Anda di halaman 1dari 116

1|A RiCh Man

Part 1

***

Pintu kamar Siwon dibuka oleh segerombolan pelayan yang masuk


kedalam kamarnya membawakan pakaian formal jas berwarna hitam
dengan kemeja bewarna putih, pelayan yang satunya lagi membawakan
Sepatu fantopel hitam yang terlihat mengkilat dan mahal. Siwon keluar
dari kamar mandinya mengenakan baju handuk bewarna putih,
rambutnya yang basah jatuh menutupi wajahnya.

Tak lama kemudian seorang pelayan lagi datang masuk kekamarnya


membawakan senampan sarapan pagi untuk di nikmati Siwon.

“Letakan pakaian itu dikasurku, sepatu dibawah kasur lalu sarapannya


letakan dimeja depan televisi, dan tolong sekalian nyalakan televisinya,
carikan tontonan terbaik untuk ku lihat pagi ini.” Perintah Siwon dengan
gaya santai tapi Angkuh.

“Baik Tuan Muda…” ucap ketiga pelayan itu kompak dan langsung
menjalankan apa yang diperintahkan oleh Siwon baru saja.

“Apa ada yang bisa kami bantu lagi tuan?” tanya salah satu pelayan
tersebut.

Siwon sibuk menggosok-gosokkan rambutnya dengan sebuah handuk


kecil. “Tidak, kalian boleh pergi sekarang.”

“Baik tuan muda..” jawab mereka kompak lagi dan berjalan menuju
pintu kamar.

“Ouh.. Tunggu dulu!” Seru Siwon, dia membuang handuk kecil itu
sembarang tempat. “Bilang kepada Pak Kang hari ini aku tidak
membutuhkannya, aku ingin pergi ke kantor sendiri, dan suruh dia check
semua keadaan mobil yang akan ku pakai.”

2|A RiCh Man


“Baik Tuan, akan segara kami sampaikan.” Ucap pelayan itu lalu keluar
dari kamar Siwon dan menutup pintu kamar Siwon.

Siwon berjalan menuju Sofa depan TiVi, Dia menjatuhkan dirinya


keatas Sofa bersadar pada Sofa tersebut dengan nyaman. Siwon menatap
acara tivi yang sedang menampilkan berita tentang dirinya, keluarganya
dan perusahaannya. Sambil fokus mendengarkan ucapan si pembaca
berita Siwon menikmati susu vanilanya dan juga roti bakarnya sebagai
sarapan paginya.

“Gidae Groups dengan asset paling berpengaruh di Korea Selatan dan ke


tiga terbesar di Seoul, selama lima belas tahun membangun negeri
dengan menciptakan Hotel bintang lima, Shopping Center, Restorant
dan Club dititik kota metropolitan di Korea Seltan seperti, Gangnam-
Seoul, Busan dan Gwangju. Karena sudah menuanya usia kepala
Direktur utama Gidae Group Choi Sang Joo dikabarkan dia akan
menurunkan tahtahnya kepada Putra satu-satunya yang bernama Choi
Siwon, lelaki kelulusan universitas Harvad Amerika. Dapatkah Putra
direktur utama tersebut menangani usaha besar yang berjalan cukup
baik? kita masih…”

~biiipp..~~

Siwon mematikan Televisinya. Dia membuang remotenya begitu saja di


sofa. Siwon bangun dari Sofa dia mengambil kemejanya, dia melepas
handuknya dan memakai kemeja putih tersebut beserta celana bewarna
hitam.

“Choi Siwon CEO of Gidae Groups!! Kesan yang bagus, dan tahu apa
mereka dengan rencanaku? Mereka hanya dapat memprediksi, tapi yang
menjalankan kenyataan ini adalah aku, aku Choi Siwon! Putra
kesayangan, putra satu-satunya Choi Sang Joo.” Ucap Siwon mulai
membanggakan dirinya sendiri.

Setelah memakai Sepatu, Siwon memeleskan wajahnya pelembab wajah,


lalu menyemprotkan tubuhnya dengan Parfume kelas dunia, dengan

3|A RiCh Man


gerak cepat dan berputar Siwon memakai jas hitamnya. Dia berdiri
didepan cermin besar dia manatap pantulan dirinya sendiri didalam
cermin. Bibirnya terangkat seperti tersenyum.

“Sempurna, kau terlalu sempurna Choi Siwon..”

Setelah mengambil tas kerjanya dia berjalan membuka pintu kamar.


Pelayan rumahnya langsung berdiri berjajar rapi membungkukkan badan
memberi salam hormat padanya. Siwon terus berjalan melawati pelayan-
pelayannya itu menuju mobilnya yang sudah disiapkan sejak tadi tepat
didepan pintu rumahnya.

Pak kang memberikan sebuah konci mobil padanya, Siwon langsung


menerimanya dan berjalan masuk kedalam mobilnya. Dia memakai kaca
mata hitamnya, lalu menyalakan mesin mobil, dengan sekali injakan gas
mobil itu berjalan dengan mulus keluar dari pekarangan rumahnya yang
sangat besar dan mewah.

Ya dia adalah Choi Siwon seorang lelaki kaya. Dengan segala sikapnya
yang sempurna dan Arogan.

~***~

Praangg…!!!

Sebuah Panci dilemparkan kelantai oleh Seorang lelaki yang


penampilannya sangat berantakan. Lelaki itu juga memaki-maki seorang
wanita yang sedang memeluk seorang anak berusia tujuh tahun yang
terus saja menangis.

Yoona yang baru pulang dari pasar ingin masuk kedalam rumah
menghentikan langkahnya ketika mendengar suara ayah dan ibunya
terus berteriak dan saling memaki satu sama lain, dan juga suara
tangisan adik kecilnya yang hampir membuat gendang telinganya pecah.
Yoona meramas tangannya, ia berusah untuk menahan emosinya.
Matanya sudah berkaca-kaca. Kejadian seperti ini sudah terlalu sering
terjadi, dan dia sudah nampak muak dengan semua ini.
4|A RiCh Man
“Kau Suami yang tidak becus!! Aku sudah bilang aku ingin becerai
denganmu! Aku sudah tidak sanggup hidup denganmu!!” teriak Ibu
Yoona masih memeluk Yoo Geum adik lelaki Yoona.

“Apa kau bilang? Kau bilang apa?!” Hardik ayah Yoona sambil
menedangi istrinya.

Ibu Yoona menangis meraung-raung. “Apa salahku hingga aku


mempunyai suami sepertimu??”

“Salahnya kau tidak pernah mau menuruti keingananku sejak awal!!”


teriak Ayah Yoona.

“Kau selalu saja berjudi dan mabuk, apa yang harus ke ikuti dari ucapan
orang seperti kau?” tanya Ibu Yoona terlihat lelah.

“Tapi jika kau berikan surat rumah ini padaku! Aku akan menjamin kita
akan hidup bahagia! Yeobo!!”

Rupanya ayah Yoona, memarahi ibu Yoona karena ibu Yoona tidak mau
memberikan surat tahan rumah satu-satunya harta beharga yang ia miliki
saat ini. Ayah Yoona berniat menjadikan surat rumah itu sebagai modal
untuk bermain casino dengan rekannya seperti biasa. Tentu saja ibu
Yoona tidak bisa memberikan itu dengan mudah karena selama ini ayah
Yoona selalu kalah dan hanya menyusahkan dirnya dan anaknya yang
sudah tidak punya apa-apa lagi.

“Tidak..tidak akan!!”

“Bajingan!!” Ayah Yoona mangangkat bangku kayu didekatnya dan siap


melemparkan bangku tersebut ke Istrinya.

“Aboji!! Hentikan!!” Teriak Yoona akhirnya menengahi pertengkaran


orang tuanya.

“Anak bangsat ini! Rupanya kau baru pulang!! Apa kau bawa uang?”
Ayahnya meletakan bangku itu lagi dan berjalan mendekati Yoona.

5|A RiCh Man


“Jangan sakiti anakku!!” teriak Ibu Yoona sambil menangis.

Yoona sebenarnya takut dengan ayahnya itu tapi ia berusaha bersikap


tenang dalam menghadapi situasi seperti ini.

Yoona membuka tasnya ia mengeluarkan Amlop putih dalam tasnya,


“Ini gaji kerjaku bulan ini. Komohon Aboji tidak melukai ibu dan Yoo
Geum lagi. Dan aboji cepetlah sadar.”

Ayahnya tertawa miris lalu dia menatap tajam anak pertamanya itu.”Kau
tahu apa bocah tengik?” tangan Ayah Yoona menarik rambut Yoona
dengan erat. Ranjang belanjaan yang dibawa Yoona terlepas dari
tangannya.

Yoona mencoba menahan rasa sakit serta air matanya.

Ayahnya mengambil amplop putih yang dipegang Yoona. “Kau ingin


membahagiakan orang tuamu? Jualah tubuhmu pada temenku dia sangat
kaya!” ucap Ayahnya.

“Keluar kau!! keluar!!!” teriak Ibu Yoona emosi sambil mengambil sapu
dan diacungkan gagangnya ke wajah suaminya.

“Iya-iyaa aku akan keluar, dan lain kali aku akan mengambil surat tanah
serta menjual Yoona. Kita akan hidup bahagia bodoh!!” ucap Ayahnya
dengan seenak hatinya. Ia melepaskan tangannya dari rambut Yoona,
dan menjatuhkan tubuh Yoona kelantai begitu saja. lalu ia berjalan
keluar dan membanting pintu rumah tersebut.

Ibu Yoona langsung menghampiri Yoona. “Kau baik-baik saja nak?”


tanya ibunya khawatir.

Yoona memanggutkan kepalanya, “Iya ibu..” jawab Yoona sambil


memaksakan senyum diwajah sedihnya. “Ibu bibirmu berdarah.. tunggu
sebentar ya aku akan ambilkan obat merah,” Yoona bangun dari
duduknya dan berjalan mengambil kotak obat.

6|A RiCh Man


Yoona membersihkan bekas darah disudut bibir ibunya karena ditampar
oleh suaminya. Dengan perlahan Yoona membasuhnya dengan kapas
yang dicairi alcohol. Lalu Yoona juga mengoleskan obat merah pada
luka memar tersebut. Yoo Geum adik Yoona terus berdiri disamping
Yoona dan memegangi tas Yoona dengan sangat erat.

“Maafkan ibu Yoona. Seharusnya di usia kau yang sudah duapuluh


empat tahun ini, sudah sepantasnya kau menemukan kebahagiaan, tapi
kau malah harus hidup susah mengurusi kami.” Ucap Sang Ibu sambil
membelai pipi Yoona.

“Tidak,, aku merasa tidak disusahkan.. aku bersyukur karena aku terlahir
sebagai anak kalian.. bukankah hidup memang kejam?”

“Ya.. Tuhan berikanlah anak ku ini kehidupan yang bahagia, dia sudah
banyak menderita.. dia anak yang sangat baik, jangan biarkan dia
terluka, biarkan aku saja yang terluka seperti ini.” Tangis ibu Yoona
juga seraya berdoa.

Yoona memeluk ibunya. “Aku sayang ibu.. aku akan selalu bersama ibu
dan Yoo Geum Aku akan bahagia..” Dan dia ikut menangis bersama.
Karena melihat ibu dan kakaknya menangis sambil berpelukan, Yoo
Geum jadi ikutan menangis dan memeluk Yoona sangat erat.

~***~

Eunhyuk menyerngitkan matanya dari sinar matahari pagi yang masuk


melalui celah-celah jendela kamar. Tubuhnya yang tanpa pakaian
tertutupi oleh selimut tebal. Disebelahnya ada seorang wanita pengibur
yang telah menghabiskan malam bersama Eunhyuk. Wanita itu masih
tanpa berpakaian juga dia juga menutupi tubuhnya dengan selimut.
Wanita itu tersenyum sambil menatap Eunhyuk yang mengerjapkan
matanya seakan enggan untuk bangun dari tidurnya.

“Oppa..” panggil wanita itu dengan suara manja.

7|A RiCh Man


“Ah.. bisa kau diam!” ketus Eunhyuk lalu menutup telinganya dengan
bantal.

“Oppa!! Ini sudah pagi bangun!!” wanita itu malah berteriak sekarang.

Eunhyuk menjadi begitu geram! Tanpa aba-aba dia bangkit dari posisi
tidurnya menjadi duduk, wajahnya kesal menatap wanita disebelahnya.
Wanita itu tadinya nampak takut tapi dia berusaha untuk menggoda
Eunhyuk lagi.

“Oppa.. apakah semalam kau senang? Hemm aku menyukaimu oppa,


aku ingin menjadi milikmu seutuhnya oppa.” Ucap wanita itu sambil
membelai-belai dada Eunhyuk.

Eunhyuk mengangkat sudut bibirnya, senyumnya nampak mengejek.


Dengan kasar dia meraih tangan wanita itu dan menghempaskannya.
“Jangan kau bicara omong kosong! Cepat bangun dari mimpi indahmu
dan pergilah! Kembalilah kedunia nyatamu!” kata Eunhyuk dengan
nada marah sambil menatap wanita itu.

Mata wanita itu berkaca-kaca ia seperti tidak menyangka akan menerima


ucapan yang sangat menyakitkan dari Eunhyuk, padahal semalam
mereka telah melakukan hal-hal yang menyenangkan, jadi wajar jika
wanita itu membangun harapan untuk dirinya menjadi milik Eunhyuk,
tapi nyatanya dia hanya dipandang sebelah mata, Eunhyuk hanya
membutuhkannya untuk bersenang-senang saja, tidak lebih.

Wanita itu menarik selimutnya dengan kesal, lalu mengambil


pakaiannya yang berserakan dilantai, dia berjalan masuk kekamar
mandi.

Eunhyuk menyacak-ngacak rambutnya frustasi. Dia mengambil


ponselnya melihat ada pesan masuk dari sekretarisnya yang
mengabarkannya bahwa hari ini akan ada rapat keluarga tentang masalah
perusahaan. Eunhyuk membuang ponselnya dikasur. Dia rasanya masih
ingin tidur.

8|A RiCh Man


Wanita itu keluar lagi dari kamar mandi sudah berpakaian lengkap dia
memandang Eunhyuk dengan tatapan jijik. Eunhyuk yang sadar ditatap
seperti itu malah balas menatap wanita itu dengan tatapan jijik dan kesal.
Eunhyuk bangun dari kasurnya masih berkelanjang dada hanya memakai
celana bosxer hitam.

“Berani sekali kau menatap ku seperti itu?” tanya Eunhyuk sambil


mendesak wanita itu kedinding.

Wanita itu jadi ketakukan. Eunhyuk sungguh-sungguh terlihat sangar,


dia merasa kalau Eunhyuk akan memakannya hidup-hidup.

“Keluar kau!! Dan jangan pernah munculkan mukamu dihadapanku!


Jika kau berani maka kau tidak akan hidup tenang seumur hidup!”
ancam Eunhyuk terlihat serius. Lalu ia menaruh uang diatas meja
disampingnya.

“Ba..baiikk..bai..ik aku.. meng..menge…mengerti.” ucap Wanita itu


terbata-bata.

Eunhyuk menjauhkan dirinya dari wanita tersebut. Dengan gerakan


cepat wanita itu mengambil uangnya diatas meja dan berlari keluar dari
kamar hotel. Sebelum Eunhyuk berubah pikiran.

“Dasar wanita! Semuanya sama saja, yang mereka pikirkan hanya uang-
uang dan uang! Aku bisa mendapatkan semua wanita yang ku mau
karena uangku. Semudah itu hidupku.” Ucap Eunhyuk dengan bangga
hati.

Dia mengambil ponselnya lagi dari atas ranjang, Eunhyuk menekan


nomor seseorang dia nampak kesal karena telepon tersebut lama
tersambung. Setelah terdengar ada suara yang menyapa Eunhyuk
langsung bicara tanpa henti.

“Pak Lee!! Tolong suruh pelayan hotel siapkan sarapan untukku,


pakaian kerjaku, mobilku sekarang juga, dan semuanya harus sudah siap
dalam waktu tigapuluh menit! Aku akan kekantor hari ini!”
9|A RiCh Man
Eunhyuk menutup teleponnya dan meletakan diatas meja. Dia berjalan
masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

~***~

Hyoyeon menarik-narik keranjang besar yang berisikan ikan-ikan segar.


Hyoyeon mengelap keringat yang menetes dikeningnya dengan
punggung tangannya. Ia tersenyum pada setiap orang yang menyapanya.

Ia sudah sangat terkenal dipasar pinggir laut ini karena sikapnya yang
ramah dan juga pemberani melawan preman-preman pasar, ayahnya juga
seorang nelayan dan ibunya seorang penjual sup ikan, tugas ia bersama
dengan adiknya Kim Kibum (Key) adalah tentu membawa-bawa ikan-
ikan segar sebagian ikan hasil tangkapan ayahnya yang tidak terjual lalu
akan di oleh di rumah makan sederhana milik keluarga mereka.

Key menghentikan menarik keranjang berisikan ikan. Dia berjongkok


dan menatap punggung kakaknya yang masih semangat menarik
keranjang ikan tersebut. “Nuna..aku lelah sekali!” keluh Key.

Hyoyeon menghentikan langkahnya juga, ia menoleh kebelakang, wajah


Key sudah cemberut. “Kalau kau malas-malasan seperti ini, kita tidak
bisa melunasi hutang key!”teriak Hyoyeon menasehati adiknya.

“Tapi aku benar-benar lelah, biarkan aku istirahat sebentar, kaki dan
tanganku rasanya ingin copot.”

Hyoyeon menghembuskan nafas. Lalu ia berjalan menghampiri adiknya.


Wajah Key sudah ketakutan, takut ia akan dipukul oleh kakaknya. Tapi
ternyata Hyoyeon malah mengelus kepalanya, dan tanpa berbicara
Hyoyeon memegang tali keranjang ikan itu lalu menariknya.

Key terdiam menatap kakaknya.kakaknya tidak memukul kepalanya? Ia


melihat Hyoyeon menumpukkan keranjang ikan miliknya dengan milik
key jadi satu lalu mengikatnya dengan erat. Setelah itu Hyoyeon
menoleh kepada Key lagi.

10 | A R i C h M a n
“Setelah istirahatmu cukup cepatlah ke kedai, bantu eomma!” teriak
Hyoyeon mengingatkan Key bahwa tugas mereka belum selesai.

Hyoyeon menarik lagi keranjang itu, kini bebannya bertambah berat,


dengan susah payah dia terus menarik keranjang itu. agar cepat sampai
ke kedai keluarga mereka.

“Eomma!!” seru Hyoyeon, memanggil ibunya.

“Oh, kau sudah pulang?” terdengar suara ibunya tapi wujudnya tak
terlihat.

Hyoyeon melongokkan kepalanya kedalam kedai, ternyata ibunya sibuk


melayani pembeli.

“Aku akan kebelakang membersihkan ikan-ikan ini. Setelah itu baru


membantu.” Teriak Hyoyeon lagi agar ibunya dengar.

“Ne..!!” sahut ibunya.

Hyoyeon tersenyum, dia menarik lagi keranjang ikan tersebut


membawanya kebelakang Kedai atau lebih tepatnya kehalaman
rumahnya. Karena membuka usaha maka meraka mebelah rumah
mereka yang kecil itu menjadi dua.

Hyoyeon menyalakan keran, mengisi bak air yang kosong. Lalu


memasukan ikan-ikan dari dalam ranjang itu kebak.

“Sini biar aku saja!”

Hyoyeon mengangkat wajahnya ia tersenyum, Key sudah pulang.

“Cepat bangun, ini biar aku yang mengerjakan kau bantu melayani sama
eomma saja.” ucap Key ketus. Tapi dia tulus.

Hyoyeon akhirnya bangun, dengan cepat key menggantikan posisinya


untuk membersihkan ikan-ikan tersebut dari sisiknya, dan karang-karang
yang menempel.
11 | A R i C h M a n
“Mianhae… kau jadi sulit seperti ini. Seharusnya kau bersekolah
bukannya malah seperti ini.” Ucap Hyoyeon sambil memandang sedih
adiknya.

Key terdiam sambil menatap ikan yang ada ditangannya. “Apakah nuna
tidak lelah terus meminta maaf padaku?nuna hanya kakakku bukan
orang tuaku, jadi tidak usah selalu menyalakan diri nuna sendiri. Aku
baik-baik saja. lagi pula selama ini nuna sudah bekerja terlalu keras!”
ucap Key penuh emosi.

“Aku ini nunamu, dan kau dongsaeng-ku satu-satunya.. aku hanya ingin
kau bisa meraih cita-citamu. Tapi karena kau tidak sekolah bagaimana
kau bisa menjadi suskes?”

Key menceburkan kembali ikan yang tadi sudah ia bersihkan bercampur


dengan ikan-ikan yang masih kotor. Dia menatap kakaknya dengan
serius. Sebenarnya Key sudah bosan mendengar kakaknya selalu
menyalakan diri sendiri karena nasib keluarga meraka yang miskin.

“Nuna! Aku bilang aku baik-baik saja. bagaimana aku akan egois
dengan cita-citaku sedangkan Nuna yang banting tulang untuk segala
hal. Aku tidak masalah hidup miskin! Asalkan ada Nuna disampingku!”
ucap Key penuh perasaan.

Hyoyeon tersenyum getir. Tetap saja dia merasa berkewajiban untuk


membenarkan keuangan keluarganya karena dia anak pertama. Tapi
sampai sekarang dia masih tidak tahu bagaimana caranya karena tinggal
disini yang dapat ia lakukan ya hanya ia kerja seperti kuli dan membantu
orang tuanya dengan tulus. Hanya itu.

~***~

Siwon menghentikan audinya didepan gedung kantor tempatnya bekerja,


tak lama sebuah mobil sport Ferarri bewarna merah berhenti disamping
mobil Siwon juga. mereka keluar bersamaan dari dalam mobil. Seorang
dua orang Vailet langsung menghampiri mereka dan dengan sikap

12 | A R i C h M a n
angkuh baik Siwon maupun Eunhyuk yang berambut coklat memakai
kacamata hitam itu melemparkan konci mobil mereka kepada masing-
masing Vailet untuk diparkirkan mobilnya.

Siwon dan Eunhyuk kini berdiri berhadapan, mereka saling tatap


menatap. Lalu tersungging senyum lebar.

“Ya!! Jangan tersenyum! senyummu sangat jelek bodoh!” canda Siwon


pada sepupunya itu.

“Jinja? Kau pikir kau orang tertampan sekorea?” balas Eunhyuk sambil
belagak memuntahkan makanan dari mulutnya.

Siwon berjalan menghampiri Eunhyuk dan merangkul bahu sepupunya


itu,atau lebih tepatnya mencekik leher Euhyuk. Eunhyuk balas
merangkul bahu Siwon dengan susah payah karena SIwon lebih tinggi
darinya, dan mereka berjalan bersama masuk kedalam kantor. Semua
security dan recepsionist membungkukan badan mereka dengan rendah
memberI salam hormat kepada dua orang yang cukup penting
diperusahaan ini.

Siwon dan Eunhyuk ditempatkan orang tua mereka untuk mengurusi


kantor cabang yang berada di Gangnam, Gidae Group adalah hasil kerja
sama adik kaka yang sukses yaitu ayah Siwon dan Ayah Eunhyuk. Maka
karena mereka sudah semakin meranjak dewasa dan menuanya ayah
mereka maka akhir-akhir ini selalu digosipkan kalau mereka berdualah
yang akan mengurusi kantor pusat beserta cabang-cabangnya dan yang
menerima hasil juga mereka. Tinggal dibagi rata saja.

Tapi sebenarnya mereka sekarang posisinya Siwon hanya sebagai


manager Marketing bukan direktur dan Eunhyuk adalah menager bagian
Humas. Direktur mereka malah orang lain bukan dari keluarga mereka.

“Apa yang kau pikirkan tentang pertemuan rapat kali ini?” tanya
Eunhyuk sambil mengeluarkan permen karet dari saku celananya.
Membukanya dan mengunyahnya.

13 | A R i C h M a n
“Yang aku pikirkan? Tentu saja gedung besar ini akan jatuh
ketanganku!” jawab Siwon dengan percaya dirinya.

Eunhyuk menyeringai meremehkan ucapan Siwon. “Kau tidak


memandangku? Bisa saja gedung ini malah jadi milikku!”

“Hahaha..!! mari kita berjuang memperebutkan ini!” ucap Siwon balas


memandang Eunhyuk dengan tatapan meremehkan. Lalu mereka
berjabat tangan dan tersenyum satu sama lain.

Pintu elevator didepan mereka terbuka. Mereka masuk bersamaan


kedalam. Eunhyuk menawarkan permen karet ke Siwon, tapi Siwon
menolaknya.

“Bagaimana wanita semalam apa memuaskan?” tanya Siwon.

Wajah Eunhyuk jadi berubah malas. “Sama saja seperti yang sudah-
sudah. Tidak ada istimewahnya.” Jawab Eunhyuk enggan. “Kau sendiri
kenapa kau tidak membawa wanita yang semalam pulang?”

Siwon menggelengkan kepalanya sambil tersenyum geli. “Aku sedang


malas bermain-main dengan mereka. Mereka memang sama saja dan
tidak ada apa-apanya, yang mereka butuhkan hanya uang-uang dan
uang!” keluh Siwon.

Eunhyuk tersenyum sinis. “Itulah hidup!” desis Eunhyuk.

“Walaupun setampan apapun wajahku tetap saja yang mereka lihat


adalah uangku!” keluh Siwon lagi. “Kecantikan mereka dapat aku beli
dengan uang.”

Eunhyuk memanggutkan kepalanya dia sependapat dengan ucapan


sepupunya itu.” Kau benar, memang itulah faktanya. Kita adalah lelaki
kaya, bagi mereka adalah makanan yang enak.”

“Apa kau pernah berpikiran ada cinta yang benar-benar tulus?” tanya
Siwon tiba-tiba.

14 | A R i C h M a n
Eunhyuk menatap Siwon dengan pandangan serius. Kenapa dia
menanyakan hal itu tiba-tiba? “Tidak..kurasa semua cinta penuh syarat.”

Siwon tersenyum kecil. “Kau benar.”

Lalu pintu elevator terbuka. Dengan sikap tegas dan maskulin mereka
berjalan keluar, mereka segera menuju ruang rapat yang akan
berlangsung hari ini. Sepanjang perjalanan menuju ruang rapat pelayan-
pelayan hotel berbaris memberikan salam hormat kepada mereka berdua.
Dengan berjalan tegak, pandangan lurus kedepan semakin
mencerminkan keangguhan kedua lelaki kayaraya ini.

~***~

Yoona melepas sarung tangannya, dia tersenyum melihat punggung


temannya yang sedang duduk diruang istirahat. dengan perlahan Yoona
menghampiri temannya itu.

“Ya! Hyoyeon!” Yoona menepuk bahu Hyoyeon mengejutkannya.

“Akh…” rintih Hyoyeon.

Muka Yoona langsung berubah cemas. Dia memutar tubuhnya


mengahadap kehadapan Hyoyeon yang merintih sambil memegangi
punggungnya. “Wae? Gwanchanayo?” tanya Yoona khawatir. Dia takut
telah berbuat salah pada Hyoyeon.

“Aku tidak apa-apa, hanya saja punggungku sedang sakit…”

“kau sudah meminup obat? Apa kau tidak menempelkan plaster mints
dipunggungmu?” tanya Yoona.

“Anio, ini hanya sedikit, sebentar lagi juga sembuh.” Jawab Hyoyeon.
Sambil memberikan senyuman yang menyakinkan.

15 | A R i C h M a n
Hyoyeon memperhatikan wajah temannya yang berdiri dihapannya.
“kenapa luka memar diwajahmu tidak hilang juga? apa abojimu masih
selalu memukulimu?” tanya Hyoyeon.

Yoona tersenyum kecil. “Itu tanda ia sayang padaku.” Jawab Yoona lalu
ikutan duduk disamping Hyoyeon.

Hyoyeon ikut tersenyum mendengar perkataan Yoona. “Mana ada


menunjukan kasih sayang melalui pukulan? Kau ini..” keluh Hyoyeon.

“Memang tidak ada sih, tapi hanya abojiku yang seperti itu..kau juga
sering memukul Key hehhe.”

Hyoyeon terdiam tidak menyahuti ucapan Yoona lagi, ucapan itu bagi
Hyoyeon hanya untuk menghibur diri sendiri, Hyoyeon tahu betul
bagaimana perasaan Yoona sebenarnya. Ia terluka, ia sedih tapi dia
memang tetap tidak bisa melakukan apapun. Sama percis dengan dirinya
yang setiap hari menguras tenaga demi kelancaran hidup keluarganya
yang miskin.

“Yoon, apa kau pernah berpikir suatu saat hidup kita akan berubah?”
tanya Hyoyeon dengan tatapan kesong menatap sepatu butut yang ia
pakai.

Yoona menatap temannya, kenapa Hyoyeon tiba-tiba bertanya seperti


itu? aneh sekali. “pernah, tapi aku tidak tahu bagaiman cara
merubahnya.”

Hyoyeon tersenyum miris. “Kau benar. Kita sama-sama tidak tahu


bagaimana cara merubah nasib hidup kita ini.”

Yoona menadahkan kepalanya menatap langit-langit tempat istirahatnya.


“kadang aku berpikir kita seharusnya tidak disini, kita harus keluar dari
tempat kecil ini, kita harus mencoba mencari suasana baru.”

