“Bagaimana dengan susu cokelat?”

“Tidak..”

“Tidak? Kau harus makan, Kibum-ah.. Kalau kau tidak makan, bagaimana caranya kau minum obat?” ucap Eun Soo sambil menatap kedua
bola mata cokelat kehitaman milik Kibum dengan hangat. Gadis itu baru saja menyelimuti tubuh Kibum dengan selimut tebal dan mengukur
suhu tubuh pria itu menggunakan termometer.

Keadaan Kibum sudah lebih baik sekarang. Panasnya sudah mulai turun. Tapi namja itu tetap bersikeras tidak mau makan. Eun Soo sudah
menemani Kibum selama tiga jam ini di apartemennya. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Kibum hanya tinggal sendirian di
apartemennya yang mewah. Oleh karena itu, Eun Soo berpikir kalau ia harus tetap berada disana sampai Kibum merasa lebih sehat dari pada
sebelumnya.

“Pulanglah..” desis Kibum yang membuat Eun Soo tersentak.


“Ne?”

“Pulanglah.. Nanti Yoon Ahjumma mencarimu..”

“Aniya, aku akan tetap menjagamu disini sampai kau sembuh..” sahut Eun Soo sambil tersenyum.

“Tidak perlu.. Aku bisa sendiri..”

“Kau sedang sakit… Aku tak mungkin membiarkanmu sendirian, Kibum-ah..”

“Jangan keras kepala..”

“Kau yang keras kepala..” ucap Eun Soo pelan. Kibum tidak menjawab. Namja itu hanya menatap Eun Soo dengan perasaan campur aduk.
Kenapa dia menghindar dari gadis dihadapannya ini? Bukankah Eun Soo adalah satu-satunya gadis yang paling sempurna dimatanya?
Sebenarnya apa yang salah?

“Makan bubur dan minum susu hangatmu.. Setelah itu kau tidur, ne?” ujar Eun Soo sambil membelai rambut Kibum secara perlahan. Raut
wajahnya tampak tenang dan damai.

“Aku sudah mengabaikanmu belakangan ini.. Tapi kenapa kau masih baik padaku?” tanya Kibum yang membuat gerakan tangan Eun Soo
terhenti. Gadis itu membalas tatapan Kibum dan tersenyum kecut.

“Aku tidak keberatan soal itu..”

“Aku menyakitimu.. Membiarkanmu sendirian dan selalu menghindar darimu.. Kenapa kau tak juga jera? Kenapa kau masih mengharapkan
pria yang telah menyakiti hatimu berulang kali?”

“Karena aku mencintaimu.. Tak ada alasan yang lebih masuk akal dari pada itu..” sahut Eun Soo tenang. Kibum terdiam.
“Selama aku masih bisa bernapas, selama jantung ini masih bisa berdetak, selama nyawa ini masih ada.. Aku akan terus mencintaimu,
Kibum-ah.. Aku tak peduli seberapa banyak kau berubah.. Aku tak peduli seberapa besar cinta yang dapat kau berikan.. Aku tetap seperti
ini.. Selalu seperti ini tanpa banyak perubahan.. Selalu mencintaimu tanpa memikirkan balasan yang akan ku terima..”

“Eun Soo-ya..”

“Jangan khawatir.. Aku tak kan meninggalkanmu satu detik pun..”

“Kau.. kau terlalu baik untukku.. Terlalu sempurna untuk ku miliki.. Kau—“

“Aku paham sekali sifatmu, Kibum-ah.. Dan aku tak kan pernah keberatan soal itu..” potong Eun Soo sambil mengangkat kedua sudut
bibirnya ke atas. Membentuk sebuah senyuman manis yang begitu hangat.

“Gomawo Eun Soo-ya.. Terima kasih karena kau mencintaiku..” ucap Kibum pelan. Eun Soo mengangguk. Perlahan gadis itu meraih Kibum
kedalam pelukannya. Memeluk tubuh pria itu dengan erat. Rasanya tidak ada yang lebih nyaman dari pada ini.

“Saranghae… Aku mencintaimu, Kibum-ah..”

~XXX~

“Terkadang rasa sulit diungkapkan..

Juga tidak mungkin untuk dihilangkan..

Tapi kita bisa apa untuk menyangkalnya?

Biarkan waktu yang berbicara dan takdir yang memulai semuanya..”

~XXX~

-EPILOG-

“Kau kenapa? Sakit gigi?” tanya Kyuhyun yang sontak membuat Yeon Hyo menoleh.
“Tidak! Siapa bilang aku sakit gigi, huh?! Menyebalkan!” balas Yeon Hyo sebal. Kyuhyun tertawa.

“Lalu?”

“Aku tidak apa-apa!”

“Begitu saja marah..” gerutu Kyuhyun sambil memalingkan wajahnya ke arah pekarangan rumah Yeon Hyo yang tampak ramai.

“Heeii! Kau tidak mau ikut berkumpul dengan keluargamu?” tanya Kyuhyun usil. Yeon Hyo mendengus.

“Aku tak suka keramaian..”

“Bohong..”

“Aish! Kenapa kau selalu ikut campur masalahku, huh?!” pekik Yeon Hyo kesal. Lagi-lagi Kyuhyun tertawa.

“Biar ku tebak! Kau disini karena tidak ingin melihat eonni-mu bertunangan, ne? Hahahha! Kau lucu sekali, Yeon Hyo-ya! Pasti kau merasa
kesepian saat eonni-mu memutuskan untuk pindah ke luar negeri!”

“Berisik!”

“Dan satu hal lagi.. Eun Soo melanjutkan kuliah ke Australia bersama Kibum Hyung.. Hahhaha! Kau pasti ingin sekali ikut bersama mereka
berdua.. Tapi hal itu tidak bisa dibiarkan.. Kau tak boleh jauh dariku, Yeon Hyo-ya!”

“Eh?”
Yeon Hyo menyipitkan matanya dan menatap Kyuhyun tajam.

“Maksudmu?” todong Yeon Hyo yang membuat Kyuhyun tersentak. Pria itu mengeleng kuat-kuat. Ia tak sengaja mengucapkan kalimat
yang paling akhir pada Yeon Hyo. Sial!

“Kau suka padaku?” tanya Yeon Hyo sambil tersenyum meremehkan.

“Aniya!”

“Sudah lah.. Mengaku saja.. Hhahahaha!”

Kyuhyun mendengus dan menjitak kepala Yeon Hyo dengan cepat. Membuat gadis itu meringis kesakitan.

“Apa yang kau lakukan?! Sakit, bodoh!!”

“Kau yang bodoh! Setelah semua yang ku lakukan selama ini.. Apa kau masih menganggapku hanya sebatas teman masa kecil, huh?! Kau
menyebalkan sekali Yeon Hyo-ya! Kau menyebalkan!”

“Eh? Aku tak mengerti maksudmu, Kyuhyun-ah! Kau sedang membicarakan soal apa? Jangan berbelit-belit! Aku tidak suka!”

Kyuhyun menghela napas dan mengatupkan rahangnya keras-keras. Rasanya emosi mulai menguasai pria itu.

“Kau! Gadis paling bodoh didunia! Kau tahu? Selama ini apa yang ku rasakan padamu? Aku mencintaimu, Yeon Hyo-ya! Sangat
mencintaimu, pabbo!” teriak Kyuhyun kesal. Yeon Hyo melotot.

“Eoh? Mencintaiku?” tanya Yeon Hyo parau. Kyuhyun mengangguk cepat dan kembali menjitak kepala gadis itu.

“Sakit! Kenapa kau menjitakku lagi, huh?!”


“Itu karena kau terlalu bodoh untuk ukuran seorang gadis! Cepat katakan kalau kau mencintaiku!”

“Mwo?! Kau gila!”

“Aku tak menerima kata penolakan, Yeon Hyo-ya! Cepat katakan!”

“Shireo!”

“Yeon Hyo-ya!”

“Aahh~ baiklah…” sahut Yeon Hyo malas. Kyuhyun tersenyum.

“Eerr.. Aku.. aku—“

“Lama sekali!” protes Kyuhyun cepat.

“Sabar!”

“Cih! Aku tak suka menunggu terlalu lama!”

“Aish! Kau ini!”

“Cepat katakan, bodoh!” pekik Kyuhyun sebal. Yeon Hyo tersenyum dan mencubit pipi kanan pria itu dengan gemas.

“Saranghae.. Aku mencintaimu, Kyuhyun-ah..”


-THE END-
[4 Season Stories] “Winter Tale”

Author : Yarica Eryana (Yoon Yeon Hyo)


Facebook : Icha Elf-Sparkyu Cho Kyuhyun
Twitter : @IchaGaemGyu
Blog : http://www.gaemgyuchokyuhyun.wordpress.com
Main Cast : Yesung Super Junior a.k.a Kim Jong Woon / Yesung
Alinda Dyah a.k.a Yoo Seul / Yoomi
Sub Cast : Kyuhyun Super Junior a.k.a Cho Kyuhyun
Icha Elf-Sparkyu Cho Kyuhyun a.k.a Yoon Yeon Hyo
Genre : AU!, Romance, Sad, Hurt, Angst
Disclaimer : CHO KYUHYUN IS MINE XD *ditabok Sparkyu
Super Junior milik ELF, tapi Kyuhyun dan Fanfiction ini hanya milik Yeon Hyo XD
Credit pict : Masih Lestari Edited
Recommended Song :: Super Junior – Daydream

[4 Season Stories] “Winter Tale” –OneShoot-

————————————————————

“Salju..
Apakah kau tahu alasan kenapa aku sangat menyukai salju?
Karena salju selalu mengingatkanku akan kenangan tentangmu..
Salju juga membuat hatiku membeku.
Mengurung anganku tentang hadirnya dirimu..
Mengabaikan segala keletihan abadiku.
Salju mengajarkanku tentang indahnya kesetiaan..
Setia menanti musim dingin datang..
Hanya untuk mengenangmu, lagi..
———————————————————–

~XXX~

Hari masih pagi. Kabut tipis tampak menyelimuti sebagian besar kota Seoul. Seorang gadis berkulit putih tampak sibuk merapatkan
mantel cokelat berbulunya dengan tergesa. Angin musim dingin membelai rambutnya yang halus hingga menerbangkan beberapa helai
rambut itu ke tanah.
Gadis itu menunduk sebentar dan mengamati beberapa helai rambut itu dengan seksama. Alisnya bertautan. Tak lama kemudian, terdengar
gumaman yang tidak begitu jelas meluncur dari bibir tipis milik gadis itu.

“Yoomi-ya!” panggil seorang yeoja yang membuat sang gadis menoleh.


“Ne?”
“Yaakk! Kau! Lagi-lagi disini! Apa kau tidak bosan-bosan menikmati salju, huh? Sejak tadi aku mencarimu, Yoomi-ya!” gerutu gadis yang
mengenakan mantel putih itu sambil mendengus. Yoo Seul atau yang lebih sering dipanggil dengan nama Yoomi itu hanya tersenyum
hambar. Hal ini sudah biasa baginya.
“Pelajaran baru akan dimulai setengah jam lagi, Yeon Hyo-ya.. Kenapa kau sudah ribut sekali? Bukankah kau sangat membenci pelajaran
Han Songsaenim?” tanya Yoomi yang membuat Yeon Hyo memutar kedua bola matanya.
“Aish! Siapa juga yang mengatakan ingin masuk pelajaran yang membosankan itu, huh? Tidak akan pernah terjadi dalam hidupku! Yoomi-
ya, kau tahu sendiri kalau aku mudah lapar.. Apalagi musim dingin seperti ini.. Aku bisa mati kelaparan jika tidak mengisi perutku dalam
waktu sepuluh menit lagi!”
“Jadi kau mengajakku ke kantin?” tebak Yoomi sambil tersenyum.

“Tentu saja! Memangnya ada tempat yang lebih indah selain kantin, huh? Itu satu-satunya surga yang ada di Inha University!” jelas Yeon
Hyo sebal. Gadis itu kemudian menarik tangan Yoomi yang terasa dingin, lalu mengernyit.
“Kau kenapa? Belum mau beranjak dari tempat ini juga, eoh? Atau jangan-jangan kau meniru kebiasaan si namja aneh yang berdiri disana?”
todong Yeon Hyo sambil menyipitkan matanya ke arah seorang namja berperawakan tinggi yang sedang merentangkan tangannya lebar-
lebar. Menikmati salju.
“Cho Kyuhyun maksudmu?” sahut Yoomi balik bertanya.

“Ne, siapa lagi? Dia adalah orang aneh yang selalu membawa benda kecil bernama PSP itu kemana pun! Dan tentu saja tampaknya dia
sangat menyukai salju bodoh yang membuat jari-jariku terasa beku seperti ini! Aish!”
Yoomi tidak menjawab. Gadis itu hanya tersenyum kecil sambil mengikuti arah pandangan Yeon Hyo yang tak lepas dari
sosok namja tampan yang menjadi idola satu kampus mereka itu. Yoomi tahu kalau sebenarnya Yeon Hyo sangat mencintai Kyuhyun yang
selama ini menjadi musuh bebuyutannya. Tapi gadis itu sama sekali tidak mengakuinya.
“Jangan terlalu membencinya, Yeon Hyo-ya.. Nanti kau malah tak bisa lepas darinya sedetik pun..” goda Yoomi yang membuat
Yeon Hyo menoleh ke arah sahabatnya itu dengan raut wajah memerah.
“Aniya, hal itu tidak akan pernah terjadi!”
Yoomi tersenyum kecut dan menarik pergelangan tangan Yeon Hyo.

“Saat hal itu terjadi padamu.. Kau tak kan pernah menyadarinya, Yeon Hyo-ya.. Bahkan ketika semua itu sudah terlambat…”
~XXX~

“Mengukir kenangan tentang masa lalu..


Menapaki masa-masa sulit yang kelam..
Membuatku terus terkenang akan hadirmu yang semu..
Apakah hikayat indah itu tidak akan pernah terulang kembali
Hidup sudah sangat sulit..
Dan akan terasa lebih sulit lagi tanpamu disini..”

~XXX~

“Yoomi-ya?”
“Ne?”
“Hari ini kau sibuk?” tanya Yeon Hyo sambil memasukkan buku-buku tebalnya yang berserakan diatas meja kedalam tas putihnya yang
besar.

“Sepertinya.. Ada yang harus ku kerjakan siang ini.. Mungkin nanti malam aku baru pulang ke apartemen..” sahut Yoomi yang membuat
Yeon Hyo terdiam.

“Jinjja? Aish! Padahal aku ingin mengajakmu ke toko buku! Ada novel yang baru terbit hari ini dan aku tak mau kehabisan..” ucap Yeon
Hyo terdengar mengeluh.
“Aku juga mau ke toko buku.. Kita pergi bersama saja..” ujar seorang namja yang membuat Yeon Hyo dan Yoomi seketika
menoleh. Namja itu memang terdengar menawarkan bantuan atau mungkin tumpangan. Tapi raut wajahnya dingin, tanpa ekspresi. Tidak
ada senyuman manis disana.
“Aku bisa pergi sendiri!” jawab Yeon Hyo ketus. Namja tampan itu menghela nafas berat dan melemparkan tatapan berbeda ke arah Yoomi.
Gadis itu tersenyum, tanda mengerti.
“Kau pergi saja dengannya, Yeon Hyo-ya.. Kalau sempat, nanti aku menyusul kesana.. Lagipula bukankah apartemenmu dan Kyuhyun satu
arah? Kalian bisa pulang bersama-sama..” ujar Yoomi tenang. Yeon Hyo mendengus.
“Shireo! Memangnya siapa yang sudi pergi berdua saja dengan namja menyebalkan macam Kyuhyun? Lebih baik aku diculik makhluk alien
daripada bersama dengannya!”
“Yaakk! Kau! Jaga ucapanmu, gadis bodoh! Lagipula aku tak memaksamu untuk ikut bersamaku! Aish! Ternyata aku salah besar karena
telah menawarkan bantuan pada gadis sepertimu!” pekik Kyuhyun kesal. Yeon Hyo melotot.
“Berhenti mengejekku dengan sebutan ‘bodoh’! Kau yang bodoh, Kyuhyun-ah!”
“Kau!”

“Yaakk! Kau!”

“Cukup!!” jerit Yoomi yang membuat Yeon Hyo dan Kyuhyun sontak terdiam. Keduanya sama-sama membuang muka. Enggan melihat
satu sama lain.
“Kalian ini.. Eerr.. Bisakah kalian akur satu kali saja?” tanya Yoomi sambil menggelengkan kepalanya. Gadis itu merasa heran dengan sikap
Yeon Hyo dan Kyuhyun yang tak pernah terlihat akur. Padahal mereka adalah sepasang kekasih. Bukankah itu adalah hal yang aneh jika
sepasang kekasih lebih terlihat seperti musuh bebuyutan jika bertemu?

“Shireo!!” teriak Yeon Hyo dan Kyuhyun secara bersamaan. Keduanya saling pandang dan kemudian sama-sama terdiam.
“Aku sibuk hari ini, Yeon Hyo-ya.. Lagipula bukankah lebih baik jika kalian pergi bersama saja? Sudah lama kalian tidak berkencan..”
“Yoomi-ya!” protes Yeon Hyo yang membuat Yoomi tersenyum.
“Aku pulang duluan, ne? Sampai bertemu besok Yeon Hyo-ya!”
“Ya! Ya!! Jangan pergi Yoomi-ya!” pekik Yeon Hyo cepat. Yoomi bergegas keluar dari kelas sembari mengedipkan sebelah matanya pada
Kyuhyun. Beberapa detik kemudian, punggung gadis itu pun menghilang dibalik pintu.
~XXX~

“Katakan padaku bagaimana keadaanmu hari ini?


Apakah kau sehat?
Apa kau baik-baik saja?
Lalu… Mungkinkah kau merindukanku?
Sedikit saja?”

~XXX~

“Kita bertemu lagi..” ucap seorang namja yang membuat Yoomi menoleh. Gadis itu tersenyum kecut dan mengangguk secara perlahan.
“Bagaimana kabarmu?” tanya Yoomi serak. Rasanya gadis itu kesulitan membuka suaranya.

“Baik.. Sangat baik..”

“Oohh..”

“Lalu kau? Bagaimana kabarmu, Yoomi-ya?” tanya Jong Woon lembut.


“Aku? Baik-baik saja.. Semuanya berjalan dengan normal.. Tidak ada yang berubah..” sahut Yoomi sambil meremas ujung mantelnya kuat-
kuat. Tampak menahan perasaan agar tidak memeluknamja yang tengah berdiri dihadapannya ini.
Yoomi mencintai Yesung. Sangat mencintainya. Dan namja itu juga merasakan perasaan yang sama dengan Yoomi. Tiga tahun yang lalu,
mereka adalah sepasang kekasih. Namun ternyata takdir tidak berpihak pada mereka.
Yesung yang menjadi pewaris utama perusahaan Kim itu mau tidak mau harus berpisah dengan Yoomi karena alasan keluarga.

Keluarga Kim tidak menyukai Yoomi bukan tanpa alasan. Itu karena ibu Yoomi ternyata adalah istri kedua dari ayah Yesung. Itu artinya
Yoomi dan Yesung adalah saudara tiri. Dan mereka sedarah.

Pernikahan sedarah sangat terlarang. Yoomi yang sebelumnya tidak mengetahui siapa ayah kandungnya itu, harus menelan kenyataan pahit
saat dirinya di vonis mengidap penyakit Leukimiastadium tiga dan harus mendapatkan donor sumsum tulang belakang untuk
menyelamatkan nyawanya.
Empat bulan yang lalu, seorang namja paruh baya muncul dan menawarkan diri sebagai donor untuk Yoomi. Ibu Yoomi merahasiakan
semua ini. Tapi lama kelamaan, akhirnya Yoomi mengetahui kalau namja yang menawarkan sumsum tulang belakangnya itu adalah ayah
kandungnya sendiri. Dan yang lebih membuatnya merasa tertekan, ayah kandungnya itu ternyata juga merupakan ayah Yesung. Kekasih
yang amat dicintainya.
“Lalu kapan kau akan menjalani operasi itu, Yoomi-ya?” tanya Yesung dengan suara bergetar. Yesung merasa lututnya melemas.
Bagaimana mungkin pertanyaan menyakitkan itu bisa meluncur dengan bebas dari mulutnya sendiri?
“Minggu depan.. Appa sudah mengatur semuanya.. Aku hanya tinggal mempersiapkan mentalku saja..”
“Itu bagus..”

“Mungkin kau juga bisa datang nanti..” ucap Yoomi yang membuat Yesung mengernyit.

“Eerr.. Maksudku.. Jika kau tidak keberatan.. Aku pasti akan senang sekali saat melihatmu datang untuk memberiku semangat..” timpal
Yoomi cepat. Gadis itu tersenyum kecut lalu menunduk.
“Aku pasti datang, Yoomi-ya.. Tenang saja..”
~XXX~

“Kadang rasanya lelah..


Tapi bagaimanapun juga hatiku selalu meminta berusaha bertahan..
Menganggap semuanya biasa saja..
Aku bukan lah orang yang tidak punya perasaan..
Bukan termasuk orang yang kuat..
Juga bukan orang yang bisa berdiri tegak sendirian..
Tapi aku berusaha untuk tetap tersenyum.
Berusaha untuk terlihat baik-baik saja..
Walaupun sebenarnya keadaanku rapuh..
Aku butuh pegangan untuk berdiri..
Tapi nyatanya tak ada sesuatu yang bisa ku temukan untuk membantuku..”

~XXX~

Yoomi memutar gagang pintu apartemennya secara perlahan. Gadis itu menghela nafas dan bergegas masuk kedalam ruangan serba
putih dengan langkah gontai.
Tiba-tiba saja langkah Yoomi terhenti. Gadis itu mengerjapkan matanya secara perlahan, tampak terkejut.

“Kau?”

“Malam sekali kau pulang, Yoomi-ya.. Aku lelah menunggumu disini..” ucap namja tampan itu yang membuat Yoomi mengusap
tengkuknya. Terlihat gugup sekali.
“Aku..aku—“

“Kau pasti dari rumah sakit, ne? Kenapa tidak memintaku untuk menemanimu kesana?”
“Eerr.. Aku tidak ingin merepotkanmu, Oppa..” sahut Yoomi pelan. Yesung mendesah dan bangkit dari tempat duduknya. Pria tampan itu
berjalan mendekati Yoomi sambil tersenyum.
“Kita saudara, bukan? Sudah sepatutnya aku membantumu..” jawab Yesung parau. Yoomi terdiam.

Yesung benar. Bukankah mereka adalah saudara? Tapi kenapa rasanya Yoomi benar-benar tidak ingin Yesung mengatakan hal itu
didepannya? Ada perasaan sakit yang mengoyak hati Yoomi dan membuatnya jadi hancur berkeping-keping.

“Mianhae oppa.. Lain kali aku akan memberitahumu..”


“Itu jawaban yang ingin ku dengar dari dulu..” timpal Yesung sambil mengacak pelan rambut Yoomi. Namun beberapa detik kemudian,
gerakan tangan itu terhenti tatkala Yesung menyadari beberapa helai rambut Yoomi tersangkut disela-sela jari tangan kanannya. Rambut
gadis itu rontok.

“Gwaenchana..” ucap Yoomi saat menyadari perubahan sikap Yesung yang tampak bersalah.
Namja tampan itu tidak menjawab. Hanya mampu menatap wajah gadis yang sangat ia cintai itu dalam diam. Yesung menurunkan
tangannya dan menatap ke arah rambut Yoomi yang mulai terlihat tipis. Tidak seperti dulu.
“Bagian mana yang terasa sakit?” tanya Yesung lemah. Sorotan mata teduh milik namja itu tiba-tiba saja berubah menjadi gundah. Rasa
penyesalan yang teramat dalam menghantuinya.
“Aniya, aku baik-baik saja Oppa.. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.. Hanya tinggal menjalani operasi beberapa hari lagi dan aku
sembuh..”
“Jeongmal?” tanya Yesung lagi. Yoomi mengangguk dan tersenyum kecil.
“Aku berjanji padamu..”

~XXX~

“Aku akan berhenti mencintaimu.


Jika warna matahari berubah menjadi hitam.
Itu artinya tidak ada lagi kehidupan yang patut aku risaukan..”
~XXX~

“Jinjja? Kau akan masuk rumah sakit hari ini?” tanya Yeon Hyo yang membuat Yoomi seketika menoleh.
“Ne.. Siang ini aku akan menjalani serangkaian test untuk persiapan operasi tiga hari lagi..”
“Aahh~ pasti itu berat sekali.. Kau harus semangat, Yoomi-ya!” seru Yeon Hyo sambil tersenyum. Yoomi mengangguk perlahan dan
mengalihkan pandangannya ke arah Kyuhyun yang sejak tadi hanya diam saja sambil mengaduk milkshake chocolate-nya. Kyuhyun adalah
sepupu Yesung dari pihak ayah. Itu artinya dia juga sepupu Yoomi.
“Saat aku tak ada.. Kau harus menjaga Yeon Hyo dengan baik, ne?” ucap Yoomi pelan.
“Mwo? Yaakk! Apa-apaan itu, Yoomi-ya?! Kau tak boleh bicara sembarangan!” sergah Yeon Hyo cepat. Gadis itu mendecak kesal. Tampak
tak setuju dengan ucapan Yoomi barusan.
“Tentu.. Tentu saja aku akan menjaganya dengan baik..” sahut Kyuhyun tenang.

“Kau juga jangan bicara sembarangan!” pekik Yeon Hyo kesal. Gadis itu menyipitkan matanya. Menatap Kyuhyun tajam.

