Anda di halaman 1dari 21

Tittle

: complexity of love

Author

: F. taehan (author freelance)

Genre

: Romance, fluuf, AU, school life

Main cast

: Min Yoon Gi (BTS Suga)

rumah yang selalu di eluh eluhkan karna kemegahan &


fasilitasnya yang terlampau mahal* itu.. cih.. bahkan aku lebih
memilih hidup sebagai gelandangan daripada hidup di istana
yang seperti neraka itu
Apa benar tuhan telah berlaku adil? kenapa tuhan
mengambil eomma saat usiaku 10tahun? Bukankah harusnya
aku masih membutuhkan kasih sayang seperti anak seusiaku
dulu? Dimana kehangatan kasih sayang yang harusnya aku
dapatkan? Bahkan appa terlalu cepat melupakan eomma,
membawa wanita itu & menjadikannya seorang istri saat
taburan bunga yang masih utuh.. tanah pemakaman yang
terlihat masih basah, suasana duka yang belum sepenuhnya
hilang.. 8 tahun sepeninggalan eomma, aku mulai tumbuh
dewasa bersama kehancuran. Min Yoon Gi-

Kang Minkyung
Park Jimin
And other cast ..
Rating

: PG 15+ , R

Length

: Oneshoot, ficlet

Summary
: sisi hitamku benar* hilang saat
bersamanya, bahkan aku kehilangan diriku yang sebenarnya.
Pesona itu terlampau dahsyat hingga mampu melumpuhkan
urat syarafku. Aku benar* ingin selalu bertahan bersamanya
dengan sejuta alasan.

Yoon Gi sunbae .. ? kau kah ituu ? terdengar samar suara


yeoja melangkahkan kakinya kearahku, penerangan yang tak
sempurna membuatku bersusah payah untuk mengenali
sosok yg sekarang berdiri menatapku heran .
eoh, nde.. nugu ya?
aku hoobae mu .. apa yang sunbae lakukan malam* di gang
gelap seperti ini? Apa sunbae tidak pulang untuk belajar?
Bukankah sebentar lagi ada ujian?

Menghabiskan waktu hingga larut malam diluar bahkan


seratus kali lebih baik dibandingkan berdiam diri dirumah
dengan wanita tua yang kacau sepertinya. Apa pantas
bangunan mewah itu disebut sebagai Rumah Min Yoon Gi- ?
1

ahhh ye ku langkahkan kakiku untuk meninggalkan


yeoja berseragam sekolah yang sangat mengusik
ketenanganku tadi , sepersekian detik langkahku terhenti
karna genggaman ditanganku.

OMO.. kau mengagetkan ku..

apa sunbae sedang dalam masa sulit? Kau terlihat


berantakan saat ini, bahkan seharian ini aku tidak melihat
sunbae di sekolah.. apa kau membolos? Bahkan sekarang
kau tidak pulang kerumahmu? pertanyaan yeoja yang tak ku
kenal ini sukses menyulutkan amarahku, sederet pertanyaan
yang kukira tak pantas dikeluarkan dalam masa perkenalan
ini.

Mataku mengerjap* tak percaya, sekarang aku bisa melihat


yeoja aneh ini.. tubuh ramping dengan kulit putih, mata hitam
bulat yang tengah menatapku lekat, rambut cokelat yang
tergerai .. ditambah lesung pipi yang benar* membuat
wajahnya terlihat seperti boneka..

Sunbae.. apa kau tidak berniat melepaskan genggamanmu


eoh? kita sudah sampai dirumahku

ahhh mi..anh..ae. segera kulepaskan genggaman


tanganku, rasanya ada sesuatu yang menghalangi
tenggorokanku.. jangankan berbicara lancar, menelan ludah
pun sekarang terasa kelu

Yaaakkk !!! memangnya siapa kau ini eoh? beraninya


menganggu ketenanganku! Menyentuh tanganku! Dan
bertanya layaknya seorang penyelidik?.. Ya! Yeoja tengil, lebih
baik kau cepatlah pulang

Min kyung..
ahh eomma,,,, perkenalkan ini yoon gi sunbae, yang sering
aku ceritakan pada eomma.. malam ini sunbae akan
menginap disini..

apa sunbae mau pulang kerumahku? Kau pasti lapar, ibuku


akan membuatkan masakan untuk kita.. rumahku ada di gang
depan.. kajja.. yeoja itu mulai menarik tanganku untuk
mengikutinya,

MWO.? yak.. yakk apa katamu barusan eoh? mataku


mendelik sempurna kearah yeoja gila disampingku ini, ada
apa dengan yeoja ini? Bahkan kita baru saja bertemu
beberapa jam yang lalu, lalu dengan sok akrab nya ia
mengajakku datang kerumah untuk menginap.. cih yeoja
aneh..

Eomma .. Min kyung pulang. Teriakan yeoja itu


bergema disudut* ruangan rumah sederhana namun terlihat
nyaman ini, tangan kami masih saling terpaut berpegangan
satu sama lain. ia mengajakku masuk kedalam ruang tengah..
aku masih mengedarkan pandanganku, hingga sosok yeoja
berdiri tepat didepanku sembari tersenyum menampakkan
deretan gigi putihnya.

sudahlah yoon gi, ayo kita masuk.. anggap saja rumah


sendiri, akan eomma siapkan kamar untuk kamu menginap
2

malam ini ne.. perempuan paruh baya itu meninggalkanku


dengan tersenyum manis, seketika hatiku mencelos
eomma.. lirihku tertunduk lesu.

katakan siapa kau sebenarnya,, atau kau akan tau sendiri


akibatnya. Harusnya ini kesalahan terbesarmu membawa
seorang Min Yoong Gi, apa kau ingin bermain* denganku
huh?
andwae.. oppa. ku hentikan pergerakanku yang hendak
mengecup bibir yeoja ini, mwo? Oppa? Apa barusan dia
memanggilku oppa? Cihh,,, persetan dengan semua ini

kenapa sunbae masih diluar? Ini hampir jam 12 malam, apa


sunbae tidak mengantuk? Apa karna rumah ini tidak nyaman?
Atau.. sunbae sedang merindukan eomma sunbae?

suga oppa. suara lirih serak itu terlontar begitu


saja dari bibir minkyung yang tengah berpaut dengan ku,
kulepaskan tautan bibirku darinya.. menatap yeoja ini tak
percaya..

nugu? Nugu-ya? Siapa kau sebenarnya? Apa alasanmu


mengajakku kerumahmu?
emhh, naega? Bukankah aku sudah bilang, aku Kang Min
Kyung, juniormu disekolah.. kau kelas 3. Dan aku kelaas 2..
Yoon Gi sunbae terlalu populer disekolah, jadi aku mengenal
sunbae.. tentang membawamu kemari,, aku rasa itu lebih
baik daripada sunbae berkeliaran di sepanjang jalan dan
membuat onar.. dan lagi sunbae terlihat berantakan sekarang,
tapi tenang saja.. Yoon Gi sunbae tetap terlihat paling tampan
dibandingkan namja* lainnya di sekolahan kita smirk
andalanku terlukis menatap namja disebelahku.

kyunggie . ? kau kyunggie ?


-Kang Min Kyung- menatapku dengan senyum tulusnya, ia
terlihat menghapus air mata yang entah kapan ia jatuhkan..
kurasakan tangannya mengenggam tanganku erat, mata kami
bertemu
suga oppa, kau benar* merebut fist kiss ku seperti janjimu
dulu eoh tolong berhentilah bersikap seperti ini, aku benar*
merindukan Min Yoong Gi kecilku..

