Anda di halaman 1dari 52

Part II Keputusan.

Beauty In The Dark

1.Mengenangmu
24-06-2014 11:39
Flassback 2010 ~

---------------------
Hari ini sedikit gerimis.. masih teringat kenangan malam tahun baru selama 2 tahun aku
disini.. Tahun 2008-2009 aku sendiri menikmati pesta kembang api dari lantai atas kos ku,
Tahun 2009-2010 Tara menemaniku didepan kos dan mengobrol.. Karena dia tau aku tak
akan ikut segala macam acara yang dilakukan temanku.. Dan entah kenapa bosku
memberikan ku libur dimalam Tahun baru.. mungkin dia berpikir tara adalah pacarku karena
sering mengantar jemputku.. Tapi aku bersyukur karena dia memberiku libur dan aku bisa
istirahat.. Dan sebenarnya aku juga tak merayakannya.. Terlintas sejenak, aku sudah tak
pulang selama 2 lebaran ini.. Sementara anda pulang.. karena aku memilih memberikan
ongkos ke dia dan biarlah aku yang disini..

Gerimis mengundang sabtu pagi yang aku lontarkan dengan lamunan dijendela dapurku..
Sejuk seperti udara yang menusuk ke dalam hidungku dipagi buta.. dan aku menyukainya..
terlalu banyak kenangan dalam gerimis dan hujan.. kenangan bersama tara maupun tama..
terlintas satu kenangan dalam pagi ini.. entah kenapa aku ingin mengenangnya (lagi) dia yang
telah aku jauhkan dalam hidupku.. hari ini aku ingin mengenangnya..

***********
" cepetan "(tama)
" sabar dong "(aku)
" nanti basah semua "
" suruh siapa tadi nggak naik mobil, malah pinjem motor tara.. kan tau mau ujan "
" kan biar nggak macet, ayok cepetan bawel "
" sabar lah.. aku nggak bisa lari kenceng2.. kalo mau duluan yodah sana " hujan semakin
membasahi kami yang berlari kecil dari parkiran sebuah mall di kota itu.. Jarak parkir motor
ke dalam mall sendiri kira2 berkisar 20 meter.
" yodah.." dia berlali meninggalkanku dan sudah kuduga dia memang kejam. aku hanya
memanyunkan wajahku tak memandangnya yang menjauh.. aku berjalan memperlambat
langkahku, biar basah ajah sekalian.. namun tak berapa lama aku berpikir seperti dia justru
datang menghampiriku.
" bukannya buruan malah lama, ayok keburu basa juga jaketnya " dia sudah disampingku
melindungiku dengan jaketnya. sementara aku hanya bengong beberapa saat dan
memandangnya.
" dih.. buruan.. malah bengong.. deras nih " dan kami berlali bersama dalam gerimis itu..
bersyukurlah, baru sampai dipintu belakang mall hujan mengalir dengan derasnya..
" untung udah didalam " dia berkata sambil mengibaskan jaketnya. " kamu nggak basa banget
kan ?" dia melihatku dan memegang kepalaku " rambutmu basah, kamu nggak apa.? pusing
nggak ?"
" nggak apa kok.. santai ajah " aku menurunkan tangannya " malu diliatin orang " yang
sebenernya aku malu terhadapnya, bersyukur rona merah dipipiku susah terlihat jika sedang
malu.
" eh.. sorrry.. yodah yuk " dia memegang tanganku kali ini..
" emang mau beli sepatu yang kayak gimana sih ?"
" udah ikut ajah, nanti kamu pilih yang mana yang kamu suka "
" kenapa nggak sendiri ajah "
" justru aku ngajak biar ada yang milihin, bawel .. udah jangan bawel ah " aku hanya
melengus dan mengikuti langkah kakinya.. karena aku sedikit pendek dan dia tinggi besar,
aku terkadang susah mengimbangi langkah kakinya dan lebih sering tertinggal dan dia
berinisiatif memegang tanganku karena satu kejadian.
Quote: Kami berjalan membeli buah untuk tara, karena tama tak mau diajak kepasar, jadi dia
sendiri yang memilih tokoh untuk membeli buahnya.. Dan saat kami masuk tokoh secara
bersamaan dan berkeliling bersama sambil mengobrol dan bertukar pendapat, mungkin dia
lupa kalo aku jalannya sedikit tertinggal dan dia tetap asik berjalan.. Sementara aku
memilih diam dibelakang, menghitung detik atau bahkan menit keberapa dia akan sadar
kalo aku tak ada disampingnya.. Aku melihatnya dengan tersenyum (tanpa aku sadari dia
mencuri senyumku) menghitung dan menghitung.. bersyukurlah tak sampai satu menit dia
menyadariku tak ada disampingnya.. Dia menoleh kekanan dan kekiri bahkan kedepan
seperti orang bingung.. Akhirnya dia menoleh kebelakang dengan tatapan bingung yang
aku sambut dengan senyuman.. Dia menghampiriku dengan wajah serba salah yang aku
balas dengan sindiran " ternyata masih inget kalo kesini sama aku " dan dia hanya
membalas dengan senyum polosnya " inget kok " | " aku kira sengaja ditinggal " aku masih
tersenyum melihatnya " yodah.. biar nggak ketinggalan " dia menggandeng tanganku
dengan santainya.. " dan nggak bakal ilang ", aku hanya diam dan mengikutinya

"tokonya sebelah mana sih ?" aku bertanya karena setelah berkeliling justru tak juga berhenti
di sebuah toko
" sebentar lagi "
" jangan bilang kamu lupa "
" nggak kok, sebentar lagi "
" jujur ma.. lupa kan.? iya kan ?"
" eh.. iyaa.. "
" aduuuh.. tama.. aku udah fell dari tadi.. "
" ya dicari ajah dulu.. pasti ketemu "
" ketemu sih iya tapi lama.. tanya satpam dong.. udah tau pelupa juga masih aja bawel "
" kan cuma lupa tempat doang.. nggak lupa bawa kamu "
" kalo lupa bawa aku ya aku pulang ajah.. gampang kok.. " aku mendengus " udah tanya
satpam sana "
" iyaa.. ini lagi liat2 satpamnya "
" apa yang diliat.. tuh kan satpam " aku menunjuk ke arah eskalator
" eh... iya yaa.. pinter juga kamu " dia mengelus kepalaku " sini ajah ya "
" kok.. ikut lah "
" sini ajah.. tungguin pokoknya " dia sudah pergi meninggalkanku didepan toko. dan kembali
dengan senyum mengembang.
" gimana ?"
" yukk "
" iiih.. gimana ?"
" hehehe.. salah masuk harusnya di TP I.. jadi kita jalan lagi "
" tuh kan tama.. ya nggak bakal ketemu kalo nyarinya di TP II.. dodol "
" udah ah.. abis dari sini kita makan eskrim deh.."
" tauk ah sebel "
" udah dong ngambeknya " dia mengelus kepalaku dan mengandeng tanganku agar mengikuti
langkahnya.. dan aku hanya manyun..
" queen "
" hemmm "
" udah dong manyunnya "
" iyaa.. capek "
" nanti aku pijetin deh,.. yaa "
" beneran ?"
" iyaaa.. janji deh.. "
" okee.. masih jauh nggak ?"
" nggak kok, tuh di depan " dia memonyongkan bibirnya.. dan memang sepertinya itu toko
yang akan dia datangi..
" mesti disini ya ?"
" udah langganan soalnya"
" langganan kok nyasar " dia hanya membalas dengan cengiran yang menyebalkan itu.

Dan kami masuk kedalam toko, memilih sepatu yang hendak digunakan tentu saja dia
memintaku memilihnya.. Tak butuh waktu lama memilih sepatu untuknya, karena dia hanya
akan membeli pilihanku.. Walau sedikit dengan candaan tapi ini juga menyenangkan asal
bersamanya..

*********----------------------------------------------------------------------------------
" kak, ngapain ?" (Anda)
" eh... " aku menoleh kearah suara yang bertanya padaku
" nggak dingin apa kak ?"
" lagi pengen.? nggak sarapan ?"
" nggak, ini mau makan buah ajah sama susu.. "
" roti juga tuh ada dikamar "
" iya.. kakak nggak makan ?"
" ntar lagi lah mau masak nasi goreng, anda mau ?"
" mau, kalo dimasakin " dia sudah nyengir2 duduk di damping dapur sambil melahap buah
dan susu yang diambilnya dari kulkas. " mau buahnya kak ?"
" ntar lah.. "
" dih.. galau "
" emang anda galau.. kakak mah ogah "
" nah.. trus kenapa ?"
" nggak apa loh.. pengen ajah "
" kepikiran ayah sama mama ya ?" dia menurunkan intonasinya menjadi lemah
" nggak loh.. lagi enak sama udaranya.. makan yang banyak "
" lah.. nantikan mau makan nasi goreng sama kakak "
" yee.. maunya.. kupaslah bumbunya.. biar kakak tinggal masak ajah "
" iyaa.. iya.. masak yang banyak tapi ya "
" iyaa.. sampek nambah2 pun bisa "
" siiip.. emang debest kok kakak " dia mulai beranjak menyiapkan bumbu nasi goreng dan
aku hanya tersenyum melihatnya..

Anda bisa memasak namun keseringan masakannya tidak jadi dengan sempurna, berbeda
denganku tanpa pernah memasak makanan yang akan aku buat asal mengetahui bahan-
bahannya aku sudah bisa berhasil 99% dan kemungkinan gagalku sedikit.. Itu sebabnya
kadang aku memintanya menyiapkan bahan-bahan dan biar aku yang masak, begitu juga
dengan anak kos lain.. Mala tak jarang mereka membeli bahan-bahan dengan tiba-tiba dan
minta dimasakin masal.. masa-masa kos yang indah untuk gadis dengan cerita normal seperti
anda dan lainnya.. bukan seperti aku..

2.Sekian Banyak Doa


24-06-2014 13:39
Dari mulai awal sampai akhir tahun semua berjalan dengan lancar, pekerjaanku masih sama..
Aku mendapat kompensasi waktu karena aku masih kuliah dan entah kenapa bosku baik
juga.. Dan usaha Odi mulai mengalami banyak penurunan, dalam sebulan bisa mendapat
penghasilan 1jt saja sudah bersyukur.. Anda dan Diar masih mengerjar beasiswa dan
mendapatkannya.Ibu, mencari penghasilan lain selain menjadi guru SD dengan tamatan
Sekolah Pendidikan Guru.Dan ayah ini yang aku selalu takutkan ,seiring merosotnya
ekonomi kami.ayah juga menjadi terbawa oleh penyakitnya dan sudah mulai sering keluar
masuk RS.Memang aku tau hidup tak pernah selalu diatas, kadang dibawa juga. Tapi
bolehkah kami ada diatas untuk beberapa tahun kedepan.. Ada diatas menurutku berbeda
dengan ada diatas orang-orang yang beruntung.Tapi itu hanya angan dan permintaanku
kepada TUHAN yang kelak akan dikabulkannya jika aku sabar dan sayangnya aku tak sabar
saat itu..

--------------------
" kamu sekarang kok jarang keliatan ya ?"
" masak sih ?" aku bertanya ke fida
" iya.. tiba2 udah ngilang ajah "
" hehehee.. kan aku kuliah pagi sampe sore fi, jadi langsung cau deh "
" enak banget sih.. "
" kamu ambil kuliah ajah loh.. kan lumayan "
" lah.. kamu nggak tau apa.. akukan kuliah swasta.. jadi jamnya longgar.. mana bisa dapat
kompensasi "
" serius.? aku kok baru tau sih "
" nggak pernah tanya sih "
" sorry deh.. "
" eh.. udah tau belom.. sekarang kita bisa libur 2 hari loh.. tapi pas malmingnya gantian "
" tau darimana ?"
" ya bos lah.. dia jadi baik sekarang.. kadang kasih cemilan.. tau kenapa tuh ?"
" udah dapet gebetan kali "
" iyaa juga yaa.. hahahaa" fida tertawa lepas " udah aku keluar dulu ya, jangan banyak
melamun.. kalo butuh temen aku bisa kok "
" eh.. makasih fi.. tapi aku biasa sendiri "
" iyaa.. aku tau.. kamukan kuat " dia meninggalkanku sambil mengelus pundakku..

---------------------
Setidaknya garis kelelahan diwajahku mulai terlihat jelas.. kekahwatiran atas apa yang akan
aku alami dan aku benar-benar sendiri sekarang.. ya aku sendiri.. dan aku harus berjuang
demi yang aku cintai..

--------------------
" kamu kenapa ?" tara bertanya kepadaku
" eh.. nggak apa kok "(aku)
" jangan boong lah.. akhir2 ini kamu sering nggak fokus loh "
" nggak apa ra.. dah yuk pulang "
" beneran ?"
" iyaa beneran loh.. percaya napa "
" bukan gitu.. aku nggak mau kamu sakit loh.. cerita kalo ada masalah "
" ra.. "
" hemmm "
" terkadang berbagi tak menyelesaikan masalah, jadi biarin aku sendiri kalau masalah itu
beneran selese.. yuk pulang " aku melembutkan suaraku selembut yang aku mampu
" iya.. maaf ya.. aku nggak bakal campuri pribadi mu "
" makasih ya ra "
" iyaa.. pegangan yaa.. nanti jatuh.. peluk juga boleh "
" yeee.. itu mah maumu.. " aku mencubit lengannya
" aauuchh.. sakit tau.. doyan amat nyubit sih "
" makannya jangan bandel.. udah ayuk ah "
" iya2.."

---------------------- nyampe di kosan


" aku masuk ya "
" iyalah.. istirahat.. "
" iya.. makasih ya... hati2 juga "
" yooo " dia mengisyaratkan agar aku masuk kedalam kosku dan aku melakukannya..

---------------------
Aku berjalan pelan ke kamarku.. semangatku sudah sirna sejak beberapa bulan lalu.. ini akan
menjadi tahun yang berat bagiku dan keluargaku.. Dimana kami akan memerlukan biaya
yang sangat banyak untuk hidup yang sangat baik.. Janji kehidupan orang desa yang akan
menjadi nyata dengan sedikit usaha kotor dariku.. Tapi selama mereka tak tahu bukankah itu
akan terkesan membahagiakan.. Dan itu akan benar baik-baik saja selama mereka tak tau..
Harapanku.. Dan Maafku..
---------------------
" kak " Anda memanggilku saat aku membereskan badanku
" hemm.. kok belum tidur?"
" udah.. kebangun.. "
" yodah tidur lagi sana "
" kak.. "
" kenapa ? bilang ajah dek "
" sampe kapan mau kerja di kafe "
" sampe kaya dek " aku membalasnya dengan bercanda
" nggak capek ? nggak takut ?"
" nggak kok.. takut kenapa nda ?"
" kalo kenapa2 gimana ? kalo pergaulannya jadi nggak bener gimana "
" laah.. anda ini.. mikirnya tuh positif bakal jadi positif kalo negatif ya bakal jadi negatif "
" iya sih kak .. tapi " dia mengbah posisinya menjadi duduk sambil memegang bantal..
" tapi apa .? hem ?" aku masih fokus pada diriku
" kalo kakak diomongin yg nggak2 gimana ?"
" itu urusan belakangan, yang penting dari diri kita sendiri kan "
" tapi anda nggak mau kalo ada yang nyeritain kakak "
" siapa.? ibu sebelah ? udah biarin ajah.. dia mah semua anak kos diceritain sesukanya " aku
menjawab santai
" iih... kakak mah.. diperhatiin mala gitu.. udah tidur lagi ah "
" laah.. mala ngambek.. kayak anak kecil ajah.."
" bodok ah.. tidur "
" iyaa sana tidur.."
"------"
" anda .."
"------"
" anda " suaraku melembut
" hemmm "
" makasih ya.. doain ajah kakak jadi kaya jadi nggak perlu kerja malam kayak gini n capek..
jadi bisa punya banyak waktu buat ngurusin ya lain "
" amiiin... udah tidur kak "
" iyaa.. sebentar lagi.. "

Dan.. aku berharap itu menjadi nyata nantinyaa...

3.Aku Memutuskan
24-06-2014 14:54
Entah kenapa banyak kenangan yang hilang di Tahun ini, mungkin karena aku memilih
melupakannya atau aku tak ingin mengingatnya dan biarkan aku bercerita tentang yang aku
ingat saja.. ya yang aku ingat saja..

---------------------
Aku memainkan laptop di taman kampusku, mencari segala informasi yang bisa aku gali
untuk memperoleh biaya yang cukup banyak dan memang jalan terbaiknya ada menjual diri
dan itu lebih mudah dan cepat.. ya..
dibagian ini mungkin aku akan dengan terbuka sedikit membahas masalah itu. jadi aku harap
diantara kalian yang mempunyai pendapat buruk, jangan pernah membaca bagian ini.!!!!
Ayah membutuhkan biaya yang super dalam tahun ini, dimana semua usaha yang dilakukan
ibu dan adikku sedang dalam kondisi lemah.Dan aku yang masih bertahan dengan
Pekerjaanku yaa.. pekerjaan yang hanya bisa aku ambil sedikit untuk tabungan nantinya.
Reza sudah tak ada lagi.. Tama yang berjanji akan kembali bahkan dia tak kembali.. dan Tara
bagaimana dia mau membantuku, sementara dia masih dibiayai ortunya..

Anggap saja gejolak jiwaku bisa aku atasi atas segala cobaan yang ada sebelum akhirnya aku
memutuskan untuk mengambil jalan muda dibalik jalan sulit yang aku tempuh.. dan aku
masih ingat dengan jelas tanggal berapa dan jam berapa aku merelakannya.. ya aku
merelakannya menjamah tubuh yang tak pernah tersentuh ini..

================================================================
MEMORY 9/10 Oktober 2010

" kamu yakin queen ?" suara lemah fida tak tedengar sedikitpun..
" kamu nggak perlu lakuin ini ?
aku bisa bantu semampuku kalo kamu butuh.. aku nggak mau kamu lakuin ini " dia masih
mencoba merayuku untuk mengurungkan niat.

Aku masih terpaku pada kaca yang ada dikamarnya.. kemudian dia memalingkan posisiku ke
arahnya dan memegang tanganku " sehebat apapun masalahmu, jangan lakukan ini.. aku
harap kamu merubah pikiranmu "dia berkata lembut

" bukankah kamu melakukannya ?" aku bertanya lirih terhadapnya


" justru karena aku tau bagaimana rasanya, makannya aku nggak mau kamu rasain juga "
" tapi kenapa yang lain tak kau larang "(AKU)
" mereka berbeda queen.. berbeda denganmu.. aku tak mau kau menyesalinya seumur
hidupmu.. sama seperti ku.. cukuplah aku menjadi bagian kelam itu.. jangan kau "
" tapi aku tak bisa fi.. aku butuh "
" itulah alasanmu dan kau akan terus melakukan pembelaan disetiap kalinya "
" bisa kah aku memilih ?" aku meneteskan air mataku
" bisa.. pasti bisa "
" berikan aku pilihan fi " aku berkata lirih
" jangan lakukan queen.. aku mohon "
" keluargaku.. bisakah aku memilih ?" aku sedikit terisak dibalik ketegaran ini
" ada jalan lain queen.. masih banyak "

" berikan jalan itu fi..


aku bukan lelah fi..
aku hanya tak bisa menunggu lebih lama menyaksikan keluargaku seperti ini..
aku tak marah, aku bersyukur dan aku mengerti..
tapi aku tak bisa menunggu lagi untuk kesakitan keluargaku fi “

aku mulai terisak dalam tangisku, dan fida berada pada keheningan

" aku tak akan marah..


tak akan menyesali atau membenci diriku..
aku hanya tak bisa menunggu fi.. "
aku mengulang kalimat yang terus menerus membuatku tegar.. namun apa daya air mataku
trus saja menetes dan semakin deras ya sederasnya air hujan saat dia jatuh sejatuh-jatuhnya
ke bumi..

" pasti ada queen.. pastii " fida menangis dan kami saling berpelukan " aku mohon jangan "
" nggak ada fi.. sudahlah.. biarkan aku memutuskannya "
" aku nggak bakal biarin kamu masuk kedalam sana.. aku nggak gila biarin kamu rasain yang
aku rasain "
" tapi aku nggak gila buat kamu bertahan disana untuk bantu aku.."
" bukan itu queen.. aku sudah masuk buat apa harus menjaganya.. semnetara kamu.. kamu tak
akan pernah masuk "

" belum fi..


dan akan..biarlah ini menjadi dosaku dan biarlah ini menjadi pilihan akhirku "

" kamu gilaaa "


plak.. sebuah tamparan mendarat dipipiku..

