Cast:
Romance~Chaptered
By : YooAi
Happy Reading^^
——————————————————————
Kriing!!!!
Dia disana
“Iya Eomma, Aku sudah bangun” Kihyun memutar bola matanya, sudah
satu bulan ini Eommanya selalu menatapnya tak percaya begitu ia
langsung membuka pintu kamarnya tanpa menunggu ditarik paksa dari
ranjangya.
“Kalau begitu, cepat mandi. Kita sarapan “ Ujar Eomma berbalik menuruni
tangga, menuju dapur.
—-
—-
Tuk.
Ketukan lembut mendarat di kepala Kihyun. Membuat gadis itu
mendongakkan kepala dan mengerucutkan bibirnya.
“Yaaa Kihyun-ah, kau mau kemana?” Tanya Wonho ikut beranjak dari
bangkunya dan mengikuti Kihyun. Kihyun terus berjalan sembari sesekali
memukul lengan Wonho yang sibuk mengacak rambut panjangnya.
—-
“Kihyun-ah, kau tidak lupa kan? Hari ini kau milikku” Wonho mengedipkan
matanya, disambut jitakkan keras dikepalanya, Kihyun menjulurkan
lidahnya dan berlari menjauh.
“Yaa, kau baik-baik saja?” Wajahnya kini hanya berjarak beberapa centi
saja membuat Kihyun kian merasa tak berpijak di bumi, dan kini punggung
tangannya sudah berpindah ke kening gadis itu.
“Hei…” Ulang Hyunwoo mendapati gadis itu tetap diam, sejenak ia berfikir
apakah saat terjatuh tadi kepala gadis itu ikut terbentur.
“Wae geurae? Yaa, kau terluka? Kau baik-baik saja? Yaaa Kihyun-ah
jangan membuatku khawatir” Racau Wonho panik.
—–
Dan hingga detik ini rasa itu masih sama, dan masih menyakitiku.
Menggerogoti tiap kebahagiaan yang coba ku raih. Kau tau? Berapa
banyak hati yang telah ku patahkan karena masih menantimu. Menanti
dirimu yang bahkan tak memandangku sedikitpun, bahkan mungkin kau tak
pernah menyadari bahwa aku ada di dunia ini. Hidup di kota yang sama
denganmu bertahun-tahun.
Hah, kau hanya melihat dia. Dia yang sialnya juga kusayangi. Dan kau
tahu? Kau membuatku menyakiti dan tersakiti oleh orang-orang yang ku
sayang. Kau Son Hyunwoo, sungguh menyebalkan. Tolong kali ini pergilah
dari pikiranku, aku lelah. Benar-benar lelah.
—–
Deg!
“Yaa sampai kapan kalian akan berjabat tangan?” Wonho tiba-tiba muncul
mengagetkan Kihyun yang langsung melepas jabatan tangannya. Wonho
menarik kursi disamping Kihyun. “Annyeong Kihyun-ie” Wonho memasang
senyum tampan-tapi-konyol-nya membuat Kihyun memutar bola matanya.
Hyunwoo tesenyum melihat tingkah lucu Kihyun yang membuatnya kian
imut. Sementara Minhyuk masih tetap berkonsentrasi dengan soal-soal
dihadapannya tanpa merasa terganggu sedikitpun, ia sudah terbiasa
belajar dengan keributan Ki-Ho dihadapannya.
Sejak kecil Wonho yang hanya terpaut usia beberapa bulan darinya
memang amat usil sekaligus over protectif padanya dan Kihyun, terlebih
kepada sang maknae Kihyun. Sejak mereka berumur 11 tahun Wonho
mulai semakin menunjukkan sikap menjaga-secara-berlebihan-nya
terhadap Kihyun. Awalnya ia tak terlalu mempermasalahkan toh
Kihyun maknae dan Kihyun yang mengenalkan Wonho padanya.
—-
“Tentu saja, mana mungkin Oppa mu ini lupa hm?” Wonho mengacak
rambut Kihyun yang di kuncir kuda.
“Yaaa, yaaa lepaskan yaaa nanti akan ku traktir vanilla ice cream” Wonho
berusaha membujuk Kihyun untuk melepaskan tangannya yang masih
menggenggam erat rambut Wonho. “Kutambah dengan strawberry ice
cream.. aaaa..aaa…. Araso araso…. Ku tambah ayam satu porsi besar”
Wonho menatap Kihyun memelas.
“Mmm….”
“Aigoo, uri Kihyun-ie merajuk lagi” Wonho tersenyum lembut “Kajja kita
beli ice cream, kalian ingin ikut?” Tawar Wonho pada Hyunwoo dan
Minhyuk.
“Mereka pasti sibuk Oppa, sebentar lagi suneung dan olimpiade, sebaiknya
kita jangan ganggu mereka” Potong Kihyun tanpa menatap Hyunwoo, ia
takut semakin tak berkutik bila terlalu lama berada di dekat Hyunwoo. Tak
baik bagi kinerja jantungnya yang selalu bereaksi berlebihan dihadapan
Hyunwoo. Tanpa ia sadari terbesit kekecewaan di mata Hyunwoo.
“Oh ya? Baiklah selamat belajar Minhyuk-ah, pai pai….” Wonho merangkul
Kihyun dan menariknya menjauh.
—–
“Aww!” Jerit Wonho mendramatisir cubitan Kihyun yang sama sekali tak
sakit itu. “Kau kejam sekali Kihyun-ah” Sungutnya sembari mengelus
lengannya yang dicubit Kihyun tadi. Kihyun memutar bola matanya,
mengahadapi kekonyolan Wonho yang selalu ia dapatkan tiap pagi.
“Oseo osipsio2!” Seru Kihyun begitu mendengar bel berbunyi. “Ada yang
bisa saya bantu?” sapanya ramah pada pembeli yang tengah melihat
rangkaian bunga pada display. “Agassi??” Ulangnya sembari menghampiri
wanita berblus floral yang masih membelakanginya.
“Saya ingin mawar biru ini” Ujar si wanita berblus floral berbalik badan.
Kihyun membelalakkan matanya.
————————————————
TBC
Another Chance (Part 2)
Posted on April 19, 2016
“Another Chance“
Romance~Chaptered
By : YooAi
Happy Reading^^
——————————————————————
“Saya ingin mawar biru ini” Ujar si wanita berblus floral berbalik badan.
Kihyun membelalakkan matanya.
“Oh, Kihyun-ah? Yaa, neo…” Minhyuk memeluk Kihyun yang masih diam
terpaku, seakan tak percaya bahwa yang dilihatnya adalah Minhyuk
sahabatnya dimasa lalu.
“O..oraemaniyeyo Minhyuk-ie”
—-
“Mwo?! Kau tak sengaja bertemu dengan Minhyuk?” Wonho tak dapat
menyembunyikan keterkejutannya. “Di sini? Jeju-do?” Kihyun hanya
menjawab dengan anggukan lemah sembari meminum lemon tea yang
disajikan Wonho. “Laki-laki itu?” Wonho sedikit berdeham saat
menanyakan hal yang sebenarnya terlarang untuk ditanyakan. Kihyun
hanya menggeleng, bibirnya membentuk senyuman kecil yang Wonho
amat tahu bahwa senyuman itu palsu. Jelas terlihat sebuah luka kembali
terbuka bahkan bernanah yang coba gadis itu tutupi. Gadis itu hanya
tertunduk diam membuat Wonho bingung ‘Apa yang harus ku lakukan’
tanyanya dalam hati mendapati sorot mata Kihyun kian meredup. Lama
dipandanginya gadis itu, hening.
