Anda di halaman 1dari 17

MY GIRL FRIEND IS A GHOST

Pagi itu, entah mengapa langit terlihat begitu mendung. Aku memutuskan keluar
dari kamar KOST ku, untuk sekedar menikmati udara yang amat sejuk.
Aku pun menSTARTer motor ku yang dibelikan oleh ayah di hari ULANG TAHUN ku.

“pagi mus”

Kata - kata itu sering kali ku dengar dari seorang gadis yang tempat tinggalnya sama
dengan ku, hanya saja dia adalah seorang anak dari pemilik KOST tempat dimana ku
tinggal. NAMAnya ELAINE, dia juga bersekolah di tempat yang sama dengan ku yaitu
SMA48 BANDUNG.

“pagi juga len”

Balas ku sambil menge-cek kondisi motorku yang terlihat sangat usang karena aku
belum sempat mencucinya. Tanpa kusadari, perlahan elaine menghampiri ku dengan
sebuah gelas ditangan kananya.

“tumben kamu mus, pagi - pagi udah mau pergi aja, emang mau kemana?”

Aku pun menoleh kearahnya, kulihat ia masih menggunakan piama tidurnya dengan
ekspresi wajah yang sepertinya ia kurang istirahat.

"Hey? Hey?”

Elaine melambaikan tangannya tepat di depan wajah ku, aku sedikit terkejut dan
tersadar dari lamunan yang membesit dipikiran ku.

“eh... so.. sorry len, aku gak fokus”

Dengan keadaan sedikit gugup, aku pun mulai berjalan menuju arah PINTU
GERBANG.

“mus...!”

Lagi - lagi aku di kejutkan dengan suaranya, dengan segera aku menoleh kearahnya.
Dan dengan perlahan ia berjalan menghampiri ku.

“nih”
Ucapnya perlahan sambil memberikan sebuah kunci. Tanpa sadar pandangan ku
seperti sulit untuk dialihkan dari wajahnya.

"Hey? Hey?”

Lagi - lagi aku dibuat terkejut olehnya, perlahan aku mengambil kunci yang ada di
tangannya dan membuka GERBANG. Setelah PINTU GERBANG terbuka, aku bergegas
mengendarai motor yang tadi sempat ku panaskan. Saat akan melewati PINTU
GERBANG, kulihat wajah elaine tersenyum kecil padaku. Aku pun membalasnya
dengan senyuman dan memulai perjalanan ku.

SABTU, 23 Desember 2017

Hari ini aku berniat ingin berkunjung ke sebuah taman bunga di salah satu tempat di
daerah bogor. Perjalanan ku mungkin cukup jauh, atau bisa dibilang sangat jauh.
Tapi, entah mengapa aku begitu bersemangat untuk pergi kesana.

Sepanjang perjalanan, ku lihat begitu banyak sekali tanaman TEH pada sisi kiri
maupun kanan. Tak sengaja, aku melihat salah seorang GADIS yang terlihat berjalan
sendirian. Entah apa yang ada di dalam pikiran ku saat itu. Tubuh ini seperti ada yang
mengendalikan dan bergerak dengan sendirinya untuk menghampiri GADIS itu.

Dengan perasaan sedikit aneh, aku pun memberanikan diri untuk memberhentikan
motor ku tepat di hadapannya.

“hay kak...”

Mungkin ini sedikit aneh, atau lebih tepatnya benar - benar aneh. Mengapa dia tidak
merasa takut atau curiga sedikitpun dengan ku. Ayolah mus, berfikir jernih. Mungkin
orang - orang di daerah sini memang terbiasa RAMAH.

“hay, kamu mau kemana. Kok sendirian, mana jalan kaki lagi”

Aku pun berusaha mengilangkan pikiran dan perasaan aneh ku tadi.

“aku gak tau mau kemana lagi, aku udah capek banget”

Seketika aku terkejut dengan apa yang baru saja ia katakan.

“Eh...? Memang kamu dari mana, kok bisa ada disini?

Seketika itu pikiran ku yang tadinya mulai tenang, kini malah menjadi tidak karuan.
Sempat terbesit cerita dari beberapa teman ku di sekolah tentang modus BEGAL
pencurian MOTOR, bisa saja dia memelas kasihan meminta diantar ke suatu tempat
yang sepi. Eh tidak taunya ada teman - temannya yang sudah menunggu. Ya TUHAN
lindungi hambamu ini yang begitu penuh dengan dosa ini.