Hyoyeon mengangkat wajahnya menatap Yoona. “Keluar dari sini,


mencari suasana baru? Maksudmu?”
16 | A R i C h M a n
“Kita mencari uang dikota besar seperti misalnya Seoul atau Incheon.”
Jawab Yoona.

Hyoyeon tersenyum. “Kau benar-kau benar!! Itu solusi yang tepat!!”


seru Hyoyeon seperti baru saja menemukan harta karun di bawah tanah

“Hem,, andaikan kisah si Cinderella itu benar-benar bisa menjadi


nyata?seorang pangeran yang bisa merubah nabis kita yang
menyeramkan.” Ucap Yoona lagi.

Hyoyeon tersenyum mendengarnya dia juga berharap demikian. Itu


menggiurkan sekali. Tapi apakah itu benar-benar berlaku dikehidupan
nyata? Bukankah itu hanya dongeng manis pengantar tidur?.

“Ya!! Mau sampai kapan kalian terus istirahat dan bermimpi? pom
bensin ini bukan milikmu cepat kembali bekerja!!” seru salah satu rekan
kerjanya yang tidak senang melihat Yoona dan Hyoyeon beristirahat
sambil berbincang-bincang.

“Ne!!” sahut Yoona dan Hyoyeon bersamaan.

Dengan sikap cepat Yoona dan Hyoyeon memakai lagi sarung tangan
mereka dan topi dari seragam mereka lagi. Dan sebelum orang tadi
menegurnya lagi, maka dengan cepat Hyoyeon dan Yoona keluar dari
tempat istirahat dan kembali bekerja melayani pengendara yang ingin
mengisikan bahan bakar minyak pada kendaraannya.

~**~

“APA…??!!” seru Siwon dan Eunhyuk terkejut secara bersamaan


ditengah acara rapat bisnis keluarganya.

“Yang benar saja. kenapa kalian menyerahkan saham yang belum jadi
itu kepada kami? Belum ada pemasukan belum jadi sebuah bangunan
yang bernama Hotel and resort! Gila ini Gila!!” protes Eunhyuk pada
keputusan yang baru saja di umumkan. Ini terkait dirinya dan Siwon.

17 | A R i C h M a n
Siwon menggeleng-gelengkan kepalanya seperti sulit mempercayainya.
“Sebuah Hotel dan Resort dipinggir kota Incheon yang baru saja selesai
dibangun, lalu dengan seenaknya kalian menyerahkan kekuasaan itu
pada kami? Kenapa?”

Jadi dalam rapat usaha keluarga kali ini telah memutuskan menyerah
tugaskan Eunhyuk dan Siwon untuk mengurusi, membangun,
menjalankan, menghidupkan dan mengsukseskan usaha Hotel dan resort
Gidae Groups yang bercabang di Incheon yang baru saja tiga hari lalu
selesai dibangun. Tentu saja sulit dipercaya dan sulit diterima bagi
Eunhyuk dan juga Siwon dengan keputusan ini. Karena yang mereka
harapkan adalah Kantor pusat mengurusi ucaha Hotel dan Resort serta
depertement shopping center pusat yang terletak di Cheongdamdong
yang sudah menghasilkan pemasukan sangat besar setiap bulannya. Tapi
bayangan indah itu hancur seketika ketika mereka disuruh mengurusi
usaha yang belum jadi apa-apa.

“Buat apa kami mendidik kalian bersekolah management tinggi-tinggi


sampai di universitas Harvad segala? Kalau kalian tidak menggunakan
ilmu management kalian dengan baik?” ucap Ayah Siwon. Ini untuk
menjawab pertanyaan siwon tadi.

“Kami sengaja memberikan tugas ini kepada kalian agar kalian bisa
menjadi pewaris yang kompeten! Pewaris yang bisa mengatur semua
usaha yang sudah berjalan ini dengan sangat baik. kami sengaja
memberikan kalian kesempatan untuk mengurus disana dari awal. Kami
ingin melihatnya apakah kalian bisa atau tidak!” kini yang berbicara
adalah Ayah Eunhyuk.

Eunhyuk berdiri dari kursinya. Lalu menatap menantang ayahnya


sendiri. Ibunya yang duduk disampingnya memegangi tangan anaknya
mungkin dia menyarankan agar anaknya lebih bersikap rasional dan
sabar dalam masalah ini.

18 | A R i C h M a n
“Jadi selama ini Aboji tidak mempercayai kemapuanku sama sekali?
Hingga Aboji harus mengetesnya dengan cara seperti ini!!” ucap
Eunhyuk dengan emosi yang meluap-luap.

Ayah Eunhyuk menghembuskan nafas berat melihat tingkah anak


pertamanya itu yang sangat keras kepala. “Kau pikir aboji tidak tahu
bahwa hoby mu bersama Siwon setiap malam selalu ke bar dan
membawa pulang wanita-wanita bar ke hotel?” tantang ayahnya.

Wajah Siwon dan Eunhyuk langsung berubah menjadi Shock luar biasa.
Ternyata selama ini ada mata-mata keluarganya yang selalu
mengikutinya dan melaporkan segala gerak-geriknya., keterlaluan.

“Dan kau Siwon,Eunhyuk! Sudah berapa banyak pegawai yang kau


pecat seenakmu saja? tanpa menilai kompotitif kerja mereka. Kau
memecat mereka karena kekesalanmu!” kini ayah Siwon yang berbicara
pada anaknya.

Siwon menunduk. Kartu matinya sudah ada ditangan ayahnya. Sial!

“Jadi apakah itu kemampuan kalian dalam mengurusi usaha keluarga?


Kalian pikir kami membangun usaha ini Gidae Groups ini hanya main-
main?” tanya Ayah Siwon ditujukan untuk Eunhyuk juga siwon.

Seperti orang bodoh Eunhyuk dan siwon tidak mampu mengeluarkan


jawaban apapun dari mulut mereka.

“Tidak ada kerja yang sempurna dari kalian yang kami dapatkan. Kami
tidak mau Gidae Group yang sudah menjadi nafas keluarga kita selama
lima belas tahun lalu hancur dalam waktu setahun ditangan kalian
berdua!” tambah Ayah Eunhyuk.

Lagi-lagi Eunhyuk dan Siwon bungkam.

“Jadi sekarang apa kalian tetap pada jabatan kalian sekarang atau kalian
bersedia mengurusi cabang di Incheon?” tanya Ayah Siwon dengan
serius.
19 | A R i C h M a n
Siwon berdiri mengikuti Eunhyuk dengan kompak mereka menjawab.
“Kami siap menerima tantangan ini!”

“Kami akan buktikan dalam semester pertama Gidae Hotels and Resort
di Incheon tersebut akan sukses juga!” tambah Siwon dia tidak mau
harga dirinya dipermalukan oleh keluarganya sendiri.

“Dan jika kami berhasil maka ahli waris Gidae Groups menjadi milik
kami!” tantang Eunhyuk.

“Kami setujuh! Tapi jika tidak berhasil, silakan kemasi pakaian kalian
dan mulailah bersekolah bisnis dari awal lagi!” jawab Ayah Eunhyuk
serius.

Siwon dan Eunhyuk menatap sebal dengan ayah-ayah mereka. Tanpa


berbicara banyak lagi mereka melangkah keluar dari ruangan rapat.
Muka mereka benar-benar sudah sangat lelah sekali. Dan sekarang
mereka benar-benar dijatuhkan pada posisi yang tidak mudah untuk
dijalani. Tapi karena masalah gengsi mereka maka mereka bersedia
menyanggupinya.Mulai hari ini juga.mereka harus menyusun rencana
dengan matang.

~***~

“Hyo..Hyo..Hyoyeon!!!” Teriak Yoona sambil berlari-lari dari kejauhan


sambil membawa sebuah brosus ditangannya.

Hyoyeon yang sedang menarik keranjang ikan bersama Key seperti


biasa kerjaan mereka setiap pagi. Akhirnya menghentikan langkahnya
dan tersenyum menyambut panggilan Yoona.

“ada apa?” tanya Hyoyeon.

Yoona jadi engos-engosan. Nafasnya tersenggal-senggal dia mencoba


mengatur nafasnya terlebih dahulu. “Hah.. ini.. ha.. ini kau lihat!” ucap
Yoona terbata-bata lalu memberikan brosus yang tadi ia pegang.

20 | A R i C h M a n
Hyoyeon mengambil brosur yang disodorkan Yoona kepadanya.
Hyoyeon mencoba membacanya. “Pelayan di Hotel Gidae Incheon?”
tanya Hyoyeon begitu selesai membaca.

Yoona mendekatkan telinganya ke Hyoyeon. “Iya.. tapi bisa kau suruh


key pulang deluan. Kita perlu bicara serius masalah ini.” Bisik Yoona.

Hyoyeon memanggut-manggutkan kepalanya. Lalu beralih menatap


adiknya yang masih menunggu kapan urusan kakaknya dengan Yoona
akan selesai.

“Key, bisa kau bantu nuna sebentar?”

“Ne?”

“Tolong bawakan keranjang ini kedalam rumah, ada urusan penting


yang harus diselesaikan dengan Yoona.” Jelas Hyoyeon.

“Baiklah..Ya! Yoona nuna jangan lama-lama Hyoyeon nuna sangat


sibuk!” ucap Key pada Yoona.

Yoona menyeringai mendengar ancaman Key. Dia mengancungkan


kedua jempolnya. “Araseo!! Tenang saja!” jawab Yoona.

Key mendengus kecil tapi ia akhirnya membawa juga keranjang ikan


kakaknya dan juga miliknya masuk kedalam rumah mereka yang tidak
jauh dari tempat mereka berhenti.

“Kau darimana mendapatkan ini?” tanya Hyoyeon sudah penasaran.

“Dari Park Ajjussi.. diakan bekerja di Incheon sebagai supir furniture


kantor, kebetulan dua hari yang lalu dia mendapatkan brosur ini, tempat
ini memang baru akan dimulai jadi mereka membutuhkan banyak
pegawai. Katanya kalau kita mau dia mau mengantarkan kita ke
Incheon besok siang. Sekarang dia ada dirumahnya besok dia harus balik
ke Incheon.” Jelas Yoona panjang lebar.

21 | A R i C h M a n
Hyoyeon mengerutkan bibirnya. “Kenapa mendadak sekali? Aku
bagaimana harus bilang ke ayah dan ibu ku?”

Yoona ikut-ikutan mengerutkan bibirnya juga. “Kau benar Hyo..


bagaimana kita harus bilangnya ya? Mereka akan mengizinkan atau
tidak ya?” pikir Yoona lagi.

Hyoyeon hanya mengangkat bahunya saja. entahlah.

“Pokoknya malam ini kita harus mendapatkan izin dari orangtua kita!
Kita harus merayu mereka dan meyakinkan mereka kalau kita akan
mendapat uang banyak dan hidup sukses!” seru Yoona berapi-api.

Hyoyeon menimbang-nimbang ucapan Yoona akhirnya. “Aku setuju!”

“Kita harus mengejar impian kita merubah nasib kita!!” seru Yoona
sambil mengangkat tangan tinggi-tinggi.

Hyoyeon ikut mengangkat tangan tinggi-tinggi juga. “Incheon!!! Im


coming!!!Fighthing!!” teriak Hyoyeon mengudara.

Lalu mereka tertawa bersama.

~***~

“Kau yakin sudah menyebar luasakan brosus lowongan kerja itu?” tanya
Siwon terlihat Sirius pada pegawainya.

“Iya paka semua brosur sudah kami sebarkan secara merata sejak tiga
hari lalu.”

“Kapan walk interview akan dilaksanakan?” tanya Siwon lagi.

“Besok pak. Dari jam delapan pagi sampai jam tiga sore.”

“Semuanya sudah beres sejauh ini?”

“Sudah pak..”

22 | A R i C h M a n
“Tolonglah walau hanya memilih pelayan restoran dan hotel, pilihlan
yang cantik, tampan,professional, dan punya pengalaman dibidangnya.
Karena kita mengaji mereka dengan jumlah yang tidak sedikit dan ini
bukan pekerjaan main-main.” Ucap Siwon mengingatkan pegawainya
dibidang HRD itu.

“Iya pak siap.” Jawab pegawainya.

Siwon meninggalkan pegawainya itu dia mulai berkeliling seluruh hotel


memperhatikan para pekerja yang sedang menata letak barang-barang
pada hotelnya yang akan melaksanakan grand opening lima hari lagi.
Siwon bersikap sangat sibuk sekali, melihat, mengamati, mencatat serta
mengontrol semua yang dilakukan pekerja piñata design interior hotel.

“Tidak-tidak!! Jangan diletakan disitu, aku ingin seluruh tata ruang


makan VIP terlihat sangat berkelas.” Komentar Eunhyuk dengan sikap
tidak sabar pada dua orang pekerja yang tadi ingin menempelkan sebuah
lukisan pemandangan badara Incheon di sudut Restoran Hotel Gidae.

“Baik.. pak!” jawab pesuruh itu dan langsung pergi membawa lukisan
berukuran besar itu ketengah ruangan sesuai intruksi Eunhyuk.

“Untuk apa aku membayar kalian semua dengan mahal kalau selera
kalian kampungan sekali.” Cemo’oh Eunhyuk tidak peduli dengan
pekerja yang sudah merasa lelah fisik dan juga lelah hati karena
mendengarkan ocehan-ocehan Eunhyuk.

“Aku ingin malam ini semuanya dapat selesai! Dan cek lagi kaki kursi
dan meja pastikan semuanya baik. ouh, iya kolam renang tolong
dibersihkan lagi!!” teriak Eunhyuk menyuruh siapa saja yang ada
disekitarnya.

Eunhyuk menarik bangku yang ada dipinggir pintu, ia duduk disitu


membuka buku catatatannya mencatat semua persiapan yang ada
dibagian resto dan sport area. Eunhyuk mencatat semua persiapan

23 | A R i C h M a n
dengan baik di dalam buku agendanya dan mencatatat rencana yang ia
ingin kan juga disitu,

~***~

“Jadi ini tempatnya?” tanya Yoona begitu ia dan Hyoyeon dituruni di


depan sebuah bangunan super megah dan mewah oleh Ajjussi park yang
membawa mereka dengan mobil box.

Hyoyeon masih sibuk mengemulihkan kesadaranya kerena mereka telah


menghabiskan waktu berjam-jam di kapal laut dari Busan menuju
Incheon, belum lagi harus naik mobil box Ajjussi Park berdempit-
dempitan didepan dengan tas besar bawaan mereka.

“Kenapa masih sepi ya Ajjussi?” tanya Yoona heran.

“Iya masih Sepi hanya ada pekerja dekorasi saja didalam lagian ini juga
sudah jam delapan malam, mungkin pekerjannya sudah pulang. Besok
baru ramai karena ada walk interview, kalian jangan sampai
ketinggalan.” Jawab Ajjussi park sambil membantu menurunkan tas
bawaan Hyoyeon dan juga Yoona.

“Ouh.. begitu..” gumam Yoona.

“Sudah ya.. aku harus kembali ketempat kerjaku..” kata Ajjussi park
tiba-tiba.

Yoona dan Hyoyeon kompak langsung menoleh ke Ajjussi park dengan


wajah terkejut. “Ajjusi bilang apa? Mau balik ketempat kerja? Kenapa
kami dan barang kami diturunkan disini?” tanya Hyoyeon heran.

“Iya aku hanya menawarkan kalian pekerjaan bukan mencarikan tempat


tinggal disini, aku saja disini tidur di mobil box atau dikantor, tapi jika
aku terus membawa kalian berdua, itu bisa membuat aku dipecat oleh
bosku.” Jawab Ajjussi park nampak tak bertanggung jawab.

24 | A R i C h M a n
“Lalu malam ini kami tidur dimana ajjussi?” tanya Hyoyeon lagi,
mukanya nampak ke khawatir.

Ajjussi park menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, iya juga ya


Yoona dan Hyoyeon harus tidur dimana malam ini? Mereka tidak punya
siapa-siapa yang mereka kenal di Incheon. Tapi jika ia mengajak
Hyoyeon dan Yoona ketempat kerjanya urusannya bisa panjang.

“Maafkan Ajjussi Hyo-ah Yoon-ah..aku tidak tahu, heem. Mungkin


kalian bisa tidur disana!” tunjuk Ajjussi park kesudut gedung seperti pos
keamaan.

“Mwo??!” seru Yoona dan Hyoyeon terkejut dengan usul Ajjussi park.

“Sudahlah tidak apa-apa itu hanya semalam, besok jika kalian diterima
kerja kalian pasti punya tempat tinggal mereka akan menjamin hidup
karyawannya.”

Yoona dan Hyoyeon tercenga, dia masih bingung.

“Sudah ya, aku masih ada pekerjaan.” Tanpa menunggu respon dari
Yoona dan Hyoyeon yang masih belum sadar dari keterkejutannya,
Ajjussi park berjalan masuk kedalam mobilnya dan menjalankan
mobilnya meninggalkan Hyoyeon dan Yoona di depan Hotel dan
Resosrt Gidae Group yang baru saja selesai dibangun.

30 menit setelah kepergian Ajjussi park.

“Kita benar-benar bodoh, kita tidak pernah berpikir akan begini


jadinya.” Ucap Yoona pasrah.

“Kau benar, ah.. kalau Key sampai tahu aku tidur di depan gedung besar
ini diudara dingin, pasti dia akan memaki-maki ku. Karena dia yang
paling keberatan aku ke Incheon daripada orang tuaku.” Sahut Hyoyeon
dengan pandangan menerawan kearah sepatu kets kesayangannya yang
sudah lesuh dan sedikit rusak.

25 | A R i C h M a n
“Eomma ku juga..pasti dia sedih melihatku disini.” Keluh Yoona.

Angin malam dimusim gugur memang cukup dingin. Hyoyeon dan


Yoona kini terdampar didalam pos keamaan yang tidak terlalu besar
diluar gedung besar yang mungkin bisa saja menelan mereka berdua
tiba-tiba.

“Kita tidak boleh mengeluh tidak boleh menyerah. Mana bisa kita
mengubah nasib kita jika kita terus mengeluh!!” ucap Hyoyeon
mendadak semangatnya kembali lagi.

Ia membuka tas renselnya mengeluarkan selimut tebal dari dalam sana.


“Aku bawa selimut.. kita berbagi ini agar lebih hangat!” ujar Hyoyeon.
Lalu ia mengelimuti dirinya dan Yoona yang duduk disampingnya.

“Kau benar.. kita tidak boleh menyerah!! Fighthing!!” seru Yoona


mengangkat lengan kanannya.

“Ayoo kita tidur saja, besok pagi sekali kita harus siapkan diri untuk
interview!!” ajak Hyoyeon, tanpa menunggu lagi ia memejamkan
matanya dengan posisi bersandar pada dinding dan kakinya ditekuk.

Yoona tersenyum melihat semangat Hyoyeon. “Selamat tidur naega


Chingu…” ucap Yoona pelan lalu ikut memejamkan matanya.

“Hei!!! Bangun!! Bangun!! Siapa kalian!!” Eunhyuk berteriak-teriak


sambil menendangi kaki Hyoyeon yang posisi tidurnya ada di pinggir.

Hyoyeon yang sudah memasuki alam mimpi, jadi terpaksa menyadarkan


dirinya karena ada sesuatu yang kasar menendangi kakinya. Tapi
matanya masih sulit terbuka rasanya. Ia lelah sekali dan sangat
mengantuk.

“Mereka tak juga bangun?” tanya Siwon terpaksa ikut menghampiri


Eunhyuk yang nampaknya belum berhasil membangunkan dan mengusir
orang yang tidur di pos keamanan.

26 | A R i C h M a n
Eunhyuk menggelengkan kepalanya. Siwon menundukan kepalanya
untuk melihat seperti apa gembel yang tidur di depan tempat usahanya.
Tapi karena Hyoyeon dan Yoona menutupi wajahnya dengan pucung
Hoodie yang mereka kenakan maka tak terlihat seperti apa diri mereka.

“Belum dimulai saja, kita sudah ada masalah dengan gembel yang
memfaatkan lahan kosong gedung kami.” Keluh Eunhyuk.

“Aku sudah bilang seharusnya kita membawa beberapa orang keamanan


dari kantor pusat untuk mengurusi keamanan dan keadaan disini.” Sahut
Siwon. “Bangun kan saja lagi dan usir dia.” Saran Siwon.

Eunhyuk maju selangkah lagi dan sekali lagi ia menendang kaki


Hyoyeon, kali ini lebih keras. Sehingga Hyoyeon langsung bangun dan
menjerit kesakitan.

“Aaawwwhhh!!!”

Yoona yang kaget mendengar suara Hyoyeon jadi ikutan terbangun dari
tidurnya.

Hyoyeon mengangkat selimutnya. Mengecek keadaan kakinya yang


tiba-tiba saja terasa sakit. Dengan masih merintih kesakitan ia
memegangi kakinya.

“Apa kalian pikir ini tempat penginapan gratis?” ucap Eunhyuk tambah
mengejutkan Hyoyeon dan Yoona.

Secara kompak Hyoyeon dan Yoona menoleh ke kiri untuk melihat si


sumber suara tersebut. Hyoyeon membuka pucung yang menutupi
kepalanya, ia mendongakan kepalanya dan menatap Eunhyuk dengan
tatapan polosnya.

Eunhyuk tertegun ketika mengetahui ternyata orang itu adalah wanita.


Wanita cantik dengan wajah baru bangun tidur dan tanpa make-up.
Siwon juga begitu ia terkejut ketika melihat ternyata Hyoyeon orang

27 | A R i C h M a n
yang sejak tadi di tendang Eunhyuk adalah wanita, berarti disebelah
Hyoyeon juga wanita? Pikir Siwon penasaran.

“Kenapa? Ada apa?” tanya Hyoyeon bingung.

Yoona melongokan kepalanya lalu ikut menatap kedua lelaki yang


memakai jas rapi berdiri dihadapan mereka. “Siapa mereka? “ bisik
Yoona pada Hyoyeoen, tapi Hyoyeon hanya mengakat bahunya. Ia juga
tidak tahu.

“Seharusnya kami yang bertanya kalian siapa dan kenapa ada disini?”
ucap Eunhyuk.

“ini bukan tempat untuk gembel, kalian tidak tahu kalau ini adalah milik
Gidae Groups? Kalian bisa dimasukan penjara karena sudah tidur disini
tanpa izin dan menggangu keamanan Kantor kami, kalian bisa dikira
penguntit.” Tambah Siwon menjelaskan.

Wajah Yoona dan Hyoyeon langsung berubah cemas. Apa kantor polisi?
Tidak mungkin, mereka hanya tidur sebentar karena sangat lelah,masa
sampai sepanjang itu masalahnnya? Yooan dan Hyoyeon jadi benar-
benar takut mendengarnya.

“Bangunlah! Dan pergi! Sebelum kami memanggil polisi untuk


mengusir kalian!” perintah Eunhyuk dengan kasar.

Hyoyeon memicingkan matanya. Kenapa ia jadi begitu kesal dengan


lelaki dihadapannya ini. Hyoyeon punya ide, ia bangun dengan susah
payah karena kakinya masih sakit. Ia berdiri dihadapan Eunhyuk. Berdiri
menantang Eunhyuk. Ini gawat!

“kami bukan gembel kenapa harus kepolisi segala? Sedangkan kau


sudah menedang kakiku! Ini sakit sekali!! Aku bisa balik menuntut
kalian!” ucap Hyoyeon dengan tegas tepat dimuka Eunhyuk.

28 | A R i C h M a n
Eunhyuk lagi-lagi dibuat tertegun, berani sekali ternyata wanita ini,
bicara seperti itu kepadanya. Apa dia tidak tahu siapa eunhyuk? Dia
akan menemukan kesengsaraannya, jika terus berani melawan Eunhyuk!

“Kau bilang ingin menuntut balik aku? Gila! Wanita jalang seperti
kalian? Bisa apa?” balas Eunhyuk dengan ucapan yang sangat
meremehkan. Apalagi saat ia melihat sepatu yang dipakai Hyoyeon. Itu
secara menunjukan pada Eunhyuk siapa Hyoyeon.

Hyoyeon mencekal tangannya, dengan sekali hentakan tanpa sadar


bogem mentah dari tangan Hyoyeon melayang ke hidung Eunhyuk.
Enak saja dia dibilang wanita jalang. Dasar pria bajingan!

Eunhyuk terhuyung-huyung menerima pukulan mendadak dari


Hyoyeon. Yoona dan Siwon hanya bisa tercenga melihat adegan yang
sangat cepat itu. tapi ada sesuatu yang mengelitik juga yang membuat
mereka ingin ketawa, bagaimana bisa Hyoyeon memukul Eunhyuk?

Dada Hyoyeon naik turun, dia benar-benar emosi dengan pria


didepannya ini. Selain pria ini sudah membangunkan tidurnya,
menendang kakinya, juga mengatai-ngatai dia gembel dan Wanita
jalang. Jadi Hyoyeon benar-benar tidak bisa terima. Jangan anggap
remeh dirinya. Apakah pria ini tidak tahu kalau dirinya jago brantem
melawan preman-preman pasar?

Eunhyuk memegangi hidungnya yang terasa panas dan perih. Ia melihat


tangannya ternyata ada setetes darah keluar dari hidungnya. Sama
seperti Hyoyeon emosinya langsung meluap. Dan tidak bisa terima
dirinya diperlakukan seperti itu. enak saja!

“Kyaa!!!”teriak Eunhyuk lalu mengangkat tangannya ingin balas


memukul Hyoyeon. Dengan cepat Yoona memeluk Hyoyeon. Dan
Siwon menahan tangan Eunhyuk.

29 | A R i C h M a n
“Lepaskan tanganku! Wanita ini sudah keterlaluan, dia harus menerima
balasannya.” Ucap Eunhyuk berusaha melepaskan tangannya dari
genggaman tangan Siwon yang sangat kencang.

“Jangan.. jangan.. nanti urusannya bisa panjang. Sebentar lagi kita akan
mengadakan grand opening. Jangan hanya karena masalah ini kita malah
dicap yang buruk.” Siwon berusaha menenangkan eunhyuk
mendinginkan pikiran dan perasaan Eunhyuk yang panas.

Siwon menatap kasian dengan dua wanita dihadapannya itu. terutama


dengan wanita yang tadi bergerak cepat melindungi wanita yang akan
dipukul Eunhyuk, bagaimana ia bisa merelakan dirinya untuk
melindungi temannya?Siwon tidak mengerti apa yang ada dipikiran
wanita itu. Saat berlari memeluk Hyoyeon pucung hoodie Yoona
terbuka, lalu rambutnya yang panjang dan tergerai indah berterbangan
tertiup angin. Saat itu Siwon tahu dan melihat bahwa wanita itu
mempunyai paras yang cantik diwajahnya.

“Aku sudah tidak butuh alasan kalian kenapa berada disini, yang aku
butuhkan pergilan sekarang. Kalian bisa pergi mendcari penginapan
murah disekitar sini.” Ucap Siwon lebih tenang.

Yoona memutar kepalanya memandang Siwon yang berbicara seperti


ini. Yoona tertegun melihat wajah tampan Siwon. Kenapa pria itu
terlihat sangat menarik sekali? Kenapa pria itu terlihat lebih bersinar dari
pada bintang-bintang dilangit. Tanpa sadar Yoona mengeluarkan
senyumnya.

“Iya.. kami akan pergi… maaf, telah membuat sedikit kekacauan.” Ucap
Yoona terdengar sangat penurut.

Siwon balas tersenyum, melihat wanita itu tersenyum dengan lembut


dan berbicara dengan lembut Juga.

Dengan perasaan masih kesal Hyoyeon melipat selimutnya lalu


dimasukkan ke ransel super besarnya dan memakai tasnya.

30 | A R i C h M a n
“Aku harap tidak pernah bertemu orang seperti mu lagi!!” cetus
Hyoyeon sebelum ia pergi meninggalkan Eunhyuk dan Siwon.

Eunhyuk yang mendengarnya langsung terpancing lagi. “AKu juga


berhadap seperti itu! jika sampai bertemu lagi sediakanlah nyawa yang
banyak!!” teriak Eunhyuk sampai urat dilehernya terlihat jelas. Agar
Hyoyeon yang sudah berjalan sama Yoona mendengarnya.

Siwon malah tersenyum senyum tidak jelas melihat punggung Yoona


dari belakang. “Senyum yang manis, lembut dan hangat.” Ucap Siwon
pelan tanpa sadar.

“Apa kau bicara?” tanya Eunhyuk setengah berteriak.

“Tidak bukan apa-apa, lupakan saja.”jawab Siwon langsung


menyembunyikan senyumannya itu.

“Dasar wanita sial!!” pekik Eunhyuk lagi memaki.

“Sudahlah lupakan. Hidungmu tuh masih berdarah.” Ledek Siwon. “ku


pikir wanita tadi cukup tangguh, siapa yang menyangka kalau dia akan
memukulmu sampai seperti ini? Kau belum pernahkan? Dia hebat.”

Eunhyuk mendengus kesal mendengarnya. “Apanya yang hebat, wanita


preman seperti itu!” ngedumel Eunhyuk.