“Kihyun-ah…” Wonho menatap Kihyun dalam, jelas terlihat cinta yang ia
pelihara bertahun-tahun lalu masih bersarang di hatinya. Diraihnya tangan
Kihyun, menggenggamnya mencoba meraih hati gadis itu. “Kau tahu,
meski bertahun-tahun telah berlalu, meski hatimu belum sepenuhnya milik
ku, hatiku tetap sama. Masih mencintaimu, lebih dari sekedar sahabat dan
hingga kini belum berkurang sedikitpun” Ucapnya masih menatap Kihyun,
mencoba meyakinkan Kihyun bahwa ia bersungguh-sungguh mencintai
gadis itu. Kihyun menatap lelaki dihadapannya pilu, jujur ada satu ruang
dihatinya yang masih menyimpang Hyunwoo di dalamnya. Ia tak
memungkiri ia juga memiliki rasa pada Wonho, tapi hingga kini ia masih
terus dibayangi kenangan indah sekaligus menyakitkan yang Hyunwoo
berikan padanya.
“A… Aku…” Ucapan Kihyun terhenti oleh telunjuk yang mendarat di bibir
mungilnya.
“Hmm…”
—–
Hari panjang nan membosankan tanpa Wonho dan Minhyuk telah terlewati,
Kihyun nyaris membenturkan kepalanya ke dinding jika ia harus lebih lama
lagi berada disekolah. Ia bukan gadis yang pandai bergaul seperti Minhyuk
ataupun terkenal seperti Wonho yang punya segudang prestasi. Ia
hanyalah gadis biasa -sangat biasa malah- yang hobi menghabiskan waktu
dengan menggambar ataupun mendengarkan lagu bila sendirian. Ia sudah
terlalu bergantung dengan kehadiran Wonho, sedari dulu temannya
hanyalah Wonho dan Minhyuk. Entah ia harus berterima kasih atau kesal
karena sikap Wonho yang akan sangat protektif jika menyangkut dirinya,
hasilnya ia hanya memiliki Wonho dan Minhyuk sebagai temannya.
“Lebih baik kau naik bis Kihyun-ah, bukankah matahari akan tenggelam
lebih cepat? Kau akan kedinginan nantinya”
“Geure? Aku akan naik bis di halte berikutnya saja” Jawab Kihyun tanpa
melihat Hyunwoo, matanya sibuk melihat kemanapun asal tidak menatap
wajah Hyunwoo, ataupun rahangnya yang indah ataupun bahu bidangnya.
Semua keindahan itu tak baik untuk kesehatan jantungnya. Ia bersumpah
bahu Hyunwoo adalah bahu paling sempurna yang pernah ia lihat.
Ah, apa yang kufikirkan. Gerutu Kihyun dalam hati mencoba menepis
pikiran-pikiran anehnya. Kihyun hanya menghembuskan nafas keras-keras
berharap otaknya tak lagi berpikir yang tidak-tidak. Tiba-tiba sebuah syal
merah melingkari leher jenjangnya, Kihyun terdiam menatap Hyunwo yang
sedang melilitkan syal merah dilehernya. Tubuhnya yang hanya sebatas
bahu Hyunwoo membuatnya harus mendongak, lampu-lampu hias di
sepanjang jalan membuat Hyunwoo nampak seperti malaikat
dihadapannya.
“Dengan begini kau tak akan kedinginan, lain kali kau harus memakai jaket
tebal bukan hanya sekedar mengikuti trend fashion” Ujar Hyunwoo dengan
senyum di wajahnya, Kihyun bersumpah senyum Hyunwoo kali ini benar-
benar mengalihkan dunianya.
“K… Kau tidak naik bis?” Kihyun memberanikan diri bertanya, membuat
Hyunwoo mengerutkan keningnya berpikir. “Umm… aku pernah melihatmu
melintas di depan rumahku” setiap hari lanjutnya dalam hati.
“Aaah, kau tinggal di perumahan itu? Aku hanya mengantar koran setiap
pagi” Jawab Hyunwoo sembari menyandarkan sepedanya. “Aku tidak
sekaya itu untuk bisa tinggal disana” Matanya yang teduh menatap lurus
jalanan didepannya. Tatapan sendu Hyunwoo membuat Kihyun merasa
bersalah, ternyata tak semua hal mengenai Hyunwoo ia tahu.
“Yaa, ada apa dengan wajahmu itu?” Hyunwoo mengusap lembut kepala
gadis yang kini hidungnya terlihat memerah menahan tangis. “Ah, bus mu
sudah datang. Rumahku ada di belakang pertokoan sana, anyeong…”
Hyunwoo memacu sepedanya, meninggalkan Kihyun terus menatapnya
hingga menghilang dari pandangan.
—-
“Kau yang hampir membunuhku oppa! Sejak kapan Oppa ada disini?”
Kihyun duduk disamping Wonho yang tengah bersungut-sungut karena
pukulannya.
“Hmmm….”
“Wae?”
“Ehm, noona Eomma sudah menunggu untuk makan malam, kalian bisa
melanjutkan lovey dovey kalian nanti” Seung Woo yang muncul dari balik
pintu mengedipkan matanya usil, membuat Kihyun makin salah tingkah.
Wonho menatap gadis didepannya geli, wajah Kihyun yang merona
membuat gadis itu kian cantik dimata Wonho.
“Anak eomma sedang ada masalah apa hmm?” Ny. Yoo menghampiri putri
sulungnya yang tengah bersungut-sungut diranjangnya.
“Aigooo, eomma kira kau sedang PMS atau ada yang mengganggumu di
sekolah” Ny. Yoo mengacak-acak rambut putrinya itu.
“Aish, yang tadi ku tanyakan Oppa. Yang membuat Oppa jatuh cinta”
Kihyun berbalik dan menatap Wonho yang tengah bertopang dagu
menatapnya balik.
“Ah…. Gadis lucu itu?” Wonho memberi kode Kihyun untuk mendekat dan
berbisik “R-A-H-A-S-I-A” Wonho bergegas melarikan diri sebelum ia
menjadi perkedel ditangan Kihyun.
—–
Tuhan, dia tampan sekali. Hati Kihyun menjerit senang Hyunwoo ada
dihadapannya sekarang. Dengan kemeja yang entah kenapa tak rapi hari
ini dan rambut yang basah oleh keringat. Dimata Kihyun saat ini, Hyunwoo
tampak bersinar seperti dalam drama-drama yang sering ia tonton. Kihyun
melirik bahu dan dada bidang Hyunwoo dan berakhir dengan
membayangkan bagaimana jika kemeja yang Hyunwoo pakai menghilang.
Kihyun menggelengkan kepalanya kencang, mencoba menepis pikiran
kotornya. Ya ampun aku merasa pervert sekarang, jeritnya dalam hati.
“Ya!! Sampai kapan kau berdiri di depan pintu!” Bentakan keras Kim Hyung
Soo seosaengnim dari dalam mengagetkan Kihyun yang baru menyadari
bahwa Hyunwoo sudah menghilang dari hadapannya. Rasanya Kihyun
ingin membenturkan kepalanya ke tembok sekarang, Yaa Son Hyunwoo
kau sungguh menyebalkan, kau menjatuhkanku terlalu dalam.
—–
As I deny the endlessly twisting days that they say will pass someday
With the merciless and dark night
—–
“Arrrgghhhh…. Arghhhh…”
Kihyun-ah….
Another Chance (Part 3)
Posted on April 27, 2016
“Another Chance“
Cast:
Romance~Chaptered
By : YooAi
Happy Reading^^
——————————————————————
Kihyun.