" bahkan sebelum masuk aku sudah ditakdirkan akan tersakiti.. bukankah pelacur sudah
terbiasa dengan tamparan.. dan kau semakin memperjelas bahwa aku akan menjadi seorang
pelucur kan ?"
" udah.. cukup.. jangan pernah berpikir sedikit pun untuk kesana "
" aku sudah fi.. tolong dukung aku.. aku hanya perlu seseorang menguatkanku .. bukankah
dulu kau yang menggoda mengajakku "
" apa kamu bodoh.. itu hanya bercanda.. bagaimana aku akan mendukung orang yang sayang
melakukan hal yang aku benci dan dipandang hina "
" tolong fi.. tolong.. sekali ini.. untuk memulai dukung aku " aku masih menangis dalam
rintihan terisakku begitu juga fida..

Hening---- Hanya itu yang tersisa dalam malam tanpa akhir percakapan.. Fida memilih diam
dan mengiyakan dalam tangisan air matanya.. Dan begitupun aku memilih diam dalam sisa
pengharapan air mataku.. Aku merapikan badanku, dibantu olehnya.. Dan sisa tangisku harus
menghilang dalam waktu singkat.. Dan fida dia masih menangis membantuku merapikan
wajahku.. Dia memandang dalam dan mengelus pipiku.. dan ternyata memang dia masih
ingin berbicara..

" selepas malam ini, aku tak akan melihat rona merah pipimu.. garis indah wajahmu.. bahkan
polosnya senyummu.. " dan aku.. hanya terdiam ya terdiam dalam jeritan hatiku.. aku
memilih diam.. aku mencoba menghibur diriku..

" bukankah aku akan tetap cantik ?" aku bertanya dengan senyum lirih ke arahnya
" yaa kau cantik queen.. cantik sekali.. melebihi bidadari syurga lainnya.. kau teramat cantik "
dia mengelus rambut hitam lurus panjang milikku dengan sedikit menahan tangisannya..
" kau cantik sekali " dia benar-benar menahan tangisnya.
" dan aku berharap begitu fi..
ini mungkin akan jadi penyesalanku seumur hidup fi..
tapi aku tak mau menyesal karena tak bisa berkorban untuk orang yang aku sayang..
memang..
mereka tak menginginkanku seperti ini.
tapi biarlah aku korbankan diriku dan tak mengorbankan yang lainnya..
aku harap fi tau "
" justru karena aku tau.. karena aku tau lebih dari yang kau bayangkan, aku menangisimu "
" makasih fi " aku mengenggam erat lengannya yang masih mengelus rambutku..
" sudahlah.. apapun yang aku bilang tak akan merubahmu "
" jadi dukunglah aku fi.. aku mohon
dia hanya mengangguk lemah.. aku tersenyum lemah kepadanya "makasih banyak fi " dia
hanya diam dan masih merapikanku..
" sudah.. lihatlah jadinya " dia mengarahkanku ke depan kaca..

Aku melihat diriku yang biasa dan masih sama tanpa polesan darinya..
dan aku mengerti apa yang hendak dia tunjukan kepadaku..
" aku nggak akan berubah fi "
" iya.. jadilah dirimu sendiri.. jika memang kau harus mencoreng catatan hidupmu.. jadilah
dirimu.."
" iyaa.. dan aku memang tepat memilihmu untuk mendukungku.. terimakasih " aku
memeluknya, kali ini tangis kami sudah reda.. kurasa..
" tapi haruskah ?"
" ini pilihanku fi.. karena ini pilihan terakhirku " aku membenarkan segalanya untuk yang
akan aku lakukan dan fida hanya mengangguk..

Aku dan fida menghabiskan waktu yang tersisa untuk berbincang.. dan seikit mengenang
masa indah yang tak akan aku rasakan lagi.. ya fida sudah menjadi contoh untuk kisah kelam
seorang pelacur.. dan aku akan menjadi bagian didalam hinaan itu.. dan aku mungkin sudah
siap.. dan harus siap untuk kedepannya.. ya harus siap..

Beberapa waktu dalam keheningan.. fida membiarkanku merenungi semuanya.. Aku


memandang jam ditangaku.. dan terus memandangnya.. terlihat kegugupan didiriku.. apa aku
hentikan saja.. hatiku terus berontak.. ya berontak untuk menghentikannya..

" kamu bisa membatalkannya kalo nggak mau ?" fida berkata lembut .
dan aku menggeleng " aku harus bisa fi "
" menegertilah.. ini bukan hal yang mudah kamu lakukan dan terima "
" aku bisa fi.. dia juga masih perjaka kan "
" bukan masalah kamu perawan dan dia perjaka atau tidak.. tapi masalah hatimu queen.."
" aku siap fi.. apapun itu " aku mempertegas kesanggupanku.
dia menghela nafas berat dan panjangnya.. " setidaknya kau lebih dewasa dariku untuk
mengetahui kedepannya "
" aku akan mencoba menjadi dewasa fi " aku masih melihat jam tanganku dengan gugup..
" batalkanlah.. masih ada 10 menit tersisa " aku memandang jam tanganku dengan sangat
lama sekali.. seakan waktu yang terlewati aku ingin hentikan.. dan aku menggeleng..

-----------------------
" aku pergi fi, dia udah didepan " aku berkata gugup ke fida
" kamu yakin ?" dia bertanya berkali-kali kepadaku
" kamu bisa membatalkannya " dan aku mengeleng lemah.. meninggalkan fida yang mulai
menangis kembali..
" aaah.. bodohnya aku menangisimu.. " dia berkata marah disaat aku pergi meninggalkannya.

Dan aku tak menoleh kebelakang untuk melihatnya.. Aku berjalan keluar kos dengan
perasaan gugup.. kulihat ada mobil yang sedang parkir didepan kos.. dan memang itu dia,
karena dia mengintruksikan ku untuk naik kedalam mobil berwarna silver.. dan aku
memberanikan diri berjalan kearah mobil membuka pintu dan masuk kedalamnya.. Kudapati
sosok lelaki yang terlihat menawan dan polos, kulitnya putih, tubuhnya tak terlalu kurus atau
gemuk dan wajahnya menyenangkan, dia juga tinggi.. sebenarnya sosok yang sempurna jika
saja tak seperti ini cara bertemunya..

Aku hanya diam dan tertunduk didalam mobil, aku sudah berpikir dia akan sedikit merabahku
atau mencoba bertindak cabul terhadapku.. yaa.. tapi itu tak dilakukannya mala dia biasa saja
dan terlontar sedikit ucapan gombalnya..

" lebin cantik dari yang difoto " dia tak memalingkan wajahnya kearahku dan tetap fokus
menyetir.
" eh... " aku hanya bisa mengucapkan itu..
" iyaa.. cantikan aslinyaa " dia menguntai senyum dibibirnya.. dan aku hanya terdiam..
salahnya aku sudah memikirkan kejadian buruk yang akan menimpahku jadi aku tak bisa
bersikap ramah terhadapnya..
" nggak nyaman ya ?"
" eh.. nggak kok "
" suka makan apa ?"
" apa aja "
" nggak nyaman kan ?"
" maksudnya ?"
" ya.. cuek banget kayaknya.. kalo nggak nyaman kita balik aja "
" eh.. maaf.. "
" udah nggak apa.. mungkin masih malu kali ya "
" iyaaa " aku menjawab sekenahnya dengan suara lemah

Kami berhenti di salah satu restoran, dia mengajakku makan dan sedikit berjalan-jalan.. Dan
entah apa yang ada dipikirannya.. Aku berharap dia tak akan meniduriku dan hanya
membayarku untuk hal ini, tapi aku terlalu dini dibuatnya bahagia.. ternyata memang niatnya
untuk meniduriku..
Karena tujuan terakhir kami tetaplah hotel.
Dia mungkin membawaku makan dan jalan untuk menghilangkan canggungku.. Ya.. tapi tak
berhasil.. Aku tetap saja canggung.. Aku hanya memegangi tas ku dengan erat..

----------------------
Sesampainya dikamar hotel aku memilih duduk di sofa.. ya aku diam disana menciut tak bisa
melakukan apa pun.Sementara dia sepertinya mengerti apa yang aku rasakan,tapi tetap saja
dia tak akan mengurungkan niatnya.Sekitar 1 jam kami bersama didalam kamar, namun tak
ada apa-apa dan hanya keheningan yang terasa, sampai dia melontarkan pertanyaan dari atas
tempat tidur..
" kamu yakin ?"
" maksudnya ?"
" iya.. aku dari tadi nunggu penolakanmu.nggak mungkin kamu mau-mau ajah.. karena kamu
nggak langsung ngajakin ML, tapi kamu justru mau aku ajak kemana-mana dulu.. atau kamu
pura2 nggak tau kerja gini "
" emang aku bisa milih nolak sementara aku butuh " aku menjawab sinis " nggak kan ?"
" trus kenapa mau ?"
" aku jawab juga nggak merubah keputusanmu kan ?"
" iya sih.. tetep aja aku mau nidurin kamu " dia sama sekali nggak merasa canggung
mengucapkannya " karena dari sekian banyak entah kenapa aku cuma tertarik sama kamu,
padahal kamu biasa aja, tapi kamu mempesona "

" trus ngapain pake basa basi tanya segala "


" nggak ada, pengen tau aja "
" aku nggak mau kamu tau "
" kenapa.?" dia bangun dari tidurnya dan duduk memandangku heran " bukannya cewek
kayak kamu biasanya suka diperhatiin "
" biasanya, aku bukan cewek biasa " aku masih ketus menjawabnya
" mungkin ini yang aku suka " dia mendatangiku dan duduk disebelahku " aku tau pasti kamu
beda.. selepas ini masih mau jalan sama aku nggak ?"
" pelanggan ya pelanggan, nggak ada hal yang lain "
" idealisme mu tinggi tapi sayang terlalu bodoh "
" terserah.. yang tau hidupku kan aku.. bukan kamu "
" lebih pintar dari yang aku bayangin, pasti ada hal lain kan ?"
" mau lanjut atau cuma ngobrol ?" aku semakin ketas terhadapnya, merasa terusik dengan
pertanyaan pribadinya
" nah.. akhirnya berhasil juga kan..
ya pasti aku mau lanjutlah..
aku kan nunggu kamu yang mau duluan
" seketika jantung terasa berhenti.. aku justru membiarkannya menguasai emosiku.. yaa.. aku
terdiam sejenak.. dan dia sudah mulai menjamah tubuhku.. sementara aku hanya diam
mematung..

" tasnya taruh dong " dia berbisik lembut ditelingaku sambil menyingkirkan tasku.. ya
TUHAN.. tolong aku.. aku mohon.. aku mohon hentikan tangisan ini.. Dan dia berhenti
mengelus lengan serta pundakku, berdiri menjauh dariku.. Aku pikir akan lama.. tapi dia
hanya mematikan lampu dan membiarkan cahaya remang menemani kami dan aku salah.. Dia
BRENGSEK.!

" aku nggak mau liat cewek nangis, jadi bagusan gini ajah " seakan berhati dingin dia berkata
kepadaku..
" udah berapa cewek ?" aku menguatkan suaraku agar keluar dari mulutku yang terkunci..
" baru kamu, makannya aku nggak mau yang pertama nangis.. aku maunya bahagia "
" kamu tau aturannya kan ?"

<warning....ane banyak sensor ya....klo mau baca full langsung di tread ajj.ane yg edit jadi
terserah ane>

" iyaa.. iya.. nggak bakal aku sentuh bibirmu " dia masih disampingku " udah aah.. nggak
usah ngomongin yang lain " dia mulai melanjutkan apa yang memang menjadi imblana
baginya karena membayarku.. ya aku bisa dibayar olehnya.. itulah aku, wanita yang
derajatnya rendah dimata orang.. yang bahkan tak berbuat apapun saat seorang membeli
tubuhku dan menjamahnya dengan sesuka hatinya.. Jika aku sedikit menikmatinya itu
bukankah reaksi biologis.. namun hatiku menangis merontah bahkan air matakupun menetes
perlahan saat dia mulai menikmati tubuhku.. ya dia mulai mempermainkan tubuh sesukanya..

" aku baru, xxxxx dong " dia berkata lembut kepadaku, dan aku tak bisa menamparnya
bahkan saat aku ingin. justru aku mebiarkannya bahkan menuntunnya ke hal yang dia
inginkan.. ya yang dia inginkan..
" tahan ya.. nggak xxxxxxx kok " dia berkata lembut ditelingaku lagi dan lagi.. aku semakin
membencinya.. namun apa dayaku.. aku harus melakukannya.. dan aku masih terlarut
lamunan dalam kebencianku terhadap semua ini.. dia xxxxxxxxx dengan xxxxxx.. dan aku
benar-benar xxxxxxxxx.
"xxxxxx.. xxxxxxx... " aku mendorongnya dengan spontan..
" sorry.. aku nggak sengaja.. aku nggak tau bakal xxxx itu " dia meminta maaf kepadaku..
tapi apalah arti maaf itu.. mungkin dia sopan tak memaksa kehendaknya tapi tetap saja aku
harus melakukannya.. " yodah istirahat dulu, tenangin dirimu dulu atau kekamar mandi dulu
sana " tetap saja dia akan menginginkannya.. ya dia menginginkannya..

aku mengambil handuk berjalan kekamar mandi.. menangis didalam menahan suaraku..
kuxxxx dan kulihat xxxx sudah bxxxxx yaa bxxxxx.. aku kehilangan sebagian dari
kexxxxxx.. Haruskah aku lakukan itu.. oh TUHAN maaf kan aku.. maafkan aku yang
melakukan dosa besar ini.. maaf kan aku.. aku menangis tertahan sambil menghidupkan
keran..
" heii.. kamu masih ada kan ?" suaranya terdengar dari balik pintu.. " hei.. kamu nggak
apakan ?" dia mengetuk pintu lebih keras..
" sebentar " aku mencoba mencuci wajah sembabku.. dan keluar dari kamar mandi dengan
wajah tertunduk.. dia sudah ada dihadapanku saat aku berjalan keluar melewatinya dia
memegang pundakku..
" hei.. kamu beneran nggak apa2 ?" dia bertanya kahwatir dan aku hanya mengangguk.. Dia
memelukku " maafin aku " aku hanya diam tak bersuara.. dan walau dia meminta maaf, dia
akan melakukannya lagi walau dengan perlahan.. Dan memang benar adanyaa...

Masih terasa perih dan sakit yang teramat sangat di bagian kxxxxx, tapi aku mencoba
menahannya sepanjang perjalanan.. Dan dia mengantarku di depan kos fida pagi-pagi buta itu
karena aku tak mau tidur di hotel sampai pagi dan dia mengerti akan semuanya.

" masih bisa berhubungan sama kamu ?" dia bertanya memastikan
" sebagai pelanggan iya, yang lain nggak " aku berkata lemah dan dia hanya terdiam
menjawab pelan " seharusnya bukan cara gini kita ketemu, tapi sudahlah.. aku terima..
Selamat pagi .. " dia tersenyum.. Dan aku mengangguk keluar dari dalam mobilnya..
==============================================================
Dia berlalu meninggalkanku, aku berjalan ke depan kos fida karena aku minta diturunkan
sedikit jauh dari pintu kos. Dengan lemah dan sangat lemah aku berjalan. tanpa sadar..

PLAK..!!!<tara menampar dengan sendalnya :v>


tamparan dasyat mendarat dipipiku.. Aku mencoba melihat sosok itu dalam keterkejutanku
menahan sakit dipipiku, bukan sakit yang aku rasakan yang membuatku menangis tapi sosok
yang ada didepanku yang membuatku menangis.. Tara, dia menamparku dan kuliat didepan
pagar ada fida yang mematung menahan suaranya dengan tangannya..

" kamu udah gila queen !! apa yang kamu lakuin !!" dia berteriak ke arahku
" makasih ra, dengan kamu kayak gini, kamu nunjukin apa posisiku sebenernya " aku masih
mencoba tegar.
" kamu pikir itu jalan satu2nya !!" dia tak bisa mengendalikan emosinya.
" coba kasih aku pilihan ra.. coba..
kamu boleh menghinaku,
merendahkanku bahkan meludahiku..
tapi kasih aku pilihan kalo aku bisa milih..
belum lagi habis kekesalanku..
kau sudah menambahkannya ra..
kalau kau tak bisa berbuat apapun untukku apa nggak lebih bagus kau diam.?
jangan menuntutku untuk menjadi baik tapi aku ada dalam kesusahan dan kau tak
membantuku..
kalau kau tak mau mengenalku terserah..
aku sudah cukup menerima penolakanmu malam ini tanpa basa basimu dan aku sudah mulai
belajar dibuang semenjak malam ini..
jadi pergilah kalau kau mau pergi..
dan kalau kau sudah pergi, jangan pernah kembali karena aku tak akan ada untukmu lagi "
aku menangis meronta atas ketidak adilan dari sikapnya padaku..
Dan dia dengan keras kepalanya memutuskan meninggalkanku seperti yang lain..

" terserah, aku nggak bakal campuri lagi " Dia pergi dengan amarahnya dan berlalu..
fida berlalu menarik tangan tara dan mencoba menahan dan menjelaskannya bukannya tara
mengerti tapi justru dia menghempaskan tangan fida dengan dalam dan berlalu meninggalkan
ku..
Tak menoleh sedikitpun tanpa salam perpisahan..
Fida menghampiriku dan menangis.. ya menangis yang semakin membuat suasana pilu..
Sementara aku sudah kehabisan air mata untuk menangis..
" queen.. maafin aku.. harusnya ini nggak terjadi "
" sudahlah.. aku nggak apa kok.. udah jangan nangis lagi "

Aku memutuskan mengajak fida ke kamar.. hari ini sudah sangat kacau suasana hatiku dan
sudah sangat lelah tubuhku.. Aku memilih memikirkannya besok atau tak sama sekali.. ya
pilihan yang akan lebih membuatku semakin menjadi orang lain dalam hidupku.. Dan aku
memang memilih, pilihan terakhirku..

Aku masih terjaga dalam tidurku, ya bagaimana aku bisa tidur sementara aku baru saja
mengalami hal yang menyedihkan dalam hidupku.. Kehilangan.. aku kehilangan semuanya
kecuali keluargaku.. Dan itu sudah cukup membuatku bahagia, mengingat senyuman mereka
dan segala cinta yang mereka berikan itu membuatku merasa jauh lebih baik.. ya..
Terimakasih TUHAN telah menghadirkan mereka disisiku, karena mereka yang akan
membuatku bertahan atas semuanya..

Hapeku bergetar.. ada sms masuk, dari siapa ? bukankah aku masih memakai nomer baru
untuk pelangganku.. apa mungkin dia.. aku coba membuka sms, dan ternyata memang dia..
Quote: aku mau tlp, tapi aku rasa kamu nggak mau diganggu.. Semoga tidurmu nyenyak, jika
dia tak bisa menerimamu. aku bisa..

Seketika aliran darahku berdesir.. dia melihat apa yang terjadi pagi ini.. dan dia
mengetahuinya dengan jelas.. bukankan dia sudah pergi atau dia kembali lagi dan melihat
adegan sinetron yang memilukan pagi ini.. ya hidupku seperti sinetron memang.. yang penuh
dengan kesedihan dan tangis walau tak setiap hari.. Tapi ya sudahlah.. aku memutuskan
membalas smsnya..
Quote: makasih.
Dan aku memilih membenamkan wajahku dibantal.. bahkan sakit yang masih membekas
dibagian kemaluanku pun tak bisa menghilangkan sakit saat tara ada dihadapanku dan
memberikan sakit yang teramat dalam pagi ini.. ya pagi ini.. terimakasih untukmu yang tak
akan pernah kembali kepadaku.. terimakasih untuk yang sempat mengisi hariku dengan
segala senyum indahmu.. dan terimakasih tlah mencintaiku.. TARA

================================================================

4.Karena Baru Pertama


24-06-2014 16:51
Tubuhku begitu lemah pagi ini, bakan aku berencana pulang sebelum fida bangun pun tak
bisa.. Aku memilih diam ditempat tidurku.. entah apa yang terjadi tapi ada yang tak beres
dalam diriku, mungkin aku terlalu capek atau entahlah.. Aku memilih diam dikasur,
sementara fida kurasakan sudah beranjak dari kasur dan sepertinya dia akan mandi untuk
menyegarkan dirinya..
" queen.. " dia memanggil ku lembut..
" hemmmm " aku mencoba menjawab dengan suara lemah ku.. fida menghampiriku dan
memegang keningku " panas banget queen.. kamu sakit ini, kita ke dokter ya"
" nggak fi, istirahat bentar nanti juga sembuh kok "
" kedokter pokoknya, aku tlp taxi dulu " belum sempat aku melarangnya, dia sudah
menelepon taxi, dia terlalu kahwatir kali ini.
" kita ke dokter langganan ku aja queen "
" aku punya dokter langganan fi, paling juga sakit biasa kok "
" udah kamu ikut aku ajah ya " dia berkata lembut dan aku hanya diam mengiyakan karena
kondisiku yang sudah lemah ya sangat lemah..