“aku dari jakarta kak, aku pergi dari rumah karena aku udah bener - bener bingung
dan gak tau harus ngapain lagi kak. Aku seperti gak di anggep lagi dirumah kak”

Ku lihat, air mata itu mulai membasahi pipinya. Jujur saja, aku benar - benar tidak
tega dengannya. Terlebih dengan keadaannya, Ahhh... GADIS ini sepertinya sudah
mahir memainkan perasaan orang yang akan menjadi KORBANnya. Ayolah berfikir...
OKE, aku harus tenang. Aku harus memastikan dulu apakah dia komplotan BEGAL
atau bukan.

“haduh, kok bisa sampe begitu sih. Terus sekarang ini mau kemana?”

Semoga pertanyaan ini dapat menjawab rasa kecurigaan ku.

“aku gak tau kak”

Lagi - lagi air mata itu mengalir begitu derasnya, duh... kan bener dia bukan BEGAL,
buktinya dia ditanya mau minta anter kemana aja dia gak tau. Kecuali dia minta
anter ke tempat yang sudah ditetapi tujuannya.

“hem... udah - udah jangan nangis gitu dong. Em... gimana kalo kamu ikut aku aja
yuk? Aku mau ke taman bunga”

Aku sebenarnya hanya mencoba untuk menghilangkan beban pada dirinya sejenak.

“jangan deh kak, aku gak mau ngerepotin siapa - siapa”

Duh, nih anak kasihan banget.

“justru aku malah seneng karena bisa ada temen, lagian aku juga sendirian kok”

Ku lihat, dia seperti mempertimbangkan sesuatu. Terlebih dia menatap ku dengan


begitu seriusnya.

“yaudah kak, aku mau”

Huft, oke sekarang dia jadi tanggung jawab aku.

“tapi sekali lagi, aku bener - bener gak mau ngerepotin kakak”

Sejenak ku tatap wajahnya, entah mengapa sepertinya ia benar - benar serius dan
tidak main - main dengan apa yang ia ucapkan.
“gak akan ngerepotin kok, yuk naik. Ini mendungnya makin gelap loh, nanti keburu
hujan”

Ia pun bergegas naik ke motor yang ku kendarai.

TAMAN BUNGA BOGOR

Huft, akhirnya sampai juga. Oh iya, aku sampai lupa berapa lama waktu tempuh
perjalanan ku tadi dari tempat ku bertemu dengan dia. Eh.. ngomong - ngomong
nama dia siapa yah? Aduh aku bener - bener sampai bisa selupa ini.

“yuk masuk”

Tanpa sadar aku meraih dan menggandeng tangannya, seketika itu ia menatap ku
dengan tatapan, emm... entah lah ekspresi apa yang dia tunjukan pada ku saat itu.

“ehh... ma..maaf”

Jujur saja, ini adalah untuk pertama kalinya aku pergi dengan seorang GADIS. Akan
tetapi kenapa aku seberani ini dengannya, terlebih lagi aku baru saja bertemu
dengannya. Bahkan aku pun belum mengenal namanya.

“Cindy Dea Yuvia”

Seketika aku dibuat sangat - sangat terkejut olehnya, apa dia ini punya INDERA Ke-6?

“Muswan Hayon, panggil aja mus jangan kak”

Dia pun sedikit merubah ekspresinya, hah... syukurlah. Tapi, aku masih penasaran
kenapa dia bisa tau apa yang aku pikirin yah? Ah.. mungkin cuma kebetulan aja, ayo
lah mus berfikir yang sehat - sehat aja napa.

“oke mus, panggil aku Yupi yah”

Yupi yah, hem... ok, aku bisa terima kenapa dia minta dipanggil yupi. Cocok kok sama
wajahnya.

Kami pun membeli TIKET masuk, dan tujuan pertama kami adalah taman JEPANG.

“wah... aku suka tempatnya, ini bener - bener seperti taman imajinasih ku waktu
kecil dulu”
Kulihat pancaran kegembiraan di wajahnya, seketika aku terpaku memandangnya.
Ternyata dia kalau aku perhatikan, sangat can...