Siwon tak lagi menanggapinya. Ia memasukan tangannya kedalam saku


celana yang ia pakai, lalu berjalan dengan tenang masuk kedalam
gedung lagi. Pekerjaannya memerikasa keadaan depan gedung sudah
selesai. Dan sedikit membuat hatinya damai setelah beberapa hari ia
capek fisik, pikiran dan hati karena harus berjuang mengurisi gedung ini.
Karena senyum wanita tadi. Ah, siwon jadi menyesal, seharusnya ia
menanyakan tadi siapa nama wanita itu? siapa tahu dilain waktu mereka
dapat bertemu lagi.Entah keyakinan dari mana, tapi Siwon yakin Yoona
beda dari wanita-wanita yang pernah ia kencani dan menghabiskan
malam bersamanya.

31 | A R i C h M a n
“Jadi sekarang kita mau tidur dimana? Ini baru jam sepuluh malam
Yoona!” tanya Hyoyeon masih dengan sikap kesal dan bad mod.

Yoona menjetikan jarinya sebuah ide bagus muncul dikepala. Tidak jauh
dari gedung hotel Gidae tepat tempat mereka berdiri sekarang ada
sebuah petunjuk panah jalan yang menunjukan Jilbilbang, mereka bisa
menginap semalaman disana.

Yoona memutar kepala Hyoyeon perlahan dengan tangannya. Lalu


menunjukan arah panah itu, tujuannya 400meter untuk mencapai tempat
itu. “Kita bisa tinggal disitu tanpa diusirkan?”

Hyoyeon tersenyum lalu memeluk Yoona. “Kau benar!! Ayo-ayo kita


kesana.” Ajak Hyoyeon mendadak riang lagi dan menuntun tangan
Yoona. Akhirnya mereka bisa tidur tenang untuk persiapan besok pagi.

Mereka berlari-lari dengan riang ditengah jalan malam yang gelap dan
cukup sepih hanya ada beberapa mobil saja yang melintas. Seperti
semangat mereka yang tak akan pernah lelah untuk merubah takdir
hidup mereka. Masalah tadi? Lupakan saja. itu hanya sedikit rintangan
untuk mereka.

***

Part 2

***

Yoona dan Hyoyeon berdiri rapi, berbaris bersama ratusan karyawan


lainnya. Mereka ratusan orang yang berdiri rapi di lobi utama Hotel
Gidae Groups Incheon ini adalah orang-orang yang diterima bekerja di
Hotel tersebut setelah melalui tahap walk interview dua hari yang lalu.

32 | A R i C h M a n
Hari ini adalah pembagian remsi pekerjaan atau jabatan. Semuanya
nampak tidak sabar untuk mendengarkannya, termaksud Yoona dan Juga
Hyoyeon.

Beruntung Yoona dan Hyoyeon kini tidak perlu memikirkan tempat


tinggal karena Ajjussi Park yang membawa mereka ke Incheon akhirnya
menghubungi mereka kemarin, dan memberikan sewa kamar kecil yang
bisa dihuni Yoona dan Hyoyeon. Tempatnya memang sangat kecil dan
terletak diatas atap si empunya rumah, tapi setidaknya tidak terlalu jauh
dari Gidae Hotel tempat mereka akan bekerja. Sebenarnya ajjussi park
tidak benar-benar memberikan sewa kamar itu secara Cuma-Cuma, dia
hanya membantu Uang DP saja, pembayaran selanjutnya tentu saja
Yoona dan Hyoyeon yang harus menanggungnya untuk membayarnya.
Tapi itu tidak masalah karena sebulan lagi mereka akan memiliki gaji
yang cukup besar beserta uang tunjangan hidup pekerja.

Seorang wanita berbadan tinggi dan tegap memperkenalkan mananya


sebagai Choi Sooyoung, dia adalah seorang wakil manager bagian HRD
yang akan mengurusi semua karyawan baru yang akan bekerja untuk
Gidae Hotel. Dia berkata bahwa ia juga disini baru memiliki naik
jabatan sebelumnya ia bekerja sebagai bawahan Choi Siwon pemilik
Hotel Gidae saat di kantor pusat.

Dengan cepat mereka memanggil satu persatu nama karyawan


membagikan seragam sesuai dengan jabatan kerja mereka. Kini tiba
giliran Yoona yang maju. Sooyoung meneliti sosok Yoona dari atas
kepala sampai kaki, lalu mengecek hasil interview dan data diri Yoona.

“Tolong ambilkan pakaian itu.. berikan padanya.” Perintah Sooyoung


pada anak buahnya.

Lalu ia menatap Yoona dengan sangat serius. “Yoona ssi, kau kami
tempatkan di bagian Hotel service VIP, jadi tugasmu adalah melayani
tamu-tamu hotel khusus VIP, setelah ini kau akan mendapatkan training
singkat, saya harap kau dapat bekerja dengan baik dan cepat. Arrasseo?”

33 | A R i C h M a n
Yoona mengembangkan senyumnya dan balas manatap Sooyoung penuh
keyakinan. “Ne arrassi.” Jawab Yoona.

Sooyoung memanggutkan kepalanya. “Oke berikutnya Cha Woo


young!!” seru Sooyoung.

Yoona memberi clue pada Hyoyeon kalau dia akan ke bagian


penempatan kerjanya, menunjukan kearah papan khusu pegawai VIP
service Hotel di sudut kanan lobi. Hyoyeon mengacungkan jempolnya
pada Yoona. Dia mengerti. Kini tinggal menunggu gilirannya maju. Dan
mendapatkan posisi bagian kerjanya. Dia harap dia juga menadapat
pagian VIP service karena dari hasil pembicaraan kemarin di interview
gaji dan tunjangan karyawan Vip servie sangat menggiurkan jumlahnya
kira-kira tiga kali lipat dari gaji ia saat bekerja di pom bensin dibusan.

Seperti sebelum-sebelumnya Sooyoung selalu memperhatikan calon-


calon karyawan yang akan ia urusi mulai dari ujung kepala sampai kaki,
meneliti dengan benar postur tubuh dan gerak geriknya. “Namamu Kim
Hyoyeon?” tanya Sooyoung pada Hyoyeon.

“Ne…” jawab Hyoyeon sambil membuat senyum teramahnya.

Sooyoung membalas senyum Hyoyeon sesaat. Lalu memerintah anak


buahnya untuk mengambilkan seragam Hyoyeon. Seragam yang
Hyoyeon terima berbeda dengan yang tadi Yoona terima.

“Hyoyeon ssi… dari hasil Interview dan test, kami memutuskan kau
ditempatkan di bagian dapur restoran hotel VIP service, tugasmu adalah
tentu memasak, harus membantu tiga chef utama kami, kau hanya boleh
mendengarkan perintah mereka saat didapur, dan kau juga boleh
memerintahkan orang lain yang posisinya bawah dirimu tapi dengan
rules dapur yang baik dan benar. Kau mengerti?” jelas Soooyoung
panjang lebar tentang deskripsi kerja Hyoyeon nanti.

“Iya.. aku mengerti..” jawab Hyoyeon penuh semangat.

34 | A R i C h M a n
Hyoyeon segera berjalan kebagain khusus koki-koki dapur yang telah
dipisahkan. Hyoyeon senang sekali, pekerjaannya memang cocok untuk
dirinya. Dia senang memasak dan didapur, apalagi kini ia juga mendapat
posisi VIP jadi yang diharapkan Hyoyeon jadi kenyataan.

Setelah semua mendapatkan bagian dan berpencar antar bagian kerja.


Tiba-tiba terdengar suara pria dari pengeras Suara.

“Annyeonghaseyo.. apakabar semuanya?”

Semua kompak mengarah kepodium utama tempat dimana sumber suara


itu berasal, disana berdiri dua orang pria yang berpenampilan rapi dan
keren dengan setelan jas mahal dan mewah yang mereka kenakan.
Ditempat barisan yang terpisah Yoona dan Hyoyeon terkejut begitu
matanya mulai mengenali siapa dua pria yang sedang berbicara didepan
sana? Tidak mungkin ini tidak mungkin.

“Nama ku Choi Hyuk Jae tapi aku lebih senang dipanggil Eunhyuk. Aku
adalah direktur utama Hotel dan resort Gidae Group cabang Incheon ini,
bersama dengan Partner sesama Direktur yaitu Choi Siwon.” Ucap
Eunhyuk sambil menunjukan penuh hormat pada posisinya.

Jantung Hyoyeon berdebar-debar tidak karuan. Dia benar-benar terkejut


bahkan sampai menelan ludahnya sendiri saat mendengar bahwa
Eunhyuk lelaki yang berdiri di podium sana, sama dengan orang yang
sudah ia tonjok tempo hari, yang ternyata adalah direktur utama
tempatnya bekerja?! Kutukan macam apa ini? Ia baru saja merasa
bahagia dan beruntung. Kenapa mendadak jadi sengsara dan pirasatnya
ia akan sial di hari berikutnya.

“Fokus pengelolahanku, aku akan mengatur management bagian


Restorant dan resort.” Ucap Eunhyuk dengan percaya diri. “Kuharap
kalian yang mendapatkan bagian di restoran dan Resort dapat
mengenalku dengan baik karena kami tentu akan lebih sering bertemu.”

35 | A R i C h M a n
“Mati kau Hyoyeon!!” runtuk Hyoyeon dalam hati. Wajahnya sudah
menjadi pucat. Bagaimana ia tidak pucat. Ternyata kemungkinan besar
dengan posisinya sebagai koki restorant itu bisa mempermudah ia
bertemu Eunhyuk kapan saja. Eunhyuk orang yang dia tidak harapkan
akan bertemu di Incheon ini lagi.

Yoona yang juga mengenali Eunhyuk yang sejak tadi terus berbicara
jadi ingat Hyoyeon, dia jadi khawatir pada Hyoyeon. Apakah Hyoyeon
sekarang baik-baik saja?

“Aku Choi Siwon. Aku akan lebih fokus untuk menangani segala hal
yang terjadi pada bidang perhotelannya. Baik kelas premium, dan VIP.”
Jelas Siwon dengan sikap wibawanya.

Yoona membuka mulutnya lebar saat dia dapat melihat sosok Siwon
lagi, lelaki yang malam hari itu. ternyata ditempat seterang ini sungguh
sangat tampan. Tanpa sadar Yoona mengembangkan senyumnya dan
pipinya bersemu merah merona.

“My prince..” ucap Yoona dalam hati saat ia memandang Siwon didepan
sana.

“Kami mengucapkan banyak terima kasih karena partisipasi kalian


untuk bekerja disini. Kami harap kalian dapat bekerja dengan
professional , sekarang mulai hari ini kalian resmi akan menjalani
training singkat sebelum dua hari lagi Grand opening hotel ini resmi
akan berjalan. Mohon kerjasamanya..!!” ucap Siwon.

Dengan kompak para pekerja yang sudah resmi memberikan sambutan


tepuk tangan yang hangat dan meriah. Yoona bertepuk tangan dengan
sangat gembira. Ternyata bukan hanya wajahnya saja yang tampan tapi
cara Siwon berbicara sangat berwibawa sangat menawan. Yoona benar-
benar mengagumi sosok Siwon sebagai direkturnya. Bagi Yoona dia
memang cocok dengan posisinya.

36 | A R i C h M a n
Lain dengan Hyoyeon, dia benar-benar merasa dalam zona
gawat.apakah dia pantas bersenang hati dan bertepuk tangan dengan
meriah sedangkan hidupnya sekarang hanya digenggaman Eunhyuk.
Ah.. apa yang harus ia lakukan sekarang? Yang bisa Hyoyeon harapkan
adalah, agar mendadak Eunhyuk hilang ingatan. Dan melupakan
kejadian itu. Hyoyeon jadi teringat ucapan Eunyuk yang mengatakan dia
harus mempunyai nyawa banyak jika bertemu Eunhyuk. Sekarang
dipikiran Hyoyeon adalah dimana lokasi penjualan nyawa? Ia ingin
membelinya!! Ia membutuhkan banyak nyawa untuk melawan
Eunhyuk!.

~***~

Satu minggu telah berlalu dari acara Grand Opening Gidae Hotel and
Resort. Itu berarti sudah sepuluh hari Yoona dan Hyoyeon bekerja
disana. Sejauh ini walau Hyoyeon selalu merasa was-was dalam
pekerjaannya, takut bertemu Eunhyuk dan Eunhyuk akan menyeretnya
keluar begitu saja. tapi kenyataannya takdir selalu menyelamatkannya.
Dia belum bertemu Eunhyuk secara tatap muka sejauh ini. Jika Hyoyeon
melihat Eunhyuk mundar-mandir mengotrol keadaan hotelnya sih
sering, tapi Hyoyeon selalu mengumpat agar Eunhyuk tidak melihatnya.
Dan itu berhasil sampai sejauh ini.

Tapi tidak untuk pagi ini! Sepertinya Dewi portuna yang selalu menjaga
Hyoyeon, pergi dan lupa kalau dia harus memberi keberuntungan pada
Hyoyeon yang lemah ini. Buktinya dia pagi ini sukses bertemu Eunhyuk
secara tatap muka untuk pertama kalinya setelah kejadian yang lalu.

Hyoyeon baru saja berganti seragam dan menseterilkan tangannya.


Dengan sikap tenang dia keluar dari ruang khusus Koki VIP. Begitu ia
keluar ia bertemu kepala Kokinya yaitu Ryeowook. Hyoyeon
mengembangkan senyumnya dan menundukan kepala memberi salam
hormat.

“Annyeonghaseyo, chef..”

37 | A R i C h M a n
“Oh..Annyeonghaseyo, Hyoyeon ssi.” Balas Ryeowook.

Lalu mereka berjalan bersama menuju dapur,Ryeowook memperhatikan


Hyoyeon yang berada disampingnya. Lalu ia tersenyum melihat
Hyoyeon.

“Kalau aku boleh jujur, aku kagum dengan kemampuanmu memainkan


pisau didapur, sangat cepat dan rapi saat memotong apapun. Apa kau
sudah lama berada didapur restorant?”

Hyoyeon menoleh menatap Ryeowook, lalu tersenyum kecil, “bukan


restoran tapi hanya sebuah kedai kecil milik keluarga, aku selalu
membantu eomma selama hampir tujuh tahun. Kalau pekerjaan asli ku
sih gadis pengisi bensin.”

Mata Ryeowook terbelalak. “Jinja? Ini sulit dipercaya, kalau begitu kau
memang mempunyai kemampuan otodidak yang luar biasa.”

Hyoyeon memanggutkan kepalanya “bisa dikatakan begitu.”

Ryeowook menyerngitkan dahinya ketika tiba-tiba begitu ia masuk


kedalam dapur semua koki sudah mengumpul membentuk sebuah
lingkaran. Hyoyeon juga nampak bingung, kenapa tiba-tiba jadi seperti
ini, tidak biasanya mereka sebelum kerja memanjatkan doa bersama.
Tapi sepertinya sekarang bukan sedang berdoa, dia mendengar suara
seorang lelaki yang sedang memberikan instruksi pada para koki,
Hyoyeon tidak dapat melihat siapa yang sedang berbicara ditengah
lingkaran itu, karena terhalangi oleh tubuh-tubuh para koki pria yang
besar dan tinggi.

“Jadi hari ini kami mendapati sebuah tamu kehormatan, mereka adalah
para kementrian dari china. Setelah transit mereka memutuskan akan
beristirahat di hotel kita. Jadi saya harap bekerjalah dengan baik untuk
menyajikan menu masakan untuk mereka. Dan jangan lupa kimchi!
Buatlah kimchi yang enak.”

38 | A R i C h M a n
Hanya suaranya saja yang terdengar tapi Hyoyeon merasa aneh, dia
sangat tidak asing dengan suara orang yang sedang bicara itu. tapi
dimana ya? Dimana ia pernah mendengarnya? Apakah dia orang yang
Hyoyeon kenal sebelumnya?

“Ouh.. mana Chief Ryeowook dan Assistennya? Apakah mereka sudah


datang?”

“Kami disini!” sahut Ryeowook dengan lantang. Kompak semuanya


langsung menoleh kearah Ryeowook dan Hyoyeon yang sejak tadi
berdiri dipintu masuk karena tidak bisa lewat.

Mereka semua koki yang membuat lingkaran menggeser sedikit ke


kanan. Memberikan tempat untuk Ryeowook dan Hyoyeon pada
lingkaran tersebut.

Hyoyeon yang sedang tersenyum mendadak shock senyumnya perlahan


mengecil-mengecil dan menghilang lenyap dengan perasaan terkejutnya.
Didepannya dihadapannya. Eunhyuk sedang berdiri memandangnya
dengan muka yang sangat tidak bersahabat. Hyoyeon jadi merasakan
dirinya mendadak kerdil, rasanya ia ingin berlari dan bersembunyi
seperti yang biasa ia lakukan kemarin-kemarin. Tapi nampaknya sudah
telat. Eunyuk sudah didepan mata dan Eunhyuk sudah menangkap basah
dirinya.

“Hei..kau beri salam.” Tegur Ryeowook yang berdiri disamping


Hyoyeon.

Dengan sikap gugup Hyoyeon menundukan kepalanya pada Eunhyuk.

Eunhyuk yang melihat itu hanya merespon dengan sebuah tatapan tajam
dan senyum kecil yang terlihat meremehkan.

“chief Ryeowook. Saya serahkan pembutan kimchi pada anda!” ucap


Eunhyuk setelah itu.

39 | A R i C h M a n
Ryeowook tersenyum. “tenang saja pak, saya mempunyai assisten yang
sangat cekatan dalam bekerja.” Ucap Ryeowook sambil menepuk-nepuk
bahu Hyoyeon.

Eunhyuk nampak tidak peduli tentang ucapan Ryeowook yang


merekomendasikan kemampuan kerja Hyoyeon. Eunhyuk tersenyum
pada yang lain dan mengucapkan salam penutup. Para koki kompak
memundukan kepala memberi salam sebelum Eunhyuk meninggalakan
dapur. Eunhyuk sengaja mengambil jalan dekat dengan Hyoyeon berdiri,
dengan sikap kaku Hyoyeon menggeser tubuhnya memberi celah untuk
Eunhyuk lewat dan keluar.

Tapi yang terjadi malah Eunhyuk berdiri dihadapannya sangat dekat


dengannya, membuat Hyoyeon sulit bernafas rasanya. Eunhyuk
menundukan kepalanya memandangi dada Hyoyeon. Hyoyeon yang
sadar kearah mana mata Eunhyuk memandang tiba-tiba emosinya naik,
keberaniannya juga muncul lagi. Dasar lelaki mata keranjang pikir
Hyoyeon sebal.

Dengan sikap terang-terangan Hyoyeon membesarkan matanya dengan


tajam lalu mendesis pada Eunhyuk. “Apa yang kau lihat!”

Eunhyuk mengangkat kepalanya. Balas menatap Hyoyeon. “Kim


Hyoyeon jadi namamu Kim Hyoyeon?” tanya Eunhyuk sambil
menunjuk nametag yang Hyoyeon tempel di atas dadanya.

Hyoyeon menepuk keningnya, astaga, kenapa aku harus meletakan


nametag ini. Sial dia jadi punya kesempatan memandangi dadaku dan
tahu namaku.

“Ikut aku.” Desis Eunhyuk. Lalu berjalan deluan.

Hyoyeon masih memaku ditempatnya. Eunhyuk yang sadar kalau


Hyoyeon tak mengikutinya akhirnya memutar tubuhnya. “Kim Hyoyeon
ssi!” panggil Eunhyuk dengan lantang membuat semua koki menoleh.

“Ne..” jawan Hyoyeon.


40 | A R i C h M a n
“Ikut aku keruanganku!” tambah Eunhyuk dengan tegas.

“Ne..” sahut Hyoyeon lagi. Mau tidak mau dia megikuti kemauan
pemilik hotel ini, pikiran Hyoyeon yang buruk-buruk sedang
berkecamuk dikepalanya.

Semua koki sepeninggalan Eunhyuk dan Hyoyeon keluar dari dapur


langsung gaduh membicarakan mereka, rata-rata yang mereka bicarakan
adalah kenapa Eunhyuk mengajak Hyoyeon keruangannya? Apakah
Hyoyeon punya masalah? mereka malah membicarakan duga-dugaan
mereka.

Ryeowook yang nampak terganggu dengan bisik-bisik tetangga,


menggetok-getok spatulanya ke penggorengan. “Apakah kalian dibayar
untuk membicarakan orang lain?” teriak Ryeowook.

Yang tadinya ribut membicarakan Hyoyeon langsung terdiam.

“Kerjalah, masaklah yang benar sesuai intruksi!”

“Ne..” jawab Mereka semua lalu mulai kebagian masing-masing dan


masak.

Eunhyuk terdiam sambil menatap penggorengannya yang sudah


memanas. Dia sendiri sebenarnya juga penasaran dengan apa yang
terjadi, kenapa Eunhyuk tiba-tiba mengajak Hyoyeon keruangannya?
Karena Hyoyeon Assistennya makanya ia jadi sangat peduli. Ah,
seharusnya ia sudah bisa menyuruh-nyuruh Hyoyeon sekarang. Bisa
melihat senyum Hyoyeon dan kerja Hyoyeon.

Rywowook menjitak kepalanya sendiri lalu ia tersenyum “Kim


Hyoyeon.. kau ini.”

~***~

Hyoyeon hanya mampu berdiri diam sambil menundukan kepalanya


juga memainkan ujung sepatunya. Eunhyuk sudah duduk manis dikursi

41 | A R i C h M a n
kekuasaannya, masih memperhatikan Hyoyeon dengan tatapan tidak
suka. Eunhyuk benar-benar tidak abis pikir selama ini Wanita yang
sudah hampir mematahkan hidungnya sudah berkerja di hotelnya tanpa
ia ketahui sama sekali.

“Bagaimana Kau bisa ada disini?” pertanyaan pertama dari eunhyuk.

“Tentu saja aku bekerja, aku menjadi assisten koki disini.” Jawab
Hyoyeon datar. Lalu dia menambahkan sendiri didalam hatinya. “bodoh
sekali, jelas-jelas dia sudah membaca name tagku disana ada jabatan
kerjaku lalu dia menemukan aku di dapur, untuk apa dia menanyakan
hal yang tidak penting?”

Eunhyuk mendengus kesal. “Maksudku kenapa kau bisa bekerja disini!!


Ah jinja kenapa mereka bisa memilihmu untuk bekerja disini? Gembel
macam kau! Bisa apa memangnya?”

Hyoyeon akhirnya mengangkat kepalanya lalu memandang Eunhyuk


dihadapannya. “Aku masuk disini karena melalui berbagai proses sama
seperti yang lain, dan kemampuan ku tentu saja memasak.”

Eunhyuk menajamkan matanya lagi beradu pandang pada Hyoyeon.


“Kau tahu karena ulahmu malam itu, berapa biaya yang aku keluarkan
utntuk hidungku yang kau buat bengkak dan berdarah!!!”

Hyoyeon menyerngit. “Bilang saja kau memanggilku memang mau


membahas malasah itu.Sial!” ucap Hyoyeon dalam hatinya.

Eunhyuk berdiri menghampiri Hyoyeon yang hanya terdiam, Eunhyuk


meneliti Hyoyeon dari atas kepala sampai kaki. Lalu ia tersenyum
melecehkan. Kalau saja Hyoyeon tak sadar orang yang sedang
memandangnya dengan tatapan melecehkan seperti ini adalah pemilik
tempatnya bekerja bisa saja Hyoyeon sudah mempiting tangannya dan
menendang kakinya lalu memukulinya sampai tak berdaya. Dasar lelaki
hidung belang!

42 | A R i C h M a n
“Kau tau kan aku adalah pemilik gedung ini? Jadi aku bisa bertindak
apapun padamu?” tanya Eunhyuk serius.

“Kecuali memecatku dengan seenaknya! Aku sudah menandatangi surat


kontrak, jadi kau tidak bisa melakukan itu!” jawab Hyoyeon.

Eunhyuk mengangkat sudut bibir. “Oh? Benarkah? Rupanya kau wanita


gembel yang cukup tangguh.”

Hyoyeon mendengus kesal.

“Sekarang! Buatkan aku tiga jenis masakan, harus enak, bergizi, dan
dalam waktu dua puluh menit sudah harus tersedia di sini!” perintah
Eunhyuk.

Hyoyeon membuka mulutnya lebar-lebar. Dia tahu dirinya sedang


dikerjai oleh Eunhyuk. Tapi dia tidak boleh menyerah. Dia harus
bertahan bagaimanapun resikonya. Dia tau apa resikonya jika ia tidak
menyanggupi permintaan orang ini pasti dia akan langsung dipecat.

“Baik..!! kau tunggu disini!” jawab Hyoyeon tegas lalu dia berjalan
keluar dari ruangan Eunhyuk.

Eunhyuk tersenyum puas. “Rasakan kau! Kau tidak akan bisa bernafas
dengan legah kali ini!”

~***~

Hyoyeon kembali kedapur dia langsung menyibukan diri untuk


memasak dengan cepat. Ryeowook menghampirinya, dan terlihat
bingung melihat Hyoyeon yang melakukan pekerjaan tanpa menunggu
intruksi dari dirinya.

“Apa yang kau lakukan? Kita harus membuat banyak Kimchi.”

43 | A R i C h M a n
Hyoyeon sambil memotong bawang menoleh sebentar pada Ryeowook.
“Maaf chief aku tidak bisa membantu, aku mendapat tugas menyebalkan
dari pemilik restoran hotel ini.”

“Tugas Apa?” tanya Ryeowook bingung.

“Membuat tiga jenis masakan enak dalam waktu 20 menit!”

“Dia sedang mengetes mu?” tanya Ryeowook heran.

“Entahlah.. sepertinya begitu.” Jawab Hyoyeon tak bersemangat.

Ryeowook tersenyum, lalu dia menepuk bahu Hyoyeon. “Orang seperti


mereka memang bisa melakukan apapun sesuka hatinya, kau harus
semangat membuktikan kalau kau bisa dan tidak mudah untuk
dipermainkan.”

Hyoyeon ikut tersenyum mendengarnya. Dia senang dapat bekerja


didapur ini bersama Ryeowook sejak awal. Hanya dia koki yang baik
hati dan sedekat ini padanya.

Ryeowook menepuk bahu Hyoyeon pelan lalu meninggalkannya. Agar


Hyoyeon bisa lebih cepat menyelesaikan tugasnya sendiri.

Tiffany celingukan melihat keadaan disekitar dapur. Setelah Ryeowook


pergi dia mendekati Hyoyeon. Hyoyeon langsung merasa ada aura tidak
baik disisinya. Dia tahu sejak awal masuk rekan kerjanya ini selalu
membuat masalah didapur. Dari bekerja sangat lelet, hampir memotong
jarinya sendiri, melempar pisau secara tidak sengaja, suka bergosip dan
ikut campur urusan orang lain.

“Ya! Hyoyeon ssi.. tadi kau kenapa dipanggil ke ruangan Eunhyuk ssi?
Kau membuat masalah ya?” tanya Tiffany dengan sikap keponya.

Hyoyeon memang benar. Dia berjalan meninggalkan tiffany untuk


menggoreng kentang. Tapi Tiffany membututinya.

44 | A R i C h M a n
“Kau tau tidak, dia itu suka main wanita! Dia suka membayar wanita
untuk tidur dengannya!” bisik Tiffany.

Hyoyeon terdiam. Mungkin dia harus percaya ucapan Tiffany.

“Kau harus hati-hati. Jangan sampai ia membayar tubuhmu untuk


kesenangannya saja.”

Kali ini Hyoyeon harus marah atas ucapan Tiffany.

“Diam!! Bisa kau diam Tiffany ssi? Urusilah pekerjaan mu sendiri, aku
sedang sibuk. Jadi jangan bicara apapun padaku!” pekik Hyoyeon.

Semua koki yang sedang bekerja jadi memusatkan perhatian mereka


pada Tiffany dan Hyoyeon. Tiffany meringis sebal karena Hyoyeon
sudah berani menggentaknya dan mempermalukannya. Tanpa bicara
apapun Tiffany berjalan meninggalkan Hyoyeon sendiri. Hyoyeon
menghebuskan nafas. Kenapa hari ini banyak sekali yang membuatnya
ingin meledak. Menyebalkan!

~***~

Yoona berjalan mundur sambil mendorong meja troly keluar dari kamar
tamu VIP, ia tersenyum puas. Tugasnya melayani sudah selesai karena
hotel ini masih baru jadi tamu yang menginap belum terlalu banyak jadi
dia tidak begitu lelah dalam bekerja,semua pelayan dapat bagian secara
rata melayani tamu.

Yoona memecet tombol elevator dia diam didepannya menunggu pintu


itu terbuka. Yoona melihat papan monitor ternyata elevatornya masih
berhenti dilantai atas. Yoona merunduk membersihkan roknya yang tadi
tidak sengaja tertumpahan jus. Tepat saat itu pintu elevator berdenting
dan terbuka. Yoona buru-buru memegang meja trolynya dan
mendorong masuk kedalam elevator.

Keadaan hening seketika ketika dua orang didalam elevator tersebut


saling menatap. Yoona yang sadar deluan bahwa ia sedang satu elevator
45 | A R i C h M a n
dengan pemilik Hotel ini langsung membungkukan tubuhnya memberi
salam hormat.

“Annyeonghaseyo…”

Siwon tersenyum kecil, sejujurnya ia masih snagat terkejut ketika


menyadari seorang pelayan yang satu elevator dengan dirinya.