Kutatap manik mata yeoja itu, kurasa matanya tak asing


bagiku.. angin malam yang berhembus sedikit menerbangkan
rambut* kecil yang menutupi sebagian wajahnya.. terulur
jemariku untuk menyibakkan rambut kecil itu, manik yeoja
dihadapanku terlihat mengerjap*. Sesekali ia menelan
ludahnya sendiri, canggung dengan jarak wajahnya yang
terlampau dekat deganku.

Kyunggie
oppaa, apa kau tau bagaimana perasaanku selama 2tahun
ini eoh? selalu di dekatmu, menatapmu, tanpa
sepengetahuanmu. Ahhh rasanya aku ingin menyumpal mulut
anak* sekolah yang selalu membicarakan tentang
3

keburukanmu, padahal dia tidak tau siapa sebenarnya suga


ku..

menatap tubuh minkyung , keterkejutannya tergambar jelas


diwajahnya..

kyungggiiieeeeeeee..

YAA ! Sunbae apa gosip murahan yang beredar itu benar


eoh? kau selalu mempermainkan perempuan sesukamu?
Lalu meninggalkan mereka begitu saja setelah.

opppaaaaa, berhenti terus menerus memanggilku seperti


itu.. apa kau merasa bersalah padaku eoh? karna tak
mengetahui bahwa sebenarnya aku selalu ada di sekitarmu?
Sud.. kata*ku terhenti begitu saja saat Yoon Gi oppa tiba
tiba memelukku..

setelah apa . ?
ah andwae.. andwae aku masuk kelas dulu, annyeong
Kupandangi punggung indah yang mulai berjalan menjauhiku,
-Kang Min Kyung- telah kembali. Teman masa kecil yang
membuatku merasakan cinta untuk pertama kalinya,

Aku sangat merindukamu kyunggiee


oppaa. kau membuatku sulit bernafas..lepaskann oppa
wae? Apa kau tak merindukanku eoh? biarkan berlangsung
seperti ini beberapa saat..

Minkyung-ssi, ayo bertemu sepulang sekolah nanti


teriakkanku mampu membuat langkahnya terhenti dan
menoleh kearahku

_____
nde, Yoon Gi-ssi. hari ini belajarlah dengan baik..
FIGHTING !

suga oppa. kau terlihat tampan pagi ini


ah jinja ?

Untuk pertama kalinya, aku tertawa lepas.. apa cinta masa


kecilku akan berlanjut? Entahlah, yang jelas ini pertama
kalinya aku bersemangat ke sekolah.

nde,, kau sangat tampan saat di lihat dari dekat seperti ini
ahhh Min Yoon Gi sunbae

kenapa kau terlihat gembira sekali huh? Apa karna yeoja


itu?

yakk berhenti bersikap manja seperti ini kyunggieee, kau


bukan anak kecil lagi.. bahkan sekarang kau tumbuh menjadi
yeoja dewasa yang terlihat sexy.. kugerlingkan mataku

itu bukan urusanmu bodoh


4

cihh.. apa kau melupakan jaekyung ? ingat dia berada di


tanganku

oppa bukankah amarah tak akan menyelesaikan apapun,


kau & jimin oppa bersahabat kan? Aku tidak mengerti, juga
tidak akan mau mengerti masalah yang terjadi antara kalian..
mungkin itu terlalu rumit karna kenyataannya kalian sekarang
seperti musuh, tapi sebesar apapun kesalahan salah satu dari
kalian,, teman tetaplah teman..

jangan coba* menyentuhnya !


wahh kau serakah sekali ternyata , bukankah kau sudah
memiliki yeoja itu? Apa kau akan menggantikan jaekyung
dengan yeoja itu huh?

Kyunggieee, kau tidak mengerti nada suaraku melemah,


mataku bertemu mata sendu Min Kyung beberapa saat. Min
kyung tersenyum manis, anehnya ia bukan tersenyum
kearahku..

jangan pernah membawa minkyung dalam masalah kita


suara ku tercekat menahan amarah,
ahh.. tapi, kelihatannya yeoja baru mu itu lebih menarik
dibandingkan jaekyung..

annyeong jimin oppa,, senang bertemu denganmu lagi suara


bergetarnya menyapa jimin, ada apa ini? Bagaimana ia
mengenal jimin? Kenapa ekspresi jimin berubah menjadi
lemah?

Damn! Aku sudah bilang jangan pernah membawa Min kyung


kedalam masalah kita. Apa kau tuli huh? Sekali kau
menyentuh Min kyung, aku akan membunuhu dengan
tanganku sendiri

apa kau dalam keadaan baik huh? Kapan kau pulang dari
jepang? Ahh aku merindukanmu.. DEG

cih.. sespesial apa yeojamu itu huh? Sepertinya aku mulai


tertarik.

kata* macam apa itu? Merindukanmu? Kenapa min kyung


merindukan jimin? Mataku menerka berusaha mencari
jawaban apa yang terjadi antara jimin & minkyung, tatapan
sendu itu kini berubah menjadi berbinar.. seulas senyum
tergambar diwajah cantik minkyung, lain hal dengan jimin
yang masih tak bergerak bahkan dengan wajah yang terlihat
pucat pasi..

KAUUU
Opppaaaaaaaaaaaaaa. ku mohon jangan
buat ulah lagiKulihat Min Kyung berusaha menahan tanganku yang siap
melayangkan pukulan pada jimin. Sementara jimin, ia terus
menatap Min kyung lekat. Cengkraman ku mulai mengendur..

Suga oppa,, kenapa kau menatapku seperti itu huh?

ahhhh tentang aku & jimin sunbae? lanjutku segera

dalam 1 sekolah yang sama bukan? Ahh ternyata minkyung


juga orang dari masa lalumu?

kau terlihat sangat ingin mengetahuinya, baiklah aku akan


memberitahumu cengiran khasku muncul menatap yoon gi
sunbae, kemudian beralih pada jimin sunbae

Tatapan jimin benar* terlihat menjengkelkan, terlihat jelas


bocah itu tengah meremehkanku.

Jimin sunbae itu teman masa kecilku semenjak


kepindahanku ke Busan, dia benar* memperlakukanku
dengan sangat baik. 2tahun yang lalu, jimin sunbae pindah ke
jepang

Cih.. benarkah ? ahh apa kau lupa eoh? Bukankah sekarang


kau sudah mempunyai jaekyung? Mantan yeojachinguku
yang kau rebut beberapa bulan yang lalu? Dan lagi, apa kau
yakin dulu berpacaran dengan minkyung huh? Bahkan aku
yang mendapatkan first kissnya, haha kasian sekali kau park
jimin !!! mungkin sekarang kita impas, kau park jimin..
berbahagialah dengan mantan pacarku jaekyung! Aku akan
bahagia dengan yang kau anggap mantan pacarmu , arra ?
smirk ku muncul, terlihat jelas perubahan wajah jimin yang
tengah menahan amarahnya. Sepersekian detik tinjuan jimin
tepat menghujam tubuhku.Saat yang bertepatan terdengar
pula jerit histeris dari yeoja disampingku

