Author pov
Sebuah gelas kaca terlempar hampir kearah tee, serpihannya mengenai wajah tee
mengeluarkan darah segar, tapi tee tidak perduli yang ia perdulikan saat ini adalah keutuhan
rumah tangganya dan anaknya
“aku sudah bilang kan tee, tanda tangani….aku tidak akan berbuat kasar kepadamu, jika kamu
berikan semua mauku!”
Mata tee memerah, tanda tangani katanya… tidak mungkin tee akan mudah mendatangni surat
percerainnya dan hak asuh tenaa,
“tanda tangan katamu!, tidak akan tae…. Kamu seharusnya sadar, mana hal yang harusnya
kamu pertahankan mana yang harusnya kamu tinggalkan”
“tinggalkan, aku tidak akan meninggalkan apapun dan mind adalah ibu dari teena, dan mind
adalah kekasihku…jadi aku tidak pernah akan meninggalkan dia”
Tee meremas dadanya, berdiri lalu menatap langsung mata tae
“kamu…. Kamu tahu, kamu nikah sama aku karena apa?, karena kamu minta aku jadi ibu dari
teena, sementara mind dia pergi dengan pearch, 5 tahun tae…. Itu bukan waktu sebentar, mind
yang kecewain kamu, tapi kenapa kamu kecewain aku tae”
“karena kamu cuma peralihan hati aku tee, bukan cinta yang sebenarnya buat aku, dan kali ini
aku mau perjuangin mind dan teena sampai akhir”
“kamu gila tae!”
Tee lalu membuang semua hal yang ada di nakas tempat tidur mereka
“aku akan bebuat apapun demi mind, meskipun aku harus nyakitin kamu atau orang lain, suka
atau gak suka teena akan aku bawa”
Tae meninggalkan tee yang duduk bersimpuh di lantai, tee menangis dengan pilunya, tee akan
dibawa oleh tae, bagaimana bisa …. Anak kecil yang sudah ia anggap anak sendiri akan di
bawa
Off x Gun (ON RAINY DAYS)
Gun pov
Aku terbangun dari tidurku, entah rasanya lelah sekali menghadapi deadline kemarin,plan
sedang cuti menikah, maka aku yang menggantikannya untuk membereskan beberapa laporan
customer, aku bangun dari tempat tidur rasanya dingin sekali, padahal ac sudah dalam batas
normal, lebih baik aku turun membuat kopi, lalu bergegas menuju dapur, mengambil cangkir dari
lemari pantry ku, dan… ah bodohnya aku, aku lupa kalo persediaan kopiku habis, ini awal bulan
dan aku lupa untuk belanja bulanan, aku kembali ke kamar mengambil jaket, tapi saat aku
membuka sampai di lobby apartementku …. Hujan, sudah lama… sejak 3 bulan lalu, dan baru
hujan lagi, tiba-tiba hatiku terasa sepi dan menyedihkan, hujan ya…. Ada kenangan
menyakitkan kala itu, aku meminjam payung di lobby apartement, lalu bergegas keluar
Off menganggukkan kepalanya, lalu gun memeluk off sangat erat, dan tepat di depan sebuah café,
hujan deras… dan untuk terakhir kalinya di perpisahan mereka off mencium gun.
Gun tersenyum mendengar perkataan wanita di hadapannya, kalau saja orientasinya normal
maka ia akan menghampiri wanita di hadapannya, tapi hatinya yang membuat orientasinya
tidak normal, hatinya masih terparti dengan off, gun menyesap coffenya
Sementara gun memegang cangkir coffenya dengan erat, jadi cinta mereka memang sudah
salah dari awal, jadi sebenarnya off selingkuh dengannya, gun sangat membenci off, sangat…
saat gun kira off menghargai hidupnya atau off, tapi nyatanya off memilih orang lain bukan
dirinya
Sementara gun mencoba berdiri meninggalkan tempat duduknya, tapi entah mengapa kakinya
sulit untuk melangkah
Mook memberikan kode untuk wild menengok kebelakang, gun tersenyum…lalu pergi
meninggalkan pemandangan di belakangnya, berjalan perlahan keluar café padahal hujan
masih derasnya, gun bahkan lupa untuk memakai payung
Sesaat didalam café, off diam seribu bahasa.. tubuhnya terasa berat, kenapa …kenapa ia
harus bertemu dengan kekasihnya dulu, nafas off kelu, off permisi pergi sebentar dari mook,
meinggalkan mook yang masih berbincang dengan wild.
