Anda di halaman 1dari 302

NtaKyung

Beautiful Disaster

Diandra Creative
Beautiful Disaster
Penulis : NtaKyung
Editor : -
Tata Bahasa : -
Tata Letak : -
Sampul : NtaKyung

Diterbitkan Oleh:
Diandra Creative
(Kelompok Penerbit Diandra)
Anggota IKAPI
Jl. Kenanga No. 164
Sambilegi Baru Kidul, Maguwharjo, Depok, Slemanm
Yogyakarta
Telp. (0274) 4332233, Fax. (0274) 485222
E-mail: diandracreative@yahoo.com /
diandracreative@gmail.com
Fb. Diandracreative SelfPublishing dan Percetakan
Twitter. @bikinbuku
Website: www.diandracreative.com

Cetakan 1, Juni 2016


Yogyakarta, Diandra Pustaka Indonesia, 2012
viii + 320; 14 x 20 cm
ISBN: -

Hak Cipta dilindungi Undang-undang


All right reserved

2
Thanks to My Lovely Readers
I Love You All
^o^

3
Beautiful Disaster [1st-Meeting-]
‘Ketika takdir telah di tentukan dan membuat kedua orang itu kembali
bertemu,
Akankah kejadian di masa lalu terulang kembali?
Dan bagaimana jika mereka terjebak dalam sebuah ‘permainan’ takdir? ’

@Seoul Internasional High School, 27 March 2002 -10.45 KST-


DENGAN raut wajahnya yang kesal, gadis itu melangkahkan kedua
kakinya dengan penuh kemarahan. Di dalam pikirannya saat ini
hanya terbayang wajah seorang pria menyebalkan yang tentu saja
tidak pernah berhenti mengganggu kehidupan SMA-nya.
Kobaran kemarahan itu seolah semakin memuncak, ketika sudut
matanya menangkap sesosok pria jangkung yang telah di cari-carinya
sejak tadi—dan tampaknya pria itu tengah asyik bercanda ria dengan
para teman-temannya.
‚YA! CHO KYUHYUN!‛
Teriakannya yang nyaring, jelas mengalihkan perhatian semua
siswa-siswi yang ada di sana. Mereka menoleh secara bersamaan pada
gadis itu, tampak terkejut dan melayangkan tatapan bingung sekaligus
mencemooh kepadanya.
Sementara sang pria yang di panggil Cho Kyuhyun itu, justru
memperlihatkan ekspresi yang berbeda ketika melihatnya. Dia tampak
menarik sudut bibirnya ke atas dan membentuk seulas seringaian kecil
yang seolah menyimpan seribu makna di baliknya wajahnya yang—
well, cukup tampan, ah tidak, maksudnya, SANGAT TAMPAN!
‚Waah... lihatlah siapa yang berdiri di hadapanku sekarang?‛ pria
itu berpura-pura memasang ekspresi terkejut di wajahnya. ‚Benarkah
kau... Kim Haneul?‛ lanjutnya dengan nada di buat-buat. ‚Siswi yang
begitu sangat di cintai para guru dan terkenal dengan kepintarannya.
Ouh.. ini sungguh sebuah kehormatan bisa langsung bertemu dengan
gadis sepertimu...‛ terdapat sebuah sindiran yang terselip dalam nada
bicaranya, dan gadis itu terlihat seperti menahan kemarahannya.

4
Kedua tangannya mengepal kuat di sisi tubuhnya, kedua matanya
memicing tajam, melayangkan tatapan penuh kebencian pada sosok
Kyuhyun yang berdiri tak jauh darinya.
‚Jadi... apa yang membuatmu datang mencariku?‛ tanya Kyuhyun
seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya dan
mulai melangkahkan kedua kakinya untuk mendekati sang gadis—
yang tak lain bernama Kim Haneul.
‚Berhenti berpura-pura, Cho Kyuhyun! Aku tahu kau yang sudah
menyembunyikan suratku!‛ desis Haneul dengan penuh penekanan.
‚Sekarang kembalikan suratku!‛ ia mengulurkan telapak tangannya di
hadapan Kyuhyun.
Namun, Kyuhyun tampak menaikkan sebelah alisnya dan menatap
sejenak telapak tangan Haneul, sebelum akhirnya, pria itu mendengus
pelan kemudian menoleh ke arah lain.
‚Hah...‛ ia menghela nafas sejenak sambil kembali menatap wajah
Haneul. ‚Sebenarnya apa yang kau bicarakan? Surat apa? Aku benar-
benar tidak mengerti apa maksudmu...‛ jawabnya dengan acuh.
Melihat reaksi serta jawaban Kyuhyun yang terlihat sangat-sangat
menyebalkan di matanya, membuat Haneul menggeram tertahan dan
mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sejenak, dia terlihat memejamkan
kedua matanya sembari menghela nafas panjang, namun pada detik
berikutnya, tangan kanannya langsung bergerak meraih dasi seragam
Kyuhyun dan sukses membuat pria itu terkejut. Tubuhnya pun refleks
tertarik ke depan, dengan posisi sedikit membungkuk.
‚Berhenti bermain-main denganku, Cho Kyuhyun! Sekarang, cepat
kembalikan suratku!‛ bentak Haneul dengan penuh penekanan.
Kyuhyun terlihat kembali menyeringai kecil, ‚Jika aku tidak ingin
melakukannya, apa yang akan akan kau lakukan padaku?‛
Kedua mata Haneul membelalak lebar, ‚Kau—‛ suaranya tertahan
di ujung kerongkongannya, ia benar-benar selalu kehabisan kata-kata
setiap kali menghadapi pria satu ini.
‚Kenapa? Apa kau kehilangan kata-kata, hm? Atau mungkin... kau
baru saja menggigit lidahmu sendiri, eoh?‛

5
Tatapan Kyuhyun lantas beralih pada tangan kanan Haneul yang
masih menggenggam erat dasinya dan diam-diam, ia terlihat menarik
kedua sudut bibirnya ke atas, membentuk seulas senyuman samar—
yang tentu saja tidak di sadari oleh gadis di hadapannya.
Entah apa yang ada di pikiran Cho Kyuhyun saat ini. Seolah-olah,
ia tak sedikitpun merasa keberatan dengan perlakuan kasar ataupun
ribuan umpatan yang di berikan Haneul kepadanya. Sebaliknya, pria
ini justru terlihat seperti, jika dia memang sengaja melakukan semua
ini, agar perhatian gadis itu selalu tertuju padanya.
Namun, hal itu seolah bertolak belakang dengan apa yang selalu di
pikirkan Haneul selama ini. Bagi Kim Haneul, Cho Kyuhyun tak lebih
dari seorang pria menyebalkan yang keras kepala, egois dan bahkan
selalu membuatnya kesusahan di manapun. Pria itu seakan berhasil
menghancurkan kehidupan SMA-nya dengan semua sikapnya yang
sangat-sangat menyebalkan itu.
Seperti sekarang ini misalnya, entah bagaimana ceritanya sebuah
surat cinta yang telah ia buat dengan sepenuh hati untuk sang pujaan
hatinya, justru tiba-tiba saja sudah berada di tangan Kyuhyun dan kini
Haneul harus menanggung akibat dari keteledorannya dan berusaha
merebut kembali surat itu dari tangan ‘si raja iblis’—well, walaupun
pada kenyataannya, hanya Haneul yang menganggap pria itu iblis.
Pasalnya, Cho Kyuhyun justru di kenal sebagai ‘idola’ di sekolah
ini dan bahkan ratusan siswi-siswi yang mengaguminya pun, rela me-
ngantri untuk mendapatkan hati ‘si raja iblis’—yang super tampan itu.
‚Sebenarnya apa maumu, Cho Kyuhyun?! Kenapa kau selalu saja
mengganggu kehidupanku, hah?!‛ gerutu Haneul sambil mengeratkan
pegangannya pada dasi seragam Kyuhyun.
Ingin rasanya Haneul mencakar-cakar wajah Kyuhyun dan meng-
hajarnya habis-habisan. Tetapi, itu hanya akan terjadi dalam imajinasi-
nya saja. Karena, jika dia benar-benar melakukannya, mungkin gadis
itu akan mendapatkan skors dari sekolah, belum lagi beasiswanya pun
terancam di cabut, lalu para fans ‘maniak’—begitu Haneul menyebut
para siswi yang menggilai pria bermarga Cho ini—, merekapun pasti
akan membalas perbuatannya dengan perlakuan yang lebih kejam.

6
‚Coba saja kau pikirkan...‛ suara Kyuhyun seolah menginterupsi
khayalannya. Gadis ini mengerjap cepat dan langsung terkesiap kaget,
ketika salah satu tangan Kyuhyun bergerak ke atas dan menggenggam
tangannya dengan erat. ‚Kenapa seorang pria menyebalkan sepertiku,
selalu saja mengganggu kehidupanmu?! Pikirkan itu baik-baik!‛ ujar
Kyuhyun kemudian.
Perlahan namun pasti, tangan Kyuhyun lantas bergerak menuntun
tangan Haneul untuk melepaskan cengkramannya dari dasinya, lalu ia
mendekatkan wajahnya ke samping telinga Haneul, membuat gadis
itu refleks sedikit menggerakkan kepalanya untuk menjauh.
Kyuhyun tersenyum sekilas ketika melihat reaksinya, lalu pria ini
berbisik tepat di samping telinganya. ‚Seorang pria selalu memiliki
sebuah alasan, kenapa dia mengganggu kehidupan seorang gadis...
terutama, gadis sepertimu!‛ dia kembali menjauhkan wajahnya dan
menatap Haneul sambil mengedipkan sebelah matanya.
Haneul terpaku di tempatnya, pikirannya terlalu sibuk mencerna
setiap kata demi kata yang baru saja di lontarkan Kyuhyun padanya.
Sementara pria di hadapannya, justru semakin tersenyum lebar dan
sedetik kemudian, tangan kanannya bergerak mengusap cepat puncak
kepala Haneul, sebelum akhirnya, dia berbalik pergi meninggalkan
Haneul yang masih tampak berdiri membeku di tempatnya.

@Seoul, 10 November 2014 -10.45 KST-


Pip, pip, pip, pip
Bunyi alarm yang terus berdering secara berulang seakan langsung
memenuhi seisi kamar dan otomatis mengusik ketenangan sang gadis
yang masih tampak asyik tenggelam di dalam dunia fantasi-nya dari
balik selimut tebal yang meliliti sekujur tubuhnya.
‚Ngh...‛ ia mengerang dalam tidurnya lalu bergerak sedikit untuk
mengulurkan tangannya keluar dari dalam selimut.
Pipp.. tik!
Suara nyaring itu akhirnya mampu di lenyapkan dan tangan sang
gadis tergeletak begitu saja di sisi ranjang. Jarum panjang dalam jam

7
beker itu tetap bergerak, menunjukkan waktu yang terus berjalan dan
hanya pada detik berikutnya, kedua matanya langsung terbuka lebar.
Ia refleks bangun dari posisi tidurnya dan segera membuka selimut
yang sedari tadi meliliti sekujur tubuhnya.
‚Sial! Aku terlambat lagi!‛ pekiknya panik, buru-buru ia meloncat
dari atas ranjangnya dan berlari secepat cahaya menuju kamar mandi.
Kedua matanya bergerak cepat mengamati sekelilingnya dan gadis ini
tampak berpikir sejenak.
Pada detik itu juga, ia menggeleng cepat.
‚Aku tidak punya waktu untuk mandi!‛ putusnya dan gadis ini
pun mulai menyambar cepat sikat gigi sekaligus pastanya, menggosok
giginya dengan cepat kemudian bergegas mencuci mukanya, sebelum
akhirnya membuka serta melempar piyamanya ke sembarang arah.
‚Ck! Bahkan di dalam mimpiku pun, pria menyebalkan itu masih
terus menghantuiku. Apakah aku benar-benar tak pernah bisa hidup
tenang tanpa bayangan pria menyebalkan itu?! Sial!‛ geram gadis ini
seraya mengenakan pakaian kerjanya.
Kedua kakinya seolah terbiasa bergerak cepat, ia berlari dari sudut
kamarnya ke sudut yang lain, menuruni anak tangga dengan secepat
kilat, kemudian berlari dan bergegas menuju halte bus.
Beruntung dia pun sampai di halte bus pada waktu yang tepat dan
setidaknya usahanya pagi ini tidak terbuang percuma. Walau selama
perjalanan menuju kantornya, gadis bernama Kim Haneul itu, tidak
henti-hentinya mengumpat di dalam hati dan merutuki mimpi buruk-
nya, yang selalu membuatnya terlambat bangun seperti sekarang ini.
Terlebih, mimpi ‘buruk’ itu selalu berhubungan dengan kisah di masa
lalunya, tentang sesosok pria bernama Cho Kyuhyun.
Sesosok pria yang benar-benar sangat di bencinya dan Haneul tak
pernah berharap untuk bertemu kembali dengan pria itu, tidak bahkan
di dalam mimpinya sekalipun!

Cho Kyuhyun adalah CEO termuda, yang telah sukses dalam meniti
karirnya. Berawal dengan menjadi seorang pegawai kantoran biasa di

8
salah satu cabang perusahaan miliki mendiang Ayahnya, kini dia pun
akhirnya telah berhasil memegang gelar CEO termuda yang sukses.
Parasnya yang tampan serta bentuk tubuhnya yang atletis, tentu
tak begitu saja terabaikan. Banyak gadis yang tergila-gila kepadanya
dan mereka semua bahkan rela untuk merangkak ke atas tempat tidur
pria itu, demi ‘mencicipi’ sang ciptaan Tuhan yang tampak menggoda
dan luar biasa TAMPAN serta KAYA itu!
Berita seorang Cho Kyuhyun, memang tak pernah terlepas dari
pemberitaan wanita ini dan itu. Wajar saja, pekerjaan pria ini bergelut
dalam bidang entertainment dan meskipun dia bukanlah seorang aktor
maupun seorang member dari boyband ternama, tetapi pria itu adalah
Cho Kyuhyun! Seorang CEO dari salah satu Agency terbesar di Korea
Selatan! Belum lagi, latar belakang keluarganya yang juga termasuk
dalam daftar jajaran orang terkaya di dunia!
Benar-benar sosok pria idaman yang tampak menggiurkan, bukan?
Tetapi, bukan berarti, dia tak memiliki celah dalam hidupnya. Ada
satu kesalahan fatal yang telah dia lakukan di masa lalu dan bahkan
memberikan satu penyesalan untuknya, sampai saat ini.
Dan karena hal itu pula, Kyuhyun berubah menjadi sosok yang
dingin dan kejam. Wataknya begitu keras kepala dan egois. Dia juga
selalu terlihat serius dan kaku, benar-benar tipe pria yang terlihat
membosankan!

‚Cukup!‛ Kyuhyun menekan satu tombol di hadapannya dan semua


tatapan dalam studio itu pun langsung tertuju kepadanya.
Namun Kyuhyun seolah tak peduli, sepasang matanya yang tajam
mengarah pada sosok gadis yang tengah berdiri tidak jauh darinya,
hanya terdapat sebuah dinding kaca yang membatasi jarak di antara
mereka berdua.
‚Apakah kau pikir, kau bisa bernyanyi dengan suara seperti itu?‛
nada suaranya terdengar santai, tetapi dari sorot matanya terlihat jelas
jika pria ini tengah menegur dan bahkan menyindir ‘bakat’ dari sosok
gadis tersebut.

9
‚Y-ya?‛ gadis itu melongo, terlihat gugup dan panik di saat yang
bersamaan.
Kyuhyun menghela nafas panjang dan melipat kedua tangannya di
depan dada sambil memasang ekspresi masam di wajahnya. ‚Ini tidak
akan berjalan sesuai rencana!‛ ia menggeleng cepat, pertanda jika dia
tidak menyetujui kehadiran gadis tersebut di Agency-nya. ‚Hentikan
rekaman ini! Gadis ini jelas-jelas tidak memiliki kemampuan apapun!‛
ia memberi penekanan pada akhir perkataannya.
‚A-apa? T-tapi, tuan Cho... a-anda belum mendengarkan s-sampai
lagunya habis, bagaimana bisa anda berpikir jika—‛
‚Dia bahkan tidak dapat memahami isi dalam lagu yang sedang di
nyanyikannya! Apa kau pikir aku bodoh, tuan Jang?!‛ balas Kyuhyun
dengan nada sinis, ia melirik tajam pada sosok pria yang 10 tahun jauh
lebih tua darinya.
Pria yang di sebut tuan Jang itu, terlihat menggerakkan matanya
dengan gelisah, bingung harus mengatakan apa padanya. Pria muda
di hadapannya ini, jelas adalah atasannya dan ia tidak memiliki hak
apapun untuk melawannya.
Kyuhyun mendengus kasar, ‚Tidak peduli meskipun gadis itu
adalah sepupumu, tetapi, kau seharusnya dapat bersikap profesional
dengan tidak meloloskan gadis ini dalam audisi! Apa kau paham hal
itu, tuan Jang?‛
Dan seperti harga dirinya dapat di hancurkan dalam satu jentikan
jari oleh pria muda ini, tuan Jang hanya mampu berdiri membeku di
tempatnya, tampak ketakutan saat mendengar Kyuhyun mengatakan
hal tersebut.
Bukankah itu berarti, kecurangan yang di lakukannya selama ini di
ketahui oleh Cho Kyuhyun?
‚S-saya paham, m-maafkan aku.‛ jawabnya dengan nada terbata,
segera membungkuk dalam di hadapan Kyuhyun.
Seolah tak mempedulikannya, Kyuhyun hanya berjalan melewati-
nya dan membiarkan pria tua itu menyesali perbuatannya. Dia pikir,
hanya karena gadis itu adalah sepupunya, dia dapat menjadikan gadis

10
itu sebagai penyanyi besar meskipun tidak memiliki sebuah talenta?
Terlebih menjadi artis yang bernaung di bawah Agency-nya?
Oh, jawabannya tentu saja sudah sangat jelas. BIG NO!
‚Apakah kau tidak merasa sedikit keterlaluan?‛ sesosok pria muda
bermata bulat yang kini berjalan di belakangnya, berucap dengan hati-
hati, takut jika pertanyaannya itu hanya akan membuat Kyuhyun
semakin bertambah kesal dan marah.
‚Itu tidak seberapa...‛ jawab Kyuhyun tanpa menoleh padanya,
tetapi senyuman mengejek jelas terukir di sudut bibirnya. ‚Pria tua itu
telah seenaknya saja membawa seseorang tidak bertalenta sepertinya
ke dalam perusahaanku, bukankah itu lebih keterlaluan?‛
Pria itu mencebikkan bibirnya sambil mengangkat kedua bahunya
secara bersamaan. ‚Entahlah... aku tidak akan memihak siapapun.‛
Kyuhyun hanya tersenyum seraya berjalan menuju lift, masih tetap
di ikuti sang pria—yang tak lain merupakan asisten kepercayaannya.
‚Apakah dia sudah menunggu terlalu lama?‛
Sang asisten yang bernama lengkap Choi Minho itu, lantas melirik
jam tangannya sekilas, ‚Kurasa, sudah sekitar 15 menit.‛
Kyuhyun terlihat menghela nafas sembari mengusap tengkuknya.
‚Ahh.. Aku yakin bocah itu akan terus mengoceh dan mengatakan jam
makan siangnya terganggu! Benar-benar menyebalkan!‛ gumamnya.

‚Menggelikan! Kau pikir, CEO sepertimu saja yang sibuk, huh?! Aku
juga sibuk! Aku adalah seorang pengacara handal! Ada banyak kasus
yang harus kutangani dan kau dengan seenaknya, justru membuatku
harus menunggu di ruanganmu yang sangat-sangat membosankan
ini!‛ gerutuan seorang pria jangkung yang tengah duduk di hadapan-
nya, jelas membuktikan, jika tebakannya saat di lift tadi itu, benar.
‚Jangan berlebihan, Shim Changmin! Kau hanya menungguku 15
menit!‛ jawabnya dengan nada malas.
‚15 menit cukup untuk membuatku kenyang dengan melahap satu
hamburger!‛ balas pria itu dengan kesal.

11
‚Baiklah, baiklah... aku akan mentraktirmu makan setelah ini.‛
‚Dua porsi Haejangguk dan Gogigui.‛
‚Apa kau sedang membuat penawaran?‛
‚Dua porsi Haejangguk dan Gogigui.‛ ujar Changmin bersikeras.
‚Satu porsi saja.‛
‚Di tambah dengan Nakji Bokkeum?‛
Mulut Kyuhyun langsung terbuka lebar dan sedetik kemudian, ia
tampak mendengus kasar. ‚Heol~! Apakah kau ingin memerasku?‛
‚Oh ayolah... semua menu itu sama sekali tidak akan berpengaruh
pada isi dompetmu, sajangnim!‛ ujar Changmin dengan merajuk. Well,
sejujurnya, Kyuhyun bahkan selalu kalah setiap kali berdebat dengan
salah satu sahabatnya ini, terlebih lagi, jika menyangkut makanan.
Dan sementara kedua pria tampan nan kaya itu, tengah melakukan
penawaran yang cukup aneh, Minho yang sedari tadi melihatnya tak
dapat lagi menahan senyumnya. Sedetik kemudian, tawa yang sudah
di tahannya sejak 1 menit yang lalu, tiba-tiba ‘lepas’ begitu saja dan
secara bersamaan, baik Kyuhyun ataupun Changmin, langsung saja
menoleh ke arahnya.
Sadar dengan tatapan ‘membunuh’ yang di layangkan kedua pria
itu, Changmin buru-buru berdeham pelan.
‚Maaf..‛
Kyuhyun kembali mendengus kesal. ‚Baiklah, sekarang katakan
padaku.. apa yang sudah kau dapatkan?‛ ujar Kyuhyun kemudian,
memilih untuk menyerah pada akhirnya.
Changmin tersenyum puas, senang karena sebentar lagi dia akan
mendapatkan makan siang secara gratis. Ck, ia memang terlalu cerdas
jika sudah menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan ‘makanan’.
Kembali bekerja layaknya seorang profesional, Changmin lantas
mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam amplop yang sudah
di bawanya, lalu ia meletakkannya di atas meja kerja Kyuhyun.

12
‚Dia bekerja di sebuah perusahaan penerbit buku sebagai editor.
Aku sudah berhasil untuk melacak nomor ponsel dan rumahnya dan
seperti dugaanmu sebelumnya, dia masih belum pindah dari rumah
itu dan tetap menggunakan nomor ponsel yang sama.‛
‚Benarkah?‛ Kyuhyun tampaknya senang ketika mendengarkan
informasi tersebut. Kedua matanya terlihat teliti membaca setiap baris
yang tertulis di lembaran kertas yang di berikan Changmin padanya.
Ada beberapa foto yang di ambil secara diam-diam, yang terselip
di atas lembaran informasi yang di berikan Changmin itu, dan tanpa
sadar, kedua bibir Kyuhyun tampak membentuk seulas senyuman dan
ada sorot kerinduan yang terpancar dari kedua matanya.
‚Dia tidak pernah berubah sedikitpun. Masih terlihat sama seperti
terakhir kali aku bertemu dengannya...‛ gumamnya.

Haneul meregangkan kedua otot lenganya yang terasa kaku dan kram,
ia lantas meraih segelas kopi panas dan meneguknya sedikit.
‚Haneul-ah!‛ seorang gadis tiba-tiba berteriak histeris memanggil
namanya dan sukses membuat Haneul nyaris tersedak oleh kopi yang
baru saja di minumnya itu.
Dia hampir saja berteriak untuk memarahi gadis tersebut, tetapi di
saat ia sadar jika gadis itu adalah rekan terdekatnya di kantor ini, dia
tampak menghela nafas cepat. Terlebih, ketika dia melihat ekspresinya
yang sedih, tentu saja, tidak ada yang bisa dia lakukan selalu bertanya
kepada gadis tersebut.
‚Ada apa?‛ tanya Haneul malas, dia tahu jika gadis di hadapannya
ini, pasti akan membuat kedua telinganya kembali panas karena harus
mendengarkan segala celotehannya mengenai sang kekasihnya.
Tetapi bukannya menjawab, gadis bernama lengkap Park Raein itu
justru malah memeluk Haneul dengan tiba-tiba, membuat Haneul
terkejut sekaligus bingung, dan yang selanjutnya terjadi, ia pun harus
menahan kedua telinganya dari tangisan Raein yang nyaring.
‚Raein-ah, ada apa? Jangan menangis seperti ini! Ceritakan padaku
apa yang terjadi padamu, huh?‛ tanya Haneul sembari menarik tubuh

13
Raein dan berusaha menenangkannya, tetapi Raein hanya menangis
dan menggeleng, lalu memeluknya kembali.
Dan Haneul benar-benar harus ekstra sabar menghadapi temannya
yang satu ini. Ya, paling tidak, dia harus kuat mendengar tangisan
Raein yang nyaring sampai satu jam ke depan nanti.

‚APA KATAMU?! HAMIL?!‛


‚Haneul-ah, kecilkan suaramu!‛ Raein segera menoleh ke sisi lain
dan buru-buru membekap mulut Haneul, sebelum akhirnya menarik
tubuh gadis itu untuk kembali duduk di hadapannya.
Haneul langsung menepis cepat tangan Raein dari mulutnya dan
melemparkan tatapan penuh kemarahan padanya.
‚Kenapa kau baru memberitahu sekarang?!‛
Raein menunduk dalam, terlihat sedih sekaligus bingung.
‚Aku tidak tahu, jika akhirnya akan seperti ini! Awalnya, aku ingin
sekali memberitahumu... tetapi, kemudian... dia memutuskanku begitu
saja... padahal... padahal dia tahu kalau aku sedang hamil!‛ tangisnya
kembali pecah dan kali ini, Haneul merasa begitu kasihan padanya.
Di peluknya gadis itu dengan erat, ia mengusap lembut punggung
Raein, berharap jika hal ini akan lebih dapat menenangkan perasaan
Raein yang sedang kacau balau.
‚Lalu, di mana dia sekarang?‛ tanya Haneul seraya menarik tubuh
Raein dari pelukannya.
‚Aku tidak tahu...‛ Raein menggeleng lemah.
‚Raein-ah.. jangan berbohong padaku, sekarang katakan... di mana
pria itu?‛ tanya Haneul lagi.
Dan Raein tak mempunyai pilihan lain, selain mengatakan kepada
Haneul, dimana keberadaan kekasihnya—koreksi, mantan kekasihnya.

14
Dengan kedua tangan yang terkepal kuat dan di penuhi kemarahan, ia
berjalan melewati orang-orang, tanpa peduli dengan tatapan bingung
sekaligus aneh yang di layangkan mereka semua kepadanya.
Dia berdiri di depan lift, menunggu pintu lift terbuka, lalu seorang
pria pun tampak muncul dan berdiri tepat di sampingnya, terlihat ikut
menunggu lift.
Pria itu mengamati penampilannya dari bagian atas sampai bawah,
lalu tersenyum penuh arti, pria ini jelas tertarik dengan sesosok gadis
yang kini tengah berdiri tepat di sampingnya, yang tak lain adalah
Kim Haneul.
Pintu lift terbuka dan tanpa mengatakan apapun, Haneul hanya
masuk ke dalam lift , di ikuti sang pria yang sejak tadi mengamatinya.
Dua orang gadis lainnya hendak masuk ke dalam lift itu, namun sang
pria buru-buru menghalanginya.
‚Sorry, ladies... sepertinya kalian harus mencari lift lain.‛ ia berucap
dengan senyum kecil sambil mengedipkan sebelah matanya, merasa
jika para gadis itu akan langsung terpesona dengan ketampanannya.
Pria itu kemudian berdiri di samping Haneul, sesekali mencuri
pandang ke arahnya, sampai pada akhirnya ia merasa tak tahan untuk
tidak menyapa gadis tersebut.
‚Apakah kau orang baru di tempat ini?‛ tanyanya kemudian.
Haneul menoleh ke arahnya, sesaat dia masih memasang tampang
datar di wajahnya, tetapi, kemudian ia memperlihatkan senyumnya.
‚Omo! Apakah aku tidak bermimpi sekarang? Bukankah kau Min
Seungjoo? Artis pendatang baru yang tampan dan terkenal itu?!‛ seru
Haneul dengan ekspresi terkejut bercampur senang di wajahnya.
Pria itu tersenyum angkuh, merasa begitu bangga karena gadis itu
mampu mengenalinya dengan cepat.
Ya, itu benar. Dia adalah Min Seungjoo, aktor pendatang baru yang
sedang naik daun karena ketampanan yang di milikinya. Belum lagi,
akhir-akhir ini, dia sering muncul di berbagai acara Talk Show, Drama,
CF dan wajahnya kerap kali menghiasi sampul majalah wanita.

15
‚Well, sepertinya semua orang memang sudah mengenali wajahku
sekarang...‛ ujarnya dengan sombong, seolah dia telah menjadi artis
terkenal selama bertahun-tahun.
‚Oh ya?‛ Haneul terlihat berjalan mendekatinya, seakan mem-
perlihatkan sebuah ketertarikan pada pria itu. ‚Ya, kau benar juga,
lagipula kau tampan dan terkenal, siapa yang tidak akan mengenal
pria sepertimu?‛ ujarnya seraya tersenyum tipis.
‚Tentu saja..‛ pria itu mengangguk dengan bangga.
‚Tapi, apakah dengan begitu kau pikir, kau dapat menghancurkan
masa depan seorang gadis tak berdosa? Meninggalkannya begitu saja
setelah kau meninggalkan sebuah noda yang tak pernah hilang dalam
hidupnya?‛ nada suara Haneul berubah datar dan senyuman manis di
wajahnya pun seketika menghilang.
Pria itu mendadak terdiam, merasa jika atsmosfir di dalam lift ini
mulai berubah panas. Tatapannya bertemu pandang dengan tatapan
Haneul yang di penuhi kebencian dan kemarahan, dan entah kenapa,
dia tiba-tiba saja merasa takut kepada gadis itu.
‚A-a-apa m-maksudmu?‛ tanyanya, masih berusaha untuk tetap
terlihat tenang meskipun hasilnya gagal.
Haneul mengepalkan tangannya dengan kuat, ‚Dasar brengsek!‛
dan satu tendangan kuat langsung bersarang di perut pria itu.
Pria itu mengerang kesakitan dan langsung terjatuh tak berdaya di
hadapan Haneul. Lalu, dengan cara yang membabi buta, Haneul mulai
memukuli pria itu, mencakarnya dengan ganas dan tak peduli dengan
rintihan kesakitan dari pria tersebut.
‚Dasar lelaki brengsek! Kau seharusnya malu dengan sikapmu ini!
Keterlaluan! Memalukan!‛ maki Haneul dengan penuh kemarahan.
Tring!
Pintu lift terbuka dan beberapa orang yang telah berdiri di depan
pintu lift, jelas tampak terkejut saat melihat sesosok gadis yang secara
brutal memukuli seorang pria—yang tentu saja adalah Min Seungjoo,
si artis pendatang baru.

16
‚Nona, apa yang anda lakukan?! Hentikan!‛ seru seorang petugas
keamanan, bergegas menarik Haneul keluar dari dalam lift.
‚Lepaskan aku! Lepaskan! Pria brengsek itu harus di beri pelajaran!
Dasar brengsek!‛ teriak Haneul sambil berusaha memberontak.
Tetapi, apa daya? Para petugas keamanan dengan kuat menahan
tubuhnya, tak membiarkan Haneul bergerak untuk mendekati sang
pria yang telah babak belur karena di pukuli olehnya . Seluruh tatapan
mata segera tertuju kepada dirinya dan di saat itulah Haneul sadar,
dia telah mempermalukan dirinya sendiri!
Ya tuhan, apa yang sebenarnya dia pikirkan?!
Kim Haneul, kau gadis bodoh!!

Kyuhyun, Changmin dan Minho baru saja kembali dari restoran yang
letaknya tidak terlalu jauh dari perusahaannya. Semenjak turun dari
dalam mobil, Kyuhyun tidak henti-hentinya mengoceh kesal, karena
kedua pria itu telah berhasil menguras isi dompetnya siang ini.
‚Lain kali, aku akan menyuruh orang lain saja untuk mendapatkan
informasi tentangnya!‛ gerutu Kyuhyun kesal. ‚Dan kau, Choi Minho!
Siapa yang mengizinkanmu untuk makan sebanyak itu, huh?‛ serunya
sambil menunjuk-nunjuk wajah sang asisten kepercayaannya itu.
‚Changmin Hyung yang sudah memaksaku untuk terus makan.‛
balas Minho cepat, melempar semua kesalahannya pada pria jangkung
yang berjalan di sampingnya.
Changmin menoleh cepat ke arahnya, ‚Heol~! Dasar pengkhianat!‛
sindirnya dengan kedua mata yang menyipit.
Mereka bertiga baru saja akan menaiki lift, ketika tatapan mereka
tertuju pada beberapa petugas keamanan yang berbicara dengan be-
berapa petugas dari pihak kepolisian setempat.
‚Apa yang terjadi di sini?‛ Kyuhyun mengerutkan keningnya.
Tanpa terlebih dulu menunggu perintah darinya, Minho segera
menghampiri sang petugas yang sempat mengobrol dengan beberapa
pihak kepolisian tersebut.

17
‚Apakah sesuatu terjadi?‛ ia langsung bertanya padanya.
Petugas keamanan itu menoleh ke arahnya dan segera memberi
hormat padanya. ‚Seorang gadis telah membuat keributan beberapa
waktu lalu, sekarang dia di bawa ke kantor polisi.‛
‚Seorang gadis? Keributan?‛ Minho menaikkan sebelah alisnya.
‚Keributan apa yang kau maksud?‛ tanya Kyuhyun kemudian,
entah sejak kapan, dia telah berdiri di samping Minho.
‚Gadis itu memukuli Min Seungjo sampai babak belur.‛
‚Apa?‛
Kyuhyun mendengus pelan, sadar jika bocah sombong itu suatu
saat nanti akan membuat sebuah scandal besar yang mampu membuat
kepalanya pusing, tetapi, ia tidak menyangka dalam waktu secepat ini.
‚Apa kau memiliki video cctv-nya?‛ tanya Kyuhyun.
‚Ya, sajangnim. Kami akan menjadikannya sebagai barang bukti.‛
‚Kalau begitu tunjukkan padaku.‛ ujar Kyuhyun dan langsung di
balas anggukan sang petugas keamanan.
Mereka kemudian bergegas menuju sebuah ruangan yang menjadi
pusat untuk mengoperasikan seluruh kamera cctv yang tersebar di
seluruh penjuru Perusahaan.
‚Oho! Gadis itu benar-benar memukulnya dengan sangat kuat...‛
celoteh Minho seraya tertawa geli saat melihat tayangan ulang yang di
putar dalam video cctv di dalam lift.
‚Sepertinya apa yang di bicarakan orang-orang itu benar,‛ ujar
Changmin sambil meneguk minuman bersoda, yang entah sejak kapan
telah di bawanya.
Kyuhyun menoleh pada Minho dan Changmin. ‚Tentang apa?‛
‚Rumor tentang Min Seungjo yang menghamili kekasihnya dan
meninggalkannya begitu saja.‛ sahut Minho menjelaskan
Untuk sekian kalinya, Kyuhyun mendengus kesal. ‚Sialan!‛

18
‚Memang...‛ jawab Minho sambil menggangguk. ‚Sejak awal aku
melihat wajahnya, aku yakin, jika dia akan memberikan scandal buruk
untuk Perusahaan ini.‛
‚Aku juga sudah mengiranya!‛ sahut Changmin.
Kyuhyun memijit ujung pelipisnya yang terasa berdenyut, seandai-
nya saja bocah sialan itu tidak membuat masalah di perusahaannya,
mungkin Min Seungjo akan menjadi artis yang menguntungkan bagi
Agency-nya. Ck, benar-benar keterlaluan!
Dia baru saja berniat untuk pergi meninggalkan ruangan tersebut,
tetapi tatapan matanya kembali tertuju pada tayangan ulang cctv itu.
‚Coba kalian putar kembali videonya.‛ suruh Kyuhyun kemudian.
‚Baik, Sajangnim.‛
Video cctv pun kembali terputar di layar komputers dan Kyuhyun
terlihat serius mengamati setiap gerak-gerik di dalam video, sebelum
akhirnya, kedua matanya tiba-tiba melebar dan rahangnya pun terlihat
mengeras dan kaku, ketegangan pun langsung terlihat dari sorot mata-
nya yang tajam.
‚Gadis ini...‛

‚Aku tidak peduli! Gadis ini harus segera di penjara!‛ teriak Seungjoo
dengan penuh emosi. ‚Sialan! Bagaimana bisa seorang artis sepertiku
di serang dengan cara memalukan seperti ini?!‛ raung Seungjo marah.
‚Aku mengerti, Seungjo-ssi. Tetapi bisakah kau tenang dulu? Aku
harus mendengarkan alasan dari gadis ini, kenapa dia melakukan hal
seperti itu kepadamu...‛ ujar sang petugas kepolisian.
‚A-apa? Kau ingin mendengar alasan gadis sialan ini?!‛ Seungjoo
semakin meninggikan nada suaranya dan polisi itu nyaris kehilangan
kesabarannya.
Jika saja, pria di hadapannya ini bukanlah seorang artis terkenal. Ia
mungkin sudah menutup mulutnya dengan lakban hitam yang ada di
hadapannya. Tetapi, dia jelas tidak mungkin dapat melakukannya! Ah,
dasar artis sombong yang menyebalkan! rutuk polisi itu dalam hati.

19
‚Seungjo-ssi, kumohon bersikaplah untuk lebih tenang!‛ ujar polisi
itu, lalu beralih menatap Haneul. ‚Jadi, nona... apakah kau memiliki
alasan kenapa kau melakukan semua itu terhadap Min Seungjo?‛
Haneul lantas mendelik tajam ke arahnya.
‚Dia pantas untuk mendapatkannya! Seharusnya pria brengsek ini-
lah yang mendekam di penjara!‛
Seungjo menoleh dengan garang kepadanya. ‚Apa katamu?! YA!‛
‚Jika begitu, bisa kau jelaskan padaku, bagaimana kau bisa masuk
ke dalam Perusahaan?‛ polisi itu kembali bertanya, ia mengabaikan
teriakan Seungjoo seperti angin lalu.
Dan Haneul terdiam sejenak. Dia bahkan tak ingat, bagaimana dia
dapat masuk dengan begitu mudahnya ke dalam perusahaan Agency
besar seperti itu. Saat itu, dia tidak dapat berpikir jernih dan satu-
satunya hal yang terlintas di dalam benaknya, hanyalah menghajar
habis-habisan pria bernama Min Seungjoo.
Setidaknya, luka itu bisa mewakili bagaimana sakitnya Raein saat
menerima kenyataan bahwa dirinya hamil, tetapi, sang kekasihnya itu
justru malah tega meninggalkannya begitu saja!
‚Kenapa kau diam, huh?! Katakan saja padanya, jika kau merayu
para petugas keamanan itu! Dasar gadis jalang!‛ ejek Seungjo dengan
nada suaranya yang angkuh.
Sekali lagi Haneul mendelik tajam ke arahnya.
‚Tutup mulutmu, dasar lelaki brengsek! Atau aku takkan segan-
segan untuk merobek mulut sialanmu itu!‛ ancamnya dengan garang
dan hal itu cukup menciutkan nyali Seungjoo.
Seungjo terdiam, berpura-pura mengalah walau dalam hati, dia
sebenarnya terpengaruh dengan ancaman Haneul. Harus pria itu akui,
jika pukulan Haneul cukup membuatnya tersiksa dan mungkin, jika
sebagian dari tulangnya pun ada yang patah!
Pukulannya benar-benar sangat menyakitkan dan bertenaga!
‚Jadi, bagaimana bisa kau masuk ke sana?‛ polisi itu mengulang
kembali pertanyaannya.

20
‚I-itu...‛ Haneul tergagap, bingung harus mengatakan apa. Dia tak
mungkin mengatakan, jika dia lupa bagaimana caranya dia masuk ke
dalam perusahaan itu kan? ‚Itu.. aku.. aku.. aku adalah seorang teman
dari pemilik Perusahaan.‛ jawabnya kemudian.
Seungjo dengan kedua petugas polisi di hadapan Haneul melongo,
mereka jelas terlihat tak percaya sekaligus terkejut dengan pengakuan
yang di ucapkan Haneul barusan.
‚Eii.. nona muda, jangan bercanda, katakan saja yang sebenarnya!‛
sela salah satu petugas polisi yang sejak tadi hanya bertugas mengetik.
‚A-aku tidak berbohong...‛ jawab Haneul lagi.
‚Mustahil! Cho Sajangnim, tidak mungkin mengenal gadis gila dan
brutal sepertimu!‛ Seungjo kembali mengejeknya, menatap geli pada
pengakuan Haneul tadi.
‚Diam kau, brengsek!‛ Haneul kembali melotot galak padanya.
‚Cukup! Katakan saja, bagaimana anda bisa masuk ke dalam sana,
nona muda?‛ polisi itu kembali mengulangi pertanyaannya, ia sudah
bosan harus terus mendengar argumen Haneul dan Seungjoo.
Haneul hanya dapat terdiam dengan ekspresi kebingungan pada
raut wajahnya. Kedua bola matanya bergerak gelisah, lidahnya terasa
kelu dan kaku, sulit sekali rasanya untuk membohongi kedua polisi di
hadapannya ini. Lalu, apa yang harus dia katakan sekarang?!
‚Gadis itu tidak sepenuhnya salah,‛ sebuah suara menginterupsi
‘interogasi’ tersebut dan kedua polisi itu, serta Seungjo pun menoleh
ke arah sumber suara.
Seungjo tampak tergagap di tempatnya, terkejut dengan kehadiran
sang CEO dari Agency tempat dirinya bernaung. ‚T-Tuan Cho... a-anda
datang?‛ ujarnya dengan suara terbata-bata.
Kyuhyun berdeham pelan, memasukkan tangannya ke dalam saku
celananya. ‚Jangan salah paham, Seungjo-ssi.. aku tidak datang untuk
melihatmu.‛
‚H-huh?‛ Seungjo semakin terlihat seperti anak lelaki bodoh yang
tak mengerti apapun.

21
Tanpa mengatakan apapun, Kyuhyun lantas berjalan mendekati
Haneul dan berdiri tepat di sampingnya.
‚Tuan Cho, jangan dekat-dekat dengan gadis itu! Dia berbahaya!
Gadis jalang itu telah memukulku dan—‛
‚Seungjo-ssi, jaga sikapmu!‛ Minho melemparkan tatapan tajam ke
arahnya, memberi isyarat kepada Seungjoo untuk segera tutup mulut
dan tidak mempermalukan Cho Kyuhyun, sekaligus dirinya sendiri di
hadapan umum!
Apa dia tidak ingat, jika dia adalah seorang artis pendatang baru
yang sedang naik daun akhir-akhir ini? Benar-benar bodoh!
Sementara itu, perlahan-lahan, Haneul melirik sepasang sepatu di
sampinnya. Lalu, semakin lama, ia mendongakkan kepalanya, mencari
tahu wajah dari sang pemilik sepatu mahal yang mengkilat itu.
Sedetik kemudian, seluruh tubuhnya mendadak membeku, tubuh-
nya nyaris terjungkir dari atas kursi dan mulut serta matanya tampak
terbuka lebar.
‚K-kau?!‛ pekiknya tertahan.
Kyuhyun tersenyum ke arahnya, sedikit memiringkan kepalanya
ke samping.
‚Lama tidak berjumpa... Kim Haneul.‛ ia lantas menyapa gadis itu
dengan nada suaranya yang santai.
Sesaat, Haneul merasakan suaranya tercekat di kerongkongannya,
ketegangan segera melanda dan jantungnya seperti berhenti berdetak,
membuat aliran darahnya terhenti dan otaknya pun seolah tak mampu
berfungsi dengan baik.
‚Err.. m-maafkan aku sebelumnya, tapi.. apakah anda benar-benar,
tuan Cho?‛ ujar salah satu petugas polisi.
Kyuhyun menoleh kepadanya sembari mengangguk singkat, ‚Ya,
anda benar.. aku Cho Kyuhyun.‛
Minho lantas mengulurkan sebuah kartu nama kehadapan kedua
petugas polisi tersebut dan di saat yang bersamaan, mereka terkesiap,
tak percaya jika pria yang selama ini selalu menghiasi majalah bisnis

22
dan dunia permusikan, kini benar-benar telah berdiri tepat di hadapan
mereka berdua!
Oh, seandainya saja isteri mereka tahu soal ini! Pasti mereka akan
sangat-sangat iri pada suaminya!
‚J-jadi... untuk siapa... anda datang kemari?‛ tanya salah satu dari
petugas polisi itu.
‚Tentu saja untukku, kalian pikir siapa lagi?!‛ ujar Seungjo masih
dengan sikap angkuhnya.
‚Dia tidak datang untukmu, Min Seungjo!‛ sela Minho cepat.
Seungjo segera menoleh pada Minho. ‚A-a-apa maksudmu? Lalu,
jika dia tidak datang untukku... dia datang untuk menemui... siapa?‛
‚Menurutmu? Apakah kau pikir seorang CEO seperti Tuan Cho,
mau meluangkan waktunya hanya untuk sekedar seorang artis baru
sepertimu?!‛ balas Minho sengit—yang tentu saja membuat Seungjo
bungkam seribu bahasa.
Kyuhyun lantas mengusap perlahan rambut Haneul, lalu menarik
salah satu tangan Haneul dan membuat gadis itu, spontan bangkit dari
tempat duduknya.
Haneul menoleh cepat padanya, tampak terkejut dan bingung.
‚Aku datang ke sini untuknya...‛ jawab Kyuhyun kemudian, lalu
salah satu tangannya bergerak merangkul pundak Haneul.
Berbeda halnya dengan Kyuhyun, Haneul justru tampak semakin
terkejut. Kedua bola matanya bergerak was-was, mengamati pria yang
sedang berdiri di sampingnya.
‘Benarkah... dia... Cho Kyuhyun?’ dan hanya kata-kata itu, yang kini
berputar-putar dalam benaknya dan selebihnya, dia merasa tak dapat
mendengar apapun lagi.
Jiwanya seolah melayang pada kenangan di masa lalunya, kembali
mengingatkannya akan sebuah memori yang cukup membekas dalam
pikiran dan hatinya.

23
Beautiful Disaster [2nd-Reunion-]
<Flash Back>
@Seoul, 12 November 2002 -13.00, KST-
KIM Haneul terlihat menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya
secara berulang, hidungnya memerah dan kedua pipinya pun tampak
berubah menjadi putih pucat, seluruh tubuhnya bergetar karena udara
dingin malam ini.
Untuk kesekian kalinya, dia menatap jam tangannya dan sebuah
gurat kekecewaan jelas tampak di wajahnya yang semakin memucat.
‚Dia jelas mempermainkanku lagi! Keterlaluan!‛ gerutunya, dan
lambat laun kedua matanya pun mulai berkaca-kaca dan memerah, di
susul setetes air mata yang mengalir turun dari sudut matanya.
‚Cho Kyuhyun, kau benar-benar lelaki brengsek!‛ lirihnya dengan
suara bergetar, ia segera mengusap air mata yang mengalir di pipinya.
Tetapi, sedetik kemudian, air matanya justru semakin mengalir deras
tanpa dapat ia bendung lagi.
Dia hanya menundukkan kepalanya, menyembunyikan suara isak
tangisnya dari setiap orang yang berlalu lalang melewati tempatnya.
**********
Lima hari telah berlalu dan selama itu pula, Haneul tak pernah melihat
sosok Cho Kyuhyun dimana pun. Hidupnya seakan kembali normal,
tanpa ada pria yang membuatnya kesal karena selalu menjahilinya,
ataupun karena dia selalu muncul dengan tiba-tiba di hadapannya.
Pria itu seolah lenyap tertelan bumi, tanpa meninggalkan jejaknya di
manapun.
Namun, meskipun begitu, entah kenapa Haneul justru merasa ada
sesuatu yang hilang dari hidupnya selama 5 hari belakangan ini. Dia
merasa marah, kecewa sekaligus sedih, karena lagi-lagi, seorang Cho
Kyuhyun telah berhasil mempermainkannya dan bahkan membuatnya
harus menunggu di tengah-tengah cuaca dingin—tanpa ada satupun
penjelasan darinya, kenapa pria itu menyuruhnya untuk menunggu!

24
Haneul akui, jika sebenarnya, ia merindukan sosok Kyuhyun yang
selalu ‘mengganggu’-nya. Semenjak pria itu ‘menghilang’ dari sekolah,
dia merasa sendiri dan kesepian. Biasanya, selalu ada sosok Kyuhyun
yang senang menjahilinya dan bahkan mengajaknya untuk mengobrol,
namun tidak untuk kali ini. Dia tidak memiliki satupun teman di sini
dan sekarang, dia baru menyadari satu hal.
Bahwa, kehadiran sosok Cho Kyuhyun di dalam hidupnya, lambat
laun, memberikan arti tersendiri untukya. Dan sejujurnya, ada sebuah
perasaan cinta yang perlahan-lahan, mulai tumbuh di dalam hatinya.
Keributan yang tiba-tiba terjadi di lorong sekolah, cukup mengalih-
kan perhatian Haneul. Gadis ini mendongakkan kepalanya, berusaha
mencari tahu sumber dari keributan itu dan ketika sebuah rombongan
semakin berjalan mendekat ke arahnya, mendadak seluruh tubuhnya
menegang dan kedua mata gadis ini pun membulat.
Tatapan matanya lantas bertemu pandang dengan sesosok pria
yang kini menjadi sorotan siswa-siswi di sekolahnya. Keduanya hanya
saling terdiam dan memandang satu sama lain.
‚Kyuhyun-ah, ada apa?‛ seorang gadis muncul dari arah belakang.
Mendapati sesosok gadis yang belum pernah ia temui sebelumnya,
Haneul lantas menoleh ke arah sang gadis yang kini telah berdiri tepat
di samping pria tersebut—yang tak lain adalah Cho Kyuhyun.
Merasa terabaikan oleh pria di sampingnya, sang gadis mengikuti
arah tatapan Kyuhyun, yang ternyata hanya tertuju kepada seorang
gadis yang berdiri tak jauh darinya, Kim Haneul.
Senyuman di wajahnya cantiknya langsung lenyap. Hanya dengan
melihat tatapan Kyuhyun pada Haneul, gadis itu langsung sadar, jika
Haneul adalah gadis yang telah berhasil ‘mencuri’ hati Kyuhyun.
‚Ah... apakah dia adalah Kim Haneul yang kau maksud?‛ gadis itu
bertanya untuk kembali menarik perhatian Kyuhyun. ‚Aku benarkan?
Dia gadis yang bernama Kim Haneul itu kan?‛ ia menunjuk ke arah
Haneul seraya menoleh pada Kyuhyun dengan seulas senyuman tipis
di wajahnya.

25
Rahang Kyuhyun tampak mengeras, tetapi tatapan matanya seolah
enggan untuk beralih dari sosok Haneul yang berdiri tak jauh darinya.
Sekilas, terlihat kesedihan yang terpancar dari sorot matanya.
‚Kau tidak perlu tahu, ayo ikut aku!‛ ujar Kyuhyun ketus, menarik
tangan gadis itu untuk segera pergi.
Namun, dengan segera gadis itu menepis tangannya dan kembali
menatap Haneul dengan seulas senyuman angkuh di sudut bibirnya.
Ia lantas berjalan mendekati Haneul, kemudian mengulurkan telapak
tangannya di hadapan gadis itu.
‚Hai, kau Kim Haneul kan?‛ sapanya dengan senyum ramah yang
di buat-buat. ‚Perkenalkan, Aku Cha Hyunja,‛ ia menjeda ucapannya
sejenak, lalu kembali melanjutkan dengan senyum angkuh yang lagi-
lagi tersirat di wajahnya. ‚Aku adalah tunangan Cho Kyuhyun.‛
Deg!
Perkataan gadis bernama Cha Hyunja itu , sukses menghancurkan
harapan yang perlahan mulai tumbuh di dalam hati Haneul. Gadis ini
sontak langsung terpaku di tempatnya dan terdiam seribu bahasa.
‚Haneul-ah, jangan dengarkan perkataannya, dia gila!‛ Kyuhyun
menggeram marah dan segera menarik tangan Hyunja dengan kasar.
‚Aku akan menjelaskannya nanti!‛ dan setelah itu, Kyuhyun pergi
begitu saja bersama Hyunja, meninggalkan sosok Haneul yang tetap
berdiri membatu di tempatnya.
Dia terlihat seperti seorang gadis bodoh yang baru saja di tinggal-
kan oleh kekasihnya, yang lebih memilih pergi bersama gadis lain! Ini
benar-benar terlihat mengenaskan sekaligus menggelikan!
Namun yang terpenting bukanlah itu, melainkan hatinya yang saat
ini telah terluka. Semua harapan serta rasa cinta yang perlahan mulai
tumbuh dan membekas di dalam hatinya, justru harus di hancurkan
dalam hitungan detik.
Seharusnya sejak awal dia sadar, bahwa seorang Cho Kyuhyun,
takkan pernah bisa melihat ke arah gadis sepertinya! Kyuhyun hanya
ingin mempermainkan gadis bodoh dan lugu seperti dirinya, karena
gadis seperti dirinya memang mudah untuk di permainkan!

26
<Flash Back End>

‚Haneul-ah!!‛
Suara Raein, sukses membuyarkan lamunan Haneul tentang masa
lalunya. Gadis itu tiba-tiba memeluknya dari belakang dan membuat
Haneul terkesiap kaget.
‚Omo! Ada apa?!‛ tanya Haneul kemudian, ia segera melepaskan
pelukan Raein dan berbalik menatap gadis itu.
‚Oh, sayang... aku tidak tahu apa yang harus kukatakan kepadamu
sekarang... tetapi, aku benar-benar berterima kasih! Aku merasa sangat
beruntung karena telah menjadi sahabatmu! Kau adalah yang terbaik,
Kim Haneul!‛ seru Raein dengan bersemangat, lalu kembali memeluk
Haneul dengan erat.
Haneul tampak mengerutkan keningnya sekarang. Sebenarnya, dia
tidak mengerti, maksud ucapan Raein tadi.
Untuk apa Raein berterima kasih padanya?
‚Apa yang kau bicarakan?‛
Senyum sumringah terlihat di kedua sudut bibir Raein.
‚Seungjo akan bertanggung jawab! Kami akan menikah secara sah
dan ini semua berkat usahamu! Terima kasih, Haneul-ah!‛ air mata
mulai mengalir deras tanpa dapat di hentikan.
‚Berkat usahaku?‛ Haneul tampak terkejut dengan kabar yang di
bawa sahabatnya itu, dia tak menyangka jika pria brengsek bernama
Min Seungjo itu, akan bertanggung jawab pada akhirnya.
Raein mengangguk dengan cepat, ‚Ini semua berkatmu!‛ serunya
gembira. ‚Well, dia hanya akan menikahiku sampai anak kita lahir,
setelah itu kami sepakat untuk berpisah.‛
‚Kau serius?!‛
‚Tentu saja! Kau pikir, aku gadis bodoh yang ingin kembali pada
pria brengsek sepertinya?‛ ujar Raein dengan wajah cemberutnya dan
sekali lagi, Haneul kembali tak dapat mempercayai kata-katanya lagi.

27
‚Raein-ah...‛ Haneul pun tak dapat menahan dirinya untuk tidak
mengeluarkan air matanya, dia tak menyangka jika kata-kata itu akan
meluncur dari mulut Raein.
Pasalnya, Raein di kenal sebagai gadis keras kepala dan kekanak-
kanakan. Bahkan di saat dulu, orang-orang mengatakan kepadanya
bahwa Seungjo tak pantas untuknya, tetapi dia tetap mencintai pria
itu. Tidak peduli, sudah berapa kali Seungjo mengkhianati cintanya,
gadis itu akan tetap kembali mempercayai Min Seungjo!
Tetapi, lihatlah sosok gadis yang kini duduk di hadapan Haneul.
Dia jelas adalah gadis yang sama seperti beberapa bulan yang lalu,
hanya saja, pemikirannya kini jelas jauh berbeda dengan yang dulu!
‚Aku hanya tidak ingin anakku terlahir tanpa seorang Ayah, se-
tidaknya, dia harus mengetahui siapa Ayahnya dan jika saja saat itu
kau tidak menghajarnya, mungkin dia tidak akan pernah sadar akan
semua perbuatannya! Kau penyelematku, Haneul-ah...‛ sekali lagi, ia
pun kembali memeluk Haneul dengan erat.
‚Pria itu memang pantas mendapatkan pukulan!‛ ujar Haneul se-
telah Raein melepaskan pelukannya.
Tawa mereka pun langsung meledak, mengingat betapa bodoh dan
menggelikannya ekspresi Seungjo saat itu. Belum lagi beberapa luka
lebam di wajahnya jelas sekali terlihat, dia tak mungkin dapat tampil
di depan media massa selama berminggu-minggu, dengan luka lebam
yang memenuhi seluruh wajahnya!
‚Ah iya, tapi, bagaimana caranya kau lepas dari tuntutan Seungjo?
CK Entertainment merupakan agensi terbesar di Korea, mereka jelas
tidak mungkin semudah itu membiarkanmu menghajar artisnya habis-
habisan kan?‛
Senyum di wajah Haneul seketika menghilang. Gadis itu tertegun
di tempatnya, bingung harus menjelaskan bagaimana caranya dia bisa
lolos dari tuntutan yang di layangkan Seungjo kepadanya.
‚Well... err... itu...‛ Haneul menggaruk kepalanya yang tidak gatal,
ia terlihat bingung dan salah tingkah sekarang.

28
Sedangkan Raein masih terlihat sabar mendengar penjelasannya, ia
balas menatap Haneul dengan penuh tanya, berharap jika sahabatnya
itu akan segera menceritakan semua kejadian itu padanya.
‚Nona Kim, ada surat untukmu.‛ seorang office boy yang tiba-tiba
datang, seolah menjadi penyelamat untuknya. Ia lantas memberikan
Haneul sebuah amplop berwarna putih.
Perhatian Raein teralihkan pada surat yang baru saja di terima oleh
Haneul, kedua bola matanya membelalak lebar dan mulutnya terlihat
menganga. ‚Ya tuhan! Ini dari SHS Internasional?!‛ jeritnya histeris.
‚Jangan katakan padaku, jika kau pernah bersekolah di tempat elit
ini?!‛ ia menoleh pada Haneul dengan tatapan tak percaya.
Haneul menaikkan kedua bahunya sembari meraih amplop yang
tengah di pegang Raein. ‚Aku menghabiskan 3 tahun masa SMA-ku di
sana.‛ jawabnya kemudian.
‚Demi calon anakku yang belum lahir!‛ Raein memekik histeris,
‚Bagaimana bisa kau berada di sana selama itu?! Kupikir kau...‛
‚Beasiswa, ingat?‛ jawab Haneul cepat, ‚Lagipula, dulu pamanku
adalah seorang pengacara, dia cukup sanggup untuk membiayaiku di
sekolah itu. Sayangnya...‛ tatapan Haneul mendadak berubah sendu.
‚Sayangnya apa?‛ tanya Raein penasaran.
Haneul segera menggeleng pelan, lalu tersenyum kecil. ‚Lupakan
saja!‛ jawabnya seraya membuka dan membaca isi dalam amplop itu.
Awalnya gadis ini terlihat biasa saja, namun pada menit selanjut-
nya, ia terperanjat dari posisi duduknya dan matanya sukses melebar,
nyaris terlihat melompat keluar.
‚REUNI?!‛ pekik gadis ini tertahan, seluruh tubuhnya seketika
menggigil ngeri, betapa dia masih ingat perlakuan buruk apa yang dia
terima ketika masa SMA-nya dulu.
Dan sekarang... kenapa namanya harus terdaftar dalam list tamu
acara Reuni sialan itu?!

29
Kyuhyun tersenyum-senyum sambil menggigiti ujung jarinya, dia tak
dapat membayangkan, betapa lucunya reaksi gadis itu ketika men-
dapatkan surat reuni yang di berikan oleh pihak sekolah padanya.
‚Kau sudah mengirimkan surat reuni itu kan?‛ Kyuhyun menoleh
pada Minho yang baru saja masuk ke dalam ruangannya.
Minho menahan langkahnya, sedikit aneh sekaligus ngeri ketika
melihat Kyuhyun yang terus mengulum senyuman lebar di wajahnya,
belum lagi dengan cara pria itu menggigit ujung jarinya sendiri, benar-
benar terlihat aneh!
‚Hyung, apa kau baik-baik saja?‛
‚Huh?‛ Kyuhyun kembali menoleh padanya.
‚Kupikir, kau tidak bisa tersenyum, tapi apa yang terjadi padamu?
Kau bahkan menggigit jarimu sendiri!‛ celoteh Minho dengan tatapan
‘horor’-nya.
Sadar jika yang ia lakukan adalah tindakan konyol, Kyuhyun buru-
buru menarik jarinya dan berdeham pelan, buru-buru ia merapihkan
posisi dasinya, lalu menyibukkan dirinya dengan beberapa file yang
telah menumpuk di meja kerjanya.
Minho mencibir ketika melihat perubahan drastis yang di lakukan
Kyuhyun dalam jangka waktu beberapa detik saja. Dia berdesis pelan,
‚Seharusnya aku tidak mengatakannya, dia terlihat lebih menakutkan
saat seperti ini.‛
‚Ada sesuatu yang perlu kau sampaikan lagi, Choi Minho?‛ nada
suara Kyuhyun menjadi berubah datar dan pria itu kembali menjadi
sosok yang membosankan, tegas sekaligus ‘menakutkan’.
Dalam hati Minho mengumpat, menyalahkan bibirnya yang susah
sekali di ajak berkompromi dengan otaknya. ‚Tidak ada. Hanya ingin
mengatakan, bahwa surat itu mungkin sudah sampai ke tangan nona
Kim...‛ jawabnya kemudian.
‚Oh, baguslah.‛ Jawab Kyuhyun seadanya.
Minho menggeleng, kembali mendesis pelan. ‚Dia seperti memiliki
kepribadian ganda.‛

30
‚Kau mengatakan sesuatu?‛ tanya Kyuhyun tanpa mengalihkan
perhatiannya dari file yang sedang di bacanya.
‚Apa?!‛ Minho terkesiap dan menggeleng cepat. ‚Tidak ada, a-aku
permisi dulu..‛ ujarnya seraya bergegas pergi dari ruangan tersebut.
Disaat yang bersamaan, sosok Changmin tampak bersiap masuk ke
dalam ruangan Kyuhyun. Namun, ia bingung saat mendapat Minho
yang tergesa-gesa keluar dari ruangan pria bermarga Cho itu.
‚Ada apa dengan reaksimu itu? Apakah dia sedang dalam kondisi
mood yang buruk?‛ ia memelankan suaranya, bertanya was-was pada
Minho.
‚Tidak, hanya saja... sedikit aneh, mungkin.‛ jawab Minho ragu.
‚Ahh... apakah ini... ada hubungannya dengan gadis bernama Kim
Haneul itu?‛
‚Entahlah.‛
Changmin memperhatikan gerak-gerik Kyuhyun, memastikan jika
mood pria itu dalam kondisi ‘aman terkendali’. Bisa hancur rencananya
hari ini jika sampai sahabatnya itu dalam suasana mood yang buruk.
Dia kemudian mengetuk singkat pintu ruang kerja Kyuhyun yang
telah terbuka dan ketika Kyuhyun mendongakkan kepalanya dengan
raut wajahnya yang datar, Changmin langsung dapat bernafas lega.
‘Pria ini baik-baik saja’, ia bergumam dalam hatinya.
‚Hei, aku membawakan sesuatu untukmu.‛ ujarnya seraya meng-
angkat sebuah amplop cokelat dan duduk di hadapan meja Kyuhyun.
‚Sesuatu yang menarik?‛ Kyuhyun menutup file yang baru saja di
periksanya.
Changmin mengangguk sambil tersenyum kecil. ‚Menurutmu?‛ ia
justru melayangkan pertanyaan balik sembari mengeluarkan beberapa
lembar kertas dan foto dari dalam amplop. ‚Rupanya dia tidak hanya
bekerja sebagai editor, tetapi, dia juga bekerja sebagai seorang guru di
salah satu sekolah SMA.‛
‚Guru?!‛ Kyuhyun mengerutkan keningnya dan Changmin pun
tampak mengangguk cepat.

31
‚Dia melakukan dua pekerjaan sekaligus, tidak mengherankan jika
dia jarang terlihat di sekitar rumahnya, karena gadis ini menghabiskan
waktunya nyaris selama 14 jam di luar rumahnya.‛
‚Kau serius?!‛ gurat kecemasan tampak di wajahnya. ‚Kenapa dia
harus melakukan dua pekerjaan sekaligus? Apakah dia tidak berpikir
tentang kesehatannya?!‛ Kyuhyun merenggut kesal tanpa sadar.
‚Sebuah tuntutan.‛ jawab Changmin. ‚Gadis itu harus membiayai
sepupunya yang baru kelas 2 SMA.‛ ia menjelaskan seraya menyodor-
kan sebuah foto ke hadapan Kyuhyun.
Di dalam foto tersebut, tampak sesosok pria muda lengkap dengan
seragam SMA-nya. Dia berusia sekitar 17 tahun dan di bagian kiri atas
seragamnya, terdapat nametag bertuliskan ‘Kim Taehyung’.
Kyuhyun berbicara dengan sebelah alisnya yang terangkat.
‚Kim Taehyung?‛ ujarnya kemudian, merasa tak asing lagi dengan
wajah pria muda yang ada di dalam foto tersebut.
‚Kau mengenalnya?‛
Kyuhyun mendengus geli, ‚Tentu saja! Kau ingat dengan bocah
kecil yang sempat datang ke sekolah kita dulu dan memarahiku habis-
habisan?‛
‚Benarkah?‛ seakan kembali mengingat kenangan masa SMA-nya,
Changmin segera merebut foto itu dari tangan Kyuhyun.
Sedetik kemudian, ia berdecak pelan. Changmin benar-benar tidak
menyadarinya sama sekali.
‚Woah... dia tumbuh dengan baik rupanya!‛ Changmin bergumam
sambil memandangi foto itu. ‚Dia mengalami perubahan yang drastis,
huh?‛ lanjutnya seraya menoleh pada Kyuhyun.
‚Hm,‛ Kyuhyun mengangguk. ‚Lalu, info apa lagi yang sudah kau
dapatkan.‛
‚Ah ya, ini menyangkut kasus Min Seungjo. Aku sudah memberes-
kan semuanya. Para wartawan itu percaya, jika tragedi yang terjadi di
dalam lift beberapa waktu lalu, adalah sebuah kesalahpahaman. Aku
juga dapat meyakinkan para fans-nya, jika keadaan Seungjoo baik-baik

32
saja, aku juga bahkan sampai mengatakan, jika dia harus beristirahat
selama beberapa minggu untuk masa pemulihan.‛
‚Dan tentang perjanjiannya?‛
‚Dia sanggup melakukannya, Seungjo akan menikahi kekasihnya
yang bernama Park Raein itu. Aku juga sudah menyuruh orang untuk
menyiapkan semuanya. Well, setidaknya mereka harus menyembunyi-
kan pernikahan ini sampai Bayi mereka lahir nanti. Setelah itu, nona
Kim Raein setuju untuk melakukan perceraian.‛
Kyuhyun mengangguk puas, ‚Baguslah, setidaknya dia tidak perlu
merusak citra baiknya di hadapan para Fans-nya itu!‛
Changmin mengalihkan perhatiannya pada surat undangan reuni
yang di terima Kyuhyun dua hari yang lalu, ia terlihat mengerutkan
keningnya, lalu melempar tatapan bingung pada pria di hadapannya.
‚Kau akan pergi ke acara reuni itu?‛ tanyanya kebingungan.
‚Well... ya.‛ jawabannya singkat.
‚Huh? Kau bercanda? Selama ini kau tak pernah datang ke acara
reuni itu, lalu apa yang membuatmu berubah pikiran sekarang?‛
Kyuhyun lantas menyeringai kecil, menyiratkan sebuah ide yang
berputar-putar dalam benaknya sejak pertemuannya dengan Haneul
beberapa hari lalu.
‚Kurasa ada hal menarik, yang akan terjadi di sana.‛
‚Huh?‛

Haneul tampak menatap surat undangan yang di terimanya siang ini.


Beberapa kali, dia terlihat membolak-balikkan suratnya dan nyaris saja
membuang surat tersebut ke dalam tempat sampah. Namun, gadis itu
seakan tak sampai hati untuk melakukannya dan untuk yang kesekian
kalinya, ia kembali mengurungkan niatnya untuk membuang surat itu
ke dalam tempat sampah.
Seorang pria muncul dari arah belakangnya, berjalan mengendap-
ngendap sembari berusaha melihat surat undangan yang sedang di
pegang Haneul sekarang.

33
Pria itu tampak tersenyum jahil, ‚NOONA!‛ teriaknya tiba-tiba.
‚OMO!‛ Haneul tersentak kaget dan segera berbalik dengan kedua
matanya yang membulat.
Dia mendapati sesosok pria muda tampan yang kini tengah puas
menertawainya. ‚Kim Taehyung, itu benar-benar tidak lucu!‛ renggut
Haneul kesal.
Tawa pria muda bernama Kim Taehyung itu langsung terhenti dan
ekspresi di wajahnya berubah datar.
‚Sudah berapa kali kukatakan berapa kali pada noona untuk tidak
memanggilku dengan nama itu! V! Panggil aku dengan sebutan V di
sekolah ini!‛ seru Taehyung kesal.
‚Dan berhenti memanggilku ‘noona’ di sekolah ini, Kim Taehyung!
Aku gurumu, ingat?‛ balas Haneul seraya melayangkan satu pukulan
yang cukup keras di kening Taehyung.
‚Haish.. noona!‛ ia mengeluh dan segera mengusap keningnya yang
mulai memerah. Haneul mengabaikan ringisan Taehyung yang seperti
anak kecil. ‚Ngomong-ngomong... surat apa itu?‛ tanyanya seraya me-
nunjuk ke arah surat undangan yang di pegang Haneul.
Buru-buru, Haneul pun menyelipkan surat tersebut ke dalam buku
yang di bawanya. ‚Kau tidak perlu mengetahuinya! Ini bukan urusan
anak kecil!‛
‚Eii... noona! Aku bukan anak kecil lagi! Usiaku sudah 17 tahun!‛
Taehyung kembali merenggut kesal seperti bocah berusia 5 tahun.
‚Belum genap 17, masih ada 2 bulan lagi!‛ cibir Haneul, yang tentu
saja membuat Taehyung semakin cemberut. ‚Ah, sudahlah! Pergi sana
ke dalam kelasmu, waktu istirahat akan habis sebentar lagi!‛
‚Tidak mau!‛
‚Kim Taehyung, apa kau ingin jatah uang jajanmu menghilang?‛
Taehyung membelalakkan kedua matanya dengan mulutnya yang
terbuka lebar, ‚Heol! Kenapa noona begitu kejam kepadaku?!‛
Haneul menggedikkan kepalanya, ‚Masuk ke dalam kelasmu.‛

34
Ia meringis pelan, ‚Arraseo, haish... menyebalkan!‛ gerutunya, lalu
bergegas berlari menuju kelasnya, takut jika ancaman Haneul akan
benar-benar terjadi.
Sementara itu, Haneul terlihat memandangi punggung Taehyung
dengan seulas senyuman geli di wajahnya. Masih berbekas dalam
ingatannya tentang bagaimana menggemaskannya Taehyung saat dia
kecil dulu. Terkadang, bocah itu memang sedikit menyebalkan, tetapi
sebenarnya, Taehyung begitu sangat peduli dan menyayangi dirinya,
sama seperti mendiang Pamannya yang selalu menjaganya sampai
akhir hidupnya.
<Flash Back Start>
@Seoul High School Internasional, I8 Mei 2002 -13.00, KST-
‚Apakah kau tidak bisa berhenti mengganggu hidupku?!‛ Haneul
berbalik cepat ke arahnya, terlihat geram dengan sikap Kyuhyun yang
tak henti-hentinya terus menjahilinya di sekolah.
Entah itu merebut kotak makan siangnya dan memaksa Haneul
untuk makan bersamanya, lalu menyembunyikan salah satu bukunya,
sehingga membuat Haneul terpaksa di hukum merangkum semua
materi pelajaran tersebut dan lagi-lagi, seolah melakukannya dengan
sengaja, Kyuhyun pun mengatakan jika dia tidak membawa buku
tugasnya, sehingga pria itu bisa dengan bebasnya ‘merecoki’ Haneul
dengan obrolan—tidak pentingnya— yang terus terjadi selama mereka
di dalam perpustakaan.
Kyuhyun menyeringai lebar dan balas menatapnya dengan santai,
‚Aku tidak mengganggumu.‛
‚Ya, kau menggangguku!‛
‚Tidak!‛
‚Ya!‛
‚Tidak!‛
‚Argh!‛ Haneul mengacak-acak rambutnya dengan frustrasi. ‚Kau
benar-benar membuatku gila!‛
Sekali lagi, pria itu menyeringai padanya, ‚Bukankah itu bagus?‛

35
‚Bagus menurutmu tidak untukku! Dasar lelaki bodoh!‛ Haneul
mendengus kesal dan segera berbalik pergi, meninggalkan Kyuhyun
yang tersenyum geli ketika melihat reaksinya.
‚Bukankah dia gadis yang menggemaskan?‛ Kyuhyun berbicara
pada pria di sampingnya—yang tak lain, merupakan sahabatnya sejak
kecil dulu, Shim Changmin.
Changmin menggeleng bosan, ‚Kau keterlaluan, Cho Kyuhyun.‛
Kyuhyun hanya tersenyum polos, memperlihatkan deretan giginya
yang rapih dan putih.
Pletak!
‚Ahk!‛ Kyuhyun refleks meringis kesakitan, mengusap kepalanya
yang berdenyut karena terkena sebuah lemparan dari arah belakang.
‚YA!‛ teriaknya marah sambil berbalik cepat ke arah belakang.
Namun, ia terlihat mengerutkan keningnya, saat tidak menemukan
siapapun di belakangnya. Kepalanya bergerak ke arah kanan dan kiri,
mencoba mencari tahu sosok ‘pelaku’ yang sudah membuat kepalanya
berdenyut-denyut.
‚Sial! Apakah kau melihat orang yang melakukannya, Changmin-
ah?‛ gerutu Kyuhyun seraya menoleh pada Changmin.
‚Lihat di bawahmu!‛ Changmin menggedikan dagunya dan kedua
alis Kyuhyun terlihat menyatu. ‚Bocah itu pelakunya!‛ lanjutnya, se-
belum akhirnya Kyuhyun segera menunduk pada sesosok bocah kecil
berusia 5 tahun yang mengenakan seragam taman kanak-kanak.
Kyuhyun mendengus sebal, dia berjongkok di hadapan bocah kecil
itu. ‚Ya! Dasar bocah kecil! Kenapa kau melempar kepalaku, eoh?!‛ ia
bertanya dengan nada kesal.
Bocah kecil itu mengembungkan pipinya, bersedekap dengan gaya
serius-nya. Namun, hal itu justru terlihat menggemaskan ketika dia
yang melakukannya. ‚Ahjusshi, berhenti mengganggu noona-ku!‛
‚A-apa?!‛ Kyuhyun tergagap di tempatnya, lalu menoleh cepat pada
Changmin. ‚Dia baru saja menyebutku... a-apa?!‛ ia berusaha untuk
mengkoreksi ‘pendengaran’-nya dari sahabatnya sendiri.

36
‚Dia memanggilmu Ahjusshi.‛ jawab Changmin dengan ekspresi
datar di wajahnya, walau di dalam hati, dia sudah tak dapat menahan
tawanya lagi.
Kyuhyun terbengong-bengong, terlalu terkejut karena mendengar
bocah kecil itu harus memanggilnya dengan sebutan ‘Ahjusshi’.
‚Ahjusshi!‛ teriakannya, sukses membuat Kyuhyun segera tersadar
dari rasa ‘syok’-nya.
Kyuhyun mendelik sebal ke arahnya, ‚Haish, jangan menyebutku
Ahjusshi! Aku tidak se-tua itu! Dasar bocah kecil! Lagipula, siapa yang
kau sebut dengan noona-mu itu, eoh?!‛
‚Ya, kau itu sudah tua!‛ cibir sang bocah. ‚Dan Ahjusshi memang
selalu mengganggu noona-ku! Aku melihatnya!‛
‚Apa?! Ya! Aku tidak mengganggu noona-mu itu!‛
‚Ya, kau mengganggunya!‛
‚Tidak!‛
‚Ya! Ya! Ya! YAAAAAAAAAA!‛ teriak bocah itu lagi, bersikeras
dengan jawabannya.
Kyuhyun dan Changmin bahkan terpaksa harus menutup kedua
telinganya karena teriakan bocah itu, mampu membuat pendengaran
mereka nyaris tuli sekarang.
‚Haish! Tidak bisakah kau hanya diam?!‛ Kyuhyun berniat untuk
membekap mulut bocah tersebut, tetapi yang terjadi adalah bocah itu
justru langsung menggigit tangannya dengan sekuat tenaga.
‚ARRRGHHH!!‛
‚TAEHYUNG-AH!‛ Haneul memekik terkejut dan segera berlari
menghampiri Kyuhyun serta bocah kecil tersebut, ‚Ya! Kim Taehyung!
berhenti menggigit tangannya!‛ buru-buru, ia menarik tubuh mungil
sang bocah dan menjauhkannya dari jangkauan Kyuhyun.
Kyuhyun masih sibuk meringis kesakitan, memegangi tangannya
yang terlihat memerah dan berdenyut nyeri. Dia nyaris memaki dan
memarahi seseorang yang mengenali bocah tersebut, tetapi semua itu

37
tertahan di ujung lidahnya, saat dia baru menyadari jika ‘noona’ yang
di maksud oleh bocah kecil itu, ternyata adalah Kim Haneul!
‚Kau noona-nya?!‛ Kyuhyun bertanya dengan kedua matanya yang
membulat.
Haneul meringis pelan, segera menarik tubuh mungil Taehyung ke
dalam gendongannya. ‚A-aku minta maaf, seharusnya dia tidak boleh
ada di sini...‛ sesalnya.
‚Seharusnya memang seperti itu!‛ balas Kyuhyun kesal. ‚Dan apa
yang sudah kau bicarakan padanya, huh?! Kenapa dia harus marah-
marah kepadaku?! Lihat! Dia bahkan menggigit tanganku!‛ Kyuhyun
menggerutu dan menunjukkan tangannya yang memerah.
‚I-itu...‛
‚Noona, Ahjusshi ini benar-benar jahat! Noona, tidak boleh berteman
dengannya!‛ tunjuk Taehyung seraya mengembungkan pipinya dan
memberikan tatapan tajam pada Kyuhyun—yang notabene, 12 tahun
lebih tua darinya.
Kyuhyun melotot kepadanya, ‚Ahjusshi, ahjusshi! Ya! Harus berapa
kali kukatakan, jika aku tidak setua itu!‛ amuk Kyuhyun.
Haneul buru-buru membekap mulut sepupunya seraya meringis
pelan. ‚M-maafkan dia, a-aku permisi!‛ ujarnya sambil berlari secepat
mungkin meninggalkan Kyuhyun.
‚YA! YA!!‛ teriak Kyuhyun dengan geram.
‚Sudahlah, Kyuhyun-ah. Kau benar-benar terlihat memalukan saat
bertengkar dengan bocah kecil itu!‛ seru Changmin.
‚Tapi—haish! Tanganku...‛ dia kembali meringis kesakitan sembari
memegangi tangannya yang berdenyut-denyut. ‚Dasar bocah sialan!‛
umpatnya.
<Flash Back End>

Setelah beradu argumen dengan dewi batinnya, Haneul akhirnya me-


mutuskan untuk datang ke acara Reuni sekolah SMA-nya. Awalnya, ia
ragu dan tak berniat sedikitpun untuk datang ke acara tersebut, tetapi

38
walau bagaimanapun juga dia telah menerima surat undangan itu dan
seorang Kim Haneul benar-benar tak dapat mengabaikan sesuatu yang
bertuliskan kata ‘wajib’. Gadis itu lemah pada suatu peraturan.
‚Noona, kau akan pergi kemana?‛ kepala Taehyung menyembul
masuk, memperhatikan Haneul yang saat ini tengah sibuk bercermin,
memastikan jika dia telah siap untuk pergi.
‚Sebuah acara reuni.‛ jawab Haneul singkat, lalu berbalik dan me-
masukkan ponsel serta dompetnya ke dalam tas kecil berwarna putih
yang ia sampirkan pada bahunya.
Sebelah alis Taehyung terangkat, ‚Apa aku tidak salah dengar?
Sebuah acara Reuni?‛
‚Yap.‛ Haneul mengangguk singkat. ‚Sudahlah, acaranya akan di
mulai 1 jam lagi, aku tidak boleh datang terlambat...‛ ujarnya sembari
kembali bercermin, lalu berjalan menuju pintu depan rumahnya.
‚Apa kau ingin aku pergi mengantarmu?‛
Haneul tersenyum, lalu mengacak-acak rambutnya dengan gemas.
‚Cukup menjaga rumah ini baik-baik, Arrachi?‛
‚Haish... noona!‛ Taehyung segera menggerakkan kepalanya untuk
menghindari tangan Haneul dari atas kepalanya dan gadis itu hanya
tertawa kecil, sebelum akhirnya memutuskan untuk segera pergi.
‚Aku pergi...‛
‚Eoh...‛ Taehyung mengangguk singkat.
-Beautiful Disaster-
Setelah turun dari dalam taxi, bukannya segera memasuki gedung
hotel berbintang lima yang kini berada tepat di hadapannya, Haneul
justru hanya tetap berdiam diri di tempatnya, merasa bimbang dan
ragu dengan keputusan yang telah di ambilnya.
‚Apakah aku harus benar-benar masuk kesana?‛ ia terlihat gelisah
sekarang.
Sesekali, dia kembali beradu argumen dengan dewi batinnya yang
menyuruhnya untuk tetap dan menghadapi apapun yang akan terjadi
di dalam sana, akan tetapi di sisi lain, dia benar-benar ketakutan.

39
Hanya dengan membayangkan masa-masa SMA-nya saja, sudah
mampu membuat sekujur tubuhnya bergidik ngeri. Semasa dia duduk
di bangku SMA, dia tak pernah memiliki satupun sahabat, jangankan
satu sahabat, teman mengobrol pun dia tak punya!
Maklum saja, dia hanya seorang siswi yang bermodalkan beasiswa,
sementara anak-anak yang lain, merupakan anak dari para pengusaha-
pengusaha sukses—yang nantinya, mereka pun akan menjadi penerus
dari perusahan-perusahan besar tersebut.
Setelah berjalan mondar-mandir dan berpikir terus menerus, gadis
itu menghentikan langkahnya dan kembali menatap bangunan kokoh
di hadapannya ini.
‚Tidak, tidak... sebaiknya aku pulang saja!‛ ujarnya memutuskan.
Tetapi, langkahnya kembali terhenti dan gadis ini kembali meng-
geleng cepat, ‚Ini tidak benar! Mungkin, setidaknya aku harus berada
di sana sebentar saja lalu pulang, bukankah itu lebih baik?‛
Wajahnya memberenggut masam, ‚Arghh... semua ini benar-benar
memuakkan!‛ gerutunya seraya berbalik dan memantapkan langkah
kakinya untuk memasuki gedung mewah tersebut.
Hal pertama yang ia lakukan adalah menyerahkan surat undangan
kepada seorang pelayan yang berjaga di sana. Namun, ketika pelayan
itu mengeceknya, sesaat pelayan itu melirik penuh tanya pada Haneul.
Haneul terlihat gugup di tempatnya, ‚Apa ada yang salah?‛
Sadar dengan sikapnya yang di anggap kurang sopan, pelayan itu
lantas menggeleng cepat sembari tersenyum canggung.
‚Oh tidak... lupakan, silahkan nikmati pestanya, nona.‛
Gadis itu lantas di antar menuju lantai dua oleh pelayan lainnya.
Kemudian, dia tiba di sebuah Ballroom hotel yang memiliki dekorasi
super mewah serta berbagai sajian lezat yang tampak di hidangkan
pada meja panjang yang di letakkan di setiap sudut ballroom.
Para tamu wanita yang berlalu lalang di sana, tampak mengenakan
pakaian glamour dan sexy. Para tamu pria yang datang pun, terlihat
menawan dalam balutan jas mahal yang mereka gunakan.