“Aku hanya menyanggupi permintaan Yoomi.. Apa itu salah?”

“Ne, itu salah besar!”


“Cukup! Yaakk! Bisakah kalian tidak bertengkar satu hari saja? Telingaku sakit!” seru Yoomi yang diiringi gumaman tak jelas dari Yeon
Hyo. Gadis itu masih saja menatap Kyuhyun tajam. Dannamja itu juga bersikap sama.
“Aku akan baik-baik saja, ne? Kalian tenang.. Tak usah khawatir..” ucap Yoomi berusaha menenangkan. Walaupun sebenarnya Yoomi
sendiri juga merasa tidak tenang. Pikiran buruk terus menerus menghantuinya.
Bagaimana jika akhirnya operasi itu gagal? Bagaimana jika tubuhnya menolak sumsum tulang belakang itu dan membuat keadaannya lebih
parah daripada sekarang? Dan bagaimana jika Yoomi tidak bisa membuka matanya lagi pasca melakukan operasi itu?

Yoomi merasa kepercayaan dirinya semakin lama semakin menguap. Rasanya Yoomi tidak ingin melakukan operasi yang sangat ia takuti
itu. Tapi harus bagaimana lagi? Yoomi harus segera melakukan operasi itu jika ia tak ingin keadaannya lebih parah dari ini.

~XXX~

“Ada satu hal yang sangat ku takuti didunia ini..


Apakah kau tahu?
Aku takut akan kematian..
Bukan karena aku memang takut akan kematian itu..
Tidak, bukan itu..
Tapi aku takut meninggalkanmu..
Membuatmu bersedih dan kehilangan semangat untuk melanjutkan hidup didunia ini…”

~XXX~

“Kenapa kau tak bilang padaku, Yoomi-ya?” tanya Yesung sambil meremas ujung mantelnya dengan kuat. Rahang namja itu mengeras.
Tampak emosi sekaligus merasa bersalah.
“Soal apa? Tidak ada yang perlu dibicarakan..” sahut Yoomi dingin. Gadis itu menatap langit-langit kamar bernuansa putih itu sambil
menghela nafas berat. Tiba-tiba saja pandangan matanya terasa kabur oleh sesuatu. Benda berupa air yang jernih itu menghalangi tatapan
Yoomi.

“Kau menangis?”

Yoomi menggeleng kuat-kuat dan menyeka air matanya dengan cepat.

“Siapa bilang? Aku tidak menangis, oppa.. Tidak ada gunanya menangis..” sahut Yoomi serak. Beberapa detik kemudian, gadis itu terisak
hebat.
“Kau pasti bisa menghadapinya, Yoomi-ya.. Kau adalah gadis yang kuat..” ucap Yesung sambil meraih pergelangan tangan Yoomi. Gadis
itu tidak menjawab. Dari air mukanya saja sudah terlihat kalau Yoomi takut menjalani operasi yang akan berlangsung dua jam lagi.
“Aku yakin sekali kalau kau akan sembuh dengan cepat.. Rumah sakit ini adalah rumah sakit terbaik di Seoul.. Lagipula sumsum tulang
belakang Appa cocok denganmu.. Kemungkinan penolakan organ itu sangat kecil, Yoomi-ya.. Dan disaat kau merasa mual akibat pengaruh
bius itu, aku akan selalu siap disisimu.. Aku tak kan pernah meninggalkanmu..”
“Sembuh? Aku bahkan hampir kehilangan seluruh rambut yang ada dikepalaku.. Kau ingat? Dokter bilang penyakitku sudah parah..
Semuanya sudah terlalu kacau, oppa.. Terlebih lagi masalah yang kita hadapi beberapa bulan terakhir ini.. Jika saja aku tidak mengidap
penyakit mengerikan ini.. Tentu kita masih bersama.. Dan aku tak kan mengetahui kenyataan bahwa kau—“
“Cukup Yoomi-ya! Tidak ada seorang pun yang menginginkan semua ini terjadi! Termasuk aku!” bentak Yesung yang membuat Yoomi
terdiam.
“Kau tahu? Aku masih sangat mencintaimu, Yoomi-ya.. Bahkan kenyataan bahwa kita adalah saudara tiri sangat membuatku terguncang..
Aku tak kuasa menerimanya, Yoomi-ya.. Cobaan ini sangat berat.. Bahkan terlalu tidak masuk akal untuk menjadi nyata..” ucap Yesung
sambil mengenggam erat pergelangan tangan Yoomi. Seakan tidak ingin melepaskan tangan mungil itu lagi untuk yang kedua kalinya.
Yoomi tidak menjawab. Gadis itu hanya tersenyum kecil dan membelai wajah Yesung dengan penuh kasih sayang.

“Jika nanti aku tak ada disisimu lagi.. Teruskan hidupmu, oppa.. Jalani kehidupanmu dengan baik.. Berbahagialah dengan gadis yang akan
menjadi pendamping setiamu kelak.. Aku selalu mendoakan kebahagiaan yang abadi untukmu.. Percayalah.. Saat kau merasa bahagia, aku
juga merasakan hal itu walaupun dalam kondisi yang berbeda denganmu..”
“Yoomi-ya..”
“Waktu ku tak banyak.. Aku memang harus optimis dalam menjalani operasi ini.. Tapi bukankah kemungkinan hidupku sudah sangat kecil?
Sudah terlalu banyak rencana yang ku rancang akhir-akhir ini.. Aku hanya tak ingin melewatkan rencana itu, oppa.. Kau pasti tahu apa saja
rencanaku itu, ne?”
“Jangan pernah mengatakan hal itu lagi, Yoomi-ya.. Aku tak kan sanggup mendengarnya..” jawab Yesung dengan suara bergetar. Lututnya
terasa melemas. Padahal Yoomi masih hidup dan keadaannya baik-baik saja. Tapi entah kenapa, Yesung benar-benar tidak suka mengikuti
arah topik pembicaraan ini.
“Tidak ada yang bisa menentang garis takdir.. Walaupun kita berusaha lari sejauh mungkin dari kenyataan yang tidak kita kehendaki..” ucap
Yoomi sambil tersenyum kecut. Gadis itu menatap wajah Yesung lekat-lekat. Seperti menyimpan rekaman kenangan tentang namja yang
sangat ia cintai itu.
“Aku akan tetap menikahimu di akhir musim dingin nanti.. Karena itu, berjanjilah untuk terus hidup dan mendampingiku..”

“Pernikahan sedarah itu terlarang oppa.. Siapa pun juga mengetahui hal itu..” ujar Yoomi parau.
“Aku tak peduli..”

“Oppa..”
“Aku mencintaimu, Yoomi-ya.. Dan aku akan tetap menikahimu sekalipun kau adalah adikku sendiri..”
“Tapi..”

“Kau harus sembuh, ne? Berjuanglah.. Demi aku..”


~XXX~

“Aku hanya ingin mencintaimu..


Aku tidak akan pernah berpikir untuk melihat yang lain lagi…”

~XXX~

“Bagaimana keadaannya?” tanya Yesung penuh harap. Namja paruh baya yang memakai jas putih itu sontak menggeleng perlahan.
“Mianhamnida.. Keadaannya buruk.. Buruk sekali..” jawab dokter Choi yang membuat Yesung merasa tubuhnya melemas. Namja itu
mengatupkan rahangnya kuat-kuat hingga membuatnya terlihat begitu terpukul.
“M..ma..maksudnya? Operasi itu gagal?” desis Yesung lemah. Suaranya begitu pelan hingga hampir saja dokter Choi tidak mendengar
pertanyaannya.

“Ne, awalnya operasi pencangkokan sumsum tulang belakang Nona Yoomi berjalan dengan lancar.. Tanpa hambatan.. Hingga pada saat
operasi itu selesai dilakukan.. Nona Yoomi mulai menunjukkan tanda-tanda menolak donor sumsum tulang belakang itu.. Dia tak kunjung
sadar dan juga mengalami pendarahan hebat yang sangat kami hindari.. Kondisinya kritis.. Dan operasi ini tidak mungkin bisa dilanjutkan
lagi..”
“Apa ada jalan keluar untuk membuatnya kembali normal?”
“Untuk saat ini.. Kondisi Nona Yoomi belum stabil.. Oleh karena itu, kami tidak bisa mengambil tindakan apapun untuknya.. Terlalu
berbahaya..”

“Jadi…”

“Mianhamnida Tuan muda Kim.. Kita hanya bisa berharap akan ada keajaiban yang membuatnya keluar dari masa kritis.. Mianhamnida..
Semoga pihak keluarga diberi kekuatan dalam menerima cobaan ini..” ujar dokter itu sambil membungkuk.
“Aniya, ini tidak mungkin terjadi.. Tolong katakan padaku kalau ini tidak benar!”
“Mianhamnida Tuan Kim..”
“Andwae! Yoomi-ya!” pekik Yesung sambil menerobos masuk ke dalam ruangan yang serba putih itu. Ekor matanya menjelajahi ruangan
itu dengan nanar. Ada ketakutan disana.
“Yoomi-ya!”
“Mianhamnida Tuan.. Kondisinya kritis.. Anda tidak diperkenankan untuk masuk kedalam..” cegah seorang yeoja yang berusia sekitar dua
puluh tahunan itu sambil membungkuk. Yeoja itu mengenakan seragam putih-putih yang membuat Yesung otomatis menghentikan
langkahnya.
“Aku kakaknya! Aku berhak tahu apa yang sedang terjadi pada Yoomi!”

“Tapi Tuan..”

“Jangan halangi aku..” ucap Yesung dingin. Suster itu kemudian mengangguk perlahan dan memberi jalan pada Yesung. Raut
wajah namja itu benar-benar tidak bersahabat saat ini.
Yesung menghela nafas dan berjalan gontai ke arah tempat tidur putih yang dipenuhi oleh deretan kabel-kabel asing yang cukup menganggu
pandangan matanya.

Di atas tempat tidur itu terdapat seorang gadis kurus dengan bibir pucat tengah tertidur lelap, seperti enggan membuka matanya lagi untuk
melihat dunia ini.

Yesung menggigit bibir bawahnya dan kemudian berdiri disamping tempat tidur putih itu. Yesung menunduk dan perlahan mencium dahi
gadis itu dengan lembut. Setetes kilauan bening menabrak kulit putih susu itu hingga menimbulkan kesan dramatis. Yesung menangis dalam
diam. Rasanya ia benar-benar tidak sanggup menghadapi semua ini.

“Yoomi-ya…”
“………..”

“Bangun Yoomi-ya..” bisik Yesung parau. Namja itu memejamkan matanya dan merengkuh tubuh lemah Yoomi kedalam pelukannya
dengan erat. Seperti benar-benar takut kehilangan sosok gadis itu.
“Aku sudah memperingatkanmu soal ini.. Kenapa kau tidak mau menerima sumsum tulang belakangku saja? Kenapa kau malah memilih
sumsum tulang belakang appa? Bukankah kita adalah saudara? Aku tahu kalau kau membenci kenyataan ini.. Aku tahu hal itu, Yoomi-ya..
Tapi jika seandainya saja kau lebih memilih sumsum tulang belakangku sebagai donormu.. Mungkin tubuhmu tidak akan memberontak
seperti ini.. Sumsum tulang belakangku lebih cocok denganmu daripada punya appa.. Tapi kenapa kau masih saja keras kepala dan menolak
semuanya?”
Yesung menghela nafas dan melepaskan pelukannya. Namja itu menatap tubuh tak berdaya milik Yoomi dengan miris.
“Aku mencintaimu, Yoomi-ya.. Sangat mencintaimu..”
~XXX~

“Aku mencintaimu dengan sengaja..


Sengaja untuk melindungimu..
Sengaja untuk mengawasimu..
Sengaja untuk menghabiskan waktu bersamamu..
Aku mencintaimu dengan sengaja..
Hingga tak ada keraguan sedikitpun didalamnya..”

~XXX~
“Pagi Yoomi-ya…” ucap seorang namja sambil melepaskan mantel hitamnya dan melemparkan benda penjaga suhu tubuh itu ke atas
sofa. Namja itu tersenyum kikuk dan berjalan mendekati seorang gadis cantik yang masih ‘betah’ tertidur selama seminggu ini.
Gadis itu mengalami koma. Dan sebenarnya tidak ada harapan hidup lagi untuknya.

“Kau belum bangun? Uumm.. Apa kau tidak lapar, Yoomi-ya?” tanya Yesung sambil tersenyum kecut. Namja itu membelai rambut tipis
Yoomi secara hati-hati. Takut sekali jika rambut indah milik gadis itu kembali tersangkut disela-sela jarinya seperti waktu itu.
“Yeon Hyo menitipkan salam untukmu.. Nanti sore dia akan berkunjung kemari bersama Kyuhyun.. Karena itu cepat lah bangun dan
mandi.. Kau pasti tidak mau diledek Yeon Hyo habis-habisan, bukan?”

“……………”

“Aahh~ ya, satu hal lagi.. Appa sudah keluar dari rumah sakit kemarin.. Luka bekas operasinya memang belum sembuh.. Tapi kondisinya
sudah memungkinkan untuk keluar dari rumah sakit..Appa turut sedih atas kondisimu.. Dia tak bisa menemanimu disini, Yoomi-ya.. Karena
itu dia meminta maaf soal ini..”
“……………”

“Eomma sudah tidak marah pada ibumu lagi.. Mereka sudah berbaikan.. Walaupun ibumu tidak mau tinggal dirumahku.. Tapi itu bukan
masalah.. Sampai saat ini ia belum sanggup menemuimu.. Putri tunggalnya yang cantik..”
Yesung tersenyum kecil dan membelai wajah Yoomi dengan penuh kasih sayang.

“Lalu sampai kapan kau mau tertidur seperti ini, Yoomi-ya? Bangun lah.. Dan kita akan membeli mawar merah yang banyak.. Kau suka
sekali dengan mawar merah, bukan?”
“……………”

“Jangan membuatku menunggu, Yoomi-ya..”


~XXX~

“Bangun dan buka matamu..


Hadapilah dunia..
Tataplah aku yang menunggumu disini..
Menunggu hingga detik penghabisan membunuh waktu..”

~XXX~

“Kau masih tidak mau bangun?” tanya Yesung pelan. Namja itu menatap wajah Yoomi dengan intens. Masih tak bergerak. Yang terdengar
hanya suara monitor jantung Yoomi yang tak henti-hentinya berbunyi, menandakan kalau masih ada kehidupan dalam tubuh gadis itu.
“Yoomi-ya.. Aku masih menunggumu bangun dan membuka matamu..”
“…………”

“Kapan kau akan bangun dan sadar? Kau sudah koma selama satu bulan ini.. Apa kau tidak lelah, Yoomi-ya? Ujian semester akan
berlangsung dua hari lagi.. Apa kau juga ingin melewatkannya? Kasihan Yeon Hyo.. Dia sangat kesepian tanpamu, Yoomi-ya.. Dan aku
juga merasa seperti itu.. Terasa benar-benar hampa saat kau tak ada..”
“…………”

“Aku merindukanmu, Yoomi-ya..”


“Oppa?” panggil seorang gadis yang membuat Yesung sontak menoleh. Gadis itu tersenyum kecil dan menghampiri sosok namja tampan
dengan wajah murung tak jauh darinya itu.
“Apa kata dokter?” tanya Yeon Hyo pelan. Yesung menggeleng dan kembali beralih menatap wajah pucat Yoomi.

“Tidak ada harapan.. Kita hanya bisa menunggunya sadar.. Atau tidak sama sekali..”

“Tidak sama sekali? Maksudnya?”


“Yoomi tidak akan sadar.. Jika dia bisa sadar dari koma-nya kali ini, itu merupakan suatu keajaiban..”

“Jinjja? Kenapa bisa separah itu, oppa?” sahut Yeon Hyo sambil menutup mulut mungilnya dengan telapak tangan kanan. Rasanya gadis itu
benar-benar tidak percaya kalau sahabatnya akan mengalami cobaan berat seperti ini.
“Tubuhnya bereaksi terlalu berlebihan.. Hingga membuat kesadarannya hilang.. Aku tak tahu lagi bagaimana caranya agar membuat Yoomi
bangun dan sadar kalau aku masih setia disini menunggunya.. Sempat terpikir olehku untuk membawanya keluar negeri.. Tapi kondisi
Yoomi yang lemah, tentu dapat membahayakan nyawanya jika aku masih bersikeras membawanya berobat..”

“Jeongmal? Kenapa semua ini terjadi pada Yoomi?” ucap Yeon Hyo parau. Gadis itu membelai punggung tangan Yoomi secara perlahan.
Butiran bening mulai membasahi raut wajah Yeon Hyo yang muram.
“Dia selalu memintaku untuk menjaga Kyuhyun dengan baik.. Entah kenapa saat itu aku merasa dia akan pergi jauh.. Yoomi pernah
mengatakan sesuatu padaku yang membuatku selalu merasa bersalah..” ujar Yeon Hyo yang membuat Yesung mengernyit.

“Apa itu?”

“Dia pernah memintaku untuk jangan terlalu membenci Kyuhyun.. Dia mengatakan hal aneh yang seolah-olah dia juga turut merasakannya..
Yoomi berkata padaku, ‘saat hal itu terjadi padamu.. Kau tak kan pernah menyadarinya, Yeon Hyo-ya.. Bahkan ketika semua itu
sudah terlambat’.. Dulu aku memang tak mengerti maksudnya.. Tapi sekarang aku paham, oppa.. Sebenarnya ucapan itu bukan ditujukan
padaku.. Tapi lebih ditujukan untukmu..”
“M..maksudmu?” tanya Yesung terbata-bata. Perlahan rasa sakit itu menjalar menguasai ruang hatinya.

“Yoomi pernah berkata padaku.. Kalau dia akan berusaha membencimu, oppa.. Hubungan saudara diantara kalian mungkin menjadi
penghalang terbesar untukmu dan Yoomi.. Dia mencintaimu, oppa.. Sangat mencintaimu.. Bahkan keputusan untuk melupakanmu adalah
hal tersulit yang pernah ia hadapi dalam hidupnya.. Dan di detik-detik terakhir sebelum operasi itu.. Mungkin Yoomi menyadari kalau
keputusannya itu salah.. Dia sadar kalau mencintaimu jauh lebih baik daripada terpuruk dalam kenyataan bahwa ia harus membuang rasa
itu..”
“Yoomi berusaha sekeras itu?”

“Ne, dan ternyata oppa memang tak pernah menyadarinya.. Bahkan ketika semuanya sudah terlambat..”
“Yeon Hyo-ya, bagaimana caranya agar aku bisa menebus semuanya? Aku terlalu menyakiti hati Yoomi! Aku tahu, kalau perpisahan yang
ku minta darinya itu membuat Yoomi benar-benar merasa terpukul.. Keadaannya terpuruk dan aku sama sekali tidak menyadarinya! Aish!
Kenapa aku begitu bodoh? Kenapa?!”
“Karena takdir telah membuatmu buta, Hyung..” ucap seorang namja berperawakan tinggi yang membuat Yesung dan Yeon Hyo sontak
menoleh.
Namja itu tersenyum kecut dan menepuk pundak Yesung pelan. Seakan memberi dukungan pada namja yang memiliki suara indah itu.
“Kyuhyun-ah?”
“Hubungan saudara antara kau dan Yoomi memang merupakan suatu masalah yang sangat besar.. Kalian mungkin tidak akan bisa bersama..
Tapi bukankah mencintai seseorang itu tidak memandang siapa dia? Seperti apa rupanya? Bagaimana sifatnya? Dan apa kedudukannya?
Cinta tidak mengenal itu semua, Hyung.. Cinta hanya mengenal bagaimana cara kita menyayangi seseorang dengan tulus dan melindunginya
segenap jiwa raga kita.. Aku belajar banyak tentang cinta dari Yoomi.. Dan seharusnya kau bisa menangkap itu semua, Hyung.. Mungkin ini
memang sudah sangat terlambat, tapi tidak ada salahnya jika kau mau menebus semua ini demi Yoomi..” ujar Kyuhyun sambil tersenyum.
“Kau benar, Kyuhyun-ah.. Aku benar-benar bodoh karena tidak menyadari hal itu lebih cepat..” timpal Yesung sambil menunduk. Namja itu
memijit dahinya secara perlahan. Tampak berpikir.
“Lalu? Apa yang harus ku lakukan sekarang, Yeon Hyo-ya?” tanya Yesung lirih.
Yeon Hyo hendak menjawab. Tapi niat itu buru-buru ia urungkan karena Kyuhyun melemparkan tatapan tajam menusuk ke arahnya. Tanda
melarang gadis itu untuk mengatakan apapun.

“Hyung bisa menemaninya setiap hari disini..” ucap Kyuhyun tenang. Yeon Hyo menghela nafas dengan kasar. Membuat Yesung kembali
menatap gadis itu dengan bingung.
“Kenapa Yeon Hyo-ya?”
“Aniya..” sahut Yeon Hyo cepat.
“Jika ada yang mau kau katakan.. Bilang saja..” desak Yesung yang membuat Yeon Hyo kembali mendesah.

“Aku..aku—“
“Tidak Yeon Hyo-ya! Itu bukan jalan keluar terbaik!” pekik Kyuhyun kesal.
“Bukan jalan keluar terbaik? Jadi kau mau menahan Yoomi terlalu lama disini? Kau tidak lihat, hah? Dia terlihat begitu menderita! Sudah
cukup dia menderita selama ini! Aku tak kuasa melihatnya seperti itu lagi!” bentak Yeon Hyo emosi. Air mata mengalir deras membasahi
wajahnya yang cantik.

Yesung bangkit dari tempat duduknya dan menatap kedua sosok yang tampak serasi dihadapannya itu dengan bingung.

“Kalian kenapa? Katakan padaku apa yang terjadi sebenarnya!” seru Yesung yang membuat Kyuhyun dan Yeon Hyo terdiam. Suasana
mendadak hening dan semakin mencekam dengan adanya suara-suara monitor jantung Yoomi yang cukup berisik.

“Aniya Hyung! Yeon Hyo hanya salah bicara!” ralat Kyuhyun cepat.
“Salah bicara? Aniya! Oppa, kau harus mendengarkan soal ini.. Memang sulit dipercaya dan mungkin akan membuatmu sedih.. Tapi kau
harus tahu hal ini, oppa! Kemarin aku menemukan catatan kecil milik Yoomi dari dalam buku yang ku pinjam darinya sebelum ia
melakukan operasi.. Disana tertulis kalau dia tak yakin akan membuka matanya lagi setelah operasi itu selesai dilakukan.. Oleh karena itu,
dia minta agar oppa mau merelakannya pergi jika ia tak kunjung sadar juga.. Sungguh, sebenarnya aku tak kuasa mengatakan semua ini..
Tapi lihatlah! Yoomi kelihatan begitu tersiksa.. Dia sengaja bertahan selama sebulan ini karena masih banyak yang belum merelakan
kepergiannya.. Dia terlalu banyak menderita, oppa.. Awalnya aku tak ingin ia pergi.. Siapapun tak ingin ia pergi.. Tapi bukankah lebih baik
dia pergi daripada harus hidup dalam keadaan seperti ini?” ujar Yeon Hyo lirih. Gadis itu menyeka air matanya dengan cepat dan tersenyum.
“Oleh karena itu, tolong relakan dia.. Kau harus mengikhlaskannya pergi, oppa.. Masih ada tempat yang paling baik untuknya.. Kita tak bisa
menahannya disini terlalu lama.. Kasihan dia, oppa.. Kasihan Yoomi..” tambah Yeon Hyo sambil terisak. Gadis itu tak kuasa menahan
kesedihannya. Tangisnya pecah. Seiring dengan gerakan tangan Kyuhyun yang menarik tubuh Yeon Hyo kedalam pelukannya.
Kyuhyun terdiam. Tidak ada satu pun komentar yang sanggup ia ungkapkan. Rasanya waktu berjalan teramat sangat lambat. Bahkan
Yesung pun belum bergeming dan menunjukkan tanda-tanda akan mengambil sebuah tindakan.

“Hyung…” panggil Kyuhyun yang membuat Yesung tersentak.


“Ne?”
“Kau harus kuat menghadapi semua ini, hyung…”
Yesung tidak menjawab. Namja itu hanya mengangguk kecil dan beralih menatap Yoomi.
“Yoomi-ya..”
“……………”

“Boleh kah aku mencium dahimu untuk yang terakhir kali? Setelah itu kau boleh pergi, Yoomi-ya.. Aku tak kan menahanmu lebih lama lagi
disini..” ucap Yesung sambil menunduk.
Air mata Yesung mengalir hebat hingga membasahi pipi Yoomi. Namja itu memejamkan matanya dan mencium dahi gadis yang amat ia
cintai itu dengan lembut.
“Saranghae Yoomi-ya.. Aku mengikhlaskanmu.. Kau boleh pergi sekarang..” bisik Yesung tepat ditelinga Yoomi.
Namja itu memeluk tubuh Yoomi bersamaan dengan suara monitor jantung Yoomi yang berbunyi semakin berisik. Yesung mengeratkan
pelukannya diiringi dengan tangisan menyayat hati milik Yeon Hyo saat menyadari monitor jantung itu menunjukkan garis lurus yang
berarti sudah tidak ada kehidupan lagi dalam tubuh Yoomi.
Yesung terisak hebat. Namja itu menjerit berulang kali dan meremas bahu Yoomi kuat-kuat.
“Selamat jalan, Yoomi-ya.. Selamat jalan cintaku..”
~XXX~

“Ketika kematian memisahkan kita..