"tiiiiinnnnnn " terdengar suara klakson samar-samar dari dalam kamar fida.. " mbak, taxinya
didepan tuh " salah satu penghuni kos fida dengan pakaian super minimnya datang kekamar
fida " ada pelanggan ya ?" dia sedikit melirikku yang ada dikasur " eh.. aku kira mau kerja.."
" nggak temenku sakit, jadi mau kedokter "
" ooh.. cepet sembuh deh.. aku balik dulu mbak " dia pergi berlalu dari kamar fida
" siapa fi "
" perek " dia menjawab dengan santai
" kok kamu gitu.? sama dong dia sama aku " aku sedikit terhenyak mendengar jawaban fida.
" beda.. kalo dia emang perek, kalo kamu bukan.. liat ajah gayanya " fida mengambil tasnya
dan membantuku berdiri " kuat kan ?"
" iya.. aku udah biasa sakit kok " aku membalasnya dengan senyum
" kamu berat juga ternyata "
" kemana ajah kamu " kami masih bisa bercanda disela jalan menuju taxi.

Saat kami tiba ditaxi, pak supir membukakan pintu tanpa basa basi seperti kebanyakan supir
taxi.. Sepertinya dia mengerti kalau kami tak ingin berbasa basi.

" ke xxxx ya pak " fida menyebutkan alamat lengkap kepada pak supir yang di jawab dengan
anggukan saja.

Dan didalam taxi kami hanya diam, mungkin fida tak menyukai jika obrolan kami didengar
oleh pak supir.. Tak berapa lama didalam taxi, kami sudah sampai di tempat yang fida
intruksikan dan kami turun dari taxi.. Aku melihat sekeliling.. Perumahan yang begitu
mewah, dan kami memasuki salah satu rumah yang berjejer di perumahan itu.. bahkan untuk
membaca plang namanya saja aku tak kuat berlama.. tak ada yang aneh saat akan memasuki
rumah itu, namun setibanya didalam.. Aku mengerti, ini bukan dokter umum.. ya kalian pasti
sudah tau dokter bagian apa bukan..

Aku berbaring di kasur pasien, badanku masih terasa amat lemah.. Sementara fida mungkin
sedikit berbincang pada dokter itu.. Awalnya aku disuguhi oleh wajah sinis nya saat dia tau
aku datang kepadanya, namun entah apa yang dikatakan fida dia menjadi lembut terhadapku,
setidaknya itu tak menggangguku..

Dia tak banyak bertanya padaku, hanya memeriksa suhu tubuh dan beberapa bagian lain..
Dan tentu saja dengan keterkejutanku dia memeriksa bagian xxx dengan hati yang
sebelumnya meminta ijin ke padaku.. aku memandang fida sesaat yang memberikan
anggukan dan aku memperbolehkannya dengan anggukan.. Mungkin ini yang ditakutkan fida
sehingga dia bersikeras untuk ke dokternya.. Selesai mengecek semuanya, dia tidak
menunjukkan ekspresi apapun.. Sementara aku melihat raut kegelisahan di wajah fida dan
aku, aku hanya bisa menerima apa yang terjadi pada diriku terlepas dari baik atau buruk
semua itu, ya aku menerima konsekuensi yang akan terjadi.. Dan dokter itu menyadarkanku
dari lamunan yang akan membuatku semakin terpuruk..

" nggak apa kok ini, cuma demam biasa " dokter berkata menghibur, dan fida menarik nafas
dalam kelegaannya.. aku hanya bisa bersyukur " cuma kaget ajah mbaknya.. karena baru
pertama.. untuk beberapa wanita wajar mengalami ini.. bla bla.. " dokter itu menjelaskan dan
memberikan resep obat untuk mengurangi demam dan nyeri pada xxxx, mungkin. Karena aku
sudah tidak fokus mendengarkannya..

Tak berapa lama kami pulang.. tentu saja dengan taxi karena tak mungkin juga naik angkot
diepan perumahan mewah..

--------------------
" kamu disini ajah sampe sembuh ya "
" nggak bisa fi, adek ku gimana ?"
" kalo kamu dikos juga dia nggak bisa jaga kamu, dia kuliah dari pagi sampe sore.. nah.. kalo
disini aku bisa TA kan "
" tapi Anda sendiri fi "
" queen untuk kali ini stop mikirin mereka "
" nggak bisa fi "
" kadang mereka yang kamu pikir masih membutuhkanmu sudah lebih mandiri dari yang
kamu pikirkan.. dan mereka sudah menjadi dewasa dari yang kamu sadari " fida berkata
lembut, dan aku hanya terdiam.. Aku tau adik2ku akan dewasa, tapi untuk sekarang mereka
masih membutuhkanku.. tapi, ya sudahlah..
“nanti aku tlp anda, kasih penjelasan ke dia.. pokoknya kamu harus disini "
" iyaa.."
" yodah abisin tuh buryam nya "
" iyaa sabar " aku melahap perlahan buryam yang dibelikan fida.. selepas makan tentu saja
aku minum obat dan istirahat..

------------------
" mau kerja ?"
" iyaa.. kamu istirahat ya.. kalo malam kan nggak serewel siang "
" emang aku rewel apa ?"
" nggak sih, tapi ngebo muluk " fida tertawa mengejekku
" namanya sakit " aku membela diri
" besok jangan kuliah dulu, aku antar surat ke kampusmu ntar "
" aku udah bisa kuliah kok "
" udah jangan bandel deh.. "
" galak amir "
" kayak kamu nggak ajah" dia menjawa sekenahnya.. dan masih berdandan ala fida.. ya fida
yang suka memoles wajahnya dan memperhatikan penampilannya.. aku masih melihat dan
memperhatikannya dari kaca..
" kenapa ?" dia memalingkan wajah ke arahku karena melihatku tersenyum saat dia
memainkan eyeliner di matanya.
" kamu cantik " aku tersenyum lembut kepadanya
" kamu juga, teramat cantik mala " dia tersenyum membalasku
" amiin.. makasih dot "
" entookkk " dia membalas ejekanku, dan mengingatkanku akan seseorang.. ya seseorang
yang memanggilku entok.. masih dalam lamunan akan sosok itu, fida membuyarkannya..
" eh.. aku masih penasaran nih "
" penasaran kenapa ? "
" jangan marah ya ?" dia memberikan ekspresi cengiran yang menakutkan
" nggak, kenapa ?"
" kok kamu bisa demam ya.? bukannya dia masih baru ya atau jangan2 dia udah pengalaman
"
" apaan sih.. " aku membalas sewot
" kan janji nggak marah.. abisnya kamu sampe sakit sih " aku menarik nafas dalam dan
mencoba menegar-kan diriku..
" iya dia baru.."
" tau darimana "
" dimana xxx ajah dia nggak tau.." aku berkata lemah yang disambut dengan tawa oleh fida..
" apaan sih mala ketawa "
" sorry queen, bukannya aku nggak ngerti perasaanmu.. tapi aku lucu ajah bayanginnya "
" jangan dibayangin, aku bisa nangis "
" kamu masih sama queen "
" maksudnya ?"
" iya.. masih queen yang aku kenal dan menggemaskan kalo godain kamu " dia
menghampiriku dan mengusap kepalaku.. yaa.. lagi mengingatkanku pada tara dan tama yang
sering melakukan itu kepadaku.. Ah.. kenapa sesalu ada kenangan yang mengingatkan
mereka berdua.. dan kenapa selalu mereka dalam hariku yang singkat.. kenapa semuanya
tentang mereka.. kenapa banyak hal yang aku lakukan dengan mereka.. ya mereka.. kenapa
mereka... bolehkah aku meminta untuk melenyapkan semua kenangan indah bersama
mereka.. saatu bercanda bersama tara yang mengukir senyum, saat menyebalkan bersama
tama mengukir kenangan indah dan saat mencurahkan isi hati kepada reza mengukir
kelegaan.. Semuanya terlalu indah untuk berlalu dari hidupku.. Hidup yang aku pikir akan
seperti dongeng.. Namun.. SALAH.!!!

" kamu kenapa.? sakitnya nambah parah ya ?" fida menyadarkan lamunan senduhku
" nggak kok " aku menggelengkan kepala
" tara ?" dia melontarkan pertanyaan yang aku tak ingin mendengarnya dan aku hanya diam.
" kamu nggak mau jelasin ke dia ?" fida berkata lembut kepadaku
" nggak fi.. biarkanlah "
" kenapa ?"
" akan lebih menyakitkan jika dia menerima apa yang aku lakukan.. dan akan lebih baik jika
dia menolak apa yang aku lakukan "
" aku nggak ngerti jalan pikiranmu.. tapi menurutku, bukankah lebih baik jika ada seseorang
bersama mu dan menerimamu.."
" iya.. dan akan lebih menyakitkan melakukan dosa sementara ada orang yang selalu disisimu
dan menerimamu dengan segala dosamu.. dan dia akan menjadi alasan untuk egoku
mengorban keluargaku bukan hatiku.. jadi lebih baik gini fi.. dan biarlah dia memandangku
seperti ini.. "
" aku nggak ngerti queen.. pikiranku nggak nyampe situ "
" iyaa.. nggak apa.. " aku tersenyum lemah kepadanya " udah buruan, ntar telat lagi "
" tenang ajah.. kan kerjaan deket dari sini "
" iya sih.. pantes nyantai "
" iya dong.. kamu jaga diri dulu ya selama aku tinggal.. kalo butuh apa udah tau kan "
" iya.. tenang ajah.."
" yodah aku berangkat ya.. cepet sembuh.. tidur nyenyak.."
" iya.. iya.. hati2.. udah buruan pergi "
" kamarku kok kamu yang ngusir.. daaahhh " dia menutup pintu sebelum aku berkata
apapun.. fida menjadi teman yang sedikit mengerti kisahku.. dan dia pernah berkata, bahwa
aku yang membuatnya dewasa namun aku selalu menjadikannya sebagai teman yang
menguatkanku.. dan setidaknya kami saling membutuhkan untuk alasan yang orang takkan
tau.. ya tak akan tau...

5.Aku Membunuhnya(self harm)


25-06-2014 15:19
Kata orang, jika sedang sakit kita akan berhalusinasi dan bermimpi buruk.. Tapi kenapa aku
tidak.? Entah karena aku masih terlalu lelah untuk bersedih atau karena aku terlalu jahat
kepada diriku.. Entahlah, aku tak tau jawabnya.. yang aku tau, aku harus sembuh.. dan tak
boleh sakit lagi.. mungkin.. selama akal sehatku masih ada..

Aku masih berpikir waras waktu itu, jam 9 malam.. ya aku masih normal, sampai pada
akhirnya aku mengingat dengan jelas kejadian malam itu, malam dimana aku merelakan hal
yang aku miliki.. dan dengan fisik yang membaik maka otakku akan bekerja, terjadilah
imajinasi ku.. Dengan begitu, maka penyakit jiwa yang selama ini aku tahan akan meluap
tanpa obat semua itu akan terasa mematikan..

Aku tak sadar apa yang terjadi pada pemikiranku sehingga aku berada pada kondisi depresi
terendahku dimana aku akan merasakan gejolak jiwa dan perasaan yang tercabik-cabik dan
berimbas pada penyiksaan fisikku dan aku benar melakukannya.. Aku menyiksa fisikku
dengan begitu kejamnya.. ya sangat kejam.. Hal yang selama ini bisa aku tahan, malam ini
retak sudah pertahananku terhadap penyakit jiwaku..

Entah apa yang ada dipikiranku saat ini, karena kondisi normalku tak bisa menjelaskan dan
mengingat apapun.. yang aku tau aku sedang gila.. Gila menyakiti diriku sendiri.. diriku yang
merasa tak adil atas diriku.. ya perasaan bersalah atas diriku.. bukankah aku dapat hidup
bahagia dan layak.? bukan kah aku dapat melakukan apapun ? bukankah hidupku bahagia.?
bukankah dan bukankah.. aku mencoba melontarkan apapun yang bisa agar aku merasa lebih
baik dan tegar, namun tetap saja.. Aku merasa tak adil pada diriku.. Aku mengorbankan apa
yang aku jaga dan benar aku mengorbankannya..
Dan.. saat aku tak tau dimana kesadaranku.. ego dan emosi menguasai jiwa dan hatiku yang
semakin pilu.. aku memandang kaca yang ada didepanku.. Dan aku melihat gadis lusuh
terduduk didepannya dengan wajah pucat senduh tanpa cahaya, tanpa guratan senyum dan
hanya kelam yang ada disana.. Sosok manis yang terpenjara jauh dari sorot matanya.. Ya
gadis kelam yang penuh dengan kekejaman nantinya.. yang tak bisa merasakan ketulusan
dalam hidupnya.. Dan dia akan hidup dengan segala kenistaan dan kebohongan yang dia
simpan sampai akhir sisa hidupnya.. Gadis yang dahulunya selalu bertindak dengan
pemikiran matang dan logikanya, kini menjadi gadis yang melakukan segalanya demi satu
alasan : keluarga. Diatak menyesal, sungguh tak pernah.. Dia tak marah, sungguh tak pernah..
Dia tak menyerah, sungguh dia sabar.. Tapi dia tak bisa membiarkan lainnya menunggu
untuk semuanya.. Dan, maafkan dia TUHAN, maafkan dia berdosa atas segalanya..
maafkanlah..

Sekian lama aku mengamati sosok yang ada di hadapanku sekarang ini, semakin membuatku
mengerti akan hadirnya dia.. Dan membuatku menyesal karena dia hadir dalam sisi
kehidupanku.. Dan malam itu, aku ingin membunuhnyaa.. dan benar saja membunuhnyaa...

*********
Kepalaku masih sedikit pusing, aku memandang sekitarku.. Bukan kamar fida yang aku
temukan dan juga bukan kamar mayat.. Jadi dimana aku..? Kulihat sekelilingku, Semua
berwarna putih lembut dan elok dipandang tapi dimana ini.? Dan aku tak tau.. yang menarik
perhatianku setangkai bunga mawar yang tergeletak dilantai yang begitu putih.. aneh sekali,
disaat semua berwarna putih kenapa ada setangkai mawar merah disana.? yaa.. aneh sekali..
dan aku mencoba bangkit mengambilnya dan terang saja itu menajdi mimpi burukku, karena
mawar itu manyakiti tanganku.. Mawar berduri yang aku sangka bisa aku ambil karena dia
berbeda, menuruk ke tanganku yang kini berdarah dan semakin terluka.. ya terluka dan semua
disekelilingku menjadi lautan darah yang benar-benar menenggelamkanku saat itu.. hingga
aku benar tersadar...

*********
"Queen.. " terdengar suara parau fida dari sampingku.. walau aku baru bangun, aku masih
bisa tau itu fida.. ya fida yang entah kapan ada disebelahku.. Aku masih mencoba
menyeimbangkan semua yang keliatan buyar dalam pandanganku.. Kepala yang berat
membuatku sulit mencerna sekelilingku dan membutuhkan waktu sangat lama untuk aku tau
kalau aku sudah dirumah sakit.. dan fida masih terisak dalam tangisnya..

---------------------
" hai fi " aku mencoba tersenyum kepadanya dengan sisa tenagaku.
" bodoh " dia masih menangis disampingku " dasar bodoh " dia terus menerus mengucapkan
kata itu. dan aku hanya bisa tersenyum membalasnya.. " aku takut tau.. udah berenti senyum "
" kenapa ?" aku menjawab lemah
" kalo kamu mati gimana ? udah jangan senyum lagi.
" yaudah aku cemberut ajah ya "
" iiih.. kamu nyebelin banget sih "
" iyaa maaf "
" janji nggak gini lagi yaa.. janji queen.. aku nggak mau kamu kenapa2 "
" iya fi, maaf ya,, udah nangisnya ?"
" bodoh.. "
" iya aku bodoh fi, jadi udah ya nangisnya " aku masih tersenyum lemah kepadanya " tadi
dokter bilang apa ?"
" katanya kamu udah baikan, jadi aku nggak perlu cemas "
" kuat juga ya aku "
" iih.. kamu.. awas ajah kalo gini lagi.. aku nggak bakal maafin kamu "
" iya fi.. udah yaa "
" iyaaa.. "
" tara.?" entah kenapa kata itu yang keluar dari mulutku saat itu dan fida hanya diam
membisu " jawab fi " dia masih diam dan perlahan berkata " dia tau " hanya itu yang fida
katakan.
" trus ?" aku seakan tak menepis perasaanku ke tara, yaa.. aku berharap banyak yang berakhir
kecewa.
" ya dia tau queen " dan hanya itu yang fida bilang, dan aku memilih mengurungkan niatku
untuk beratanya lebih dalam.. Karena itu akan menyakitkanku ya menyakitkanku.. Lebih baik
aku mengistirahatkan pikiranku, untuk saat ini kurasa..

--------------------
Sore yang indah, aku berharap salah satu dari yang aku harapkan ada disini menemani
malamku.. Tapi itu tak akan pernah terjadi karena aku memang sendiri dan sendiri.. Teman
kampus tak ada yang tau aku di rumah sakit, mereka hanya tau aku sakit demam begitupun
anda. Fida sangat mengerti apa yang aku rasakan sekarang, mungkin.. dan aku berterimakasih
kepadanya..

Dan lagi, terlalu banyak hal yang aku lakukan bersama mereka.. bahkan saat dirumah sakit
pun aku mempunyai kenangan dengan mereka dan sekarang aku ada dirumah sakit sendirian
tanpa mereka.. begitu menyedihkannya hidupku bukan, setidaknya dalam hal ini.. Jika dalam
hal keluarga aku bahagia tak apalah dalam hal ini aku menyedihkan setidaknya saat semua
orang membenciku, keluargakulah yang akan terus menyayangiku walau begitu buruknya
aku.. ya begitu buruknya aku.. mereka akan selalu ada untukku..

Quote: Memiliki segalanya tidak akan membuatmu istimewa dan bahagia.. Tapi, jika kau
memiliki seseorang yang menganggapmu lebih dari segalanya , itu yang membuatmu
istimewa dan bahagia..

karena orang tua menganggapmu segalanya dan rela mengorbankan apapun untuk dirimu..
bahkan menyerahkan seluruh hidupnya demi kamu.. maka.. jika ada yang tak berbahagia..
dia tak mensyukuri memiliki orang yang mecintai dan menyayanginya lebih dari hidupnya..

6.Kenangan
25-06-2014 16:45
" kapan aku bisa pulang ?" aku bertanya dengan nada bosen
" besok, kenapa ?"
" aku udah bosen fi.. lagian aku udah sehat "
" dokternya bilang besok ya besok loh, bandel amat sih "
" lama amat ya "
" kamu tuh bukannya nggak betah atau bosen, kamu kebanyakan kahwatir.. ya kan ?"
" aku beneran bosen fi "
" udah jangan ngeyel semua urusan udah aku beresin kok, kamu pulang nggak perlu ngurusin
apa2 lagi "
" nah loh, emang urusanku apa ?"
" tau deh.. " dia menjawab sekenahnya sambil tersenyum
" mulai deh " aku berkata sewot ke fida dan dia hanya tersenyum geli sambil mengupas buah
yang akan disuapnya ke aku.
" eh.. tapi luka di tanganmu gimana ya ?" dia berpikir keras memikirkan luka ditanganku "
oya.. alasan bekas infus bisa nggak ya " dia menjawabnya sendiri dan berulang beberapa
kali..
" queennnn.. "
" hemmmmm "
" bantuin mikir kek "
" nah loh, aku yang sakit ajah santai.. ngapain kamu yang rempong cint.. " aku hanya
tersenyum menjawabnya
" kalo nggak sakit udah aku tampol kamu "
" kalo gitu aku sakit ajah ya "
" iih.. apaan sih.. udah nggak usah mikir macem2 deh "
" iya deh iya.. mana buahku "
" PeDe, siapa yang ngupasin kamu.. ini buat aku makan sendiri "
" yakin nih ?" aku memasang wajah polos nan sedih
" iya deh.. aku nggak bisa nolak sama muka mu yang begitu " fida sudah menyiapkannya dan
memberikan potongan buah kepadaku, dan kamu melahapnya tentunya..
" kemarin kata suster kamu mimpi buruk ya ?" fida membuka percakapan kembali dengan
canggung
" nggak kok, cuma mimpi biasa "
" syukurlah.. aku pikir mimpi buruk "
" udah jangan banyak cemas, kayak emak2 nanti "
" aku bakal jadi calon emak loh.. kamu juga "
" semoga fi " raut wajahku berubah, karena aku tak berpikir akan ada yang bertahan disisiku
dengan kondisiku
" jangan gitu queen, aku ajah ada yang mau nerima.. apalagi kamu.. pasti banyak lah "
" iya banyak, nerima fisikku bukan diriku "
" ngomong apa kamu.. udah nggak usah dibalas.. pokoknya kamu harus nikah "
" iyaa iyaa.. bawelnya ngalahin aku lama ini "
" iya dong " dia tertawa lepas siang itu..