40
Hanya dalam waktu 10 detik saja, keyakinan Haneul untuk masuk
dan datang ke acara Reuni ini seketika memudar. Ia merutuki semua
keputusan yang di ambilnya dan dengan gugup, ia memberanikan diri
untuk berjalan menuju sisi meja yang menyajikan berbagai hidangan
lezat—yang telah menggodanya sejak pertama kali datang ke ruangan
ballroom ini.
‚Ya tuhan, ini membuatku sangat gugup.‛ ia bergumam di dalam
hatinya, meraih segelas minuman—yang ia sendiripun tidak tahu apa
namanya.
Saking gugupnya dengan suasana di sekelilingnya, Haneul bahkan
nyaris tersedak oleh minumannya sendiri. Sesekali, ia melirik ke arah
kanan dan kirinya, memastikan jika tidak ada siapapun yang melihat
tindakan memalukannya tadi.
‚Kim Haneul?‛ sebuah suara terdengar dari arah belakangnya dan
Haneul pun refleks menoleh.
Sesosok gadis berparas cantik dengan mengenakan gaun merahnya
yang tampak anggun sekaligus glamour, tampak melemparkan seulas
senyuman tipis ke arahnya. ‚Ya tuhan, ini benar-benar kau!‛ serunya
dengan ekspresi tidak percaya.
Seluruh otot syaraf dalam tubuhnya mendadak terasa menegang,
tubuhnya berubah kaku dan ketakutan di masa lalunya, lambat laun,
mulai kembali menghinggapi hatinya.
‚Hei, kenapa diam saja? Kau benar Haneul kan?‛ tanya gadis itu.
Kedua tangannya mulai bergetar kecil sekarang, perpaduan antara
gugup dan rasa takut yang mulai merayapinya. ‚Y-ya... ini aku, lama
tidak berjumpa... Yura-ssi...‛ ujarnya dengan suara bergetar.

Kyuhyun berpura-pura tersenyum sambil sesekali menggaruk ujung


pelipisnya yang tidak gatal. Sejujurnya, pria tampan ini sudah merasa
jengah setengah mati. Pasalnya, orang-orang di sekelilinya saat ini, tak
henti-hentinya terus membicarakan saham mereka masing-masing,
tertawa dengan angkuh dan berharap jika mereka dapat mengalahkan
kekayaan satu sama lain.

41
Belum lagi, sekumpulan para gadis yang tidak pernah lelah untuk
berusaha mendekatinya dan bahkan, tak sedikit pula, para gadis yang
secara terang-terangan menggodanya dan menyatakan bahwa mereka
sebenarnya sudah merasa tertarik pada Kyuhyun sejak SMA dulu!
Benar-benar menggelikan!
‚Aku permisi dulu.‛ ujar Kyuhyun kemudian, memutuskan untuk
segera ‘melarikan diri’ dari obrolan tidak penting itu.
Dia berjalan mendekati Changmin yang terlihat lebih menikmati
makanan yang ada di hadapannya, daripada kedua gadis sexy yang
berdiri di sampingnya.
Sadar jika kehadiran mereka sama sekali tidak di inginkan kedua
pria tampan ini, para gadis itu pun lantas segera pergi menjauh sambil
menggerutu kesal.
‚Apa dia tidak datang?‛ Changmin seolah dapat menebak pikiran
sahabatnya itu. Well, hanya dengan melihat wajah Kyuhyun yang ber-
muram ria, jelas dia dapat langsung mengetahuinya.
Kyuhyun sedikit melonggarkan dasinya, ‚Dia seharusnya datang
ke acara ini!‛
‚Itu kan menurutmu! Tetapi, siapa yang tahu dengan isi hatinya?
Lagipula, coba kau pikirkan... kenapa dia harus datang ke acara seperti
ini? Dia bahkan tidak memiliki satupun teman di SMA ini!‛ Changmin
mengatakan hal yang mungkin menjadi alasan yang paling tepat.
‚Tapi setidaknya dia bisa bertemu denganku kan?‛ keluhnya.
‚Untuk apa?‛
Kyuhyun memiringkan kepalanya dengan wajah menekuk muram.
‚Berterima kasih?‛
‚Hanya dalam mimpimu!‛ cibir Changmin dan di balas pelototan
tajam dari Kyuhyun.
Kyuhyun mengalihkan pandangannya ke arah lain, ketika sudut
matanya tanpa di sengaja menangkap sesosok gadis yang tidak asing
lagi baginya. Bola matanya terlihat melebar dan jantungnya berdegup
kencang, gugup sekaligus senang saat melihat sosok gadis itu.

42
‚Dia di sini...‛
‚Huh?‛
‚Gadis itu di sini Shim Changmin! Kim Haneul... dia di sini...‛
‚Apa?! Kau serius?!‛ Changmin segera mengikuti arah tatapannya
dan dia benar-benar terkejut, ketika menemukan sosok Haneul yang
berdiri di antara para tamu lainnya yang hadir.

Ke-empat gadis itu berdiri mengelilingi sosok Haneul, mengepungnya


sehingga dia tak dapat melarikan diri kemanapun. Senyuman angkuh
dan tatapan mencemooh di layangkan para gadis itu untuknya dan
Haneul seolah kembali pada kenangan masa lalunya.
‚Apa yang membuatmu berani untuk datang ke acara ini, huh?‛
ujar Hyunji dengan nada sinis.
‚Aku mendapatkan undangannya.‛ Haneul menjawab dengan
cepat, ia berusaha keras untuk tidak merasa terintimidasi dengan para
gadis-gadis di sekelilingnya.
Mendengar jawabannya, para gadis itu pun justru tertawa nyaring.
Mereka seakan menertawai jawaban Haneul yang terdengar seperti
sebuah candaan bagi mereka.
‚Jangan konyol! Kau tidak mungkin mendapatkan undangan itu!‛
seru gadis lainnya.
‚Kau mungkin bermimpi bisa mendapatkan pria tampan dan kaya
raya di tempat ini, iya kan?‛ sindiran pedas lainnya di layangkan oleh
sang gadis yang sempat menyapanya tadi, Kim Yura.
Kedua tangan Haneul mengepal kuat, tersinggung dengan kata-
kata para gadis ini. ‚Aku tidak berbohong! Aku memiliki bukti jika
aku mendapatkan surat undangan itu!‛
‚Hentikan omong kosongmu itu! Apakah kau tidak malu dengan
kondisimu?! Kau bahkan tidak sanggup untuk membeli gaun seperti
yang kami miliki!‛ ejek gadis lainnya.

43
‚Itu benar, lagipula kau seharusnya tidak terdaftar dalam tamu
undangan reuni, bagaimana bisa kau masuk kemari? Apakah kau
menggoda para pelayan di bawah sana?‛
Haneul semakin mengeratkan kepalan tangannya yang bergetar,
kedua matanya mulai memerah dan berkaca-kaca, tetapi, dia takkan
membuang-buang air matanya di hadapan mereka semua.
Dia baru saja ingin mengatakan sesuatu, tetapi sebuah suara berat
yang terdengar sangat familiar di telinganya, sukses membuat para
gadis itu langsung bungkam seribu bahasa.
‚Aku yang mengajaknya datang kemari. Apakah kalian memiliki
masalah dengan semua itu?!‛
Ke-empat gadis ini segera menoleh ke belakang dan nyaris secara
bersamaan, ke-empatnya tampak terkesiap kaget oleh kehadiran pria
yang tak lain adalah Cho Kyuhyun—sesosok pria idaman yang sudah
mereka kagumi sejak SMA dulu!
‚Cho Kyuhyun-ssi, tidak biasanya kau datang ke acara Reuni ini.‛
para gadis memasang senyuman terbaik mereka, mengabaikan sosok
Haneul yang tetap berdiri di belakang mereka.
Kyuhyun tidak menjawab pertanyaan para gadis itu, tatapannya
hanya tertuju pada sosok Haneul yang tengah berdiri dengan seluruh
tubuhnya yang bergetar hebat. Kedua mata gadis itu terlihat semakin
memerah dan ada secercah kemarahan yang melintas di sana.
Dalam benak Haneul, kini ia teringat akan tatapan heran yang di
berikan para pelayan di bawah sana. Belum lagi, ia juga ingat, jika
surat undangan yang di berikan kepadanya tempo hari, jelas memiliki
label CK di bagian amplop luarnya.
Sekarang dia mulai mengerti, apa maksud dari tatapan pelayan itu
serta apa yang di ucapkan para gadis-gadis itu tadi.
Dia memang tidak terdaftar dalam undangan ini. Hanya saja...
‚Bisakah kalian pergi dan meninggalkanku bersamanya?‛ tanya
Kyuhyun seraya mendelik tajam ke arah para gadis itu.

44
Awalnya mereka berniat untuk menolak, tetapi melihat tatapan
Kyuhyun yang dingin dan tajam, membuat nyali mereka menciut dan
tanpa berpikir dua kali, para gadis itu bergegas pergi meninggalkan
mereka berdua.
‚Kau... yang telah melakukan semua... ini?‛ nada suara Haneul
terdengar bergetar, perasaannya kini bercampur aduk menjadi satu,
antara marah, terluka, kecewa dan bingung.
Kyuhyun mengangguk, raut wajahnya tampak datar. ‚Ya.‛
Haneul kehilangan rasa kesabarannya, ia merasa terluka sekaligus
di permalukan. ‚Kau keterlaluan, Cho Kyuhyun-ssi!‛ dia berbalik dan
bersiap pergi meninggalkan tempat tersebut.
Namun, Kyuhyun tak semudah itu untuk membiarkannya pergi, ia
menahan pergelangan tangan Haneul, lalu kembali menarik gadis itu
untuk kembali berdiri di hadapannya.
‚Kita perlu bicara.‛ ujar Kyuhyun dengan rahangnya yang tampak
mengeras.
‚Tidak ada yang perlu kita bicarakan!‛ ujar Haneul dengan penuh
kemarahan. Dia seolah ingin meluapkan semua emosinya, namun ia
tak dapat melakukannya di tempat ini. ‚Sekarang lepaskan tanganku!‛
‚Tidak,‛ Kyuhyun segera menggeleng singkat. ‚Kita perlu bicara,
Haneul-ah.‛
‚Sudah kukatakan, tidak ada yang perlu kita bicarakan!‛ sentak
Haneul dengan kasar. Dia lantas menghempaskan tangan Kyuhyun
dan bergegas meninggalkannya.
Rahang Kyuhyun semakin mengeras dan bibirnya pun mengatup
rapat. Kemarahan mulai tampak dalam raut wajahnya dan pada detik
selanjutnya, dia segera berbalik, berjalan secepat mungkin mendekati
Haneul, lalu kembali menggenggam tangan gadis itu untuk menahan
langkahnya yang hendak memasuki lift.
Haneul berbalik cepat, terlihat menahan kemarahannya. ‚Apa lagi
sekarang?!‛ pekiknya dengan suaranya yang terdengar putus asa dan
frustrasi.

45
‚Aku tidak akan membiarkanmu pergi untuk kedua kalinya, Kim
Haneul!‛ ada penekanan yang terselip dalam perkataan Kyuhyun.
Dan tanpa memikirkan reaksi Haneul, Kyuhyun telah lebih dulu
menarik tubuh gadis itu ke tengah-tengah ruangan, membuat seluruh
pasang mata yang tengah memenuhi acara reuni itu, segera tertuju ke
arah mereka berdua.
Haneul melirik gelisah ke sekelilingnya, dia tidak suka jika harus
menjadi sorotan para tamu yang hadir dalam acara ini, ia benar-benar
membenci keadaannya sekarang, terlebih, Kyuhyun seolah tak berniat
untuk melonggarkan cengkraman tangannya sedikitpun.
‚Apa yang kau lakukan?!‛ dia terlihat gelisah sekarang, sekali lagi,
Haneul berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Kyuhyun,
tetapi pria itu tampak tidak bergeming di tempatnya.
Tepat ketika tatapannya bertemu pandang dengan tatapan pria itu,
dia dapat merasakan tatapan Kyuhyun yang begitu dingin dan tajam.
Ada kemarahan yang jelas tergambar di raut wajahnya dan sejujurnya,
sekarang Haneul merasakan sekujur tubuhnya mulai bergetar karena
rasa takut yang mulai merayapi hatinya.
Kedua kakinya refleks melangkah mundur, namun pada detik itu
juga, kedua tangan Kyuhyun bergerak menangkup wajah Haneul dan
yang terjadi selanjutnya adalah Kyuhyun mencium Haneul tepat di
atas bibirnya!
Lebih parahnya lagi, mereka bahkan berciuman di hadapan semua
tamu yang hadir dalam acara tersebut. Kilatan blitz yang berasal dari
kamera para wartawan—yang secara kebetulan hadir pada acara reuni
itu, seketika langsung mengarah tepat pada Kyuhyun dan Haneul.
Tidak sedikit pula dari mereka yang memekik histeris, terkejut
dengan apa yang terjadi. Seorang Cho Kyuhyun, CEO tampan yang
kaya raya dan terkesan tertutup itu, kini justru terlihat mencumbu
mesra seorang gadis—yang tidak di ketahui identitasnya—di hadapan
semua orang!
Bukankah pria itu sudah gila sekarang?!

46
Haneul yang terlalu lamban untuk memproses semua kejadian ini,
hanya diam terpaku saat bibir Kyuhyun terus mencumbu mesra bibir-
nya, membiarkan ciuman pertamanya ternodai dan bahkan di curi
secara paksa oleh seorang pria yang sangat-sangat di bencinya!
Perlahan namun pasti, Kyuhyun mulai menghentikan ciumannya
dan untuk kesekian kalinya, tatapan merekapun kembali bertemu
pandang. Cukup lama tatapan itu terjalin, sebelum akhirnya Kyuhyun
segera menoleh pada wartawan yang kini mengelilingi mereka.
Tanpa di sangka, ia lantas memutar tubuh Haneul ke hadapan para
wartawan itu, lalu dengan senyuman ceria di wajahnya, dia dengan
bangga berbicara dengan suaranya yang keras.
‚Semuanya... perkenalkan, dia calon isteriku... Kim Haneul.‛
Dan di saat itulah kesadaran Haneul seolah kembali seutuhnya ke
dalam raganya, gadis ini menoleh dengan cepat ke arahnya.
‚APA?!‛

47
Beautiful Disaster [3rd-Not Again-]
‚KAU gila?!‛ Haneul memekik tertahan, nyaris tak terdengar.
Meskipun perasaan marah, bingung dan terkejut tengah melanda
pikiran dan hatinya, namun ia setidaknya masih dapat berpikir waras
dengan tak bertidak gegabah di hadapan para wartawan yang sedang
menyorotkan kameranya ke arah mereka berdua.
Haneul bukanlah gadis bodoh, dia tahu benar apa yang harus di
lakukannya saat ini. Tidak mungkin dia berteriak keras dan memaki
Cho Kyuhyun di hadaparan para wartawan itu sekarang. Dia hanya
akan memalukan dirinya sendiri, jika sampai melakukan semua itu.
Bukannya menjawab, Kyuhyun justru tampak mengulum senyum
tipis di wajahnya. Kemudian, dengan santainya ia kembali mengerat-
kan rangkulannya pada pundak Haneul, membuat gadis itu terkesiap
dan refleks menatap tangan Kyuhyun yang merangkul pundaknya
dengan kedua bola matanya yang melebar.
‚Untuk pertama kalinya, aku memberanikan diri memperkenalkan
calon isteriku di hadapan para media massa. Kuharap, kalian semua
bisa memakluminya dengan tidak terlalu mengekspose wajahnya di
berita yang kalian buat. Ini demi kenyamanan kekasihku.‛ Kyuhyun
berbicara dengan senyuman menawan di wajahnya.
Haneul melotot tajam padanya. ‘Kekasih katamu?! Aku bahkan sangat
membencimu, Cho Kyuhyun!’ ia menggeram dalam hatinya.
Pria itu, hanya menoleh sekilas padanya sambil tersenyum polos.
‚Ayo,‛ bisiknya.
Sebelum Haneul dapat mencerna kata-kata itu, sosok Choi Minho
telah muncul dari arah depan, kemudian meminta para wartawan
untuk sedikit memberikan jalan pada Kyuhyun dan Haneul.
Kyuhyun berjalan melewati para wartawan dengan rangkulannya
yang tampak posesif, menjaga Haneul dari desakan serta jangkauan
para wartawan yang mungkin dapat membahayakan gadis itu, dan
dengan sedikit bantuan Changmin juga, akhirnya mereka berdua pun
berhasil pergi keluar dari gedung tersebut.

48
‚Ayo masuk!‛ suruh Kyuhyun sembari mendorong tubuh Haneul
untuk masuk ke dalam mobilnya.
Dengan kasar Haneul menepis tangan Kyuhyun, mendorong pintu
mobil di hadapannya agar kembali tertutup.
‚Aku akan pulang naik taxi!‛ ujarnya dengan ketus. kedua mata-
nya mendelik tajam dan ia segera berjalan melewati Kyuhyun.
Sret!
‚Jangan keras kepala, Kim Haneul! Masuk mobilku dan aku akan
mengantarkamu pulang!‛ Kyuhyun menarik lengannya dan menahan
Haneul agar tidak pergi.
Haneul menggerakkan tangannya, berniat mengempaskan tangan
Kyuhyun, tetapi pria itu terlalu kuat mencengkram tangannya, hingga
membuat Haneul mendesah frustrasi.
Gadis itu berbalik menatap Kyuhyun dengan sepasang matanya
yang di penuhi kilatan amarah dan emosi. ‚Apa yang sebenarnya kau
inginkan dariku, Cho Kyuhyun?!‛ ujarnya dengan penuh penekanan.
‚Kita perlu bicara.‛ sahut Kyuhyun penuh tekad.
‚Tak ada yang perlu kita bicarakan sekarang!‛
Kyuhyun menggertakan giginya di balik mulutnya yang mengatup
rapat. ‚Apakah semua ini balas dendam?‛ ia menahan suaranya agar
tetap tenang, tetapi dia tidak bisa.
‚Balas dendam?!‛ Haneul memberikan tatapan mencemooh pada-
nya. ‚Untuk apa aku melakukannya?‛ nada suaranya berubah dingin.
‚Apa aku harus melakukannya karena kau yang menghilang begitu
saja? Ah tidak, apa mungkin, karena keluargamu yang menendang
pamanku ke jalanan dan tidak membiarkannya mendapatkan satu pun
pekerjaan? Ataukah, aku harus melakukannya karena Ayahmu yang
terhormat telah berhasil membuatku di keluarkan dari sekolah dengan
caranya yang mengerikan? Katakan padaku, apa yang membuatmu
berpikir jika aku ingin balas dendam kepadamu, huh?‛ setiap kalimat
yang meluncur dari mulutnya, justru seakan membuka kembali semua
kenangan pahitnya di masa lalu, menyebabkan rasa sakit yang sangat
teramat pada hatinya.

49
Cengkraman Kyuhyun mengendur dan Haneul segera menepis
kasar tangannya. Tatapan matanya berubah sendu dan wajahnya pun
menunduk, penuh penyesalan.
‚Maaf..‛ lirihnya.
‚Berhenti mengatakan hal menjijikan itu! Aku benar-benar tidak
ingin mendengarnya lagi!‛ jerit Haneul dengan frustrasi, kemarahan
dan kekecewaan di masa lalunya, kembali menggerogoti hatinya.
‚Haneul-ah..‛ kesedihan terlintas dalam sorot mata Kyuhyun yang
sendu, ‚Kumohon, kau harus mendengarkanku. Aku akan menjelas-
kan semuanya..‛
‚Aku bahkan tidak ingin lagi melihatmu ataupun mendengarkan
suaramu! Kau pikir aku akan bertahan dengan semua ini?!‛ Haneul
segera berbalik dan melangkahkan kakinya dengan cepat.
Namun sekali lagi, Kyuhyun kembali membuatnya terkejut, saat
pria itu tiba-tiba memeluk tubuhnya dari belakang dan sukses kembali
menghentikannya untuk pergi dari tempat itu.
‚Jangan pergi!‛
‚Lepaskan aku, Cho Kyuhyun!‛
Kyuhyun menggeleng cepat, ‚Aku tak akan membiarkanmu untuk
pergi lagi. Kumohon... tetaplah di sini dan dengarkan penjelasanku.‛
Haneul memejamkan matanya seraya menghembuskan nafasnya
dengan kasar dan di saat dia kembali membuka matanya, salah satu
tangannya bergerak cepat menyikut perut Kyuhyun dengan kuat.
‚Argh!‛ Kyuhyun mengerang kesakitan, tetapi, ia masih memeluk
Haneul dengan erat.
‚Kau tidak ingin melepaskanku?!‛ pekik Haneul dengan marah.
‚Tidak!‛ jawab Kyuhyun bersikukuh.
Habis sudah kesabarannya, dia segera menendang tulang kering
kaki Kyuhyun, yang tentu saja kembali membuat Kyuhyun meringis
kesakitan sambil refleks menarik kakinya ke belakang. Hal itu sukses
mengalihkan perhatiannya dan Haneul menggunakan kesempatan itu
dengan melepaskan diri dari pelukannya, lalu berbalik dan...

50
‚AHK!‛ pekikan nyaring yang terasa menyayat hati itu terdengar
dan di susul dengan sebuah erangan lainnya.
Pria ini terjatuh ke atas aspal dengan kedua lulutnya yang menjadi
tumpuan sementara kedua tangannya terlihat memegangi bagian
‘bawahnya’ yang kini terasa berdenyut-denyut setelah mendapatkan
tendangan yang cukup kuat dari Haneul.
‚Itu hukuman untukmu!‛ dengus Haneul seraya melipat kedua
tangannya dengan gaya angkuh. Gadis ini lantas berbalik kembali,
memejamkan matanya sambil meringis tanpa bersuara.
Dalam hati, dia mengumpat perilaku ‘bar-bar’ yang baru saja di
lakukannya dan tanpa berniat untuk menoleh ke belakang, dia hanya
terus dan terus mempercepat langkahnya, tak ingin jika rasa bersalah
membuat dirinya lemah di hadapan pria itu.
‚H-Haneul-ah! Ha-Haneul-ah!‛ teriak Kyuhyun di sela-sela suara
ringisannya yang tertahan.
Sementara itu, Changmin dan Minho yang baru saja datang ke area
parkir, jelas saja terkejut ketika melihat Haneul yang dengan berani
‘menyerang’ Kyuhyun dan membuat pria itu bertekuk lutut tidak
berdaya seperti sekarang ini.
Minho berjongkok di hadapannya, ‚Hyung, gwenchana?‛ tanyanya
dengan cemas.
‚Ck! Gadis itu benar-benar melakukannya dengan sangat baik!‛
Changmin menggelengkan kepalanya, memasang ekspresi wajahnya
yang terlihat sedikit di dramatisir.
‚Tututp mulutmu, Shim Changmin!‛ desis Kyuhyun tertahan, dia
masih dapat merasakan ngilu di bagian bawahnya.

Dengan langkah cepat, Haneul bergegas memasuki rumahnya dan me-


ngabaikan Taehyung yang masih duduk bersantai menikmati acara tv
kesukaannya.
Sekujur tubuhnya terasa bergetar hebat dan jiwanya terguncang.
Kenangan-kenangan pahit di masa lalu kembali memenuhi benaknya,

51
menggerogoti keberanian yang telah membuatnya bertahan selama 12
tahun terakhir ini.
Ia melepaskan high heels-nya dan melemparnya ke sembarang arah,
lalu menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Semua kejadian yang
baru saja terjadi di acara Reuni beberapa waktu lalu, kembali terlintas
di dalam benaknya.
‘Semuanya... perkenalkan, dia calon isteriku... Kim Haneul.’
Kata-kata Kyuhyun pun kembali terngiang dalam benaknya dan ia
segera menggeleng cepat, menepis bayangan ‘mengerikan’ itu.
‚Dia gila! Pria itu benar-benar sudah gila!‛ ia menggumam sendiri,
seraya menyibakkan rambut panjangnya ke belakang.
‘Haneul-ah...’
‘Maaf.’
‚Haneul-ah... Kumohon, kau harus mendengarkanku. Aku akan
menjelaskan semuanya..‛
‘Jangan pergi!’
Sepergi sebuah adegan film yang terus di putar ulang, otak Haneul
tak henti-hentinya terus memikirkan perkataan Kyuhyun. Belum lagi,
masih terserap jelas dalam ingatannya, raut wajah Kyuhyun yang
tampak terluka dan kecewa, seolah-olah pria itu menyimpan sebuah
kesedihan dan luka tersendiri di dalam hatinya
Namun sekali lagi ia menggelengkan kepalanya dengan cepat lalu
menepuk kedua pipinya dengan keras, berharap jika semua ini hanya-
lah mimpi buruk dan dia akan terbangun di ke-esokan harinya tanpa
mengingat satupun cerita mimpi buruk yang di alaminya malam ini.
Dia segera memejamkan matanya selagi menggeleng cepat. ‚Kau
tidak boleh memikirkannya lagi, Kim Haneul! Kau tidak boleh terjebak
dalam permainan pria itu lagi! Itu takkan terjadi lagi! Takkan pernah!‛
ia berkomat-kamit seperti membaca mantra, memperintahkan alam
bawah sadarnya untuk tidak terpengaruh oleh perkataan pria itu.
‚Anggap saja ini sebagai mimpi burukmu, Kim Haneul! Lagipula,
kenapa kau harus khawatir? Jika kau tidak bertemu lagi dengannya,

52
bukankah semua masalah ini terlupakan?‛ sekali lagi ia berbicara pada
dirinya sendiri.
Dan setelah terdiam sejenak, gadis ini merengek seperti anak kecil.
‚Kim Haneul, kenapa kau harus memukulnya?! Bukankah itu hanya
akan mempersulit posisimu? Pria itu adalah Cho Kyuhyun! Dia Cho
Kyuhyun, Kim Haneul!‛ Haneul mengacak-acak rambutnya dengan
frustrasi. Gadis bermarga Kim itu bertingkah seakan-akan dia telah
kehilangan kewarasannya sekarang!
Dalam benak Haneul, kini ia membayangkan dirinya yang terikat
pada kursi, persis seperti gambaran orang-orang yang tengah di culik.
Mulutnya di tutup selotip hitam dan ruangannya pun hanya di terangi
oleh cahaya remang-remang.
Lalu seseorang muncul dari balik kegelapan, menyeringai licik ke
arahnya begitu Haneul tahu jika orang tersebut adalah Cho Kyuhyun!
‘Hukuman apa yang harus aku lakukan pada seorang gadis yang telah
berani memukulku, huh?’ Bayangan itu mulai berbicara padanya, terlihat
menakutkan dan membuat Haneul menggeleng panik.
‘Baiklah, tidak perlu repot-repot, bagaimana jika aku langsung mengubur
tubuhmu hidup-hidup, hm?’ Dan kedua mata Haneul segera membulat,
ia menjerit di balik mulutnya yang tertutup selotip, tetapi tidak ada
siapapun yang menolongnya.
Dia hanya dapat melihat Kyuhyun yang menyeringai penuh
kemenangan, lalu tawa licik pria itu pun mulai menggema dalam
ruangan ini, terasa mengerikan dan membuat seluruh bulu kuduknya
langsung berdiri.
Tetapi, sedetik kemudian Haneul tersadar dari lamunannya dan ia
langsung bergidik ngeri, takut jika bayangannya itu akan menjadi ke-
nyataannya. Untuk kesekian kalinya gadis ini menggelengkan kepala-
nya dengan cepat.
‚Oh tidak, tidak! Kau harus tetap tenang, Kim Haneul... tenang...
tetap tenang.‛ gumamnya.
Namun sedetik kemudian, dia kembali merengek seperti anak kecil
dan berguling-guling gelisah di atas ranjangnya.

53
Ya, sepertinya Kim Haneul tak dapat tidur tenang malam ini.

<Flash Back>
@Seoul, 12 Agustus 2002 -13.00, KST-
Haneul tengah asyik melahap makan siangnya sembari berusaha
mati-matian untuk tetap mengabaikan keberadaan pria ‘pengganggu’
yang duduk tepat di hadapannya, yang sampai detik ini bahkan tak
beranjak sedikitpun dari tempatnya!
Well, kalian dapat menebak siapa pria itu kan?
Yap! Pria itu tentu saja adalah Cho Kyuhyun.
Haneul baru saja akan menyuapkan sesendok nasi lagi ke dalam
mulutnya, tetapi rupanya tak semudah itu mengabaikan keberadaan
Kyuhyun yang terus duduk di hadapannya dan menatapnya, seolah-
olah Haneul adalah acara hiburan yang biasa di tontonnya di televisi!
Gadis ini menghela nafas cepat dan merasakan nafsu makannya
menghilang dalam seketika.
‚Kenapa?‛ tanya Kyuhyun dengan tatapan polosnya, dia terlihat
bingung ketika Haneul tak lagi menyantap makanannya.
‚Aku tidak lapar lagi.‛
‚Kenapa?‛ Kyuhyun mengulang pertanyaan yang sama.
‚Karena kau terus menatapku seperti itu!‛ gerutu Haneul kesal.
‚Tidak bisakah kau pergi dari hadapanku dan membiarkanku makan
dengan tenang? Kau boleh menjahiliku ataupun menggangguku di
waktu lain, tetapi, tidak bisakah kau membiarkanku tenang di saat
waktu makan siangku?!‛ celotehnya.
Kyuhyun tampak mengerutkan keningnya, ‚Kurasa, sejak tadi aku
tidak mengganggumu.‛ sahutnya dengan nada tersinggung.
‚Ya, kau menggangguku!‛ Haneul bersikukuh. ‚Apakah kau pikir
aku bisa makan dengan tenang, di saat kau terus memandang wajahku
tanpa henti!‛ cecarnya penuh emosi.
‚Tapi aku tidak mengganggumu.‛ Kyuhyun merenggut.

54
‚Lagipula, apa yang salah dengan terus memperhatikan seseorang
yang sedang makan? Terutama orang itu, nantinya akan menjadi
isteriku kelak?!‛ balas Kyuhyun tak terima.
‚Tentu saja itu salah!‛ jawab Haneul tak sabar. Tapi sesaat gadis ini
tersentak dan sekarang dia membeku di tempatnya. ‚Tunggu... kau
bilang apa tadi?‛ tanyanya dengan hati-hati.
‚Apa?‛ Kyuhyun malah justru bertanya balik.
‚Yang baru saja kau katakan! Coba kau ulangi lagi!‛
‚Kata-kata yang mana?‛ dia kembali mengerutkan keningnya dan
berpikir sejenak, ‚Ahh... maksudmu kata-kataku yang ini, ‘apa yang
salah dengan terus memperhatikan seseorang yang tengah makan’?‛ ujarnya
kembali mengulangi perkataannya.
Haneul menggeleng, ‚Bukan itu... maksudku perkataanmu yang
selanjutnya?‛
‚Perkataan yang mana?‛
‚Perkataan setelah kau mengatakan apa yang salah dengan terus
memperhatikan seseorang yang terus makan!‛ jawab Haneul dengan
tak sabar.
‚Memangnya kenapa? Ucapanku benarkan? Tidak ada yang salah
dengan itu.‛
‚Tidak, bukan itu!‛ Haneul semakin terlihat geram. ‚Ah, sudahlah!
Berbicara denganmu hanya selalu membuat kepalaku sakit!‛ gerutu
Haneul sambil mengurut-urut keningnya.
Tanpa di sadari olehnya, Kyuhyun justru tampak tersenyum geli.
Sebenarnya, pria itu jelas-jelas memahami maksud pertanyaan Haneul,
hanya saja, dia terlalu senang untuk menggoda gadis itu. Kim Haneul
akan benar-benar terlihat menggemaskan ketika dia sedang kesal.
Kyuhyun lantas melipat kedua tangannya di atas meja dan sedikit
mencondongkan tubuhnya ke depan . ‚Hei, Haneul-ah...‛ panggilnya.
Gadis itu terlihat memutar kedua bola matanya dengan jengah, se-
belum akhirnya, balas menatap Kyuhyun tanpa penuh minat.
‚Apa?‛

55
‚Apa kau mau menjadi isteriku?‛
Haneul terdiam di tempatnya. Otaknya masih terlalu sibuk bekerja
untuk mencerna kata-kata yang baru saja di ucapkan Kyuhyun tadi.
1 detik... 2 detik... 3 detik...
Dan sebelum Haneul mampu menyadarinya, Kyuhyun telah lebih
dulu mendekati wajahnya lalu mendaratkan satu kecupan singkat di
pipinya.
Kedua bola matanya sontak terbuka lebar, sekujur tubuhnya mem-
beku dan lidahnya pun mendadak berubah kelu.
‚Ayo cepat selesaikan makanmu, kita harus segera masuk kelas!‛
Kyuhyun bersikap seakan-akan, apa yang baru saja di lakukannya
tadi adalah hal yang lumrah untuknya. Dengan santainya, ia beranjak
dari tempat duduknya dan mengusap singkat puncak kepala Haneul,
sebelum akhirnya, dia pun berjalan pergi meninggalkan Haneul yang
masih tampak membatu di tempatnya.
Perlahan-lahan, Haneul menggerakkan tangannya dan menyentuh
pipinya dengan ujung jarinya. Bayangan Kyuhyun yang tiba-tiba saja
menciumnya, kembali melintas di dalam benaknya.
‚D-dia... menciumku?‛ bisik gadis ini, nyaris tak percaya dengan
apa yang baru saja terjadi padanya.
Otaknya mendadak blank.
Dia bahkan tidak mengerti, alasan kenapa seorang Cho Kyuhyun
harus tiba-tiba menciumnya seperti tadi?!
<Flash Back End>

Pip.. pip... pip... tik!


Kyuhyun segera mematikan alarmnya yang terus berbunyi nyaring
sejak tadi. Namun, pria tampan itu, justru sudah terlihat siap dengan
setelah jas hitam yang di padu kemeja biru dongker serta celana linen
berwarna hitamnya. Dia kembali memastikan penampilannya dengan
menatap pantulan dirinya di dalam cermin dan setelah itu, dia meraih

56
ponsel dan tas kerjanya, kemudian bergegas keluar dari kamarnya dan
berjalan menuju ruang makan.
‚Hei, bu...‛ Kyuhyun menyapa sang Ibu sambil memberikan satu
kecupan singkat di pipinya.
Ny.Cho yang saat itu tengah menyiapkan sarapan—yang di bantu
oleh para pelayan lainnya—, tiba-tiba saja, memasang wajah cemberut
di wajahnya, wanita paruh baya itu, seolah tidak menyukai kehadiran
Kyuhyun di ruang makan pagi ini.
‚Ada apa?‛ tanya Kyuhyun seraya duduk di hadapannya.
‚Tadi malam kau tidak tidur lagi kan?‛ kecemasan tergurat dalam
wajahnya yang masih tampak ayu dan cantik—meskipun di usianya
yang saat ini telah menginjak 54 tahun.
Kyuhyun tersenyum tipis, mengerti jika kekhawatiran ibunya itu,
bukanlah tanpa alasan. ‚Ini bukan masalah besar, bu. Kau tidak perlu
terlalu khawatir, bukankah ini sudah biasa terjadi padaku?‛ jawabnya
dengan santai.
‚Meskipun begitu, aku tetap mencemaskan keadaanmu!‛ sahutnya
dengan ekspresi khawatir yang terus tergambar di wajahnya. ‚Apakah
kau sudah melakukan pemeriksaan di bulan ini? Kudengar... kau me-
minta Dokter Lee untuk meningkatkan dosis obatmu! Apa itu benar?‛
‚Aku hanya kelelahan saat itu, sudahlah, bu. Tidak perlu khawatir
seperti itu.‛ Kyuhyun segera menggenggam tangan ibunya, berharap
jika kecemasan sang ibu dapat sedikit berkurang sekarang.
‚Kau yakin?‛ tanya Ny.Cho memastikan dan Kyuhyun hanya ter-
senyum sambil mengangguk singkat.
Dia kemudian beranjak dari duduknya seraya meraih tas kerjanya.
‚Aku akan berangkat sekarang, ada meeting yang harus kami lakukan
jam 8 nanti.‛
Ny. Cho segera ikut beranjak dari duduknya dan meraih tangan
Kyuhyun, dia seolah menahannya untuk pergi. ‚Apa kau tidak akan
menunggunya sampai bangun?‛ tanyanya dengan berhati-hati, takut
jika pertanyaannya itu, mampu merubah ‘mood’ Kyuhyun.

57
Sejenak Kyuhyun terdiam di tempatnya, ekspresi wajahnya men-
dadak berubah kaku dan rahangnya pun tampak mengeras.
‚Aku ada meeting, bu.‛ dan hanya kata-kata itu yang dapat pria itu
katakan pada Ibunya.
‚Apakah kau harus terus melakukan meeting?‛ kekecewaan terlihat
dalam sorot mata Ny.Cho yang sayup. ‚Kenapa sampai saat ini kau
masih terus saja menghindarinya, Kyuhyun-ah? Tidakkah kau merasa
kasihan padanya?‛
Kyuhyun terlihat memejamkan matanya, telapak tangannya tiba-
tiba mengepal kuat. ‚Ibu...‛ nada suaranya terdengar rendah dan
memperingatkan, tetapi Ny.Cho seolah tak menyerah.
‚Dia selalu menanyakanmu, Kyuhyun-ah. Dia bahkan selalu me-
nunggumu pulang sampai larut malam, tapi kau bahkan tak pernah
menemuinya.‛ perkataan Ny.Cho seolah membuat dadanya sesak.
Kyuhyun mengatupkan bibirnya, berusaha menahan dirinya untuk
tidak membentak sang ibu, agar berhenti membicarakan tentang ‘dia’.
‚Luangkan sedikit waktumu untuknya, Kyuhyun-ah... Dia mem-
butuhkanmu. Meskipun kau belum mampu menerima kehadirannya
sampai saat ini, tapi.. setidaknya kau harus tetap menemuinya. Jangan
menghindarinya terus menerus. Kau mengerti maksud Ibu, kan?‛ ujar
Ny.Cho penuh harap.
Kyuhyun terdiam sejenak. Dia berusaha memahami perasaan sang
Ibu, meskipun, pada akhirnya dia masih tetap tidak bisa menerima ke-
hadiran sosok ‘dia’ di dalam hidupnya.
‚Aku mengerti, bu.‛ dan tanpa mengatakan apapun lagi, Kyuhyun
lantas bergegas pergi dari ruangan itu.
Dia harus dapat menahan dirinya. Baik Ibunya maupun ‘dia’, se-
benarnya tidak salah dalam hal ini. Hanya saja, luka dalam yang mem-
bekas dari kenangan masa lalunya, membuat Kyuhyun seolah enggan
menerima kenyataan yang saat ini harus di hadapinya.
Tanpa di sadari oleh keduanya, sepasang mata sayup terlihat telah
mengawasi keduanya sejak pembicaraan awal tadi. Tadinya, ia sengaja
bangun pagi dan berniat untuk sarapan bersama Kyuhyun pagi ini.

58
Namun, setelah melihat dan bahkan mendengar obrolan di antara
Kyuhyun dan Ny.Cho, dia seakan mampu memahami situasi yang ter-
jadi di rumah ini. Sedikitnya, dia dapat menyimpulkan, jika Kyuhyun
tak pernah mengharapkan kehadirannya di sini.
Pria itu... membencinya!

Taehyung terlihat kebingungan saat melihat Haneul yang buru-buru


memasuki kamarnya dan setelah itu, dia hanya mengurung dirinya di
dalam kamar sampai pagi ini. Entah apa yang terjadi selama acaranya
tadi malam, tetapi Taehyung sekilas dapat melihat kedua mata Haneul
yang memerah dan membengkak seperti habis menangis.
Sebagai seorang sepupu yang menyayangi ‘noona’-nya, Taehyung
jelas tampak khawatir. Dia sempat menebak-nebak, apakah mungkin
Haneul telah memiliki seorang kekasih tanpa sepengetahuannya? dan
apakah tadi malam dia bertengkar dengan kekasihnya itu?
Cklek!
Pintu kamar Haneul terbuka dan pikiran Taehyung yang sejak tadi
melintas dalam benaknya, langsung buyar dalam seketika. Ia berjalan
secepat kilat mendekati Haneul, cemas jika sesuatu yang buruk terjadi
pada noona-nya.
‚Apakah noona baik-baik saja? Sejak pulang dari acara Reuni, noona
terus mengurung diri di dalam kamar! Aku mencemaskanmu! Apakah
sesuatu yang buruk terjadi di sana?‛ Taehyung segera mencecarnya
dengan pertanyaannya.
Namun, seolah tak ingin membahas kejadian tadi malam, Haneul
hanya menghela nafas panjang sembari menggosok-gosok rambutnya
yang masih basah, dengan handuk kecil yang di bawanya.
‚Apa kau membuat sarapan lagi?‛ tanya Haneul, dia menghindari
pertanyaan Taehyung dengan mengganti topik lain.
‚Ya, Aku membuat Omelet Rice kesukaan noona.‛ jawab Taehyung
seraya mengangguk antusias, tetapi, sedetik kemudian, ia tersadar jika
Haneul sedang berusaha mengalihkan pembicaraannya. ‚Haish, noona!
Jangan alihkan pembicaraan! Kau belum menjawab pertanyaanku!‛

59
‚Nothing special,‛ Haneul menjawab seraya berjalan menuju meja
makan, ia mengambil sebuah garfu dan sendok, lalu mulai menyantap
omelet yang di buatkan Taehyung untuknya. ‚Semalam, aku bertemu
dengan Cho Kyuhyun!‛ ia menjawab sambil mengunyah makanannya,
lalu melanjutkan setelah memasukkan suapan kedua ke dalam mulut.
‚Dan kurasa dia menjadi sedikit gila sekarang!‛
‚Cho Kyuhyun?‛ Taehyung terlihat menaikkan alisnya. Pria muda
itu tampak berpikir sejenak, ia merasa tak asing lagi dengan nama itu.
‚Tunggu dulu!‛ kedua matanya membulat dan mulutnya spontan
menganga lebar. ‚Apa maksudmu... Cho Kyuhyun yang merupakan
CEO dari CK Entertainment?! Pria yang selalu mengganggumu di SMA
dulu, apakah dia orangnya?!‛ pekik Taehyung histeris— terdengar
nyaris seperti gadis remaja, yang memekik histeris ketika melihat pria
tampan yang berjalan di depan.
Bukannya menjawab, Haneul justru menyipitkan kedua matanya.
‚Bagaimana kau tahu jika dia adalah CEO dari CK Entertainment?!‛
‚Tentu saja aku mengetahuinya dari berita di tv!‛ jawab Taehyung
dengan keningnya yang mengkerut dalam. Tatapannya berubah aneh
dan Haneul pun seakan tersadar dari maksud tatapan sepupunya itu.
Haneul mendengus kesal. ‚Aku selalu menghabiskan waktu nyaris
14 jam di luar sana untuk bekerja! Dan ketika akhir pekan datang, aku
terpaksa harus berakhir dengan setumpuk cucian yang selalu saja kau
tinggalkan! Apa kau ingat?‛ ucapan Haneul seolah menjawab tatapan
Taehyung yang seakan-akan berbicara, ‘kau berasal dari planet mana?’
‚Kau bohong! Kau jelas hanya tidak ingin mengetahui kesuksesan
yang telah di dapatnya, iya kan? Noona, apakah kau tahu? CK Agency
merupakan sebuah agensi entertainment terbesar di Korea! Bahkan,
Cho Kyuhyun masuk dalam jajaran orang ter-sukses di dunia! Nama
keluarganya juga masuk ke dalam list orang-orang terkaya di dunia.
Bukankah itu hebat?‛ celoteh Taehyung, tak sadar akan perubahan
raut wajah Haneul.
Gadis itu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, kedua
tangannya terlipat di depan dada dan tatapannya penuh determinasi.

60
‚Apakah kau baru saja membanggakan seorang pria yang di benci
oleh noona-mu sendiri?‛
‚Eh?‛ Taehyung terdiam. Namun, otaknya ternyata dapat bekerja
lebih cepat daripada mulutnya, pria ini langsung meringis pelan dan
berdeham pelan. ‚O-oh... i-itu... aku tentu saja ada di pihakmu, Noona!
Pria itu bukan apa-apa! Bahkan binatang sekalipun masih lebih baik
daripada dirinya!‛
Haneul mengangguk puas setelah mendengar celotehan Taehyung.
‚Tentu saja kau harus berada di pihakku, aku yang memberimu uang
jajan, ingat?‛ sahut Haneul sambil tersenyum penuh kemenangan dan
gadis ini kembali melanjutkan sarapan paginya.
Sementara itu, Taehyung terlihat kembali meringis pelan dan me-
mukul mulutnya sendiri berulang kali sambil tidak henti-hentinya me-
rutuki ‘mulut’-nya yang bertindak gegabah dan bahkan nyaris mem-
buat dirinya kehilangan jatah uang jajan hariannya.

Kyuhyun baru saja menyelesaikan ‘kunjungan’ dadakan yang selalu ia


lakukan setiap bulan, kepada setiap trainee yang bernaung di bawah
Agensi-nya. Dia sudah terbiasa melakukannya, untuk sekedar memas-
tikan jika mereka semua berlatih dengan baik dan benar. Dia tak ingin,
jika sampai para trainee yang berhasil debut, justru pada kenyataannya
tidak bertalenta dan hanya bermodalkan nama besar Agensi-nya saja.
‚Akan lebih baik, jika kau tidak pergi keluar perusahaan hari ini,
Hyung.‛ ujar Minho ketika mereka baru saja memasuki lift dan berniat
untuk kembali ke ruang kerja Kyuhyun.
Sebelah alis Kyuhyun terangkat ke atas, ‚Kenapa?‛
‚Err.. itu.. itu karena..‛ Minho berdiri tak nyaman di sampingnya.
‚Foto ciumanmu bersama Kim Haneul telah tersebar di media massa
dan sekarang, para wartawan itu terlihat berkumpul di lobi bawah.
Mereka semua bersikeras ingin mewawancaraimu.‛
‚Oh...‛ Kyuhyun menjawabnya singkat dan santai—ah tidak, lebih
tepatnya, sangat santai, sampai-sampai membuat Minho terbengong-
bengong di tempatnya.

61
Benarkah ini Cho Kyuhyun yang di kenalnya?
‚Oh?‛ Minho mengulang perkataan Kyuhyun dengan nada suara
yang berbeda. ‚Apa Hyung tidak merasa terganggu dengan semua ini?
Bukankah biasanya...‛
‚Karena berita kali ini fakta. Well, aku memang mencium Haneul
di acara reuni itu kan ?‛ balasnya dengan acuh tak acuh.
‚Jadi, Hyung takkan menyangkal berita kali ini? Lalu, bagaimana
dengan rumor pernikahan itu?! Apa Hyung juga akan mengatakan jika
Hyung benar-benar akan menikah dengan nona Kim?‛ pekik Minho
tertahan, kedua matanya terlihat melebar sekarang.
‚Aku memang akan menikah dengannya.‛
‚Apa?!‛ Minho benar-benar terkejut dengan pernyataan Kyuhyun.
‚Kau serius?!‛ tanyanya lagi memastikan. Tetapi Kyuhyun seolah tak
peduli dengan reaksi terkejut yang di tunjukkan Minho. ‚Memangnya
nona Kim mau menikah denganmu?!‛
Meskipun Minho tidak terlalu mengetahui kronologis dari kisah
Kyuhyun dan Haneul di masa lalu, tetapi Minho dapat menyimpulkan
jika Cho Kyuhyun, mencintai gadis bernama Kim Haneul itu, dengan
sepenuh hatinya.
Bos-nya itu, tak pernah lelah untuk mengawasinya, mendengarkan
setiap informasi yang di bawakan oleh orang-orang suruhannya, ter-
masuk Shim Changmin—yang merupakan seorang pengacara hebat,
yang bekerja untuknya juga, sekaligus sahabatnya sejak kecil.
Dulu Minho pernah bertanya pada Changmin, alasan apa yang
membuat Kyuhyun tak henti-hentinya mencari sosok gadis bernama
Kim Haneul itu. Dan sebagai sahabatnya sejak lama, Changmin hanya
menceritakan sedikit garis besar kisah mereka pada Minho.
Yang ia tahu, Kim Haneul sangat membenci keluarga Cho, segala
hal yang bersangkutan dengan keluarga Cho segera di hindarinya dan
bahkan gadis itu sempat menghilang selama 12 tahun, tanpa ada jejak
ataupun kabar.
Kim Haneul baru kembali ke Korea Selatan sejak 1 tahun yang lalu.
Dan beruntung, dia menempati rumahnya yang dulu bersama sepupu-

62
nya yang bernama Kim Taehyung. Namun, yang tak pernah habis di
pikirkan olehnya, kenapa Bos-nya itu, begitu menginginkan seseorang
yang bahkan membenci keluarga dan dirinya sendiri?
‚Apa Hyung berpikir, gadis itu akan membiarkan berita ini begitu
saja? Bukankah sesuatu yang mustahil untuk membuatnya... menikah?
Maksudku... menikah denganmu?‛ tanya Minho dengan hati-hati.
Tanpa menoleh kepadanya, Kyuhyun hanya memasukkan kedua
tangannya ke dalam saku celananya, tatapannya tetap memandang
lurus ke depan dan dari pantulan di dinding lift, Minho dapat melihat
Kyuhyun yang tengah menyeringai penuh arti.
‚Jika dia tetap tak ingin menikah denganku... maka, aku yang akan
terus memaksanya sampai dia mau menikah denganku.‛ dan jawaban
Kyuhyun cukup membuat sekujur tubuh Minho bergidik ngeri. Pria
itu dapat merasakan aura mengerikan yang mengelilingi sosok Bos-
nya yang tengah berdiri di sampingnya ini.

Haneul segera merapihkan bukunya dan berjalan keluar dari kelas, se-
telah mengajar selama 2 jam. Untuk kesekian kalinya, dia mendengar
suara ponselnya yang berdering keras dan sambil menggerutu kesal,
ia menatap layar ponselnya yang menunjukkan nomor tak di kenal.
‚Yeobseyo..‛ jawabnya kemudian, memilih untuk segera menjawab
panggilan yang berasal dari nomor tak di kenal itu.
‚Apa yang kau lakukan? Kenapa tidak menjawab panggilanku?‛
terdengar suara familiar dari seberang sana.
Deg!
Langkah kaki Haneul tiba-tiba terhenti, raut wajahnya kini terlihat
berubah tegang. ‚Bagaimana kau mengetahui nomorku?‛ dia bertanya
tanpa perlu menebak siapa orang tersebut.
Well, siapa lagi, jika bukan Cho Kyuhyun?
‚Itu bukanlah sesuatu hal yang sulit aku lakukan.‛ Haneul dapat
membayangkan orang itu kini tengah tersenyum penuh kemenangan
dan Haneul sebenarnya tak terlalu kaget mendengar ucapannya itu.

63
‚Apa yang kau inginkan?! Cepat katakan atau aku akan menutup
teleponnya!‛ ancam Haneul sambil kembali melangkahkan kakinya,
sesekali membalas anggukan yang di berikan para siswa-siswi-nya.
‚Ini soal kejadian tadi malam,‛ Kyuhyun memberi jeda pada per-
kataannya. ‚Ada beberapa masalah yang timbul karena kebersamaan
kita tadi malam.‛
Haneul memutar matanya dengan jengah, ‚Itu masalahmu, bukan
masalahku.‛
‚Well, yeah.. ini masalahku. Tapi kau bisa membantuku mengatasi
masalah ini.‛ balasnya dengan tenang.
‚Aku tidak bisa.‛
Hening.
Pria itu mendadak terdiam seribu bahasa. Haneul ikut terdiam dan
berniat untuk segera memutuskan sambungan teleponnya, namun, di
saat yang bersamaan, suara Kyuhyun kembali terdengar.
‚Ayo kita menikah.‛
Deg!
Sekali lagi, perkataan Kyuhyun kembali membuat langkah kakinya
terhenti. Gadis itu benar-benar terkejut saat mendengarnya, tetapi, ia
buru-buru menggeleng cepat dan segera menepis pemikiran aneh itu
dari otaknya.
‚Apa kau benar-benar memiliki masalah dengan otak gilamu itu?‛
Haneul bertanya dengan nada mencemooh.
‚Aku serius, Haneul-ah.‛
Haneul kembali menggeleng. ‚Tidak, tapi kau gila!‛ ia mendengus
kasar dan memberikan penekanan pada akhir perkataannya.
‚Apa yang harus aku lakukan, agar kau mau menikahiku?‛ balas
Kyuhyun dari ujung sana, terdengar serius.
Kening Haneul terlihat mengkerut dalam, ‚Kau tidak pernah bisa
memenuhi janji yang kau berikan sendiri padaku!‛ tanpa sadar kata-
kata itu terlontar dari mulutnya, entah kenapa Haneul tiba-tiba saja

64
mengingat kembali kejadian 12 tahun lalu, saat di mana Kyuhyun ber-
janji untuk menemuinya, tetapi, pria itu tidak pernah muncul ataupun
memberikan satupun penjelasan kepadanya.
‚Bagaimana jika kali ini aku dapat memenuhi janjiku? Apakah kau
akan menikah denganku?‛
‚Jangan gila kau, Cho Kyuhyun!‛
‚Aku benar-benar akan melakukannya, Haneul-ah.‛
Dan suara Kyuhyun yang terdengar bersungguh-sungguh, seolah
mampu menggoyahkan pertahanannya. Kedua matanya sudah terasa
memanas dan air mata mungkin akan siap meluncur sebentar lagi.
Haneul menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan
perlahan, dia memejamkan kedua matanya dengan ragu. ‚Jika saat ini,
kau muncul di hadapanku, ketika aku membuka mata... maka aku—‛
‚Aku akan melakukannya.‛
Sejenak, gadis itu dapat merasakan bumi yang di pijaknya seperti
berhenti berputar dan begitupun dengan waktu. Haneul masih terlalu
enggan untuk membuka kedua matanya, seakan-akan sebenarnya dia
mengharapkan sosok Kyuhyun akan benar-benar muncul di hadapan-
nya, ketika dia membuka matanya nanti.
Telapak tangannya yang lain mengepal dengan kuat dan lambat
laun, dia membuka kedua matanya. Lorong sekolah menjadi kosong,
sepertinya siswa-siswi yang berlalu lalang di sekitar sini telah kembali
masuk ke dalam kelas mereka.
Tetapi hal yang membuat hati Haneul mencelos adalah ketika dia
sadar, jika lagi-lagi dia terjebak dengan perkataan pria itu. Lagipula,
bagaimana bisa dia berpikir jika pria itu akan benar-benar muncul di
hadapannya? Pria itu bahkan tak tahu jika dia bekerja di sekolah ini!
Benar-benar bodoh!
‚Kau tidak muncul...‛ ujar Haneul kemudian, berusaha menahan
suaranya untuk tetap terdengar biasa, meskipun hasilnya gagal.
Dia terdengar seperti seorang gadis remaja yang putus asa karena
sang kekasihnya tak kunjung datang menemuinya.

65
‚Berbaliklah.‛
Haneul menghela nafas berat, ‚Tidak. Kau membodohiku lagi, Cho
Kyuhyun! Kau gagal!‛
‚Berbalik dan lihatlah.‛ Kyuhyun terdengar bersungguh-sungguh
dan Haneul pun tak ada pilihan lain selain melakukannya, meskipun
dia tahu jika pria itu takkan pernah berdiri di sana.
Namun, ketika dia memutar tubuhnya ke belakang, dia tersentak.
Kedua matanya mengerjap tak percaya, aliran darah dalam tubuhnya
pun seakan membeku, membuat otaknya tak mampu berpikir dengan
benar.
Haneul tak dapat membedakan, apakah ini hanya halusinasi yang
tercipta dari alam bawah sadarnya ataukah ini benar-benar kenyataan?
Sosok Kyuhyun terlihat berdiri tak jauh darinya, sepasang matanya
yang teduh mengarah hanya pada sosok Haneul yang kini masih tetap
mematung di tempatnya.
Sulit rasanya mempercayai ini. Bagaimana mungkin Kyuhyun bisa
benar-benar muncul di hadapannya? Ini jelas tidak mungkin!
Sementara itu, Kyuhyun mulai bergerak dari posisinya, ia berjalan
mendekati Haneul. Secara perlahan-lahan dan langkah demi langkah,
sampai akhirnya, pria itu telah berdiri tepat di hadapan Haneul.
‚Kali ini aku berhasil memenuhi janjiku padamu.‛ suara Kyuhyun
yang rendah dan berat, seolah membangunkan kembali sesuatu yang
telah terkubur rapat di dalam hati Haneul selama ini.
Kyuhyun sedikit membungkukkan tubuhnya, menyamai tingginya
dengan tinggi Haneul dan menatap lekat wajah Haneul, dari jaraknya
yang sangat dekat. Tatapannya yang intens, seolah langsung menyihir
kewarasan Haneul dalam hitungan detik.
Jiwanya seperti terbawa ke masa lalu, masa di mana kenangannya
bersama pria ini kembali terputar dalam otaknya.
‚Dan sekarang adalah giliranmu... kau harus memenuhi janjimu.‛
Kyuhyun berbisik di hadapan wajahnya.

66
Dari jarak sedekat ini, Haneul dapat mencium aroma mint yang
berasal dari nafas Kyuhyun yang hangat. Sekilas, Haneul juga sempat
mengamati wajah pria ini.
Tak ada yang berubah darinya. Cho Kyuhyun masih tetap terlihat
luar biasa tampan seperti dulu.
‚Kau harus menikah denganku, Kim Haneul.‛ dan perkataan pria
itu, seolah membuat Haneul seperti berdiri di antara pintu surga dan
neraka.
Seakan-akan, di sisi lain, dia nyaris terjatuh ke dalam jurang, akan
tetapi, di sisi lain, ada sosok Cho Kyuhyun—dengan segala kisah masa
lalunya yang pahit—yang bersiap menolongnya.
Tak ada kata-kata yang mampu terucap dari mulutnya. Lidahnya
terasa kelu dan bibirnya pun mengejur, seluruh tubuhnya mendadak
terasa sulit di gerakkan.
‘Seandainya saja... di hari itu, kau muncul di hadapanku seperti hari ini...
aku... aku mungkin tidak akan sebenci ini kepadamu... Cho Kyuhyun.’

67
Beautiful Disaster [4th-Bad Dream-]
HANEUL masih tetap berdiri terpaku di tempatnya dengan segelintir
kenangan di masa lalu yang terus-menerus berputar di dalam memori
ingatannya. Jantungnya bergemuruh kencang dan bibirnya pun terasa
mengejur kaku.
Dia benar-benar tidak dapat berpikir, seluruh otaknya terasa blank.
Kontak mata di antara keduanya terlihat sangat instens. Mereka sama-
sama-sama, saling menyelami tatapan masing-masing, berusaha untuk
mengembalikan kepingan-kepingan memori indah di masa lalu.
Namun, sebuah wajah yang terlihat sangat familiar dengan pria ini,
tiba-tiba saja terlintas di dalam benaknya, membuat Haneul tersentak
dan tersadar dari lamunan panjang yang cukup menghipnotis dirinya.
Hatinya nyaris meluluh untuk beberapa detik, tetapi dengan cepat
hati kecilnya berteriak kepadanya, memperingatkan dirinya agar tidak
kembali terbuai dengan kenangan di masa lalunya, terlebih kenangan
indah yang telah di laluinya bersama pria di hadapannya saat ini.
Cho Kyuhyun, kehadiran pria itu telah menghancurkan hidupnya,
menghancurkan harapannya dan menghancurkan rasa cintanya.
Sebuah perasaan tulus yang mulai tumbuh dalam dirinya telah di
sia-siakan oleh pria bermarga Cho ini dan Haneul tak ingin terjebak
kembali dalam permainannya! Tidak untuk yang kedua kalinya!
‚Kau bermain curang.‛ Haneul mulai melangkah mundur, hendak
menjauhi sosok Kyuhyun yang kini terlihat berdiri menjulang tinggi di
hadapannya. Pria itu tampak gagah, mempesona dan di penuhi aura
intimidasi yang sangat kuat.
Kyuhyun segera menangkap pergelangan tangannya dan menahan
langkah Haneul. ‚Perjanjian tetaplah perjanjian, Haneul-ah. Kau tidak
dapat menarik kembali kata-katamu.‛
Haneul membuang nafasnya dengan kasar, ‚Benarkah? Bagaimana
jika aku tidak peduli sama sekali dengan perjanjian itu?‛
‚Kau peduli, aku tahu itu.‛

68
‚Omong kosong! Kau tidak mengenalku dengan baik, tuan Cho!‛
balas Haneul sengit, dia menghempaskan tangan Kyuhyun dengan
kasar. ‚Dengarkan aku baik-baik, Kyuhyun-ssi. Jika kau berpikir aku
adalah gadis jalang yang dapat kau ajak kapan saja ke atas tempat
tidurmu atau kau pikir aku adalah gadis gila harta yang dengan cepat
bersedia untuk menikah denganmu, maka, kau salah besar menilaiku!
Aku bukanlah gadis murahan seperti yang kau pikirkan! Dan asal kau
tahu saja, aku bahkan sangat membencimu! Bagaimana mungkin kau
berpikir aku mau menerima begitu saja perjanjian konyol ini? Menikah
katamu? Bulshit! Just talk to my hand, mr. Cho!‛ Hanel menyodorkan
telapak tangannya tepat di wajah Kyuhyun.
Kedua alis Kyuhyun terlihat saling bersatu, mimik wajahnya ber-
ubah masam dan tersirat sebuah kemarahan dalam tatapan matanya
yang tajam. Dia menarik tangan Haneul ke sisinya, tetapi Haneul tetap
tak bergeming, membalas tatapan Kyuhyun dengan kemarahan yang
setara.
‚Seingatku, aku tidak pernah sekalipun mengatakan hal-hal seperti
itu kepadamu!‛ balas Kyuhyun dengan nada mengandung sarkasme.
‚Cepat atau lambat, kau pasti mengatakannya!‛
Rahang Kyuhyun terlihat mengeras, giginya saling bergemelatuk
di balik mulutnya yang mengatup rapat.
‚Jangan memancingku, Haneul-ah. Kau akan menyesalinya!‛ suara
Kyuhyun terdengar berat dan penuh dengan ancaman yang mengeri-
kan, ia bahkan terlihat serius dengan perkataannya itu.
Tetapi, Haneul tidak sedikitpun merasa takut padanya. Gadis ini
justru kembali menghempaskan cengkraman Kyuhyun dengan kasar,
dan pada detik berikutnya telapak tangan Haneul telah mendarat lebih
dulu di pipi kanan Kyuhyun, membuat pipinya memerah dan telinga-
nya ikut berdengung akibat tamparan Haneul yang keras.
‚Aku sama sekali tidak takut kepadamu! Kau pikir kau siapa? Kau
yang seharusnya tidak bermain-main denganku, Cho Kyuhyun-ssi!‛
Haneul lantas berbalik cepat, meninggalkan Kyuhyun yang masih
tetap tidak bergeming di tempatnya, seolah tamparannya tadi cukup

69
membuat pria ini bungkam seribu bahasa. Tangannya lantas bergerak
menyentuh pipinya yang masih terasa panas dan memerah.
Sudut bibirnya terangkat, membentuk seulas senyuman pahit di
wajahnya yang murung. ‚Kau telah berhasil membuat gadis yang aku
cintai sangat membenciku, Ayah.. kau benar-benar telah berhasil!‛ ada
kepedihan yang tersirat dalam gumamannya dan tanpa terasa, setitik
air mata pun menetes jatuh dari sudut matanya.
Kyuhyun buru-buru mengusap jejak air matanya, dia kemudian
berbalik pergi meninggalkan lorong sekolah yang sepi ini. Setidaknya,
dia membutuhkan sesuatu yang dapat membuat seluruh otot syarat
dan otaknya kembali tenang
Sungguh, saat ini pria itu benar-benar membutuhkan sebuah obat
penenang yang sudah cukup lama di konsumsinya, selama beberapa
tahun terakhir ini.

<Flash Back Start>


Sosok pria itu menyeret paksa kedua kakinya untuk memasuki sebuah
halaman rumah yang sudah tidak di tinggalkan oleh pemiliknya sejak
beberapa minggu yang lalu. Air mata terlihat menggenang di pelupuk
matanya dan rongga dadanya terasa begitu sesak.
‚Tidak..‛ ia berucap lirih.
Seluruh tubuhnya mendadak lemas dan ia pun terjatuh bersimpuh
di atas tanah, tangannya meremas kuat dadanya yang terasa nyeri dan
sesak.
‚AARRGHH!!‛ ia berteriak untuk meluapkan semuanya, ia terlihat
layaknya seorang pria yang tengah merasa putus asa dan frustrasi.
Air matanya tidak dapat terbendung lagi. Dia mulai menangis dan
berteriak sekencang-kencangnya.
Dia terluka dan tersakiti, tetapi, bahkan di saat dia mengharapkan
satu-satunya orang yang begitu sangat di cintainya, kenapa orang itu
justru harus pergi meninggalkannya sendirian?

70
Suara isak tangisnya terdengar memilukan, tanpa henti dia terus
berteriak dan memanggil nama orang yang di cintainya, berharap jika
sosok itu akan muncul di hadapannya dan memeluknya dengan erat.
Gemuruh petir seakan menyahut teriakan dan tangisan pilunya,
lalu rintik-rintik hujan pun mulai turun, seakan mewakili perasaannya
yang tengah bersedih.
‚Haneul-ah... mianhe.‛ pria itu berucap lirih di tengah isakannya.
<Flash Back End>
Dengan nafas tersenggal-senggal serta keringat dingin yang mem-
banjiri seluruh tubuhnya, Kyuhyun tersentak dari mimpi buruk yang
selama ini terus menghantui-nya, mimpi buruk itu seolah tidak pernah
membiarkan dirinya merasa tenang meski dalam tidurnya sekalipun.
Untuk beberapa saat, tubuhnya terasa kaku dan sulit di gerakkan.
Matanya bergerak panik dan nafasnya masih tersenggal-senggal. Jari-
jarinya yang bergetar, perlahan mulai dapat di gerakkan dan tatapan
Kyuhyun terarah pada sebotol obat yang sengaja dia letakkan di atas
meja kecil samping ranjangnya.
Prang!
Gelas yang berada di samping botol obat, tanpa sengaja tersenggol
dan terjatuh ke atas lantai, menyebabkan suara nyaring serta membuat
serpihan kaca dari gelas tersebut, berserakan di mana-mana. Namun,
Kyuhyun tak peduli, dia masi berusaha untuk meraih botol obat-nya
dengan jari-jarinya yang bergetar kecil.
‚Ya tuhan!‛ pekikan Ny.Cho terdengar dan derap langkah kakinya
menggema di dalam ruangan itu.
Ny.Cho segera membantunya untuk meraih botol obat itu, sembari
menahan tubuh Kyuhyun agar tidak terjatuh. Dia lantas memberikan
dua tablet obat padanya dan membantu Kyuhyun meminum obat itu,
dengan segelas air minuman—yang secara kebetulan di bawa olehnya.
Bahkan, walaupun Ny.Cho sudah membantunya untuk meminum
obat tersebut, Kyuhyun masih terlihat kesulitan untuk meneguk obat
itu, ia sempat tersedak dan kesulitan bernafas. Sekujur tubuhnya pun
di banjiri oleh keringat dingin.

71
‚Kyuhyun-ah,‛ Ny.Cho tak kuasa untuk menahan tangisnya. Dia
memeluk tubuh anaknya yang bergetar kecil.
‚A-aku.. t-tidak apa-apa, bu...‛ bisiknya lemah, pandangannya se-
dikit mengabur sekarang.
Namun, obat penenang yang di minumnya bereaksi dengan cepat,
ia dapat kembali bernafas normal dan tubuhnya pun lambat laun tidak
bergetar seperti sebelumnya. Hanya saja, efek samping dari obatnya,
membuat seluruh otot syarafnya seakan melemas.
Beruntung Ny.Cho melewati kamarnya saat kembali dari dapur
untuk mengambil minum, tak dapat ia bayangkan bagaimana kondisi
Kyuhyun saat ini, jika dirinya datang terlambat barang satu detik saja.
‚Ibu, aku sudah tidak apa-apa.‛ Kyuhyun berusaha menenangkan
Ibunya dan memastikan jika dirinya sudah baik-baik saja.
Ny.Cho perlahan mulai melepaskan pelukannya, lalu membantu
Kyuhyun untuk membenarkan posisi tidurnya. Air mata pun tampak
jelas berbekas di kedua pipinya dan tersirat jelas dari sorot matanya,
jika dia masih mencemaskan keadaan Kyuhyun.
‚Jangan memaksakan dirimu untuk pergi bekerja. Beristirahatlah..
dan ibu akan memanggilkan Dr.Lee kemari untuk memeriksamu lagi.‛
Kyuhyun tersenyum lemah, ia mencoba menggerakkan tangannya
dan menggenggam lembut tangan sang Ibu. ‚Aku baik-baik saja, bu...
Besok aku akan mengunjungi Jonghyun. Ibu, tidak perlu khawatir.‛
‚Kau tidak baik-baik saja, Cho Kyuhyun!‛ Ny.Cho meninggikan
nada suaranya. ‚Kau nyaris saja melukai dirimu sendiri, tidakkah kau
sadar akan hal itu?! Lihatlah! Pecahan gelas ini mampu menusuk di
bagian dada dan perutmu kapan saja!‛ pekik Ny.Cho histeris, penuh
kemarahan, namun terselip juga kesedihan serta kecemasan dari nada
suaranya yang bergetar.
‚Tapi, ibu datang tepat waktu kan?‛ jawab Kyuhyun tenang. Pria
ini tetap berusaha meyakinkan Ibunya. Well, seharusnya Ibunya sudah
terbiasa dengan semua ini.
Pasalnya, Kyuhyun telah mengalami hal ini selama 6 tahun lebih,
jadi, sudah seharusnya jika sang Ibu memaklumi kondisinya kan?

72
‚Ibu...‛ Kyuhyun meremas tangan Ibunya dengan lembut. ‚Aku
baik-baik saja, percayalah.‛ ujarnya bersikeras meyakinkan Ibunya.
Ny.Cho memang tidak pernah dapat melakukan argumen panjang
dengan anak pria semata wayangnya ini. Kyuhyun memiliki sifat
keras kepala yang jelas-jelas di turunkan oleh mendiang suaminya dan
sekali pria itu mengatakan ‘tidak’ maka tetap ‘tidak’ dan sekali pria itu
berkata ‘baik-baik saja’, maka Ny.Cho pun tak dapat membantahnya.
‚Baiklah...‛ sahut Ny.Cho kemudian. ‚Tapi besok kau harus benar-
benar menemui Dr.Lee!‛
Kyuhyun mengangguk singkat, ‚Ya, aku akan melakukannya, bu.‛
senyumnya.
Tapi, senyuman itu segera memudar ketika obrolannya di antara
Haneul siang tadi, kembali melintas dalam benaknya. Raut wajahnya
berubah muram dan senyuman itu pun, berubah menjadi senyuman
kecut yang tampak getir.
‚Aku benar-benar telah melukai perasaannya..‛ pria itu bergumam
pelan, nyaris tak terdengar.

Brak!
Haneul benar-benar terkejut saat melihat kemurkaan sang kepala
sekolah yang duduk di hadapannya. Wanita paruh baya itu melempar
secara kasar sebuah majalah yang di dapatnya dari salah satu siswa di
sekolah ini.
‚Apa anda bisa menjelaskan foto tidak senonoh ini, nona Kim?!‛
serunya dengan tegas.
Hening, untuk beberapa saat Haneul hanya tetap menundukkan
wajahnya. Tidak sedikitpun gadis ini berani menatap langsung ke arah
sang kepala sekolah yang tengah marah besar.
‚Nona Kim!‛ sentak kepala sekolah, geram karena Haneul tak
kunjung memberi penjelasan. ‚Apa anda tidak sadar, jika foto ini telah
membuat reputasi sekolah kita hancur?! Tidakkah kau malu dengan
tindakanmu ini?!‛

73
‚M-maafkan aku.‛
Sang Kepala Sekolah langsung mendengus marah.
‚Kata maaf hanyalah sebuah formalitas, nona Kim! Tapi masalah
yang sesungguhnya takkan pernah terselesaikan hanya dengan sebuah
kata maaf! Kau mengerti maksudku kan?!‛
Haneul terperangah mendengar pernyataannya, kedua matanya
sudah tampak memerah dan telapak tangannya yang bertautan di atas
kedua kakinya, kini terlihat bergetar kecil.
‚A-anda ingin memecat saya?‛ lirihnya dengan nafas tercekat.
‚Tidak ada pilihan yang lain!‛ sahut sang kepala sekolah dengan
ekspresinya yang terlihat begitu angkuh. ‚Aku tidak ingin mengambil
resiko dengan menerima keluhan para orang tua karena tetap mem-
perkerjakann seorang guru tak ber-etika seperti dirimu, nona Kim!‛
‚Apa?! T-tapi.. foto itu bahkan hanya sebuah ketidaksengajaan!
Aku bisa menjelaskan semuanya padamu, sajangnim..‛ air mata mulai
menggenang di pelupuk matanya.
Haneul tidak ingin kehilangan pekerjaan ini. Gaji yang dia dapat
dari mengajar di sekolah ini, terbilang mencukupi separuh kebutuhan
yang di perlukan olehnya dan Taehyung. Dia benar-benar tidak dapat
hanya bergantung pada gaji sebagai seorang editor—yang jumlahnya
tidak terlalu banyak, mengingat kebutuhan hidupnya dan Taehyung.
‚Menjelaskan katamu? Apa yang dapat kau jelaskan dari foto tak
senonoh ini?!‛ tekan wanita itu dengan murka. ‚Apakah kau ingin
mengatakan, jika kau telah berhasil menggoda seorang pengusaha
sukses sehingga kau tak peduli lagi dengan status-mu sebagai seorang
guru?! Oh, nona Kim, pikiranmu terlalu picik!‛ seolah wanita itu telah
mengetahui segalanya tentang hidup Haneul, kepala sekolah itu hanya
terus menghina Haneul tanpa peduli dengan penjelasannya.
‚Apa?!‛ Haneul sudah berusaha keras untuk menahan dirinya
agar tetap bersabar, tetapi, saat wanita paruh baya ini menghinanya
dengan mengatakan dirinya sebagai seorang gadis ‘penggoda’, mem-
buat seluruh emosinya langsung menguasai pikiran dan hatinya. ‚Jaga
ucapan anda, nyonya! Aku tidak serendah itu!‛ ujarnya kemudian.

74
‚Jangan menatapku seperti itu, nona Kim! Harga dirimu tidaklah
cukup jika di bandingkan dengan sikap tak senonoh yang sudah kau
perlihatkan di dalam foto itu!‛
Telapak tangan Haneul berubah mengepal kuat. Rasa-rasanya, ia
ingin sekali melayangkan tinjunya pada wajah menyebalkan wanita di
hadapannya saat ini! Wanita paruh baya itu, bahkan tidak memahami
kondisinya ketika acara reuni malam itu, tetapi, kenapa dia bersikap
seolah-olah mengetahui segalanya?!
Dia pikir dia siapa bisa menghinanya seperti ini? Apa karena dia
adalah seorang kepala sekolah, jadi, dia berhak menghina gurunya
sendiri seperti ini? Benar-benar konyol!
Haneul baru saja berniat membuka mulutnya untuk mengatakan
sebuah pembelaan tentang harga dirinya yang telah dengan se-enak-
enaknya di injak-injak oleh Kepala Sekolahnya sendiri, namun tiba-
tiba saja sesosok guru lainnya datang dengan nafas tersenggal-senggal.
‚M-maaf jika aku mengganggu, t-t-tapi... Kim Taehyung.. terlibat
perkelahian dengan seluruh anak lelaki di dalam kelasnya!‛ serunya
dengan panik.
‚Apa?!‛ Haneul menoleh cepat padanya, dengan kedua matanya
yang membelalak lebar.
Tanpa pikir panjang, Haneul segera berbalik dan berlari secepat
mungkin menuju kelas Taehyung. Bahkan, dari kejauhan saja dia bisa
mendengar suara ribut-ribut yang berasal dari kelas tersebut.
Setibanya di dalam kelas, Haneul dapat melihat para siswi yang
menjerit panik serta beberapa guru lainnya yang berusaha untuk ikut
menenangkan siswa dan siswi lainnya, yang juga ikut terlibat dalam
keributan yang sedang terjadi saat ini.
Haneul menerobos masuk untuk melewati beberapa siswa-siswi
dari kelas lainnya yang tengah asyik ‘menonton’ pertandingan gulat
secara ‘live’ itu. Lalu, pandangannya pun segera tertuju pada sosok
Taehyung yang berubah, berbeda dari biasanya.
Kemarahan terpancar jelas dari tatapan kedua matanya, nafasnya
tampak tersenggal-senggal dan seluruh wajahnya pun di penuhi luka.

75
Kepalan tangannya yang lain, sudah bersiap melayang di udara,
sementara tangannya yang lain, mencengkram kuat seragam yang di
kenkan siswa lain yang berdiri di hadapannya—oh dan tentu saja, dia
terlihat jauh lebih ‘mengenaskan’ dari kondisi sepupunya.
Taehyung melawan cengkraman para guru di sekitarnya dan dia
nyaris saja melayangkan tinjunya kembali pada wajah siswa tersebut,
namun, suara jeritan Haneul seolah menyadarkan pria ini dan sukses
menghentikan gerakan tangannya tepat di hadapan wajah siswa itu.
‚KIM TAEHYUNG, HENTIKAN!‛
Dia menoleh ke samping dan pada detik itu juga, Haneul segera
melepas paksa cengkraman tangan Taehyung dari siswa tersebut, lalu
menyeret tubuhnya agar menjauh.
‚Apa yang kau lakukan?! Apakah kau pikir dirimu hebat, huh?!‛
bentak Haneul penuh emosi. Dia tak suka ketika melihat adiknya yang
ia ketahui sebagai sosok yang baik hati, riang, jail dan selalu berusaha
keras untuk melindunginya, justru berubah menjadi sesosok monster
yang menyebalkan!
‚Dia yang memulai lebih dulu! Aku bahkan sudah menahannya
sejak awal, Noona! Tapi, si brengsek itu terus saja berbicara! Dia benar-
benar tidak bisa menutup mulutnya!‛ Taehyung jelas tak terima ketika
Haneul memarahinya dan justru menyalahkan dirinya.
Tidakkah noona-nya itu tahu, jika dia melakukan semua ini demi
membelanya?
‚Kau yang seharusnya tutup mulut, Kim Taehyung!‛ Haneul ter-
lihat semakin marah.
Kedua bola mata Taehyung tampak melebar dan mulutnya pun
terbuka, ia berdecak kesal. ‚Apakah aku benar-benar harus menutup
mulutku, ketika pria brengsek ini justru terus menghina noona-ku dan
mengatakan noona-ku adalah gadis jalang dan murahan?!‛ Taehyung
meraung penuh kemarahan. Dia menunjuk siswa yang sudah terlihat
babak belur itu—yang memang telah memancing semua keributan ini
terlebih dulu, bersama teman-temannya yang lain.

76
Setengah jam yang lalu, siswa-siswa itu melemparkan majalah ke
hadapan wajahnya seraya mengolok-olok dan menyindir Taehyung,
dengan mengatakan jika dia memiliki seorang Kakak perempuan yang
menjijikan, gila harta dan bahkan rela merayu pria kaya di manapun!
Ejekan mereka tidak sampai di situ saja, mereka mulai menoyor
kepala Taehyung dengan gaya ‘sok’ preman dan mereka tanpa henti
terus melontarkan sindiran pedas yang tentu saja membuat kedua
telinga Taehyung terasa panas!
Meskipun sejujurnya Taehyung sendiri pun begitu terkejut ketika
melihat foto Haneul yang terpampang jelas dalam majalah tersebut, ia
tetap tak dapat menerima semua penghinaan ini.
Dia mengenal baik siapa noona-nya itu dan dia yakin jika ada hal
lain yang tidak di ketahui orang-orang, di balik foto ini. Bisa sajakan
jika pria itu yang telah lebih dulu mencium noona-nya?
Taehyung pun tidak dapat menahan dirinya lagi, pria ini mulai
mengamuk dan berakhir dengan pertengkaran hebat di antara mereka.
Haneul terkesiap kaget mendengar pernyataan Taehyung. Dia
melirik sekilas ke arah salah satu guru yang berteman baik dengannya
dan guru itu pun terlihat mengangguk, seolah meng-iya-kan ucapan
Taehyung barusan.
Dia kembali menatap Taehyung, namun kali ini, gadis itu tidak
terlihat marah padanya. ‚Kenapa kau melakukan ini, Taehyung-ah?
Kau bisa di beri hukuman karena perbuatanmu ini...‛ lirihnya, sedih
karena merasa semua ini terjadi karena kecerobohan dirinya.
Seandainya saja, malam itu dia tidak datang ke acara Reuni dan
bertemu dengan Kyuhyun, foto dirinya bersama pria itu, jelas takkan
pernah muncul dan membuat posisinya terancam! Bahkan membuat
Taehyung terlibat sebuah perkelahian di dalam kelasnya.
‚Aku lebih baik menerima hukuman daripada harus mendengar
mereka dengan seenaknya menghina, noona! Aku lebih tidak terima!‛
balas Taehyung tegas. ‚Aku benar-benar membenci semua orang yang
selalu menghinamu dan membuatmu terluka setiap saat karena men-
dengar ejekan mereka!‛

77
Jawaban Taehyung tentu saja membuat Haneul terharu sekaligus
bangga. Rupanya, sekarang Taehyung sudah tumbuh menjadi seorang
pria dewasa yang dapat menjaganya.
‚Ya tuhan, sayang!!‛ pekikan histeris yang berasal dari suara sang
kepala sekolah, seolah menggema di dalam ruangan ini dan Haneul
segera meringis pelan, baru menyadari jika siswa yang sejak tadi ber-
kelahi dengan Taehyung adalah cucu dari kepala sekolah ini!
Sang kepala sekolah berbalik dengan marah, mencoba mencari-
cari sosok Taehyung dan ketika tatapannya tertuju pada sang ‘obyek’
sasarannya, wanita paruh baya itu berjalan penuh kemarahan, bersiap
memukul kepala Taehyung dengan jari-jarinya yang di penuhi cincin
emas—yang memang dengan sengaja selalu di perlihatkannya.
‚Dasar bocah nakal!‛ teriak sang kepala sekolah dengan geram.
Taehyung sebenarnya sudah bersiap menerima amukan kepala
sekolahnya itu, lagipula cucunya memang wajar menerima pukulan
darinya. Setidaknya, Taehyung sudah merasa cukup puas karena telah
berhasil menghajarnya.
Namun, Haneul tiba-tiba saja berdiri tepat di hadapannya dan
menahan langkah sang kepala sekolah untuk tidak mendekatinya.
Wanita parah itu semakin menggeram marah dan melotot galak.
‚Berhenti membela adik nakalmu ini, nona Kim! Menyingkirlah! Aku
harus memberi pembelajaran padanya karena telah memukul cucuku
dengan se-enaknya!‛
Haneul menggeleng, ‚Tidak sajangnim. Jika pun adik saya mem-
butuhkan pembelajaran, maka saya sendiri yang akan melakukannya,
bukan siapapun!‛
‚Apa katamu?!‛ kemarahannya semakin meradang sampai ke
ubun-ubun. ‚Kalian berdua memang sama saja! Benar-benar manusia
tidak tahu diri!‛ umpatnya dengan kasar.
Taehyung berniat membalas ucapan kepala sekolahnya itu, tetapi
Haneul menahannya. ‚Kami berdua memang tidak tahu diri, tetapi
bagaimana dengan cucu anda sendiri? Bukankah dia yang telah lebih
dulu memulai perkelahian ini? Banyak saksi di tempat ini, sajangnim!