Lirihnya dalam hati, air matanya tak dapat terbendung lagi. Kihyun
kesakitan adalah hal yang tak pernah ia inginkan dalam hidupnya.
Mianhae Kihyun-ah.
“Argh….”
“Kihyun-ah kalau kau marah-marah setiap pagi seperti ini keriputmu akan
terus bertambah tahu.” Wonho berlari secepat kilat ke kamar mandi
sebelum Kihyun melalapnya habis-habisan.
“Temui saja.” Jawab Wonho tanpa ragu tangannya meraih tangan Kihyun,
menggandengnya tanpa mengalihkan pandangannya dari kelopak-
kelopak cherry blossoms yang tertanam disepanjang jalan yang mereka
lalui. Kihyun mendongak, memandang sahabatnya yang tampak semakin
tampan hari ini dengan kemeja putih polos dan rambut hitamnya dan
kacamata yang bertengger indah di hidung mancungnya. Jika saja
Hyunwoo belum merangsek masuk kedalam hatinya mungkin ia akan jatuh
cinta pada pria ini, pria tampan dengan sejuta pesona juga kelembutannya,
hei gadis mana yang tak mengharapkan pria seperti ini. Tapi sialnya hati
Kihyun yang bodoh ini malah memilih mencintai lelaki berengsek macam
Hyunwoo .
“Bahkan dulu kau selalu ketakutan kepada siapapun yang memasuki ruang
rawatmu, kau hanya menerima dokter Jo dan aku. Bahkan kau takut pada
adikmu dan eomma mu sendiri” Wonho menatap lurus gadis
dihadapannya.
“Ini sudah saatnya Kihyun-ah, kau berdamai dengan masa lalumu. Aku tak
mau mendapatimu mengerang lagi seperti tadi malam Kihyun-ah, sudah
cukup 5 tahun ini aku melihatmu seperti itu.” Lanjut Wonho dengan mimik
serius, membuat Kihyun menahan geli karena wajah serius Wonho terlihat
konyol dimatannya.
“Yaa! Aku serius arra?” Wonho kembali menampilkan mimik seriusnya lagi.
Hari ini Kihyun memutuskan untuk menutup tokonya lebih cepat dan
menemui Minhyuk seperti yang dianjurkan Wonho. Gadis itu menyusuri
jalanan yang cukup lengang di sore hari, bau semerbak cherry
blossoms yang mulai menampakkan kuncupnya sungguh
menenangkannya. Kihyun meraih pintu coffeshop tempat ia akan menemui
Minhyuk sore ini. Namun belum setengah ia membuka pintu matanya
menangkap sosok yang paling tak ingin ia temui di dunia ini tengah
bertegur sapa dengan gadis yang ia yakini Minhyuk. Sosok yang
membuatnya tersiksa selama ini dan yang membuat Wonho kehilangan
mimpinya sekaligus sosok yang selama ini tak pernah absen dari
pikirannya setiap hari. Katakanlah ia bodoh, bahkan hingga detik ini
dihatinya masih terselip kenangan-kenangan indah bersama lelaki yang
kini terlihat sedang menyesap kopinya. Kihyun membalikkan badannya
tepat sesaat sebelum mata Hyunwoo menatap pintu café. Kihyun
memutuskan untuk tak menemui Minhyuk, bergegas berjalan menjauhi
café saat telepon genggamnya berdering.
Minhyuk is calling…..
“Yeoboseyo?”
“….”
“Ah, aku tidak bisa bertemu denganmu hari ini Minhyuk-ah, mianhae aku
lupa ada janji dengan Wonho oppa”
“….”
“Ndee….O. Araso….” Kihyun menyimpan handphone-nya bergegas
menyetop taksi yang kebetulan lewat didepannya. Ia bergegas masuk dan
mengutarakan tujuannya, lagi-lagi taksi tersebut beranjak tepat ketika
Hyunwoo tiba. Pria itu tampak mencari-cari, ia yakin tadi ia melihat seorang
gadis yang Nampak seperti Kihyun, gadisnya.
“Ada apa Oppa?” Seorang gadis dengan tubuh semampai bak model
menghampiri Hyunwoo yang tadi berlari keluar café seperti orang
kesetanan. Hyunwoo masih terpaku di pinggir jalan tak mengindahkan
gadis yang menghampirinya dengan wajah khawatir.
——
Sepasang kaki kurus berdiri dihadapan Hyunwoo lalu ikut mendudukan diri
disampingnya. Gadis itu, Chae Hyungwon- amat mengerti betapa besar
rasa bersalah yang dipikul oleh lelaki yang selalu memberikan semua yang
ia miliki dan ia mampu untuk mebahagiakannya. Gadis itu tak berkata apa-
apa, ia hanya mengusap pelan tengkuk lelaki yang masih tertunduk larut
kedalam kenangannya. Hyungwon menyampirkan selimut yang ia bawa
dari resort untuk lelaki yang akan selalu menjadikannya prioritas didalam
hidup lelaki itu, menjaga agar lelaki itu tak jatuh sakit. Mungkin hari ini akan
berlalu seperti biasanya bila Hyunwoo tak melihat gadis itu. Gadis yang
selalu ada di hati Oppanya, yang menjadi alasan mengapa Hyunwoo yang
dulu lembut, ramah dan mudah tersenyum itu mejadi dingin, angkuh, gila
kerja namun sayangnya menyedihkan seperti saat ini.
“Oppa, ini sudah terlalu malam untuk berada di tepi pantai, besok
bukankah peresmian resort ini?” Hyungwon menghela nafas panjang
mendapati perkataannya tak digubris sama sekali. “Jika besok peresmian
dibatalkan karena CEO YS group tiba-tiba jatuh pingsan dan harus dibawa
kerumah sakit. Apa jadinya ribuan karyawan yang sudah bekerja keras
selama ini? Oppa tega membuat mereka menjadi pengangguran karena
saham kita goyah?” Hyunwoo mengangkat kepalanya ikut tersenyum
menatap gadis yang tengah menatapnya dengan senyum lembut, ia
menggenggam tangan gadis itu seraya beranjak menuju resort.
—-
Matahari sudah semakin tinggi, jam sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi.
Sudah setengah jam kihyun mondar mandir di depan tokonya, sesekali ia
melirik jam tangannya. Dari kejauhan terlihat remaja tanggung
mengendarai motornya dengan kecepatan penuh.
“Mian noona aku ada ujian pagi ini” Jo Changkyun, remaja berusia 18
tahun itu memamerkan giginya. Kihyun tak menjawab ia bergegas masuk
kedalam toko, mengambil paper bag lalu mengunci tokonya dan naik di
belakang Changkyun.
“Kita sudah terlambat acara dimulai sejam lagi” Ujarnya menepuk pundak
Changkyun yang dijawab Changkyun dengan menyodorkan helmnya.
Derung suara motor membelah jalanan sepi Jeju pagi ini, membawa
Kihyun pada takdir yang tak disangka-sangkanya.
Seorang wanita anggun bergaun putih selutut nan elegan terlihat gelisah,
berkali-kali dilihatnya jam tangan disampingnya seorang pria dengan
kacamata bulat tengah menunduk takut-takut. Ia menggerutu dalam hati,
kenapa Kihyun lama sekali. Ia sudah sering memesan pita bunga untuk
acara apapun di Jeju pada Kihyun, dan selama ini gadis itu tak pernah
seterlambat ini. Ia menoleh ke arah pintu masuk gerbang terlihat motor
yang dikemudikan adiknya dan Kihyun memasuki areal resort. Pria itu
bernafas lega, Kihyun berlari-lari kecil menghampiri Jo Dongrim yang
kentara sekali terlihat lega.