“Kau..hemm.. wanita yang waktu malam itu kan?” tanya Siwon untuk
memastikan bahwa dugaannya benar.

Yoona tersenyum malu. Ah, kenapa dia bisa bertemu disaat seperti ini?
“Iya..itu aku.” Jawab Yoona sopan.

“Senang bertemu dengamu lagi. Siapa namamu? Kau bekerja disini? Ini
sungguh kejutan.”

Yoona benar-benar tidak bisa berhenti tersenyum berada didekat Siwon


begitupun juga dengan Siwon entah kenapa berada didekat Yoona dia
merasakan sesuatu yang aneh dan membuatnya betah memandang dan
berada didekat Yoona lama-lama.

“namaku Yoona, iya aku bekerja disini. Mohon bantuannya.”

Siwon menyerngitkan dahinya. Dia harus mengingat baik-baik nama


wanita dihadapannya ini. “hemm Yoona ssi, jadi waktu malam itu kau
berada di depan hotel kami..”

“Ouh.. itu maaf sekali, kami tidak bermaksud menjadi gelandangan


disana dan mengganggu kegiatan usaha anda. Saat itu aku dan Teman ku
baru tiba dari Busan, kami belum memiliki tempat tinggal, karena kami
ingin melamar kerja disini esok paginya, jadi kami pikir tidak masalah
jika numpang tidur disana karena kami sangat lelah, tapi malah terjadi
kekacauan yang tidak diinginkan.” Cerita Yoona panjang lebar.

Siwon tersenyum lagi, dia mengerti sekarang. Tepat saat itu pintu
elevator terbuka dilantai dasar. Mereka keluar bersamaan.

46 | A R i C h M a n
“masalah itu lupakan saja. tapi aku tidak yakin Eunhyuk akan
melupakannya, karena itu pertama kalinya ia diperlakukan seperti itu
oleh wanita.” Siwon mengikuti Yoona berjalan disepanjang lobi.

Yoona tertawa kecil. “jinja? Ah.. temanku itu memang seperti itu. dari
kecil dia sudah dididik keras oleh ayahnya agar bisa melindungi dirinya
sendiri. Dia sangat terkenal dipasar, dia sering melawan pereman-
pereman pasar.” Cerita YoonA. Lagi-lagi dia jadi banyak bicara didekat
Siwon. Dan SIwon nampaknya juga senang mendengar cerita Yoona.

“Temanmu itu juga bekerja disini?” tanya Siwon.

“Iya.. tapi dia dibagian dapur Restoran.”

“hemm.. tadi kau bilang kau datang dari busan? Kenapa bisa? Dari mana
kau tahu hotel ini?”

“paman Park tetangga kami dibusan memberikan brosus tentang walk


interview hotel ini. Dia juga yang mengantarkan kami pada malam itu.
karena dia bekerja pengantar barang furniture kantor dan tidak punya
tempa tinggal disini makanya kami ditinggal sendirian. Tapi untungnya
dia sudah kembali dan memberikan kami tempat tinggal sementara.”
Yoona menutup mulutnya. “Ah.. maaf aku sudah banyak bicara.”

“Tidak apa-apa…aku senang kau yang banyak bicara.” Canda Siwon.

“Maaf..” ucap Yoona jadi tidak enak hati.

“ouh, sampai bertemu lagi, aku masih ada yang harus aku selesaikan.”
Ucap Siwon ketika sadar ia sudah berdiri didekat cabin pelayan.

“iya.. terima kasih, sampai ketemu lagi.” Jawab Yoona lalu


membungkukan badan lagi.

Siwon berjalan pergi meninggalkan Yoona, dalam dia mereka saling


tersenyum tanpa tidak ada yang tahu satu sama lain. memang aneh
orang yang tidak pernah bertemu sebelumnya, bisa memiliki ketertarikan

47 | A R i C h M a n
satu sama lain saat pertama bertemu dan bahkan sekarang pertemuan
kedua mereka rasa ketertarikan itu juga masih sama. Apakah ini yang
dinamakan cinta pada pandangan pertama?

Dari kejauhan Sooyoung berdiri sambil mendekap tangan dibawah dada.


Dia sejak tadi memantau gerak gerik Yoona dan Siwon. Nampak
dimatanya ketidak sukaan yang terpancar saat Siwon terus saja
tersenyum dan berbicara perlahan pada pelayan itu. sooyoung ingat
ekspresi itu adalah ekspresi yang jarang sekali Siwon munculkan selama
ia bekerja dengan siwon sejak tiga tahun lalu. Tapi ekspresi ini sangat
beda dari Siwon yang biasanya. Sooyoung mencekal telapak tangannya.
Dia berbalik badan dan pergi dari tempat persembunyiaannya. Dia
merasa sedikit menyesal telah ingin tahu apa yang dilakukan Siwon
ketika tadi ia lihat Siwon keluar dari elevator bersama Yoona. Ah,, dia
jadi cemburu buta, atas kedekatan Siwon dengan Yoona.

~***~

Hyoyeon berjalan sambil membawa baki berisikan makanan buatannya.


Ini adalah hari ketujuh Hyoyeon selalu di kerjain oleh Eunhyuk, ia selalu
disuruh Eunhyuk membuatkan masakan yag enak dan dalam waktu
secepat mungkin. Pernah Hyoyeon sudah memasak capek-capek tapi
karena lama akhirnya Eunhyuk menolaknya dan tidak memakannya.
Sebelum-sebelumnya Eunhyuk selalu memakan masakan yang dibuat
Hyoyeon tapi tidak ada komentar apapun yang ia lontarkan untuk
Hyoyeon.

Hyoyeon menyunggingkan bibirnya, dia sudah merencanakan sesuatu


untuk membalas dendam Eunhyuk. Dia sudah lelah dipermaikan seperti
ini selama seminggu. Dia pikir hanya karna dia pemilik Hotel ini maka
dia bisa seenaknya menyuruh Hyoyeon sesuai hatinya? Enak saja! dia
belum tahu siapa Hyoyeon. Hyoyeon walaupun terlihat biasa saja diluar
seperti wanita normal, sebenarnya ia adalah satu-satunya wanita yang
ditakuti preman pasar di busan.

48 | A R i C h M a n
Hyoyeon membuka pintu ruang kerja Eunhyuk yang sangat megah dan
mewah. Untuk ruang kerja Eunhyuk saja besarnya tiga kali lipat dari
rumah Hyoyeon di Busan. Hyoyeon sudah tidak asing dengan ruangan
ini, karena terlalu seringnya Eunhyuk menyuruhnya datang
keruangannya siang dan malam.

Hyoyeon menatap kaget ketika ia melihat Eunhyuk yang sedang


berciuman dengan seorang wanita berpakaian sexy diatas sofa di depan
televisi yang dibiarkan menyala. Hyoyeon mencoba menarik nafas. Dia
agak risis melihat adegan ini. Dia melangkahkan kakinya dengan kasar
mendekati Eunhyuk.

“Selamat Malam Eunhyuk Sangjangnim… ini makan malam yang kau


minta.” Sapa Hyoyeon dengan tegas sambil memamerkan senyumannya.

Dengan gerak cepat Eunhyuk melepas ciumannya pada wanita itu.


Hyoyeon benar-benar jijik melihatnya. Eunhyuk berdiri menghampiri
Hyoyeon. Lagi-lagi dia meneliti tubuh Hyoyeon, yang sangat membuat
Emosi Hyoyeon terpancing, bisakah dia tidak selalu menatap tubuh
seorang wanita dengan hina seperti ini, Hyoyeon mencoba menahan
emosinya, dia harus menyimpan energinya dengan sangat baik.

“Apa yang kau masak kali ini?” tanya Eunhyuk.

Hyoyeon mengembangkan senyumnya lagi, dia meletakan bakinya


diatas meja, lalu membuka tutup sajinya. “Seafood ala Kim hyoyeon
from Busan..” ucap Hyoyeon dengan bangga.

Eunhyuk menyunggingkan senyum kecil. Lalu dia menatap wanita


panggilannya yang tadi berciuman dengannya. “Kau pulanglah.. uangmu
ambil di atas meja kerjaku.” Ucap Eunhyuk dengan acuh.

Wanita itu hanya menunduk pasrah dan mengikuti ucapan Eunhyuk


begitu saja. Hyoyeon jadi ibah dengan wanita itu. kenapa dia jadi sangat
murahan sekali. Hyoyeon benci dengan wanita-wanita yang seperti itu.
dia masih bisa berusaha bukan menjual tubuhnya begitu saja.

49 | A R i C h M a n
Begitu wanita tadi pergi dan menutup pintu ruangan Eunhyuk. Hyoyeon
masih didalam bersama Eunhyuk yang sudah siap untuk menyantap
makan malamnya. Hyoyeon masih berdiri menunggu reaksi yang akan
dikeluarkan kali ini dari Eunhyuk, dia tidak boleh melewatkannya.

Suapan pertama, tidak masalah, suapan kedua dan mengunyahnya juga


menelannya, mulai ada perasaan tidak enak dari wajah Eunhyuk,
perlahan senyum dibibir Hyoyeon muncul.dan tiba suapan ketiga.
Eunhyuk melepas sendoknya dengan kasar. Lalu mukanya memerah.

“Aaahh.. Apa ini!! Kenapa pedas sekali!! Ah…” teriak Eunhyuk kalang
kabut. Dia dengan cepat meraih gelas dan mengisi sendiri dengan air
meneral dan menenggaknya sekaligus. Masih pedas.

Eunhyuk dengan wajah merah seperti kepiting rebus. Mempelototi


Hyoyeon yang berusaha menahan tawanya agar tidak meledak.

“YA!!! KIM HYOYEON!! APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN


MASAKAN INI!!” teriak Eunhyuk memarahi Hyoyeon.

Mukanya sangat lucu saat dia kepedasan sambil marah-marah seperti itu.
Eunhyuk berdiri, Hyoyeon benar-benar tidak bisa menahan ketawanya
kali ini, dia sukses mengerjai Eunhyuk, membuat eunhyuk kepedasan
dan marah-marah. Hyoyeon menarukan bubuk lada hitam dan putih pada
masakannya dibagian tengah-tengahnya.

Ketika Eunhyuk ingin menghampiri Hyoyeon yang sedang cekikikan


tiba-tiba tubuhnya mulai terasa gatal, Eunhyuk menghentikan
langkahnya, ia mencoba menggaruki tubuhnya yang terasa gatal,
ditangan, pundak perut, kaki, wajah, ah.. semuanya gatal.

Hyoyeon menghentikan ketawanya melihat Eunhyuk yang mendadak


jadi monyet, Eunhyuk mulai berteriak-teriak sambil mencoba
menggaruki tubuhnya yang terasa gatal semuanya.

“Apa yang kau lakukan!! Apa yang kau masukan kedalam masakan mu!
Aiissh tubuhku gatal semua, panas!!”
50 | A R i C h M a n
Hyoyeon mendekati Eunhyuk, dia jadi khawatir. Diakan Cuma menaro
lada berlebihan saja, masa sampai menyebabkan gatal-gatal seperti ini
sih?

“Aku tidak tahu.. aku hanya memasukkan lada saja, agar rasanya pedas.”

“Bukan ini bukan masalah pedasnya, tapi gatal-gatal ditubuhku!! Pasti


kau mencampurkannya dengan jamur!! Aku bisa memecatmu sekarang
juga karena hal ini! Kau mencoba membunuhku!”

Hyoyeon langsung panik. “Tidak, aku minta Maaf, aku tidak tahu kalau
anda alergi Jamur aku sungguh menyesal. Jangan pecat aku, aku baru
kerja dua minggu disini. Aku belum menerima upah atas kerjaku..”
mohon Hyoyeon pada Eunhyuk, dia tidak mau kehilangan pekerjaannya
ini.

“Ah.. kau!!” gretak Eunhyuk.

“Tunggu!! Tunggu!! Aku akan mencarikan kau obatnya, kau punya obat
khusus alergi jamur?” tanya Hyoyeon.

“Telepon sektertarisku, bilang bawakan obat alergiku!!” Eunhyuk


menyerahkan ponselnya ke Hyoyeon.

Hyoyeon dengan perasaan panik langsung mengikuti perintah Eunhyuk,


Hyoyeon menelpon sekretaris Eunhyuk dan menyuruhnya ke ruang kerja
Eunhyuk membawakan obat alergi jamur Eunhyuk. Hyoyeon tidak
menyangka kalau idenya untuk sedikit mengerjai Eunhyuk, malah jadi
fatal begini, dia benar-benar takut. Takut Eunhyuk memecatnya saat ini
juga.

~***~

Yoona memegangi dadanya, jantungnya berdebar kencang. Dia sedang


bersembunyi dibalik dinding. Awalnya ia senang saat melihat Siwon,
dan berniat akan menyapa Siwon. Tapi begitu ada pelayan yang sama
sepertinya tidak sengaja menabrak Siwon hingga menumpahkan kopi
51 | A R i C h M a n
hitam ke jas mahal yang dipakai Siwon. Yoona jadi tahu gimana sikap
asli Siwon yang selama ini manis padanya. Yoona melihat dengan mata
kepalanya sendiri kalau Siwon memarahi, mamaki Pelayan itu dengan
kata-kata kasar. Yoona benar-benar takut melihatnya. Dia benci dengan
lelaki kasar, lelaki kasar selalu mengingatkannya pada Ayahnya.

Yoona berjalan keluar dari persembunyiannya ketika keadaan sudah


mulai tenang. Yoona berjalan dengan hati-hati. Agar Siwon tidak
melihatnya.

Siwon yang masih kesal karena ketumpahan kopi hitam hangat dan
menodai jasnya, berjalan sambil membersihkan dengan sapu tangannya.
Tak sengaja matanya menangkap sosok Yoona yang berjalan
memunggunginya. Siwon tersenyum, amarahnya langsung meredah
hanya karna melihat Yoona saja. dengan langkah seribu Siwon
menghampiri Yoona.

“Apa kau sedang sibuk?” tanya Siwon sambil memegang lengan Yoona.

Yoona tersentak kaget. Dia tidak berani menatap Siwon saat ini, dia
masih teringat jelas kejadian tadi. “Iya.. aku sibuk..” jawab Yoona.

“Kau sudah makan malam?” tanya Siwon.

Yoona berusaha melepaskan tangannya dari tangan Siwon. Dia tidak


menjawab.

Siwon menatap Yoona dengan pandangan aneh, dia sedikit bingung


kenapa sikap Yoona jadi canggung seperti ini padanya? Kesalahan apa
yang sudah ia perbuat?

Siwon, dia tidak mau mengambil pusing masalah itu, didalam hidupnya
apapun bisa ia lakukan dengan mudah. Dia menarik tangan Yoona lagi
dan menyeret Yoona mengikutinya. Dia tersenyum penuh kemenangan.

“Kau ingin mengajakku kemana?” tanya Yoona bingung. “Aku masih


harus bekerja..”
52 | A R i C h M a n
“Kau lupa aku ini siapa? Aku pemilik Hotel ini! Jadi ikuti saja aku, kau
tidak akan pernah dipecat.” Jawab Siwon dengan seenaknya.

“Tapi..”

“Tidak ada tapi-tapian.. aku sedang pusing aku butuh seseorang yang
dapat menghiburku, mengembalikan suasana hatiku. Kita kencan malam
ini.” Ucap Siwon sambil memandang Yoona dengan serius.

“Mwo?” Seru Yoona tak percaya dengan ucapan Siwon. Dia bingung
sekarang dia harus senang atau bagaimana?

“Kau gantilah seragammu, aku akan menunggumu.” Ucap Siwon.


Terpaksa kalau sudah seperti ini dia tidak punya pilihan lain lagi. Dia
harus mengikuti kemauan siwon yang aneh itu.

~~***~~

Yoona menatap kagum kehindahan pantai dikawasan wisata Wolmido


Island, Incheon. Ini pertama kalinya ia menginjakan kakinya disini. Dia
tahu tempat wisata ini paling terkenal di Incheon. Tapi dia kan selama
hidupnya dihabiskan di Busan jadi dia mana tahu kalau Wolmido Island
memang sangat indah pada malam hari seperti ini. Banyak lampu-lampu
dan air mancur buatan sepanjang jalan menuju pantai.

Siwon ikut senang melihat wajah Yoona yang mengekspresikan


kekagumannya akan keindahan yang disuguhkan Wolmido Island. Dia
tidak salah pilih tempat. “Kau senang? Ini indah sekali kan?” tanya
Siwon.

Yoona tersenyum menatap Siwon. “Iya.. aku senang sekali, dan ini
indah sekali.” Jawab Yoona.

Mereka masih berdiri dipinggir pantai menatap air laut yang berkilauan
karena kena sororat dari kerlap-kerlip lampu yang menyinari malam di
Wolmido Island.

53 | A R i C h M a n
“Siwon.. katanya kau akan mengajakku makan malam? Tapi kenapa kita
hanya terdiam disini?” tanya Yoona. Begitu dia ingat apa tujuan utama
mereka.

Siwon tersenyum lagi, disamping Yoona dia benar-benar sulit untuk


tidak mengembangkan senyumnya. “Tunggu sebentar.” Siwon
mengeluarkan ponselnya dan melakukan panggilan pada seseorang.

“Bagaimana apa sudah siap?” ucap Siwon. Yoona hanya


mendengarkannya. “ Bagus, kami akan kesana sekarang.” Lalu Siwon
menutup Ponselnya.

“Kajja.. Kita makan.” Siwon menuntun tangan Yoona. Lagi-lagi Siwon


bersikap seenaknya. Sehingga Yoona sulit untuk bertanya dan menolak
apa kemauan Siwon.

Siwon menagajak Yoona masuk kekapal Feri mini berwarna


putih.Yoona benar-benar dibuat tercenga oleh Siwon. Kapal feri ini
sangat bagus, dan pasti harganya sangat mahal. Siwon menuntun Yoona
masuk menaiki lantai Dua kapal tersebut. Diatas Sana sudah ada satu
meja penuh dengan hidangan makan malam dilengkapi dengan dua
pasang lilin. Dan dua bangku yang saling berhadapan.

Seperti sebuah mimpi, Yoona tidak pernah membayangkan kalau hari ini
akan terjadi dalam hidupnya. “Ini..?” tanya Yoona dengan sikap tak
percaya melihat semua yang sudah Siwon siapkan didepan matanya.

“Makan malam kita, bagaimana?”

“Ini benar-benar indah..” jawab Yoona dengan mata berbinar-binar.

Baru mereka akan melangkah untuk duduk, tapi kapal bergoyang


dengan sigap Siwon menangkap tubuh Yoona yang oleng karena kapal
tiba-tiba bergerak. Dan kapalpun berjalan perlahan diatas air laut.

“Gwanchanayo?”

54 | A R i C h M a n
Yoona hanya membalasnya dengan senyuman yang menandakan ia
baik-baik saja. Siwon menarik kursi untuk Yoona. Yoona duduk dengan
manis. Siwon duduk berhadapan dengan Yoona. Siwon menuangkan
Vodca kedalam gelasnya dan Gelas Yoona.

Hidangan yang diatas meja adalah hidangan seafood semua. Yoona


sampai bingung harus memulai makan dari mana dulu, karena semuanya
terlihat enak dan menggiurkan. Saefood sangat lekat dengan tempat
tinggalnya di Busan.

Karena melihat Yoona yang belum juga memulai makannya Siwon


mencoba mengambilkan sepotong ikan Salmon segar yang sudah diolah.
Ia letakan diatas piring Yoona yang masih kosong. “Coba ini, ini sangat
enak.”

“Iya.” Jawab Yoona dengan malu-malu. Lalu dia mengambil pisau dan
garpunya. Dan memakan ikan tersebut. “Enak..” komentar Yoona.

Siwon pun ikut memakannya. “tadi kenapa sikapmu tiba-tiba menjadi


aneh padaku? Ada yang kau sembunyikan dariku?” tanya Siwon disela
makan.

Yoona hampir saja tersendak. Dia mengambil minumnya dan


meminumnya dengan perlahan. “itu.. aku hemm..” dia tidak bisa
mejawab ataupun menjelaskannya pada Siwon.

“Aku ingin kau seperti biasanya. Kau tahu, aku tertarik padamu sejak
pandangan pertama. Kau ingat kejadian dimalam hari itu? pertama kali
kita bertemu? Entahlah itu namanya cinta pandangan pertama atau
bukan. Aku orang yang tidak pernah percaya akan hal itu, tapi aku serius
sepertinya aku menyukaimu saat itu juga.”

Yoona menghentikan makannya. Dia menatap Siwon dengan pandangan


tidak percaya. Jadi bukan hanya dia yang merasakan hal aneh saat
pertama kali bertemu? Jadi bukan dia saja yang menyukai Siwon? Jadi

55 | A R i C h M a n
Siwon juga menyukainya? Astaga, lagi-lagi. Yoona tidak akan pernah
berani bermimpi kalau hari ini akan terjadi didalam hidupnya.

Melihat Yoona hanya diam mendengar ucapannya, Siwon pun


berkata.”Tak usah dipikirkan kau tidak perlu menjawabnya sekarang.”
Ucap Siwon pelan. “Aku tahu ini terlalu cepat, kita hanya baru kenal
belum sebulan. Dan pasti kau berpikiran bahwa aku main-main
denganmu. Kau bisa menjawabnya kapanpun, ketika kau sudah yakin.”

Yoona tersenyum lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Anio..


Anio.. Anio..” lalu dia memandangi Wajah Siwon dengan
serius.”Sebenarnya aku juga menyukaimu, hanya saja, kau yakin tidak
masalah? aku ini wanita miskin yang ingin mengadu nasib di Incheon.
Kedatanganku disini hanya untuk merubah nasibku.”

Siwon tersenyum, diwajahnya terlihat sekali keyakinan yang besar.


“Nasibmu akan berubah jika kau bersama aku.”

Yoona menunduk terdiam, rasanya ia ingin sekali menangis. Ia ingin


menangis sekeras-keras, dia benar-benar bahagia. Dia tidak pernah tahu
apa jadinya jika ia tidak pernah datang ke Incheon dan tetap berada di
Busan. Dia tidak tahu apakah ia akan bertemu Siwon si lelaki tampan
gagah dan kaya raya ini yang ternyata juga menyukainya. Astaga
rasanya hatinya penuh dengan bunga-bunga musim semi bermekaran.

Siwon bangun dari kursinya menghampiri Yoona. Ia berlutut dihadapan


Yoona memandangi wajah Yoona yang sendu. Siwon menyentuh dagu
Yoona mengangkat wajah Yoona untuk menatap matanya. Dengan
perlahan tapi pasti Siwon mendekatkan bibirnya kebibir Yoona. Yoona
memejamkan matanya, Siwon mencium bibir Yoona. Air mata Yoona
akhirnya terjatuh juga. dia harap ini bukan hanya sekedar mimpi.

“Saranghae..” ucap Siwon begitu ia menghentikan ciumannya.

“Nado, Saranghaeyo..” jawab Yoona, seulas senyum mengembang di


bibir indahnya.

56 | A R i C h M a n
“Siwon ssi..” ucap Yoona.

“Heem??”

“Bisakah kau tidak bersikap kasar lagi pada karyawanmu? Bisakah kau
menjadi seorang atasan yang baik hati dan berwibawa dengan semua
karyawanmu?”

“Apa maksudmu.”

Yoona mengalihkan pandangannya dari tatapan mata Siwon. “AKu


benci pria kasar, yang tidak pernah menghargai usaha orang lain. dan
pria yang memarahi orang lain padahal orang itu sudah meminta maaf.
Sikapku berubah karena aku tadi melihatmu bersikap seperti itu saat di
lobby.”

Siwon terdiam. Jadi itu masalahnya. Yoona benar dia memang lelaki
kasar dan tidak pernah menghargai usaha orang lain. tapi sebelumnya
tidak ada yang mengatakan seperti itu padanya. Hanya Yoona yang
berani mengatakan itu padanya. Dan harus dia akui itulah yang menjadi
daya tari Yoona, wanita polos dan selalu bersikap jujur.

“Sejak kecil aku selalu bersikap seperti itu. tapi aku janji mulai sekarang
aku akan merubah Sikapku. Kau mau membantunya?”

Yoona memanggutkan kepalanya. “Tentu saja.”

Siwon langsung memeluk Yoona dari belakang dan mengecup pipi


Yoona. “Aku tidak akan melepaskanmu.”

~***~

Eunhyuk masih berkelanjang dada duduk diatas kasur yang ada dibalik
ruang kerjanya. Hyoyeon baru saja mengobati alergi Eunhyuk. Hyoyeon
masih ada didalam ruangan Eunhyuk masih berdiri mematung, karena
sejak tadi Eunhyuk masih melarangnya untuk kembali kedapur. Dengan
alasan menunggu alerginya hilang. Hyoyeon disuruh bertanggung jawab

57 | A R i C h M a n
sampai akhir. Padahal sejak tadi Hyoyeon sudah sangat tidak nyaman
menatap tubuh six pack Eunhyuk yang harus ia akui sangat keren itu.

Eunhyuk lagi-lagi memandangi Hyoyeon dari atas kepala sampai bawah


kaki, harus diakui Eunhyuk, walau tubuh Hyoyeon tidak memiliki tinggi
professional, tabi tubuhnya sexy wajahnya juga cantik. Sesuai kemauan
dia dan Siwon. Mereka hanya menerima karyawan yang memiliki wajah
cantik dan tampan. Untuk menonjolkan nilai costumer service pada
usaha mereka.

Eunhyuk bangun dari posisi duduknya. Dia tersenyum atau lebih


tepatnya menyeringai nakal. Dia mendekati Hyoyeon yang wajahnya
sudah terlihat was-was dengan sikap aneh Eunhyuk. Semakin Eunhyuk
mendekat, semakin Hyoyeon memundurkan langkahnya. Dia takut
sekali. Ucapan Tiffany beberapa waktu yang lalu didapur tiba-tiba
terngiang ditelinganya.

Kau tau tidak, dia itu suka main wanita! Dia suka membayar wanita
untuk tidur dengannya! Kau harus hati-hati. Jangan sampai ia
membayar tubuhmu untuk kesenangannya saja.

Apa lagi saat ini Eunhyuk berkelanjang dada. Hyoyeon benar-benar


takut. Diruangan ini hanya mereka berdua. Jikapun Hyoyeon berteriak.
Kemungkinan besar tidak ada yang mendengarkannya. Karena ruangan
kerja Eunhyuk tersembunyi dari karyawan yang suka mundar-mandir.

“Ya! Hyoyeon.. kemarilah..Aku tahu sejak tadi kau terus menatap


tubuhku! Apa kau suka dengan ini?” tanya Eunhyuk dengan nada
menggoda dan semakin mempersempit ruang gerak Hyoyeon.

“Eunhyuk ssi! Jangan mendekat!” hanya itu yang Hyoyeon lontarkan


dari mulutnya yang mendadak kering.

Eunyuk makin tergoda dengan sikap Hyoyeon yang dipikir hanya


berpura-pura tidak terarik dengannya. Dengan gerak cepat Eunhyuk
menarik tangan Hyoyeon, mendekap tubuh Hyoyeon merapat dengan

58 | A R i C h M a n
tubuhnya, hingga benar-benar tidak ada jarak. Hyoyeon terus berontak
dipelukan Eunhyuk. Dia benar-benar takut.

Eunhyuk mengelus lembut pipi Hyoyeon dengan perlahan, membuat


Hyoyeon merinding. Eunhyuk menyungging senyum disudut bibirnya.
Dia yakin malam ini dia akan mendapatkan kepuasan dari seorang
wanita yang sejak pertama bertemu sangat berani terhadapnya. Dia
yakin kalau Hyoyeon sama dengan wanita-wanita lain yang selalu
berpura-pura tidak tertarik dan sok jual mahal.

“Eunhyuk ssi. Hentikan! Apa yang akan kau lakukan!!” jerit Hyoyeon
ketika Eunhyuk mulai merabah pahanya. Hyoyeon terus menggeliat dan
berusah lepas dari pelukan Eunhyuk.

“Bercintalah denganku.. maka kau akan kerja dengan tenang disini. Apa
kau ingin gaji yang lebih besar? Puaskanlah aku malam ini.”

Ucapan Eunhyuk membuat Hyoyeon ingin muntah. Dia benar-benar jijik


dengan orang yang memeluknya sekarang ini. Dia benar-bena tidak
menyangka kalau hari ini akan terjadi padanya.sekarang yang ada
dipikirannya bagaimana cara agar ia dapat melapaskan diri dari jeratan
Eunhyuk yang bisa saja menghancurkan impiannya untuk merubah
nasib, hanya dalam sekejap.

Dengan gerak cepat ketika Hyoyeon sedang kalut dengan pikirannya.


Eunhyuk menarik wajah Hyoyeon dan berhasil mencium bibir Hyoyeon
dengan penuh nafsu. Hyoyeon terus berontak memukuli dada Eunhyuk.
Hyoyeon bahkan mulai menumpahkan air matanya. Dia benar-benar
tidak bisa terima diperlakukan seperti ini.

Selagi berciuman Eunhyuk bahkan dengan ahli membuka zipper


seragam Hyoyeon. Hyoyeon langsung tersentak kaget dan menggigit
bibir Eunhyuk dengan keras. Dan akhirnya barulah Eunhyuk melepaskan
ciuman ganas dan penuh nafsunya itu. Hyoyeon segera menjauh dan
mendekati pintu.