78
Bahkan kamera cctv pun merekam semuanya!‛ Haneul menggedikan
dagunya ke arah kamera cctv yang terpasang di sudut ruangan kelas.
Merasa terpojokkan dengan kata-kata Haneul, wajah wanita itu
terlihat merah padam. Dia merasa marah, tersinggung, sekaligus malu,
lalu tanpa bisa menahan dirinya lagi, yang terjadi selanjutnya wanita
paruh baya itu segera menampar wajah Haneul dengan sekuat tenaga
sehingga membuat ujung sudut bibir Haneul robek dan mengalirkan
darah segar.
Orang-orang yang berada di dalam ruangan tersebut pun jelas
terkejut melihat sikap sang Kepala Sekolah yang benar-benar di luar
dugaan. Selama ini mereka mengenal Kepala Sekolah sebagai wanita
yang bijak dan santun, tetapi, apa yang sedang di lakukannya saat ini?
Menampar seorang guru hanya demi membela cucunya yang bahkan
menjadi sumber dari perkelahian ini?
‚Noona, kau tidak apa-apa?!‛ cemas Taehyung, tetapi, sekali lagi
Haneul menahannya dan hanya menggeleng singkat.
Sang kepala sekolah tersenyum dengan angkuh, merasa dirinya
menang. ‚Kau pantas untuk mendapatkan itu, nona Kim!‛
Di luar dugaannya, Haneul justru hanya tersenyum, lalu di
lepasnya sebuah name tag yang selama ini selalu terpasang lengkap di
pakaian kerjanya.
‚Terima kasih, sajangnim. Dengan ini, saya memiliki alasan untuk
keluar dari sekolah ini.‛ ujarnya dengan santai, dia menarik tangan
wanita paruh baya itu dan meletakkan name tag-nya. ‚Mulai hari ini
aku resmi mengundurkan diri dari sekolah ini dan sekaligus adikku
pun keluar dari sekolah ini, terima kasih.‛ Haneul tersenyum penuh
kemenangan.
Dia lantas menoleh pada Taehyung, ‚Ayo, Taehyung-ah! Beres-
kan semua barangmu! Mulai besok kau tidak akan bersekolah lagi di
tempat ini!‛ serunya dengan lantang dan tanpa pikir panjang lagi,
Taehyung segera meraih barang-barangnya dan bergegas mengikuti
langkah Haneul keluar dari kelas itu, membiarkan sang kepala sekolah
yang terbengong-bengong di tempatnya.

79
Otaknya masih mencerna dengan baik apa yang baru saja terjadi
selama beberapa detik terakhir ini. Dan ketika tatapannya tertuju pada
name tag yang di berikan Haneul di tangannya, di saat itulah dia sadar,
bahwa dirinya telah kehilangan guru berbakat dan pintar seperti Kim
Haneul. Kedua kakinya mendadak lemas dan sebelum wanita paruh
baya ini pingsan di tempatnya, para guru pun segera menangkap
tubuhnya dengan sigap.

‚Woaah, noona! Aku tidak menyangka jika kau dapat bersikap sekeren
tadi! Aku bangga padamu! Kau noona terhebat yang pernah ku kenal!‛
Taehyung terus mengoceh selama mereka berjalan melewati koridor
sekolah, kedua ibu jarinya terangkat ke atas.
Langkah kaki Haneul terhenti dan gadis ini berbalik ke arahnya,
dengan ekspresi masam di wajahnya.
‚Ini tidak benar..‛ dia menggeleng cepat, berniat untuk kembali
ke ruangan itu dan meminta maaf pada sang Kepala Sekolah.
Tetapi, gadis itu kembali menghentikan langkahnya dan suara
rengekannya pun terdengar.
‚Huwaaa... bodoh! bodoh! Sekarang aku kehilangan satu-satunya
penghasilanku yang paling besar!‛ rengek gadis ini sambil menangis
dan berteriak layaknya anak kecil.
‚Eii... sudahlah, noona. Tadi itu kau keren sekali! Lagipula, siapa
yang membutuhkan pekerjaan ini? Masih banyak pekerjaan yang lebih
layak untukmu!‛ celoteh Taehyung.
‚Aku! Aku yang membutuhkan pekerjaan ini!‛ Haneul berseru
keras sambil mendelik marah padanya. ‚Kau tahu?! Aku bahkan susah
payah untuk bisa di terima mengajar di sekolah ini! Jika saja kau dapat
menjaga sikapmu itu, kita mungkin masih dapat bertahan di sekolah
ini! Huwaaaa....‛ rengekan Haneul semakin menjadi.
Taehyung terlihat kebingungan ketika melihat Haneul yang terus
merengek seperti ini. Dia hanya dapat menepuk-nepuk pelan pundak
Haneul, tetapi, kakaknya itu terlalu marah dan justru, dia memukuli
Taehyung sebagai pelampiasan dan membuat pria itu kesakitan.

80
‚Baiklah, baiklah... aku minta maaf...‛ ucap Taehyung akhirnya.
‚Tapi tetap saja! Aku tidak akan menyesali perbuatanku padanya! Dia
berhak mendapatkan pukulan itu karena telah berani menghinamu di
hadapanku!‛ lanjut Taehyung, mempertegas kembali ucapannya.
Rengekan Haneul segera lenyap dan tersirat rasa bersalah dalam
tatapan matanya. ‚Apakah kau sudah melihat majalah itu?‛ tanyanya
kemudian, terdengar putus asa.
Taehyung mengangguk singkat. ‚Aku sudah melihatnya pagi ini.
Awalnya aku terkejut, tapi aku tahu, jika noona pasti memiliki alasan
khusus di balik foto yang tersebar itu kan?‛
Hening, Haneul terdiam untuk beberapa saat. Merasa ragu untuk
menanyakan hal lainnya. ‚Lalu, apakah kau sadar siapa pria di dalam
foto itu?‛ tanyanya ragu-ragu.
Sekali lagi, Taehyung mengangguk. ‚Cho Kyuhyun. Benar kan?‛
jawabnya dan raut wajah Haneul terlihat semakin putus asa sekarang.
‚Jadi, apakah kalian sebenarnya berpacaran?‛ tanyanya kemudian.
‚APA?!‛ Haneul segera mendongakkan wajahnya dengan se-
pasang bola matanya yang melebar. ‚Jangan gila! Aku tidak mungkin
berpacaran dengan pria sepertinya!‛ sanggah Haneul sembari kembali
melanjutkan langkahnya.
‚Hei, noona! Tunggu aku! Noona! Haish... jika dia tidak berpacaran
dengannya. Lalu, untuk apa dia merasa semarah itu?!‛ Taehyung pun
segera berlari untuk menyusul langkah Haneul.
Dia lantas berjalan di samping Haneul, sambil sesekali meminta
maaf padanya. Namun, gadis itu berpura-pura mengabaikannya dan
tetap berjalan tanpa mengatakan apapun.
Haneul dan Taehyung baru berjalan keluar dari gerbang sekolah,
ketika sebuah mobil bmw berwarna hitam, tiba-tiba terparkir tepat di
hadapan mereka. Dan sebelum keduanya sempat mengoceh untuk
mengamuk pada sang pengemudi yang jelas-jelas telah membuat
mereka terkejut, pintu mobil terbuka dan sosok yang tampak familiar
itu muncul dari dalam mobil.

81
Haneul menyipitkan kedua matanya, ‚Choi... Minho?‛ ujarnya
dengan nada ragu, dia tidak terlalu ingat dengan namanya, tetapi dia
ingat jika pria ini adalah pria yang telah membantu Raein menyelesai-
kan masalahnya dengan pria brengsek bernama Min Seungjo itu!
Pria bermata bulat ini tersenyum dan berdiri di hadapan mereka.
‚Saya akan mengantar kalian pulang..‛
‚Apa?!‛ Haneul terlihat kebingungan.
Berbeda halnya dengan Taehyung. Dia jelas terlihat kegirangan,
ketika ada sebuah mobil mewah yang menawarkan tumpangan gratis
padanya. Dia balas menatap antusias pada pria di hadapannya.
‚Kau serius?! Dengan mobil sekeren ini? Wow!‛ tanya Taehyung
dengan bersemangat.
Haneul mendelik tajam ke arahnya, berusaha memperingatkan
adiknya untuk tetap diam dan berdiri di pihaknya. Tetapi, sepertinya
usahanya itu gagal, karena Taehyung telah lebih dulu melesat pergi
dan segera menaiki mobil tersebut. Bahkan, dengan bangganya pria
itu duduk di kursi depan samping kursi sang pengemudi.
‚Dia menyebalkan!‛ Haneul mendengus kesal.
Minho terkekeh kecil mendengar gerutuan Haneul, dia juga tidak
dapat menahan tawanya ketika melihat kelakuan Taehyung yang ter-
lihat kekanak-kanakkan itu. Dia lantas menggedikkan kepalanya.
‚Tidak ada pilihan lain?‛
Dan Haneul mengangguk pasrah, ‚Kyuhyun yang menyuruhmu
untuk menjemput kami?‛ tebak Haneul, mengingat jika pria ini be-
kerja untuk Kyuhyun.
Sekali lagi Minho tersenyum kepadanya, ‚Kau lebih mengetahui
dengan jelas pikirannya daripada siapapun, Agaesshi...‛
‚Just call me, Haneul, please..‛
‚Sure.‛ Minho mengangguk. ‚Sekarang, bisakah anda masuk ke
dalam mobil dan lebih mempermudah pekerjaanku?‛ ujarnya dengan
nada bercanda.

82
Haneul kembali melirik Taehyung yang kini tampak mengamati
dashboard mobil dengan tatapan mata berbinar-binar. ‚Seperti aku ada
pilihan lain saja!‛ dia mendesah panjang dan terpaksa masuk ke dalam
mobil, di ikuti Minho yang ikut masuk ke dalam mobil dan tak berapa
lama, mobil pun melaju dengan cepat, menyusuri jalanan kota Seoul.

<Flash Back Start>


Gadis itu terlihat berdiri di antara ‘jurang’ kematian dan dirinya
yang begitu sangat membenci gadis itu. Kewaspadaan jelas terlihat
dalam wajahnya. Meskipun ia sangat membenci gadis tersebut, namun
tetap saja kematian gadis itu bukanlah sesuatu hal yang dia inginkan.
‚Jangan bertindak bodoh! Menyingkir dari tempat itu sekarang!‛
dia berteriak marah, namun tak sedikipun dia beranjak dari tempatnya
untuk menarik sang gadis agar menyingkir dari tempat berbahaya itu.
Seulas senyuman miring yang seolah mencemoohnya di berikan
gadis itu kepadanya. ‚Aku sudah cukup bersabar selama ini! Tapi apa
yang kudapatkan? Kau bahkan tak pernah menganggapku ada!‛
Rahangnya tampak mengeras dan matanya berkilat marah. ‚Aku
tidak pernah memintamu untuk bersabar, Hyunja-ya. Bukankah kau
sendiri yang memaksaku dan membuat semua kekacauan ini menjadi
semakin rumit?‛ tuduhnya.
‚Cukup!‛ air mata gadis itu pun mulai menggenang di pelupuk
matanya. ‚Aku melakukannya karena aku mencintaimu, karena aku
ingin menjadi satu-satunya gadis yang ada dihatimu!‛
Hening. Dia masih tetap tak bergeming di tempatnya. Harus ia
akui, jika gadis itu memang telah menyerahkan segalanya kepadanya.
Tetapi, apalah daya? Dirinya hanyalah seorang pria brengsek yang
takkan pernah bisa melupakan cinta pertamanya! Dan meskipun gadis
cantik di hadapannya ini telah memberikan seluruh cinta, harta dan
segalanya, tetap saja dia takkan pernah dapat jatuh cinta kepadanya!
Apalagi, setelah dirinya mengetahui, bahwa gadis itu pun ikut turun
andil dalam rencana sialan mendiang Ayahnya!

83
Dia menggeram tertahan sambil memejamkan matanya sesaat.
‚Berhenti melakukan hal gila ini! Sekarang turunlah dari tempat itu!‛
ia mengulurkan tangannya, berusaha menenangkan gadis itu.
Awalnya sang gadis merasa luluh. Walau bagaimanapun juga,
pria di hadapannya ini adalah pria yang telah di cintainya sejak lama.
Hanya saja, meskipun dia telah ber-status sebagai isterinya, dia tetap
takkan pernah bisa memiliki hatinya. Seseorang telah mencuri hati
pria ini dan membuatnya mengunci rapat-rapat pintu hatinya, tidak
membiarkan siapapun untuk masuk ke dalam sana, termasuk dirinya!
Dan ketika gadis itu teringat oleh kenyataan pahit, bahwa pria di
hadapannya ini, takkan pernah bisa membuka pintu hatinya, gadis itu
pun segera menarik tangannya kembali dan menggeleng cepat dengan
air mata yang mulai mengalir deras dari sudut matanya.
‚Aku tidak akan turun sebelum kau berjanji satu hal padaku...‛
Dia terlihat mengerutkan keningnya dan bahunya pun tampak
menegang. ‚Sudah kubilang, jangan gila! Kau harus turun sekarang
juga!‛ teriaknya, merasa putus asa sekaligus panik karena gadis itu tak
juga mendengarkan ucapannya.
‚Tidak..‛ sekali lagi gadis itu menggeleng. ‚Jika kau mengatakan
padaku, bahwa kau dapat melupakan gadis itu dan menerimaku serta
mencintaiku dengan sepenuh hati.. maka aku akan turun.‛
Seluruh tubuhnya mendadak berubah kaku dan tegang. Dia tak
mungkin dapat melakukan janji itu, dia tak mungkin melupakan gadis
yang sangat di cintainya. Hatinya, benar-benar telah di bawa pergi
oleh gadis itu dan sesuatu yang mustahil jika dia dapat jatuh cinta lagi.
Mendapatinya yang tetap tak bergeming, membuat gadis itu pun
semakin sadar bahwa segala hal yang di lakukannya, tetap takkan
merubah perasaan pria itu.
Gadis ini tersenyum lirih dan langkah kakinya semakin bergerak
mundur. ‚Kau tidak bisa melakukannya? Kau benar-benar mencintai
gadis itu, hm?‛ lirihnya.
‚Turunlah, kumohon...‛ ujarnya dengan putus asa, dia berusaha
mengabaikan ucapan gadis itu.

84
‚Aku tidak bisa.‛ tangisan gadis itu mulai pecah. ‚Maafkan aku...
maafkan aku.‛ ujarnya lirih. ‚Jika aku tidak dapat memilikimu, maka
gadis itu pun tidak dapat memilikimu.‛ sang gadis berbicara sambil
terus berjalan mundur. ‚Hiduplah dalam sebuah penyesalan karena
kematianku... Cho Kyuhyun.‛
‚CHA HYUNJA!‛ teriakannya memecah kesunyian malam ini, ia
berlari secepat mungkin, berusaha meraih tubuh sang gadis yang telah
ber-status isterinya sejak beberapa tahun yang lalu.
Namun semuanya terlambat, tubuh gadis bernama Cha Hyunja
itu sudah terjatuh dan terhempas bebas ke jalanan dari atap gedung
hotel yang tinggi. Kedua bola matanya melebar dan sepasang kakinya
pun mendadak terasa lemas, ia terjatuh tak berdaya, menangis karena
sebuah penyesalan.
Lagi-lagi, seseorang harus mati karenanya. Karena keegoisannya,
Karena ke-egoisan mendiang ayahnya dan karena takdir yang meng-
haruskannya menjadi bagian dari keluarga Cho, sebuah keluarga yang
justru mengekang kebebasannya sejak pertama kali ia lahir ke dunia
yang mengerikan ini.
<Flash Back End>

Trik!
Sebuah jentikan jari seolah membangunkan Kyuhyun dari alam
bawah sadarnya, kedua kelopak matanya terbuka secara bersamaan
dan keringat dingin pun membasahi keningnya. Kepalan tangannya
kini berubah menjadi dingin, seperti bongkahan es yang membeku.
Kyuhyun menoleh ke samping, mendapati Lee Jonghyun atau
lebih sering di sapa Dr.Lee,—seorang sahabat lama, sekaligus dokter
psikolog yang telah menangani penyakitnya, sejak beberapa tahun
lalu—, tampak terlihat murung.
‚Apakah lebih buruk?‛ tanya Kyuhyun seraya beranjak dari sofa
panjang, yang biasa di gunakan untuk melakukan hypnotherapy.
‚Lebih buruk dari perkiraanku.‛ jawab Jonghyun dengan muka
masam. ‚Apa kau masih tetap mengkonsumsi obat yang kuberikan?‛

85
tanyanya seraya membaca kembali tulisannya yang sengaja ia catat di
dalam buku khususnya. Hal ini biasa ia lakukan setiap kali memeriksa
pasiennya yang sedang berada di alam bawah sadarnya, ketika dia
sedang melalukan hypnotherapy.
Kyuhyun meraih jasnya lalu mengenakan jasnya kembali. ‚Obat
yang kau berikan benar-benar tidak manjur! Aku kembali bermimpi
buruk akhir-akhir ini.‛ ujarnya kemudian. ‚Apakah kau tidak bisa me-
naikkan dosisnya?‛
‚Tutup mulutmu, dasar bodoh! Aku tidak mungkin membiarkan
pasienku mati karena over dosis!‛ gerutu Jonghyun. ‚Lagipula, obat
yang kuberikan padamu dosisnya sudah sangat tinggi! Dan jika kau
terus menaikkan dosisnya, kau bisa saja menjadi semakin memiliki
ketergantungan pada obat-obatan itu!‛
‚Aku tidak punya pilihan lain.‛ jawab Kyuhyun acuh.
Jonghyun mendengus sebal.
‚Kau bukannya tidak memiliki pilihan lain! Hanya saja... yang di
dalam sinilah yang bermasalah!‛ ia menunjuk dada Kyuhyun, tepat di
bagian hatinya. ‚Kau tidak akan pernah sembuh dari penyakitmu, jika
kau terus dan terus menyalahkan dirimu sendiri atas peristiwa itu,
Cho Kyuhyun...‛
Kyuhyun terdiam, mulutnya mengatup rapat dan rahangnya ter-
lihat mengeras. Sejujurnya, apa yang di katakan Jonghyun memang
benar. Hanya saja, dia sendiripun tak mengerti, kenapa rasanya begitu
sulit untuk mengenyahkan perasaan bersalah dan rasa ketakutan itu
dari dalam dirinya?
‚Aku sarankan kau untuk bertemu Jaehee akhir pekan ini, dia
akan lebih banyak membantu.‛ ujar Jonghyun kemudian.
‚Hei, hei.. kau pikir aku gila? Aku tidak ingin bertemu dengan
Dokter Psikiater galak dan menyebalkan seperti gadis itu!‛ gerutunya.
‚Jangan mendikte seorang Dokter, Cho Kyuhyun. Aku tahu betul
mana yang lebih baik untuk kesehatan pasienku!‛
‚Pokoknya aku tidak mau!‛ Kyuhyun menolak seperti anak kecil
yang merengek pada ibunya agar tidak di bawa ke dokter gigi.

86
‚Aku tetap akan membuatkan janji untukmu, agar dapat bertemu
dengannya.‛
Kyuhyun melotot sambil mendengus tak percaya, ‚Heol~!‛ suara
bunyi ponselnya yang berdering nyaring, menyela obrolan di antara
kedua pria tampan ini.
Dia segera merogoh saku jasnya dan segera menjawab panggilan
telepon dari Ibunya. ‚Ya, bu?‛ jawabnya kemudian.
‚Kyuhyun-ah, dia menghilang!‛ nada suaranya ibunya terdengar
panik, ‚Sejak pagi tadi dia tidak ada di rumah!‛
‚Apa?‛
Kyuhyun terdiam sejenak, tidak biasanya ‘dia’ pergi. Lagipula,
apa yang dapat ‘dia’ lakukan di luar sana tanpa Ibunya. ‚Mungkin dia
sedang di halaman belakang, bu...‛
‚Tidak! Dia benar-benar menghilang, Kyuhyun-ah! Kami sudah
mencarinya kemanapun, tapi dia tidak ada! Tas dan sepatu yang biasa
di gunakannya pun tidak ada!‛ pekikan ibunya semakin bertambah
panik dan kecemasan itu pun menular kepada dirinya.
Kyuhyun segera beranjak dari posisinya, ia mengurut pelipisnya
yang kini terasa berdenyut nyeri. ‚Aku akan mencarinya, mungkin dia
pergi ke Perusahaan.‛
‚Ya, kuharap seperti itu. Aku benar-benar mengkhawatirkannya,
Kyuhyun-ah.‛ isak tangis ibunya mulai terdengar dan Kyuhyun pun
memutuskan sambungan teleponnya.
‚Ada apa?‛ tanya Jonghyun ketika melihat Kyuhyun bergegas
keluar dari ruangannya.
‚Dia menghilang...‛ dan setelah itu, Kyuhyun segera menghilang
dari balik pintunya yang kembali tertutup rapat.

‚Terima kasih untuk tumpangannya, Minho-ssi...‛ ujar Haneul setelah


turun dari mobilnya.
‚Ini sudah tugasku.‛ senyum Minho dengan kalem.

87
Sementara itu, Taehyung tampak cemberut, tak rela jika dirinya
akan turun secepat itu dari mobil se-keren ini. Mobil ini jelas me-
rupakan mobil impiannya sejak lama dan seolah dia tak tega untuk
melihat mobil itu pergi, Taehyung hanya berbalik dan masuk ke dalam
rumahnya tanpa mengatakan apapun.
Haneul meringis pelan, merutuki sikap Taehyung yang kembali
menjadi kekanak-kanakan. ‚Maafkan dia...‛
‚Tidak apa-apa. Ketika aku se-usianya, aku lebih menyebalkan
dari itu.‛ tawa Minho. ‚Ah, iya... Haneul-ssi, apakah aku bisa meminta
alamat rumah Raein?‛ tanya Minho kemudian.
‚Eh? Kenapa? Apa ada masalah lagi dengan pria brengsek itu?‛
Haneul segera menutup mulutnya, sadar jika perkataannya tadi sudah
sedikit keterlaluan. ‚Ah, maaf...‛ cicitnya.
Minho hanya kembali tertawa, ‚Tidak, bukan itu. Hanya saja,
beberapa hari yang lalu kami bertemu di rumah sakit dan sepertinya
dia tak sengaja menjatuhkan barangnya.. aku hanya berniat untuk me-
ngembalikannya secara langsung.‛
‚Ahh...‛ Haneul mengangguk paham. Dia segera mengeluarkan
secarik kertas dari tasnya, lalu menuliskan sebuah alamat di kertas
tersebut. ‚Ini alamatnya, jaraknya memang sedikit jauh dari tempat
ini...‛
Minho mengangguk dan meraih kertas tersebut. ‚Oh, baiklah,
terima kasih...‛ ujarnya, lalu ia pun kembali masuk ke dalam mobilnya
dan menghidupkan mesin mobilnya. ‚Sampai jumpa lagi, Haneul-ssi.‛
‚Ya, sekali lagi terima kasih untuk tumpangannya.‛ ujar Haneul
seraya mengangguk dan tersenyum tipis.
Minho balas tersenyum lalu melajukan mobilnya meninggalkan
kawasan rumah Haneul. Namun, tanpa di sengaja, pria itu menangkap
sesosok yang begitu familiar tengah berjalan mendekati Haneul.
Keningnya mengkerut, sepertinya dia mengenal sosok itu, tapi di
mana? Ah.. dia tidak dapat melihat dengan jelas wajahnya dari kaca
spion mobilnya.

88
Sementara itu, Haneul baru berniat memasuki rumahnya, ketika
seseorang memegang ujung cardigan yang di pakainya dan ia pun
refleks berbalik karena terkejut.
Bola matanya bergerak waspada untuk melihat siapa yang telah
berdiri di belakangnya, tetapi, yang ia temukan hanya sesosok bocah
lelaki dengan usianya yang berkisar sekitar 6 tahun-an.
‚Eoh? Apa kau... yang baru saja.. menarik bajuku?‛ tanya Haneul
dengan hati-hati.
Bocah kecil itu lantas mengangguk dengan ekspresi wajahnya
yang polos, sekilas Haneul merasa seperti pernah melihat wajah bocah
ini, tetapi di mana?
‚Lalu di mana orang tuamu? Ibumu?‛ tanya Haneul sekali lagi,
dia melirik ke selilingnya, mencoba mencari siapapun yang mungkin
saja telah kehilangan anak selucu bocah ini.
Namun bocah ini menggeleng, ‚Aku tidak memiliki ibu.‛
Hati Haneul mencelos mendengar penuturannya, dia berjongkok
di hadapan sang bocah lelaki yang tampak menggemaskan ini. ‚Kalau
begitu, di mana Ayahmu?‛
Bocah ini merenggut, menundukkan kepalanya. ‚Ayah bekerja.‛
Kening Haneul terlihat mengkerut dalam, ‚Jadi kau sendirian?
Kenapa kau bisa ada di sini? Apakah kau tersesat?‛
‚Tidak, aku memang ingin ke sini.‛ jawabnya dengan polos.
‚Huh?‛ Haneul terlihat kebingungan sekarang. ‚Maksudmu...
rumahmu ada di sekitar sini?‛
‚Tidak.‛ sekali lagi bocah itu menggeleng. ‚Aku kemari untuk
bertemu dengan Ahjumma.‛
Kening Haneul semakin mengkerut dalam, alisnya pun tampak
beradu. ‚A-apa? Bertemu... d-dengan...ku?‛ dia menunjuk dirinya sen-
diri dengan tampang bodoh di wajahnya.
Dia benar-benar tidak mengerti, kenapa ada seorang anak kecil
yang mencarinya?!

89
Sementara bocah itu mengangguk dengan polosnya, sama sekali
tidak peduli dengan reaksi Haneul yang tampak kebingungan dengan
kata-katanya.
‚Ahjumma... kau mengenal Ayahku? Apakah kau.. kekasihnya?‛
Haneul melongo mendengar penuturan yang berasal dari bocah
polos yang menggemaskan ini. Bagaimana bisa kata ‘kekasih’ terlontar
dari mulutnya? Siapa yang telah mengajari bocah ini untuk berbicara
seperti itu?
‚Hei.. darimana kau belajar bahasa seperti itu?‛
Bocah kecil itu hanya mengangkat kedua bahunya dengan acuh,
ia menatap Haneul dengan lekat, membuat Haneul semakin yakin, jika
dia seperti pernah melihat bocah ini sebelumnya. Tapi dimana?!
‚Dimana rumahmu? Ahjumma akan mengantarkanmu pulang.‛
ujar Haneul kemudian.
‚Aku tidak ingin pulang.‛ bocah itu merenggut murung. ‚Ayah
pasti akan marah padaku, aku takut..‛
‚Hm? Apakah Ayahmu sering memarahimu?‛
Untuk kesekian kalinya bocah ini menggeleng singkat. ‚Tidak.
Tapi Ayah tidak pernah mau bertemu denganku.‛
Kening Haneul kembali mengkerut dalam, gadis ini benar-benar
tidak mengerti. Bagaimana bisa seorang Ayah tidak ingin menemui
anaknya sendiri? Terlebih anak yang begitu lucu dan menggemaskan
sepertinya?
‚Siapa namamu?‛ tanya Haneul lagi.
Bocah itu balas menatap Haneul dengan ragu, selama ini dia tak
pernah memperkenalkan dirinya ke orang asing. Tetapi, bocah ini
yakin, jika sosok ‘Ahjumma’ yang berdiri di hadapannya saat ini, sama
persis seperti Ahjumma yang dia lihat di tv.
Dia melihat ‘Ahjumma’ ini bersama... Ayahnya.
‚Ahjumma, mengenal ayahku?‛ sekali lagi ia bertanya, mengabai-
kan pertanyaan Haneul sebelumnya.

90
‚Hei, kau harus menjawab pertanyaanku dulu, sayang.‛
Bocah itu kembali menatap Haneul dengan sepasang matanya
yang seperti biji almound. ‚Cho Hanjoo... namaku, Cho Hanjoo...‛
‚Cho Hanjoo?‛ Haneul tampak memiringkan kepalanya, merasa
asing dengan nama itu. Setahunya, tidak ada nama Cho Hanjoo di
daerah komplek perumahannya ini.
Tapi-Tunggu! Cho... Hanjoo? Bukankah nama itu membuatnya
teringat pada...
Brak!
Suara gaduh yang berasal dari pintu mobil yang di tutup dengan
kasar, seolah menarik perhatian Haneul. Gadis ini segera menoleh ke
arah seberang jalan dan tepat di samping mobil itu, tampak sosok Cho
Kyuhyun yang mulai berjalan ke arahnya.
Kedua mata gadis ini melebar, dalam pikirannya, bagaimana bisa
pria ini tahu jika dirinya kembali tinggal di rumahnya yang lama.
Haneul segera beranjak dari posisinya, berdiri dengan terkejut di
hadapan Kyuhyun yang kini terlihat marah sekaligus panik.
‚A-apa yang k-kau lakukan di tempatku?!‛ tanya Haneul, masih
tampak terkejut.
Namun, seolah tidak berniat untuk berbicara dengannya, tatapan
Kyuhyun beralih pada sosok bocah kecil yang kini terlihat ketakutan
di samping Haneul.
Haneul ikut menatap bocah bernama Cho Hanjoo ini dan jelas
sekali jika bocah itu terlihat seperti ingin menangis, membuat Haneul
menjadi merasa tak tega saat melihatnya.
‚Jangan menatapnya seperti itu! Dia ketakutan!‛ Haneul segera
berdiri di hadapan Hanjoo.
Kyuhyun beralih menatapnya dengan tatapan tajam. ‚Apa kau
berusaha melindungi anak nakal ini?!‛ tanyanya dengan suara rendah
dan penuh penekanan. Dia mencoba untuk tetap menahan emosinya
di hadapan Haneul.

91
‚Dia bukan anak nakal!‛ balas Haneul tidak terima, lagipula, ada
apa dengan pria ini? Kenapa dia harus merasa marah pada anak se-
polos dia?
Kyuhyun tampak menggeram marah, kedua telapak tangannya
mengepal kuat dan Haneul dapat melihatnya. Tatapannya pun ber-
ubah dingin serta rahangnya pun tampak mengeras.
Haneul hendak mengatakan sesuatu yang lain, namun salah satu
tangan Hanjoo mencengkram tangannya dan Haneul refleks menoleh
ke belakang, mendapati Hanjoo yang menunduk ketakutan.
‚Ada apa? Tenanglah, Ahjusshi ini tidak akan melakukan apapun
padamu...‛ ujarnya mencoba untuk menenangkan bocah ini.
Hanjoo menggeleng dengan ketakutan. ‚Ahjumma.. dia..‛ ujarnya
menggantung. ‚Ayahku.‛
Deg!
Seperti tanah yang sedang di pijaknya ini roboh dalam seketika
dan membuat Haneul jatuh terpelosok jatuh ke dalam jurang yang
gelap dan menakutkan. Seluruh tubuhnya mendadak berubah kaku,
seolah-olah tersihir menjadi batu yang tak mampu bergerak.
Perlahan-lahan, dia menoleh pada sosok Kyuhyun yang tetap
berdiri di belakangnya dan tanpa sadar, ia berucap untuk memastikan.
‚Kau... benar.. Ayahnya?‛ dan kebisuan pria ini, seolah menjadi
jawaban untuknya.

92
Beautiful Disaster [5th-Cho Hanjoo-]
CHANGMIN terpaksa harus memutar balik arah laju mobilnya setelah
mendapat telepon dari Kyuhyun. Sepanjang perjalanan, dia tak henti-
hentinya mengeluh, berpikir kenapa dia bisa tetap bertahan lama ber-
sahabat dengan pria ‘Bossy’ seperti Cho Kyuhyun? Dan kenapa pria itu
selalu memiliki lidah tajam, yang selalu membuatnya kehabisan kata-
kata untuk membalasnya? Menyebalkan!
‚Tidak perlu mengulangi perintah yang sama! Aku tidak bodoh,
cerewet!‛ gerutunya, tangan satunya tampak menempelkan ponselnya
di daun telinganya sementara tangan yang satunya lagi tampak sibuk
mengendalikan setir kemudinya.
‚Kau bilang apa? Aku cerewet? YA!‛ suara teriakan Kyuhyun dari
seberang sana, seolah mampu membuat kedua telinganya mendadak
tuli! Dia kemudian menjauhkan ponselnya sejenak dari telinganya.
‚Berhenti berteriak padaku, bodoh!‛ sahut Changmin sengit. Ia
melanjutkan, ‚Jangan lupa untuk meminta nomor si dokter manis itu
untukku, arasseo?‛
‚Lakukannya saja sendiri!‛
‚Heol! Teman macam apa kau ini!‛ Changmin mendengus sebal.
‚Anggap saja sebagai imbalan kecil karena semua kebaikanku selama
ini!‛ cerocosnya. ‚Pokoknya kau harus mendapatkan nomor ponsel
Dr.Shin! Ingat itu, Cho!‛ dan sebelum mendengar jawaban Kyuhyun—
yang dia yakini hanya akan berisi omelannya saja, Changmin telah
lebih dulu memutuskan sambungan teleponnya dan melemparkan
ponselnya ke jok di sampingnya.
Changmin baru saja menepikan mobilnya dan memarkirkannya
di depan gedung CK Agency, namun sosok bocah kecil berusia 6
tahun yang sudah sangat di kenalnya, segera mengalihkan perhatian-
nya. Dia tampak mengerutkan keningnya, bingung.
‚Apa yang sedang Hanjoo lakukan di sini?‛ ia bergumam pelan,
bingung saat melihat bocah itu hanya berdiri sendirian di tempatnya.
Buru-buru, ia pun segera menghampiri sang bocah yang tak lain
merupakan anak dari sahabatnya, sekaligus pemilik CK Agency.

93
Ya, dia merupakan anak sah dari Cho Kyuhyun.
‚Hanjoo-ya!‛ panggilnya, mengalihkan perhatian bocah itu.
Hanjoo menoleh kepadanya dan tampak tersenyum sumringah.
‚Changmin Ahjusshi...‛ ia terlihat senang, ketika mendapati seseorang
yang di kenalnya datang.
Changmin segera berjongkok di hadapannya untuk menyetarai
tinggi Hanjoo. ‚Apa yang sedang kau lakukan di sini, hm? Siapa yang
mengantarmu kemari? Apa Haelmoni?‛
Bocah kecil bernama lengkap Cho Hanjoo itu, lantas menggeleng.
‚Aku meminta Kwon Ahjusshi untuk mengantarku kesini.‛ jawab
Hanjoo kemudian.
‚Kwon Ahjusshi?‛ sekilas Changmin menoleh ke sekitar Hanjoo,
berusaha menemukan sosok Kwon Ahjusshi. Tetapi, dia tidak melihat
pria paruh baya itu, dimanapun. ‚Lalu, Kwon Ahjusshi ada dimana
sekarang?‛ tanya Changmin heran.
‚Aku sudah menyuruhnya pulang.‛
‚Huh? Ah.. begitukah?‛ Changmin terdiam sejenak. Berpikir, apa
mungkin, bocah kecil ini ingin menemui Kyuhyun di kantornya?
Changmin lantas berdeham pelan dan kembali berkata, ‚Tapi...
Hanjoo-ya, Appa-mu sedang tidak ada di kantor sekarang. Dia sedang
pergi menemui Dr.Lee.‛
Hanjoo tampak berpikir serius. Yang entah kenapa, justru terlihat
menggemaskan ketika bocah kecil berusia 6 tahun ini, melakukannya.
Kedua pipinya yang chubby berulang kali terlihat mengembung dan
sesekali, dia pun tampak mencebikkan bibirnya. Benar-benar tampak
menggemaskan dan lucu!
Terkadang Changmin bingung, kenapa Kyuhyun selalu berusaha
menghindari bocah sepolos dan selucu Hanjoo? Tidakkah pria itu me-
nyadari jika anaknya ini memiliki sikap menggemaskan, yang mana
sikapnya selalu dapat meluluhkan hati siapapun yang melihatnya, ter-
masuk dirinya yang begitu menyayangi Hanjoo seperti keponakannya
sendiri.

94
‚Ahjusshi, apa kau mengenal Hanul Ahjumma?‛ Hanjoo bertanya
dengan tatapan polosnya.
‚Hanul?‛ Changmin terdiam dan tampak berpikir sejenak. ‚Ah...
apa maksudmu Haneul?‛ ujarnya membenarkan ucapan Hanjoo dan
bocah itu pun mengangguk sebagai jawaban.
‚Kenapa kau bertanya tentangnya?‛
‚Aku melihatnya di tv bersama Appa.‛ raut wajahnya mendadak
berubah murung. ‚Dan mereka mengatakan, jika Ahjumma itu adalah
kekasih Appa..‛ celotehnya lagi dengan begitu polosnya.
Sejenak Changmin tampak berusaha mencerna dengan baik kata-
kata yang baru saja terlontar dari mulut Hanjoo dan sedetik kemudian
dia tersentak, dia baru bisa menyerap semua maksud ucapan Hanjoo
setelah beberapa detik berlalu.
Pria itu nyaris mengeluarkan protesnya karena mendengar kata-
kata yang tak sepantasnya di ucapkan oleh bocah kecil berusia 6 tahun
seperti Hanjoo. Akan tetapi, kemudian dia tersadar satu hal.
Cho Hanjoo memiliki IQ tinggi. Anak itu tak sama dengan bocah-
bocah lain seumurannya, ketika anak-anak sebayanya masih asyik
bermain dan belajar mengenal huruf, menyambungkan kalimat satu
dengan kalimat lainnya. Maka, berbeda halnya dengan Cho Hanjoo.
Dia sudah dapat membaca dengan lancar dan bahkan beberapa
pelapalan bahasa asing pun sudah ada yang sedikit di kuasai olehnya,
dia juga lebih senang memainkan games yang mengasah ketangkasan
otaknya. Seperti bermain, puzzle yang rumit, teka-teki kata, games
yang isinya menyusun sebuah strategi dan hal-hal lainnya yang
berbau ‘ketangkasan otak’.
Aneh memang, mengetahui kecerdasan yang di miliki Hanjoo
bukanlah isapan jempol semata. Tetapi, dia juga tahu, jika tak sedikit
pula anak-anak seusia Hanjoo yang memiliki kemampuan serta IQ
yang luar biasa tinggi dan patut di acungi dua jempol! Dan sejujurnya,
hal yang sebenarnya tak ingin ia akui meskipun HARUS— tolong
garis bawahi soal kata-kata HARUS!

95
Well, sebenarnya kepintaran yang di miliki Cho Hanjoo jelas me-
nurun dari sang Ayahnya sendiri, Cho Kyuhyun. Wajar saja, Kyuhyun
bahkan selalu mendapat nilai tertinggi kedua di sekolahnya meskipun
dia tidak pernah membuka ataupun mempelajari bukunya. Bukankah
itu hebat? Dan bukan berarti dia tidak dapat meraih posisi pertama,
hanya saja, pria itu tak ingin menggeser nama ‘Kim Haneul’ dari posisi
pertama di sekolahnya, bisa gawat jika sampai gadis itu tergeser dari
posisinya. Haneul di terima di sekolah itu karena beasiswa, ingat?
Changmin tampak tergagap seperti orang bodoh, antara bingung
dan takut untuk menjelaskan hubungan apa yang sebenarnya terjadi
di antara Ayahnya dengan wanita bernama Kim Haneul itu. Walau
bagaimanapun juga, dia tidak lupa dengan kepintaran Cho Hanjoo!
Anak itu jelas tidak dapat di bodoh-bodohi seperti anak lainnya!
‚Err.. Hanjoo-ya, bagaimana jika kita menemui, Haneul Ahjumma
saja? Apa kau mau?‛ tawarnya kemudian.
Dia tidak memiliki pilihan lain, selain mengajak bocah itu untuk
bertemu langsung dengan Haneul. Otaknya sudah terlalu buntu untuk
mencari penjelasan yang lebih masuk akal daripada sekedar menjelas-
kan hal-hal romantisme menjijikan, konyol dan aneh yang mungkin
tak dapat di cerna oleh anak seusianya.
‚Benarkah?!‛ tatapan Hanjoo tampak berbinar gembira.
‚Tentu saja.‛ Changmin mengangguk singkat sambil menarik
kedua sudut bibirnya ke atas. ‚Ayo! Ahjusshi akan mengantarmu ke
sana!‛ ia segera menuntun Hanjoo untuk masuk ke dalam mobilnya.
Sementara dalam hati, dia mulai merutuki ide gilanya ini. Dapat
dia bayangkan betapa murkanya pria bermarga Cho itu, saat tahu jika
dia membawa anaknya pergi menemui Haneul—seseorang yang jelas-
jelas telah menjadi cinta pertamanya!
‚Oh, sialan! Aku sepertinya akan mati di tangannya.‛ Changmin
bergidik ngeri membayangkan hal itu.

Apa yang di bayangkan Changmin rupanya benar-benar terjadi. Alih-


alih memberikan sedikit ruang untuk pertemuan Hanjoo dan Haneul,

96
dengan memilih untuk tidak keluar dari dalam mobilnya. Changmin
justru melihat mobil Kyuhyun tiba-tiba muncul memasuki kawasan
rumah Haneul. Pria itu memparkirkan mobilnya di seberang jalan dan
bagaikan sebuah tornado yang mampu ‘memporakporandakan’ satu
kota, kehadiran Kyuhyun pun sukses membuat Hanjoo dan Haneul
terkejut—dan bahkan terlihat sedikit ketakutan.
Changmin menebak, jika Kyuhyun pasti telah mendapat kabar
dari orang rumah jika Hanjoo menghilang. Dia memang sempat ber-
tanya pada bocah itu dan Hanjoo mengaku padanya, jika dia memang
tak meminta izin pada neneknya. Bahkan, di saat Changmin hendak
memberitahu Ny.Cho pun, Hanjoo justru melarangnya dan Changmin
yakin, jika pria itu mengetahui keberadaan Hanjoo dari Minho.
Sekitar 10 menit yang lalu, dia melihat mobil Minho menjauh
dari rumah Haneul dan kemungkin besar, jika Minho bisa mengenali
sosok Hanjoo, yang sejak tadi hanya berdiri memperhatikan Haneul
dari depan rumah tetangga, tempat di mana bocah kecil itu menunggu
kedatangan Haneul.
Awalnya Changmin pun berniat untuk keluar dan menjelaskan
semuanya pada Kyuhyun. Tetapi, pria ini berpikir ulang dan merasa
kehadirannya mungkin hanya akan membuat emosi Kyuhyun me-
ningkat dan dia tak bisa membayangkan betapa marahnya Kyuhyun
pada anaknya nanti. Tak tega dia jika harus melihat Hanjoo menangis
ketakutan seperti beberapa bulan yang lalu, saat di mana Hanjoo nekat
datang ke perusahaannya tanpa di temani Ny.Cho, neneknya.

‚Apa kau benar-benar Ayahnya, Cho Kyuhyun?‛ Haneul mengulang


pertanyaan yang sama, otaknya masih terlalu sulit untuk mencerna
semua kenyataan ini.
Mengetahui fakta bahwa Kyuhyun telah menikah dan memiliki
seorang anak jelas membuatnya terkejut. Dia telah cukup lama me-
ninggalkan Korea Selatan dan ada begitu banyak hal tentang pria ini
yang tidak dia ketahui sekarang!
Sejenak, pria itu hanya tetap terdiam membisu.

97
Kyuhyun terlihat memejamkan matanya sambil menghela nafas
dengan berat. Lalu, sedetik kemudian, pria itu mengangguk seraya
membuka kedua matanya, menatap Haneul dengan tatapan matanya
yang tampak menyorotkan kesedihan serta luka mendalam.
‚Ya, Cho Hanjoo adalah anakku.‛ dia menjawab dengan lemah,
merasa malu sekaligus menyakitkan ketika dia mengakui semuanya di
hadapan Haneul.
Di hadapan sosok gadis yang telah di nanti-nantikannya selama
12 tahun, sosok yang begitu sangat di rindukan dan di cintainya!
Namun, justru dia harus mengakui ‘kesalahan’ fatalnya itu tepat
di hadapan Kim Haneul.
‚Aku akan menjelaskannya, Haneul-ah.‛ Kyuhyun mengulurkan
tangannya, hendak menyentuh gadis itu, tetapi Haneul segera me-
nolaknya dengan mengangkat salah satu tangannya ke depan, untuk
memberi jarak di antara dirinya dan Kyuhyun.
Haneul menggeleng pelan, berjalan mundur menjauhi Kyuhyun.
‚Jangan sentuh aku.‛ ada penekanan serta emosi tertahan yang tersirat
dalam nada suaranya.
Kyuhyun membeku di tempatnya, kembali menarik tangannya
ke sisi tubuhnya. Kenangan masa lalunya seolah mengejek kondisinya
saat ini, mereka seolah bersorak untuk merayakan kekalahan telak
yang tengah di alaminya saat ini.
Oh, dan tentu saja penyebabnya karena kehadiran—bocah itu!
Tatapan Kyuhyun lantas beralih pada Hanjoo yang masih tetap
bersembunyi ketakutan di balik punggung Haneul. Kemarahan tiba-
tiba saja menguasai hatinya. Ingin rasanya, pria itu menyeret bocah itu
untuk masuk ke dalam mobilnya, segera membawanya pulang dan
mengurungnya di dalam kamar.
Well, mungkin selama ini kalian menganggapnya sebagai sosok
Ayah yang jahat, menyebalkan dan tidak berperasaan. Tetapi, itulah
yang terjadi selama 6 tahun ini. Semenjak anak itu lahir dengan darah
Cho yang mengalir di dalam tubuhnya, statusnya sebagai anak sah
sekaligus bagian dari keluarga Cho tidak pernah sekalipun terkuak ke

98
media massa. Tak ada yang pernah mengetahui keberadaan bocah ini
sebagai anak sahnya. 6 Tahun lamanya Kyuhyun menyembunyikan
fakta bahwa dirinya telah memiliki seorang anak dari mendiang isteri
sahnya, Cha Hyunja. Wajar saja, setelah lulus kuliah, Kyuhyun dan
Hyunja tiba-tiba saja melakukan sebuah pernikahan tertutup.
Para wartawan memang sempat curiga, tetapi kemudian mereka
berpikir jika pernikahan tersebut di lakukan sebagai dalih berbisnis di
antara orang tua mereka masing-masing, saham perusahaan keluarga
Cho dan Cha secara cepat melonjak naik, membuat orang-orang di
luar sana semakin yakin, jika pernikahan itu hanya di lakukan sebagai
‘penyatuan’ bisnis keluarga. Tanpa di ketahui oleh siapapun, bahwa
ada tragedi pahit yang terjadi di balik pernikahan itu.
Kyuhyun kembali tersadar dari lamunan sesaatnya dan rasanya,
ia sudah tidak tahan lagi melihat Hanjoo yang terus bersembunyi di
balik punggung Haneul. Tanpa peduli, pria ini lantas melangkah lebar
dan menarik tangan Hanjoo, sehingga membuat tubuh mungilnya pun
terhuyung ke depan.
‚Ahjumma!‛ Hanjoo langsung merengek, ia memegang erat salah
satu tangan Haneul.
Gadis itu jelas terkejut dengan apa yang di lakukan Hanjoo, ter-
lebih dengan perlakuan kasar Kyuhyun pada anak itu. ‚Lepaskan dia,
Cho Kyuhyun! Kau menyakitinya!‛ serunya spontan, tak tega melihat
tatapan Hanjoo yang sudah tampak ber-air.
‚Aku harus membawa anak ini pulang!‛ geram Kyuhyun.
Sejujurnya, dia tidak menyukai cara Haneul yang terus membela
anaknya. ‚Cho Hanjoo, lepaskan tanganmu!‛ Kyuhyun memberikan
penekanan pada nada suaranya yang tinggi.
Hanjoo menggeleng, ia semakin mengeratkan pegangannya pada
tangan Haneul. ‚Tidak!‛ ia bersikukuh.
Melihat Hanjoo yang jelas-jelas membutuhkan pertolongan dari-
nya, membuat Haneul tak mampu begitu saja mengabaikan kehadiran
Hanjoo. Gadis itu kembali menatap Kyuhyun dengan marah.

99
‚Aku bilang lepaskan dia, Kyuhyun-ssi! Dia hanya seorang anak
kecil, oke?! Kau bisa berbicara baik-baik dengannya!‛ sentak Haneul,
mulai tersulut emosi.
Kyuhyun kembali menggeram marah. ‚Tidak!‛
‚Ya tuhan, dia adalah anakmu! Apa kau tidak bisa bersikap lebih
lembut padanya?! Dia hanya seorang anak kecil, Cho Kyuhyun!‛ gadis
itu kembali membentak Kyuhyun dan pria bermarga Cho itu, tampak-
nya terkejut dengan bentakan Haneul padanya.
Perlahan, dia mengendurkan pegangannya pada tangan Hanjoo
dan Hanjoo pun segera berlari untuk memeluk kedua kaki Haneul, dia
mulai menangis ketakutan. Lebih merasa aman ketika bersama orang
asing seperti Haneul yang baru saja di kenalinya daripada Ayahnya
sendiri.
‚Kau benar,‛ Kyuhyun memandangnya datar. Namun, lagi-lagi
Haneul dapat melihat tatapan matanya yang memancarkan kesedihan,
keterpurukan serta luka yang mendalam. ‚Dia anakku,‛ dia meng-
gantungkan kalimatnya sejenak, ‚Dan tidak seharusnya dia berada di
sini!‛ lanjutnya, penuh emosi tertahan.
Kyuhyun bergerak sangat cepat ketika menarik tubuh Hanjoo
dan menggendongnya secara paksa, pria itu bahkan tak peduli dengan
teriakan dan tangisan Hanjoo yang semakin menjadi. Dia membawa
anaknya masuk ke dalam mobil dan tak berapa lama, mobilnya pun
melaju dengan cepat meninggalkan kawasan perumahan Haneul.
Sementara Haneul tampak bergeming di tempatnya. Dia masih
berusaha mencerna dengan baik apa yang baru saja terjadi dan ketika
dia telah menyadarinya, kedua kakinya mendadak terasa lemas dan ia
pun jatuh terduduk begitu saja di halaman depan rumahnya.
Tatapannya tampak menerawang jauh, seluruh tubuhnya benar-
benar lemas tak berdaya. Kejadian tadi pun masih terngiang-ngiang di
dalam benaknya dan yang paling dia ingat adalah tatapan Kyuhyun
yang tampak memancarkan kesedihan.
Sebelumnya, dia tidak pernah melihat Kyuhyun dengan ekspresi
sesedih itu. Tatapannya seolah mengatakan jika pria itu kini hancur,

100
rapuh, lemah dan hanya berpura-pura kuat di hadapannya. Sesuatu
telah terjadi di dalam kehidupan pria itu dan ia tidak mengetahuinya.
Sebenarnya apa yang terjadi selama 12 tahun dia meninggalkan
Korea Selatan? Dan kenapa pria itu tidak pernah berhenti mengusik
kehidupannya meski 12 tahun telah berlalu? Bahkan, di saat dia ingin
melupakan segala hal tentang keluarga Cho, tetapi, kenapa pria itu
justru kembali datang dan membuat dirinya tak dapat berhenti untuk
memikirkannya kembali?
‚Ada sesuatu yang coba kau sembunyikan dari semua orang, itu
benarkan... Cho Kyuhyun?‛ Haneul bergumam tanpa sadar.
Dan dari kejauhan, Changmin mengamati semua kekacauan itu
tanpa bergeming dari tempatnya.

Suara tangis Hanjoo tak kunjung mereda, setibanya mereka di rumah,


Hanjoo segera menghambur ke dalam pelukan neneknya dan bukan-
nya membantu untuk menenangkan Hanjoo. Kyuhyun malah bersikap
kekanak-kanakan dengan terus mengomel dan memarahi Hanjoo.
Ny.Cho tampak geram dengan sikapnya ini. ‚Cho Kyuhyun!
Tidak bisakkah kau berhenti untuk memarahinya? Dia hanya seorang
anak kecil!‛
‚Ibu, masalah ini bukanlah hal sepele! Anak nakal ini telah pergi
tanpa izin dan membuat kita semua khawatir! Terlebih dia—‛
‚Dia bertemu dengan gadis itu, benar?‛ ucapan Ny.Cho sukses
membuat Kyuhyun diam. Pria ini tertegun di tempatnya. ‚Changmin
sudah menceritakan semuanya kepada Ibu dan kupikir ini semua
bukan salah Hanjoo. Dia hanya ingin bertemu dengan seorang wanita
yang begitu terlihat dekat dengan Ayahnya, yang bahkan tak pernah
meluangkan sedikitpun waktunya untuk bermain bersamanya barang
sedetik saja, tidakkah kau sadar akan hal itu?!‛
Kyuhyun seakan tak mampu melawan perkataan Ibunya, pria itu
termenung di tempatnya. Benar kata ibunya, bukankah Hanjoo dapat
mengenali sosok Haneul, karena sikapnya yang terlalu ceroboh?

101
Ny.Cho menarik tubuh mungil Hanjoo ke dalam pangkuannya,
menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut, hingga tangisannya
pun lambat laun menghilang dan bocah kecil ini pun mulai terlelap di
dalam pelukan Ny.Cho dengan kepalanya yang tergolek lemas di
pundak sang nenek.
‚Kau tahu? Melihat sikapmu yang seperti ini, seolah membuatku
kembali mengingat almarhum mendiang Ayahmu! Kurasa.. kau tidak
jauh berbeda dengannya, nak. Aku kecewa padamu!‛ Ny.Cho berjalan
melewatinya sembari membawa Hanjoo yang sudah tertidur lelap ke
dalam kamarnya yang berada di lantai 2.
Sementara Kyuhyun terlihat marah dan tersinggung dengan per-
kataan Ibunya. Meskipun apa yang di katakan Ibunya seratus persen
benar, tetapi jika dia harus di sandingkan dengan mendiang Ayahnya
yang telah sukses menghancurkan semua impian dan kehidupan masa
mudanya, Kyuhyun tak mungkin dapat menerimanya begitu saja!
Dia sangatlah berbeda dari mendiang Ayahnya! Dia tak mungkin
membiarkan kehidupan seseorang hancur hanya karena keegoisannya.
Tetapi—bukankah tindakannya pada Hanjoo selama ini, tidak berbeda
jauh dengan sikap mendiang Ayahnya dulu?!
Sikap Ayahnya yang selalu mengekangnya, bersikap keras dan
tak pernah sekalipun menunjukkan rasa kasih sayangnya.
‚DAMN IT!‛ Kyuhyun mengumpat geram.

Haneul menggigit ujung jarinya, ia terlihat resah, bingung, marah dan


kecewa. Bayangan anak kecil bernama Cho Hanjoo itu, terus berputar-
putar dalam pikirannya. Belum lagi, pengakuan Kyuhyun yang sangat
membuatnya terkejut dan cara pria itu memperlakukan anaknya, serta
tatapannya yang menyiratkan kesedihan, seakan terus mengusiknya.
‚Cho Hanjoo,‛ sejenak ia menjeda ucapannya, ‚Cho Kyuhyun.‛
lanjutnya kemudian.
Seharusnya dia sudah menyadarinya sejak awal! Bagaimana bisa
dia tidak menyadari, jika anak itu memiliki marga yang sama dengan
Kyuhyun!

102
Dia tiba-tiba mengerang frustrasi dan mengacak-acak rambutnya
dengan kesal. ‚Hah... kurasa, sebentar lagi aku akan menjadi gila!‛ ia
merutuki dirinya sendiri sambil mengusap wajahnya dengan gelisah.
‚Ya tuhan.. kenapa aku harus kembali di pertemukan dengannya?!‛ ia
mengeluh dan menyalahkan takdirnya yang benar-benar sial ini!
Haneul mendesah putus asa, ia membaringkan tubuhnya di atas
ranjang dengan tatapan matanya yang tampak menerawang jauh ke
atas langit-langit kamarnya.
<Flash Back Start>
Gemuruh petir terdengar saling bersahutan dan hujan deras pun
mengguyur Kota Seoul. Orang-orang yang masih melakukan aktivitas-
nya di luar sana, memilih untuk segera berteduh di sebuah cafe atau
depan bangunan ruko yang sudah tidak terpakai. Sementara, sebagian
lainnya yang berada di rumah, lebih memilih tidur di bawah selimut
tebal mereka.
Namun, tidak dengan sosok pria muda itu. Dia tetap berdiri di
hadapan sebuah rumah, membiarkan seluruh tubuhnya basah kuyup
karena guyuran air hujan yang begitu deras.
‚Apa yang kau harapkan dengan terus berdiri di sini?‛ sepasang
kaki berdiri di hadapannya dan pria ini pun perlahan-lahan mulai
mengangkat wajahnya, menatap langsung pada orang tersebut.
Dia adalah Kim Haneul. Sosok gadis inilah yang di harapkannya
saat ini. Dengan wajahnya yang terlihat pucat pasi, dia tersenyum dan
hendak mendekati Haneul, tetapi, kepalanya tiba-tiba saja terasa ber-
denyut nyeri dan pandangannya pun mengabur.
Bruk!
‚Ya tuhan!‛ Haneul segera menahan tubuhnya yang sudah tak
sadarkan diri. ‚Cho Kyuhyun, Ya! Cho Kyuhyun!‛ gadis itu berusaha
memanggil namanya, tetapi dia tak kunjung sadarkan diri.
**********
Aroma susu cokelat panas melekat di indera penciumannya. Perlahan-
lahan Kyuhyun mulai membuka kedua matanya dan hal pertama yang
di lihatnya adalah sosok Haneul yang tengah memunggunginya.

103
Gadis itu terdengar bersenandung kecil sembari menyiapkan se-
gelas cokelat panas ke atas nampan. Ia kemudian berbalik lalu berjalan
mendekatinya.
‚Kau sudah sadar?‛ Haneul duduk di sampingnya dan meletak-
kan telapak tangannya di atas kening Kyuhyun, mengecek suhu tubuh
pria itu—yang pada awalnya, terasa dingin seperti bongkahan es yang
membeku di kutub utara.
‚Syukurlah, suhu tubuhmu sudah kembali normal.‛ ia mendesah
lega, tetapi, sedetik kemudian, dia mememberikan tatapan kesal pada
Kyuhyun. ‚Bodoh! Apa yang kau pikirkan dengan terus berdiri di luar
sana, di saat hujan sedang turun dengan deras, huh?!‛ bentaknya.
‚Aku tidak datang kemari untuk mendengarkan ceramahanmu,
Haneul-ah..‛ Kyuhyun berucap lemah dengan suaranya yang serak.
Haneul menggelengkan kepalanya, tampak putus asa jika sudah
menghadapi pria ini. Dia kemudian beranjak dari duduknya, namun
tiba-tiba saja Kyuhyun merengkuh pinggulnya dengan erat dan gadis
ini pun terkesiap kaget.
‚A-apa yang..‛
‚Biarkan ini sebentar saja. Aku membutuhkannya...‛ Kyuhyun
menenggelamkan wajahnya di perut Haneul, dia menghirup dalam
aroma parfume yang sudah sangat di hapalnya. Aroma Haneul yang
begitu sangat di sukainya.
‚Kyuhyun-ah...‛ Haneul merasakan dadanya yang bergemuruh
kencang.
Pelukan Kyuhyun semakin bertambah erat dan jarak di antara
tubuh keduanya pun semakin menipis. Gadis itu merasakan nafasnya
yang tercekat di ujung kerongkongannya dan ia semakin terperangah,
saat Kyuyun lambat laun, menarik tubuhnya hingga dia duduk tepat
di atas pangkuan kedua kakinya.
‚Haneul-ah, kumohon... jangan tinggalkan aku. Tetaplah berada
di sampingku.‛ Kyuhyun berbisik di sisi telinga Haneul dan setelah
itu, ia menelusupkan wajahnya di antara ceruk leher Haneul, merasa-
kan kembali aroma tubuh Haneul yang khas.

104
‚Apa.. maksudmu?‛
Hening. Kyuhyun tak bergeming.
Sementara, Kyuhyun terlihat nyaman dengan posisinya, tanpa
merasa terbebani dengan bobot tubuh Haneul yang tengah berada di
atas pangkuannya. Haneul justru terlihat sibuk menetralisirkan debar
jantungnya yang semakin memberontak tak menentu. Otaknya seperti
tak mau berpikir dan mendadak, seluruh otot syaraf dalam tubuhnya
pun, seperti berhenti berfungsi.
‚Haneul-ah...‛ Kyuhyun memanggil namanya dengan suaranya
yang berat dan serak.
‚Y-ya?‛ gadis itu refleks menoleh padanya dan tatapan mereka
pun bertemu pandang. Bahkan bibir mereka nyaris saja bersentuhan
dan semua ini membuat seluruh tubuh Haneul semakin menegang.
‘Ini terlalu dekat...’ Haneul bergumam gugup dalam hatinya.
Dengan sepasang bola matanya yang indah, Kyuhyun mengunci
tatapan mata Haneul dengan tatapan matanya.
‚Haneul-ah.‛ dia kembali menyebut namanya dan rasa-rasanya
jantung Haneul seperti akan meledak sebentar lagi.
‚Aku... mencintaimu.‛ dan Kyuhyun membisikkan satu kalimat
itu, dengan sepenuh hatinya.
<Flash Back End>
‚Noona, mau sampai kau tidur? Aku sudah lapar! Bangunlah dan
masakan sesuatu untukku!‛ teriakan Taehyung seolah menarik jiwa
Haneul dari mimpinya yang menggambarkan kisah masa lalunya.
Gadis ini mengusap wajahnya lalu mengikat rambutnya dengan
asal, sebelum akhirnya bergegas untuk membuka pintu kamarnya dan
menemukan Taehyung yang terlihat duduk di sofanya sembari terus
mengusap-usap perutnya yang berdemo untuk meminta makanan.
‚Oh?‛ Taehyung segera menoleh ke arahnya, ‚Noona, kau habis
menangis lagi?‛ dia bertanya sambil menyipitkan kedua matanya dan
mengamati kondisi Haneul yang terlihat sedikit ‘berantakan’.

105
‚Huh?‛ Haneul segera menoleh ke arah cermin yang tergantung
di dinding. Dia lantas memperhatikan pantulan dirinya dalam cermin.
‚Oh, OMO! Apa-apaan ini?!‛ dia sendiri pun tampak terkejut dengan
kondisinya sendiri.
Kedua matanya tampak memerah dan bengkak, jejak air mata
pun terlihat membekas di wajahnya. Dia segera berbalik dan menatap
Taehyung, ‚Apa aku terlihat seperti zombie?‛ ia memekik tanpa sadar.
Taehyung mengangguk sambil berusaha menahan tawanya.
Dan pada detik selanjutnya, suara jeritan Haneul yang nyaring
pun terdengar memenuhi seluruh penjuru rumah. Gadis itu segera
berlari seperti orang gila menuju kamar mandi, mengumpat tidak jelas
dan menyalahkan mimpi ‘sialan’-nya itu.

Seakan masih merasa kesal dengan perlakuan Kyuhyun tadi malam,


Ny.Cho terlihat mengabaikan Kyuhyun pagi ini. Dia bahkan tidak
menyapa anaknya seperti biasa, hanya menikmati sarapan paginya
dalam diam dan hal itu tentu saja membuat Kyuhyun merasa kesal.
‚Apakah Ibu masih marah padaku?‛ Kyuhyun akhirnya memilih
mengalah dan bertanya lebih dulu pada Ibunya.
‚Tidak.‛ Ny.Cho membalas acuh tak acuh.
Kyuhyun menghembuskan nafasnya dengan cepat. ‚Tetapi Ibu
mengabaikanku!‛ selorohnya. ‚Lagipula, kenapa kita harus selalu ber-
tengkar? Kenapa Ibu selalu saja membelanya?!‛
‚Cho Hanjoo adalah cucuku! Bukankah sesuatu yang wajar jika
seorang nenek membela cucunya sendiri?‛
‚Ibu...‛
‚Kau seorang pria dewasa yang masih memiliki seorang Ibu, Cho
Kyuhyun! Tetapi Hanjoo tidak! Cucuku hanya seorang anak berusia 6
tahun yang tidak memiliki Ibu sejak usianya 1 tahun dan bahkan, di
saat dia masih memiliki seorang Ayahnya, yang sayangnya Ayahnya
adalah anakku sendiri! Justru dia tidak pernah sekalipun memberikan
rasa kasih sayangnya kepada cucuku!‛ kata-kata Ny.Cho jelas adalah

106
sebuah sindiran tajam untuknya dan tiba-tiba saja, Kyuhyun merasa
kehilangan nafsu makannya.
‚Terserah Ibu saja!‛ Kyuhyun meneguk cepat minumannya.
Beberapa detik berlalu dan Kyuhyun tiba-tiba saja merasa janggal
dengan keadaan rumah yang terasa lebih tenang daripada biasanya.
Ini adalah hari minggu dan biasanya Hanjoo akan bermain di halaman
belakang rumahnya bersama pelayan-pelayan yang lain. Tetapi, tidak
untuk kali ini, bocah itu bahkan tidak terlihat sejak dia bangun tadi.
Padahal, biasanya Hanjoo akan muncul di depan pintu kamarnya
ketika dia bangun dan anak itu pasti akan langsung mengajaknya
untuk bermain, meski hasilnya Kyuhyun akan selalu menolak mentah-
mentah ajakannya tersebut.
‚Dimana dia?‛ tanya Kyuhyun, sedikit curiga dengan sikap Ibu-
nya yang kelewat tenang.
‚Siapa?‛ balas Ny.Cho acuh.
‚Ibu..‛ Kyuhyun berusaha keras untuk tidak terpancing dengan
sikap Ibunya ini. ‚Aku tidak melihat Hanjoo sejak tadi, kemana dia?‛
‚Aku meminta Kwon untuk mengantarnya ke rumah gadis itu.‛
Kyuhyun terdiam sejenak, sedikit tak mengerti dengan kata-kata
Ibunya, tetapi sedetik kemudian pria itu tersentak. ‚Ibu membiarkan
Hanjoo menemui Haneul lagi?!‛
‚Ya.‛ Ny.Cho masih tetap terlihat tenang di tempatnya. Lalu, ia
melanjutkan, ‚Changmin memberitahuku alamat gadis itu dan kurasa,
Hanjoo menyukainya.‛
‚Ibu!‛ nada suara Kyuhyun meninggi.
Dia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Ibunya itu,
kenapa dia membiarkan Hanjoo untuk bertemu dengan Haneul lagi?!
‚Jangan salahkan Ibu, Cho Kyuhyun! Apa kau lupa jika semua
ini karena ulahmu sendiri?!‛
‚Apa?!‛

107
Ny.Cho ikut beranjak dari duduknya, menatap Kyuhyun dengan
tegas. ‚Ibu mengerti jika kau masih sangat mencintai gadis... Tetapi,
tidakkah kau sadar jika tindakanmu yang mengakuinya sebagai calon
isterimu, hanya akan membuat masalah baru?‛
Hening, tak ada sahutan dari pria itu.
‚Jujur saja, Ibu merasa marah dan kecewa saat melihat berita itu.
Tetapi ketika Ibu sadar jika gadis itu adalah Haneul,‛ Ny.Cho terdiam
sejenak. ‚Semua ini adalah keputusanmu. Aku yakin kau yang paling
mengetahui dengan jelas akibatnya. Termasuk, kejadian Hanjoo saat
ini. Dia tidak mungkin mengenali Haneul, seandainya saja, kau tidak
melakukan tindakan ceroboh itu! Jadi, kuharap... kau dapat segera
menyelesaikan masalan ini, Cho Kyuhyun.‛ dia lantas berbalik pergi,
meninggalkan Kyuhyun yang tengah sibuk meresapi setiap kata-kata
yang baru saja di ucapkan Ibunya tadi.

Bel apartement Changmin terus terdengar berulang kali dan tentu saja,
Changmin dapat menebak siapa pelaku utama yang telah membuat
keributan di hari liburnya ini.
‚Berhentilah menekan bel apartementku, kau bisa merusaknya!‛
Changmin membuka pintu sembari mengomel, tak peduli dengan raut
wajah Kyuhyun yang terlihat kesal.
Kyuhyun masuk begitu saja ke dalam apartement, melewati sang
pemilik dari apartement itu. ‚Kenapa kau memberitahu Ibuku alamat
rumah Haneul?!‛
‚Jadi, karena alasan itu kau datang sepagi ini ke apartementku?‛
‚Tidak hanya itu!‛ Kyuhyun memberi penekanan pada suaranya.
‚Kau juga yang membawa Hanjoo menemui Haneul kemarin kan?‛
‚Oh.. kau sudah mengetahuinya?‛ Changmin hanya menyengir
lebar, memasang wajah tanpa dosanya.
‚Kau sudah mengetahuinya?‛ Kyuhyun membeo, mencibir cara
bicara Changmin. ‚Apakah kau tidak sadar jika perbuatanmu itu telah
membuat semuanya menjadi kacau?!‛ sungutnya penuh emosi.

108
‚Whoa, whoaa.. calm down,‛ Changmin menarik Kyuhyun untuk
duduk lebih dulu, tetapi Kyuhyun segera menepis tangannya dengan
kesal dan Changmin tak tersinggung sama sekali dengan perilakunya
itu, dia memang sudah terbiasa.
‚Dengar, aku memiliki alasan kuat kenapa aku melakukannya.‛
‚Apa maksudmu?‛ Kyuhyun mengerutkan keningnya.
Changmin tersenyum, ‚Maksudku adalah kau bisa saja membuat
Hanjoo sebagai alasan untuk mendekati Haneul kembali.‛
‚Apa?! Kau gila?! Aku tidak mungkin melibatkan—‛
‚Hey, hey, dengarkan aku dulu!‛ seru Changmin terlihat sedikit
kesal, karena pria di hadapannya ini kembali ‘mengamuk’ seperti anak
kecil yang kehilangan Ibunya. ‚Ini bukan masalah melibatkan mereka
berdua ataupun tidak! Tetapi ini adalah masalahmu yang dengan se-
enaknya menyatakan Haneul sebagai calon isterimu!‛
Kyuhyun memberenggut kesal. Ia berpikir, kenapa semua orang
menyalahkannya atas semua berita itu? Pertama Haneul, yang kedua
Ibunya dan sekarang Changmin, sahabatnya sendiri.
‚Apa yang salah dengan berita itu?! Cepat ataupun lambat, para
wartawan itu pun akan lupa dengan semua berita itu!‛ elak Kyuhyun.
‚Tapi kau adalah CEO dari CK Agency dan kau merupakan salah
satu orang yang selalu di sorot media, kapanpun itu! Jadi, apa kau
pikir berita itu akan terlupakan begitu saja?‛ cecar Changmin.
Wajah Kyuhyun berubah murung, pria itu mengusap wajahnya
dengan frustrasi. ‚Jadi?‛ dia bertanya dengan acuh tak acuh, seolah
tak mendapatkan ‘pencerahan’ dari obrolan ini.
‚Kyuhyun-ah, aku tidak bermaksud mengguruimu. Tetapi aku
benar-benar memiliki alasan kenapa aku melakukan hal itu.‛ ujarnya
kemudian. ‚Gunakan Hanjoo untuk mendapatkan Haneul, Kyuhyun-
ah. Aku tahu, ini terdengar menjijikan atau bahkan menyebalkan
untukmu, tapi percayalah, satu-satunya orang yang dapat membuat
hati Haneul luluh saat ini, hanyalah... Hanjoo.‛

109
Kyuhyun terdiam sejenak lalu, kemudian menggeleng cepat, tak
menyetujui saran Changmin tadi. ‚Itu tidak mungkin! Haneul bahkan
tak memiliki hubungan apapun dengan Hanjoo!‛
‚Kau salah, Cho Kyuhyun.‛ Changmin terlihat serius. ‚Hanjoo
justru satu-satunya kekuatan yang kau punya saat ini. Hanjoo dapat
membuatmu kembali membawa Haneul untuk berada di sisimu, men-
jadi isterimu.. seperti yang kau inginkan.‛
Dan kali ini, Kyuhyun tak memberikan sahutan apapun. Pria itu
tampak merenung di tempatnya, memikirkan saran Changmin tadi.
Apakah saran sahabatnya itu benar atau mungkin hanya akan semakin
memperburuk suasana?

Knock... knock... knock...


‚Taehyung-ah, buka pintunya!‛ seru Haneul dari arah dapur.
‚Ya, ya, ya!‛ balas Taehyung dengan malas, ia menyeret secara
paksa kedua kakinya menuju pintu dan ketika dia membuka pintunya,
keningnya mengkerut dalam. ‚Orang-orang jail!‛ ia menggerutu kesal,
hendak berbalik untuk kembali menutup pintunya.
‚Waa~!‛ dia nyaris terjengkang ke atas lantai, ketika menemukan
sosok Hanjoo yang tanpa di sadari olehnya telah masuk terlebih dulu
ke dalam rumahnya dan sekarang berdiri di hadapan Taehyung yang
hendak menutup kembali pintu rumahnya.
‚K-kau.. s-siapa?!‛ tanyanya tergagap-gagap.
‚Aku Cho Hanjoo. Aku mencari Ahjumma kemari.‛ jawab Hanjoo
dengan polos.
‚Ahjumma?!‛ sebelah alis Taehyung terangkat ke atas. Ekspresi di
wajahnya berubah bingung,‚Siapa Ahjumma-mu? Di sini tak ada yang
namanya Ahjumma! Jadi lebih baik kau keluar dari rumahku, oke?‛
‚Tidak! Ini bukan rumahmu, ini adalah rumah Ahjumma!‛ balas
Hanjoo sambil bersedekap dengan ekspresi marah.
‚Waaah~!‛ Taehyung terlihat kesal. ‚YA! Kau benar-benar ingin
mencari masalah denganku, huh?‛ ancam Taehyung.

110
Hanjoo seakan tak peduli. Dia justru memalingkan wajahnya ke
arah lain, menantang pria yang lebih tua darinya.
‚Ck, anak ini benar-benar keterlaluan!‛ gerutu Taehyung. ‚Ya~!
Cepat keluar dari rumahku!‛ ia segera memegang tangan Hanjoo dan
bersiap membawa bocah itu keluar dari kamarnya.
Tetapi, yang terjadi selanjutnya, Hanjoo tiba-tiba saja menggigit
tangannya dengan kuat dan sontak saja, langsung membuat Taehyung
menjerit kesakitan sambil berusaha melepaskan gigitan Hanjoo.
‚AAARRGHH!!‛ Taehyung buru-buru menarik tangannya yang
tampak memerah dan berdenyut-denyut.
‚YA!‛ ia berteriak marah, melotot galak pada Hanjoo.
‚Apa yang terjadi?! Kenapa kau harus berteriak-teriak seperti itu,
Kim Taehyung?!‛ sosok Haneul muncul dari arah dapur dan membuat
kedua bocah lelaki dengan usia mereka yang terpaut jauh, 10 tahun,
menoleh secara bersamaan ke arahnya.
‚Noona, dia sudah menggigit tanganku!‛ Taehyung mengadu, tak
menyadari perubahan raut wajah Hanjoo yang tampak gembira.
‚AHJUMMA!‛ Hanjoo berteriak kegirangan dan bocah ini segera
berlari ke arahnya.
‚Cho Hanjoo?‛ Haneul terlihat bingung ketika melihat bocah itu
berada di dalam rumahnya, tetapi dia tak juga menolak ketika Hanjoo
memeluknya.
Mulut Taehyung menganga lebar dan kedua bola matanya pun
tampak membelalak terkejut.
‚Noona kau mengenalnya?!‛ Taehyung menunjuk Hanjoo dengan
ekspresi tak terima. Tiba-tiba saja, dia tidak suka dengan sikap Haneul
yang tiba-tiba menarik tubuh mungil Hanjoo ke dalam pangkuannya.
‚Oh...‛ Haneul mengangguk, terlalu bingung untuk menjelaskan
statusnya sekarang.
Haneul menebak, jika Taehyung mengetahui jika anak ini adalah
anak dari Cho Kyuhyun, mungkin dia akan langsung marah besar.

111
‚Sudahlah, jangan bertengkar dengan anak kecil.. sekarang ayo
kita sarapan, aku sudah menyiapkannya.‛ ujarnya seraya berlalu.
Taehyung hanya dapat tercengang di tempatnya dan saat Hanjoo
berbalik dari pangkuan Haneul, bocah itu pun secara terang-terangan
menjulurkan lidahnya ke arah Taehyung. Belum lagi, tanpa bersuara,
bocah kecil itu membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu.
‘Stu-pid!‛
Mulut Taehyung kembali menganga lebar, ‚A-a-apa?! Bocah itu
baru saja menghinaku?! Haish... dia benar-benar menyebalkan!‛ gerutu
Taehyung kesal.
Namun, ia mendadak merasa familiar dengan wajah bocah itu.
Rasanya, dia tidak asing lagi ketika melihat wajahnya tadi. Bocah itu,
seperti mengingatkannya pada seseorang, tapi... siapa?
‚Ck, aku yakin jika pernah melihat wajahnya di suatu tempat,
tapi di mana?‛ gumam Taehyung, tampak berpikir keras.
-Beautiful Disaster-
‚Hanjoo-ya, siapa yang sudah mengantarmu kesini? Apakah Ayahmu
tahu, jika kau datang ke rumah ini?‛ Haneul bertanya selagi mereka
menyantap nasi goreng buatannya.
Sementara di sisi lain, Taehyung tak henti-hentinya melayangkan
tatapan ‘membunuh’ pada bocah itu. Dia merasa jika perhatian Haneul
saat ini, hanya tertuju pada anak menyebalkan itu!
‚Haish... berani-beraninya dia merebut perhatian Haneul noona!‛
Taehyung menggerutu di dalam hatinya.
‚Appa tidak tahu aku datang kemari.‛ Hanjoo menunduk, terlihat
menyesal.
‚Ahh! Lihat! Dia bukan anak baik-baik, noona! Dia sudah menipu
kita dengan wajah menggemaskannya itu!‛ seloroh Taehyung.
‚Kim Taehyung!‛ Haneul segera mencubit tangannya, memberi
peringatan kepada adiknya itu, untuk diam.
Taehyung mendengus kesal, dia benar-benar merasa jika Haneul
telah tertipu oleh wajah Hanjoo yang terlihat menggemaskan itu.

112
‚Tapi nenek tahu,‛ jawab Hanjoo kemudian. ‚Nenek juga yang
menyuruh Kwon Ahjusshi untuk mengantarku.‛ Hanjoo melanjutkan.
‚Nenekmu?‛ kening Haneul mengkerut.
Dia tiba-tiba saja teringat akan keluarga Cho dan kenangan masa
lalunya yang menyakitkan, membuatnya bergidik ngeri.
Suara ketukan di pintu, membuyarkan lamunan Haneul. Gadis
ini segera menggelengkan kepalanya dan beranjak dari duduknya,
‚Kalian selesaikanlah sarapannya, aku akan membuka pintu...‛ ujar
Haneul kemudian.
Sekali lagi ketukan pintu itu terdengar dan Haneul segera berlari
cepat menuju pintu depan rumahnya.
‚Ya?‛ dia membuka pintu rumahnya dan seorang pria terlihat
berdiri memunggunginya. ‚Ehm... permisi?‛ tanyanya kebingungan.
Pria itu berbalik dan tersenyum santai padanya, terlihat berbeda
dengan kedatangannya kemarin sore. ‚Apa kau memiliki waktu untuk
berbicara denganku?‛ tanyanya to the point.
Haneul tampak terkejut saat melihat kedatangan pria itu—yang
tak lain adalah Kyuhyun. Sesaat, ia memilih untuk menolaknya, tetapi
begitu teringat jika Hanjoo sedang berada di rumahnya, dia merasa
jika ada hal yang perlu dia bicarakan bersama pria ini.
‚Baiklah,‛ Haneul mengangguk. ‚Tapi tidak di rumahku,‛ ujar
Haneul sambil melirik sekilas ke dalam rumahnya. ‚Akan lebih baik
jika kita berbicara di tempat lain.‛ putusnya.

Haneul membawa Kyuhyun ke sebuah kedai tteokbokki, yang jaraknya


tidak terlalu jauh dari rumah. Awalnya, mereka berdua hanya saling
terdiam satu sama lain, terlalu bingung untuk memulai pembicaraan.
Namun, di sisi lain, Kyuhyun justru terlihat senang karena pada
akhirnya dia dapat kembali bertatap muka dengan Haneul, tentu saja
dengan cara yang lebih baik daripada sebelumnya.
Lama tak bersuara, Haneul lantas berdeham pelan dan berusaha
mencari kata-kata yang tepat untuk memulai pembicaraannya.

113
‚Kurasa, kau harus melarang Hanjoo untuk tidak datang kembali
ke rumahku.‛ ia akhirnya berbicara.
Kyuhyun terdiam sesaat, ‚Kenapa?‛
‚E-eh?‛ Haneul tiba-tiba saja merasa bingung untuk menjawab
pertanyaan singkat itu. ‚Itu karena...‛
‚Kau tidak menyukai anakku?‛ entah kenapa, menyebut Hanjoo
sebagai anaknya adalah hal tersulit yang harus di katakannya saat ini,
tetapi, Kyuhyun masih tetap berusaha terlihat tenang di hadapannya.
‚Apa?‛ Haneul terkesiap. ‚Tidak, bukan seperti itu, hanya saja..‛
‚Kau membenci ayah anak itu?‛ Kyuhyun memburunya dengan
pertanyaannya yang lain. Sebenarnya, dia tidak terlalu peduli dengan
jawaban gadis itu, dia hanya terlalu senang karena dapat kembali ber-
bicara dengan Haneul.
Haneul tertegun di tempatnya. Dia seolah kehabisan kata-kata.
‚Jika kau memintaku untuk menjauhi Hanjoo darimu, aku tidak
yakin dapat melakukannya. Anak itu... kurasa, dia telah menyukaimu
sejak pertama kali kalian bertemu.‛
‚Dia adalah anakmu, tidak bisakah kau membujuknya?‛
Kyuhyun menggeleng singkat, lagi-lagi matanya memancarkan
kesedihan dan rasa luka yang dalam dan untuk yang kesekian kalinya,
Haneul dapat kembali melihat semua itu dari sorot matanya.
‚Aku bahkan tidak yakin jika dapat mengenali anakku sendiri..‛
balasnya dengan seulas senyuman kecut di wajahnya.
Haneul kembali terdiam, di amatinya wajah Kyuhyun yang tidak
menggambarkan ekspresi lain. Pria itu tampak santai di tempatnya.
‚Apa kau mencoba untuk menarik simpatiku?‛
‚Apakah kau akan bersimpati pada seseorang yang sangat kau
benci?‛ balas Kyuhyun, membuat Haneul mendengus kesal.
‚Berhenti membalikkan semua pertanyaanku!‛
‚Kenapa? Kau tidak dapat menjawab pertanyaanku?‛ Kyuhyun
menatapnya dalam, seolah mencari jawaban dari kedua mata Haneul.

