ADAM DOMINIC
A Novel By
2019
Kesibukan pagi hari mulai terasa. Laju kendaraan mulai terlihat saling
berkejaran dengan waktu. Para pekerja mulai terlihat menyingsingkan
lengannya. Menunggu bis-bis yang akan menerobos kesibukan hari.
Siang masih terenda dengan dingin pagi. Sunyi, dingin bercampur menjadi satu.
Tetesan air hujan pun menanda waktu tak ingin bersahabat, hujan, dingin, resah
dan bahkan nilai-nilai kematan menjadi satu dalam detak nafas yang
menghembuskan sisa-sisa tangisan semalam bagi kaum pengrindu.
Mentari pagi beriringan dengan laju mobil merah mengkilap yang meluncur di
jalan raya, pengemudinya memutar musik sedikit keras sebagai pengiring
perjalanannya yang cukup kesepian.
Pengemudi dengan sosok gadis mungil berambut panjang, berwarna coklat. Seo
Joo Hyun, begitulah namanya.
Seohyun, seorang gadis berusia 24 tahun itu berprofesi sebagai seorang artis
dengan perjalanan karir yang sudah cukup panjang. Gadis itu mulai terjun ke
Menghabiskan nyaris semua usianya di dunia itu, pada titik tertentu Seohyun
terkadang merasa jika dirinya jenuh. Gadis itu mulai bosan dengan rutinitasnya
setiap hari, bosan dengan pekerjaan berjadwalnya. Hingga dia juga bosan harus
berpura-pura manis setiap kali kamera menyorotinya.
Keadaan dimana Seohyun terkadang merasa cukup jahat dengan menipu sangat
banyak orang dengan senyuman palsu. Dia sangat ingin seperti orang biasa
dimana dirinya tidak harus menyamar kemanapun hendak pergi. Dia bebas
makan dimanapun dia ingin. Dia ingin istirahat kapanpun dia mau. Tanpa harus
diatur oleh agensi atau siapapun.
Sudah sangat lama terakhir kali diingat Seohyun dirinya bisa seharian di dalam
rumah tanpa harus memikirkan syuting, perawatan kecantikan dan juga
gangguan tidurnya.
Dia sudah seperti robot penghasil uang untuk agensinya sementara dia tidak
pernah diberi ruang untuk beristirahat. Itulah yang terkadang membuat Seohyun
suka membuat ulah dengan berbagai macam skandal. Dari kegemarannya
berpesta malam, mabuk dan mengemudikan mobil setelah mengkonsumsi
alkohol, hingga kebiasaan gadis itu yang menolak projek secara sepihak tanpa
pembicaraan lebih dulu dengan agensi.
Itulah yang membuat gadis itu mengemudi mobil sendiri pagi ini tanpa diantar
oleh Manager atau siapapun itu. Dia melarikan diri secara diam-diam saat
Managernya membelikan sesuatu untuknya. Alasan liciknya untuk bisa kabur
tanpa harus ada gangguan dari siapapum.
Seohyun terus melajukan mobilnya, sesekali gadis itu berteriak mengikuti irama
lagunya, kaca mata hitam yang bertengger di depan matanya menambah kesan
elegan pada Seohyun. Gadis itu semakin lama semakin meyakini bahwa
seharusya dia pergi secara diam-diam seperti ini dari pada harus izin seperti
sebelum-sebelumnya.
Tanpa izin dia bebas melakukan apapun yang dirinya mau, memakan apapun
yang dia ingin, serta pergi kemanapun. Hanya saja yang menjadi resiko adalah
jika tiba-tiba ada yang mengenalinya, maka Seohyun harus siap menanganinya
sendiri dengan kabur ataupun mengelas.
Sulit untuk berkeliaran dengan latar belakang pekerjaannya, tapi Seohyun sudah
terlalu terbiasa. Dia hidup cukup lama demikian, sehingga itu tidak lagi terlalu
menyulitkan.
Puluhan menit berlalu Seohyun masih setia pada kemudi yang akan
mengantarnya kemanapun selama itu menjauh dari segala hal yang berhubungan
dengan syuting berserta orang-orangnya.
Umpat Seohyun ketika telinganya mulai mendengar serta matanya mulai melihat
jika ponselnya yang berada di dashboard bergetar dan menyala. Pertanda jika
seseorang sedang sibuk menghubunginya.
Seohyun sama sekali tidak ada niat untuk berbaik hati menyentuh layar hijau
kemudian meyakinkan penelpon jika dirinya baik-baik saja. Bahkan ketika itu
sudah pada panggilan yang ke sekian.
Gadis itu justru semakin mengeraskan musik sekalipun harus berulang kali
mencuri pandang pada ponsel yang dilihatnya juga mulai menerima pesan.
Pesan yang bisa dibaca Seohyun di layar tanpa harus membuka keseluruhannya.
Kesal Seohyun untuk yang kedua kalinya usai dibacanya sekilas pesan masuk di
layarnya.
Tak ingin diusik terus menerus oleh bunyi dan getaran ponsel, akhirnya Seohyun
memutuskan untuk menerima panggilan.
"Demi Tuhan Seohyun. Kegilaan apa lagi yang akan kau lakukan!!"
"Jangan berpura-pura tidak tau apa yang seluruh warga Korea tau"
"Tepat sekali"
Dengan kesal Seohyun nyaris membanting ponsel yang sudah mati hingga
gadis itu membesarkan mata ketika doa sang Manager terjadi dalam hitungan
detik.
Mobil yang dikendarainya melaju pada titik saat dimana ada mobil lain yang
berlawan arah dengannya berjalan dengan laju benar. Sibuk bicara dan merungut
Seohyun tidak terlalu fokus pada kemudi yang membuatnya mengabaikan
rambu lalu lintas, dan lebih buruk dari itu saat Seohyun tidak melihat mobil yang
melaju ke arahnya.
Seohyun tidak lagi bisa mengendalikan tangannya yang gemetar saat matanya
melihat mobil di depannya semakin mendekat dan mungkin akan
menghancurkan sisi depan mobilnya dan termasuk tubuh Seohyun sendiri.
Dan terdengarlah suara tabrakan keras yang menghasilkan suara luar biasa dan
menghentikan arus lalu lintas di sekitar jalan. Riuh untuk beberapa saat hingga
Seohyun membuka matanya perlahan.
Astaga.
Dia tidak mati seperti dugaannya tadi. Dia bahkan tidak terluka parah, yang
terjadi hanyalah Seohyun yang syok hingga beberapa orang berseragam
mengeluarkannya dari dalam mobil sambil memapahnya.
Silauan demi silauan dilihat Seohyun sebagai usaha potret yang dilakukan oleh
banyak orang. Keadaan dimana riwayat Seohyun mungkin akan segera tamat
jika kejadian ini menjadi berita.
Sedang tidak bisa membagi pikiran untuk menghindari kamera, Seohyun pasrah
digotong dengan rasa syok yang masih membuatnya kesulitan untuk bicara.
Seohyun tidak lagi bisa sadar dengan apa yang terjadi di sekitarnya hingga
sampai di rumah sakit dan beberapa orang yang sibuk di sekitarnya saat telah
berbaring di sana.
Entah apa yang berikutnya terjadi saat perlahan Seohyun menutup mata, tidur
setelah otaknya lelah untuk merasa takut dan trauma.
Perlahan cahaya sang surya menyelinap masuk pada sela sela itu, menciumi kulit
putih mulus si gadis manis yang masih menutup mata. Sesekali angin meniup
rambut coklatnya hingga perlahan gadis itu mengedip-ngedipkan mata, ingin
memaki pada apapun yang dengan begitu berani mengganggu tidur.
Hanya saja tertahan di tenggorokan ketika menyadari ranjang itu bukan miliknya
yang mahal. Itu hanya ranjang pesakitan yang bisa di simpulkan Seohyun
keberadaannya di rumah sakit dan kemungkinan besar Seohyun sudah
meninggalkan syuting yang seharusnya dilakukannya siang hari usai melarikan
diri dari sang manager.
Benar, itu sudah sore menjelang malam. Paskah kejadian kecelakaan itu,
Seohyun menutup mata cukup lama hingga sore menyapa hari hari berikutnya.
Sejak dirinya menutup mata, sudah sangat banyak yang terjadi dan berubah di
luar sana.