--------------------
Aku masih mengingat semua kejadian yang aku alami sampai malam ini, malam dimana aku
kembali pulih dari luka fisik yang aku alami.. Semua yang sakit telah kembali normal dan
aku bisa melakukan aktifitasku lagi besok.. Ya, aku normal.. nomal sekali kelihatannya..
namun aku rapuh, rapuh sekali didalamnya.. Aku terjebak dalam sosok yang aku tak mengerti
bagaimana dia akan bertahan menutupi sosok rapuh dalam diriku..

Terbesit semua senyuman dan hari-hari masa kecilku hingga ku dewasa, hari yang indah
untuk gadis desa sepertiku.. Keluarga indah yang sangat ku sayangi dan aku menangis saat
mengenang dan menulis ini ya saat ini juga aku menangis.
Gadis kecil dengan sejuta keceriaan dan keberaniannya kini menjadi wanita yang entah
mempunyai impian atau tidak.. Aku merindukan keluarga ku, sangat rindu.. rindu sekali..
Aya, Mama, Anda, Odi, Diar, mereka yang aku sayangi dan mereka yang hanya sanggup
membuat air mataku menetes dengan derasnya seperti sekarang.. Apa yang aku lakukan tak
akan sebanding dengan hadir mereka dalam hidupku, ya hadirnya mereka dalam hidupku
yang kelam.. Dan mereka memberiku bahagia yang sebenarnya.

Ijinkan aku menangis malam ini merindukan kalian dan benar-benar merindukan saat
bersama kalian yang tak bisa aku lakukan selama 2 tahun ini.. bahkan bagaimana bentuk dan
rupa kalian aku tak tahu jelas adanya.. Sementara dulu, aku bisa bercanda, berpelukan,
bermain dan melakukan apapun dengan kalian.. Walau itu kenangan kecil tapi sangat berarti
bagiku, dan mengertilah.. Hanya kalian kekuatanku bertahan hidup dari apa yang aku
lakukan.. ya apa yang aku lakukan hanya untuk kalian.. hanya kalian.. Dan aku semakin
terisak malam itu, bahkan saat sekarang aku mengulang memori indah dan pahit itu aku
masih menangis didepan layar komputerku, ya aku menangisi masa indahku dulu...

Jika boleh aku memutar waktu, bisakah aku memilih mengorbankan kuliah ku dan
menghasilkan uang.? dan apakah itu akan berhasil.? Terlalu kecilkah peluang sukses dikota
kecil kami.? dan bagaimana janjiku pada diriku untuk membawa adikku meraih janji
kehidupan yang lebih bersinar.? Bagaimana harapanku terhadap adik-adikku.? dan
bagaimana aku bisa menunjukkan dunia yang begitu luas dan penuh harapan serta impian
kepada mereka jika mereka tak bisa memeluknya.? yaa.. aku tak bisa memutar waktu, karena
mereka tak akan medapatkan apa yang aku harapkan jika aku tak menjadi seperti saat ini..
dan aku tak akan bisa memutar waktuku untuk terus menjadi gadis kecil yang bahagia.. tak
akan bisa..

Dan biarlah malam ini aku menghabiskan waktuku untuk mengenang semua kebahagiaan
yang pernah aku rasakan, Aku bisa bahagia dalam waktu yang lama dan kenapa aku tak bisa
menderita berlipat-lipat dari waktuku untuk bahagia.. Dan aku mempersiapkan diri untuk
segalanya malam ini.. Apapun yang akan terjadi kedepannya, semua ada alasannya.. Itulah
pembenaranku atas semua yang aku lakukan.. ya pembenaran yang akan trus aku lontarkan
saat mereka berkata buruk tentangku, bahkan saat mereka menganggapku hina atau ingin
meludahiku.. Aku sudah siap akan semuanya..

Aku mendekap tangisku yang pilu.. karena aku memang tak mengerti bagaimana cara
mengekspresikan tangis dalam kebebasan.. Aku hanya bisa menangis dalam pilu.. Dan
biarlah malam ini menjadi saksi atas tangisan piluku yang mendalam.. dan TUHAN, maafkan
aku memberikan warna abu-abu atas coretan hidupku.. walau aku tahu KAU tak pernah
mengenal abus-abu melainkan hanya mengenal HITAM dan PUTIH, tapi untuk saat ini
biarlah.. biarlah aku memberikan ke abu-abuan dalam kisahku.. Ijinkan aku saat ini
menorehkan berlembar bahkan beribu atau lebih dari itu cacatan dosaku padaMU.. aku
mohon.. biarkan aku yang brdosa atas semua yang aku lakukan dan biarkan aku menjalankan
perintah yang memang wajib aku jalankan.. Terimakasih TUHAN, dan aku tak pernah
menyesal, marah, menyerah bahkan mengingkari yang diberikan padaku dan aku
mensyukurinya dalam setiap peraduanku padaMU..

7.Aku Pulang
26-06-2014 14:23
Pagi ini aku sangat bersemangat dan mengembangkan senyum terindahku.. ya senyum
terindah yang akan mengubah segala yang ada dihidupku.. Peri manis tersembunyi dalam
iblis yang mendominasi.. Itulah diriku kelak.. dan aku akan membiarkannya beriringan dalam
hari-hariku.. Kini, aku bukan Queen yang dulu lagi.. Aku Queen.. ya queen.. queen yang
mempunyai banyak misteri dalam setiap yang aku lakukan karena aku mempunyai banyak
pikiran yang tak akan diterima oleh akal sehat..

-----------------
" nggak ada yang ketinggalan.? semua udah di packing ya ? apa lagi ya ?" fida bertanya dan
menjawab sendiri sedari tadi, sementara aku masih duduk di kasur.. dan memperhatikannya..
dia sangat lucu terkadang, ya terkadang..

" kayak banyak ajah yang dibawa.. pake takut ada yang ketinggalan " aku nyeletuk
sekenahnya dan dia hanya diam sambil berpikir..

" iya juga ya.. kayaknya udah beres semua nih "
" udah duduk dulu ajah, istirahat " dia menuruti perkataanku dan berhenti mengecek semua
isi tas yang hanya didominasi baju aku rasa.. " aku langsung balik kos ya " aku berkata
kepadanya.

" iyaa.. anda juga udah kangen sama kamu " dan aku terdiam, bagaimana kabar adik
manjaku.. " dia bolak balik tanyain kamu, trus mau dateng ke kosku, ya aku bilang nggak
usah, aku jelasin pelan2 ke dia.. tadi aku udah kasih kabar kalo kamu bakal pulang " fida
masih melanjutkan ceritanyaa..
" eh.. hapeku mana ya fi ? " aku bertanya kepadanya, entah kenapa baru terpikirkan hape
sekarang, mungkin karena pikiranku terlalu kacau akhir2 ini.

" ada sama aku, ada yang bolak balik tlp sama sms.. mungkin penting.. coba kamu cek " fida
mencari hapeku dalam tasnya dan memberikannya kepadaku sambil menggerakkan
kepalanya seperti mengisyaratkan ku untuk mengecek hapeku dan aku menerimanya " aku
tau kamu pasti bakal tanya kalo udah baikan, jadi aku bawa trus " dia menjelaskan dan aku
tersenyum..

Aku mengecek hapeku.. ya ini masih kartu yang sebelumnya, pantas saja tak ada sms atau tlp
dari orang lain selain dirinya.. ya dirinya yang menorehkan kenangan buruk malam itu.. Aku
tak sepenuhnya menyalahkannya atas apa yang terjadi padaku, karena itu juga keputusanku..
Jadi mungkin aku terlalu jahat jika sedikit membencinya, tapi aku tak bisa dan memang harus
membencinya.. ya harus..

Ada sekitar 50 panggilan tak terjawab dan 100 pesan yang tertampung di hapeku dan
sepertinya fida selalu menjaga batre hapeku karena masih full.. betah sekali dia mengganggu
dengan segala sms konyol darinya.. yang membuatku sedikit tersenyum pagi itu..
Quote: hei.. kamu pasti baca kan.? iya kan.? ah.. pasti mukamu mirip nenek sihir
sekarang Quote: aku nggak bisa makan, tidur, belajar, sampe eek.. balas sms ku dong.. kalo
perlu angkat tlpku.. Quote: udah tidur? pasti udah.. aku mau tidur, tapi takut mimpi indah,
soalnya aku mau mimpiin kamu Quote: plisss.. balas dong.. angkat
dong.. Quote: hei..hei..heiii... dodol banget aku.. >.<"
Beberapa sms darinya yang masih aku inget.. bahkan aku masih mengingat lainnya darinya..
dan dia memang benar dodol seperti perkataannya..

" dari siapa sih ?" fida tersenyum licik " hayoooo.. baru sembuh udah senyum2 sendiri "
" dari orang dodol fi " aku menjawab singkat dan masih membaca sms yang ada dan fida
hanya heran memandangku, membiarkanku menikmati sedikit hiburan hari ini..

----------------------
Hari kepulanganku dimana, fida ada untukku (selalu) dan kami telah berbagi hal yang tak
bisa dibayangkan oleh kebanyakan orang.. Biasanya pelacur itu terkenal sadis dan tak punya
hati.. Nakal dan selalu berlaku genit bak wanita penggoda yang memamerkan segala aset
yang dia punya.. Namun kami, yang aku dan fida berbeda.. Memang tetap seorang pelacur..
tapi setidaknya ijinkan kami menjadi diri kami sendiri, meraih semua apa yang kami
impikan.. dan biarlah ini menjadi rahasia kami ya kami..

Didalam taxi aku masih memikirkan betapa kasiannya dodol.. akhirnya aku memutuskan
membalas sms nyaa.. Sementara fida memilih diam.. ya setidaknya kami berbicara dengan
hati jika mau..
Quote: ada perlu apa.?
aku mengirim sms singkat kepadanya.. dan tak butuh waktu lama, langsung saja balasan
darinya sudah melesat ke hapeku..
Quote: eh.. ini beneran dibales ya.. kalau iyaa.. aku mau ketemu kamu boleh.?
Dan sepertinya memang dia aneh dan super aneh sekali.. aku membiarkan smsnya dan tak
membalasnya.. Dan dia pun sepertinya bersabar menunggu balasanku.. dan biarlah..

--------------------------
" kak queen " anda sudah dengan suara cemprengnya mengejutkan istirahat soreku " kapan
kakak balik.? kok nggak bilang ? kakak udah sembuh ? sakit apa emang ?" semua pertanyaan
dia lontarkan tanpa spasi dan titik koma.. dan aku hanya tersenyum saja menanggapinya.. "
kok mala senyum ?" dia heran menatapku
" abis tanyanya gerudukan.. satu2 dong "
" iyaaa.. yaudah cerita geh.. anda pikir kakak masuk rumah sakit.. "
" nggak kok, cuma kata dokter harus istirahat total.. kan kak fida udah bilang ke anda "
" iyaa sih.. cuma tiap anda mau ngomong sama kakak, kata kak fi kakak lagi tidurlah..
istirahat.. atau dia lagi nggak dikos.. kan anda bingung kak "
" sudahlaah.. yang penting sekarang udah balikkan "
" iyaa.. kakak udah makan.? mau makan apa.? mau jus nggak ?"
" makan apa ajah yang dikasih deh " aku tersenyum kepadanya " udah ganti baju dulu sana,
bauk. "
" diih.. yodah mandi dulu ajah deh.. nanggung kalo ganti baju "
" iyaa.. " dia beranjak meninggalkanku..

Aku masih berbaring dikamar.. kondisiku memang sudah benar-benar membaik dan aku
sudah bisa beraktivitas, tapi fida sudah meminta ijin untukku dikafe sehingga aku hanya perlu
fokus kuliah.. Dan tahukah.? Aku tak menjual diriku jika aku masih memiliki cukup uang
untuk keperluanku dan adikku.. Jadi, kisah kelamku tak akan banyak menjadi bahan sorotan
dalam cerita ini, karena dia merupakan bagian kecil yang teramat sangat menyakitkan yang
akan aku bagi dalam cerita ini, berdampingan dengan bagian kecil lain yang juga
menyakitkan.. karena dalam hidupku aku sudah menanamkan pemikiran.. "Ini tentang
hidupku, bukan diriku" dan silahkan menerka apa dibalik kata itu...

-------------------------
Dan sore ini aku berbagi cerita dengan anda, agar dia tak kahwatir dengan kondisiku,.
Semoga.. Semoga dia tak pernah tahu kisah yang aku alami.. yaa.. Aku berusaha tegar dengan
segala kesenduhan dalam hatiku dan aku berusaha menjadi queen ya queen yang penuh
senyum dan tawa bahagia...

8.Aku "baik-baik" saja


02-07-2014 14:49
Tak ada yang salah denganku setelah kejadian itu, bahkan aku masih seperti biasa.. yaa.. aku
masih sama.. hanya saja ada yang hilang dari hidupku.. seyum tulus, mata yang bercahaya
dan orang yang mencintaiku.. Sedikit coretan dosa tak membuatku menjadi seseorang yang
lebih buruk.. justru aku tetap menjadi diriku.. ya diriku..

Tak perlulah aku jelaskan bagaimana kepahitan yang harus aku rasakan dalam amsa sulitku,
anggap saja kalian bisa merasakannya walau tak bisa.. karena aku sudah terlalu lelah untuk
mengulang luka yang ingin aku tutup rapat walau tak bisa. Dan aku terima apapun yang
orang katakan tentang ku karena benar adanya aku seorang kupu2 malam, pemuas nafsu para
lelaki yang mempunyai uang lebih

Anggap saja keluargaku dalam keadaan baik-baik saja karena aku belum melanjutkan profesi
baruku.. Sementara dikampus tara tak menyapaku sama sekali, bahkan melihatku juga tidak,
untung saja dia tidak meludahi atau menganggap hina diriku dengan tatapannya, dia bersikap
cuek seperti kami tak mengenal dan tak ada apapun diantara kami.. sesekali teman bertanya,
ada apa aku dan dia, aku hanya menyunggingkan senyum kecil dalam bibirku dan menjawab
"nggak apa, kami baik2 aja" terkadang hati kecilku ingin berontak dan berkata "aku tidak
baik2 saja, tolong berhenti bertanya" tapi apa daya.. aku tak bisa ya memang tak bisa..

Bahkan sekarang aku terpaksa menumpang dengan fida untuk ke kerjaanku, miris sekali ya..
untung saja fida mau membagikan tumpangannya dan dengan senang hati menjemputku..
terimakasih teramat dalam untukmu sayang..

Dengan profesi baruku sebagai seorang pelacur, tak menjadikan ku TOP di kalangan pelacur
lainnya karena memang aku tak mau, aku bukan menjadikannya pekerjaan tetap aku hanya
menjadikannya pekerjaan dikala aku membutuhkan yang lebih dan selama aku mampu aku
tak akan mengulangnya.. dan fida menghargainya bahkan sangat mendukungnya.. walau
kadang akibat pergaulan dengan wanita seperti kami akan berdampak buruk dalam ucapan
dan prilaku dia tetap saja tak menularkannya padaku.. Tapi terkadang dia bercanda
kepadaku..

" yakin nggak mau gabung ? " dia menggodaku


" buat apa ?"
" kalo gabung kamu bakal jadi kelas 1 loh ?"
" apaan sih kamu ?"
" lumayan loh, kelas 1 bayaran mahal tapi kamu sama ntar digerayangin sama om2.. hiiii "
dia mengegrakan badannya seakan geli menjadi jijik.. dan aku hanya tertawa..
" yodah kamu ajah, aku ogah "
" diiih.. aku juga ogah tau "
" gitu pake nawarin aku "
" iya deh.. iyaaa " dia menyerah..

Dan dia memang bisa mencairkan suasana bahkan terkadang dia mau berkata bahwa
pelanggan pertamaku tidak mungkin belum pernah melakukannya karena aku sampai
demam.. bahkan dia sempat berkata dalam gurauannya..

" emang besarnya seberapa sih ?"


" nggak tau "
" nggak mungkin.. berapa queen ?"
" apaan sih kamu.. rempong "
" nggak apa dongs sekali2, ayoo jawab dong"
" kenapa emangnya ?"
" aku penasaran banget kenapa kamu sampe sakit.. pasti gede banget punya dia atau kamu
yang kekecilan ya " dia berkata sekenahnya
" anggap ajah punyaku yang kecil "
" trus punya dia gede ya makannya jadi demam "
" sialan kamu "
" diiih.. mulai deh judesnyaa " dia tertawa puas
" suka banget mancing2 kamu yaaa "
" abisnya.. buat penasaran "
" yodah sana tanya trus cobain sendiri ajah "
" boleh.. mana sini nomernya "
" tuh ambil ajah dihape " aku berkata sekenahnya ke fida
" eh.. masih kamu simpen ya ?" dia bertanya heran, seketika aku tersadar bahwa aku
menyimpan nomernya dan kadang membalas sms konyolnya dengan hanya berkata " ya" " gk
" " udh" dan hal singkat lainnya tanpa dia menyerah, tapi ah sudahlah...
" iyaa.. ambil ajah sana "
" kamu nggak apa queen ?"
" maksudmu ?"
" kamu nggak punya niat jahat kan ?"
" maksudnya ?"
" buat apa kamu simpen nomernya ? mau kamu kerjain ? mau kamu santet ? "
" nggak lah.. kurang kerjaan amat aku "
" ehmmmm.. berarti mau kamu pacarin ya " dia menggodaku
" itu lagi, ya jelas nggak.. "
" trus ?"
" buat punya2an ajah " jawabku sekenahnya " udah aaah.. lagi libur kok bahas dia.. tidur
siang dulu yaa.. "
" diiih.. nih anak mala tidur "

Aku diam dan memejamkan mata, terkadang aku mengenang masa pahit itu dalam diamku..
setidaknya fida tak mengetahui berapa besar kepahitan yang ada dalam diriku, dia mencoba
menghiburku menjadikan kenangan pahit sebagai bahan lucu untuk dikenang.. kadang itu
berhasil untuk sesaat namun terkadang itu tak berhasil.. Kami terkadang bersama dihari libur,
dia sering ke kosanku dan terkadang membawakan anda makanan dan tentu saja anda senang
dan terkadang membandingkanku dengan fida.. Tapi aku tak masalah dengan itu, agar anda
tau bahwa tanpa aku kelak dia masih bisa beradaptasi dan benar saja.. dia bisa nantinya..

Dan biarkan mereka berpikir aku baik-baik saja untuk batas waktu yang tak bisa ditentukan
dan untuk waktu yang akan terulang kembali nantinya.. segala kesalahan yang akan
membuatku semakin hina dan kotor.. dan aku akan menjalankannya tanpa paksaan.. karena
aku harus..

Terkadang ada yang berkata, kenapa tak mencari pekrjaan sampingan ?


Kenapa tak mencari penghasilan lain ?
Masih ada jalan lain selain menjual diri ?
Kenapa tak menjual rumah kan masih ada rumah yang bisa dijual ?
Kenapa tak berhenti kuliah dan kerja ?
Kenapa dan kenapa tak mencari solusi lain selain menjual diri..

Dan aku akan menjawabnya dengan lantang kali ini, untuk kalian yang tak mengerti sisi
kelam dari hati si pelacur.. sisi hina dari hati si pelacur bahkan kesakitan yang terkadang
menyedihkan dari hati si pelacur..
yaa.. pelacur ini kali ini berbicara dengan lantang.. lewat tulisan yang dia torehkan dengan
segenap kekuatannya membuka memori-memori yang ingin dia lupakan dan menguburnya
dalam senyap malam..

Pertama, aku sudah melakukan pekerjaan sampingan ketika aku mengetahui kondisi
keluargaku seperti apa, bahkan adikku pun ikut berusaha melakukan pekerjaan sampingan
sementara pendidikan yang kami ambil negeri yang mempunyai prestasi bagus dan
mengharuskan kami meluangkan waktu dari pagi hingga sore untuk belajar namun kami
masih tetap melakukan pekerjaan sampingan untuk keluarga kami. apakah kalian masih akan
bertanya lagi ?
Dan seterusnya.. jalan lain.. bukan kah aku dan adik bahkan keluargaku berusaha dengan
semampunya menempuh jalan lain yang lebih baik.. yaa lebih baik jika aku bersabar tapi aku
tak akan bersabar untuk kesakitan mereka.. jadi jangan halangi jalanku..
Kami sudah menjual semua yang kami miliki, ya semua tanpa sisa kecuali rumah.. bisakah
kau bayangkan jika kami menjual rumah dan mengontrak, kemudia uang juga habis dan jika
kontrakan habis apa yang harus kami lakukan.? apa keluargaku harus tidur dijalanan dan
mengais-ngais sisah kehidupan karena tak sanggup membayar kontrakan, terkesan mengada-
ada memang tapi aku tak akan tega membiarkan ibuku ditagih dengan kasar atas kontrakan
rumah yang harus ditanggungnya jadi biarkan kami memiliki rumah tetap untuk bernaung
walau hanya memakan tempe goreng setidaknya kami merasa aman untuk tempat berteduh
kami.. dan beban pikiran keluargaku semakin berkurang karena tak harus memikirkan
kontrakan rumah..
Jika aku tak kuliah dan hanya lulusan smk dikota kecilku apa yang bisa aku lakukan, bekerja
di toko atau menjadi honorer atau menjadi pegawai swalayan dan apakah itu akan cukup
dengan adik-adikku yang akan membutuhkan biaya ekstra dan aku menghambat hidupku
dengan uang yang bisa aku peroleh sembari kuliah.. it kenapa aku memutuskan kuliah karena
uang yang aku dapat dari paruh waktu lebih banyak dari pada aku lulusan smk yang bekerja
dikota kecil yang tak mempunyai lapangan pekerjaan yang menjanjikan bahkan untuk
berwira usaha aku tak berani karena tak ada modal..