Ahh benarkah? Apa aku yakin? Tapi kenapa tatapanm tidak


menceritakan hal yang sama? suara yoon gi sunbae
terdengar sangat dingin, ia menatapku lekat & menunjukan
smirk yang seakan meremehkanku. Nyali ku benar* dibuat
ciut oleh yoon gi sunbae..
minkyung-ssi jimin mulai mengeluarkan suaranya yang
sedari tadi hanya berdiam diri
ahhh sunbae, jangan se formal itu denganku.. suara manja
minkyung terdengar canggung

OPPAA.. ANDWAE, HENTIKAN.. JEBALLL, jiminn


oppppa. tangisku pecah yang mampu menahan amarah
jimin, ia pun mengentikan tinjuannya pada yoon gi sunbae

YAK! MIN YOON GI.. akan aku beritahu, kang minkyung


adalah mantan pacarku. Ahh bukan, tepatnya kami masih
berpacaran karna belum ada kata putus dalam hubungan
kita. Aku meninggalkannya begitu saja karna harus pergi
kejepang, tapi takdir memang menyatukan kita. 2 tahun
berpisah, nyatanya sekarang tanpa sengaja kami bertemu

Yak.. KANG MIN KYUNG ! untuk apa kau membela namja


sial ini huh? Kau dengar apa yang dia katakan barusan?
Bahkan ia menganggapmu seperti boneka, yang bebas
dimiliki oleh siapapun! Kenapa kau serapuh ini? Bahkan kau
menerima semua hal yang ia lakukan padamu? Cih

kau tidak akan mengerti jimin sunbae, bahkan aku tidak mau
kau mengerti tentang aku.. jangan pernah masuk kedalam
hidupku lagi, itu akan semakin sulit untumu. Berjalanlah maju
kedepan, jangan pernah menengok kebelakang walau
sekalipun. Jangan pernah membantuku saat aku dalam masa
sesulit apapun.. bulir airmataku sukses menerjang
pertahananku

Cast(s) : Min Yoongi aka Suga [B.T.S] and You //Romance,


AU!
// 950 words // Rate : T
Disclaimer: semua yang ada dalam fic ini milik saya kecuali
cast.
Bagaimana cara seseorang membuat orang yang dicintainya
berhenti menangis? Entahlah, tapi ia selalu memiliki cara
untuk dapat membuatnya berhenti.

chagiya, gwaechana? Apa aku terlalu bersikap kasar


padamu?
Jimin sunbae, berhenti bersikap manis denganku ! aku bukan
yeojachingumu lagi..kau, berbahagialah dengan jaekyung
eonni.. dan , aku sangat mencintai Yoon Gi sunbae. jadi
jangan pernah sakiti namjachingu ku. Araseoo?

Aku menatap langit yang cerah dengan tatapan jengah,


matahari pun terlihat menyebalkan untukku kali ini. Angin
musim semi yang menyentuh kulitku dan berhasil
menggerakkan rok sekolahku pun juga sangat menyebalkan.
Entah, sedari tadi aku muak dengan apa yang aku lihat.
Semua ini bermula dari teman-teman kelasku yang
menyebalkan. Bagaimana mungkin mereka tidak mau
mendengarkan usulku dan malah mengacuhkanku.
Memangnya aku tembok yang tidak memiliki hati? Aku sakit
hati tau.

kang minkyung suara lemah jimin terdengar lagi untuk yg


kesekian lagi, hatiku benar* mecelos menatap mata sendu
seorang jimin.. bahkan kristal bening terlihat disisi mata
indahnya, tapi aku tak boleh luluh.. aku ingin park jimin
hidup bahagia tanpa menoleh kearahku.. biar hanya aku saja
yang memikul rasa sakit ini, aku benar* tidak ingin melihat ia
menderita karna mencemaskanku.

Dan sekarang aku duduk di taman sendirian. Ah tidak,


lebih tepatnya aku menunggu seseorang yang kuharapkan
dapat menghiburku. Tapi, kurasa sama saja bahkan dia
membuat moodku semakin turun. Bagaimana mungkin dia
bisa membuat gadisnya ini menunggu sangat lama.

_________________________________________________
SUGA(R)A fiction by Chizu

Aku mengerucutkan bibirku saat melihatnya berlari dari


kejauhan dan tanpa sadar aku merasakan mataku sudah
7

tidak sanggup membendung airmata. Tidak, tidak, jangan


menangis sekarang.

kelingkingnya tanda ia berjanji. Aku menggelengkan kepalaku,


memberinya jawaban.

Aku terlambat ya? Maaf tadi aku harus menyelesaikan


tugasku dulu. Maaf ya maaf, ucapnya. Ia menghela napas
panjang, memasukkan oksigen sebanyak mungkin ke dalam
paru-parunya. Wajahnya dipenuhi peluh tapi dia tidak
menghilangkan senyumnya. Senyum gula itu julukan yang
kuberikan padanya.

Gadisku yang manis jangan nangis, liat Oppa sudah


datangkan. Maaf tadi oppa nya terlambat. Adik manis mau
apa? Nanti oppa belikan, ya? Jadi jangan menangis, Yoongi
oppa aku tidak butuh apa-apa aku ingin mengucapkan
kalimat itu tapi aku tidak bisa dan kalimat itu hanya behenti di
tenggorokanku.

A-.. belum sempat aku menyelesaikan satu kata, aku


merasakan airmataku mulai mengalir. Aku menyekanya tapi
bukannya berhenti malah semakin membuatku menangis
lebih keras. Dadaku terasa sesak seolah ia akan meledak
karena telah menampung berbagai perasaan yang
berkecamuk. Oke, kalian bisa mengatakan aku kekanak
kanakan tapi aku tidak bisa mengubah caraku menangis yang
seperti anak-anak ini.

Kau, berhenti menangis sekarang! Ia mengatakannya


dengan tegas dan apa dia bodoh? Orang yang sedang
menangis tidak akan berhenti dengan cara itu. Malah
membuatku menangis semakin kencang.
Ia memegang tengkuknya dan terlihat berpikir kemudian ia
tersenyum. Ia menunjukkan kemampuan ber-aegyo nya di
depan wajahku. Mungkin orang akan menganggapnya lucu
dengan aegyo nya itu. Tapi masalahnya sekarang, itu
membuatku terganggu dan ingin mencakar wajahnya itu.

Hey, kenapa menangis? Aduh, jangan keras-keras malu


didengar orang. Hey, aku merasakan dia menjatuhkan
tubuhnya disebelah ku dan menarik narik lengan bajuku.

Yo-Yoongi oppa menyebalkan! Teman-temanku


menyebalkan! Semuanya menyebalkan! Aku benci kalian!
Teriakku akhirnya.

Jangan menarik bajuku! Bentakku. Tangisku tak dapat


dihentikan dan semakin menjadi jadi. Aku tidak dapat melihat
wajahnya dengan jelas karena airmata ini mengaburkan
penglihatanku yang dapat kutangkap hanya ia yang terlihat
mengacak rambutnya.

Aku menutupi wajahku dengan tangan dan menangis


meraung-raung seperti anak kecil yang minta dibelikan
permen. Ah, aku sudah tak peduli yang aku tau aku harus
menangis untuk membuatku merasa lega. Dan kurasa semua
wanita melakukan ini. Juga menangis itu bukan tanda kalau
kita lemah tapi itu tanda kalau kita benar-benar kuat dengan

Baik, dengar, aku akan membelikanmu apa saja asal kau


berhenti menangis, ya? Ucapnya seraya mengacungkan jari
8

mampu menampakkan tangis itu sendiri. Baiklah, itu aku


hanya mencoba membela diriku sendiri yang cengeng.

dipuncak kepalaku yang memberi sensasi menggelitik yang


aneh.