“Mian Oppa, Changkyun ada ujian tadi ini pitanya.” Gadis itu menyerahkan
paper bag yang dipegangnya dengan senyum khasnya, dimple-nya
membuat senyum itu kian manis.
“Maaf Agassi, ada apa?” Kihyun menatap gadis yang masih memegang
lengannya itu penuh tanda Tanya.
“Acara peresmian hotel ini dimulai sebentar lagi bukan? Sepertinya tak
memungkinkan buatku menyelesaikannya dalam waktu sesingkat ini.”
Kihyun menatap bunga-bunga itu lemas, Hyungwon tersenyum
mengingatkan Kihyun akan senyum seseorang.
Sesaat kemudian ditepisnya ingatan itu segera, ia tak ingin terluka lagi.
“Acara akan selesai 2 jam lagi, setelah itu akan ada jamuan makan bagi
jajaran direksi di ruangan ini. Nah, anda dapat menata bunga-bunga ini
dalam kurun waktu tersebut.” Lanjut Hyungwon sembari mempersilahkan
Kihyun untuk memulai pekerjaannya.
“Kau akan sangat berterima kasih denganku hari ini Oppa.” Hyungwon tak
mengubris pertanyaan Hyunwoo, gadis itu tersenyum licik yang dimengerti
Hyunwoo bahwa ada kejutan besar menantinya.
“Awas saja kalau kejutan itu tak penting, akan ku bakar semua anak-
anakmu.” Ancam Hyunwoo pada dongsaeng-nya yang sangat tergila-gila
dengan tas dan menyebut tas-tas tersebut ‘anak’. Hyungwon hanya
menyeringai ia tahu oppanya tak akan tega melakukan itu padanya.
TBC
Another Chance (Part 4)
Posted on May 4, 2016
“Another Chance“
Cast:
Romance~Chaptered
By : YooAi
Happy Reading^^
——————————————————————
flashback
“…. I m gonna tell you before it’s too late. Now, now that I found you. Now I
know how I feel for you. I don’t know when you came to me. It might too
late, but now I know the reason why I wasn’t honest. Yes, during this short
time that I have left, I will wait you until you come to me….”
—–
Prang!!
—-
Tes,
Air mata Kihyun menetes, itu Hyunwoonya. Pemuda itu terlihat sedang
menikmati ciuman panas dengan seorang gadis yang tak perlu ia ragukan
lagi siapa. Hyunwoonya dan Minhyuk sahabatnya tengah menikmati bibir
masing-masing. Kihyun menjatuhkan kotak bekalnya, membuat Hyunwoo
menatapnya. Kihyun bersiap untuk mendengar apapun yang Hyunwoo
katakana bila pemuda itu menghampirinya dan mejelaskan bahwa
semuanya salah paham. Namun, tak semuanya harus sesuai dengan apa
yang kita inginkan bukan? Hyunwoo malah menyeringai seolah-olah
menunjukkan bahwa ia memang sengaja melakukan itu dihadapan Kihyun.
Kihyun tak sanggup lagi melihat apa yang dilakukan Hyunwoo, ia berlari
kencang dengan air mata mengalir menganak di kedua pipinya. Ia terus
berlari hingga sepasang tangan menahannya. Kihyun berbalik, ia balik
menatap Wonho yang tengah menatapnya khawatir. Kihyun menangis.
Ingin rasanya Wonho membunuh siapa saja yang membuat gadis ini
menangis. Wonho tak bertanya sedikitpun, ia hanya memeluk Kihyun erat
berusaha menyampaikan bahwa ada dia disini, di sisi Kihyun.
Hari mulai gelap saat Kihyun dan Wonho masih duduk di halte depan
sekolah. Gadis itu tak lagi menangis, ia tertawa. Mentertawakan
kebodohannya menerima Hyunwoo, menganggap Hyunwoo juga
mencintainya dan berharap Hyunwoo berbeda dari laki-laki kebanyakan.
Wonho masih menatap Kihyun khawatir. Tanpa mereka sadari ada yag
mengawasi mereka dengan mata penuh amarah.
Ting.
“Tidak!! Kau bodoh atau gila hah?!” Bentak Wonho, Kihyun terbelalak baru
kali ini Wonho membentaknya. Kihyun sedang kalut saat ini, bentakan
Wonho malah membuatnya makin ingin menemui Hyunwoo.
Ddrrrt…ddrrtt.
“Kihyun-ah!”
“Kalau kau ingin gadis ini selamat datang ke gudang kosong di belakang
sekolahmu, sendirian.” Suara seseorang diseberang sana terdengar
mengerikan.
“Kau siapa?!” Wonho mengepalkan tangannya hingga buku-buku
tangannya memutih.
Pip!.
Wonho tak bisa lagi menggambarkan apa yang ada dipikirannya saat ini,
begitu ia tiba digudang itu matanya melihat Kihyun yang terikat. Kondisi
gadis itu mengenaskan, wajahnya lebam dengan sudut bibir terluka
bajunya sudah tak beraturan lagi bentuknya beberapa kancingnya terlepas.
Gadis itu tengah merintih kesakitan. Wonho hendak melangkah maju
namun tertahan dengan beberapa orang yang menghadangnya. Saat ia
bersiap menyerang ia mendengar Kihyun kembali mengerang. Seorang
pemuda menarik rambut gadis itu dengan pisau menempel di leher Kihyun.
“Oh, kau masih mengenalku kawan? Ah, tentu saja kau harus
mengenalku.” Ucapnya tenang ia mengusap-usapkan pisaunya di leher
Kihyun.
“Sudah aku jelaskan, bukan aku yang membuat adikmu terbaring dirumah
sakit!” Wonho berteriak panik, ia tak ingin Kihyun terluka lagi. Brak!
Pemuda dengan pisau ditangannya kini mendendang kursi dimana Kihyun
terikat sehingga gadis itu terhempas dilantai mengerang.
“Kalau kau ingin gadis ini selamat, terima saja apa yang aku lakukan
padamu” seketika ruangan menjadi gelap, hanya ada suara pukulan dan
teriakan kesakitan Wonho. Kihyun bergetar ia dapat dengan jelas
mendengar erangan Wonho yang kian melemah dan suara-suara pukulan
bertubi-tubi menggema.
“Kau tahu, aku benar-benar berterima kasih pada Hyunwoo yang mau
menggiring gadis ini kesini” ujar Gunhee dingin. Plak!! Tamparan keras
mendarat dipipi Kihyun, ia benar-benar membenci kegelapan ini. Ia hanya
merasakan sakit dan mendengar erangan-erangan Wonho dalam
kegelapan ini. Tak lama kemudian terdengar bunyi sesuatu patah disertai
lolongan kesakitan dari Wonho. Kihyun tak sanggup mendengar apapun
lagi, lalu semuanya menjadi gelap.
—–
Mungkin aku kelelahan. Pikirnya, tak mungkin Hyunwoo ada di sini. Sosok
Hyunwoo yang ia lihat tadi mungkin saja hanya halusinasi karena terlalu
memikirkan lelaki itu. Kadang ia berharap Hyunwoo datang padanya
menjelaskan mengapa ia mencium Minhyuk hari itu, dan apa hubungannya
dengan Gunhee. Kihyun menghela nafas panjang, sekarang yang menjadi
pertanyaan siapa pemilik kamar ini dan mengapa ia bisa ada disni.