59 | A R i C h M a n
“Aku memang wanita miskin yang membutuhkan banyak uang untuk
merubah nasibku. Tapi aku tidak pernah berpikiran untuk menjual
tubuhku dengan lelaki manapun!” ucap Hyoyeon dengan serius sambil
beruraian air mata.

Eunhyuk terdiam, dia menatap Hyoyeon dengan tatapan datar.

“Kau salah Eunhyuk ssi, jika menilai semua wanita itu sama! Tanpa
cinta asalkan uang, maka kau bisa mendapatkan kepuasan!” tambah
Hyoyeon.

Dan lagi-lagi Eunhyuk hanya dapat terdiam.

“Kau tidak tahu kan! Sejak aku lahir aku sudah hidup miskin. Pekerjaan
apapun yang dilkuakan kedua orang tuaku tidak pernah cukup. Aku
sejak kecil sudah tahu bagaimana rasanya susah mencari uang. Bukan
sepertimu yang mungkin sejak kecil, apapun yang kau inginkan akan
kau dapatkan dengan mudah. Aku mempunyai seorang adik, aku ingin
adikku mempunyai pendidikan yang lebih tinggi agar dia tidak
sepertiku! Maka aku datang ke Incheon untuk mengadu nasibku. Aku
tidak pernah berpoya-poya dengan hasil kerjaku. Adikku masih
bersekolah. Aku ingin nasibnya lebih baik dari pada aku.” Cerita
Hyoyeon dengan penuh emosi dan berurai airmata.

Hyoyeon sampai jatuh terduduk lemas. Dan dia menangis meraung-


raung. “aku bahkan tidak pernah berpacaran sekalipun. Aku tidak pernah
punya waktu untuk itu. tapi kau! Kau telah merebut ciuman pertamaku
dengan cara yang sangat menjijikan!”

Eunhyuk benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa mendengar semua


ucapan Hyoyeon. Tiba-tiba hatinya jadi sangat tersentuh atau lebih
tepatnya ia sangat merasa bersalah dan menyesal telah melakuakn
Hyoyeon seperti tadi.

Eunhyuk berjalan perlahan mendekati Hyoyeon. Tapi Hyoyeon segera


menghentikannya. “Jangan mendekat padaku, atau aku akan berteriak

60 | A R i C h M a n
dan bilang pada semua orang disini bahwa kau mencoba memperkosaku
dengan paksa. Dan maka tamatlah usahamu ini!”

Akhirnya Eunhyukpun berhenti mendekat. Dia hanya bisa memandangi


Hyoyeon didepannya yang masih menangis. Dan berusah menutup
kembali seragamnya yang tadi sempat dibuka Eunhyuk. Ingin sekali rasa
Eunhyuk berlari dan memeluk Hyoyeon. Bukan, bukan pelukan seperti
tadi tapi yang ia ingin berikan adalah pelukan perlindungan dengan
segenap kekuatannya. Sekarang dia dapat melihat sisi rapuh dari wanita
kuat seperti Hyoyeon ini. Dia sangat menyesal.

“Bukakan pintunya..” ucap Hyoyeon pelan. Dengan susah payah


Hyoyeon berusah berdiri.

Eunhyuk dapat melihat tangan dan kaki Hyoyeon bergetar. Eunhyuk


melangkah dan menekan kode tombol yang ada didinding. Dan pintupun
terbuka.

“Kau berhasil untuk memecatku, besok aku akan menyerahkan surat


pengunduran diriku. Ku pikir tempat ini akan baik untukku, tapi aku
salah, selama tempat ini masih ada orang yang seperti kau. Aku benar-
benar tidak sudi menginjakkan kakiku disini!” ucap Hyoyeon walau
suaranya terdengar gemetar, tapi dia serius. Terlihat dari matanya.

Hyoyeon dengan langkah lemas berjalan keluar dari ruangan Eunhyuk,


keadaannya angat berantakan sekali. Semua orang yang ia lintasi
memandangi dengan tatapan aneh dan penuh selidik. Hyoyeon rasanya
ingin terus menangis dan berteriak kalau dia baru saja menjadi korban
pelecehan seksual. Tapi ia tidak bisa . mulutnya malah terkunci dengan
rapat. Dia tidak kembali kedapur. Dia langsung kembali keruang ganti
pakaian. Lagi pula jam kerjanya juga sudah berakhir setengah jam yang
lalu. Dia ingin segera pulang dan membersihkan tubuhnya. Dia benar-
benar merasa kotor hari ini.

Eunhyuk masih berdiri mematung sambil menatap Pintu ruangannya


yang terbuka. Jantungnya berdebar-debar. Lagi-lagi Hyoyeon

61 | A R i C h M a n
memberikan dia pelajaran yang belum pernah ia dapatkan dari wanita
manapun. Eunhyuk tahu sekarang kalau Hyoyeon berbeda dari wanita
manapun yang sudah ia kenal dan bahkan tidur bersamanya. Eunhyuk
mencengkram tangannya kuat-kuat dia benar-benar merasa dirinya hina.
Dan menjijikan. Bersikap seperti tadi pada Hyoyeon. Wanita yang masih
polos itu.

Eunhyuk menjambaki rambutnya sendiri sambil mengeluarkan teriakan


frustasinya. Baru kali ini dia merasakan penyesalan yang amat terasa.
Eunhyuk segera mengambil kemeja dan memakai kemejanya dia meraih
kunci mobilnya dan langsung keluar dari ruangannya. Dia harus mencari
Hyoyeon dan memohon maaf pada wanita itu.

~***~

“Hyoyeon!! Mau sampai kapan kau membohongiku? Aku disuruh jalan


deluan kehotel dan kau malah pulang deluan. Ini sudah empat hari
Hyoyeon. Kau tidak kerjakan?” tanya Yoona dengan kesal. Padahal ia
baru saja pulang kerja. Tapi ia melihat Hyoyeon sedang duduk sambil
melamun. Sama seperti malam-malam kemarin.

Lagipula. Yoona juga tahu dari Siwon yang tadi saat makan siang
menanyakan keadaan Hyoyeon padanya. Lalu Siwon menceritakan
perubahan sikap sepupunya yang jadi aneh. Dan setelah mereka selidiki
bersama didapur ternyata Hyoyeon sudah tidak bekerja selama dua hari.
Dan bahkan ada yang mengatakan Hyoyeon telah menyerahkan surat
pengunduran diri. Siwon mengira ini pasti ada sangkut pautnya dengan
sepupunya itu. dia tahu betul bagaimana sikap sepupunya.

Yoona tidak habis pikir, sebenarnya apa yang terjadi hingga Hyoyeon
mengambil keputusan seperti itu. mereka sudah berjanji akan berjuang
bersama-sama tapi kenapa Hyoyeon tanpa sepengetahuannya
mengundurkan diri. Dan jadi bersikap aneh seperti ini.

“Hyoyeon, ada apa denganmu?” tanya Yoona. Kali ini suaranya lebih
lembut.

62 | A R i C h M a n
“Aku akan mencari pekerjaan lain besok.” Jawab Hyoyeon.

“kenapa? Kau bilang posisi dan gaji ditempat itu sudah standar yang kau
inginkan? Kenapa tiba-tiba berubah pikiran?”

Hyoyeon terdiam. Dia tidak bisa menceritakan alasan yang sebenarnya


sampai ia mengundurkan diri.

“Hyoyeon.. aku mengkhawatirkan mu!”

“AKu tidak apa- apa sungguh.” Lalu Hyoyeon bangun dan berjalan
keluar dari ruang kontrakannya yang kecil.

Yoona menatap Hyoyeon dengan khawatir. Sebenarnya apa yang


terjadi? Dia tidak tahu sama sekali.

Hyoyeon keluar, dia menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya


perlahan. Ah.. akhirnya dia mendapatkan angin segar atas itrogasi
Yoona tadi. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang menaiki anak
tangga untuk sampai ke kontrakannya.

Hyoyeon tertegun begitu melihat siapa yang orang yang menaiki anak
tangga itu. Eunhyuk. Untuk apa dia datang kesini? Dari mana dia tahu
tempat tinggal Hyoyeon. Hyoyeon menghadap kebelakang. Yoona
berdiri didepan Pintu. Hyoyeon menghembuskan nafas kesal. Pasti dia
tahu dari Siwon. Dan Siwon tahu dari Yoona. Hidup ini benar-benar
sempit. Bisa-bisanya sahabatnya berpacaran dengan sepupu dari
Eunhyuk yang menyebalkan itu.

“Hyoyeon ssi..” ucap Eunhyuk perlahan.

“Untuk apa kau kesini?” tanya Hyoyeon dengan galak.

Tanpa disangka Eunhyuk tiba-tiba maju selangkah lebih dekat dengan


Hyoyeon. Lalu ia berlutut dihadapan Hyoyeon. Dan berkata. “Mianhae..
Jeongmal Mianhaeyo..” ucap Eunhyuk terlihat penuh penyesalan.

63 | A R i C h M a n
Hyoyeon menatap lagi kepintu. Yoona masih berdiri disana. Sambil
menatap penuh tanya.. Hyoyeon jadi serba salah. Sekarang apa yang
harus ia lakukan.

“Aku sudah mengirimkan surat pengunduran diri. Jadi kau lupakan saja
apapun yang sudah terjadi. Aku bukan karyawanmu lagi.”

Eunhyuk mengangkat kepalanya menatap Hyoyeon dengan masih


memasang wajah galak. “Aku menolak surat pengunduran dirimu!
Kembalilah bekerja. Didapur membutuhkan mu. Chef Ryeowook mogok
kerja dia masih menginginkan kau menjadi Asistennya. Dan aku masih
menginginkan kau disekitarku,”

Hyoyeon terdiam. Dia tidak mengeluarkan jawaban apapun.

“aku menyesal. Aku sangat menyesal, telah melakukan hal bodoh seperti
itu. aku tidak bisa tidur. aku terus dihantui perasaan bersalah
terhadapmu. Aku sudah sadar semua ucapanmu malam itu benar. Aku
berjanji akan merubah sikapku.” Ucap Eunhyuk sungguh-sungguh.

“Memangnya apa yang sudah terjadi malam itu?” tanya Yoona tiba-tiba.

Hyoyeon dan Eunhyuk kompak menoleh ke Yoona. “ Yoona bisakah


kau masuk..” perintah Hyoyeon.

Yoona memanggutkan kepalanya. “walaupun aku tidak tahu apa


masalah kalian, seperti itu kalian malah terlihat seperti sepasang kekasih
yang sedang berkelahi. Heheh.” Canda Yoona dengan sikap jujurnya.

Hyoyeon langsung memelototi Yoona atas ucapannya yang ngelantur


itu. “Yoona..!!”

“Baikk.. aku mengerti.” Lalu Yoona masuk dan menutup pintu. Kini
tinggal Hyoyeon dan eunhyuk berdua.

“Hyoyeon ssi.. aku mohon dengan sangat kembalilah bekerja besok.


Aku tahu kau sangat menyukai pekerjaanmu itu jadi kembalilah. Aku

64 | A R i C h M a n
janji tidak akan mengganggmu lagi. Kau harus tetap berada dijalanmu.
Bukankah kau ingin merubah nasibmu? Teruskanlah jalan yang sudah
kau ambil. Anggap saja aku ini batu jahil yang hampir saja
menjatuhkanmu.”

Hyoyeon terdiam, dia tidak tahu harus berkomentar apa.

Lama mereka saling terdiam. Tidak tahu kata-kata apa lagi yang harus
mereka ucapkan.

“Bangunlah..” ucap Hyoyeon akhirnya memecahkan keheningan malam


diantara mereka.

“Kau akan kembali bekerja? “ tanya Eunhyuk senang. Tapi dia tidak
segera bangun dari posisi berlututnya.

“Aku akan pikirkan nanti saat aku pulang.” Jawab Hyoyeon.

Eunhyuk menggelengkan kepala. “Anio! Kau harus memberikan aku


kepastian dahulu. Aku tidak akan pulang dan tetap seperti ini sampai kau
benar-benar memaafkan aku dan kembali bekerja besok.”

“Kau ini benar-benar menyusahkan orang ya! Ini sudah tengah malam.
Cepat bangun dan pulang!”

“Tidak mau!! Cepat jawab permintaanku dulu!” rengek Eunhyuk.

Hyoyeon mendesah putus asa akhirnya. Eunhyuk memang susah


dilawan. Kemauannya keras. “IYA!!” teriak Hyoyeon biar Eunhyuk
puas sekalian.

Senyum dibibir Eunhyuk melebar. Dia bangun dari posisinya tapi karena
sudah kelamaan berlutut maka membuat kakinya keram. Ketika ia
berdiri tubuhnya langsung tidak seimbang. Dan langsung menarik
lengan Hyoyeon untuk pegangan, tapi jadinya malah dia memeluk
Hyoyeon.

65 | A R i C h M a n
Hyoyeon langsung mendorong tubuh Eunhyuk menjauhi dirinya. “
Dasar! Selalu mencari kesempatan!” protes Hyoyeon.

“Aku tidak sengaja. Kaki-ku benar-benar keram.. dan sulit berdiri


dengan benar.” Ucap Eunhyuk, sambil memohon maaf.

“Sudah aku mau masuk dan tidur. pulanglah!” tanpa menunggu jawaban
Eunhyuk Hyoyeon langsung menyelonong pergi masuk kedalam rumah
dan meninggalkan Eunhyuk yang masih nampak bahagia. Karena
mendapat maaf dari Hyoyeon dan akhirnya Hyoyeon kembali ke
pekerjaannya.

~***~

“Heii..!!”

Yoona celingukan mencari sumber suara yang sangat ia kenal itu. tapi
dimana? Siwon tidak terlihat dimanapun?

“Aku disini, diatas!”

Yoona mendongakan kepalanya dan mendapati Siwon dilantai atas


sedang berdiri tersenyum memandanginya. Senyum itu. selalu membuat
hati Yoona berdebar-debar.

“Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau sedang memata-mataiku?”


tanya Yoona dan tak dapat menahan senyumnya juga.

“memangnya terlihat seperti itu ya? Aku hanya tidak bisa sehari saja
tidak melihatmu. Aku selalu merindukanmu.”

Wajah Yoona jadi memerah mendengar ucapan konyol Siwon. “Kau


sedang merayuku?”

“Tidak.. Hemm. Yoona jangan terlalu lelah bekerja. Nanti jam satu siang
temani aku makan siang.”

66 | A R i C h M a n
“Iya.. tapi sekarang aku harus melayani tamu dulu. Sampai nanti.” Ucap
Yoona dan mendorong meja trolinya lagi.

Siwon hanya tersenyum senang melihat Yoona. Yang walau sudah


menjadi kekasihnya tapi dia masih bersikap sama seperti kemarin tetap
bekerja professional. Dia memang wanita yang berbeda. Kata hati
pertama memang tidak akan pernah salah. Dia benar-benar jatuh cinta
dengan Yoona.

Lagi-lagi tanpa dua pasang orang itu ketahui. Sooyong melihat mereka
dan mendengar pembicaraan mereka dengan tatapan geram dan iri.
Sebenarnya. Sooyoung sudah menyukai Siwon sejak dulu saat dia
menjadi fatner kerja di Gidae Group pusat. Tapi Siwon tidak pernah
tertarik dengan dirinya. Siwon malah bermain dengan wanita yang dapat
dibayar. Tapi sekarang Sooyoung menangkap perubah Sikap Siwon
setiap harinya. Siwon jadi banyak senyum,tidak mudah marah dan
bahkan selalu mengucapkan kata tolong sebelum memerintah
bawahannya dan mengucapkan terima kasih setelah memerintah. Itu
beda dari Siwon yang sebelumnya. Apa ini semua karena Yoona.
Sooyoung jadi sangat penasaran apa yang sudah terjadi dengan dua
orang itu. tapi dia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya
seorang adik dari mantan kekasih Siwon yang pernah melukai hati
Siwon. Seharusnya dia masih sering disapa Siwon dan dijadikan
bawahan Siwon itu sudah lebih dari cukup.

~***~

Siwon membelalakan matanya ketika dia senang mengcheck-up keadaan


hotelnya yang sudah berjalan lebih dari sebulan. Didepan sana dia
melihat eommanya berdiri sambil mengedarkan pandangannya ke
seluruh bangunan hotel itu. Siwon segera meninggalkan pekerjaannya
dan berjalan menghampiri eommanya.

“Eomma!! Apa yang sedang kau lakukan disini? Kau datang dengan
siapa?” tanya Siwon bertubi-tubi.

67 | A R i C h M a n
Eommanya menatap Siwon dari bawah kaki sampai sampai atas kepala
putranya itu. lalu memeluk Siwon. “Bagaimana kabarmu? Eomma
sangat mengkhawatirkan mu..apakah kau kelelahan menangani
bisnismu?” tanya Eommanya dengan ciri khas kekhawatiran orang tua
terhadap anaknya.

“Seperti yang eomma lihat sekarang. Aku baik-baik saja dan bisnis ini
juga berjalan dengan lancarkan? Aku sudah bilang akan membuktikan
pada Aboji kalau aku juga bisa.” Jawab Siwon dengan yakin.

Eommanya tersenyum, “Eomma senang. Kau mau bekerja keras seperti


ini…”

Siwon hanya membalasnya dengan senyuman. “Ah.. kebetulan eomma


ada disini. Apakah eomma sudah makan siang?” tanya Siwon.

“Belum, memangnya kenapa?”

“Tepat.. aku akan mengenalkan seseorang pada Eomma. Nanti saat jam
makan siang.”

“Seseroang? Siapa?” tanya Eommanya jadi penasaran.

“Nanti juga eomma akan tahu ini kejutan!.” Jawab Siwon sambil
mengedipkan sebelah matanya.

~***~

Hyoyeon melepas sarung tangannya. Dia duduk didepan ruang ganti.


Sekarang waktunya dia istirahat sejanak sejak tadi pagi terus berkutik
didapur melayani pesanan orang-orang yang lapar. Hyoyeon menyapu
keringatnya dengan punggung lengannya. Tiba-tiba ada tangan
seseorang menyodorkan sekaleng soda dingin didepan wajahnya.

Hyoyeon menatap orang itu. Eunhyuk tersenyum. “Ambillah.. minuman


ini aman.”

68 | A R i C h M a n
Hyoyeon menyunggingkan senyum kecil lalu mengambilnya. Dan
membuka tutup kalengnya. Langsung ia minum. Dia memang haus dan
sangat panas rasanya setengah hari berada didapur. Eunhyuk ikut duduk
disebelah Hyoyeon. Dia memperhatikan wajah Hyoyeon yang sedikit
berkeringat dan dia memperhatikan cara Hyoyeon menikmati minuman
yang ia berikan. Kenapa akhir-akhir ini semakin ia mengenal Hyoyeon,
dimatanya Hyoyeon semakin terlihat menarik dan ingin sekali ia
memiliki Hyoyeon yang ada dihadapannya.

“Tidak baik, memandangi wajah orang seperti itu.” ucap Hyoyeon tanpa
menoleh.

Eunhyuk langsung tercekat dan mengalihkan pandangannya. Dia jadi


tersenyum malu.

“Hyoyeon..”

“Hem…”

“Mau kah kapan-kapan kita jalan-jalan bersama berkeliling Incheon?


Pasti sangat lelah menjadi koki di Restoran hotel kami. Aku hanya
menawarkan semacam wisata Refreshing. Ini gratis.”

Hyoyeon memutar wajahnya menatap Eunhyuk yang jadi salah tingkah


ketika Hyoyeon menatapnya. “Sejujurnya aku masih takut berjalan
hanya berdua denganmu. Jadi tawaran menarik itu akan aku pikirkan.”
Jawab Hyoyeon lalu meminum air sodanya lagi.

“Kapanpun kau ingin pergi denganku aku siap menemanimu.” Sahut


Eunhyuk dengan pasti.

Hyoyeon hanya membalasnya dengan senyuman. Lalu ia bangun dari


duduknya. Menyerahkan kaleng soda yang sudah kosong ketangan
Eunhyuk. “Aku harus kembali bekerja.”

69 | A R i C h M a n
Eunhyuk menggenggam kaleng soda kosong itu. lalu dia menatap
punggung Hyoyeon yang berjalan menjauh dari dirinya. Hyoyeon
perlahan orang itu telah merubah Eunhyuk.

~***~

“Eomma.. kenalkan ini Yoona.”

Eomma siwon menatap Yoona lekat-lekat ketika Siwon membawa


Yoona menemuinya di restoran.Yoona berdiri dengan sikap malu.
Karena hari ini mendadak Siwon meperkenalkan dia dengan orang tua
siwon. Yoona benar-benar tidak ada persiapan apapun. Bahkan sekarang
dia masih memakai seragam pelayan hotel. Dia benar-benar jadi malu.

“Annyeonghasimnika… Im Yoona imnida.” Yoona membungkukkan


kepalanya dengan sangat rendah memberikan salam hormat pada eomma
Siwon.

“Eomma.. dia adalah kekasihku.”

Eomma siwon langsung terbelalak terkejut mendengar perkataan siwon


berikutnya. Lalu dia memandangi Yoona lagi. Tetap sama. Yoona
memakai seragam yang sama dipakai oleh pelayan lain yang sejak tadi
mundar-mandir dihotel.

“Sejak kapan?” tanya Eommanya.

“hubungan kami sudah berjalan hampir dua minggu.” Jawab Siwon


sambil menggenggam tangan Yoona.

“Astaga Siwon! Apa ini yang kau bilang kejutan? Kau masih harus
mempertahan kan ahli waris atas Gidae Group. Tapi kau malah
berpacaran dengan seorang pelayan seperti dia? Apa yang dia punya?
Atau dia bisa saja hanya akan memanfaatkan mu saja Siwon! Begitu kau
sudah berhasil dengan usahamu, dia akan mengambil setangah harta kita
dan pergi begitu saja!” ucap Eommanya. Nafsu makannya jadi
menghilang.
70 | A R i C h M a n
Yoona terdiam. Dia terpukul dengan ucapan eomma Siwon. Ini dia yang
ia takutkan. Jika Siwon mencintainya dia juga mencintai Siwon.tapi
bagaimana dengan orang disekitar mereka? Pasti akan
mempermasalahkan cinta ini. Si Kaya raya dengan Si Miskin sepertinya
Pasti penilaian orang selalu sama. Si Miskin hanya ingin memfaatkan
kekayaan si kaya raya.

“Eomma.. Yoona bukan wanita seperti itu. dia berbeda.aku bisa


membuktikannya kalau dia tak seperti yang kau khawatirkan eomma!
Masalah bisnis dan warisan. Aku masih akan memperjuangkannya.
Jangan khawatir tapi aku juga butuh seseorang yang mendukungku dan
memberiku kenyamanan hati.”

Eomma siwon menggelengkan kepalanya seolah dia tidak bisa


mempercayai ucapan Siwon. Eomma siwon mengambil tasnya, lalu
berdiri dari tempat duduknya. “Aku kehilangan selera makanku Siwon.
Aku tidak setujuh dengan hubunganmu dan wanita ini.” Lalu dia pergi
belalu dari Siwon dan Yoona.

“Eomma!! Eomma!!” teriak Siwon memanggil eommanya. Semua tamu


yang sedang menikati makan jadi memperhatikan mereka.

Tapi eomma Siwon terus berjalan dengan sikap tegas dan tidak
pedulinya. Dia hanya kecewa dengan Siwon yang seharusnya fokus
untuk mendapatkan ahli waris untuk masa depannya. Tapi malah
bermain-main dengan seorang wanita miskin dan hanya bekerja sebagai
pelayan. Dia tidak pernah habis pikir dengan selera anaknya yang
mendadak jadi rendah seperti itu.

Selepas kepergian eomma Siwon Yoona masih terdiam. Yoona


melepaskan tangannya dari tangan Siwon. “Kau.. aku malu Siwon, aku
malu.. mungkin kita memang tidak akan pernah bisa untuk menjalin
hubungan. Cerita cinta si kaya dengan si miskin hanya ada dalam sebuah
dongeng. Kau telah membuat aku bermimpi terlalu jauh. Sekarang aku
bersyukur sebelum terlambat eommamu sudah membangunkan aku dari
mimpiku.”
71 | A R i C h M a n
“Yoona… kau jangan menyerah seperti ini. Aku mencintaimu.. sungguh.
Kita harus tetap bersama. Eomma hanya terlalu shock dengan
perubahanku. Aku yakin dia bisa mengerti hubungan kita. Aku anak
lelaki satu-satunya yang ia punya..”

“Aku tidak tahu.. aku perlu memikirkan hal ini” lalu Yoona berjalan
meninggalkan Siwon. Disana sudah terlalu banyak mata yang menatap
ingin tahu apa yang sedang terjadi. Yoona menangis ketika jaraknya
sudah jauh dari Siwon. Hatinya sangat sakit mengingat ucapan kasar
yang diucapan eomma Siwon terhadapnya. Dia bukan wanita yang
seperti itu. dia hanya tulus mencintai Siwon. Dan dia tidak akan
mengambil apapun yang bukan menjadi haknya.

Siwon terdiam merenung dengan kejadian yang baru saja terjadi.


Mendadak kepalanya jadi pusing. Dia benar-benar menjadi kesal
sekarang. Siwon berlari untuk mengejar Yoona. Dia benar-benar tidak
ingin kehilangan Yoona. Biarlah dia akan menyelesaikannya nanti
urusan usahanya sekarang, alih waris dan percintaannya. Dia yaki dia
bisa menyelesaikan itu semua.

***

Part 3 END

***

Sooyoung mundar mandir didalam ruang kerjanya. Dia benar-benar


shock saat Ibu Siwon – Nyonya Choi mendatanginya. Dan meminta
dirinya memperingati Yoona agar tidak dekat-dekat dengan anaknya
lagi. Dan bahkan nyonya Choi meminta agar Sooyoung memecat Yoona
segera.

72 | A R i C h M a n
Ibu Siwon tahu jika ia menyuruh Siwon yang melakukan itu, anaknya
yang keras kepala itu pasti tidak akan mau menuruti kemauan ibunya
dan justru marah-marah dengan ibunya. Makanya ia mendatangi
Sooyoung sebagai kepada HRD. Agar Sooyoung bisa menindaklanjuti
semua kemauannya. Dia hanya tidak mau anaknya salah memilih
wanita. Apalagi Yoona hanya seorang pelayan. Tidak pantas bersanding
dengan Putranya yang calon pewaris semua kekayaannya.

Sooyoung memang juga tidak suka melihat kebersamaan Yoona dan


Siwon. Tapi dia tidak berhak menghentikan kebahagian Siwon. Jika
memang siwon lebih bahagia dengan Yoona. Sooyoung juga takut jika
Siwon mengetahui ini, pasti Siwon akan marah besar padanya. Tapi jika
dia tidak menuruti permintaan nyonyai Choi maka dia yakin Nyonya
Choi tidak akan membuat hidupnya tenang. Sama seperti yang pernah ia
lakukan kepada kakak Sooyoung yang pernah menyakiti Siwon.

Sooyoung tersendak kaget ketika pintu ruangannya diketuk dari luar.


Dia jadi resah dengan semua ini.

“Masuk..” sahut Sooyoung.

Pintu terbuka. Yoona masuk kedalam ruangan Sooyoung. Sooyoung


langsung kembali duduk kekursinya dan mempersilakan Yoona duduk
berhadapan dengannya.

“Maaf Yoona. Aku mengganggu jam kerjamu.”

“Tidak masalah.”

Sooyoung menatap Yoona lurus. Tapi sedetik kemudian dia jadi tidak
berani menatap Yoona lama-lama. “Apa kau sudah membaca pelaturan
karyawan disini?” tanya Sooyoung sambil membuka-buka buku
ditangannya.

Yoona mencoba mengingatnya. “Sudah..” jawabnya yakin.

“Apa kau tahu peraturan nomor enam?”


73 | A R i C h M a n
Yoona terdiam. Peraturan nomor enam? Apa ya? Dia lupa. Lalu dia
menggelengkan kepalanya.

Sooyoung mendesah. “Ini masalahnya. Kau tidak mengingat peraturan


nomor enamnya!”

Yoona masih tidak mengerti apa kesalahannya kali ini? Tentang


peraturan. Dia pikir dia sudah bekerja dengan sangat baik. Sooyoung
memberikan buku yang tadi ia baca kepada Yoona, Yoona langsung
mengerti maksud Sooyoung, dia langsung membaca point nomor 6. Lalu
Yoona terdiam. Apakah Sooyoung tahu?

“Aku tidak bermaksud mencapuri usuran pribadimu. Apalagi


percintaanmu.” Kata Sooyoung terdengar menasehati. “Tapi sekarang
kau sedang bekerja dengan kami, kamu wajib mengikuti peraturan
diperusahaan ini. Bagaimanapun sesama pegawai tidak bisa menjalin
hubungan disini.”

Yoona masih terdiam. Jadi ini masalahnya. Sejak awal dia memang
takut hal ini saat menerima cinta dari Siwon. Dia mencintai Siwon. Tapi
keadaan disekitarnya nampaknya berlomba-lomba untuk membuat jarak
dirinya dengan Siwon.

“aku tahu dia bukan karyawan, tapi dia adalah atasan kita semua. Tapi
kumohon hentikanlah sebelum semuanya terlambat. Kau masih mau
bekerja disini kan?” tanya Sooyoung.