114
Terkadang, mata lebih sering berkata jujur daripada mulut kita
sendiri, bukan?
‚Kau menyebalkan!‛ desis Haneul.
‚Aku tahu.‛
Raut wajah Haneul berubah datar, ‚Apakah kau tidak lelah?‛
‚Lelah?‛
‚Ya, lelah.‛ Haneul mengangguk singkat, ‚Selama 12 tahun aku
meninggalkan Negara ini hanya demi menjauh dan melupakan semua
masa laluku. Tapi, kau sepertinya tidak pernah lelah untuk mengusik
kehidupanku. Apa kau senang dapat mengganggu kehidupanku?‛
Ketenangan di wajah Kyuhyun memudar. Di dalam benaknya, ia
dapat membayangkan betapa tersiksanya Haneul saat itu.
Bukan hanya dirinya yang terluka, melainkan Haneul pun ikut
terluka karena terkena imbas dari ke-egoisan mendiang Ayahnya.
‚Tidak, Haneul-ah, aku tidak pernah sekalipun membayangkan
ingin mengusik kehidupanmu, aku hanya ingin—‛
‚Cukup.‛ Haneul segera beranjak dari tempat duduknya. ‚Aku
lelah dengan semua ini, Kyuhyun-ah.‛ ia berbicara tanpa menatapnya.
‚Hanya dengan melihat wajahmu... membuatku kembali mengingat
semua kenangan pahit yang pernah terjadi di masa lalu. Jadi, kuharap,
jika kau memang tidak berniat mengganggu kehidupanku. Kumohon,
berhenti menemuiku dan bawa anakmu menjauh dari kehidupanku.
Sungguh... aku benar-benar lelah dengan semua ini, Cho Kyuhyun.‛
Haneul menatap sekilas padanya, sebelum akhirnya gadis itu berbalik
dan berjalan keluar dari dalam kedai tersebut.
Tanpa di sadari olehnya, Kyuhyun tampak kesakitan di tempat-
nya. Pria itu mencengkram kuat dadanya, nafasnya tersenggal-senggal
dan pandangannya pun mengabur.
‚H-Haneul-ah..‛ ia berucap dengan nafasnya yang tercekat.
Wajahnya berubah menjadi pucat pasi, sementara tangan kirinya
terlihat memegangi sisi meja, menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
Bruk!

115
Suara gaduh yang cukup keras, mengalihkan perhatian Haneul.
Dia menoleh ke belakang, menemukan beberapa pelanggan lainnya
yang mulai mengerumuni meja yang sempat di tempatinya bersama
Kyuhyun tadi.
Kedua matanya menyipit dan tanpa sadar, kedua kakinya tiba-
tiba bergerak cepat untuk kembali masuk ke dalam kedai itu. Haneul
segera menerobos kerumunan itu dan betapa terkejutnya dia, ketika
melihat sosok Kyuhyun yang telah terbaring lemah tak sadarkan diri.
Seluruh tubuhnya mendadak berubah tegang, kepanikan mulai
menyergap dan gadis ini pun, buru-buru mendekati Kyuhyun.
‚Cho Kyuhyun! Ya! Cho Kyuhyun! Kau kenapa?!‛ dia menepuk-
nepuk wajah Kyuhyun, tetapi pria ini tak menunjukkan reaksi apapun.
Dan Haneul benar-benar merasa panik sekaligus takut sekarang,
dia segera mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya, lalu mencari
nomor Minho yang memang sempat ia simpan sebelumnya.
‚Ha-halo, Minho-ssi!‛

Haneul terlihat menunggu di koridor rumah sakit, dia terus menatap


ruang rawat yang tertutup rapat di hadapannya. Di dalam sana, sang
Dokter masih memeriksa keadaan Kyuhyun yang belum sadarkan diri.
Minho lantas kembali duduk di sampingnya setelah menghubungi
Changmin beberapa menit yang lalu.
‚Kau tidak perlu khawatir, Haneul-ssi. Dia akan baik-baik saja.‛
Minho berusaha menenangkannya.
Dia masih ingat dengan reaksi Haneul, saat dia baru saja tiba di
rumah sakit. Gadis itu terlihat panik dan bingung, bahkan, ia sempat
melihat kedua mata Haneul yang sedikit memerah.
‚Aku benar-benar terkejut, Minho-ssi. Awalnya, dia terlihat baik-
baik saja, tetapi tiba-tiba ketika aku berbalik, aku sudah melihatnya tak
sadarkan diri seperti itu.‛ entah untuk yang keberapa kalinya Haneul
menjelaskan hal ini kepada Minho.

116
Minho terdiam, terlihat berpikir antara apa mungkin dia harus
memberitahu penyakit Kyuhyun kepada Haneul. ‚Ini sudah biasa
terjadi, Haneul-ssi..‛ ia akhirnya memilih untuk menceritakan kondisi
Kyuhyun yang sebenarnya.
‚Apa?‛ Haneul balas menatapnya bingung. ‚Apa maksudmu?‛
Minho terlihat menghela nafas seraya menundukkan wajahnya,
‚Sudah sejak 6 tahun yang lalu, Kyuhyun Hyung mengidap penyakit
kelainan ini.‛
‚Penyakit... kelainan?‛ Haneul semakin tidak mengerti.
‚Hm..‛ Minho mengangguk, ‚Post Traumatic Stress Disorder.‛

Note *: Sejenis gangguan kecemasan/stres yang di akibatkan oleh trauma masa lalu. Biasanya, sang
penderita mengalami kejadian yang menakutkan, tertekan, mendapatkan serangan fisik maupun
terancam, sehingga timbul rasa cemas yang berlebih yang mengakibatkan sebuah trauma mendalam.

117
Beautiful Disaster [6th-Second Change-]
‚APA itu benar?‛ Haneul kembali bertanya pada Changmin.
Setelah Changmin datang ke rumah sakit, pria itu berusaha me-
yakinkan Haneul jika kondisi Kyuhyun baik-baik saja. Dia bersikeras
untuk mengantarkan Haneul pulang, sementara Minho, akan tetap
menunggu Kyuhyun sampai pria itu sadar.
‚Apa?‛ Changmin balik bertanya.
Jari-jari Haneul bergerak gelisah di atas kedua kakinya. ‚PTSD,
benarkah Kyuhyun mengidap penyakit itu?‛
Changmin tak segera menjawabnya, dia memutar setir mobilnya
untuk berbelok lalu mengoper gigi dan setelah itu, dia menoleh pada
Haneul, lalu mengangguk sambil menjawab, ‚Ya, itu benar.‛
‚Sejak kapan?‛ nada suara Haneul terdengar pelan dan hati-hati.
‚Setahuku Kyuhyun... dia—‛
‚12 tahun kau pergi meninggalkan Negara ini, Haneul-ah.‛ ujar
Changmin tersenyum masam. ‚Ada banyak hal yang telah terjadi di
sini, termasuk... Kyuhyun yang mengidap penyakit itu.‛
‚Apa penyebabnya? Sesuatu yang buruk terjadi?‛
‚Kau mengkhawatirkan keadaannya?‛ tanya Changmin, kembali
menoleh padanya sambil tersenyum penuh arti.
Haneul langsung merutuki sikapnya yang terkesan berlebihan.
Seharusnya, dia tak perlu mengetahui semua ini. Dia telah bersumpah
untuk menghapus nama ‘Cho Kyuhyun’ dari daftar kehidupan yang
harus di jalaninya. Tetapi, kenapa dia harus merasa secemas ini saat
mengetahui Kyuhyun mengidap penyakit kelainan? Apakah sesuatu
yang wajar, jika kau mencemaskan kondisi seseorang yang sangat kau
benci? Benar-benar menggelikan!
‚Lupakan saja, anggap saja aku tidak pernah bertanya apapun
padamu!‛ Haneul akhirnya bersuara, mencoba untuk mengabaikan
perasaan cemas yang kini semakin meliputi hatinya.

118
Sekali lagi Changmin tersenyum penuh arti padanya dan ia pun
mulai melambatkan laju mobilnya, ketika memasuki kawasan rumah
Haneul. Mobilnya terparkir tepat di hadapan rumah Haneul dan gadis
itu tak terlalu terkejut jika Changmin telah mengetahui rumahnya.
‚Terima kasih untuk tumpangannya, Changmin-ssi...‛ ujarnya,
bersiap untuk membuka pintu di sampingnya.
‚Kau yakin, tidak ingin mengetahui penyebabnya?‛ pertanyaan
Changmin sukses menghentikan gerakan tangan Haneul.
Gadis itu terdiam sesaat, dia berperang dengan batinnya sendiri.
Memilih, apakah dia harus mendengarkan penjelasan Changmin atau
mengabaikannya begitu saja?
Changmin menatap gadis itu lama. Dia sadar, jika saat ini Haneul
tengah berperang dengan ego-nya dan sekali lagi, pria itu tersenyum,
lalu mulai berkata.
‚Kematian Cha Hyunja merupakan salah satu dari sekian banyak
penyebab, kenapa Kyuhyun mengidap penyakit kelainan itu.‛
Deg!
Mendengar nama Cha Hyunja, seolah memberikan masa lalu ter-
sendiri untuknya, seluruh tubuhnya tiba-tiba terasa sulit di gerakkan,
lidahnya menjadi kelu dan jantungnya seperti berhenti berdetak.
‚Apa maksudmu? Hyunja... telah.. mati?‛ nafasnya tercekat di
tenggorokannya dan dengan susah payah dia berbalik, menatap pria
itu dengan sorot mata tak percaya. ‚Kau... pasti bercanda kan?‛
Changmin menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. ‚Hyunja
bunuh diri tepat di hadapan Kyuhyun.‛ jelas Changmin kemudian.
‚Saat itu, Hanjoo bahkan belum genap 1 tahun, tetapi, entah apa
alasannya, Hyunja lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan
cara yang begitu mengerikan.‛ ia terdiam sejenak. ‚Dia memilih untuk
menjatuhkan dirinya sendiri dari atap gedung dan Kyuhyun adalah
satu-satunya saksi dari kematiannya yang mengenaskan itu.‛
Membayangkan cerita Changmin, membuat seluruh bulu kuduk
Haneul meremang. Otot-otot syarafnya seperti lumpuh dan tak dapat

119
bekerja dengan baik, ia benar-benar terkejut saat mendengar cerita ini.
Mengetahui fakta, bahwa gadis bernama Hyunja itu telah meninggal
dengan cara yang mengenaskan serta penderitaan yang di alami oleh
Kyuhyun saat itu, membuat seluruh tubuhnya mendadak menggigil.
‚Dan alasan lainnya...‛ suara Changmin kembali terdengar dan
menarik perhatian Haneul lagi. ‚Kepergianmu.‛
Hening. Tak ada sahutan darinya, Haneul terlalu sibuk mencerna
setiap kata demi kata yang terlontar dari mulut Changmin. Rasa mual
tiba-tiba saja melandanya dan perutnya seperti di remas-remas dengan
sangat kuat, membuatnya tak mampu berpikir lagi.
‚Kepergianmu memberikan trauma tersendiri untuknya, Haneul-
ah. Kyuhyun berusaha sebisa mungkin untuk mencarimu, tetapi kau
menghilang tanpa jejak. Semua itu benar-benar membuatnya frustrasi
dan merasa bersalah karena—‛
‚Taehyung sudah menunggu terlalu lama, s-sebaiknya aku cepat
masuk rumah.‛ Haneul menyela penjelasan Changmin.
Sungguh, untuk saat ini ia tak sanggup untuk mendengar lebih
jauh penjelasan mengenai kondisi Kyuhyun saat 12 tahun yang lalu.
Dirinya pun sama tersiksanya seperti pria itu, jadi dia tak ingin jika
rasa bersalah yang lambat laun timbul dalam hatinya saat ini, semakin
bertambah besar. Hal itu hanya akan membuat pertahannya runtuh
dan semua usahanya selama 12 tahun ini akan berakhir sia-sia.
‚Sejujurnya aku tidak ingin ikut campur dalam masalah kalian
berdua, tetapi, aku hanya ingin kau mengetahuinya,‛ Changmin ter-
lihat sedih saat mengatakannya. ‚Bukan hanya kau yang terluka pada
saat itu, Haneul-ah. Kyuhyun pun mengalami penderitaan yang sama
sepertimu. Bahkan... mungkin, apa yang di alaminya selama 12 tahun
ini, jauh lebih berat daripada rasa sakit yang harus kau tangani.‛ lanjut
Changmin, tampak bersungguh-sungguh.
Well, pria bermarga Shim ini, memang mengetahui dengan jelas,
bagaimana penderitaan Kyuhyun selama 12 tahun ini.
‚Percayalah... kehadiranmu, benar-benar memberikan arti yang
berharga untuknya, Haneul-ah...‛

120
Haneul tak membalas perkataannya, dia hanya segera membuka
pintu mobil di sampingnya kemudian bergegas keluar tanpa mengata-
kan sepatah katapun lagi. Dia tidak berbalik untuk menatapnya, gadis
itu hanya berjalan membuka pintu gerbang rumahnya, lalu memasuki
halaman rumahnya dan menghilang di balik pintu rumah yang telah
tertutup rapat.
Changmin memperhatikannya sambil menghela nafas panjang.
Dia lantas kembali menyalakan mesin mobilnya.
‚Kyuhyun benar-benar akan membunuhku kali ini..‛ gumamnya
seraya bergidik ngeri. Dia membayangkan betapa murkanya Kyuhyun
saat mengetahui jika dirinya telah membeberkan salah satu informasi
penting kepada gadis bermarga Kim itu.
Sementara itu, Haneul mengintip sekilas keluar jendela, memas-
tikan jika mobil Changmin telah melaju pergi meninggalkan kawasan
rumahnya. Sejenak ia terdiam dan menghembuskan nafasnya dengan
berat, keningnya menempel pada pintu yang tertutup rapat.
‚Ini mimpi, katakan semua ini mimpi...‛ dia bergumam sambil
mengetuk-ngetukkan keningnya pada pintu. ‚Oh ya tuhan, dosa apa
yang telah aku lakukan? Kenapa pria itu harus kembali muncul dalam
hidupku?! Kenapa takdir seolah mempermainkanku seperti ini?!‛ ia
mendesah lirih, merutuki nasibnya yang benar-benar buruk. Mungkin,
dia kurang beramal. Atau mungkin, takdir memang terlalu senang
mempermainkan nasibnya. Seolah sosok Kyuhyun tak akan pernah
menghilang dari jalan kehidupannya yang rumit.
Dia kemudian berbalik, berniat untuk mengistirahatkan sejenak
tubuh, otak dan hatinya yang terasa lelah lahir dan batin. Namun,
belum sempat ia menenangkan dirinya dari segala informasi yang di
dapatnya. Kedua matanya telah lebih dulu di kejutkan dengan kondisi
rumahnya yang benar-benar HANCUR!
Vas bunga pecah, bunga plastik yang bertebaran di mana-mana,
kertas sobek, bantal sofa yang tergeletak jauh dari tempatnya, serpihan
gelas dan piring pecah di atas meja, serta kain gordennya yang robek
dan hampir terjatuh dari gantungannya.
Bruk!

121
Jatuh sudah gorden itu ke atas lantai, menimbulkan bunyi yang
cukup keras dan sukses menyadarkan Haneul dari rasa terkejutnya
yang luar biasa. Kedua matanya yang membelalak lebar dengan bola
matanya yang nyaris melompat keluar, kini mulai terpejam rapat.
Mulutnya mengatup, rahangnya mengeras dan kedua tangannya pun
mengepal kuat di sisi tubuhnya.
‚KIM TAEHYUNG!!!!‛ teriakannya yang super keras itu meng-
gema di seluruh penjuru rumah yang amat sederhana ini. Tapi, tolong
ingat sekali lagi, rumah ini bahkan lebih pantas di sebut kapal pecah
saat ini, ketimbang rumah sederhana yang cantik dan rapih.
Dua sosok manusia dengan—tampang tidak berdosa—andalan
mereka, muncul dari dua tempat yang berbeda. Yang satu dari arah
dapur, sementara yang satu dari arah kamar. Nyali mereka sama-sama
menciut dan tanpa mengatakan sepatah katapun, secara bersamaan
mereka saling menunjuk, menuduh satu sama lain.
Haneul semakin terlihat geram di tempatnya, dia menghentak-
kan kakinya dengan kasar. ‚CUKUP! KEMARI KALIAN BERDUA!‛
bentaknya dengan penuh emosi.
Kedua lelaki dengan usia mereka yang terpaut 10 tahun, namun
memiliki sifat yang sulit di bedakan itu, sama-sama terlihat menunduk
lemas dan berjalan lunglai mendekati sosok Haneul.
‚Maafkan aku,‛ koor keduanya, nyaris bersamaan. Baik Hanjoo
maupun Taehyung, segera duduk bersimpuh di hadapan Haneul dan
tak ada satupun dari mereka yang berani menatap langsung padanya.
Haneul bersedekap marah, berusaha menahan dirinya agar tidak
terpengaruh dengan tampang bersalah mereka, yang jujur saja, cukup
meluluhkan amarah Haneul dalam seketika. ‚Katakan padaku, apa
yang sebenarnya terjadi di sini?‛ tanyanya, menurunkan intonasi nada
suaranya, namun tetap terdengar tegas.
‚Dia yang pertama berteriak kepadaku!‛ Hanjoo menunjuk pada
Taehyung dengan wajah cemberut dengan kedua matanya yang sudah
tampak memerah, nyaris seperti ingin menangis.
Dan Haneul memfokuskan tatapannya pada Taehyung, ‚Apa itu
benar, Kim Taehyung?!‛

122
Taehyung tak menjawabnya, dia hanya memalingkan wajahnya
sambil mendengus kasar.
‚Aku bertanya padamu, jawab aku!‛
‚Kenapa Noona tidak mengatakan padaku, jika anak ini adalah
anak pria bermarga Cho itu?! Apakah Noona benar-benar berpacaran
dengannya?!‛ Taehyung balas berteriak, kemarahan jelas terpancar
dari sorot matanya.
And... Skak mat!
Haneul seperti di tusuk dengan pisau belati kecil tepat di bagian
jantungnya. Gadis ini membeku di tempatnya dan mulutnya hanya
dapat terbuka tanpa melontarkan kata-kata, dia benar-benar mati kutu
di tempatnya.
‚Apa Ahjumma benar-benar kekasih Appa?‛ kini giliran Hanjoo
yang bertanya, namun dengan nada suaranya yang jelas berbeda. Ada
perasaan berharap yang terselip dan seolah dia memang ingin Haneul
mengakui sebagai kekasih Kyuhyun, Ayahnya.
‚Err... soal itu,‛ Haneul menelan salivanya dengan susah payah.
Bola matanya bergerak dengan gelisah, melirik ke arah kanan dan
kirinya, berusaha mencari alasan yang tepat untuk menjawab per-
tanyaan kedua lelaki muda di hadapannya ini.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
4 detik...
‚Tunggu dulu!‛ Haneul tersentak di tempatnya, ‚Bukankah se-
harusnya aku yang bertanya pada kalian berdua?! Kalian berdua yang
telah menghancurkan seisi rumah ini, kan?!‛ seru Haneul mengelak.
‚Ahjumma tidak menjawab pertanyaanku, benar-benar curang!‛
Hanjoo mendengus sebal.
‚Seorang penjahat takkan pernah mau mengakui kesalahannya.
Ck, ck, noona benar-benar licik!‛ Taehyung menggelengkan kepalanya

123
sambil mencibir tingkah laku Haneul yang segera mengalihkan topik
pembicaraan mereka.
Dan siapa yang menyangka jka kedua lelaki ini akan sama-sama
menyindirnya di saat yang bersamaan? Apakah dia tengah di serang
oleh dua orang yang bahkan telah sukses menghancurkan rumahnya?!
‚Cukup!‛ nada suara Haneul kembali terdengar tegas. ‚Kalian
berdua harus merapihkan semua kekacauan ini!‛
‚Ck, benar-benar menyebalkan!‛
‚Ahjumma curang!‛
Keduanya lagi-lagi mencibir sikap Haneul dan gadis ini benar-
benar tak tahan. Dia menggeram dengan frustrasi dan menghentakkan
kakinya dengan keras.
‚Aku tidak mau tahu! Kekacauan ini harus segera di selesaikan!
Kalian harus merapihkannya sampai aku selesai mandi nanti, kalian
mengerti?!‛ ujarnya kemudian.
Lalu, tanpa mengatakan apapun lagi. Haneul bergegas masuk ke
dalam kamarnya, menutup rapat pintu kamarnya dan menenggelam-
kan wajahnya di balik tumpukan bantal dan gulingnya.
‚Ini gila! Benar-benar gila! Arrrghhh!!‛ dia menjerit tertahan di
balik tumpukan bantal dan gulingnya.

<Flash Back Start>


Siang itu, seperti biasanya Haneul akan menemukan Kyuhyun tengah
tertidur pulas di atas gedung sekolah yang seharusnya tak boleh di
kunjungi oleh siapapun, terlebih siswi teladan sepertinya! Tapi lihatlah
apa yang sedang di lakukannya saat ini, dia bahkan tak peduli dengan
peraturan itu dan hanya tetap berjalan mendekati sosok Kyuhyun
yang masih terlelap tidur dengan posisi duduk.
‚Ya! Kau masih tidak mau masuk kelas juga, eoh?‛ Haneul me-
nendang pelan kaki Kyuhyun yang terangsur ke depan, tetapi pria itu
tidak sedikitpun bereaksi. ‚Haish... seandainya pamanku tidak bekerja

124
untuk keluargamu! Aku tidak akan pernah mau untuk membangun-
kan makhluk menyebalkan sepertimu!‛ ia menggerutu sendiri.
Dia bersedekap kesal, mendelik tajam pada sosok pria itu. ‚YA!
Bangun bodoh!‛ dia sekali lagi menendang kaki Kyuhyun, kini lebih
keras daripada sebelumnya.
‚Ahk!‛ ringisan Kyuhyun terdengar, tapi kedua matanya masih
tetap terpejam rapat. ‚Ahh, jangan menggangguku! Biarkan aku tidur
sebentar lagi!‛
‚Apa dia mengigau?!‛ Haneul mengerutkan keningnya, sebelah
alisnya terangkat ke atas.
Dan benar saja tebakannya, Kyuhyun seolah kembali tenggelam
dalam alam bawah sadarnya, bermain di dalam mimpi indahnya yang
membuatnya enggan untuk terbangun dari tidur siangnya.
‚Ck! Dia bahkan tertidur nyenyak seperti seekor kucing!‛ gerutu
Haneul lagi.
Sebenarnya, Haneul bisa saja meninggalkan Kyuhyun dan mem-
biarkannya tetap berfantasi ria dalam mimpi indahnya, tetapi Haneul
ingat janjinya kepada sang Paman. Dia harus membuat Kyuhyun mau
masuk ke dalam kelas dan mengikuti semua pelajaran di sekolahnya,
tetapi, bahkan sebelum jam pelajaran di mulai, pria menyebalkan ini
telah menghilang entah kemana.
Butuh waktu lama untuk Haneul dapat menemukannya, gadis
itu bahkan terpaksa membolos jam pelajaran kesukaannya hanya demi
mencari anak dari sang majikan pamannya itu.
Haneul baru saja berniat untuk pergi meninggalkannya, tetapi
kepala Kyuhyun yang semakin merosot ke samping seolah menarik
perhatiannya. Dengan gerakan refleks, dia duduk di samping pria itu,
membiarkan kepala Kyuhyun kini bersandar pada pundaknya, bisa
gawat jika sampai kepala Kyuhyun terbentur ke dinding yang keras.
Dia memperhatikan sesaat wajah Kyuhyun yang tampak tenang,
berbeda dari penampilan biasanya yang lebih terkesan ‘evil’, itulah
julukan yang di pikirkan Haneul untuknya. Kemudian, dia menghela
nafas panjang, mengingat jika hari-harinya di sekolah ini tidak lagi

125
terasa tenang semenjak dia mengenal seorang pria bermarga Cho ini,
—yang secara kebetulan sekali, Pamannya yang seorang Pengacara,
justru harus bekerja untuk keluarga Cho!
‚Bukankah ini tidak adil untukku? Kenapa seluruh keluargaku
harus tunduk pada semua keluarga Cho? Pertama adalah Pamanku
dan sekarang aku pun harus tunduk padanya!‛ ia mengeluh. ‚Hidup
benar-benar tidak adil! Kenapa di dunia ini harus ada si miskin dan si
kaya! Keterlaluan! Bahkan otak pintar kami, masih saja bisa di beli
dengan uang mereka!‛ Haneul terus saja menggerutu tanpa henti.
Tanpa di sadari olehnya, kedua sudut bibir Kyuhyun terangkat
ke atas. Pria itu sebenarnya sudah terjaga sejak kedatangan Haneul
tadi, tetapi ia berpura-pura untuk tetap tidur dan rencananya berhasil.
Lihatlah, bahkan dia sekarang dapat bersandar di bahu Haneul dan
mendengarkan seluruh keluh-kesahnya.
Well, walaupun salah satu gerutuan gadis itu terus berisi tentang
umpatan dan makian yang di tunjukan kepada keluarganya, tetapi
Kyuhyun tak merasa keberatan ataupun tersinggung sama sekali. Apa
yang di utarakan Haneul memang benar, keluarganya sudah terlalu
banyak membuat hidup Haneul dan Pamannya dalam kesulitan, tetapi
itu bukan berarti membuat Kyuhyun ingin menjauhi dari Haneul.
Dia telah menyukai gadis ini begitu lama dan Kyuhyun berharap
jika suatu saat nanti, dia dapat melindungi gadis ini dengan tangannya
sendiri, membawa ‘status’ Haneul ke dalam ‘status’ yang lebih tinggi,
yang mana tidak akan ada satupun orang yang dapat berani menghina
ataupun menjelek-jelekkan gadis itu lagi.
‘Ck, kau benar-benar seorang gadis penggerutu, eoh? Tetapi aku bahkan
tetap menyukai gadis ini... benar-benar aneh!’
Kyuhyun membatin dalam hatinya, tak dapat menahan senyum
gelinya setiap kali mendengarkan keluhan Haneul -yang bahkan sama
sekali tak menyadari jika dirinya telah terjaga sejak awal kedatangan
gadis itu-.
**********
‚Bagaimana dengan sekolah hari ini? Apa menyenangkan?‛ Kim
Ahjusshi memulai pembicaraan lebih dulu ketika mereka tengah asyik

126
menyantap hidangan makan malam. Ia menatap bergantian kedua
orang yang duduk di sisi kanan dan kirinya, yang satu adalah anak
semata wayangnya yang begitu sangat di sayanginya. Yang satunya
lagi adalah anak dari mendiang Kakak lelakinya yang telah lama me-
ninggal dunia karena sebuah kecelakaan bersama sang isteri.
Sementara itu, isterinya pun telah meninggal dunia sesaat setelah
melahirkan Kim Taehyung, bocah imut yang menggemaskan dan satu-
satunya hal yang mampu membuatnya terus bertahan hidup sampai
saat ini.
‚Menyebalkan! Ada anak lelaki gendut yang terus-terusan me-
maksaku dan juga teman-temanku untuk memberikan bekal kami ke-
padanya!‛ adu Taehyung dengan pipinya yang mengembung karena
kesal.
‚Benarkah?‛ ia menghentikan kegiatan makan malamnya. ‚Lalu
apa kau melaporkannya pada Ibu gurumu?‛
‚Aku sudah mencobanya! Tapi, setelah itu aku di marahi oleh
anak gendut itu!‛
Kim Ahjusshi terlihat cemberut. ‚Ini tidak bisa di biarkan! Appa
akan melaporkan anak itu nanti! Ck, berani-beraninya dia memarahi
anak Appa, hm?‛ kekesalan terpancar dalam tatapan matanya yang
hangat dan Taehyung hanya mengangguk setuju sambil memasukkan
sesuap penuh nasi ke dalam mulutnya.
Melihat Taehyung yang memiliki nafsu makan yang besar, mem-
buat Kim Ahjusshi tersenyum lega sekaligus geli.
Well, bagaimana tidak? Dia benar-benar bersyukur karena sang
mendiang isterinya telah melahirkan seorang anak lelaki yang sehat,
pintar, menggemaskan dan juga suka makan!
Kim Ahjusshi beralih menatap Haneul, ‚Lalu bagaimana dengan
sekolahmu, Haneul-ah?‛
‚E-eh?‛ Haneul seperti terkejut, dia terdiam sejenak. Peperangan
batin tiba-tiba saja terjadi, membuatnya merasa sungkan untuk men-
ceritakan semua keluh kesahnya pada sang Paman.

127
‚Oh.. i-itu, semuanya b-baik-baik saja...‛ senyumnya kemudian,
rasanya dia tak tega untuk meminta sang Paman agar menyuruhnya
berhenti mencari dan membuat Kyuhyun masuk ke dalam kelasnya.
Kening Kim Ahjusshi mengkerut dalam dan sedetik kemudian, ia
tampak tersenyum lembut. Dia tahu jika ada sesuatu yang sedang di
tutupi Haneul darinya.
‚Katakan saja, Haneul-ah...‛ ujar Kim Ahjusshi. ‚Apa kau merasa
terganggu karena harus mencari Kyuhyun dan membuatnya masuk ke
dalam kelas?‛ tebaknya kemudian.
‚H-huh?!‛ Haneul tersentak di tempatnya. Ia menunduk dengan
malu, ‚B-bagaimana bisa Paman mengetahuinya? Apakah semuanya
terlihat sangat jelas di wajahku?‛ dia mulai merajuk.
Kepala Kim Ahjusshi terlempar ke belakang, suara tawanya yang
renyah menggema dalam ruang makan mereka yang menyatu dengan
dapur. ‚Itu benar! Semuanya sudah tertulis sangat jelas!‛ ia menunjuk
wajah Haneul. ‚Disini berkata, ‘si Cho itu terus saja menggangguku’!‛
sindirnya sambil tertawa.
Haneul menghembuskan nafasnya dengan pelan. Bibirnya me-
ngerucut ke depan dan dia tampak mengembungkan pipinya sembari
mendelik penuh kekesalan pada pamannya.
‚Jika paman menyadarinya, kenapa paman tetap memintaku?‛
dia kembali merajuk pada sang Paman. Well, Haneul memang telah
menganggap Pamannya ini sebagai sosok pengganti Ayahnya.
‚Ini hanya masalah waktu, Haneul-ah...‛ tawa Kim Ahjusshi pun
mereda, dia kembali tersenyum lembut padanya.
‚Apa maksud paman?‛ kening Haneul terlihat mengkerut dalam.
Tetapi sang Paman hanya menggeleng pelan sambil berusaha
menyembunyikan senyum gelinya. ‚Sudahlah, lanjutkan makannya!
Makanannya tidak akan enak jika sudah dingin.‛ dan Haneul hanya
dapat pasrah.
Sejujurnya, ia tak mengerti kenapa pamannya harus mengatakan
hal-hal yang membingungkan. Tapi, sudahlah! Daripada memikirkan

128
semua itu, lebih baik dia memikirkan, bagaimana caranya membawa
seorang Cho Kyuhyun untuk mau masuk ke dalam kelasnya.
‘Pria itu memang sangat menyebalkan!’ Haneul menggerutu dalam
hatinya.
<Flash Back End>

Kyuhyun sudah terjaga sejak 2 jam yang lalu dan ia nyaris saja me-
lepaskan selang infusnya, namun di waktu yang bersamaan, Minho
masuk ke dalam ruangan itu dan menghentikannya. Dia mengancam
akan memanggil Jonghyun kemari dan hal itu cukup berhasil mem-
buat Kyuhyun menghentikan tingkah ‘kekanak-kanakannya’ itu.
Tatapan matanya yang menerawang, terfokus pada langit-langit
kamar rumah sakit. Dalam benaknya, dia terus mengingat obrolannya
bersama Haneul siang tadi.
‚Lelah?‛ ia mulai menggumam sembari mendengus dengan cara
mencemooh. ‚Jika kau lelah, lalu bagaimana denganku?‛
Kedua matanya terpejam dan hembusan nafasnya yang panjang,
seolah menggambarkan perasaannya saat ini. Kegelisahan dan rasa
putus asa yang teramat, seakan menyerangnya secara bersamaan.
Membuatnya lelah secara batin, frustrasi dan bingung.
‚Apa yang harus aku lakukan, Haneul-ah? Aku hanya ingin me-
ngembalikan semuanya seperti semula.‛ setitik air mata tanpa terasa
mengalir begitu saja dari sudut matanya.
Bibirnya bergetar tanpa mengatakan sepatah katapun dan tarikan
nafasnya pun terdengar berat.
‘Aku juga merasa lelah sepertimu, Haneul-ah.. sangat lelah untuk me-
yakinkanmu dan membuatmu kembali padaku.’
<Flash Back Start>
‚Aku menyukaimu...‛
Haneul langsung mematung, kata-kata yang baru saja terlontar
dari mulut Kyuhyun, seakan sukses menyihir seluruh tubuhnya agar
tak mampu bergerak, kaku seperti sebuah patung.

129
‚Apa kepalamu terbentur sesuatu?‛ Haneul mulai tertawa, ber-
pikir jika ada yang tidak beres dengan otak pria ini. Tetapi tawa gadis
ini seketika lenyap saat ia menyadari keseriusan yang terpampang
jelas di wajah Kyuhyun. ‚Ah... sudahlah, jangan bercanda lagi! Ayo
kita kembali ke kelas!‛ ujarnya mengalihkan pembicaraan.
‚Apa kau pikir aku sedang bercanda? Aku serius, Kim Haneul!‛
Kyuhyun terlihat putus asa dan frustrasi sekarang. ‚Aku benar-benar
menyukaimu!‛
‚Jangan konyol!‛ seru Haneul, dia mulai merasa jengah dengan
sikap Kyuhyun hari ini.
Ya, bagaimana tidak? Cho Kyuhyun adalah pria yang tak pernah
lelah untuk menjahilinya dan membuatnya kesal setengah mati! Lalu,
sekarang, tiba-tiba saja pria itu mengatakan kepadanya jika pria itu
menyukainya? Bukankah itu sesuatu hal yang konyol?! Pasti ada yang
salah dengan isi kepala pria menyebalkan ini!
‚Jika kau tidak ingin kembali ke kelas, terserah saja! Aku akan
tetap kembali ke kelas sekarang!‛ seru Haneul sambil berbalik dengan
cepat dan pergi meninggalkan Kyuhyun begitu saja.
‚Ya! Kim Haneul! Aku mengatakan yang sesungguhnya! Aku
menyukaimu! YA!‛
Seolah menganggap teriakan Kyuhyun sebagai angin lalu, gadis
itu hanya tetap berjalan tanpa berniat sedikitpun untuk berbalik dan
mendengarkan perkataan Kyuhyun. Gadis ini menggeleng, menutup
kedua telinganya rapat-rapat dengan kedua telapak tangannya.
‚Haish... Kim Haneul, kau adalah gadis keras kepala, bodoh dan
tidak peka yang pernah aku kenal!‛ Kyuhyun menggeram frustrasi
sembari mengacak-acak rambutnya dengan kesal.
Ia berjongkok lemas di tempatnya, wajahnya tertunduk muram.
‚Harus bagaimana lagi aku meyakinkanmu?‛
<Flash Back End>

130
Empat hari sudah berlalu dan selama itu pula, Hanjoo tidak pernah
bosan untuk mengunjungi rumah Haneul. Beruntung Taehyung dan
Hanjoo sudah melakukan ‘genjatan senjata’, jadi Haneul akan merasa
tenang jika harus pergi meninggalkan mereka berdua di rumah.
Well, akhir-akhir ini Haneul memang disibukkan dengan mencari
pekerjaan baru. Hanya mengandalkan satu pekerjaan saja tidak cukup
untuk menutupi semua kebutuhan Haneul dan Taehyung, belum lagi
dia masih harus mencari sekolah baru untuk Taehyung.
Sempat terjadi perdebatan kecil di antara Haneul dan Taehyung.
Pria yang bahkan belum genap 17 tahun itu, kekeuh tidak mau masuk
sekolah lagi dan bersikeras ingin mencari pekerjaan.
Haneul jelas marah dan sempat mendiamkan Taehyung selama
seharian penuh. Bahkan, Haneul lebih memilih untuk bermain dengan
Hanjoo daripada mengacuhkan keberadaannya.
‚Baiklah, baiklah! Aku tarik kembali kata-kataku! Aku akan me-
nyelesaikan sekolahku lalu aku akan kuliah seperti yang noona mau.
Apakah itu cukup?‛ pasrah Taehyung pada akhirnya.
Haneul tersenyum bangga, berhasil memenangkan perdebatan
kecil di antara mereka. Sementara Taehyung hanya terus menggerutu
sepanjang malam, dia sepertinya menyesal dengan keputusannya itu.
Tetapi, senyuman itu tidak bertahan lama. Ke-esokan harinya,
ketika pagi menjelang, seorang petugas dari pihak PLN datang dan
mengingatkan Haneul untuk membayar tagihan bulan ini, dia di beri
waktu sampai lusa nanti dan jika ia tak dapat membayarnya, terpaksa
listrik di rumahnya harus di padamkan untuk sementara waktu.
Belum lagi, bahan pokok makanan yang menipis, biaya masuk
Taehyung ke sekolahnya yang baru pun cukup membuatnya kesulitan
bernafas pagi ini.
Dan seperti semua hal itu takkan mampu membuatnya menjadi
gila, kedatangan Ny.Cho ke rumahnya pun, seolah membuat Haneul
ingin gantung diri saat itu juga!
‚Sudah lama kita tidak bertemu, benarkan? Berapa lama kira-kira
ya? Ehm, 12 tahun?‛ Ny.Cho memulai lebih dulu percakapan di antara

131
mereka, mengabaikan wajah pucat Haneul saat melihat sosok Ny.Cho
yang berdiri di depan pintu rumahnya beberapa menit yang lalu.
‚Y-ya...‛ Haneul bahkan merasa kesulitan untuk mengeluarkan
suaranya. ‚Sebenarnya... apa yang sudah membuat anda... datang.. ke
rumahku?‛ ujarnya kemudian, berusaha memberanikan dirinya untuk
bertanya.
Ny.Cho tampak anggun di tempatnya, berbeda halnya dengan
Haneul yang mati-matian menekan kuat perasaan gugup yang tengah
melandanya.
‚Cucuku menyukaimu, tentu saja aku harus bertemu denganmu
sesekali, benarkan?‛ senyum Ny.Cho tulus. Itu adalah senyuman yang
sering Haneul liat saat 12 tahun yang lalu, sebuah senyuman yang
selalu ditunjukkan Ny.Cho padanya setiap kali dia datang berkunjung
ke kediaman keluarga Cho.
‚A-ah, i-itu.. ya.. benar.‛ Haneul berusaha menarik sudut bibir-
nya ke atas, tetapi senyumannya justru terlihat sangat mengerikan. Dia
jelas terlihat gugup!
‚Sebenarnya, ada yang ingin aku bicarakan denganmu sekarang,
Haneul-ah.‛ tatapan Ny.Cho berubah serius, tetapi masih tetap me-
mancarkan kelembutan seperti biasanya. ‚Ini mengenai hubunganmu
dengan Kyuhyun.‛
Deg!
‚Y-ya?‛
‚Changmin sudah menceritakan semuanya padaku. Dia bilang,
kau sudah mengetahui penyakit kelainan yang di derita Kyuhyun.‛
Haneul terdiam sejenak. Sejujurnya, dia tak tahu, akan berlanjut
kemana arah pembicaraan ini.
Gadis itu akhirnya mengangguk. ‚Ya, aku sudah tahu soal itu.‛
‚Lalu?‛
Haneul balas menatapnya bingung. ‚Ya?‛
Ny.Cho kembali tersenyum lembut kepadanya. ‚Apa yang akan
kau lakukan sekarang?‛

132
Untuk sesaat, gadis itu kembali terdiam dan menggeleng pelan.
‚Sejujurnya.. a-aku... tidak tahu.‛
Perlahan, Ny.Cho meraih dan menggenggam tangannya dengan
erat, membuat Haneul terkejut dan kembali menatapnya.
‚Haneul-ah, aku tahu, selama 12 tahun ini, kau selalu menderita.
Semua hal buruk yang pernah di lakukan mendiang suamiku terhadap
keluargamu, memang tidak akan pernah termaafkan.‛
‚Ahjumma..‛ Haneul terlihat bersalah, ketika mendengar Ny.Cho
mengatakan hal itu padanya.
‚Tapi Kyuhyun tidak bersalah, Haneul-ah.‛ Ny.Cho menatapnya
dengan kedua matanya yang sayup. ‚Dia sama sepertimu. Kyuhyun
selalu merasa terkekang dan menderita hanya karena ke-egoisan dari
Ayahnya sendiri. Bahkan, aku yang sebagai Ibunya, tak dapat berbuat
apa-apa. Aku hanya dapat menangis secara diam-diam, menyalahkan
ketidakberdayaanku untuk menyelamatkan anakku sendiri.‛ air mata
tanpa sadar mengalir turun dari sudut matanya.
Entah kenapa, Haneul dapat merasakan kepedihan yang selama
ini di rasakan Ny.Cho. Dia tahu, bagaimana kejamnya sikap Tn.Cho,
tetapi, ia tidak menyangka, jika keluarganya pun merasakan kesakitan
yang sama seperti orang-orang lainnya—yang selama ini selalu merasa
tertindas oleh kekuasaan yang di miliki Tn.Cho.
‚Tapi kehadiranmu telah berhasil, membawa warna baru dalam
kehidupan Kyuhyun,‛ tatapan Ny.Cho tampak menerawang, wanita
paruh baya itu, kembali mengingat masa-masa, dimana ia sering kali
melihat anak lelakinya itu selalu tersenyum setiap saat.
‚Sejak dia mengenalmu.. dia lebih sering tersenyum dan tertawa.
Kyuhyun selalu bercerita banyak tentangmu. Aku bahkan masih ingat
dengan jelas... bagaimana reaksi Kyuhyun, setiap kali kau datang ber-
kunjung ke rumah kami. Saat itu, dia terlihat sangat bahagia. Anakku
belajar mencintai seseorang darimu. Kau adalah cinta pertama anakku,
Haneul-ah..‛
Deg!

133
Haneul tak dapat berkata-kata. Dia tidak pernah menyangka, jika
Kyuhyun akan bercerita banyak tentangnya kepada Ny.Cho. Bahkan,
di dalam lubuk hatinya yang terdalam, dia belum dapat mempercayai
ucapan Ny.Cho seratus persen.
Dia masih bertanya-tanya, benarkah... jika Kyuhyun telah jatuh
cinta kepadanya sejak dulu?
Tetapi, jika kenyataannya memang seperti itu.
Bukankah itu berarti...

Malam ini, Kyuhyun merasa aneh dengan suasana di rumahnya yang


terlampau sepi. Seperti biasa, Ibunya akan menyambutnya saat pulang
dan mereka pun makan malam bersama seperti biasanya. Tetapi, ada
sesuatu yang terasa mengganjal pikiran Kyuhyun.
Pria ini lantas menoleh ke sekelilingnya dengan kedua matanya
yang menyipit, tampak berpikir sejenak.
‚Apa yang kau cari?‛ Ny.Cho bertanya ketika menangkap basah
Kyuhyun terus melirik ke sekelilingnya, seperti mencari sesuatu.
‚H-huh?‛ Kyuhyun menoleh pada Ibunya. ‚ Ah... itu, aku hanya
merasa ada yang aneh dengan suasana rumah ini... terasa tidak seperti
biasanya.‛ Kyuhyun mengakui.
‚Oh, itu mungkin karena Hanjoo tidak ada di rumah malam ini..‛
jelas Ny.Cho santai, kemudian kembali melahap makan malamnya.
Sebelah alis Kyuhyun terangkat, ‚Dia tak ada di rumah? Lalu di
mana dia sekarang?‛
‚Dia menginap di rumah Haneul.‛
Kedua mata Kyuhyun spontan melebar mendengar pernyataan
singkat Ibunya itu. ‚Apa yang Ibu lakukan?! Kenapa Ibu membiarkan
Hanjoo semakin dekat dengan Haneul?!‛ ia tanpa sadar meninggikan
nada suaranya.
Namun, Ny.Cho seolah tak peduli. Ia mengelap sudut bibirnya
dengan serbet kecil lalu meneguk sedikit minumannya.

134
‚Aku hanya menuruti keinginan cucuku. Dia merasa nyaman
saat bersama Haneul dan sepertinya, dia tidak keberatan saat Hanjoo
mengatakan ingin menginap di rumahnya. Jadi, semuanya baik-baik
saja kan?‛
‚Ibu!‛
‚Jika kau tidak menyukainya, pergilah! Jemput Hanjoo dan bawa
dia kembali ke rumah ini! Bila perlu, kau kurung saja cucuku itu di
dalam kamarnya!‛ balas Ny.Cho dengan delikan tajam. Ia beranjak
dari duduknya, lalu pergi meninggalkan Kyuhyun begitu saja.
Kyuhyun mengusap wajahnya dengan kasar, suara geramannya
tertahan di kerongkongannya. ‚Shit!‛ ia mengumpat dengan frustrasi,
menendang kursi di sampingnya hingga menyebabkan suara bedebam
yang keras.

Waktu telah menunjukkan pukul 21.00, Hanjoo sudah tampak tertidur


pulas di samping Haneul yang terlihat betah untuk terus mengamati
wajah tidurnya yang terlihat damai, polos dan menggemaskan.
Selintas pembicaraannya bersama Ny.Cho sore tadi pun kembali
membayang-bayangi pikirannya. Ia menghembuskan nafasnya seraya
memijit ujung pelipisnya yang terasa berdenyut-denyut.
‚Apa yang harus aku lakukan sekarang?‛ ia terlihat memejam-
kan kedua matanya sejenak.
Ketenangan yang baru saja di rasakannya, tiba-tiba terusik ketika
ponselnya berdering nyaring. Ia segera beranjak dari posisi tidurnya
dan meraih ponselnya yang sengaja ia letakkan di meja kecil samping
ranjangnya.
‘Aku menunggumu di luar’
Haneul mengerutkan keningnya, tampak bingung dengan pesan
masuk yang nomornya tidak ia ketahui. Dia lantas mendekati jendela
kamarnya dan mengintip keluar. Tepat di sana, terdapat sebuah mobil
yang sudah tak asing lagi baginya dan pemilik mobil itu pun terlihat
keluar dari dalam mobilnya.

135
Lalu, seakan keduanya memiliki ikatan batin yang kuat, tatapan
mereka saling bertemu pandang.
Haneul tampak mendesah panjang, sementara sosok itu terlihat
bersandar santai di samping mobilnya, mengisyaratkan Haneul untuk
segera keluar dari dalam rumahnya.
Drt... Drt... Drt...
Ponselnya kembali berdering dan pesan masuk dari nomor yang
sama muncul di layar ponselnya.
‘Aku akan menunggumu sampai kau mau keluar menemuiku!’
Sekali lagi, Haneul menghela nafasnya lalu segera berbalik untuk
mengambil jaket rajutnya dan bergegas keluar rumah untuk menemui
pria tersebut yang tentu saja Cho Kyuhyun.
Ia merapatkan jaket rajut berwarna biru muda yang di pakainya
seraya berjalan menghampiri Kyuhyun yang masih tetap betah untuk
bersandar di samping mobilnya.
‚Bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik?‛ tanya Haneul ber-
basa-basi, kepulan asap keluar dari mulutnya.
Kyuhyun tak bergeming di tempatnya, untuk sejenak, ia menatap
lekat wajah Haneul. Mengobati perasaan rindunya yang setiap harinya
semakin membengkak di dalam hatinya. Pikirannya bernostalgia pada
masa-masa SMA mereka dulu, saat-saat di mana dirinya begitu sangat
senang menjahili Haneul dan selalu membuatnya kesal setengah mati.
‚Ada apa? Kenapa kau menatapku seperti itu?‛ tanya Haneul
lagi, sedikit risih dengan sikap Kyuhyun yang terus mendiamkannya
seperti ini.
Terlebih, tatapan Kyuhyun yang lekat seolah membuat seluruh
darah dalam tubuhnya berdesir-desir, perasaan ini benar-benar sangat
membuatnya tidak nyaman!
Kyuhyun mengerjap, tersadar dari lamunannya. ‚Maaf.‛ ujarnya,
bingung dengan sikapnya sendiri.
Dia selalu tidak dapat mengontrol dirinya ketika sedang bersama
Haneul. Gadis itu, bagaikan candu yang sudah membuatnya gila!

136
Kenangan di masa lalu, selalu melintas di dalam benaknya dan
Kyuhyun benar-benar tidak tahu, bagaimana caranya menghentikan
semua bayangan itu. Dirinya seakan terjebak dalam kenangan masa
lalunya bersama Haneul.
‚Sebenarnya, aku datang kemari untuk menjemput Hanjoo.‛ Pria
itu menjelaskan tujuannya. ‚Dan aku sadar, jika kau tidak seharusnya
terlibat kembali dalam kehidupanku. Aku mengerti kau lelah dengan
semua ini dan jika kau tak ingin Hanjoo datang menemuimu lagi, kau
tenang saja... kali ini, aku tidak akan membiarkannya untuk kembali
ke tempat ini. Aku akan berusaha membujuknya agar tidak menemui-
mu lagi.‛ Kyuhyun menatap arah lain, sama sekali tidak berani untuk
menatap Haneul yang berdiri di hadapannya.
Hening, untuk beberapa saat Haneul tak mengeluarkan sepatah
katapun dan hal ini, membuat Kyuhyun yakin jika gadis ini memang
telah ‘menghapus’ dirinya dalam ‘daftar’ kehidupannya.
Kyuhyun meliriknya ragu, ‚Kalau begitu, aku akan membawa
Hanjoo. Dia di dalam kan?‛ dia menunjuk pada rumah Haneul tanpa
berniat menatap gadis itu.
‚Aku sudah memikirkannya.‛ ucapan Haneul seakan mampu
membuat sekujur tubuh Kyuhyun menegang.
‚Memikirkannya?‛ Kyuhyun memberanikan dirinya untuk balas
menatapnya, keningnya tampak mengkerut dalam.
Haneul mengangguk, tatapan dingin yang biasa di perlihatkan-
nya, kini berubah menghangat dan entah kenapa, tetapi kehangatan
itu pun ikut terasa menyebar ke dalam raga Kyuhyun, jantungnya
seketika berdegup kencang.
‚Ayo kita perbaiki semuanya. Kita mulai semuanya dari awal...‛
kata-kata Haneul bagaikan sebuah magic untuknya. ‚Aku juga akan
menarik kembali kata-kataku tentang Hanjoo. Aku tidak keberatan
dengan kehadirannya, dia anak yang menggemaskan... aku sangat
menyukainya.‛
Seluruh aliran darah dalam tubuhnya terasa berdesir-desir, ada
ribuan kupu-kupu yang seakan menggelitik perutnya dan ia tergagap
di tempatnya, terlihat antara bingung dan senang.

137
Pria itu tersenyum takjub, masih belum dapat mempercayai apa
yang baru saja di dengarnya tadi.
‚K-kau... s-serius, Haneul-ah?‛ tanyanya terbata-bata, suaranya
seperti tertahan di ujung lidahnya.
Dan untuk yang kedua kalinya, Haneul kembali mengangguk.
Perlahan-lahan, ia menarik kedua sudut bibirnya hingga membentuk
seulas senyuman lembut yang sudah sangat di rindukan Kyuhyun se-
lama 12 tahun ini. Tapi senyuman itu hanya bertahan sebentar, karena
pada detik selanjutnya, Haneul kembali memasang tampang serius.
‚Tapi bukan berarti aku akan menikah denganmu!‛
‚Kenapa?‛ nada suara Kyuhyun berubah, terdengar merajuk.
‚Tentu saja tidak! Memperbaiki semuanya, itu bukan berarti aku
ingin menikah denganmu!‛
‚Kenapa?‛ Kyuhyun mengulangi pertanyaannya.
‚Oh, shut up, Cho Kyuhyun! Jika kau terus bertanya kenapa dan
kenapa, maka, aku akan kembali menarik kata-kataku tadi!‛
‚That’s not fair, miss!‛ Kyuhyun cemberut. Namun, setelah itu, dia
tersenyum lebar, ‚Terima kasih, Haneul-ah. Kesempatan kedua yang
telah kau berikan ini, begitu sangat berarti untukku.‛ ia meraih tangan
Haneul dan menggenggamnya dengan erat.
Tatapan Kyuhyun yang penuh harap, saat ini hanya tertuju pada
tangannya yang dapat menggenggam erat tangan Haneul. Senyuman
sumringah yang di penuhi kebahagian itu pun, terpancar dari wajah-
nya yang tampan dan Haneul dapat melihat semua itu dengan jelas.
Ia tak mengerti kenapa Kyuhyun bersikeras memaksanya untuk
mau menikah dengannya. Haneul sungguh-sungguh tidak mengerti
alasannya. Sempat terbesit dalam benaknya, jika Kyuhyun hanya ingin
kembali mempermainkannya seperti dulu.
Tapi... dia kembali mengingat ucapan Ny.Cho sebelumnya.
Benarkah, jika Cho Kyuhyun sebenarnya begitu mencintainya?
Apakah, kehadirannya begitu sangat berarti untuknya?
Tanpa sadar, ia kembali mengingat kenangan masa SMA-nya.

138
Saat di mana, Kyuhyun tiba-tiba saja menyatakan perasaannya
dan menyatakan alasan kenapa pria itu selalu saja menjahilinya dan
berusaha keras untuk menarik perhatiannya.
‚Aku menyukaimu, Haneul-ah...‛
Sret!
Haneul segera menarik tangannya dari genggaman Kyuhyun dan
sekilas, Haneul dapat menangkap sorot kecewa dari tatapan matanya.
‚I-ini sudah malam... kurasa kau harus pulang.‛ ujarnya dengan
terbata-bata, tiba-tiba saja, gadis itu merasa gugup saat memikirkan
hal tersebut. ‚Hanjoo akan menginap di rumahku, besok aku akan
mengantarkannya pulang.. jadi kau tenang saja.‛ lanjutnya, kini giliran
Haneul yang tak ingin menatap Kyuhyun.
Kekecewaan itu segera sirna, Kyuhyun balas menatapnya dengan
senyuman tipisnya. ‚Kuharap dia sama sekali tidak menyusahkanmu,
Haneul-ah. Maaf... aku tak pernah menyangka jika Hanjoo...‛ ia meng-
gantungkan kalimatnya, rasanya terlalu canggung untuk membahas
Hanjoo di antara mereka.
Sejujurnya, Kyuhyun sama sekali tak menyadarinya, jika Hanjoo
merupakan salah satu ‘penghubung’ di antara Kyuhyun dan Haneul,
lebih tepatnya, dia terlalu enggan untuk menyadarinya. Selama ini, ia
merasa Hanjoo hanyalah sesosok bocah yang terlahir karena sebuah
kesalahan, tapi kali ini... masihkah dia menganggap Hanjoo sebagai
salah satu ‘penghancur’ di dalam kehidupannya?
‚Aku menyukainya. Hanjoo sama sekali tidak menyusahkanku,
dia adalah anak yang pintar.‛ tutur Haneul, ia masih ingat bagaimana
perlakuan Kyuhyun saat pertama kali dia bertemu dengan Hanjoo.
Entah apa alasannya, tetapi Haneul menyadari, jika Kyuhyun
sama sekali tak menyukai kehadiran Hanjoo di sekitarnya. Dari sorot
matanya yang marah, jelas sekali jika pria itu tak memandang Hanjoo
seperti layaknya tatapan orang tua kepada anaknya.
Jika orang-orang di sekeliling Kyuhyun menganggap Hanjoo se-
bagai sesosok bocah yang pintar, menggemaskan dan polos, tapi tidak
dengan Kyuhyun. Dia menganggap kehadiran Hanjoo sebagai sebuah

139
penghalang, seperti sebuah mimpi buruk yang terus hadir di malam-
malamnya yang mengerikan.
‚Kau tenang saja,‛ sekali lagi Haneul memperlihatkan senyuman
lembutnya dan hati Kyuhyun benar-benar bergetar, cahaya redup di
sana perlahan-lahan kembali terang dan memancarkan kehangatan.
‚Aku tidak merasa terganggu dengan kehadiran Hanjoo.‛ gadis
itu lantas berbalik pergi dan kembali memasuki halaman rumahnya.
Dan sebelum Haneul benar-benar masuk ke dalam rumahnya, ia
kembali menoleh Kyuhyun. ‚Pulanglah, kau harus beristirahat, Cho
Kyuhyun...‛ suruhnya dan setelah itu pun, Haneul masuk ke dalam,
membiarkan Kyuhyun yang masih berdiri termanggu di tempatnya.
Ingin rasanya, Kyuhyun berteriak saat itu juga, namun pria itu
menahannya. Ini baru permulaan Cho Kyuhyun, ini bukan seberapa, kau
harus sadar itu, masih banyak hal yang harus kau lakukan.
Kata hatinya seolah memperingatkan Kyuhyun, tetapi pria ini
tak peduli. Toh, baginya ini merupakan kemajuan yang pesat. Haneul
telah mampu menerimanya kembali dan memberikannya kesempatan
kedua padanya, itu sudah lebih dari cukup!
Apa yang lebih baik lagi dari itu?
Tentu saja menikah dengannya, dasar bodoh! Bayangkan jika gadis itu
berubah pikiran dan ia kembali menjauh darimu! Bukankah itu mengerikan?
Tapi jika kau berhasil menikah dengannya, gadis itu takkan pernah bisa lari
kemanapun lagi!
Suara hati Kyuhyun berteriak dan Kyuhyun mendadak terdiam,
senyuman di wajahnya segera lenyap dan tatapan matanya berubah
cemas. Dia mengangguk, menatap panik pada jendela kamar Haneul.
‚Itu tidak boleh terjadi! Tidak boleh sampai terjadi!‛ Kyuhyun
menggeleng cepat.
Lalu, sebesit ide melintas di dalam benaknya dan kepanikan itu
berubah. Satu ujung bibirnya terangkat ke atas, membentuk seulas
seringaian licik yang penuh arti.

140
‚Kurasa... aku benar-benar harus ‘memaksanya’ untuk menikah
denganku.‛ kata-katanya terdengar seperti sebuah janji yang berasal
dari dunia kegelapan, sebuah janji yang tak mampu terbantahkan.
‚Kau harus menjadi milikku, Haneul-ah. Aku takkan membiarkanmu
pergi lagi kali ini!‛

Katakanlah Cho Kyuhyun salah meminum obatnya hari ini. Pasalnya,


sejak kedatangannya pagi tadi di Perusahaan, sikapnya sangatlah ber-
beda daripada biasanya. Dia menegur para karyawan-nya yang mem-
beri salah dan tidak lupa juga, pria itu balas memberikan senyuman
kepada mereka—yang mana, hal tersebut justru malah membuat para
karyawan-nya kebingungan dan bertanya-tanya, apa yang terjadi pada
Bos mereka? Kenapa sikapnya tiba-tiba saja berubah?
Jika biasanya Kyuhyun akan datang dengan wajah tegas, tatapan
datar dan tak pernah tersenyum sama sekali. Maka tidak dengan hari
ini, seulas senyuman terpampang jelas di wajah tampannya, tatapan
matanya memancarkan kebahagiaan dan langkah kakinya pun terlihat
ringan. Dia tidak terlihat seperti sosok Cho Kyuhyun—yang biasanya,
selalu ‘mengintimidasi’ para bawahannya dengan sikap dinginnya itu.
Apa yang terjadi hari ini adalah kebalikan dari semua sikapnya
yang selalu mengerikan. Bahkan, hari ini di wajahnya seperti tertulis
sebuah kalimat, ‘I’M HAPPY, YOU KNOW!’.
‚Sesuatu terjadi padamu, Hyung?‛ Minho bertanya saat mereka
menaiki lift. Sama halnya seperti karyawan yang lain, Minho pun ter-
lihat bingung sekaligus terkejut dengan sikap Kyuhyun hari ini.
Bukannya bersyukur karena Kyuhyun bersikap baik—ah ralat, ia
bahkan bersikap dua kali lebih baik daripada biasanya. Tetapi, hal itu
justru semakin membuat Minho berpikir sebaliknya. Pria ini bahkan
sempat bergidik ngeri dan berpikir, jika mungkin saja penyakit yang
di derita Kyuhyun sudah bertambah parah sekarang!
‚Tidak, kenapa?‛ Kyuhyun menoleh padanya sambil tersenyum.
‘Karena kau tersenyum seperti orang gila, hari ini!’ Minho membatin.
‚Oh tidak, hanya saja... kupikir, ada yang berbeda dari sikapmu hari
ini.‛ ia sedikit berkilah.

141
‚Benarkah?‛ senyum di wajah Kyuhyun semakin mengembang.
‚Ah... itu mungkin hanya perasaanmu saja...‛ dia menjawab seraya
mengedipkan sebelah matanya.
Dan tebak bagaimana reaksi Minho sekarang?
Pria itu melongo di tempatnya.
‘Seseorang, tolong tampar wajahku sekarang juga!’ Minho berteriak
di dalam hatinya, tetapi tak bergeming sedikitpun di tempatnya.
Tring!
Pintu lift yang terbuka seakan menjadi sebuah penyelamat untuk
Minho. Sementara, Kyuhyun berjalan keluar dan berbelok memasuki
ruang kerjanya, Minho justru berbalik arah dan buru-buru mengeluar-
kan ponselnya dari dalam saku celana.
‚Aku harus memberitahu Changmin Hyung dan Dr.Lee! Mereka
harus tahu soal ini! Dia benar-benar terlihat jauh lebih mengerikan!‛ ia
kembali bergidik ngeri saat membayangkan sikap Kyuhyun di dalam
lift tadi.

Untuk kesekian kalinya, pagi ini Haneul kembali duduk merenung di


dapur. Tatapannya fokus pada beberapa kertas yang tergeletak di atas
meja makannya. Yang satu tagihan listrik, yang satu brosur sekolah,
dan yang satunya lagi berisi daftar kebutuhan yang semakin menipis.
‚Jika aku meminjam uang pada Raein, dia tak mungkin memiliki
uang sebesar ini! Kebutuhannya sebagai calon Ibu, pasti lebih banyak
dan aku tidak mungkin meminjam kepadanya...‛ ia bergumam pelan.
‚Dan tidak mungkin juga aku meminjam pada pihak kantor, hutangku
yang sebelumnya pun belum dapat kulunasi semua.‛
Dia mendesah panjang dan tampak bingung untuk menghadapi
masalah keuangannya ini. Dia tidak mungkin bisa mendapatkan uang
cepat untuk membayar tagihan listrik besok. Tetapi jika tidak di bayar,
nanti listrik di rumahnya akan langsung di putus oleh pihak PLN dan
jika Taehyung mengetahuinya, anak itu pasti bersikeras untuk bekerja
paruh waktu dan tidak mau melanjutkan sekolahnya lagi!

142
‚Apa yang harus aku lakukan sekarang?‛ dia menunduk sedih,
menempelkan keningnya di atas meja makan.
Drt... Drt... Drt...
Ponselnya bergetar dan Haneul segera mengangkat kepalanya,
berharap akan ada sebuah keajaiban yang datang—seperti, pinjaman
yang tiba-tiba di tawarkan pihak kantor, misalnya? Atau mungkin, dia
menang undian berhadiah puluhan juta!
Oke, sepertinya dia sudah mulai gila sekarang!
Sebelah alisnya terangkat ketika sebuah pesan masuk dari nomor
yang tak di kenalnya muncul di layar ponselnya.
‚Huh?‛ dia terdiam sejenak, berusaha mengingat nomor ponsel
tak di kenal itu. Namun, sedetik kemudian, ia tersadar, nomor itu pasti
adalah nomor Cho Kyuhyun!
Tanpa penuh minat, ia akhirnya membuka pesan masuknya.
‘Makan siang bersama?’
Haneul mendesah panjang melihat pesan singkat itu.
‘Aku tidak memiliki waktu luang sepertimu, tuan Cho!’ balasan-
nya itu jelas merupakan sebuah sindiran.
Ya, harap di maklum, gadis ini sedang merasa stres berat dengan
masalah keuangannya sekarang! tetapi dengan enaknya pria itu malah
mengajaknya makan siang bersama, dunia memang tidak pernah adil
kepadanya!
‘Ayolah, bukankah kau, memberikanku sebuah kesempatan? Jika
kau terus menghindariku seperti ini, semuanya tidak akan pernah ber-
jalan dengan baik...’ Kyuhyun membalasnya dengan nada merajuk.
Sekali lagi, Hanel pun terlihat mendesah panjang, ‘Aku tidak
menghindarimu. Aku hanya tidak memiliki waktu!’
‘Hanya sekedar makan siang saja, itu tidak akan menghabiskan
seluruh waktumu kan?’
‚Argh! Apakah pria ini tidak pernah mengenal kata menyerah?!
Kenapa dia benar-benar pemaksa sekali? Menyebalkan!‛

143
Sembari mengeluh, Haneul lantas kembali mengetikkan sesuatu
di layar ponsel touchscreen-nya itu.
‘Baiklah, makan siang di mana?!’ Haneul memutuskan untuk
mengalah, lagipula, berdebat dengan pria ini melalui sebuah pesan
singkat tidak akan membuahkan hasil yang memuaskan untuknya.
‘Di cafe amour dekat CK Agency, setuju?’
‘Baiklah, kita bertemu jam 12 nanti.’
‘Aku menunggumu.’
Dan berakhir sudahlah pesan singkat di antara mereka. Tiba-tiba
saja, Haneul merasa jika dia sedang membuat sebuah janji kencan
dengan kekasihnya sendiri.
Dia menggeleng, menepis cepat pemikiran itu dari otaknya. ‚Oh,
abaikan! Abaikan! Ini hanya makan siang biasa, Kim Haneul!‛ gadis
itu memperingatkan dirinya sendiri.
Tanpa di sadari olehnya, Taehyung telah memperhatikan gerak-
geriknya sejak tadi. Keningnya mengkerut dalam dan kedua matanya
menyipit curiga. Ia teringat kejadian tadi malam, saat tanpa di sengaja
ia memergoki Haneul yang tengah berjalan keluar rumah dan tampak
berbincang-bincang dengan seorang pria di depan rumahnya.
Awalnya Taehyung sempat berpikir jika pria itu mungkin adalah
pria yang sedang di kencani oleh noona-nya secara diam-diam. Tetapi,
ia begitu terkejut saat menyadari jika pria itu adalah... Cho Kyuhyun!
‘Noona pasti menyembunyikan sesuatu dariku!’ ia membatin dan me-
mikirkan ucapan Haneul beberapa waktu yang lalu. Saat di mana foto
Kyuhyun dan Haneul yang menyebar di seluruh media massa. ‘Aku
harus menyelidikinya!’ Taehyung bertekad dalam hati.

Kyuhyun seakan tak dapat melepaskan sedikitpun pandangannya dari


sosok Haneul yang kini tengah menyantap makan siang yang sudah di
pesannya. Awalnya, gadis itu tak sama sekali tak menyadarinya, tetapi
ketika dia balas menatap pria itu, ia seperti merasakan dejavu. Kejadian
ini, sama persis dengan apa yang di alaminya saat masih di SMA dulu.

144
‚Kenapa?! Kau tidak pernah melihat seseorang makan?!‛ tanya
Haneul ketus.
Kyuhyun tersenyum, ‚Aku senang saat melihatmu makan. Kau
terlihat sangat lucu.‛
Haneul membuka mulutnya dan berpura-pura mual, dia seperti
ingin memuntahkan semua makanan yang baru saja masuk ke dalam
perutnya tadi.
‚Berhentilah menggodaku, itu benar-benar menjijikan!‛
‚Aku serius.‛ balas Kyuhyun dengan tenang, dia melipat kedua
tangannya di atas meja.
Haneul menggeleng pelan, lalu menyeruput minumannya dan
sekilas, dia melirik pesanan Kyuhyun.
‚Kau mengajakku makan siang, tapi kau sendiri hanya memesan
segelas kopi!‛ Haneul langsung menyindirnya, begitu sadar, jika pria
itu hanya memesan segelas kopi.
‚Aku sudah kenyang.‛
‚Heol... jika kau sudah kenyang, lalu untuk apa kau mengajakku
makan siang?‛
‚Aku merasa kenyang, karena melihatmu.‛
Dan lagi-lagi, Haneul berlagak seperti ingin memuntahkan lagi
makanannya. ‚Kau benar-benar menjijikan! Tidak bisakah kau hanya
menutup mulutmu itu?!‛
Kyuhyun tersenyum manis, ‚Aku bahkan tidak tahu bagaimana
caranya menutup mulutku di hadapanmu. Terlalu banyak hal yang
ingin kukatakan setiap kali aku bersamamu.‛
‚Oh, stop it! Aku benar-benar akan muntah sekarang!‛ gerutunya
sambil membekap mulut.
Nafsu makan Haneul mendadak hilang. Gadis itu memilih untuk
kembali menyeruput minumannya, tetapi, tanpa di sengaja tatapannya
bertemu pandang dengan sebuah lensa kamera yang mengarah tepat
ke arah mereka. Kedua matanya langsung menyipit curiga.

145
Kyuhyun yang menyadari arah tatapan Haneul, ikut menoleh ke
arah belakang, lalu sang pemilik lensa kamera pun segera mengarah-
kan kameranya ke arah lain, takut jika dia tertangkap basah. Kyuhyun
menghela nafas cepat, menggeram tertahan dalam kerongkongannya.
‚Itu paparazzi!‛ ujar Kyuhyun dengan suara yang lebih pelan.
Haneul cemberut, terlihat sedikit kesal. ‚Aku tahu! Aku lupa jika
aku sedang berhadapan dengan seseorang yang terkenal sepertimu!‛
ia menggerutu.
‚Ini bisa gawat jika sampai mereka membuntutimu, kita harus
menghindari para paparazzi itu!‛
‚Kenapa aku juga harus ikut menghindari mereka? Aku bukan
artis!‛ seloroh Haneul.
‚Apa kau lupa dengan beritamu sendiri? Para paparazzi itu pasti
ingin berusaha mencari tahu siapa identitas calon isteriku ini dan bisa
gawat, jika sampai mereka mengetahui identitasmu yang sebenarnya!
Apa kau mau mereka terus membuntutimu sampai ke rumah?‛
Haneul mendesah frustrasi, ‚Oh, ya tuhan! Aku bahkan belum
duduk selama 1 jam bersamamu di sini! Tetapi, kenapa masalah baru,
harus lagi-lagi datang kepadaku?! Sepertinya, kau membawa kesialan
dalam hidupku!‛ Haneul menggerutu kesal.
‚Well, bukankah itu takdir?‛ Kyuhyun tersenyum geli.
‚Shut up! Ini namanya bukan takdir tapi benar-benar kesialan!‛
Haneul memajukan bibirnya dan Kyuhyun justru semakin merasa
gemas dengan sikap Haneul ini.
‚Oke, dengarkan aku...‛ Kyuhyun harus menahan dirinya untuk
tidak kembali tersenyum. ‚Aku yakin para paparazzi itu tidak hanya
satu, jadi kita harus membuat rencana melarikan diri dari mereka...‛
‚Rencana?‛ sebelah alis Haneul terangkat.
‚Ya...‛ Kyuhyun mengangguk dan tersenyum penuh arti. ‚Kau
akan berpura-pura ke toilet sementara aku akan menunggumu di luar,
nanti ketika mereka ikut keluar bersamaku, kau akan menyelinap di
antara pelayan lalu keluar dari pintu belakang, kau mengerti?‛

146
‚Hm, baiklah.‛ Haneul mengangguk paham dan tanpa berpikir
panjang lagi, dia pun segera beranjak dari tempat duduknya, lalu
berjalan santai menuju toilet.
Sementara Kyuhyun, ia melirik sekilas ke arah para paparazzi itu.
Sesaat, dia mengamati sekitarnya dan jika tidak salah tebak, mereka
semua berjumlah 3 orang. Akan sedikit sulit memang untuk mengecoh
mereka semua, tetapi, dia akan mencobanya dan membawa Haneul
secepat mungkin untuk menghindari para paparazzi itu.

Setelah merasa cukup yakin, jika keadaan di luar sana sudah aman,
Haneul langsung menyelinap di antara para pelayan restoran dan ber-
gegas keluar dari pintu belakang. Awalnya dia tampak kebingungan
dan berusaha mencari Kyuhyun yang entah di mana keberadaannya.
‚Dia bilang dia akan menungguku di sini!‛ Haneul merogoh tas
kecilnya untuk mengeluarkan ponsel dan menghubungi Kyuhyun.
Tetapi, seseorang tiba-tiba saja muncul dan menarik tangannya.
Sret!
‚Ayo!‛ Haneul nyaris saja memekik terkejut, sebelum akhirnya
menyadari jika orang tersebut adalah Kyuhyun.
Teriakan dari arah belakangnya terdengar dan Kyuhyun semakin
mempercepat langkah kakinya, di ikuti Haneul yang juga ikut berlari.
Keduanya sama-sama berpegangan erat, lari secepat mungkin untuk
menghindari kejaran para paparazzi yang semakin ‘membabi buta’.
Kyuhyun menoleh sebentar ke belakang, untuk memastikan jika
para paparazzi itu tertinggal jauh di belakang. Namun, ternyata para
paparazzi itu, justru tidak pantang menyerah begitu saja, mereka tetap
berlari untuk mengejar Kyuhyun dan Haneul.
‚Shit!‛ Kyuhyun mengumpat kesal, dia semakin menggenggam
erat tangan Haneul.
Sementara itu, Haneul terlihat mulai kehabisan oksigen, gerakan
kakinya semakin melambat dan Kyuhyun tahu sadar, jika gadis ini tak
sanggup lagi untuk berlari.

147
‚Kesini!‛ ia segera menarik tubuh Haneul ke sebuah gang sempit
yang terhalangi mesin minuman.
Suara teriakan dan derap langkah kaki terdengar semakin men-
dekat, Kyuhyun mendorong tubuh Haneul agar menempel di dinding.
Tubuhnya menghimpit tubuh gadis itu, dengan jarak wajah keduanya
yang begitu dekat, sampai-sampai deru nafas mereka saling beradu.
Lalu, ketika suara itu perlahan-lahan mulai menghilang. Mereka
berdua sama-sama menghela nafas lega.
Tak berapa lama, keduanya saling bertukar pandang. Awalnya
mereka sama-sama diam, tetapi, kemudian tawa mereka tiba-tiba saja
meledak.
Mereka kembali mengingat tindakan konyol mereka yang seperti
seorang penjahat yang di kejar-kejar polisi, karena tertangkap basah
sedang mencuri! Keduanya tertawa terbahak-bahak, sampai-sampai
membuat perut mereka sakit.
Kyuhyun menatap Haneul lekat, suara tawanya mulai mereda
dan mendadak ada dorongan kuat dalam dirinya ketika melihat wajah
kebahagiaan di wajah Haneul—yang sudah lama tak di lihatnya.
Detik selanjutnya, Kyuhyun bergerak merengkuh tubuh Haneul
dengan erat, salah satu tangannya menahan belakang kepala Haneul,
sementara tangannya yang lain, melingkar di belakang pinggangnya,
dan yang terjadi selanjutnya, Kyuhyun langsung mendaratkan sebuah
kecupan lembut tepat di atas bibir Haneul.
Tubuh Haneul seketika menegang, kedua matanya membelalak
lebar dan degup jantungnya seakan berhenti berdetak. Dia berniat
untuk mundur dan melepaskan ciuman tersebut.
Namun, pria itu justru semakin mengeratkan rengkuhannya dan
ciumannya pun seolah terkesan menuntut untuk lebih dalam.
Dia melumat bibir Haneul dengan penuh nafsu, lidahnya tanpa
izin bergerak masuk ke dalam mulut Haneul, membelitkan lidahnya
dengan lidah Haneul dan mengeksploitasi seluruh rongga mulutnya
dengan mencecap setiap rasa manis yang tercipta dari ciuman ini.

148
Beautiful Disaster [7th-Let’s Get Married!-]
KYUHYUN tidak dapat melepas senyum sumringah di wajahnya sejak
mengantarkan Haneul pulang ke rumahnya. Dia sesekali bersiul riang
dan mengetuk-ngetukk setir mobilnya dengan salah satu jarinya, se-
akan-akan sebuah alunan melodi tentang cinta tengah berputar-putar
di dalam benaknya.
‚Kau selangkah lebih maju, Cho Kyuhyun..‛ pria itu bergumam
sambil memarkirkan mobilnya di garasi.
Dia keluar dari mobilnya dan merasakan langkah kakinya yang
seringan kapas, seluruh beban di pundaknya seperti lenyap tidak ber-
bekas dan kini hanya sebuah perasaan senang yang memenuhi rongga
hatinya serta senyuman yang tak kunjung menghilang dari wajahnya.
Gerakan kaki Kyuhyun tiba-tiba terhenti, ketika tatapan matanya
menemukan sosok bocah lelaki, yang entah sejak kapan telah tertidur
di atas sofa panjang yang berada di ruang tamu, dengan sebuah buku
gambar di dalam pelukannya serta jari-jarinya yang kotor, di penuhi
oleh noda krayon yang sudah di pakainya.
Senyuman di wajah Kyuhyun memudar dan perlahan-lahan ia
berjalan mendekati sosok itu dengan sedikit ragu. Well, seharusnya ini
adalah hal yang wajar untuk mendapati sang anak sedang menunggu
ayahnya yang belum pulang. Tetapi, semua itu tidak untuk Kyuhyun!
Dia selalu merasa terbebani dengan perasaan ini. Dia tak pernah
meminta Hanjoo untuk menunggunya pulang. Tetapi, kenapa anak itu
selalu bersikeras menunggunya? Padahal, Hanjoo tahu, jika Ayahnya
ini, tidak pernah sekalipun menanggapi kehadirannya.
Bocah ini benar-benar keras kepala! Dan tebaklah, menurun dari
siapa sifatnya yang satu itu? Of course, his dad!
Kyuhyun mengambil buku gambar serta krayon yang ada dalam
pelukan Hanjoo dengan sangat hati-hati, tak ingin jika sampai bocah
itu terbangun dari tidurnya. Lalu, dengan sedikit penasaran, ia melihat
gambar yang telah di buat Hanjoo selagi menunggu kepulangannya.
Sebuah gambar yang tidak terlalu berarti memang, tetapi nama-
nama yang ada di dalam gambar berupa orang tersebut, mengalihkan

149
perhatian Kyuhyun. Di samping sebuah rumah yang tampak mungil,
terdapat gambar seseorang yang di beri nama Haneul Ahjumma. Orang
itu tersenyum cerah sambil menggandeng seorang bocah kecil, yang
tentu saja di tulis bernama Cho Hanjoo.
Di sisi lain, tampak Taehyung dan neneknya. Lalu ada gambar
Changmin yang menyusul di samping neneknya, tetapi yang menarik
perhatian Kyuhyun, justru adalah gambar sosok lainnya yang berada
jauh dari kumpulan orang-orang di dekat Hanjoo. Sosok itu, berdiri di
samping mobilnya dengan ekspresi marah dan tidak bersahabat, dan
ketika Kyuhyun membaca tulisan di atas gambar orang itu, rupanya
itu adalah gambaran dirinya sendiri!
Deg!
Hati Kyuhyun terasa mencelos, tatapannya beralih pada Hanjoo
yang masih tertidur pulas dengan posisi yang tidak nyaman. Kyuhyun
mendesah berat dan tiba-tiba saja, ada sebuah perasaan bersalah yang
mulai menghinggapi hatinya.
Dia tampak berpikir, mengingat kembali ucapanya Ibunya yang
sudah lalu. Tentang, sikapnya terhadap Hanjoo selama ini. Melihatnya
dari sisi manapun, Kyuhyun sadar, jika sikapnya saat ini, memanglah
tidak jauh berbeda dengan sikap Ayahnya dulu kepadanya!
Dengan ragu, Kyuhyun perlahan menyentuh kepala Hanjoo dan
mengusapnya sebentar, sebelum akhirnya dia segera kembali menarik
tangannya dan menghela nafasnya yang terasa berat, dia menggeleng
lemah. Pandangannya pun tiba-tiba saja terasa berkunang-kunang dan
dadanya menjadi sesak, seperti ada sesuatu yang menekannya dengan
sangat kuat.
Kyuhyun memukuli dadanya dengan sangat kuat, berharap jika
rasa sesak itu akan segera menghilang. Namun, itu sama sekali tidak
berhasil. Hal yang terjadi, justru kenangan akan kematian Cha Hyunja
yang kembali terngiang-ngiang di dalam benaknya.
Detik berikutnya, Kyuhyun merasakan pandangannya berubah
gelap dan tubuhnya pun terjatuh lemas tak berdaya di atas lantai.
Lalu, pria ini pun kehilangan kesadarannya.

150
Paginya, Kyuhyun terbangun dengan sebuah selimut bermotif power
rangers yang menutupi sebagian tubuhnya. Keningnya mengkerut
dalam dan ia terlihat mengerjapkan matanya berulang kali, sebelum
akhirnya, seluruh kesadarannya kembali terkumpul ke dalam jiwanya
dan ia pun terbangun dari posisi tidurnya. Sesaat, pria ini mengamati
sekelilingnya dan ia baru menyadari, jika dia tertidur di atas sofa yang
awalnya, menjadi tempat Hanjoo tertidur semalam.
‚Kau sudah bangun?‛ Ny.Cho berjalan ke arahnya seraya mem-
bawa segelas lemon tea hangat. Dia meletakkan gelasnya di atas meja
dan duduk disamping Kyuhyun, tangannya meraba sebentar kening
serta leher anaknya. ‚Kau sudah merasa lebih baik?‛
Kyuhyun mengangguk lemah, kemudian balas menatap Ibunya
dengan tatapan penuh tanya. ‚Apa semalam aku pingsan lagi?‛
Ny.Cho tampak sedih ketika Kyuhyun menanyakan hal tersebut,
namun, dia berusaha menyembunyikannya dan mengangguk sembari
tersenyum kecil. ‚Hanjoo sepertinya terbangun dan segera berlari ke
kamarku, dia menangis padaku dan mengatakan jika Ayahnya tidak
bangun. Dia berpikir kau mati...‛
Kyuhyun terdiam sejenak, kembali mengingat kejadian semalam
dan kepalanya lantas berputar, mencoba mencari sosok Hanjoo.
‚Lalu dimana dia sekarang?‛
‚Dia pergi ke rumah Haneul seperti biasanya,‛ jawab Ny.Cho
lalu beranjak dari tempat duduknya. ‚Minumlah tehnya selagi hangat,
setelah itu bersiap-siaplah, kau tidak ingin datang terlambat ke kantor
kan?‛ ia menepuk lembut pundak Kyuhyun seraya berlalu pergi.
Kyuhyun hendak meneguk lemon tea yang dibawakan Ibunya,
tetapi ponselnya berdering lebih dulu dan Kyuhyun segera menjawab
panggilan masuk tersebut, begitu melihat nama ‘Choi Minho’ yang
terpampang di layar ponselnya.
‚Ada apa?‛ tanyanya langsung.
‚Hyung, ini gawat!‛

151
‚Huh? Apa maksudmu?‛
‚Ini benar-benar gawat! Kau harus cepat ke kantor!‛

‚Apa-apaan ini?! Apa berita ini memang benar, nona Kim?!‛ teriakan
bosnya terdengar menggema di seluruh ruangan, sementara Haneul
berdiri membeku dengan wajah tertunduk dihadapan Bosnya.
‚A-aku bisa menjelaskannya, sajangnim.‛ Haneul menjawabnya
dengan terbata-bata. Dia tak tahu bagaimana berita ini bisa menyebar,
tetapi, kejadian beberapa waktu lalu, saat dimana dirinya memukuli
Seungjo kini telah menyebar luas ke media massa!
Pria paruh baya itu terlihat membuang nafasnya dengan berat. Ia
lantas menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursinya. ‚Jujur saja,
kau merupakan salah satu editor lepas yang telah kupercayai selama
ini, tetapi.. kau membuatku kecewa dengan pemberitaan ini, nona
Kim! Nama perusahaan kita bahkan ikut terseret-seret dalam masalah
ini! Kau tahu, kerugian apa dapat menimpa perusahaanku?!‛
Haneul segera membungkuk dalam di hadapannya, ‚Aku benar-
benar menyesal, sajangnim. Aku dapat menjelaskan semua masalah ini.
Aku minta maaf.‛
Bos-nya menggeleng sebagai penolakan.
‚Aku tidak yakin, nona Kim. Jika aku tetap mempertahankanmu
di perusahaanku, lama-lama usahaku ini bisa bangkrut!‛
‚Itu tidak mungkin terjadi, sajangnim.‛
‚Oh ya, tentu saja... kau pikir bagaimana dengan reaksi para fans
aktor itu saat mereka tahu kau bekerja ditempatku? Mereka mungkin
akan menyerangmu! Dan bukan sesuatu tidak mungkin, jika mereka
juga berusaha untuk menghancurkan perusahaanku!‛ jelasnya dengan
raut wajahnya yang tampak tegang.
Haneul seakan langsung mengerti alur dari pembicaraannya ini,
kedua matanya mulai memerah dan bersiap untuk menumpahkan air
mata kapan saja, kedua tangannya mencengkram kuat ujung cardigan
yang di kenakannya.