9.Harapanku
04-08-2014 12:01
Aku tak begitu mengingat kejadian di masa laluku, karena saat dimana aku harus berjuang
menahan segala sakitnya telah aku lupakan.. ya aku melupakan.. dan jika ada yang bertanya..
" punyakah kau kenangan saat kuliah ? punyakah kau kenangan indah didalamnya ?" aku
akan otomatis mengambil beberapa kenangan yang memang aku ingat dan membuang kisah
sedih dalam hidupku.. Tapi, bagaimanapun kisah itu sebagian dalam hidup dan membentuk
diriku yang baru.. sampai saat ini.. dan membekas tajam..

--------------------------
Entah apa yang merasuki hati nuraniku, saat semua tak ada lagi disisiku.. Tara yang menjauh
dari diriku yang kotor, reza dan tama yang menghilang dengan tiba-tiba.. dan aku yang
sendiri dalam kisah cintaku.. Aku masih mengecek emailku, aplikasi chat ku, semua yang
berhubungan dengan reza.. dan entah apa yang ada dibenakku di minggu pagi yang kelam ini
aku berusaha menghubungi kembali nomer hapenyaa.. dan...

Quote:

" halooo " terdengar sosok wanita dari ujung sana.. dan seketika jantungku hendak
berhenti.. wanita.. siapa ini.. dan kenapa wanita yang mengangkatnya.. pacar ? istri ? atau
apakah dia ini.. aku memilih menguatkan diri untuk menjawab sapaan yang terdengar
berulang ulang "haloo.. halooo.. halooo "
Dan dengan sedikit perasaan gugup aku menjawab perlahan..
" halo.. reza nya ada mbak ?"
" ini siapa yaa ?" terdengar kebingungan dari suaranya.. dan semakin membuatku takut "
halo.. ini siapa ya ?" dan aku masih berusaha untuk menjawabnya..
" ini queen.. temennya reza mbak.. rezanya ada ?" aku menjelaskan lembut..
" queensha ? ini queensha ya ?" dia terdengar seperti terkejut dan sama sepertiku yang
terkejut dalam kejauhan..
" iya mbak.. rezanya ada ?"
" kamu bisa main kerumah reza queen ?" kali ini dia justru menawarkanku main kerumah
reza, hal yang sama sekali tak pernah aku bayangkan sebelumnya.. melihat wajahnya saja
aku tak pernah, dan ini justru main kerumahnya.. ada apa dengan semua ajakan ini ? aku
tak sempat bertanya dan berpikir saat itu yang aku tau aku merasa bahagia bisa bertemu
dengannya..
" eh.. bisa mbak " aku menjawab dengan gugup..
" kamu dimana ini queen ?"
" saya di kos " jawaban polos yang keluar dari mulutku..
" bukan, maksud saya kamu dikota mana ?"
" ooh.. maaf mbak.. saya di S** "
" bener perkiraanku.. yaudah kalo kamu bisa siang ini main kerumah reza ya.. naik taxi ajah
kesininya.. nanti aku sms kan alamatnya ke nomer ini.. makasih ya queen "
Tanpa basa basi, obrolan kami berakhir dengan apa adanya.. Harapan yang selama ini
terpendam akan tuntas siang ini, baru saja aku masih berkhayal indah.. benar adanya hapeku
berbunyi dan menandakan sms dari orang yang menjanjikannya padaku.. Aku membuka dan
membacanya.. Alamat yang kiranya hanya dihuni oleh orang-orang yang mampu tinggal
disana dan aku akan kesana dengan apa.. tak mungkin aku kerumah orang yang membantuku
dengan ala kadarnya.. namun untuk tampil cantik bahkan anggun aku tak bisa.. Kecuali, baju
pemberian tama yang aku jaga dengan baik sampai saat ini masih tersimpan rapi di lemariku..
Dan benar saja aku seperti akan peri kencan dengan orang yang aku nantikan selama
hidupku.. Sibuk mempersiapkan segalanya..

Bahkan aku meminta fida untuk datang kekosan ku membantuku mempersiapkan diriku yang
sebenarnya tak perlu bahkan terlalu berlebihan ku rasa, tapi.. dia dengan senang hati ada
disampingku saat aku bahagia (dia bahagia) saat aku bersedih (dia bersedih) dan kami seperti
saling melengkapi..

" emang mau ketemu siapa sih ?" dia bertanya menggodaku
" temen fi "
" alaah.. boong.. mana ada ketemu temen sampe sebegininya " dia masih mencoba
menggodaku
" yodah kalo nggak percaya "
" ya jelas nggak lah.. apalagi aku sampek dipanggil kesini buat nemenin kamu ritual ini itu..
kayak mau nikahan ajah rempongnya "
" udahlaah.. ikhlas loh "
" tuuuh.. pinter amat kalo ngeles kamunya " dia sedikit ngambek
" ilang cakepnya kalo cemberut gitu " aku menggodanya
" mau apa juga aku tetep cakep kok " dia berkata cuek
" diiih.. dasaaar " aku hanya tertawa kepadanyaa..

Dan kami seperti wanita lain yang sedang kasmaran, lebih tepatnya aku.. Fida bersama ku
siang ini memanjakan diri dan membersihkan diri dikosan.. sementara anda, kubiarkan dia
menikmati masa mudanya bersama temannya.. Karena dia pantas mendapatkannya dan aku
rasa dia butuh kesenangan sejenak karena terlalu mengejar nilai untuk beasiswa agar kami
bisa memenuhi kebutuhan kami.. Hari ini senyumku mengembang penuh ketulusan..

" jangan yang itu, kependekan roknya.. "


" masak sih ?" aku masih berpikir sambil melihat bawa rok ku
" kan kamu mau kerumah bukan jalan diluar, agak panjang dikitlah.. bakal ketemu ortunya
juga kan " fida menjelaskan, kalau urusan ini dia lebih pintar sepertinya " eh.. tapi kamu
dijemputkan ?" dia bertanya kepadaku dengan tatapan polosnya
" nggak, aku naik taxi kesananya," aku menjawab santai
" laah ? kok naik taxi.. harusnya dijemput dong.. nanti kamu dikira cewek apa lagi main
kerumah cowok sendirian "
" maksudnya ?" aku bertanya polos ke fida
" logikanya cuma cewek ganjen yang main kerumah cowok queen.. nah masak kamu nggak
dijemput "
" diiih.. kamu mikirnyaa.. mbaknya yang suruh aku kerumahnya naik taxi.. jadi mungkin dia
nggak bisa jemput fi " aku berkata lembut
" yodah terserah, awas ajah kamu dipermaluin.. aku bakal balas mereka "
" laah.. kalo dipermaluin ya biarin ajah lah " aku menjwab santai
" nggak bisa dong, harus bikin perhitungan "
" nih anak.. bikin perhitungan sama ajah nunjukin kita sama kayak mereka.. udah aah.. mikir
positif ajah.. lagian jadi yang ngerti lebih baik dari yang membalas atau membenarkan.. " aku
masih mencari-cari baju untuk ku pakai..
" Nah.. itu kayaknya bagus queen "
" yang mana ?"
" itu yang barusan kamu keluarin sebelum yang kamu pegang, corak merak marun sama pink
"
" yang ini " aku mengambil baju dari atas kasurku
" iyaa.. coba, kayaknya juga panjang.. "

Dan aku mencobanyaaa...

"nggak usah pake kaos dalam queen "


" nggak ah.. nanti nerawang "
" nggak loh.. bagusan nggak pake, kesannya lebih rapi, tapi ya tetep pake sot lah "
" gila ajah nggak pake sot, kalo ngangkang keliatan semua entar "
" emang kamu mau ngangkang2 didepan mereka " fida tertawa sambil mencontohkan duduk
mengangkang " yang ada bakal diusir kamu "
" kamu ajah deh pake ngangkang sana.. " aku membalasnya dengan bercanda dan masih
memakai baju yang disarankannya
" naah, gitukan bagus.. sini dirapihin dulu " dia beranjak dari duduknya dan merapihkan
bagian baju yang terlihat kusut. " ini nggak pernah kamu pake ya ?"
" iyaaa.. " aku menjawab singkat
" kenapa ? padahal bagus loh.. pas lagi sama kamu.. warna kesukaan kamu juga kan ?"
" nggak apa fi.. sayang ajah.. " aku masih memandang dirku dikaca kamarku, yaa aku terlihat
anggun dan mempesona saat ini, setidaknya dimataku dan fida..
" nah.. udah rapih.. sekarang tinggal dempul mukakmu ajah nih "
" jangan tebel2 laaah " aku protes sebelum dia membuat wajahku seperti lenong
" kamu nggak perlu didempul banget.. cuma dibedakin dikit ajah sama pake pelembab bibir
ajah udah cukup."
" yakin ?" aku bertanya heran
" eh.. tambahan maskara dikit ajah deh biar bagus bulu matanyaa "
" okee.. jangan tebel2 yaaa.. "
" yodah sendiri ajah sana bedakannyaa "
" diiih... ngambek "
" yaa abisnya kamu.. dandanin orang bisa, dandani diri sendiri nggak bisa "
" yaa gimana lagi, udah nasib "
" udah pake sendiri sana, nanti aku yang komentari "

Dan aku terpaksa melakukannya sendiri, setidaknya fida sudah membantu dalam urusan lain..

" lehernya jangan lupa, nanti kayak hantu " dia tertawa cekikikan membayangkan warna
wajah dan leherku berbeda
" iyaa bawel "
" maskaranya pake waterproff ajah.. trus buat bibir pake yang biasa ajah. jangan mengkilap
atau berwarna "
" iyaa.. bawel amat sih.. " aku masih menyelesaikan saran yang dia lakukan.. dan sepertinya
tak butuh waktu lama.. aku sudah siap dengan saran yang dia berikan..
" gimana ?" aku berbalik ke arahnyaa dan dia cuma diem ajah.. buat aku sebel. " heh.. gimana
fi ?" aku mulai tak sabar melihat tingkahnyaa
" cantik " dia berkata sambil tersenyum.. " sekarang rambutnya dibiarkan ajah tergerai, pasti
lebih cantik..
" nggak diapa2in nih ?" aku bertanya kepadanya
" ngapain, rambutnya kan udah lurus trus hitam ya udah biarin ajah gitu.. cantik dibiarkan apa
adanya.. nggak usah dipoles.. sama kayak mukamu "
" serius fi ?"
" iyyaaa... udah pede ajah "
" kalo jelek gimana ? berantakan ?"
" justru itu yang jadi daya tarik.. udah aku tlp taxi nih.. "
" eeh.. jangan dulu "
" udaah nanti nggak pergi2 kamu.. " dia sudah beranjak keluar kamar dan menelepon taxi..

Aku masih gugup didalam kamarku.. Kulihat sepasang sepatu yang dibawahkan fida
kepadaku.. warna merah.. bagus sekali.. warna kesukaanku.. dan fida sepertinya memang
membantuku menyiapkan hal ini.. entah karena dia tau aku pantas merasakan bahagia setelah
masa sulitku.. atau entah karena dia terlalu bersemangat karena mengetahui aku merasakan
kencan pertama, walau hanya sekedar disuruh main kerumah reza.. Dan aku tak cerita
sepenuhnya kepada fida, hanya beberapa bagian yang memang dia layak tau.. Seperti kepada
kalian yang membaca ini, hanya beberapa bagian yang memang ingin ku ceritakan..

-----------------------------
Dan.. hari ini hidupku bak sinetron yang penuh dengan segala kebetulan yang terjadi di
kehidupan nyata.. Terlihat konyol memang, namun itulah adanyaa.. Aku bahagia diatas
ribuan derita dalam hdupku.. Aku tak menangis sepanjang hari, tak mendapat masalah
sepanjang hari namun aku mempunyai kisah kelam sepanjang perjalanan hidupku.. Bhkan
kisah kelam itu tak lengkap tanpa kisah sedih pengiring romansa cintaku..

Berharap menjadi puteri dalam dongeng yang akan bertemu pangerannya mesti tak dijemput..
Mendambakan saat bersamanya walau hanya sesaat, dia yang memiliki ruang dalam hatiku
meski tak pernah kulihat.. Manusia saja bisa mencintai TUHAN nya yang tak berwujud,
kenapa aku tak bisa mencintai manusia yang belum aku lihat.. Memang cinta ini sedikit gila
dirasa, namun cinta dalam hatiku sudah terbagi untuk beberapa lelaki yang pernah mengisi
hidpku.. Jika aku salah.? Maafkan, tapi memang benar adanya.. Aku bukan wanita sempurna
yang jatuh hati dengan satu lelaki.. Namun, aku wanita biasa yang jatuh hati dengan mereka
yang pernah mengisi hidupku.. Ada saatnya aku akan bertahan dengan satu hati dan
menetapkan pilihan.. Tapi saat ini.. Biarlah aku menikmati keegoisan dari yang pergi
menyambut yang datang kembali.. Harapanku...

10. Perjumpaan (tama)


04-08-2014 13:11
Membuka lembaran ini, membuka luka kehilangan kedua kali nya dalam hidupku..
Kehilangan anugrah terindah dalam diriku dan kehilangan anugrah terindah dalam hidupku
yaitu kamu.. Dalam untaian kata diawal kalian pasti sudah tau apa yang terjadi, ya lagi dan
lagi aku kehilangan.. Seakan hidupku tak ada habisnya dalam derita sesaat..

Sekali lagi.. Aku tak setiap hari menangis, Aku tak setiap hari menderita, Aku tak setiap hari
bersedih bahkan Aku tak setiap hari bermasalah.. Tapi, dalam kesempatan aku menangis,
menderita, bersedih, bermasalah itu mengubah segala harapan indah dalam hidupku..
mengubah semuanyaa.. dan membuatku berpikir " Apa lagi yang harus aku lalui untuk
mempertahankan kesabaranku TUHAN ? " Dan benar saja.. banyak yang harus aku lalui
untuk bersabar.. karena sabar tak pernah berbatas.. orang yang berkata sabar ada batasnya,
sesungguhnya dia tak mengerti apa itu sabar.. dan bijaklah dalam mengambil sikap atas
sabarku kelak..

-------------------------
Bak putri dari negeri dongeng, seperti namaku.. Ratu, aku mengenakan pakaian terbagusku
( sebenarnya pemberian Tama ) dipadukan dengan sepatu merah dan tas merah marun yang
anggun.. Aku sedikit gugup, namun fida meyakinkanku.. Karena sejatinya aku harus
mengetahui segala kenyataan, jika memang reza telah dimiliki oleh yang lain, maka hal itu
harus selesai sekarang juga agar aku tak bermain dengan pemikiranku sendiri.. Dan aku
memantapkan hatiku, apapun yang terjadi aku akan melaluinya dengan bahagia hari ini.. dan
aku memang pantas bahagia untuk segala alasan..

Aku gugup didalam taxi, menerka-nerka apakah sudah dekat atau masih jauh..
memperhatikan tampilanku.. dan aku selalu berkata dalam hatiku " Percayalah.. kamu terlihat
baik " dan aku benar-benar baik-baik saja untuk fantasiku sejenak.. Aku tak memperbolehkan
pemikiran negatif merasuk dalam diriku karena akan membuatku dalam keadaan yang tak
baik.. Dan aku justru berpikir bahwa aku akan bertemu dengan dia yang memang aku ingin
temui untuk sejenak.. ya aku ingin memandangmu dalam diam untuk sesaat.. dan TUHAN
ijinkan aku menikmati seberkas kenangan bahagia bersamanya untuk sesaat walau hanya
lewat pandangan yang terekam..

Dan tanpa terasa aku sudah berada dialamat yang diberikan kepadaku.. Berdiri bangunan
kecil dengan halaman yang luas ditengah-tengah bangunan kokoh.. terlihat asri dan berbeda..
dan aku menyukainya.. karena mengingatkanku pada rumah dikampungku.. Kupastikan aku
siap masuk kedalam rumah ini, yaa aku harus siap masuk.. Aku memberi kabar kepada dia
yang mengundangku.. ya sedari tadi aku selalu memberinya kabar dan sepertinya dia
menginginkanku datang kesini saat ini juga.. atau mungkin terlambat aku menghubunginyaa..

Aku masih berdiri diteriknya matahari siang kota panas ini, namun tak membuatku menjadi
hitam hanya saja sedikit berkeringat dan aku sudah tak memikirkannya karena terlalu gugup..
Dan aku melihat sosok wanita cantik dengan senyum indah mengembang keluar dari rumah
mungil ini.. ya TUHAN dia cantik sekali, dan aku berani bertaruh, dia menghabiskan uang
banyak untuk merawat wajah dan tubuhnya, bajunya saja sudah terlihat bagus sekali..
sementara aku gadis desa yang masuk ke kota dengan menggantung janji kehidupan lebih
baik lagi..

Wajahnya begitu cantik bahkan saat terkena matahari tetap cantik sekali.. dia membuka
gerbang dan berkata padaku..
" panas ya queen.. maaf ya lama.. yuk masuk " dan begitu ramahnya dia.. pujaan setiap
lelaki.. dan aku hanya tersenyum tolol sambil menganggukkan kepala mengikuti langkahnya
menuju kedalam rumah.. Dan kalian bisa bayangkan gadis desa masuk dalam sebuah rumah,
pasti memandang kesana kemari, hanya saja bedanya aku memilih diam dan saling
memegang tanganku berjalan mengikuti wanita yang membimbingku.. Dan sampailah kami
diruangan yang disebut ruang tamu.. Aku hanya terduduk diam disana.. aku tak tak apa yang
dipikirkan wanita itu, sedari tadi dia mengajakku berbicara aku hanya melontarkan beberapa
kata saja.. Entah apa yang terjadi denganku, namun dia tetap begitu ramah terhadapku dan
tidak memandangku sombong atau kampungan.. dan aku bersyukur untuk ini TUHAN..

Dia membawakan ku minuman.. jus sirsak, seperti sudah dipersiapkan untuk kedatanganku..
Dan sepertinya dia sudah tau sebagian dalam diriku..

" kamu suka sirsak kan ? ini aku buatin, tapi nggak tau enak apa nggak ? coba diicip ?"
" eh.. iyaaa.. " aku berkata dengan senyum canggungku
" ayoo diicip kak " dia memanggilku kak dan semakin membuatku heran.. namun apalah
artinyaa.. akhirnya aku meminum jus yang dibuatkannya dan meletakkannya kembali tanpa
berkata.. namun dia memandangku dengan lekat.. sementara aku seperti orang bingung..
" gimana kak ?" dia bertanya
" eh "
" iyaa.. rasanya gimana ?"
" oh.. enak kok.. enak banget " aku tersenyum kepadanya dan sudah mulai bisa membiasakan
diriku
" waaah.. padahal susah juga buat jusnya.. untung ajah kakak suka "
" iyaaa " aku tersenyum melihat ketulusannya,

Dan hal ini semakin membuatku bingung akan semuanya..


Apa tujuanku disini ?
Kenapa aku harus ada disini ?
Dimana reza ?
Dan kepana wanita ini tidak membahas tentang reza ?
Dan kenapa dia begitu baik terhadapku ?
Apa maksudnya semua ini ?
Dia banyak bercerita kalau reza sering menceritakan tentangku, bahwa aku wanita yang
mampu membuatnya tertarik dengan wanita semasa hidupnya dan bahwa aku wanita yang
mampu membuatnya mengukir senyum indah.. Dan betapa bahagianya dia mengenalku
bahkan dia sering berkata kepada wanita ini bahwa dia harus menjadi diriku.. Dan apa dibalik
semua ini..

Dia terus bercerita dan membahas tentangku bahkan senyuman selalu terukir diwajahnya, dan
tak ada tanda-tanda kehidupan lain dirumah ini.. Aku hanya berusaha menjadi diriku dalam
situasi seperti ini, menemaninya berbicara dan sesekali menjawab pertanyaan yang memang
dia tanyakan..