Rasanya dada Yoona menjadi sesak. Dan matanya jadi terasa perih.
Yoona memanggutkan kepalanya dengan perlahan. Lalu ia menjawab
pelan tapi pasti. “iya. Aku masih ingin bekerja disini.”

Sooyoung henghembuskan nafas legah dan tersenyum. “Baiklah, anggap


ucapanku ini peringatan pertama dari perusahaan, tapi jika lain kali ada
yang mengadu melihat kau dan dia berpacaran disini. Maaf Yoona kami
akan memutus kontrakmu secara sepihak.”

74 | A R i C h M a n
Mungkin yang dikatakan ibunya Siwon. Wanita sepertinya memang
tidak cocok bersanding dengan putra pewaris semua kekayaan
keluarganya. Dan wanita seperti dia memang hanya memikirkan uang.
Walau sakit hatinya, tapi dia memang tidak ada pilihan lain. dia masih
harus mengurus hidupnya dan keluarganya yang terjerat banyak hutang.

“Baik aku mengerti.” Jawab Yoona akhirnya.

“Baiklah kau boleh keluar dan melanjutkan pekerjaanmu.”

Yoona bangun dari duduknya. Setelah menunduk memberi salam pada


Sooyoung, Yoona melangkahkan kakinya yang begitu lemah keluar
ruangan Sooyoung. Begitu ia menutup pintu Yoona bersandar pada
Pintu, dan air mata yang sudah ia coba tahan tak terbendung lagi.
Pertahannya jebol. Ia menangis dalam diam sambil menutup mulutnya.
Apakah dia tidak berharap untuk bahagia? Sampai urusan percintaannya
saja harus semalang ini?

Begitu Yoona keluar dari ruangannya, Sooyoung langsung bangun dari


duduknya. Wajahnya berubah menjadi sedih dan sangat menyesal.
“Maafkan Aku Yoona ssi. Aku mengerti bagaimana perasaanmu
sekarang. Sungguh aku tidak bermaksud seperti itu. tapi hidupku sama
terancamnya denganmu. Kupikir ini yang terbaik untuk wanita seperti
kita. Yang walau berusaha sebesar apapun tetap tak dianggap.” Ucap
Sooyoung terdengar lirih. Bahkan ditelinganya sendiri pun juga begitu.

~***~

“Auhh..” Hyoyeon menjerit begitu tangannya teriris pisau yang sedang


ia gunakan untung memotong lobak.

Ryeowook yang mendengarnya langsung melepas pekerjaannya yang


sedang mengotrol suhu open. Dengan perasaan Khawatir dia
menghampiri Hyoyeon dan melihat sendiri keadaan Hyoyeon. Reaksi

75 | A R i C h M a n
Ryeowook ternyata cukup berlebihan ketika ia melihat jari telunjuk
Hyoyeon yang sudah mengeluarkan banyak darah.

“Astaga! Hyoyeon apa yang terjadi?” tanyanya dengan panic.

“tidak apa-apa hanya kecelakaan ringan. Aku akan mengurusnya.”


Jawab Hyoyeon sambil menahan sakit dijarinya, nampaknya lukanya
cukup dalam juga.

Tanpa Hyoyeon duga sebelumnya. Ryeowook meraih tangan Hyoyeon


dan menuntun Hyoyeon meninggalkan pekerjaannya. Membawa
Hyoyeon keluar dari dapur. Tiffany yang memperhatikan sejak teriakan
Hyoyeon tadi jadi merasa kesal. Dulu saat ia hampir memotong
tangannya sendiri orang-orang beranggapan dia ceroboh dan manja. Tapi
sekarang giliran Hyoyeon yang seperti itu justru mendapat perhatian
lebih dari seorang chef yang Tiffany idolakan didapur ini. Sungguh tidak
adil. Tiffany membanting-banting tepung adonan yang senang ia buat
dengan perasaan kesal.

“Hey! Kau mau membuat adonan itu rusak!” omel salah seorang
rekannya begitu melihat tingkah Tiffany.

Tiffany menghentikan sikapnya, tapi ia ganti dengan mendengus kesal.


Apa istimewahnya sih Hyoyeon itu? hanya bisa melakukan pekerjaan
dengan cepat dari pada dia dan lebih rapi dari perkerjaannya dan lebih
berpengalan dari padanya? Hanya itukan? Dasar orang-orang didapur ini
benar-benar curang dan pilih kasih. Tidak adil! jerit tiffany didalam
hatinya. Semakin hari ia semakin tidak suka dengan Hyoyeon. Yang
selalu membentaknya jika hanya bergosip sedikit. Memangnya apa
salahnya bergosip. Emangnya dia tidak pernah begitu? Diakan juga
wanita!

Ryeowook mengajak Hyoyeon keruang steril khusus koki. Ryeowook


mencuci tangan Hyoyeon dengan air bersih sampai darah yang mengalir
tadi dan menodai tangan Hyoyeon bersih. Lalu ia memberikan handuk
ketangan Hyoyeon. Hyoyeon bingung dengan Sikap baik Ryeowook

76 | A R i C h M a n
padanya. Semenjak ia kembali ke Restorant ini Ryeowook jadi sedikit
berlebihan terhadapnya. Hyoyeon jadi merasa risih. Dia takut koki lain
mengira mereka ada hubungan istiwemah. Padahalkan tidak seperti itu.

Kini Hyoyeon dan Ryeowook duduk diruang istirahat. Ryeowok


memberikan alcohol pada luka Hyoyeon. Lalu memberikan cairan
antiseptic dan terkahir Ryeowook membalut luka tersebut dengan
plaster. “Selesaikan. Sekarang kau bisa melanjutkan pekerjaanmu lagi.
Tangan ini sangat berharga jangan kau melukainya lagi ya.”

Hyoyeon bingung harus menjawab apa, “iya, Gomawo chief.” Ucap


Hyoyeon akhirnya.

Ketika Hyoyeon dan Ryewook berdiri untuk kembali menuju dapur.


Hyoyeon melihat Eunhyuk yang berdiri di luar ruang istirahat sambil
memegang sekaleng minuman soda. Hyoyeon melihat wajah Eunhyuk
yang hanya terdiam dan sulit diartikan. Melihat wajah Eunhyuk yang
seperti menahan marah dan kecewa membuat sesuatu dihati Hyoyeon
menjadi tidak tenang.

“Hai..” Hyoyeon bermaksud menyapa Eunhyuk. Tapi Eunhyuk


menghela napas sebentar lalu pergi tanpa memandang Ke Hyoyeon lagi.

Hyoyeon terenga melihat tingkah Eunhyuk yang jadi aneh seperti itu.
ada apa? Dan melihat Eunhyuk seperti itu tiba-tiba perasaan bersalah
menyelinap didalam tubuhnya.

“Ada apa dengannya? Ah.. kenapa aku jadi mengkhawatirkan sikapnya


itu? kembalilah ke akal sehatmu Hyoyeon!!” Hyoyeon menggelengkan
kepalanya kuat-kuat.

“Kau bicara apa?” tanya Ryeowook.

Hyoyeon tersenyum kecil. “Tidak. Bukan apa-apa kok.” Lalu pergi


meninggalkan Ryeowook kembali kedapur. Ryeowook hanya menaikan
bahunya sambil tersenyum lalu menyusul Hyoyeon.

77 | A R i C h M a n
~***~

“Yoon!!” Siwon yang melihat Yoona berjalan dikolidor hotel langsung


memanggilnya.

Yoona mendengar dan mengenali suara itu. tapi ia tetap tidak


mengacuhkannya dan berjalan tanpa menoleh kebelakang.

Siwon mengerutkan keningnya. Lalu ia menghela napas. Dan


mempercepat langkahnya. Yoona sudah menekan tombol Lift. Dan
menunggu dengan tidak sabar didepan situ. Siwon langsung bergerak
cepat tepat saat pintu lift terbuka. Ia menarik tangan Yoona dan
membawa Yoona mengikutinya. Ia membawa Yoona masuk kedalam
tangga darurat.

Begitu ditangga darurat yang sepi dan cahanya remang-remang. Yoona


merasa dirinya juga dalam posisi sama daruratnya. Dan rasanya keadaan
ini sangat mencengkamnya. Dua orang itu hanya saling terdiam. Siwon
terdiam sambil menatap Yoona dalam-dalam tapi tidak dengan Yoona
yang menundukan kepalanya tidak berani menatap Siwon. Disuasana
sepi ini. Hanya jantung mereka yang berdebar dan hembusan napas
mereka saja yang terdengar.

“Kenapa kau jadi seperti ini? Aku sudah tidak tahan lagi kau terus
menghindariku sejak pertemuan kita dengan eomma ku.” Ucap Siwon
akhirnya.

Yoona masih memilih diam. Dia diam bukan karena tidak ada yang
perlu ia bicarakan. Tapi ia diam takut pendiriannya roboh.

“Yoon, harus aku bilang berapa kali padamu, kalau aku tidak peduli
dengan ucapan eomma, dan aku akan tetap mempertahankan perasaanku
kepadamu?”

78 | A R i C h M a n
Mendengar Siwon berucap penuh emosi dan perasaan seperti itu
membuat hati Yoona terasa tersayat-sayat. Perih sekali.

“Cukup Yoon! Aku perlu dukungan! Karena sekarang aku sedang


mempertahankan mu, maka aku sangat membutuhkan dukungan darimu!
Tapi seminggu ini kau malah selalu menghindariku dengan berbagai
cara!” ucap Siwon sambil mengguncangkan bahu Yoona. Agar Yoona
sadar!

“Aku tidak pernah percaya dengan yang dinamakan cinta pada


pandangan pertama, dan aku tidak pernah berpikirkan menjalani
hubungan dengan wanita secara serius dengan tulus. Tapi sekarang,
semua itu bukan diriku lagi. Aku menyukaimu sejak pertama melihat
dan dengan tulus ingin kau selalu bersamaku. Seterah terdengarnya
memang ini konyol. Tapi aku serius. Aku mencintaimu!”

Perlahan Yoona mengangkat kepalanya. Matanya sudah berkaca-kaca


menahan segala cairan yang sudah siap terjun bebas. Yoona menatap
Siwon dalam diam. Siwon balas menatap Yoona dengan tulus. Lalu
Yoona bergerak memeluk Siwon dan tangisannya pecah. Siwon
menghela napas legah. Dan membalas memeluk Yoona dengan erat.

“Mianhae.. Mianhae..” ucap Yoona ditengah isak tangisnya. “Aku


benar-benar tidak bisa berpikiran jernih saat mendengar apa yang
diucapkan ibumu padaku waktu itu. aku benar-benar takut dan aku takut
apa yang ibumu ucapkan itu memang benar. Aku takut menjadi wanita
yang seperti itu. dan yang lebih takutnya lagi. Aku takut jika aku terus
egois ingin bersamamu, aku takut melukai perasaanmu, dan
menghancurkan mimpi mu dan juga mimpi orang tua mu. Menggapai
mimpi itu tidak mudah. Jadi aku.. aku benar-benar…”

Siwon menahan ucapan Yoona yang terlalu panjang dan banyak


ketakutan itu dengan meletakan jarinya dibibir Yoona yang hampir
kering. “Semua ketakutan mu itu tidak beralasan sama sekali. Hentikan
omong kosong itu. kau takut aku terluka lalu bagaimana dengan dirimu?
kau membiarkan dirimu terluka demi aku? Yang benar saja, kupikir dulu
79 | A R i C h M a n
tidak ada wanita yang seperti mu, ternyata sekarang itu benar-benar
ada.” Siwon tersenyum kecil tapi begitu tulus. Lalu ia mengecup kening
Yoona. “Kau bisakah terus berpegangan denganku dan percaya padaku?
Kita hanya perlu bersabar sebentar.”

Yoona memanggutkan kepalanya. Iya dia percaya dengan Siwon dan dia
akan selalu berada didekat Siwon memberikan Siwon dukungan sepenuh
hatinya. Tapi tiba-tiba Yoona menjauhkan dirinya dari Siwon dan
menatap Siwon dengan tatapan polos. “Tapi ada satu masalah lagi.”

“Apa?”

“Kita tidak bisa berpacaran seperti ini disini. Maksudku di gedung ini.”
Ucap Yoona dengan malu-malu.

Siwon menaikan sebelah alisnya. Menatap kekasihnya itu dengan


pandangan tidak mengerti. Kenapa tidak boleh? Toh ini gedung
miliknya.

“Aku sudah menandatangani sebuah kontrak perjanjian diawal aku kerja


disini. Dan di point nomor enam itu bertuliskan sesama pekerja dilarang
menjalin hubungan didalam kantor dan menyangkutpautkan pekerjaan
denga asmarah. Jadi… kita tidak bisa. Nanti aku bisa dipecat.” Ungkap
Yoona. Dasar wanita ini emang terlalu polos dan jujur.

Siwon tertawa kecil mendengar alasan itu. “Siapa yang akan berani
memecatmu hah? Kau ini bukan sedang berpacaran dengan sesama
pelayan tapi kau sedang berbacaran dengan Choi Siwon, pemilik gedung
ini. Jadi apa yang perlu kau takuti? Peraturan itu akan aku hapus untuk
mu.”

Yoona tercenga mulutnya terbuka lebar. Benar juga ya kalau dipikir-


pikir? Ah. Kenapa ia jadi bodoh begini. Tidak ia tidak bodoh dia hanya
tidak mau kehilangan pekerjaannya sebelum menerima gaji awal yang
akan ia dapatkan beberapa hari lagi.

80 | A R i C h M a n
“Bahkan kalau aku dan kau melakukan seperti inipun tidak ada yang
berhak melarangnya.” Ucap Siwon lalu dengan gerak cepat ia mencium
bibir Yoona dan melepasnya sambil tersenyum puas.

Yoona benar-benar terkejut. Aliran darahnya langsung naik


kepermukaan, wajahnya langsung memanas dan memerah. Siwon yang
melihat reaksi Yoona yang seperti membuatnya benar-benar tidak tahan
untuk tertawa. Kenapa kekasihnya ini begitu manis dan lucu. Dia benar-
benar menyukai wanita ini.

“Jangan tertawa! Kau sedang mempermainkan aku ya!!” jerit Yoona


sambil memukuli lengan Siwon. Siwon masih saja tertawa. Dan
membuka pintu tangga darurat. Lalu ia melarikan diri dari tangan-tangan
Yoona yang terus berusaha memukulinya.

“Jangan lari!! Kau harus bertanggung jawab!!” teriak Yoona sambil


mengejar Siwon.

~**~

Hyoyeon menggosok-gosokan tangannya berkali-kali sambil terus


berjalan dipinggir jalan menuju kontrakannya. Malam ini terasa sangat
dingin. Ia lupa memakai sarung tangan. Makanya tangannya yang
memang mudah sekali dingin terus ia gosok-gosok sambil tiup-tiup
dengan mulutnya yang mengeluarkan banyak embun.

Tiinn…Tiin…

Hyoyeon tersentak kaget ketika mendengar suara plakson mobil.


Hyoyeon menoleh kebelakang, ingin tahu siapa orang yang sudah
mengganggu perjalanannya. Hyoyeon menutupi wajahnya dengan
telapak tangannya. Lampu mobil itu menyilaukan pandangannya.
Hyoyeon menyipitkan matanya ketika mobil itu berhenti disampingnya.
Pintu mobilnya terbuka. Dan Eunhyuk keluar dari dalam. Hyoyeon
memundurkan langkahnya sedikit.
81 | A R i C h M a n
“Masuklah..” ucap Eunhyuk begitu saja.

Hyoyeon masih diam ditempatnya. Lalu ia celingukan. Apakah benar


Eunhyuk bicara dengannya dan menyuruhnya masuk kedalam mobil
mewahnya itu?

“Ayoo cepat..” Eunhyuk benar-benar tidak sabaran. Ia memegang kedua


bahu Hyoyeon dan mendorong Hyoyeon dengan paksa agar masuk
kedalam mobilnya.

“Hey!! Apa-apaan kau ini! Ini bisa dinamakan tindakan penculikan


berencana tau!” teriak Hyoyeon ketika Eunhyuk membukakan pintu
disamping kemudi.

“Jangan banyak bicara, masuklah…udara diluar sangat dingin.”

Akhirnya Hyoyeon merendahkan kepalanya dan masuk kedalam mobil.


Eunhyuk tersenyum kecil dan segera menutup pintu mobilnya. Seolah ia
takut kalau Hyoyeon akan melompat keluar dari merubah pikiran,
Eunhyuk berlari mengelilingi mobilnya dan masuk kemobilnya.

“Pasang sabuk pengamannya.” Perintah Eunhyuk yang mulai


menyalakan mesin mobilnya.

“Kita mau kemana memangnya? Aku tidak mau mengikuti ucapanmu


jika tujuannya tidak jelas.” Protes Hyoyeon.

Eunhyuk memutar bola matanya. Gadis ini kenapa dia tidak bisa
bersikap manis dan penurut sedikit saja sih terhadapnya? “yang pasti aku
bukan mau mengantarkanmu pulang. Sudah dengarkan aku saja. nanti
kau juga tahu.”

Hyoyeon memanyunkan mulutnya dengan kesal. Huh, dasar, tidak


pernah berubah selalu bersikap semuanya saja. Hyoyeon dengan sikap
mau tidak mau akhirnya memasang sabuk pengamannya. Eunhyuk
tersenyum puas dan menjalankan mobilnya.

82 | A R i C h M a n
“Tanganmu,, hemm.. apa tanganmu sudah baik-baik saja?” tanya
Eunhyuk ragu-ragu memecah kesunyian didalam mobil.

Hyoyeon menolehkan wajahnya menatap Eunhyuk yang sedang fokus


melihat jalanan didepannya yang cukup gelap oleh kabut malam. Lalu ia
beralih ke jari telunjuknya yang tadi siang teriris pisau. “Ouh ini? Sudah
tidak apa-apa. Ini hanya luka kecil. Sudah biasa.” Jawab Hyoyeon
seolah-olah hal itu tidak penting.

Tapi beda dengan Eunhyuk yang jelas-jelas mengkhawatirkan Hyoyeon.


Dia melihat semua adegan tadi diruang ganti. Niatnya dia ingin
menunggu Hyoyeon dan memberikan Hyoyeon sedikit kejutan. Tapi
malah dia yang terkejut dengan melihat adegan bak sebuah scene drama
dimana Ryeowook yang bersikap sok romatis menolong Hyoyeon yang
malang. Eunhyuk sangat benci saat melihatnya tadi. Tapi karena ia
penasaran makanya ia tetap berdiri mematung disitu hingga akhirnya
Hyoyeon sadar dan memergokinya. Lalu dengan malu dan cemburu dia
pergi begitu saja.

“Tapi jika kau terus-terusan seperti itu, memangnya kau mau tidak
mempunyai jari? Bekerjalah yang benar. Fokus. Memangnya apa yang
sedang kau pikirkan sampai memotong tanganmu sendiri? Kau tahu
pisau dapur itu sangat tajam, dan berbakteri karena sering dibuat
memotong apa saja. kau bisa saja terinfeksi dan bisa menimbulkan efek
yang lebih berkepanjangan. Kau tidak sayang dengan tubuhmu sendiri.
Kau inikan koki, kau harusnya tahu menjaga kesalamatan didalam dapur
itu bagaimana.” Eunhyuk benar-benar meluapkan semua isi hatinya
bahkan sampai terdengar seperti seorang kekasih yang sangat protektif.
Konyol sekali.

Hyoyeon tertawa mendengarnya. Apa-apaan sih lelaki disampingnya


ini? Kenapa banyak sekali bicara padahal Hyoyeon hanya terluka dikit
dan sudah ditangani dengan baik dan benar oleh Ryeowook. Tapi kenapa
lelaki ini jadi bersikap aneh sekali.

83 | A R i C h M a n
“Kenapa kau tertawa? Aku sedang berbicara serius. Memangnya kau
menganggap ini sebuah lelucon?” protes Eunhyuk.

“Ah.. udara diluar memang dingin sekali. Tapi didalam sini terlalu
hangat. Membuatku gerah.” Hyoyeon bersikap tidak peduli dengan
ucapan Eunhyuk.

Eunhyuk akhirnya tersenyum, dasar. Wanita ini memang wanita yang


paling berbeda dari yang pernah ia temui selama ini. Dan wanita seperti
Hyoyeon inilah yang benar-benar menarik bagi hati Eunhyuk. Dia harus
akui dia memang menyukai Hyoyeon. Makanya dia bersikap seperti ini.

“Kita sudah sampai.. turunlah.” Eunhyuk membuka pintu mobil


disamping kemudi dan membangunkan Hyoyeon yang baru saja tertidur
ketika diperjalanan tadi.

Hyoyeon mengerjapkan matanya. Rasanya ia mengantuk sekali.”Kita


sudah sampai?” tanya Hyoyeon sambil menguap lebar.”

Disaat wanita lain tidak akan pernah bertingkah seperti itu depan
Eunhyuk. Hyoyeon malah bertingkah seperti itu dengan apa adanya.

Eunhyuk hanya memanggutkan kepalanya. Lalu menarik tangan


Hyoyeon dengan lembut agar segera keluar dari mobil.

Hyoyeon keluar dari dalam mobil masih dalam kondisi setengah sadar.
Ketika mendengar suara deruan mesin yang begitu bising dan melekat
ditelinga Hyoyeon baru melebarkan matanya dan meletakan jiwanya
kembali kedalam tubuh. Suara itu? bukankan suara mesin pesawat?
Hyoyeon memutar kepalanya. Benar saja.

“Wuahhh!! Itu pesawat kita ada dimana sekarang? Ah..tempat ini


ternyata dipinggiran lapangan landasan Badara Incheon?! Astaga!!
Menabjubkan. Aku baru kali ini melihat. Burung-burung besar itu
berjalan dengan sangat berisik. Lalu terbang dengan perkasa diatas
84 | A R i C h M a n
kepalaku. Ah.. KeyBum kau pasti akan iri denganku sekarang!!” ucap
Hyoyeon bertubi-tubi mengungkapkan kekagumannya.

“Keybum?” tanya Eunhyuk sambil mengerutkan keningnya.

Hyoyeon menoleh pada Eunhyuk lalu tersenyum. Ah.. senyum itu,


senyum tulus yang membuat jantung Eunhyuk berbedar-bedar. Untung
disini cukup bising jadi Hyoyeon tidak dapat mendengar suara didalam
dadanya.

“Keybum itu adikku. Adik lelaki satu-satunya yang aku punya. Dia
bercita-cita ingin menjadi seorang pilot. Dia ingin mengendalikan
burung besar itu diatas awan, dan ingin mengajak keluarga kami terbang
dengan tangannya.” Cerita Hyoyeon dengan mata berbinar-binar
menatap pesawat yang mulai terbang dihadapannya itu. “Tapi sayang,
padahal sebentar lagi ia akan lulus sekolah. Seharusnya ia langsung bisa
bersekolah khusus jika ingin menjadi pilot. Tapi biaya sekolah
penerbangan itu tidak sedikit. Aku sudah mencoba mencari
informasinya. Dan hasilnya mengkecewakan. Makanya aku terus
bersikap keras agar ia rajin belajar saja. tidak perlu membantu aku dan
keluarga. Aku ingin dia mendapatkan beasiswa sekolah penerbangan.
Agar biayanya ku tanggung lebih ringan. Tapi dasar anak itu. dia tidak
pernah mengerti maksudku dan selalu mencemaskan ku. Seolah dia
adalah kakakku. Lucu sekali.”

Eunhyuk tak dapat mengalihkan pandangannya dari Hyoyeon yang


sedang bercerita. Dia senang mendengar cerita Hyoyeon. Dia memang
ingin tahu lebih banyak tentang Hyoyeon.

Hyoyeon menoleh dan menatap Eunhyuk. “Kenapa kau mengajakku


kesini?”

Eunhyuk tersenyum lalu mengalihkan pandangannya sesaat kearah


pesawat yang baru saja terbang melewati kepalanya dan Hyoyeon. “Aku
hanya ingin menunjukan ini padamu saja. dan aku ingin bilang kalau aku
pilot yang gagal.” Cerita Eunhyuk sambil tersenyum malu.

85 | A R i C h M a n
“Hah? Apa kau bilang?” tanya Hyoyeon terkejut.

“Dulu aku sempat berkuliah di sekolah penerbangan selama dua


semester. Belum sempat uji coba penerbangan pertama tiba-tiba ayah
dan ibuku datang dan menyuruhku berhenti, dan memindahkan aku ke
Amerika untuk bersekolah management bersama sepupuku itu. jangan
salahkan deh waktu kuliah aku lebih banyak bersenang-senang
menghamburkan uang dari pada serius belajar. Aku dan sepupu ku
dikekang harus belajar ilmu management agar bisa meneruskan usaha
dan ahli waris keluarga yang sudah dibentuk ayahku dan ayah siwon
sejak kami masih sangat remaja.” Cerita Eunhyuk. Matanya
menerawang seakan dia sedang melihat masalalunya.

Hyoyeon tertawa kecil mendengarnya. Lalu ia berkomentar. “Kalau aku


menjadi ibumu aku akan berkata. ‘dasar anak tidak tahu di untung! Kau
meghabiskan uang kami hanya untuk bersenang-senang! Ilmu itu mahal,
belum tentu orang lain akan menikmati bangku kuliah dengan enak dan
nyaman bahkan sampai diluar negeri. Seharusnya kau berkuliah dengan
benar. Dan begitu mendapat gelar master kau sudah bisa menangani
usaha keluarga ini dengan benar bukannya bisanya hanya memerintah
orang seenaknya saja!’ “

Eunhyuk menatap Hyoyeon dengan wajah datar dan tersenyum kecil.


Lalu Hyoyeon tersenyum malu. Dia sudah banyak bicara malam ini pada
Eunhyuk aneh sekali. “untungnya kau bukan ibuku.. hehehe. Tapi akhir-
akhir ini mereka akhirnya juga berkata hampir sama dengan apa yang
kau katakan. Dan itu alasannya kenapa aku bisa terdampar di Incheon
ini, bukan lagi di Seoul Gangnam yang sangat menyenangkan itu.”

“Lalu sekarang bagaimana rasanya setelah berhenti bersenang-senang,


malah harus bekerja dengan serius?” tanya Hyoeyon.

Eunhyuk menyandarkan tubuhnya pada kapmobilnya. Lalu memandang


Hyoyeon yang sedang memandangnya. “Lelah, bingung, takut, dan
cukup menyenangkan.”

86 | A R i C h M a n
“Beruntungnya kau terlahir dari keluarga yang kaya raya. Maka
seberengsek apapun hidupmu dulu. Kau akan tetap mendapatkan ini
dengan mudah. Walau kesannya kau harus berusaha demi warisan. Tapi
tetap saja. mereka mamang sudah mencantumkan namamu di kertas ahli
waris kan?. Tidak seperti aku yang terlahir dari keluarga sederhana. Dan
hidup penuh rencana hanya untuk semangkuk nasi.” Ucap Hyoyeon
dengan mata berkaca-kaca.

“Kau tahu tidak dulu aku selalu mundar mandir ke universitas di pusat
kota Busan. Aku ingin sekali berkuliah disitu. Aku selalu mengikuti test.
tapi lagi-lagi masalah keuangan. Karna uang aku tidak dapat berkuliah.”
Setetes air mata jatuh di pipi Hyoyeon. “bahkan untuk bersenang-senang
sedikit saja seperti orang lain. aku tidak bisa. Aku masih harus
membantu memperbaiki kondisi ekonomi keluarga.” Tambah Hyoyeon.
Dadanya terasa sakit. Menyadari selama ini diasudah bekerja terlalu giat
dan keras.

ebih takutnya lagi. aku ku gar apa yang diucapkan ibumu padaku waktu
itu. aku benar-benar takut dan

“Bahkan sampai ada seorang lelaki yang hampri melecehkan aku.”


Tambah Hyoyeon lagi. Kali ini dengan tersenyum.

Eunhyuk langsung salah tingkah. ah! Sial Tolong lupakan itu. itu benar-
benar hal terbodoh yang pernah ia lakukan. Tolong lupakan sekarang
juga. Eunhyuk sangat menyesal.

“Tidak apa-apa… tapi jika kau tidak melakukan itu padaku. Kau tidak
akan pernah sadarkan? Bahwa kau selama ini hanya bersikap bodah dan
membuat banyak waktu emas yang kau punya?” Hyoyeon mengusap air
matanya dengan punggung tangannya.

Eunhyuk meraih tangan Hyoyeon dan membawa masuk tubuh mungil


Hyoyeon kedalam pelukannya. Eunhyuk memeluk Hyoyeon dengan
tulus dan dengan pelukan yang seakan menegaskan kalau ia akan
melindungi wanita yang sedang ia peluk itu.

87 | A R i C h M a n
“Aku benar-benar bersyukur dipertemukan dengan mu Hyoyeon. Aku
tidak akan pernah menyesalinya walau kau pernah hampir mematahkan
hidungku. Tapi aku benar-benar bersyukur takdir mempertemukan kita.
Jika tidak. Maka aku yakin aku masih menjadi lelaki berengsek seperti
apa yang kau bilang.” Suara Eunhyuk terdengar bergemetar. Ia
menangis.

Hyoyeon menepuk-nepuk bahu Eunhyuk yang mulai menangis. “Aku


yakin sebanarnya kau lelaki yang tulus, pintar dan hebat. Hanya saja
kau belum mampu membuktikannya.”