Yoongi berdiri dan membungkukkan badannya pada orang


orang yang ada disekitar kami, meminta maaf karena telah
mengganggu mereka. Ia duduk disebelahku lagi, tangannya
menyentuh kedua bahuku dan memutarnya sehingga aku
dapat melihat wajahnya.

Dia melepaskan dekapannya. Menata rambutku yang


berantakan dan tersenyum padaku. Dia membungkkukan
badannya mensejajarkan tingginya denganku hingga
wajahnya berada tepat di depan wajahku.
Kau mau tau bagaimana menghentikan airmata yang
mengalir? Sekarang, tutup matamu. Aku mengikuti
perintahnya. Satu detik, dua detik, tiga detik dan sampai detik
selanjutnya tidak terjadi apa-apa kemudian aku mendengar
suara tawanya yang menggema di gendang telingaku.

Anak manis tidak boleh menangis jadi berhenti menangis,


ya? Kakak ganteng ini akan melakukan apapun untukmu. Jadi
berhenti menangis, oke? Sebenarnya aku ingin berhenti
mengangis, kalau aku bisa. Aku juga sebenarnya tidak ingin
mengganggu pengunjung taman ini dengan suara tangisku
yang kencang. Tapi masalahnya,

Aku membuka mataku dan mengerucutkan bibirku. Menangis,


tentu saja kan sudah aku bilang air mata ini tidak mau
berhenti. Aku memukul bahunya kesal karena aku baru saja
dibodohi olehnya.

A-aku tidak bisa menghentikan airmata bodoh ini. Huaaa,


aku melepaskan diri dari cengkeraman tangannya di bahuku
kemudian berdiri.

Dasar orang tua menyebalkan! Aku membencimu! aku


memutar badanku membelakanginya dan menutup kedua
telingaku.

Airmataku masih mengalir, dan aku sudah berusaha keras


meyekanya dengan tanganku. Aku tau, pasti sekarang Yoongi
sedang mengacak rambutnya frustasi mendapati kelakuanku
yang seperti anak-anak ini. Tapi mau bagaimana lagi,
perasaanku sedang tidak baik bahkan sangat buruk.

Kenapa marah lagi? Cup, cup, jangan menangis, dalam


sekali gerakan, Yoongi dapat memutar tubuhku untuk
menghadapnya lagi dan sejurus kemudian aku merasakan ia
mengecup keningku. Lama, hingga aku memejamkan mataku.
Kecupannya turun di kedua mataku. Ia mengecupnya satu
persatu dan menghapus air mata yang membekas dikedua
pipiku.

Aku merasakan kehangatan menjalari tubuh saat aku


mendapati diriku sudah berada di dalam dekapan Yoongi. Dan
sekarang aku menangis sesenggukan didalam dekapannya.
Ia membelai rambutkku dan aku merasakan helaan napasnya
9

Nah, pembersihan airmata selesai. Sekarang buka matamu,


aku mengerucutkan bibirku. Dan senyum itu menyapa ku saat
aku membuka kembali mataku.

Rate : T

Nah, jangan menangis lagi ya, adek manis, ucapnya seraya


mencubit pipiku. Aku menganggukkan kepalaku. Lihatkan?
Sekali lagi ia dapat menghentikan tangisku. Dan aku selalu
menyukai bagaimana caranya menghentikan tangisku. Dan
bagaimana caranya menunjukkan senyumnya padaku. Iya,
dasar bawel.

Cast :

Length : Ficlet

Min Yoongi a.k.a Suga

Im Aeri

Desclaimer : FF ini asli bikinan dari otak ruwet saya. Ini ff


pertama saya yang main cast anggota BTS. Jadi jika ada
kesalahan mohon dimaklumi. FF ini juga dipublish di blog
pribadi sayahttp://sandinimochi.wordpress.com . Be enjoy and
leave your comment :D

Aku tersenyum. aku tau aku memang kekanakan dan merasa


tidak pantas jika bersamanya tapi sensasi yang aku rasakan
ketika bersamanya membuatku ketagihan dan tidak ingin jauh
darinya sama seperti orang yang ketagihan kopi. Tapi ini tidak
terasa pahit melainkan manis. Iya, manis seperti gula.
Yoongi oppa, maaf karena sikapku tadi. Aku sedang
kedatangan tamu jadi moodku berantakan. Tapi,
terimakasih. Aku terkekeh pelan; mengambil tasku dan
segera berlari meninggalkan Yoongi oppa sebelum dia
merecokiku dengan keluhannya atas sikapku tadi.

Aku memandang wajah tenangnya yang tengah tertidur


pulas di pangkuanku. Pria ini begitu special. Sosoknya yang
terkadang menyebalkan namun tak jarang juga berubah
romantic. Pria yang mencintai music dan pria yang lebih suka
berkata apa adanya. Dan pria inilah yang membuatku sulit
untuk melepasnya -karna sebenarnya aku tak ingin
melepasnya.

_________________________________________________
Title : Sweet as SUGA

Kutelusuri tiap lekuk wajahnya dengan jariku. Semua


terlihat sempurna di mataku. Dan senyumku mengembang
ketika melihatnya terganggu dengan ulahku di wajahnya.

Author : sandinimochi
Genre : Romance, Fluff
10

Apa yang kau lakukan sih? erang Suga sambil


memeluk pinggangku. Ya, dia Suga, salah satu rapper
andalan BTS. Kurasa kalian sudah tau jadi aku tak perlu
memperkenalkannya pada kalian.

menghentikan aksinya. Tapi sepertinya ia tak perduli dan


berpura-pura tak mendengar apapun.
Akhirnya Yoongi berhenti ketika menyadari posisi kami
yang rawan. Yoongi menindihku dalam keadaan aku
terlentang di sofa. Yoongi hanya diam sambil terus
menatapku. Tak berselang lama senyumnya nampak
mengembang hingga membuat matanya makin sipit. Dan saat
itu juga aku merasa ada yang aneh dalam diri Yoongi.

Yaiks~ geli Suga!! pekikku ketika tiba-tiba dia menggelitik


pinggangku.
Sudah kubilang jangan memanggilku Suga! Panggil aku
Yoongi. Aku tidak ingin menjadi orang lain ketika bersamamu,
Yoongi bangun dan menyentuh kedua pipiku sambil
menunjukkan puppy eyes-nya yang justru terlihat aneh.

Tiba-tiba kurasakan sesuatu yang lembut menyapa pipi


kananku cukup lama. Aku melotot tak percaya dan jantungku
berdetak tak karuan. OMO. Yoongi mencium pipiku! Seketika
kurasakan wajahku memanas. Kuhaap Yoongi sama sekali
tak menyadarinya. Kupastika wajahku semerah kepiting rebus
saat ini.

Baiklah.. aku mengalah dan beralih melepaskan tangannya


dari pipiku, lalu berganti menyentuh pipinya. Yoongi hanya
tersenyum dan tetap menunjukkan tatapan anehnya. Karna
gemas aku mencubit pipinya hingga membuatnya meringis
kesakitan.

Jangan suka mencari perkara dengan, Min Aeri!!! aku hanya


melongo mendengar ucapan Yoongi dan tak memberi reaksi
apapun.

YA! Sakit!! aku hanya tersneyum ketika ia mempoutkan


bibirnya sambil mengusap kedua pipinya yang memerah.
Ouh, kyeopta!