Dan.. seperti terdengar sayup suara motor dari depan rumah.. Seketika ekspresi wanita yang
ada dihadapanku berubah menajdi rona bahagia sekali..
" nah.. yang ditunggu udah pulang kak " dia berkata dengan senyumnya yang ringan.

ya TUHAN.. apakah ini nyata.?


apakah ini saatnya aku bertemu dengannya ?
apakah ini sungguh nyata.?
Jika iya, hentikan waktu saat aku bertemu dengannya agar aku bsia memandangnya sepuas
hatiku ini TUHAN..
aku menangis dalam hati entah itu bahagia atau sedih dan entah apalah namanyaa..
aku serasa akan membeku di sofa ini saat ini juga saat mendengar derap langkah memasuki
rumah..
terasa semuanya hening hanya kedatangannya yang aku harapkan..
dan terasa semua yang ada dipikiran ku lenyap..
angan akan melakukan bertanya atau apapun saat bertemu dengannya lenyap seketika
membeku dalam kebisuanku menanti kedatangannya memasuki rumah ini..
yaa.. rumah untuk pertemuan yang selama ini aku harapkan..
rumah yang menjadi saksi kisah sedih keduaku dan rumah dimana harapan bahagia itu ada..

" lama amat sampeknya kak.. dibilang cepet juga " dia berkata ke sosok yang mungkin
sekarang sudah ada disekitar kami..

Dan aku menoleh kearah sosok yang diajaknya berkata.. begitupun sosok itu.. Saat itu aku
sadar bahwa ada sesuatu yang selama ini aku pikir hanya kebetulan semata, namun ternyata
aku yang tak tahu bahwa ini nyata.. Dan aku mengaitkan dengan segala kebingungan yang
ada hari ini..

Sementara aku dan dia saling bertatap.. dan hening yang ada dalam kerinduan ini.. Dia yang
aku harapkan ternyata pernah hadir dalam hidupku.. Sejenak pemikiran ku menuntunku untuk
kejadian manis yang pernah terukir olehnya.. Dan benar saja aku menguntai air mata saat
mengingat waktu bersama dengannya hinggah perjumpaan tak terduga ini bahkan saat
menulis ini pun aku masih mengalirkan air mata.. Entah apa makna dari air mata ini, aku pun
tak mengetahuinyaa..(Tama)

Dan..
Biarkan kebisuan kami memberitahukannyaa.. Biarkan kisah ini berjalan dengan kehendak
TUHAN... karena TUHAN punya rencana dibalik rencanan manusia...

11.Dia Pegi - Dia Datang (reza)


04-08-2014 16:09
Aku berada diposisi yang tak pernah aku tau dalam hidupku.. Dan baru aku sadari ternyata
kisahku seperti sinetron yang terlalu banyak kebetulannya tapi itulah adanya.. Dan memang
adanya..

----------------
Kebisuan masih menghiasiku..
Aku duduk dikasur yang biasa digunakan reza untuk tidur..
Kulihat sekeliling kamar yang dia gunakan..
Bersih rapi dan sama seperti yang dia ceritakan kepadaku..
yaa sedikit foto aktifitasnya tanpa dirinya bisa aku rasakan..
Aku mengamati sekitar..
Kuraba dan kurasakan dia ada disini saat ini..
Kenapa dia tak suka menyimpan banyak kenangan lewat foto.? Dan sekarang aku tau
alasannya.. Karena akan sangat menyakitkan bagiku mereka yang menyayanginya jika
ditinggalkan olehnya.. Dan begitupun aku.. Bahkan aku tak pernah mengerti sosoknya, dan
itu sudah cukup menyakitkan kehilangannya.. ya sangat menyakitkan..

Ku pandang satu foto di sisi meja yang biasa digunakannya untuk chat denganku.. Foto itu..
Fotoku.. dengan senyum lebar dan manisku.. Masih teringat olehku saat memberikan foto ini
ke dia..
Quote: aku : aku baru tau kalo aku lucu loh..
reza : laah.. kok bisa.? -.-a
aku : iyaaa.. tadi pas makan bareng temenku diem2 ambil fotoku pas lagi senyum lebar..

reza : cakep nggak ?

Aku : kan udah dibilang lucu -.-a kalo cakep udah permanent dongs

reza : mana sini liat.. aku kan nggak ada foto yang natural.. cepet sini kirimin..
Aku : sabar kenapa. -.-a nih, aku kirim.. ( aku pun mengirimkan foto kepadanya )
reza : hahahahaa.. asli sumpah lucu banget muka mu.. hahahhaaa...
Aku : malah diketawain -.-a

Dan obrolan kami berlanjut seperti biasa...


Gadis manis dengan mata sipit, hidung pesek, bibir tebal kecil tersenyum lepas
memperlihatkan giginya yang besar dan putih berbaris rapih.. Memang hanya bagian wajah
saja yang difoto namun senyum itu begitu mempesona baginya.. da senyum itu menawarkan
sejuta keikhlasan baginya yang semakin menambahkan benih cinta dalam hatinya.. yaa reza,
jatuh cinta pada sosok yang tanpa sadar membuat hidupnya lebih berarti, membuat hidupnya
berwarna dengan celotehnya.. dan aku tak pernah menyadari, ternyata aku sangat berarti
baginya saat itu, saat dia masih bisa ku gapai dan ada di hidupku.. Namun apa daya..
sekarang hanya ada penyesalan yang tak akan sanggup aku lepaskan..

Semua yang ada diruangan ini, benar-benar membuatku menyadari akan sosok reza, reza
yang hadir mengisi hari-hariku lebih dari apa yang aku bayangkan.. Dan kalau kau bisa
membaca semua yang aku utarakan ditulisan ini.. Aku menangis dalam diamku mengenang
semua tentangmu.. bahkan dihari dimana aku berharap akan berjumpa denganmu.. Aku masih
menangis membayangkannya.. Iyaa.. aku memang berjumpa dengamu dan mengetahui semua
tentangmu tapi itu semua tela terlambat dan benar adanya aku terlambat untukmu.. Dan, kau
tak pernah terlambat untukku sampai saat itu, kau tak pernah terlambat untuk kenangan manis
yang indah itu..

Pikiranku masih melayang membayangkan dia ada disini, diruangan ini.. melakukan semua
aktifitasnya dengan begitu lincahnya sampai dia tertatih.. melakukan semuanya sendiri..
membayangkan apa yang dia lakukan saat meneleponku..

Quote: "kamu lagi dimana ?" dia bertanya lembut


" lagi dilantai atas kosan nih, kamu ?"
" lagi didepan jendela mandangin kamu disana "
" diiih.. ngacooo... "
" mau sampe kapan suka kesendirian diatas kosan.. gelap.. sepi.. dingin.. "
" sampe kamu dateng kesini, temenin aku biar aku nggak sendiri lagi.. " aku bercanda
kepadanyaa
" jangan tunggu aku yaa.. "
" kenapa ?"
" aku lagi mau kekamar mandi soalnyaa "
" diiih.. kirain serius.. dasar jorok... "

Dia selalu membuatku kangen dengan celotehnya sampai sekarang..


Semua terasa berulang kembali.. dan aku tak bisa memendung air mata ini.. Kupeluk erat
bingkai foto wajahnya dengan senyum terindahnya.. dan benar saja tangisku pecah.. ya
TUHAN, haruskah cobaan ini aku alami.? Memang ada rencana besar dalam cobaan ini, tapi..
apakah harus ini yang terjadi.. aku kehilangan anugrah terindah dalam hidupku saat aku
berharap bisa memandangnya dalam nyata walau sekejap bahkan jika aku mampu,
mundurkanlah waktu agar aku bertemu dengannya walau hanya melihatnya dalam diam..
Setidaknya aku bisa melihatnya merasakan bahwa dia nyata.. bukan seperti caranya.. dan
menyadari bahwa dia tak pernah nyata untukku dan dia tetap menjadi mimpi bagiku.. dan
mimpi yang tak pernah bisa mengubah harapanku menjadi kenyataan..

Putri yang berharap akan bertemu pangeran walau tak dijemput, ternyata tetap tak dapat
bertemu pangeran dan hanya dapat melihat seberkas kenangan yang ditinggalkannya dalam
puing-puing kehidupan yang dia jalani.. Dan aku masih terlarut dalam kesedihan.. merintih..
bukan menangis.. menyesakan seribu tangisan terpendam.. sakit ya memang sakit.. namun
aku sudah terlajur sakit..

Bahkan aku tak mendengarnya masuk dalam ruangan ini dan dia sudah ada disisiku
memelukku dengan erat.. memelukku untuk kedua kalinya dalam tangis terisakku.. Jika dulu
dalam tangis terisakku akan ketakutan, kali ini dia datang dalam tangis terisakku aka
kehilangan.. ya dia selalu datang disaat yang tidak tepat dan mulai mencuri hatiku..

" maaf " dia berkata lirih kepadaku(TAMA)


" seribu maaf nggak bakal buat semuanya baik " aku berkata lirih dalam gemuru hatiku
" dia nggak mau kamu tahu dan sakit "
" tapi kamu dan dia udah buat aku lebih sakit dengan cara kayak gini " aku mulai terisak lirih,
melepaskan pelukannya
" tolong ngerti queen "
" apa yang harus aku ngerti.. apa.? coba bilang ke aku.? apa.? " emosiku tak tertahan dan
pecah sudah keheningan saat itu..
" maaf queen "
" maaf nggan bisa ngebuat semuanya lebih baik, nggak bisa.. apa yang bisa kamu lakuin
denga maaf mu.. buat dia balik.? hah.? nemuin aku sama dia.? bisa.? nggak bisa sama sekali..
kemana kamu.? harusnya kamu bisa nemuin aku sama dia.? buat kenangan sama dia.?
nemenin dia disaat dia nahan itu semua.? bukan justru biarin dia sendirian sama itu semua.?
sekarang kamu tinggal gampang bilang maaf "
" queen " dia mencoba memelukku dengan suara lirihnya
" aku nggak butuh kamu.. sejak kamu ninggalin aku.. aku udah anggap kamu nggak akan
pernah balik buat aku.. aku udah anggap kamu nggak ada buatku.. sekarang kenyataannya
apa.. kamu lebih buat aku sakit.. saat kamu tau semua kenyataan.. kamu seolah-olah nggak
tau apa-apa dan kamu justru menutupnya rapat.. sementara aku setengah mati mencoba
mengerti walau nggak bisa.. aku setengah mati berharap reza kembali.. aku setengah mati
nunggu reza.. aku setengah mati nunggu dia.."
" aku tau queen "
" boong.. kamu nggak tau apa2.. kalo kamu tau.. kamu nggak biarin dia sendiri.. kamu
harusnya ajak aku buat nemenin dia.. bukan kayak gini caranya.. aku kesini, jenguk dia saat
udah kek gini.. bukan kek gini caranyaa.. " emosiku memang sudah tak tertahan lagi dan
semua cerita yang disampaikan oleh renan seolah tak bisa aku terima dengan logikaku.. dan
tak mengerti kenapa sandiwara ini harus terjadi dengan begitu buruknya..

" queen aku mohon.. tolong ngerti.. aku mohon.. "

dan aku hanya bisa menggelengkan kepalaku sambil menangis sejadi-jadinya.. ya biarkan aku
menangis kesekian kalinya dalam kisah hidupku.. sehingga aku menyadari apa itu air mata
dalam kehilangan..
" aku nggak bisa terima semuanya.." hanya kata itu yang terucap olehku dalam isakku sore
itu..

---------------------------
Hari ini, hari terburuk bagiku.. Aku berduka untuk kedua kalinya dalam hidupku..
Kehilangan anugrah terindah dalam diriku dan kehilangan anugrah terindah dalam hidupku
yaitu kamu.. Andai saja kamu tau za, kamu lebih dari apa yang kamu bayangkan dalam
hidupku.. Kamu berarti, semua kisah tentangmu berarti sampai sekarang.. Kamu bagian kecil
dalam hidupku yang membawa arti terbesar dalam hidupku walau tanpa kamu sadari.. Dan
terimakasih atas semua yang kamu berikan kepadaku.. Karena aku mampu mencintaimu
walau aku tak pernah melihatmu.. dan bagimu itu sudah cukup, melihatku tersenyum dan
bahagia sudah membuatmu cukup, dan itu sudah kau anggap cinta walau kau tak
mengetahuinya sebenarnya cintamu berbalas.. ya cintamu berbalas..

----------------------------
Aku masih terduduk di pinggiran taman rumah ini, yang mungkin sering diceritakan reza
kepadaku.. Renan datang menghampiriku, mungkin dia merasa aku sudah baikan.. Dan dia
memberiku secangking coklat panas.. ya dia memang mengerti tentangku.. Dia sedikit
mengelus pundakku, seperti mengirimkan kekuatan untukku akan kenyataan ini dan Dia.
entah dimana, mungkin dia masih tak ingin berbicara denganku.. Dan biarlah kunikmati
kesunyian ini sejenak..

----------------------------
" udah baikan ?" dia mengusik kesepianku disore ini.. dan aku hanya diam tersenyum lirih
kepadanya.. Mana mungkin aku akan membaik dengan semua yang terjadi.. hal yang aku
harapkan menjadi bahagia justru memendam luka yang mendalam..
" maaf kalo aku masih bahas ini.." dan aku tetap terdiam tak menatapnya dan hanya tatapan
kosong yang ada pada diriku yang kacau saat itu " aku nggak maksud boong sama mu, semua
permintaannya.. aku cuma bisa nurutin apa yang dia mau.. maaf queen.. aku tau gimana
perasaanmu, tapi kamu harus ngerti queen.. bukan cuma kamu yang sedih disini " dan airmata
ini tak tertahankan lagi..
" aku cuma nggak ngerti ma.. aku nggak ngerti sama semua nya "
" jangan coba dimengerti queen.. terima sama pahami.. dia mau kamu bahagia.. dia mau
kamu baik-baik ajah "
" tapi aku nggak baik-baik ajah setelah dia nggak ada "
" aku bakal pastiin kamu baik-baik ajah "
" aku nggak percaya kamu.. janji mu ajah nggak kamu tepati.. kemana kamu selama ini.. janji
bakal balik.. sampai hari ini pun kamu nggak berusaha balik buat aku "
" maaf queen.. aku cuma nggak tau cara kembali ke kamu "
" dan kamu akan selalu bagitu.. " dia terdiam bisu.. dan kami memang dalam kebisuan saat
ini..

Tak ada yang lebih menyakitkandari janji yang ditinggalkan..


dan ada yang lebih menyakitkan dari cinta yang tak tersampaikan..
bahkan tak ada yang lebih menyakitkan saat hanya kau seorang yang tak tau akan kenyataan..

Quote: Reza bukanlah Tama.. Tama merupakan teman reza, namun tama dari keluarga yang
tingkat ekonominya masih dibawa reza, sementara reza dari keluarga yang cukup berada..
Reza terlahir sebagai anak pertama dari 2 bersaudara, Renan (ini cewe gan )merupakan adik
reza, dan baju yang aku pakai.. Itu khusus dibelikan reza untukku dengan bantuan renan
dan sebagian juga dibelikan tama sehingga memang ukurannya pas denganku dan
merupakan warna kesukaanku.. Sementara tama mengenalku karena reza yang
memintanya, awalnya tama tak mengenalku.. Namun saat reza menunjukkan fotoku
terhadapnya, tama merasa pernah melihatku dan benar saja dia melihatku di kafe..

Aku berkenalan dengan reza melalui forum chat berdasarkan letak kota.. Dan aku selalu
memasang profilku di beberapa kota, entah kebetulan atau tidak reza berada di Kota
dimana aku ditakdirkan untuk kuliah disini.. Dan dia mengetahuinya.. sehingga dia tak
perlu repot untuk mengetahui kabarku.. karena aku berada di Kota yang bisa dia jangkau..

Dan reza, dia mempunyai penyakit yang mengharuskannya hidup singkat didunia ini.. Dan
dia bercerita kesemua orang terdekatnya bahwa aku membawa arti lebih dalam hidupnya..

Orang tua reza lebih memilih menghabiskan waktu dengan pekerjaannya, semenjak reza
meninggal, renan hanya sendiri.. dan disaat terakhir reza, renan mencoba menghubungiku
namun nomerku atau dataku tak pernah bisa ditemukan renan dalam berkas reza.. dan
hingga aku sendiri yang menghubunginya.. barulah renan menceritakan segalanya..

Dan satu hal yang mungkin datang tanpa aku sadari.. Sepertinya Tama jatuh cinta
terhadapku, sehingga dia lebih memilih menjauhiku untuk tak menghianati reza karena reza
hanya berpesan kepadanya untuk menjagaku...

Setidaknya teka teki reza tidak serumit yang aku bayangkan, namun tidak berakhir seperti
yang aku harapkan juga.. Dan tetap saja TUHAN punya rencana dibalik rencana..
12.Biarkan Aku Bersedih
05-08-2014 10:19
Guncangan yang hebat terjadi padaku dimasa aku beranjak dewasa ya, aku mengalami masa
dewasa yang diluar dugaan ku.. Dulu aku berpikir aku tak akan mengalami masa dewasa
yang berkesan sepanjang perjalanan hidupku.. dan masa dewasa ku akan biasa saja, tak ada
lelaki bahkan tak ada luka yang berarti hanya liku yang yang harus aku lewati dengan tertatih,
tapi tetap aku harus sabar dalam menjalani semuanya..

Rasanya tahun ini aku lalui dengan hantaman kesedihan yang bertubi, dan anggap ini kisah
pengantar untuk bahagia di tahun-tahun berikutnya.. harapku..

-------------------------
Aku masih tak menyangka semua seperti ini, semua serasa tak nyata bagai mimpi yang
memang tak akan menjadi nyata.. Kupandang sudut taman ini ya aku masih memandangnya
dengan segala pertanyaan dalam hati kecilku.. TUHAN, jika memang kau menunjukkan ku
rasa kehilangan, kenapa dengan cara seperti ini, apa tidak ada cara lain.? Aku
mempertahankan keluargaku dan aku banyak kehilangan dalam hidupku.. Mungkin itulah
tebusan yang harus aku lakukan untuk mendapatkan kedamaian dalam keluargaku.. dan
memang aku menerimanya.. aku tak marah pada MU tapi aku menerimanya dan sekali lagi
aku selalu memahaminya.. Terimakasih..

Dia.. Tama, masih ada disebelahku seolah dia kembali kepadaku (lagi) dan kenapa aku tetap
bisa memaafkannya (lagi) walau hatiku menangis pilu.. dan mungkin memang ini yang
digariskan TUHAN bahwa tama akan menjadi penjagaku untuk waktu yang aku tak tau
sampai kapan.. dan sore ini, aku mendapatkan sebuah untaian kata yang sangat manis untuk
diriku sendiri..

"Aku tak pernah tau apa alasan kau hadir dalam hidupku.. Aku tak pernah berharap kau hadir
mengisi kisah dalam hidupku..Tapi, jika kau hadir membawa kebahagiaan dalam hidupku,
biarlah..biarlah.. Aku menikmatinya untuk waktu yang kau berikan.. Dan TUHAN akan
dengan segera menjawab sampai kapan batas waktu yang akan aku nikmati.."

seperti saat aku bersama Tara dan Reza.. TUHAN menunjukkannya.. dan aku akan tetap
menerimanya.. karena sejatinya tak akan ada yang abadi di dunia ini.. hanya saja, lakukan apa
yang ingin aku lakukan selama itu membawa senyum dan kebaikan bagi sekelilingku, walau
aku tak harus merasa bahagia.. karena TUHAN pasti memikirkan perasaanku walau yang lain
tidak.. dan TUHAN akan memberikan janji yang indah pada akhir dari hidup yang dapat aku
jalani dengan segala kebaikan..

Dan.. Aku masih disini, mengenangmu untuk beberapa saat.. mengenangmu dalam
khyalanku.. mengenangmu.. ya mengenangmu za..

Aku memejamkan mataku dalam-dalam..


membayangkan sosok reza nyata dalam pikiranku..
senyumnya yang tulus, mata bercahayanya, rona merah pipinya bahkan aku bisa merasakan
dia tersenyum kepadaku..
senyum yang aku harapan dapat aku lihat hari ini secara nyata..
namun senyum itu hanya bisa aku lihat dari bingkai fotonya yang dia sejajarkan disamping
fotoku..
Andai saja dia lebih terbuka terhadapku, foto kami tak akan berdampingan tapi raga kami
yang akan berdampingan walau hanya sebentar, setidaknya dia tak akan sendiri melewati
masa sulitnya, walaupun banyak yang menyayanginya, tapi aku tetap merasa dia kesepian..
Entahlah aku terlalu mencintainya.. Dan entah kenapa aku menyadarinya setelah aku
kehilangan dia untuk selama-lamanya.. Hanya satu kalimat yang ingin aku ucapkan secara
langsung kepadamu za, hanya satu.. dan kesempatan itu pun tak dapat aku raih.. Dan kini aku
menyesalinya kenapa aku hanya membisikannya pada saat kita mengobrol di tlp atau hanya
mengetiknya di chat namun tak pernah mengirimnya.. Dan.. aku benar menyesal adanya..