Eunhyuk merenggangkan pelukannya. Lalu menatap Hyoyeon. “Kau


yakin aku seperti itu?”

Hyoyeon memanggutkan kepalanya.

Eunhyuk tersenyum lalu menarik wajah Hyoyeon mendekati wajahnya.


Ia memegang belah pipi Hyoyeon dan menatap mata jernih milik
Hyoyeon dengan serius. “Kau harus mendengarkan ini. Dan kau harus
yakin dan percaya dengan apa yang akan aku ucapkan sekarang ini.”
Hyoyeon hanya terdiam sambil balas menatap Eunhyuk . dua mata yang
saling bertemu pandang. “Hyoyeon. Neol Saranghae!”

Waktu disekitar Hyoyeon terasa berhenti. Udara disekitarnya seakan


berhenti berhembus. Tapi apa yang baru saja ia dengan dari mulut
Eunhyuk? Eunhyuk mencintainya? Apakah Eunhyuk sedang
menembaknya? Astaga. Hyoyeon benar-benar shock dan belum siap.
Apa yang harus ia lakukan. Bahkan dia masih diam saja ketika mulut
Eunhyuk mendekat kemulutnya. Bahkan dia juga masih tidak melakukan
apapun ketika bibir Eunhyuk yang lembut dan dingin menempel
dibibirnya yang juga terasa dingin dan kering. Dan dengan lembut
Eunhyuk menciumnya sambil menutup mata. Ciuman ini, ciuman yang
berbeda dengan pertama kali ia rasakan dari Eunhyuk. Ciuman ini bukan
ciuman paksaan dan penuh nafsu, tapi ciuaman ini sangat hangat dan
membuat dada Hyoyeon bergetar dan merasa dirinya nyaman serta
terlindungi. Perlahan ia ikut memejamkan mata dan mengikuti
88 | A R i C h M a n
menikmati ciuman dari Eunhyuk. Nampaknya ia memang menyukai
Eunhyuk juga.

~***~

Siwon terus menggenggam tangan Yoona dengan erat. Dia sedikit panic.
Keringat sebesar beraspun nampak jelas dikeningnya. Dia melihat
orang-orang disekitarnya yang terus saja memandangnya dengan sikap
aneh. Dan menurut Siwon justru sangat mengerikan.

Hari ini mumpung hari libur ia bekerja. Siwon mengajaknya berkencan.


Dan bilang seterah Yoona saja mau berkencan dimana, ia akan selalu
menuruti kemauan Yoona. Maka karena siwon telah mengatakan seperti
itu. maka Yoona menyebutkan kalau ia ingin kencang ke Seoul ke
namsan tower. Tapi dia tidak ingin naik mobil mewah Siwon terus dia
bosan. Jadi ia meminta Siwon untuk ke Seoul dari Incheon naik Subway
saja. hanya memakan waktu kurang lebih dua jam saja kok.

Tapi kurang lebih dua jam ini Siwon merasa tersiksa. Dia belum pernah
sama sekali menikmati kendaraan umum apapun, apalagi Subway yang
kalau memang hari minggu seperti ini fansnya banyak sekali. Bahkan
sampai warga asing yang norak pun semakin mempersempit ruang gerak
didalam subway ini.

“Yoon aku benar-benar takut.” Bisik Siwon.

Yoona menepuk paha Siwon. “kita sudah duduk. Kau tanang sedikit.
Subway ini tidak akan menelan kita hidup-hidup.” Canda Yoona.

“kau tidak percaya ya kalau aku ini baru pertama kali menaiki ini?”
tanya Siwon.lalu melihat sekelilingnya. Dia benar-benar merasa asing
dan tidak nyaman.

“Aku percaya. Lelaki gangnam memang kebanyakan seperti dirimu.”


Ledek Yoona.
89 | A R i C h M a n
Siwon cemberut. Disaat seperti ini kekasihnya bahkan masih sempat
meledekinya. Huh. Dasar!

“beberapa menit lagi. Ini kan sudah di Seoul. Memangnya kau tidak
dapat mengenalinya? Sebentar lagi juga sampai.”

“Bagaimana aku bisa mengenalinya kalau keadaan diluar sana cukup


gelap dan ini didalam tanah.” Jawab Siwon.

Yoona hanya terkikik saja. sekali-sekali Siwon merasakan kencan ala


Yoona. Kemarin-kemarin Siwon selalu berkata pada Yoona ini adalah
kencan ala Siwon, kau menyukainya kan? Jadi sekarang giliran Yoona
yang memberikan kejutan-kejutan untuk kekasihnya itu.

“Ah.. aku sepertinya mabuk daratan..” keluh Siwon dengan langkah


lemas mengikuti Yoona yang sudah siap ikut mengantri untuk naik
subrel yang akan membawa mereka mencapai puncak namsan tower.

Kini gantian Yoona yang cemberut. Kelamaan dia bête juga mendengar
Siwon terus mengeluh sepanjang perjalan kencan mereka. Kenapa sih
dia sulit sekali menikmati moment ini? Yoona kan juga pengen kencang
sederhana tapi romantis. Yoona memandang ke sepasang kekasih
didepannya. Yang memakai Hoodie couple dan sarung tangan couple.
Lucu sekali. Lalu ia menatap Ke Siwon yang nampaknya benar-benar
mabuk daratan. Kerena wajahnya sedikit pucat dan lesuh. Yoona jadi
tidak tega melihatnya seperti itu. bagaimanapun Siwon kekasihnya yang
ia sayangi.

Yoona menuntun tangan Siwon keluar dari antrian yang masih panjang.
“Kita mau kemana? Bukankah kau bilang tadi mau naik kepuncak
tower?” tanya Siwon heran.

“Iya.. tapi kita berjalan kaki saja. sambil menghirup udara segar. Kita
bisa jajan dulu dipinggir jalan.”

90 | A R i C h M a n
Yoona menuntun Siwon masuk kesebeuh kedai. Dan duduk disalah satu
kursi yang sudah tersedia. Siwon melihat disekelilingnya. Ini juga
pertama kalinya ia masuk kedalam kedai pinggir jalan yang sangat
sederhana ini. Kalau bukan karena Yoona dia tidak akan pernah sudi
masuk kesini.

“Ajjuma..bawakan aku Bancchus dua kaleng dan satu Tteopokki dan


satu Sundae.” Teriak Yoona seperti sudah biasa makan ditempat seperti
ini.

Dari tempatnya ajjuma itu menyahuti. “Iya.. tunggu sebentar.”

Yoona tersenyum menatap Siwon yang sedang menatapnya dengan


tabjub. Apa lagi yang akan wanita dihadapannya ini tunjukan kepadaku?
Aku selalu ingin menunggu kejutan darinya yang selalu menarik dan
membuatku senang. Pikir Siwon didalam hatinya.

Tidak lama menunggu ajjuma datang membawakan pesanan Yoona dan


meletakannya diatas meja, lalu pergi untuk mengantar pesanan yang
lainnya.

Yoona menyerahkan sekaleng Bancchus ke Siwon. “Karena ini masih


siang tidak baik minum soju, dan karena kau seperti memang mabuk
darat maka minum itu sangat akan membantu. Dan pasti akan
mengembalikan energimu lagi.” Jelas Yoona.

Siwon membaca tulisan dikeleng tersebut ini juga pertama kalinya ia


minum Bancchus yang terlihat cukup murah ini, oh.. ternyata minuman
berenergi yang dapat meringankan mabuk dan lelah. Kalau itu sih Siwon
biasa meminum gingseng merah. Tapi tidak apa-apa ia tetap akan
mencoba meminumnya, Siwon membuka tutupnya dan menenggaknya
setengah. Rasanya sedikit aneh tapi lumayan juga.

“Sekarang mari isi perut.. karena perjalan cukup jauh maka makan
sejenak kupikir lebih baik.” Yoona menyodorkan sepotong Tteoppoki
yang berwana merah itu yang ditusuk dengan tusuk gigi.

91 | A R i C h M a n
Siwon dengan senang hari membuka mulutnya dan memakannya dengan
lahap. “Bagaimana enakkan?” sebenarnya jajanan dijalanan lebih enak
loh daripada di dalam restoran.”

Siwon tersenyum. “Bicaramu sejak tadi seperti orang yang sudah lama
tinggal di Seoul.” Sindir Siwon.

Yoona tertawa kecil. “Benarkah? Hehhaa”

Siwon mengambil tusuk gigi yang lain. lalu ia menyuapi Yoona juga.
mereka malah main suapin-suapinan. Nampaknya cara Yoona cukup
ampun. Siwon sudah terlihat lebih cerah daripada tadi. Dan Siwon
terlihat mulai menikmati kencan mereka. Bahkan begitu selesai makan
Siwon dengan tidak sabar menarik tangan Yoona keluar dari kedai.
Untuk naik kemenara namsan. Tadi Yoona bercerita kalau meletakan
gembok disana nanti cintanya akan terkunci abadi. Maka dengan
penasaran dan mempercayai ucapan Yoona siwon langsung mengajak
Yoona kemenara dan memasang gambok cinta mereka agar cinta mereka
abadi. Dan karena banyak melihat sepasang kekasih muda memakai
barang-barang serba couple Siwon juga berinisiatif untuk membeli
barang yang samaan dengan Yoona. Agar mereka benar-benar terlihat
sedang berpacaran dengan memakai barang yang samaan. Lucu sekali.

~***~

Dua hari setelah kencan itu Siwon dan Eunhyuk dipaksa orang tua
mereka untuk pulang ke Gangnam, katanya ada rapat perusahaan yang
sangat penting yang mereka berdua harus hadir dan tahu tentang agenda
rapat tersebut.

Siwon sudah bisa menebak sebelum ia menginjakkan kakinya lagi di


kantor pusat yang terletak di Gangnam. Pasti ibunya sudah mengadu
yang bukan-bukan tentang hubungannya dengan Yoona. Dan lalu

92 | A R i C h M a n
ayahnya yang selalu mendengarkan kata Istri pasti akan menceramahi
Siwon abis-abisan tentang itu.

Dan ternyata benar. Setelah rapat selesai. Siwon langsung dibawa oleh
ayah ibunya dan Eunhyuk juga sama. Entahlah dia belum pernah
menanyakan pada Eunhyuk apakah dia juga bernasib sama dengan
dirinya? Maksudnya tidak boleh berpacaran dengan orang yang berbeda
status dengan mereka? Keterlaluan! Jika orang hanya boleh menikah
dengan status yang sederajat. Bagaimana mungkin? Yang ada yang kaya
makin kaya dan yang miskin makin miskin. Tidak adil.

Dari rapat yang ia hadiri tadi ternyata. Membicarakan tentang kemajuan


Hotel cabang Gidae di Incheon yang baru berjalan lebih satu bulan dua
minggu itu. mereka bilang ada perusahaan dari Kanada tertarik dengan
konsep Hotel Gidae yang High class tapir ramah lingkungan. Dengan
memberikan service dari kelas menengah sampai keatas. Dan
perusahaan kanada itu ingin ikut menanam saham disana dan ayahnya
meminta Siwon dan Eunhyuk untuk terbang ke kanada secepatnya untuk
bernegoisasi dengan perusahaan disana sebelum mereka berubah
pikiran. Maka jika sudah ada penanam saham dari luar diperkirakan
Gidae Hotels akan lebih maju lagi. Dan baik Siwon maupun Eunhyuk
belum mengambil keputusan hal tersebut.

“Kepalaku benar-benar sudah hampir pecah! Sudah kuperingatkan kau


tidak boleh berpacaran dengan pelayan itu! masih saja kau berpacaran
dengannya!” ucap Ibunya dengan sikap dramatis.

Siwon meringis sebal. “Namanya Yoona.” Koreksi Siwon. Dia tidak


suka ibunya menyebut Yoona dengan kata pelayan seperti itu. dia kan
kekasihnya!

“Seterahlah aku tidak peduli dengan namanya. Yang aku mau kau
kembali fokus ke pekerjaanmu dan tinggalkan wanita itu. dia tidak baik

93 | A R i C h M a n
untuk masa depanmu!” nampaknya ibu Siwon masih kekeh pada
pendiriannya.

“Memangnya aku terlihat tidak fokus! Lihat bahkan perusahaan asing


sampai menawarkan menanam saham? Apakah aku masih terlihat tidak
bekerja dengan sungguh-sungguh pada hotel itu?” sahut Siwon.
Emosinya mulai terpancing.

“Yeobo!! Kenapa kau diam saja! nasehatilah anakmu yang keras kepala
ini!” rengek ibunya kepada ayah Siwon. Siwon hanya mendesis. Kenapa
ibunya jadi seperti ini sih?

“Kau harus pikirkan lagi. Ibu mu begini karena dia khawatir, dia
khawatir kau akan tersakiti lagi. Kau ingat lima tahun lalu kau bersikap
seperti seorang pecundang hanya karna dimanfaatkan dan diselingkuhi
terang-terangan oleh seorang wanita? Ibumu takut itu terulang lagi.
Karena mereka berasal dari setara yang sama rendahnya.” Kini ayah
Siwon yang angkat bicara.

Siwon menutup matanya samping memijit-mijit keningnya yang terasa


pusing. Mengingat kejadian dimasa lalu memang menyeramkan. Karena
kejadian itu dia percaya bahwa tidak ada yang namanya cinta yang tulus
dan tidak ada wanita yang apa adanya.

“Tapi sekarang beda. Tolong jangan samakan Yoona dengan wanita itu!
aku bahkan menyukainya sejak pertama aku melihatnya. jadi aku yakin
dia satu-satunya wanita yang tepat untukku. Bahkan karena dia selalu
disampingku, aku semangat melakukan semua pekerjaan yang awalnya
sangat membebani ku dan membuatku hampri berteriak frustasi! Tapi
tiba-tiba wanita ini datang dan memberikan ketenangan disini.” Cerita
Siwon dan terakhir dia menunjuk dadanya dimana letak hatinya berada.

“Tapi…” ibunya angkat bicara tapi siwon dengan cepat memotong.

“Minhae..tapi kali ini aku tidak akan mendengarkan kalian. Kalian


bilang kalian ingin aku bahagia kan? Aku yakin aku akan bahagia

94 | A R i C h M a n
dengan Yoona. Jadi berikan kepercayaan ini pada aku dan Yoona.” Ucap
Siwon dengan serius.

Kedua orang tuanya sadar melihat keseriusan anaknya, bahkan mungkin


ini pertama kalinya siwon bicara dengan tegas, tenang dan serius dengan
mereka. Sejak kapan anaknya jadi punya sikap sedewasa ini? Apakah
benar hanya karna wanita bernama Yoona itu? kenapa bisa?

“Bagaimana kali ini kita memakai win-win solution lagi?” tawar Siwon.

Orang tuanya menatap Siwon dengan pandangan aneh. Kenapa jadi


Siwon dan mereka melakukan negoisasi seperti ini?

“Aku akan berangkat ke kanada, dan melakukan negoisasi dengan


perusahaan Kanada itu. aku akan membuat mereka menanam saham
besar pada perusahaan kami dan memberikan profit juga. dan jika aku
berhasil dan kembali ke hadapan abeoji dan eomma setelah itu. kalian
harus sudah merestui aku dan Yoona.” Tandas Siwon. Wajahnya benar-
benar terlihat sungguh-sungguh.

Eommanya menghembuskan napas berat. “Anak ini benar-benar keras


kepala.”

“Baik buktikanlah.. apa ucapan mu itu. aku akan menunggu hasilnya


disin!” jawab Ayahnya seperti memberi angin untuk Siwon.

Siwon tersenyum puas. Tapi tidak dengan ibunya yang masih nampak
tidak rela.

“Tapi selama aku pergi ke kenada. Jangan ada yang berani menemui
Yoona dan melukainya! Apalagi sampai menyuruh orang lain untuk
menjauhiku dan mengancam dengan cara akan memecatnya!” ucap
Siwon serius sambil menatap eommanya.

Ibunya sangsung salah tingkah. ternyata Siwon mengetahuinya. Ah..


sial, dia dipergoki dan diperingati oleh anaknya sendiri. Keterlaluan.

95 | A R i C h M a n
Siwon menundukan badan serendah mungkin dihadapan orang tuanya.
Lalu ia berjalan keluar dari ruangan.

“Apakah wanita yang bernama Yoona itu cantik?” tanya ayah Siwon
pada istrinya.”Aku jadi penasaran gadis macam apa yang disukai putra
kita hingga dia bisa sampai seperti itu. aku benar-benar penasaran.”

Istrinya lagi-lagi membuang napas berat. “Dia cukup cantik dan terlihat
sangat sederhana.” Ucapnya pelan tidak lagi penuh dengan emosi.

Ayah Siwon tersenyum sambil mengelus punggung istrinya,

~**~

“Ku dengar kau sekarang sudah tidak membawa wanita-wanita jalanan


itu?” tanya ayah Eunhyuk.

Eunhyuk yang sedang memutar-mutar gelas winenya. Menghentikan


kegiatannya dan memandang ayahnya dan juga ibunya yang duduk
dihadapannya.

“Menurut kalian?” balik tanya Eunhyuk.

“Jujur saja kami selalu merasa Khawatir dengan hobby mu itu. kami
selalu merasa kami bukan orang tua yang berguna. Anak kami selalu
menentang aturan. padahal kami hanya bermaksud baik untuk masa
depanmu.” Ucap ibunya.mengungkap apa yang selama ini Eunhyuk
tidak tahu. “Kami selalu menyuruh mata-mata mengawasimu. Kami tahu
kau bukan anak kecil lagi yang selalu diawasi. Tapi kami benarbenar
khawatir dengan semua permainanmu yang dapat membahayakan dirimu
sendiri. Bagaimana jika salah satu wanita yang pernah kau tiduri hamil,
dan meminta pertanggung jawaban?”

96 | A R i C h M a n
Eunhyuk tersenyum sinis. Tersenyum sinis untuk dirinya dan masa
lalunya yang kotor. “Jadi seperti itu? sebenarnya aku hanya
memanfaatkan apa yang kalian berikan padaku. Tapi ternyata aku
keterlaluan ya? Sampai kalian mencemaskan aku saja, aku tidak tahu.
Dan masalah wanita-wanita itu. aku tidak benar-benar menidurinya jadi
mereka tidak akan hamil.”

“Tapi menurut mata-mata kami. Apakah benar kau berkencan dengan


seorang Koki di Reatoran kita?” tanya Ayahnya.

Eunhyuk tersenyum kecil. Ternyata orang tuanya sudah mengetahui ini


juga tanpa ia beritahu terlebih dahulu?

Eunhyuk berjalan menarik sebuah kursi dan duduk berhadapan dengan


orang tuannya. “Terimakasih selalu memantau anakmu ini.” Ucap
Eunhyuk sambil tersenyum kecil. “Masalah wanita itu. aku tidak perlu
bilang fisiknya seperti apakan? Pasti kalian juga sudah mendapat foto
dan prosfil pribadinya.”

Orang tua Eunhyuk tidak menjawab. Karena itu memang benar. Dia
sudah tau latar belakang Hyoyeon seperti apa dan wajah Hyoyeon
seperti apa.

“Yang akan aku katakan pada kalian adalah sikapnya kepribadiannya


yang mungkin mata-mata Abeoji dan Eomma tidak mengetahuinya.”

Eunhyuk tersenyum sesaat melihat kedua orang tuanya nampak antusias


menunggu reaksi dan cerita Eunhyuk. “Dia itu galak. Dan selalu
berbicara apa adanya. Dan dia juga seperti gangster.”

Ayah dan Ibu Eunhyuk terbelalak mendengarnya. Kalau dilihat dari


photo nampaknya Hyoyeon cukup manis dan normal saja. kedua orang
tuanya berpikir kalau Eunhyuk akan mengatakan dengan memuji-muji
Hyoyeon agar mendapat restu mereka tetapi ternyata tidak sama sekali.
Dan itu justru memancing rasa penasaran ayah dan ibunya lebih dalam
tentang Hyoyoen.

97 | A R i C h M a n
“Hehehe,, kalian kaget ya? Aku juga begitu. Kalian tahukan saat aku
datang mengambil dokumen hidungku diperban? Itu karena perbuatan
dia. Dia meninju hidungku sampai bengkak dan berdarah.” Kenang
Eunhyuk sambil tersenyum geli.

“Kenapa? Kenapa dia bisa sekasar itu? kau suka wanita kasar?” tanya
Ibunya denga cemas.

Eunhyuk menggelengkan kepalanya. “Tidak sebenarnya dia bukan


wanita kasar. Dia hanya pandai membela diri. Jarangkan wanita jaman
sekarang yang bisa melindungi dirinya seperti itu?”

Kedua orang tuanya mengangguk mengerti. “Lanjutkan..” ucap Ayah


Eunhyuk.

“Aku berkata yang tidak seharusnya aku katakan pada seorang wanita.
Dan aku mengusirnya dengan kasar. Maka dia begitu. Dia begitu juga
karena dia tidak tahu kalau aku ini pemilik hotel tempat ia bekerja.
Begitu ia tahu mukanya langsung pucat dan ketakutan.” Eunhyuk
tertawa kecil mengingat hal itu. “Lalu hampir setiap hari aku
mengerjainya. Aku selalu menyuruhnya memasak menu yang berbeda
setiap hari dalam waktu 20 menit dan rasanya harus enak.” Eunhyuk
menatap kedua orang tuanya yang menatapnya tidak percaya. “Dan
kalian tahu? Dia sanggup melakukan itu semua tanpa cela sekalipun.
Hanya saja anak kalian yang angkuh ini membuat kesalah pada satu
malam. Aku menggodanya dan menyamakannya dengan wanita-wanita
yang pernah ku kencani. Dia menangis. Dia menangis karena ulahku.”
Muka Eunhyuk jadi murung, ah.. kejadian bodoh itu memang tidak
pantas dikenang.

“Benarkah? Astaga! Kau ini!” ibunya nampak kesal dengan Eunhyuk.


Karena bagaimana pun juga dia kan seorang wanita.

Eunhyuk tersenyum kecut. “Dia melawanku. Dia menangis disudut


ruangan dan mengatakan hal-hal yang membuat aku tersadar, bahwa

98 | A R i C h M a n
selama ini aku hanya bersikap berengsek dan bodoh. Dan aku tidak
sadar kalau aku beruntung.”

Hening. Ayah dan ibu Eunhyuk dapat menangkap rasa penyesalan


anaknya diwajah Eunhyuk itu.

“eomma… abeoji.. Aku mencintainya.” Tambah Eunhyuk terakhir. Ia


terlihat berbeda dari Eunhyuk yang biasanya. Dia terlihat sunguh-sunguh
kali ini dihadapan kedua orang tuanya.

“Apa… apa kau yakin, dia gadis yang tepat untukmu?” tanya Ibu
Eunhyuk dengan hati-hati.

“Kau taukan, sebuah cinta dalam suatu hubungan bukan untuk main-
main? Apalagi setelah kami mendengar ucapanmu itu tentang gadis itu.
abeoji tidak bisa diam jika kau melukainya.” Tambah Ayahnya.

Eunhyuk tersenyum lagi. Lalu maraih telapak tangan ayah dan ibunya.
“Aku serius.. aku kali ini sunguh-sungguh. Kalian tahu? Hanya dia yang
bisa membuat hatiku berdebar-debar sangat kencang. Dan hanya dia
yang mampu menyadarkan aku. Dan hanya dia yang membuatku selalu
ingin melindunginya. Walaupun aku tahu dia cukup tangguh. Aku benar-
benar mencintainya. Jadi bisakah kalian percaya dan memberikan restu
pada kami?”

“Ommoo.. Yeobo!! Apa kau dengar? Anak kita sudah sangat dewasa.
Dan dia terlihat laki sekali! Aku terharu mendengarnya! Inikah yang
dinamakan kekuatan cinta?” tanya Ibunya pada Ayah Eunhyuk dengan
sikap dramatis.

Ayahnya menarik napas. Lalu menatap Eunhyuk dengan serius. “Aku


merestui kalian. Tapi…”

“Tapi apa?” tanya Eunhyuk tidak sabar. Kenapa harus pakai ada syarat
segala sih?

99 | A R i C h M a n
“Selesaikan dulu proyekmu. Lusa kau harus ke Kanada untuk
bernegoisasi. Aku ingin lihat hasil kerjamu dulu. Khawalitaskan dirimu
dulu sebelum melamar gadis orang.” Ucap Ayahnya.

Enuhyuk tersenyum lebar. Hanya itukah syaratnya?. Astaga. Dia senang


sekali mendengarnya. “Tentu.. tentu saja. saat aku pulang dari kanada,
aku pastikan kalian mendengar kabar baik dariku!” ucap Eunhyuk yakin
dihadapan kedua orang tuanya.

~**~

Hyoyeon dan Yoona sedang tiduran diatas kasur lipat didalam kamar
sempit tempat ia tinggal sementara di Incheon. Mereka sama-sama
terdiam sambil memandangi langi-langit kamar yang dipasang wallpaper
dengan motif bunga sakura.

“Kanada itu dimana ya?” tanya Yoona tiba-tiba.

Hyoyeon tersenyum. “Aku juga tidak tahu letak pastinya. Ah.. baru dua
hari ditinggal saja kau sudah kangen dengan pangeran berkudamu itu?
huh?” ledek Hyoyeon.

Yoona tersenyum malu lalu dia menyenggol kaki Hyoyeon dengan


ujung kakinya.”Memangnya kau tidak rindu dengan Spiderman mu
itu?”

Rupanya mereka mempunyai julukan sendiri untuk kekasih mereka.


Kalau Yoona memang sejak awal menganggap Siwon itu bagaikan
pangerang berkuda di nengeri dongeng, yang datang tiba-tiba dengan
sikap kharismanya dan senyum yang menawan lalu menyelamatkan
Yoona dari kesusahan. Sedangkan Hyoyeon lebih modern. Dia menggap
Eunhyuk seperti Spiderman, terlihat menyeramkan dan suka

100 | A R i C h M a n
menerangkap wanita, hidup dengan topeng kepalsuan. Tapi ternyata dia
sosok yang baik hati dan menabjubkan.

Hyoyeon menggelengkan kepalanya. “Seharusnya sih tidak rindu. Tapi


karena susah berkomukasi dengannya. Jadi merasa aneh.”

Lalu mereka tertawa bersama.

“Dia berpesan apa padamu ketika akan kekanada?” tanya Hyoyeon.

Yoona terdiam sesaat lalu menaikkan sebelah alisnya. Ah.. dia sudah
ketularan Siwon, siwon sering melakukan nimik itu jika sedang
mengingat sesuatu atau sedang berpikir. “Dia bilang jangan dengarkan
rayuan pelanggan yang menginap. Dan jangan dengarkan kata orang lain
tetang hubungan kami dan selalu menunggu dengan cinta untuknya.”
Jawab Yoona lalu wajahnya jadi memerah.

“Hhahaha.. romantic sekali.” Ledek Hyoyeon.

Yoona mencibir. “lalu kalau kau sendiri?” tanya Yoona ingin tahu juga.

Hyoyeon mengetuk-ngetukan jarinya dipipinya.”heem.. aku dilarang


dekat-dekat dengan kepala Chiefku didapaur. Hahaha. Dia sangat
cemburu ketika aku bilang sepertinya Ryeowook ssi menyukaiku, karena
dia selalu memberikan perhatian lebih padaku. Kau tahu Yoona
wajahnya langsung memanas. Jika aku tidak menahannya mungkin dia
bisa langsung memecat Ryeowook. Hahaha.” Cerita Hyoyeon.

“Dia itu sedikit temperamental ya? Unik..” komentar Yoona.

“Kalau dipikir-pikir hidup ini memang aneh ya?” ucap Hyoyeon lalu ia
menatap Yoona sekilas. “kalau kita tidak pernah menginjakkan kaki di
Incheon apakah takdir akan tetap mempertemukan kita dengan mereka?
Dan mungkin ini yang dinamakan hadiah dari bersabar. Dulu kita sering
berdoa bersama di gereja dan mengeluh bersama tentang kesusahan kita.
Tapi sekarang tuhan mendengarnya. Tuhan memberikan kita seorang
pendamping yang seperti dunia dongeng.”
101 | A R i C h M a n
Yoona tersenyum. “Kau benar Hyo..tapi seperti yang kau pernah bilang.
Bila boleh senang dan bangga punya kekasih seperti mereka. Tapi kita
bukan tipe cewe yang hanya memanfaatkan keadaan. Kitakan masih
mampu bekerja keras.”

Mereka menghentikan obrolan mereka. Ketika terdengar suara tone


ponsel Hyoyeon berbunyi. Hyoyeon berpikir itu mungkin Eunhyuk. Eh?
Tapi katanya tidak bisa berkomunikasi selama disana? Hyoyeon buru-
buru mengambil ponselnya yang ia telakkan diatas mejakecil. Dari
KeyBum adiknya? Hyoyeon langsung menerima panggilan tersebut.

“Nuna!!” terdengar teriak Key disebrang sana.

“Bisa tidak kau tidak berteriak padaku? Aku belum tuli! Sinyal disini
juga cukup bagu! Hiss..” keluh Hyoyeon karena ulah adiknya itu. Yoona
yang mendengarnya hanya dapat tertawa pelan.

“Nuna.. dengarkan aku..”

“Apa?”

“Apa Yoona Nuna ada disebelahmu sekarang?” suara Key nampak


serius.