Apa yang dapat aku lakukan untukmu?
Apakah aku harus terpuruk dalam kesedihan yang berlarut-larut?
Atau kah mungkin aku harus bangkit dan percaya akan ada takdir yang lebih indah dari pada ini?
Semuanya memang terasa berbeda saat kau tak ada.
Tapi aku bisa apa untuk menentang semuanya?
Ingatlah..
Cinta tak kan pudar dimakan waktu dan usia..
Begitu juga rasa ini untukmu..
Cinta ini akan terus ada selama nyawa masih melekat dalam tubuhku..
Aku berjanji padamu..”

~XXX~
-EPILOG-
“Hyung!”
“Ne?” sahut Yesung sambil menoleh. Beberapa detik kemudian, namja itu mengangkat kedua sudut bibirnya ke atas. Membentuk sebuah
senyuman.
“Besok kau harus hadir dipernikahan kami, ne? Awas kalau sampai terlambat!” seru Kyuhyun setengah mengancam. Yesung mengangguk
dan pada akhirnya tertawa.
“Tentu saja.. Aku tidak akan mungkin melewatkannya, Kyuhyun-ah..”
“Hhahahaa! Dan juga bawa serta seluruh anak asuhmu itu, ne? Yoomi pasti turut senang jika anak-anak itu diundang..”
Yesung mengangguk dan tersenyum. Dalam hati ia berjanji, akan merawat ketiga belas anak asuhnya itu dengan kasih sayang. Yoomi
pernah bermimpi ingin mendirikan sebuah yayasan untuk menampung anak-anak yang kurang mampu dan mengidap kanker darah
sepertinya. Dan ternyata impian itu diwujudkan oleh Yesung yang merasa kesepian dan meyakinkan diri bahwa Yoomi akan terus hidup
dalam jiwa anak-anak pengidap Leukimia itu.
Musim dingin berakhir. Itu artinya sebuah cerita cinta ini juga berakhir dengan sendirinya. Tapi Yesung berjanji akan selalu mengingat dan
menyimpan kenangan itu dalam hatinya sendiri. Jauh lebih baik lagi.

-THE END-

#JEDEEEEEERR !!

FF [4 Season Stories] akhirnya SELESAI


Hahahhahahaaa XD
“Spring Blossom” dan “Summer Desire” memang HAPPY ENDING..
Dan “Autumn Scene” plus “Winter Tale” harus SAD ENDING dong :p
#dicekek Donghae dan Yesung =.=’

Tittle : Lying My Way From You

Author : YuanitHEE (raeHEEchul)

Blog : http://www.naddictator.wordpress.com

Genre : Friendship; Romance; Hurt

Rating : T-15

Lenght : Oneshoot

Words : 4,063

Cast : Cho Kyu Hyun; Yoon Yeon Hyo

Support Cast : Kim Hee Chul; Choi Rae Hee; Jung Hyun Jin

Disclaimer : FF ke-60 ini punya Author. Choi Rae Hee milik Kim Hee Chul. Other cast ? for you guys ^^

Note : Authorfic, Copyright*

Happy Reading ^^

==================================
Mencintai seseorang dengan diam-diam. Kau akan menyesalinya saat orang itu tak lagi dalam gapaimu. Bukan salahnya karena ia tertarik
dan mencintai orang lain. Itu semua karenamu yang menyerah dan membiarkan ketakutan menguasaimu. – HEE

****

Seorang pria sedang sibuk memijit-mijit kasar tombol di yang tertempel pada stick play station-nya. Nampak bersemangat melawan gadis
berambut hitam yang duduk tak kalah heboh di sampingnya.

Gadis itu menjerit kesal saat akhirnya, player yang ia mainkan terjerembap terkena tendakan maut dari player yang dimainkan oleh sang
pria.

Pria itu menoleh dan tersenyum lebar, sangat senang karena usahanya selama 1,5 jam terakhir untuk mengalahkan sang gadis, selesai sudah.

“YAK! Kau curang!!!” sungut sang gadis sambil berdiri dari duduknya, berjalan menuju dapur.

Pria itu tidak terima dituduh telah bermain ‘curang’, ia mengikuti sang gadis dan langsung merebut gelas yang nyaris bersentuhan dengan
bibir gadis itu.

“CHO KYU HYUN!!!”

Pria bernama Kyu Hyun itu menenggak habis air mineral dingin dari gelasnya, lantas setelah kosong, ia menyodorkannya kembali pada
gadis yang melengos menghampiri lemari es lagi.

“YA! Yeon Hyo-ya!!” Gadis bernama Yeon Hyo itu hanya mendelik sebal, langsung minum air dari dalam botol.

“Siapa yang bilang aku curang heh?”

“Aku tadi. Kau tuli?” sahut Yeon Hyo cuek dan membuat Kyu Hyun menyipitkan matanya.
“Ayo tanding ulang!!”

Yeon Hyo menahan senyumnya saat melihat pria itu kembali ke ruang tengah. Ini adalah pertandingan ulang yang ketiga hari ini. Yeon Hyo
tahu kalau Kyu Hyun sangat tidak ingin dibilang curang, dan strategi Yeon Hyo untuk membuat pria itu tetap bertahan di rumahnya,
berhasil.

Yeon Hyo duduk di samping Kyu Hyun yang nampak baru saja meletakkan ponselnya dengan sebal.

“Ada apa?” tanya Yeon Hyo, agak heran melihat raut muka Kyu Hyun yang benar-benar kelam.

“Tidak ada,” sahut Kyu Hyun dan pria itu mulai mensetting playernya.

Yeon Hyo yang tahu kalau ada yang berbeda dari mood Kyu Hyun dengan yang sebelumnya, langsung mematikan Play Station 3 dan
membuat Kyu Hyun menoleh ke arahnya.

“Aku sahabatmu selama 10 tahun Kyu Hyun-ah. Dan aku bisa merasakan ada yang menjadi beban pikiranmu. Ada apa?” raut Yeon Hyo
serius kini.

Kyu Hyun menghela napasnya pasrah dan mulai membuat dirinya berhadapan dengan Yeon Hyo.

“Appa baru saja meneleponku. Beliau mengatakan kalau malam ini kami sekeluarga akan bertemu dengan keluarga Choi. Aku dijodohkan
dengan anaknya,” ucap Kyu Hyun kesal. “kau tahu kan kalau aku paling tidak suka dengan hal-hal semacam ini? Diatur? Apalagi mengenai
pernikahan!! Bagaimana kalau putri keluarga Choi tidak menarik dimataku?”

Yeon Hyo tersenyum dan menjitak kepala Kyu Hyun pelan. “Bodoh!! Temui dulu baru berkomentar. Kalau nanti kau langsung tertarik
padanya, kau harus menraktirku makan es krim diEunBum Creamy dengan dua ukuran jumbo. Bagaimana?” tantang Yeon Hyo yang
membuat Kyu Hyun nampak berbinar.

“Kalau aku tidak tertarik, kau yang harus membelikan aku kaset game keluaran terbaru, bagaimana?”

“DEAL!!”
“Ayo kita tanding sekali lagi. Habis itu aku akan pulang untuk bersiap!!” Yeon Hyo tersenyum saat Kyu Hyun mengacak rambutnya dan
menyalakan kembali Play Station 3 dihadapannya, mulai mensetting playernya lagi.

Senyum Yeon Hyo perlahan memudar. Berusaha sekuat tenaga untuk tidak menitikkan air matanya. Tapi… Berapa lama ia akan bertahan?

****

Yeon Hyo menutup pintu kayu itu dengan pelan setelah mengantar Kyu Hyun pulang. Ia berbalik, bersender pada pintu. Tubuhnya ia
biarkan merosot hingga ia terduduk di lantai, menekuk kakinya untuk menyembunyikan wajahnya. Perlahan, suara isakannya terdengar.

Seberapa kuat ia akan bertahan kalau pria itu benar-benar tertarik akan ‘calon’nya? Seberapa bisa ia menahan rasa cintanya yang begitu
besar tapi tidak punya kesempatan untuk terakui? Seberapa banyak air mata yang harus ia tumpahkan untuk seorang pria bernama… Cho
Kyu Hyun?

Sahabatnya sejak mereka sama-sama berusia 14 tahun. Sejak Kyu Hyun pindah ke Seoul dari Jepang dan satu bangku dengannya, ia dan pria
itu dekat secara alami dan menjadi sahabat tanpa mereka sendiri sadari.

Termasuk cinta yang ternyata tumbuh di hati seorang Yeon Hyo yang sama sekali tidak diketahui oleh Kyu Hyun.

“Tuhan… Biarkan aku membelikan kaset game terbaru untuk Kyu Hyun. Kumohon…” ucapnya teredam.

=======================

Yeon Hyo mendengus saat suara ketukan pintu itu terdengar lebih keras. Sepertinya tamu yang datang kerumahnya pagi itu sangatlah tidak
sabaran. Siapa sih?

Ia buru-buru menuruni tangga sambil mengenakan kaus putih yang melapisi tanktop hitamnya, berjalan ke arah pintu sambil berteriak
“Sebentar.”
Ia membuka pintu dan langsung disambut oleh wajah tampan milik sahabatnya. Wajah yang selalu membuatnya terpesona. Wajah dengan
eskpresi menyebalkan yang lebih penting untuk dilihatnya setiap hari daripada melihat senyuman matahari yang memberikan kehidupan
bagi banyak makhluk hidup di bumi ini.

Cho Kyu Hyun.

Dengan senyum yang semakin membuat pria itu tampan setengah mati.

“Wae?” tanya Yeon Hyo, berusaha bersikap ‘normal’ sebisanya setelah ia menghabiskan waktu semalaman untuk memikirkan ‘perjodohan’
Kyu Hyun. Bahkan lingkaran hitam di bawah mata Yeon Hyo terlihat sangat jelas. Buktinya, Kyu Hyun sedang memperhatikan titik itu
sekarang.

“Kau sakit?” tanyanya. Senyum lebarnya yang terkembang tadi langsung hilang entah kemana.

Yeon Hyo mendengus samar, lantas melangkah masuk tanpa menutup pintu, menghempaskan dirinya di sofa. Kyu Hyun mengikuti, ikut
duduk di sampingnya.

“Hanya kurang tidur. Semalam habis membaca novel,” ucapnya berbohong. Tapi Kyu Hyun hanya mengangguk saja, seolah percaya dengan
apa yang dikatakannya.

“Mau apa kau kesini?” tanya Yeon Hyo dan membuat senyuman lebar Kyu Hyun kembali menghiasi wajahnya.

“Sibuk tidak?” tanya Kyu Hyun. Yeon Hyo mengernyit, agak bingung sebenarnya. Tumben sekali Kyu Hyun menanyakan tentang
‘kesibukkan’nya.

“Kenapa memang?”

“Kita pergi ke EunBum Creamy. Aku traktir kau dua es krim ukuran jumbo.”
Sedetik kemudian, Yeon Hyo menyesali dirinya yang bertanya.

Ia tidak salah dengar kan? Kyu Hyun? Mentraktirnya es krim? Kenapa? Kenapa bukan dia yang harus membelikan pria itu
kaset gameterbaru? Kenapa harus dirinya yang menang taruhan?

“Jadi….” ucap Yeon Hyo pelan. Tak sadar kalau ia meremas bajunya sendiri dengan cukup kencang.

Kyu Hyun mengangguk semangat. “Gadis itu menarik. Astaga Yeon Hyo-ya!! Seharusnya kau tahu bagaimana manisnya dia!!” Pria itu
menyenderkan punggungnya dan mendongakkan kepalanya, masih tersenyum. Sementara Yeon Hyo merasakan, hatinya menangis perih.

=====================

Yeon Hyo melipat tangannya di atas meja, menumpuk tangan kanan di atas tangan kirinya, lantas menggunakan tangan itu untuk menjadi
bantalan kepalanya.

Ia sangat malas masuk kantor di saat moodnya benar-benar buruk. Bagaimana bisa ia meluangkan waktunya terhadap benda mati tipis
berwarna putih yang tertumpuk tinggi di atas meja kerjanya sementara dirinya tidak punya waktu untuk mengobati luka dihatinya yang
semakin terasa perih meski satu minggu telah berlalu?

Ia tahu kalau ia bodoh karena mencintai pria itu diam-diam. Tapi mau bagaimana lagi? Mengatakan kalau dirinya mencintai Kyu Hyun
setengah mati sejak 7 tahun terakhir ini sama saja dengan mendeklarasikan diri sebagai ‘mantan sahabat’ dari pria itu.

Ia tak mau… Sama sekali tidak mau merusak persahabatan manis dengan Kyu Hyun yang sudah terjalin sekian lama hanya karena kata cinta
yang ia sendiri sadari hanya dirasakan oleh… Dirinya seorang.

“YA!!!”

Yeon Hyo terlonjak kaget saat seseorang berteriak padanya. Perlahan ia mengangkat wajah dan tersenyum garing kepada atasannya yang
sedang melotot galak. Pria tampan yang ‘dingin’nya minta ampun itu sedang memperhatikannya tajam.
“Annyeong Haseyo, Direktur….” Yeon Hyo buru-buru berdiri dan membungkuk kepada pria yang merupakan atasan sekaligus pemilik
perusahaan Petals Coorporation ini. Ia dapat melihat dari sudut matanya kalau Hyun Jin sedang menahan tawanya.

“Nona Yoon, kau tidak digaji hanya untuk duduk dan menopangkan kepalamu di atas meja saja. Apa tugasmu sudah selesai?” tanya pria itu
dan melihat ke arah tumpukan kertas di atas meja Yeon Hyo. Gadis itu ikut melihat ke arah yang sama dan meringis saat mendapati tatapan
tajam sang Bos kembali terarah padanya. “tidak selesai hari ini, kupotong gajimu.”

Yeon Hyo melotot dan hanya terbengong melihat punggung sang bos yang menghilang di balik pintu ruangan bertuliskan Kim Hee
Chul itu.

Hyun Jin menghampiri Yeon Hyo dan tertawa padanya. “Kau juga sih… Salahmu kalau kau tidak mendengarkan panggilanku tadi….”

Yeon Hyo menoleh pada Hyun Jin. “Tadi memangnya kau memanggilku?”

Hyun Jin mengangguk. “Ya. Bahkan saat aku masih bisa melihat Direktur di lift!!” seru Hyun Jin heboh dan Yeon Hyo hanya menghela
napas frustasi, tak ada minat untuk menanggapi gurauan Hyun Jin.

Yeon Hyo duduk kembali di kursinya, mulai menyalakan komputer dan mengerjakan tugasnya.

“Bos nampak mengerikan….” ucap Hyun Jin yang masih berada di meja kerja Yeon Hyo.

“Dia memang selalu mengerikan,” sahut Yeon Hyo seadanya.

“Tidak. Hari ini auranya lebih gelap. Seperti ingin membunuh seseorang….”

“Dan saya akan membunuh Anda jika Anda tidak segera kembali ke meja kerja Anda, Hyun Jin-ssi.”

Tidak hanya Hyun Jin yang terlonjak kaget, Yeon Hyo pun ikut mendongak dan mendapati Direkturnya sudah berdiri lagi di belakang Hyun
Jin yang memucat. Hyun Jin buru-buru membungkuk dan kembali ke meja kerjanya, sementara… Fokus Yeon Hyo langsung teralih pada
ponselnya yang bergetar tanpa henti.
Cho Kyu Hyun menghubungi dan ia sama sekali tidak berniat untuk menggubrisnya.

=========================

Yeon Hyo melangkah keluar kantor sambil sesekali memijiti pundaknya yang terasa pegal. Ia berbelok ke arah trotoir dan langkahnya
terhenti saat sosok Kyu Hyun menghalangi jalannya.

“Kenapa kau tidak mengangkat teleponku, hah? Kau cari mati ya?” ucap Kyu Hyun dingin.

Selain dikuasai oleh rasa lelah, hatinya yang belum tertata dengan benar membuatnya hanya menghela napas dan menjawab ucapan sadis
Kyu Hyun dengan lemah. “Meeting seharian. Bosku hari ini terlihat sadis sekali, bahkan Hyun Jin bilang auranya lebih gelap daripada
biasanya. Tak sempat melihat ponsel dan aku baru saja menyelesaikan tugas kantor yang membuat tulangku terasa hampir putus.”

Well. Alasan meeting tentu saja hanya rekayasa, tapi selebihnya tidak. Jadi… Dirinya tidak sepenuhnya berbohong kan?

Kyu Hyun menghela napasnya berat. Merasa harus mengalah karena sepertinya Yeon Hyo memang sangat lelah. Terbukti dari cara gadis itu
merespon dengan tidak balas berkata dingin padanya. Tidak berseru seperti biasa.

Kyu Hyun refleks menarik tangan Yeon Hyo dan membukakan pintu untuk gadis itu. Setelah memastikan Yeon Hyo duduk dengan aman,
Kyu Hyun berjalan memutar dan mulai duduk di belakang kemudi, melarikan mobil itu menuju rumah Yeon Hyo.

****

Yeon Hyo berbalik menghadap Kyu Hyun saat mereka sudah berada di depan pintu kayu rumahnya.

“Gomawo sudah menjemput dan mengantarku pulang hari ini,” ucap gadis itu, ada sedikit rasa senang di atas hatinya yang terluka saat tahu
Kyu Hyun datang menjemputnya ke kantor karena mencemaskan keadaan dirinya yang tidak yang sama sekali tidak berkabar.
Kyu Hyun mengangguk, lantas mengacak pelan rambut Yeon Hyo yang sudah menjadi kebiasaannya jika ia mengkhawatirkan keadaan sang
sahabat. “Istirahatlah. Besok aku akan menjemputmu jam sebelas.”

Yeon Hyo mengernyit. Bukankah besok hari Sabtu? Dan kenapa?

“Temani aku mencari hadiah untuk ulang tahunnya,” ucap Kyu Hyun lagi bahkan sebelum dirinya sempat bertanya dan membuat dirinya
kembali ‘tersadar’ pada kenyataan.

-Nya.

Itu hanya berarti satu hal. Gadis itu… Gadis bernama Choi Rae Hee yang dijodohkan dengan Kyu Hyun. Dan dirinya? Besok akan
menemani Kyu Hyun untuk mencari hadiah ulang tahun untuk gadis itu.

Oh… Mimpi buruk apa lagi ini? Tak cukupkah dengan hanya mendengar kalau Kyu Hyun tertarik dengan gadis itu? Sekarang kenapa
dirinya juga harus terlibat dalam pemilihan hadiah untuk gadis itu?

“Ya.”

Jawaban bodoh yang bertolak belakang dengan apa yang hatinya rasakan. Tapi sungguh, ia tidak bisa menolak permintaan Kyu Hyun,
apalagi pria itu sekarang sedang menatapnya dengan sorot berbinar saat dirinya menyetujui permintaan sial yang menghampirinya.

Sial.

========================

“Kau benar-benar payah, Yeon Hyo-ya… Kukira dengan mengajakmu maka aku bisa menghemat waktu untuk memilih hadiahnya,” keluh
Kyu Hyun sambil menyeruput kopi dingin yang tadi ia beli di Starbucks Cafe sambil lewat.
Yeon Hyo yang sibuk memijiti kakinya yang pegal hanya merengut sebal. Gadis itu merebut gelas kopi yang dipegang Kyu Hyun,
menghisap kopinya sampai habis.

“Ayo cari lagi!! Beli saja satu gaun untuknya.” Yeon Hyo berjalan meninggalkan Kyu Hyun yang menatap punggungnya dengan senyum
lirih. Dia dan Yeon Hyo sama, sangat sulit dalam mencari dan menentukan hadiah yang tepat untuk orang lain. Dan jujur saja, ia sendiri
sudah mulai letih.

Kyu Hyun berjalan menyusul Yeon Hyo yang nampak memasuki sebuah toko gaun. Ia merutuki dirinya sendiri karena tidak menanyakan
apa yang Rae Hee suka sebelumnya. Ia tidak mengira kalau akan sesulit ini karena gadis itu begitu berbeda jika dibandingkan dengan gadis
manis yang sekarang sedang sibuk meminta sebuah gaun untuk diturunkan dari patung yang menjadi modelnya.

“Ini bagaimana?”

Kyu Hyun mengangguk. Pasrah saja karena ia sendiri juga sudah sangat lelah. Yeon Hyo hanya menghela napasnya panjang, lantas meminta
pegawai toko untuk membungkuskan gaun panjang menjuntai hingga menyapu lantai dengan model kerah Sabrina yang dipakai sebatas
bahu berwarna soft blue itu.

“Yeon Hyo-ya… Kita makan dulu ne?”

“Jajjangmyeon?”

“Tentu. Memangnya makanan apa lagi yang lebih enak selain itu?” sahut Kyu Hyun sambil menyeringai, mengambil kotak berisi gaun
untuk Rae Hee dari tangan Yeon Hyo.

“Tidak ada,” sahut Yeon Hyo ringan dan mereka berdua bergegas meninggalkan mall menyebalkan yang membuat kaki mereka nyaris
putus.

========================

“Kyu Hyun-ah….” panggil Yeon Hyo untuk yang kesekian kalinya pada Kyu Hyun, tapi pria itu tetap tidak menggubrisnya, malah semakin
erat menggenggam tangan Yeon Hyo untuk menghampiri sosok tinggi menjulang yang nampak anggun di tengah ruangan.
Kyu Hyun memaksanya untuk datang ke acara ulang tahun Rae Hee karena ingin memperkenalkan ‘sahabat’ pada ‘calon istri’nya tersebut.
Yeon Hyo sendiri hanya mengenakan dress berwarnapeach selutut dan sandal gladiator berwarna putih dengan penampilan make-
up seadanya. Rambutnya diikat longgar dan di kedepankan lewat sisi kanan tubuhnya. Nampak manis walau memang tidak seistimewa
gadis itu. Gadis yang sedang berpelukan dengan Kyu Hyun-nya.

“Selamat ulang tahun, Rae Hee-ya….” ucap Kyu Hyun manis. Yeon Hyo bahkan tidak pernah melihat Kyu Hyun bersikap manis seperti itu,
terutama kepada dirinya. Rasanya… Apa ada rasa yang lebih menyedihkan dari sekedar kata ‘sakit’ ? Jika ada, itulah yang saat ini
dirasakannya.

“Gomawo, Kyu Hyun-ssi….”

Gadis itu tersenyum lembut. Astaga!! Bahkan caranya berbicara sangat halus seperti seorang puteri, sangat berbeda dengan dirinya yang
lebih sering berteriak dan saling berseru dengan Kyu Hyun. Pantas saja pria itu ‘bertutur’ dengan sangat manis. Yang akan ehm…
dinikahinya adalah seorang ‘gadis’, benar-benar seorang gadis. Tidak sepertinya.

Yeon Hyo menunduk dan semakin merasa jauh dari Kyu Hyun. Mereka nampak cocok dan kenyataan itu menyakitkan. Sungguh!! Ia rela
angkat kaki bersama orang asing yang membawanya pergi dari tempat terkutuk ini daripada harus menyaksikan Kyu Hyun yang berdiri
dekat dengan Rae Hee.

“Ini Yeon Hyo.”

Yeon Hyo mendongak saat Kyu Hyun menyentuh pundaknya. Ia tersenyum pada Rae Hee dan membungkuk singkat. Gadis itu membalas
dengan senyuman yang err… Bahkan senyumnya saja sangat berbeda!!!

“Sahabat dari calon suamiku?” tanya Rae Hee halus.

Kenapa? Kenapa harus menyebutkan ‘calon suami’ ?? Tidak bisakah hanya menyebutkan nama ‘Kyu Hyun’ saja?

Yeon Hyo masih menunjukkan senyum terbaiknya, senyum yang ia harap terlihat menarik meski tidak bisa lebih baik disaat hatinya
berserakan di dalam tubuhnya. “Iye. Senang bertemu denganmu, Rae Hee-ssi.”

“Senang mengenalmu juga, Yeon Hyo-ssi.”


****

Yeon Hyo memutuskan untuk berkeliling saja. Berlama-lama di dekat Kyu Hyun dan Rae Hee bisa membuat jantungnya berhenti berdetak
karena tidak kuat melihat kebersamaan mereka yang membuatnya merasakan sakit.

Ia mengambil minum dari nampan seorang pelayan yang kebetulan lewat di depannya dan berbalik, hendak berjalan ke balkon saat matanya
menangkap sosok yang familiar. Direkturnya.

Yeon Hyo langsung berbalik menjauhi Hee Chul, sebisa mungkin menghindari kontak dengan pria itu. Kenapa harus bertemu dengan atasan
yang menyebalkan disaat seperti ini sih??

Akhirnya Yeon Hyo memutuskan untuk berdiri di dekat pintu keluar, di depan sebuah lukisan dewi berjudul Aprhodite. Ia hanya bisa
menatap lirih Kyu Hyun yang sedang berdansa dengan Rae Hee. Benar-benar terlihat serasi.

Matanya mau tak mau kembali melihat ke arah atasannya tadi berdiri. Dan pria itu sedang melakukan hal yang sama dengannya, menatap
pasangan yang sedang berdansa itu dengan sorot… Terluka?

****

“Kau memaksanya untuk datang, Kyu Hyun-ssi?” tanya Rae Hee pada Kyu Hyun, masih melingkarkan tangannya di tengkuk pria yang
menjadi calon suaminya itu.

Kyu Hyun tertawa renyah. “Ya. Aku memang memaksanya. Tak ada yang lebih menyenangkan selain membuat dia melakukan sesuatu
dengan terpaksa.”

“Dia gadis yang cantik. Berapa lama kau berteman dengannya?”