152
‚Jadi, apakah... anda ingin memecatku?‛
Pria itu menunduk lemas, sejujurnya dia tidak ingin melepaskan
seorang editor handal seperti Kim Haneul. Apalagi, mencari seorang
editor sebaik dan sepintar Haneul, bukanlah sesuatu yang mudah.
‚Aku tidak ingin memecatmu nona Kim. Hanya saja... kau dapat
membuat surat pengunduran diri.‛ ujarnya kemudian. ‚Dan jika nanti
masalahmu dengan aktor itu sudah dapat terselesaikan, perusahaanku
ini akan dengan senang hati menerima kehadiranmu lagi. Kurasa, ini
adalah jalan terbaik untukmu dan juga untuk perusahaanku.‛
Namun, Haneul tidak mampu mengatakan apapun lagi. Air mata
telah mengalir deras dari sudut matanya dan tubuhnya bergetar hebat.
Hancur sudah harapan satu-satunya. Pekerjaan yang menjadi sumber
penghasilannya saat ini, telah lenyap semuanya.
Sekarang, apa yang harus dia lakukan?
Jika dia tidak memiliki pekerjaan, bagaimana mungkin dia dapat
mengambil pinjaman di Bank?
‚Saya permisi, sajangnim.‛ hanya itulah yang diucapkan Haneul
ketika berbalik pergi meninggalkan ruangan sang Bos,—yang terlihat
tak tega saat melihat kondisi Haneul yang tampak tertekan—.

Brak!
Pintu studio rekaman terbuka dengan kasar dan sosok Kyuhyun
terlihat memasuki ruangan dengan raut wajahnya yang menyiratkan
kemarahan. Rahangnya tampak mengeras dan kedua tangannya pun
terlihat mengepal kuat di sisi tubuhnya.
Kehadiran Kyuhyun, tentunya membuat semua orang yang ada
di dalam studio terkejut. Mereka tampak berdiri membeku di tempat
masing-masing, seraya mengawasi gerak-gerik Kyuhyun dengan rasa
ketakutan. Namun, Kyuhyun seolah tak peduli, tatapan matanya yang
tajam, langsung tertuju pada sosok Min Seungjo yang tengah berdiri di
depan microphone, bersiap untuk melakukan rekaman. Dengan sedikit
kebingungan, Seungjo pun melepaskan headphone yang di gunakannya
sejak tadi.

153
Tangannya terlihat bergetar, pria itu seolah sadar, jika akan ada
sebuah ‘tornado’ besar yang mampu menghancurkan hidupnya hanya
dalam hidungan detik.
Sang manager, yang berusia 30 tahun-an itu, seakan mengetahui
sesuatu. Dia berjalan cepat mendekati sang CEO yang terkenal dingin
dan ‘kejam’, senyuman sumringah yang sedikit di paksakan menghiasi
wajahnya yang tampak pucat pasi.
‚S-sajangnim, kenapa anda datang kemari? Apakah anda datang
untuk melihat perkembangan Seungjo? A-anda t-tidak perlu khawatir,
rekamannya berjalan dengan lancar! Persiapan mini albumnya pasti
akan sukses besar!‛ ujarnya penuh percaya diri, meskipun tetap saja ia
tak dapat menyembunyikan suara bergetarnya, yang menandakan jika
dirinya merasa terintimidasi dengan kehadiran Kyuhyun yang seakan
membawa aura ‘mengerikan’ ke dalam studio rekaman ini.
‚Tutup mulutmu!‛ Kyuhyun menggeram marah, dengan tatapan
penuh ancaman kepadanya.
Seungjo berusaha bersikap setenang mungkin, dia berjalan keluar
dari ruangan yang dibatasi dinding kaca itu, lalu segera menghampiri
Kyuhyun. ‚Ada apa ini?‛ tanyanya berpura-pura, seakan-akan dia tak
mengetahui alasan Kyuhyun menjadi semarah ini.
‚Brengsek!‛
Bugh!
Tubuh kurus Seungjo pun langsung melayang di udara sebelum
akhirnya, pria itu tersungkur ke atas lantai dengan hidungnya yang
mengeluarkan darah segar, dia terbatuk-batuk dan meringis kesakitan
sambil memegangi wajahnya.
‚Ya tuhan!‛ sang manager berteriak panik, dia segera mendekati
Seungjo dan membantunya untuk berdiri.
Sementara para staf yang lain memekik tertahan, tak ada satupun
dari mereka yang berani berbicara ataupun beranjak dari tempatnya
masing-masing. Semuanya membeku di tempat, seperti tersihir karena
kehadiran Kyuhyun yang di rasakannya, seperti sebuah ancaman yang
berbahaya bagi mereka semua.

154
Seungjo berusaha untuk mempertahankan harga dirinya dengan
kembali berdiri tegak dihadapan Kyuhyun, ‚Ada apa ini, sajangnim?‛
dia memasang ekspresi terkejut sekaligus bingung di wajahnya.
Sekali lagi, Kyuhyun menggeram penuh emosi, ia segera meraih
baju Seungjo dan tanpa ragu, dia pun kembali menghantamkan satu
pukulan telak di wajah Seungjo, hingga menyebabkan ujung bibirnya
sobek dan mengeluarkan darah lagi.
‚Brengsek! Kau masih berani memperlihatkan wajah sialanmu
itu, setelah apa yang sudah kau lakukan, huh?!‛ Kyuhyun berteriak
marah. ‚Apa kau pikir, aku tidak tahu jika semua ini adalah ulahmu,
huh?!‛ ia menghempaskan tubuh Seungjo ke lantai lalu melemparkan
sebuah majalah yang di bawanya, tepat ke hadapan wajah Seungjo.
Ekspresi Seungjo berubah pucat begitu melihat majalah tersebut,
begitupun dengan sang managernya. Dalam berita tersebut, dikatakan
bahwa gadis bernama lengkap Kim Haneul adalah seorang fans yang
tergila-gila bahkan terobsesi kepadanya, saking nekatnya, gadis itu
bahkan langsung datang ke CK Agency. Tetapi, dalam artikel itu juga
tertulis, jika Seungjo menolaknya secara halus, namun gadis itu justru
marah besar dan mulai memukuli Seungjo secara brutal dan parahnya
lagi, menurut sumber dalam artikel, sang gadis pun memaksa Seungjo
untuk menikah dengannya.
Oh.. dan tentu saja, Kyuhyun menyadari dengan jelas siapa sang
dalang dari berita sialan ini! Tentu saja, Seungjo dan juga managernya
yang sama-sama brengsek dan pembual!
‚I-i-ini apa?‛ Seungjo berpura-pura tidak tahu dan hal itu hanya
semakin membuat kemarahan Kyuhyun meradang.
‚Sialan! Apa aku harus menghancurkan wajahmu ini?!‛ bentakan
Kyuhyun bukanlah sekedar ancaman semata. Karena, pada detik se-
lanjutnya, dia kembali mencengkram kuat baju Seungjoo dan langsung
memukuli wajah pria itu hingga babak belur.
Kyuhyun tidak peduli, jika nantinya Seungjo akan menuntutnya
karena tindakannya yang brutal ini. Dia akan menggunakan seluruh
kekuasan keluarganya untuk membalas pria ini. Lagipula, di dunia ini,
uang bahkan bisa menang melawan keadilan.

155
Dan tidak tanggung-tanggung, Kyuhyun bisa saja membalikkan
fakta yang ada, dengan melaporkan Seungjo karena telah melakukan
pencemaran nama baik terhadap calon isterinya, Kim Haneul.
‚Hyung, sudah hentikan!‛ Minho datang dengan nafasnya yang
tersenggal-senggal, dia berlari secepat mungkin, lalu berusaha untuk
melepaskan cengkraman Kyuhyun pada Seungjo. ‚Hyung! Aku bilang
berhenti!‛ dia membentaknya, berusaha menyadarkan pikiran pria itu.
Kyuhyun yang sedang kalap, terlalu termakan emosi. Dia sendiri
bahkan, tidak sadar, jika Seungjo sudah tergeletak tak berdaya di atas
lantai, dengan darah segar yang mengalir serta luka lebam di seluruh
wajahnya.
Meskipun ia masih terlalu marah dan ingin tetap menghajarnya,
tetapi Kyuhyun segera tersadar dan menuruti perkataan Minho. Pria
itu lantas melepaskan cengkrama tangannya dengan nafasnya yang
memburu.
‚Kau tidak perlu lagi melakukan rekaman! Aku akan membatal-
kan kontrak di antara kita! Jadi, lebih baik kau bersiap-siap mencari
Agensi lain!‛ teriak Kyuhyun murka.
Masa bodoh dengan sejumlah uang yang harus dia keluarkan. Ia
tidak ingin melihat wajah pria itu di hadapannya lagi!
Seungjo terlonjak kaget, kedua matanya membelalak terkejut. ‚A-
apa?!‛ ia berteriak histeris, tidak lagi peduli dengan seluruh lebam di
wajahnya. ‚A-anda bercanda kan s-sajangnim?!‛ pekiknya tak percaya.
‚I-ini tidak mungkin! A-aku mengakui, jika a-aku salah karena telah
membual dengan salah satu wartawan dari majalah itu... t-tapi... a-aku
hanya ingin membuat gadis itu menyesali perbuatannya! A-aku hanya
begitu marah pada gadis itu dan—‛
‚Tutup mulutmu, Min Seungjo! Aku tidak ingin mendengarkan
apapun lagi dari mulutmu itu!‛
‚Sajangnim, ini hanyalah masalah sepele. Mereka mungkin akan
segera melupakan berita ini dengan cepat.‛
Kini giliran sang manager yang mencoba membela Seungjo, yang
ternyata dia adalah kakak ipar dari Seungjo. Jika Seungjo sampai di

156
keluarkan dari CK Entertainment. Maka, karirnya pun akan hancur! Ia
bahkan masih harus memiliki 2 anak yang masih kecil!
CK Entertainment adalah agensi terbesar di Korea dan bahkan
sudah memiliki anak cabang sampai ke belahan dunia lain! Mulai dari
negara Jepang, China, Amerika, Kanada dan Thailand, semuanya ada.
Dan bukan rahasia umum lagi, jika seorang aktor/artis/sebuah group
yang keluar dari CK Entertainment—sebelum masa kontraknya habis,
akan sulit untuk mendapatkan Agensi lain yang mau menerimanya.
Para agensi lainnya tidak ingin mengambil resiko besar dengan
melawan sebuah Agensi besar seperti CK Entertainment.
Jika pun mereka berani melawan, maka bersiaplah untuk segera
kehilangan agensi yang telah mereka bangun. Jelas saja! Bagaimana
tidak? Karena selain CEO dari CK Entertainment, Cho Kyuhyun juga
merupakan pewaris tunggal dari keluarga Cho—yang mana, kekayaan
keluarganya masuk dalam daftar deretan orang terkaya di dunia!
‚Aku minta maaf jika telah melukai temanmu tentang berita ini,
tapi aku hanya ingin memberinya se-sedikit pelajaran k-karena telah
melakukan penyerangan itu!‛ Seungjo kembali berkilah.
Namun diluar dugaan, Kyuhyun justru terlihat semakin marah.
Dia nyaris melayangkan pukulannya lagi pada wajah Seungjo, tetapi,
Minho segera menahannya.
Kyuhyun menggeram frustrasi, dia melayangkan tatapan tajam
pada Minho yang telah menghalanginya dan Minho balas menatapnya
dengan tatapan memperingatkan sembari menggeleng singkat.
Rahang Kyuhyun semakin mengeras, tatapannya beralih kepada
Seungjo. Dia menggertakan giginya dengan keras.
‚Asal kau tahu, Min Seungjo! Kau telah memberi pelajaran pada
orang yang salah!‛ ia memberi penekanan pada setiap perkataan yang
terlontar dari mulutnya. ‚Sekarang tutup mulutmu dan pergilah dari
tempatku ini, sialan!‛ teriaknya.
‚S-sajangnim...‛ sang manager berusaha untuk memohon, tetapi
Kyuhyun tidak akan memberikan ampun.

157
‚Dan kau!‛ Kyuhyun menunjuk dihadapan wajahnya, ‚Kau pun
di pecat dari tempat ini! Jadi, kau bisa pergi bersama pria brengsek
ini!‛ ujarnya, lalu segera berbalik pergi dengan kemarahan yang masih
meluap-luap.
Sementara itu, Minho masih berdiri di tempatnya, memastikan
jika Kyuhyun telah benar-benar pergi dari ruangan ini. Kemudian, dia
menatap sekelilingnya dan menghembuskan nafas panjang.
‚Baiklah, hari ini begitu kacau. Kalian dapat beristirahat dulu...‛
ujarnya kemudian yang dibalas anggukan dari para staff.
Tak di pungkiri, jika mereka begitu terkejut dengan kemarahan
Kyuhyun tadi. Tak ada satupun dari mereka yang berani berkomentar.
Akan tetapi, sang Manager dan juga Seungjo terlihat sama-sama
menegang. Mereka menatap Minho dengan penuh harap, seolah-olah
hanya pria itu yang dapat menyelamatkan posisi mereka sekarang.
Sang manager pun buru-buru mendekati Minho—yang dikenal
sebagai kaki tangan kepercayaan Kyuhyun—, sekaligus satu-satunya
orang yang mampu menenangkan Kyuhyun disaat-saat seperti ini.
‚Minho-ssi... k-kau mungkin bisa membujuk sajangnim untuk...‛
‚Sayangnya aku tidak bisa. Apa yang kalian perbuat benar-benar
keterlaluan kali ini..‛ Minho melirik Seungjo yang kini sibuk meringis
dan memegangi wajahnya yang penuh luka.
Seungjo melotot tidak percaya, ‚Apanya yang keterluan?! Aku
hanya—‛
‚Gadis itu adalah calon isterinya, Seungjo-ssi. Karena itu, Tn.Cho
begitu marah kepadamu. Kau sudah mengambil pilihan yang salah!‛
‚A-apa?!‛ Seungjo tercengang. ‚C-calon isteri katamu?!‛
Minho mengangguk singkat, ‚Sekarang kau merusak nama baik
calon isterinya. Akibatnya, kau tentunya bisa merasakannya sendiri
kan?‛ Minho berbalik pergi setelah menjelaskan semuanya.
Seungjo merasakan kedua kakinya mendadak berubah lemah. Ia
bisa membayangkan masa depannya yang tiba-tiba berubah suram!

158
Begitupun dengan sang Manager yang bingung karena dia baru
saja kehilangan pekerjaannya.
Sementara staff yang lain? Mereka berusaha untuk melihat wajah
Haneul yang terpampang jelas di artikel majalah itu dan mereka pun
bersumpah takkan melupakan wajah gadis bernama Kim Haneul itu.
Mereka tidak ingin mendapatkan masalah seperti apa yang menimpa
Seungjoo bersama sang Managernya itu.

Raein tak berhenti-berhentinya menangis dan memohon Haneul untuk


tidak menyerah begitu saja. Dia meyakinkan Haneul jika dia pun akan
turut menjelaskan pada Bos-nya itu tentang berita itu.
‚Ini semua salahku! Kau tidak boleh pergi dari tempat ini! Aku
akan menjelaskan semuanya pada Bos! Alasan kenapa kau memukul si
brengsek itu!‛ Raein menahan tangan Haneul yang sedang memasuk-
kan seluruh barang-barangnya ke dalam kardus.
Haneul tersenyum dan berusaha menenangkan Raein. ‚Ini bukan
salahmu, Raein-ya. Dia memang pantas untuk mendapatkan pukulan
itu dariku! Dan kau pun sudah mengambil pilihan yang tepat dengan
membatalkan pernikahanmu dengan pria brengsek sepertinya!‛ gadis
itu mengusap lembut tangan Raein, lalu menarik perlahan tangannya
dan kembali memasukkan barang-barangnya ke dalam kardus.
Raein masih tak dapat menahan air matanya. Semua ini jelas-jelas
adalah murni kesalahannya karena membuat Haneul di pecat. Tetapi,
meskipun dia merasa bersalah, dia tetap tak bisa membantu gadis itu
untuk mendapatkan pekerjaannya kembali.
Bahkan membantunya dengan memberikan sejumlah uang pun
takkan bisa, karena kondisinya yang tengah mengandung dan juga dia
bukanlah berasal dari keluarga yang mampu.
‚Aku benar-benar minta maaf, Haneul-ah. Sungguh, aku benar-
benar menyesal.‛ Raein menangis sambil merangsek masuk ke dalam
pelukan Haneul dan air matanya kembali mengalir dengan derasnya.
‚Sudah, jangan menangis lagi. Anakmu pasti akan membenciku
jika tahu aku telah membuat Ibunya menangis seperti ini.‛ candanya.

159
‚Omong kosong!‛ Raein menarik tubuhnya dari pelukan Haneul.
‚Anakku pasti akan sangat menyukaimu! Kau adalah wanita terbaik
sekaligus sahabat terbaik yang pernah kukenal di dunia ini!‛
‚Kau terlalu berlebihan.‛ Haneul tersenyum lagi. ‚Ah iya, lalu
bagaimana perkembangannya?‛
‚Perkembangannya? Oh, dia sangat sehat.‛ jawab Raein sembari
mengelus perutnya yang masih terlihat rata, maklum saja, kehamilan-
nya baru genap menginjak usia 12 minggu.
‚Bukan,‛ Haneul mengibaskan salah satu tangannya di hadapan
Raein. ‚Maksudku, bagaimana perkembangan hubunganmu dengan
Choi Minho, hm? Kudengar, kalian semakin dekat satu sama lain? Dia
bahkan rela pulang-pergi, hanya untuk mengantarkanmu melakukan
check up.‛ ia melirik Raein dengan tatapan menggoda.
‚O-oh.. i-itu.. dia hanya mencoba bersikap peduli padaku!‛ Raein
tersipu malu.
‚Oh ayolah, kau bukan anak remaja berusia 17 tahun lagi, sayang.
Kau tahu kan, jika dia memberikan perhatian yang lebih kepadamu?
Dia bukan hanya sekedar peduli padamu! Dia menyukaimu! Pria itu
jatuh cinta kepadamu!‛ ujar Haneul sembari mencubit gemas hidung
mancung Raein dan gadis itu hanya kembali tersipu malu tanpa berani
menyangkal lagi.
Drt... Drt... Drt...
Suara ponsel Haneul yang berdering keras, menghentikan pem-
bicaraan di antara dua gadis ini. Haneul merogoh saku jaketnya dan
mendapati nama ‘Cho Kyuhyun’ yang terpampang di layar ponselnya.
‚Dari siapa? Kenapa tidak diangkat?‛ tanya Raein, ketika melihat
Haneul yang kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya
dan memilih untuk memasukkan barang terakhir ke dalam kardus.
‚Bukan siapa-siapa,‛ Haneul berbohong. ‚Hanya teman lama.‛
‚Teman lama?‛ Raein menaikkan sebelah alisnya. ‚Lalu kenapa
tidak diangkat? Kau mungkin bisa saja meminta bantuan darinya kan?
Err, maaf, bukan maksudku ingin mencampuri urusanmu. Hanya saja,
kau mungkin bisa mendapatkan info pekerjaan baru darinya atau bisa

160
saja kau meminjam uang darinya kan? Bukankah kau membutuhkan
biaya besar untuk sekolah Taehyung?‛ ia berpendapat, sejujurnya dia
malu untuk mengatakan hal ini.
Tetapi apalagi yang dapat ia lakukan, selain memberi solusi pada
gadis keras kepala seperti Kim Haneul?
Lagipula, Haneul terlalu memiliki harga diri yang sangat tinggi,
gadis itu tidak akan merengek-rengek meminta bantuan pada orang
lain. Dia selalu berpikir, jika dia dapat menyelesaikan semua masalah
yang di hadapinya sendirian!
Tetapi, tidak semua masalah dapat di selesaikan sendiri!
Drt... Drt... Drt...
Ponsel Haneul kembali berdering dan masih panggilan masuk
dari orang yang sama. Haneul merenung sesaat, memikirkan kata-kata
Raein. Dia menghela nafas panjang, sebelum akhirnya memutuskan
untuk menjawab panggilan masuk itu.
‚Kau dimana sekarang?‛ suara Kyuhyun yang terdengar cemas
sekaligus marah, langsung terdengar dari seberang sana.
‚Di kantor.‛
‚Tunggu aku! 15 menit lagi aku akan ada disana! Jangan kemana-
mana, kau mengerti?!‛ ujar Kyuhyun penuh dengan nada memerintah
dan kali ini, Haneul terlalu malas untuk berdebat dengannya.
Sebelum Haneul menjawab, panggilan itu telah terputus begitu
saja dan Haneul memandang Raein, yang sepertinya bertanya-tanya
tentang siapa yang menelepon Haneul tadi.
‚Ini sudah saatnya aku pergi, seseorang akan menjemputku.‛
‚Apakah teman lamamu itu?!‛ Raein bertanya penuh selidik dan
Haneul hanya dapat membalasnya dengan seulas senyuman sambil
mengangguk singkat.
Haneul mengangkat kardusnya yang isinya tidak terlalu banyak.
Hanya ada alat kantor, beberapa buku kamus usang yang di milikinya
sejak masih di bangku SMA dulu, serta dua bingkai fotonya bersama
mendiang Pamannya juga Taehyung, keponakannya.

161
Yang satu fotonya bersama sang almarhum pamannya dan juga
Taehyung sewaktu masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Yang
foto satunya lagi, adalah fotonya bersama Taehyung yang di ambil
sekitar satu tahun yang lalu.
‚Baiklah, kalau begitu aku pergi sekarang, Raein-ya.‛
‚Jangan lupa untuk mengunjungi tempatku sesekali, mengerti?‛
Raein memasang wajah cemberut, tidak rela jika sahabat terbaiknya ini
akan benar-benar keluar dari kantor ini.
‚Pasti!‛ Haneul tersenyuman lebar dan ia bergegas pergi menuju
lobi bawah, takut jika Kyuhyun akan datang lebih dulu.
Bisa gawat jika sampai pria itu masuk ke dalam perusahan ini!
Semua orang pasti akan langsung heboh, termasuk Raein! Jelas
saja, pria ini adalah Cho Kyuhyun, ingat?
Dan belum sampai dia berdiri sekitar 10 menit di depan gedung
perusahaannya, mobil Kyuhyun telah terparkir di hadapannya, nyaris
membuat Haneul kehilangan jantungnya, karena terkejut!
Pria ini benar-benar menyebalkan dan selalu se-enaknya saja!
‚Kau gila?!‛ Haneul memekik keras, tetapi Kyuhyun tak peduli.
Tatapan Kyuhyun segera tertuju pada kardus yang dibawa Haneul.
‚Ada apa dengan semua ini?! Apa kau baru saja dipecat?!‛
Haneul menggerutu kesal di dalam batinnya. ‘Bersikap penguasa,
seperti biasanya! Oke, tentu saja! Dasar tuan muda yang menyebalkan!
Kyuhyun mengerutkan keningnya, kesal karena Haneul tak men-
jawab pertanyaannya. ‚Apa karena berita konyol itu, kau dipecat?!‛ ia
kembali bertanya.
‚Itu bukan urusanmu.‛ Haneul mendengus sebal.
‚Tentu saja itu urusanku! Aku akan menemui atasanmu sekarang
juga! Dia tidak boleh memecatmu seperti ini!‛
Haneul segera menghadang langkah Kyuhyun dengan berdiri di
hadapannya dan pria itu terlihat semakin kesal.

162
‚Cukup! Kita tidak perlu lagi mempermasalahkan hal ini! Aku
sendiri yang memutuskan untuk mengundurkan diri! Perusahaan ini
akan hancur bila mereka terus mempertahankanku bekerja disini!‛
‚Kenapa?!‛ kedua alis Kyuhyun saling beradu. ‚Kau tidak salah
dalam hal ini! Si brengsek itu yang telah membuka mulutnya dan
membual seperti orang gila!‛
‚Itu tidak penting lagi, sekarang ayo kita pergi dari tempat ini!‛
‚Tidak bisa, masalah ini--‛
‚Ada hal yang perlu aku bicarakan denganmu, Cho Kyuhyun.
Ayolah, kita pergi saja dari tempat ini!‛ sejujurnya Haneul sudah
mulai merasa risih dengan tatapan orang-orang di sekitarnya.
Para gadis yang berjalan melewati mereka, terlihat melemparkan
tatapan penuh tanya sekaligus merasa iri padanya! Sementara, tatapan
mengagumi dan memuja, mereka berikan untuk sosok Kyuhyun yang
luar biasa terlihat sangat tampan di mata mereka semua.
Pada akhirnya, Kyuhyun memilih untuk mengalah, dia merebut
kardus dari tangan Haneul dan memasukkannya ke jok penumpang di
bagian belakang, lalu di susul Haneul yang masuk dan duduk di jok
penumpang sisi pengemudi.
‚Apa yang ingin kau bicarakan?‛ Kyuhyun bertanya dengan
penasaran ketika mobilnya telah melaju menyusuri jalanan kota Seoul
yang terlihat padat siang ini.
Awalnya Haneul tampak ragu dan tidak yakin, tetapi ia menatap
sejenak ke arah Kyuhyun dan tiba-tiba saja sebuah ide gila melintas
dalam benaknya. ‚Hei, Cho Kyuhyun.‛ panggilnya.
‚Apa?‛
‚Ayo kita menikah!‛
Kyuhyun tersentak, pria itu menoleh secepat mungkin ke arah
Haneul dan seperti orang gila yang kerasukan roh jahat, Kyuhyun pun
membanting setir mobilnya ke samping, segera menyisikan mobilnya
ke pinggir jalan, tanpa peduli dengan suara klakson mobil dan motor
yang mengeluh karena Kyuhyun nyaris membuat mereka celaka!

163
Haneul melotot kepadanya, terkejut dengan apa yang di lakukan
Kyuhyun barusan. Dia bisa saja kehilangan nyawanya saat itu juga.
‚Kau benar-benar gila, huh?! Jika kau ingin mati, pergilan mati
sendiri!‛ amuk Haneul.
‚Kau bilang apa tadi?!‛ Kyuhyun mengabaikan amukan Haneul
dan memilih untuk memfokuskan dirinya mendengarkan pernyataan
Haneul sebelumnya.
‚Apa?!‛ Haneul melipat kedua tangannya dengan kesal.
‚Tadi! Yang baru saja kau katakan!‛
‚Yang mana?! Menyuruhmu untuk mati sendiri?!‛ balas Haneul
bersungut marah.
‚Bukan itu, Kim Haneul!‛ Kyuhyun mengerang frustrasi.
Terkadang, ingin rasanya, dia mencekik lehernya sendiri ketika
Haneul bersikap seperti ini kepadanya.
‚Ayo kita menikah! Kau mengatakan itu tadi! Apa kau serius
dengan kata-katamu itu?!‛ dia akhirnya menyerah dan mengulangi
perkataan Haneul tadi.
‚Oh...‛
‚Oh?!‛ Kyuhyun semakin merasa frustrasi mendengar reaksinya.
‚Hanya ‘Oh’?!‛ serunya tak percaya ‚Jadi?‛ ia bertanya lagi.
Haneul mulai bergerak tak nyaman di tempatnya, ‚Well, ehm...
jujur saja, aku membutuhkan biaya besar untuk sekolah Taehyung saat
ini dan aku bingung untuk mencari kemana lagi biaya tersebut. Argh...
sudahlah, mungkin aku sedang mabuk! Lupakan saja!‛ Haneul segera
menoleh keluar jendela.
Namun, Kyuhyun tak bisa begitu saja mengabaikannya. Sebuah
bisikan dalam hatinya, memberitahu Kyuhyun jika hal ini merupakan
salah satu jalan terbaik untuk ‘mengikat’ Haneul.
Gadis itu membutuhkan uang, oh dan tentu saja ia memilikinya!
‚Jadi... kau ingin menikah denganku hanya karena uang?‛ Kyuhyun
memancing.

164
Dan reaksi Haneul pun langsung terlihat, gadis itu memicingkan
matanya dengan tajam lalu menoleh kepadanya. ‚Aku bukan wanita
sepicik itu, Cho Kyuhyun! Sudah kukatakan, jika saat ini aku sedang
mabuk! Lupakan saja kata-kataku tadi!‛ ia menggeram marah, kecewa
dengan kata-kata Kyuhyun yang seolah menuduhnya sebagai wanita
jalang yang siap menguras harta pria kaya manapun, termasuk kakek-
kakek tua yang hampir menemui ajalnya!
Kyuhyun menaikkan kedua bahunya dengan tak acuh.
‚Well... aku sejujurnya tidak keberatan dengan hal itu.‛
‚Dan aku keberatan dengan ide gilaku sendiri! Sudah kukatakan
lupakan saja, Cho Kyuhyun!‛
‚Oh... aku tidak bisa!‛ Kyuhyun menggeleng cepat.
‚Cho Kyuhyun!‛ sentak Haneul kesal.
‚Apa? Jangan berteriak seperti itu padaku! Tenanglah, aku akan
menikahimu, nona Kim..‛ dan pelototan Haneul menjadi jawaban dari
gurauan Kyuhyun itu, sementara Kyuhyun tampak tersenyum geli.
‚Kau menjijikkan!‛
‚Aku tahu, sayang...‛ goda Kyuhyun.
‚Gaaah! Bisakah kau berhenti mengucapkan kata-kata itu?! Kau
adalah pria menjijikkan dan menyebalkan yang pernah aku kenal di
dunia ini!‛
‚Bukankah itu bagus?!‛
‚Bagus menurutmu! Bencana untukku!‛ keluh Haneul cemberut,
kembali melihat keluar jendela.
Suara tawa Kyuhyun pun meledak, adu argumen dengan Haneul
seperti ini, membuatnya kembali mengingat masa-masa saat mereka
SMA dulu. Sepertinya, dia harus berterima kasih pada si brengsek Min
Seungjo karena telah membual dengan berita sialannya itu! Dan mem-
buat Haneul di pecat dari pekerjaannya—ups!!
Tidak, tunggu dulu, jangan salah paham. Kyuhyun tentunya tak
senang, saat mengetahui Haneul yang telah di pecat dari pekerjaannya
hanya karena berita konyol itu.

165
Tetapi, karena berita itu, Haneul justru mengeluarkan kata-kata
yang tidak terduga dari mulutnya! Dan Kyuhyun justru merasa sangat
senang ketika mendengarnya!
‘Ayo kita menikah!’
Kata-kata Haneul tadi seolah kembali terngiang dalam benaknya,
membuat seluruh rasa marah yang sejak tadi meletup-letup dalam diri
Kyuhyun sirna begitu saja dan tergantikan oleh perasaan senangnya,
karena mendengar perkataan Haneul,–walaupun, kembali di sangkal
oleh gadis bermarga Kim itu—.

‚APA?!‛ teriakan Taehyung seolah hampir membuat kedua telinganya


mendadak tuli. Haneul sudah mengira jika akan seperti ini reaksinya.
‚Noona... kau... tidak bersungguh-sungguh kan?‛
Haneul menghela nafas panjang, lalu menariknya agar kembali
duduk tenang ditempatnya. ‚Kau tidak mencerna kata-kataku dengan
baik, Kim Taehyung! Aku hanya mengatakan seandainya, jadi bukan
berarti itu akan benar-benar terjadi kan?‛ jelas Haneul kemudian.
‚Kata seandainya hanya sebuah perumpamaan dari sesuatu yang
kita sebut sebagai ‘rencana’!‛ balas Taehyung seraya menaikkan kedua
jarinya untuk membentuk tanda kutip. ‚Yang artinya, noona memang
berencana menikahi si Cho itu kan?!‛ tuduhnya.
‚Darimana hasil pemikiran itu?!‛ Haneul menatapnya kesal.
‚Dari otak pintarku!‛ sahut Taehyung dengan nada sinis. ‚Ahh,
sudahlah! Aku tidak ingin berbicara lagi dengan noona!‛ dia beranjak
dari tempat duduknya dan berjalan keluar rumah.
Haneul bahkan sempat terlonjak kaget, ketika mendengar suara
pintu rumahnya yang di banting cukup keras oleh Taehyung.
Untuk kesekian kalinya Haneul menghembuskan nafas dengan
berat, jarinya segera mengurut ujung pelipisnya yang tiba-tiba saja
berdenyut nyeri.
‚Ini rumit...‛ ia bercicit pelan.

166
Kim Taehyung sama saja seperti Cho Kyuhyun, seperti seorang
bocah lelaki dengan pemikiran naif yang terjebak dalam tubuh dewasa
mereka! Bedanya, yang satu baru memasuki masa pubertas dan yang
satu lagi sudah benar-benar di kategorikan pria dewasa.

Hal apalagi yang dapat membuat seorang Cho Kyuhyun terkejut, saat
mendengar ada sesosok remaja lelaki berusia 17 tahun-an yang datang
mencarinya. Masih teringat jelas dalam benaknya, jika bocah itu selalu
menganggapnya sebagai ‘musuh bebuyutan’-nya.
Kyuhyun lantas segera menemui Taehyung yang tampak berdiri
di depan pintu rumahnya, terlihat enggan untuk masuk ke dalam. Dia
terlihat melipat kedua tangannya di depan dada dan tatapan matanya
yang tajam, mengarah langsung pada sosok Kyuhyun yang baru saja
muncul di hadapannya.
Meskipun begitu, Kyuhyun justru memperlihatkan ekspresi yang
jauh berbeda darinya. Well, pria ini tersenyum bukan tanpa alasan.
Dia sering mendengar orang-orang mengatakan,
‘Jika kau mencintai seorang gadis, dekatilah keluarganya terlebih dulu,
dengan begitu, maka semuanya akan berjalan lancar sesuai keinginanmu!’
Kyuhyun bersumpah tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
Tidak peduli jika Taehyung adalah ‘musuh’ lamanya, toh, Taehyung
akan berstatus sebagai adik iparnya sebentar lagi, jadi tidak salah kan
jika dia berusaha untuk mendekatinya?
‚Kita harus berbicara empat mata,‛ Taehyung masih menatapnya
tajam. ‚Sebagai dua pria dewasa!‛ lanjutnya, bersikap dingin.
‚Oh, oke...‛ Kyuhyun hanya mengangguk dan mempersilahkan
Taehyung untuk masuk. ‚Kau ingin aku membawakan sesuatu? Susu?
Jus?‛ tawar Kyuhyun saat mereka duduk secara berhadapan di ruang
tamu.
‚Aku bukan anak kecil!‛
Kyuhyun ber-‘oh’ ria sambil kembali mengangguk. ‚Kau lapar?
Kebetulan pelayanku memasak Japchae, bulgogi dan yangnyeom tongdak.

167
Kudengar, semua itu adalah hidangan kesukaanmu.‛ ujar Kyuhyun,
beruntung dia pernah meminta Changmin mencari tahu segala hal
tentang Taehyung, termasuk hal-hal se-kecil mungkin seperti ini.
Glek!
Taehyung menelan ludahnya dengan susah payah dan Kyuhyun
yakin, jika ‘pertempuran’ ini akan berakhir dengan kemenangan yang
jatuh ke tangannya! Dia menyeringai puas dalam batinnya.
Ekspresi wajah Taehyung berubah dalam seketika, ‚Kau yakin
aku bisa memakan semuanya?‛
‚Yap, tentu saja.‛ dan Kyuhyun benar-benar bersorak dalam hati,
kemenangan telak sudah di dapatkannya.

Satu jam berlalu semenjak kedatangan Taehyung ke rumahnya dan ia


seperti merasa sekarat karena kekenyangan. Hanjoo yang mengetahui
kedatangan Taehyung pun, langsung mau ikut makan siang bersama.
Ny.Cho pun tak dapat berhenti mengulum senyum saat melihat cucu
kesayangannya saling melemparkan ledekan dengan Taehyung, jika
seperti ini, dia seakan memiliki dua cucu yang siap ‘mengguncang’
seluruh penjuru rumahnya dan hanya dengan memikirkannya saja,
sudah membuat Ny.Cho tertawa.
‚Woah... Hyung memiliki banyak penghargaan!‛ Taehyung ter-
lihat takjub, ia mengamati sebuah lemari kaca yang terpajang di dekat
ruang tv, memperlihatkan berbagai piagam dan piala yang di dapat
Kyuhyun ketika remaja dulu. Dia bahkan tak dapat berhenti berdecak
kagum saat melihat semua penghargaan itu.
‚Olimpiade Matematika, Fisika, Penelitian Kimia! Waah~!‛ anak
itu terlihat heboh sendiri, seakan lupa dengan niat awalnya datang ke
tempat ini. ‚Lomba Menyanyi, Lomba Renang dan Taekwondo?!‛ dia
membulatkan kedua matanya dan menatap Kyuhyun dengan tatapan
tak percaya. ‚Serius?!‛ pekik Taehyung lagi.
‚Tentu!‛ Kyuhyun mengangguk bangga. ‚Aku sudah sampai ke
level ban hitam.‛ dan mulut Taehyung semakin menganga lebar. ‚Ah
iya, Taehyung-ah, apakah noona-mu mengatakan sesuatu tentangku?‛

168
Kyuhyun mencoba memancingnya, mencari tahu apa saja yang
mungkin diceritakan Haneul pada keponakan kesayangannya itu.
Taehyung tidak mengalihkan perhatiannya dari piagam-piagam
tersebut, tetapi dia menjawab pertanyaan Kyuhyun. ‚Noona bertanya
pendapatku, bagaimana jika seandainya dia menikah denganmu.‛ dan
jawaban Taehyung membuat seulas senyuman lebar menghiasi kedua
sudut bibir Kyuhyun.
‚Lalu apa jawabanmu?‛
‚Aku tentu saja marah.‛ celetuk Taehyung dengan santainya.
Dalam sekejap mata, senyum di wajah Kyuhyun memudar dan ia
berbisik pada batinnya, ingatkan dirinya untuk terus ‘mengambil hati’
calon ‘adik ipar’-nya ini. ‚Lalu bagaimana dengan reaksi noona-mu?‛
Taehyung kemudian berbalik menatapnya. ‚Noona mengatakan
padaku,‛ ia menjeda sejenak ucapannya, lalu sambil mengulangi apa
yang di katakan Haneul sebelumnya, Taehyung berpura-pura meniru
cara bicara Haneul kepadanya. ‚Kau tidak mencerna kata-kataku dengan
baik, Kim Taehyung! Aku hanya mengatakan seandainya, jadi bukan berarti
itu akan benar-benar terjadi kan?‛
‚Dia bilang begitu?!‛ Kyuhyun menatapnya tidak percaya.
Taehyung mengangguk sambil berkata, ‚Dengan kata lain, noona
belum tentu ingin menikah denganmu.‛ dia menjawab dengan santai
dan Kyuhyun berusaha mati-matian menahan emosinya.
‘Sabar, Cho Kyuhyun, sabar...’ pria tampan itu menggumam pelan
di dalam hatinya.
‚Tapi kau tenang saja Hyung! Mulai hari ini, aku mendukungmu
untuk menikahi Haneul noona!‛ seru Taehyung seraya terseyum lebar
dan menepuk pundak Kyuhyun dengan penuh percaya diri.
‚Taehyung Hyung, apa kau mau berenang?!‛ Hanjoo muncul di
waktu yang tepat, dia berlari ke arah Taehyung dengan menggunakan
sebuah celana karet berwarna hitam serta pelampung di badannya.
‚Berenang? Woah... itu pasti akan sangat menyenangkan. Ayo!‛
seru Taehyung riang.

169
Sebut saja, jika bocah remaja ini tidak memiliki kepribadian! Dia
seakan lupa dengan niat awalnya datang kemari dan sebagai gantinya,
dia justru ‘merestui’ hubungan di antara Kyuhyun dan Haneul seratus
persen! Padahal, awalnya ia berniat menolak secara tegas, gagasan gila
tentang pernikahan Kyuhyun dan Haneul! Bahkan, dia ingin meminta
Kyuhyun untuk menjauhi noona-nya itu.
Tetapi, lihat apa yang terjadi sekarang?
Di sisi lain, Kyuhyun justru terlihat tiba-tiba panik. Dia takut, jika
apa yang di katakan Taehyung sebelumnya akan benar-benar terjadi!
Dia tidak mau, jika sampai Haneul benar-benar menolak untuk segera
menikah dengannya!
Kyuhyun mengatupkan mulutnya dan mengerang frustrasi.
‚Kim Haneul, apa kau sedang mempermainkanku, huh?!‛

Entah untuk yang keberapa kalinya, Haneul melirik jam dinding yang
sudah menunjukkan pukul 8 malam. Tetapi, sampai saat ini, Taehyung
belum juga pulang ke rumah.
Dia juga sudah mencoba untuk menghubungi Kyuhyun, berpikir
jika mungkin saja Taehyung pergi ke rumahnya dan berusaha untuk
mengacau di sana.
Haneul menggeleng cepat, mencoba menepis pemikiran itu dari
dalam otaknya yang sedang kacau.
‚Kenapa dia tidak menjawab teleponnya?!‛ Haneul menggerutu
karena Kyuhyun tak kunjung menjawab teleponnya, ia melempar asal
ponselnya ke atas sofa lalu menggigiti ujung jarinya dengan gelisah.
Waktu terus berjalan dan sekarang sudah jam setengah 9 malam.
Kecemasan Haneul semakin bertambah, karena Taehyung tak kunjung
memberi kabar ataupun menampakkan batang hidungnya di rumah.
Sekali lagi, ia meraih ponselnya dan mencoba menghubungi Kyuhyun
ataupun Taehyung.
‚Halo..‛
Berhasil! Akhirnya Kyuhyun menjawab panggilan masuknya!

170
‚Apa Taehyung menemuimu?‛ Haneul langsung bertanya, tanpa
sedikitpun berniat berbasa-basi.
‚Ya, dia dirumahku sekarang.‛
Haneul terkesiap, ‚Sampai selarut ini?!‛ ia memekik tertahan, tak
percaya dengan apa yang di dengarnya.
‚Mungkin dia akan menginap di rumahku malam ini.‛
‚Jangan bercanda! Aku akan segera menyusulnya ke rumahmu
sekarang juga!‛
‚Dia bukan anak kecil, Haneul-ah.‛
‚Apa pedulimu?‛ sungut Haneul kesal, ‚Hey! Kau jangan coba-
coba untuk mencuci otak adikku!‛ ancam Haneul.
Dia bersiap memutuskan sambungan teleponnya dan bergegas
pergi ke rumah pria itu, tetapi, suara Kyuhyun kembali terdengar dari
seberang sana.
‚Apakah itu benar?‛
‚Apa?‛ Haneul bertanya balik.
‚Soal pernikahan itu, apa kau tidak menganggapnya serius?‛
‚Tentu saja tidak! Sudah kukatakan padamu, aku sedang mabuk
tadi! Kenapa kau harus menganggap perkataanku serius?!‛
‚Karena aku benar-benar ingin menikah denganmu, Haneul-ah.‛
Deg!
Suara dentuman jantungnya yang bergerak dua kali lebih cepat
daripada biasanya seolah terdengar jelas, darahnya terasa berdesir-
desir dan ribuan kupu-kupu mendadak terasa seperti menggelitik isi
perutnya.
Haneul menjilat bibirnya dengan gugup. ‚A-aku akan segera ke
rumahmu sekarang juga! Semakin lama Taehyung di sana, kau akan
semakin ‘mengotori’ pikirannya!‛ Haneul berusaha mengalihkan topik
pembicaraan diantara mereka.

171
Kemudian, Haneul segera memutus sambungan teleponnya. Dia
baru saja memasuki kamarnya untuk mengganti piyama tidurnya, te-
tapi suara bel di rumahnya tiba-tiba berbunyi dan Haneul tak dapat
mengabaikannya begitu saja, dia takut para tetangga terganggu karena
mendengar bel rumahnya terus berbunyi.
‚Ya, ya, sebentar!‛ teriak Haneul dari dalam kamarnya, belum
sempat mengganti piyama tidurnya. ‚Siapa orang yang berkunjung
malam-malam seperti ini? Benar-benar tidak sopan!‛ gerutu Haneul
sambil memutar kunci dan membuka pintu rumahnya.
Seharusnya, Haneul mengingat perkataan almarhum pamannya
dulu, tentang ‘jangan pernah membuka pintu rumahnya lebih di atas jam 8’
dan sekarang, Haneul menyesal karena telah melupakan peringatan
pamannya itu.
Sosok Kyuhyun berdiri tepat di depan pintu rumahnya, dengan
tatapannya yang sulit di artikan, aura mengerikan seperti mengelilingi
pria itu. Haneul refleks bergerak mundur dan nyaris berhasil menutup
kembali pintu rumahnya, tetapi, Kyuhyun menahannya dengan salah
satu kakinya, lalu kedua tangannya bergerak cepat merengkuh tubuh
Haneul.
Detik selanjutnya, bibir Kyuhyun telah melumat rakus bibirnya,
memaksa Haneul untuk membuka mulutnya dan membiarkan lidah
Kyuhyun bermain-main di dalam rongga mulutnya. Saliva keduanya
menyatu dan Kyuhyun tidak segan-segan untuk menghisap serta me-
ngulum bibir bawah Haneul sampai bengkak dan memerah.
Haneul melakukan perlawanan dengan memukul dada pria itu
dan mencoba untuk mendorongnya, tetapi, tubuh Kyuhyun semakin
merapat dan mengurungnya diantara dinding rumahnya yang keras
serta tubuh Kyuhyun yang ‘panas’. Kedua tangan Kyuhyun bergerak
mencengkram kuat pergelangan tangannya, mengunci tubuh Haneul
di dalam jeratannya.
Kyuhyun melepaskan ciumannya dengan nafas terengah-engah,
sorot matanya di penuhi kabut hasrat yang menggebu, seolah-olah dia
adalah se-ekor serigala yang siap menyantap se-ekor kambing yang
tersaji tak berdaya di hadapannya!

172
‚Beraninya kau—‛
‚Kau punya 2 pilihan, Kim Haneul!‛ Kyuhyun menyela amukan
Haneul, dia tidak ingin gadis itu yang mengendalikan situasi ini.
Gadis itu harus menjadi miliknya dan Kyuhyun tidak memiliki
cara lain selain memaksa Haneul untuk mau menikah dengannya!
‚A-a-apa?‛ Haneul terlihat bingung dan marah di waktu yang
bersamaan.
Kyuhyun terdiam sejenak, ia menatap Haneul lekat-lekat, tubuh
keduanya masih saling bersentuhan, ujung hidung yang saling beradu
dan bibir yang nyaris kembali bersatu.
‚Pilihan pertama, kau menikah denganku,‛ Kyuhyun mengucap-
kannya dengan suara serak dan berat. ‚dan pilihan yang kedua, kau
harus bercinta denganku sekarang juga. Disini, bercinta dengan sangat
keras!‛ tatapannya menggelap dan Haneul terlihat mulai ketakutan.
Deg!
‚KAU GILA!‛ pekik Haneul panik.
Well, Haneul mengenal Kyuhyun, sebagai pria nekat yang gila!
Dan bukan sesuatu yang tidak mungkin, jika ancamannya akan benar-
benar terjadi sekarang!
‚Ya, aku gila.‛ Kyuhyun berbisik tepat di wajahnya. Hembusan
nafasnya menerpa kulit Haneul, memasuki indera peciumannya dan
aroma mint menguar dari nafasnya yang terasa panas
Haneul dapat merasakan bagian area bawahnya yang tiba-tiba
berdenyut, seakan ‘mengantisipasi’ dengan tidak sabar, apa yang akan
terjadi selanjutnya.
‚Aku akan menghitung sampai 3, jika kau tidak menjawabnya...
maka, aku akan menganggapnya, jika kau ingin bercinta denganku di
sini... sekarang.‛ bibir Kyuhyun bergerak mengusap lembut bibirnya,
lalu beralih ke pipinya dan turun ke bagian rahangnya.
‚Satu.‛ pria itu mulai menghitung dan kembali mememberikan
kecupan-kecupan kecil di sekitar wajahnya.

173
‘Oh, tidak! Dia tidak main-main dengan perkataannya, Kim Haneul!’
suara hati kecil Haneul seakan memperingatinya.
‚Dua.‛ ciuman Kyuhyun semakin bergerak turun menuju bagian
lehernya, salah satu tangannya mulai ikut bergerak turun, menelisik di
antara piyama tidurnya
Jantung Haneul seakan merosot jatuh sampai ke ujung kakinya,
seluruh tubuhnya menegang dan alirah darahnya seperti membeku,
membuat otaknya tak mampu berpikir jernih.
‚Ti—‛
‚AYO KITA MENIKAH!‛ dan rasa-rasanya, Haneul seperti ingin
gantung diri saat itu juga.

174
Beautiful Disaster [8th-Runaway Bride!-]
JIKA orang-orang di luar sana, ramai mengeluhkan tentang persiapan
pernikahan mereka yang rumit dan tidak semudah, apa yang mereka
bayangkan sebelumnya. Maka, hal itu seakan tidak berlaku untuk se-
orang Cho Kyuhyun.
Hanya dalam waktu satu minggu saja, persiapan pernikahannya
dengan Haneul telah berjalan tujuh puluh lima persen! Di mulai dari
menyewa gedung mewah, surat undangan yang sudah di sebarkan
dan bahkan, gaun pengantin yang di rancang secara khusus oleh sang
Designer ternama pun, sudah hampir di selesaikan, hanya tinggal me-
nunggu beberapa sentuhan terakhir dan akhir pekan nanti, Kyuhyun
dapat melihat Haneul menggunakan gaun pengantin itu.
Dan Haneul bersumpah, jika Kyuhyun terlalu berlebihan dalam
persiapan pernikahan ini. Dia sendiri bahkan masih tidak percaya, jika
akhir pekan nanti, akan menjadi tanggal pernikahannya!
Ya, pernikahannya bersama Cho Kyuhyun!
Apakah ia akan benar-benar berakhir dengan menikahi pria yang
bahkan telah dihindarinya selama 12 tahun belakangan ini?
Sejujurnya, Haneul seakan ingin kembali melarikan diri dari pria
itu, tanpa meninggalkan jejak sedikitpun!
Tetapi apalah daya? Keuangan yang menipis dan koneksi yang
di miliki Kyuhyun, jelas tidak memungkinkan dirinya dapat melarikan
diri dari pria menyebalkan itu! Cepat atau lambat, Kyuhyun pasti akan
menemukannya!
‚Tidak ada yang perlu di pikirkan lagi. Semuanya akan baik-baik
saja, tenanglah.‛ Raein muncul dari arah dapur seraya membawakan
segelas teh hangat untuknya.
Haneul menghela nafas berat. Raein sudah mengetahui rencana
pernikahannya dengan Kyuhyun dan tebak bagaimana reaksinya? Dia
berteriak seperti orang gila! Benar-benar diluar dugaan Haneul!
‚Ini tidak baik, Raein-ah! Ini buruk! Kau tahu kan, jika aku tidak
ingin menikah dengannya?‛ sahut Haneul dengan lemah.

175
Kepalanya tertunduk lesu dan raut wajahnya pun masih terlihat
murung seperti 1 jam yang lalu, tepat di saat Haneul mengatakan, jika
dia akan menikah dengan Cho Kyuhyun.
‚Oh ayolah, Haneul-ah! Kau bisa menikah dengan pria seperti
Cho Kyuhyun adalah sebuah anugerah!‛ seru Raein. ‚Pria itu tampan,
kaya dan jangan lupakan tubuhnya yang sexy dan—wow!! Aku masih
tidak percaya ini! Kau akan benar-benar menikah!‛ Raein memekik
histeris, sepertinya dia sudah tidak waras.
‚Park Raein!‛ Haneul melotot galak padanya. ‚Kau ini gila ya?!
Pikirkan calon bayimu! Otakmu itu isinya hanya selalu tentang pria!‛
sungut Haneul kesal.
Raein mengibaskan tangannya dengan tak acuh. ‚Tidak perlu
mengalihkan pembicaraan! Kita sedang membicarakan rencana per-
nikahanmu dengan si tampan yang sexy itu.‛ Raein tersenyum penuh
arti sembari menaik-naikkan kedua alisnya ke atas. ‚Jadi, bagaimana?‛
‚Bagaimana apanya?!‛ Haneul membalas kesal dan keningnya
mengkerut dalam.
‚Tentu saja persiapannya!‛
‚Aku tidak peduli!‛
Kini giliran Raein yang cemberut, ‚Hey, kau tak boleh seperti itu!
Walau bagaimanapun juga, ini akan tetap menjadi pernikahanmu! Dan
kau harus ingat, jika pernikahan adalah sesuatu hal yang paling sakral
dan suci di dunia ini!‛
‚Raein-ah... harus berapa kali kukatakan padamu, jika aku tidak
menginginkan pernikahan ini! Dia memaksaku! Aku sudah di jebak!‛
‚Kalau begitu pikirkan saja Taehyung!‛
‚Apa maksudmu?‛ kerutan dikening Haneul bertambah dalam.
‚Pernikahan ini tidak ada hubungannya dengan bocah itu!‛
‚Tentu saja ada!‛ ujar Raein seraya mengelus perutnya sebentar,
‚Dengar, jika kau menikah dengan Cho Kyuhyun. Maka, semua yang
kau butuhkan akan terpenuhi dan—‛

176
‚Aku bukan pengemis! Dan aku juga bukanlah seorang pelacur
rendahan yang menikah hanya karena uang!‛ seru Haneul tak terima.
Kata-kata Raein terdengar seperti dia adalah seorang gadis gila harta
yang menikah hanya karena uang.
Raein mencubit lengan Haneul dengan gemas.
‚Aku belum selesai bicara, Kim Haneul!‛ Raein sambil mendelik
tajam padanya. ‚Maksudku, jika kebutuhanmu terpenuhi, maka secara
otomatis, kebutuhan Taehyung pun akan terpenuhi!‛ Raein hanya me-
ngatakan realita yang sebenarnya.
‚Bayangkan, jika Taehyung sekarang dapat kembali melanjutkan
sekolahnya dan bahkan mendaftar di salah satu Universitas ternama
seperti yang kau impikan sejak dulu!‛ jelas Raein. ‚Pikirkan tentang
masa depan Taehyung! Aku yakin kau takkan pernah menyesal untuk
menikahi Cho Kyuhyun, percayalah!‛
Haneul termenung ditempatnya, tampak berpikir. Sebenarnya,
apa yang di katakan Raein memang ada benarnya. Dengan menikahi
Kyuhyun, maka, semua kebutuhan yang di perlukan Taehyung selama
ini akan terpenuhi dan tentu saja, dia juga tak perlu pusing lagi untuk
memikirkan masalah tagihan ini dan itu.
Tetapi, menikah dengan Cho Kyuhyun, sama saja dengan bunuh
diri! Harga dirinya akan hancur dan pada akhirnya, pria itu pun akan
bersorak penuh kemenangan!
‘Oh ya, tuhan... apa yang harus aku lakukan sekarang?! Semua rencana
pernikahan ini bisa membuatku gila!

Knock... Knock... Knock...


‚Noona, apa kau di dalam?‛ Taehyung menyembulkan kepalanya
untuk masuk melalui celah pintu kamar Haneul yang sedikit terbuka.
‚Noona, kau baik-baik saja?‛ dia bertanya ketika melihat Haneul yang
sedang duduk melamun di pinggir jendela kamarnya.
Taehyung berjalan mendekatinya, seraya duduk di hadapannya
dan membuat Haneul tersadar dari lamunannya.

177
Haneul segera menoleh padanya dengan kedua mata membulat.
‚Kau membuatku terkejut, Kim Taehyung!‛ keluhnya, benar-benar tak
menyadari sama sekali kehadiran Taehyung sebelumnya.
‚Aku sudah memanggil noona sejak tadi! Tapi noona saja yang
tidak menyadarinya!‛ Taehyung menggerutu, lalu kembali bertanya,
‚Noona baik-baik saja? Kau terlihat banyak melamun akhir-akhir ini...‛
nada suaranya berubah khawatir.
Haneul mendesah panjang, menyandarkan keningnya di pundak
Taehyung. ‚Bagaimana tidak? Aku akan menikah dengan seseorang
yang selama ini selalu aku hindari. Apakah kau pikir, aku akan baik-
baik saja?‛ Haneul mengatakan dengan jujur, apa yang menjadi beban
pikirannya selama beberapa hari belakangan ini.
‚Kalau begitu, kenapa noona menyetujui pernikahan ini?‛
Sekali lagi Haneul mendesah berat, pundaknya semakin merosot
jatuh. Seandainya saja, dia dapat mengatakan pada Taehyung, bahwa
satu-satunya alasan Haneul mau menikahi Kyuhyun, karena dirinya.
Tetapi Haneul tak sampai hati untuk mengatakannya, dia tidak ingin
membuat Taehyung merasa terbebani dengan alasan itu.
‚Entahlah, mungkin ini semua sudah menjadi garis takdir untuk
hidupku.‛ Haneul menjawab lemas, lalu menarik keningnya dari atas
pundak Taehyung dan berusaha sebaik mungkin untuk terlihat ceria
dihadapan sepupunya itu.
‚Ayo kita makan, sepertinya cacing didalam perutku ini sudah
berdemo!‛ ia mengusap-usap perutnya.
Namun, Taehyung seolah enggan untuk bergeming ditempatnya.
Tatapannya tampak menerawang jauh. Jiwanya seolah tersedot oleh
gravitasi waktu, membuat pikirannya melebur ke alam bawah sadar.
Haneul berbalik, menatap Taehyung dengan kening mengkerut.
‚Taehyung-ah, kenapa masih duduk disana? Ayo cepat turun! Dasar
pemalas!‛ seru Haneul sambil kembali berbalik, melangkahkan kedua
kakinya terlebih dulu menuju dapur.
‚Kurasa... ini tidak benar.‛ Taehyung menggumam lirih, tampak
cemas dan sedih disaat yang bersamaan.

178
‚Tuan, ada yang ingin bertemu dengan anda.‛ ujar seorang sekretaris
Kyuhyun. ‚Katanya, ini sangat penting.‛
Kyuhyun menggerutu dalam hati, siapa yang berani menggangguku
di saat sibuk seperti ini? Tidakkah mereka tahu, jika sebentar lagi aku akan
menikah dan harus segera menyelesaikan semua pekerjaan sialan ini?! Aku
membutuhkan bulan madu yang indah setelah pernikahanku nanti!
‚Siapa?!‛ tanya Kyuhyun dengan nada ketus.
‚Namanya Kim Taehyung, tuan.‛
Taehyung? Untuk apa dia kemari?
‚Suruh dia masuk!‛ suruh Kyuhyun dan tak berapa lama, ter-
dengar suara ketukan disusul pintu yang terbuka dan menampakkan
sosok Taehyung yang berjalan mantap seperti biasanya.
Kim Taehyung memiliki kepercayaan diri serta tekad yang kuat
dan hal inilah, yang membuat Kyuhyun menyukai pria muda yang
bahkan belum genap 17 tahun itu.
‚Ada apa? Sesuatu terjadi?‛ tanya Kyuhyun kemudian.
Taehyung menggeleng, dia lantas duduk tanpa ragu dihadapan
Kyuhyun. ‚Ada yang ingin kutanyakan, ini tentang Haneul noona.‛
‚Katakanlah...‛
‚Hyung,‛ Taehyung terdiam sejenak. ‚Apakah... kau benar-benar
mencintai Haneul noona?‛
SANGAT!
Ingin rasanya pria itu berteriak, menyatakan seberapa besar rasa
cintanya kepada Haneul. Tetapi, dia tidak mungkin melakukan hal itu
dihadapan Taehyung, terlalu memalukan rasanya untuk seorang pria
sepertinya, bertingkah laku seperti itu.
‚Tentu saja, kenapa kau menanyakan hal itu?‛
Taehyung termenung, raut wajahnya tertekuk murung. ‚Selama
beberapa hari ini, Haneul noona terlihat sangat tertekan dan stres. Aku
berpikir, jika itu semua karena rencana pernikahan kalian.‛

179
Kyuhyun tersenyum santai, ‚Itu adalah hal biasa. Setiap gadis
akan selalu merasa depresi dan tertekan di saat jelang detik-detik hari
pernikahan mereka.‛
‚Tidak.‛ Taehyung menggeleng singkat. ‚Noona tidak pernah ter-
lihat seperti itu sebelumnya! Noona hanya pernah terlihat sedih ketika
Ayah meninggal, selebihnya, aku tak pernah melihat noona semurung
saat ini.‛
Deg!
Ucapan Taehyung seolah membuat jantungnya di pukul dengan
sangat keras, aliran darah dalam tubuhnya seperti membeku dan di
dalam benaknya, kini bayangan guyuran hujan yang begitu deras serta
darah yang berceceran dan menggenang di jalanan, membuat dadanya
tiba-tiba saja terasa sesak.
Kyuhyun terdiam dalam jangka waktu yang cukup lama, kedua
matanya bergerak gelisah dan keringat dingin terlihat mengalir turun
dari atas keningnya.
‚Hyung, apa kau baik-baik saja?‛ Taehyung menyadari ada yang
aneh dengan sikap Kyuhyun saat ini, dia mencoba untuk mendekati
Kyuhyun dan beranjak dari tempat duduknya, tetapi gerakan tangan
Kyuhyun yang seolah menginterupsinya agar tetap tenang, membuat
Taehyung kembali duduk.
‚Aku baik-baik saja.‛ jawab Kyuhyun sambil memegangi dada-
nya yang tiba-tiba terasa sedikit sesak, jantungnya berdegup dua kali
lebih cepat daripada sebelumnya. ‚Taehyung-ah, dengarlah.. aku tahu,
kau mungkin merasa ragu dan tidak yakin dengan perasaanku kepada
Haneul. Tetapi percayalah, aku benar-benar tulus mencintainya. Aku
bersumpah akan menjaganya dan tidak akan membiarkan siapapun
menyakitinya.‛ lanjut Kyuhyun dengan sungguh-sungguh, tak ada
satu katapun yang terkesan dilebih-lebihkan.
‚Apakah aku dapat memegang janjimu?‛ Taehyung menatapnya
dengan sedikit ragu.
Kyuhyun mengangguk, lalu menarik sudut bibirnya ke atas. ‚Ini
adalah janji seorang pria dewasa dan kau bisa memegang janjiku ini.‛

180
Mendengar perkataan Kyuhyun yang meyakinkan, membuat pe-
rasaan Taehyung lega. Pria muda ini lantas tersenyum lebar.
‚Baiklah, aku akan pegang janjimu ini, Hyung!‛ ujarnya dengan
riang. Namun, sedetik kemudian, dia merubah raut wajahnya dengan
ekspresi serius. ‚Jika kau berani melukai noona-ku, aku takkan segan-
segan untuk membunuhmu!‛ ancamnya.
Kyuhyun masih tetap tersenyum santai mendengar ancaman pria
muda ini. ‚Aku percaya kau bisa melakukannya.‛

Hari pernikahan Kyuhyun dan Haneul akhirnya tiba. Segala hal yang
telah di persiapkan secara matang dengan waktu yang begitu singkat,
menghasilkan acara pernikahan yang sempurna. Para tamu undangan
bahkan tidak henti-hentinya berdecak kagum atas dekorasi indah nan
megah yang di berikan Kyuhyun di acara pernikahannya ini.
Sekarang, tinggal menunggu sang pengantin wanita yang keluar.
Sementara Kyuhyun, pria itu tampak menawan dengan tuxedo putih
yang di kenakannya. Senyuman bahagia terus terpancar di wajahnya
dan ia menyambut para tamu undangan dengan ramah, berbeda dari
kepribadian Cho Kyuhyun yang seperti biasanya.
Disisi lain, Haneul terlihat begitu gelisah diruang tunggunya. Dia
tak henti-hentinya melirik ponsel yang di bawanya lalu melirik gelisah
ke sekelilingnya, berharap jika apa yang sedang terjadi saat ini hanya-
lah sebuah mimpi semata.
‚Oh tidak! tidak! aku bisa gila karena pernikahan ini!‛ Haneul
mengerang frustrasi.
Ia kemudian beranjak dari tempat duduknya, mengangkat gaun
pengantinnya sambil berjalan lalu mengintip dengan hati-hati keluar
ruangan melalui celah pintu yang sedikit terbuka.
‚Sepi!‛ gumamnya, sedikit bersorak dalam hati walau tetap saja
ada perasaan was-was.
Sekali lagi Haneul mengintip keluar ruangan, setelah di rasanya
aman, tanpa pikir panjang lagi, Haneul segera saja keluar dari ruangan
tersebut dan berjalan secepat mungkin menuju pintu tangga darurat.

181
‚High heels, sialan!‛ dia mengumpat seraya melepaskan high heels
yang di pakainya, lalu membawanya sambil mengangkat gaunnya.

‚Ini gawat!‛ Raein berteriak panik dengan nafasnya yang tersenggal-


senggal. Ia berlari mendekati Kyuhyun, Minho dan Changmin yang
terlihat tengah membicarakan sesuatu.
‚Ada apa, Raein-ah?‛ tanya Minho cemas, apakah gadis ini tidak
ingat jika dia sedang mengandung?! pria ini membatin dalam hatinya.
Raein masih berusaha mengatur nafasnya sembari menunjuk ke
arah pintu altar pernikahan. ‚Itu... itu!‛
Merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan melihat sikap Raein
saat ini, Kyuhyun segera mendekatinya.
‚Sesuatu terjadi?‛ tanyanya kemudian.
‚Hyung!‛ teriakan Taehyung terdengar, ia terlihat sama paniknya
seperti Raein tadi. ‚Haneul noona menghilang! Dia tidak ada diruang
tunggunya!‛
‚APA?!‛ Minho dan Changmin sama-sama tampak terkejut saat
mendengar ucapan Taehyung.
Namun, Kyuhyun justru bersikap sebaliknya. Dia seolah sudah
tahu, jika kejadian seperti ini pasti akan terjadi di hari pernikahannya!
Pria itu berlari secepat kilat menuju ruang tunggu pengantin, di
susul oleh Minho, Changmin, Taehyung dan Raein di belakangnya.
Setelah tiba diruangan itu, Kyuhyun langsung ‘mengobrak-abrik’
seisi. Dia mencari sesuatu yang mungkin saja di tinggalkan gadis itu di
dalam ruangan, tetapi, tak ada satupun hal yang menjadi jejak Haneul.
‚SHIT! Dia tidak bisa kuhubungi!‛ Kyuhyun mengumpat kesal
saat Haneul me-reject teleponnya. ‚Apakah kau sudah mencoba untuk
menghubunginya?!‛ dia menoleh pada Raein.
‚Sudah, tapi dia juga tidak menjawab teleponku!‛

182
‚Sial! Apa yang sebenarnya gadis itu pikirkan?! Melarikan diri?!
Benar-benar kekanak-kanakan!‛ gerutu Kyuhyun sembari menendang
kasar sebuah kursi disekitarnya.
‚Tenanglah, Kyuhyun-ah. Mungkin... Haneul sedang ke toilet
untuk menenangkan diri sebentar.‛ ujar Changmin.
‚Aku sudah memeriksanya di toilet, tapi dia tidak ada di sana!‛
balas Raein.
‚Kau yakin?‛ Minho menoleh padanya dan Raein mengangguk
pasti.
Lalu, suara dering ponsel Taehyung seperti menjadi sebuah pen-
cerahan untuk orang-orang di dalam ruangan itu, terutama untuk Cho
Kyuhyun. ‚Ini Haneul noona!‛ serunya dengan mata membulat.
Buru-buru, Taehyung menjawab panggilan masuknya. ‚Noona,
kau dimana sekarang?!‛ tanyanya kemudian.
‚Aku tidak bisa memberitahumu sekarang, tapi kau harus mem-
bantuku, Kim Taehyung...‛ suara Haneul yang panik, terdengar dari
seberang sana, sepertinya gadis itu sedang menaiki sebuah taxi, karena
terdengar suara klakson dari seberang sana.
‚Membantu?! Apa—‛
Sret!
Kyuhyun langsung merebut ponselnya dari tangan Taehyung, ia
segera mendeteksi keberadaan Haneul dengan GPS yang terpasang di
ponsel Taehyung. Tak butuh waktu lama, sampai akhirnya Kyuhyun
tahu, tujuan gadis itu. Dia akan pergi ke—BANDARA!
‚Jangan macam-macam, Kim Haneul! Kau tidak bisa melarikan
diri dariku!‛ Kyuhyun tiba-tiba berbicara.
Dan keheningan langsung terdengar dari seberang sana, semua
orang di sana kecuali Kyuhyun, sudah dapat membayangkan betapa
paniknya Haneul sekarang, saat mendengar suara Kyuhyun yang tiba-
tiba berbicara.
Tut... tut... tut...

183
Panggilan itu langsung terputus dan Kyuhyun menggertakan
giginya dengan penuh emosi. ‚Berikan kunci mobilmu! Dan katakan
pada para tamu yang sudah hadir, acaranya diundur 10 menit lagi!‛
seru Kyuhyun sembari meraih kunci mobil Changmin dan bergegas
pergi secepat mungkin.

Dengan tatapan horornya, Haneul memandangi layar ponselnya yang


masih menyala. ‚Ya tuhan... apa aku baru saja mendengar suara iblis?
Ini membuat seluruh bulu kudukku merinding!‛ dia meringis sambil
bergidik ngeri.
Dia kembali menatap jalanan dihadapannya, masih lampu merah
dan ini dikarenakan ada sebuah parade yang tengah melewati jalanan.
Beberapa pengemudi memilih turun dan menikmati parade tersebut,
tetapi ada juga yang tetap bersikeras membunyikan klakson mereka,
berharap parade itu akan segera pergi dan tidak menghalangi jalanan.
Sang supir taxi terdengar tengah mengobrol melalui talky-walky
dengan bahasa yang tidak begitu Haneul pahami, sepertinya itu se-
macam kata sandi sesama supir taxi atau apalah itu. Awalnya Haneul
tak peduli, tetapi, dia begitu kebingungan saat tiba-tiba saja sang supir
taxi memundurkan mobilnya dan tiba-tiba berjalan melawan arah.
‚Ada apa? Kenapa kita berputar arah?‛ tanya Haneul dengan
kebingungan.
‚Maaf, nona. Ini perintah atasan kami, untuk beberapa taxi yang
berada dikawasan ini, diperintahkan untuk berkumpul sebentar. Akan
ada pemeriksaan, anda tidak keberatankan nona? Lagipula, jalanan
masih macet karena parade itu...‛ ujar supir taxi yang telah berumur
sekitar pertengahan 50 tahun-an itu.
‚A-apa? Ohh...‛ Haneul tampak berpikir sejenak. Benar juga apa
di katakan supir ini, meskipun ia ganti dengan taxi lain, akan percuma
saja, jalanan masih tetap macet. Bahkan, ada orang yang mengatakan,
jika parade masih berlangsung sekitar 20 menit lagi.
‚Ehm, baiklah... tapi itu tidak begitu lama kan?‛ tanya Haneul
memastikan.

184
‚Tidak, biasanya mereka hanya mengecek sebentar. Paling lama
10 menit, nona.‛
‚Baiklah.‛
Dan tanpa kecurigaan apapun, Haneul pun hanya duduk pasrah
ditempatnya. Ia memilih untuk menyibukkan dirinya dengan ponsel
di tangannya, sementara sang supir sepertinya telah tiba di tempat,
dimana bosnya menyuruh para supir taxi untuk berkumpul.
Supir taxi itu keluar, terdengar mengobrol dengan supir taxi lain.
Haneul bisa menghitung mungkin ada sekitar 7 taxi yang di suruh ber-
kumpul dan diantaranya, ada beberapa yang sama-sama membawa
penumpang, sama seperti taxi yang tengah dinaikinya saat ini.
Brak!
Suara pintu taxi yang tertutup kasar, membuat Haneul terlonjak
kaget, gadis ini melongok keluar jendela dan betapa terkejutnya ia saat
tatapannya bertemu pandang dengan sepasang mata yang sedang me-
lemparkan tatapan tajam kearahnya, di penuhi emosi menggebu-gebu
serta rahangnya yang tampak mengeras.
Mungkin, ini yang dinamakan dengan dewa kematian menjemputmu!
Tuhan, selamatkan aku!! Haneul berdoa ketakutan di dalam hatinya.
Kyuhyun berjalan cepat mendekati taxi yang di tumpanginya,
lalu dengan gerakan jarinya, pria itu mengisyaratkan Haneul untuk
keluar dari dalam taxi, tetapi gadis itu menggeleng kuat, bersikukuh
dengan keputusannya.
‚Keluar!‛
‚Tidak!‛
‚Aku bilang keluar, Kim Haneul!‛ bentakan Kyuhyun semakin
bertambah kencang dan Haneul seperti ingin menangis saat itu juga.
Geram dengan sikap keras kepala Haneul, Kyuhyun bergegas menarik
pintu tersebut, tetapi Haneul menahannya dengan sekuat tenaga.
‚Kim Haneul, jangan macam-macam!‛
‚Aku tidak ingin menikah denganmu!‛ teriak Haneul, dia masih
berusaha keras menjaga pintunya agar tertutup.

185
Tetapi, seorang wanita tetaplah seorang wanita, kekuatannya tak
akan pernah sebanding dengan kekuatan seorang pria, terlebih pria itu
adalah Cho Kyuhyun, pria yang telah mendalami ilmu bela diri!
‚Kyaaaa!!‛ tubuh mungil Haneul seperti tertarik ke depan, tetapi
dia tidak terjatuh ke atas tanah ketika pintu taxi itu terbuka.
Kedua tangan Kyuhyun, melingkar di pinggulnya dengan begitu
erat dan sedetik kemudian, ia merasakan tubuhnya melayang diudara
lalu perutnya mendarat di pundak Kyuhyun yang terasa keras.
Para penumpang yang berada di taxi lain serta semua supir taxi
yang ada ditempat itu, jelas terlihat terkejut pada awalnya. Bagaimana
tidak? Yang wanita terlihat mengenakan gaun pengantin, sedangkan
yang pria mengenakan tuxedo, apa ini adalah sebuah adegan menikah
paksa ala drama-drama di televisi?!
Namun, ketika sang pria dengan kepala botak dan perut buncit—
yang sepertinya merupakan ‘kepala’ dari para supir taxi, memberikan
hormat kepada Kyuhyun, pria itu seakan mengenal Kyuhyun dengan
baik dan bahkan jika dilihat dari sikapnya, pria itu pun justru ‘tunduk’
kepada pria bermarga Cho itu.
Tidak ada satupun penumpang yang melewatkan untuk meng-
abadikan adegan tersebut, tak selang lama, terdengar sorak-sorakan
mereka yang seolah menggoda pasangan Kyuhyun-Haneul.
Sementara itu, Haneul menjerit sambil meminta diturunkan dan
memukul punggung Kyuhyun terus-menerus. Riasan diatas kepalanya
terlihat sedikit keberatan, namun Haneul benar-benar tak peduli lagi.
‚Diamlah, Kim Haneul!‛ seru Kyuhyun galak. ‚Atau aku akan
memukul pantatmu! Dasar gadis nakal!‛ ancamnya.
‚Brengsek! Turunkan aku!‛ Haneul masih meronta
Plak!
Haneul terkesiap kaget, ancaman Kyuhyun benar-benar terjadi.
Pantatnya yang ‘suci’ ini, sekarang telah ternoda dan dilecehkan oleh
tangan seorang pria brengsek bernama Cho Kyuhyun!
‚CHO KYUHYUN!‛ teriaknya dengan penuh kemarahan.

186
‚Apa mereka sudah datang?‛ Changmin bertanya kepada Taehyung
yang baru saja kembali.
Taehyung menggeleng dengan nafas memburu, ‚Belum aku juga
bahkan tidak melihat mobil Hyung dijalan.‛
‚Bagaimana ini?‛ Raein semakin terlihat cemas, di liriknya para
tamu yang sudah mulai bosan dan terus menatap jam tangan mereka
berulang kali. ‚Ini benar-benar buruk...‛ ia menghela nafas panjang.
‚Apakah mungkin, Kyuhyun Hyung tidak menemukan Haneul?‛
Minho melirik Changmin yang terlihat sibuk dengan ponselnya.
Mungkin, dia sedang mencoba menghubungi beberapa pelayan
yang juga ikut menunggu kedatangan Kyuhyun dan Haneul di lantai
dasar gedung ini.
‚Tidak,‛ Changmin menggantungkan ucapannya, lalu menunjuk
pada pintu altar yang mendadak terbuka kasar. ‚Pengantin aneh itu
akhirnya datang!‛ ujarnya dengan nada geli dan tiba-tiba saja teriakan
Haneul yang nyaring pun, langsung terdengar menggema di seluruh
penjuru gedung.
Dan benar saja, Kyuhyun datang bersama Haneul yang berada di
atas pangkuannya. Para tamu pun mulai berdiri dari tempatnya dan
melongo untuk beberapa saat, baru kali ini mereka melihat pengantin
pria yang langsung membawa pengantin wanitanya, terlebih dengan
cara seperti ini!
Penampilan Haneul sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya.
Minho, Taehyung dan Changmin bersorak keras, sementara Ny.Cho
dan Raein yang melihat kejadian itu, jelas hanya bisa menggelengkan
kepala melihat tingkah laku dua makhluk aneh bin ajaib itu!
‚Haelmoni, kenapa Appa menggendong Haneul Ahjumma?‛ satu
pertanyaan polos, terdengar dari mulut Hanjoo. Dia menunjuk ke arah
Haneul yang kini meronta-ronta diatas pangkuan Kyuhyun, menjerit
meminta diturunkan.
Ny.Cho hanya menghela nafas panjang, berdoa dalam hatinya,
semoga sang cucu akan melupakan adegan yang sangat memalukan

187
ini. ‚Tidak apa-apa. Itu sudah biasa...‛ hanya itu jawaban yang dapat
Ny.Cho berikan kepada cucu kesayangannya itu.
Dan Hanjoo terlihat mengerutkan keningnya, tanda jika dia tidak
terlalu puas dengan jawaban sang nenek yang terkesan ambigu dan
membingungkan. Dia saja yang masih berumur 6 tahun, tidak pernah
di gendong oleh Ayahnya, tetapi, kenapa Haneul yang sudah jauh
lebih dewasa darinya, harus digendong Ayahnya?
‚Turunkan aku, bodoh!‛ jerit Haneul frustrasi.
‚Berisik!‛ Kyuhyun lalu menurunkan tubuh Haneul yang tanpa
menggunakan alas kaki ke atas altar pernikahan.
Beruntung, gaun pengantinnya yang panjang menutupi kakinya
yang ‘telanjang’. Haneul bersiap untuk melontarkan segala sumpah
serapahnya, tetapi tertahan kala tatapan matanya tertuju pada seorang
pendeta tua yang tersenyum kearahnya. Kepalanya lantas berputar ke
belakang, menemukan sosok Ny.Cho dan Hanjoo, serta beratus-ratus
tamu yang hadir, tak terkecuali dengan sepupunya, Kim Taehyung,
sahabatnya Park Raein dan juga pengikut setia—si brengsek Cho
Kyuhyun—, Shim Changmin dan Choi Minho.
‚Apakah kita bisa memulainya, nona?‛ sang pendeta tersenyum
lembut ke arahnya dan tiba-tiba saja kebrutalan Haneul beberapa detik
lalu, segera saja lenyap tak berbekas.
Haneul menunduk lemas dan mengangguk pelan.
‚Ya..‛ jawabnya tanpa penuh minat, sedangkan pria yang berdiri
di sampingnya ini hanya menyeringai penuh kemenangan.
Oh yeah, coba saja untuk melarikan diri dariku lagi! Aku tidak akan
membiarkan itu terjadi! Sekarang kau milikku, Kim Haneul!
Kemudian, setelah sang pendeta mengucapkan beberapa kalimat
panjang, di ikuti dengan jawaban dari keduanya, akhirnya sepasang
‘kekasih’ di hadapannya ini, resmi menjadi sepasang pengantin baru!
Keduanya berhadapan satu sama lain dan ketika sang pendeta
memperbolehkan Kyuhyun untuk mencium sang pengantin wanita,
maka di saat itu juga, Kyuhyun segera menarik tubuh mungil Haneul
ke dalam rengkuhannya lalu mendaratkan satu kecupan lembut tepat

188
di atas bibir Haneul. Gadis itu memejamkan matanya, memilih pasrah
dan menerima kenyataan yang ada, bahwa sekarang, dia sudah resmi
menyandandang status sebagai isteri dari seorang CEO kaya bernama
Cho Kyuhyun!
Katakan ini mimpi buruk! Maka, aku akan segera terbangun! Kumohon,
katakan ini mimpi!!

Setelah melewati pesta pernikahan yang begitu megah dan juga sukses
membuat kedua kakinya mati rasa karena harus terus berdiri me-
nyambut para tamu yang hadir serta memberikan ucapan selamat.
Akhirnya, Haneul dapat beristirahat disebuah kamar hotel ber-
bintang—yang bahkan, tak pernah sekalipun ia membayangkan dapat
tidur di tempat semewah dan semahal ini—. Sesampainya dihotel,
Haneul terus mengabaikan keberadaan Kyuhyun. Dia memilih untuk
mandi lebih dulu dan mengganti pakaiannya dengan sebuah piyama
berwarna abu-abu yang telah disediakan pihak hotel.
Suara shower didalam kamar mandi, menandakan jika Kyuhyun
baru saja mandi dan Haneul memilih untuk mengambil ponselnya,
mengecek barangkali ada satu atau dua pesan yang masuk.
Dan tebakannya meleset, banyak pesan masuk pada ponselnya.
Salah satunya dari sang ‘mantan’ atasannya di perusahaan penerbit. Ia
menyatakan selamat kepadanya dan berharap, Haneul dapat kembali
bekerja untuknya, itupun jika dia tidak sibuk dengan ‘status’ barunya
sebagai isteri Kyuhyun.
Belum lagi, ada pesan masuk juga dari ‘mantan’ Kepala Sekolah
Taehyung, yang mengucapkan penyesalannya. Dia tidak menyangka
jika Kyuhyun dan Haneul adalah sepasang kekasih dan dia berharap,
jika Haneul akan memaafkan perbuatannya waktu itu.
Haneul berdecak kesal, dasar orang-orang penjilat!
Sisanya, pesan-pesan masuk dari beberapa kenalannya yang dia
dapatkan dari tempat bekerja dulu. Mereka memang tidak di undang
ke acara pernikahannya, karena Haneul memang tak terlalu berminat,
lagipula dia tidak terlalu mengenal mereka semua. Mungkin mereka

189
mengetahui pernikahan Kyuhyun dan Haneul dari acara infotainment
yang tayang di televisi.
Berbicara soal berita ‘infotainment’, rasa-rasanya Haneul seperti
melupakan sesuatu. Tapi apa? Dia menggedikkan bahunya, tak peduli
dengan pikiran yang sempat mengusiknya itu. Lalu jarinya kembali
bergerak, kini giliran pesan Raein yang dia buka. Ada sekitar 3 pesan
yang dikirim Raein dan ini membuat Haneul penasaran.
Untuk apa gadis itu mengirimnya pesan? Bukankah mereka baru
saja berpisah di pesta pernikahannya sekitar 2 jam yang lalu? Apa dia
sudah merindukan sahabatnya ini?
Haneul membuka isi pesan itu, yang salah satunya merupakan
sebuah kiriman video. Kerutan di kening Haneul semakin bertambah
dalam dan ketika dia memutar video yang di kirimkan Raein, tiba-tiba
saja kedua matanya langsung membulat sempurna, bahkan nyaris
melompat keluar dari kelopak matanya.
‚Oh tidak! Ini memalukan! Aaaaaarrgghhh!!‛ Haneul menutup
kedua matanya sendiri sambil menggeleng cepat, tangannya refleks
melempar ponselnya ke sisi ranjangnya. Dia benar-benar tak sanggup
lagi melihat video yang dikirimkan Raein itu.
Well, bisakah kalian menebak apa isi video tersebut? Di dalam
video itu, ada adegan Kyuhyun yang memaksanya untuk keluar dari
mobil taxi serta menggendongnya dengan cara yang tidak terhormat,
Bahkan disaat Haneul berteriak memarahi pria itu pun terdengar jelas
disana, semua adegannya benar-benar terekam dalam video itu.
Belum lagi, adegan memukul pantat! Adakah hal yang lebih me-
malukan selain yang dilakukan Kyuhyun keadanya di tempat umum
seperti itu?
Video itu bahkan telah tersebar luas di seluruh jejaring sosial dan
masuk dalam liputan infotainment. Parahnya lagi, video itu diberi judul
‘Runaway Bride’. Bukankah hal itu benar-benar memalukan? Mau di
taruh dimana mukanya ini? Rasanya dia takkan sanggup menghadapi
dunia lagi. Haneul ingin mati saat ini juga! Oke, mungkin ini terlalu
berlebihan, tapi video itu benar-benar sangat ME-MA-LU-KAN!!!