Min Aeri? YA!!! NAMAKU IM AERI!!! aku berteriak kesal


ketika menyadari Yoongi yang mengubah margaku seenak
jidatnya.

Ketika aku hendak mencubit pipinya kembali, dengan cepat


jari-jarinya menuju pinggangku dan menggelitiknya tanpa
ampun.

Aku menghampirinya yang ada di balkon dan memukulnya


brutal. Rasakan! Siapa juga yang menyuruhmu asal
mengganti marga orang.

Kyaaa-Min Yoongi-YA!!! Geli!!! YA!!! AAAAHAHAHAHA!!!!


GELI!!!! HENTIKAN!!!! aku terus meronta meminta Yoongi

11

YA! Sakit Im Aeri!!! ringisnya sambil mengelus lengannya.


Uuu, kasihan!

meredam detak jantungku. Kurasakan wajahku memanas. Ya


Tuhan, jangan biarkan Yoongi menyadarinya.

Anggap saja itu balasan yang tadi!!!

Aeri-ya.. Yoongi memanggilku lirih namun masih sampai ke


indra pendengaranku. Perlahan aku membuka mataku dan
melihat matanya. Ya Tuhan, tatapan matanya benar-benar
lembut.

Mwo? Yang tadi? Yang tadi apa?


Yang tadi? Ya, yang tadi!!! jawabku gelagapan, karna
sejujurnya aku sendiri tak maksud dengan apa yang
kuucapkan tadi.

Ada apa?
Wajahmu memerah seperti tomat, Yoongi berucap sambil
terkikik. Ah sial, kenapa dia harus menyadarinya, sih?

Kini aku dapat melihat Yoongi makin mendekat sambil


tesenyum ekhhheeeem tersenyum menggoda. OMO!!!

YA!!! ketika aku hendak melepaskan diri dari pelukannya.


Yoongi justru menahan tengkukku, membuatku sulit lepas dari
kungkungannya.

Apa yang kau maksud ini-


CHU

Aku hanya bercanda. Kau ini sentiment sekali!! Yoongi tetap


terkikik tak jelas. Ish, apa dia tidak tau kalau aku dilanda rasa
malu?

Kembali kurasakan bibir Yoongi menyapa pipiku. Kali


ini pipi kiriku. Jantungku kembali berdetak kencang. Aaaaa,
aku bisa frustasi jika seperti ini.

Itu tidak lucu. Ya! Yoongi-ya! aku merajuk dan Yoongi masih
saja terkikik.

Akhirnya Yoongi melepaskan bibirnya dari pipiku.


Namun kini tangannya justru merangkul pinggangku dan
menempelkan dahinya dengan dahiku. Posisi seperti ini
nyaris membuatku menahan nafas karna jarak kami yang
sangat dekat. Oh My God~

Tiba-tiba kami hanya terdiam. Yoongi terus


memandangku tepat di manik mataku dan aku -mencobamemberanikan diri menatap matanya. Cukup lama kami
bertatapan hingga akhirnya Yoongi mengeluarkan suaranya.

Nafas Yoongi terasa hangat menyapu permukaan


wajahku. Dan aku hanya bisa menutup mataku berusaha

Aeri-ya..
12

Ne?

Aku hanya tersenyum dan menyentuh kedua pipinya.


Berusaha meminimalisir rasa bersalah dalam dirinya.

Saranghae.. Yoongi berucap lirih. Aku terperanjat. Sungguh


nyaris satu tahun kami berpacaran baru kali ini Yoongi
menyatakan perasaannya padaku

Kuperingatkan ya, kau jangan pernah berpikir seperti itu lagi.


Aku paham dengan kesibukanmu sebagai seorang public
figur. Sejak awal menjalin hubungan denganmu, aku sudah
siap menerima segala konsekuensiku sebagai kekasih
seorang artis sepertimu. Tak masalah bagiku kehilangan
waktu bersamamu asalkan orang yang kusayang sukses
meraih apa yang selama ini ia cita-citakan. Ini kan juga
mimpimu. Harusnya kau juga siap menerima konsekuensinya,
kan? Aku akan selalu mendukungmu, tenang saja. Walau kita
jarang bersama tapi hati kita akan tetap bersama. Jangan
berpikir seperti ini lagi, ok?

Na..nado, balasku gugup.


Kenapa kau gugup seperti itu? tanya Yoongi sambil
tersenyum aneh.
Bukankah ini pertama
perasaanmu padaku?

kalinya

kau

mengungkapkan

Kenapa
memangnya?
Dari
pada
aku
tidak
mengungkapkannya sama sekali, Yoongi beralih memelukku
erat. Sungguh ini pelukan yang sangat nyaman yang pernah
kurasakan

Yoongi tersenyum manis dan menempelkan dahi kami


kembali. Sebenarnya aku suka posisi seperti ini. Hanya saja
jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya.

Maafkan aku-

Terima kasih atas masukannya. Tumben otakmu bekerja


dengan baik hari ini, Yoongi tersenyum manis. Aku hanya
mendengus mendengar ucapannya. Diawal memang
ucapannya manis namun di akhir terasa pahit.

Kenapa? selaku cepat.


Jangan menyela ucapanku!!

Cihh. Terserah padamu!!

Maafkan aku. Aku terlalu sibuk dengan kegiatanku bersama


BTS. Aku jarang menghubungimu. Dan aku juga hampir tak
bisa meluangkan waktuku untukmu. Maafkan aku ya? Yoongi
menghadapkanku pada wajahnya yang nampak murung.
Terlihat dari tatapan matanya ia nampak merasa bersalah.

Terima kasih juga sudah menerimaku apa adanya,


Tentu saja. Kalau aku tak menerimamu aku sudah
meninggalkanmu dari dulu!!! aku memandangnya sambil
13

tersenyum dan kukecup kilat pipi kanan Yoongi. Lantas aku


berlari sambil tertawa keras. Aku berhasil membuat Yoongi
terpaku dengan kecupan kilatku.

Yang sedang duduk mengetes senar biola di sudut


kelas itu, Cho Hana, gadis Eropa-Korea dengan paras cantik,
surai rambut kecokelatan, IQ tinggi dan memiliki postur tubuh
yang tidak kalah tinggi dari IQ-nya. Ia mahir memainkan biola.
Iris cokelat bercahaya layaknya orang Eropa kebanyakan
dengan mata kenari menambah nilai plusnya. Alunan suara
merdu yang timbul dari gesekan senar biolanya mampu
menghipnotis ratusan pasang telinga yang mendengarnya.
Aku mengagumi setiap nada yang berasal dari gesekan
biolanya. Kadang aku cemburu dengan keindahan dirinya.
Dia, temanku.

YA!! IM AERI!!! KAU SUDAH BERANI YA!!!! AWAS KAU!!!!


_________________________________________________
Secret Admirer
By FiolaCindy
Riddle, Friendship, Romance, School-life

Berdiri di tepi jendela tengah serius membaca partitur


musik klasiknya, Jeon Jungkook. Namja terlalu sempurna
yang masuk kategori the most wanted guy at school ini digilagilai oleh puluhan murid yeoja. Bagaimana tidak?
Perawakanya rupawan bak malaikat, iris matanya coklat
pekat memandang tajam setiap not balok yang tertulis dalam
partiturnya, permainan pianonya juga suara lembutnya yang
menenangkan hati setiap insan yang mendengarnya, caranya
berlarian dan mengoper bola di lapangan basket begitupun
surai hitam yang mengibas membuat cucuran keringat
mengalir melewatinya dan berakhir terlempar ke udara
membuatnya nampak lebih sempurna. Ia dapat menyanyikan
seluruh simponi di dunia ini dengan sangat merdunya. Tidak
aneh juga jika aku jatuh hati padanya.