“eh emus, kita ke gazebo itu yuk”

Seketika ia menggengam erat tangan ku.

KENAPA?

KENAPA?

ADA APA DENGAN KU?

PERASAAN APA INI, SEKETIKA AKU MERASAKAN PERASAAN YANG SULIT SEKALI
UNTUK AKU JELASKAN?

“makasih ya emusss... kamu udah bikin aku jadi lupa sama masalah aku, aku gak tau
deh gimana cara balas kebaikan kamu”

Duh, nih anak kenapa bisa bikin aku jadi gerogi tingkat dewa sih...

“hehehe... kamu berlebihan, biasa aja kok”

Sambil menggaruk - garuk bagian belakang kepala ku yang sebenarnya tidak gatal.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 16.00, aku berniat mengajaknya untuk
bermain GO-KART. Canda, Tawa, benar - benar terlihat begitu lepas dari wajahnya.
Sungguh aku benar - benar baru pertama kali merasakan perasaan aneh seperti ini.

“huft, capek juga yah. Kita isi bahan bakar dulu yuk?”

Aku mengajaknya ke salah satu tempat makan yang tempatnya berada tidak jauh
dari pintu masuk tempat kami membeli TIKET tadi.

“gimana sih? Katanya mau isi bahan bakar, ini kok malah ke tempat beli mam”

Haha, entah mengapa aku begitu suka melihat ekspresinya disaat ngomel - ngomel
seperti itu.

“iya, yang mau isi bahan bakar bukan MOTOR ku. Tapi perut aku nih, dari tadi nge-
JIM mulu minta di isi”

Ku lihat ekspresinya seketika berubah derastis.


“ya sudah deh, kamu mam dulu sana. Aku tunggu disini”

Ehh..? kok dia malah jadi seperti itu?

“Yupi, kamu makan juga dong temenin aku”

Terlihat dia seperti sedang memikirkan sesuatu.

“udah, kali ini aku yang teraktir kamu. Yuk sini jangan mojok disitu, nanti kesurupan
jin penunggu pohon loh”

Ehh.. kenapa tuh anak diem aja yah. Aku samperin aja deh.

“loh yup? Kok kamu malah nangis”

Apa yang sebenarnya terjadi sama dia yah?

“aku kan udah bilang dari awal, kalo aku gak mau ngerepotin kamu!”

Loh kok dia malah marah - marah gini sih, aduh... gimana ini, aku tau dia pasti lagi
nahan laper. Apalagi dia dari JAKARTA, entah aku juga gak nanya dia sampe sini naik
kendaraan atau jalan kaki sampe sini. Astaga masa iya gadis secantik ini dari JAKARTA
ke BOGOR jalan kaki sih, mana mungkin.

“gimana kalo aku bilang, kalo kamu gak mau ku teraktir. Kamu aku anggep
ngerepotin aku, kan efeknya kamu kalo kenapa - kenapa aku yang repot urusin
kamu. Terus kalo kamu sakit gimana?"

Eh buset, kenapa aku jadi seperhatian ini sih sama nih bocah.

“hem, yaudah deh aku gak maksa. Yaudah kamu tunggu sini, aku makan bentar”

15 MENIT KEMUDIAN

“Yup.. eh? Kemana tuh anak?”

Aku coba mencarinya di sekeliling tempat dimana ia tadi menunggu ku namun aku
tidak menemukannya, akhirnya aku memutuskan untuk mencarinya sampai seluruh
taman bunga ini ku datangi. Namun Yupi benar - benar tidak berhasil ku temui, entah
kenapa aku sekarang benar - benar begitu memikirkannya sekaligus khawatir
padanya. Aku belum pernah merasakan perasaan khawatir sampai seperti ini kepada
seseorang, apalagi seseorang yang baru aku kenal.
“astaga yup, kamu dimana sih?”

PUKUL 18.00 TAMAN BUNGA BOGOR

Kulihat langit mulai terlihat lebih gelap dari sebelumnya, dan benar saja hujan mulai
turun dengan begitu derasnya disertai petir yang menyambar - nyambar begitu
kerasnnya.

Dengan perasaan bersalah, aku pun memutuskan untuk langsung pulang ke KOST
yang memang jarak tempuhnya memakan waktu hingga ber JAM - JAM untuk
sampai.