190
Bayangan akan tangan Kyuhyun yang memukul pantatnya, tiba-
tiba saja terlintas dalam benaknya dan hal itu sukses membuat kedua
pipinya mendadak bersemu merah.
‚Ada apa? Kenapa wajahmu merah sekali?‛ suara Kyuhyun ter-
dengar, seolah menginterupsi Haneul dari bayangan tadi siang.
Gadis ini tersentak kaget dan mendongakkan wajahnya, lalu ia
mendapati sosok Kyuhyun yang tengah berdiri tak jauh darinya, ber-
telanjang dada dengan rambutnya yang basah dan sedikit meneteskan
air di bagian ujungnya. Dan entah ini hanya perasaannya saja, atau dia
memang sudah berubah menjadi gadis jalang yang tidak tahu diri.
Tetapi, saat ini sosok Cho Kyuhyun terlihat benar-benar sexy dan
menggoda di matanya!
Haneul menggeleng cepat, menepis pikiran ‘kotor’ itu dari dalam
otaknya. Dia harus tetap berpikiran waras, jika berhadapan dengan
pria bermarga Cho ini.
‚Kenapa?! Jangan-jangan kau baru saja menonton film porno?!‛
tuduh Kyuhyun sambil meraih handuk kecil.
Haneul memicingkan kedua matanya dengan tajam. ‚Dasar otak
mesum! Untuk apa aku menonton film menjijikan seperti itu?!‛
‚Mungkin untuk mencontoh gaya bercinta?! Bukankah ini malam
pertama kita?‛ goda Kyuhyun sambil tersenyum jail dan satu bantal
yang melayang, menjadi ‘hadiah terindah’ untuk kata-kata mesumnya.
‚Dasar pria menjijikan!‛ Haneul membaringkan tubuhnya dan
menarik selimut hingga keatas kepalanya.
‚Hey, kau mau apa?‛
‚Tentu saja tidur! Dasar bodoh!‛ balas Haneul dari balik selimut
yang menutupi seluruh tubuhnya.
‚Ini kan malam pertama kita, apakah kau tidak ingin melakukan
sesuatu denganku?!‛
Kepala Haneul muncul dari balik selimutnya dan tak ketinggalan
dengan tatapan matanya yang tajam serta penuh dengan ancaman.

191
‚Aku akan menendangmu keluar dari kamar ini, jika kau berani
macam-macam padaku!‛
Kyuhyun tertawa mendengar keras mendengar ancaman Haneul.
Ia kemudian naik keatas ranjang dan merangkak mulai perlahan di
atas tubuh Haneul, membuat gadis itu panik.
Haneul sudah bersiap-siap dengan kakinya, ia akan benar-benar
menendang Kyuhyun jika pria itu berani macam-macam dengannya.
‚Kau yakin bisa melawanku, hm?‛ goda Kyuhyun lagi.
‚Y-ya! J-jangan mendekat!‛
‚Ayolah, Haneul-ah... ini malam pertama kita!‛ ucap Kyuhyun
setengah berbisik, semakin menggoda Haneul.
‚Y-ya!!‛
Wajah Kyuhyun semakin dekat, tatapannya yang intens, seolah
menghentikan kerja otot syaraf dalam tubuhnya. Seluruh tubuhnya
terasa lemas tak berdaya dibawah tatapan Kyuhyun yang lekat. Ada
perasaan hangat yang menyebar keseluruh permukaan kulitnya dan
Haneul dapat merasakan kedua pipinya yang kembali bersemu merah.
Jarak wajah Kyuhyun dengan wajahnya semakin dekat, mungkin
hanya sekitar 5 centi lagi saja. Ujung hidung mereka sudah saling ber-
sentuhan dan hembusan nafas Kyuhyun yang beraroma mint, terasa
menggelitik kulit leher Haneul, mengalirkan gelenyar memabukkan
yang terasa asing dalam tubuhnya.
‚Haneul-ah...‛ Kyuhyun memanggil namanya dengan suaranya
yang berat dan serak, membuat pria itu semakin terlihat sexy dimata
Haneul!
‘Oh, ya tuhan! Tolong hentikan pikiran kotor ini dari otak ku! Haneul
bergumam frustrasi dalam batinnya.
Jari-jari Kyuhyun mulai bergerak mengusap lembut pipinya, me-
rapihkan beberapa helai rambut Haneul yang terlihat sedikit menutupi
wajahnya, lalu menyisipkannya kebelakang telinga Haneul. Wajah
Kyuhyun semakin mendekat dan terus mendekat.

192
‚A-a-apa yang ingin k-kau la-lakukan?‛ Haneul bertanya panik
sekaligus cemas, kedua matanya refleks menutup rapat. Seolah-olah,
dia takut dengan apa yang akan dilakukan Kyuhyun selanjutnya.
Dan Kyuhyun hanya dapat tersenyum geli melihat tingkah laku
Haneul yang terkesan polos. Wajahnya bergerak semakin mendekat
dan Haneul begitu terkejut, saat bibir Kyuhyun mendarat tepat diatas
keningnya.
‚Selamat malam, Haneul-ah.‛ ujar pria itu kemudian dan setelah
itu, ia hanya berbaring di samping Haneul tanpa mengatakan apapun.
Sementara Haneul tampak mengerjap ditempatnya. Tak percaya
dengan apa yang baru saja Kyuhyun lakukan padanya. Tadinya, dia
sudah berpikir jika Kyuhyun mungkin akan memaksanya untuk me-
lakukan sesuatu yang di bencinya, tetapi rupanya tidak. Pria itu hanya
mencium keningnya dan mengucapkan selamat malam!
Haneul kemudian menoleh padanya, menatap Kyuhyun dalam
diam dan jantungnya tiba-tiba berdegup kencang, seulas senyuman
tipis perlahan muncul di sudut bibirnya.
‚Selamat malam... Kyuhyun-ah.‛ ujarnya setengah berbisik.
Tanpa di sadari olehnya, Kyuhyun masih terjaga. Kedua matanya
kembali terbuka dan senyuman bahagia itu pun, kembali tercetak jelas
di wajahnya yang tampan.

193
Beautiful Disaster [9th-Failed Honeymoon?-]
SESUATU yang lembut, kenyal dan lembab terasa seperti menyentuh
bibirnya, membelainya dengan sangat lembut dan membuatnya se-
akan enggan untuk terbangun dari tidur nyenyaknya. Rasanya begitu
manis dan mengirimkan sensasi menggetarkan ke seluruh tubuhnya.
Kemudian, benda yang terasa lembut dan kenyal itu, perlahan
bergerak turun menyusuri rahangnya lalu bergerak ke bagian leher-
nya, membelainya dengan lembut dan tiba-tiba saja berubah menjadi
sebuah hisapan pelan, membuat seluruh tubuhnya memberikan reaksi
yang terasa asing lagi untuknya.
Disusul, dengan sebuah tangan yang menelisik masuk ke dalam
piyamanya, lalu meraba-raba kulit telanjangnya di balik piyama yang
di kenakannya. Rasa panas seperti menyebar ke sekujur tubuhnya, ter-
lebih ketika tangan itu lambat laun merayap ke bagian atasnya dan
nyaris mendekati salah satu payudaranya.
Tunggu—apa dia baru saja merasakan sebuah tangan?!
Haneul memaksa kedua matanya untuk terbuka dan kedua bola
matanya langsung membelalak lebar.
‚Apa yang kau lakukan?!‛ pekiknya histeris, refleks mendorong
tubuh Kyuhyun yang berada diatas tubuhnya.
Bruk!
‚Ahk!‛ ringisan Kyuhyun terdengar dari bawah sana dan Haneul
terlihat panik ditempatnya.
Ia segera menurunkan piyamanya yang sedikit tersingkap keatas,
menampilkan perutnya yang rata serta mulus. Lalu, sang ‘tersangka’
muncul sembari mengusap-usap kepalanya yang sempat terbentur sisi
ranjang saat terjatuh tadi.
Kyuhyun tersenyum santai kearahnya. ‚Selamat pagi, isteriku.‛
Haneul melotot galak padanya, ‚Dasar pria otak mesum! Berani-
beraninya kau menyentuhku saat aku sedang tidur?!‛ teriak Haneul
dengan histeris.

194
‚Hey... aku ini suamimu sekarang. Itu sudah hal wajar...‛ balas
Kyuhyun dengan raut wajah cemberut yang dibuat-buat.
‚Tidak untukku!‛
‚Tidak untukmu, Ya untukku.‛ balas Kyuhyun santai sembari
mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Haneul.
Bugh!
Sebuah bantal langsung melayang dan nyaris mendarat di wajah
Kyuhyun, namun dengan cepat, ia menghindar, ‚Kau benar-benar pria
menjijikan! Aku membencimu!‛
‚Dan aku mencintaimu.‛ Kyuhyun menyeringai lebar.
Haneul menggeram kesal, dia mengacak-acak rambutnya dengan
frustrasi. ‚AAAAA!!!‛ jeritannya sukses membuat Kyuhyun terlonjak
kaget.
Lalu gadis itu pun meloncat dari tempat tidurnya, berlari secepat
mungkin menuju kamar mandi.
Bruk!
Pintu kamar mandi terbanting keras membuat Kyuhyun kembali
terlonjak kaget ditempatnya. Pria ini mengerjap cepat, mengusap-usap
dadanya pelan, sambil memastikan jantungnya masih berdetak normal
seperti biasanya.
‚Haish... dia ini!‛ Kyuhyun mengeluh.
Disisi lain, Haneul masih memandangi pantulan dirinya dalam
cermin. Sebuah bercak kemerahan, jelas terlihat di lehernya yang putih
dan Haneul tahu betul, tanda apa dari bercak kemerahan itu.
Kiss mark. Tentu saja! Kim Haneul bukan gadis polos yang bodoh
dan tolol! Meskipun dia belum pernah berpacaran, tapi bukan berarti
dia ‘buta’ mengenai hal-hal seperti ini.
Haneul mendengus kesal, menggosok-gosokkan air ke bagian
lehernya, berharap jika bekas kiss mark di bagian lehernya akan segera
menghilang.

195
‚Cho Kyuhyun, bodoh! Brengsek! Menyebalkan! Otak mesum!‛
dia mengumpat sembari melanjutkan ‘kegiatannya’, namun hasilnya
nihil. Tanda itu tetap ada disana, tercetak dengan sangat jelas!
Tok... tok... tok...
‚Hey... mau mandi bersama?‛ suara Kyuhyun terdengar setelah
pria itu mengetuk pintu kamar mandi lebih dulu dan Haneul benar-
benar membencinya!
Bagaimana bisa dia menikah dengan pria otak mesum, kurang
ajar dan menyebalkan seperti Cho Kyuhyun?
Oh... sepertinya dia mulai menyesali keputusannya!
‚Pergi saja ke neraka! Dasar otak mesum!‛ jerit Haneul kesal.
‚Ayolah, Haneul-ah... aku bisa membantumu untuk menggosok
punggungmu.‛
‚Tutup mulutmu!‛ dan suara tawa geli Kyuhyun terdengar dari
luar sana, membuat Haneul rasa-rasanya ingin sekali menghar wajah
Kyuhyun saat itu juga.
Suara ketukan lain terdengar dan tawa Kyuhyun pun berhenti.
Haneul berpikir, mungkin itu adalah pelayan hotel yang datang dan
setidaknya, Haneul dapat bernapas lega sekarang.
Aku bisa mandi dengan tenang, itu pikirnya.
Namun tiba-tiba saja, suara keras Kyuhyun di luar membuatnya
terlonjak kaget.
‚Apa yang kau lakukan ditempat ini?!‛
Haneul tampak penasaran, dia berjalan mendekati pintu kamar
mandi dan menempelkan telinganya pada daun pintu, berharap dapat
mendengar suara diluar sana dengan lebih jelas.
‚Hanjoo ingin bertemu Ahjumma...‛ dan suara yang tak asing lagi
untuknya itu, membuatnya langsung membuka pintu kamar mandi
dan segera berjalan menghampiri Kyuhyun yang saat ini berdiri di
dekat ambang pintu kamar hotel yang telah tertutup rapat.
Kedua mata Haneul melebar, kerutan dikeningnya muncul.

196
‚Hanjoo?‛ ujarnya dengan nada tak percaya.
Bocah itu menoleh padanya, tersenyum lebar dan langsung ber-
lari untuk memeluknya, tetapi, Kyuhyun segera saja menahan tubuh
mungilnya dan membuat Haejoon kembali berdiri dihadapannya.
‚Kau belum menjawab pertanyaanku, Cho Hanjoo!‛
Hanjoo menciut, dia ketakutan di bawah tatapan Ayahnya yang
tajam dan tegas. Haneul yang menyadari hal tersebut, segera berjalan
mendekatinya dan mencubit lengan Kyuhyun dengan cukup keras.
‚AHK!‛ teriakan Kyuhyun yang berubah menjadi ringisan kecil
terdengar, ia menoleh pada Haneul dengan kedua mata yang melotot
galak dan Haneul membalasnya dengan pelototan yang lebih galak.
‚Apa?!‛ tantangnya. ‚Berhenti menakuti anakmu, tuan Cho! Kau
ini memang sangat menyebalkan!‛ ujarnya lalu berjongkok dihadapan
Hanjoo. ‚Hey... apa yang sedang kau lakukan disini, Hanjoo-ya?‛ ia
bertanya dengan lembut dan tak lupa, dengan seulas senyuman tipis
yang membuat ketakutan bocah kecil itu menghilang begitu saja.
‚Aku merindukan Ahjumma...‛ ujarnya, lalu melirik sekilas pada
Kyuhyun yang masih terlihat kesal sekaligus marah atas kehadirannya
yang tidak terduga. ‚Dan juga... Appa...‛
Deg!
Entah kenapa, jawabannya sukses membuat ketegasan di wajah
Kyuhyun melunak. Kedua matanya mengerjap dan mendadak sekujur
tubuhnya berubah kaku, seperti patung yang tidak bisa di gerakkan.
Haneul menoleh sebentar kearahnya, melihat semua perubahan
wajah Kyuhyun yang tampak kaku, namun kemarahan telah sirna dari
pancaran matanya. Sebenarnya, beberapa waktu lalu, tepat sebelum
pernikahan mereka, Haneul meminta Changmin untuk.
Entah apa yang ada di dalam pikirannya saat itu, dia bertanya
tentang alasan sikap Kyuhyun yang selalu dingin pada Hanjoo selama
ini dan jawaban Changmin, membuatnya terkejut! Meskipun pria itu
tidak menceritakannya secara detail, tetapi, Haneul dapat membuat
kesimpulan, jika sebenarnya, Kyuhyun tidak pernah mengharapkan
kehadiran Hanjoo di dalam hidupnya!

197
Hanjoo hanyalah seorang bocah polos yang tidak tahu apapun,
kehadirannya ke dunia ini bukanlah sebuah dosa ataupun malapetaka.
Hanya saja, sosok bocah imut yang menggemaskan itu, hadir di waktu
yang tidak tepat dan bahkan... tidak diharapkan!
‚Bagaimana bisa kau berada disini?‛ pertanyaan Haneul seolah
menjadi pencair suasana yang mendadak berubah tegang sebelumnya.
Dia kembali menatap Hanjoo dengan tatapan lembut seperti tatapan
seorang Ibu kepada Anaknya.
Hanjoo tampak menunduk sesaat, seperti menimbang-nimbang,
untuk menjawab jujur atau menjawab bohong. ‚Ehmm... itu... itu...‛
bocah menggemaskan ini memandang Haneul dengan takut-takut.
‚Kenapa, Hanjoo-ya?‛ tanya Haneul lagi, membuat bocah ini tak
sampai hati untuk membohongi sang Ibu ‘barunya’ ini.
‚Sebenarnya...‛ Hanjoo mulai memasang tampang merajuk, khas
anak-anak dan Kyuhyun memiliki firasat buruk tentang ini. ‚Hanjoo
diantar seseorang...‛ lanjutnya seraya melirik Kyuhyun dan Haneul
secara bergantian.
Kyuhyun semakin yakin dengan firasatnya, sementara Haneul
terlihat menaikkan sebelah alisnya. Sejujurnya, ketika melihat Hanjoo
di kamar hotel mereka, ia benar-benar terkejut. Tentu saja! Pasalnya,
Kyuhyun dan Haneul saat ini tengah melakukan ‘bulan madu’–meski
sebenarnya, rencana ini tidak diketahui Haneul, dia hanya bisa pasrah
ketika Kyuhyun ‘menjebaknya’, mengatakan mereka akan pulang ke
rumah, tetapi, ketika dia tertidur sebentar di dalam mobil, satu jam
selanjutnya, dia terbangun di sebuah Bandara dengan memegang 1
buah tiket menuju Pulau Jeju, yang siap lepas landas 15 menit lagi.
Cho Kyuhyun, benar-benar keterlaluan!
‚Siapa yang mengantarmu kemari?!‛ kini giliran suara Kyuhyun
yang kembali terdengar dan Hanjoo melihat ke arahnya, menatapnya
dengan kedua matanya yang berbentuk seperti almound, mirip seperti
bentuk mata Kyuhyun.
‚Ehm.. Changmin Ahjusshi.‛ ia mengakui dan Kyuhyun langsung
mengumpat saat itu juga dan Haneul segera memukul kakinya, mem-
buat pria itu memberenggut kesal.

198
Hanjoo bersembunyi dibalik tubuh Haneul, takut jika Ayahnya
itu akan memarahinya lagi, Haneul sudah siap siaga untuk ‘melawan’
Kyuhyun yang tampak begitu sangat kesal ditempatnya.
‚Aku akan mengantarnya kembali ke Seoul!‛ putus Kyuhyun
dengan sedikit penekanan.
Cengkraman Hanjoo di ujung bajunya, membuat Haneul sadar,
jika anak itu tidak ingin pulang dan lagipula, dia juga tak ingin meng-
habiskan waktu berduaan dengan Kyuhyun. Bisa-bisa, hal seperti tadi
pagi akan kembali menimpanya lagi nanti atau mungkin lebih parah!
Mengingat, bagaimana otak mesum Kyuhyun, selalu ‘bekerja’ dimana
pun mereka berada. Jadi, kehadiran Hanjoo ditempat ini, justru terasa
seperti sebuah mukjizat untuknya.
‚Dia tidak akan kemanapun!‛ Haneul akhirnya menjawab.
‚Jangan konyol!‛ suara Kyuhyun semakin meninggi. ‚Dia harus
kembali ke Seoul!‛
‚Sudah kukatakan tidak!‛ Haneul bersikeras dan Kyuhyun pun
terlihat semakin kesal. Pria itu menatap wanita di hadapannya, yang
kini telah berstatus sebagai isterinya, dengan tatapan tajam dan marah.
‚Aku akan tetap mengembalikannya ke Seoul! Biar Minho yang
menjemputnya kemari!‛ putusnya, lalu meraih ponselnya dan Haneul
terlihat panik, rencananya bisa gagal jika Kyuhyun sampai menelepon
Minho sekarang.
‚Jika kau menyuruhnya pulang, maka aku juga akan ikut pulang
bersamanya!‛ ancam Haneul.
Tidak ada jalan lain, mengancam Kyuhyun adalah satu-satunya
cara agar pria itu tetap membiarkan Hanjoo tinggal bersama mereka di
sini. Meski dia tahu, Kyuhyun pasti akan marah besar setelahnya.
‚Jangan bercanda, Kim Haneul!‛ Kyuhyun semakin marah dan
terkejut. ‚Ini adalah bulan madu kita, bagaimana—‛
‚Ini keputusanku!‛ tegas Haneul. ‚Jika kau tetap menyuruhnya
pulang, maka aku akan ikut pulang dengannya. Aku tidak main-main,
Cho Kyuhyun. NO HONEYMOON!‛ teriaknya dan Kyuhyun tergagap
di tempatnya.

199
‚A-apa?‛ kedua matanya mengerjap tak percaya dan ia menatap
Haneul dan Hanjoo secara bergantian, sebelum akhirnya ia mengacak
rambutnya dengan frustrasi lalu menghembuskan nafas kasar.
‚Oke, FINE! Dia akan tetap disini, kau puas?!‛ bentaknya dengan
penuh emosi, antara perasaan kesal dan putus asa bercampur aduk
menjadi satu.
Haneul tersenyum penuh kemenangan, ‚Tentu.‛
‚Gaaah!!‛ teriakan frustrasi Kyuhyun kembali terdengar dan pria
itu langsung berbalik, bergegas masuk ke dalam kamar mandi.
Dia membanting pintunya dengan cukup keras. Persetan dengan
pintunya yang akan rusak, toh, dia dapat mengganti rugi semua itu.
Sepulangnya nanti, ingatkan dirinya untuk mencekik dan meng-
gantung hidup-hidup sahabatnya itu, Shim Changmin! Bisa-bisanya
Changmin mengirimkan Hanjoo kemari dan membuat rencana bulan
madunya gagal total!
Sementara itu, Haneul benar-benar tak dapat menyembunyikan
senyum penuh kemenangannya. Gadis ini menoleh pada Hanjoo dan
langsung menggelitikinya, membuat wajah ketakutan Hanjoo seketika
berubah menjadi riang di iringi tawanya yang kegelian.

Bagaimana mungkin ini di sebut bulan madu, ketika Kyuhyun bahkan


tidak dapat menyentuh Haneul sama sekali? Mereka memang berlibur
dan berkeliling di Pulau Jeju, menikmati keindahan di Pulau ini. Tapi,
apalah artinya semua ini, jika dia bakan tak dapat berduaan sebentar
saja bersaman sang isteri tercintanya?!
‚Ahjumma.. ahjumma.. lihat! Disini ada kepiting!‛ teriakan Hanjoo
yang antusias terdengar, membuat Kyuhyun mendesah panjang dan
menoleh malas ke arah sumber suara.
Saat ini, mereka sedang berada di Pantai Hyeopjae, dimana alasan
mereka ada disini, tentu saja karena keinginan Hanjoo. Dari awal, pria
bermarga Cho itu, sebenarnya sudah tidak tertarik untuk berkunjung
ke pantai dan pada akhirnya, Kyuhyun lebih memilih untuk duduk
bermalas-malasan di sisi pantai.

200
Tidak jarang, ada gadis cantik ber-bikini sexy yang secara terang-
terangan mencuri pandang ke arahnya, mereka berbisik-bisik sambil
tersenyum malu, berusaha mendaparkan perhatian dari pria tampan
yang duduk menyendiri di tempatnya. Tetapi, Kyuhyun justru hanya
balas memandang para gadis itu dengan tatapan jengah. Pria ini kesal
karena bukannya sang isteri yang menghampiri, akan tetapi, gadis lain
yang justru mencoba untuk menggodanya.
Dia sempat bergumam kesal, apakah para gadis-gadis sialan itu
tidak melihat TV di rumahnya?! Pernikahannya dengan Haneul sudah
di siarkan ke seluruh infotainment dan majalah bisnis. Pernikahannya
juga sempat di tayangkan di beberapa negara lain, mengingat, jika dia
adalah seorang CEO yang sukses, serta terlahir dalam keluarga kaya—
yang mana, nama keluarganya terdaftar dalam deretan orang terkaya
di dunia.
Parahnya lagi, tadi ada seorang gadis yang sempat menggodanya
dan mengajaknya untuk mengobrol, tetapi, alhasil dia justru malah
mendapat tatapan tajam dari Kyuhyun sekaligus kata-kata pedas yang
meluncur dengan tidak sopannya dari mulut pria tampan ini.
‚Kau tidak ada apa-apanya dibanding isteriku! Pergilah, kedatanganmu
benar-benar merusak pandanganku! Bikini itu bahkan terlihat tidak pantas
untuk tubuhmu yang berlemak!‛ begitulah kata-katanya, menyebalkan
bukan? Dan tentu saja, Haneul sempat melihat dan bahkan mendengar
perkataannya itu tadi.
Hanjoo terlihat asyik bermain dengan kelompok anak-anak lain,
yang tengah sibuk membangun sesuatu dengan sekop mainan dan se-
buah ember kecil yang mereka bawa.
Setelah yakin Hanjoo dapat berbaur dengan anak-anak yang lain,
Haneul memutuskan untuk segera menghampiri Kyuhyun. Jujur saja,
dia tidak tega saat melihat Kyuhyun terus menekuk wajahnya dengan
tampang bosan dan kesal.
‚Tidak berenang?‛ tanya Haneul seraya duduk di sampingnya
dan para gadis-gadis yang sejak tadi memperhatikan Kyuhyun pun,
langsung bersedih ria. Mereka semua mengakui kekalahannya ketika
melihat Haneul yang dengan santainya duduk di samping Kyuhyun.

201
Sepertinya, gadis-gadis ini ketinggalan berita, atau memang tidak
mengetahui, jika sosok pria tampan ini rupanya telah menikah dengan
gadis yang sekarang duduk di sampingnya!
‚Jangan bersikap peduli! Kau bahkan mengabaikanku selama 2
hari ini!‛ gerutu Kyuhyun.
Itu benar, sejak Hanjoo datang ke Hotel 2 hari yang lalu, Haneul
benar-benar seperti mengabaikannya. Gadis itu lebih memilih untuk
bermain dengan Hanjoo, ketimbang menemani sang suami yang baru
saja di nikahinya itu.
‚Ayolah, jangan terus merajuk seperti anak kecil!‛ canda Haneul
seraya menyenggol bahu Kyuhyun, namun, ekspresi di wajahnnya tak
berubah sedikitpun. Kyuhyun tetap terlihat kesal!
‚Seharusnya, sejak awal aku menyadari, jika kau memang tidak
mengharapkan pernikahan ini!‛ Kyuhyun menggerutu kesal.
‚Kalau begitu, kenapa kau terus saja memaksaku untuk segera
menikah denganmu?‛ balas Haneul dengan santai dan Kyuhyun pun
langsung menoleh cepat ke arahnya, menatapnya dengan ekspresi tak
terbaca.
Entah ini hanya perasaannya saja atau memang, Kyuhyun sekilas
balas menatapnya dengan gurat kekecewaan di wajahnya. Namun, ia
tidak menatap Haneul lama. Kyuhyun mengalihkan pandangannya ke
arah lain, sebelum akhirnya, pria itu memilih untuk segera berdiri dan
hendak melangkahkan kakinya untuk pergi.
‚Kau mau kemana?‛ tanya Haneul.
‚Kembali ke Hotel.‛
‚Apa? Tapi—hey! Cho Kyuhyun!‛ terlambat, teriakannya sama
sekali tidak digubris oleh pria—yang notabene adalah suaminya.
Kyuhyun tetap berjalan dan pergi meninggalkannya begitu saja,
tanpa sedikitpun berbalik untuk menoleh padanya.
Tiba-tiba saja, ada sebuah perasaan bersalah yang lambat laun,
mulai menghinggapi hatinya. Ekspresi di wajah Kyuhyun yang me-
nyiratkan kekecewaan, kembali terngiang-ngiang di dalam benaknya.

202
Sungguh, dia tidak bermaksud untuk membuat Kyuhyun sampai
semarah ini. Dia hanya terlalu banyak menghabiskan waktu dengan
Hanjoo dan membuat Kyuhyun berpikir, jika dia memang mengabai-
kannya. Well, walaupun pada kenyataannya, awalnya ia memang ber-
niat menghindari Kyuhyun karena takut jika pria itu tiba-tiba kembali
‘menyerangnya’ seperti pagi itu.
Namun, jika sudah seperti ini, entah kenapa Haneul justru me-
rasa menyesal dengan tingkahnya sendiri dan merasa bersalah karena
menghindari Kyuhyun.
‚Dia pasti sangat marah padaku.‛ gumam Haneul menyesal.
Seharusnya, dia tidak seperti ini!
Pernikahan ini murni karena keputusannya kan? Jadi, tidak salah
jika Kyuhyun menuntut keinginannya sebagai seorang suami kepada
isterinya! Toh, mereka berdua sudah resmi menjadi sepasang suami-
isteri, yang mana, jika melakukan hubungan ‘itu’, bukanlah sesuatu
yang dilarang. Tetapi... tetap saja, Haneul merasa takut dengan semua
pemikiran itu!
Sejujurnya, semenjak dia mengetahui penyakit kelainan yang di
derita Kyuhyun, serta sempat mengobrol dengan Changmin dan juga
Ny.Cho, yang saat itu dengan sengaja datang mengunjunginya setelah
sekian lama mereka tidak bertemu. Lambat laun, rasa bencinya untuk
Kyuhyun yang selama 12 tahun ini, perlahan-lahan mulai terkisis dan
di gantikan dengan rasa simpati—yang entah sejak kapan, rasa simpati
itu, justru sedikit demi sedikit, mengembalikan perasaan yang dulu ia
miliki untuk seorang Cho Kyuhyun.
Sayangnya, Haneul terlalu enggan untuk mengakui perasaan itu.
Dia takut akan terjatuh kedalam lubang yang sama, dia takut kembali
tersakit, terbuang dan terlupakan begitu saja, sama seperti kejadian 12
tahun yang lalu. Meskipun begitu, ia tidak memungkiri, jika kehadiran
Kyuhyun sekarang, kembali menghidupkan cahaya yang mulai redup
di dalam hatinya.

203
Setelah kembali dari pantai, memandikan Hanjoo dan melewati
makan malam yang terasa sedikit dingin, karena sikap Kyuhyun yang
terus diam. Akhirnya, Hanjoo pun tertidur pulas di atas ranjangnya,
dan Kyuyun lebih memilih untuk tidur di sofa, tampak enggan ketika
harus tidur di satu tempat yang sama dengan anaknya sendiri.
Haneul beranjak hati-hati dari atas ranjang, merapihkan selimut
dan mencium kening Hanjoo, sebelum akhirnya, ia berjalan mendekati
Kyuhyun yang tengah duduk di atas sofa dengan raut wajahnya yang
tampak muram. Dia terlihat memencet tombol remote berulang kali,
berusaha untuk menyalurkan kekesalannya dengan terus memindah-
mindahkan chanel TV dengan asal.
‚Aku perlu bicara denganmu...‛ ujar Haneul kemudian.
Haneul merasa, jika ‘permasalahan’ kecil di antara mereka harus
segera diselesaikan atau dia akan benar-benar merasa bersalah karena
telah membuat Kyuhyun kesal selama liburan bulan madu, yang telah
di rencanakan secara matang-matang oleh pria itu.
Kyuhyun diam, sama sekali tak menatapnya.
‚Cho Kyuhyun.‛ panggilnya, namun, pria itu tetap mengabaikan
Haneul, berpura-pura tidak mendengarnya.
Haneul menghela nafas panjang.
Ternyata, menghadapi kemarahan seorang Cho Kyuhyun bukan-
lah sesuatu yang mudah. Haneul seperti sedang membujuk anak kecil
yang mengamuk akibat tidak di belikan permen oleh Ibunya.
‚Kyuhyun-ah...‛ Haneul berusaha untuk kembali memanggilnya,
tetapi, Kyuhyun masih tetap tidak mempedulikannya.
Dengan kesal, Haneul merebut remote itu dari tangannya dan di
saat itulah, baru Kyuhyun menoleh ke arahnya, terlihat sangat kesal
dan marah padanya.
‚Apa?!‛ ujarnya dengan garang.
‚Aku ingin bicara denganmu!‛
‚Tidak! Aku mengantuk, besok saja kita bicara!‛ tolak Kyuhyun,
lalu segera membaringkan tubuhnya di atas sofa.

204
Namun, pada saat itu juga, Haneul segera menarik tubuhnya dan
duduk di samping pria itu. Raut wajahnya semakin terlihat mengeruh,
persis seperti air sungai yang telah terkontaminasi oleh limbah pabrik.
Haneul kembali menghela nafasnya. ‚Kau marah padaku kan?!‛
tanya gadis itu.
Namun, untuk yang kesekian kalinya, Kyuhyun tetap berpura-
pura tidak mendengarnya. ‚Cho Kyuhyun!‛ kesabaran Haneul mulai
mengikis, dia menatap pria di hadapannya ini dengan kesal.
‚Kenapa?!‛ Kyuhyun membalas tatapannya dengan sinis. ‚Tidak
enak kan jika terus diabaikan seperti ini?! Kenapa?! Kau ingin marah
padaku?! Ya, marah saja! Aku tidak peduli!‛ nada suaranya meninggi
dan Haneul berharap, jika Hanjoo tidak terbangun karena mendengar
suara ‘perdebatan’ mereka.
‚Aku tidak marah padamu.‛ tatapan Haneul melembut. ‚Justru,
aku menyadari kesalahanku. Aku hanya ingin minta maaf...‛
Sebuah kalimat sederhana memang, namun, hal itu sangat berarti
untuk Kyuhyun. Kemarahannya tiba-tiba menguap dan hatinya terasa
lebih ringan daripada sebelumnya. Layaknya bunga yang nyaris layu,
namun kembali segar karena terkena siraman air hujan. Itulah yang di
rasakan Kyuhyun saat ini.
Haneul mengerutkan keningnya, Kyuhyun tak kunjung memberi
jawaban dan hal itu, kembali membuatnya kesal. Dengan susah payah
dia menekan kuat-kuat harga dirinya, berusaha meminta maaf kepada
pria itu dengan sepenuh hatinya. Tetapi, Kyuhyun hanya tetap diam
dan memandangnya tanpa mengatakan sepatah katapun, benar-benar
membuatnya salah tingkah dan berpikir jika tindakannya itu salah.
‚Jika kau tidak ingin memaafkanku, ya sudah! Aku akan—‚
‚Tunggu!‛ Kyuhyun segera mencengkram tangan Haneul yang
hendak berbalik pergi memasuki kamar.
Tatapan keduanya lantas bertemu pandang dan sesaat, Kyuhyun
terlihat menelan ludahnya sendiri, mendadak merasa sedikit gugup
dengan suasana ini. ‚A-aku...‛
‚Apa?!‛ kini giliran Haneul yang terlihat ketus padanya.

205
‚A-aku...‛ Kyuhyun semakin gugup. ‚Bisakah kau menemaniku
malam ini? Aku tidak ada teman.‛ dan ucapan pria itu, sukses mem-
buat kedua sudut bibir Haneul terangkat ke atas.
Haneul tampak tersenyum geli dan tiba-tiba saja, suara tawanya
terdengar. Dia tak dapat menahan tawanya, mengingat jika beberapa
menit yang lalu, Kyuhyun masih tetap mengabaikannya. Tetapi, lihat
apa yang dia lakukan sekarang?
Seorang Cho Kyuhyun, memohon kepadanya isterinya untuk di
temani? Benar-benar menggelikan sekaligus tampak menggemaskan!
Kyuhyun kembali merenggut, ‚Oke... ini memang lucu! Apa kau
berpikir aku seperti anak kecil sekarang?!‛ pria ini kembali merajuk
dan tawa Haneul mereda, ia kembali duduk di samping Kyuhyun.
‚Aku akan menemanimu...‛ ujar Haneul kemudian, yang tentu
saja membuat Kyuhyun dapat tersenyum lega.
‚Terima kasih.‛ Kyuhyun tersenyum dan tanpa di duga, Haneul
membalas senyumannya, membuat debar jantungnya bergetar hebat,
menciptakan sebuah irama indah yang bertalu-talu di dalam hatinya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 malam, namun baik Kyuhyun


dan Haneul sama-sama belum mengantuk. Keduanya memilih duduk
bersampingan, memandangi layar TV yang menayangkan acara musik
yang menampilkan MV Boyband dan Girlband Korea Selatan.
Sebenarnya, sejak tadi Haneul ingin bertanya sesuatu pada pria
di sampingnya ini. Sesekali, ia melirik Kyuhyun dan kembali menatap
acara TV. Mulutnya sudah terasa gatal untuk melontarkan pertanyaan
yang terus berputar-putar dalam otaknya.
‚Ehm, bolehkah aku bertanya sesuatu?‛ ujar Haneul akhirnya. Ia
tak peduli, jika nantinya dia akan menyesal karena telah menanyakan
hal ini kepada Kyuhyun.
Kyuhyun menoleh padanya. ‚Apa?‛

206
‚Apakah.. kau membenci Hanjoo?‛ pertanyaan itu pun meluncur
dari mulutnya dan seperti dugaannya, Kyuhyun mendadak berubah
tegang, rahangnya mengeras dan bola matanya melebar.
Kyuhyun masih menatapnya dan lagi-lagi, Haneul menangkap
kesedihan serta luka dalam yang terpancar dari sorot matanya.
‚Aku tidak membencinya, Haneul-ah.‛ pria itu lantas menjawab
pertanyaannya dengan mimik tegang di wajahnya.
‚Tapi kau selalu menghindarinya. Kau juga tak pernah bersikap
lembut kepadanya, selama ini... yang kulihat, kau selalu merasa tidak
nyaman saat berada di dekatnya.‛
‚Aku benar-benar tidak membencinya... aku hanya,‛ Kyuhyun
terlihat memejamkan kedua matanya, ia menundukkan kepalanya dan
kedua tangannya tampak bergetar kecil sekarang.
Haneul terlihat bingung sekaligus cemas saat melihat reaksinya.
Dia takut, jika perkataannya itu, dapat membuat penyakit Kyuhyun
kambuh lagi. Sudah cukup dia pernah melihatnya pingsan dan tidak
sadarkan diri selama berjam-jam.
‚Kyuhyun-ah..‛ Haneul segera memanggil namanya, menyentuh
tangannya yang bergetar.
Kyuhyun menggeleng pelan, lalu berkata, ‚Dia hanya muncul di
saat yang tidak tepat dan terlahir dari wanita yang tidak kuharapkan!‛
suara Kyuhyun yang bergetar, terlihat kontras dengan raut wajahnya
yang memucat. Pria itu kembali memuka kedua matanya dan kedua
bola matanya terlihat bergerak dengan gelisah. ‚Aku—‛
‚Kau tidak perlu melanjutkannya.‛ Haneul langsung memahami
kondisi Kyuhyun yang tampak sangat tertekan.
Namun, Kyuhyun kembali menggelengkan kepalanya dan balas
menatap Haneul dengan sorot matanya yang sedih. Wajahnya meng-
gambarkan sebuah luka mendalam yang sampai saat ini, masih tetap
membekas di dalam ingatan dan hatinya.
‚Aku tidak membencinya, tetapi... setiap kali aku melihatnya, dia
kembali membuatku teringat dengan semua kesalahanku dulu! Aku
benar-benar tidak tahan, Haneul-ah. Dia... dia—‛

207
‚Cukup. Jangan katakan apapun lagi...‛ dengan segera Haneul
memeluknya, merasakan tubuh Kyuhyun yang bergetar hebat. Pria itu
mulai meracau tak jelas, lalu entah disadarinya atau tidak, setetes air
mata pun perlahan turun dari sudut mata Haneul.
Dia menangis, ia seolah bisa merasakan ketakutan Kyuhyun, rasa
tertekan dan frustrasi yang menyebabkannya stres berat dan bahkan
membuatnya mengidap penyakit PTSD. Hati kecilnya terus menuntun
dirinya untuk menenangkan Kyuhyun, rasanya tidak tega hatinya, jika
dia harus terus melihat Kyuhyun yang tampak tertekan dan ketakutan
seperti sekarang ini.
‚Haneul-ah... jangan pernah tinggalkan aku lagi... aku mohon...‛
suara Kyuhyun terdengar lirih dan menyakitkan ditelinganya.
‚Cukup, Kyuhyun-ah. Jangan katakan apapun lagi.‛ Haneul ber-
bisik pelan seraya beralih menangkup wajah Kyuhyun dengan kedua
tangannya. ‚Aku akan tetap bersamamu, jadi jangan katakan apapun
lagi...‛ selanjutnya, wajah Haneul mendekat dan sedetik kemudian,
kedua bibir mereka saling bertemu.
Awalnya, hanya sekedar ciuman biasa. Tetapi, saat kedua tangan
Kyuhyun melingkar di sekitar pinggang Haneul, bibir keduanya mulai
bergerak, saling membuka, melumat serta menghisap satu sama lain.
Kedua tangan Haneul pun ikut bergerak naik, melingkar di belakang
leher Kyuhyun, menuntut sebuah ciuman lebih darinya.
Kyuhyun menggeram, dorongan hasrat muncul hanya karena se-
buah ciuman. Tubuhnya refleks bergerak mendorong tubuh Haneul ke
sandaran sofa. Ia mencium Haneul dengan rakus, lidahnya menelisik
masuk ke dalam mulut Haneul, melilit lidah Haneul dengan lidahnya,
lalu mengulumnya hingga terdengar suara decakan keras yang berasal
dari ciuman mereka yang semakin bertambah dalam.
Haneul sama sekali tak menolak, akal sehatnya sepertinya lenyap
begitu saja dan tubuhnya memberikan reaksi pada setiap sentuhan
tangan Kyuhyun di belakang punggungnya. Piyamanya tersingkap ke
bagian atas dan ciuman Kyuhyun beralih pada rahangnya, lalu turun
ke bagian lehernya, sementara kedua tangannya mulai meraba-raba
kulit telanjang Haneul.

208
‚Aku ingin memilikimu seutuhnya, Haneul-ah...‛ Kyuhyun ber-
bisik di telinganya, seolah sebuah godaan yang tidak terbantahkan,
tubuhnya bergetar dan bagian bawahnya entah kenapa terasa panas
dan berkedut-kedut.
Hisapan keras pada lehernya, menyebabkan Haneul tanpa sadar
mendesah pelan. Tubuhnya menggeliat, memberikan respon positif
dan di susul suara desahan lainnya ketika Kyuhyun mulai menaikkan
bra yang di gunakannya ke atas lalu jari-jarinya bermain diatas puncak
payudaranya yang sudah terlihat menegang dan keras, sedikit nyeri
pada awalnya namun lama kelamaan, terasa nikmat ketika jari-jari itu
bermain-main di sana dan menyentuhnya dengan sangat lembut.
‚Ahh...‛
Tangan Kyuhyun yang lain bergerak meraba ke bagian bawah,
menelisik masuk ke dalam celana piyamanya, lalu sebuah sentuhan
yang mengejutkan di bawah sana, membuat alarm ‘tanda’ bahaya di
kepala Haneul, tiba-tiba berdering keras.
Dia terkesiap, kedua tangannya bergerak cepat untuk menahan
dada serta tangan Kyuhyun yang hendak menarik celana piyamanya.
Kyuhyun menatapnya dengan sepasang matanya yang berkabut, di
penuhi oleh gairah yang meledak-ledak di dalam hatinya.
Haneul menggeleng. ‚Tidak, kita tidak bisa melakukannya.‛ ujar
Haneul dengan suaranya yang bergetar, ia berusaha keras untuk me-
nahan hasratnya, agar tidak tergoda untuk melanjutkan hal yang lebih
jauh lagi daripada ini.
‚Kenapa?‛ bibir Kyuhyun kembali bergerak di lehernya, di sertai
lidahnya yang menjilatnya dengan gerakan sensual yang tentu saja,
membuat tubuh Haneul berkhianat dengan akal sehatnya.
‚Kyu—ahh.. ehm...‛ Haneul menggigit bibir bawahnya, mencoba
untuk menahan suara desahannya. ‚Kyuhyun-ah... a-ada Hanjoo.‛ ia
beralasan, berharap jika Kyuhyun akan segera menghentikannya.
Akan tetapi, pria itu seolah mentulikan pendengarannya, kedua
tangannya bergerak cepat melepas kancing piyama Haneul lalu me-
lemparnya kesembarang arah, Haneul memekik terkejut, namun pada

209
detik selanjutnya, pekikan itu pun berubah menjadi desahan panjang
ketika Kyuhyun menghisap puncak payudaranya.
‚Ahhh... K-Kyuhyun-ah...‛
Lidah Kyuhyun mulai bergerak turun, meninggalkan jejak saliva
di kulit mulus Haneul, bersamaan dengan kedua tangannya yang ikut
bergerak melepaskan celana piyama serta dalaman Haneul sekaligus.
Lidahnya berlama-lama di sekitar pusar Haneul, memberikan sensasi
menggelitik yang membuat gadis itu mengerang tertahan.
Ibu jari Kyuhyun bergerak turun di bagian sensitifnya, menekan
bagian itu, hingga membuat erangan Haneul semakin terdengar. Dia
menggerakkannya secara memutar, dengan jari-jari lainnya yang ikut
bergerak, menerobos masuk ke dalam lubang kewanitaannya yang se-
dikit basah dan bahkan, belum pernah terjamah oleh pria manapun!
‚You’re so wet, Haneul-ah.‛ bisiknya yang kemudian, disusul oleh
lidahnya yang bermain-main disekitar area sensitifnya, ia menghisap-
nya pelan.
‚Ahhh...‛
Permainan lidah Kyuhyun yang lihai, membuat semua akal sehat
Haneul kembali menghilang. Dia mendesah nikmat dan seperti ingin
menuntut sesuatu yang lebih, tanpa sadar tangannya menekan kepala
Kyuhyun agar tetap disana dengan kedua pahanya yang sedikit me-
rapat namun tertahan oleh kedua tangan Kyuhyun.
‚Ahh... K-Kyuhyun-ah...‛ desahannya semakin menjadi.
Kyuhyun menghentikan lidahnya dan tanpa sadar, Haneul justru
mendesah kecewa, pria itu mendongakkan kepalanya dan memberi
seringaian kecil padanya, menatap Haneul dengan tatapannya yang
seolah memabukkan.
‚Tell me, what you want...‛ bisik Kyuhyun tepat di depan bagian
sensitifnya, sehingga hembusan nafasnya mengenai area sensitif itu
dan membuat seluruh tubuh Haneul menggelinjang, menuntut sebuah
‘kebutuhan’.
Haneul menggeleng, terlalu malu untuk menyatakan keinginan
tubuhnya yang mulai memanas.

210
‚Haneul-ah...‛ panggil Kyuhyun lagi, namun dia tetap bungkam.
Kyuhyun bergerak mendekati wajahnya dan sekali lagi, bibir mereka
kembali bertautan, berciuman dengan penuh hasrat.
‚Katakan...‛ bisik Kyuhyun lagi disela-sela ciumannya.
‚Please, Cho Kyuhyun...‛ Haneul berucap dengan putus asa.
‚What?‛
‚Just do it, okay?! Please...‛ Haneul merajuk dengan suaranya yang
serak, khas seseorang yang tengah dimabuk hasrat bercinta.
Lalu, sesuatu yang keras dan panjang tiba-tiba menerobos masuk
ke dalam lubang kewanitaannya, Haneul memekik keras dan meringis
kesakitan, keningnya mengkerut dalam dan kedua tangannya men-
cengkram kuat pundak Kyuhyun.
‚Aahkk! It hurts!‛
‚Sakitnya tidak akan lama, kau akan menikmatinya, Haneul-ah..‛
Kyuhyun kembali melumat bibir Haneul sebagai pengalihan dari rasa
sakitnya.
Sementara dibawah sana, ia masih mencoba untuk memasukkan
miliknya lebih dalam lagi. Perlahan-lahan dan dalam satu hentakan,
miliknya sudah terkubur di dalam sana. Haneul mengerang disela-sela
ciuman mereka, setitik air mata tanpa terasa jatuh dari sudut matanya
bersamaan dengan sesuatu yang panas mengalir di bawah sana.
Setelah merasa Haneul cukup tenang, dia melepaskan ciumannya
lalu mengecup jejak air mata Haneul. Seulas senyuman mengembang
di sudut wajahnya.
‚Kau milikku... Haneul-ah.‛ ujarnya lalu menggerakkan miliknya
di bawah sana, membuat Haneul pada awalnya meringis kesakitan.
Akan tetapi, lama kelamaan, ringisan itu berubah menjadi sebuah
desahan nikmat yang terus bergema di dalam ruangan ini. Keringat
mengucur disekujur tubuh mereka, aroma percintaan pun menguar di
seluruh sudut ruangan dan beruntung suara desahan mereka tertutupi
oleh alunan lagu yang berasal dari TV, sehingga mereka tak khawatir
jika Hanjoo sampai terbangun karena mendengar suara desahannya.

211
Well, sebenarnya mereka bahkan sudah tidak memikirkan hal itu
lagi. Kenikmatan dari penyatuan tubuh mereka yang menjadi satu,
membuat keduanya gila dan sama-sama melupakan hal di sekitarnya.
Sebutlah mereka berdua sebagai orang tua yang tak waras, yang lebih
mementingkan pemuasan nafsu semata, tanpa mempedulikan seorang
anak di bawah umur yang ada dalam satu ruangan yang sama dengan
mereka. Tetapi, keduanya memang sudah benar-benar gila, percintaan
diantara mereka membutakan seluruh akal sehat mereka.

Seorang wanita berambut panjang ikal dengan warnanya yang sedikit


kemerahan, tampak menggenggam sebuah majalah internasional yang
memuat berita tentang pernikahan Cho Kyuhyun, seorang CEO muda
dari perusahaan Entertainment ternama di Korea Selatan, serta seorang
ahli waris utama dari perusahaan CHO GROUP. Dimana perusahaan
tersebut meliputi, industri properti, alat elektronik dan perhotelan.
Genggaman wanita itu berubah menjadi sebuah cengkraman dan
pada detik selanjutnya, dia melempar majalah tersebut ke sembarang
arah, membuat seorang assistant yang duduk disampingnya terkesiap
kaget dan semakin menunduk takut saat melihat kemarahan di kedua
mata wanita itu.
‚Siapkan tiket pesawat untukku! Aku akan kembali ke Korea dan
bertemu dengannya!‛ bentaknya dengan keras dan sang assistant pun
hanya menuruti perkataannya lalu berlalu pergi meninggalkannya.
Gadis itu menggeram marah, tatapannya beralih kepada sebuah
foto yang terpajang di dinding ruang kerjanya. Sebuah foto yang me-
nunjukkan sepasang pengantin yang baru saja menikah, namun tidak
ada kebahagiaan yang terpancar di wajah sang pengantin pria.
Beda halnya dengan foto yang terpajang di majalah internasional
itu. Sang mempelai pria, tampak berbahagia merangkul isterinya.
‚Cho Kyuhyun, kau lihat saja nanti! Aku akan menghancurkan
pernikahanmu dan memisahkan kalian berdua!‛

212
Pagi ini, Kyuhyun, Haneul dan Hanjoo memutuskan untuk sarapan di
sebuah restoran seafood yang letaknya tak terlalu jauh dari hotel tempat
mereka menginap. Tetapi, sepanjang mereka sarapan, Haneul tidak
mengatakan sepatah katapun dan jelas sekali, jika isterinya itu sedang
berusaha kembali menghindar darinya, untuk bertatap muka langsung
saja, Haneul seakan tidak mau.
Namun, kali ini Kyuhyun tidak kesal seperti hari sebelumnya. Ia
justru tersenyum geli dan sesekali menggelengkan kepalanya. Betapa
lucunya isterinya ini! Bagaimana bisa dia merasa malu pada suaminya
sendiri? Haneul bahkan sudah melihatnya tanpa mengenakan sehelai
benangpun di tubuhnya!
Pasalnya, setelah bangun terlebih dulu, Haneul buru-buru masuk
ke dalam kamar mandi sebelum Kyuhyun bangun. Haneul langsung
merutuki akal sehatnya yang menghilang tadi malam serta mengeluh
tentang rasa sakit di bagian kewanitaannya. Seluruh tubuhnya terasa
pegal dan harus Haneul akui, jika dia sama sekali tidak menyesali apa
yang sudah terjadi semalam.
Malam tadi, perasaannya pada Kyuhyun saat 12 tahun yang lalu,
telah muncul kembali, membuatnya semakin terbuai dan menikmati
setiap sentuhan Kyuhyun di sekujur tubuhnya, malah, sampai saat ini
pun, dia masih dapat membayangkan dan merasakan sentuhan itu!
Dan karena hal itulah yang membuat Haneul merasa malu untuk
bertatap muka langsung dengan Kyuhyun. Dia merasa seperti seorang
gadis munafik yang berusaha menolaknya mati-matian, tetapi, pada
akhirnya tetap menikmati sentuhannya dan bahkan ia terus mencapai
klimaks-nya beberapa kali.
SIAL!
‚Ahjumma.. kenapa diam saja?‛ suara Hanjoo seolah kembali me-
narik perhatiannya.
‚Eoh?‛ Haneul menoleh padanya. ‚Ahh... maaf, ahjumma hanya
sedikit merasa pusing...‛ jawabnya berbohong dan langsung di sambut
gelak tawa Kyuhyun.
‚Kau lelah karena semalam?‛ ujar Kyuhyun tanpa rasa malu.

213
Haneul meringis pelan, merutuki bibir Kyuhyun yang tak pernah
sungkan untuk melemparkan kata-kata vulgar.
‚Tidak. Aku hanya pusing.‛ elak Haneul.
‚Kalau begitu, kau ingin melakukannya lagi malam ini?‛ goda
Kyuhyun dan Haneul langsung menatapnya untuk yang pertama kali,
sejak pagi tadi, dia memelototinya dan Kyuhyun hanya membalasnya
dengan senyuman.
‚Aku membencimu!‛ desis Haneul sepelan mungkin, tak ingin
terdengar Hanjoo.
Kyuhyun masih tersenyum padanya, ‚Dan sudah kukatakan, aku
mencintaimu.‛ balasnya dengan santai dan Haneul seperti ingin me-
lempar flat shoes-nya ke wajah ‘mempesona’ Kyuhyun.
Mempesona? Ohh, oke, dia memang tidak bisa memungkiri jika
pria dihadapannya yang telah berstatus sebagai suaminya itu memang
err... ya... ehm... tampan—ah tidak! SANGAT TAMPAN!
Selagi ketiga orang ini tengah menikmati sarapan mereka, tanpa
sadar, ada seseorang yang telah memperhatikan mereka dari jauh.
Pelan-pelan, orang itu berjalan menghampiri mereka, lalu berdiri
disamping Haneul.
‚Haneul-ah?‛ kehadiran orang itu, membuat perhatian mereka
teralihkan.
Keduanya menoleh pada sesosok pria yang kini telah berdiri di
samping meja makan mereka. Baik Kyuhyun maupun Haneul, sama-
sama tampak terkejut dengan kehadirannya.
‚Kau—‛

214
Beautiful Disaster
[10th-Post Traumatic Stress Disorder-]
SATU-satunya alasan Kyuhyun begitu terkejut saat melihat kehadiran
sang pria yang kini tengah duduk di hadapan mereka dan tersenyum
tanpa penuh dosa kepadanya itu, hanya karena pria itu adalah....
‚Jadi, kau sudah menjadi Dokter sekarang?‛ suara riang Haneul
terdengar, membuat wajah Kyuhyun semakin berubah masam.
‚Ya, begitulah. Tepatnya, seorang Dokter Psikolog.‛ jawab pria
bermarga Lee itu.
‚Woow! Itu keren sekali, Jonghyun-ssi.‛ tatapan Haneul berbinar
takjub dan Kyuhyun bersumpah ingin melemparkan kotak tissue di
hadapannya ke wajah Haneul.
Serius!
Bisa-bisanya, dia terlihat begitu senang saat bertemu seorang pria
dan itu terjadi dihadapan kedua matanya sendiri! Suaminya sendiri!
SIAL!
Pria itu tersenyum untuk membalas pujian Haneul dan Kyuhyun
benar-benar sudah muak dengan semua kondisi ini.
‚Apa yang membuatmu berada di sini, Jonghyun-ah?‛ tanya
Kyuhyun kemudian, berusaha mengalihkan perhatian pria itu.
Ohh, dan ingatkah kalian pada pria bernama Lee Jonghyun ini?
Well, pria ini adalah seorang Dokter yang sejak beberapa tahun yang
lalu, resmi menjadi Dokter pribadi Kyuhyun.
Selain, karena dulu mereka berteman sejak SMA, Kyuhyun pun
yakin dengan keahlian pria itu untuk menangani penyakitnya.
Tapi, bukan hanya itu saja kebetulannya. Masih ingatkah kalian,
tentang ‘tragedi’ surat cinta Haneul semasa SMA-nya dulu, yang entah
bagaimana ceritanya bisa berada di tangan Kyuhyun?

215
Ya, itulah yang menjadi alasan Kyuhyun, kenapa dia begitu ter-
kejut saat melihat kedatangan Jonghyun tadi. Pasalnya, Lee Jonghyun
adalah cinta pertama Haneul dan Kyuhyun mengetahuinya!
‚Oh, kebetulan aku harus menghadiri sebuah seminar dan aku
menginap di hotel ini. Tidak kusangka, rupanya aku bertemu kalian...‛
jawab Jonghyun kemudian.
Kyuhyun hanya mengangguk malas sebagai respon, berbanding
terbalik dengan Haneul yang tampak mendengarkan dengan penuh
minat. ‚Seminar tentang apa?‛ tanyanya penasaran.
Jonghyun terdiam sejenak, melirik sekilas kepada Kyuhyun yang
saat ini lebih memilih untuk melanjutkan sarapan paginya, mengabai-
kan obrolan mereka berdua.
‚Penderita Post Traumatic Stress Disorder...‛ jawaban Jonghyun
membuat suasana di sekitar mereka mendadak canggung. ‚Ngomong-
ngomong, maaf... aku tidak bisa menghadiri pernikahan kalian. Aku
sibuk dengan salah satu pasienku yang selalu mengamuk.‛ ia kembali
berbicara, berusaha untuk kembali mencairkan suasana.
‚Oh ya.. tentu saja, tidak apa-apa...‛ senyum Haneul dengan se-
dikit canggung, dia melirik sekilas pada Kyuhyun yang tetap diam tak
berkomentar. ‚Aku akan mencari Hanjoo di luar...‛ Haneul bergegas
bangun dari tempat duduknya dan berlaru meninggalkan mereka.
‚Ehm...‛ Jonghyun mengangguk sambil tersenyum dan Kyuhyun
hanya tetap diam membisu.
Suasana masih hening ketika Haneul telah pergi dari restoran itu.
Jonghyun tampak mengaduk minumannya yang sempat ia pesan, lalu
pria ini beralih menatap Kyuhyun dengan santai.
‚Jadi, sekarang Haneul dan Hanjoo semakin dekat, huh? Apakah
dia sudah mengetahui siapa Hanjoo yang sebenarnya?‛ Jonghyun ber-
tanya lebih dulu, tak mempedulikan tatapan tajam yang di layangkan
Kyuhyun kepadanya.
‚Dia sudah mengetahuinya.‛ jawab Kyuhyun singkat, seolah tak
ingin membahas masalah Hanjoo ataupun tentang segala hal yang di
ketahui Jonghyun tentang masa lalunya.

216
‚Termasuk.. dengan kematian Hyunja?‛ tanya Jonghyun lagi dan
cengkraman Kyuhyun pada sendok yang di pegangnya, mendadak
berubah keras. ‚Apakah Haneul tahu... jika kau mengidap penyakit
kelainan itu, Kyuhyun-ah?‛
‚Bisakah kita tidak membahas masalah itu?‛ Kyuhyun berusaha
menghindari pertanyaannya.
‚Kau tidak pernah datang menemuiku lagi, setelah kemunculan
Haneul. Apakah kau merasa lebih baik?‛
‚Jonghyun-ah...‛
‚Kau harus tetap melakukan terapi, Cho Kyuhyun. Percayalah...
lambat laun, Haneul pasti akan mengetahui penyebabnya!‛
‚Dan membuat Haneul merasa bersalah?‛ sela Kyuhyun cepat.
‚Tidak, Jonghyun-ah.‛ pria itu menggeleng cepat. ‚Lagipula, aku tetap
meminum obat yang kau berikan secara teratur dan seperti yang kau
inginkan, aku akan tetap melakukan pemeriksaan rutin sebulan sekali.
Tapi tidak dengan terapi sialan itu, oke?!‛
‚Jangan keras kepala, Cho Kyuhyun! Kau tahu kan, efek samping
terburuk yang akan kau alami, jika kau tetap bersikeras untuk tidak
melakukan terapi ini?‛ Jonghyun terlihat mulai kesal, dia benar-benar
tak habis pikir dengan sikap Kyuhyun yang keras kepala ini.
Dulu akibat Kyuhyun tidak ingin melakukan terapi, dia nyaris
merenggut dua nyawa dalam waktu yang berdekatan. Pertama adalah
dirinya sendiri dan yang kedua adalah Cho Hanjoo, anaknya. Karena
kejadian itu, Kyuhyun akhirnya bersedia melakukan terapi, namun itu
hanya berjalan selama 6 bulan, karena Kyuhyun bersikeras jika dirinya
sudah sembuh dan dapat mengatasi penyakit tersebut.
‚Jangan berdebat lagi denganku! Temui aku ketika kau kembali
ke Seoul, mengerti?‛ ujar Jonghyun dengan nada mengancam dan ia
pun beranjak dari duduknya, pergi tanpa mengatakan apapun lagi.
Sementara itu, Kyuhyun tampak kesal mendengar perkataannya
tadi. Nafsu makannya langsung menghilang dan sendok yang sempat
di pegangnya tadi, terlempar begitu saja ke atas piring, menimbulkan
suara dentingan keras yang langsung menarik perhatian tamu lainnya.

217
‚Dasar, Dokter sialan! Apa aku terlihat seperti pria penyakitan?!‛
dia menggerutu kesal, lalu mengalihkan tatapannya ke luar restoran,
yang mana sosok Haneul yang tengah bercanda dengan Hanjoo di luar
sana, langsung terlihat olehnya.
Dia terdiam, perkataan Jonghyun tadi mendadak kembali me-
ngusik pikirannya. ‚Jangan keras kepala, Cho Kyuhyun! Kau tahu kan, efek
samping terburuk yang akan kau alami jika kau tetap bersikeras untuk tidak
melakukan terapi ini?‛
Pria itu menggeleng pelan, berusaha mengusir kata-kata itu dari
benaknya. ‚Tidak... aku tidak mungkin melukai mereka. Tidak akan.‛
gumamnya lirih, terlihat ketakutan dan cemas di saat yang bersamaan.

Sejak pertemuan mereka dengan Jonghyun pagi tadi, sikap Kyuhyun


mendadak berubah drastis. Pria itu lebih sering diam dengan ekspresi
wajahnya yang tampak murung. Haneul yang menyadarinya pun, tak
memungkiri, jika dia sedikit mengkhawatirkan keadaannya sekarang.
Apakah mungkin semua ini ada hubungannya dengan obrolan mereka
tadi? Tentang ucapan Jonghyun mengenai penyakit PTSD?
Haneul membatin, dia cemas memikirkan kondisi Kyuhyun yang
terus diam. Bahkan, ketika besoknya mereka kembali ke Seoul, pria itu
pun masih terlihat enggan untuk berbicara. Kyuhyun hanya sesekali
bergumam untuk menjawab pertanyaan Haneul, selebihnya, pria itu
masih sibuk bergelut dengan ‘sesuatu’ yang saat ini, mungkin tengah
mengusik pikirannya.
Mereka di jemput Minho ketika tiba di Bandara dan langsung di
antarkan ke sebuah rumah baru, yang baru di beli Kyuhyun beberapa
bulan yang lalu. Awalnya, rumah itu hanya akan di tempati Kyuhyun
dan Haneul, tetapi, lagi-lagi isterinya itu menolak dan memohon agar
memperbolehkan Hanjoo untuk tinggal bersamanya.
Pada awalnya, Kyuhyun tentu saja merasa keberatan dengan ide
itu. Namun, saat ini, dia terlalu malas untuk kembali berdebat dengan
Haneul dan alhasil, Hanjoo pun di perbolehkan untuk ikut tinggal di
rumah tersebut.

218
‚Aku mandi dulu...‛ Kyuhyun berlalu begitu saja, ketika Haneul
menidurkan Hanjoo yang masih terlelap sejak mereka tiba di Bandara.
Haneul hanya mengangguk tanpa menoleh padanya, lalu mem-
benarkan posisi tidur Hanjoo dan menyampirkan selimut pada tubuh
mungilnya. Haneul sesaat menoleh pada pintu kamar mandi yang ter-
tutup rapat, di susul suara air yang mengalir dari shower.
Tatapannya menyiratkan seribu arti, seperti sedang berpikir, lalu
ia pun berbalik pergi meninggalkan kamar itu.
Di ruang tengah, ia dapat melihat Minho yang sedang membantu
supir dan pelayan, untuk membawa masuk semua koper dan barang
bawaan lainnya yang di bawa Kyuhyun dan Haneul, sepulangnya dari
Pulau Jeju.
‚Minho-ya, bisa kita bicara sebentar?‛ tanyanya sambil menepuk
pundak Minho.
‚Oh ya, tentu. Bicara apa?‛ Minho berbalik kepadanya.
Haneul melirik sekilas pada para pelayan yang berdiri tidak jauh
dari mereka, seperti bersiap untuk ‘menguping’ pembicaraan di antara
dirinya dengan Minho.
‚Tidak disini, kita bicara di halaman belakang saja!‛ ajaknya, lalu
menarik tangan Minho agar mengikutinya, sementara para pelayan itu
mulai mengeluarkan ‘jurus’ andalan mereka.
Bergosip!
Ya, bergosip. Mereka mulai berspekulasi, jika sang nyonya baru
di rumah ini, mungkin melakukan ‘hubungan’ gelap dengan sekretaris
kepercayaan suaminya sendiri!
‚Ada apa?‛ tanya Minho kemudian.
‚Ehm...‛ Haneul tampak ragu untuk mengatakannya. ‚Apakah
kau menyadari perubahan sikap Kyuhyun? Maksudku... dia menjadi
lebih pendiam akhir-akhir ini..‛
Minho melipat kedua tangannya, tampak berpikir sejenak. ‚Hm,
benar juga.. sejak di Bandara tadi, Kyuhyun Hyung terlihat lebih sering
diam. Benar-benar tidak seperti biasanya...‛ ujar Minho membenarkan.

219
Haneul mengangguk cepat. ‚Apa kau pikir... dia baik-baik saja?
Sikapnya berubah drastis sejak kemarin sore. Padahal sebelumnya dia
ter—‛ Haneul menghentikan sejenak ucapannya dan beralih menatap
Minho dengan kedua alisnya yang beradu, saat melihat Minho tampak
mengulas senyuman ‘aneh’ di wajahnya.
‚Kenapa kau tersenyum seperti itu?‛ tanyanya kemudian.
Minho memasang senyuman konyolnya sembari menaik-naikkan
kedua alisnya ke atas.
‚Well, apakah bulan madunya berjalan dengan lancar? Sepertinya
kau terlihat lebih perhatian pada Kyuhyun Hyung, sejak kembali dari
bulan madu..‛ ujar Minho, berniat untuk menggoda Haneul.
‚A-a-apa?‛ kedua pipi Haneul langsung bersemu merah, seperti
kepiting rebus yang siap untuk di santap. ‚I-itu tidak seperti yang kau
pikirkan... m-ma-maksudku—‛
‚Sepertinya... mengirim Hanjoo ke sana, tidak memberikan efek
apapun, huh?‛ ujarnya lagi sambil kembali memperlihatkan senyum
‘aneh’ itu lagi di wajahnya.
‚A-apa? Tunggu dulu! Apa maksudmu tidak memberikan efek
apapun?!‛ Haneul balas menatapnya curiga sekarang.
‚Oh... a-ah, itu! Sebenarnya itu bukan ideku..‛ kini giliran Minho
yang terlihat gugup di hadapan Haneul. ‚Jika kau ingin menyalahkan
seseorang atas semua ide itu, kau patut menyalahkan Taehyung!‛
‚Taehyung?‛
‚Ya, tentu saja!‛ Minho mengangguk dengan kecepatan penuh,
tampak panik karena sepertinya, ia tak sengaja membocorkan rencana
‘rahasia’ itu kepada Haneul. ‚Taehyung menyarankan pada Changmin
Hyung, untuk mengirimkan Hanjoo ke tempat kalian berbulan madu,
agar kalian berdua.. err... bisa... ya... kau tahu? Semacam mengacaukan
rencana bulan madu kalian.. da-dan.. Changmin Hyung setuju dengan
ide itu.‛ jelas Minho kemudian. Dia tidak memiliki pilihan lain, selain
mengatakan semua rencanya pada Haneul.
Dia tidak mau ‘mati’ sendirian di tangan Kyuhyun!

220
‚Jadi, semua itu rencana kalian?!‛ suara Kyuhyun yang berat ter-
dengar dari arah belakangnya dan kedua orang ini refleks menoleh di
saat yang bersamaan.
Minho semakin terlihat panik di tempatnya sembari menggaruk
kepalanya yang tidak gatal. Sementara itu, Haneul justru sibuk terlihat
dengan pikirannya sendiri.
Kyuhyun yang tampak santai dengan celana training hitam yang
di padukan dengan kaos berwarna hitam pula, terlihat sangat kontras
dengan warna kulitnya yang putih pucat itu dan pikiran Haneul yang
tidak ‘tahu diri’ ini, justru kembali membayangkan kejadian di malam
itu, hari dimana ia kehilangan statusnya sebagai seorang gadis ‘virgin’
dan menyerahkan seutuhnya, kepemilikan dirinya kepada Kyuhyun.
‚O-oh... i-itu... sudah kukatakan, Taehyung yang memiliki ide itu
dan Changmin Hyung ikut menyetujuinya. A-aku tidak ikut campur
dalam rencana mereka, Hyung!‛ jawabnya dengan salah tingkah.
‘Taehyung-ah, Changmin Hyung, maafkan aku!’ suara batin Minho
terdengar berteriak, memohon pengampunan dari kedua orang itu.
Kyuhyun tidak mengatakan apapun, sebagai gantinya, dia justru
hanya menatap Minho dengan wajah tak ber-ekspresi serta tangannya
yang di masukkan ke dalam saku celana trainingnya—yang mana, hal
itu, justru membuat Minho semakin merasa ‘terintimidasi’ olehnya.
‚Sepertinya aku harus pergi, sampai bertemu nanti, Haneul-ah!‛
seru Minho sambil berbalik dan berjalan secepat mungkin meninggal-
kan tempat itu.
Dan Haneul pun seakan baru tersadar dari lamunannya, wanita
ini mengerjap cepat dan hanya bisa menampakkan senyum canggung
pada Kyuhyun.
‚Kau sudah mandi? Kalau begitu, sekarang giliranku!‛ ujarnya,
hendak berjalan pergi untuk menghindari pria itu.
Namun, Kyuhyun segera menahan langkahnya dengan berdiri di
hadapan Haneul dan ketika tatapan mereka saling bertemu pandang,
ia dapat menangkap sorot kesedihan itu lagi di mata Kyuhyun.

221
‚Kau baik-baik saja?‛ tanya Haneul kemudian, dia benar-benar
mencemaskannya. Tidak biasanya Kyuhyun menjadi pendiam seperti
hari ini.
‚Maaf...‛
‚Hm? Untuk apa?‛
‚Maaf... karena telah membuatmu cemas, Haneul-ah. Aku tidak
bermaksud untuk mengacuhkanmu ataupun mendiamkanmu. Aku
hanya... terlalu banyak berpikir.‛ dia menunduk, tampak bersalah.
Tangan Haneul bergerak menyentuh wajahnya. Perlahan, wanita
ini kembali mengangkat wajahnya dan tersenyum tipis.
‚Kau tidak perlu meminta maaf. Kau tidak melakukan kesalahan
apapun padaku, Kyuhyun-ah...‛
‚Tidak...‛ Kyuhyun menggeleng lemah. ‚Tidak seharusnya kau
mencemaskanku.. aku.. aku..‛
‚Kau terlihat berbeda dari biasanya, sejak kau berbicara dengan
Jonghyun. Apakah itu adalah salah satu penyebabnya?‛ Haneul mem-
beranikan dirinya untuk bertanya.
Ada kegelisahan dan ketakutan yang sulit terungkap dalam sorot
mata Kyuhyun dan Haneul menyadarinya dengan sangat jelas. Pria ini
seolah panik dan Haneul mulai menebak-nebak, apakah semua ini ada
hubungannya dengan penyakit kelainan yang di deritanya?
Post Traumatic Stress Disorder.
Haneul tahu jika Kyuhyun mengidap penyakit itu. Ny.Cho dan
Changmin pernah menjelaskan semua ini kepadanya dan sejujurnya,
ketika mereka di Pulau Jeju, dari luar restoran, Haneul dapat melihat
Kyuhyun dan Jonghyun seperti sedang membicarakan hal yang serius.
Terlihat dari ketegangan yang muncul di raut wajah mereka.
‚Apakah... ini... ada hubungannya dengan—‛
‚Bolehkah aku menciummu?‛ pertanyaan Kyuhyun sukses mem-
buat Haneul menghentikan ucapannya.
‚Apa?‛ Haneul mengerjap cepat sambil menatapnya bingung.

222
Dan sebelum Haneul dapat mencerna semuanya, bibir Kyuhyun
telah mendarat lebih dulu, tepat di atas bibir Haneul. Kedua matanya
melebar dan seluruh tubuhnya entah kenapa berubah kaku.
Awalnya, hanya bibir yang saling bersentuhan, namun lambat
laun, Kyuhyun mulai mengulum bibir bawahnya dan sesekali meng-
hisapnya dengan sangat lembut. Ia menekan tubuh Haneul ke dinding
di belakangnya, memasukkan lidahnya ke dalam mulut Haneul untuk
memperdalam ciumannya.
Kedua kaki Haneul mendadak lemas, tubuhnya nyaris merosot
keatas lantai, tetapi, dengan cekatan kedua kaki Kyuhyun menyelinap
di antara kedua kakinya untuk menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
Kedua tangan Kyuhyun melingkar posesif di pinggul Haneul, se-
sekali mengusap pelan punggungnya, berharap jika ia dapat melepas-
kan kemaja yang di gunakan Haneul sekarang, ia tak peduli jika para
pelayan sampai melihatnya secara bercumbu mesra dengan Haneul.
Lagipula, siapa yang berani melarangnya? Bukankah wanita ini sudah
resmi menyandang sebagai isteri sahnya?
Sementara itu tanpa sadar, kedua tangan Haneul pun bergerak
melingkar di leher Kyuhyun, merasakan tetesan-tetesan air di ujung
rambut Kyuhyun yang masih terasa basah.
‚Ahjumma..‛ suara Hanjoo terdengar jelas dari dalam rumah.
Keduanya sama-sama tersentak dan langsung tersadar. Kyuhyun
segera mengakhiri ciumannya, meskipun sedikit tidak rela.
Nafas mereka saling beradu dan kening merekapun bersentuhan,
kedua tangan Kyuhyun bahkan seolah enggan untuk berpindah dan
tetap melingkar posesif di pinggul Haneul.
‚Kau harus menemuinya.‛ bisik Kyuhyun, di atas bibir Haneul.
Entah dirinya tengah dirasuki iblis jalang atau apa, tetapi Haneul
bersumpah, jika saat ini, dia ingin kembali merasakan bibir Kyuhyun
yang manis, untuk kembali menyentuh bibirnya, mencumnya sampai
membuat bibirnya membengka dan memerah. Dia tidak peduli, asal-
kan pria itu kembali menciumnya, sekarang!

223
Haneul memejamkan kedua matanya, merasakan sensasi meng-
gelitik saat nafas Kyuhyun menerpa kulit wajahnya. Aroma mint yang
khas menguar dan seolah sulit lepas dari jangkauan penciumannya.
‚Kau tidak ingin menahanku?‛ entah karena alasan apa, Haneul
tiba-tiba menyuarakan keinginan dari hati kecilnya yang terdalam.
Tubuhnya bereaksi penuh terhadap setiap sentuhan Kyuhyun. Ia
ingin pria itu kembali menjamah tubuhnya! Dan Haneul, benar-benar
bersumpah, jika sekarang, dia sudah berubah menjadi wanita jalang
yang haus akan sentuhan pria!
Sesaat, Kyuhyun tampak terkejut saat mendengar perkataannya.
Tetapi, setelah itu, ia hanya mengecup kening Haneul sekilas dan pria
itu pun, tampak membentuk seulas senyuman tipis di sudut bibirnya.
‚Pergilah.. Hanjoo terus memanggilmu...‛ ujar Kyuhyun seraya
melepaskan pelukannya dari tubuh Haneul, dia melangkah mundur
untuk memberikan ruang padanya.
Entah disadarinya atau tidak, tetapi wanita ini tampak mendesah
kecewa saat tubuhnya tak lagi merasakan hangatnya tubuh Kyuhyun.
Ia lantas berjalan melewati pria itu dan bergegas menghampiri Hanjoo
yang masih tetap memanggilnya.
Tanpa disadari olehnya, Kyuhyun tampak mengembuskan nafas-
nya dengan berat. Sejenak, ia menoleh ke dalam rumahnya dan ia pun
dapat mendengar suara tawa Hanjoo yang sedang bercanda dengan
Haneul. Seulas senyuman getir, tampak muncul di sudut bibirnya.
Bahkan, selama 6 tahun hidup bersama anak itu, Kyuhyun jarang
sekali mendengarkan suara tawanya. Namun, setelah Haneul kembali
masuk ke dalam kehidupannya, oh tidak—tepatnya, dia yang kembali
membawa wanita itu, untuk kembali masuk ke dalam kehidupannya,
ia seolah dapat mendengar gelak tawa Hanjoo setiap waktu.
Dan semenjak melihat kedekatan diantara Haneul dan Hanjoo,
Kyuhyun menyadari sesuatu.
Ternyata, Cho Hanjoo terlihat begitu mirip dengannya!
Entah itu dari bagaimana caranya tertawa, bentuk wajahnya serta
setiap kebiasaannya yang terkesan benar-benar menurun darinya.

224
‚Oh... Shit!‛ Kyuhyun mengerang frustrasi, dia merasa terbebani
dengan semua pemikiran itu

Makan malam kali ini, di penuhi dengan suara celotehan Hanjoo yang
menceritakan betapa hebatnya para power ranger yang selalu berhasil
mengalahkan musuh raksasa berbentuk dinosaurusnya itu. Sesekali,
Haneul menanggapi ceritanya sambil tertawa, seolah tak ada hal lain
yang dapat mereka bicarakan, selain para ‘pahlawan’ konyol dengan
pakaian mereka yang berwarna-warni, serta para musuhnya yang juga
selalu muncul, entah dari dunia mana.
Di sisi lain, Kyuhyun hanya menyantap makan malamnya tanpa
mengatakan apapun. Pria itu, memang sesekali melirik ke arah Hanjoo
dan Haneul, namun, suasana ini, justru membuatnya semakin merasa
canggung untuk duduk bergabung bersama mereka berdua.
Menyadari sikapnya, Haneul justru merasa di buat kesal dengan
tingkah laku Kyuhyun yang benar-benar canggung terhadap anaknya
sendiri,—yang bahkan, tidak mengetahui alasan mengapa Ayahnya
sendiri begitu membenci dirinya—.
Demi tuhan, Cho Hanjoo hanyalah seorang anak kecil yang tidak
mengetahui apapun! Dia hanya anak polos yang menggemaskan dan
tidak berdosa! Sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan masalah
kedua orang tuanya!
Setelah makan malam selesai, Haneul merapihkan meja makan di
bantu para pelayannya, dia juga memilih untuk mencuci sendiri piring
serta gelas kotor di dapur. Awalnya, Kyuhyun menegur Haneul untuk
tidak melakukan semua pekerjaan itu, tetapi, Haneul seolah tak tidak
mendengarkannya dan tetap berlalu pergi menuju dapur.
Haneul memang sengaja melakukannya, dia ingin tahu, apa yang
akan terjadi, jika meninggalkan Kyuhyun dan Hanjoo di dalam tempat
yang sama.
Dan inilah yang terjadi, dua makhluk manusia dengan jarak per-
bedaan usia mereka yang jauh dan notabene memiliki sebuah status
Ayah-Anak, justru duduk dengan suasana canggung di sekelilingnya.
Kyuhyun tampak mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja makan,

225
sementara Hanjoo terlihat menyibukkan dirinya dengan sebuah robot
power ranger yang dibawanya.
Haneul yang diam-diam ternyata memperhatikan mereka berdua
dari arah dapur. Perasaan kesalnya semakin berlipat, ketika mendapati
Kyuhyun dan Hanjoo yang tidak melakukan interaksi apapun. Jangan-
kan mengobrol, saling bertatapan saja tidak!
Oke! Haneul dapat memaklumi jika Hanjoo tidak akan memulai
pembicaraan lebih dulu karena bocah itu baru genap berusia 6 tahun!
Tetapi, Cho Kyuhyun?! God... usia pria itu bahkan sudah diatas kepala
tiga! Dan yang terpenting adalah, bukankah mereka berdua sepasang
Ayah dan Anak?!
Lalu tiba-tiba saja, Hanjoo menatap Kyuhyun dan kedua manusia
dengan status Ayah-Anak itu saling bertatapan satu sama lain, namun
tidak ada satupun diantara mereka yang berbicara sampai akhirnya
Hanjoo kembali sibuk memainkan robotnya dan Haneul nyaris ber-
teriak karena frustrasi di tempatnya.
‚Kau tidak suka makan sayuran?‛ Kyuhyun akhirnya bertanya
dan Haneul langsung menegang, sementara Hanjoo kembali menoleh
padanya.
Seingat Kyuhyun, sejak mereka di pulau Jeju, dia memperhatikan
cara makan Hanjoo yang selalu menyisihkan sayuran di sisi piringnya.
Sama seperti kebiasaannya dulu, yang tidak terlalu menyukai sayuran,
bahkan sampai saat ini.
‚Aku tidak suka...‛ bocah menggemaskan itu menggeleng pelan
dan Haneul akhirnya tersenyum, senang karena setidaknya mereka
berdua dapat memulai pembicaraan kecil.
‚Kenapa?‛ pertanyaan itu cukup singkat, tetapi, rasanya sulit se-
kali untuk sekedar mengucapkan pertanyaan itu.
Hanjoo kembali menatap Kyuhyun dengan kedua matanya yang
berbentuk kacang almound itu.
‚Rasanya aneh, aku tidak suka!‛ jawabnya kemudian, yang entah
kenapa, justru membuat Kyuhyun kembali mengenang masa lalunya.