“Harusnya aku yang bertanya mengapa kau ada disini” Jawab Hyunwoo
datar, sungguh ia sangat ingin menjahit mulutnya saat ini. Ia tak bisa,
bukan. Ia segan beramah tamah dengan gadis di hadapannya setelah
reaksi Kihyun yang langsung menjauh tiap coba ia dekati. Sungguh,
sebenarnya ia ingin sekali memeluk gadis ini meminta maaf kepadanya
dan memohon agar diberikan kesempatan kedua. Namun ia bukanlah
orang yang pandai mengekspresikan apa yang ia rasa.
“Maaf kalau begitu, aku akan pulang sekarang.” Tanggap Kihyun dengan
senyum getir, apakah pria di depannya ini tak pernah sekalipun
mencintainya? Mengapa setelah sekian lama ia tak sedikitpun berniat
untuk menjelaskan yang sebenarnya terjadi. Kihyun mencoba bangun
namun kepalanya masih terasa berat.
“Tapi bagaimana ya, aku tak bisa berada diruangan yang sama dengan
mu” Kihyun menatap tajam Hyunwoo tetap memaksakan berdiri meskipun
tubuhnya sedikit limbung. “Ah, vas bunga tadi. Toko kami akan segera
menggantinya.” Lanjutnya kemudian menghilang dibalik pintu. Hyunwoo
tak berkata apapun hanya memandangi punggung gadis itu hingga benar-
benar hilang dari pandangannya.
—–
Blamm!
Wonho yang terus mengetuk pintu Kihyun khawatir harus menelan kecewa
karena gadis itu tak kunjung membuka pintu hingga pagi dan hanya diam
saat gadis itu keluar untuk sarapan dan berangkat kerja. Wonho tak tahu
harus melakukan apa, akhirnya ia hanya ikut diam tak mau mengganggu
Kihyun. Ia terbiasa menanti.
—–
“….”
“…..”
“Hyeooong, aish aku tak dianggap disini” Gerutu Changkyun, pemuda itu
mendesah frustasi, di flower shop sebelah Kihyun tengah merangkai bunga
dalam diam tak menyahut ataupun menatapnya saat ia bertanya sedang di
café Wonho juga diam sembari terus mengelap gelas-gelas di bar.
“Oseo…..” Sapaan dan senyum ramah Wonho terhenti begitu melihat siapa
yang masuk kedalam café-nya.
TBC
Romance~Chaptered
By : YooAi
Happy Reading^^
——————————————————————
“….”
“…..”
“Hyeooong, aish aku tak dianggap disini” Gerutu Changkyun, pemuda itu
mendesah frustasi, di flower shop sebelah Kihyun tengah merangkai bunga
dalam diam tak menyahut ataupun menatapnya saat ia bertanya sedang di
café Wonho juga diam sembari terus mengelap gelas-gelas di bar.
“Oseo…..” Sapaan dan senyum ramah Wonho terhenti begitu melihat siapa
yang masuk kedalam café-nya.
“Aku tahu, kau tak mungkin datang ke sini hanya untuk minum kopi Son
Hyunwoo-ssi” Mata Wonho menatap tajam sepertinya ia mulai memahami
mengapa Kihyun sangat diam dari semalam.
“Benar, aku ingin menemui Kihyun.” Jawab Hyunwoo.
“Ku rasa Kihyun tak akan mau menemui anda Hyunwoo-ssi.” Tanggap
Wonho tak memperdulikan tatapan memelas Hyunwoo.
“Maaf Hyunwoo-ssi pintu keluar ada di sebelah sana, aku tak perlu
memanggil petugas keamanan bukan?”
“Hanya sebentar”
“Memasak saja aku akan tetap seperti ini, tak akan menganggu” Wonho
tetap bergeming, Kihyun berbalik badan memandang laki-laki yang sedari
tadi memeluknya. Ia menangkap tatapan khawatir di wajah lelaki yang
selalu mencintainya dan ingin dicintainya ini. Kihyun meletakkan tangannya
di pipi kanan Wonho, hatinya terasa sakit betapa ia telah dan akan
semakin menghancurkan hati lelaki ini bila ia tetap membiarkan Hyunwoo
masuk kedalam hidupnya lagi.
Tes.
Setitik air mata mengalir dari mata Kihyun, gadis itu menggeleng pelan, ia
tak ingin Wonho tersakiti lagi. Sudah cukup ia menghancurkan masa depan
Wonho jangan sampai ia menyakiti hatinya lagi. Bertahun-tahun ia
menyimpan rasa bersalah yang begitu besar untuk cita-cita Wonho yang
harus kandas karenanya. Wonho tak bisa lagi menjadi atlit karena cedera
parah pada kaki kanannya, dan demi menyelamatkan Kihyun malam itu ia
harus meninggalkan basket yang ia cintai selamanya.
“Aku mencintaimu Kihyun-ah, aku kembali memintamu dan ini untuk yang
terakhir kalinya. Maukah, kau meinggalkan segalanya yang telah terjadi
dan memulai hidup baru bersamaku. Jadilah kekasihku” Wonho menatap
dalam tepat di kedua manik mata Kihyun. Gadis itu tak bisa berkata
apapun, ia tak mengerti apa yang harusnya ia lakukan. Memilih Wonho
yang jelas mencintainya dan akan selalu melindunginya, atau kembali ke
pelukan Hyunwoo yang tiba-tiba saja muncul kembali dalam hidupnya.
“Oppa aku….”
“Ini benar-benar akan menjadi yang terakhir Kihyun-ah, jika kau memilih
ingin bersamaku aku akan tetap tinggal disisimu dan jika tidak maafkan aku
karena tak bisa menjaga janjiku untuk selalu mencintaimu dan bersamamu”
Wonho memejamkan matanya menahan bulir bening yang memaksa untuk
keluar dari matanya, sebenarnya ia sudah mengira bahwa Kihyun pasti
akan….
Cup.
“Aku akan benar-benar belajar mencintaimu Oppa, bantu aku. Dan aku
mohon jangan pernah tinggalkan aku, aku tak bisa membayangkan harus
berpisah denganmu” Kini pipi gadis itu memerah, ia menunduk
menghindari tatapan Wonho yang seakan tak percaya dengan apa yang
baru saja terjadi.
“Kihyun-ah….”
Cup.
Kali ini Kihyun kembali menempelkan bibirnya lama, matanya terpejam
mencoba menyalurkan apa yang ia yakini saat ini bahwa keputusannya tak
salah. Wonho perlahan menutup matanya menyambut ciuman Kihyun
dengan kebahagiaan yang membuncah. Tangannya mengusap lembut pipi
Kihyun, menyalurkan rasa cintanya melalui sentuhan lembut yang bisa
Kihyun rasakan. Sinar lembut bulan masuk menyusup dibalik tirai, menerpa
dua insan yang kini tengah menyalurkan cinta dan ketulusan yang mereka
rasakan.
—-
Matahari bersinar cukup terik siang ini tanpa ada awan di langit Jeju yang
biru. Kihyun masih sibuk dengan rangkaian bunganya dibantu oleh
Changkyun. Ada beberapa tangkai tulip putih yang harus ia rangkai hari ini.
Kihyun tersenyum puas rangkaian tulip putih itu terlihat cantik dengan pita
berwarna hijau muda pilihannya.
“Aku akan bertemu dengan Minhyuk siang ini, jika sampai sore aku tak
kembali kau tutup saja tokonya. Oke?” Ujar Kihyun mengedipkan mata,
Chankyun menatap Kihyun malas. Selalu seperti ini, gerutunya.
“Anyeonghaseo”
“Ada apa?”