Saat itu aku benar - benar tidak perduli dengan hujan yang semakin deras
membasahi tubuh ku.
Tanpa sadar, mata ini meneteskan air mata dengan sendirinya.

BANDUNG 01.00 DINI HARI

Sesampai di depan GERBANG KOST, dengan keadaan basah kuyup karena hujan tak
kunjung berhenti mengiringi selama perjalananku. Aku pun mencoba nge-CHATT
elaine untuk meminta dibukakan kunci GERBANGNYA. Aku menunggu sekitar
setengah jam untuk kabar atau balasan dari elaine, namun sampai sekarang dia tidak
muncul - muncul juga. Akhirnya ku coba untuk menelfonnya namun tetap saja tidak
membuahkan hasil. Ya TUHAN, maafkan hambamu ini yang telah menelantarkan
seseorang diluar sana.
Dengan duduk di bawah PINTU GERBANG, akhirnya aku perlahan mulai
menyandarkan punggung ku ke tembok itu. Dan perlahan - lahan diri ini sepertinya
sudah benar - benar tidak kuat lagi menahan rasa dingin dan kantuk yang amat
berat, ditambah sampai saat ini aku tak kunjung mendapatkan kabar dari elaine.

PUKUL 06.00

“Mus? Ya ampun mus!”


Dengan cepat elaine membukakan pintu gerbang, dan segera membangunkan ku
yang masih bersandar di tembok itu.

“aduh ini gimana ini, mus bangun mus bangun ! ayo mus bangun!”

Elain pun dengan panik berlari ke kamar salah seorang yang memang menge-kost
juga ditempatnya.

DOK DOK DOK!

“bang! Bang!”

DOK DOK DOK!

“ada apa sih dek, gak tau orang lagi mimpi indah apa?"

Tanpa banyak bicara elain langsung menarik tangan penghuni KOST tersebut kearah
pintu gerbang.

“eh, eh, eh, gua belum pake baju dek”

“ayo bang tolongin mus bang, angkat ke kamar aku aja”

Pinta elaine pada penghuni KOST tersebut. Dengan keadaan panik sekaligus
menangis, elaine pun membuat kan TEH hangat dan memberikan KAPSUL untuk ku
minum.
Kini elaine tengah membuka perlahan mulut ku dengan jari - jari mungilnya, dan iya
segera memasukan kapsul itu kedalam mulut ku dan tak lupa ia memberikan teh
hangat itu disaat setelah ia memasukan kapsulnya tadi kedalam mulut ku.

“aduh mus, aku bener - bener minta maaf yah sama kamu. Ini salah aku, kenapa aku
gak baca LINE dan angkat telfon dari kamu. Aku malah asik - asikan tidur dan
malahan gak bukain pintu pagar nya semaleman. Maafin aku mus maafin aku”

Sambil terus menangis, iya menyandarkan kepalanya di dada ku hingga tanpa sadar
ia sampai terlelap.

PUKUL 14.00

“aku dimana"
Perlahan ku mulai paksakan mata ini untuk terbuka, namun entah mengapa kepala
ini terasa begitu berat untuk di angkat. Aku coba untuh tetap tenang, dan aku
berusaha memikirkan sesuatu yang telah aku lalui kemarin.

“kamu udah bangun?”

Suara itu?

“hey... nih dimakan dulu buburnya, aku yang buat sendiri loh”

Aku hanya terdiam dan memandangi raut wajahnya yang terlihat seperti khawatir
pada sesuatu.

“hemm”

Aku hanya membalasnya dengan anggukan saja, entah mengapa masa - masa itu
teringat kembali di benak ku.

FLASHBACK ON

“aku gak tau mau kemana lagi, aku udah capek banget”

“tapi sekali lagi, aku bener - bener gak mau ngerepotin kakak”

“ya sudah deh, kamu mam dulu sana. Aku tunggu disini”

“aku kan udah bilang dari awal, kalo aku gak mau ngerepotin kamu!”

FLASHBACK OFF

Aku benar - benar merasa bersalah padanya, huft. Andai saja waktu itu dapat
terulang, mungkin aku tidak ingin meninggalkan dia di tempat pembelian TIKET
sendirian.

“bukannya dimakan buburnya, malah ngelamun. Sini... mana sendoknya?”