“Cantik? Masa? Kok aku tidak menyadarinya ya? Apa karena kami bertemu setiap hari jadi melihat wajahnya pun sudah biasa saja
untukku?” ucap Kyu Hyun yang membuat Rae Hee terkekeh pelan. “sepuluh tahun. Kami berteman sudah sepuluh tahun.”

“Dan tanpa sadar kau mencintainya.” Ucapan Rae Hee membuat langkah dansa mereka terhenti. Kyu Hyun menatap Rae Hee bingung.
“Apa?”

“Kau mendengarnya, Kyu Hyun-ssi….” ucap Rae Hee tersenyum, tubuhnya masih menempel dengan Kyu Hyun. Gadis itu menatap wajah
pria dihadapannya dengan lekat.

“Aku mencintainya? Tidak mungkin. Dia kan sahabatku.”

“Bagaimana jika statusnya, dia bukan sahabatmu? Apa kau masih mau mengelak?”

Rae Hee melepaskan tautan tangannya dari tengkuk Kyu Hyun, mundur selangkah dari pria itu.

“Bahkan… Kau sendiri tidak menyadarinya kan?”

“Bagaimana kau bisa yakin kalau aku mencintainya?”

“Hanya orang bodoh yang tidak berperasaan yang tidak menyadarinya, Kyu Hyun-ssi. Dari caramu menatapnya, caramu memperlakukannya
dengan kenyamananmu. Caramu bercerita padaku tentangnya dengan tawa dan kehebohan seolah-seolah gadis itu memang sangat
menyenangkan. Aku melihat kau yang menjadi dirimu sendiri saat berada di dekatnya, tidak seperti saat kau berada di dekatku.”

“Aku tahu kau mengubah gaya berbicaramu padaku karena mengetahui aku yang seperti ini dan ketidaknyamanan saat kau menjadi ‘bukan
dirimu’ itu sangat terlihat olehku. Apakah kau menyadari kalau setiap bertemu denganku hal apa yang kau ceritakan?” tanya Rae Hee dan
Kyu Hyun masih diam mendengarkan.

“Gadis itu,” lanjut Rae Hee sambil tersenyum.

Kyu Hyun hanya menatap gadis diam. Mendadak ia merasakan kekecewaan. Kenapa? Apa karena gadis dihadapannya ini secara halus
mengatakan ‘menolak’ dirinya? Atau karena apa yang gadis itu katakan adalah kebenarannya?
Rae Hee menyentuh pipi Kyu Hyun dengan lembut, mendekatkan wajahnya ke arah pria itu, dan tersenyum saat melihat Yeon Hyo berlari
keluar ruangan. Dugaannya juga tepat, kalau Yeon Hyo juga mencintai Kyu Hyun.

Wajah Kyu Hyun hanya beberapa senti dari wajahnya, dan ia berbisik. “Mau mencoba saranku?”

=======================

Astaga!! Sungguh!! Ia benar-benar menyesal karena menuruti kehendak Kyu Hyun untuk datang malam ini. Gadis itu… Gadis itu berani
mencium Kyu Hyun-nya tanpa ragu!! Bahkan Kyu Hyun pun tidak menolak.

Yeon Hyo terduduk di kursi taman tak jauh dari hotel tempat pesta itu di selenggarakan. Ia butuh udara yang jauh dari kata segar sekarang.
Dadanya sesak, napasnya tercekik, dan air matanya… Mengalir lagi dengan deras.

Ia memegang dadanya yang benar-benar terasa nyeri. Sakit. Sakit sekali. Ia sendiri juga tidak tahu kenapa rasanya bisa sesakit ini saat
mengetahui kalau Kyu Hyun… Sudah semakin jauh dalam jangkauannya.

Sekarang… Ia harus bagaimana? Tetap berada di dekat Kyu Hyun sama saja membunuh dirinya sendiri secara perlahan. Tapi… Jika ia
menjauh dari pria itu… Bisakah dirinya bertahan lebih lama dari pilihan untuk tetap bersama dengan Kyu Hyun? Tak ada jaminan bukan?
Jadi dia harus bagaimana?

****

Sepertinya Kyu Hyun benar-benar melupakannya. Dua hari sejak pesta ulang tahun itu, Kyu Hyun tak pernah menghubunginya bahkan
untuk sekedar mengirimi sms bodoh berisi umpatannya karena ia kalah main game.

Dan Yeon Hyo… Ia tidak punya pilihan lain. Pilihan yang ia punya hanya dua; tetap diam dan menghancurkan dirinya sendiri secara
perlahan, atau melangkah dan membuat hatinya terasa kosong sampai batas waktu yang ia sendiri tidak bisa memperkirakannya.

Ia memejamkan mata, menghela napasnya panjang. Ini adalah pilihan yang akan ia ambil. Jika ia pergi sekarang, tentu hatinya akan mati
karena ia harus menghilangkan cinta dari dalam hatinya dan meninggalkannya di Seoul, pada pria itu. Mungkin saja, suatu saat nanti, ia bisa
menghidupkan kembali hatinya… Meski kemungkinannya sangatlah kecil. Setidaknya, ia berusaha. Bukan hanya untuk dirinya, tapi untuk
kebahagiaan Kyu Hyun bersama Rae Hee.

Ia mulai mengetikkan surat pengunduran diri yang akan langsung ia serahkan kepada atasannya hari ini juga.

****

Kim Hee Chul membaca surat pengunduran diri Yeon Hyo dengan seksama, lantas melemparnya begitu saja ke atas meja.

“Kau ingin pergi ke China dan membantu perusahaan ayahmu disana, Nona Yoon?” tanya Hee Chul datar.

“Seperti yang tertulis, Direktur.” Yeon Hyo menundukkan wajahnya, berharap kalau Hee Chul akan langsung mengabulkan
permohonannya.

“Sebenarnya kinerjamu bagus, Yeon Hyo-ssi, sayang sekali kalau aku melepasmu. Tapi… Sepertinya kau memang sangat ingin
mengundurkan diri?”

“Jika yang Anda maksud tentang perusahaan ini, sama sekali tidak, Direktur Kim. Ini keputusan saya pribadi, tidak ada faktor eksternal lain
terlebih lagi menyangkut perusahaan Anda.” Yeon Hyo mendongak dan menatap atasannya dengan raut tegas. Ia hanya butuh kata ‘ya’ dan
ia bisa segera pergi dari negara ini. Iya kan?

Hee Chul menyenderkan tubuhnya ke kursi dan memainkan pulpen berwarna emasnya. “Silahkan. Kau mendapatkan persetujuanku. Kau
bisa minta pada sekretarisku untuk memberikanmu gaji terakhir dan kau bisa mencairkannya. Hati-hati di jalan dan semoga perasaanmu
lebih baik, Yeon Hyo-ssi.”

Yeon Hyo sudah hampir membungkuk terima kasih saat ia menyadari ada kejanggalan pada kata-kata terakhir Hee Chul. Ia mendongak
kembali dan menatap atasannya itu dengan sorot tidak mengerti. “Maaf?”

Hee Chul tersenyum. Bahkan kalau Yeon Hyo tidak ingat betapa menyebalkan dan ‘unik’nya sang Direktur, dia akan mengatakan kalau
senyuman itu membuat Hee Chul terlihat lebih tampan.
“Lari dari masalah, membohongi perasaanmu sendiri. Apakah aku salah?”

Hee Chul berdiri dari kursinya, berjalan memutar, dan berhenti di hadapan Yeon Hyo, bersandar pada meja besarnya. Kedua tangannya ia
lipat di depan dada. Menunggu.

Yeon Hyo tersenyum tipis. “Tidakkah Anda sedang menasihati diri Anda sendiri, Direktur?” tukasnya berani saat menyadari ke arah mana
maksud dari perkataan Hee Chul.

Hee Chul tertawa renyah. “Setidaknya aku tidak mencoba menghindar. Aku bahkan tetap berada di sampingnya, mendukungnya sesuai apa
yang selalu kujanjikan padanya.” Hee Chul menurunkan kedua tangannya, memasukkannya ke dalam saku celana. “posisi kita berdua sama,
Nona Yoon. Mencintai orang yang tidak menyadarinya. Dan aku berpikir, sebenarnya itu adalah kesalahan dari diri kita sendiri.”

“Ketakutan akan ‘dia’ yang meninggalkan kita. Itulah masalahnya hingga kita yang merasakan hal seperti ini.”

“Sudah terlambat untuk mengatakannya, Direktur.”

“Aku tidak. Aku mendapatkannya.”

“Siapa?”

“Rae Hee,” ucap Hee Chul enteng. Sebelum Yeon Hyo bertanya ‘bagaimana’, Hee Chul sudah mengedikkan dagunya. Yeon Hyo menoleh
ke belakang dengan perlahan dan melihat Kyu Hyun berdiri disana dengan pesonanya yang semakin membuatnya terlihat tampan. Seperti
biasa.

“Yeon Hyo-ya….”

“Kyu Hyun-ah… Sedang apa kau disini?”


“Mengikuti hatiku,” jawab Kyu Hyun dengan senyuman mengejek. Ia berjalan mendekati Yeon Hyo yang hanya terpaku di tempatnya
berdiri. “tak kusangka bahkan Rae Hee mengatakan hal yang benar.” Kyu Hyun tertawa, lebih kepada menertawakan dirinya sendiri.

“Dia mengatakan apa?”

“Bahwa aku mencintaimu, tanpa aku sadari.”

“Kyu Hyun-ah….” panggil Yeon Hyo lirih dan Kyu Hyun tersenyum lembut.

“Saranghae….”

Tanpa sadar Yeon Hyo meneteskan air matanya, tersenyum bahagia. “Na do saranghae, Kyu Hyun-ah.”

Sebelum Kyu Hyun memeluk Yeon Hyo, Hee Chul sudah berdeham dengan keras, membuat kedua orang tersebut menoleh.

“Aku merobek ini, kau tahu artinya kan, Nona Yoon?” Hee Chul merobek surat pengunduran diri Yeon Hyo hingga menjadi potongan-
potongan kecil.

Yeon Hyo mengangguk antusias. “Itu artinya kalau saya harus menunda pengambilan gaji terakhir saya, bukan begitu Direktur?”

“Ya. dan kalian bisa melanjutkan adegan peluk… dan cium kalau perlu. TAPI TIDAK DI RUANGAN KU!! Pintu keluarnya ada disana.”
Hee Chul menunjuk pintu keluar yang membuat Yeon Hyo serta Kyu Hyun tertawa geli. Keduanya membungkuk lantas meninggalkan
ruangan itu dengan bergandengan tangan.

Sementara Hee Chul, menahan senyum gelinya. Mengingat kejadian dua hari yang lalu.

Wajah Kyu Hyun hanya beberapa senti dari wajah Rae Hee, dan ia berbisik. “Mau mencoba saranku?”
“Apa?”

“Hindari dia untuk sementara. Kau harus mencari tahu kebenaran dalam hatimu sendiri. Apakah hatimu setuju dengan apa yang kukatakan?
Atau justru, hatimu berkata sebaliknya?”

Rae Hee meninggalkan Kyu Hyun yang hanya berdiri diam, keluar ruangan. Buliran bening keluar dari mata indahnya dan ia menangis… Di
ayunan pinggir kolam renang yang ada di hotel itu.

“Rae Hee-ya….” Tanpa menoleh siapa yang datang pun Rae Hee tahu siapa pemilik suara itu.

“Mengatakan kata-kata pada Kyu Hyun seolah aku mengatakannya di depan cermin. Ya kan? Aku bodoh ya?” ucap Rae Hee sambil
menunduk, menatap rerumputan yang ada di bawah kakinya.

“Tidak, sama sekali tidak.” Hee Chul duduk di samping Rae Hee dan mengangkat wajah gadis itu dengan tangan yang ia letakkan di
dagunya.

“Mencintaimu…. Maaf karena aku baru menyadarinya,” ucap Rae Hee dan sesaat kemudian, Hee Chul memeluk gadis itu hangat.

“Aku juga minta maaf karena tidak mengatakannya padamu.” Rae Hee mengangguk dan Hee Chul mengecup puncak kepalanya lembut.
“Rae Hee-ya… Saranghae.”

EPILOG

“Yeon Hyo-ya….”

“Ehm….”

“Jangan pernah sekalipun kau berpikir untuk menghindariku lagi.”


“Kenapa memangnya?”

“Kau tidak bisa melakukannya.” Yeon Hyo mendengus dan menoleh pada Kyu Hyun yang sedang menyeringai menatapnya. Tapi sedetik
kemudian, rautnya berubah serius. “karena kau adalah tahanan hatiku untuk selamanya.”

Dengan cepat Kyu Hyun meletakkan kedua tangannya di pipi Yeon Hyo, dan mendaratkan bibirnya di atas bibir Yeon Hyo bahkan sebelum
gadis itu sempat menyadari apa yang terjadi.

Kyu Hyun menghentikan ciumannya sesaat untuk mengatakan “Saranghae….” pada Yeon Hyo dan kembali melumat bibir gadis itu lembut,
tak memberikan kesempatan bagi gadis itu untuk membalas perkataannya. Karena Kyu Hyun tahu, tak perlu di ucapkan dengan kata-kata…
Hati Yeon Hyo akan selalu mencintainya.

THE END

[Hyo-Kyu couple] “A Good Bye”

Author : Yarica Eryana (Yoon Yeon Hyo)

Facebook : Icha Elf-Sparkyu Cho Kyuhyun

Twitter : @IchaGaemGyu

Blog : http://www.gaemgyuchokyuhyun.wordpress.com

Main Cast : Cho Kyuhyun

Yoon Yeon Hyo

Sub Cast : Lee Donghae

Yoon Eun Mi

Genre : AU, Romance, Hurt, Sad, Angst

Disclaimer : CHO KYUHYUN IS MINE XD *ditabok Sparkyu


Super Junior milik ELF, tapi Kyuhyun dan Fanfiction ini hanya milik Yeon Hyo XD

Credit pict : Lidyana Sutedja

Recommended Song :: Super Junior – A Good Bye


Super Junior – My Love, My Kiss, My Heart

“A Good Bye” –OneShot-

———————————————————

Kau ajak aku pergi ke alam mu…

Di langit bebas tanpa awan…

Kau terbangkan aku sampai menyentuh puncak bimasakti…

Lalu kenapa kau tega menghempaskan aku kembali ke tanah ?

Menghujam tebing-tebing curam yang menyakitkan ?

Kau membuat segalanya terasa indah secara bertahap..

Lalu kenapa kau menghancurkannya dalam sekejap ?

Kau gunakan syair-syair indah untuk merajut setiap cerita yang kau rancang dalam pikiranku…

Tapi kenapa pada akhirnya kau memilih belati beracun untuk mengacaukan segalanya ?

Kenapa kau berlaku kejam terhadap hidupku yang telah kau janjikan begitu sempurna ?

Apa ini balasan untukku yang tak pernah membiarkanmu luput dari ingatanku sedetik saja ?

Inikah caramu mencintaiku sebenarnya ?

——————————————————-
~XXX~

-Amouris Café, Gwangjin, Seoul-

@07.40 KST

Hari masih pagi. Salju turun cukup lebat, menandakan matahari benar-benar tidak akan muncul dengan terang hari ini. Jalanan kota
Seoul sudah ramai dengan hiruk pikuk kendaraan yang seolah tidak ada hentinya bergerak kesana kemari. Seorang namja berperawakan
tinggi tampak menyesap kopi panasnya dalam diam. Bola mata kecokelatannya tampak menari-nari menikmati pemandangan yang
berkelebat di luar jendela café itu. Suasana café sangat sepi. Tidak ada pengunjung lain selain mereka berdua.

Tepat di hadapan namja tampan itu telah duduk seorang gadis cantik dengan rambut kecokelatan bergelombang. Gadis itu
mengaduk milkshake strawberry-nya tanpa minat sambil sesekali melirik takut-takut ke arah namja itu. Ada suasana muram yang meliputi
mereka berdua. Sehingga keduanya sama sekali tidak mengeluarkan suara walaupun hanya untuk sekedar menyapa.

“A..aku…” ucap sang gadis yang membuat namja itu bereaksi.

“Mianhae…” sahut namja itu sambil menghela nafas berat. Gadis itu mengangguk pelan dan kembali menunduk.

“Aku tidak apa-apa…” sambung gadis itu lemah.

“Maafkan aku yang telah menyebabkan semua kekacauan ini terjadi… Mianhae, Yeon Hyo-ya..”

“Tidak ada yang perlu dimaafkan.. Kau tidak bersalah…”

“Aku bersalah, Yeon Hyo-ya.. Aku bersalah padamu.. Mianhaeyo…”

“Bagiku, kau sama sekali tak bersalah… Keadaan yang menyebabkan semua ini terjadi.. Ini takdir kita, Kyuhyun-ah… Tidak ada yang bisa
menentang garis takdir…”

“Tapi…”
“Aku mau kau melupakan semuanya… Lupakan semua yang sudah terjadi selama lima tahun ini.. Aku tahu, kau pasti bisa…”

“Aniya, aku tak bisa… Tidak akan pernah bisa….”

“Sudah lah.. Aku tak ingin berdebat lagi denganmu, Kyuhyun-ah…”

“Yeon Hyo-ya… Ini bukan keinginanku.. Ini karena—“

“Cukup ! Aku tak mau mendengarnya lagi !” pekik Yeon Hyo emosi. Gadis itu menatap Kyuhyun tajam. Ada perasaan marah sekaligus
sesak yang menguasai jiwanya.

“Aku hanya tak ingin kau—“

“Sudah ku bilang cukup, Kyuhyun-ah ! Kau menyakitiku !”

Cho Kyuhyun terdiam. Namja itu mendengus pelan dan kembali mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Berusaha melenyapkan semua
beban pikiran yang menghantuinya selama beberapa hari terakhir ini.

“Aku mau pulang..” ucap Yeon Hyo sambil meraih tas berwarna peach yang sedari tadi berada di atas meja putih café itu. Kyuhyun
menoleh.

“Temani aku sebentar lagi…” pinta Kyuhyun setengah memohon.

“Aku sibuk…”

“Kau tak punya jadwal hari ini, Yeon Hyo-ya…”

Yeon Hyo mendesah dan pada akhirnya gadis itu menyerah.


“Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu walaupun sebentar saja…”

“Kau tak berhak atas diriku, Kyuhyun-ah…” sahut Yeon Hyo ketus. Kyuhyun menghela nafas dan menatap gadis itu baik-baik. Yeon Hyo
terlihat pucat, ada lingkaran hitam dibawah matanya. Tampak habis menangis semalaman.

“Kau menangis lagi ?” tanya Kyuhyun tanpa bermaksud mengejek.

“Aniya, tidak ada gunanya menangis..”

“Kau menangis..”

“Tidak ! Sudah ku bilang… aku tidak menangis !” elak Yeon Hyo yang membuat Kyuhyun tersenyum kecut. Namja itu tahu kalau Yeon
Hyo menangis. Tapi gadis itu memang tidak pernah mengakuinya.

“Aku tahu kalau ini akan semakin menyakitimu, Yeon Hyo-ya… Tapi entahlah.. Rasanya aku lebih memilih kau menangis daripada kau
pergi meninggalkanku…”

“Meninggalkanmu ? Aku tak pernah berpikir seperti itu, Kyuhyun-ah… Tak pernah terlintas dalam pikiranku tentang hal itu… Aku
mencintaimu, lebih daripada yang kau tahu.. Tapi keadaan ini selalu menyiksaku.. Aku tak bisa terus menerus berada disisimu, Kyuhyun-
ah.. Takdir melarang kita untuk bersama… Apakah aku salah jika aku bertekad untuk melupakanmu dan mulai mencintai orang lain lagi ?”

“Aku tidak rela jika kau—“

“Kau tidak rela jika aku mencintai orang lain selain dirimu ? Apakah itu bukan hal yang egois ?”

“Yeon Hyo-ya…”

“Apa kau belum cukup membuatku menderita, hah ?! Tinggal serumah denganmu, tapi aku sama sekali tidak mempunyai hak atas dirimu !
Apa itu tidak keterlaluan ?!” bentak Yeon Hyo emosi. Kyuhyun menunduk.

“Mianhae…”
Yeon Hyo menarik nafas dalam-dalam. Air mata gadis itu mulai menetes satu persatu membasahi pipinya. Kyuhyun tidak
bereaksi. Namja itu benar-benar merasa bersalah.

“Aku juga tidak mencintai—“

“Kau tidak mencintainya ? Maksudmu.. Kau tidak mencintai eonni-ku ? Kau menikahi saudara kandung-ku satu-satunya tanpa cinta ?
Sebenarnya apa yang ada didalam otak bodohmu itu, Kyuhyun-ah ?! Apa kau belum cukup puas menghancurkan hidupku, hah ?! Apa kau
belum puas ?!!”

“Yeon Hyo-ya…”

“Cukup ! Aku tak mau mendengarnya lagi !”

“Aku terpaksa menikahinya…”

“Eoh ? Terpaksa menikahi eonni-ku karena perjodohan sialan itu, huh ?! Kenapa kau tidak menolaknya ? Kenapa kau diam saja dan
menerimanya ? Kenapa kau tega membuatku seperti ini, Cho Kyuhyun bodoh !”

“Eomma memintaku menikahi Yoon Eun Mi karena hal yang sama sekali tidak aku inginkan, Yeon Hyo-ya… Mianhae…”

“Kau ! Bukankah kau tahu kalau Yoon Eun Mi itu adalah saudara kandung-ku ?! Kenapa kau menidurinya malam itu dan membuat semua
kekacauan ini terjadi dalam sekejap ?! Kenapa kau tega padaku, Kyuhyun-ah ?!” jerit Yeon Hyo sambil menangis.

“Aku mabuk… Aku tak tahu apa yang terjadi malam itu.. Tak pernah sedikitpun niat ku untuk menghancurkan semua ini ! Semua yang telah
kita rancang bersama… Pernikahan kita yang hanya tinggal dua bulan lagi, semuanya.. Hidup kita… Aku tak pernah berniat untuk
menghancurkan semuanya, Yeon Hyo-ya.. Aku mencintaimu…”

Yeon Hyo menatap Kyuhyun nanar. Gadis itu menangis dalam diam. Hatinya benar-benar sudah hancur. Tidak ada sisa lagi yang ia punya
untuk diberikan pada orang lain.

“Aku tak pernah menginginkan semua ini terjadi, Yeon Hyo-ya… Aku sama sekali tidak pernah mencintai Eun Mi… Sama sekali tidak..
Aku hanya mencintaimu, Yeon Hyo-ya.. Aku menyesal saat itu datang ke rumahmu dalam keadaan mabuk… Aku menyesal, Yeon Hyo-ya..
Aku sangat menyesal…”
“Semuanya sudah terlambat… Tak ada gunanya kau meminta maaf padaku, Kyuhyun-ah…”

“Aku ingin menceraikan Yoon Eun Mi dan menikahimu, Yeon Hyo-ya…”

“Cerai ? Kau ingin menceraikan eonni-ku dan menikah denganku ? Ya ! Apa kau sudah gila, Kyuhyun-ah ?!”

“Aku serius…”

“Aniya, aku tidak mungkin menyakiti eonni-ku sendiri… Aku tak mungkin melakukan hal itu, Kyuhyun-ah… Aku tidak sekejam itu !”

“Hanya ini yang bisa ku lakukan untuk menebus semua kesalahanku padamu, Yeon Hyo-ya…”

“Tidak ! Kau gila ! Kau benar-benar tidak punya hati, Kyuhyun-ah !”

“Lalu aku harus bagaimana, hah ?! Apa aku harus menidurimu agar aku bisa menikahimu ?!” bentak Kyuhyun membuat Yeon Hyo
menatap namja itu tajam.

PLAK !

“Kau gila, Kyuhyun-ah ! Aku benci kau ! Aku benci !” pekik Yeon Hyo kesal. Gadis itu menyeka air mata yang menetes dari sudut matanya
dan menatap Kyuhyun dengan penuh kebencian. Beberapa detik kemudian, gadis itu berlari keluar dari café, meninggalkan Kyuhyun yang
hanya bisa berdiri mematung sambil memegangi pipinya yang terasa perih.

“Yeon Hyo-ya… Mianhae…”


~XXX~

——————————————–

“Dalam sadarku, telah ku sunting luka..


Dalam takutku, berlari menjauh darimu..
Dalam lukaku, ada rindu yang tak padam – untukmu juga…”

——————————————–

~XXX~

Yeon Hyo menangis dalam diam. Gadis itu menatap ke arah bingkai foto yang terpajang rapi di atas meja kecil dekat tempat tidurnya.
Letaknya masih sama. Hanya gambar didalamnya saja yang berbeda.

Dulu Yeon Hyo bisa menemukan potret dirinya dengan Kyuhyun didalam bingkai foto berwarna hitam itu dan tersenyum. Tapi sekarang,
gadis itu harus menghadapi kenyataan kalau gambar yang tertinggal dalam bingkai itu hanya dirinya sendiri. Sebuah foto yang diambil dua
tahun yang lalu saat mereka mengunjungi Namsan Traditional Village itu telah robek sebagian. Yeon Hyo yang merobeknya, tepat pada
malam pernikahan Kyuhyun dan Eun Mi dua minggu yang lalu.

“Apa aku tak pantas untuknya ? Sehingga Tuhan menakdirkan eonni-ku sendiri untuk menjadi pendamping hidupnya ? Apa aku terlalu egois
dengan mencintai orang yang telah menjadi kakak ipar-ku sendiri ? Kenapa aku begitu menyedihkan ?” desis Yeon Hyo sambil tersenyum
kecut. Gadis itu menyeka butiran-butiran bening yang semakin banyak menghujani wajahnya.