226
Dulu, Ibunya suka sekali memarahinya yang selalu menyisihkan
sayuran di sisi-sisi piringnya dan persis seperti yang dikatakan Hanjoo
sekarang, Kyuhyun pun menggunakan alasan yang sama untuk men-
jawab pertanyaan Ibunya.
‘Karena rasanya aneh. Aku tidak suka sayuran, Bu!’
‚Appa.‛ panggilan Hanjoo seolah kembali menarik perhatiannya.
Pria ini kembali menatapnya, ‚Ada apa?‛
Hanjoo masih menatapnya dengan tatapan polos yang tampak
menggemaskan. ‚Apakah... aku bisa memanggil... Ahjumma... Eomma?
Aku... ingin seperti teman-temanku...‛
Deg!
Baik Kyuhyun maupun Haneul, sama-sama terkejut. Mereka tak
pernah menyangka jika pertanyaan itu akan terlontar dari mulutnya.
‚Kenapa kau bertanya seperti itu?‛ tanya Kyuhyun lagi.
Hanjoo menunduk seperti ketakutan. ‚Tidak boleh yah?‛ ujarnya
dengan lemas dan ada nada kesedihan yang terselip dalam suaranya.
‚Apa? Oh, tidak, maksudku, kenapa kau tak langsung tanyakan
saja pada Haneul Ahjumma? Kurasa... dia memperbolehkanmu untuk
memanggilnya—‛ Kyuhyun terdiam sejenak dan menelan salivanya
dengan susah payah. ‚Eomma...‛ lanjutnya.
‚Benarkah?‛ Hanjoo kembali menatapnya dengan takut-takut.
Dan Kyuhyun benar-benar melihat refleksi dirinya dalam sosok
Hanjoo saat ini. Sesosok bocah lelaki yang terlihat ketakutan pada
Ayahnya sendiri. Apakah ia terlihat menakutkan? Apakah selama ini,
Hanjoo merasa tertekan dengan keberadaannya? Sama seperti dirinya
yang selalu ketakutan saat duduk di hadapan Ayahnya dan hanya
menjadikan tubuh Ibunya, sebagai tameng dari ketakutannya.
Kyuhyun seakan kembali ke masa lalu, melihat bayangan dirinya
di masa lalu, kini tergambar jelas pada sosok Hanjoo dan mengingat
semua itu hanya membuat seluruh tubuhnya bergetar ketakutan.

227
Sekarang, ketika dia mendapati sikap Hanjoo yang sama persis
seperti dirinya saat kecil dulu. Membuat Kyuhyun berpikir, apakah
selama ini, Hanjoo mengalami masa kecil yang menakutkan seperti
masa kecilnya dulu?
Apakah dia akan membiarkan bocah menggemaskan nan polos
seperti Hanjoo ini, bernasib sama seperti masa kecilnya dulu? Apakah
dia tidak bisa sedikit saja membuka hatinya untuk anak ini? Anaknya?
Darah dagingnya sendiri?!
‚Ya tentu saja, kau bisa memanggilnya Eomma mulai sekarang.‛
jawabnya kemudian, setelah sebelumnya ia terdiam cukup lama dan
Haneul pun diam-diam bernafas lega di tempat ‘persembunyiannya’.
‚Benarkah?!‛ tatapan Hanjoo tampak berbinar-binar dan senyum
di wajahnya pun mengembang.
Hanjoo melompat dari tempat duduknya, berjingkrak-jingkrak
dengan riangnya menuju arah dapur dan Haneul pun buru-buru pergi
dari tempat persembunyiannya, berpura-pura menyibukkan dirinya
dengan cucian piring yang bahkan tak tersentuh olehnya sedikitpun.
Sementara itu, Kyuhyun justru mematung ditempatnya. Hatinya
terasa mencelos melihat sikap menggemaskan Hanjoo. Seolah dirinya
baru menyadari, sudah berapa lama dia melewatkan semua momen
indah ini? Sudah berapa lama dia mengacuhkan anaknya itu? Dan
seberapa menakutkannya dia di hadapan bocah itu? Sampai-sampai,
Hanjoo harus meminta izin lebih dulu padanya, hanya untuk me-
manggil Haneul... eomma?

<Flash Back Start>


Tn.Cho tampak tenang duduk di tempatnya, melemparkan tatapan
penuh intimidasi pada sesosok pemuda yang tengah duduk tepat di
hadapannya. Dia berdeham, memutar-mutar tangannya di puncak
tongkat yang sedang dipegangnya saat ini.
‚Berhenti untuk mencarinya, Cho Kyuhyun! Usahamu akan sia-
sia saja! Kau tidak akan bisa menemukan gadis itu dimanapun!‛

228
Pemuda itu, yang tak lain adalah Cho Kyuhyun, tampak geram
dengan perkataan Ayahnya. Sudah cukup selama belasan tahun dia
selalu menuruti perkataan Ayahnya. Bahkan ketika 5 tahun yang lalu,
Ayahnya memisahkannya dengan gadis yang sangat di cintainya dan
memaksanya untuk bertunangan dengan gadis yang tak di cintainya.
Lima tahun lamanya, Kyuhyun menahan semua penderitaan ini.
Berpisah dengan gadis yang di cintainya, di susul dengan kehilangan
sosok pria yang dikaguminya dan sudah dianggap sebagai Pamannya
sendiri, Tn.Kim, yang tak lain adalah pengacara keluarganya sekaligus
Paman satu-satunya yang dimiliki oleh gadis yang dicintainya itu,
Kim Haneul.
Keserakahan dan kesombongan Ayahnya serta kekuasaan yang
di milikinya tentu saja membuat Kyuhyun tak berdaya. Tekanan demi
tekanan di terimanya sebagai penerus satu-satunya dalam keluarga
Cho, bahkan sampai dia harus bertunangan dengan gadis yang tidak
dicintainya! Cha Hyunja.
‚Aku akan tetap mencarinya dan membatalkan pertunanganku
dengan Hyunja!‛
Tn.Cho mulai tampak murka di tempatnya, dia menghentakkan
tongkat yang dipegangnya keatas lantai. ‚Cho Kyuhyun!‛
‚Tidak untuk kali ini, Appa. Bukankah, kau sudah berjanji untuk
membiarkanku mencari Haneul ketika aku menyelesaikan kuliahku?!‛
ujar Kyuhyun, mulai kehilangan kesabaran.
‚Apa kau berani melawanku, Cho Kyuhyun?!‛
‚Aku hanya menagih sebuah janji darimu.‛
Prang!
Sebuah vas yang harganya sudah dipastikan bernilai jutaan won,
kini menjadi pecahan tidak berarti di lantai, di susul oleh tongkat yang
di pegang Tn.Cho, yang menggelinding di atas lantai, menimbulkan
bunyi nyaring.
‚Kau benar-benar anak tidak tahu di untung! Apakah kau tahu
konsekuensinya jika terus keras kepala dan berusaha melawanku?!‛
bentak Tn.Cho dengan penuh amarah.

229
Dan Kyuhyun hanya tetap terdiam, kedua tangannya mengepal
di atas kakinya dan tatapan pria ini pun hanya lurus kedepan, tampak
menahan kemarahan yang tak mungkin bisa dia luapkan. Tidak bisa,
jika nyawa gadis yang dicintainya berada ditangan Ayahnya.
‚Berhenti mengharapkan gadis jalang itu! Dia bukan gadis yang
layak untukmu!‛
Cukup sudah, emosi Kyuhyun telah berkumpul menjadi satu. Ia
beranjak dari tempat duduknya, menatap dengan penuh kekecewaan
serta kemarahan pada Ayahnya.
‚Cukup! Sudah kukatakan berulang kali! Dia adalah gadis baik-
baik!‛
‚Dia menerima uangku, Cho Kyuhyun!‛ Ayahnya melotot marah
padanya.
‚Kau mengancamnya! Jelas dia menerimanya! Dia bahkan pergi
karena perbuatanmu! Seharusnya, sejak awal aku tidak boleh percaya
pada orang sepertimu! Kau tidak akan pernah bisa memegang janji
yang telah kau berikan!‛
‚CHO KYUHYUN!‛
PLAK!
Sebuah tanda kemerahan membekas di pipi kiri Kyuhyun, rasa
nyeri terasa menyengat di wajahnya dan ketika Kyuhyun menoleh
pada Ayahnya, Tn.Cho tampak kesakitan sambil memegangi dadanya.
Kedua mata Kyuhyun membelakak, ia segera menahan tubuh
Tn.Cho yang nyaris terjatuh ke atas lantai. ‚Appa! Appa!‛ panggilnya,
namun Tn.Cho rupanya telah tak sadarkan diri.
<Flash Back End>
Kyuhyun terbangun dari alam bawah sadarnya, akibat mimpi
buruk yang lagi-lagi kembali menghantui malamnya. Dia terbangun
dengan nafas memburu dan keringat dingin yang membasahi seluruh
tubuhnya, jantungnya berdegup kencang dan telapak tangannya pun
terasa dingin bagai bongkahan es yang membeku.

230
Dia mengerjap, lalu menyadari sisi ranjangnya yang lain tampak
masih rapih seperti belum tersentuh—yang itu tandanya, jika Haneul
tidak ada disampingnya!
Kepanikan mulai menyergapinya, rasa cemas memenuhi pikiran-
nya dan tepat ketika ia hendak beranjak dari atas ranjangnya, pintu
kamarnya terbuka. Sosok Haneul yang tengah sibuk menalikan jubah
satinnya yang berwarna abu-abu gelap berjalan masuk ke dalam, sama
sekali tak menyadari tatapan panik dari pria dihadapannya.
‚Oh, kau belum tidur?‛ Haneul terkejut saat melihat Kyuhyun
yang berdiri di samping ranjangnya, dia terlihat sedikit menakutkan
karena cahaya kamarnya yang remang-remang.
‚Darimana saja kau?‛ tanya Kyuhyun, mengabaikan pertanyaan
Haneul sebelumnya.
‚Menemani Hanjoo. Dia belum terbiasa tidur di kamar barunya.‛
jawab Haneul santai dan ia baru menyadari ada yang berbeda dari
sikap Kyuhyun. Mulai dari cara dia bernafas dengan berat, keringat
yang membanjiri seluruh tubuhnya serta tatapannya yang tampak
panik dan cemas di saat yang bersamaan.
‚Apa kau bermimpi buruk, Kyuhyun-ah?‛ tanyanya kemudian,
perlahan-lahan berjalan mendekati Kyuhyun.
Kyuhyun memejamkan matanya saat tangan Haneul menyentuh
lembut wajahnya. Ada ketenangan yang tersalurkan dari sentuhan itu
dan ia pun meraih tangan Haneul, menggenggamnya erat dan mem-
biarkannya berlama-lama untuk tetap menyentuh wajahnya.
‚Ya, aku bermimpi buruk.‛ ujarnya mengakui. ‚Dan aku begitu
ketakutan saat tidak melihatmu di kamar ini...‛ ujarnya lalu membuka
kedua matanya.
‚Kau ketakutan?‛ Haneul menatapnya bingung dan Kyuhyun
mengangguk pelan, lalu mengusapkan telapak tangan Haneul pada
wajahnya.
‚Aku takut kau meninggalkanku.‛
Deg!

231
Jantung Haneul berdetak dua kali lebih cepat daripada biasanya.
Rona merah muncul di kedua pipinya dan kenangan di masa lalu pun,
seolah kembali terulang dalam benaknya. Seakan mengalami deja vu,
Haneul hanya tetap terdiam ketika lambat laun wajah Kyuhyun ber-
gerak mendekatinya dan sedetik kemudian, pria itu itu menciumnya.
Sebuah kecupan lembut dan hati-hati, yang lambat laun berubah
menjadi kecupan-kecupan penuh nafsu dengan hasrat yang berkobar
diantara keduanya. Haneul tidak menolak ciuman tersebut, dia justru
membalasnya dan mengalihkan kedua tangannya ke belakang kepala
Kyuhyun, mengusap lembut rambut Kyuhyun yang tebal dan lebat.
‚Aku mencintaimu... Kim Haneul.‛ bisikan Kyuhyun terdengar
seperti sebuah alunan melodi indah yang tercipta di dalam benaknya.
Namun, Haneul tidak menjawabnya, dia kembali menarik kepala
Kyuhyun dan berinisiatif untuk mencium pria itu lebih dulu, ciuman
penuh hasrat, berubah menjadi sesuatu yang lebih. Sebuah penyatuan
diri yang membuat keduanya terlena oleh puncak kenikmatannya.

Changmin menguap dengan malas, ia menatap jalanan dengan kedua


matanya yang belum sepenuhnya terbuka, masih terlihat mengantuk.
‚Sebenarnya apa yang terjadi? Kau bertengkar lagi dengannya?‛
pertanyaan Changmin seolah memecahkan suasana hening di dalam
mobilnya.
‚Kami tidak bertengkar.‛ jawab Haneul seraya merapatkan jaket
yang di pakainya. ‚Aku hanya ingin mengetahui sesuatu...‛ lanjutnya.
‚Di pagi hari seperti ini?‛ Changmin menoleh padanya, sebelum
akhirnya kembali menatap jalanan yang sudah tampak di padati oleh
kendaraan lainnya, meskipun waktu baru menunjukkan pukul 6 pagi.
‚Ya.‛ jawabnya singkat dan Changmin hanya dapat menggerutu
kesal dalam diam.
Pasalnya, pagi-pagi sekali, Haneul sudah meneleponnya melalui
ponsel Kyuhyun. Wanita ini memintanya untuk mengantarkannya ke
rumah Jonghyun, alasannya, tentu saja karena ada sesuatu yang ingin
dia tanyakan mengenai kondisi Kyuhyun.

232
‚Oh, ya... lalu, bagaimana dengan keadaan Taehyung? Kudengar
dari Minho, akhir-akhir ini dia sering datang ke tempatmu..‛ tanyanya
kemudian.
Changmin tersenyum tipis, dia kembali mengingat tingkah laku
Taehyung yang benar-benar seperti pemuda lain pada seumurannya.
Energik, penuh semangat serta memiliki sebuah cita-cita yang meng-
gebu-gebu. ‚Dia anak yang menyenangkan. Aku menyukainya...‛
‚Benarkah?‛ tanya Haneul dan Changmin mengangguk singkat.
‚Lalu apa yang dia lakukan di tempatmu? Kupikir... tak ada yang bisa
dia lakukan dikantormu itu.‛
‚Dia mencoba mempelajari ilmu hukum. Sepertinya, Taehyung
tertarik ingin menjadi seorang Pengacara.‛ ujarnya kemudian.
Deg!
Haneul tertegun, pengacara? Kata-kata itu, langsung memenuhi
benaknya dan mengingat hal tersebut, hanya membuatnya kembali
mengingat mendiang pamannya yang memiliki profesi yang sama
seperti Changmin sekarang, seorang Pengacara.
Keheningan lantas kembali menyelimuti keduanya, Haneul sibuk
dengan pikirannya dan Changmin lebih memfokuskan perhatiannya
pada jalanan kota Seoul yang semakin lama semakin padat dan ramai.
‚Jadi, Jonghyun adalah Dokter pribadi, Kyuhyun?‛ tanya Haneul
kemudian, mengganti topik pembicaraan diantara mereka, kemacetan
mulai memenuhi pusat kota Seoul.
Changmin mengangguk sembari meraih kaleng kopi dingin yang
sempat ia beli di minimarket, saat di awal perjalanannya tadi.
‚Ya... apakah mereka tidak mengatakannya saat kalian bertemu
di Jeju?‛ Changmin kembali menoleh sekilas padanya.
‚Tidak... mereka tak mengatakan soal itu.‛
Changmin menangkap kekhawatiran dalam raut wajah Haneul.
‚Tenanglah... penyakit itu tidak seburuk yang kau pikirkan. Tapi, itu...
seandainya saja Kyuhyun mau melakukan terapi.‛

233
Haneul mengerutkan keningnya, menoleh cepat kearahnya. ‚Dia
tidak melakukan terapi?‛
‚Sebelumnya dia sempat melakukan terapi itu, mungkin hanya
beberapa bulan. Tapi setelah itu... dia tidak mau melakukannya lagi.‛
‚Apakah karena itu, alasannya...‛
‚Ya. Dia lebih mudah panik dan sering bermimpi buruk. Itu efek
samping ringan, karena dia tidak melakukan terapi itu lagi.‛
‚Jadi maksudmu...‛
Changmin menoleh dan tatapan mereka bertemu pandang. ‚Dia
nyaris membunuh dirinya sendiri, Haneul-ah. Dan itu semua karena
penyakit itu...‛
Haneul tersentak, kedua tangannya refleks menutup mulutnya
yang terbuka dan kedua matanya tampak membulat sempurna.
‘Kyuhyun... nyaris.. bunuh diri?’ rasa cemas itu semakin menyebar,
memenuhi pikiran dan hatinya.

Haneul telah duduk di hadapan Jonghyun dan Changmin—yang dia


yakini, pasti mengetahui segala hal tentang penyakit kelainan yang di
derita Kyuhyun saat ini.
‚Bagaimana bisa, dia memiliki penyakit kelainan itu? Maksudku,
bukankah... dia... baik-baik saja selama ini?‛ tanya Haneul dengan
susah payah, bibirnya terasa mengejur sekarang.
‚Well...‛ Jonghyun melipat kedua tangannya. ‚Sebenarnya, gejala
penyakit itu sudah sering muncul sejak ia masih kecil. Dia mengalami
tekanan batin dari Ayahnya, mulai dari sebagai satu-satunya pewaris
tunggal keluarga Cho, sampai segala rencana yang telah dipersiapkan
Ayahnya untuk masa depannya.‛
‚Tapi... semua itu berbeda, ketika dia mengenalmu.‛ Changmin
melanjutkan dan Haneul menatapnya dengan wajah bingung.
‚Mengenalku?‛ dan kedua pria di hadapannya itu mengangguk
secara bersamaan. ‚Apa maksud kalian? Kenapa berbeda?‛

234
‚Jawabannya mudah...‛ Changmin kembali bersuara. ‚Dia jatuh
cinta kepadamu, seolah beban yang selama ini ditanggungnya, lenyap
dalam seketika saat dia menyadari, bahwa dia memiliki ketertarikan
lebih terhadapmu.‛
Entah dia harus merasa senang atau bingung, tetapi, yang jelas,
seluruh darah dalam tubuhnya kini terasa berdesir-desir hangat, me-
nimbulkan sensasi menggelitik dalam hatinya. Ribuan kupu-kupu pun
terasa berterbangan dalam perutnya dan jantungnya berdegup sangat
kencang, sampai-sampai seperti nyaris meledak.
‚Singkat cerita, dia kembali menemukan alasannya untuk tetap
bertahan hidup, itu semua karena dia mengenalmu.‛ lanjut Jonghyun
sembari meneguk segelas teh hangat yang telah di buatnya.
‚Tapi... kenapa aku?‛ tanya Haneul ragu. Dia tidak ingin merasa
senang dulu, jika pada akhirnya semua informasi ini tidak benar.
‚Sudah kukatakan, dia jatuh cinta kepadamu.‛ jawab Changmin
tenang. ‚Alasan, kenapa pada akhirnya Kyuhyun mengidap penyakit
itu, karena keberadaan-mu yang terus menjadi misteri untuknya serta
kematian Hyunja yang terjadi di depan kedua matanya! Bukankah aku
sudah mengatakan hal ini kepadamu sebelumnya?‛ jelas Changmin.
Haneul terdiam, dia terlihat merenung dan bingung. Bagaimana
mungkin, kepergiannya bisa mempengaruhi kondisi Kyuhyun sampai
seburuk itu? Apakah... Kyuhyun benar-benar sangat mencintainya?
Apakah... kehadirannya benar-benar sangat berarti untuk pria itu?
‚Sebenarnya... yang patut disalahkan dalam keadaan ini adalah
Ayahnya sendiri. Dialah yang menyebabkan semua ini terjadi!‛
‚Apa maksudmu?‛ Haneul kembali mengerutkan keningnya.
‚Tuan Cho menjebak Kyuhyun.‛ Changmin kembali menjawab
pertanyaan Haneul. ‚Dia berpura-pura terkena serangan jantung, lalu
meminta Kyuhyun untuk menggantikan posisinya. Dan karena saat
itu, Kyuhyun tidak memiliki cukup saham untuk memegang kuasa
sebagai seorang CEO, maka Kyuhyun dipaksa untuk menikah dengan
Hyunja. Tapi Kyuhyun menolak... lalu...‛

235
‚Lalu?‛ Haneul menatap Changmin tak sabar, benar-benar ingin
mengetahui segalanya. Dia telah melewatkan banyak hal, semenjak
dirinya menghilang begitu saja 12 tahun yang lalu.
‚Hyunja hamil dan gadis itu positif mengandung anak Kyuhyun.
Oh... dan tentu saja, itu juga merupakan bagian dari salah satu rencana
Ayahnya.‛ ujar Jonghyun kemudian.
Haneul terdiam sejenak. Memproses semua informasi yang baru
saja di dapatnya. Lalu, dia mendapatkan sebuah kesimpulan baru.
‚Jadi... maksud kalian... alasan kenapa Kyuhyun tidak menyukai
kehadiran Hanjoo di dekatnya... itu karena...‛
‚Anak itu hanya hadir di waktu yang tidak tepat dan dari orang
yang tidak tepat pula. Hanya itu, Haneul-ah... sebenarnya, Kyuhyun
tidak benar-benar membenci anak itu.‛ Jonghyun mengambil nafas
panjang sejenak. ‚Yang lebih parahnya lagi, Hyunja bahkan ikut turut
andil dalam rencana menjebak Kyuhyun, sampai akhirnya mereka di
haruskan menikah dan ketika anak itu lahir, Kyuhyun bersikap seolah
tak peduli. Tetapi Hyunja justru malah menyalahkan sikap Kyuhyun
yang begitu dingin kepadanya dan akhirnya Hyunja mengalami stres
berat lalu memilih untuk bunuh diri di hadapan Kyuhyun.‛
Changmin membenarkan ucapan Jonghyun dengan mengangguk
singkat, ‚Wania itu bunuh diri tepat dihadapan kedua mata Kyuhyun.
Dia menganggap, jika kematiannya mungkin akan membuat Kyuhyun
menyesali semua sikapnya selama ini... dan yaah.. itu terjadi, Kyuhyun
selalu bermimpi buruk tentang wanita itu. Karena alasan itu pula, dia
semakin menghindari Hanjoo, karena menurutnya... anak itu selalu
membuatnya kembali teringat dengan kematian Cha Hyunja.‛
Haneul benar-benar tampak terkejut ditempatnya. Dia tak dapat
berkata-kata, hanya tetap diam tanpa bergeming ataupun bersuara.
‚Dan kau ingin tahu... puncak dari semua itu?‛ Jonghyun ter-
senyum masam, seolah dia pun membenci jalan kehidupan Kyuhyun
yang terlalu di penuhi luka dan drama. Terlebih, kepada orang-orang
yang telah membuat pria itu menderita seperti sekarang ini.
‚Apa maksudmu?‛ Haneul tak mengerti dengan pertanyaannya.

236
‚Kyuhyun mengetahui jika ternyata kau masih hidup selama ini.
Ayahnya benar-benar membodohinya selama bertahun-tahun...‛
‚A-apa?‛ Haneul semakin tidak memahami penjelasannya.
Dan kini giliran Changmin yang menjawab.
‚Ayahnya mengatakan pada Kyuhyun... jika kau telah meninggal
dalam sebuah kecelakaan, Haneul-ah. Itulah yang membuat Kyuhyun
terjebak dan pada akhirnya... dia menghamili Hyunja tanpa disadari
olehnya. Dia melakukan semua itu, karena mabuk...‛
‚Pengaruh dari kadar alkohol yang sengaja ditinggikan... dan itu
semua karena perbuatan Hyunja.‛ lanjut Jonghyun, yang spontan saja
membuat Haneul lagi-lagi terkesiap kaget.
Sebegitu kejamnyakah kehidupan yang selama ini harus di alami
oleh Kyuhyun? Masihkah dia pantas berpikir, jika dirinya yang paling
terluka selama ini? Lalu, bagaimana dengan nasib Kyuhyun selama 12
tahun ini? Kemana dia, saat pria itu justru membutuhkannya?!
‚Dia sangat mencintaimu, Haneul-ah. Kau tak perlu meragukan
lagi perasaannya kepadamu. Pria itu sangat tergila-gla padamu...‛ ujar
Changmin meyakinkan.
Lalu Jonghyun melanjutkan, ‚Kau adalah satu-satunya alasan
Kyuhyun untuk tetap hidup sampai saat ini. Percayalah...‛ dan Haneul
mulai terisak ditempatnya, air mata mengalir deras tanpa bisa ditahan,
tubuhnya bergetar hebat dan suara tangisnya pun semakin terdengar.

237
Beautiful Disaster [11th-I Love You-]
TAEHYUNG memasukkan sesuap ramen ke dalam mulutnya, dia me-
ngunyahnya dengan cepat sebelum akhirnya, meletakkan sumpit yang
digunakannya dan menghela nafas berat.
‚Ahh... kenapa noona terus melihatku seperti itu?!‛ ia mengeluh,
merasa risih dengan kehadiran Haneul yang duduk di hadapannya
dan terus menatapnya sambil tersenyum.
‚Aku merindukanmu.‛ ujar Haneul dengan sorot mata bahagia.
‚Kau terlihat lebih baik sekarang...‛
‚Eii... noona baru saja pergi meninggalkanku 1 minggu yang lalu!
Jangan berlebihan...‛ Taehyung kembali memasukkan sesuap ramen
ke dalam mulutnya. ‚Lagipula, jika noona tidak ada di rumah, aku
justru merasa lebih tenang. Tentu saja aku akan terlihat lebih baik...‛
lanjutnya dengan mulut penuh.
Namun wanita di hadapannya ini tidak bereaksi. Biasanya, jika
Taehyung sudah menyindirnya seperti itu, Haneul pasti langsung
menghadiahi kepalanya dengan sebuah pukulan. Tetapi, kali ini tidak,
wanita itu hanya bersandar pada salah satu tangannya sambil tetap
memandang Taehyung dengan senyuma di sudut bibirnya.
‚Apakah itu benar?‛ Haneul tiba-tiba bertanya.
Taehyung yang sedang menyeruput kuah ramennya, tampak
mengerutkan alisnya. ‚Apa?‛
‚Kau tertarik dalam dunia hukum. Apa kau benar-benar ingin
menjadi seorang pengacara?‛
Pemuda itu terdiam, tampak salah tingkah dan bingung. Sekali
lagi ia menyeruput kuah ramennya dalam diam, tidak mengatakan
sepatah katapun. Dia melirik sekilas pada wanita dihadapannya ini,
‚Jadi... Changmin Hyung sudah mengatakannya pada noona?‛
tanyanya dan Haneul mengangguk singkat.
Tangan Haneul lantas terulur kedepan, membelai lembut kepala
Taehyung dan pemuda ini tersentak. Sudah lama Haneul tak pernah
memperlakukannya seperti ini.

238
Dirinya seakan kembali ke masa lalu. Saat dimana, ia masih ber-
umur 5 tahun, saat dimana Ayahnya masih hidup dan kemalangan itu
belum menimpa kehidupannya dan merenggut nyawa Ayahnya.
‚Tumbuhlah menjadi pria dewasa yang dapat kubanggakan. Dan
jadilah pengacara yang jujur, seperti Ayahmu. Aku percaya padamu,
Taehyung-ah..‛ senyumnya dan tanpa terasa, setetes air mata mengalir
dari sudut mata Taehyung.
Pria ini buru-buru memalingkan wajahnya ke arah lain.
‚Ahh, ramen ini pedas sekali!‛ keluhnya, mengusap air matanya
dengan cepat.
Sementara itu, Haneul hanya dapat tertawa kecil melihat tingkah
laku pemuda dihadapannya ini. Rupanya, dia sudah semakin dewasa.
Lihat, sekarang Taehyung bahkan sudah malu untuk terlihat menangis
di hadapannya.
‚Taehyung-ah...‛ panggilnya kemudian.
‚Apa?‛ tanya Taehyung tanpa menoleh padanya, masih terlihat
malu dan salah tingkah.
‚Kau ingin mengunjungi makam Ayah-mu?‛
Deg!
Sekali lagi, Taehyung terdiam, dia menatap Haneul tak percaya.
‚A-apa?‛ suaranya nyaris tak terdengar.
Haneul masih tersenyum padanya, tetapi, kali ini sorot matanya
terlihat memancarkan kesedihan. ‚Nanti... jika waktunya sudah tepat,
aku akan membawamu kesana...‛ ujar Haneul, mengabaikan reaksi
terkejut Taehyung.
‚Noona...‛ Taehyung tidak mengerti dengan perubahan sikap
Haneul hari ini.
Apakah ini ada hubungannya, dengan sesuatu yang pernah di
ceritakan Changmin Hyung kepadanya? Tentang masa lalu Kyuhyun
dan Haneul.
‚Kenapa tiba-tiba sekali? Bukankah noona sebelumnya tak ingin
jika aku—‛

239
‚Karena kau sudah lebih dewasa, jadi aku mengijinkanmu untuk
datang menemui Ayahmu.‛ sela Haneul cepat. ‚Kenapa? Kau tidak
ingin pergi mengunjungi makam Ayahmu?‛ tanyanya kemudian.
‚Bukan seperti itu! Hanya saja... ini terlalu... tiba-tiba.‛ Taehyung
mengusap tengkuknya. Lalu, kembali menatap Haneul dengan penuh
tanya, ‚Noona... boleh aku tanya sesuatu?‛ tanyanya dengan hati-hati.
‚Tentu. Apa?‛
‚Ini tentang Kyuhyun Hyung,‛ dia menggantung pertanyaannya
dan Haneul terlihat mengerutkan keningnya.
‚Benarkah jika dia... mengidap kelainan PTSD?‛
‚Darimana.. kau mengetahuinya?‛ Haneul tampak terkejut saat
mendengar pertanyaan Taehyung.
‚Jadi itu benar?‛ Taehyung mengangguk, dari reaksi Haneul saja,
dia sudah tahu jawabannya. ‚Sebenarnya... aku tidak peduli, apakah
pria itu memiliki penyakit kelainan atau tidak. Tapi, jika dia sampai
menyakitimu, kau harus mengatakannya padaku! Karena pada saat itu
juga, aku akan segera membawa noona pergi menjauh darinya. Kau
mengerti?!‛ ujarnya tegas, dia terlihat bersungguh-sungguh dengan
perkataannya tadi.
‚Taehyung-ah...‛ Haneul nyaris tak dapat berkata-kata.
Sekarang dia tidak ragu lagi, pemuda dihadapannya ini memang
sudah menjadi pria dewasa! Oh.. kemana saja dia selama ini? Sampai-
sampai baru menyadarinya sekarang?
‚Noona, jika sekali saja, pria itu berani menyakitimu. Kau harus
langsung mengatakannya padaku!‛
Haneul kembali tersentuh saat mendengar perkataannya. Wanita
ini tersenyum. Sayangnya, senyuman itu terlihat kontras dengan sorot
matanya yang memancarkan kesedihan.
‚Tapi, Taehyung-ah... kurasa, aku tidak bisa meninggalkannya.‛
ujar Haneul kemudian dan Taehyung balas menatapnya bingung. Dia
tidak mengerti, kenapa Haneul harus mengatakan hal itu kepadanya.

240
‚Karena aku... adalah salah satu penyebab Kyuhyun mengalami
semua penderitaan ini.‛ lanjut Haneul sambil tersenyum lagi.
‚Apakah ini ada hubungannya dengan masa lalu kalian berdua?‛
Taehyung bertanya dan Haneul mengangguk sebagai jawabannya.
‚Noona... sebenarnya, apa yang terjadi di antara kalian berdua?‛
Haneul tak menjawab pertanyaannya. Sorot matanya yang sedih
itu, menatap takut pada Taehyung. Seolah ada sesuatu yang sedang ia
coba sembunyikan darinya.
‚Noona—‛
‚Bisakah kalian melanjutkan pembicaraan ini nanti?‛ Changmin
tiba-tiba muncul dari arah ruang tamu, pria ini terlihat panik dengan
ponsel di tangan kirinya.
‚Ada apa?‛ tanya Haneul, refleks beranjak dari duduknya.
‚Kita harus kembali...‛ ia meringis pelan, lalu mengumpat pelan.
‚Aku serius. Dia benar-benar marah sekarang.‛
Dan seolah mengerti maksud ucapan Changmin, Haneul segera
meraih tas serta blazernya. ‚Aku akan datang lagi nanti... belajarlah
yang rajin!‛ seru Haneul seraya bergegas pergi, di ikuti Changmin di
belakangnya.
Sementara itu, Taehyung tampak kebingungan ditempatnya, ia
melongo seperti orang bodoh. Pemuda ini sama sekali tak memahami
reaksi Haneul dan Changmin, yang sama-sama terlihat panik.
‚Ada apa dengan mereka berdua? Kenapa terlihat panik sekali?
Ck.. dua orang dewasa yang aneh!‛

Setelah tiba di rumah, Haneul buru-buru keluar dari mobil dengan di


ikuti Changmin di belakangnya. Wanita ini bersiap untuk membuka
pintu di hadapannya, namun tanpa diduga, pintu tersebut telah lebih
dulu di tarik dari dalam dan pintu pun tiba-tiba langsung terbuka.
Dan tebak siapa yang telah membuka pintu itu? Oh ya, tentu saja
dia adalah Cho Kyuhyun.

241
Lalu dengan kejamnya, saat Haneul nyaris terjatuh karena pintu
yang tiba-tiba terbuka, pria itu justru bergeser kesamping dan mem-
biarkan wanita itu, yang notabene adalah isterinya, terjatuh begitu saja
ke atas lantai, dengan caranya yang memalukan.
‚Ahk!‛ ringis Haneul, tersungkur dengan kedua kakinya yang
terangkat serta keningnya yang terantuk cukup keras ke atas lantai. Ia
mengusap keningnya yang berdenyut nyeri dan menyumpahi pria
yang telah membiarkan dirinya terjatuh itu. ‚YA!‛ ia menoleh garang
pada Kyuhyun, namun yang jadi tersangka justru memasang tampang
datar dan seolah tak peduli.
‚Apa yang kau lakukan sejak pagi tadi?! Kenapa baru kembali?‛
Kyuhyun jelas terlihat marah bukan main dan Haneul menyadari hal
tersebut.
‚Eh?‛ ia kebingungan dan langsung melirik Changmin yang kini
telah berdiri tak jauh dari Kyuhyun.
Haneul seolah meminta bantuan pria itu lewat isyarat matanya,
sesaat Changmin tampak menunjuk dirinya sendiri dengan kedua bola
matanya yang membulat, namun pria itu langsung menggeleng cepat,
seolah tak ingin ikut campur dalam masalah ini.
Sadar dengan gerakan mata Haneul, Kyuhyun dengan secepat
kilat menoleh pada Changmin dan pria bermarga Shim itu langsung
mengangkat kedua tangannya, tampak panik dan ketakutan.
‚Bukan aku! Isterimu yang mengajakku lebih dulu!‛ ia menunjuk
Haneul, membuat wanita itu ternganga, tak percaya dengan apa yang
baru saja terjadi.
Sial! Tidak bisakah dia membantuku kali ini saja? Haneul mengeluh
di dalam hatinya.
Kyuhyun menyipitkan kedua matanya dengan curiga, menatap
Changmin dan Haneul secara bergantian. Lalu, sedetik kemudian dia
menggerakkan kedua jarinya, menunjuk Changmin dan Haneul.
‚Aku mengawasi kalian berdua!‛ ujarnya mengancam dan baik
Haneul ataupun Changmin, keduanya sama-sama terlihat menelan
salivanya dengan susah payah.

242
‚Aku akan menemui Hanjoo!‛ ujar Haneul, segera beranjak dari
tempatnya, berniat untuk melarikan diri dari suasana ‘mengerikan’ ini.
Kyuhyun tak mengatakan apapun padanya, pria itu hanya mem-
perhatikan Haneul yang terlihat bergegas untuk menaiki anak tangga
menuju kamar Hanjoo.
‚Ya! Shim Changmin, kau jangan coba-coba kabur dariku! Kau
berhutang satu penjelasan kepadaku!‛ serunya dengan keras, lalu ia
berbalik, mendapati Changmin yang nyaris melarikan diri.
Changmin menggerutu, masih enggan untuk berbalik.
‚Haish... kenapa harus aku?! Kenapa?!‛ gerutunya dengan wajah
memelas.

Sore itu, Hanjoo dan Haneul, menghabiskan waktu mereka di kolam


renang. Mereka saling mencipratkan air dan sesekali bermain lempar
bola di dalam kolam. Keduanya sama-sama tertawa, benar-benar ter-
lihat seperti seorang Ibu yang tengah asyik bermain dengan Anaknya.
‚Eomma! Tangkap ini!‛ teriak Hanjoo dengan keras, dia terlihat
menggemaskan dengan pelampung berwarna biru muda serta celana
pendek bergambar karakter minion.
‚Yap! Dapat!‛ seru Haneul ketika mendapatkan bolanya, ‚Nah..
sekarang kau yang tangkap! Lihat baik-baik, bolanya, eoh?‛ ujarnya
dan Hanjoo tampak mengangguk dengan antusias.
Haneul hampir melemparkan bolanya, namun teriakan Hanjoo
tiba-tiba menghentikannya. ‚Appa!‛ seru bocah itu dan Haneul refleks
menoleh ke belakang, mendapati Kyuhyun yang entah sejak kapan
telah berdiri tak jauh dari sisi kolam renang.
Kyuhyun hanya tersenyum kecil, masih bersikap kaku seperti
biasanya dan sebuah ide, tiba-tiba saja melintas di benak Haneul.
‚Ikutlah! Kita main bersama-sama!‛ ajak Haneul seraya berjalan
ke sisi kolam renang.
Kyuhyun menggeleng, ‚Tidak. Aku tidak suka berenang...‛

243
Haneul mencibirnya, ‚Heol... jika kau tidak suka berenang. Lalu,
untuk apa rumah ini di lengkapi fasilitas kolam renang?‛
‚Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu, Haneul-ah.‛
‚Aku tidak berdebat denganmu. Aku hanya mengajakmu untuk
ikut bergabung bermain di sini...‛
‚Sudah kubilang, aku tidak suka berenang.‛ sahut Kyuhyun, ter-
lihat sedikit kesal. ‚Dan jika kau pikir, aku sudah melupakan masalah
tadi pagi. Maka, kau salah besar, nona Kim!‛ seru Kyuhyun tegas.
Dan sekali lagi, Haneul tampak mencibir. ‚Ck. Tidak bisakah kau
bersikap sedikit lembut di hadapan anakmu sendiri? Kau hanya bisa
menakut-nakutinya saja!‛ ejek Haneul, sedangkan Hanjoo seolah tidak
mengerti dengan obrolan di antara kedua orang tuanya itu.
Biarkan sajalah, lagipula, dia juga tidak berani untuk membujuk
Ayahnya itu. Dia sudah terbiasa dengan sikap Kyuhyun yang selalu
menolak ajakannya, jadi bocah polos ini hanya diam saja, saat kedua
orang dewasa itu tengah asyik ‘beradu mulut’, membicarakan sesuatu
yang tidak ia mengerti.
‚Apakah kau selalu seperti ini?‛ tanya Kyuhyun tiba-tiba.
‚Apa?‛ bukannya menjawab, wanita itu justru kembali bertanya
kepadanya dan Kyuhyun semakin terlihat kesal pada isterinya itu.
‚Kau seorang wanita yang keras kepala dan menyebalkan! Aku
tak mengerti, kenapa aku bisa menyukai wanita sepertimu!‛ keluhnya.
‚Apa?!‛ Haneul terlihat tersinggung mendengar kata-katanya.
‚YA—ahk!‛ teriakan Haneul tiba-tiba berubah menjadi sebuah suara
ringisan dan kedua tangannya beralih memegangi perutnya.
Kyuhyun yang melihat hal itu, jelas saja berubah panik. ‚Haneul-
ah, ada apa?‛ tanyanya khawatir, segera saja ia mendekati sisi kolam.
‚A-aku... ahk! P-perutku...‛
‚Ada apa? Ya! Cepat naik keatas!‛ Kyuhyun semakin panik, dia
mengulurkan tangannya ke depan agar Haneul dapat menjangkaunya.
‚Kemarilah!‛ seru Kyuhyun, dia terlihat cemas sekaligus panik.

244
Haneul ikut mengulurkan tangannya, hendak menggapai tangan
Kyuhyun dan sebelum pria itu menyadarinya, wanita itu menyeringai
kecil dan segera menarik tangan Kyuhyun dengan sekuat tenaga, se-
hingga membuat tubuh pria itu, langsung meluncur bebas ke dalam
kolam renang.
Byur!!
‚Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha!!‛ suara tawa Haneul dan Hanjoo
membahana, namun ketika Kyuhyun kembali ke permukaan air dan
tampak basah kuyup, tawa keduanya tiba-tiba berhenti.
‚YA!‛ teriak Kyuhyun dengan kesal, lebih kepada Haneul dan
wanita itu hanya tersenyum lebar, mengangkat kedua jarinya keatas
membentuk tanda ‘peace’.
‚Jangan marah, ehm? Aku hanya ingin kau ikut bermain dengan
kita...‛ ujar Haneul dengan nada merajuk.
Kyuhyun mendengus kesal. ‚Sudah kukatakan tidak!‛ tegasnya
dan dari sudut matanya, dia bisa melihat Hanjoo mendesah kecewa,
wajah bocah itu sedikit tertunduk dan bibirnya mengerucut kecil.
Haneul pun ikut menyadari perubahan raut wajah Hanjoo yang
tampak kecewa. Wanita ini melirik sebal pada Kyuhyun.
‚Kau memang Ayah yang menyebalkan!‛ sindirnya, lalu berjalan
melewati Kyuhyun dan menyenggol pundaknya dengan cukup keras.
‚Hanjoo-ya! Ayo kita bermain tangkap bola lagi!‛ seru Haneul seraya
mendekati bocah tersebut.
Dan Hanjoo terlihat tak begitu bersemangat seperti sebelumnya.
Kyuhyun menyadari semua itu dan perasaan bersalah pun, tiba-tiba
memenuhi relung hatinya. Tangan Kyuhyun mengepal dengan kuat di
dalam air. Ingin rasanya, untuk kali ini saja, dia bisa mengalahkan ego
dan rasa ketakutannya terhadap masa lalunya.
Hanjoo hanya seorang bocah kecil yang bahkan tidak mengerti
alasan mengapa Ayahnya begitu menghindarinya. Tetapi, terkadang
ego dan ketakutannya itu memenangkan segalanya.

245
Suara bujukan Haneul pada Hanjoo masih terdengar jelas dari
belakangnya dan tatapan Kyuhyun beralih pada beberapa bola lainnya
yang tampak mengapung diatas air. Dengan sedikit ragu, Kyuhyun
bergerak, meraih bola itu, lalu tanpa menimbang-nimbangnya sejenak.
Pegangannya terhadap bola itu begitu erat dan ia masih tampak
berpikir. Jujur saja, rasanya berat sekali untuk melakukan apa yang
terlintas dalam benaknya saat ini. Tetapi, jika dia tidak melakukannya,
kenapa perasaan bersalah itu justru semakin terasa menyiksanya?
Duk!
Bola itu tepat mengenai kepala Haneul dan wanita itu langsung
berbalik sambil melotot galak kepadanya.
‚YA! Kenapa—‛
‚Hanjoo-ya, cepat lempar bola itu!‛ seru Kyuhyun, mengabaikan
teriakan Haneul tadi.
Dan Hanjoo langsung mengangkat kepalanya, menatap Kyuhyun
dengan tatapan berbinar-binar. Ia kemudian melirik bola yang sempat
di lempar Kyuhyun tadi, lalu bocah ini pun mengangguk dan segera
meraih bolanya.
‚Appa, tangkap bolanya!‛ teriak bocah ini dengan bersemangat,
lalu itu pun terlempar kearahnya dan Kyuhyun langsung dapat me-
nangkapnya tanpa sedikitpun meleset.
‚Baik, sekarang aku akan melempar bolanya lebih keras. Pastikan
kau menangkapnya, eoh?!‛ teriak Kyuhyun dan Hanjoo mengangguk
dengan lebih bersemangat.
Bola terlempar tinggi dan Hanjoo hampir mendapatkannya, tapi
meleset karena bola itu mengenai kepalanya dan terpantul ke samping
lainnya. Akan tetapi, Hanjoo dengan antusias bergerak mengejar bola
tersebut dan langsung meraihnya ketika berada cukup dekat dengan
bola itu.
‚Aku dapat!‛ teriak Hanjoo dengan kegirangan dan Kyuhyun
mengangkat kedua ibu jarinya sambil tersenyum, meski sedikit terlihat
kaku saat melakukannya, namun gerakan itu cukup membuat Hanjoo
tersenyum lebar dan terlihat bangga dengan apa yang dilakukannya.

246
Sementara itu, Haneul tampak melongo. Tak percaya dengan apa
yang dilihatnya saat ini, kedua matanya mengerjap berulang kali dan
tepat ketika Kyuhyun mencipratkan air kearah wajahnya, wanita ini
seakan tersadar.
‚Apa yang kau lakukan?‛ teriak Haneul terkejut dengan kedua
matanya yang sedikit membulat.
Kyuhyun tersenyum miring, seolah mengejek tatapan bingung-
nya. ‚Bukankah kau, yang mengajakku untuk ikut bermain? Sekarang
kenapa kau yang diam saja?‛
‚H-huh?‛
‚Hanjoo-ya, serang dia!‛ teriak Kyuhyun tiba-tiba dan langsung
mencipratkan air lagi ke arah Haneul, dibantu oleh Hanjoo yang entah
sejak kapan sudah berada di sisi Kyuhyun, di iringi suara tawa Hanjoo
yang renyah.
Haneul yang terkejut, awalnya hanya dapat melindungi dirinya
dengan kedua tangannya yang menutupi wajah. Akan tetapi, sedetik
kemudian wanita ini berteriak keras dan membuat keduanya langsung
sama-sama terdiam, terkejut dengan teriakan Haneul tadi.
‚Kalian berdua...‛ Haneul menatap mereka bergantian, lalu tiba-
tiba saja ia menyeringai. ‚Rasakan ini!‛ teriaknya dan kedua lelaki itu
pun menjauh sebelum terkena ‘serangan’ cipratan air dari Haneul.
Dan terjadilah perang saling menciprati air, sesekali Haneul me-
meluk Hanjoo dan melindungi bocah itu dari ‘serangan’ Kyuhyun dan
merekapun ‘berkomplotan’ untuk balik menyerang Kyuhyun, di iringi
suara gelak tawa yang tidak ada hentinya. Saat ini, mereka bertiga,
benar-benar terlihat seperti sebuah keluarga yang sesungguhnya.
Sebuah keluarga yang di penuhi oleh suara canda tawa, sebuah
keluarga yang harmonis tanpa ada kecanggungan sedikitpun.

Waktu baru menunjukkan pukul 20.00 malam, tetapi, Hanjoo sudah


tertidur pulas di dalam kamarnya. Mungkin dia terlalu lelah karena
bermain di dalam air selama berjam-jam, jadi setelah menghabiskan

247
makan malamnya, ia meminta Haneul untuk membacakannya sebuah
buku dongeng dan ia pun tertidur lelap hanya dalam hitungan menit.
Setelah menyelimuti Hanjoo dan keluar dari kamarnya, Haneul
berjalan menuju kamarnya, tetapi dia begitu terkejut ketika membuka
pintu dan mendapati Kyuhyun dengan keadaannya yang half-naked
dan berdiri memunggunginya, memperlihatkan bentuk punggungnya
yang lebar.
Haneul nyaris menjerit karena terkejut, namun tertahan karena
tatapan matanya menemukan sebuah bekas luka jahit yang mem-
bentuk garis miring dari bagian bahu ke tengah-tengah punggungnya.
Lukanya terlihat menyakitkan sekaligus mengerikan, membayangkan
saat Kyuhyun mendapatkan luka itu, pastilah pria ini sangat tersiksa.
Dan kenapa dia tidak pernah menyadari luka itu sebelumnya?
‚Oh...‛ Kyuhyun menyadari kehadirannya dan segera memakai
sebuah kaos berwarna abu-abu yang melekat sangat pas ditubuhnya,
memperlihatkan otot bisepnya yang tampak menawan. ‚Hanjoo sudah
tidur?‛ suaranya seolah menyadarkan Haneul dari lamunannya.
Wanita ini mengerjap sebentar lalu tersenyum dan mengangguk.
‚Dia pasti kelelahan karena bermain air tadi.‛
‚Ya.. dia... terlihat...‛ Kyuhyun tampak mempertimbangkan kata-
katanya. ‚Bersemangat.‛ lanjutnya dan hal itu jelas mengundang tawa
Haneul.
‚Tentu saja! Dia bisa bermain dengan Ayahnya sendiri! Kau pikir
apa yang lebih bisa membuatnya bahagia sekarang? Itu bukan mainan
mahal ataupun makanan, Kyuhyun-ah, tapi dia akan bahagia saat kau
bisa sedikit saja meluangkan waktumu untuk bermain dengannya.‛
Kyuhyun tampak tersenyum canggung, ‚Ya, aku tahu.‛ Ujarnya
kemudian. ‚Selama ini aku terlalu egois padanya bukan? Jika saja, kau
tidak pernah kembali, mungkin... hubunganku dengan Hanjoo... tidak
akan... sebaik saat ini.‛
‚Bukan karena aku...‛ Haneul menggelengkan kepalanya. ‚Ini
semua karena usahamu sendiri...‛ lalu wanita itu tersenyum.
Kyuhyun terdiam, tampak berpikir.

248
Apakah yang di katakan Haneul benar? Apakah kedekatannya
dengan Hanjoo akhir-akhir ini karena usahanya sendiri? Jika itu benar,
bukankah sedikit demi sedikit, dia bisa mulai menerima keberadaan
Hanjoo di sekitarnya?
‚Kyuhyun-ah...‛ panggil Haneul seraya berjalan mendekatinya.
‚Maaf untuk kejadian tadi pagi. Aku sengaja tidak memberitahumu...
karena kupikir, kau pasti—‛
‚Melarangmu pergi?‛ Kyuhyun menebak alasannya dan Haneul
mengangguk singkat. Kyuhyun lantas tersenyum dan menarik tubuh
Haneul ke dalam pelukannya.
‚Kau tahu dengan baik bagaimana pikiranku...‛
‚Kau tidak marah?‛ Haneul mendongak untuk melihatnya dan
Kyuhyun balas menatapnya dengan tatapan penuh cinta, memuja dan
mendamba.
‚Awalnya... ya. Kau membuatku terkejut dan nyaris membuatku
gila, karena berpikir yang tidak-tidak! Tapi... setelah aku tahu, kemana
tujuanmu pergi... kupikir, aku tidak bisa menyalahkanmu. Mungkin...
ini karena sikapku yang tidak terbuka kepadamu, iya kan?‛
‚Tidak,‛ Haneul menggeleng lagi. ‚Aku mengkhawatirkanmu.‛
Deg!
Bagaikan ribuan kupu-kupu kini berterbangan dalam perutnya,
Kyuhyun merasakan darahnya yang berdesir-desir di bawah kulitnya,
lambat laun, menyalurkan kehangatan ke sekujur tubuhnya, membuat
pria itu merasa tenang dan nyaman.
‚Bisa kau ulangi perkataanmu itu?‛ bisik Kyuhyun, nyaris tidak
percaya dengan pendengarannya sendiri.
Haneul terlihat malu-malu untuk mengulanginya. Sejenak, dia
terdiam dan tiba-tiba saja, Haneul mendaratkan satu kecupan singkat
di bibir Kyuhyun, membuat pria itu terkejut sekaligus senang.
Wanita itu lantas kembali menunduk dengan malu-malu. ‚Aku
mengkhawatirkanmu. Karena itu...‛

249
‚Haneul-ah.‛ Kyuhyun menyela ucapannya, mengangkat dagu
Haneul hingga tatapan mereka kembali bertemu pandang. ‚Jangan
tinggalkan aku lagi. Tetaplah bersamaku, berjanjilah...‛
Haneul menggeleng lalu memberikan seulas senyuman lembut,
berusaha meyakinkan pria itu, jika kali ini dia takkan pernah lari lagi.
Dia akan menghadapinya, apapun yang terjadi, dia takkan pernah
pergi dari kehidupan Kyuhyun lagi, takkan pernah.
‚Itu tidak akan pernah terjadi. Mulai sekarang, aku akan selalu
berada di sampingmu, Kyuhyun-ah.‛ balas Haneul kemudian, kedua
pipinya kini tampak bersemu merah dan Kyuhyun semakin tak dapat
mempercayai pendengarannya.
‚K-kau.. serius.. d-dengan kata-katamu i-itu?‛ ujar Kyuhyun tak
yakin. ‚Apa kau mengatakannya, karena sekarang.. kau sudah menge-
tahui penyakitku?‛ tanyanya untuk memastikan dan Haneul kembali
menggelengkan kepalanya seraya tersenyum.
‚Apa yang bisa membuatmu mempercayai kata-kataku?‛ tanya
Haneul kemudian.
‚Entahlah...‛ Kyuhyun mengangkat kedua bahunya, sementara
kedua tangannya merangkul pinggul Haneul dengan erat, takut jika
wanita itu tiba-tiba menjauh darinya. ‚Aku hanya... merasa tak yakin.‛
‚Kalau begitu, aku ingin mengakui sesuatu padamu...‛ Haneul
menatapnya lekat, dengan seulas senyuman tipis di wajahnya.
‚Mengakui sesuatu?‛ sebelah alis Kyuhyun terangkat.
Haneul mengangguk dan kedua tangannya bergerak menangkup
kedua sisi wajah Kyuhyun.
‚Cho Kyuhyun, aku...‛ ia menggantungkan kalimatnya sejenak.
‚Aku mencintaimu.‛
Tak ada kata-kata yang seolah mampu menggambarkan perasaan
Kyuhyun sekarang. Terkejut, bahagia, ragu sekaligus ingin berteriak.
Dia lantas menarik tubuh Haneul agar semakin merapat, ‚Kumohon...
katakan sekali lagi...‛ pintanya dengan suara setengah berbisik.
‚Kau masih tidak percaya?‛ Haneul tampak tersenyum geli.

250
‚Tidak. Aku sama sekali tak dapat mempercayainya..‛ Kyuhyun
mengakui.
Haneul menjinjitkan kedua kakinya, berusaha menyetarai tinggi
badan Kyuhyun. ‚Aku mencintaimu, Cho Kyuhyun.‛ ujarnya, disusul
sebuah ciuman lembut yang mendarat tepat di atas bibir Kyuhyun.
‚Katakan lagi...‛ pinta Kyuhyun.
‚Aku mencintaimu.‛
‚Katakan lagi..‛
‚Aku mencintaimu, Cho Kyuhyun. Sampai kapanpun, aku akan
tetap mencintaimu! Kau puas?!‛ seru Haneul, ia tersenyum lebar dan
merasa senang sekaligus lega karena dia dapat mengucapkan kata-
kata itu sekarang.
Kyuhyun tersenyum. Kebahagiaan memenuhi relung hatinya, dia
tak dapat menggambar semuanya dalam kata-kata.
‚Aku juga... sangat mencintaimu, Kim Haneul.‛
Lalu, tanpa aba-aba, ia mengangkat tubuh Haneul dan membuat
wanita itu memekik tertahan karena terkejut. Keduanya lalu tertawa
dan ketika Kyuhyun membaringkan tubuhnya diatas ranjang, pria itu
kembali mencumbu mesra bibir Haneul.

Pagi harinya, Kyuhyun dan Haneul sudah terbangun dan sama-sama


masih terbaring santai di atas ranjang. Keduanya seolah enggan untuk
beranjak dari posisi masing-masing, tangan keduanya saling bertautan
dan merekapun saling menatap satu sama lain, dengan senyuman tipis
yang menghiasi sudut bibir mereka.
‚Selamat pagi... mimpi indah?‛ Haneul menyapanya lebih dulu.
Kyuhyun mengangguk, lalu menarik tangan Haneul dan me-
ngecupnya dengan sangat lembut. ‚Aku tidak membutuhkan mimpi
indah, jika kau ada disampingku.‛ jawabnya dan tentu saja membuat
kedua pipi Haneul seketika itu juga bersemu merah.
Senyum diwajah Haneul tiba-tiba lenyap dan tergantikan dengan
tatapan sendu.

251
‚Bagaimana kau mendapatkan luka itu?‛ tanyanya tiba-tiba yang
tentu saja membuat senyum diwajah Kyuhyun pun seketika luntur.
‚Kau melihatnya?‛
‚Sangat jelas...‛ jujur Haneul. ‚Kenapa? Apa kau tidak ingin aku
mengetahuinya?‛
‚Tidak, bukan seperti itu. Hanya saja, mungkin kau akan merasa
jijik saat melihat luka itu. Bukankah begitu?‛
Haneul tersenyum kecil sambil menggeleng pelan.
‚Memang terlihat mengerikan, tapi tidak menjijikan. Lagipula,
untuk apa aku harus merasa jijik? Kau terlihat tampan meskipun luka
itu ataupun tidak.‛
Kyuhyun menyeringai penuh arti, ‚Tampan, huh?‛ godanya.
‚Apa?‛ Haneul berpura-pura memasang tampang polosnya.
‚Memangnya tadi aku mengatakan kau tampan?‛
‚Aku tidak mungkin salah dengar, nona Kim...‛
‚Oh ya? Tapi, jika di pikir-pikir lagi kau benar-benar adalah pria
menyebalkan, keras kepala, egois dan selalu senang memerintah!‛ kini
giliran Haneul yang menggodanya.
‚Apa? Ya!‛ jari-jari Kyuhyun tiba-tiba menggelitiki perut Haneul
dan tawa wanita itu seketika meledak.
‚Ha ha ha ha ha. Hentikan! Ya! Ha ha ha ha.‛
‚Masih ingin mengataiku, eoh?‛
Haneul tak menjawab, ia malah mendorong tubuh Kyuhyun lalu
tanpa di duga, dia merangkak naik ke atas tubuhnya dan menindih
tubuh Kyuhyun.
‚Sekarang apa lagi?‛ Kyuhyun segera menyerah di bawah tubuh
Haneul, kedua tangannya terentang disisi tubuhnya.
Haneul mendekatkan wajahnya, seperti berniat untuk mencium
Kyuhyun. Namun, sedetik kemudian ia menjauh dan tersenyum geli.

252
‚Waktunya sarapan, Hanjoo pasti sudah bangun sekarang!‛ dan
setelah mengatakan itu, dia meloncat dari atas tubuh Kyuhyun lalu
bergegas masuki ke dalam kamar mandi.
Sementara itu, Kyuhyun hanya dapat tersenyum sambil meng-
geleng pelan. Benar kata orang, siapapun yang tengah dimabuk cinta,
pastilah akan menjadi gila! Sama seperti dirinya yang tak pernah bisa
berhenti untuk mencintai wanita bermarga Kim itu! Wanita yang kini
telah resmi menjadi isterinya! Kim Haneul.

Hanjoo dan Haneul tampak menuruni anak tangga, bersiap menuju


ruang makan, namun suara seorang pelayan menginterupsi langkah
mereka dan membuat Haneul menoleh padanya.
‚Ada apa?‛ tanya Haneul.
‚Nyonya.. ada yang ingin menemui anda di depan.‛ ujar pelayan
itu dengan sopan dan kening Haneul tampak mengkerut dalam.
Di waktu sepagi ini, siapa yang datang bertamu ke rumah ini dan
terlebih, untuk menemuinya? Siapa? Apakah Taehyung?
‚Siapa?‛ tanya Haneul lagi dan pelayan itu menggeleng singkat.
‚Saya tidak tahu nyonya, dia hanya mengatakan, jika dia adalah
teman lama anda.‛ jelas pelayan itu.
Haneul lantas mengangguk, ‚Baiklah. Aku akan kesana, suruh
dia menunggu sebentar.‛ ujarnya lalu beralih menatap sosok Hanjoo.
‚Hanjoo-ya... kau pergi dulu ke ruang makan, eomma harus menemui
tamu dulu, eoh?‛
Hanjoo mengangguk sambil tersenyum dengan kedua matanya
yang sedikit melengkung, membentuk ‘eyes smile’.
‚Oke!‛ ujarnya lalu bersama pelayan lainnya, Hanjoo melangkah
pergi menuju ruang makan.
Haneul segera berjalan menuju ruang tamu, tak ingin jika sampai
membuat orang tersebut menunggu terlalu lama. Hal pertama yang di
lihatnya adalah sesosok wanita dengan bentuk tubuh yang ramping,
rambut pirangnya yang panjang dan bergelombang.

253
Haneul tampak berpikir, seingatnya, dia tidak pernah memiliki
seorang teman dengan postur tubuh bak super model seperti wanita
yang tengah membelakanginya ini.
‚Anda mencariku?‛ tanya Haneul kemudian, berusaha menarik
perhatian wanita tersebut.
Dan ketika wanita itu berbalik ke arahnya, Haneul merasakan
seluruh tubuhnya mendadak berubah tegang. Ia langsung membeku
di tempatnya dengan kedua bola matanya yang membulat sempurna,
tampak terkejut.
‚K-kau...‛ suara Haneul tercekat di kerongkongannya, nyaris tak
terdengar.
Sedangkan wanita itu tersenyum, bukan sebuah senyuman tulus,
melainkan sebuah senyuman menghina yang terkesan licik. Ia sedikit
memiringkan kepalanya ke samping.
‚Sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu sekarang...
Kim Haneul?‛ ujarnya dengan nada yang sedikit di buat-buat.
Haneul masih terdiam ditempatnya, bibirnya mendadak berubah
kelu, seolah sulit untuk mengeluarkan sepatah katapun untuk wanita
itu. Sesosok wanita yang sama sekali tak diharapkan kehadirannya
oleh siapapun, baik itu oleh Haneul maupun oleh Kyuhyun.
‚Jika di lihat dari keadaanmu sekarang... sepertinya, kau begitu
bahagia dengan pernikahanmu ini, huh?‛ ucapannya terdengar seperti
sebuah sindiran untuknya dan Haneul merasakan kedua kakinya yang
mendadak berubah lemas dan nyaris membuat wanita ini kehilangan
keseimbangan tubuhnya.
Namun, sebuah rengkuhan posesif pada pinggangnya, membuat
Haneul terjaga dan tersadar. Dia menoleh dan mendapati Kyuhyun
yang entah sejak kapan telah berdiri disampingnya.
Tatapan mata Kyuhyun yang tajam dan dingin, mengarah pada
sesosok wanita yang tak di harapkan kehadirannya itu. Seakan-akan ia
berharap, jika tatapannya itu mampu membunuh wanita yang berdiri
di hadapannya ini, secara perlahan-lahan.

254
‚Apa yang kau lakukan dirumah kami... Cha Hyunji?!‛ tanyanya
dengan nada tegas dan dingin, sama sekali tak ada keramahan yang
tersirat dalam nada suara Kyuhyun.
Dan wanita itu mendengus kasar, tak senang dengan sambutan
yang di berikan Kyuhyun.
‚Aku hanya berniat mengunjungi mantan kakak iparku.‛ suara
wanita itu terdengar, dia melipat kedua tangannya di depan dada dan
melirik sekilas pada sosok Haneul yang berdiri di samping Kyuhyun.
Ada kebencian yang tersirat dalam sorot matanya, ketika wanita
ini melihat, tangan Kyuhyun yang merengkuh erat pinggang Haneul.
‚Apakah aku salah jika datang mengunjungi mantan kakak ipar-
ku sendiri?‛ ujarnya kemudian, dengan seulas senyuman licik yang
terpampang jelas disudut bibirnya.

255
Beautiful Disaster [12th-Nightmare-]
<Flash Back Start>
30 September 2010, 20.19 KST
PRIA itu hanya berdiri di ambang pintu, terdiam seribu bahasa. Kedua
matanya mengarah pada sesosok wanita cantik yang tengah terbaring
lemah di atas ranjangnya, tetapi senyum kebahagiaan terpancar jelas
di wajahnya. Salah satu tangannya bergerak mengusap lembut sesosok
bayi mungil yang terlelap tidur di sampingnya.
‚Hanjoo-ya... eomma, mencintaimu.‛ bisikan wanita itu, terdengar
jelas olehnya. Namun, ia masih terlihat enggan untuk masuk ke dalam
ruangan itu.
Tanpa sadar, kedua tangannya mengepal kuat di sisi tubuhnya,
rahangnya mengeras dan sorot matanya begitu dingin, tak ada sedikit
pun kebahagian yang terpancar dari raut wajahnya. Hanya ada sorot
kesedihan, kekecewaan dan kemarahan yang terlihat di dalam sana.
Dia lantas berbalik, hendak meninggalkan tempat itu tanpa ber-
maksud untuk masuk terlebih dulu ke dalam ruangan itu. Akan tetapi,
langkah pria ini terhenti saat ia mendengar suara wanita itu kembali.
‚Hanjoo-ya, maafkan eomma dan appa, ehm?‛
Ribuan benda tajam terasa menusuk-nusuk di bagian jantungnya,
mengirimkan rasa nyeri dan sesak di waktu yang bersamaan. Pria ini
tampak membeku di tempatnya, meremas kuat dadanya yang terasa
sakit. Pertahanannya selama ini, seakan runtuh tak bersisa, tubuhnya
perlahan-lahan merosot terjatuh ke atas lantai. Dia bersimpuh dengan
kedua lututnya yang menyentuh lantai dan salah satu tangannya, ia
jadikan penyangga bobot tubuhnya sementara tangannya yang lain
masih terlihat meremas dadanya, menekan kuat-kuat perasaan nyeri
dan sesak itu. Berharap, rasanya akan hilang begitu saja. Namun yang
terjadi selanjutnya, setitik cairan bening, mulai turun satu per-satu dari
sudut matanya, membasahi wajahnya.

256
Sementara, dia berusaha untuk mengenyahkan rasa sakit yang
selalu menyiksanya. Tanpa ia sadari, wanita yang sejak tadi berbaring
di atas ranjangnya itu, kini tampak berdiri membelakangi pintu yang
tidak tertutup rapat, kedua matanya menyaksikan dengan sangat jelas,
bagaimana pria itu merasa tersiksa dan terbebani dengan semua ini.
Rasa penyesalan menyebar luas dalam hatinya, tetapi nasi telah
berubah menjadi bubur. Ia tak bisa merubah waktu, namun ia pun tak
ingin kehilangan pria itu dari sisinya. Katakan dirinya adalah wanita
tamak yang tidak tahu diri, tetapi dia begitu sangat mencintai pria itu,
dia benar-benar tak bisa hidup tanpanya.
‚Cho Kyuhyun... maafkan aku.‛ lirihnya dengan air mata yang
mengalir deras dari sudut matanya.
**********
28 December 2010, 16.30 KST
Hujan salju di luar sana seolah mengiringi kepergian sang wanita
cantik bernama Cha Hyunja. Tidak banyak orang yang menghadiri
pemakamannya, hanya beberapa kerabat dekat dan keluarga. Air mata
berurai mengalir dari sudut mata mereka, ucapan bela sungkawa dan
tangis kesedihan terus terdengar di rumah duka itu. Namun, di sisi
lain, sesosok pria yang tidak lain adalah suaminya, tampak tegar
menghadapi kematiannya. Tidak ada kesedihan, tak ada air mata dan
tak ada sedikitpun emosi yang tersirat dalam raut wajahnya.
Dia terlihat tenang, ekspresi wajahnya datar. Entah apa yang di
pikirkan olehnya, namun, kedua matanya tidak bisa lepas sedikitpun
dari foto sosok mendiang isterinya yang kini telah beristirahat tenang
di alam sana.
Ah, tidak! Mungkin lebih tepatnya, wanita itu tengah bersenang-
senang di alam sana. Menertawakan kekalahan dan ketidakberdayaan-
nya karena wanita itu telah berhasil memberikan satu hukuman ter-
berat dalam hidupnya.
Kematian isterinya dan kelahiran anaknya, Cho Hanjoo.
Dalam benaknya, terbesit sesosok bayi mungil yang sedang ter-
tidur pulas di dalam box tidurnya yang nyaman dan empuk.

257
Sayangnya, dia sama sekali tak pernah mengharapkan kelahiran
bayi itu ke dunia ini. Baginya, Cho Hanjoo adalah satu kesalahan ter-
besar yang telah di buatnya selama ini!
**********
18 February 2011, 20.09 KST
Hari itu, untuk yang kesekian kalinya, ia memilih menghabiskan
waktunya di ruang kerja. Sejak kematian isterinya, dia lebih banyak
mengurung dirinya di ruang kerja. Orang-orang mungkin berpikir,
jika dia masih merasa terpukul dan tak mampu menerima kematian
sang isteri, tetapi pada kenyataannya, bukan seperti itu.
Dia hanya berusaha menghindari sesosok bayi mungil, yang kini
hidup bersamanya di rumah ini. Mengisi malam-malamnya dengan
suara tangisannya yang bagaikan mimpi buruk untuknya.
Cklek!
Pintu terbuka perlahan, menampakkan sosok wanita paruh baya
yang berdiri di ambang pintu. ‚Apa aku mengganggumu?‛ tanyanya
seraya berjalan mendekatinya.
Pria itu menoleh kepadanya sekilas, lalu kembali menatap layar
komputernya yang menyala. ‚Ada apa, Bu?‛ ujarnya kemudian.
‚Kyuhyun-ah...‛ wanita paruh baya yang tak lain adalah Ibunya
itu, tampak menyiratkan kesedihan dalam sorot matanya. ‚Apakah
kau akan terus seperti ini? Tidak bisakah kau berhenti untuk menyiksa
dirimu sendiri, seperti ini?‛ ia bertanya lirih.
Pria itu masih terdiam, memilih mengabaikan perkataan Ibunya.
Lalu, suara isak tangis Ibunya, tiba-tiba terdengar dan gerakan
jari-jarinya di atas keyboard seketika terhenti.
‚Ini semua salah Ibu, maafkan Ibu, Kyuhyun-ah. Maafkan Ibu...‛
ujarnya di sela-sela isak tangisnya. ‚Ibu tahu penderitaanmu, tetapi..
Ibu bahkan tidak bisa melakukan apapun untukmu. Maaf...‛
Cho Kyuhyun, lantas menoleh padanya, menatap sedih padanya.
‚Ibu...‛

258
‚Kyuhyun-ah, berhenti menyiksa dirimu seperti ini. Kumohon,
kembalilah menjadi Cho Kyuhyun yang Ibu kenal, kembalilah menjadi
anakku yang telah menghilang. Kumohon...‛ air mata mengalir deras
dari sudut matanya dan seluruh tubuhnya tampak bergetar kecil.
‚Ibu.‛ Kyuhyun lantas beranjak dari posisinya dan bersimpuh di
hadapan Ibunya, di genggamnya dengan lembut kedua tangan Ibunya
dan tanpa terasa, air mata pun ikut mengalir membasahi wajahnya.
‚Maafkan aku, bu.‛ bisiknya dengan suara serak menahan isak tangis.
**********
08 April 2011, 18.18 KST
Cho Kyuhyun berdiri memandang box tempat tidur sang bayi
yang kini tampak terlelap tidur pulas di sana. Tatapan matanya yang
tampak datar, sama sekali tak menggambarkan sedikitpun emosi.
‚Semakin aku perhatikan... kenapa kau terlihat semakin mirip
dengannya?‛ bisik Kyuhyun, nyaris tak bersuara.
Sepasang kakinya bergerak selangkah mendekati box bayi itu
dan salah satu tangannya perlahan mengulur ke depan, menyentuh
ujung boxnya. ‚Kenapa.. kau... harus terlahir ke dunia ini?‛ ia kembali
berkata dan kali ini, kedua matanya tampak menyiratkan kebencian
serta kemarahan yang terpendam dalam lubuk hatinya yang terdalam.
Tangannya kembali bergerak mendekati sosok bayi yang tengah
tertidur pulas itu. Tanpa di sadarinya, salah satu tangannya telah me-
lingkar di leher mungil bayi itu, seolah bersiap untuk mencekiknya.
‚Cho Kyuhyun, apa yang kau lakukan?!‛ teriakan seorang pria
terdengar sangat keras di ruangan tersebut, tetapi Kyuhyun seolah tak
peduli, seluruh perhatiannya seakan terpusatkan pada sosok bayi
mungil itu.
‚Sialan, menyingkir darinya, brengsek! Dia hanya seorang bayi
tak berdosa!‛ teriakan itu kembali terdengar bersamaan dengan suara
jeritan Ibunya yang panik dan pada detik berikutnya, tubuh Kyuhyun
telah tersungkur kasar ke atas lantai.
Bruk!

259
Rasa nyeri yang menyebar di sekujur tubuhnya, membuatnya
seketika di hantam oleh kesadaran yang perlahan mulai kembali me-
rasuki pikiran dan jiwanya. Kyuhyun tertegun di sudut ruangan, men-
dapati sosok Ibunya yang tengah menggendong bayi tersebut lengkap
dengan wajah panik bercampur cemas, serta kedua sahabatnya yang
juga berada di dalam ruangan ini sekarang, Shim Changmin dan juga
Lee Jonghyun.
‚A-apa yang kulakukan...‛ dia membeku di tempatnya, tampak
terkejut dengan tindakannya sendiri. Di lihatnya kedua tangannya
yang kini bergetar dan wajahnya berubah pucat pasi. ‚Apakah aku...
mencoba untuk... membunuhnya?‛ dia berucap lirih seraya menatap
sang Ibu serta kedua sahabatnya itu dan tanpa terasa, air mata pun
mengalir dengan cepat dari sudut matanya.
‚Kyuhyun-ah...‛ Ibunya ikut menangis, namun tak sampai hati
untuk mendekatinya. Dia terlalu takut, jika anaknya itu akan kembali
berusaha melukai cucu satu-satunya, yang ia miliki saat ini.
‚Maaf.. maaf..‛ Kyuhyun menangis sembari menutupi wajahnya
dengan kedua tangannya yang bergetar hebat. ‚Maafkan aku...‛ dia
terus mengulang kata-katanya di sela-sela suara isak tangisnya yang
semakin menjadi.
<Flash Back End>

Kyuhyun tersentak, terbangun dari mimpi buruknya, kedua matanya


terbuka lebar, nafasnya tersenggal-senggal dan keringat dingin pun
membasahi seluruh tubuhnya. Dia menoleh ke samping ranjangnya,
mencari sosok Haneul, tetapi ia tak menemukan wanita itu berbaring
di sana. Sebagian ranjangnya terasa dingin, menandakan jika Haneul
belum berbaring di sana dalam waktu yang cukup lama.
Rasa panik mulai menyerangnya, Kyuhyun segera beranjak dari
posisi tidurnya dan telah bersiap memanggil nama Haneul. Namun, di
waktu bersamaan, pintu kamar mandi terbuka dan ketika dia menoleh
ke ambang pintu kamar mandi, dia menemukan sosok Haneul yang
telah menggunakan piyama tidur serta rambutnya yang terlihat sedikit
lembab, sepertinya wanita itu baru saja selesai mandi.

260
Tanpa pikir panjang lagi, Kyuhyun bergegas menghampirinya
dan langsung menarik tangannya hingga tubuh mungil Haneul ter-
hempas ke dalam pelukannya yang erat.
‚Omo!‛ Haneul terkejut dengan pelukan Kyuhyun yang tiba-tiba.
‚A-ada apa?‛ tanyanya bingung.
Kyuhyun masih memeluknya erat, meyakinkan dirinya, jika ini
bukanlah bagian dari mimpi buruknya yang lain.
‚Kupikir kau menghilang..‛ ujar Kyuhyun setelah terdiam cukup
lama.
‚Apa?‛ Haneul terlihat mengerutkan keningnya dan berusaha
melepaskan pelukan suaminya, tetapi Kyuhyun seolah enggan untuk
melakukannya.
‚Aku benar-benar ketakutan.‛ Kyuhyun bergumam lirih seraya
mengeratkan pelukannya, sementara Haneul semakin tak mengerti
dengan maksud ucapan Kyuhyun ini.
‚Kyuhyun-ah, ada apa?‛ tanya Haneul sembari mencoba untuk
kembali melepaskan pelukannya.
Tetapi, Kyuhyun menahan tubuhnya dan lagi-lagi mengeratkan
pelukannya, seolah tidak ingin membiarkan Haneul untuk lepas dari
pelukannya.
‚Kyuhyun-ah...‛ wanita itu kebingungan, namun Kyuhyun tidak
kunjung mengatakan apapun, membuatnya semakin bertanya-tanya,
apa yang sebenarnya terjadi pada Kyuhyun.
‚Hanya untuk sebentar saja.‛ suara Kyuhyun yang lirih kembali
terdengar setelah ia cukup lama terdiam.
‚Huh?‛
‚Hanya untuk sebentar saja... kumohon.. aku hanya ingin tetap
seperti ini.‛ suara Kyuhyun terdengar bergetar, seperti menahan suara
isak tangisnya agar tidak keluar.

261
Haneul benar-benar tidak mengerti, kenapa Kyuhyun bertingkah
aneh seperti ini. Tetapi, dia memilih untuk diam tanpa mengeluarkan
sepatah katapun. Kedua tangannya pun perlahan bergerak membalas
pelukan Kyuhyun, berharap agar pria itu menjadi sedikit lebih tenang.
‚Haneul-ah...‛ Kyuhyun kembali memanggilnya, tetapi masih
terlalu enggan untuk melepas pelukannya.
‚Hm?‛ Haneul menyahutnya dengan sebuah gumaman singkat.
‚Jangan pernah tinggalkan aku lagi. Tetap berada di sampingku
untuk selamanya.‛
Haneul terdiam, namun ia bisa menangkap jelas kesedihan serta
ketakutan yang terselip dalam kata-kata Kyuhyun. Pria itu takut jika ia
kembali menghilang dalam hidupnya dan Haneul bertanya-tanya di
dalam hati, sebenarnya, apa yang telah terjadi di masa lalu?
Apa yang terjadi pada Cho Kyuhyun? Apa yang terjadi ketika dia
pergi meninggalkan Seoul? Kenapa ada begitu banyak hal yang tidak
di ketahuinya? Semua ini benar-benar membuatnya bingung sekaligus
frustrasi.
‚Cho Kyuhyun, aku tak akan pergi kemanapun. Aku akan tetap
bersamamu, selamanya. Itu janjiku.‛ ucapan itu meluncur begitu saja
dari mulutnya.
Entah, apakah dia benar-benar mampu atau tidak memegang
janjinya itu, tetapi hanya untuk kali ini saja, dia ingin yakin dengan
keputusannya ini.
Dia... takkan pernah meninggalkan Kyuhyun lagi.
Kyuhyun lantas tersenyum lega dan melayangkan satu kecupan
lembut di puncak kepala Haneul.
‚Terima kasih, aku mencintaimu... Kim Haneul.‛
‚Aku juga... mencintaimu.‛ entah bagaimana caranya, namun,
Haneul seakan mampu merasakan kepedihan yang di alami Kyuhyun
di masa lalu.
Perlahan, ia pun menggerakkan tangannya mengusap punggung
Kyuhyun dengan gerakan pelan dan lembut.

262
Waktu telah menunjukkan pukul 03.00 dini hari, tetapi, baik Kyuhyun
maupun Haneul masih tampak terjaga di atas tempat tidurnya. Kedua
tangan mereka saling bertautan erat dan dengan posisi menyamping,
keduanya saling menatap satu sama lain, seolah hal ini tak membuat
mereka bosan sama sekali.
‚Apa kau belum mengantuk?‛ Kyuhyun bertanya sembari meng-
usap lembut punggung tangan Haneul dengan ibu jarinya.
Haneul tersenyum dan menggeleng pelan. ‚Aku akan tidur jika
sudah melihatmu tidur.‛
‚Jangan pernah menghilang seperti tadi lagi... aku benar-benar
panik saat tidak melihatmu di sampingku.‛ ujarnya seraya menyisikan
beberapa helai rambut Haneul yang menutupi wajahnya. ‚Kau tidak
akan pernah tahu... seberapa takutnya aku, saat tidak melihatmu tadi.‛
‚Maafkan aku... Kupikir, kau tidak akan sepanik itu. Lagipula...
aku hanya menemani Hanjoo sampai dia benar-benar tertidur pulas di
kamarnya.‛
‚Tetap saja, jangan pernah membuatku cemas seperti tadi lagi!‛
Kyuhyun memperingatkannya dan tanpa mengatakan apapun lagi,
Haneul hanya mengangguk sambil tersenyum.
Suasana hening, seketika menyelimuti dan tanpa merasa lelah,
Kyuhyun terus memandangi wajah Haneul, menggumamkan dalam
hatinya, jika wanita yang kini tengah berbaring di sampingnya adalah
nyata. Ini bukan mimpi seperti yang biasa ia alami saat dulu.
‚Kyuhyun-ah...‛ suara Haneul terdengar kembali.
‚Ya?‛
‚Bolehkah aku tahu, alasanmu berbohong pada Hyunji? Kenapa
kau tidak katakan saja yang sebenarnya.. jika Hanjoo adalah...‛ Haneul
menjeda sejenak ucapannya, ada rasa sakit yang timbul dalam hatinya
ketika ia mengucapkan hal tersebut. Seolah, sebagian dari lubuk hati
kecilnya yang terdalam, tak rela untuk mengakui Hanjoo sebagai anak
dari hasil pernikahan Kyuhyun bersama Hyunja, sebelumnya.

263
‚Jangan mengatakan apapun yang bisa menyakiti hatimu.‛ ujar
Kyuhyun, seolah mampu membaca perasaan Haneul saat ini.
‚Apa maksudmu? Aku baik-baik saja.‛ dusta Haneul sembari
memalingkan tatapannya ke arah lain dan Kyuhyun hanya tersenyum
kecil ketika melihat reaksi Haneul.
‚Sebenarnya... dari awal, Hyunji sama sekali tidak mengetahui,
jika kakaknya itu sedang mengandung anakku.‛
‚Apa?‛ Haneul terkejut mendengar penjelasan Kyuhyun. ‚Apa
maksudmu Hyunji tidak mengetahuinya? Bukankah mereka...‛
‚Saat itu, Hyunji sedang menyelesaikan study-nya di luar negeri.
Pernikahanku dan Hyunja di adakan secara mendadak dan bahkan,
sempat membuat para media massa terkejut dengan pemberitaan
pernikahan kami. Tapi bukan itu titik permasalahannya...‛ Kyuhyun
terdiam sejenak, tampak ragu untuk melanjutkan kisah masa lalu yang
sama sekali tak ingin di ingatnya. Bahkan, jika dia mampu, dia justru
ingin melenyapkan memori ingatan itu dari dalam pikirannya.
‚Aku menikahi Hyunja.. karena... karena dia telah mengandung
anakku. Cho Hanjoo... dia sedang mengandungnya saat itu.‛
Deg!
Haneul seperti merasakan jantungnya berhenti berdetak, sekujur
tubuhnya seperti mati rasa dan bibirnya pun tiba-tiba berubah kelu.
‚Aku menghamili Hyunja, bahkan setelah aku sudah menolak
pertunangan kita.‛ Kyuhyun berdecak pelan, senyuman di sudut
bibirnya, seolah mengejek tingkah lakunya yang benar-benar buruk.
‚T-tapi, bukankah mereka menjebakmu?‛ ujar Haneul kemudian,
memberanikan dirinya untuk bertanya. ‚A-aku mendengarnya dari
Changmin dan Jonghyun... mereka mengatakan, jika... Ayahmu dan
Hyunja.. mereka... mereka menjebakmu, iya kan?‛
Kyuhyun mendengus sambil tersenyum masam, ‚Ya... itu benar.
Tapi kau tahu apa yang terburuk dari semua itu?‛ ia menatap Haneul
dengan kedua matanya yang menyorotkan kesedihan serta penyesalan
yang mendalam. Jari-jarinya mengusap lembut wajah Haneul.