"Kenapa aku harus tidur diranjang jelek dan murah seperti ini"
Gadis itu berusaha turun dari ranjang, melihat sekeliling kamar yang tidak dihuni
siapapun selain dirinya, dan juga tidak ada tanda-tanda seseorang
Sesekali matanya mencuri pandang pada satu satunya sumber suara di ruangan
itu. Yaitu televisi yang di tempelkan di dinding dan sedang berlaga di depan
Seohyun. Ya Seketika kaki Seohyun berhenti, gadis itu terhenti yang baru saja
berhasil berdiri di atas lantai.
Dengan sangat jelas matanya melihat wajahnya berlalu lalang di televisi menjadi
berita besar, telinganya juga mendengar suara suara dengan sejuta kesalahan dan
kebenaran berita tentang dirinya.
Lebih dari 24 jam paskah kecelakaan itu, Seohyun kembali menjadi top trending
pada pemberitaan atas masalah yang diciptakannya.
Decaknya pada dirinya sendiri yang terlihat tidak terlalu peduli dengan masalah
besar yang diciptakannya. Gadis itu cenderung tidak mau tau saat justru dia lebih
tertarik memeriksa ponsel, seberapa banyak kira-kira kontrak yang
membatalkan kerja sama dengannya. Karena dengan itu Seohyun bisa
beristirahat dari semua kepenatan itu.
Gadis itu berjalan menuju meja di sisi lain ranjangnya. Meraih ponselnya dari
sana, memeriksa dan ternyata tidak ada apa-apa di sana.
Itu sama sekali tidak mungkin terjadi. Seohyun memeriksa ulang ponsel dengan
penasaran yang teramat hingga seseorang memasuki ruangan itu.
Seohyun menoleh ke sumber suara. Melihat sosok yang selama ini terlalu sering
mengintimidasinya dengan ancaman-ancaman jika umurnya tak akan lagi
panjang di dunia hiburan jika macam-macam.
"Kau seharusnya sudah tau apa yang harus kau lakukan jika keadaan sudah
seperti ini"
"Masih dengan ancaman, aku akan digantikan? Kau akan menciptakan Seohyun
kedua?"
Seohyun berdecak usai mengatakan itu, menatap sinis kembali pada wanita di
depannya. Sosok ceo agensi yang belakangan ini sangat suka menekannya.
Suara Seohyun keras karena cukup kecewa, bukannya mensyukuri tidak terjadi
hal buruk padanya. Wanita itu justru menyindirnya dengan kalimat
menyebalkan seperti tadi? Dimana hatinya?
"Aku juga sudah muak dengan semua aturanmu. Aku bosan menjadi boneka
yang selalu ingin kau ubah sesuai keinginanmu"
Ucap Seohyun dengan begitu tegas, dapat dilihat Seohyun keterkejutan wanita
itu di wajahnya. Ya, Seohyun memang selama ini cenderung bersikap
seenaknya,
Kali pertama Seohyun didengarnya bersuara sekeras itu selama 5 tahun terakhir
ini. Ini juga kali pertama Seohyun melawannya setelah pertolongan yang
diberikannya ada gadis itu 5 tahun silam.
Benar, Seohyun memang terkenal seperti jimat keberuntungan bagi agensi itu.
Begitu pula dengan anggapan jika Seohyun adalah kesayangan ceo dan berujung
pada kecemburuan beberapa artis lain.
"Kau harus bisa membedakan mana yang ku ubah sesuai keinginanku, mana
yang ingin ku ubah menjadi lebih baik"
"Menurutmu keinginanmu adalah hal yang terbaik. Kau pikir kau pernah
menerima saran?"
"Orang lemah akan selalu berpikir orang lain yang egois. Sementara dirinya
yang tidak paham cara mencari untuk dirinya sendiri"
Ucap sang CEO yang lantas mengeraskan kepalan di tangan Seohyun. Berani
sekali wanita itu mengatainya lemah?
"Oleh karena aku bukan orang lemah, maka aku akan mencari untuk diriku
sendiri"
"Seperti?"
Ketus Seohyun dan berjalan pelan untuk keluar ruangan itu dengan wajah
berapi- api. Nyaris menarik pintu dengan keras namun terhenti ketika sang CEO
mengejarnya kemudian menarik pintu untuk tertutup kembali.
Ucap sang CEO dengan tegas, mengepal sangat keras pergelangan tangan
Seohyun dan kemudian menatap sangat tajam mata Seohyun. Dia menahan
tangan Seohyun adalah kata lain dari kemarahannya belum pada puncak. Itu
yang membuat hatinya masih berfungsi dan menahan Seohyun.
Itu juga yang membuat keberanian Seohyun ciut, terutama saat tatapan itu
mengintimidasinya. Mereka bertatapan cukup lama hingga sang CEO melepas
tangan dari pergelangan Seohyun dan kemudian sedikit menjauh.
"Beristirahat lah dulu. Untuk sementara kau harus menghindar dari media.
Usahakan segala cara untuk tidak tertangkap media manapun"
Seohyun seketika menutup mulut dengan kedua tangannya, yang ternyata mulai
paham arti dari perkataan sang CEO.
CEO tersebut tidak menjawab, dia hanya menunduk. Dia juga tak menyangka
hal itu terjadi. Dia kemudian menatap ke arah Seohyun menarik ulur napasnya
berat, gadis itu menggeleng susah menerima kecerobohannya hingga
menghilangkan nyawa orang lain.
"Kau bercanda"
"Bagaimana apanya? Kau harusnya berpikir apa yang seharusnya kau lakukan"
"Jika kutahu sudah kulakukan sejak tadi, jadi tolong berhentilah bersikap seolah
itu bukan masalah besar"
"Jika kau tahu ini masalah besar seharusnya kau tidak terus-menerus menjadi
bodoh dengan bersikap sesuka hatimu. Mengerti lah Seohyun, semua ini bukan
hanya tentang dirimu"
Seohyun akhirnya membuang nafasnya, terlalu jauh jika dia berpikir akan
mendapatkan pertolongan tanpa diadili lebih dahulu. Maka jika ingin ditolong
seperti biasa Ia harus rela diinjak-injak oleh Nyonya Lee lebih dahulu
"Kau hanya perlu memastikan anak itu kembali seperti sebelumnya, setidaknya
itulah yang diinginkan ayahnya jika kau tidak ingin membusuk di dalam
penjara"
Untuk beberapa saat Seohyun masih terdiam, dia mencerna satu persatu kalimat
tersebut hingga menarik sebuah kesimpulan
Yaitu ayah sang anak hidup, tidak mati seperti apa yang dikatakan seperti
sebelumnya
Dengan kesal Seohyun membuang nafas nya, wanita sialan itu selalu berhasil
mempermainkan dirinya. Tapi apapun itu, setidaknya Seohyun sudah lebih
tenang dengan mendengar jika orang tua anak itu tidak meninggal bersamaan
oleh karena ulah nya
"Lakukan dengan baik Seohyun, masa depanmu berada di tangan anak itu. Jika
kau gagal melakukannya maka besar kemungkinan kau akan membusuk di
penjara dan tamatlah riwayat mu di dunia ini"
Wanita itu mengirimkan suatu pesan ke ponsel Seohyun dan setelah ponsel itu
berbunyi dia meninggalkan Seohyun yang mengacak rambutnya frustasi
Tapi apa yang bisa dilakukan Seohyun selain itu, karena masa depan Seohyun
juga harus memikirkan tanggung jawab itu.
"Bagaimana kabarmu"
Gadis itu menukar pakaian kemudian berdandan seperti yang dikatakan sama
manajer, mereka harus pergi ke ruangan di mana anak tadi dirawat kemudian
mereka akan berakting seperti para penjilat yang lain berpura-pura baik yang
berujung orangtuanya bersedia untuk berdamai
Seohyun, bagaimana mungkin dia akan berdamai semudah itu setelah kau
menghilangkan nyawa istrinya?
Kau pikir mereka malaikat tanpa sayap? Kurangi menonton drama itu Seohyun!
Setelah cukup jauh berjalan, mereka berdua berhenti di depan sebuah pintu.
Seohyun bisa merasakan jika jantungnya berpacu sangat cepat, darahnya
menyeruak panas di bawah permukaan kulitnya, itu sebagai salah satu bentuk
jika Seohyun takut
Keluar sosok seorang pria bertubuh tinggi menggunakan kemeja putih yang di
dimasukkannya ke dalam celana berwarna abu-abu dengan rapih, pria itu
menggunakan ikat pinggang.