Yeon Hyo kembali menatap bingkai foto itu dengan perasaan campur aduk. Disebelah bingkai foto itu ada sebuah benda tebal berwarna
ungu tua yang cukup menarik perhatian Yeon Hyo. Gadis itu beranjak dari tempatnya duduk dan meraih benda itu dengan enggan. Mata
Yeon Hyo menatap benda itu nanar. Sebuah undangan yang masih terbungkus rapi dengan plastik.

Yeon Hyo membuka segel plastik bening itu dengan cepat. Gadis itu memainkan ujung jarinya di atas benda ungu yang cantik itu sambil
tersenyum kecut.
“Cho Kyuhyun – Yoon Yeon Hyo” desis Yeon Hyo lirih saat membuka undangan itu dan mulai membacanya. Pandangannya kembali
samar. Gadis itu menghela nafas, tapi genangan air di pelupuk mata Yeon Hyo sepertinya tidak betah berlama-lama di sana. Gadis itu
menangis.

Lagi.

“Yeon Hyo-ya ?”

Yeon Hyo menoleh dan buru-buru menyembunyikan undangan itu di balik tubuhnya. Gadis itu tersenyum kecut.

“Wae ?”

“Kau tidak lapar ?” tanya seorang yeoja cantik yang sedikit mirip dengan Yeon Hyo. Hanya saja yeoja itu terlihat lebih feminim.

“Aniya, aku sudah makan di luar…” sahut Yeon Hyo parau. Gadis itu belum makan sejak kemarin. Entah kenapa Yeon Hyo tidak merasa
lapar sama sekali.

“Ah~ Ne, kalau kau lapar… Kau bisa menemukan bubur didalam kulkas… Tinggal hangatkan saja dengan api sedang, Ne ?”

“Arraseo eonni… Gomawo..”

Yoon Eun Mi mengangguk dan kemudian berbalik menuju pintu keluar. Sejak pernikahannya dengan Kyuhyun, Yeon Hyo mendadak
berubah menjadi pendiam. Gadis itu bahkan tidak mau bicara terlalu banyak dengan Eun Mi seperti yang biasa mereka lakukan selama ini.
Eun Mi menyadari kalau pernikahannya dengan Kyuhyun adalah pukulan besar untuk Yeon Hyo. Tapi namjaitu memang harus bertanggung
jawab atas diri Eun Mi. Bagaimana pun juga Kyuhyun telah melakukan kesalahan besar yang seharusnya tidak pernah terjadi.

“Yeon Hyo-ya…” panggil Eun Mi tanpa berbalik. Yeon Hyo menoleh dan menatap punggung kakak kandungnya itu sambil mengernyitkan
alis.

“Ne ?”

“Mianhae, Yeon Hyo-ya…” ucap Eun Mi sambil menahan tangis. Gadis itu benar-benar tidak kuasa melihat perubahan sikap Yeon Hyo
yang terlalu jauh. Eun Mi tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Tidak ada yang bisa disalahkan dalam hal ini.
Kyuhyun datang ke rumah mereka malam itu dalam keadaan mabuk. Namja itu bertengkar hebat dengan Yeon Hyo. Mereka memang sering
bertengkar selama ini dan entah kenapa saat itu Kyuhyun memilih untuk minum dan mabuk. Namja itu di antar pulang oleh Lee Donghae
yang kebetulan saat itu di telepon oleh pihak bar dan memberitahukan kalau Kyuhyun tidak bisa pulang dan menyetir sendiri.

Donghae datang dan menjemput Kyuhyun. Tapi di tengah perjalanan, Kyuhyun terus menerus meracau, menyebut nama Yeon Hyo berulang
kali dan meminta Donghae untuk mengantarnya ke rumah Yeon Hyo saat itu juga. Donghae menurut dan menurunkan Kyuhyun tepat
didepan rumah Yeon Hyo yang saat itu hanya didiami oleh Eun Mi.

Kyuhyun mengetuk pintu rumah Yeon Hyo. Berteriak memanggil nama gadis itu. Tanpa menyadari kalau Yeon Hyo tidak ada disana, gadis
itu menginap dirumah Choi Rae Hee –sahabatnya- yang menjadi tempat pengaduan Yeon Hyo saat gadis itu mengalami masalah dengan
Kyuhyun.

Yoon Eun Mi yang sangat mengenal baik Kyuhyun, membuka pintu rumah itu dalam keadaan mengantuk. Gadis itu belum sadar
sepenuhnya saat Kyuhyun memeluknya hingga peristiwa itu terjadi.

“Aku tak pernah menyalahkanmu, eonni…” sahut Yeon Hyo lirih. Eun Mi menoleh dan kembali menatap gadis itu dengan pandangan yang
tidak bisa dijelaskan.

“Aku menyakitimu… Aku menyakiti adikku sendiri… Maafkan aku, Yeon Hyo-ya… Aku bukan kakak yang baik untukmu.. Mianhae…”

“Gwaenchana, eonni.. semuanya sudah terjadi… Tak ada yang perlu di sesalkan…”

“Tapi—“

“Aku tidak apa-apa… Aku baik-baik saja…”

“Yeon Hyo-ya…”

Yeon Hyo tersenyum dan hanya bisa membalas pelukan Eun Mi saat gadis itu memeluk Yeon Hyo.

“Mianhae…”
“Eonni-ya… Bolehkah aku meminta satu hal padamu ?” tanya Yeon Hyo yang membuat Eun Mi melepaskan pelukannya dan menatap
wajah Yeon Hyo dengan intens. Berusaha menebak apa yang sedang dipikirkan gadis itu. Tapi ternyata sia-sia saja. Tak ada yang bisa Eun
Mi temukan disana.

“Katakan…”

“Aku mohon tolong jaga Kyuhyun untukku, eonni…”

“M..ma..maksudmu ?”

Yeon Hyo memejamkan matanya. Gadis itu menarik nafas dalam-dalam. Berusaha untuk tidak menangis.

“Tolong cintai dia demi aku… Aku mohon eonni…”

“Yeon Hyo-ya..”

“Aku tahu, eonni tidak bisa melakukan hal itu karena eonni memikirkan perasaanku… Tapi aku sudah memikirkan hal ini… Aku tidak bisa
mencintainya lagi karena dia adalah suami-mu.. Tolong beri dia cinta yang sama besar dengan cintaku padanya… Belajarlah untuk
mencintainya… Demi aku..”

“Aniya, aku tak bisa melakukan semua itu, Yeon Hyo-ya…”

“Aku mohon….”

Eun Mi menggeleng tegas dan menatap kedua bola mata Yeon Hyo dengan pandangan tak percaya.

“Kalau kau meminta aku bercerai dengan Kyuhyun, aku bisa melakukan hal itu untukmu, Yeon Hyo-ya.. Tapi kalau kau minta aku untuk
mencintai orang yang sama denganmu, aku tidak bisa Yeon Hyo-ya… Aku tidak bisa melakukan hal itu demi apapun…”

“Walaupun aku yang memintanya ?” tanya Yeon Hyo parau.


“Ne…”

“Kalau itu permintaan terakhirku, bagaimana ?”

“Yeon Hyo-ya !”

Yeon Hyo terdiam. Gadis itu kembali menunduk, tidak sanggup menatap wajah kakak yang sangat disayanginya.

“Berjanjilah untuk tidak meninggalkanku, Yeon Hyo-ya…”

“Aku tidak bisa berjanji soal itu.. Kalau eonni tidak mau berjanji untukku…”

“Kau keras kepala sekali…”

“Berjanjilah padaku untuk menjaga Kyuhyun dengan baik… Aku mempercayaimu, eonni… Kau bisa menjaga Kyuhyun untukku…”

“Kalau aku berjanji padamu, apakah kau mau menepati janjimu ?”

“Tentu saja..” sahut Yeon Hyo sambil tersenyum.

“Kalau begitu, berjanjilah untuk tetap hidup Yeon Hyo-ya…”

Yeon Hyo terdiam. Gadis itu menatap wajah Eun Mi yang terlihat khawatir.

“Arraseo…”
~XXX~

——————————————

“Bersama melipat hati, itu yang kita pilih untuk menyudahi penyatuan…
Dan genggaman kita pun terlepas di batas perpisahan…”

——————————————

~XXX~

“Kalau aku menolak operasi itu… Apa yang akan terjadi ?”

“Penyakit ini sangat berbahaya untukmu, Nona Yoon.. Tumor ini sudah berubah menjadi ganas dan menyebar di bagian syaraf otak anda…
Kalau dibiarkan, kemungkinan untuk bertahan hidup sangat kecil…”

Yeon Hyo terdiam. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, tampak berpikir.
“Dan….. Kalau aku operasi ? Apa aku akan sembuh ?” tanya Yeon Hyo setengah berharap.

“Kemungkinan untuk sembuh total itu sebenarnya tidak ada… Tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan Nona..
Dan lagipula operasi ini tentu akan menimbulkan efek samping yang berdampak besar untuk Nona…”

Yeon Hyo menghela nafas berat. Ini adalah hal yang paling ia takuti.

“Bisa tolong jelaskan, seperti apa efek samping yang akan ditimbulkan dari operasi ini ?” tanya Yeon Hyo lagi. Raut wajahnya berubah
menjadi muram. Ada ketakutan disana.

“Kemungkinan paling besar adalah Nona tidak bisa melihat lagi… Dan mungkin juga saat tumor itu diangkat, akan terjadi kelumpuhan pada
kaki Nona…”

“M..ma..maksudnya ? Buta ? Lumpuh ?” desis Yeon Hyo parau. Namja paruh baya itu mengangguk.

“Tapi kami akan berusaha untuk memperkecil efek samping yang ditimbulkan itu.. Kalau operasi ini berhasil dengan baik, penglihatan Nona
akan berkurang… Sehingga Nona akan ketergantungan dengan kacamata.. Tapi kalau efek sampingnya berdampak besar dalam arti kata
operasi ini gagal, Nona akan kehilangan penglihatan dan juga dampak yang paling parah itu kelumpuhan di sebagian besar tubuh Nona…”

“Apakah tidak ada cara lain selain operasi ?” tanya Yeon Hyo lemah. Gadis itu mulai kehilangan harapan. Antara hidup dan mati. Jika Yeon
Hyo memilih operasi, kemungkinan besar gadis itu akan cacat.

“Mianhamnida… Tidak ada jalan lain, Nona… Dan sebaiknya operasi itu dilakukan dalam waktu dekat ini.. Tolong persiapkan diri anda..”

“Arraseo…. Kamsahamnida…”
~XXX~

————————————————

“Garis batasnya telah kau tetapkan…


Ku serahkan hati dengan cuma-cuma pun, kau tetap pergi…”

————————————————

~XXX~

“Yeon Hyo-ya, kau tidak makan ?” tanya Eun Mi saat melihat gadis itu meletakkan sendoknya dengan gamang dan menyambar segelas teh
hangat yang berada di sisi kirinya. Yeon Hyo tidak menjawab, gadis itu hanya menggeleng ringan dan kembali menyeruput teh hangat untuk
mengisi kekosongan lambungnya itu.

“Apa kata dokter ?” tanya Eun Mi lagi yang sukses membuat Yeon Hyo tersedak. Kyuhyun yang sejak tadi menikmati makan malamnya
dalam diam sontak menoleh ke arah Yeon Hyo. Namja itu menatap Yeon Hyo tajam.

“Dokter ? Yeon Hyo-ya, kau sakit ? Jelaskan padaku !” todong Kyuhyun yang membuat Yeon Hyo mendengus.

“Aku hanya flu ringan.. Mungkin kurang tidur…” sahut Yeon Hyo sambil beranjak dari tempatnya duduk.
“Sudah malam.. Sebaiknya aku tidur… Annyeong..”

“Chakkaman ! Biar aku mengantarmu ke kamar, Yeon Hyo-ya…” tawar Kyuhyun yang membuat Yeon Hyo melotot.

“Aniya, temani saja istrimu disini, Kyuhyun-ah…” sahut Yeon Hyo ketus.

Eun Mi mengangkat wajahnya dan menatap Yeon Hyo sedih. Gadis itu benar-benar merasa bersalah pada Yeon Hyo.

“Yeon Hyo-ya !” bentak Kyuhyun kesal saat melihat Eun Mi mulai menunduk dan menangis.

“Wae ?” balas Yeon Hyo dingin.

“Kau kenapa ? Kau marah pada kami ? Kalau kau marah, katakan dengan jelas, Yeon Hyo-ya !”

“Aku tidak marah…”

“Kalau kau tidak marah, kenapa kau bersikap seperti ini ? Kenapa kau tidak makan, huh ?! Kau tahu ? Aku sangat mengkhawatirkan
keadaanmu, Yeon Hyo-ya ! Aku tidak bisa melihatmu terus menerus seperti ini !”

“Kalau aku tidak makan, lalu apa pedulimu ? Kau tidak berhak mengatur hidupku, Kyuhyun-ah ! Ini hidupku sendiri ! Kau sama sekali tidak
bisa ikut campur kedalamnya !”

“Aku mencintaimu, Yeon Hyo-ya ! Aku mencintaimu !”

“Cukup !!” jerit Eun Mi sambil menangis. Yeoja itu menutup kedua telinganya rapat-rapat. Suasana mendadak hening. Yeon Hyo
menunduk, sedangkan Kyuhyun masih betah menatap ke arah gadis itu dengan perasaan kesal.

“Eonni, mianhae…” ucap Yeon Hyo sesaat sebelum gadis itu berlari meninggalkan ruang makan. Kyuhyun ingin mengejar Yeon Hyo, tapi
pergelangan tangan namja itu di tahan oleh Eun Mi.Yeoja itu tahu kalau saat ini Yeon Hyo tidak ingin diganggu sama sekali. Semua beban
yang diterimanya sudah cukup berat, belum lagi gadis itu harus tinggal serumah dengan Eun Mi dan Kyuhyun.

Eun Mi tidak bermaksud menyiksa Yeon Hyo dengan meminta gadis itu untuk tinggal bersamanya. Tapi ini adalah permintaan rahasia dari
Kyuhyun. Namja itu memohon pada Eun Mi agar membujuk Yeon Hyo tinggal bersama mereka dengan alasan ingin menjaga Yeon Hyo.
Eun Mi menyetujui permintaan Kyuhyun karena yeoja itu juga ingin mengawasi Yeon Hyo serta memperhatikan kesehatannya. Tidak ada
seorang pun di dunia ini yang mengetahui riwayat kesehatan Yeon Hyo secara persis, kecuali Eun Mi.
“Biarkan dia sendiri… Dia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya…” ujar Eun Mi yang membuat Kyuhyun mendecak.

“Sampai kapan dia akan bersikap seperti ini ? Aku sudah membujuknya untuk pergi dari Seoul bersamaku, tapi dia malah memintaku untuk
melupakannya dan mencintaimu ! Eun Mi-ya, kau tahu sendiri kalau aku sama sekali tidak menaruh perasaan padamu.. Aku harus
bagaimana, hah ?! Apa aku harus membawa kabur Yeon Hyo agar dia mau menurut dan pergi bersamaku ?”

Eun Mi terdiam. Gadis itu sama sekali tidak bisa mengeluarkan suaranya. Lidahnya kelu. Entah apa yang dirasakannya saat ini. Sedih,
bingung, kecewa, kesal, entah apalagi. Yang Eun Mi tahu hanya lah perasaan aneh yang berkecamuk didalam jiwanya. Yeoja itu paham,
bahkan sangat mengerti kalau Yeon Hyo dan Kyuhyun saling mencintai. Lima tahun bukan lah waktu yang sebentar, apalagi mereka berdua
sudah menyebarkan undangan pernikahan mereka. Waktu yang tersisa hanya dua bulan lagi untuk menyatukan Kyuhyun dan Yeon Hyo
dalam pernikahan sakral, tapi semua rencana itu mendadak berubah kacau dalam waktu sekejap.

“Eun Mi-ya ! Katakan padaku, apa yang harus aku lakukan sekarang ?!” desak Kyuhyun sambil meraih kedua bahu Eun Mi. Namja tampan
itu menatap Eun Mi tajam. Tampak meminta keputusan.

“A…ak..aku—“

“Aish ! Besok pagi aku akan membawa Yeon Hyo pergi ke Osaka, disana ada apartemen Donghae Hyung.. Aku sudah meminjamnya, dan
malamnya aku akan menikahi Yeon Hyo secara diam-diam, tanpa sepengetahuan keluarga..”

“Kau mau menikahi Yeon Hyo besok ? di Jepang ?”

Mata Eun Mi membulat. Gadis itu menatap namja yang tengah emosi dihadapannya itu dengan pandangan tak percaya.

“Ne, hanya itu yang bisa aku lakukan untuk menebus semua kesalahanku pada Yeon Hyo.. Kau mengerti, Eun Mi-ya ? Kau pasti tahu kalau
aku sangat mencintai adikmu… Tolong bantu aku untuk mengurus semuanya.. Jeball..” pinta Kyuhyun memohon.

“Ta..tapi—“

“Tapi apa ?” tanya Kyuhyun sambil kembali fokus menatap Eun Mi. Gadis itu mendesah pelan. Tak lama kemudian, air matanya kembali
mengalir setetes demi setetes. Suami yang tengah berada dihadapannya tengah meminta izin untuk menikahi adiknya sendiri. Demi Tuhan,
ini terlalu sakit !

“A..aku..aku hamil..” sahut Eun Mi parau. Kyuhyun terdiam.


“Aku merasa tidak enak badan beberapa hari ini dan kemarin aku sudah memeriksakannya ke dokter.. Dan ternyata aku hamil, Kyuhyun-
ah.. Aku mengandung anakmu…”

Kyuhyun tidak menjawab. Tidak ada kekuatan lagi baginya sekarang. Namja itu merasa lututnya lemas. Semua semangatnya menguap
seketika. Tidak ada lagi pilihan, tidak ada lagi jalan keluar.

“Kenapa kau tidak langsung mengatakannya padaku, Eun Mi-ya ?! Kenapa ?!” jerit Kyuhyun frustasi. Namja itu mengacak-ngacak
rambutnya dan berteriak marah.

Eun Mi yang menyadari kalau namja itu benar-benar kehilangan kesabarannya hanya bisa menunduk dan menangis. Menyesali semua yang
telah terjadi.

“Mianhae, Kyuhyun-ah…”

“Semua sudah hancur, Eun Mi-ya ! Aku sama sekali tidak menginginkan anak itu ! Satu-satunya yang aku inginkan dari dunia ini hanya
Yeon Hyo ! Yoon Yeon Hyo ! Bukan orang lain !” pekik Kyuhyun kesal. Namja itu kembali menjerit dan beberapa detik kemudian terduduk
lemas di atas kursi. Pandangan matanya kosong.

“Kyuhyun-ah ?” panggil Eun Mi parau sambil menguncang-nguncangkan bahu Kyuhyun. Namja itu tidak bereaksi. Matanya hanya
berkedip sesekali dan bibirnya tertutup rapat. Sama sekali tidak bersuara.

“Kyuhyun-ah… jeball.. jawab aku…”

“……………”

“Kyuhyun-ah ? Kyuhyun-ah ?! Aarrgghh ! Yeon Hyo-ya ! Yeon Hyo-ya ! Cepat kemari !” jerit Eun Mi sambil menepuk-nepuk pipi
Kyuhyun. Namja itu masih tidak bereaksi.

Dua menit kemudian, terdengar suara langkah kaki mendekat. Eun Mi menoleh dan menemukan Yeon Hyo tengah berlari menghampiri
mereka.

“Eonni-ya ! Wae ?! Apa yang terjadi ?!” seru Yeon Hyo panik. Gadis itu langsung berhambur memeluk Kyuhyun. Membuat Eun Mi
terdiam.

“Dia kenapa eonni ? Kyuhyun kenapa ?!” cecar Yeon Hyo yang hanya dibalas gelengan ringan Eun Mi.
“Kita bawa kerumah sakit !”

~XXX~

————————————————-

“Apakah aku salah jika aku mencintaimu ?


Bagaimana bisa aku melewatkan satu detik dalam hidupku tanpamu ?
Apakah aku harus memohon pada Tuhan agar waktu berhenti dan membiarkanmu tetap berada disisiku ?
Hidup tanpa kau disisiku, sama sekali bukan hidup…”

————————————————-

~XXX~

“Kesadarannya terganggu, mungkin karena terlalu banyak pikiran dan tekanan sehingga Tuan Cho sulit untuk berkomunikasi…”
“Apa ini berbahaya ?” tanya Eun Mi parau. Yeon Hyo yang duduk disebelah Eun Mi, hanya bisa diam. Tanpa berani bersuara.

“Aniya, Mungkin ini disebut dengan depresi berat… Tuan Cho mengalami stress dan depresi atas masalah yang cukup menganggu
pikirannya.. Tapi jika dilakukan therapi secara teratur mungkin akan mengembalikan keadaannya seperti semula… Itu juga tergantung
keadaan..”

“Lalu ? Apakah Kyuhyun harus dirawat disini ?” tanya Eun Mi yang dibalas dengan anggukan ringan namja paruh baya itu.

“Tentu saja… yang dibutuhkan Tuan Cho adalah istirahat yang cukup dan ketenangan.. Sebaiknya hindarkan dia dari hal-hal yang
menganggu pikirannya..”

“Mi..misalnya ?” tanya Yeon Hyo membuka suara.

“Orang atau sesuatu yang ia hindari… Mungkin seperti itu lah..”

Yeon Hyo terdiam. Sejenak gadis itu tampak berpikir keras.

“Aku mohon… Lakukan yang terbaik untuknya..”

~XXX~

—————————————————-

“Biarkan rasa menjadi tuan di negeri sendiri…


Menjadikanmu rindu di setiap pahatan tanahnya…”

—————————————————-

~XXX~

“Yeon Hyo-ya, kenapa kau tidak mau masuk ?” tanya Eun Mi saat menyadari gadis itu tetap berdiri di ambang pintu. Yeon Hyo tidak
bergerak, hanya gelengan ringan yang menjawab semua pertanyaan yang dilancarkan Eun Mi sejak tadi.

“Dia pasti ingin sekali bertemu denganmu, Yeon Hyo-ya…” ucap Eun Mi yang membuat Yeon Hyo menatap wajah kakaknya itu sambil
tersenyum kecut.

“Aku lah penyebab semua kejadian ini.. Aku yang terlalu kekanak-kanakan… Seharusnya aku tahu kalau aku begitu membebaninya..
Seharusnya aku bisa mengikhlaskannya.. Seharusnya aku—“

“Cukup Yeon Hyo-ya ! Ini sama sekali bukan salahmu ! Bukan salahmu !” bentak Eun Mi yang membuat Yeon Hyo terdiam.

“Tapi aku—“

“Sudah ku bilang hentikan ! Kau mau masuk atau tidak sama sekali ?!”

Yeon Hyo menggeleng. Membuat Eun Mi mendengus kesal dan meninggalkan Yeon Hyo sendirian di ambang pintu. Eun Mi benar-benar
kesal dengan sikap keras kepala yang Yeon Hyo miliki. Jika Yeon Hyo sudah memutuskan, apapun yang terjadi tidak akan merubah
keputusan gadis itu.

Yeon Hyo menghela nafas dan menyeka air mata yang perlahan mengalir membasahi pipinya. Cobaan apalagi ini ? Dirinya di vonis tidak
akan hidup lama lagi kecuali menjalani operasi yang bisa menyebabkannya buta dan lumpuh. Orang yang paling ia cintai di dunia ini, Cho
Kyuhyun. Telah membuatnya kecewa setengah mati dan menjadi suami dari kakak yang amat sangat ia sayangi. Dan sekarang namja yang
menjadi semangat hidupnya selama ini hanya bisa terbaring tak berdaya, depresi berat dan bisa dikatakan ‘gila’.
Tidak ada lagi yang tersisa. Semuanya sudah hancur secara perlahan-lahan.

~XXX~

——————————————————–

“Aku tersesat…
Tanpamu, aku benar-benar tersesat dalam labirin hatiku sendiri…”

——————————————————-

~XXX~

Sudah satu minggu semenjak Kyuhyun dirawat di rumah sakit, Yeon Hyo sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan datang
mengunjungi namja itu. Hanya Eun Mi yang setia, setiap hari datang dan menyuapi Kyuhyun bubur untuk memberinya tenaga.
Mengajaknya bercerita dan sesekali bercanda walaupun Kyuhyun sama sekali bereaksi. Namja tampan ini masih saja duduk menatap ke arah
jendela rumah sakit dengan pandangan mata kosong.

“Kyuhyun-ah, sebenarnya apa yang kau pikirkan ? Kenapa kau masih diam saja ? Kenapa kau belum pulih juga, Kyuhyun-ah ? Apa yang
harus aku lakukan agar membuatmu sembuh ?” tanya Eun Mi dengan suara bergetar. Yeoja itu benar-benar tidak sanggup jika harus melihat
Kyuhyun seperti ini. Yeon Hyo juga berubah menjadi orang yang sangat tertutup dan tidak mau berbicara dengan Eun Mi sejak Kyuhyun
masuk rumah sakit.
“Kyuhyun-ah….”

“Permisi.. Apakah anda Nyonya Cho ? Maksud saya, Cho Eun Mi ?” tanya seorang yeoja berpakaian putih-putih yang sontak membuat Eun
Mi menoleh.

“Eoh ?”

“Ternyata benar… Saya sering melihat anda diruangan ini setiap hari.. Tapi bukan itu tujuan saya sebenarnya… Ada suatu hal yang harus
dibicarakan dengan Nyonya… Ada waktu ?” tanya suster itu yang membuat Eun Mi mengernyitkan alisnya.