Hyoyeon meneleh kepada Yoona yang masih tiduran sambil menatap


langit kamar. “Iya ada.. kenapa memangnya?”

“aku bingung harus bicara darimana?” terdengar suara desahan napas


key.

“Heii ada apa.. kau jangan membuat nuna penasaran ya..” ancam
Hyoyeon tapi perasaannya jadi tidak enak.

“Suruh Yoona Nuna pulang besok. Kau juga kalau bisa pulang juga ya
nuna! Masalahnya.. hemm.. itu.. Ayah Yoona Nuna.. dia..ah. dia
dirumah sakit sekarang.”

102 | A R i C h M a n
“Ah?? Ne?” Tanpa sadar karena saking terkejutnya Hyoyeon berteriak.
Yoona langsung bangun dari posisinya dan menatap panic ke Hyoyeon.

“aku tidak tahu bagaimana kejadian detailnya. Tapi yang aku dengar
casino tempat ayah Yoona nuna bermain dikepung polisi. Karena disana
ada narkoba juga. lalu ayah Yoona nuna berusaha melarikan diri dan
dadanya tertembak oleh polisi. Jadi sekarang ia dirawat dirumah sakit.
Kondisinya kritis. Ternyata ia juga punya penyakit kanker paru-paru.”

Hyoyeon terdiam. Dia tidak berani menatap Yoona yang duduk


disebelahnya. Dia harus berbuat apa sekarang. Tenggorokannya terasa
begitu kering. Dia tidak bisa menyampaikan apa yang tadi Key
sampaikan padanya. Dia benar-benar shock. Dan perlahan matanya
panas. Ketika Yoona terus-terusan bertanya ‘ada apa? Ada masalah?’.

“Aku akan memberitahunya..” Hyoyeon mematikan teleponnya.

Perlahan ia memberanikan diri menatap Yoona. Ah.. kenapa sahabatnya


jadi begitu menyedihkan. Dia tidak tahu harus bagaimana, ayah Yoona
itu sangat galak terhadap Yoona. Hyoyeon bahkan sering menyumpahi
ayah Yoona yang sering memukuli Yoona dan ibu Yoona. Tapi jika
keadaannya sekarang ayah Yoona sedang kritis. Hyoyeon jadi tidak tega
melihat Yoona. Bagimanapun sekasar dan seberapa menyebalkannya
seorang ayah. Tetap saja dia ayah kita.

“Yoon.. besok kita harus meminta surat izin pada ibu Soo, kita harus cuti
untuk beberapa hari.. kita harus kembali keBusan.” Ucap Hyoyeon
berusaha setenang yang ia mampu.

“Kenapa? Ada masalah apa sampai kita harus cuti segala?” tanya Yoona
perasaannya mulai tidak enak.

“Ayahmu Yoon..” ucapan Hyoyeon tercekat. Matanya terasa perih. Dia


tidak sanggup berbicara dia takut melihat reaksi Yoona nantinya.

“Kenapa ayahku? Kenapa katakan Hyo!!” Yoona menarik-narik lengan


Hyoyeon dengan sikap tidak sabar.
103 | A R i C h M a n
Hyoyeon meraih tubuh Yoona dan memeluknya. “Ayahmu dia sakit. Dia
menderita kanker paru-paru dan terkena tembakan polisi. Jadi sekarang
keadaannya kritis.”

Bagai petir yang menghantam kepalanya Yoona hanya mampu terdiam


didalam pelukan Hyoyeon yang sudah mulai menangis karena terlalu
prihatin pada sahabatnya. Yoona merasa dadanya sangat sesak dan sakit.
Baru saja ia merasa hidupnya adil dan bahagia. Tapi kenapa kesusahan
itu sudah datang lagi? Kenapa harus ayahnya? Kenapa? Walaupun
Yoona membenci lelaki itu tapi dia satu-satu ayah yang Yoona punya.
Matanya juga ikutan memanas dan dalam diam ia pun menangis. Apa
yang harus ia lakukan sekarang?. Wajah eomma dan Yoo geum terus
melintas dikepalanya. Dan kelamaan tangisnya pecah. Dia harus segera
pulang. Kalau bisa malam ini juga ia harus sudah ada di sana. Dia harus
kembali ke Busan.

~***~

Ini sudah hari keempat Hyoyeon dan Yoona berada di kampong


kelahirannya lagi. Mereka sudah mengambil jadwal cuti melalui
Sooyoung selama seminggu. Jadi waktu mereka tinggal tiga hari lagi.
Kemarin akhrinya ayah Yoona melewati keadaan kritisnya. Ia sadar dari
koma. Yoona, ibunya dan Yoo Geum adik Yoona yang masih berusia
lima tahun ini. Terus-terusan mundar mandir kerumah dan rumah sakit.
Hyoyeon juga sudah dua kali datang. Dia datang untuk menghibur
Yoona.

Hari ini Hyoyeon kembali melakukan pekerjaannya. Yaitu kelaut


mengambil ikan hasil tangkapan ayahnya bersama key lalu menarik
keranjang itu sampai kerumah. Hyoyeon dan Key berjalan bersama
menuju pantai. Key tidak berhenti memperhatikan gerak-gerik

104 | A R i C h M a n
kakaknya. Kakaknya terlihat lebih ceria daripada kemarin-kemarin. Itu
semua karena telepon dari seseroang semalam.

“Nuna!” panggil Key.

“Huh?” Hyoyeon menoleh menatap Key.

“Siapa yang menelpon nuna semalam?” tanya Key dengan mata


disipitkan. Aduh anak ini mau tahu aja sih.

“Kenapa memangnya?” balik tanya Hyoyeon.

“Nuna sudah punya kekasih ya di Incheon! Ngaku! Pasti yang semalam


menelpon itu laki-laki! Aku tahu bagimana cara bicara Nuna yang
terdengar lembut dan bilang tidak perlu mengkhawatirkan nuna dan
nuna tersenyum-senyum seperti orang gila… siapa lelaki itu.?”

Hyoyeon menjitak kepala Key. Dasar anak ini banyak sekali omongnya.

“Kenapa menjitakku!! Kau bilang aku harus meraih cita-citaku! Tapi


kalau kau terus menjitaknya bagaimana aku bisa berpikir dengan benar
nanti?!” protes key berlebihan. Padahalkan tidak segitunya juga.

Hyoyeon menarik leher Key dengan tanganya. “Dasar anak ini! Nanti
kau juga tahu seperti apa dan siapa lelaki itu.” jawab Hyoyeon lalu
tersenyum lebar.

“Jadi benar? Nuna sudah punya pacar!!”

Hyoyeon memanggutkan kepalanya lalu meninggalkan Key. Dia


langsung naik kekapal dan mengambil keranjang ikan. Dengan senang
hati Hyoyeon menarik keranjang ikan yang berat itu keluar dari kapal.
Key mengikuti kakaknya dengan mengambil keranjang lain dan
menariknya keluar kapal.

Hyoyeon menghentikan langkahnya. Ketika ia dan key sama-sama


menarik keranjang ikan. Seseorang dengan memakai kemeja putih dan

105 | A R i C h M a n
sepatu loafers coklat yang begitu mengkilat berdiri dihadapan Hyoyeon.
Wangi Parfume ini, Hyoyeon sudah rindu sekali dengan wangi ini.
Hyoyeon perlahan mengangkat kepalanya. Dan disana Eunhyuk
menyambutnya dengan sebuah senyuman manis dan ceria. Eunhyuk
merentangkan tangannya, seperti menyuruh Hyoyeon berhambur
memeluknya. Baru Hyoyeon melangkah tapi dengan cepat key berlari
dan berdiri diantara mereka.

“Nuna! Siapa lelaki ini?” tanya Key dengan sinis.

“Dia..” baru Hyoyeon akan menjawab tapi Eunhyuk segera menjawab


pertanyaan Key. “Kau pasti keybum adik Hyoyeon kan? Kenalkan Aku
Eunhyuk kekasih nunamu.” Eunhyuk menjulurkan tangannya.

Key hanya menatap tidak suka, setelah itu dia memberikan tali
keranjang yang ia bawa. “Apa ?” tanya Eunhyuk heran.

Key juga menarik tali keranjang punya Hyoyeon, lalu ia berikan ke


Eunhyuk juga. “Bawa dua keranjang ini sampai rumah kami! Aku tidak
sudih kakaku berpacaran dengan orang lemah.” Cetus Key kasar lalu ia
segera melangkahkan kakinya berjalan deluan.

“Key!! Ya!!” teriak Hyoyeon bermaksud menasehati adiknya tapi Key


tidak menoleh, hanya melambaikan tangannya saja dari kejauhan.
Hyoyeon menghembuskan nafas dengan sikap adiknya itu.

“Ah.. belum apa-apa aku sudah di uji coba oleh Adikmu itu.” ucap
Eunhyuk sambil menarik tangan Hyoyeon dan seolah berkata ‘tidak apa-
apa’ pada Hyoyeon.

“Maaf.. dia memang seperti itu.” Hyoyeon jadi tidak enak hati. “Sini
berikan satu padaku! Biar aku yang membawanya.”

Eunhyuk menggelengkan kepalanya. “Tidak mau.. nanti aku dianggap


payah oleh adikmu.Eunhyuk menyeret dua ranjang ikan sekaligus tapi
nampak kesulitan.

106 | A R i C h M a n
Hyoyeon tak bisa menyembunyikan ketawanya. Ia tertawa dan
memegang pundak Eunhyuk. “caranya tidak begitu.” Lalu Hyoyeon
mengangkat satu keranjang dia naikkan keatas keranjang yang satunya
lagi dan mengikatnya agar tidak jatuh. “Sudah.. sekarang kau boleh
membawanya.”

Eunhyuk mengkedip-kedipkan matanya. Astaga wanita ini. Eunhyukpun


menarik keranjangnya lagi dan sekarang lebih mudah dan terasa lebih
ringan. Eunhyuk tersenyum malu pada Hyoyeon. Mereka berjalan
beriringan dipasar yang bau amis karena ikan dan becek karena air laut
yang kadang naik kepermukaan.

“Jadi seperti ini pekerjaanmu dulu?” tanya Eunhyuk ditengah perjalanan


mereka.

Hyoyeon menaikkan kedua alisnya sambil memanggutkan kepala.”


Iya..demi bertahan hidup.”

Eunhyuk menghembuskan napasnya. Seolah dia ikut merasakan kelelah


Hyoyeon selama ini.

Hyoyeon tersenyum lebar lalu menatap Eunhyuk. “Bagaimana kanada?


Apakah negoisasinya lancar?” tanya Hyoyeon dengan ceria.

Eunhyuk melihat-lihat keadaan disekitarnya. Sepertinya sepanjang


perjalanan orang-orang selalu memperhatikan Hyoyeon dan dirinya. Dia
jadi sedikit risih. “Kenapa mereka melihat kekita?”

Hyoyeon ikut celingukan dan melihat orang-orang pasar tersebut. Lalu


ia tersenyum pada ajjussi yang mengacungkan jempol padanya. Ternyata
memang benar orang-orang pasar sedang memandangi Eunhyuk dan
Hyoyeon dan bahkan sedang membisik-bisik tentang mereka. “Ah.. kita
sedang menjadi gossip hangat.” Keluh Hyoyeon.

“Kau disini terkenal juga ya?”

“kau meledekku? Aku tentu saja terkenal sebagai preman pasar huft..”
107 | A R i C h M a n
Tanpa diduga-duga Eunhyuk merangkul Hyoyeon dan mencium pipi
Hyoyeon. “Sekarang kau akan terkenal dengan menjadi kekasihku.
Bagaimana?”

Hyoyeon tersenyum malu dan pipinya memerah. Tapi buru-buru ia


mengalihkan pembicaraan mereka lagi dengan tofik awal. “Bagaimana
akhirnya? Kanada?” tanya Hyoyeon penasaran.

“Hemm.. hemm..” Eunhyuk memasang wajah ragu dan kecewa.


Hyoyeon jadi tidak sabaran dan takut hasilnya buruk. Lalu Eunhyuk
menambahkan kalimatnya.”BERHASIL! mereka mau menanam saham
dan mengikuti semua syarat yang gidae buat. Keren kan kekasihmu ini?
Dan tentu saja, orang tuaku memberikan jalan lebar untuk aku
melamarmu.” Jawab Eunhyuk sambil memandang Hyoyeon lekat-lekat.

Hyoyeon tertunduk malu. “Jadi beneran kau datang kesini untuk


melamarku didepan orang tuaku dan akan membawa keluargaku ke
Seoul untuk pernikahan kita?” tanya Hyoyeon, terkait ucapan Eunhyuk
semalam ditelepon.

Eunhyuk memanggutkan kepalanya dengan mantap. “Tentu dan


syaratnya kau harus menerima lamaranku ini!”

“Akan aku pikirkan… bawa dulu keranjangnya sampai dihadapan


eomma!” kata Hyoyeon lalu berjalan deluan meninggalkan Eunhyuk.
Dia benar-benar bahagia rasanya.

“Ya!! Tunggu! Kim Hyoyeon!! Chagia!! Tunggu!!” teriak Eunhyuk


sambil menguatkan seluruh tenaganya dan menyeret keranjang itu
sambil berlari mengejar Hyoyeon. Perasaannya juga menjadi tenang dan
senang sekali.

~***~

108 | A R i C h M a n
Sedangkan ditempat lain. Siwon sedang melangkahkan kakinya
dibangsal rumah sakit mencari nomor ruang rawat yang dia tahu dari
Hyoyeon. Dimana kamar ayah Yoona dirawat. Sebelum ia kesini ia
banyak bertanya pada Hyoyeon melalui telepon . karena Yoona tidak
mengaktifkan teleponnya sama sekali. Menurut Hyoyeon yoona sedikit
shock dengan keadaannya sekarang. Dia butuh ketenangan.

Siwon menghembuskan napas lega begitu melihat wanita yang sudah


sangat ia kenal dan rindukan sedang duduk dikursi tunggu depan kamar
rawat, Yoona duduk sendiri sambil menundukan kepalanya dalam-
dalam. Ia seperti sedang memanjatkan doa. Siwon melanjutkan
langkahnya dan duduk disamping Yoona dalam diam. Yoona belum
menyadari kehadiran Siwon. Sampai saat Siwon menyentuh pundak
Yoona pelan. Dan Yoona menoleh menatap orang disebelahnya.

Yoona terkejut begitu melihat Siwon sudah ada disampingnya.sedang


menatap dirinya dengan pandangan yang sangat tenang sekali.

“Sejak kapan kau ada disini? Bagaimana kau bisa disini? Kenapa kau
bisa tahu?” tanya Yoona bertubi-tubi.

Siwon merangkul Yoona dan meletakan kepala Yoona didadanya.


“Banyak sekali pertanyaanmu? Tapi akan aku jawab satu persatu ya?
Hemm.. aku disini baru saja, karena aku rindu kamu, aku tahu dari
Hyoyeon. Kau kan tidak mengaktifkan ponselmu. Semenjak aku tiba di
korea aku terus menghubungi mu tapi gagal. Kau membuatku cemas
sekali.”

Yoona tersenyum. Senyum yang terlihat hampa dan sedih.

Siwon menepuk-nepuk lengan Yoona seakan memberikan kekuatan


pada Yoona. “Bagaimana keadaan ayahmu?” tanya Siwon.

Yoona menarik napas berat lalu menghembuskannya perlahan. “belum


ada kemajuan yang mengatakan dia segera sembuh.” Jawab Yoona
terdengar pasrah.

109 | A R i C h M a n
Siwon ikut menarik napas dan menghembuskannya lagi. Dia ikut
merasakan kesedihan apa yang sedang Yoona rasakan sekarang ini.

“Kau bawa kabar apa dari kanada?” tanya Yoona nampaknya ia tidak
ingin terlalu terlihat menyedihkan didepan Siwon.

Siwon memanggut-manggutkan kepalanya. “Semuanya berjalan sesuai


rencana. Dan eomma dan appa sudah menepati janjinya.”

Yoona tersenyum. Tapi dia tidak memberikan respon dengan perkataan


apapun. Disaat keadaan seperti ini dia tidak tahu harus bagaimana?

“begitu ayahmu sembuh aku akan mengajak kalian semua ke Seoul. Aku
ingin kedua orang tuamu juga menyaksikan pernikahan kita.”

Yoona menundukan kepalanya. Nampaknya agak sulit untuk dirinya


sekarang.

Pintu kamar disebalahnya terbuka. Ibu Yoona keluar dari dalam kamar
sambil menggendong Yoo Geum yang terlihat mengantuk. Ibunya
langsung menoleh ke Yoona dan Siwon. Siwon langsung melepas
rangkulannya dari Yoona.

“Ada apa?” tanya Yoona sambil berdiri. Siwon mengikuti berdiri.

“Ayahmu. Ingin bicara denganmu. Masuklah..” kata Ibunya. Lalu dia


melihat Siwon yang sejak tadi mendampingi putrinya. “Kau Siwon?”
tanyanya hati-hati.

“Iya.. Annyeonghasimnika.” Siwon menundukan badannya serendah


mungkin memberi salam pada Ibu Yoona.

“Annyeong.. hemm masuklah..temani Yoona.” Ucap Ibunya. Maka


Siwon masuk bersama Yoona. Ibu Yoona juga ikut masuk dan menutup
pintu kamar itu.

110 | A R i C h M a n
“Abeoji!!” panggil Yoona sambil memegangi tangannya ayahnya yang
sangat lemah.

Ayahnya nampak ingin tersenyum tapi begitu sulit. “Yoong.. Yoong..”


Panggilnya dengan mata berkaca-kaca.

“Ne.. aku disini..” ucap Yoona sambil mendekatkan diri pada ayahnya.

Bola mata ayahnya bergerak perlahan menatap sekeliling kamar rawat.


Lalu matanya berhenti didepan Siwon yang menyunggingkan senyum
ramah pada ayah Yoona. Jari ayah Yoona bergerak lemah seperti
menunjuk Siwon. Yoona menoleh pada Siwon. Lalu kembali pada
ayahnya lagi, “Dia Siwon. Kekasih ku.. bagaimana? Tampan kan? Dulu
ayah pernah bilang aku harus menikah dengan lelaki gagah dan tampan.
Apa ini cocok?” tanya Yoona kepada ayahnya. Matanya sudah berkaca-
kaca.

Ayah Yoona memberi isyarat agar Siwon mendekat kepadanya. Siwon


memajukan langkahnya berdiri disamping Yoona. Lalu ayah Yoona
menyatukan tangan Siwon dengan tangan Yoona. “Aku ini ayah yang
payah. Anakku ini sudah banyak menderita. Aku orang tua yang payah.
Seharusnya Yoona kami sudah mendapat gelar sarjana tapi karena uang
beasiswanya aku pakai berjudi. Dia jadi mengenaskan seperti ini.” Ucap
Ayah Yoona dengan suara pelan. Air dimata Yoona menetes. Dia sudah
tidak tahan.

Ibu Yoona yang berdiri didekat pintu juga menangis dalam diam sambil
menggendong Yoo Geum yang tertidur. Sejak kemarin peresaannya
selalu diselimuti kabut hitam.

“Anakku ini anak yang penyayang dan paling sabar didunia ini. Dia
selalu melayaniku layaknya aku ayah yang baik. dia bekerja siang
malam demi keluarganya. Sedangkan aku malah membuat omong
kosong setiap hari. Kau benar-benar menyukai anakku?nampaknya kau
dari keluarga orang kaya ya? Anakku ini orang miskin. Cukup aku saja

111 | A R i C h M a n
yang menyusahkan dan membuatnya sedih. Aku tidak rela jika orang
lain membuat anakku susah dan sedih juga.”

“Abeoji..” Yoona masih menangis dan memegang tangan ayahnya.

“Aku serius. Aku bahkan sangat mencintai putri anda tuan.


Kedatanganku kesini, ingin meminta restu anda. Aku ingin Yoona
menjadi istriku. Apakah boleh?”

Ayah Yoona akhirnya mengeluarkan airmata karena ucapan Siwon. “Ya


tuhan… ku pikir anak kami tidak akan pernah menikah..tapi nampaknya
sekarang aku bisa sudah lebih tenang, kau mau kan berjanji menjaga
anakku dan istriku?” tanya Ayah Yoona.

Siwon memanggutkan kepalanya dengan mantap.”Tentu tuan.”

“Yoong hiduplah bahagia, selama ini kau sudah banyak menderita.


Sudahi penderitaanmu itu. dan sekarang kau dan ibumu juga adikmu
bisa hidup tenang. Karena aku tidak akan pernah datang mengganggu
hidup kalian lagi. Aku janji.” Ucap Ayahnya. Sambil membelai rambut
Yoona yang menangis dipelukannya.

“Abeoji.. apa yang kau katakan? Aku tidak pernah membencimu.


Karena kau ayahku satu-satunya. Dulu kau sangat menyayangiku.
Mengantarku sekolah dan memandikanku sewaktu kecil. Bagaimana aku
bisa membenci darah didalam tubuhku sendiri? Bertahanlah..kau harus
melihat aku memakai gaun pengantin dulu. Mendampingi aku dulu
dipesta pernikahanku nanti. Aku akan menggait tangan aboejji dan
abeoji akan menuntunku sampai ke pendeta dan menyerahkan aku pada
Siwon. Baru setelah itu kau lepas tanggung jawab.” Ucap Yoona sambil
terisak.

Siwon menutup matanya sambil menghebuskan napas berat ketika ia


melihat tangan ayah Yoona yang tadi masih memebelai-belai rambut
Yoona tiba-tiba jatuh terkulai dan mejadi begitu pucat. Sayangnya tidak
ada suara mesin penditeksi jantung yang menandakan hal buruk itu. tapi

112 | A R i C h M a n
Siwon tahu. Ayah Yoona sudah pergi dan benar-benar tidak akan
kembali. Siwon menepuk bahu Yoona memberikan kekuatan untuk
Yoona.

“Abeoji.. kau mau kan? Kau harus jadi waliku.. abeoji? Kau tidak
menjawabnya? Abeojji… Abeojji??” panggil Yoona.

Yoona terdiam sebentar. Lalu ia merasakan ada yang tidak beres dengan
ayahnya. Napas ayahnya sudah tidak terdengar. Dekat jantung ayahnya
juga tidak terdengar. Hembusan hangat dari mulut ayahnya juga sudah
tidak ada. Yoona perlahan menjauh dari ayahnya. Ia menatap wajah
ayahnya yang seperti tertidur nyenyak itu. dan Yoona mengerti sekarang
ayahnya benar-benar pergi dan tak akan menyusahkan hidupnya lagi.

“Abeojji!!!” teriak Yoona sekuatnya dan ia jatuh terkulai lemah dilantai.


Siwon mencoba menenangkan Yoona yang terus menangis tersendu-
sendu. Disudut ruangan Ibu Yoona juga menangis meraung-raung dan
Yoo Geum yang terbangun tidak mengerti keadaan disekitarnya juga
ikut menangis.

Hyoyeon masuk bersama Eunhyuk kedalam kamar dan melihat keadaan


sudah kacau. Hyoyeon sudah bisa menebak hal buruk apa yang terjadi
saat ini. Dia mendekati Yoona dan memeluk Yoona erat-erat.
Memberikan ketabahan untuk sahabatnya. Eunhyuk menepuk-nepuk
bahu Siwon. Siwon juga harus tabah.

~**~

Dua Bulan Kemudian…

Suasana di ballroom Hotel Gidae cabang Incheon sudah ramai dengan


tamu undangan. Ruangan itu juga sudah disulap menjadi ruangan yang

113 | A R i C h M a n
penuh dengan hiasan bunga dan bangku-bangku berwarna putih dan
pink. Sangat cantik.

Hari ini akhirnya tiba. Hari dimana Siwon-Yoona dan Eunhyuk-


Hyoyeon akan melaksanakan pernikahan mereka bersamaan di Hotel
Gidae Incheon. Tempat dimana semua bermula. Tempat dimana menjadi
saksi bisu perjuangan jalan cinta mereka.

Mereka sengaja membuat acara pernikahan dilakukan bersamaan. Bukan


untuk menghemat biaya tapi ini kemauan Yoona dan Hyoyeon. Maka
pihak Siwon dan Eunhyuk hanya dapat menuruti dengan senang hati.

Yoona dan Hyoyeon sudah terbalut dengan gaun pengantin putih yang
sangat cantik dan mewah (seperti iklan Acebed) mereka baru saja selesai
di make-up dengan tata rias professional. Dan sekarang Yoona dan
Hyoyeon benar-benar seperti putri-putri dalam sebuah dongeng. Sangat
antik dan anggun.

“Hey.. Nuna!! Nuna!! Coba lihat kesini!!” teriak Key yang sedang
membidik dengan kamera ditangannya.

Yoona dan Hyoyeon berpegangan tangan dan tersenyum menatap


kekamera. Dan Klik.. Key berhasil mengabadikan photo Yoona dan
Hyoyeon dengan sempurna.

Oh.. iya. Akhirnya key diterima bersekolah di sekolah penerbangan. Ia


berhasil mendapatkan beasiswa. Dan Eunhyuk berjanji pembiayaan
berikutnya mengenai masalah sekolah Key dia yang akan
menanggungnya. Dan ayah Ibu Hyoyeon akhirnya mau tinggal di
Seoul juga setelah acara pernikahan selesai. Walau katanya dia lebih
nyaman dengan hidupnya dibusan. Sedangkan Ibu dan adik Yoona juga
tinggal di Seoul tinggal di sebuah aperte sederhana sesuai keinginan ibu
Yoona. Dan Yoo Geum juga akan mulai sekolah SD di Seoul nanti.

Lalu Yoona dan Hyoyeon? Siwon dengan keras kepalanya memecat


Yoona dari posisinya sebagai pelayan hotel. Tapi Siwon menaikan

114 | A R i C h M a n
jabatan Yoona menjadi kepala pelayan. Jadi pekerjaannya lebih santai
hanya memerintah dan mengontrol saja. kalau Eunhyuk juga menaikan
jabatan Hyoyeon sebagai kepala bagian Restoran. Dia yang akan
menghendle konsep dan menu di Restorant hotel tersebut serta
bertanggung jawab atas karyawan tersebut. Dan Eunhyuk juga
membuatkan kedai kecil dipinggir jalan myeongdong untuk usaha
Keluarga Hyoyeon. Darah berdagang memang sudah mengalir deras
pada kedua orang tua Hyoyeon.

Dan Eunhyuk Siwon? Ah.. sebenarnya dia tidak perlu mengurusi hotel
Gidaen incheon dengan gigih sepertti ini. Karena kedua orang tua
mereka hanya mengerjai anak mereka saja agar sadar dari segala sikap
buruknya selama ini. Jadi memang tentu saja nama ahli waris itu
memang sudah ditulis dengan nama Siwon dan Eunhyuk sebagai anak
lelaki yang mereka punya sejak dulu. Dan kebetulan saja takdir malah
mempertemukan dua lelaki kaya dan sombong ini dengan dua wanita
sederhana dan apa adanya. Dan jadilah kisah ini sangat menarik dan
menyentuh hati. Siapa yang sangka dua wanita yang saat pertama kali
mereka temui dan mereka katai gembel ternyata orang yang akan
merubah sikap dan perbuatannya dimasa depan? Dan lucunya lagi
ternyata dua wanita miskin itu jodoh dari dua lelaki kaya itu.
mengharukan.

Eunhyuk dan Siwon sudah berdiri didepan altar dengan sikap tidak sabar
didepan pendeta yang akan mengambil janji suci mereka. Tak lama
akhirnya yang ditunggu-tunggu datang Juga. mereka benar-benar
terpana melihat calon istri mereka yang sangat cantik dan wenawan.

Yoona dan Hyoyeon berjalan berdampingan dengan mengampit lengan


ayah Hyoyeon. Ayah Hyoyeon mejadi wali bagi kedua wanita ini.
Mereka berjalan bertiga beriringan dan menghampiri Siwon dan
Eunhyuk yang nampak sudah tidak sabar.

115 | A R i C h M a n
Ayah Hyoyeon menyerahkan kedua anak gadisnya itu ke calon suami
mereka yang akan bertanggung jawab kesusahan dan kesenangan anak
gadisnya. Eunhyuk meraih tangan Hyoyeon dan Siwon meraih tangan
Yoona. Secara bergantian mereka mengambil sumpah janji Suci didepan
pendeta. Dan sekarang dua pasang pengantin ini resmi menjadi Suami
istri.

Serta merata dengan sikap Konyol Siwon dan Eunhyuk langsung main
cium bibir istri mereka sebelum diperintahkan pendeta. Dan itu
membuat tawa para tamu. Dan orang tua pengantin ini malu tentunya.
Dasar anak muda jaman sekarang. Lalu mereka berempat hanya mampu
tersenyum malu setelah itu.

Dan akhirnya. Lelaki kaya itu jatuh pada dua wanita sederhana. Dan
semua itu karena cinta yang kuat yang dapat merubah hidup yang gelap
ini jadi begitu berwarna. Pesaingan, kerja keras, usaha, harapan,
kesedihan, kebahagiannya menjadi satu dengan konsep yang begitu
indah.

Not always A Rich Man to be arrogant, and The Poor woman


is not always considered weak. But The Power of Love is Living Proof
that Life is More Meaningful dan colorful. ~ by : Ulanchoi

~*** HAPPY ENDING ***~

116 | A R i C h M a n

Anda mungkin juga menyukai