Berbeda dengan para pria itu, pria di depan Seohyun saat ini justru hanya
menatapnya datar dan kemudian pria itu membenarkan letak jas putih yang
memeluk tubuhnya. Seohyun bisa simpulkan jika pria itu seorang Dokter yang
mungkin menangani anak itu.
Bukannya terpana seperti yang banyak dilakukan para pria saat melihat
Seohyun, keadaan terbalik saat justru Seohyun yang terpana melihat bagaimana
pria berlesung pipit itu berdiri di hadapannya dengan sangat gagah, rambut
hitamnya tersisir rapi bahkan Seohyun bisa mencium aroma tubuh itu yang
begitu memabukkan
"Bisakah menjenguk?"
"Tidak"
Jawab sang Dokter kemudian berusaha untuk menutup pintu. Yang justru
membuat Seohyun kebingungan dan mulai mengangkat kening sebagai bentuk
perlawanan
Tidak masalah jika itu tentang belum bisa menjenguk, tapi ini masalah karena
nada bicara Dokter sialan itu. Haruskah pria itu bicara sangat dingin dan seolah
tidak melihatnya?
Astaga setiap menit wajahnya berlalu-lalang di televisi Korea dan Dokter itu
tidak mengenalnya? Sungguh luar biasa.
"Agar kau mengenalku, perkenalkan namaku Seo Joo Hyun. Ratu Korea yang
dicintai semua orang"
"Kau akan bersalaman dengan wanita paling disukai para pria Korea"
"Baiklah terserah, aku juga tidak peduli kau mengenalku atau tidak. Sekarang
menyingkir dari hadapanku karena aku harus masuk dan memastikan keadaan
anak yang kau periksa tadi sudah membaik"
Astaga!!
Demi apapun Seohyun dan sang manajer tidak lagi bisa mengendalikan sebesar
apa mata mereka terkejut. Pria yang tadi diajak Seohyun ribut ayah anak itu?
"Untuk apa yang telah terjadi kepada istri dan juga anakmu"
"Jika semua ini bisa selesai dengan kau minta maaf, semuanya mungkin akan
menjadi mudah. Tapi apakah kau pikir dengan kau minta maaf akan membuat
keadaan kembali?"
"Demi apapun aku tidak sengaja melakukannya. Aku tidak pernah berniat untuk
membunuh siapapun"
"Benar, tapi jika semua masalah selesai dengan aku memaafkan maka tak perlu
ada hukum"
"Aku mohon Dokter. Jangan lakukan itu, aku masih muda dan masa depanku
masih panjang"
"Kau merusak masa depannya dan sekarang kau datang semudah itu"
"Aku hanya mencoba bertanggung jawab Dokter. Jika masih bisa kita
bicarakan"
"Tidak, kau tidak bisa membicarakan apapun karena kau tidak sepantas itu"
Tidak lama perdebatan itu berlanjut karena Seohyun justru lebih tertarik berjalan
terus ke depan, ke arah anak yang masih berbaring itu dan menutup mata.
Seorang anak laki-laki yang tampan, bocah kecil yang bisa diperkirakan berusia
5 tahun keatas. Sedang menutup matanya menikmati mimpi indah bersama sang
ibu yang sudah berada di surga
Bisa dilihat Seohyun beberapa bekas luka akibat tabrakan yang disebabkan oleh
dirinya, hati Seohyun pun memunculkan rasa bersalah yang mengoyak hatinya.
Andai saja waktu bisa diputar, Seohyun pun tak tega melukai seorang anak
seperti itu. Tetapi semuanya sudah terjadi, bagaimanapun Seohyun harus
bertanggung jawab atas apa yang pernah ia lakukan.
Tapi mengertilah juga, kau menyesal pun tidak akan pernah menyelesaikan
masalah Seohyun!
Entah berasal dari mana, Seohyun merasa jika dirinya akan begitu menderita
setelah ini, terutama jika harus menghadapi seorang laki-laki seperti yang ada di
depannya
Untuk beberapa saat ruangan itu pun hening, karena pemancing keributan di
sana yang selalu betah untuk memandang wajah anak kecil yang berbaring itu.
Sesekali untuk membuang nafasnya, Seohyun harus menyembunyikan
wajahnya.
Hingga matanya melihat jika anak kecil itu mulai menggerakkan kelopak
matanya, jemarinya mulai bergerak hingga anak itu berhasil membuka kedua
matanya
Dan orang pertama yang dilihatnya adalah wanita cantik yang selama ini cukup
sering dilihatnya di akun Instagram. Anak itu terlihat mengumpulkan kesadaran
hingga merasa jika ada yang aneh apabila ada seorang selebritis di ruangan itu
"Dad"
Segera Dokter itu bergerak ke arah sang anak, sangat jelas jika pria itu
menghindari segala bentuk drama emosional yang dilebih-lebihkan
Diabaikannya Seohyun serta sang manajer yang terdiam kaku, mereka hanya
menjadi penonton setia dengan segala aktivitas yang dilakukan oleh sang Dokter
dengan anaknya
Seohyun juga mulai merasa jika tidak ada tanda Dokter itu akan memulai
pembicaraan kepada anaknya mengenai kematian ibunya. Ketakutan dalam hati
Seohyun tak pernah berhenti, dia juga bingung harus mengatakan apa nanti pada
anak itu, jika bertanya sesuatu yang tidak bisa dijawabnya
Melihat tanda-tanda jika sang Dokter memeriksa keadaan sang anak, Seohyun
memberanikan diri untuk bergerak semakin dekat kepada anak itu. Dibuangnya
berulang kali nafasnya hingga dia benar-benar sangat dekat
"Hai"
Sapanya kepada anak itu. Miris bagi Seohyun karena anak itu justru
memandangnya acuh. Matanya menunjukkan jika kehadiran Seohyun seperti
gangguan di sana. Dia tidak peduli bahkan ketika sangat sadar jika yang ada di
hadapan mereka adalah seorang artis yang sering dijuluki sebagai Dewi Korea
denganmu"
Seohyun mencoba untuk sangat ramah di sana. Namun sangat jelas jika dirinya
melihat bahwa anak kecil itu memutar mata sebagai tanda jika percakapan itu
sangat tidak penting
Oh Seohyun, ternyata mulut anak kecil itu sama tajamnya dengan sang ayah
"Tentu saja"
Seohyun membesarkan mata sendiri, tidak adakah yang mendengar jika sejak
tadi dia bicara untuk berkenalan. Haruskah keinginannya diabaikan seperti itu?
Ucap Kyuhyun enteng yang sudah jelas itu hanya kalimat singkat untuk
mengusir Seohyun. Tentu saja Seohyun tidak akan kalah hanya dengan kalimat
seperti itu.
Dibantu Kyuhyun, bocah kecil itu akhirnya setengah duduk di atas ranjangnya.
Menatap sangat aneh ke arah Seohyun yang terlihat bersiap untuk mengatakan
sesuatu.
"Jangan katakan apapun kepada anakku, sesuatu yang kau anggap baik atau
setidaknya membuatmu terlihat menyesal"
Dengan tegas Seohyun mengatakan itu dengan menatap mata Kyuhyun, gadis
itu benci dijengkali seperti itu. Belum dicobanya dan Kyuhyun sudah
menghakiminya dengan mengatakan akan sia sia?
Terdengar anak itu angkat bicara kembali, yang dijawab sang ayah dengan
mengangkat bahu sebagai tanda jika itu bukan urusan mereka.
Hingga akhirnya untuk pertama kalinya Seohyun dilatih mengenai sabar. Dia
tidak ingin amarahnya pecah di sana, sementara kali ini Seohyun berada pada
posisi yang salah.
Oh astaga...
"Apa kau melihat atau mendengar aku mengatakan sesuatu sejak kecelakaan
itu?"
Dokter itu bicara sangat santai, dia bahkan melipat tangan di depan Seohyun dan
kemudian berdecak.
Gadis itu membuang napasnya besar, sangat yakin sikap Dokter di depannya
demikian merupakan strategi untuk bisa mendapatkan suatu hal lebih besar dari
sekedar tanggung jawab dari Seohyun.
Tidak akan ada orang yang bisa sesantai itu saat sosok penyebab istrinya
meninggal dunia mendatanginya.
Dengan penuh kecurigaan Seohyun menatap selidik ke arah sang Dokter yang
justru membuat Dokter tersebut membalas tatapannya dan kemudian memberi
isyarat agar Seohyun melihat pintu keluar dan segeralah keluar dari sana.