“Waeyo ?”

“Apakah benar kalau Yoon Yeon Hyo adalah adik anda ?”

Eun Mi mengangguk.

“Mianhamnida… Saya baru memberitahukan anda soal ini.. Tapi Nona Yeon Hyo sudah melakukan operasinya tadi pagi tanpa didampingi
siapapun.. Keadaannya masih belum sadar sampai sekarang, mungkin bius nya belum hilang…”

“Operasi ? Yeon Hyo operasi ?! Kenapa dia tak memberitahuku ?!” tanya Eun Mi tak sabar.

“Molla.. Tapi sebelum melakukan operasi, Nona Yeon Hyo meminta saya untuk mencari anda kemari dan menitipkan surat ini..”

Suster itu memberikan sepucuk surat berwarna pink pada Eun Mi yang langsung diraih oleh yeoja itu.

“Kalau begitu saya pamit.. Annyeong…”

“Ne, kamsahamnida…” sahut Eun Mi buru-buru. Gadis itu beralih menatap ke arah Kyuhyun yang masih tidak bereaksi walaupun nama
Yeon Hyo disebut berapa kali. Namja itu masih menatap kosong ke luar jendela tanpa ekspresi. Hanya saja kali ini raut wajahnya tampak
muram.
“Kyuhyun-ah… Yeon Hyo sakit… Dia sudah menjalani operasinya tadi pagi.. Apa kau sama sekali tidak mau melihat keadaannya sekarang
? Dia membutuhkanmu…” ucap Eun Mi parau.

Kyuhyun mengalihkan pandangannya, kali ini menatap Eun Mi. Membuat gadis itu tersentak dan tersenyum kecut. Kyuhyun sudah
menunjukkan reaksinya walaupun cuma sedikit.

“Apa kau mau aku membacakan surat ini untukmu ? Aku yakin, kau pasti ingin mendengarnya… Ini surat untukmu, Kyuhyun-ah.. Bukan
untukku..”

“……………”

“Tapi sebelumnya aku minta maaf karena tidak pernah memberitahu hal ini padamu.. Yeon Hyo yang memintanya, dia tidak ingin
membebanimu… Ku harap kau mengerti dan tidak memarahinya…”

Eun Mi menghela nafas dan kemudian membuka surat berwarna pink itu dengan cepat. Sekilas saja Eun Mi sudah mengenali pemilik tulisan
tangan yang indah ini. Ini tulisan tangan Yeon Hyo.

————————————————–

“Dear, My Evil Prince… Cho Kyuhyun…

Tuan Cho yang jutek… Bagaimana kabarmu ?

Ku harap kau cepat pulih, Kyuhyun-ah..

Mianhae… Aku tidak menulis surat ini dengan rapi… Aku tahu kau akan memarahiku kalau melihat surat jelek ini…

Aku tidak bermaksud menghinamu atau apa yang akan kau tuduhkan padaku..

Aku hanya tidak bisa menulis dengan rapi lagi…

Penglihatan mataku benar-benar payah sekarang…

Aku hanya bisa melihat dengan samar-samar, jadi aku tidak tahu bagaimana bentuk tulisanku di surat ini… Ku harap kau tidak marah, Ne
?
Aku bahagia karena masih bisa menulis surat untukmu…

Karena kemungkinan besar aku tidak bisa menulis lagi…

Setelah operasi aku mungkin kehilangan penglihatanku dan sebagian besar tubuhku akan mengalami kelumpuhan…

Aahh~ lupakan soal itu !

Yeon Hyo adalah gadis terkuat yang pernah kau temui seumur hidupmu kan ?

Kau sendiri yang mengatakan hal itu padaku..

Jadi jangan mengelak dan menyangkal semua perkataanku…

Kyuhyun-ah, Mianhae…

Selama ini aku selalu menyembunyikan hal ini darimu…

Selama ini aku selalu berusaha terlihat kuat di matamu..

Sungguh, aku sama sekali tidak bermaksud membebanimu…

Aku sudah cukup bahagia dengan adanya kau disisiku, selalu mencintaiku…

Tapi takdir ternyata memang tidak berpihak padaku, ne ?

Aku harus kehilanganmu saat keadaanku benar-benar terpuruk…

Hubunganku dengan Eun Mi eonni juga renggang karena aku masih belum bisa menerima kenyataan kalau kau harus menikahi kakak ku
sendiri…

Menyedihkan, bukan ?

Aku terlalu kekanak-kanakan dan tidak menerima takdir yang telah ditetapkan oleh Tuhan…

Aku juga egois karena masih mencintai orang yang sudah menjadi milik kakak ku sendiri…

Kyuhyun-ah, apakah kau sedih ?

Aniya, kau tak boleh bersedih… Aku yang mengalami semuanya, aku yang merasakan semuanya, tidak ada hubungannya denganmu..

Satu hal yang cukup aku yakini dalam dunia ini..

KAU TIDAK BERSALAH ! Sama sekali tidak !

Kau tidak bersalah, karena itu aku mohon padamu untuk segera sadar…

Kau harus melanjutkan hidupmu, Kyuhyun-ah !

Kau juga harus menjaga keponakanku dengan baik…

Sayangilah keponakanku itu seperti kau menyayangiku…

Dan bolehkah aku meminta satu hal yang sangat aku inginkan dalam hidup ini ?
Aku ingin kau bahagia…

Lanjutkan hidupmu dan berusaha lah untuk menerima Eun Mi eonni sebagai istrimu…

Aku yakin… Kau pasti bisa menjaga kakak kesayanganku itu dengan baik…

Cintailah dia, jagalah dia… demi aku…

Aku tak tahu, apakah setelah operasi ini aku bisa membuka mataku kembali atau tidak…

Jika iya, yang pertama kali ingin ku lihat adalah wajahmu Kyuhyun-ah…

Tapi itu mustahil, karena jika nanti aku sadar… Aku tidak bisa melihat lagi…

Aku akan buta.. Dan parahnya lagi aku lumpuh..

Walaupun aku bisa melewati masa kritisku nanti…

Aku akan menjadi orang cacat yang menyusahkanmu, Kyuhyun-ah…

Aniya, aku tidak ingin menjadi orang yang seperti itu…

Aku sama sekali tidak ingin melihat kau merasa terbebani…

Bagaimanapun nanti keadaannya, aku mohon padamu…

Tolong cintai Eun Mi eonni seperti kau mencintaiku…

Wajah kami lumayan mirip… Dia juga gadis yang sangat baik…

Dia pandai memasak, tentu dia akan membuatkanmu sarapan setiap pagi…

Dia sangat perhatian, tentu dia akan merawatmu dengan baik…

Dia sangat peduli, tentu dia akan menerima semua kekuranganmu…

Dia juga sangat pintar, tentu dia akan menjadi istri yang paling sempurna untukmu…

Jika kau tak mau melakukannya, anggap saja ini permintaan terakhir dariku…

Kau tentu tidak akan bisa menolaknya, bukan ?

Aah~ ya, ada satu hal lagi…

Walaupun aku tidak bisa melihatmu, tapi bolehkah aku mendengar suaramu untuk yang pertama kali ?

Mungkin sebagian besar orang akan menangis frustasi saat di vonis tidak akan bisa melihat lagi…

Tapi aku cukup bersyukur karena walaupun aku di vonis kehilangan penglihatanku…

Aku masih bisa mendengar suaramu…

Suaramu yang akan menjadi semangat hidupku…

Suara merdumu…

Aku mencintaimu…
Jeongmal saranghae, Cho Kyuhyun…

-Yoon Yeon Hyo-

——————————————————————

“Kyuhyun-ah ? Kau menangis ?” desis Eun Mi saat melipat surat pink itu dan menatap wajah muram Kyuhyun. Ada beberapa titik-titik air
disana. Namja itu menangis dalam diam. Sama sekali tak ada suara.

“Kau ingin bertemu Yeon Hyo ? Apakah kau ingin menemuinya ?” tanya Eun Mi yang hanya dijawab anggukan ringan Kyuhyun.

“Kau bereaksi ! Kyuhyun-ah, kau sadar !” pekik Eun Mi senang. Gadis itu buru-buru menarik kursi roda yang memang berada di ruangan
itu dan menyeretnya hingga ke dekat tempat tidur Kyuhyun.

“Kajja ! Kita ke tempat Yeon Hyo !”

Eun Mi menuntun Kyuhyun turun dari tempat tidur dan mendudukkan namja itu di atas kursi roda.

~XXX~

———————————————————-
“Jika takdir memang menyatukan kita…
Semua kebahagiaan itu akan datang, walau terlambat…”

——————————————————-

~XXX~

“Yeon Hyo-ya…” panggil Eun Mi sambil menepuk pelan lengan Yeon Hyo yang masih terpasang selang infus. Gadis itu tidak bereaksi.
Kyuhyun juga sama sekali tidak mengeluarkan suaranya. Keheningan tercipta. Yang ada hanya lah suara irama jantung Yeon Hyo yang
masih terpantau stabil di layar monitor.

“Ini eonni… Aku datang bersama Kyuhyun untuk melihat keadaanmu… Ku mohon, bangun lah, Yeon Hyo-ya…” ucap Eun Mi. Kali ini
dengan suara bergetar. Gadis itu benar-benar tidak tahan melihat keadaan Yeon Hyo yang seperti ini.

Kepala Yeon Hyo terbalut perban tebal, bekas operasi. Hidungnya juga dihiasi oleh selang oksigen yang membantunya bernafas. Tangan
Yeon Hyo juga tidak luput dari kekejaman jarum yang membuatnya harus berkutat dengan selang infus yang dialirkan dengan cepat -tiga
puluh tetesan dalam satu menit- guna untuk memenuhi cairan tubuhnya yang hilang.

Hari sudah menjelang malam. Yeon Hyo belum sadar sampai sekarang. Padahal biasanya pasien sehabis operasi itu akan sadar dalam waktu
dua jam setelah operasi. Apakah ini pengaruh obat bius yang ada di tubuh Yeon Hyo ? Atau mungkin gadis itu mengalami koma ? Molla…
Baik Eun Mi dan Kyuhyun sama sekali buta tentang hal-hal seperti ini.

Kyuhyun masih ‘betah’ dalam dunianya sendiri. Menatap Yeon Hyo dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan. Namja itu sama sekali
tidak bergeming walaupun Eun Mi terus menerus mengajaknya bicara. Sama halnya dengan Yeon Hyo.

Eun Mi menghela nafas panjang dan kini beralih menatap Kyuhyun. Gadis itu mengerutkan kening. Kyuhyun tampak aneh semenjak
mereka ada disini. Dia seperti berkomunikasi dengan Yeon Hyo dalam diam. Bibir Kyuhyun bergerak-gerak tanpa suara sambil terus
menatap Yeon Hyo. Sedangkan Yeon Hyo benar-benar seperti orang meninggal. Tak ada satu gerakan pun yang tercipta dari tubuhnya.

“Kyuhyun-ah, kau lelah tidak ? Aku akan mengantarmu kembali ke kamar jika kau lelah… Aku yang akan menunggui Yeon Hyo disini..”
Kyuhyun tidak menjawab. Namja itu hanya menggeleng ringan dan kembali fokus menatap Yeon Hyo.

“Hhmm.. Bagaimana jika aku meminta suster untuk memindahkan tempat tidurmu disini ? Jadi kau bisa satu ruangan dengan Yeon Hyo…
Selain itu aku bisa mengawasi kalian sekaligus..”

Kyuhyun masih tidak menjawab. Tapi dari sinar matanya, Eun Mi tahu kalau Kyuhyun menyetujui usulnya. Dengan gerakan cepat, gadis itu
bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar. Berusaha mencari suster yang bersedia untuk memindahkan Kyuhyun ke ruangan yang
sama dengan Yeon Hyo.

~XXX~

———————————————————-

“Jika aku bisa memilih…


Aku lebih memilih kematian, daripada harus hidup tanpamu…”

———————————————————-

~XXX~

Yeon Hyo membuka matanya secara perlahan. Rasa sakit sontak menjalar merasuki tubuhnya. Kepalanya benar-benar terasa sakit. Seperti
ada benda berat disana. Yeon Hyo berusaha menggerakkan jarinya yang kaku. Tapi sia-sia saja, gadis itu belum mempunyai kekuatan yang
cukup untuk melakukan semua itu.
Yeon Hyo kembali mengerjap-ngerjapkan matanya yang terasa berat. Gelap.

“Yeon Hyo-ya…” terdengar suara yang membuat Yeon Hyo susah payah untuk menarik kedua ujung bibirnya, membentuk sebuah
senyuman.

“Kyuhyun-ah ? Apakah itu kau ?” tanya Yeon Hyo parau.

Pemilik suara itu tidak menjawab. Membuat Yeon Hyo kembali membuka suaranya.

“Kyuhyun-ah ? Dimana kau ? Aku tidak bisa melihatmu…”

Hening.

Yeon Hyo mencoba bergerak, tapi ternyata tubuhnya belum mampu melakukan gerakan apapun. Gadis itu kembali mengerjap-ngerjapkan
matanya. Berusaha mencari sinar untuk membuka penglihatannya kembali. Tapi ternyata sia-sia saja. Yeon Hyo buta. Tidak bisa melihat
apapun.

Tiba-tiba saja Yeon Hyo merasakan ada seseorang yang memeluknya hangat dan erat. Seperti orang yang benar-benar merindukan
sosoknya. Ada setitik air yang menetes tepat di pipi Yeon Hyo. Gadis itu juga merasakan ada seseorang yang mengecup pipinya lembut.

“Saranghae… Jeongmal saranghae, Yeon Hyo-ya…. Aku mencintaimu…”

Yeon Hyo mengangguk. Tanpa melihat pun, gadis itu sudah tahu kalau hanya namja itu yang memiliki suara merdu yang menenangkan
seperti ini.

“Na do saranghaeyo, Cho Kyuhyun…” sahut Yeon Hyo lirih.

“Aku senang kau bangun dan bisa mendengarku…”


“Aku juga senang saat mendengar suaramu untuk yang pertama kali…”

“Terima kasih untuk tetap hidup, Yeon Hyo-ya…”

“Terima kasih juga untuk segala cinta yang kau berikan untukku, Kyuhyun-ah…”

Kyuhyun mengangguk dan kembali memeluk erat tubuh gadis itu. Tanpa Kyuhyun sadari, ada seseorang yang tengah memperhatikan
mereka. Tersenyum kecut dan kembali mengeluarkan air mata.

~XXX~

————————————————————

“Jika mencintaimu adalah suatu kesalahan…


Aku tidak menyesal… Karena mencintaimu adalah kesalahan yang paling indah dalam hidupku…”

————————————————————-

~XXX~

Two years later….


“Yeon Hyo-ya !”

Gadis yang sejak tadi duduk di atas kursi rodanya itu menoleh dan tersenyum.

“Kau lebih suka warna pink atau putih ?” tanya seorang namja yang ternyata sudah berada didekatnya.

“Pink lebih ku sukai, apakah kau lupa warna kesukaanku, Kyuhyun-ah ?” tanya Yeon Hyo setengah mengejek.

“Aniya, aku hanya memastikan…”

“Memastikan soal apa ? Hhmpp… Tidak ada juga yang akan memperhatikanku, Kyuhyun-ah… Gadis cacat sepertiku apa menariknya ?”

“Ya !! Berhenti bersikap seperti itu, kau menarik ! Yeon Hyo-ya, aku bahkan berniat untuk memasukkanmu kedalam tabung kaca agar
kulitmu tidak tergores sedikitpun !”

“Hhahaa.. Sudahlah, kau tak perlu memujiku… Doakan saja operasiku hari ini berlangsung lancar, ne ?”

“Kau pasti sembuh !” seru Kyuhyun yang membuat Yeon Hyo tersenyum kecut.

Yeon Hyo akan menjalani operasi lagi malam ini. Sama halnya seperti dua tahun yang lalu. Hal yang gadis itu takutkan selama ini ternyata
terjadi, tumor itu kembali ! Ya, setelah operasi yang menyebabkan kelumpuhan dan kebutaan itu terjadi pada Yeon Hyo. Ternyata gadis itu
harus menjalani operasi yang sama untuk kedua kalinya. Tentu saja dengan resiko yang berbeda.

Jika operasi kali ini berlangsung dengan baik, Yeon Hyo akan sembuh total walaupun tetap melanjutkan hidupnya di atas kursi roda. Tapi
jika operasi kali ini gagal, Yeon Hyo tidak akan terbangun lagi. Dalam arti kata, operasi ini adalah hidup mati Yeon Hyo. Suatu hal yang
sangat Yeon Hyo takuti.

“Bagaimana kabar Cho Hee Jin ? Aku merindukannya…” tanya Yeon Hyo sambil tersenyum. Yeon Hyo memang tidak pernah melihat
wajah keponakannya itu. Tapi dari hasil membayangkan wajah Kyuhyun, gadis itu tahu kalau Cho Hee Jin pasti sangat tampan.

“Dia baik-baik saja…” sahut Kyuhyun parau.


Sejak Yeon Hyo dan Kyuhyun keluar dari rumah sakit dua tahun yang lalu, Eun Mi memutuskan untuk pergi meninggalkan Seoul. Yeoja itu
menyadari kalau dia akan menjadi tembok pembatas yang akan jadi penghalang Yeon Hyo dan Kyuhyun.

Cho Hee Jin lahir di Osaka – Jepang dengan bantuan Lee Donghae yang mengurus semuanya. Keluarga Cho sama sekali tidak tahu hal ini.
Sedangkan Appa dan Eomma Yeon Hyo meninggal dalam kecelakaan mobil seminggu setelah Yeon Hyo keluar dari rumah sakit. Eun Mi
memilih pergi dari Seoul dan memulai hidup baru di luar negeri. Dua bulan setelah itu, Eun Mi resmi bercerai dari Kyuhyun. Dan menikah
dengan Lee Donghae yang menerima semua kekurangannya dan mencintai gadis itu apa adanya, serta menyayangi Hee Jin seperti anak
kandungnya sendiri.

“Setelah operasimu selesai, kita akan menikah… Kau sendiri yang memilih warna pink untuk warna gaunmu.. Dasar aneh…” cibir
Kyuhyun yang membuat Yeon Hyo mendecak.

“Aku hanya memilih apa yang aku sukai di dunia ini… Lagipula warna pink selalu terlihat bagus di kulitku…”

“Kau selalu cantik, Yeon Hyo-ya..”

Yeon Hyo tersenyum.

“Gomawo…”

“Untuk apa ?”

“Terima kasih karena selama ini telah setia berada disamping gadis cacat sepertiku, Kyuhyun-ah… Aku mencintaimu…”

“Ya !! Aku tidak suka kalau kau berterima kasih untuk itu, aku mencintaimu apa adanya ! Seharusnya kau paham akan hal itu, Yeon Hyo-
ya !”

Yeon Hyo tidak menjawab. Gadis itu tersenyum tipis dan kembali menghela nafas. Berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.
Menikmati hidup ini.
~XXX~

———————————————————

“Jika aku terlahir kembali di kehidupan yang berbeda…


Aku hanya menginginkan satu hal, kembali bertemu denganmu….”

———————————————————-

~XXX~

“Dokter ! Aku mohon ! Tolong selamatkan nyawa calon istriku ! Tolong ! Aku mohon !” teriak Kyuhyun frustasi.

Namja paruh baya yang mengenakan setelan jas putih itu menggeleng perlahan.

“Mianhamnida, Tuan Cho… Pendarahan yang dialaminya terlalu banyak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin… Tapi ternyata kita
harus kehilangan dia…”

“Andwae ! Yeon Hyo-ku tidak mungkin meninggal ! Tidak ! Ini pasti bohong ! Yeon Hyo masih hidup ! Dia masih hidup !”

“Kami turut berduka cita.. Semoga anda diberi kekuatan… Mianhamnida…”

“TIDAK ! YEON HYO TIDAK MUNGKIN MENINGGAL !! DIA MASIH HIDUP !! INI TIDAK MUNGKIN !!!”
“Tenanglah, Tuan Cho..”

Kyuhyun menjerit frustasi. Namja itu berlari sekuat tenaga, menerobos masuk pintu yang tertutup itu. Kyuhyun menyibakkan tirai putih itu
dengan cepat dan memeluk sesosok tubuh yang telah ditutupi kain putih itu seperti orang gila.

“Chagiya ! Aku mohon bangunlah ! Bangun lah demi aku ! Demi aku !! Cho Kyuhyun-mu ! Bangun Yeon Hyo-ya ! Aku mohon bangun !!”
jerit Kyuhyun sambil menangis. Namja itu menguncang-nguncangkan tubuh Yeon Hyo dengan cepat. Membuat kain putih yang sejak tadi
menutupi wajah gadis itu terbuka.

Kyuhyun terdiam saat melihat raut wajah pucat gadis yang sangat dicintainya itu. Perlahan Kyuhyun menyeka air matanya, tangan namja itu
bergerak menelusuri wajah Yeon Hyo.

“Cantik… Bangun lah untukku…” desis Kyuhyun hampir tak terdengar.

“Yeon Hyo-ya…”

Kyuhyun tersenyum kecut dan menyadari kalau Yeon Hyo benar-benar sudah pergi meninggalkannya. Yang ada dalam pelukan Kyuhyun
hanya lah sesosok tubuh tak bernyawa milik Yeon Hyo.

“Aku mencintaimu, Yeon Hyo-ya… Sangat mencintaimu..”

~XXX~

———————————————————-
“Mencintaimu tanpa batas waktu…
Seperti itu lah janjiku kepadamu…”

———————————————————–

~XXX~

Kyuhyun menyematkan cincin berlian bertautan permata Sapphire Blue itu dengan hati-hati pada jari manis kiri seorang gadis dengan mata
tertutup rapat. Namja itu tersenyum dan mengecup dahi gadis itu secara perlahan.

“Mulai saat ini kau resmi menjadi istriku, Yeon Hyo-ya…” bisik Kyuhyun pada yeoja berwajah pucat yang tengah mengenakan gaun
berwarna pink dengan manik-manik putih itu sambil kembali tersenyum.

Kyuhyun kembali menyemprotkan parfum ke sekitar tubuh Yeon Hyo. Berusaha menyamarkan bau formalin yang cukup menyegat.
Ruangan bernuansa putih itu penuh dengan bunga-bunga mawar putih favorite Yeon Hyo. Tidak ada orang lain lagi disana, kecuali
Kyuhyun dan seorang gadis dalam kotak kaca yang penuh dengan kelopak bunga mawar putih yang sebagian besar menutupi tubuh gadis
itu.

“Kita akan bulan madu kemana ? Paris ? Atau ke Jepang sekalian mengunjungi eonni-mu ? Aku akan membawamu ke tempat yang kau
sukai, Yeon Hyo-ya…”

Gadis itu tak bergeming. Akan tetapi ekspresi wajahnya tampak tenang dan damai. Membuat Kyuhyun tak henti-hentinya tersenyum.

“Aku mencintaimu, Cho Yeon Hyo… Saranghae…”


-THE END-

“Saranghae, My Evil Prince…”

Author : Yarica Eryana (Yoon Yeon Hyo)

Facebook : Icha Elf-Sparkyu Cho Kyuhyun

Twitter : @IchaGaemGyu

Blog : http://www.gaemgyuchokyuhyun.wordpress.com

Main Cast : Cho Kyuhyun

Yoon Yeon Hyo

Sub Cast : Kim Hyo Ra

Kwan Hyun Jin

Genre : AU, Romance, Hurt, Sad

Disclaimer : CHO KYUHYUN IS MINE XD *ditabok Sparkyu


Super Junior milik ELF, tapi Kyuhyun dan Fanfiction ini hanya milik Yeon Hyo XD

Lenght : 5.968 words

Recommended Song :: Yiruma – Kiss The Rain

Super Junior K.R.Y – My Love, My Kiss, My Heart

Infinite – Before The Dawn


FF “Saranghae, My Evil Prince…” –OneShot-

“Imi naneun dareun saranghaetkkaejiman… Neol chilsuga eobseo dashi dolikilsu oebseo…”

(Bahkan jika kau sudah memiliki cinta yang lain… Aku tak bisa melupakanmu, aku tak bisa berpaling…)

“Nan neoman saranghago shipeo jeoldae dashi han nun pal saenggak eobseo…”

(Aku hanya ingin mencintaimu… Aku tidak akan pernah berpikir untuk melihat yang lain lagi…)

~XXX~

*Author PoV*

“Bodoh ! Yeon Hyo bodoh !” teriak Kyuhyun menggema di seluruh penjuru ruangan. Yeoja yang sejak tadi menunduk itu pun akhirnya
mengangkat wajahnya dan menatap Kyuhyun tajam.

“Ya!! Bisakah kau berhenti mengejek ku, huh ?” sahut Yeon Hyo dengan raut wajah tak senang.

Kyuhyun mendecak kesal dan membalas tatapan tajam Yeon Hyo. Matanya tampak berkilat-kilat marah, namun ada perbedaan yang ia
tampilkan kali ini. Bukan marah yang sebenarnya, tapi lebih terlihat seperti khawatir.

“Yeon Hyo-ya, harus ku katakan berapa kali denganmu ? Apakah kau sama sekali tidak ingat dengan pesanku ? Apa kau tak ingat ? Kalau
terjadi sesuatu padamu, bagaimana ? Kau mau membuatku selalu cemas karna memikirkanmu ?!” cecar Kyuhyun bertubi-tubi.