Kihyun ingin mengabaikan Minhyuk sekali lagi, namun mata Minhyuk yang
berkaca-kaca menahan tangis membuatnya luluh. Benar kata Wonho, ia
harus berdamai dengan masa lalunya.
“Saat kau tiba-tiba tak bisa menemuiku aku sangat sedih Kihyun-ah,
kenapa kau tak mau menemuiku?”
“Aku melihat kau bersama laki-laki itu.” Kihyun menatap Minhyuk tajam.
“Aku tak bersama siapa-siapa Kihyun-ah, aku baru datang saat aku
menelepon mu karena tak melihatmu di café.”
“Yak, baboya. Aku sudah memutuskan tak mengenal Hyunwoo lagi sejak
kau melihatku saat itu. Kau tahu, aku menamparnya keras sekali saat itu.”
Minhyuk meneteskan air matanya, kesal karena Kihyun belum juga
mengerti betapa ia menyayangi sahabatnya itu. Kihyun tersenyum, musim
semi tahun ini Tuhan mengembalikan sahabatnya lagi atau lebih tepatnya
membuka hatinya untuk sahabatnya lagi. Sore itu mereka habiskan dengan
bernostalgia masa-masa indah yang pernah mereka lalui bersama.
“Aku minta maaf.” Hyunwoo menatap mata Kihyun. “Aku tahu, aku
berengsek. Aku lelaki bodoh. Tapi aku mohon Kihyun-ah, maafkan aku.”
Hyunwoo meraih tangan Kihyun.
Grep.
“Oppa….”
“Gomawo.” Ucap Kihyun terus mengompres tangan Wonho dan kini beralih
ke sikunya.
“Jangan buat aku khawatir lagi.” Wonho meletakkan tangannya di pipi
Kihyun yang tampak lembab karena air matanya. “Jangan menangis lagi.
Maaf membentakmu tadi.” Wonho menghapus air mata Kihyun pelan
hatinya sakit bila harus melihat air mata gadisnya lagi.
—–
“Wonnie, kau tak lihat Oppa mu ini sedang bekerja.” Hyunwoo mencoba
merebut kembali kacamatanya dari tangan Hyungwon dan kembali
menenggelamkan diri dengan berkas-berkas di hadapannya. Hyungwon
merengut kesal, ia merogoh tasnya dan melemparkan kertas dengan pita
emas diatasnya. Tertulis ‘Wedding Invitation’ bertinta emas dengan dua
nama yang amat Hyunwoo kenal. Shin Wonho dan Yoo Kihyun.
“….”
“Oppa!”
“Kau ingin aku melakukan apa Wonnie? Kau ingin aku menggagalkan
pernikahan mereka? Tidak Wonnie, aku yakin Wonho bisa
membahagiakan Kihyun.” Hyunwoo menatap dongsaengnya sembari
tersenyum. Hyungwon tau, senyum itu senyum palsu. Jauh di dalam
hatinya ia tahu Hyunwoo tengah menangis. Hyungwon tak berkata apapun
lagi, gadis itu hanya melangkah keluar ruangan Hyunwoo meninggalkan
Hyunwoo yang kembali sibuk dengan pekerjaannya lagi.
—-
“Jadi nona?”
—-
“Oppa…”
“Hyunwoo ada di rumah sakit Oppa, aku harus segera kesana….” Air mata
Kihyun menetes, Wonho menatapnya perih. Gadis ini bahkan tak berpikir
betapa menyakitkannya air mata yang ia teteskan untuk Hyunwoo bagi
Wonho. Wonho mencoba tetap tenang, ia membujuk Kihyun untuk
mengganti bajunya dulu dan berjanji akan mengantarkannya ke rumah
sakit.
“Oppa.”
“Hentikan sikap sok imut mu itu, aku geli melihatnya.” Ujar Wonho
menahan tawa membuat Hyungwon mengerutkan keningnya.
“Aku beri tahu satu hal oppa, biarkan Kihyun eonni bahagia bersama
oppaku. Oppa lihat sendirikan? Kihyun eonni masih sangat menyayangi
oppaku.” Hyungwon menatap mata Wonho tajam, wajah angkuh dan
anggunnya kembali tampak. Wonho menundukkan kepalanya lama,
menghela nafas panjang lalu beranjak keluar dari cafetaria diikuti
Hyungwon.
“Apa kau masih akan terus mengikuti ku seperti ini? Aku akan pulang.”
“Aku tak punya kendaraan ataupun ongkos taksi.” Gadis itu menampilkan
aegyonya lagi membuat Wonho mengacak rambutnya frustasi. Ya Tuhan
gadis ini terlihat imut sekarang.
—-
—-
“Aku ada urusan dengan temanku, kau makan saja duluan.” Wonho meraih
kunci motornya yang sangat jarang ia gunakan dan keluar tanpa
mengucapkan apa-apa lagi. Kihyun menatap punggung Wonho yang
menghilang dari balik pintu. Ada sedikit rasa sakit di hatinya, Wonho tak
pernah sedingin ini. Sesibuk apapun pemuda itu selalu menyempatkan diri
memakan masakan Kihyun.
—-
Sudah dua hari ini Wonho sering pulang malam dan jarang membuka café,
ketika pulang pun pemuda itu hanya menyapa Kihyun sebentar, padahal
pernikahan mereka tinggal menghitung hari. Kihyun yang menyadari
perubahan sikap Wonho setelah ia pulang dari rumah sakit berkali-kali
mencoba untuk berbicara dengan Wonho namun pemuda itu selalu
beralasan sedang sibuk.
“Aku meminta maaf atas ke egoisanku ini, aku hanya ingin kau bahagia
Kihyun-ah. Saranghae.” Wonho mengecup kening Kihyun kemudian keluar
kamar Kihyun.
Dia pergi lagi? Batin Kihyun. Ia bergegas keluar menuju kamar Wonho
untuk mengecek apa benar lelaki itu pergi lagi di pagi buta seperti ini.
Kihyun membelalakan matanya begitu masuk kamar Wonho dan bergegas
berlari keluar. Gadis itu terus berlari hingga trotoar tanpa memperdulikan
kakinya yang telanjang tanpa alas. Kihyun meneriakkan nama Wonho
berkali-kali seperti orang gila, gadis itu terduduk jatuh di trotoar
menggumamkan nama Wonho berkali-kali. Namun Wonhonya tak kunjung
kembali menghampirinya, tangannya menggenggam erat surat yang ia
temukan di meja kerja Wonho.
Kihyun-ah,ketika kau membaca suratku itu berarti aku sudah tak lagi
bersamamu. Maafkan aku Kihyun-ah mengingkari janji ku sendiri untuk
selalu bersamamu. Maaf kan keegoisanku yang membuatku harus pergi.
Aku hanya inginkau berbahagia sayang, dan aku tahu pasti bahagiamu
bukan bersamaku. Suatu saat nanti saat aku berhasil mengobati hatiku dan
mencintaimu layaknya kakak pada adiknya aku akan kembali Kihyun-ah.
Oh ya, aku bertemu Hyunwoo dan ia berjanji akan menggantikanku untuk
menjagamu. Mengenai pernikahan kita, aku sudah menyampaikan pada
Yoo eomma dan orang tuaku kau tak usah menghawatirkan apapun lagi.
Tolong jangan pernah menangis lagi, oppa mencintaimu.
—-
“Ada yang bisa aku bantu Nyonya Son?” Hyunwoo meletakkan tangannya
di bahu istrinya setelah sekilas mengecup keningnya, sang istri tersenyum
balas mengecup pipi suaminya.
Drrrt. Drrrt.
“Yobose….”