Off pergi keluar café, mengambil payung, lalu keluar café, lebih tepatnya mencari gun, dan
menemukan gun didepan café, berdiri terdiam
“gun…”
Gun berbalik, menghadap off… gun menangis terlihat dari matanya yang memerah
Hujan masih deras, menyakitkan bagi ketiganya, sekali lagi …kenangan menyakitkan muncul,
sekali lagi kenangan buruk tercipta, sekali lagi perpisahan terjadi
Lalu terekam lagi diingatan off dan gun, saat hujan turun.
-end-
Pilu-membiru ( MEAN-PLAN)
Plan pov
Aku tidak pernah menyesal untuk mencintaimu seumur hidupmu, walau entah aku tahu kamu
menghargai cintaku atau tidak, mean… dia sangat sulit untuk menerima pernikahan ini, bahkan
untuk menggapai tanganku di altar ku rasa sangat terpaksa, mengucap janji yang ia tidak pernah
inginkan, … karna pada dasarnya hubungan kita adalah hubungan atas dasar keterpaksaan
orang tuanya yang berhutang banyak pada orang tuaku, dan menjadikan mean dokter terbaik di
Thailand, juga menjadi ikut campur ayahku, dan aku tahu… mean menerima pernikahan ini untuk
balas budi.
Mean… yang aku hanya lihat begitu dekat tapi aku tahu jarakku dengannya cukup jauh, perasaan
kita.
Mean …melihat pemadangan didepannya, seperti memikirkan sesuatu. Aku ingin sekali bertanya
tapi aku takut, karena mean…. Aku hanya bisa terdiam melihatnya lalu memandang cincin
pernikahan kami yang di pilihkan kedua orang tua kami.
“plan….,aku akan keluar sebentar”kata mean lalu melepas jas pergi menuju pintu keluar,
“ya..” jawabku tapi dia sudah lebih dulu keluar pintu hotel
Aku menatap jendela besar di hadapanku, mean … apa yang kamu pikirkan tadi.
-
-
-
Mean mengendarai mobilnya bersamaku, dengan dia memegang kemudi, dia fokus menjalankan
kemudinya,
“mungkin kamu akan jarang bertemu denganku, karena terkadang ada operasi tiba-tiba juga
jadwal praktekku hampir separuh hari”jelas mean
“iya, aku tahu… aku sudah dengar dari mae (ibu mean), aku juga akan sibuk di studioku,
mengerjakan beberapa naskah, jadi aku akan menunggumu selagi membuat naskah”kataku
Kita hampir sampai rumah,
“tidak perlu menungguku, aku akan mengabarimu, jika kamu ingin tidur…. Tidur saja, lalu jika kamu
ingin makan, makan saja…jangan menungguku”
“itu tidak mungkin, kamu suamiku”balasku,
“aku tahu, maka aku tidak akan menyiksa istriku, jangan membebani dirimu, jangan membuatku
berhutang budi lagi”
“aku tidak bilang seperti itu, kau tahu mean aku ini istrimu, maka hal-hal itu adalah kewajiban sang
istri”
Aku keluar dari mobil, kita sudah sampai…kata balas budi itu cukup menyinggungku, mean
mungkin merasa aku diamkan, belum sehari dia menikah tapi dia sudah berkata seperti itu
menyakitkan
Aku menarik koperku juga beberapa barang kami ke dalam rumah baru kami, yang sudah mean
dan aku siapkan sebelum pernikahan kami.