Yeon Hyo mendengus. Kali ini memang salahnya. Sudah sewajarnya ia dimarahi habis-habisan seperti ini. Kalau bukan karna proposal
penelitian itu harus diantarkan dengan segera pada dosen pembimbingnya. Tentu saja yeoja itu tidak akan ngebut dijalanan dan hampir
menabrak mobil.

Yeon Hyo pernah kecelakaan. Satu kali. Dan itu pun karna kecerobohannya sendiri. Yeoja itu harus masuk rumah sakit selama seminggu
penuh dengan luka jahitan di kepalanya ditambah luka-luka lecet di kaki dan tangannya.

Sebenarnya ini bukan kecerobohan Yeon Hyo sepenuhnya, tapi karna yeoja itu mengantuk. Saat malam sebelum kejadian, Yeon Hyo harus
menjalani dinas akhir di sebuah klinik sebagai petugas medis. Bukan karena yeoja itu sudah bekerja. Tapi karena ini adalah dinas
terakhirnya sebagai mahasiswa.

Itu sebabnya Kyuhyun sangat marah saat mengetahui yeoja itu hampir mengalami kecelakaan lagi. Walaupun mereka sering kali bertengkar
hebat tanpa alasan yang masuk akal. Bagaimanapun juga, Yeon Hyo adalah satu-satunya yeoja yang ia cintai.

“Kau masih ingat pesan ku kan, Yeon Hyo-ya ? Apa kau bermaksud melupakannya ?” sindir Kyuhyun tampak tak senang.

“Aniya.. Aku ingat semua pesanmu, Kyuhyun-ah.. Kau pernah berpesan padaku.. Untuk selalu berhati-hati, jangan bertindak ceroboh..
Jangan makan sembarangan dan jangan mudah percaya pada orang asing.. Jika terjadi apa-apa padaku, kau tak kan pernah mau
memaafkanku…”
“Kalau kau ingat, kenapa kau masih bertindak ceroboh dan makan sesuka hatimu ? Sudah berapa kali ku peringatkan, makan makanan yang
membuatmu kenyang ! Lihat lah, semalam penyakit maag-mu kambuh kan ? Apakah kau tidak tahu kalau aku selalu merasa pusing jika kau
mengadukan hal itu padaku, Yeon Hyo-ya ?”

Yeon Hyo menunduk. Tampak menyesal. Dia tahu kalau Kyuhyun marah karna begitu mengkhawatirkannya.

“Mianhae… Kyuhyun-ah…” sahut Yeon Hyo yang membuat Kyuhyun menghela nafas berat.

“Kau mau bersikap sopan saat aku marah padamu… Biasanya kau akan kembali mengejek ku, Yeon Hyo-ya…”

“Mianhae telah membuatmu cemas, Kyuhyun-ah… Aku janji akan lebih berhati-hati…”

Kyuhyun mengangkat kedua sudut bibirnya keatas. Membentuk sebuah senyuman.

“Saranghae… Aku mencintaimu, Yeon Hyo-ya…”

~XXX~

“Kau adalah kata tunggal… Dilipatan hatimu, rindu kubakukan… Tercetak dengan huruf tebal…”

~XXX~

Ddrrtt… ddrrttt…

Yeon Hyo menghentikan suapannya begitu ponselnya bergetar hebat. Satu pesan masuk. Tidak, bukan hanya satu. Melainkan empat pesan
sekaligus.

From : Evil Prince


Message : “Makan lah yang benar..”
***
From : Evil Prince
Message : “Semangat chagi…”

***

From : Evil Prince


Message : “Saranghaeyo…”

***

From : Evil Prince


Message : “Aku sayang padamu…”

Yeon Hyo tersenyum kecil dan membalas pesan singkat itu dengan cepat. Bagaimana Kyuhyun tahu kalau saat ini ia sedang menikmati
ramyeon ? Namja itu sudah berulang kali memperingatkannya untuk tidak terlalu banyak makan ramyeon dan sejenisnya karna itu tidak
akan membuatnya kenyang.

Dan kali ini ternyata Kyuhyun kembali mengejeknya, bukan hanya mengejek Yeon Hyo. Tapi juga mengejek Kim Hyo Ra yang merupakan
saudara sepupu Kyuhyun. Sahabat baik Yeon Hyo.

Yeon Hyo kembali memasukan ponsel kedalam saku celananya begitu selesai membalas pesan Kyuhyun. Yeoja itu cepat-cepat
menghabiskan ramyeon kesukaannya mengingat hari sudah mulai menjelang sore. Dan ia harus pergi ke suatu tempat untuk mengurus surat
penelitiannya. Yeon Hyo adalah mahasiswa semester akhir. Begitu juga dengan Kyuhyun. Mereka sama-sama sedang menyelesaikan tugas
akhir untuk mendapatkan gelar sarjana.

Baru saja Yeon Hyo melesat pergi. Tiba-tiba saja ponselnya kembali bergetar. Memaksa yeoja itu untuk menghentikan laju kendaraannya di
pinggir jalan. Lagi-lagi satu pesan dari orang yang sama.

From : Evil Prince


Message : “Kim Hyo Ra gemuk.. Dulu waktu masih sekolah, dia tidak gemuk.. Tapi seperti tengkorak hidup.. Hhahaha.. Pulang lah chagi..
Aku selalu merasa tidak tenang jika kau masih berada di luar…”
Yeon Hyo mendecak kesal dan kembali memasukan ponselnya kedalam saku celana. Yeoja itu tidak bisa berkonsentrasi menyetir jika
Kyuhyun menyebalkan itu terus-terusan menyuruhnya pulang. Tapi Yeon Hyo tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau ia sangat
menikmati setiap perhatian yang diberikan Kyuhyun walaupun perhatian yang namja itu tunjukan padanya jauh dari kata romantis dan
cenderung seenaknya sendiri.

~XXX~
“Yeoboseyo ? Kyuhyun-ah… Kau sedang apa ?” tanya Yeon Hyo begitu mendengar suara namja yang sangat ia cintai itu di ujung
sambungan telepon.
“Memperbaiki skripsi-ku… Hari ini lelah sekali, kau sedang apa ? Sudah makan ?”
“Aniya… Aku belum makan.. Kyuhyun-ah, Penyakit maag-ku kambuh…” rintih Yeon Hyo sambil meringis.

“Yeon Hyo bodoh ! Ceroboh !! Sudah berapa kali ku katakan padamu… Apakah kau lupa pesanku itu, huh ? Sekarang makan ! Setelah
makan, baru hubungi aku lagi… Arraseo ?”

“Ne…” sahut Yeon Hyo sambil mematikan sambungan telepon dan menatap bubur hangat dihadapannya dengan enggan. Perasaannya tidak
enak kali ini. Ada sesuatu yang mengganjal pikirannya. Bahkan lebih dari itu, yeoja itu tidak nafsu makan selama beberapa hari ini. Seperti
ada yang sedang Kyuhyun sembunyikan darinya. Lagipula sikap Kyuhyun akhir-akhir ini begitu aneh. Tidak biasanya Kyuhyun begitu
perhatian padanya.

~XXX~

“Aku memang picisan… Tapi peduli apa kamulah satu-satunya alasan yang butuh kukatakan…”

~XXX~

“Jangan halangi aku, Hyun Jin-ah !” bentak Kyuhyun kesal.


Yeoja itu menggeleng tegas dan kembali mencecar Kyuhyun dengan beberapa pertanyaan yang membuat namja itu merasa pusing.

“Kenapa kau tiba-tiba muncul dihadapanku ? Kenapa kau berada di Seoul ? Dari mana kau tahu alamatku, Hyun Jin-ah ?!”

“Siapa Yeon Hyo ? Apakah dia itu yeoja chingu-mu ?” sahut Hyun Jin balik bertanya. Yeoja itu menunggu jawaban dari Kyuhyun dengan
rasa tidak sabar.

“Kalau dia yeoja chingu-ku, memangnya kenapa ? Ada masalah buatmu ?!”

“Oppa ! Aku mencintaimu, kita sudah saling mengenal sejak dulu… Apa kau sama sekali tidak memandangku ?”

“Cih… Hyun Jin-ah… Jangan mempersulit keadaan.. Aku lelah.. Mau pulang..”
Kyuhyun hendak masuk kembali kedalam mobilnya ketika Hyun Jin menarik ponsel yang sejak tadi berada didalam genggaman tangan
Kyuhyun dan menatap layar ponsel itu dengan mata nanar.

“Aku tidak suka jika kau berhubungan dengan yeoja ini…Oppa ! Aku mencintaimu ! Aku tak rela jika orang lain memilikimu, oppa !” pekik
Hyun Jin yang membuat Kyuhyun menatap yeoja itu emosi. Bagaimana bisa yeoja ini begitu keras kepala hingga menyusulnya kemari ?

“Kita tidak punya hubungan apapun… Aku tidak mencintaimu, Hyun Jin-ah ! Berhenti mengejarku ! Aku sudah punya Yeon Hyo, ku harap
kau mengerti perasaanku !”

Kyuhyun merebut kembali ponselnya dari tangan Hyun Jin dan bergegas masuk kedalam mobil. Menghidupkan mesin dengan tergesa-gesa.
Ingin rasanya Kyuhyun segera menghilang dari tempat itu. Pergi tanpa sepengetahuan Hyun Jin. Tapi ternyata yeoja angkuh itu malah
berdiri tepat didepan mobil Kyuhyun. Berdiri sambil merentangkan tangannya. Menghalangi Kyuhyun pergi.

“Ya!! Minggir dari sana !!” bentak Kyuhyun kesal.

Yeoja itu menggeleng tegas dan malah semakin menghalangi jalan.

“Shireo ! Aku tak kan pergi dari sini ! Aku mencintaimu, Oppa !”

“Kau gila !! Cepat minggir !” bentak Kyuhyun lagi. Tapi yeoja itu tidak menghiraukan teriakan Kyuhyun dan masih berdiri tegak
ditempatnya semula. Membuat Kyuhyun emosi dan mulai kehilangan kesabaran.

Tak ada pikiran lain yang terlintas didalam benak Kyuhyun selain menyingkirkan Hyun Jin. Melenyapkannya dari dunia ini. Tidak ingin
melihat raut wajah yeoja menyebalkan itu lagi.

Kyuhyun memundurkan mobilnya. Mengambil jarak yang menurutnya cukup jauh dari tubuh Hyun Jin. Namja itu menggeram. Emosi
benar-benar menguasai pikirannya.

Hyun Jin terlihat memejamkan mata saat Kyuhyun menginjak pedal gas dan memacu mobil sekencang-kencangnya ke arah Hyun Jin.

BRAAAKK !!

Tubuh Hyun Jin terpental. Menabrak mobil Kyuhyun hingga jatuh ke belakang mobil. Lalu tertabrak kendaraan lain yang kebetulan
melintas.

Kyuhyun menoleh kebelakang dan mengatur nafasnya. Keadaan jalan mendadak ramai. Memaksa namja itu untuk turun dari mobil dan
melihat keadaan Hyun Jin yang ternyata begitu parah. Tubuhnya berlumuran darah di beberapa bagian terutama wajah dan kakinya. Dan
sepertinya yeoja itu kehilangan kesadaran.

~XXX~
“Jangan jadikan aku terdakwa… Menimpakan sebab perpisahan ke pundakku begitu saja… Menyisakan tanya di kelu lidahku…”

~XXX~

“Hyo Ra-ya… Apakah kau tahu kemana oppa-mu ? Seharian ini ia sulit sekali di hubungi…” keluh Yeon Hyo sambil menatap layar
laptopnya. Berusaha berkonsentrasi untuk mengerjakan proposal yeoja itu yang terbengkalai.

“Molla… Memangnya aku membuntuti setiap gerak gerik Kyuhyun ? Yeon Hyo-ya, bisakah sekali-kali kau tidak menanyakan keberadaan
oppa setan yang selalu menjahiliku itu, huh ? Aku bosan mendengarnya…”

“Ya! Ya!! Jangan pernah mengatakan dia itu setan… Dia itu calon suamiku, Hyo Ra-ya.. Arraseo ? Cepat panggil aku dengan sebutan
‘eonni’ !”

“Mwo ? Memanggilmu ‘eonni’ ? Ya! Shireo ! Walaupun pada akhirnya kau akan menikah dengan oppa-ku…. Aku tak kan mau
memanggilmu dengan sebutan ‘eonni’ ! Umur mu itu jauh lebih muda dariku, Yeon Hyo-ya…”

“Aaiish.. kau ini… Sebenarnya oppa-mu itu kemana, Hyo Ra-ya ?” tanya Yeon Hyo yang membuat Hyo Ra mendengus.

“Aku akan cari tahu kemana dia… Kau tenang saja, arraseo ? Matikan saja dulu… Aku akan menyuruhnya menghubungimu, Yeon Hyo-
ya…”

“Ne…”

Yeon Hyo menghela nafas dan kembali menatap layar laptopnya dengan pandangan malas. Bagaimanapun juga ia benar-benar tidak bisa
berkonsentrasi saat ini. Perasaannya tidak enak. Yeoja itu takut terjadi sesuatu pada Kyuhyun.

~XXX~

“Kyuhyun-ah… Mengapa kau menabraknya ? Kenapa kau menabrak Hyun Jin ?” desis Yeon Hyo dengan mata berkaca-kaca. Yeon Hyo
berusaha menahan tangis. Bagaimana tidak, Yeon Hyo tahu siapa itu Hyun Jin dan bagaimana perasaan yeoja itu terhadap Kyuhyun.
“Kau tahu Yeon Hyo-ya… Yeoja menyebalkan itu tiba-tiba saja muncul dihadapanku, merebut ponselku, membaca semua pesanmu
dan marah-marah tidak jelas.. Aku kesal sekali padanya… Baru kali ini aku menghadapi yeoja yang membuatku frustasi… Kalau bukan
Hyun Jin, siapa lagi ?”

Yeon Hyo terdiam. Yeoja itu berusaha menarik nafas yang mulai terasa sesak. Kenapa rasanya begitu sakit ? Yeon Hyo merasa takut
sekarang. Takut kalau Hyun Jin yang licik itu menjadikan semua ini alasan untuk mendapatkan Kyuhyun.

“Kenapa kau menabraknya ?” ulang Yeon Hyo lemah.

“Aku kesal, Yeon Hyo-ya… Kau tahu apa yang ku pikirkan saat itu ? Aku ingin ia menghilang dari hadapanku saat itu juga… Jadi
saat ia berdiri dan menghalangiku pergi.. Aku menabraknya dan itu pun tanpa sadar… Semua orang menyalahkan ku, Yeon Hyo-ya..
Seharusnya mereka salahkan Hyun Jin, bukan aku..”
“Kau dimana sekarang ?” tanya Yeon Hyo berusaha setenang mungkin. Tapi setetes air mata sudah mengalir membasahi pipi kanan nya.

“Di rumah sakit… Eomma memaksaku untuk melihat keadaan Hyun Jin…”

“Oohh..”

“Kau marah Yeon Hyo-ya ? Ku mohon jangan marah… Jangan cemburu..”

“Aniya, aku tidak marah… Bagaimana keadaan Hyun Jin ? Hyo Ra bilang kejadian itu sudah terjadi empat hari yang lalu… Tapi mengapa
kau baru memberitahuku sekarang ? Kenapa ?”

“Koma selama tiga hari… Dia baru sadar kemarin, Yeon Hyo-ya… Aku hanya mencari waktu yang tepat untuk mengatakan semua hal
mengerikan ini padamu… ”

Yeon Hyo kembali terdiam. Kenyataan ini seperti mimpi yang sulit ia terima. Bagaimana bisa Hyun Jin tiba-tiba muncul dihadapan
Kyuhyun ? Bagaimana bisa Kyuhyun terbawa emosi hingga pada akhirnya menabrak yeoja itu dengan sengaja ? Kenapa hal ini bisa terjadi
disaat Yeon Hyo benar-benar merasa bahagia ?

“Aku akan pulang sebentar lagi bersama eomma… Besok Hyun Jin akan dibawa ke Singapore… Eomma juga ikut kesana…”

“Eomma-mu ikut ? Bagaimana denganmu, Kyuhyun-ah ? Apakah kau juga akan ikut ?” tanya Yeon Hyo dengan suara bergetar. Tangan
yeoja itu mulai gemetar. Rasa tidak tenang menyelusup jauh kedalam relung hatinya.

“Aniya… Aku tidak mungkin menelantarkan skripsi-ku demi menemani yeoja menyebalkan itu… Skripsi-ku lebih penting, Yeon Hyo-ya…
Kau saja kalah melawan skripsi-ku… apalagi Hyun Jin…”

“Ne… sampaikan salam-ku untuk eomma…”

Yeon Hyo menutup sambungan teleponnya dan menghela nafas frustasi. Ini cobaan yang sangat berat. Memikirkan Kyuhyun bertemu
dengan yeoja itu saja sudah membuat Yeon Hyo merasa begitu sesak. Apalagi memikirkan sesuatu yang sangat ia takuti begitu mendengar
kabar itu dari Kyuhyun.

Yeon Hyo takut.

Takut sekali jika keluarga Hyun Jin akan menuntut Kyuhyun dan tidak akan melepaskan namja itu karna telah menabrak Hyun Jin dan
membuat yeoja itu mengalami luka parah hingga tak sadarkan diri selama tiga hari.

Yeon Hyo takut kalau appa dan eomma Hyun Jin memaksa Kyuhyun untuk menikahi Hyun Jin. Itu sebabnya Yeon Hyo tidak akan dapat
tidur nyenyak malam ini.
~XXX~

“Mencecap rindumu dalam satu rasa yang bermakna pahit… Berjarak dalam ruang keterpisahan itu sungguh menyesakkan,
memang….”

~XXX~

“Yeon Hyo-ya, mau kah kau menikah denganku akhir tahun ini ?” tanya Kyuhyun yang membuat Yeon Hyo tersentak dan menatap namja
itu dengan tatapan bingung.

“Menikah ?”

“Ne…. Kau mau kan ?”

Yeon Hyo terdiam. Rasanya sangat bahagia. Benar-benar sangat bahagia.

“Eomma-mu akan setuju atau tidak, ne ? Kalau kau belum siap… Aku tak kan menyentuhmu hingga kau siap, Yeon Hyo-ya… Aku hanya
ingin serumah denganmu dan tak ada yang lain… Eottohke ?”

“Dengan senang hati oppa, tapi apakah itu tidak terlalu cepat ? Maksudku… Kita masih terlalu muda untuk membicarakan hal ini..”

“Kau harus tinggal bersamaku, Yeon Hyo-ya… Kalau kau keberatan untuk sekamar denganku, tidak apa-apa..”

“Tapi kenapa begitu tiba-tiba ?”

“Aku takut… Kau tahu kan maksudku ? Yeoja menyebalkan itu belum pulih…”

“Eerr… Tapi aku harus menanyakan hal ini pada eomma-ku dulu..” sahut Yeon Hyo sambil berpikir betapa menyenangkan bisa hidup
bersama namja yang menguasai hati dan pikirannya itu. Pasti hidup mereka tidak akan pernah sepi dari pertengkaran dan adu mulut kecil.
Tapi bukankah itu terdengar begitu romantis ? Tak ada yang lebih menyenangkan daripada hidup bersama dengan orang yang sangat kita
cintai.
“Jangan buru-buru… Lagipula aku belum mengatakan hal ini pada eomma… Tunggu saat yang tepat..”

“Ne… Tapi apakah kau berjanji untuk menikahiku dan tidak berpaling pada yeoja lain ?” tanya Yeon Hyo terdengar khawatir. Lagi-lagi
bayangan Hyun Jin menguasai pikirannya. Membuatnya kembali takut.

“Apakah aku terlihat mempermainkanmu, Yeon Hyo-ya ?” sahut Kyuhyun tajam. Yeon Hyo hanya bisa terdiam dan pada akhirnya
menggeleng lemah.

“Kau tahu ? Aku tak mau hidup dengan yeoja manapun dimuka bumi ini kecuali kau, Yeon Hyo-ya… Jadi hentikan pikiran bodohmu itu..
Arraseo ?”

“Arraseoyo…”

~XXX~

“Kalau cuma main-main, untuk apa aku proklamirkan cinta dan rela terbakar bersamanya ?”

~XXX~

“Kapan wisuda ?” tanya Kyuhyun memecah keheningan yang menyelimuti mereka berdua selama lima menit terakhir. Yeon Hyo menoleh.
Akhir-akhir ini semua kejadian yang terjadi begitu tidak masuk akal. Begitu aneh dan rumit.

“Bulan agustus… Kalau kau kapan ?” sahut Yeon Hyo balik bertanya.

“Pertengahan mei…”

“Mwo ? Apakah aku boleh menghadiri wisuda-mu, Kyuhyun-ah?”

“Tentu saja ! Dengan senang hati… Kau boleh datang untuk menghadirinya, chagi..”

“Jinjja ? Hhahha.. Lalu bagaimana dengan kau ? Apakah kau akan datang dan menghadiri wisuda-ku ?”

“Kau ingin aku menghadirinya, Yeon Hyo-ya ?” tanya Kyuhyun yang dibalas anggukan ringan Yeon Hyo.
“Aahh~ baiklah… Aku akan datang…”

“Benarkah ? Kau berjanji padaku ?” tanya Yeon Hyo terdengar tidak yakin.

“Ne, aku berjanji padamu, Yeon Hyo-ya… Kau akan memakai baju warna apa saat wisuda nanti ? Aku ingin menyesuaikan pakaianku agar
serasi denganmu..” ucap Kyuhyun yang membuat Yeon Hyo tersenyum senang.

“Molla… Nanti ku beri tahu lagi…”

“Jinjja ? Hhaha.. Yeon Hyo-ya, minggu depan eomma akan pulang kemari… Hhmm.. Aku akan memberitahu eomma soal rencana
pernikahan kita setelah eomma pulang, ne ?”

“Mwo ? Hahhaha..”

~XXX~

“Bertahan dalam diam… Membiarkan rindu itu memungut indah dalam kesakitannya… Aku rela…”

~XXX~

“Aku milikmu.. Aku tak kan mencari yang lain.. Aku mau hidup denganmu.. Kau pernah berjanji suatu saat nanti, kau ingin memberiku
seorang anak perempuan kan ?”

Yeon Hyo terdiam. Pikirannya begitu kalut saat ini. Besok Hyun Jin pulang dari Singapore dan Kyuhyun terpaksa menjemputnya dibandara
karna perintah eomma Kyuhyun. Hal itu yang membuat Yeon Hyo merasa tidak tenang seharian.

“Ne, kelak dia akan ku beri nama, Na Yuki… Na itu artinya ‘saya atau aku’ dan Yuki dalam bahasa Jepang yang berarti ‘Salju’… Eottohke
? Dan untuk anak laki-laki, itu tugasmu untuk mencarikan nya nama, Kyuhyun-ah..”

“Mwo ? Kau sudah punya nama untuk anak kita nanti ? Hhaaha…”

“Ya! Jangan tertawa ! Aku serius soal ini..” sungut Yeon Hyo sambil memasang tampang sebal.

“Hahaha.. Kau ini lucu sekali, Yeon Hyo-ya ! Seperti anak kecil ! Hahhaha..”
“Jangan mengejek ku ! Cho Kyuhyun pabbo ! Jutek, menyebalkan !”

“Ya!! Tidak sopan ! Cepat panggil aku ‘oppa’ !”

“Shireo ! Hhahahaa..”

“Aaiish.. Yeon Hyo jelek !”

~XXX~

“Hyo Ra-ya… Eottohke ? Bahan proposal-ku tidak ada… Tidak bisa diambil lagi.. Aku harus bagaimana Hyo Ra-ya ?”
Yeon Hyo kembali menyeka air matanya. Pikirannya terlalu banyak. Soal kecelakaan Hyun Jin yang sengaja ditabrak oleh Kyuhyun.
Deadline tugas akhirnya. Dan sekarang masalah proposal yang kacau. Semua bertumpuk menjadi satu. Membuat yeoja itu mencurahkan
seluruh keluh kesahnya pada sahabat baiknya selama ini. Kim Hyo Ra.

“Jinjja ? Aaiish… Yeon Hyo-ya, kenapa kau begitu ceroboh ?”

“Aku tidak tahu, Hyo Ra-ya… Pikiranku terlalu banyak, aku pusing..”

“Tenang saja, aku akan membantumu.. Kita kerjakan besok secara bersama-sama, ne ?”

“Tapi…”

“Ya! Jangan khawatir.. Oppa setan itu menyuruhku membantumu… Aaiish.. Tanpa disuruh olehnya pun, aku pasti akan membantumu, Yeon
Hyo-ya.. Kau tenang saja ! Jangan menangis lagi, arraseo ?”

“Jinjja ? Dia menyuruhmu ?” tanya Yeon Hyo sambil tersenyum kecil. Walaupun Kyuhyun terlihat jutek dan terkadang sangat
menyebalkan. Tapi ternyata dia adalah namja yang perhatian. Namja yang mengerti keadaan Yeon Hyo. Dan tentu saja Yeon Hyo sangat
menyukai hal itu.

“Ne… Dia ribut sekali.. Aaiish.. Aku bosan mendengar celotehannya itu, Yeon Hyo-ya… Bisakah kau punya namja chingu yang
lebih normal daripada dia ?”
“Ya! Bagaimanapun juga dia itu namja chingu-ku !” protes Yeon Hyo yang membuat Hyo Ra tertawa keras.

“Hhaaha.. Jangan sedih lagi, ne ?”

“Ne… Gomawo Hyo Ra-ya…”


~XXX~

“Yeon Hyo-ya, kau dimana ? Cepat pulang.. Hari hampir gelap !”