“Ya!! Dongsaeng macam apa kau? Oppamu menikah sebentar lagi dan
kau belum juga datang?!” Teriakan Wonho membuat Kihyun menjauhkan
telinganya dari ponsel.
“Yaa!!! Oppa! Aku tak akan terlambat, sebentar lagi kami berangkat
berhentilah menggangguku dengan telpon mu! Demi Tuhan, ini sudah ke
lima kalinya pagi ini kau meneriakiku di telepon!” Kihyun balas berteriak
kesal dan langsung menutup teleponnya tanpa menunggu balasan Wonho.
Hari ini Wonho dan Hyungwon akan menikah, setelah perjuangan tanpa
lelah Hyungwon selama nyaris 8 tahun terhitung dari hari dimana Wonho
memutuskan menyerah akan cintanya pada Kihyun. Gadis itu menyusul
Wonho yang berencana menyembunyikan diri.
E.N.D
Reincarlove / Showki’s Fiction /
Supranatural / Romance / Oneshoot
Posted on April 24, 2016
REINCARLOVE
Tittle : REINCARLOVE
Author : LidyaNatalia
Warning : Some typos, bored fiction ‘maybe’. If you do not like this couple
or this Genre (read : Genderswicth) Please do not read this Fiction. T
***
“Kihyun….”
“Ada apa Hyun?” Tanya seorang gadis bernama Minhyuk ketika melihat
Kihyun, sahabatnya, tiba – tiba menolehkan kepalanya ke samping kiri
dengan kasar.
“Kihyun….”
“Ya?” Jawab Kihyun ketika mendengar suara yang akhir-akhir ini selalu
memanggil namanya.
“Hey, Won apa kau mendengar suara itu?” Tanya Minhyuk lagi.
“Tidak juga…”
Kihyun melihat ke arah danau dari ujung anak tangga tersebut ketika telah
sampai di bawah. Dia lihat sekeliling danau yang terlihat damai tersebut.
Sebenarnya dia sedikit takut, tapi rasa penasarannya akan suara yang
terus memanggilnya dan suara yang hanya bisa didengar olehnya
membuat dia setengah mati penasaran hingga mengalahkan rasa
takutnya.
“Kihyun….”
“Ya… Ini aku Kihyun… ” Jawab Kihyun entah pada siapa, ketika dia
mendengar lagi namanya dipanggil.
Banyak yang bilang ada sebuah peristiwa yang pernah terjadi di danau
tersebut. Namun Kihyun tidak tahu pasti karena banyak versi yang beredar.
Oleh karena itu dia tidak benar-benar mengetahui apa yang pernah terjadi
ataupun cerita sejarah tentang danau tersebut. Yang dia tahu hanya
sekedar danau tersebut bersejarah.
“Kemarilah…. ”
Suara itu kembali menggema, dan kali ini lebih jelas. Membuat Kihyun
yakin bahwa sumber suara yang terus memanggilnya itu memang berasal
dari dasar danau. Kihyun melihat ke dalam danau tersebut, dia melihat
suatu bayangan yang tiba-tiba makin terlihat besar dan jelas.
“Apa itu?” Tanya Kihyun ragu dengan apa yang dilihatnya. Perlahan
setelah dia buka sepatunya Kihyun mencoba memasukannya kakinya ke
dalam danau yang menurut orang-orang cukup dalam tersebut. Entahlah.
Kihyun tidak pernah mengukur kedalamannya.
“Splasssshhhh!!”
“Blurp….blurpp….”
Ada tarikan yang cukup kuat dari atas, sesuatu yang menarik bagian tubuh
Kihyun. Sementara sosok yang berada tepat di bawah Kihyun dan
berhadapan dengan gadis itu juga menarik tubuhnya terus ke bawah
dengan genggaman yang tidak terlalu erat namun cukup kuat.
“Blurp…blurpp…”
“Yasudah, lebih baik kita pergi saja dari sini. Bajumu juga sudah basah
kuyup kalau tidak segera dikeringkan kau bisa masuk angin. Ayo cepat…”
Ajak Hyungwon sembari membantu Kihyun berdiri sementara Minhyuk
membantu Kihyun membawakan tasnya.
“Terimakasih ya untuk hari ini… kalau tidak ada kalian saat itu… aku tidak
tahu bagaimana jadinya diriku..” Ucap Kihyun pada Minhyuk di seberang
saluran telpon.
Saat ini Kihyun tengah duduk bersandar pada dinding di kasurnya sembari
mengobrol dengan Minhyuk melalui telepon.
“Ya… untung saja ada kami.” Sahut Minhyuk. “Oh iya, Kihyun, tadi ketika
aku membicarakan peristiwa yang menimpamu pada keluargaku, ibuku
bilang dia tahu sesuatu tentang danau di taman tersebut.” Lanjut Minhyuk
memberitahu Kihyun.
“Ya, menurutku juga begitu, bahkan tadi aku belum sempat melihat
dasarnya , tapi aku memang yakin danau itu sangat dalam… uhm Lalu?”
Sahut Kihyun memotong cerita Minhyuk.
“Tidak.. tidak sama sekali. Tapi itu bukan berarti kami tidak mengerti
kenapa kau bisa terpeleset dan tercebur seperti itu..” Jawab Minhyuk lagi.
“….”
“Apa kita harus menanyakan hal ini pada Wonho sunbae?” Tanya Minhyuk
ketika Kihyun tidak merespon.
“Wonho sunbae?” Tanya Kihyun. Ya, setahu Kihyun memang Wonho itu
seperti punya indera keenam, dapat merasakan atau bahkan mungkin
melihat kaum astral. Well, semua orang di sekolahnya membicarakan
tentang kelebihan Wonho tersebut, dan memang itulah yang membuat
Wonho terkenal di antara siswa-siswi di sekolah mereka, selain prestasinya
di bidang taekwondo.
***
“Kau mau menikahi seorang pelayan? Apa kau sudah gila Son
Hyunwoo?!!”
“Kihyun bukan hanya seorang pelayan, Appa! Dia adalah wanita yang
sangat berharga bagiku!”
“Aku tak perduli! Kau tahu kau akan mencoreng nama keluarga Son kalau
kau menikahi pelayan rendahan itu?!”
“Appa…”
“Kau Kihyun!!”
Kihyun langsung kembali menoleh, kali ini ke arah wanita yang dari tadi
berdiri di hadapannya. Bisa Kihyun lihat tingkat ketakutan pada wajah
pelayan wanita itu makin bertambah dari sebelumnya.
“N…nde Tuan…”
“Appa!!”
“Dan kau Son Hyunwoo! Aku akan menjodohkanmu dengan wanita yang
lebih layak dan terhormat daripada pelayan itu!”
“Tuan Hyunwoo..”
“K-kau?” Seru Kihyun kaget ketika akalnya mulai meyakini bahwa memang
Hyunwoo sedang berada di atasnya, hingga menimbulkan rasa sesak pada
dadanya.
“Hey.. kenapa kau menangis?” Tanya Hyunwoo menatap bulir air mata
yang mengalir dari pelupuk mata Kihyun.
“Bisa kau tunjukkan apa yang terjadi waktu itu?” Pinta Kihyun pada
Hyunwoo.
***
Kihyun sedikit tak habis pikir kenapa tempat seindah ini dijadikan tempat
untuk bunuh diri.
“Kalau memang cinta kita tidak dapat bertahan saat kita hidup, setidaknya
cinta kita akan abadi dengan kematian kita…”
“Tapi tuan…”
“Ssttt… sudah berapa kali aku katakan, jangan panggil aku tuan, panggil
saja namaku. Aku lebih suka kau memanggilku Hyunwoo…”
“Baiklah Hyunwoo…”
“Byurrr….”