264
‚Aku melakukannya dengan terus membayangkan wajahmu...
berharap jika gadis yang sedang kutiduri saat itu adalah dirimu. Aku
bahkan...‛ Kyuhyun kembali menjeda ucapannya dan mendekatkan
wajahnya ke telinga Haneul, sebelum akhirnya membisikkan sesuatu
yang sukses membuat kedua pipi Haneul bersemu merah. ‚Aku terus
memanggil namamu ketika aku sedang menyetubuhinya.‛
‚Cho Kyuhyun!‛ Haneul langsung mendorong tubuh Kyuhyun
untuk menjauh dan beranjak dari posisi tidurnya, ia melotot ke arah
Kyuhyun sementara pria itu hanya terkekeh geli sekaligus gemas
dengan reaksi Haneul yang malu-malu seperti saat ini.
‚Aku ini, benar-benar pria brengsek, iya kan?‛ Kyuhyun tertawa
sambil mengatakannya, tetapi Haneul dapat menangkap kesedihan
dalam pancaran matanya.
‚Ja-jangan bilang begitu! Kurasa... keadaan yang memaksamu
melakukan... semua itu.‛ ujar Haneul dengan kedua pipinya yang se-
makin bersemu merah. Walau bagaimanapun juga, ini tetap terasa me-
malukan meskipun dia tidak bisa menyalahkan Kyuhyun sepenuhnya
untuk kejadian itu.
Kyuhyun kembali tersenyum dan tanpa mengatakan apapun di
raihnya tangan Haneul dengan sekuat tenaga, hingga membuatnya ke-
hilangan keseimbangan lalu terjatuh dan menimpa tubuh Kyuhyun.
‚Y-ya! Apa yang kau lakukan?!‛ pekik Haneul terkejut.
Kyuhyun menyelipkan setiap helai rambut Haneul ke belakang
telinganya dan di saat yang bersamaan, ia pun membisikkan sesuatu
tepat di sisi telinganya.
‚Tetapi saat aku sedang bercinta denganmu, aku melakukannya
dalam kesadaran penuh dan tanpa ada paksaan sedikitpun.‛ bisiknya
dan rona merah di sekitar leher serta wajah Haneul kembali terlihat.
‚Cho Kyuhyun!‛ dia berniat menarik tubuhnya untuk menjauh
dari Kyuhyun, tetapi sebelum itu sempat terjadi, Kyuhyun telah lebih
hdulu menangkup dan mempertemukan bibir mereka dalam sebuah
ciuman yang panas dan liar.

265
Hyunji duduk di salah satu sofa panjang yang ada di sudut kamarnya,
salah satu tangannya memegang gelas berisi wine kesukaannya dan
pikirannya melayang, kembali pada kejadian beberapa jam yang lalu,
saat di mana ia datang mengunjungi rumah Kyuhyun dan melihat dua
makhluk menyebalkan yang berdiri di sisi Kyuhyun.
<Flash Back Start>
Kyuhyun balas berdecak keras, seolah mengejek ucapan Hyunji.
‚Aku sama sekali tidak mengharapkan kehadiranmu di rumahku ini.
Tetapi, kenapa kau tidak memiliki rasa malu, dengan terang-terangan
datang ke rumahku?!‛
‚Ck, benar-benar tidak sopan!‛ Hyunji tersenyum seraya melipat
kedua tangannya. ‚Apakah kau tidak bisa menyambut kedatanganku
dengan sambutan yang lebih hangat?‛ sindirnya.
Kyuhyun masih melayangkan tatapan tajam dan dingin padanya,
ia benar-benar merasa terganggu dengan kehadiran Hyunji sekarang.
‚Kuperingatkan, sebelum aku berbuat kasar padamu.. lebih baik kau
pergi dari tempat ini!‛ ujar Kyuhyun dengan penuh penekanan.
‚Kyuhyun-ah...‛ Haneul menoleh cepat padanya, tetapi pria itu
menghiraukannya.
‚Kau mengusirku?!‛ Hyunji menatap Kyuhyun dengan tatapan
terkejut sekaligus tak percaya.
‚Bukankah itu sudah jelas?!‛
‚Kau—‛
‚Appa, Eomma, kapan kita makan?‛ sosok Hanjoo yang tiba-tiba
muncul, seketika membuat ucapan Hyunji terhenti.
Gadis itu tampak benar-benar terkejut di tempatnya dan kedua
matanya membelalak lebar, syok dengan sosok mungil yang muncul
di antara Kyuhyun dan Haneul.
‚Hanjoo-ya, tunggulah di ruang makan sebentar lagi, eoh? Appa
dan Eomma sedang ada tamu sekarang.‛ ujar Haneul.
‚Tapi, aku lapar!‛ rengek Hanjoo sambil mengembungkan kedua
pipinya dan mengerucutkan bibirnya karena kesal.

266
Haneul melirik Kyuhyun untuk memberi isyarat dan Kyuhyun
pun seolah mengerti.
‚Kalian makan saja duluan, aku akan menyusul nanti...‛ ujarnya
kemudian.
‚Baiklah...‛ Haneul mengangguk dan bersiap mengajak Hanjoo
untuk pergi ke ruang makan, tetapi suara teriakan Hyunji membuat
langkahnya terhenti.
‚Siapa anak itu?!‛ pekiknya keras, tidak peduli dengan tatapan
terkejut sekaligus mencela yang di berikan para pelayan yang berjalan
di sekitar sana.
Haneul berbalik, terkejut sekaligus bingung dengan pertanyaan
Hyunji. Bukankah, seharusnya dia mengetahui jika Hanjoo adalah...
‚Dia anak kami!‛ dan jawaban Kyuhyun selanjutnya, membuat
Haneul semakin terkejut. Dia menoleh cepat ke arah Kyuhyun dengan
kedua matanya yang membulat.
‚Apa kau bilang?‛ Hyunji memberikannya tatapan mencemooh.
‚Jangan bercanda denganku, Cho Kyuhyun! Apa kau berusaha untuk
membodohiku, huh?! Kalian tidak mungkin memiliki seorang anak, di
saat kalian baru saja menikah! Terlebih, anak itu—‛ dia menatap dan
menunjuk sosok Hanjoo dengan murka.
Tetapi, Kyuhyun berjalan mendekatinya, pria itu berbisik tepat di
samping telinganya. ‚Cha Hyunji, asal kau tahu, anak itu, Cho Hanjoo.
Adalah anakku dan Haneul. Dia adalah hasil dari buah cinta kami
yang telah tumbuh... bahkan sebelum aku menikahi kakakmu.‛
Deg!
Kedua mata Hyunji semakin melebar, wajahnya memerah karena
menahan marah sekaligus malu. Ia menoleh ke arah Kyuhyun dengan
sepasang matanya yang melotot galak.
‚Kau—dasar brengsek!‛ umpatnya, bersiap melayangkan satu
tamparan keras ke wajah tampan Kyuhyun.

267
Namun, Kyuhyun segera menangkap pergelangan tangannya di
udara, sementara itu, Haneul segera memanggil seorang pelayan dan
memintanya untuk membawa Hanjoo ke ruang makan terlebih dulu.
‚Kyuhyun-ah, sudah hentikan!‛ Haneul segera menghampirinya
setelah yakin jika pelayan itu telah membawa Hanjoo ke ruang makan.
Kyuhyun tidak berpaling padanya, dia hanya menatap lurus ke
depan, memberikan tatapan membunuh pada sosok Hyunji yang kini
berdiri penuh kemarahan di hadapannya.
‚Pergi dari rumahku, gadis jalang!‛ ujarnya dengan nada dingin
dan ia menghentakkan tangan Hyunji dengan kasar, sebelum akhirnya
dia berteriak memanggil petugas keamanan untuk menyeret Hyunji
keluar dari dalam rumahnya.
<Flash Back End>
Cengkraman Hyunji pada gelasnya semakin bertambah kuat dan
hanya pada detik selanjutnya, wanita ini telah melemparkan gelas itu
ke sembarang arah, hingga akhirnya terdengar suara nyaring dalam
ruangan tersebut.
‚Cho Kyuhyun! Kau brengsek! Berani-beraninya kau... Aaarrgh!‛
ia berteriak penuh kemarahan seraya meraih benda apapun yang ada
di dekatnya dan melemparkannya ke sembarang arah.
‚Awas kau, Cho Kyuhyun, Kim Haneul! Akan aku buat hidup
kalian sengsara! Brengsek!‛ dia bersumpah demi nama kakaknya yang
telah tiada dan demi rasa cintanya yang tak akan pernah terbalaskan.
Dia benar-benar akan merusak kehidupan Kyuhyun dan Haneul,
hingga tidak ada lagi ketenangan di hidup mereka!

Suara teriakan histeris orang-orang bercampur suara sirine ambulan yang


memekakkan telinga terus terdengar. Bercak serta genangan darah yang
masih tampak segar, terlihat memenuhi jalanan malam itu. Orang-orang
berkumpul untuk mencari tahu apa yang terjadi, tetapi tidak dengan sesosok
pria yang kini tengah berdiri terpaku di sisi jalan lainnya, tampak ketakutan
sekaligus terkejut.

268
‚Tidak, bukan aku... bukan aku... bukan aku pembunuhnya!‛ tubuhnya
merosot jatuh ke atas aspal yang dingin, kepalanya menggeleng cepat dan
tubuhnya menggigil hebat.
Udara dingin malam ini terasa menusuk tulang rusuknya, membuatnya
kesulitan bernafas dan tatapannya pun tertuju pada sesosok pria paruh baya
yang kini berbaring tak bernyawa di tengah jalanan.
‚Tidak! Jangan melihat padaku! Jangan MELIHAT PADAKU!‛
Deg!
‚Hah!‛ Kyuhyun terbangun dari mimpi buruknya dengan nafas
tercekat serta keringat dingin yang membanjiri sekujur tubuhnya yang
kini menggigil hebat.
‚Kyuhyun-ah... ada apa?‛ dengan pandangannya yang sedikit
mengabur, dia menoleh ke samping dan menemukan sosok Haneul
yang duduk di sampingnya. ‚Haneul-ah...‛ dia berucap dengan suara
berat, memastikan jika apa yang di lihatnya sekarang bukanlah mimpi.
‚Aku di sini.‛ Haneul segera menggenggam tangannya erat dan
tangannya yang lain, bergerak mengusap wajah Kyuhyun yang di
penuhi keringat dingin. ‚Apa kau baik-baik saja? Apa kau bermimpi
buruk lagi?‛ tanyanya, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan
ketakutannya saat mendengar Kyuhyun yang mengerang kesakitan di
dalam tidurnya tadi.
‚Haneul-ah...‛ tak ada kata-kata lain yang terlontar dari mulut
Kyuhyun selain terus menyebut namanya. ‚Kim Haneul...‛ ucapnya
lagi dan sebelum Haneul sempat mengatakan apapun, Kyuhyun tiba-
tiba saja kehilangan kesadarannya.
‚Ya, tuhan! Cho Kyuhyun!‛ Haneul panik dan buru-buru meraih
ponselnya, mencoba untuk menghubungi seseorang yang dapat
menolongnya di waktu tengah malam seperti ini.
Cho Kyuhyun... Cho Kyuhyun...
Suara itu, dia dapat mengenali dengan jelas siapa pemilik suara itu.
Tetapi, anehnya ia sama sekali tak bisa menggerakkan tubuhnya. Ia melirik ke
kanan dan kirinya, menemukan ruangan itu gelap gulita, tak ada penerangan
dan hawa dingin kembali menyelimutinya.

269
Sekujur tubuhnya kini menggigil, nafasnya semakin terasa berat dan
pandangannya kembali mengabur.
Namun, sebelum dia kehilangan kesadarannya, Kyuhyun dapat melihat
sesosok pria paruh baya yang tengah melemparkan tatapan tajam ke arahnya.
Pria itu... dia mengenalnya. Pria itu... adalah... Ayahnya!
‚Sesali apa yang kau lakukan! Dan akan kukeluarkan kau dari tempat
mengerikan ini... Cho Kyuhyun.‛
Dan kesadarannya pun... lenyap.

‚Bagaimana keadaannya?‛ Haneul langsung menghampiri Jonghyun


yang baru saja keluar dari dalam kamarnya.
Haneul segera menghubungi Jonghyun karena panik saat melihat
Kyuhyun yang tiba-tiba tidak sadarkan diri, setelah terbangun dari
mimpi buruknya.
‚Dia baik-baik saja... aku sudah memberikan obat penenang
untuknya.‛ jelas Jonghyun sambil tersenyum menenangkan.
‚Syukurlah... aku benar-benar takut tadi.‛ Haneul bernafas lega.
‚Beberapa hari belakangan ini, Kyuhyun selalu saja mengalami mimpi
buruk dan tadi, dia bahkan sempat berteriak dan mengerang seperti
kesakitan. Dia mengalami mimpi buruk yang sangat menakutkan, aku
benar-benar mengkhawatirkan keadaannya...‛
Jonghyun terlihat mengerutkan keningnya, sedikit terkejut dan
bingung dengan penjelasan Haneul.
‚Dia kembali bermimpi buruk?‛ tanyanya kemudian.
‚Ya... dia sering mengalaminya akhir-akhir ini.‛
‚Kapan tepatnya?‛ tanya Jonghyun cepat, merasa ada yang tidak
beres dengan kondisi Kyuhyun saat ini.
‚Itu... mungkin... sejak sekitar satu minggu lalu..‛ jawab Haneul
mengira-ngira.
‚Satu minggu yang lalu?‛ Jonghyun menatapnya terkejut.

270
‚Ah, tunggu dulu! Kupikir... dia mengalaminya sejak kedatangan
Hyunji seminggu yang lalu.‛ ujarnya, mengingat jika Kyuhyun sering
mengalami mimpi buruk, sejak kedatangan Hyunji di rumah mereka.
‚Hyunji... maksudmu... Cha Hyunji?!‛ Jonghyun tersentak dan
langsung menatap Haneul terkejut.
‚Ya, ada apa, Jonghyun-ssi?‛ tanya Haneul penasaran, bingung
dengan reaksi Jonghyun. ‚Apakah ada sesuatu yang tidak kuketahui?‛
tanyanya lagi.
Jonghyun terdiam, tampak berpikir. ‚Ehm, aku tak terlalu yakin
dengan ini... tapi mungkin... salah satu penyebab Kyuhyun kembali
mengalami mimpi buruk, kurasa, semua itu ada hubungannya dengan
kedatangan Hyunji saat itu.‛ jelas Jonghyun kemudian. ‚Sepertinya...
ada sesuatu yang membuat Kyuhyun kembali merasa tertekan setelah
pertemuannya dengan Hyunji saat itu.‛ lanjutnya lagi.
‚Begitukah?‛ Haneul terdiam, mencoba kembali mengingat-ingat
apa yang telah terjadi ketika Hyunji datang kemari. ‚Mungkinkah... ini
ada hubungannya dengan... Hanjoo dan... Cha Hyunja?‛ pikirnya.

271
Beautiful Disaster [13th-The Truth-]
SATU minggu berlalu, sejak kejadian malam itu. Kyuhyun masih tetap
melakukan aktivitas seperti biasanya dan Haneul pun bersikap seakan
tidak terjadi apa-apa. Sesekali, ia mengunjungi kantor Kyuhyun untuk
membawakan bekal makan siang bersama Hanjoo—yang tentu saja,
hal itu sedikit mengundang tanya para karyawan di perusahaannya.
Setahu mereka, baik Kyuhyun ataupun Haneul sama-sama tidak
memiliki seorang anak. Tetapi, setiap kali Haneul datang berkunjung
ke kantornya, kenapa selalu ada seorang anak kecil bersamanya? Akan
tetapi, mereka tidak terlalu ambil pusing masalah itu, yang terpenting,
dengan datangnya Haneul ke kantor, maka mood Kyuhyun pun akan
semakin membaik dan itu tandanya, mereka dapat kembali melewati
hari-hari kerja mereka yang menenangkan.
Hanya ada dua orang yang selalu merasa ‘terganggu’, setiap kali
melihat kemesraan di antara Kyuhyun dan Haneul.
Ya, siapa lagi jika bukan Shim Changmin dan Choi Minho?
Kedua orang itu selalu mengeluh, ketika melihat Kyuhyun yang
secara terang-terangan menggoda Haneul di hadapan mereka. Belum
lagi, pria bermarga Cho itu, selalu melarang Haneul untuk membawa
bekal makan siang lebih! Dia tidak mau Changmin dan Minho, saling
berbagi bekal makan siang yang sama, yang berasal dari isterinya dan
hal itu, lagi-lagi semakin membuat Changmin dan Minho kesal.
Sikap Kyuhyun kepada Hanjoo pun, pelan-pelan mulai berubah.
Pria itu tak lagi mengacuhkan kehadiran Hanjoo ataupun bersikap tak
peduli. Justru sebaliknya, dia mulai menanggapi setiap ucapan Hanjoo
dan terkadang, Kyuhyun juga menemaninya untuk belajar berenang
ataupun bermain. Well, meskipun masih terlihat sedikit kaku, tetapi, ia
berusaha keras untuk menekan rasa ketakutannya kepada sosok bocah
tak berdosa ini. Dia ingin memperbaiki hubungannya dengan Hanjoo
dan ia pun tak mau, jika sampai, anaknya mengalami masa kecil yang
serupa seperti yang pernah ia alami.

272
Cklek!
Kyuhyun mengalihkan tatapannya dari layar komputer, menuju
pintu ruang kerjanya yang baru saja terbuka. Dia kemudian tersenyum
saat melihat sosok Haneul yang datang sambil membawakan segelas
kopi panas dan sepiring cake buatannya.
‚Aku membawakan camilan untukmu,‛ ujar Haneul seraya me-
letakkan nampan berisi kopi panas dan cake, ke atas meja panjang yang
ada di tengah-tengah ruangan ini. ‚Apa masih banyak yang harus di
kerjakan?‛ tanyanya seraya berjalan mendekati sisi kursi Kyuhyun.
‚Hanya tinggal sedikit lagi..‛ sahut Kyuhyun seraya kembali me-
ngetik di atas keyboard.
Haneul mengangguk kecil dan menarik kursi di belakangnya, dia
memilih duduk di sampingnya sambil memperhatikan Kyuhyun yang
kembali fokus menyelesaikan pekerjaannya.
‚Kau belum mengantuk?‛ tanya Kyuhyun kemudian.
‚Tidak.‛ Haneul menyangga dagunya dengan salah satu tangan-
nya di atas meja. ‚Rumah ini terasa sedikit membosankan, saat Hanjoo
tidak di sini.‛ ia merenggut seperti anak kecil.
Kyuhyun menoleh sekilas padanya dengan sebelah alisnya yang
terangkat, lalu pria ini kembali tersenyum. ‚Jadi, kau tidak senang saat
bersamaku?‛ tanya Kyuhyun dengan nada menyindir.
‚Hm.. entahlah...‛ Haneul menggedikkan bahunya dengan acuh.
‚Apakah aku senang atau tidak..‛
Gerakan jarinya di atas keyboard, langsung terhenti. ‚Waah, aku
tak pernah tahu, kalo kau lebih mempedulikan Hanjoo daripada aku!‛
ujarnya seraya kembali mengetik.
Senyuman di wajah Haneul semakin bertambah lebar, ‚Kenapa?
Apa kau cemburu, hm?‛ goda Haneul.
‚Aku tidak cemburu!‛ kilah Kyuhyun cepat.
‚Ahh.. benarkah?‛ Haneul semakin menggodanya dengan terus
mencolek-colek pipi Kyuhyun.
‚Haish.. YA~!‛ Kyuhyun menghindar dan menoleh padanya.

273
Chu~!
Tanpa terduga, Haneul langsung mengecup bibirnya singkat dan
duduk di atas pangkuannya seraya melingkarkan kedua tangannya di
belakang leher Kyuhyun.
‚Apa kau sedang mencoba menggodaku, huh?‛ tanya Kyuhyun
sambil menatapnya dengan kedua alisnya yang terangkat.
‚Bukankah sudah jelas?‛ dan Haneul tersenyum padanya.
Kyuhyun mendengus kecil seraya menoleh ke arah lain sekilas.
Ia kembali menatap Haneul dengan senyuman tipis di sudut bibirnya.
‚Ck, kau selalu berhasil membuatku menjadi pria gila, eoh?‛ ujar
Kyuhyun, di balas senyum kecil Haneul yang tampak menawan.
Detik selanjutnya, Kyuhyun telah melumat bibir Haneul dengan
penuh hasrat. Lidahnya bergerak mengusap lembut bibir bawahnya,
mencicipi rasa manis dari bibir semerah cherry itu.
Haneul menerima dan membalas ciumannya dengan hasrat yang
sama besarnya. Bibirnya ikut menyesap lembut bibir Kyuhyun yang
tebal, jari-jarinya meremas pelan rambut Kyuhyun dan bagian bawah-
nya mulai berdenyut-denyut, meminta sebuah pelepasan.
Kyuhyun lantas mengangkat dan mendorong tubuh Haneul ke
atas meja. Persetan dengan semua file yang sedang di kerjakannya, dia
sudah tidak peduli lagi dengan semua itu.
‚Enghh...‛ Haneul mendesah pelan ketika bibir Kyuhyun mulai
bergerak turun ke area lehernya.
Haneul merasakan lidah Kyuhyun yang menyapu kulit lehernya,
sesekali ia menghisap kulitnya dan menggigit kecil cuping telinganya,
membuat tubuh Haneul menggelinjang, di sertai suara desahan kecil
yang kembali lolos dari mulutnya.
Kedua tangan Kyuhyun bergerak membuka satu persatu pakaian
Haneul dan begitupun sebaliknya. Mereka seolah tak peduli, jika nanti
ada pelayan yang datang dan melihat semua adegan panas ini, kedua-
nya terlalu sibuk untuk melampiaskan hasrat yang memberontak dan
meminta sebuah pelepasan untuk mencapai puncak kenikmatan.

274
‚Ahh..‛ Haneul terkesiap sekaligus mengeluarkan desahan keras,
saat merasakan milik Kyuhyun yang keras masuk ke dalam miliknya.
‚Shit! You’re so tight and wet!‛ Kyuhyun mengerang sekaligus me-
ngumpat pelan, menggerakkan miliknya di bawah sana.
‚Nhh..‛ kedua tangan Haneul berpegangan erat pada sisi meja,
sementara kedua kakinya melingkar di antara pinggang Kyuhyun.
‚Haneul-ah...‛ gerakan Kyuhyun semakin bertambah cepat dan
suara desahan Haneul pun semakin terdengar memenuhi ruangan itu.
‚Nghh..‛ Kyuhyun menghentakkan miliknya dengan sangat keras dan
dalam, membuat Haneul semakin mendekati puncak klimaksnya.
‚Kyuhyun-ah...‛ Haneul semakin mengeratkan kedua kakinya di
pinggang Kyuhyun, ‚Aku... sudah.. enghh...‛ gelombang kenikmatan
itu semakin mendekat dan kedua tangannya beralih memeluk tubuh
Kyuhyun dengan erat.
‚Ahhh...‛ dan keduanya sama-sama mencapai puncaknya.
Sekujur tubuh mereka bergetar menikmati gelombang kepuasan
yang meledak di bawah sana. Nafas keduanya tersenggal-senggal dan
keringat pun, terasa membanjiri tubuh mereka.
Kyuhyun mendekatkan wajahnya, lalu mengecup bibir Haneul
dengan sangat lembut. ‚Aku... mencintaimu.‛ ia berucap di sela-sela
nafasnya yang masih terengah.
Haneul tersenyum dengan kedua matanya yang tertutup. ‚Aku
juga mencintaimu... Cho Kyuhyun.‛

Siang ini, Haneul berniat menjemput Hanjoo di rumah kediaman Cho.


Tadi pagi-pagi sekali, Ny.Cho meneleponnya dan mengatakan, bahwa
dia tidak dapat mengantar Hanjoo ke rumahnya karena supirnya yang
sedang sakit.
Kyuhyun juga sudah pergi ke kantornya karena ada meeting dan
kebetulan, Haneul juga sudah sangat merindukan bocah kecil itu, jadi
dia terlihat bersemangat untuk menjemputnya.

275
Haneul sudah tampak siap dengan setelan kaos panjangnya yang
berwarna cokelat muda, di padu celana jeans hitam serta rompi.
Namun, tepat ketika wanita ini sedang menuni anak tangga, ada
seorang pelayan yang berjalan mendekatinya dan mengatakan, ada se-
orang wanita yang datang dan ingin bertemu dengannya.
Awalnya, Haneul terlihat bingung dan bertanya-tanya, tentang
sosok tamu yang datang itu. Akan tetapi, di saat dia memasuki ruang
tamu dan menemukan sosok Hyunji yang berdiri di sana.
Tiba-tiba saja, Haneul merasakan sekujur tubuhnya membeku. Ia
tampak terkejut sekaligus bingung dengan kedatangan Hyunji, untuk
yang kedua kalinya ini.
‚Apa yang kau inginkan dariku, Cha Hyunji?‛ Haneul langsung
bertanya, tanpa mempedulikan norma kesopanan terhadap tamu yang
datang berkunjung ke rumahnya.
Hyunji tampak tersenyum sinis. ‚Wah, wah, lihat nyonya besar
ini! Apa kau mulai berani bersikap sombong padaku sekarang?‛
‚Kurasa, sejak awal... aku tidak pernah takut padamu.‛ Haneul
menjawab dengan tatapan matanya yang tajam.
Dia tidak ingin terlihat lemah di hadapannya, akan dia tunjukkan
pada Hyunji, seberapa besar keberaniannya untuk menghadapi gadis
itu. Masa bodoh dengan semua masa lalunya yang menakutkan.
Mulai sekarang, Kim Haneul akan menghadapi semua kenyataan
di masa lalunya. Dia yakin, dia dapat melakukan semua itu.
Hyunji berdecak keras, seolah mencemooh keberanian Haneul. Ia
berjalan mendekati sofa dan memilih untuk duduk santai di atas sofa,
tak peduli dengan tatapan tajam yang di berikan Haneul padanya.
‚Well, kedatanganku kemari, bukan untuk berdebat denganmu..‛
ia memainkan kuku-kukunya yang di cat merah. Lalu, ia kembali me-
natap Haneul dengan seulas senyuman licik di sudut bibirnya.
‚Aku ingin memberitahumu tentang sebuah kebenaran...‛
Kedua mata Haneul tampak menyipit ragu. ‚Apa maksudmu?‛
tanyanya kemudian.

276
Lagi-lagi, Hyunji menatapnya dengan senyum sinis di wajahnya.
‚Apa kau yakin dapat menerimanya?‛ Hyunji balas bertanya dengan
nada sarkastik, meragukan reaksi Haneul nanti.
‚Cukup dengan semua basa-basimu ini, Cha Hyunji!‛ Haneul
memberikan penekanan pada setiap kata-katanya. ‚Katakan saja, apa
yang ingin kau katakan itu!‛
‚Kau benar-benar yakin, huh?‛ seru Hyunji kemudian dan gadis
ini, menampilkan senyum licik di wajahnya yang cantik. ‚Ini tentang
kematian Pamanmu beberapa tahun yang lalu...‛
Deg!
Ekspresi di wajah Haneul seketika berubah, keyakinan itu mulai
memudar dan kepalan tangannya pun mengendur.
‚Apa.. maksudmu? Kenapa.. kau mengungkit kematian Paman-
ku?‛ tanya Haneul dengan suaranya yang nyaris terdengar bergetar.
Senyuman licik penuh kemenangan itu, semakin terlihat jelas di
wajah Hyunji.
‚Bukankah sudah kukatakan padamu? Aku mengetahuinya.. aku
tahu penyebab kematian Pamanmu yang sebenarnya...‛
Dan Haneul dapat merasakan jantungnya yang seakan berhenti
berdetak serta aliran darahnya yang ikut membeku.

‚Selamat siang...‛ Kyuhyun menyapa Minho dan Changmin dengan


ramah. Tadi, setelah melakukan meeting, dia meminta kedua orang itu
untuk pergi makan siang bersamanya.
Changmin bahkan sempat mengeluh di telepon dan mengatakan
jika dia harus menemui client pentingnya hari ini dan tidak bisa untuk
pergi makan siang bersamanya. Tetapi, Kyuhyun terus memaksa dan
mengancamnya, membuat Changmin mau tidak mau harus ikut pergi
makan siang bersama orang ‘bodoh’ itu!
Ya, orang bodoh!
Cho Kyuhyun menjadi seorang pria bodoh, semenjak ia menikahi
gadis bernama Kim Haneul itu!

277
‚Kenapa kau memintaku untuk makan siang bersamamu, huh?
Bukannya Haneul selalu mengirimkan makan siang untukmu?!‛ sindir
Changmin sambil menyantap pesanannya.
Kyuhyun mengangkat kedua bahunya dengan tak acuh, sembari
memasukkan seiris daging ke dalam mulutnya.
‚Hari ini, dia harus menjemput Hanjoo di rumah Ibuku.‛
‚Hanjoo?‛ Changmin terlihat menaikkan sebelah alisnya ke atas.
‚Sepertinya kau semakin dekat dengannya, huh?‛ lanjutnya dengan
nada menyindir.
‚Eii.. tentu saja!‛ Kyuhyun menjawab dengan senyum kecil yang
terukir di sudut bibirnya. ‚Bukankah Hanjoo adalah anakku? Sudah
seharusnya jika aku dekat dengannya, bukan?‛ sahutnya santai.
‚Ck, katakan itu pada masa lalumu 6 tahun yang lalu!‛ pria itu
berdecak keras, semakin menyindirnya.
Tetapi, Kyuhyun seolah tak peduli dan hanya tetap melanjutkan
makan siangnya dengan santai, sementara di sisi lain, Minho lebih me-
milih diam dan tidak ikut campur dalam ‘masalah’ dua orang ini. Dia
hanya sesekali menggelengkan kepalanya ketika menanggapi sindiran
Changmin dan jawaban Kyuhyun yang benar-benar santai.
Acara makan siang pun, terganggu dengan suara dering ponsel
Kyuhyun yang cukup keras. Awalnya, dia pikir Haneul yang mungkin
meneleponnya, tetapi, saat melihat nomor ponsel tak di kenal di layar
ponselnya, pria ini tampak mengerutkan keningnya.
‚Ya, halo..‛ Kyuhyun akhirnya menjawab panggilan masuk itu.
‚Tebak siapa aku?‛ suara seorang gadis dari seberang sana, ter-
dengar sangat familiar di telinganya dan raut wajah Kyuhyun berubah
tegang.
‚Apa maumu, Cha Hyunji?!‛ nada suaranya berubah dingin dan
baik Minho ataupun Changmin, sama-sama menatap ke arahnya.
Changmin bahkan ikut terkejut, ketika mendengar Kyuhyun me-
nyebut nama Cha Hyunji. Dia cukup mengenal gadis itu dengan baik,
dulu mereka pernah masuk ke universitas yang sama, sebelum pada

278
akhirnya, Hyunji tiba-tiba saja mengundurkan diri dari kampus dan
gadis itu pun pindah ke luar negeri. Bahkan, di hari pernikahan sang
kakaknya, Cha Hyunja, gadis itu pun tidak kunjung pulang ke Korea.
Tetapi, apa yang di lakukan oleh gadis itu sekarang? Kenapa dia
tiba-tiba saja kembali ke Korea dan bahkan... menelepon Kyuhyun?!
‚Jangan membuatku marah, Cho Kyuhyun! Atau kau akan me-
nyesalinya seumur hidupmu!‛ ancaman Hyunji terdengar.
‚Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu!‛ seru Kyuhyun
dengan nada sinis.
‚Benarkah?‛ Hyunji seolah menantangnya. ‚Jadi, jika kukatakan
yang sebenarnya kepada isterimu, kau tidak keberatan, hm?‛
‚Apa maksudmu?!‛ ekspresi di wajah Kyuhyun terlihat masam.
‚Ya! Cho Kyuhyun!‛ ia bisa membayangkan Hyunji yang sedang
melemparkan senyuman licik padanya. ‚Apa kau lupa jika aku adalah
satu-satunya saksi yang melihat kejadian malam itu?‛
Sret!
Kyuhyun langsung beranjak dari tempat duduknya dan spontan
menggebrak meja di hadapannya, membuat perhatian orang-orang di
sekelilingnya, segera tertuju kepadanya.
‚Kau jangan macam-macam! Aku akan—‛
‚Hey.. lihat siapa di sini!‛ Hyunji tersenyum penuh kemenangan.
‚Apa kau pantas berteriak kepadaku?!‛
Kyuhyun mengepalkan tanganya dengan erat. ‚Aku peringatkan
padamu, jika kau—‛
‚Sudah terlambat!‛ suara Hyunji terdengar menyela ucapannya,
‚Aku sudah mengatakan semuanya kepada Kim Haneul.‛
Deg!
Seakan mendapat pukulan telak yang langsung melemahkan otot
syarafnya, Kyuhyun merasakan seluruh tubuhnya yang membatu. Ke-
marahan jelas terpancar dari sorot matanya, telapak tangannya yang
mengepal, bergetar karena menahan emosi.

279
‚Brengsek kau, Cha Hyunji!‛
‚Bukankah sudah kukatakan padamu? Jangan pernah membuat-
ku marah, Cho Kyuhyun...‛
Tut... tut... tut...
Sambungan teleponnnya terputus secara sepihak dan Kyuhyun
hanya dapat meluapkan kemarahannya dengan melempar ponselnya
ke atas lantai.
‚ARGH! BRENGSEK!‛
‚Kyuhyun-ah, tenanglah!‛ Changmin dan Minho segera beranjak
dari tempat duduknya, mencoba untuk menahan kemarahan Kyuhyun
saat ini.
Tetapi, pria itu segera berbalik pergi meninggalkan tempat itu, ia
tak peduli dengan tatapan aneh yang di lemparkan orang-orang yang
ada di sekelilingnya.
‚Hyung... sebenarnya, apa yang terjadi?‛ tanya Minho cemas.
Changmin menggeleng pelan. ‚Aku juga tidak tahu. Tetapi, aku
berharap... ini bukanlah suatu pertanda yang... buruk.‛ ujarnya, me-
natap Kyuhyun yang berlalu pergi dengan tatapan khawatir.

Kyuhyun bergegas turun dari dalam mobilnya dan berjalan cepat me-
masuki rumahnya. Ada kemarahan sekaligus kekhawatiran yang ter-
lihat dalam pancaran matanya. Langkah kakinya pun menuntunnya
untuk segera pergi menuju kamarnya dan rasa takut pun, mulai meng-
hinggapi hatinya, ketika dia melihat sosok Haneul yang sedang duduk
termenung di sisi ranjangnya.
Dengan langkah kakinya yang berat, pelan-pelan Kyuhyun ber-
jalan mendekatinya. Dia bersimpuh di hadapan Haneul seraya meraih
tangannya dan menggenggamnya dengan erat.
Kyuhyun menundukkan wajahnya, sama sekali tak memiliki ke-
beranian untuk menatap wanita di hadapannya ini.
‚Apakah itu benar?‛ suara Haneul terdengar, memecah suasana
hening di dalam ruangan itu.

280
Kyuhyun terdiam, pria ini terlalu takut untuk mengakui semua-
nya di hadapan Haneul. Dia takut, jika Haneul kembali membencinya.
‚Jawab pertanyaanku, Kyuhyun-ah...‛ Haneul kembali berbicara
dan tak lama, Kyuhyun pun mengangguk dengan setitik air mata yang
mengalir turun dari sudut matanya.
‚Ya, akulah yang menyebabkan Pamanmu mati, Haneul-ah.‛ dan
pengakuan itu pun, meluncur dari mulut Kyuhyun dengan suaranya
yang terdengar lirih dan bergetar.
Haneul pun tak dapat membendung air matanya lagi, wanita itu
mulai menangis dengan air matanya yang mengalir deras membasahi
wajahnya yang tampak pucat.
‚Maafkan aku, Haneul-ah... aku benar-benar minta maaf...‛ ujar
Kyuhyun dengan penuh penyesalan, dia menangis seraya terus meng-
genggam tangan Haneul dengan erat. ‚Maafkan aku...‛ lirihnya.
Wanita itu menggeleng lemah. Dia merasa tertipu selama ini. Dia
seakan menjadi wanita bodoh yang tak pernah mengetahui kebenaran
dari kematian Pamannya.
Bahkan, dia menikahi seorang pria yang menyebabkan kematian
Pamannya! Kenyataan ini terasa seperti ironi yang menggelikan!
Haneul segera menarik tangannya dari genggaman Kyuhyun, ia
berjalan menjauhinya dan berdiri membelakangi Kyuhyun, yang tetap
duduk bersimpuh di sisi ranjang.
‚Aku mohon jangan mencariku, aku ingin sendiri sekarang...‛ ia
berucap lirih, air mata semakin mengalir deras dari sudut matanya.
Kyuhyun tidak mengatakan apapun. Dia hanya tertunduk dalam
dan membiarkan Haneul pergi dari ruangan itu.
Air mata semakin membanjiri wajahnya yang tampan, namun ia
tak dapat melakukan apapun untuk menahan Haneul agar tidak pergi.
Semuanya sudah terlambat.
Pada akhirnya, Haneul akan tetap mengetahui kebenaran di balik
kematian Pamannya 12 tahun yang lalu.

281
Kyuhyun memegang dadanya yang terasa sesak, suaranya seolah
menghilang dan hanya air mata yang mewakili rasa penyesalan serta
rasa kesedihannya yang mendalam.
<Flash Back Start>
‚Ahjusshi, aku mohon kepadamu... beritahu aku, dimana Haneul
sekarang? Ponselnya tidak aktif dan dia sudah tidak masuk sekolah 2
minggu!‛ Kyuhyun membujuk Kim Ahjusshi.
Dia adalah Paman dari Kim Haneul, gadis yang di cintainya. Dia
juga sudah menganggap Kim Ahjusshi sebagai paman-nya sendiri dan
Kyuhyun pun, selalu lebih merasa tenang saat bersama Kim Ahjusshi,
daripada bersama keluarganya, terutama Ayahnya!
Kim Ahjusshi menggeleng pelan. ‚Tidak, Kyuhyun-ah. Aku tidak
bisa melakukannya...‛
‚Kenapa?‛ Kyuhyun menyusul langkah Kim Ahjusshi dan segera
berdiri di hadapannya, ‚Apa ini ada hubungannya dengan Appa?‛
Pria paruh baya itu tampak menarik nafas panjang dan menatap
Kyuhyun dengan iba. ‚Kyuhyun-ah, aku mengerti kau menyukainya.
Tapi, maaf, aku tidak bisa memberitahumu dimana dia sekarang. Aku
sudah berjanji pada Ayahmu, untuk segera meninggalkan tempat ini
bersama anakku dan juga Haneul.‛
‚A-apa?‛ Kyuhyun tergagap di tempatnya, ‚Ahjusshi! Kau tidak
bisa seperti ini! Aku tidak setuju!‛
Kim Ahjusshi tersenyum dan menggeleng pelan. ‚Ini sudah men-
jadi keputusanku. Kuharap, kau bisa menerimanya...‛ dia menepuk
pelan pundak Kyuhyun seraya berbalik dan berjalan pergi meninggal-
kan Kyuhyun.
Kyuhyun semakin tidak dapat menerima keputusannya. Kenapa
semua orang harus mengikuti ucapan Ayahnya?! Kenapa dia tak bisa
bersama dengan gadis yang di cintainya?!
‚Ahjusshi, tunggu dulu!‛ Kyuhyun kembali mengejarnya dengan
langkah cepat, namun pria paruh baya itu terus berjalan menjauhinya.
‚Kim Ahjusshi!‛ ia berteriak dan mulai berlari.

282
Tanpa di ketahui oleh keduanya, ada sebuah mobil yang melaju
kencang menuju pria paruh baya itu.
Brak!
Kyuhyun langsung berdiri membeku di tempatnya, kedua mata-
nya membelalak lebar dan jantungnya seperti berhenti berdetak, saat
melihat tubuh Kim Ahjusshi yang terhempas ke udara dan terbanting
keras ke jalanan aspal yang keras dan dingin.
‚AHJUSSHI!‛ detik selanjutnya, Kyuhyun telah berlari secepat
mungkin menghampiri Kim Ahjusshi. ‚Ambulan! Tolong panggilkan
ambulan ke sini!‛ Kyuhyun berteriak panik, ia segera memeluk tubuh
Kim Ahjusshi yang bersimbahkan darah segar. ‚Ahjusshi, bertahanlah!
Aku mohon!‛ dia mulai menangis dan menatap cemas pada pria itu.
Dengan mulutnya yang mengeluarkan darah segar, Kim Ahjusshi
menggerakkan tangannya untuk menyentuh wajah tangan Kyuhyun.
‚Kyuhyun-ah...‛ dia berucap dengan suaranya yang pelan, nyaris
tak terdengar. ‚Maafkan... aku..‛
Kyuhyun menggeleng pelan di tengah isak tangisnya. ‚Kau tidak
salah apapun, Ahjusshi. Kau tidak perlu meminta maaf...‛
Pria itu tersenyum lemah, pandangannya mulai mengabur dan
tangannya pun merosot jatuh ke atas tubuhnya yang tak berdaya.
Kyuhyun terkesiap, dia semakin panik. ‚Ahjusshi, Ahjusshi!‛ dia
terus memanggilnya dengan perasaan takut yang memenuhi pikiran
dan hatinya.
Suara sirine ambulan terdengar mendekat dan orang-orang yang
mengelilinginya pun, mulai bergerak mundur, memberikan akses jalan
pada petugas ambulan yang sudah datang.
Dengan cepat, mereka segera memindahkan tubuh Kim Ahjusshi
ke atas brankar. Kyuhyun hanya bisa memperhatikannya dalam diam,
darah segar mengotori pakaian, wajah serta lengannya.
Bugh!
Dari arah belakang, seseorang tiba-tiba saja memukul punggung
Kyuhyun dengan cukup keras.

283
Orang-orang di sekelilingnya pun, sama sekali tidak menyadari
hal itu, mereka terlalu sibuk memperhatikan sang korban tabrak lari
itu. Sementara tubuh Kyuhyun langsung terjatuh ke atas aspal.
Dengan pandangannya yang mengabur, Kyuhyun memperhati-
kan pintu mobil ambulan yang tertutup dan melaju pergi meninggal-
kan kawasan tersebut.
Lalu, kesadarannya pun hilang.
<Flash Back End>
Suara dering ponselnya, langsung membangunkan Kyuhyun dari
mimpi buruknya. Dia membuka kedua matanya dengan nafas tercekat
serta keringat dingin yang membanjiri tubuhnya.
Dengan tangannya yang bergetar, Kyuhyun mengusap wajahnya
dan berusaha menenangkan dirinya. Ia lantas meraih ponselnya yang
di letakkan di atas meja kecil samping ranjangnya.
‚Ya, bu...‛ dia segera menjawab panggilan masuk, yang berasal
dari Ibunya.
‚Kyuhyun-ah, apakah Hanjoo ada di rumahmu sekarang?‛ suara
Ibunya terdengar cemas.
‚Hanjoo?‛ Kyuhyun terdiam. ‚Tunggu sebentar, bu..‛ ia segera
beranjak dari tempat duduknya dan bergegas keluar menuju kamar
Hanjoo.
Kyuhyun membuka pintu kamarnya, tetapi bocah kecil itu tidak
ada di sana. ‚Dia tidak ada di sini...‛ jawabnya kemudian.
‚Ya tuhan... lalu kemana dia sekarang?!‛ suara Ibunya semakin
terdengar panik. ‚Hanjoo tiba-tiba saja menghilang dari rumah! Awal-
nya, kupikir dia sudah pulang bersama Haneul. Tapi sampai saat ini,
aku tidak bisa menghubungi Haneul!‛
Mendengar penjelasan Ibunya, Kyuhyun langsung ikut panik. Ia
tahu, jika Haneul akan menjemput Hanjoo siang tadi. Tetapi, jika dia
sudah menjemputnya, tidak mungkin Hanjoo tidak ada di rumahnya
sekarang kan?

284
‚Ibu, tenanglah... mungkin Hanjoo sedang berjalan-jalan sebentar
di luar bersama Haneul. Aku akan mencoba untuk menghubunginya.‛
ujar Kyuhyun, berusaha menenangkan Ibunya.
‚Baiklah, kabari Ibu, begitu kau menemukannya! Ibu juga akan
tetap mencarinya di sekeliling rumah.‛ sahut Ny.Cho.
‚Ya, aku akan mengabari Ibu secepat mungkin.‛ jawab Kyuhyun,
sebelum akhirnya memutuskan sambungan telepon itu.
Kyuhyun segera menghubungi ponsel Haneul, tetapi wanita itu
tidak menjawab teleponnya. Dia segera mencari nomor Taehyung di
phonebook-nya.
‚Taehyung-ah, apakah Hanjoo bersama Haneul sekarang?‛ pria
itu langsung bertanya, begitu Taehyung menjawab teleponnya.
‚Hanjoo? Dia tidak ada di sini...‛
Dan jawaban Taehyung, semakin membuatnya cemas sekaligus
bingung. Jika Hanjoo tidak bersama Haneul.
Apakah mungkin...
‚Apa yang terjadi pada Hanjoo?‛ suara Haneul tiba-tiba saja ter-
dengar dari seberang sana.
Andaikan saja, situasinya tidak sedang genting. Mungkin, pria
ini akan langsung mengucapkan beribu kata maaf dan memohon pada
Haneul agar kembali ke rumahnya.
Tetapi, dia tidak bisa melakukannya sekarang. Pikirannya terlalu
kalut, mencemaskan keberadaan Hanjoo saat ini.
‚Haneul-ah... Hanjoo... dia menghilang.‛ dan hanya kata-kata itu,
yang mampu terucap dari mulutnya sekarang.
‚A-apa?‛

285
Beautiful Disaster [14th-Don’t Leave Me-]
SORE itu, Taehyung begitu terkejut saat melihat Haneul yang berdiri
di depan rumahnya dalam keadaan ‘kacau’. Dia pun menangis sejadi-
jadinya di dalam pelukan Taehyung sambil mengucapkan kata maaf.
Dia benar-benar terlihat bingung, dia tak mengerti, kenapa noona-
nya itu datang sambil menangis kepadanya? Bahkan, Haneul pun tak
henti-hentinya mengucapkan kata maaf padanya.
‚Ini...‛ Taehyung meletakkan segelas teh hangat di atas meja dan
duduk di samping Haneul.
‚Terima kasih, Taehyung-ah...‛ ujar Haneul kemudian, ia sesaat
terdiam dan menatap kosong gelas berisi teh hangat itu.
Taehyung menatap noona-nya dengan khawatir dan ruangan itu
pun mendadak berubah sunyi.
‚Aku sudah mengetahuinya,‛ suara Taehyung memecah suasana
sunyi di ruangan itu. Haneul tersadar dari lamunannya dan menoleh
padanya, wanita itu tidak mengerti maksud ucapannya tadi. ‚Tentang
kematian Appa. Aku sudah mengetahuinya, Noona.‛
Ucapan Taehyung sukses membuat Haneul terkejut. ‚Kau benar-
benar... sudah tahu? Semuanya?‛ tanya Haneul ragu.
Taehyung lantas mengangguk. ‚Changmin Hyung sudah pernah
menceritakan masalah ini sebelumnya padaku.‛ jawabnya mengakui.
‚Awalnya.. aku begitu marah dan tak dapat menerimanya. Tetapi, aku
sadar... jika kecelakaan itu, tidak ada hubungannya dengan Kyuhyun
Hyung. Bagiku, semua kejadian itu.. adalah murni kecelakaan.‛
Kedua mata Haneul melebar dan tampak berkaca-kaca, dia tidak
percaya, jika Taehyung akan menganggap kematian Ayahnya sebagai
angin lalu!
‚Sebuah kecelakaan katamu?‛ Haneul berucap dengan suaranya
yang bergetar. ‚Taehyung-ah, Ayahmu di bunuh! Mereka sengaja me-
lakukan semua itu agar Ayahmu mati!‛ Haneul menjerit frustrasi dan
butiran-butiran bening itu, mulai kembali mengalir turun membasahi
wajahnya yang pucat.

286
‚Aku tahu, noona.‛ Taehyung mengangguk dan menatap Haneul
serius. ‚Tapi, semua yang terjadi bukanlah kesalahan Kyuhyun Hyung.
Dia juga pasti merasa terpukul dengan kematian Appa.‛
Haneul terdiam dan air matanya pun seolah tidak mau berhenti
mengalir. Dia benar-benar terpukul saat mengetahui kenyataan bahwa
pamannya meninggal bukan karena sekedar kecelakaan semata.
Tetapi, pamannya di bunuh!
‚Seseorang yang seharusnya bertanggung jawab, atas kematian
Appa adalah Ayahnya! Dia yang merencanakan semua ini! Pria itu-lah
yang membunuh Appa, bukan Kyuhyun Hyung...‛ jelas Taehyung.
Beberapa waktu yang lalu, Changmin menceritakan masalah ini
kepadanya. Mulai dari penyakit kelainan yang di miliki Kyuhyun dan
kejadian di masa lalu, menyangkut kematian Ayahnya.
Awalnya, reaksi Taehyung tak jauh berbeda dari Haneul. Dia ter-
pukul dan merasa benar-benar marah kepada Cho Kyuhyun!
Seandainya saja, pada hari itu Kyuhyun tidak mencari Ayahnya
dan membuatnya mengalami tragedi mengerikan itu! Mungkin, saat
ini Ayahnya masih hidup dan tinggal bersamanya!
Tetapi, semua pemikiran itu pun berubah ketika Changmin me-
mintanya untuk sedikit memikirkan posisi Kyuhyun saat itu.
Saat itu, Cho Kyuhyun hanyalah seorang remaja yang di mabuk
cinta. Sosok Kim Haneul seakan menjadi penyemangat hidupnya. Dia
dapat bertahan dari kekejaman Ayahnya, karena sosok Haneul yang
hadir dalam kehidupannya.
Namun, semua kebahagiaan itu, lagi-lagi harus sirna, karena ke-
egoisan Ayahnya sendiri!
Setelah mengetahui semua kenyataan itu. Taehyung tidak dapat
begitu saja menyalahkan Kyuhyun sebagai penyebab kematian Ayah-
nya. Pria itu, pasti ikut terluka dan terpukul, mengetahui sosok paman
yang selama ini di hormatinya, justru harus mati di hadapan matanya
sendiri. Lebih parahnya lagi, sosok paman itu, mati karena ketidakber-
dayaannya melawan sang Ayah yang begitu egois dan kejam!

287
Pada awalnya, Taehyung ingin sekali membicarakan masalah ini
dengan Haneul. Tetapi, saat dia mendengar Haneul yang bersungguh-
sungguh, ingin bertahan dan terus berada di samping Kyuhyun, maka
Taehyung pun memilih untuk berpura-pura tidak mengetahuinya.
‚Lupakan semua kejadian mengerikan itu, Noona. Bukankah, kau
sendiri yang bilang, jika kau tidak akan pernah meninggalkannya lagi?
Maafkan Kyuhyun Hyung. Dia sangat membutuhkanmu, Noona..‛
Dan ucapan Taehyung pun, semakin membuat air matanya me-
ngalir deras dari pelupuk matanya. Taehyung lantas memeluk tubuh
Haneul dan membiarkan kakaknya, terus menangis sepuasnya dalam
pelukannya yang menenangkan.

‚Aku sudah membersihkan kamar, Noona. Malam ini, tidurlah di sini,


besok aku akan mengantarmu ke rumah Kyuhyun Hyung.‛ Taehyung
membuka pintu kamar Haneul, setelah sebelumnya dia membersihkan
kamar tersebut.
Haneul tersenyum dan tiba-tiba saja, dia kembali memeluk adik-
nya itu. ‚Terima kasih, Taehyung-ah. Aku sangat beruntung memiliki
adik sepertimu!‛ ujarnya kemudian.
Meskipun belum sepenuhnya dapat menerima begitu saja semua
kenyataan itu. Namun, Haneul sudah merasa sedikit lega sekarang.
Apa yang di katakan Taehyung memang benar. Tidak ada guna-
nya dia kembali mengingat kejadian yang sudah lampau dan dia juga
sadar, jika tragedi mengerikan yang sudah menimpa pamannya itu,
bukanlah sepenuhnya kesalahan Kyuhyun.
Cho Kyuhyun hanya kembali menjadi korban karena kekejaman
Ayahnya sendiri. Dan bodohnya dia, karena tidak menyadari semua
itu sejak awal!
Dering ponsel Taehyung, seolah menarik kesadaran Haneul dari
lamunan panjangnya.
‚Ini dari Kyuhyun Hyung..‛ Taehyung menyebut nama pria itu,
entah di sadarinya atau tidak, tetapi, Haneul langsung menoleh cepat
ke arahnya.

288
‚Jawab saja, aku tidak apa-apa...‛ sahut Haneul kemudian. Cepat
atau lambat, dia memang harus bertemu Kyuhyun dan membicarakan
semua ini.
Dia tidak mau, jika karena ke-egoisan-nya ini, Kyuhyun kembali
pingsan seperti malam itu. Dia benar-benat ketakutan.
Taehyung mengangguk dan segera menjawab panggilan masuk
dari Kyuhyun. ‚Oh, Hyung... ada apa?‛
‚Taehyung-ah, apakah Hanjoo bersama Haneul sekarang?‛ suara
Kyuhyun terdengar panik bercampur cemas.
‚Hanjoo?‛ Taehyung melirik sekilas pada Haneul dan wanita itu,
tampak bingung ketika mendengarnya menyebut nama Hanjoo. ‚Dia
tidak ada di sini...‛ lanjut Taehyung.
Haneul segera berjalan mendekatinya, dia seolah mendapatkan
firasat buruk tentang Hanjoo.
‚Berikan ponselnya padaku!‛ pinta Haneul dan Taehyung pun
segera memberikan ponselnya pada Haneul. ‚Apa yang terjadi pada
Hanjoo?‛ tanyanya kemudian.
Dan suasana di seberang sana, mendadak hening. Pria itu tidak
mengatakan apapun dan Haneul semakin merasa panik di tempatnya.
Dia nyaris memanggil nama pria itu, namun suara Kyuhyun terdengar
pada detik selanjutnya.
‚Haneul-ah... Hanjoo... dia menghilang.‛ dan jawaban Kyuhyun
sukses membuat sekujur tubuhnya menegang.
‚A-apa? Bagaimana bisa dia menghilang? Bukankah...‛
‚Aku tidak tahu,‛ Kyuhyun menyela ucapannya. ‚Ibuku bilang,
tadi sore.. Hanjoo tiba-tiba saja menghilang dari rumah... Ibuku pikir,
dia sedang bersamamu sekarang.‛
‚Tapi.. aku tidak sedang bersama Hanjoo sekarang. Aku.. aku..‛
‚Aku tahu, Haneul-ah...‛ suara Kyuhyun terdengar lembut dan
menenangkan. ‚Kau tidak perlu khawatir.. aku akan mencari Hanjoo
sekarang, aku akan kembali menghubungimu jika—‛
‚Aku akan ikut mencarinya!‛ putus Haneul cepat.

289
Kyuhyun kembali terdiam di seberang sana. ‚Kau... yakin?‛
‚Ehm.‛ Haneul mengangguk, meskipun dia tahu jika Kyuhyun
tidak dapat melihatnya sekarang.
‚Kalau begitu, aku akan menjemputmu sekarang!‛ dan setelah
itu, Kyuhyun memutuskan sambungan teleponnya.
‚Noona, apa yang terjadi?‛ Taehyung segera bertanya, saat me-
lihat Haneul yang tampak panik dan cemas.
‚Hanjoo menghilang, Taehyung-ah! Sekarang aku dan Kyuhyun
akan mencarinya.‛ sahut Haneul seraya meraih jaket dan ponselnya.
Tetapi, di saat yang bersamaan, ia merasakan ponselnya bergetar
dan satu pesan masuk muncul di layar ponsel touchscreen-nya.
Sebuah nomor tidak di kenal, mengirimkan sebuah pesan masuk
dan Haneul pun segera membuka pesan masuk itu.
‘Temui aku di atap gedung sekolah. Jika kau ingin anakmu ini
selamat, Kim Haneul.’
Deg!
Membaca pesan singkat ini, Haneul langsung tahu siapa pemilik
dari nomor tak di kenal ini. Ponselnya terlepas begitu saja dari tangan-
nya dan hanya dalam sekejap mata, Haneul telah berlari keluar rumah,
dia panik dan takut jika sesuatu yang buruk terjadi kepada Hanjoo.
‚NOONA!‛ Taehyung berteriak memanggilnya, dia terkejut saat
melihat Haneul yang tiba-tiba berlari keluar rumah.
Dia berniat mengejarnya, tetapi Haneul sudah terlalu jauh pergi
dan Taehyung pun tidak tahu, kemana tujuan kakaknya itu.
Langkah kakinya terhenti, saat tanpa sengaja menenang ponsel
Haneul yang terjatuh di atas lantai. Ia meraih ponselnya dan kembali
membuka pesan masuk dari nomor tak di kenal.
‚Ini...‛ kedua mata Taehyung membelalak terkejut, ketika mem-
baca pesan tersebut.

290
Dengan nafasnya yang memburu, Haneul berlari cepat menaiki anak
tangga. Hanya tinggal beberapa langkah lagi, sampai akhirnya ia akan
sampai di atap gedung sekolah. Tempat ini masih terlihat sama persis
seperti 12 tahun yang lalu. Dulu, ia sering ke atap sekolah untuk men-
cari Kyuhyun yang membolos di kelasnya. Tetapi, kali ini berbeda!
Sekarang, dia kembali datang ke atap gedung sekolah ini, untuk
menyelamatkan Hanjoo!
Brak!
Haneul mendorong keras pintu di hadapannya dengan nafas ter-
senggal-senggal. Tatapannya langsung mengarah pada sosok Hyunji
yang berdiri tak jauh darinya. Wanita itu lantas tersenyum dan mulai
bertepuk tangan dengan gerakan lambat.
‚Wah, wah... aku tidak menyangka, kau dapat datang secepat ini,
Kim Haneul...‛
Haneul tidak mempedulikan sindiran Hyunji, tatapannya terlihat
tajam dan dingin. ‚Katakan dimana Hanjoo sekarang?!‛ bentaknya.
‚Ahh.. anak harammu itu?‛ tanpa dia ketahui, jika anak ‘haram’
yang dia sebut itu adalah anaknya sendiri! ‚Lihatlah ke belakangmu!‛
ia menggedikkan kepalanya sebagai isyarat.
Dan ketika Haneul menoleh ke belakang, dia mendapati Hanjoo
yang terikat dengan mulut tertutup lakban hitam, serta dua orang pria
dewasa berbadan besar, tampak mengapit tubuh mungil Hanjoo.
‚Hanjoo-ya!‛ teriak Haneul panik. Hanjoo menggerakkan tubuh-
nya sambil terus menangis. ‚Kau!‛ Haneul kembali menatap Hyunji
dengan geram. ‚Apa yang kau lakukan?! Dia hanya anak kecil!‛ teriak
Haneul.
‚Aku tak peduli. Aku akan menghancurkan hidupmu, meskipun
aku harus membunuh seorang anak kecil sekalipun!‛ bentak Hyunji,
seraya berjalan mendekatinya.
‚Kau gila!‛ Haneul mendesis geram.
Dia berbalik dan hendak mendekati Hanjoo, tetapi, Hyunji tiba-
tiba saja menjambak rambutnya dengan sangat kuat.

291
‚Ahk!‛ Haneul meringis kesakitan dan refleks memegang tangan
Hyunji yang sedang menjambak rambutnya.
Hyunji lantas mendekatkan wajahnya ke sisi kepala Haneul dan
gadis itu berbisik tepat di samping telinganya.
‚Kau lihat saja, Kim Haneul. Aku akan membuatmu menderita!‛
bisiknya dengan nada mengancam.
Gadis itu lantas menggedikkan kepalanya ke arah dua pria ber-
badan besar itu, dan seolah memahami isyarat yang di berikan Hyunji,
kedua pria itu pun mengangguk lalu membawa Hanjoo untuk segera
pergi dari tempat itu.
‚Hanjoo-ya! Tidak! Lepaskan dia! Apa yang akan kalian lakukan
padanya?!‛ Haneul berteriak frustrasi, ia berusaha melepaskan tangan
Hyunji dari rambutnya, tetapi, Hyunji seolah tak bergeming.
Haneul begitu ketakutan sekaligus panik, ketika melihat Hanjoo
yang di bawa pergi oleh kedua pria itu. Dia bisa mendengar tangisan
Hanjoo yang teredam, karena mulutnya yang di tutup. Air mata pun
mulai membasahi wajahnya. Dia benar-benar takut, jika orang-orang
itu akan mencelakai Hanjoo.
Haneul lantas menggerakkan salah satu tangannya dan menyikut
Hyunji tepat di perutnya. Gadis itu sontak mengerang kesakitan dan
melepaskan cengkramannya dari rambut Haneul. Ia pun tak menyia-
nyiakan kesempatan ini dan segera berlari menuju pintu, berharap jika
kedua pria itu belum pergi terlalu jauh.
Namun, di sisi lain, Hyunji terlihat semakin emosi. Sembari me-
megangi perutnya yang kesakitan, gadis itu menatap Haneul dengan
penuh kebencian.
‚BRENGSEK!‛ Hyunji berteriak. Dia meraih sebuah balok yang
ada di dekatnya, lalu berlari secepat mungkin menghampiri Haneul.
Bugh!
Balok itu mengenai punggung Haneul dan membuat wanita itu
langsung terhuyung jatuh ke depan dengan rasa pusing yang mendera
kepala serta rasa sakit di punggungnya.

292
‚Rasakan itu, dasar wanita jalang!‛ teriak Hyunji dan ia kembali
menghantamkan balok itu ke punggung Haneul, membuat wanita itu
semakin kesakitan.
‚Aahk!‛ Haneul meringis kesakitan saat Hyunji lagi-lagi menarik
rambutnya dengan kasar.
‚Demi kakakku yang sudah meninggal, aku akan membunuhmu
dengan tanganku sendiri, Kim Haneul! Kau harus merasakan semua
penderitaan yang kami alami!‛ ia mengumpat dengan penuh amarah.
Haneul benar-benar tidak berdaya sekarang. Seluruh tubuhnya
terasa remuk karena pukulan yang di terimanya tadi.
Hyunji semakin menjambak rambutnya dengan kasar dan gadis
itu pun, bersiap ‘menyeret’ tubuh Haneul tanpa mempedulikan suara
ringisan kesakitan yang keluar dari mulutnya.
Haneul pun seakan ingin menjerit kesakitan sekaligus menangis.
Ia berusaha melepaskan tangan Hyunji dari rambutnya, tetapi semua
itu percuma saja.
Brak!
‚BRENGSEK, LEPASKAN DIA, SIALAN!‛
Bersamaan dengan pintu yang kembali terbuka dengan kasar dan
sebuah teriakan yang menggema, Haneul langsung dapat merasakan
tangan Hyunji yang terlepas dari rambutnya, di susul balok yang ter-
jatuh di sisi tubuhnya.
Dengan susah payah, Haneul pun berusaha untuk bangkit dari
posisinya dan mengalihkan tatapannya ke belakang. Namun, betapa
terkejutnya dia sekarang, saat melihat Kyuhyun yang berdiri di sana
dan tampak mencekik Hyunji dengan kuat.
Gadis bermarga Cha itu, tampak panik dan berusaha melepaskan
cekikan Kyuhyun di lehernya. Akan tetapi, pria itu tak bergeming, ia
terus mencekik leher Hyunji, hingga membuat kedua kakinya sedikit
terangkat dari tanah yang di pijaknya. Kedua tangan Hyunji bergerak
kesana-kemari, berharap pria itu akan melepaskannya, tubuhnya ikut
memberontak dan pasokan oksigen di paru-parunya semakin menipis.

293
Awalnya, Haneul hanya dapat terpaku membeku di tempatnya.
Ia menatap adegan mengerikan itu, tanpa melakukan apapun. Di sisi
lain, dia merasa senang saat melihat Hyunji yang tidak berdaya, akan
tetapi, di sisi lainnya juga, Haneul tak ingin Kyuhyun menjadi seorang
pembunuh!
Lalu, tanpa pikir panjang lagi, dia pun mulai bangun dari posisi-
nya dan bergegas mendekati Kyuhyun.
‚Kyuhyun-ah, hentikan!‛ Haneul berteriak seraya berusaha me-
lepaskan tangan Kyuhyun dari leher Hyunji. ‚Kyuhyun-ah, kau bisa
membunuhnya!‛
Namun, Kyuhyun seolah tidak peduli. Tatapannya yang dingin
serta wajahnya yang tak menunjukkan ekspresi apapun, membuatnya
tampak mengerikan di mata Haneul.
‚Cho Kyuhyun!‛ Haneul memanggil namanya dengan keras dan
Kyuhyun seakan langsung tersadar.
Pelan-pelan, ia mulai melonggarkan cekikannya di leher Hyunji
dan kedua kakinya pun melangkah mundur untuk menjauhi gadis itu.
Dia terdiam dan menatap kedua tangannya yang mulai bergetar. Pria
itu terkejut dengan apa yang baru saja dia lakukan. Tubuh Hyunji pun
terjatuh lunglai tak berdaya. Dia terbatuk-batuk dan mencoba untuk
menghirup oksigen sebanyak mungkin, wajahnya memucat, bibirnya
menjadi putih pucat dan pandangannya menjadi sedikit mengabur.
Dia nyaris saja membunuh Cha Hyunji dengan kedua tangannya
sendiri! Dan sedetik kemudian, ia terjatuh dan terduduk lemah di atas
lantai yang dingin dan keras.
‚Aku.. Aku..‛ Kyuhyun berucap dengan suaranya yang bergetar
dan terbata-bata.
Menyadari hal itu, Haneul lantas segera mendekati Kyuhyun dan
menggengam kedua tangannya dengan erat.
‚Kyuhyun-ah... tenanglah.‛ Haneul berbicara selembut mungkin.
‚Lihat aku! Lihat aku, Kyuhyun-ah!‛ tangannya beralih meraup wajah
Kyuhyun dan mengarahkan tatapan pria itu agar memandangnya.

294
Tatapan mereka lantas bertemu pandang dan ketakutan di mata
Kyuhyun lambat laun mulai memudar, bersamaan dengan kesadaran
yang kembali seutuhnya ke dalam raganya.
Tanpa mereka berdua sadari, Hyunji diam-diam mengeluarkan
sebuah pisau dari dalam saku celananya. Gadis itu seolah tak merasa
jera, meskipun dia hampir kehilangan nyawanya beberapa detik yang
lalu. Hyunji pun segera beranjak dari posisinya, lalu ia mengarahkan
pisau itu tepat kepada Haneul, bersiap untuk menusuknya.
Namun, Kyuhyun telah lebih dulu melihatnya. Dengan secepat
kilat, ia berbalik dan mendekap tubuh Haneul, melindungi wanita itu
dari serangan Hyunji.
Jleb!
Hyunji terkesiap dan segera melangkah mundur seraya menarik
pisau yang tertancap di punggung Kyuhyun.
Nafas Kyuhyun seakan tercekat di ujung kerongkongannya dan
Haneul yang menyaksikan semua itu, hanya dapat terdiam dengan
kedua matanya yang membelalak lebar.
‚Kyuhyun-ah...‛ Haneul nyaris kehilangan suaranya, sementara
Kyuhyun justru tampak tersenyum, meskipun sedang merasakan sakit
yang menjalar di punggungnya.
‚Syukurlah... kau baik-baik saja, Haneul-ah...‛ ujar Kyuhyun dan
setelah itu, kedua matanya terpejam serta kepalanya pun terjatuh tak
berdaya ke atas pundak Haneul.
‚Kyuhyun-ah!‛ pekik Haneul histeris. Dia mendorong tubuhnya
pelan dan merubah posisinya, membiarkan tubuh Kyuhyun bersandar
pada lengan dan tubuhnya.
‚Kyuhyun-ah! Kumohon sadarlah!‛ Haneul mengguncang tubuh
Kyuhyun dan air mata pun mulai mengalir turun dari sudut matanya.
Suara derap langkah kaki yang menggema, terdengar mendekat
dan sosok Changmin pun datang dengan beberapa anggota kepolisian.
Hyunji tak bisa lari kemanapun, dia di kepung dan langsung di aman-
kan oleh pihak kepolisian. Berulang kali terdengar suara Hyunji yang
mengatakan, jika dia tidak bermaksud membunuh Kyuhyun.

295
Semua itu memang benar. Sejak awal, Hyunji memang tidak ber-
niat membunuh Kyuhyun apalagi sampai mencelakainya. Hanya ada
satu orang, yang benar-benar harus dia ‘habisi’ dengan kedua tangan-
nya sendiri dan orang itu adalah Kim Haneul!
Perhatian Changmin pun beralih pada sosok Haneul yang terus
memeluk Kyuhyun dengan erat. Kepanikan melandanya dan pria ini
pun segera berlari mendekatinya.
‚Apa yang terjadi?!‛ tanya Changmin kemudian.
Namun, Haneul tak menjawabnya dan hanya menggeleng pelan,
air matanya terus mengalir, membasahi wajahnya yang terlihat pucat.
Seolah ia langsung mendapatkan jawaban, hanya dengan melihat
reaksi Haneul. Kedua kaki Changmin mendadak lemas dan ia pun ter-
duduk bersimpuh di samping Kyuhyun.
‚YA! Cho Kyuhyun! Bangunlah! Berhenti mempermainkan kami,
brengsek!‛ ia mulai mengguncang tubuh Kyuhyun dan ketakutan pun
semakin memenuhi rongga hatinya.
Haneul menangis sejadi-jadinya dan Changmin pun terlihat ikut
menangis, ketika melihat sahabatnya yang terbaring tidak berdaya di
dalam pelukan Haneul.
‚Ini salahku!‛ Haneul berucap lirih. ‚Seharusnya kau tidak perlu
menolongku! Aku tidak ingin kehilanganmu! Jangan tinggalkan aku,
Cho Kyuhyun! Aku mencintaimu...‛
‚Apa kau tidak dengar itu?! YA! Bangunlah, dasar bodoh!‛ teriak
Changmin seraya mengguncang pelan tubuh Kyuhyun.
‚Uhukk!‛ Kyuhyun tiba-tiba saja terbatuk dan tangisan mereka
berdua terhenti.
Haneul dan Changmin, sama-sama mengangkat wajah dan balas
menatap Kyuhyun dengan tatapan terkejut sekaligus tak percaya.
Pelan-pelan, Kyuhyun membuka pun membuka kedua matanya,
lalu berkata, ‚Aku tidak akan mati semudah ini...‛ ujarnya kemudian.
‚Dan Changmin-ah, berhenti menyiksa tubuhku! Aku kesakitan!‛ dan
ucapannya itu, membuat Changmin tak dapat menahan senyumnya.

296
‚Ya! Aku mengkhawatirkanmu!‛ Changmin berpura-pura marah
dan tersinggung, tetapi air mata bahagia serta ekspresi lega yang ter-
gambar di wajahnya, seakan memperjelas perasaannya saat ini.
Kyuhyun hanya tersenyum lemah padanya, lalu tatapannya pun
beralih pada sosok Haneul yang masih terdiam dengan air mata yang
terus merebak keluar dari pelupuk matanya.
‚Hey... jangan menangis lagi.. aku tidak mati, Haneul-ah..‛ ujar
Kyuhyun seraya mengusap pelan jejak air matanya dengan ibu jarinya.
Dan Haneul pun, segera memeluk Kyuhyun sambil kembali me-
nangis sejadi-jadinya.
‚Bodoh! Kau bodoh, Cho Kyuhyun!‛ Haneul berkata di sela-sela
isak tangisnya. ‚Kupikir, aku akan kehilanganmu! Aku membencimu!
Aku membencimu, Cho Kyuhyun!‛
Kyuhyun hanya kembali tersenyum mendengar segala umpatan
dan cacian makinya. ‚Aku tahu, maafkan aku...‛ bisiknya.
Para tim medis pun akhirnya datang dan segera melakukan per-
tolongan pertama. 1 mobil ambulan dan 2 mobil polisi, tampak berjajar
di halaman sekolah SHS Internasional. Kerumunan siswa-siswi yang
masih ada di sekolah, tampak memenuhi halaman tersebut. Beberapa
guru tampak terlihat di sana dan petugas keamanan sekolah sedang di
interogasi oleh pihak kepolisian. Mereka di anggap melalaikan tugas
mereka sebagai petugas keamanan di sekolah ini.
Sang Kepala Sekolah yang saat itu masih ada di sekolah, tampak
terkejut juga saat melihat sosok Cho Kyuhyun yang menjadi salah satu
korban dari penyerangan itu. Well, Cho Kyuhyun merupakan Direktur
utama di Yayasan dan bukan sesuatu yang tidak mungkin, jika ia akan
terkena imbasnya, akibat tragedi penyerangan yang terjadi sekolah ini.
Ketika turun, Haneul pun dapat bernafas lega, saat melihat sosok
Hanjoo yang duduk di samping Taehyung. Kedua pria berbadan besar
yang sempat membawa Hanjoo pun, sudah di tangkap oleh pihak ke-
polisian. Changmin akan pergi ke kantor polisi, untuk menjadi saksi
atas pembunuhan berencana yang di lakukan Cha Hyunji. Taehyung
akan mengantarkan Hanjoo pulang ke rumah kediaman keluarga Cho,
sementara itu, Haneul akan menemani Kyuhyun ke rumah sakit.

297
Selama perjalanan menuju rumah sakit, Haneul seakan tak rela untuk
melepaskan tangan Kyuhyun dari genggamannya. Mereka bertatapan
lama dan seulas senyuman tipis pun, terukit di wajah mereka masing-
masing, tampak bahagia bercampur lelah, karena sudah melewati hari
yang panjang dan cukup menegangkan.
‚Kupikir, kau akan meninggalkanku lagi...‛ ujar Kyuhyun.
‚Bodoh! Seharusnya aku yang berbicara seperti itu!‛ seru Haneul
dengan setitik air mata yang kembali mengalir dari sudut matanya.
‚Jangan menangis lagi.‛ Kyuhyun mendekatkan ibu jarinya dan
kembali mengusap jejak air matanya. ‚Kau terlihat seperti wanita tua
saat menangis.‛ candanya.
‚Aku tidak menangis!‛ Haneul mengelak dan segera menghapus
air mata yang nyaris turun kembali. ‚Aku bahagia karena kau selamat!
Aku lega karena kau tidak jadi meninggalkanku!‛ ujarnya mengakui.
Kyuhyun menarik punggung tangan Haneul mendekati bibirnya
dan ia pun, memberikan kecupan singkat di sana. ‚Aku takkan pernah
meninggalkanmu, Haneul-ah...‛
Haneul terdiam sejenak sambil menatap wajah Kyuhyun dengan
lekat. ‚Maaf... karena aku sudah bersikap egois dan menyalahkanmu.
Aku hanya terkejut saat itu dan... aku bingung.. aku—‛
‚Aku tahu, Haneul-ah.‛ Kyuhyun kembali tersenyum padanya.
‚Tidak apa-apa.. aku mengerti.‛
Haneul lantas tersenyum dengan kedua matanya yang kembali
berkaca-kaca, ia semakin mengeratkan pegangannya pada tangan pria
itu, seolah tak ingin melepaskannya meskipun hanya sedetik saja.
‚Terima kasih. Aku mencintaimu, Cho Kyuhyun...‛ Haneul ber-
bisik dengan tatapan matanya yang penuh cinta.
‚Aku juga mencintaimu...‛ jawab Kyuhyun dengan senyum tipis
yang masih terukir di sudut bibirnya.

298
Beautiful Disaster [15th-Happy Ending-]
‚DENGAN keputusan ini, kasus selesai dan di tutup!‛
Tok... Tok... Tok
Palu di ketuk oleh sang Hakim dan keputusan untuk terdakwa
Cha Hyunji pun telah di jatuhkan dengan hukuman penjara seumur
hidup, karena telah melakukan tindakan pembunuhn berencana.
Sidang di tutup.
Hyunji tampak hadir sendiri di persidangan. Keluarganya terlalu
malu untuk hadir di sana. Mereka lebih mementingkan harga dirinya,
daripada memberikan sekedar dukungan kecil untuk anaknya.
Changmin datang sebagai ahli pengacara dari pihak Haneul dan
Kyuhyun. Taehyung ikut menjadi saksi dengan memberikan sejumlah
bukti, seperti pesan singkat yang di bacanya pada ponsel Haneul dan
sosok Kyuhyun pun ikut hadir dalam persidangan, bersama Haneul
tentunya. Dia sudah tampak lebih baik, setelah keluar dari rumah sakit
tiga hari yang lalu.
Setelah palu di ketuk, Changmin tampak menyapa ramah sang
hakim. Semua orang yang hadir pun, terlihat tersenyum lega, ketika
mendengar keputusan itu.
‚Tunggu di sini sebentar.‛ ujar Kyuhyun kemudian, lalu berjalan
pergi meninggalkan Haneul.
‚Mau kemana Kyuhyun Hyung?‛ Taehyung berjalan mendekati
Haneul sambil menatap punggung Kyuhyun yang semakin menjauh.
‚Entahlah...‛ Haneul menggeleng seraya ikut menatap punggung
Kyuhyun yang mulai menghilang dan tertutupi kerumunan yang lain.
Tanpa mereka ketahui, Kyuhyun segera menyusul Hyunji yang
di bawa oleh pihak kepolisian. ‚Tunggu!‛ serunya kemudian.
Kedua polisi yang mengapit tubuh Hyunji, lantas menghentikan
langkahnya dan berbalik menoleh padanya.
‚Bisakah aku berbicara dengannya sebentar? Hanya 5 menit saja,
ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padanya...‛ ujar Kyuhyun.

299
Kedua polisi itu terlihat saling bertukar pandang sesaat, sebelum
akhirnya mengizinkan Kyuhyun untuk berbicara di sini sekarang.
Hyunji balas menatapnya dengan ekspresi dingin. Kedua mata-
nya, memancarkan kebencian yang lebih besar daripada sebelumnya.
‚Meskipun ini sedikit terlambat. Tapi ada sesuatu hal yang harus
kau ketahui...‛ Kyuhyun mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku
jasnya dan Hyunji bersikap seolah tak peduli. ‚Baca ini dan kau akan
mengerti apa yang aku maksud..‛ ujarnya seraya meraih kedua tangan
Hyunji yang di borgol, lalu meletakkan kertas itu di sana.
‚Sesali semua perbuatanmu ini, di sisa hidupmu, Cha Hyunji.‛
Kyuhyun lantas berbalik pergi meninggalkannya.
Sementara itu, Hyunji nyaris merobek kertas yang di pegangnya
itu. Tetapi, hati kecilnya berkata lain dan gadis ini pun mengurungkan
niatnya itu. Dia mulai membuka kertas tersebut dan membaca isi di
dalamnya.
Namun, betapa terkejutnya dia, ketika dia mengetahui isi dalam
kertas itu adalah bukti tes DNA.
Nama Cha Hyunja dan Cho Hanjoo, terpampang jelas di kertas
itu. Tanggal pengambilan bukti tes DNA, sekitar 6 tahun yang lalu,
tepat 2 minggu sebelum kematian kakaknya itu.
Sekujur tubuhnya mulai bergetar, tatapannya mengabur karena
air mata yang mulai mengalir turun dari pelupuk matanya. ‚Tidak...
aargh!‛ ia menjerit dengan suara tangisnya yang semakin menjadi.
Bagaimana semua ini bisa terjadi? Kenapa dia tidak mengetahui
semua ini?! Jika anak yang nyaris di celakainya itu adalah... anak dari
kakaknya sendiri!
‚Aaarrghhh!!‛ Hyunji meraung pilu, menangisi semua kesalahan
yang sudah di perbuatnya.
Perasaan menyesal itu pun, lambat laun mulai memenuhi relung
hatinya. Semua rasa benci yang dulu sempat membutakan pikiran dan
hatinya pun, mulai memudar.
Kini, dia hanya dapat menyesali semua kesalahannya.

300
2 Minggu Kemudian...
Sore itu, Kyuhyun dan Haneul memilih untuk berbaring santai di
atas ranjang mereka. Dengan posisi menyamping dan berhadapan, ke-
dua orang ini saling memandang lekat satu sama lain, dengan salah
satu tangan mereka yang saling menggenggam erat.
Cahaya matahari yang mulai terbenam, tampak masuk melalui
jendela yang terbuka. Angin segar masuk memenuhi ruangan tersebut
dan senyum bahagia pun, tampak menghiasi wajah mereka berdua.
Sesekali, Kyuhyun menyisipkan beberapa helai rambut Haneul
yang menutupi wajahnya ke belakang telinga dan Haneul hanya diam,
menikmati setiap sentuhan lembut Kyuhyun di rambutnya.
‚Semalam aku bermimpi indah.‛ Haneul memulai pembicaraan,
menceritakan tentang mimpi yang di alaminya tadi malam.
‚Benarkah?‛ Kyuhyun menatapnya dengan tersenyum, ‚Mimpi
seperti apa?‛
‚Aku bermimpi.. Taehyung berhasil menjadi seorang Pengacara
yang adil dan sukses. Hanjoo menjadi pria remaja yang tampan dan di
sukai banyak gadis di sekolahnya... lalu...‛ Haneul menjeda sejenak
kalimatnya dan kedua pipinya tampak merona merah.
‚Lalu?‛ tanya Kyuhyun penasaran.
‚Aku... melahirkan seorang gadis kecil yang cantik dan lucu. Dia
memiliki sepasang mata yang mirip denganmu, senyum yang sama...
dan juga... kebiasaan yang sama sepertimu.‛ Haneul tersenyum geli,
mengingat mimpinya itu. ‚Dia tidak menyukai sayuran sepertimu!‛
lanjutnya seraya mencubit gemas hidung Kyuhyun.
Kyuhyun tertawa kecil. ‚Bukankah itu bagus?‛
Haneul menggeleng sambil tersenyum, ‚Tidak... aku akan tetap
memaksanya jika dia tidak mau makan sayuran!‛ ujar Haneul, seakan-
akan, mimpinya itu akan menjadi kenyataan suatu saat nanti.
‚Hey, tidak baik memaksakan sesuatu pada anak kita!‛ Kyuhyun
berpura-pura marah padanya.

301
Dan sekali lagi, Haneul tampak tersenyum geli, seraya merubah
posisinya. Dia menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih.
‚Aku berharap... mimpi itu, akan menjadi kenyataan suatu saat
nanti...‛ ujar Haneul kemudian.
Kyuhyun tersenyum dan beralih memeluknya. ‚Pasti, Haneul-ah.
Semua mimpi indahmu itu, pasti akan menjadi kenyataan...‛ bisiknya
seraya mengecup lembut pipi Haneul dan memejamkan matanya.
Haneul menoleh padanya, lalu mengecup sekilas bibir Kyuhyun.
‚Aku mencintaimu...‛
‚Aku tahu...‛ Kyuhyun menjawab tanpa membuka kedua mata-
nya. ‚Tapi aku lebih mencintaimu, daripada siapapun!‛
Untuk kedua kalinya, Haneul mengecup bibir Kyuhyun dan pria
itu pun, mulai membuka kedua matanya, menatap isterinya dengan
seulas senyuman tipis di sudut bibirnya.
‚Apakah kau ingin membuatku ‘menyerangmu’, hm?‛
Haneul balas menatapnya polos.
‚Sepertinya terdengar mengasyikan!‛ canda Haneul. ‚Apa aku bisa
mendapatkan gadis kecil yang menggemaskan?‛ ia tampak mengedip-
kan kedua matanya dengan cepat.
Kyuhyun mendengus pelan sambil tersenyum. Detik selanjutnya,
ia sudah bergerak menindih tubuh Haneul dan kembali mencium bibir
wanita itu dengan lembut.
‚Baiklah, ayo kita membuat adik kecil yang menggemaskan dan
cantik untuk Hanjoo.‛ Kyuhyun berbicara seraya melepas kaus putih
yang di pakainya. Haneul terkekeh geli, namun tidak menolak saat
Kyuhyun kembali mengecup bibirnya dengan mesra.
‚Aku mencintaimu, Kim Haneul...‛ untuk kesekian kalinya, pria
ini kembali menyatakan cintanya kepada isterinya.
Sebagai jawabannya, Haneul melingkarkan kedua tangannya di
belakang kepala Kyuhyun dan mulai membalas ciumannya, dengan
senyum yang tidak memudar di sudut bibirnya.
THE END

302

Anda mungkin juga menyukai