PILU MEMBIRU ( TAY NEW )
Tay menyandarkan dirinya di sofa rumahnya, melihat sekeliling… rumah yang sudah ia tidak
tinggali lagi selama dua tahun, dan pertama kalinya tay kembali, memberanikan diri, banyak
kenangan yang ia buat dirumah ini, rumah ini adalah rumah yang benar-benar menjadi awal juga
akhir baginya, rumah ini adalah rumahnya dan new, new pengantinnya yang telah pergi
meninggalkannya didunia sebelum mereka menikah, dan sofa ini yang selalu mereka hadapkan
ke jendela besar yang terlihat deretan hutan pinus, new dan tay akan sangat nyaman untuk duduk
berdua dengan new bersama.
Tay memejamkan matanya, air mata mulai mengalir, serasa ada yang memeluknya, serasa ada
yang berbisik, ‘terima kasih sudah datang’
Tay memejamkan matanya, tertidur
New tersenyum, lalu mengaitkan jarinya ke tangan tay. Tay tersenyum lebarnya, new sungguh
indah di matanya, dengan balutan baju serba putih,
Air mata tay mengalir, new menampilkan wajah muramnya, lalu menggeleng perlahan, dengan
lembut ia menghampus air mata tay,
“aku …aku merindukanmu… kenapa ….kamu berjanji untuk tidak meninggalkanku kan, tapi
kenapa kamu pergi”
New menggerakkan mulutnya tapi tanpa suara
‘aku menemuimu sekarang, aku tidak pernah meninggalkanmu, aku selalu ada disini….’ New
menunjuk hati tay
‘terima kasih karena mencintaiku’bisik new dan kali ini tay mendengarkan suara new ditelinganya
Tay mengeluarkan air matanya
‘kamu harus tetap bahagia’
tay mengangguk, sungguh berat untuk permintaan new, bahagia tanpa new, bagaimana tay bisa
memulainya
‘aku tahu kamu bisa, mencintaiku…. Maaf karena tidak bisa bersamamu lagi didunia ini’
ANGEL OR DEVIL ?
BAB I
Kanaya pov
Namaku Kanaya, yang sedang kulakukan pagi ini adalah menggulung rambutku untuk menjadi
lebih cantik, aku sangat pandai dalam hal ini, yeah… menata rambut, lalu merias wajah, aku sudah
berbakat sejak sekolah menengah atas, untuk saat ini aku sangat bangga dengan bakatku ini, tapi
di balik itu nilai akademikku sangat anjlok, mungkin diantara anugrah yang diberikan tuhan pada
keluargaku, tuhan memberikan sedikit kesalahan kecil pada otakku yang ia hanya beri beberapa
persen untuk berfikir, aku sudah menyadarinya sejak kecil, kak karina dianugrahi wajah cantik
juga jenius menyelesaikan spesialis dokter kecantikkannya di usia kurang dari dua puluh empat,
sementara krist adik laki-lakiku selalu masuk kelas akselerasi dan bahkan akan menyusul tahun
kuliahku, sementara aku… hanya gadis yang mencoba menyelesaikan masa kuliahnya, bahkan
aku belum mempunyai rencana setelah lulus kuliah nanti.
“nay, jangan lama-lama … hari ini kan kita numpang mobil kak rian”teriak kak karina dari luar
kamarku
“krist gak ikut kak?”tanyaku, sementara kak kanaya terlihat sibuk mengikat rambutnya
“gak, mana mau dia, dia katanya mau latihan dojo sama temen-temennya”jawab kak karina
Aku turun dari tangga, dan nemuin kak Adrian atau kak rian lagi ngobrol sama ayah, paling
obrolan tentang bisnis, ayah paling suka banget ngobrol lama sama kak rian karena nyambung
kalo diajak diskusi.