Ucap Dokter tersebut pada akhirnya, mendorong punggung Seohyun serta sang
manejer untuk keluar dari sana. Diperlakukan dengan tidak baik seperti itu
pertama kalinya dirasakan Seohyun.
Oh sialan.....
Keluar dari dalam ruangan itu, sangat terlihat jika wajah Seohyun teramat
buram. Gadis itu tentu saja masih dalam keadaan sangat kesal karena
diperlakukan demikian saat dirinya mencoba menjadi gadis baik dengan
bertanggung jawab.
Kembali lagi pada kata, saat melakukan kebaikan, bukan berarti kita akan
mendapatkan kebaikan yang sama. Jadi baik la karena memang baik, bukan baik
untuk mendapat kebaikan yang sama dari orang lain.
"Apa?"
"Oh astaga Seohyun. Sejak kapan kau menjadi psikopat seperti itu?"
Heran sang manejer yang membesarkan mata dengan pertanyaan aneh Seohyun.
Ucap Seohyun dengan menajamkan matanya kepada sang manejer sebagai tanda
jika saat ini dirinya benci dijawab. Terutama dengan jawaban yang justru
menyudutkannya.
***************************************************************
Berbeda dengan sang ayah, anak kecil ini memang lebih menggandrungi para
wanita cantik dari pada harus sok misterius dengan hanya menggandrungi orang
sakit. Sekalipun anak itu benci didekati, tapi dia gemar mendekati jika seseorang
itu sangat tepat di hatinya. Seperti contohnya para Dokter yang menjadi rekan
kerja sang ayah, selain mereka pintar, para Dokter itu juga cantik dan mungkin
lebih berwibawa saat berbicara. Itu tentu saja sangat jauh dari artis yang baru
saja memasuki ruangannya.
Seperti para anak yang lain, bocah bernama lengkap Adam Cho itu juga sudah
sulit untuk terlepas daru ponsel sekaligus media sosial dan juga gamenya.
Dalam keadaan seperti sekarang, tidur di ranjang pesakitan masih dengan infus
yang menempel di tangannya, Adam sudah menggunakan tangannya yang lain
untuk bisa menggunakan ponsel. Sekalipun dia harus setuju dengan syarat sang
ayah jika dia tidak bisa menggunakan ponsel itu lewat dari 60 menit.
Hatinya sedang menangis, namun dia diam. Tidak ingin anaknya melihat
ataupun orang lain.
Dokter bernama lengkap Cho Kyuhyun itu sakit, sakit di dalam hati sekalipun
harus selalu terlihat baik-baik saja.
Karena sepertinya saat ini dia tidak punya pilihan lain selain berpura-pura tidak
terlalu sakit kehilangan setelah apa yang terjadi, di depan sang anak. Seperti
biasa memang seperti itu, dan selalu seperti itu.
Dia tidak mau anaknya melihat jika dia lemah dalam perasaan. Anaknya hanya
harus melihat jika dirinya selalu bahagia. Tenang, tanpa beban pikiran dan
dengan itu sang anak akan mengikuti sang ayah dengan selalu bahagia.
Dia lupa, jika mata itu adalah jendela hati. Kita mungkin bisa berbohong melalui
mulut, tapi mata selalu mengatakan yang sebenarnya.
Dan mata Kyuhyun mengatakan jika dia sedang tidak bahagia, dia sedang sakit
dan di sedang terluka.
Karena tidak ada luka yang sembuh hanya karena lupa dan meminta maaf
Tapi semua ini bukan hanya tentang Kyuhyun dan perasaannya. Ini juga tentang
kondisi mental Adam yang lebih perlu untuk selalu dijaganya. Dia tak mau
hanya karena urusan hatinya yang kehilangan, dia akan membebani sang anak
dengan menunjukkan kesedihan di wajahnya.
Dia mesti menjadi sunyi yang abadi memyimpan rapat segala ingatan yang terus
datang memburu. Karena, hari lalu diam-diam akan datang menikamnya dengan
segala kenangan.
Dokter itu akhirnya berencana keluar dari ruangan Adam, cukup yakin jika dia
mungkin bisa menangis jika berlama-lama di sana dan mengingat apa yang
terjadi. Karena sebenarnya hingga saat ini, hatinya belum baik-baik saja.
Rasa yang begitu dalam tidak akan cepat hilang. Perlu waktu dan prosesnya yang
cukup lama. Dan sebenarnya bukan benar-benar hilang, tapi dipendam lebih
dalam.
Untuk keluar dari dalam ruangan itu juga Kyuhyun berpikir panjang, siapa yang
akan menemani sang anak di dalam sana? Karena bagaimanapun Kyuhyun harus
tetap kembali bekerja. Dia seorang yang selalu membedakan urusan pekerjaan
dan juga urusan pribadi.
Sebelum benar-benar keluar dari dalam ruang intensiv Adam, Kyuhyun lebih
dulu memesankan apa yang tidak dan bisa dilakukan sang anak. Pria itu juga
berjanji untuk kembali berapa lama lagi dan akan selalu memfollow up sang
anak dengan menghubunginya sesering mungkin.
*********
Malam menepati janjinya, pekat dan sunyi kembali melaruti alam dan Kyuhyun
mencoba merambahnya lewat untai, dia juga mencoba merambahnya lewat bait.
Gelisah, bimbang dan penat seolah berlomba memasuki kepingan hati, terpatri
didalamnya membentuk setoreh luka. Luka yang belum juga mau pergi.
Dan malam ini. Kyuhyun tetap merambah malam. Mungkin itulah takdir.
Kyuhyun sangat mencintai malam dan kegelapan.
Kasihan pria itu, untuk menunjukkan kesedihan dan terlukanya sajapun dia tak
bisa. Dia dituntut untuk selalu terlihat baik baik saja.
Stupid Society.
Maka Kyuhyun juga harus menyibukkan diri untuk membunuh setiap kali
kerinduan itu muncul, berat sekali melakukannya. Karena Kyuhyun harus
menikam hatinya setiap detik.
Kepada siapa? Tentu saja kepada ibu dari anaknya. Wanita yang dicintainya dari
dulu hingga saat ini. Yang Kyuhyun sendiri tidak akan memberikan ruang
kepada wanita manapun untuk mencoba mencari celah untuk masuk ke dalam
sana.
Cukup wanita itu saja di dalam sana, sekalipun takdir sudah bicara lain pada
masa depan mereka.
Kyuhyun tidak tau jika wanita yang beberapa hari lalu di usirnya dengan segala
cara dari ruang intensiv Adam telah kembali dengan sejuta alasan yang bisa
digunakannya demi membalas rasa bersalah yang cukup bersarang dalam
dirinya.
Dia di sana sudah sejak beberapa jam yang lalu. Malang bagi Seohyun karena
anak yang ingin dilihatnya sedang tidur terlelap dan saat anak itu terbangun,
justru tidak mau diajaknya mengobrol untuk saling mengenal lebih dekat.
Adam tidak hanya mengabaikannya, anak itu bahkan sering menjawab dengan
kata tajam seperti yang biasa dilakukannya kepada orang yang tidak disukainya.
Entah itu beruntung atau tidak, karena sangat jelas keras kepala Adam belum
berhasil mengalahkan keras kepala seorang Seohyun. Dibantu dengan gadis itu
yang saat ini menjadi pengangguran dan juga buronan para paparazzi setelah
skandal terakhirnya, tentu saja Seohyun menjadi punya sangat banyak waktu
untuk menebus rasa bersalahnya kepada keluarga itu. Dan jika berhasil, Seohyun
juga akan meminta keluarga itu untuk membersihkan namanya kembali dari
segala tuduhan sialan yang dilemparkan para netizen maha benar di luar sana.
Seohyun hanya bisa kembali ke dunianya seperti sebelumnya jika keluarga itu
berkenan membersihkan nama Seohyun kembali. Dengan itu, Seohyun butuh
batin
Untuk bisa mengembalikan suasana hatinya kembali setelah diuji dengan sangat
berat untuk menghadapi Adam, Seohyun memutuskan keluar beberapa saat
untuk mendapatkan sesuatu yang bisa menenangkan hatinya.
Coffee
Wanita itu kembali ke dalam ruang intensiv Adam sudah lengkap dengan dua
buah mug. Salah satunya untuk Adam, yaitu susu hangat yang menurut otak
bodohnya baik untuk orang sakit, dan dia juga tidak perlu takut untuk dimaki
Dokter manapun jika sedang berpikir memberikan kopi untuk Adam.