Visualized by
Kim Taehyung BTS | Jeon Jungkook BTS | Kim Shin Yeong
[Han Yoomi]
Riddle!
Hy there, this is riddle fanfiction by me. But this isnt mistery
and horror. Can you solve it? Find it and show me how smart
are you! Who is the secret admirer?
Oh hey! I got an email from my secret admirer, again!
Hai, namaku Han Yoomi. Gadis sekolahan biasa yang
cantik namun agak pendek. Inilah aku dan inilah temantemanku di kelas musik. Mari kuperkenalkan kau.

Gadis cantik nan arogan pemilik suara emas yang


sedang bersenandung di depan kelas itu, Choi Zee. Andai
saja kau lihat cara hebatnya mematahkan seruling hadiah
14

terakhir pemberian eomma sebelum tewas dalam kecelakaan


dengan melemparkanya ke lantai begitu kerasnya,
membuatnya terbagi menjadi beberapa bagian pecahan kecil,
sekitar sejam yang lalu. Dia adalah gadis paling populer di
sekolah. Parasnya yang begitu sempurna layaknya
perwujudan Dewi Aprodhite digemari seluruh siswa mulai dari
kutu buku dengan mata minus delapan hingga anak-anak klub
olahraga yang masuk barisan orang-orang paling terkenal di
sekolah. Sayangnya ia berwatak antagonis dan aku yang
tidak mampu berbuat apa-apa adalah korban utama
penindasanya.

Ia bodoh. Bukan, ia benar-benar idiot. Kim Taehyung adalah


seorang idiot. Dia, sahabatku.

Masih ada beberapa orang di kelas musik, namun aku


terlalu lelah untuk mengenalkan mereka satu persatu
mengingat kejadian tadi. Jadi mungkin lain kali saja akan ku
kenalkan padamu.

Jangan mengelak, aku benar-benar mengenalmu.

Kau terlambat lagi, Tuan sok keren, ejekku padanya yang


datang menghampiriku. Mendengarnya ia malah tertawa kecil
lalu berbisik padaku, Hatimu selalu tahu jika aku keren,
hanya saja gengsimu mematahkan niatmu untuk
mengatakanya. Lagipula aku tidak suka musik klasik, itu
terlalu ketinggalan zaman, aku sengaja meninggalkanya di
rumah. Begitu ujarnya diakhiri dengan mengedipkan sebelah
kiri matanya padaku.

Aku terduduk lemas memandangi hadiah terakhir eomma


yang telah retak. Eomma memberikanya ketika aku masih
berumur sembilan tahun tepat sehari sebelum mengalami
kecelakaan yang merenggut nyawanya. Sementara appa
meninggal setelah jatuh sakit selama beberapa bulan
mendengar kabar kematian eomma. Air mataku rasanya
seperti ingin jatuh. Namun tertahan pada ekor mataku
mendengar pertanyaan Taehyung.

Baiklah, satu kali lagi dan sisanya esok.

Kim Taehyung, namja semi rupawan namun menyebalkan itu


memasuki ruang kelas musik dengan tergesa-gesa. Padahal
kelas sudah dimulai dua puluh menit yang lalu. Ia nampak
kelelahan dengan cucuran keringat di pelipisnya begitupun
rambutnya yang berantakan. Ia mendekatkan dirinya ke meja
guru lalu berkata, maaf, aku terlambat, partitur musikku
sepertinya tertinggal di atas piano semalam.

Ada apa dengan serulingmu? tanya Taehyung agak heran.


Ah tidak, hanya saja Zee mematahkanya pagi tadi, ujarku
pelan sangat pelan hingga mungkin tak terdengar yang
disambut teriakkan Taehyung tak percaya hingga membuat
seluruh kelas memandangi kami berdua. Bodoh. Setelah

15

suasana mereda aku menceritakanya detik-detik dimana


benda kesayanganku itu hancur berkeping-keping.

aku akan mencari tahunya. Bukan Han Yoomi namanya jika ia


tak bisa memecahkan teka-teki kecil ini.

Lalu bagaimana dengan Zee?

Aku mengikuti langkah Taehyung, mencoba menyetarakan


birama langkah kakinya yang terlalu cepat. Setelah mendapat
email tersebut aku segera mencari Taehyung lalu
menyeretnya kembali ke tempat ini, sekolah.

Ia sepertinya menyesal. Bukan karna ia mematahkan


serulingku, namun karna Jungkook memarahinya setelah
mematahkan serulingku, ujarku kesal. Ia memandangku
malas dan mengucap kekesalanya, oh baguslah ada dia,
kemudian langsung mengalihkanya membuat kedua matanya
memandang komiknya. Mungkin ia terlalu malas
mendengarkanku berceloteh tentang Jungkook untuk
keseratus kalinya. Huh, dia selalu begitu.

Apakah kau tahu memaksanya menemaniku tak semudah


menyanyikan lagu tidur untuk anak-anak, aku harus merogoh
kocekku untuk membelikanya video game terbaru
kesukaanya atau sekedar menrsktirnya makan. Aku tidak tahu
apa yang sebenarnya ada di pikiran anak itu, kami sudah
beteman sejak delapan tahun yang lalu dan ia tetap menagih
imbalan setiap aku memintanya membantuku. Baiklah
lupakan itu.

Ponselku bergetar. Aku merogoh sakuku mencoba mencari


ponselku yang terselip di situ. Oh, notifikasi email masuk.
Entah, aku jarang memakai emailku, mungkin tidak pernah.
Hampir tak mustahil jika tidak ada yang mengetahui emailku.
Sebuah email masuk dari yoomiuishymphony@gmail.com. Di
badan email tersebut tertulis :

Dan di sinilah kami, bangku penonton. Berdua menyeruput


secup cola sembari menyaksikan anak-anak klub basket yang
sedang asyik mendribble bola basket kesana-kemari maupun
melakukan shooting, entah apa itu namun aku tak terlalu
memperhatikanya. Karna pandangan mataku hanya tertuju
kepada satu objek yang mungkin sudah terlalu betah ku
memandangnya hingga aku takkan sanggup untuk sekali saja
berpaling darinya. Aku terus memandang pada satu objek
yang sama persis, matanya, hidungnya, senyumanya,
semuanya persis dengan apa yang kupandang dua tahun
yang lalu. Dia, Jeon Jungkook.

Selamat pagi, sinar mentariku. Matahari bersinar dengan


begitu cerianya, bagaimana jika menyaksikan pertandingan
basket di sekolah sore ini? Ku tahu kau akan datang. Salam
hangat, penggemar rahasiamu.
Aku mengerutkan dahiku, encoba memahami tiap kalimat
yang tertulis. Tunggu, apa maksudnya? Penggemar rahasia,
huh? Aku tidak ingat aku punya penggemar rahasia. Aku
berpikir sejenak lalu muncul smirk tipis di wajahku. Baiklah,
16

Kami memang mengenal dekat satu sama lain namun kami


jarang berinteraksi. Mungkin hanya saling memandang tanpa
mengumbar kata. Namun aku berani bertaruh, Jungkook akan
betah memandangiku berjam-jam tidak itu di kelas musik
maupun perpustakaan.