Kak rian senyum pas lihat aku, lalu aku duduk disampingnya kak rian sambil nunggu kak karina
turun, ayah masih asik ngobrol sama kak rian, oke sambil nunggu kak karina mending minum the
bentar, tapi belum juga minum teh
“naya, itu punya rian, kamu tuh kebiasaan ya main serobot aja”protes ayah
“ih ayah, kanaya minum sedikit aja, lagian kak rian udah biasa, dia aja ga pernah protes, lagi
kalo udah kebiasaan mana bisa ilang sih yah”
“tuh tuh kamu kalo di bilangin ngeles aja, gak sopan” gerutu ayah
Kak rian malah senyum terus nyubit pipi aku, haduh tambah melar deh
“cubit aja ian, naya tuh kebiasaan emang…..”seru kak karina turun dari tangga,
“kakak nih lama banget, keburu filnya mulai” protesku
“iya, iya bawel”
Kak karina pamit lalu salim ke ayah, aku juga sembari menggandeng tangan kak rian juga salim
ke ayah, kak rian pun sama
“hati-hati ya, salamin ayah sama Nathan”
“siap ayah”seru kak karina
“kita pamit om”kata ka rian
-0-
Kita nyamperin kak Nathan di kedai eskrim, sesuai permintaan kak karina
Kak Nathan udah lambaiin tangannya sambil nunjukin 2 mangkok eskrim super besar, aku sih tau
itu pasti buat aku sama kak karina, kalo kak Nathan gak bakalan makan karena dia kan dokter
jantung, dia gak makan-makanan manis, kalo kak rian dia pasti gak mau
“kamu adalah arah juga pijakan yang akan aku jalani saat ini atau di masa depan nanti”
‘ melankolis‘
Kania pov
Aku melihat jam meja di nakasku, masih jam 11 siang… masih banyak waktu untuk tidur kembali
atau tidak beranjak dari tempat ternyamanku, tempat tidur, tapi sebelum itu
Aku bersandar di sandaran tempat tidurku, mendekap tanganku, menyebalkan … punya kakak
laki-laki seperti dia
“aku gak ada kelas, lagian tumbenan banget kakak ngapain kesini gak ada jadwal visit?”tanyaku
malas
“pasiennya udah aku pulangin kemarin, paling tinggal beberapa aku visitin sore, jadwal
poliklinikku lagi libur”jelasnya lalu merobek snack keripik kentang kesukaanku
“awas jangan di habisin sisa satu tuh”kataku lalu membelitkan tubuhku lagi dengan selimut
Kak kayavine duduk santai sambil serius ngemil sama nonton tv, aku mulai memejamkan mataku
lagi
“kak tay pulang tuh besok, kamu gak nyamperin dia kebandara”
“pulang ya?, kalau gak ada kelas aku bakalan dateng yah kalo ada aku gak dateng”
“eh eh kok gitu” kak kayavine memutar kepalanya ke arahku kalo 180 derajat muter bisa serem
“kan dia udah ada yang jemput, palingan juga kak risa… aku disana juga ngapain, aku gak
special special banget”
Huh, emang beneran aku gak ada special-spesialnya di mata kak tay, pas acar wisuda 2 tahun
lalu aku yang udah sebegitu hebohnya, dandan pagi-pagi sebelum subuh, bawa buket bunga terus
pake dress yang aku siapin dari 3 bulan yang lalu, tapi yang disebutin tanda terima kasih pas kak
tay cumlaude naik ke podium, dia sebutin siapa
“terima kasih untuk kedua orang tua saya yang telah membuat saya beruntung dan sekaligus
bersyukur setiap saat karena telah mendampingi saya di moment terbaik hidup saya, lalu tidak
lupa juga buat alrisa yang telah menyediakan waktunya untuk membantu, ataupun memberikan
sentuhan-sentuhan manis dihidup saya, juga untuk kania yang memberikan semangat…”
Aku kecewa, aku kira aku satu-satunya yang disebutin di ucapan terima kasihnya kak tay tapi
ternyata ada kak alrisa,
“gak usah kayak gitu, kamu juga special… yah Cuma kan kamu tahu kalo kak alrisa itu bantu
banyak dari tugas, kerjaan, sampe bisnis tay jadi yah tay juga nganggep risa juga orang special
selain kamu, kan kamu tahu risa, aku sama tay udah temenan dari pas sd, jadi wajar lah”
“gak wajar juga kak, kak tay itu gak bisa bedain mana aku yang pacarnya mana wanita itu yang
sahabatnya, aku tuh kayak bagi porsi, tapi porsi aku gak sebanyak kak risa”
“yakin kamu ngerasa kayak gitu, tay rela-relain begadang padahal ada project di bandung Cuma