Masih teringat jelas diingatanku tentang definisi cinta pertama darimu..


" Cinta Pertama bukanlah, orang yang pertama kita nyatakan cinta.. Namun cinta pertama
adalah Dua jiwa yang berbalut dalam RASA yang kemudian sama-sama memupuknya dalam
kedewasaan yang bergejolak pada masa yang tak pernah kita tahu kapan itu terjadi.. Dan
cinta pertama, tak akan bisa tergantikan dengan cinta-cinta manapun bahkan cinta terakhir..
Karena cinta pertama adalah cinta yang benar-benar mengajarkanmu bagaimana mencintai
yang sesungguhnya, dia bukan hanya sekedar cinta pada masa remaja "

Dan.. dia mengajarkanku akan kedewasaan semenjak masa sekolahku.. Dia cinta pertama
yang selalu hadir dalam hidupku.. Mencuri waktu diselah pelajaran komputer untuk
mengobrol dengannya, menceritakan segala hal dengannya dan selalu aku tersenyum
dibuatnya.. Jika dia tidak online, keesokannya aku akan menunggunya, menunggunya lewat
berjuta-juta perasaan yang ada.. Dan waktu aku masih sekolah, kami tak bisa mengobrol
lewat tlp, karena aku tak punya.. Tapi dia tidak masalah dengan itu, bahkan saat libur panjang
dan aku tak bisa berbalas chat dengannya, dia mengirimkan beberapa email kepadaku.. Dan
aku selalu membacanya dengan perasaan yang senang.. yaaa.. dia mengajarkanku segalanya
lewat imajenasiku.. Dan waktu itu dia selalu ada untukku..

Pikiranku menerawang jauh akan kenangan tentangnya.. Bahkan aku masih ingat tanggal aku
berkenalan denganya 31 April 2006, kami meresmikan hari ini sebagai perkenalan kami..
walau sebenarnya aku mengenalnya 2 bulan sebelum tanggal ini.. Dan waktu terasa indah,
aku mempunyai teman dunia maya yang mengajarkanku banyak hal.. Dia memberiku sisi lain
dari dunia dengan kedewasaannya.. Walau terkadang dia menyebalkan, tapi dia selalu ada
untukku.. Dan kalau aku tak salah ingat, sepenggal awal pekenalan kami di chat..

Quote: Aku : Sendiri ? ( dan dia tak membalas pertanyaanku sampai 30 menit, namun entah
mengapa aku menunggunya )
Reza : iya..

Aku : kiraen nggak ada orang. atau lagi sibuk chat


Reza : kagak, gue lagi banyak kerjaan, jadi chat nya gue anggurin..

Aku : sorry ganggu.. met kerja lagi dah


Reza : udah kelar kok.. oya.. reza.. lu sape ?

Aku : eh.. panggil queen ajah..

Reza : oke queen.. butuh temen ngobrol.?


Aku : nggak.. butuh temen chat..

Dan obrolan pun berlanjut.. semenjak saat itu aku jadi sering mengobrol dengannya.. awalnya
kita hanya bercerita hal yang biasa saja.. tapi karena kita sudah semakin dekat, kita bercerita
banyak hal.. Hanya saja reza lebih banyak tertutup denganku.. Namun dia memang dari
keluarga yang baik-baik saja.. Aku bisa mengetahuinya karena memang dia baik-baik saja..

Dia tak suka berbasa basi atau seperti orang yang chat pada umumnya.. Dia sedikit berbeda,
tanpa perkenalan yang berbasa basi namun mengobrol dengan sendirinya.. dan entah
mengapa aku senang mengobrol dengannya.. Terkadang dia mengirimkanku lirik dan link
dari lagu terbaru yang disuka olehnya dan aku juga begitu.. Kami sering bertukar cerita
tentang apa yang kami lakukan.. Bahkan untuk kondisi didekati lawan jenis, terkadang kami
saling bercerita.. Entahlah.. semua begitu terbuka antara kami.. mungkin karena kami tak
akan pernah saling melihat atau bertemu.. dan hal itu yang membuatku lebih terbuka
kepadanya..

Namun, ada hal aneh darinya entah apa aku tak mengerti.. Dia mempunyai sesuatu yang tak
pernah aku mengerti, sebuah teka teki yang tak aku pahami sampai sekarang.. Tapi tetap dia
akan selalu ada dihatiku.. dan mengenangnya membuatku menyadari bahwa dia begitu
berharga untukku.. Jika kau masih ada di dunia ini, mungkin aku akan melihat tawamu dan
senyummu dalam dekapku.. namun apa daya kau tak ada disaat aku membutuhkanmu (lagi)..
Tak terasa ini sudah kesekian tahun aku lewati tanpa adanya dirimu dalam dunia mayaku..
dan tak terasa ini sudah kesekian tahun aku mengenangmu za.. aku mengenangmu dalam
diamku.. bahkan saat aku menuliskan semua yang ada disini, aku masih mencintaimu dalam
diamku.. aku masih menangis dan berduka untukmu za.. ya aku masih dan akan selalu..
karena kau tak tergantikan dan tetap akan menjadi yang satu dalam hati, jika ada yang lain..
biarlah dia menempati posisi yang sejajar denganmu namun tak menggantikanmu.. dan sekali
lagi.. aku bukan wanita setia bahkan sempurna..

Aku masih membayangkan, jika perkenalanku dengannya nyata.. melihat wajahnya,


senyumnya, cahaya matanya, bahkan aku bisa merasakan dirinya memang ada dalam diriku..
yaa.. pikiranku masih melambung tinggi kepadanya hari ini.. senum indahnya.. walau hanya
sebuah foto, merupakan senyum terindah yang menghiasi hariku.. dan aku masih bisa
membayangkannya sampai sekarang walau aku tak menyimpan potret wajahnya sedikit pun..
tapi aku masih bisa mengingat rangkaian detil dari foto yang aku lihat dirumahnya.. dan
kenapa.. kenapa kau menghilangkan semua kenangan tentangmu dan hanya menyisahkan
satu.. yang tak akan bisa bertahan lama.. Jika kau memang ingin menghilang kenapa tak dari
awal za..

5 tahun..
dia bertahan untuk waktu yang diberikan untuknya..
ya 5 tahun dengan mengikuti serangkaian pengobatannya..
5 tahun yang menyakitkan tanpa bisa berkata apapun..
tahun yang menyakitkan untukku saat ditahun terakhirmu aku tak bisa melakukan apapun
terhadapmu..
bahkan saat aku bercerita temanku yang ditinggalkan pacarnya dengan penyakit yang sama
denganmu, kau menganggap dirimu baik-baik saja dan tak akan meninggalkanku dengan
penyakit yang sama..
Namun, tetap saja kau meninggalkannya.. Dan kau tau za, saat ini aku membayangkan diriku
menjadi posisimu.. saat kau membalas chat ku.. aku membayangkan kau bersedih.. bersedih
karena akan meninggalkanku dengan penyakit yang sama.. Memang diantara kita tak pernah
ada RASA yang terucap, tapi lebih dari itu.. Semua yang terjadi itulah RASA..

Bahkan saat kau merasakan mual, muntah, kulitmu yang mulai berubah dan rambutmu yang
mulai rontok.. Betapa mengirisnya hatiku.. Kau bertahan 5 tahun hanya untuk melihatku
tersenyum dan menemaniku dari saat kau mengenalku.. Mencoba menepati janji yang
sebenarnya tak akan perah bisa kau tepati.. Tapi dengan berjuta khayalmu tentangku kau
terus berusaha untuk tetap bertahan.. Reza.. andai saja aku mengetahui betapa besar
pengorbanan mu terhadapku.. mungkin aku akan melakukan yang terbaik yang pernah aku
lakukan.. Kenapa aku harus mengetahui semua ini dari renan saat kau sudah tak ada di dunia
ini.. Dan bahkan aku masih menganggapmu ada.. entah ini gila atau apa namanya.. Tapi aku
masih berharap kau ada..

Kau pernah menghilang beberapa waktu dan kau kembali dengan alasan ada urusan.. Dan
sekarang aku mohon kembalilah.. Dan bilang kalau kau ada urusan sehingga membutuhkan
waktu lama untuk menghubungiku.. Ku mohon, ini hanya mimpi yang disaat aku terbangun
aku bisa mendengar kabarmu.. Ku mohon, ini hanya mimpi yang disaat aku terbangun ini
akan terlupakan..

Aku merindukanmu.. Terasa benar kau masih ada dalam cerita hidupku.. Aku benar
merindukanmu.. Terasa masih saja aku menanti balasan chat, email, sms atau tlp mu.. Aku
benar merindukanmu.. Terasa suatu saat aku akan melihat wajahmu ada dihadapanku dan
tersenyum indah.. Aku rindu za.. benar rindu kamu..

Dan sampai saat ini aku masih merindukanmu za.. Tak jarang aku masih selalu melihat id mu
yang tak pernah ON dan selalu mengingatkanku pada tanda tidak adanya kehidupan dalam id
mu.. Aku masih menunggumu za sampai sekarang aku berharap kau mampu datang dalam
kehidupan nyataku walau tak mungkin.. dan kau merupakan kenangan yang terindah yang
pernah aku dapatkan dari kenangan-kenangan manis yang lain..

Cinta yang tak pernah tersampaikan membuatku seperti orang gila yang selalu merasakan
penyesalan yang tak bisa aku ungkapkan.. Rasa bersalah yang terkadang menghantuiku..
Bahkan aku tak bisa mengucapkan maaf kepadamu.. karena aku mencintaimu..

" Cinta tak pernah mengenal kata maaf apalagi mengucapkannya.. Karena cinta tak pernah
menyakiti dan selalu membawa berjuta bahagia dalam cinta yang ada.. Dan cinta hanya
mengenal kata terimakasih, karena aku merasakan cinta dalam diriku atas dirimu, karena aku
merasakan bahagia atas hatiku saat bersamamu, karena aku mengerti apa itu pengrobanan
untuk dirimu dan karena terlalu banyak karena yang akan selalu berujung dengan terimakasih
"

Dan jika ada cinta yang menyakiti, maka itu bukan cinta.. itu merupakan ego yang akan
membuat rasa cinta itu pudar.. Dan.. kau pun tak pernah berkata maaf untuk hati ini.. karena
janji kita..
" Antara lu dan gue nggak ada kata maaf, inget itu ! "
itulah perkataan yang pernah kamu tulis untukku.. dan aku hanya bisa tersenyum
membacanya.. ya aku tersenyum saat itu dan saat ini aku menangis mengenang semuanyaa..

Jika boleh aku bersedih dan menuliskan kesedihanku.. Lembaran ini tak akan cukup untuk
untaian kataku akan kehilanganmu.. Tapi.. Aku tak boleh bersedih, karena kau selalu
membahagiakanku..

Dan jika kalian ingin tau bagaimana kesedihanku.. Jika bertemu denganku, cukuplah kau
menatap mata senduh yang tak akan pernah bercahaya.. dan aku mengikhlaskan semua yang
ada dalam hidupku tanpa perlu aku mengeluh terlalu dalam.. karena aku yakin TUHAN
sudah mengatur semua yang ada dalam hidupku.. dan ini memang jalan yang terbaik dalam
hidupku.. Sekenario yang begitu indah yang TUHAN berikan untukku.. dan aku akan lebih
menyakitkan jika tak menerima hidup yang TUHAN berikan kepadaku..

Dan.. dengan ini bukan berarti aku menjalani hidup kelamku seperti mereka.. aku berbeda..
aku masih mengerti jalan baik yang harus aku pegang.. dan jalan buruk yang harus aku lalui..
Jadi.. biarkan cerita ini terpendam untuk sesaat..

13.Mengerti
05-08-2014 11:45
Mari kita berlalu dalam kenangan sedih itu.. walau saat ini air mataku masih bisa menetes
dalam.. tapi sudah cukuplah aku mengenangnya dibagian cerita yang lalu.. dan aku akan
melanjutkan kisah ini sebagaimana adanya.. dengan bagian yang hilang dan bagian yang
tampak untuk kalian.. setidaknya kalian mengerti sisi lain dari hidup seorang yang
menjadikan dirinya sebagai pelacur.. dan sisi lain kebahagiaan seorang kupu2 malam yang
tak pernah mempunyai hati..

------------------------
Gerimis pengantar kepulanganku malam ini, aku merasa sudah cukup mengenangnya..
namun apa daya gerimis mengingatkanku tentangnya.. yaa.. kami berdua penyuka gerimis
dan hujan.. pasangan yang terdengar sempurna jika dia masih ada didunia.. dan aku memilih
menjadikannya kenangan manis.. bukan kenangan pahit.. Selamat datang reza.. selamat
datang dalam kisah hidupku.. Dan aku tak akan mengucapkan selamat tinggal.. karena kau
masih disini.. dihati ini..

Kubiarkan diriku basah dalam hujan ini.. didepan kosan ku, aku berdiri.. seperti reza yang
pernah memandangku disini bersama tama.. ternyata mereka pernah kesini.. ya mereka
pernah berdiri disini.. didepan kos ku.. menunggu untuk melihatku secara nyata.. dan impian
terkabulkan.. tidak dengan impianku.. Kenapa saat dia dihadapanku aku tak meliriknya sama
sekali.? Sebuah sisi kehidupan yang aku tak akan pernah tau..

Biarlah dalam hujan ini aku habiskan semua air mataku.. karena menangis dalam hujan itu
lebih baik dan kau akan merasa tak sendiri.. seperti diriku..

Setelah beberapa saat kuhabiskan waktuku menikmati hujan, aku beranjak ke dalam
kosanku.. Langkah pertamaku untuk bangkit dan menerima, bahwa reza adalah bagian dari
hatiku yang hilang.. dan aku menerimanya.. ya menerimanya..

---------------------
Aku membuka pintu kamar dengan keadaan basah kuyup.. tak dikunci.. entah fida atau anda
yang ada didalam.. entahlah, aku sudah tak memikirkannya lagi.. aku hanya ingin
membereskan diriku dan merebahkannya dari segala kelelahan yang ada hari ini.. dan
mencoba menjejaki langkah baru tanpa bayangan reza, karena aku sudah tau bagaimana
kabarnya disana..

" queen.. kamu kok ujan-ujanan ?" suara fida menyambutku saat pintu sudah terbuka..
" nggak apa fi, lagi pengen " aku menjawab dengan nada datar
" kamu kenapa ?" fida bertanya dengan nada serius
" nggak apa fi ?"
" kamu diapain disana.? cerita queen "
" nggak ada.. aku baik-baik aja " ekspresiku tak berubah sama sekali

" jujur queen.. kamu kenapa ?" fida masih mendesakku untuk bercerita.. sementara aku sudah
duduk di samping pintu kamarku bersandar dalam keletihanku.

" queen.. ada yang salah atau ada yang tak tersampaikan ?" fida bertanya tepat disebelahku
dengan nada lembutnya dan.. seakan hatiku terhenyak aku menangis sejadinyaa.. ya sejadi-
jadinya.. tapi dalam hatiku.. sementara tangisku hanya tangis tertahan dalam rintihan..

" keluarin semua biar lega " bukan isak ku yang pecah dengan perkataan fida.. justru tangis
tertahan yang bisa aku keluarkan.. aku tak bisa mengekspresikan kesedihan mendalamku
dengan leluasa.. aku hanya bisa menahannya ya menahannyaa..

" kalo kamu nggak mau cerita nggak apa.." dia hanya berkata lembut kepadaku dan aku
hanya mengangguk tertahan.. dan aku kuatkan diriku lagi..

" kamu tau queen.. aku selalu iri sama kamu.. disaat semua orang berlomba-lomba
mengumbar masalahnya dengan orang lain.. kamu justru menutupnya rapat.. bahkan kamu
bisa menahan tangisanmu walau itu sakit " fida berkata lemah terhadapku " kuatkan dirimu,
trus mandi sama istirahat geh.." hanya itu perkataan terakhir yang bisa fida berikan untuk
menghiburku dan itu sangat berarti bagiku..

Aku mencoba menguatkan hatiku.. dan ku ambil handukku.. kunikmati waktu mandiku
dengan perasaan yang tak berarti, tanpa nyanyian sumbang.. hanya diam.. ya diam.. selesai
mandi, aku membereskan semuanya.. dan ya aku dikamarku.. dikasurku.. menidurkan diriku
dalam khayalanku..

Kurebahkan badanku menatap langit-langit kamarku.. sesaat aku mengingat saat reza
meneleponmu..

" tau nggak.? impian itu kayak langit kamar.. dekat tapi nggak bisa diraih sama tangan
kosong.. dan harus dengan bantuan "

Aaah,.. semua terasa mimpi.. dan aku larut dalam mimpi itu tanpa memikirkan kenapa anda
belum ada dikamar sampai jam segini.. Tapi apa daya aku sudah terlelap terbalut kelelahan
hatiku..

--------------------
" udah enakan.? tuh aku buatin sarapan sama coklat panas " fida sudah asik dikasur anda
membaca buku.. sementara aku baru bangun dari tidurku dan merasa pusing..

" kenapa pusing.? " dia bertanya kepadaku dan aku hanya mengangguk..
" suruh siapa kemarin ujan-ujanan, kan sakit jadinya " dan seketika otakku mengenang
kejadian kemarin, merasakan ekspresiku berubah fida mencoba mencari bahasan lain.

" udah buruan abisin, keburu dingin nggak enak."


" iyaaa" aku mencoba memakannya walau terasa ada yang tercekak di tenggorakanku.
" oyaa.. anda.." belom lagi fida melanjutkannya aku sadar bahwa aku melupakannya..
" anda dimana fi ?" aku langsung kebingungan mengingatnya..
" heem.. baru sadar kalo Anda nggak ada ternyata " fida menghela nafas melihatku dan aku
hanya diam tak berdaya " kemaren dia nginep di kosnya ana, katanya kamu kenal sama
anaknya.. mereka mau liat film bareng-bareng soalnya " fida menjelaskan.

" iyaa.. kosnya no 132 kalo nggak salah.. masih satu deretan.. "
" pantesan ajah, ditanya naik apa dibilang jalan kaki.. ternyata deket sini doang "
" eh.. kamu nggak kerja tadi malam ?"
" nggak.. udah ambil ijin akunya "
" kamu kuliah jam berapa ?"
" hari ini kosong, jam ku tinggal dikit "
" enak banget kamu.. aku ajah masih banyak "
" iyaa.. tapi nilainya jelek semua.. soalnya aku nggak fokus, belajar ajah nggak " aku
menghabiskan makanan yang dibuat fida sambil mengobrol dengannya.. ya beginilah aku..
seakan tak terluka dalam dengan segala yang ada.. menganggap semuanya baik-baik ajah..
padahal tidak sama sekali..

" hari ini mau kemana.? aku temenin deh .. " tanya fida
" taman angsa.."
" ngapain disana.? "
" ada kenangan disana, lagi pengen kesana "
" yodaah.. ntar kita kesana sambil bawa roti tawar buat angsanya yaa "
" iyaa.. " aku berkata singkat " aku beresin ini dulu ya " aku berlalu kedapur mencuci gelas
dan piring..

Entah kenapa aku ingin kesana (lagi), taman angsa kenanganku dengan tara, tama bahkan
reza.. Ternyata dia juga pernah kesana, saat aku bercerita kepadanya.. dia memutuskan untuk
kesana.. Semua cerita tentangku selalu dia anggap istimewa.. dan entah kenapa, sekumpulan
foto yang dia ambil memberikan cerita tersendiri.. Saat aku berkata aku sedang dimana dan
sudut apa yang aku pandang di Kota ini, dia berusaha datang ketempat itu, seakan mencari
bagian dari diriku yang pernah ada disana.. Dia begitu mencintaiku, seakan dia bisa berada
disampingku hanya dengan mengetahui apa yang pernah aku lakukan dalam hidupku..
Semuanyaa.. Dan mencoba hal-hal yang aku lakukan dengan versinya.. hanya untuk mengerti
bagaimana diriku dan seperti apa.. Seakan aku sebuah teka teki besar dalam hidupnya..

-----------------------------
Aku merapikan gelas dan piring di kamarku, merapikan kamarku meski sudah rapi..
melakukan apapun agar aku tidak berhenti dari aktifitas.. entah apa yang dipikirkan fida.. tapi
entah apa pula yang merasuki pikiranku hari ini..