Ah, tepat. Dia lagi. Siapa orang iseng yang memakai nama
pengguna Yoomisv ini? Tidak, maksudku kenapa tidak ada
nama selain itu, sebab aku takkan tau siapa dia. Kali ini dia
melampirkan file. Saat kubuka sebuah dentingan suara piano
mengalun layaknya aliran sungai mengusik keheningan
malam. Merdu. Alunan sebuah simponi klasik yang sukses
menenangkan hatiku, menyingkirkan penat di hari lelahku.
Damai rasanya. Tuhan, siapa gerangan yang dapat
mengalunkan piano seindah ini? Terlukis kembali seutas
senyum di wajahku.

Mungkin sudah terlalu lama hingga Taehyung kelewat bosan


duduk terdiam menungguku melamunkan seonggok tubuh
penuh pesona itu. Lalu ia membuka mulutnya hendak
mengajakku bicara, Hei boleh kupinjam PR matematikamu?
Aku lupa mengerjakanya semalam, tanyanya polos sembari
menunjukan barisan gigi putihnya lebar-lebar padaku. Lagi?!
aku yang tidak dapat menahan kekesalanku akan tingkahnya
langsung membuyarkan lamunanku. Bahkan tanganku sudah
mengepal bersiap-siap memukulnya.

Malam yang indah dengan taburan ribuan bintang dan


pancaran sinar bulan purnama. Kualunkan sebuah simponi
yang menemanimu mengusik keheningan malam.
Menggantikan malam yang dingin dengan kehangatan. Maaf
aku tak dapat mencegah Zee menghancurkan serulingmu,
karna seluruh alat musik memiliki arti tersendiri bagi
pemusiknya. Semoga kau terhibur dengan simponi ini. Aku
akan berada di perpustakaan besok seperti biasanya,
berharap dapat memandang wajah ceriamu lagi seperti dulu.
Mimpi indah. Baik. Kuanggap itu adalah sebuah janji.

Ahaha tidak. Kau pikir aku seceroboh itu? Aku hanya takut
kau kerasukan karna terlalu lama melamun. Andai saja kau
lihat aku sudah hampir mati ketakutan olehmu, tau. Oh
Tuhan, seharusnya aku tahu dia.
Malamnya aku meyempatkan diri menghibur diriku bermain
dengan angin sepoi-sepoi yang berhembus menyebabkan
surai hitam kemerahanku yang kugerai menari-nari mengikuti
irama angin di bawah terpaan sinar bulan purnama. Sejuk.

Aku berjalan melalui lorong utama yang menuju ruang


perpustakaan dengan tumpukan buku kudekap erat siap
dikembalikan. Seperti biasanya aku mengajak Taehyung
kemanapun aku pergi dan seperti biasanya pula aku harus
menraktirnya makan siang sebagai imbalan menemaniku.
Pukul sembilan pagi, seharusnya Jungkook sudah berada di
perpustakaan.

Ponselku bergetar di atas meja belajar tepat diantara


tumpukan buku-buku tugasku dan lembar kerja yang
berserakan. Hum, email masuk? Apa mungkin

17

Biasanya ia akan duduk di bangku dekat jendela


perpustakaan untuk mengerjakan tugas atau hanya dudukduduk menunggu waktu istirahat usai. Kupikir ia akan ada di
sana seperti hari-hari sebelumnya. Sembari menunggunya
aku mengembalikan tumpukan buku-buku yang usai kubaca
seminggu yang lalu kemudian meminjam beberapa buku
bacaan ringan dengan tebal buku rata-rata lima ratus dua
puluh halaman. Sementara Taehyung, ia terlalu sibuk dengan
gadgetnya.

aku menjelaskanya pada si bodoh itu. Ia hanya


memandangiku sinis seakan tak percaya perkataanku tadi.
Oh Tuhan, mungkin aku benar-benar salah mengajak orang
ini. Bodoh.

Lima menit Sepuluh menit Dua puluh menit

Ahahaha Kau? Penggemar rahasia? Tidak mungkin.


Ayolah Yoomi jangan bermimpi. Kalaupun benar, pasti orang
itu adalah orang paling idiot yang pernah hidup di bumi ini.
Yoomi sayang, sahabatku, nona sok pintar, kau terobsesi
dengan hal seidiot itu hingga memaksaku ikut serta dalam
permainanmu? Benar-benar bodoh, ujarnya dengan nada
mengejekku sembari mengacak-acak surai kecokelatanku.
Dan mungkin benar, aku bodoh. Sangat bodoh hingga dapat
bersahabat baik dengan orang idiot ini selama delapan tahun.

Satu detik Dua detik Tiga detik Kemudian detik kelima


ia tertawa terbahak-bahak seakan ia coba mengatakan aku
bodoh. Aku bingung, siapa yang sebenarnya bodoh di antara
kami?

Hei nona, kau menunggu siapa?! Sudah dua puluh menit


aku duduk matung emdi sini menemanimu yang tak kunjung
melakukan kegiatan apapun. Panas tau! bentak Taehyung
yang benar-benar kelewat bosan menungguku yang hanya
menengok ke kanan kiri tanpa melakukan satupun kegiatan.
Diamlah. Eum kuberi tahu asal jangan bilang siapa-siapa.
Apa? tanyanya kesal sembari melemparkan komiknya ke
meja, alisnya saling bertautan lalu dengan malasnya melipat
kedua tanganya. Baiklah, takkan kubeberkan.

Keadaan hening di antara kami. Taehyung kembali sibuk


membaca komiknya dan aku terlalu malas untuk
menanggapinya, yang ada aku kena batunya lagi. Baiklah,
aku mulai lelah menunggunya. Aku menumpuk buku-bukukku
mengambil tas hendak meninggalkan tempat itu. Namun aku
dihentikan oleh sepasang lengan yang menghalangiku pergi.
Dan setelah aku melirik rupanya pemilik dari tangan itu, Jeon
Jeongkook. Ia tersenyum padaku lalu berkata, Sudah mau
pergi ya? Sepertinya aku terlambat. Boleh aku duduk di sini?

Aku menerima email dari penggemar rahasiaku. Tepatnya


dua hari yang lalu. Sebelumnya ia menyuruhku menyaksikan
pertandingan basket sekolah, lalu malamnya ia mengirimiku
sebuah simponi, hanya alunan piano saja, sih, namun sangat
indah. Dan ia juga mengatakan bahwa hari ini dia akan ada di
perpustakaan. Sebab itu aku mengajakmu kemari, begitulah
18

Dia, Jungkook. Dia benar-benar datang. Ah, ti tidak. Aku


hanya ingin merapikan mejanya. Duduklah, ucapku sembari
menyilahkan ia duduk. Kemudian ia duduk di sebelahku lalu
membuka buku fisikanya, mungkin mengerjakan tugas.

Matahari bersinar dengan cerianya, menautkan raut wajah


ceriamu. Namun esok malam, di bawah cahaya bulan beserta
taburan ribuan bintang, kualunkan denting suara piano
kembali untukmu, tuan puteri.

Bagaimana harimu? tanyanya ramah.

Esok malam? Esok malam tepat saat pentas seni kelas


musik. Apa mungkin itu maksudnya, ia akan bernyanyi saat
pentas seni? Artinya ia salah satu murid kelas musik. Namun
siapa? Apakah benar dia? Aku harus memastikanya esok
malam.

Baik. Kau juga, kan?