bantuin kamu jadi klien terapis, ampe gagal take sampe subuh, tay mau-mau aja pindahin barang-
barang maketnya ke kamar kamu takut gara-gara aku sama papa mama gak dirumah, dia ngerjin
maket dikamar kamu, dia rela-relain ilang batal rapat gara-gara kamu kecelakaan, tay itu
seperhatian sama kamu iaaa, dia aja masih nanyain kamu pasca 1 tahun putus, ia lagi ngapain,
ia udah makan, ia bahagia gak kay, ia bla…bla…bla sampe aku bilang aku bukan baby sister
ia, aku dokter penyakit dalam yang punya pasien di rumah sakit”
Aku Cuma ketawa aja, gak gak boleh lagi mikirin kak tay lagi, sekarang kita udah hidup di jalan
kita masing-masing, keputusan kak tay 1 tahun lalu udah bikin aku kecewa dan dengan gambling
aku bilang aku mau putus sama dia,
Kak tay lebih milih datang ke ulang tahun kak risa di bandingin aku pacarnya, katanya risa
sendirian, dan dia bilang aku sama dia udah melewatkan 7 tahun, bersama merayakan ulang
tahunku, sementara risa, kata kak tay tidak lagi pernah merayakan bersama, jika itu terjadi paling
hari setelahnya, salahkan tuhan yang memberi tanggal lahir yang sama aku dan kak risa, tapi
bukan itu alasan sebenarnya
Di hari itu aku tahu, kak risa nyatain cintanya untuk kak tay pas aku lagi nelpon kak tay
Kak risa bilang
‘aku ….mau bilang sesuatu sama kamu tay, terima kasih tahun ini kamu pilih datang ke ulang
tahunku, terima kasih udah hadir di hidup aku, terima kasih tay, aku sayang sama kamu,
sebenarnya aku mau bilang 10 tahun lalu, tapi aku takut….kamu gak ngerasain hal yang sama’
Dan kak tay menjatuhkan handphonenya, tapi beruntungnya handphonenya tidak mati, karena aku
bisa denger jelas
‘kenapa…kenapa kamu gak bilang dari awal,…. Sehingga aku gak usah berpaling ke kania,
kenapa kamu gak bilang dari dulu, aku sayang sama kamu, tapi enggak untuk sekarang karena
aku punya kania’
‘aku tahu, aku tau…. Jawabannya, tapi kita tetep jadi sahabatkan?’
aku gak tahu hal yang selanjutnya karena dari telephone gak ada suara lagi,
tapi aku tahu alasan kak tay menjalin hubungannya sama aku grgrgr kak tay mau lupain rasa
sukanya ke kak alrisa, kenyataan ini aku pendem sendiri aku gak mungkin cerita ke kak kayavine
karna mungkin persahabatan mereka bakalan ancur, kak tay atau kak risa juga gak tahu kalau
aku udah tahu, besoknya aku minta putus sama kak tay, kak tay teriak marah sama aku bilang
aku egois, padahal kak tay lebih egois dari aku.
-0-
aku menyesap kopiku lalu melihat ke sebrang rumah lantai bawah, rumahnya kak tay aku belum
cerita kalau rumah kita sebelahan, keluarga kak tay kayaknya sibuk nyiapin slametan kalau kak
tay balik dari Europa selesai buka cabang disana dia balik lagi setelah 1 tahun pergi,
“mama mau bantuin ke rumah tante tami, kamu gak ikut”
“gak boleh gitu loh nduk, harus tetep jaga silahturahmi biarpun udahan, tante tami sering nanyain
kamu, mama harus jawab apa…padahal kan rumah kita deketan gini”kata mama lalu mengelus
puncak kepalaku
“gak ya mah, bilang aja aku lagi banyak tugas jadi gak sempet bantuin”
“yaudah gak papa, tapi kalo tay pulang kamu ikut nyambut ya… gak enak tante tami ngundang
kamu besok”
-0-
oke seharian ini aku selalu denger orang disekitar aku bahas tentang kak tay, dari kak kayavine,
papa, mama sampe pas makanpun sama, bikin aku gak selera makan,
lalu balik lagi ke tempat tidur, aku ngambil buku di nakas, buku yang gak pernah aku buka lagi
pasca aku putus sama kak tay, buku diary yang nulis kenangan aku sama kak tay, ataupun moment
menyakitkan kami pas putus, aku membalik halamannya satu persatu, kak tay adalah cinta
pertama aku, dia juga adalah laki-laki yang pernah aku kagumi, dan hal terbaik dalam hidup aku
adalah pernah bisa menjadi wanita yang dicintainya sekalipun itu hany peralihan atau
pelampiasan.