Seketika ku menoleh kearah elaine yang berusaha mengambil sendok bubur yang
sedang ku genggam.
“eh... udah len, gak papa aku bisa kok”

Namun tetap saja ia tak menghiraukan ucapanku.

“udah sini gak apa - apa kan?”

Aku benar - benar terkejut dengan apa yang elaine lakukan terhadap ku, karena
selama ini aku tidak pernah melihat sikap elaine yang seperti ini pada ku.

“sini, Aaaa... Ammm... gimana, enak kan?”

Ucapnya dengan wajah yang benar - benar begitu dekat jaraknya dengan wajah ku.

“em.. kok asin?”

Jujur saja, ini adalah bubur terburuk yang pernah masuk ke dalam mulut ku.

“ihh.. udah jangan banyak komen, ini kan bagus buat pemulihan tenaga kamu.
Apalagi kamu tidur di depan gerbang semaleman”

Ku lihat kembali wajahnya, sepertinya ia benar - benar tulus untuk membantu ku.
Tapi, apakah harus sampai seperhatian ini?

UHUK!

UHUK!

”eh... buruan ini di minum”

Ia memberiku segelas air yang ia bawa tadi bersamaan dengan bubur ini.

“duh... makanya pelan - pelan dong sayang”

Seketika aku terkejut dengan apa yang ia ucapkan barusan.

“ehh... kamu bilang apa barusan len?”

Seketika itu ia memalingkan padangannya dari wajahku.

“ehh.. a.. anu.. e.. emangnya a.. aku bilang apa barusan?”

Ku lihat wajahnya sekarang benar - benar gugup.

“ta.. tadi i.. itu a.. aku bilang, makannya pelan - pelan dong mus. Ya i.. itu, tadi aku
bilang gitu kok”
Ya sudah lah, aku tidak ingin memikirkannya. Setelah selesai melahap bubur
buatannya, kini kami hanya menghabiskan waktu dengan obrolan - obrolan ringan.

“eh iya mus, aku mau tanya boleh?”

Ku lihat wajahnya sekarang seperti ada perubahan dari sebelumnya.

“kok, kamu bisa pulang selarut itu. Kalau cuma sekedar cari angin kan gak mungkin
sampai segitunya, kamu abis dari mana sih?”

Huft, pertanyaannya benar - benar membuat ku teringat masa - masa dimana YUPI
meninggalkan ku.

“kok gak di jawab sih”

Aku tidak tahu jawaban apa yang tepat untuk kuberikan padanya, terlebih lagi ku
melihatnya seperti tergambar jelas di wajahnya begitu benar - benar khawatir.

“hem?”

Elaine memegang pundak ku dengan kedua tangannya, saat ku tatap wajahnya.


Entah mengapa mulut ini seperti terkunci dengan rapat, hingga aku tidak sanggup
untuk berbicara dan hanya membalas pertanyaannya dengan menggeleng pelan.

“huh.. ya sudah kalo kamu gak mau cerita, oh iya aku ada sesuatu buat kamu.
Sebenernya ini peninggalan dari Almarhumah nenek aku sih, tapi ini SPECIAL buat
kamu”

Seketika ia membalikan tubuhnya dan berjalan kearah lemari yang berada dekat
dengan pintu kamarnya. Eh iya, ini kamarnya ELAINE? Astaga, kenapa dia berani
sekali membawa laki - laki ke kamarnya.

“huh, disini ternyata”

Ku lihat ia membawa sebuah kotak hitam di tangannya.

“itu apaan len?”

Jujur saja, sebenarnya aku mulai bingung dengan sikapnya kepadaku. Mengapa dia
sampai seperti ini kepada ku, bahkan ia memberikan sesuatu yang menurutnya
spesial itu. Terlebih lagi, sesuatu itu adalah peninggalan dari Almarhumah neneknya
yang diberikan kepadanya.

“Ini Liontin dari perak. Sebelum meninggal, nenek memberikan Liontin ini ke aku.
Kata nenek, aku harus kasih Liontin ini ke seseorang yang SPECIAL buat aku”
Oh Tuhan, aku harus bagaimana. Jika aku tolak, ia pasti akan kecewa. Tapi jika tidak
aku tolak, aku takut menyakiti perasaannya jika ia tahu bahwa aku telah suka pada
orang lain.