Sepertinya wanita itu harus diberinya pelajaran lebih dulu untuk bisa berhenti
mengganggu waktunya. Saat Seohyun sampai di dekat sofa ruangan itu, Adam
langsung membuang tatapan ke arah lain. Sebagai tanda jika dia sangat
terganggu.
"Aku membelikanmu susu. Agar otak sehatmu kembali. Dan sadar jika
seharusnya kau bersikap baik kepada wanita paling cantik di Korea"
"Apa kau tidak merasa aku terlalu murah disuap dengan segelas susu saja?"
Oh astaga, anak kecil ini. Bagaimana bisa dia bisa berpikir sejauh itu?
Dan sebenar itu juga. Karena mungkin sebenarnya itu juga alasan Seohyun sok
baik.
"Dan wanita paling cantik di Korea? Astaga Ahjumma. Kau tidak cantik sama
sekali"
Justru itu yang menjadi ucapan Adam untuk menanggapi kepercayaan diri
Seohyun dengan bersikap sok sangat baik tadi. Dia justru tertohok dengan
sebutan yang diucapkan Adam padanya.
"Ahjumma?"
Nada suara Seohyun masih rendah, namun tangannya sudah berhenti untuk
memberikan mug itu pada Adam.
Adam justru mengangkat bahu dan menunjuk arah pintu sebagai tanda, jika
Seohyun tidak suka dipanggil demikian dia hanya perlu keluar dari pintu dan
tidak usah kembali. Karena sebenarnya tidak ada yang butuh wanita itu di sana.
Adam bahkan akan sangat berterimakasih jika Seohyun mau berbaik hati untuk
tidak mendatanginya lagi.
Wanita itu menggeleng ke arah Adam sebagai tanda jika dirinya tidak mau pergi
dulu. Dia masih ingin di sana, karena untuk pulangpun Seohyun tidak memiliki
siapa-siapa yang bisa diajaknya bicara. Yang terjadi, Seohyun mungkin akan
sangat kesepian.
"Baiklah, panggil aku sesuka hatimu. Selama itu bukan nama binatang"
"Well, aku juga tidak berencana berhubungan lagi denganmu. Ku rasa aku juga
tidak memerlukan panggilan tertentu untukmu"
Umpat Seohyun pada akhirnya, membuang nafasnya berat dan nyaris meneguk
isi mugnya sebelum dilihatnya Adam mendekat dan mencuri pandang pada isi
mugnya setelah anak itu sedikit menarik napas, seolah mencoba meyakinkan
Dan benar, itu memang kopi kesukaannya. Tidak peduli apakah Seohyun akan
marah atau tidak, dirampasnya mug itu dari tangan Seohyun dan kemudian
mengembalikan mug berisi susu tadi ke tangan Seohyun.
Tolak Seohyun.
"Aku tidak serakah. Aku memberikanmu susu. Itu lebih baik untuk tubuhmu dari
pada kopi"
Oh astaga bocah kecil sialan ini, dari mana anak itu belajar bicara seperti itu
dengan usia se sedikit itu?
Seohyun hanya menatap Adam kesal, tidak lagi berencana untuk menjawab
Adam jika tidak ingin dikik anak itu lagi. Maka dilanjutkan Seohyun meminum
susu yang seharusnya untuk Adam dan dibukanya bag tadi, mengeluarkan
cemilan untuk mereka makan berdua.
"Beritahu aku bagaimana caranya membuka plastik ini dan memakan isinya
tanpa suara"
Dengan jengkel Seohyun bertanya yang kesekian kali dijawab Adam dengan
menatap pintu, kata lain keluar saja jika ingin tau cara membuka plastik tanpa
suaranya yang mengganggu Adam.
"Kau tau bocah kecil. Keahlianmu paling hebat adalah mengancam. Dan itu
sangat menjengkelkan"
Kesal Seohyun dan memulai mengunyah makanan itu banyak banyak demi
memuaskan kekesalan yang tidak bisa dilampiaskannya. Karena percayalah,
saat ini Adam pasti sedang merasa jika dia adalah bos yang tidak akan
ditinggalkan Seohyun apapun alasannya.
Jawab Seohyun masih dengan wajah jengkelnya, wanita itu berbaik hati untuk
menyuapkan sedikit ke arah mulut Adam yang justru dijauhkan Adam.
"Aku tidak memakan makanan penuh minyak dan bisa membuatku gemuk"
"Oh astaga. Demi Tuhan, kau masih anak-anak. Berhenti bersikap seolah kau
orang dewasa"
"Cukup. Kau seharusnya minum susu. Kopi itu sepertinya membuat otakmu
lari"
"Apa tak ada yang bisa kau lakukan selain mengganggu kesenanganku?"
"Aku tidak akan menganggumu andai saja kau bisa bersikap lebih baik
padaku"
"Sudah berapa kali ku katakan. Aku bukan pengganggu. Aku Seo Joo Hyun,
dewi Korea yang ingin berteman denganmu"
Ucap Seohyun dengan wajah yang teramat pasrah dan juga dengan kejengkelan.
Sampai kapan niat baiknya akan selalu ditanggapi bocah itu sebagai tindakan
jahat?
Jawab Seohyun dengan wajah serius yang lantas ditanggapi Adam dengan
berdecak kemudian membantu Seohyun memasukkan makanan di tangan wanita
itu ke dalam mulut, untuk setidaknya makanan itu bisa menutup mulut Seohyun
yang selalu bicara omong kosong.
"Ku rasa apapun yang sudah terjadi, kau tidak bisa menggunakan alasan mau
bertanggung jawab untuk mengganggu anakku setiap saat"
Suara seseorang yang sudah cukup lama tidak memasuki ruangan itu
menginterupsi keributan yang terjadi antara Seohyun dan Adam. Yakin jugalah
bahwa kalimat yang baru saja diucapkan pria itu terucap untuk Seohyun.
Mungkin Dokter itu juga merasa sangat terganggu sama halnya dengan yang
dirasakan Adam pada kehadiran Seohyun.
Jawab Seohyun dengan nada rendah, mulai tak punya cukup kepercayaan diri
karena saat ini Kyuhyun yang bicara. Berbeda dengan Adam yang cukup suka
membuatnya kesal, Dokter yang satu ini terlihat lebih dingin dan sedikit bicara.
Sosok misterius yang Seohyun yakini sulit diajak bicara ataupun bercanda
seperti yang dilakukannya dengan Adam.
"Ku rasa anakmu juga harus mengatakan pAdamu. Jika kau akan menyukaiku,
tidak ada orang yang tidak menyukaiku"
"Aku juga tidak mau membuang energiku untuk mengurus apa yang ingin kau
lakukan. Sekalipun itu tentang kau ingin bertanggungjawab. Karena dari awal
sudah ku katakan, pergi saja. Tidak perlu repot-repot dengan segala simpati tidak
perlumu"
"Dengar tuan..."
Seohyun nyaris menjawab, hanya saja harus berhenti. Dia perlu tau nama Dokter
di depannya dengan mencuri pandang pada kartu yang tergantung di depan saku
pria itu.
"Dengar Dokter Cho Kyuhyun. Semuanya menjadi mudah andai saja kau
mengatakan. Kau bisa menjaga serta mengurus anakku hingga sehat. Itu lebih
baik kau katakan, karena aku tau, kau tidak memiliki siapa-siapa yang bisa kau
suruh menjaganya selama kau bekerja"
Tidak ingin berdebat dan menguras energinya yang sudah tidak banyak setelah
seharian penuh bekerja, Kyuhyun memutuskan untuk menyudahi
percakapannya dengan Seohyun, karena pria itu lebih suka bersikap dari ada
harus mengatakan kepada siapapun apa yang ada dipikirannya.
Untuk beberapa saat Kyuhyun masih terdiam dan menatap mug kosong itu
dengan Seohyun secara bergantian. Tanpa rasa bersalah Seohyun hanya
tersenyum lebar, ingin lari karena paham arti dari tatapan Kyuhyun saat ini.
Yaitu, beraninya kau memberi anakku sesuatu yang tidak sehat seperti itu.
Tidak seperti dugaan Seohyun jika mungkin Kyuhyun akan mengusirnya seperti
sebelum-sebelumnya karena terlalu berani memberi Adam minuman demikian,
yang terjadi Kyuhyun justru meletakkan sesuatu di tangannya tadi di atas meja.