Aku tersenyum getir, aku mengambil salah satu foto, foto sebuah rumah yang kak tay sukai
desainnya,
Flashback on
Hari ini kami pergi kebandung, kebetulan aku dan kak tay libur, maka kami memutuskan untuk ke
bandung, kak tay bawa mobil sementara aku dengan siap duduk disamping pengemudi dengan snack
ataupun buah
Kita belum sampe puncak tapi kita berhenti di sebuah rumah yang rindang banget, dan kayaknya
nyaman, kak tay mengeluarkan cameranya yang kami namai cam
Kak tay lalu memotret rumah itu
“gak papa kak kalo foto?, buat tugas lagi ya?”tanyaku
Kak tay menggeleng pelan lalu fokus memotret
Aku melihat kesekeliling, suasana sekelilingnya cukup nyaman, di depan adabukit lalu di kelilingi
banyak pohon pinus,
Kak tay menggandeng tanganku untuk masuk ke mobil lagi, lalu kak tay mulai jelasin hal yang aku
tanyain tadi
“aku suka banget desain rumah ini, suasananya juga, aku lagi ngumpulin uang untuk beli rumah ini,
kamu tahu yang punya rumah ini dosen aku, dosen aku sengaja kosongin rumah ini, kalo aku bisa
menangin project sama dia, dan berhasil, bulan kemarin aku menangin project itu, terus aku lagi
ngumpulin uang biar bisa bayar cash rumah ini, maka dari itu tetep disisi aku, kalau kita nikah nanti
aku mau kamu sama aku tinggal disini, dirumah itu”
Aku terharu, impian masa depan yang udah kak tay susun, aku terharu sekaligus merasa beruntung
“hei kamu jangan nangis…”kagetnya lalu memelukku
“allah sayang banget sama aku sampai ngasih kak tay di hidup aku”
“aku beruntung juga, karena punya kamu di hidup aku”
Flashback off
Aku menangis mengingat hal itu, 3 bulan kemudian setelah itu aku putus sama kak tay, lalu kak tay
pergi ke Europa,
Aku mulai menidurkan diriku sambil memperhatikan foto rumah itu
-0-
Hari ini kepulangan kak tay, kak kayavine berulang kali bertanya mau ikut jemput atau tidak,
memastikan sampai akhir tapi dengan jawaban yang sama aku menolak untuk ikut, lalu berjanji
akan datang nanti pas acara slamatan,
Aku mengambil kunci mobil, dulu ada yang selalu ngelarang aku bawa mobil sendirian pasca aku
pernah nabrak trotoar, kak tay marah banget pas dateng ke ruang rawat aku, padahal luka aku
kecil di dahi, aku minta maaf aku yang ceroboh tapi dia ternyata lebih kecewa ke diri dia karena
gak bisa jagain aku
Aku melajukan mobilku ke grand Indonesia membeli beberapa kotak coklat Royce kesukaan
mamah tami, karena aku tidak mungkin membawa tangan kosong
“kak earth”seruku, aku langsung memeluk kak earth erat, sudah lama sekali aku gak ketemu sama
dia, dia itu kakak tingkat aku pas sma, dan kami pernah berteman dekat tapi kak tay gak suka
kalau aku deket-deket sama kak earth, padahal aku Cuma temenan aja sama kak earth, aku gak
pernah ngelarang kak tay buat deket sama kak risa
‘wanita itu gak tahu, gimana insting cowok’ dia Cuma bilang gitu pas aku Tanya kenapa ngelarang
aku temenan sama kak earth, tapi aku tetep jauhin kak earth karena gak mau liat kak tay marah