Kihyun menutup mulutnya. Dia berlari ke pinggir danau untuk melihat tubuh
kedua sejoli yang berpikiran pendek tersebut.
“Hey!”
Perlahan, Kihyun memutuskan mencari tahu apa yang sedang terjadi, dia
mencoba mencari sumber keriuhan. Dan ketika dia terus maju, dia
mendapati sepasang anak manusia tengah diarak dengan pakaian khas
korea, Hanbok. Dan ketika Kihyun perjelas lagi pandangannya, dia melihat
dengan jelas bahwa pasangan tersebut adalah sosok Kihyun -pada masa
lalu, dan pria yang menyelamatkannya tadi.
“Jadi kita tidak bisa bersama? Kau bahagia dengan cintamu sementara
aku tenggelam dalam dasar kegelapan tak berujung…”
***
“Brukk!!!”
“Hatiku saja ikut sakit ketika melihat wanita itu dengan laki-laki lain,” Desah
Kihyun sembari turut memegangi dada bagian kirinya.
“Kalau wanita itu tetap hidup…”
“Greppp…”
“Sambutan macam apa itu?” Tanya Hyunwoo tak suka dengan raut
keterkejutan Kihyun barusan.
“Aku tidak bisa… aku tidak bisa pergi denganmu…” Sahut Kihyun.
“K-kau….”
***
Tak berapa lama setelah Hyungwon minta tolong kepada teman Wonho
untuk memanggil, Wonho keluar dari kelasnya. “Oh, kalian. Ada apa
mencariku?” Tanya Wonho.
“Aku…”
***
Kihyun merasa sedikit lega setelah menceritakan masalahnya pada
Wonho, seperti yang dikatakan Minhyuk sebelumnya, Wonho memang
ternyata mengerti hal-hal seperti itu. Wonho juga menyarankan Kihyun
untuk tidak secara terang-terangan menolak kehadiran makhluk astral
tersebut selama makhluk tersebut tidak mengajak Kihyun untuk ikut ke
alamnya lagi.
***
Dan baru saja dia kembali dari ruang latihan taekwondo tempat Wonho
menghabiskan waktu istirahatnya. Wonho menyarankan Kihyun untuk
lebih kuat memantapkan hatinya untuk bertahan dan tidak tergoda oleh
Hyunwoo setelah mendengar penuturan Kihyun yang mengatakan bahwa
hatinya mulai tergerak.
“Aku dengar akhir-akhir ini kau selalu menghampirinya! Apa kau mau
mendekatinya?” Tanya perempuan itu lagi tersirat rasa ketidaksukaannya
ketika menanyakannya.
“ Makhluk astral sunbae..” Jawab Kihyun jujur. Dia tidak mau menutupi
apapun yang dapat membuat kedua kakak kelasnya ini lebih salah paham
lagi.
“CRASHHHH!!!”
“Kau yang melakukan semua ini?” Tanya Kihyun ketika sosok Hyunwoo
tiba-tiba muncul di hadapannya dan menariknya dalam sebuah pelukan.
Kihyun tak berani membalas pelukan tersebut, karena dia tahu hanya dia
yang dapat melihat Hyunwoo, akan sangat aneh apabila siswa-siswi
lainnya melihat tangan Kihyun yang seperti memeluk sesuatu.
“Dulu juga hal seperti ini sering terjadi…” Desah Hyunwoo sembari tetap
mempertahankan Kihyun dalam pelukannya. “Pelayan wanita lain iri
terhadap hubungan kita…” Lanjut Hyunwoo lagi.
“Dan, bila benar adanya yang kau katakan, kau tidak akan mungkin dapat
mendengar panggilan hatiku… Seperti sebelumnya dulu, hatimu yang
memanggilku…” Lanjut Hyunwoo dan kali ini sembari menarik ujung dagu
Kihyun.
“Kita itu ditakdirkan untuk bersama dan tidak akan terpisahkan…di masa
apapun dan dalam wujud dan keadaan apapun…”
“Kihyun!! Apa yang terjadi?” Tanya Wonho secara tiba-tiba yang tidak
disadari kemunculannya oleh Kihyun membuatnya beralih dari Hyunwoo.
“Kau baik-baik saja?” Tanya Wonho lagi sembari memegang bahu Kihyun,
memastikan tidak ada luka yang membekas karena pecahan kaca serentak
tersebut.
“BAAAAM!!!”
Wonho dan Kihyun kembali terkejut dengan sebuah suara ledakan besar
lainnya, dan kali ini sepertinya berasal dari ruangan yang tak jauh dari
tempat mereka, ruang latihan taekwondo.
Wonho langsung berlari ke arah sumber suara. Seperti yang Wonho yakini,
ini pasti ulah dari makhluk astral yang menganggu Kihyun belakangan ini.
“Apa yang terjadi kali ini?” Tanya Wonho pada Changkyun, anggota eskul
taekwondo lainnya yang masih berada di ruangan tersebut.
“Aku tidak tahu… tadi ketika kami sedang istirahat tiba-tiba saja semua
lampu dan kaca jendela meledak dan pecah secara bersamaan..” Jawab
Changkyun dengan gemetaran.
Wonho meletakkan tangannya di dagu, terlihat memikirkan sesuatu. Bila
memang ini benar ulah makhluk tersebut ini sudah sudah kelewatan.
Dan…
“Kihyun? Lho? Mana Kihyun?” Tanya Wonho panik ketika tidak melihat
Kihyun di belakangnya.
***
“Kihyun…”
Kihyun memusatkan perhatiannya pada sosok Hyunwoo yang tiba-tiba
muncul di tengah-tengah danau, sebagian tubuhnya tenggelam di dalam
danau dan sebagian lagi muncul ke permukaan.
“Ikutlah denganku… ”
“Kihyun!!”
“Aku sudah sering melihat ekspresi seperti itu…” Ucap Hyunwoo setelah
melepaskan ciumannya. Dibelainya wajah Kihyun dengan perasaan lembut
dan penuh kasih sayang. “…dan aku sudah bosan melihatnya…” Lanjutnya
sembari melepaskan Kihyun dari tangannya.
Air mata Kihyun sontak terus keluar tanpa bisa dihalangi, beruntung air
danau bercampur dengannya menghilangkan kejelasan jejak – jejak
mutiara mata tersebut. Perlahan Kihyun menyunggingkan senyumnya
pada Hyunwoo.
“Aku mencintaimu.” Ujar Kihyun dalam hatinya. Dia yakin tanpa membuka
suara pun Hyunwoo pasti dapat mendengar dan mengerti perasaannya.
“Aku akan selalu datang mengunjungimu, Hyunwoo…” Ucap Kihyun
melalui bibirnya.
“Happ!!”
“Ada apa, Kihyun?” Tanya Wonho ketika melihat Kihyun terus melihat ke
belakang.
Sudah hampir 2 minggu semenjak kejadian itu, dan Kihyun selalu kembali
dan menyempatkan diri untuk mengunjungi danau tersebut seorang diri.
Dia yakin kalau Hyunwoo tidak akan melakukan hal seperti kemarin lagi.
Dan ini sudah hari ke 13 dibulan Juli Kihyun kembali ke danau itu. Namun
seperti kemarin-kemarin, lagi-lagi Hyunwoo tak menampakkan dirinya.
“Hey! Kau mau mati?!” Seru sebuah suara sembari menarik tubuh Kihyun
ke belakang hingga keduanya terjatuh secara tiba-tiba.
“Hyunwoo kau…”
***
END