“aduh len, ini kamu gak salah orang apa? Aku kan biasa - biasa aja. Lagian apa coba
yang special dari aku?

Ku lihat wajahnya makin mendekat dengan wajahku.

“iya jelas dong kamu Special, kan punya dua TELUR”

EH???????? ini gak salah apa yang ia ucapkan barusan.

HAHA

“Serius amat, aku bercanda kok”

Seketika. ia membalikan badannya dan pergi ke luar kamar.

“len tunggu! Aku mau balik ke kamar KOST aku aja deh”

Seketika ia pun menghentikan langkahnya.

“hem.. iya udah, tapi jangan lupa yah. Ini harus di pake kalo ketemu aku disekolah
besok, terus itu kapsulnya di bawa buat kamu minun nanti sebelum bobo”

Aku benar - benar semakin tidak mengerti dengan sikapnya terhadap ku.

“yaudah aku ke kamar KOST dulu, ini udah jam 8 malem, aku mau istirahat”

ONE!

TWO!

ONE, TWO, THREE, FOUR!

I want you (i want you)


i need you (i need you)
I love you (i love you) di dalam benakku
keras berbunyi irama myuujiikku
Hebii rooteeshon!

Seketika aku terbangun dari tempat tidur ku, dan langsung mematikan ALARM
ponsel milik ku. Aku bergegas mengambil handuk dan segera menuju kamar mandi.
Setelah selesai mandi dan memakai seragam, aku dengan segera memanaskan
motor ku. Sambil memberi sedikit polesan demi polesan pada body motor ku dengan
kain basah, akhirnya motor ku pun terlihat sedikit lebih bersih dari sebelumnya.

“dasar jorok, udah tau motor kotor. Bukannya di cuci, malah di elap - elap pake kain”

Seketika ku menoleh kearah sumber suara tersebut.

“mau nyuci sebenernya, tapi emang lagi gak sempet aja bang”

HAY!

UDAH MAU BERANGKAT YAH?

Ku lihat elaine berdiri tepat didepan pintu rumahnya.

“iya len”

Kenapa dia malah kesini yah, aku makin bingung akhir - akhir ini dengan sikapnya.

“hari ini aku berangkat bareng kamu yah mus”

“bukanya kamu biasa bareng AYAH kamu ya len?”

“dari kemarin malam AYAH sama IBU aku pergi, katanya sih mereka keluar kota. Ada
urusan kerjaan bilangnya”

Huh, entah mengapa alasannya membuat ku tidak mampu untuk menolaknya.


Setelah selesai mengelap motor ku, aku mengajaknya untuk segera menaiki motor
ku dan kami pun berangkat bersama.
Diperjalanan entah mengapa seperti ada tangan yang melingkari perutku, sejenak ku
tersadar bahwa elaine sambil memeluk tubuh ku dengan hangatnya.
Sepanjang perjalanan, kami berdua hanya diam tanpa sepatah katapun yang keluar
antara aku dan elaine.

HINGGA DIDEPAN GERBANG SEKOLAH

Elaine sepertinya masih tidak ingin melepaskan pelukannya yang benar - benar
begitu hangat ku rasakan.

“e.. l.. len?”


Saat ku lihat ia dari spion motor ku, betapa terkejutnya aku melihat ia sampai
tertidur di pundak ku.

“hemm... udah sampe yah”

Ia mengusap - usap kedua matanya, lalu ia turun dan melepas pelukan hangatnya
dari tubuh ku.

“yuk, masuk ke kelas”

Ku lihat ia tersenyum begitu hangat.

“aa.. ay.. ayo len”

Kami berjalan menuju kelas bersama.


kelas kami berdua berbeda, namun arahnya sama yaitu berada di lantai dua.
Ku lihat ia melambaikan tangan saat sampai didepan kelasnya, aku hanya membalas
dengan sebuah senyuman kearahnya. Dan aku pun dengan perlahan memasuki kelas
ku yang memang berada tidak jauh dari kelasnya.