Kemudian mengisyaratkan matanya ke arah Seohyun. Yang sekilas ingin
diartikan Seohyun sebagai kata
Untukmu. Minumlah
Oh astaga, jangan besar kepala Seohyun. Itu seharusnya juga bukan untukmu.
Tak perlu juga menyanjung dirimu, karena Kyuhyun juga tidak sudi untuk
memberikannya langsung dan menggunakan kata manis kepAdamu.
"Untukku?"
Tanya Seohyun pelan saat dilihatnya Kyuhyun mulai memeriksa keadaan Adam
dari sisi yang lain. Otak lambat yang lantas menghentikan gerak tangan
Kyuhyun pada tubuh Adam.
"Kau lihat ada orang lain yang suka minuman gratis di ruangan ini selain kau?"
"Karena itu biasakan bicara. Aku bukan Tuhan yang paham apapun yang kau
inginkan tanpa harus kau katakan"
Kesal Seohyun dengan napasnya yang mulai memburu, beraninya pria itu
mengatakan dirinya gemar pada minuman gratis.
Jawab Kyuhyun yang dibalas Seohyun dengan tatapan semakin sengit dan
kemudian sangat ketara menunjukkan kepada Kyuhyun saat dimana dirinya
menandaskan isi mug yang tadi dibelikan Kyuhyun.
"Apa kau selalu seperti ini? Atau apakan itu ciri khas Dokter di rumah sakit ini?
Sialan dan menyebalkan?"
"Apa bodoh dan banyak bicara itu ciri khas artis di negara ini?"
"Hanya karena kau Dokter bukan berarti kau menjadi orang paling pintar di
dunia"
Ucap Seohyun tidak percaya, itu antara keterkejutan dan juga nada sepelenya
pada Kyuhyun.
********
Keduanya tidak lagi terlihat terlibat dalam percakapan ketika diputuskan
Kyuhyun untuk duduk di sofa, membawa ponsel Adam sekaligus untuk
diperiksanya. Meninggalkan Seohyun yang setia duduk di kursi dekat dengan
ranjang Adam.
Mata gadis itu terlihat sangat antusias untuk melihat apapun yang sedang
dilakukan Kyuhyun. Sesekali mengalihkan mata saat Kyuhyun memergoki
matanya sedang memandangi Kyuhyun. Sekalipun terlihat jika Kyuhyun tidak
peduli dengan yang dipikirkan Seohyun sampai harus dipandangi demikian. Dia
sudah terlalu biasa diperlakukan para gadis semanis itu.
Tambah Kyuhyun yang sebenarnya benar andai saja Seohyun sedang tidak ingin
dipermalukan karena tertangkap basah memberi Kyuhyun tatapan penuh puja di
dalam benaknya.
"Aku sangat penasaran. Konsep kemanusiaan menurut kalian para wanita itu,
tepatnya seperti apa? Apa ketika kami bisa paham setiap kode yang kalian
lisankan? Atau saat kami mengalah dan mengaku salah setiap kalian marah
hanya karena alasan datang bulan?"
"Ayolah. Ini zaman dimana game lebih penting untuk kami mainkan dari pada
berkencan dengan wanita cantik ataupun mengurus keinginan bodoh kalian"
"Maaf Dokter, aku sebenarnya tak paham kenapa kau menjelaskan itu padaku.
Karena aku juga tidak peduli dengan apapun yang pria sialan seperti kalian
korbankan untuk selalu bisa bermain game"
"Itu tepatnya yang selalu wanita katakan untuk menghindari fakta jika saat ini
game lebih menarik daripada wanita"
"Jangan bernada seperti itu, seolah aku sedang mengajakmu menikah dan
kemudian mengabaikanmu karena game"
"Oh sangat disayangkan Dokter Cho. Karena aku juga tidak tertarik untuk
menikah dengan suami orang lain"
Jawab Seohyun, jawaban yang singkat dan diawalnya hanya alasan untuk bisa
melanjutkan percakapan. Hingga detik kesekian barulah Seohyun sadar jika dia
salah bicara yang lantas membuat Kyuhyun berhenti pada ponsel Adam dan
terlihat mengepal tangannya sendiri cukup kuat.
Suasana kamar menjadi sangat canggung bagi Seohyun sejak Seohyun sadar jika
istri Kyuhyun tidak ada pada list yang seharusnya dikatakannya.
Ucap Seohyun sangat hati-hati. Namun itu tidak terlihat berhasil untuk
mengembalikan tatapan biasa Kyuhyun. Pria itu bahkan terlihat semakin tegang
saat diletakkannya ponsel Adam di atas meja dan kemudian menatap Seohyun.
Kyuhyun akhirnya berdiri dan kemudian memilih untuk berjalan keluar dari
dalam ruangan. Dia sangat benci jika diingatkan kembali pada hal itu.
Kepergian itu tentu saja menampar Seohyun, merasa bersalah bahkan berpikir
untuk mengikuti pria itu dengan keluar dari dalam ruangan Adam.
Berusaha mengejar Kyuhyun hingga keluar dari ruangan Adam, namun Seohyun
juga tidak paham bagaimana caranya untuk membuat Kyuhyun mengerti jika itu
semua salah paham. Dia tidak berniat sama sekali membuat Kyuhyun merasa
demikian. Dia juga tidak tau akan memadukan kata-kata seperti apa agar
Kyuhyun paham jika terkadang Seohyun memang sangat suka asal bicara tanpa
pikir lebih dahulu.
Ucap Seohyun lagi dengan kata yang bisa diartika jika mengejar Kyuhyun sama
sekali tidak terniat dari Seohyun. Wanita itu mundur dua langkah ketika
disadarinya Kyuhyun bergerak untuk menghadap ke arahnya kembali.
Jawab Kyuhyun dan dengan jari telunjuknya pria itu menyingkirkan kepala
Seohyun yang masih dekat dengan dadanya.
Oh sialan, bisa pria itu bicara demikian seolah yang dikatakannya tidak
menyakitkan. Santai sekali mulut sialannya.
"Bagaimana bisa seseorang tega mengatakan itu setelah aku rela keluar dari
sebuah ruangan yang dengan arti sebenarnya aku berkeliaran tanpa penyamaran
dan bisa membuatku tertangkap oleh pemilik kemera manapun?"
Timpal Kyuhyun sangat berusaha untuk selalu terlihat tidak peduli pada
Seohyun. Usai mengatakan itu, Kyuhyun menciptakan langkah untuk kembali
pada tempatnya semula, yaitu ruangan Adam.
Tarikan lembut gadis itu pada jemari Kyuhyun berhasil membuat kaki Kyuhyun
berhenti kembali. Genggaman halus pada telapak tangannya bisa dirasakan
Wanita itu cukup berani untuk meraih bahkan menggenggam tangannya. Hingga
Kyuhyun sedikit berbalik dan menatap tangan mereka yang saling bertautan
kemudian dilihatnya Seohyun selangkah semakin mendekat.
"Sungguh aku menyesal dengan apa yang telah terjadi. Aku sangat minta maaf
untuk itu"
Mata Seohyun menunjukkan keseriusan yang amat dalam. Ketulusan itu bisa
Kyuhyun lihat dari mata Seohyun yang teduh namun terlihat kesepian itu.
"Untuk menebus semua itu, aku butuh kau yang membuka tangan dan menerima
uluranku"
"Aku tidak akan bisa melakukannya jika kau terus menghindariku seperti ini"
Tambah Seohyun, adegan drama mereka yang seharusnya tidak terjadi di sana.
"Aku tau kau orang yang baik. Aku tau kau bisa membantuku untuk
meringankan tekanan mentalku tentang rasa bersalah ini. Buka tanganmu,
biarkan aku memberikan apapun yang seharusnya ku berikan. Termasuk
membuatmu dan anakmu merasa hidup kembalu seperti sebelumnya"
Oh Seohyun. Sejak kapan kau menjadi dewasa seperti itu? Bukankah biasanya
kau hanya bisa membuat masalah kemudian memperkeruhnya?
Sepertinya Kyuhyun sangat tersihir dengan setiap kata yang dikatakan Seohyun.
Terbukti pria itu bahkan tidak berkedip untuk memandangi mata Seohyun serta
tangan mereka secara bergantian.
"Aku hanya perlu kalian bahagia lagi. Hanya itu. Apa permintaanku sangat
berlebihan?"
Tanya Seohyun dan tidak juga ingin dijawab Kyuhyun. Namun sangat jelas
terlihat jika Kyuhyun termakan habis pada tutur kata Seohyun. Yang berikutnya
bertindak adalah Seohyun lagi.