Secerah dirimu saat ini, ujarnya lembut. Dia di sini.
Benarkah dia? Atau kebetulan mungkin? Entah, sepertinya
serangga terbang itu mulai menggelitiki perutku, geli.
Rasanya hatiku ingin melompat kegirangan sembari
meneriakkan namanya. Jungkook. Memandangnya tengah
serius dengan bukunya, matanya yang cokelat pekat menatap
tajam setiap tulisan yang terukir di buku itu, konsentrasinya
tertuju pada satu hal, mahakarya Tuhan mengukir detail wajah
Jungkook dengan sangat indah, membuatnya terlihat lebih
sempurna. Detik ini, aku semakin menyukainya.

Keesokan malamnya seluruh murid ada hadir dalam pentas


seni sekolah dalam rangka Festival Kebudayaan Sekolah
yang dilaksanakan setiap setahun sekali tepat pada hari
berdirinya sekolahanku. Bukan hanya pentas seni dari kelas
musik, namun ada juga drama yang direncanakan kelas
literatur dan akting, pertandingan olahraga, pameran manga
dan manhwa, dan stan makanan yang dihidangkan kelas
memasak.

Aku terus memandang Jungkook yang benar-benar serius


dengan tugasnya. Melihat ekspresiku Taehyung berdecak
kesal kemudian pergi meninggalkan kami dengan alasan
hendak mengerjakan PR matematika di kelas. Baiklah, jangan
hiraukan dia. Mungkin aku terlalu sibuk memaguminya di
perpustakaan hingga aku tak menyadari notifikasi email
masuk. Aku menyadarinya sesaat setelah ia berpamitan
padaku di depan kelasku. Dia lagi? Tapi siapa?

Pertama tampil, Cho Hana membuka pementasan kali ini.


Dengan alunan suara yang berasal dari gesekan senar
biolanya, ia menguasai panggung, menghipnotis seluruh
pendengarnya. Mimik wajahnya ketika memainkan biolanya
sangat tenang, damai menampakkan kedua iris mata cokelat
terang dengan mata biji kenari kecil, bibir mungil yang
tersudut tipis, pipi merona di atas kulit putihnya, surai
kecokelatan yang tersibak rapi di belakang telinganya
membuatnya terlihat hebat.

19

anggota lainya merayakanya dengan makan bersama di


sebuah restoran milik ayah Zee. Sementara Taehyung? Ia
pasti sudah masuk ke alam mimpinya di rumah.

Aku tampil setelahnya. Membawakan lagu versi akustik


dengan gitar yang kudapatkan lima tahun yang lalu tepatnya
saat ulang tahunku dari Taehyung. Kali pertamanya aku
belajar gitar.

Bagaimana penampilanku kali ini, huh? tanya Jungkook


sembari sesekali menyuapkan potongan softcake ke dalam
mulutnya.

Puncaknya ketika Zee bernyanyi pop diiringi oleh alunan


piano yang Taehyung bawakan. Suaranya merdu. Membuat
semua orang tercengang akan penampilanya. Dan Taehyung,
ia cukup baik mengimbangi suara Zee. Kolaborasi mereka
luar biasa. Oh ayolah, kau akan membelalakkan kedua
matamu lebar-lebar jika menyaksikanya. Puncak dari
pementasan ini dengan latihan berbulan-bulan, mereka
berdua membayarnya dengan impas. Benar-benar sempurna.

Seperti biasanya, kau luar biasa ucapku dengan


semangat lalu melanjutkanya dengan preview penampilanya
tadi yang menurutku benar-benar luar biasa dari kebanyakan
pemusik.
Oh kau terlalu berlebihan, Yoomi. Banyak pemusik di luar
sana yang lebih hebat dariku.
Tidak, jangan merendah begitu. Kau harus lihat reaksi
penonton tadi, ujarku menasihatinya dengan gerakan
mengarahkan ujung garpu padanya. Ia hanya terkekeh geli
sebelum setelahnya ia melanjutkan suapan yang keberapa
kalinya.

Jeon Jungkook, ia bertugas menutup acara. Ia berjalan


menghampiri piano putihnya dengan setelan jas putih putih
yang makin menampakkan tampanya dia. Pelan namun pasti
ia mengalunkan pianonya, menyanyikan sebuah lagu klasik.
Saking klasiknya sampai-sampai aku hampir tak paham
liriknya. Walaupun begitu tak menambah nilai minus pada
penampilanya. Ia sukses membawakan simponi klasik itu.
Benar-benar indah. Seperti yang sebelumnya, ia sukses
membuatku hanyut dalam alunan simponinya. Benar,
memang dia.

Hei, kau sangat suka dengan musik klasik ya? tanyaku


memecah hening.
Tentu. Bahkan aku sangat mahir mengalunkan musik klasik.
Kakekku yang mengajarinya.

Usai pementasan kami berkumpul di balik panggung saling


mengucap selamat dan syukur atas kelancaran seluruh
rangkaian acara kami. Aku, Hana, Zee, Jungkook dan

Oh begitu. Jungkook eum terimakasih telan


mengalunkanya padaku, aku sangat menyukainya, ucapku
20

rada ragu dengan terbata-bata. Benar, dia yang mengalunkan


simponi klasik tersebut kurasa.

Hei, bangunlah putri tidur. Ini jam sembilan pagi, ujarnya


kesal sambil mengoyak-oyakan tubuhku layaknya
membangunkan kuda nil tidur.

Ia membanting garpunya ke piring menimbulkan bunyi ttak


lalu memejamkan matanya sejenak. Baiklah itu cukup
membuatku khawatir. Peluhku mulai mencucur dari pelipis
turun menuju pipi. Ia membuka matanya, menatapku lemah.
Tatapanya begitu lemah namun sangat mempesona, cara
kedua iris cokelat pekat itu menatapku lemah maupun tajam,
selalu membuatku terpana. Ia mulai membuka mulutnya
merangkai kata, kalau begitu, apakah kau menyukaiku
layaknya menyukai musik klasikku?

Ah iya, aku bangun, aku bangun. Aku meregangkan tubuhku


sesaat setelah itu membuka mataku dan mendapati namja
pirang itu duduk di tepi ranjangku. Eh, Taehyung?
Taehyuuuung! teriakku kegirangan lalu memeluk erat dirinya
yang sedang kebingungan mungkin. Aku melepas pelukanya
sejenak lalu menceritakan kejadian semalam padanya. Hatiku
serasa ingin melompat dari tempat semestinya.
Ia menatapku kosong, namun langsung digantinya dengan
tersenyum simpul. Oh, jadi begitu. Tentu saja, siapa lagi yang
akan mengirimkan alunan piano klasik selain Jeon
Jungkook? ia terkekeh geli. Seleranya benar-benar
ketinggalan zaman. Selamat kau menemukan penggemar
rahasiamu, Yoomi. Aku senang selama kau bahagia setelah
trauma tersebut tentunya. Ucapnya menutup pembicaraan
kami. END

Ten tentu aku menyukaimu, Jeon Jungkook.


Sebuah senyuman terlontar dari bibir Jungkook, menimbulkan
cerminan senyum yang sama di wajahku. Sejak itu, ia benarbenar memandangku, bukan hanya sekedar memandang
namun membuat kesan yang lebih manis ketika ia
memandangku. Jeon Jungkook, terimakasih.
Semalaman kami merayakan keberhasilan pentas seni di
restoran milik ayah Zee hingga larut malam. Membuat
Taehyung harus repot-repot mampir ke rumahku untuk
membangunkanku di pagi harinya. Entah, dia menghilang
semalaman.

21

Anda mungkin juga menyukai