ENTAH MENGAPA HARI ITU TERASA BEGITU CEPAT

Saat aku akan membereskan buku - buku ku yang berserakan di meja dan ingin
memasukannya ke dalam tas, aku melihat elaine melambaikan tangan dari depan
kelas ku.
Senyuman hangat yang tadi pagi itu, masih terlihat begitu jelas dari pancaran
wajahnya.
Singkat cerita, kami berdua pergi ke salah satu MALL yang ada di kota BANDUNG.
Elaine bilang, iya ingin ditemani menonton FILM kesukaannya. Sesampainya di MALL
itu, ia langsung menarik tangan ku dan kami menuju tempat pembelian tiket FILM
yang akan di tontonnya.
Setelah mendapatkan tiketnya, elaine kembali menarik tangan ku dan ia membawa
ku ke sebuah tempat dimana terdapat banyak sekali buku - buku. Ia menyuruh ku
untuk menunggunya di dekat kasir, sedangkan ia mulai berjalan dan mencari - cari
buku yang ingin ia beli. Entahlah, aku seperti tidak ingin jauh - jauh darinya saat ini.

KAKAK?
Ku lihat ke arah sumber suara yang seperti sedikit teriak ke arah ku.
Sungguh betapa terkejutnya, ternyata suara itu berasal dari gadis yang menghilang
saat ku tinggal makan di taman bunga itu.

“yu.. yupi”

Ia berlari kearah ku dan langsung memeluk ku dengan begitu eratnya hingga kembali
ia meneteskan air matanya seperti saat pertama kali aku bertemu dengannya. Pada
saat itu pun aku membalas pelukannya dengan begitu erat. Pada saat itu aku seperti
benar - benar tidak perduli oleh sekeliling ku. mungkin jika di hitung, ada begitu
banyak orang yang sedang memperhatikan ku.

MUS!

Suara itu lagi....

Aku menoleh ke arah sumber suara itu....

Dan benar saja, itu adalah suara dari elaine yang memanggilku....

Kulihat ia menatapku dengan wajah yang begitu pucat....

Seketika itu ia berlari ke arah LIFT yang berada di dekat pintu masuk kami tadi....

Sayangnya aku belum sempat sampai ke LIFT itu, namun pintu LIFTnya sudah
tertutup...

Kulihat arah LIFTnya berjalan ke atas, aku berusaha agar tetap tenang dan terus
menanti elaine berhenti di lantai mana....

SESAAT MENUNGGU

“lantai 7!”

Betapa terkejutnya aku melihat pemberhentian elaine, ia berhenti di lantai paling


atas pada MALL ini. Tanpa berfikir panjang aku berlari ke arah tangga darurat untuk
menyusul elaine. Saat menaiki anak tangga lantai demi lantai, sungguh kaki ku
seperti terasa kaku. Hingga akhirnya kaki ku terkilir saat mencapai lantai 5. Aku
merasakan begitu sakitnya kaki ku ini, sepertinya aku benar - benar sudah tidak kuat
lagi untuk melanjutkan langkah ku.

SEJENAK KU PEJAMKAN KEDUA MATA KU

Aku pun berusaha melanjutkan langkahku meski perlahan, entah mengapa rasa sakit
ini semakin aku melangkah maka semakin sakit kurasakan hingga akhirnya ku sampai
di titik lantai 7.

ELAINE!

ELAINE!

Aku berusaha mencarinya, setiap sudut tempat ini aku tidak menemukan elaine.
Aku seperti ingin menyerah, namun hati ini seperti tidak ingin berhenti begitu saja.

DAN

Dari atap gedung lantai 7 MALL itu ku melihat elaine sudah berada di lantai dasar
gedung MALL ini dengan keadaan bersimpah darah.

ELAINE!

aku pun menangis sejadi - jadinya, aku benar - benar tidak sanggup untuk melihat
kondisi elaine.

KALO KAMU MATI, AKU JUGA HARUS MATI LEN!


Dengan cepat aku menaiki pembatas gedung MALL itu, dan aku pun ikut melompat
dari atas gedung tersebut hingga aku benar - benar mendarat dengan begitu
kerasnya sampai dasar lantai gedung MALL itu.

Ini benar - benar seperti mimpi, karena pada saat itu aku melihat elaine
melambaikan tangan ke arahku dari atas gedung MALL dimana tempat aku
melompat tadi.

PEMAKANAM UMUM

“maafin aku emus, aku gak tau kalo kamu udah punya pacar. Ini semua salah aku,
kenapa aku kemarin peluk kamu di mall”

Setelah cukup lama, Yupi perlahan meninggalkan pemakaman umum tersebut...

Anda mungkin juga menyukai