" queen.. semua udah bersih, rapi.? apalagi yang mau kamu buat ?" dia bertanya kepadaku,
seakan hidupku sedikit merana.. dan aku hanya diam memilih mengangkat tumpukan baju
kotor dan memilih mencucinya, walau hanya beberapa potong..
" queen.. udahlaah.. kamu mau ngapain juga sama ajah "
" aku cuma mau bersih-bersih "
" udah jangan boong.. orang bisa kamu boongin aku nggak "
" biarin aku fi "
" aku udah capek biarin kamu trus.. udah jangan lakuin hal konyol.. bersikaplah normal " dan
aku hanya diam.. perlahan aku meletakkan baju yang hendak aku cuci ke tempat pakaian
kotor dan aku beranjak ke kasurku berbaring disana memeluk bantalku..
" nih dengerin " fida meletakan headset di telingaku
" nggak ada suaranya fi " aku bingung menatap fida
" kamu pernah bilangkan, kadang kesunyian bisa buat kita bahagia dan mengerti makna
kehidupan.. sekarang anggap ajah ini kesunyian kayak yang kamu bilang dan kamu ngerti
selanjutnya apa " dan aku hanya terdiam..

" queen "


" iyaaaa "
" kamu ngajarin aku banyak, jadi aku cuma bisa ngasih apa yang kamu ajarin saat kamu
butuh.. impaskan,?" dia tersenyum kepadaku, aku mengangguk dengan tersenyum kepadanya
" makasih fi "
" jangan bilang makasih, soalnya aku yang banyak bilang makasih sama mu " dia
melanjutkan membaca buku " udah dengerin ajah tuh..

Dan aku mencoba mendengarkan alunan kesunyian yang pernah aku bilang ke fida..
Terkadang mungkin aku tanpa sadar menjadi bagian yang berarti dalam hidup sebagian orang
dan menjadi bagian indah dari mereka.. Tapi tak jarang aku menjadi bagian terburuk dalam
hidup mereka juga.. Tapi apapun aku.. Aku harus menjadi bagian yang mengerti akan segala
yang ada.. Walau terkadang aku tersakiti, tetap saja pembenaran bukan jalan terbaik untuk
menyembuhkan sakit hatiku.. Namun dengan mengerti dan memahami itu merupakan jalan
terbaik dalam semua perjalanan hidup dan kisahku..

Hari ini banyak sekali makna hidup yang aku pelajari dalam setiap kehilangan yang aku
rasakan.. Bahkan aku mengerti bahwa aku benar-benar berharga dalam hidup seseorang..
Kekuranganku tak membuatku menjadi gadis yang tak diinginkan, justru dengan
kekuranganku dia jatuh cinta denganku.. ya dia jatuh cinta dengan diriku bukan dengan
fisikku..

Sekali lagi..
Jika manusia bisa mencintai TUHAN yang tak berwujud, kenapa manusia tak bisa mencintai
manusia yang belum pernah dia lihat ? Dan aku menjawabnya lewat hidupku sendiri..
Aku mampu mencintaimu walau tak terlihat.. Aku mampu berada disisimu walau tak terlihat..
Aku mampu mengubah hidupmu walau tak terlihat.. Dan kau pun begitu bukan ?

14.Lotus
05-08-2014 11:46
Aku melihat sekeliling taman yang pernah aku datangi beberapa kali ini.. Ini menjadi tempat
yang aku suka, selain bagus, taman ini punya banyak kenangan tentangku, tara, tama bahkan
reza pernah kesini.. ya taman yang bagus.. Sore ini banyak muda mudi disini bahkan ada
beberapa keluarga yang datang.. Entah sekedar duduk menikmati pemandangan atau memberi
makan angsa yang ada.. Dan kami juga sibuk dengan aktifitas kami..

------------------------
" kamu suka kesini queen ?"
" iyaaa kadang-kadang main kesini sama tara " sejenak bayangan tara ada di pikiranku,
senyumnya, isengnya, semuanya, aku rindu dia.. aah.. sudahlah.. fida terdiam mendengar
kalimatku.. " dulu, tapi kadang aku kesini sendiri kalo pengen.. soalnya bagus tempatnya..
bisa nenangin pikiran.. " aku memandang sekelompok teratai yang sedang mekar
" kalau aku punya anak mau aku kasih nama lotus loh fi "
" eh.. kenapa.? emang artinya apa ?"
" teratai " aku tersenyum dan fida masih bingung
" iyaa.. karena bunga teratai tumbuh anggun dan penuh harga diri di lingkungan berlumpur
sama kayak perempuan yang selalu mempertahankan harga diri dalam kondisi terburuk
sekalipun, punya keanggunan "Lotus" (teratai) di dalam dirinya. " aku berkata pelan ke fida.
" nama itu doa yaa ?"
" iyaa.. makannya aku kasih nama lotus, biar dia bertahan.. nggak kayak aku " aku berkata
singkat
" iyaa.. aku tau maksudmu queen.. semoga ajah dia sesuai doamu "
" amiiin.. kalo kamu TAU maksudku?"
" aku masih bingung.. hahahaaa.. ntar deh aku pikirin lagi "
" cepetan loh.. keburu tua ntar nggak dapet-dapet nama "
" diiih.. suami ajah belom udah mikirin anak "
" iyaa sihh.. yodah mikir suami ajah "

Kami masih mengobrol sambil memberi makan angsa dan ikan yang ada di danau angsa..
yang dikelilingi oleh beberapa jenis tanaman indah ditaman ini.. Suasana yang pas untuk
hatiku saat ini.. Dan biarlah cerita ini kupendam dalam diamku.. hingga saatnya tiba kisah ini
akan aku bagi untuk yang lain..

Taratai, merupakan bunga terindah bagi hidupku selain mawar berduri. Dia bisa hidup
dengan cara diperlihara dan dirawat dengan baik maupun hidup dengan cara liar, namun
tahukah.. Apapun dan bagaimanapun carany hidup, hanya ada satu hasil dari cara tersebut
yaitu Keindahan,kebersahajaan,banyak memberi manfaat dan lambang kesucian.

Dan semoga wanita yang terlahir didunia ini menjadi teratai yang menjadikan dirinya
berharga dari yang dibayangkan orang lain.

------------------------
" abis ini kemana kita ?" fida bertanya kepadaku
" kemana ajah boleh kok " aku menjawab sekenahnya
" biasa nongkrong dimana kalo libur ?"
" dikosan lah "
" aah,... payah nih anak.. jadi balik kos ini ?" fida bertanya
" eh.. kamu ada duit lebih ?"
" maksudnya ?"
" ada nggak ?" aku bertanya kembali
" ada, buat apa emangnya ?"
" laah.. kan nggak mau balik kos, ayo jalan-jalan.. aku mau nostalgia ketempat-tempat yang
pernah aku datangi kemaren-kemaren "
" yodalaah.. "
Kami melanjutkan sore ini dengan berjalan keberapa tempat yang pernah aku datangi dulu..
Baik itu tempat makan, minum atau sebagainya.. Sesanggupnya yang kami mampu jalani..
Karena kami masih mempunyai tanggung jawab lain..

----------------------
Badanku serasa sudah sakit semua.. Dan aku merebahkannya dikasur untuk beberapa saat..
Anda masih tak ada dikosan, mungkin dia masih ingin menghabiskan waktu dengan
temannya.. Sementara fida dia sudah tertidur pulas.. Sepertinya dia tak mau menyiakan waktu
istirahatnya sebelum penyiksaan malam ini datang.. Aku.. masih saja tak bisa tertidur..
Terlalu banyak hal dalam pikiranku.. Ahh.. sudahlah.. Aku mencoba menepis semuanya..
Memejamkan mataku.. Dan entah mengapa tama hadir dalam pikiranku.. Mengusik
khayalku.. hingga aku tertidur sore itu..

------------------------
" queen... bangun woooi.. kerjaaaa " aku masih sedikit ngantuk saat fida sudah
membangunkanku..
" jam berapa ini ?"
" jam 5.. cepetan bangun "
" 20 menit lagi deh.. " aku membenamkan wajahku dibantak dan memeluk gulingku
" eeh.. mandi siap2... mau jam berapa lagi "
" udaah santai ajah.. duluan ajah kamu.. nanti aku nyusul.. bentar ajah yaa " aku sudah
merengek dan tertidur kembali.. mungkin fida sudah berdandan ala lenong atau menyiapkan
yang lainnya.. sudahlah.. pokoknya aku tidur..

----------------------
Aku mencari hapeku.. kulihat jam dihapeku.. sudah jam setengah 6 dan aku langsung
bangun.. Kulihat fida sudah siap dengan segala embel-embelnya.. atau lebih tepatnya hampir
siap..

" kok nggak dibangunin fi ?"


" laah.. situnya ngorok.. "
" kan aku bilang 20 menit bangunin aku.. duuuh "
" mana gue tau.. " dia memberikan ekspresi mengejek
" kamu mah.. gitu amat.. "
" udaaah cepetan mandinya.. nggak pake lama "
" bawel huuuu " aku sudah menghilang dari kamar dan menuju kamar mandi..

Tak butuh waktu lama untukku, aku termasuk cewek yang nggak neko-neko dan cepat dalam
segala hal, termasuk mandi.. Bahkan sebenarnya aku termasuk malas mandi.. Tapi apadaya
karena aku cewek, aku terpaksa melakukan rutinitas ini dengan senang hati (berat hati)..

" cepet amat iiih "


" iya dongs.. emang mau gosok apa pake lama "
" yaa nggak cepat gini juga kali, masak cewek mandi cuma 5 menit.. lamaan juga bebek
mandinya "
" bodok aah, pokoknya mandi.. lagian mau cepet juga tetep bersih kok "
" susah mah ngomong sama kamu "
" biarin " fida terlihat sebel berbicara denganku, sementara aku sudah siap memakai
pakaianku dan mulai merapikan semua perlengkapan kerjaku..
" nggak usah pake stoking kenapa queen "
" diiih.. mau jadi apa aku ?"
" jadi sexy laah.. masak jadi kebo" fida tertawa..
" kamu mah.. ogah aah.. sopan ajah pakaiannya "
" iyaa deh iyaa.. "
" aku udah mau siap nih.. kamu lama amat dari tadi "
" sengaja sambil nunggu kamu.. "
" ya elaaah.. yowes.. tak tunggu balik "
" iyaa dong.. emang kamu mau naik taxi ke kerjaannya.."
" makannya aku tunggu.. " kami masih saling bercanda satu sama lain..

Seperti biasa, malam ini dan malam-malam berikutnya aku kerja.. Bahkan aku berencana
akhir tahun baru juga akan mengambil kerja.. karena aku merasa tak akan menghabiskan
akhir tahun dengan siapapun.. Anda.. Dia sudah punya banyak teman yang menyenangkan,
jadi biarkan dia menikmati masa mudanya.. karena dia layak mendapatkannya..

15.Kuatkah Aku.?
06-08-2014 09:16
2011~

Sekuat apapun hatiku bertahan dan mengingkari apa yang terjadi.. tetap saja tak bisa
mengalihkan keredupan dalam hari-hariku saat aku mengetahui dia menghilang dan tak
kembali.. aku lebih menyukai kebohongan, dia menghilang karena telah menetapkan hati
daripada dia menghilang selamanya dalam dunia ini.. Tapi tetap saja, sekeras apapun aku
menangis dan memohon bahkan bersedih, dia tak akan kembali.. Entah mengapa, saat ini aku
merasa menjadi orang yang paling sedih didunia ini, padahal sejatinya banyak orang yang
tidak lebih beruntung dibandingkan diriku.. tapi.. saat ini memang aku tak bisa berpikir
panjang.. karena semua yang ada dalam benakku tak bisa aku bohongi..

Wajah sendu yang menghiasi hariku kian hari kian menguasai diriku.. Aku menjadi anak
yang sedikit pendiam, jarang berbicara dikelas, tak lagi menyukai keramaian, meninggalkan
segala aktivitas kampus, menjadi queen yang menyukai kesendirian akibat duka yang begitu
mendalam.. Tak pernah lagi terpancar senyum tulus dariku.. Dan aku berada dikondisi
terburukku untuk penderita bipolar, hanya saja aku berusaha mengontrolnya selama ini,
dengan diriku sendiri dan obatku.. Fisikku juga mengalami penurunan.. Semakin hari aku
semakin tidak karuan, aku tak menyukai makan, aku tak menyukai tidur, aku tak menyukai
cahaya matahari dan aku menyukai kegelapan dalam hidupku..

Dan anda.. dia memilih membiarkanku menikmati duniaku.. sepertinya dia sudah lebih
dewasa untuk menerka kondisiku, walau terkadang dia memberanikan diri untuk menyuruhku
makan, membelikanku vitamin atau hanya sekedar bertanya dan sedikit menceritakan
aktivitasnya.. Namun, tetap saja aku masih bermain dalam duniaku.. Aku yang mencoba tegar
ternyata kalah dengan ego hatiku akan perasaan kehilangan yang mendalam.. Di pekerjaan
aku tak banyak bicara, fida lebih memilih membiarkanku untuk waktu yang aku sukai.. dan
aku berterimakasih kepadanya..

Aku sudah lupa dengan semua aturan yang aku buat dalam hidupku.. dan benar aku
melupakannya.. dan bermain dalam dunia yang aku tak tau apa namanya.. Dan aku semakin
tak mengerti apa yang terjadi denganku seakan aku tak mengenal diriku..

Aku bukanlah aku, dan kau tak akan tau siapa aku.. Karena aku sudah terlarut dalam dunia
yang membuatku semakin pilu.. Tak ada yang memperdulikanku, tak ada yang
memperhatikanku, tak ada yang menganggapku, dan tentu saja tak ada yang bisa menarikku
dari berbagai kehampaan yang aku rasakan.. Saat ini aku hanya ingin begini, menjalani hidup
dengan apa yang harus aku jalani, tanpa mencoba berani tertawa dan berharap sebuah kisah
dalam hidupku.. Karena aku ditakdirkan sebagai pelipur lara bagi semua orang yang ada
dihidupku tanpa harus aku bahagia dan memiliki seorang yang berarti dalam hidupku..

Aku ditakdirkan sendiri.. ya aku ditakdirkan sendiri.. karena mereka yang tulus kepadaku,
akan pergi dengan sendirinya tanpa aku minta.. Jika tak mereka yang memutuskan, maka
TUHAN yang akan mengambilnya.. Dan lebih baik aku menjadi seperti ini, menjalani hidup
dengan apa adanya.. Berusaha terus berdiri sampai kapanpun hanya untuk satu tujuan.. Janji
kehidupan yang lebih baik kedepannya..

-------------------------
Waktu semakin berlalu.. Berhari.. Berminggu.. Berbulan.. Dan aku masih sama seperti ini..
Bahkan aku tak tau sampai kapan aku akan begini,, Usiaku sudah menginjak 20 tahun di
tahun ini dan aku maish seperti diriku dipenghujung tahun lalu..Akhir tahun terberat ku..
Setidaknya bebanku semakin berkurang dan terhenti untuk sesaat..

Dan aku harus mengikuti serangkaian ujian untuk melewati semester ini.. Tanpa emosi yang
terpancar dari diriku, aku melalui kehidupanku dengan apa adanya.. ya dengan apa adanya..
Jauh dari keluarga membuatku lebih leluasa mengekspresikan kesendirianku yang begitu
dalam.. Dan aku justru menikmatinya.. Aku semakin sering sendiri diatas kosanku.. Dalam
gelap malam memandang bintang dan rembulan.. Melihat segala yang TUHAN ciptakan dari
atas sini dan mencoba merenung dengan segala yang ada, mencoba menjadi lebih baik dalam
menelaah semuanya..

Dan tetap ada kata tapi.. Tapi aku tak bisa TUHAN, aku masih ingin dia ada disini.. Entah
berapa tahun itu berlalu TUHAN...

Aku menghabiskan 4 tahun bersamanya di 5 tahun sisa hidupnya.. Dan aku masih punya
banyak tahun untuk mengenanganya.. yaa.. hanya mengenangnya TUHAN.. bolehkah aku
begitu.? Jika boleh, biarkan aku larut dalam perasaan ini, jika tidak.. maka bantulah aku
bangkit untuk kesekian kalinya TUHAN.. Aku selalu bersyukur dan mencoba menerima
semua dalam hidupku.. Aku tak mengeluh apapun.. Tapi kali ini, bolehkah aku mengeluh..
Untuk kisah cintaku yang tak tersampaikan.. Dan ternyata aku nggak bisa mengeluh..

---------------------

Tahun ini... Mungkinkah menjadi tahun yang menorehkan kisah yang lebih dari tahun-tahun
kemarin.. Jika iyaa.. Kuatkan aku TUHAN..

Karena...
Aku terlalu lemah untuk menghapus semua kenangan tentangnya walau aku telah merelakan
dan mengikhlaskan semua tentangnya.. Bahkan...
Aku tak mengerti bagaimana lagi caranya untuk tak mengingatnya.. mendambakan dirinya..
Dan..
Aku sudah terlalu tersiksa untuk perasaan ini TUHAN...
Kembalikan aku seperti aku yang dahulu... Aku yang hanya memikirkan keluargaku bukan
egoku..

-----------------------

Nggak tau entah memang kebetulan atau apa.. Setiap aku nulis kisah tentang kepergian Reza
dimeja kantorku, setiap itu pula lagu ini diputer ole temanku tanpa sengaja.. Dan setiap itu
pula air mataku jatuh tak tertahankan.. Kenapa harus ada lagu ini disaat aku mengulang kisah
tentangnya.. Bahkan hari ini juga masih ada lagu yang mengingatkanku bersamanyaa..
Karena dulu saat aku kelas 3, aku pernah sesekali di tlp oleh reza dan terkadang req lagu
diradio dikotaku.. Sambil tlp, kami saling mendengarkan.. Masa indah untuk teman maya
bukan.. Cinta tanpa wujud untuk sekian tahun dalam hidupku.. Cinta tanpa wujud yang tak
akan pernah terganti..

: Hari demi hari telah ku lewati


Tak pernah aku bersamamu lagi
Tak pernah aku menduga
Kau akan pergi tinggalkan aku

Jauh kau pergi tinggalkan diriku


Sepi hati ini membunuhku
Ku coba untuk cari penggantimu
Namun tak ada yang sepertimu

Rindu aku, sangat rindu kamu


Terasa sejak kau masih ada di dekatku
Tak mudah aku melupakan dirimu
Di saat aku terbangun dari tidurku

Rindu aku, sangat rindu kamu


Terasa sejak kau masih ada di dekatku
Tak mudah aku melupakan dirimu
Di saat aku sendiri

Ooh jauh kau pergi tinggalkan diriku


Rindu aku, sangat rindu kamu
Terasa sejak kau masih ada di dekatku
Tak mudah aku melupakan dirimu
Di saat aku terbangun dari tidurku

Rindu aku, sangat rindu kamu


Terasa sejak kau masih ada di dekatku
Tak mudah aku melupakan dirimu
Pelampiasan
Di saat aku sendiri
11:32 11-8-2014

Entah kenapa aku ingin menyelipkan untaian kata pada pengantar kesalahan-kesalahanku..

Bersedih bukan alasan untuk membenarkan sesuatu yang salah dalam hidup ini.
bersedih bukan alasan untuk melampiaskannya pada perbuatan salah yang kita anggap benar..
Dan pembenaran apa yang kita lakukan dengan alasan bersedih, kecewa bahkan sakit hati
bukanlah kebenaran yang hakiki.
Ini sama saja dengan mencari alasan agar untuk membenarkan hal yang sebenarnya salah
yang telah terjadi..

Dan..
Semua kesedihanku sebagai pengantar atas pelampiasan ku kepada kehidupanku..
dan menjadikan hidup yang semakin berwarna kelam..
Saat masa kelam itu menjadi kelam..
aku berharap ada sosok malaikat yang datang menghampiriku walau aku tak memikirkannya..
Dan TUHAN, memang punya sejuta jalan untuk menunjukkan bahwa aku salah..
walau kadang aku tak pernah sadar bahwa aku salah..

Aku..
Seorang wanita yang berada di persimpangan jalan atas kehidupanku..
Masa lalu sedihku..
Dan masa depan sedihku..
Mana yang aku pilih.? Tentu saja masa depan sedihku..
Karena aku menjadi diriku yang bukan diriku..
Menikmati kesedihan akan masa depanku..
Meninggalkan jejak sedih masalaluku..
Walau masih membayang dalam ingatan akan kenyataan yang kuharap mimpi..
Tapi..
Aku tak bisa memilih apapun saat ini..
Hanya untaian kesalah dan dosa yang menghampiriku..
Secara perlahan tapi pasti..
Dan..
Aku tak akan bisa menjadi malaikat ataupun bidadari syurga..
Aku..
Berawal dari diriku yang indah..
Menjadi diriku yang tak berupa..
Dan...
Aku.. Tak akan pernah bahagia dalam satu waktu..

ttd
hahahha..... to be continue ya gan......part 3 belom selesai bikinnya....
12agustus14;whyushintoryu

Anda mungkin juga menyukai