Yeon Hyo mendengus kesal dan berusaha berkonsentrasi pada suara yang berada diujung sambungan telepon. Suara yang paling ia sukai
didunia ini. Cho Kyuhyun.

“Aaiish.. bisakah kau hentikan teriakanmu itu, Tuan Cho ? Aku lelah seharian ini dan kau masih bisa meneriaki ku, huh ?”

“Ya! Ya! Aku ini khawatir padamu, bodoh ! Kau kemana saja ? Mana Hyo Ra ?”

“Aku tidak bersama Hyo Ra saat ini… Sebentar lagi aku pulang.. Bahannya sudah ketemu, tapi aku harus menyalinnya dengan cepat…”

“Mwo ? Tidak bersama Hyo Ra ? Ya!! Jadi kau ini kemana ? Tunggu sebentar, akan ku marahi Hyo Ra karna dia tidak menjagamu
dengan baik !”
“Ini bukan salahnya, bahan yang ku butuhkan sangat banyak.. Aku tak mau merepotkan orang lain, ne ? Sudahlah.. Aku bisa pulang sendiri,
Kyuhyun-ah…”

“Pabbo ! Ini sudah hampir malam ! Berbahaya sekali untukmu !”


“Hyo Ra tadi menawarkan taxi untuk ku, tapi aku ini sudah dewasa ! Aku bisa pulang sendiri.. Kau tahu, Hyo Ra sudah banyak
membantuku… Aku tak mau merepotkannya lebih banyak lagi..”

“Sudah sewajarnya dia membantumu, pabbo ! Kau itu calon eonni-nya ! Dia memang harus menjagamu dengan baik !”

“Aaiish… bahkan umurku lebih muda darinya, apakah aku harus tetap menjadi eonni-nya ?”

“Kau masih menanyakan hal itu ?”

Yeon Hyo terdiam.

“Aku mencintaimu, Yeon Hyo-ya… Jaga dirimu baik-baik selama aku tak berada disisimu…”

“Maksudmu ?”

“Aniya.. Aku tak tahu mengapa… Tiba-tiba saja aku berpikir kalau Hyo Ra harus menjagamu untuk ku…”
~XXX~

“Dulu ada satu keajaiban yang membangunkanku dari ruang hampa.. Dan itu kamu…
Dan aku percaya, akan ada keajaiban kedua… Siapa lagi kalau bukan kamu lagi…”

~XXX~

Yeon Hyo mengaduk milk shake strawberry dengan malas. Yeoja itu melirik kearah arloji yang melingkar dengan indah
dipergelangan tangan kirinya.
Yeon Hyo mendengus kesal dan meraih ponselnya. Mencoba menghubungi Kyuhyun yang sudah terlambat setengah jam. Dan yeoja itu
sudah mulai kehilangan kesabaran. Yeon Hyo tidak suka menunggu. Lagipula apa yang menyebabkan namja itu memintanya untuk bertemu
secara tiba-tiba seperti ini ?

Baru saja Yeon Hyo mendekatkan speaker ponsel ungu itu didekat telinganya. Tiba-tiba seorang namja masuk kedalam cafe itu dan menarik
kursi dengan cepat didepan Yeon Hyo. Namja itu pada akhirnya duduk dan langsung menatap Yeon Hyo secara intens. Membuat yeoja itu
terpaku dan hampir saja ponsel itu terlepas dari genggamannya.

“Kenapa tampangmu begitu bodoh ?” sindir namja itu yang membuat Yeon Hyo kembali ke alam sadarnya.

“Ya! Kau terlambat setengah jam !” protes Yeon Hyo ketika berhasil menguasai dirinya lagi.

Entah kenapa menurut pandangan matanya, Kyuhyun terlihat sangat tampan hari ini. Berbeda dari biasanya. Namja itu sukses membuat
Yeon Hyo terkesima dan hampir lupa kalau dia harus marah pada Kyuhyun atas keterlambatannya kali ini.

“Ada pemotretan tadi…” sahut Kyuhyun cuek. Seperti biasa.

Yeon Hyo mengangguk. Kyuhyun memang seorang model. Jadwalnya padat sekali sehingga kadang-kadang namja itu hanya menghubungi
Yeon Hyo pada malam hari. Belum lagi ditambah dengan skripsi Kyuhyun yang sangat menyita waktunya.

“Aku sudah lihat hasil pemotretanmu minggu lalu… Kau tahu Kyuhyun-ah ? Itu tampan sekali !” pekik Yeon Hyo antusias dengan mata
berbinar.

“Foto yang mana ? Kau dapat foto itu dari siapa, hah ?”

“Eerr… yang serba putih itu.. Kenapa kau tidak tersenyum ? Tampangmu jutek sekali, Kyuhyun-ah…”

“Ya! Tadi kau bilang itu sangat tampan ! kenapa malah protes ?” balas Kyuhyun pura-pura marah.
“Aniya… Itu memang tampan sekali… Tapi aku lebih suka kalau kau tersenyum..” sahut Yeon Hyo jujur.

Yeon Hyo menyukai Kyuhyun, bukan tanpa alasan. Yeoja itu menyukai semua yang ada didalam diri Kyuhyun. Sifat pemarahnya, keras
kepalanya dan bahkan Yeon Hyo sangat menyukai tatapan tajam Kyuhyun yang memancarkan kalau namja itu tidak terlalu bersahabat dan
sulit didekati. Dan entah kenapa, Yeon Hyo sangat menikmati setiap perdebatan anehnya dengan Kyuhyun. Bahkan yeoja itu suka sekali
mendengar Kyuhyun menyebut dirinya ‘bodoh’ dan memarahi setiap tindakan cerobohnya.

“Tersenyum ?” ulang Kyuhyun terlihat terkejut.

“Ne… Kau itu lebih tampan jika tersenyum, Kyuhyun-ah…” sahut Yeon Hyo yang membuat Kyuhyun salah tingkah.

“Tunggu dulu ! Kau belum menjawab pertanyaanku tadi… Kau dapat dari siapa foto itu, hah ?”

“Hyo Ra yang memberikannya padaku…”

“Aaiish.. anak itu !”

“Ya! Memangnya kenapa ? Aku tak boleh memiliki foto hasil pemotretanmu, huh ?” sungut Yeon Hyo pura-pura marah.

“Aniya, bukan seperti itu… Tapi…. Aahh~ sudahlah.. Jangan dibahas lagi.. Kita makan sekarang, ne ?”

~XXX~

“TENTANGMU.. Melupakan, tak mampu…


Menjaga dan menyimpannya rapi disudut hati, itu kuasa pilihanku…”

~XXX~

Ddrrtt….ddrrtt…

Yeon Hyo menghentikan kegiatannya selama satu jam ini –membaca referensi untuk bahan proposalnya- dan meraih ponsel ungu itu dengan
cepat. Yeoja itu mengernyitkan alis begitu melihat nama yang tertera dilayar ponsel.

Evil Prince… Calling…


“Yeoboseyo ?” ucap Yeon Hyo ketika berhasil menguasai dirinya lagi. Kyuhyun tidak biasanya menghubungi yeoja itu siang hari seperti ini.
Pasti ada sesuatu yang tidak beres.

“Yeoboseyo ? Yeon Hyo-ya, kau sedang apa ?”

“Mencari bahan untuk proposalku… Kau dimana, Kyuhyun-ah ?”

“Dijalan, menuju bandara… Kau tahu ? Hyun Jin pulang hari ini… Dan eomma memaksaku untuk menjemput yeoja menyebalkan
itu…” sahut Kyuhyun terdengar kesal.
Yeon Hyo terdiam. Menjemput Hyun Jin ? Di bandara ? Kenapa rasanya begitu sesak ?

“Kau kenapa ? Kau marah padaku, Yeon Hyo-ya ? Aaiish… Aku hanya menjemputnya saja… Dia akan dibawa menggunakan
ambulance rumah sakit.. Tidak akan naik kemobilku, kau tenang saja…”

“Tapi… Tadi kau bilang….”

“Aku hanya menjemputnya dan ini juga perintah eomma… Dewasa lah sedikit… Aku yang bersalah karna telah menabraknya, Yeon Hyo-
ya… Mau tidak mau aku harus menjemput yeoja itu…”

“Arraseo…”

“Kau marah padaku ?”

“Apa aku tak boleh marah padamu, Kyuhyun-ah ?”

“Tapi aku hanya menjemputnya, Yeon Hyo-ya !”

Yeon Hyo terdiam. Setetes kilauan bening mulai mengalir membasahi pipinya. Membuat yeoja itu semakin merasakan sakit yang sangat
menyiksa hatinya.

“Bersikaplah dewasa sekali-kali…”


“Apa aku kurang dewasa dalam menghadapi semua ini, hah ?! Apa perasaanku ini tidak wajar ? Bagaimana jika kau berada diposisiku,
Kyuhyun-ah ? Aku menjemput seorang namja yang jelas-jelas menyukaiku dan rela mati karna ulah ku ! Itu sama saja memberinya harapan
! Menunjukkan kalau aku memperhatikannya ! Dan itu juga membuatnya berpikir kalau selama ini aku tidak membencinya ! Apa aku salah
kalau aku merasa cemburu padamu, Kyuhyun-ah ? Kau meluangkan waktumu untuk menjemput Hyun Jin ! Sedangkan meluangkan waktu
untukku terasa begitu sulit bagimu !”

“Yeon Hyo-ya….”

“Cukup ! Aku sudah muak dengan semua ini, Kyuhyun-ah !” pekik Yeon Hyo emosi. Nafas yeoja itu tidak teratur. Hatinya terasa sesak.
Seperti ada beban yang mengganjal pikirannya selama ini. Dan akhirnya Yeon Hyo menyadari siapa beban itu sebenarnya. Siapa lagi kalau
bukan Kwan Hyun Jin ? Yeoja yang nekat membuat dirinya hampir mati dengan cara yang begitu konyol.

“Mianhae…..” desis Kyuhyun terdengar menyesal. Yeon Hyo terdiam. Yeoja itu berusaha menahan diri untuk tidak menangis.
“Aku baru mengerti perasaanmu sekarang, Yeon Hyo-ya… Mianhae…”

“Gwaenchana… Kenapa kau minta maaf ? Apa kau lupa ? Apapun yang kau lakukan, aku tidak akan pernah marah padamu, Kyuhyun-ah…
Tak perlu meminta maaf..”

“Tapi…”

“Jaga dirimu baik-baik… Aku tak mau terjadi sesuatu padamu, arraseo ?” sahut Yeon Hyo berusaha setenang mungkin.
“Arraseoyo… Gomawo Yeon Hyo-ya….”

~XXX~

“Sudahi semunya tawa hari ini, berteman sepi lagi…


Nyatanya.. Begitu beda tanpamu… Dan aku tak terbiasa…”

~XXX~

“Kyuhyun-ah, kau kemana ?”

“Mianhae Yeon Hyo-ya, seharian ini aku sibuk… Baru sempat menghubungimu…. Mianhae…”

“Gwaenchana… Kau dimana ? Sudah pulang ?” tanya Yeon Hyo khawatir. Kyuhyun biasanya tidak seperti ini. Ini aneh. Yeon Hyo juga
merasakan ada sesuatu yang tidak beres saat ini. Entah kenapa perasaannya mengatakan seperti itu.

“Aku pusing Yeon Hyo-ya…” sahut Kyuhyun terdengar frustasi. Yeon Hyo menajamkan pendengarannya. Kyuhyun merasa pusing ?
Apakah Yeon Hyo telah menganggu kesibukannya ?
“Wae ? Kau kenapa, Kyuhyun-ah ?”

“Ada suatu hal yang harus ku katakan padamu, Yeon Hyo-ya….”

“Katakan…”

“Kau tahu ? Hari ini aku kerumah sakit karna eomma memintaku untuk melihat keadaan Hyun Jin… Disana sudah berkumpul
keluarga Kwan… Dan apakah kau tahu apa yang Kwan ahjussi katakan padaku ?”

“Aniya..” desis Yeon Hyo lemah. Entah kenapa Yeon Hyo merasa apa yang akan dikatakan Kyuhyun adalah suatu hal yang buruk. Bahkan
lebih buruk daripada mengetahui kenyataan kalau Kyuhyun menabrak Hyun Jin dengan sengaja.

“Kwan ahjussi… Eerr… Kwan ahjussi tadi memintaku untuk menikahi Hyun Jin… Dan aku menolaknya…”

“M..me..menikah ?” tanya Yeon Hyo terbata-bata. Air mata yeoja itu hampir tumpah kalau saja Yeon Hyo tidak cepat-cepat menahannya.

“Ne… Dan eomma menyetujui hal itu… Hyun Jin cacat… Eomma merasa kasihan padanya dan menyetujui permintaan keluarga Kwan
untuk menikahkan aku dengan Hyun Jin… Kau tahu ? Ini buruk… Sangat buruk sekali, Yeon Hyo-ya….”
Yeon Hyo terdiam. Tak ada lagi yang bisa ia ungkapkan. Semuanya terasa begitu hampa. Hancur tak tersisa lagi.
“Kau akan menikah dengannya ? Wae ?! Kenapa kau tega melakukan hal ini padaku, Kyuhyun-ah ?! Bukankah kau berjanji akan menikahi-
ku akhir tahun ini ?”

“Yeon Hyo-ya…”

“Shireo !! kau harus menentangnya, Kyuhyun-ah ! Kau anak tunggal ! Tidak mungkin eomma-mu tega membiarkanmu hidup menderita
dengan cara menikahi orang yang kau benci ! Ini tidak mungkin ! Cho Kyuhyun, jangan bercanda ! Ini sama sekali tidak lucu !!” teriak
Yeon Hyo mulai menangis.

“Mianhae telah mengecewakanmu, Yeon Hyo-ya… Kau tahu ? Hanya kau satu-satunya yeoja yang ingin ku nikahi… Tapi keadaan
ini….. Aku benci keadaan ini ! Semua ini terlalu rumit !”

Yeon Hyo menangis. Kenyataan ini benar-benar menyiksanya. Sangat menyiksa.

“Lupakan aku, Yeon Hyo-ya… Aku tak mau membuatmu menderita lebih lama lagi… Jaga dirimu baik-baik, Yeon Hyo-ya… Saranghae…”

“Shireo !! Aku tak mau, Kyuhyun-ah ! Aku tak bisa hidup tanpa adanya kau ! Jangan pernah memintaku untuk melupakanmu ! Aku tak kan
pernah mau melakukan hal itu, Kyuhyun-ah ! Tidak akan pernah !”

“Kau tahu…. Sampai kapanpun juga, kau adalah edelweis-ku… Yeoja yang sangat ku cintai… Lupakan aku… Hiduplah dengan
baik, Yeon Hyo-ya….”

Tuutt…Tuutt…

“Kyuhyun-ah ?!! Kyuhyun-ah ?!! Aaaarrrggghhh !!!!!”

Yeon Hyo menjerit dan membanting ponselnya dengan suasana hati kacau balau. Tak lama kemudian yeoja itu menangis. Tangisan yang
menyayat hati.

~XXX~

“Setelah kau putuskan pergi… Aku seperti tak tahu lagi bagaimana caranya bahagia…”

~XXX~
“Ku mohon makanlah sedikit saja… Kau tak boleh menyiksa dirimu seperti ini, Yeon Hyo-ya…” bujuk Hyo Ra terdengar putus asa.

Yeon Hyo menggeleng dan kembali menatap layar ponselnya. Yeoja itu mengamati setiap lekuk wajah Kyuhyun yang menjadi wallpaper
ponselnya. Tersenyum kecil dan kemudian menangis lagi.

“Kau tahu, Kyuhyun oppa memintaku untuk menjagamu, Yeon Hyo-ya… Memastikan kalau kau akan baik-baik saja walaupun dia tak ada
disisimu..”

“Baik-baik saja ? Kau pikir aku masih bisa baik-baik saja setelah apa yang ia lakukan padaku, Hyo Ra-ya ? Apa kau lupa kalau oppa-mu
telah menjanjikan berbagai macam kebahagiaan padaku ? Hingga aku bermimpi suatu saat aku akan benar-benar menjadi Nyonya Cho…
Sekaligus menjadi bagian keluargamu, Hyo Ra-ya.. Kau tahu ? Bagaimana harapanku padanya ?”

“Lupakan dia, Yeon Hyo-ya.. Dia hanya akan menyakitimu lebih dalam lagi.. Lenyapkan dia dari pikiranmu !”

“Aniya, aku tak dapat melupakannya, Hyo Ra-ya… Aku mencintainya ! Aku sangat mencintainya !”

“Aku benci melihatmu jadi seperti ini ! kau harus kuat, Yeon Hyo-ya ! Kau harus lanjutkan hidupmu ! Kau tahu ? Aku benci oppa-ku sendiri
! Walaupun dia itu sepupuku, tapi aku membencinya, Yeon Hyo-ya ! Sangat membencinya ! Aku benci caranya membuatmu jadi seperti ini
!”

“Ini bukan salahnya…” desis Yeon Hyo lemah. Tubuhnya seperti kehilangan kekuatan. Ditambah lagi yeoja itu tidak makan selama dua
hari. Membuat Yeon Hyo seperti orang yang kehilangan arah. Tidak tahu harus berbuat apa untuk memperbaiki hidupnya.

“Sudahlah Yeon Hyo-ya.. kau harus bisa melupakan namja setan itu ! Masih banyak namja lain yang lebih baik daripada oppa-ku itu… Aku
yakin banyak namja yang menyukaimu, Yeon Hyo-ya…”

“Aniya… aku tak bisa, Hyo Ra-ya… Dia pangeranku… Pangeran iblis-ku..”

“Aaiish… makan lah sedikit saja, ne ? Aku tak mau kau sakit…”

“Aku tak mau makan, kecuali evil prince yang menyuruhku..”

“Jadi kau baru mau makan kalau Kyuhyun oppa yang menyuruhmu ? Arraseo… Akan ku minta dia untuk memarahimu, Yeon Hyo-ya !”

Yeon Hyo tersenyum kecil. Yeoja itu tahu kalau Hyo Ra begitu peduli padanya. Bukan karena Kyuhyun adalah oppa-nya, tapi karena Hyo
Ra adalah sahabat Yeon Hyo. Orang yang sangat mengerti watak asli Yeon Hyo. Dan tentu saja Hyo Ra tahu kalau Yeon Hyo sangat
mencintai Kyuhyun. Melebihi apapun didunia ini.

Hyo Ra meraih ponselnya. Berusaha menghubungi seseorang. Tapi tiba-tiba saja raut wajah yeoja itu berubah. Membuat Yeon Hyo
mengernyitkan alis dan menatap Hyo Ra tak mengerti. Seperti ada yang membuat Hyo Ra terkejut dan Yeon Hyo bisa menebak ini pasti
masalah Kyuhyun.

“Yeon Hyo-ya…”

“Ne ? Waeyo ? Kau kenapa, Hyo Ra-ya ?” tanya Yeon Hyo tak sabar.

“Kyuhyun oppa…. Kyuhyun oppa…”


“Wae ? Cepat katakan !”

“Kyuhyun oppa… Dia kabur dari rumah.. Tidak pulang sejak semalam…” desis Hyo Ra yang membuat Yeon Hyo tersentak dan menatap
yeoja itu tajam, berusaha meminta penjelasan.

“Tak ada yang tahu dia dimana sekarang… Ahjumma Cho memaksanya untuk segera menikah dengan Hyun Jin… Kyuhyun oppa menolak
dan pada akhirnya kabur dari rumah… Belum kembali sampai sekarang dan parahnya lagi Ahjumma Cho sakit karena hal ini…”

Yeon Hyo terdiam. Bibir yeoja itu bergetar hebat. Seperti hendak mengatakan sesuatu. Tapi sia-sia saja, semakin ia berusaha. Tetap tidak
ada satupun kalimat yang meluncur dari bibirnya.

“Eottohke ? Apa yang harus ku lakukan Hyo Ra-ya ?” Yeon Hyo menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan tangis. Ini berat. Terlalu
berat untuknya.

~XXX~

“Karena kata hanya perantara, tak bisa seutuhnya…


Biarkan rasa yang bicara dari kedalamannya…
Detik ini, masih.
Rindu ini, untukmu…”

~XXX~

“Kenapa kau kabur dari rumah, Kyuhyun-ah ? Kembalilah… Eomma pasti akan memikirkan jalan yang terbaik untukmu…” ucap Yeon Hyo
yang membuat Kyuhyun menggeleng tegas.

“Kau tahu ? Aku tak bisa dipaksa menikah dengan yeoja itu, Yeon Hyo-ya ! Tidak bisa ! Aku tidak mungkin bisa menikahinya ! Aku tidak
mencintainya sedikitpun !”

“Aku tahu… Tapi apakah eomma-mu tidak bisa dibujuk ? Maksudku… Bukankah kau adalah anak tunggal, Kyuhyun-ah ? Eomma-mu pasti
sangat menyayangimu… Tidak mungkin ia membiarkanmu menderita dengan cara menikah dengan yeoja yang tidak kau sukai…”

“Aku sudah membantahnya, Yeon Hyo-ya.. Tapi kali ini aku tak punya pilihan lain selain menuruti keinginan eomma… Lagipula keluarga
Kwan mendesak eomma terus-terusan… Apalagi Hyun Jin sialan itu ! kau tahu ? Aku ingin sekali yeoja itu lenyap dari hadapanku ! Kenapa
dia diciptakan untuk merusak hidupku ? Kenapa ?! Apa aku tak boleh bahagia dengan pilihanku sendiri ?! Apa aku tak punya pilihan lain
selain menikahi yeoja sialan yang menghancurkan seluruh masa depan yang ku rancang bersamamu, Yeon Hyo-ya ?! Kenapa hidup begitu
tidak adil padaku ? Kenapa ?!!”
Yeon Hyo terdiam. Saat ini hatinya sudah hancur. Kosong. Hampa tak tersisa lagi. Bagaimana bisa kau menerima kenyataan kalau orang
yang sangat kau cintai harus meninggalkanmu dan menikah dengan yeoja lain ? Itu sangat buruk. Lebih buruk daripada kedengarannya.

“Aku hancur, Kyuhyun-ah… Aku sudah hancur…”

“Yeon Hyo-ya…”

“Kau tahu ? Aku selalu bermimpi dapat berada disisimu selamanya… Tapi ternyata Tuhan tidak mengizinkan semua itu terjadi… Ini
berat… Dan aku tahu, cepat atau lambat kau memang harus menikahinya, Kyuhyun-ah… Berbahagialah… Saranghae… Aku mencintaimu,
semampuku… sebisaku.. selamanya ada didalam hatiku… Tak kan pernah ku berikan cintaku yang berlebihan ini pada orang lain… Kau
harus tau, bagaimanapun juga hati ini masih milikmu, Kyuhyun-ah… Kau satu-satunya orang yang memiliki hatiku… Setelah kau pergi, aku
tak punya hati lagi… Aku kehilangan cinta.. Kau harus bahagia, ne ? Berjanjilah padaku… Kau harus bahagia…” Yeon Hyo menunduk.
Tak lama kemudian yeoja itu terisak hebat. Menangisi apa yang menjadi keadaannya saat ini. Ini terlalu berat untuknya.

Kyuhyun terdiam. Rahang namja itu mengeras. Semua ini bukan kehendaknya. Tidak ada satupun namja yang mau dipaksa menikah dengan
yeoja yang sangat dibencinya dan meninggalkan yeoja yang menjadi semangat hidupnya selama ini.

Tapi inilah kenyataan. Takdir yang harus dihadapi oleh Kyuhyun dan Yeon Hyo.

“Hiduplah dengan baik, Yeon Hyo-ya… Saranghae….”

~XXX~

“Terjatuh… Ke dasar yang paling dalam…


Kehilangan cinta…
Kehilangan cahaya hidup…
Kehilangan matahari pribadi…
Aku tak tahu lagi bagaimana rasanya bahagia…
Karena kebahagiaanku ikut lenyap bersama hilangnya dirimu….”

~XXX~

To : Evil Prince
Message : “Pagi chagi… Jangan terlalu lelah, ne ? Jaga kesehatanmu…”

****
Yeon Hyo tersenyum kecil saat pesan itu terkirim. Yeoja itu kembali menatap layar ponselnya. Berharap akan ada balasan dari namja yang
sangat ia cintai. Dari dulu hingga saat ini. Cinta yang dirasakan yeoja itu tidak akan berubah sedikitpun.

Yeon Hyo menghela nafas dan kembali memasukkan ponsel kedalam saku celananya. Yeoja itu sudah tahu kalau sia-sia saja jika berharap
Kyuhyun akan membalas pesannya. Kyuhyun menghindarinya bukan tanpa alasan.

Yeon Hyo tahu kalau Kyuhyun ingin yeoja itu dapat melupakannya secepat mungkin. Tapi Kyuhyun salah. Yeon Hyo tidak akan menyerah.
Apapun yang terjadi, cinta yang dimiliki yeoja itu hanya untuk Kyuhyun.

Hanya untuk seorang Cho Kyuhyun.

~XXX~

“Diantara seribu bukit, hanya satu yang ingin kudiami…


Adalah kamu… Belantara hati yang tak bertepi dan tak henti kusiangi…
Dan sampai detik ini, aku tak pernah berniat memisahkan diri dari marka jalanmu…
Terbesit pun, Tidak !
Aku tetap berjalan di tempat yang sama…
Berlari di garis yang sama…
Berhenti di titik yang sama…
Di jalanmu…”

“Saranghae, My Evil Prince…”

-THE END-

Anda mungkin juga menyukai