Wanita itu tersenyum, seperti yang sebelumnya dikatakan Kyuhyun jika pria itu
lebih suka bersikap daripada berkata-kata. Seohyunlah yang berinisiatif untuk
menggandeng Kyuhyun untuk masuk kembali ke dalam ruangan Adam.
Sangat terlihat jika anak itu tidak suka pada apa yang baru saja dilihatnya.
"Kurasa sesakit seseorang memegang tangannya bukan sesuatu yang akan daddy
lakukan"
Dalam hati Seohyun mengumpat, sialan sekali anak kecil ini. Beraninya
mengatakan hal seolah Seohyun bukan seseorang yang pantas disukai
siapapapun. Seolah Seohyun bukan seseorang yang pantas disukai ayahnya
andai saja itu terjadi.
Apa dirinya sehina itu di mata Adam hingga tidak pantas bersanding dengan
ayahnya?
Apa Seohyun?
Apa baru saja kau menyuarakan protes karena dianggap Adam tidak pantas
untuk ayahnya? Kau tidak terima karena merasa tersinggung dianggap seburuk
itu, atau karena dianggap tidak cocok dengan ayahnya.
Kenapa anak sekecil ini harus membuatnya marah selayaknya marah kepada
orang dewasa? Bagaimana bisa ada anak yang semenyebalkan itu?
"YA!!!! Jangan bicara seolah aku sedang tergila-gila pada ayahmu dan akan
menggodanya untuk menjadi kekasihku"
"Memang tidak?"
Jawabnya tegas
Karena Seohyun juga tidak mungkin mengatakan jika dirinya di sana karena
sebenarnya dirinyalah penyebab Adam kecelakaan dan sampai menghilangkan
nyawa ibunya.
Itulah yang membuat Seohyun kalah seketika, hatinya menjerit jika seharusnya
saat ini Seohyun masih mengalah dan menekan ego untuk Adam.
"Baiklah. Benar. Kau benar. Aku di sini karena tergila-gila pada ayahmu. Kau
puas?"
Apa tidak ada lagi alasan yang bisa diakuinya kepada Adam selain megaku
ngaku menyukainya? Apa itu semacam langkah frustasi?
"Daddy akan mendapatkan teman kencan yang jauh lebih cantik, lebih kaya,
lebih sexy dan lebih pintar darimu"
Lagi?
Anak ini benar-benar sangat pintar membuat Seohyun tertantang dan lantas
menelan ketidaksukaan tadi. Karena dirinya justru terpacu dengan penolakan
yang dilakukan Adam sekuat itu.
Seohyun melipat tangan di dada, membalas penuh tantang Adam yang kembali
membuat Kyuhyun berdecak.
"Termasuk kau"
"Kecuali aku"
Apa Seohyun pikir dirinya masih punya waktu untuk jatuh cinta?
Dan apakah Seohyun pikir Kyuhyun tidak tau jika Seohyun adalah orang dewasa
yang kekanak kanakan. Karena meladeni tantangan seperti itu dengM kekesalan
yang sama.
"Aku juga sangat penasaran bagaimana aku akan menyatakan cinta pAdamu di
hadapan anakku"
Sindir Kyuhyun dari sisi yang lain, matanya menunjukkan penyepelean ke arah
Seohyun. Menggambarkan situasi dimana dirinha sedang menganggap Seohyun
lemah dan tidak akan mampu melakukan itu.
Oh Seohyun. Kenapa kau menjadi sekanak kanakan itu. Kau sekesal itu hanya
karena seorang anak kecil?
************
Waktu semakin berlalu, detikpun semakin berpacu untuk meninggalkan malam.
Malam semakin larut namun tidak ada yang berubah di ruangan itu.
Seohyun dan Adam selalu saja bertengkar pada setiap pembahasan yang
terkadang malas bagi Kyuhyun untuk.ikut campur.
Seohyun saja yang tidak kunjung sadar jika seharusnya dia sudah pulang. Tidak
menempeli keluarga itu secara terus menerus. Apa dia tidak memiliki malu
setelah terlalu sering diusir sampai keluarga itu malas melakukannya lagi?
Wanita itu masih saja berdebat dengan Adam. Mereka terlihat sedang membahas
sesuatu yang ditunjukkannya pada ponselnya. Adam terlihat pro pada pembuat
artikel, sementara Seohyun kontra.
Keduanya berdebat panjang hingga lupa jika waktu semakin berputar dan tentu
menarik lagi dan lagi mata Adam untuk melanjutkan tidur.
Sayangnya, sama seperti Seohyun yang tidak pernah mau untuk kalah.
Kantuknyapun kalah dari obsesinya untuk menang dari Seohyun.
"Ya!! Kau pikir kau akan menjadi manusia jika bukan karena perempuan?"
"Aku tidak mengingkari itu. Yang ku katakan adalah kalian mahluk lemah yang
selalu menggunakan hati. Bukan logika"
Keduanya masih saja terus berdebat, hingga Kyuhyun mulai muak karena
mereka sangat menganggu waktu membacanya.
Adam yang setengah bersandar pada ranjang, dan diikuti Seohyun yang duduk
di ranjang itu. Tepat di sebelah kiri Adam. Mereka menunjuk nunjuk ponsel
yang sama. Terlalu asik pada dunia itu hingga tidak sadar jika Kyuhyun keliar
dari dalam ruangan dan meninggalkan mereka.
***************************************************************
Hingga pintu yang tertutup beberapa waktu lalu kembali terdorong dan
masuklah sosok Kyuhyun dengan sesuatu pada tangannya. Pria itu membawa
sebuah kotak berisi makanan yang menurutnya bisa mengurangi suara ribut dari
kedua orang tadi.
Pergi dengan keadaan dimana keduanya ribut, saat dirinya kembali keadaan
sudah berubah. Kedua orang itu sudah tidak mendebatkan kesetaraan gender
menurut versi mereka masing-masing. Seohyun dan Adam sudah diam. Bukan
karena keduanya lelah untuk berdebat siapa di antara mereka paling benar.
Tapi ruangan itu senyap dari suara mereka karena kedunya sudah tertidur pulas
di atas ranjang Adam. Adam berada pada bagian tengah ranjang, dan ada
Seohyun yang memaksakan diri untuk berbaring di sisi Adam dengan posisi
miring.
Wanita itu menghadap ke arah Adam yang memaksa Adam mengarahkan kepala
ke arah kanan untuk tidak melihat wajah Seohyun sebelum benar-benar tidur.
Seohyun juga meletakkan tangan di atas perut Adam yang beberapa kali
disingkirkan Adam dari sana.
Kyuhyun berhenti dari langkahnya yang tadi ingin masuk pelan seperti biasa.
Entah apa yang sedang dipikirkannya ketika pria itu justru menutup matanya
beberapa saat, menahan napas dan kemudian membuangnya perlahan.
Pria itu menghela napasnya lagi kemudian melepaskan kaca matanya. Berjalan
menuju sofa yang sebelumnya didudukinya dan meraih buku yang tadi sempat
dibacanya.
Belum buku itu sampai pada tangannya, usahanya itu diinterupsi oleh suara
ponselnya yang terletak di sisi lain ponsel Adam. Pesan masuk yang sekilas
dibacanya dan kemudian ditutupnya. Hanya saja jemari itu kembali terhenti
ketika sebuah rasa di dadanya kembali membuncah setelah cukup lama
dicobanya terlihat baik-baik saja.
Jemari yang sudah sangat lama tidak digunakannya untuk menyentuh pilihan
photo pada ponselnya. Mencoba menghindari itu setelah pernah begitu sakit
untuk sekedar mengingatnya.
Folder yang dikuncinya dibukanya kembali saat rasa rindu itu datang dan
menghajarnya. Dilihatnya terus menerus koleksi poto itu dan kemudian
menatapnya bergantian dengan Adam.
Buah cinta mereka yang harus menderita karena hal yang tidak diinginkan itu.
Semakin jauh tangan itu menelusuri memory lama semakin jantung Kyuhyun
terpacu. Kesedihannya semakin terasa hingga nyaris menangis.
Kyuhyun tidak menjawab, dia hanya membalas tatapan Seohyun dari ranjang
Adam. Wanita itu mulai bergerak hendak turun dari ranjang dan duduk di
sebelah Kyuhyun.
Karena sangat jelas dilihatnya bagaimana tadi wajah Kyuhyun dan bagaimana
kesedihan menyelimutinya.
Jawab Kyuhyun, mencoba untuk terlihat nyaman kembali dengan maraih buku
di sana dan pura-pura tidak melihat Seohyun yang mulai melangkah ke arahnya.
Jawab Seohyun dan duduk di sisi sofa yang diduduki Kyuhyun. Ditatap wanita
itu Kyuhyun dengan serius, hingga lupa jika seharusnya dia tidak ikut campur.
"Aku baik-baik saja atau tidak. Sejak kapan itu menjadi urusanmu?"
"Jika tidak, kau mungkin akan berakhir di tempat sampah karena telah merebut
sebagian tempat tidur anakku"
Seohyun berdecak mendengar penuturan itu. Kenapa anak dan ayah memiliki
hobby yang sama untuk selalu menindasnya?
Hanya saja Seohyun kembali menahan dirinya, sisi baik dari dirinya sedang
lebih dominan untuk terus ingin membantu Kyuhyun merasa lebih baik saat ini.
Itulah sisi yang lain dari Seohyun. Sisi baik yang tidak pernah bisa melihat orang
lain merasa buruk ataupun menyedihkan. Karena jika ini hanya tentang egonya,
sudah lama Seohyun menyingkir dari sana. Kemudian pulang dan bahagia.
Namun hatinya masih menahan, dia tidak ingin Kyuhyun seperti tadi.
"Apapun yang saat sedang kau bangun, selalu ingat dengan yang namanya
proses. Tidak ada satu bangunan tinggi tanpa didasari dengan pondasi kuat"
Hatinya mulai tergerak. Entah karena kata-kata Seohyun atau karena Seohyun
sendiri.
Pria itu membalas tatapan Seohyun dan kemudian berhasil membuat senyum
Seohyun terlukis. Setiap kali Seohyun bicara dengan cara yang lebih baik,
dengan cara menatap mata Kyuhyun dalam dan dengan hati, dia selalu berhasil
membuat Kyuhyun menatapnya seperti sekarang.
Yaitu ketulusan dan di dalamnya terselip sesuatu yang hingga saat ini Seohyun
belum tau apa itu.
"Bagaimana kau bisa bangkit jika penyebab sedihmu masih terus kau pelihara
dengan mengingatnya setiap hari"
Kali ini kau cukup berani Seohyun, karena siapapun tau alasan saat ini Kyuhyun
demikian karena kehilangan orang yang dicintainya. Dan sekarang kau meminta
melupakannya? Semudah itu?
Kyuhyun tidak menjawab, dia masih betah menatap Seohyun yang bicara
menggunakan nada sangat pelan dan dengan posisi yang sedekat itu.
Tidak apa-apa. Seohyun hanya sedang kesepian. Bisa memeluk atau dipeluk pria
tampan seperti Kyuhyun setidaknya akan membantu melancarkan pernapasan
dan aliran darahnya. Namanya juga usaha.
Bagaimanapun Seohyun juga wanita dewasa, pada titik tertentu kadang bisa lupa
diri karena kalah dari hasrat membabi buta pada dirinya
Manusiawi.
Mereka sama-sama kesepian, sama sama dewasa dan sama-sama tau resikonya.
Kenapa tidak saling menghibur dan saling membantu memusnahkan kesepian
itu?
Iya benar Seohyun. Tapi tidak di rumah sakit juga. Dan tidak di ruangan anaknya
juga.
"Mulutmu berkata, aku baik. Jemarimu mengetik, aku baik-baik saja. Tapi
hatimu berkata, aku sakit"
Ucap Seohyun dengan nada lembut, tersenyum lagi untuk membuat Kyuhyun
nyaman dan sadar bahwasanya Seohyun tau jika dia sedang tidak baik-baik saja.
Seohyun mungkin tidak bisa membantu, tapi dengan pria itu bicara dan
mencurahkan isi hatinya kepada seseorang, bukankah itu akan menenangkan
pikirannya?
Seohyun menguatkan genggaman di tangan Kyuhyun yang masih terus diam dan
menatapnya. Dilepas Seohyun tangan itu berencana untuk pulang setelahnya.
Belum benar benar lepas tangan itu, Kyuhyun akhirnya kalah. Ditariknya
kembali tangan Seohyun hingga wanita itu terkejut dan membesarkan matanya.
"Aku tidak akan mengatakan apapun. Tapi aku tidak ingin melihatmu pulang"
Tidak lama Kyuhyun mencium saat justru Seohyun juga mulai membalas. Gadis
itu juga menahan tengkuk Kyuhyun dan kemudian keduanya berbagi rasa manis
di atas sofa hingga Seohyun berbaring di atasnya.
Mereka lupa sedang dimana dan sedang bersama siapa mereka di sana.
Masih saling bertautan, sesuatu yang menyenangkan itu terus berlanjut dan
memuaskan hasrat Seohyun hingga dirasakan Seohyun jika jantungnya tidak
beres. Detak jantungnya mulai berpacu cepat yang lantas membuat Seohyun
melepaskan ciuman hingga menciptakan tanda tanya di wajah Kyuhyun yang
belum sempat selesai memuaskan dirinya.
Seohyun tidak mengatakan apapun, dia hanya membalas tatapan tanya Kyuhyun
yang tidak mau berlama-lama memberi Seohyun toleransi untuk menahan
hasratnya.
Karena pria itu kembali mencium Seohyun dan tidak berencana menyudahinya
jika tidak Seohyun yang melakukannya.
Dan diulangi Seohyun kembali, wanita itu mendorong pelan dada Kyuhyun
untuk berhenti beberapa saat karena detakan di jantungnya cukup membuatnya
merasa sakit secara fisik. Suara kerasa di sana juga merambat pada kulitnya yang
terasa terbakar dan aliran darahnya yang menyeruak panas di bawah permukaan
kulitnya. Kepalanya berdengung keras hingga jalan napasnya tidak bisa berjalan
secara beraturan. Sebenarnya ada apa dengannya? Kenapa dia
Apa Kyuhyun yang baru saja membual itu? Sejak kapan dia bicara seperti itu?
Decak Seohyun dengan suara yang sedikit kesal, itu bukan membenarkan. Dia
hanya ingin menyampaikan kepada Kyuhyun, bahwa apa yang baru saja
dikatakan pria itu omong kosong. Dan sepertinya Kyuhyun juga merasa
demikian.
Tanya Kyuhyun, bisikannya sangat dekat untuk tidak menciptakan bunyi yang
terlalu berlebihan dan mungkin akan membangunkan Adam. Seohyun sempat
menutup mata, wanita itu merinding merasakan deru napas Kyuhyun di
permukaan kulit lehernya.
"Itu tepatnya yang selalu dikatakan semua pria saat sedang tidak ingin ditolak"
"Itu kata lain dari aku ingin menegaskan jika kau sedang memaksaku"
Dasar memang laki-laki. Mereka itu terlalu sulit untuk disuruh berhenti pada
dua hal. Game dan juga seks. Segala hal akan dilakukan para kaum itu untuk
Dan terjadilah, mereka terlalu asik pada hasrat membabi buta. Lupa bagaimana
caranya mereka komunikasi esok hari dan seterusnya jika mereka melakukan
itu.
Jangan pernah bertanya soal terlalu cepat atau tidaknya pada hubungan yang
tidak serius jika sudah tentang seks. Karena gairah seperti itu tidak ditentukan
dengan seberapa lama kau sudah mengenal seseorang.
Dia tidak perlu waktu, yang perlu untuknya adalah dia harus terlampiaskan.
******
Saat fajar merekah di ufuk timur, lembaran baru mulai terbuka. Hari yang baru
dengan kisah yang baru pula. Mentari tersenyum hangat memberi semangat
kepada dunia. Menemani langkah-langkah kecil yang berjuang menggapai cita.
Jalan tak selalu lurus, ada saja kelokan di kanan kiri. Jalan tak selalu mulus, ada
saja lubang di sana sini. Tak ada jalan tol untuk mencapai mimpi itu. Tak
Melangkah tanpa ragu, karena ragu hanya akan menimbulkan keraguan lain.
Berjalan bersama mentari, walau semakin ke barat cahayanya terasa terik.
Ketika jatuh, bangkit lagi, tak peduli berapa kali terjatuh dan terluka. Jangan
mengeluh! Jangan menangis! Ingat selalu akan mentari yang terus tersenyum.
Teruslah berjalan meski sejuta rintangan menghadang. Dan, saat malam tiba,
kau akan dapati ratusan juta bintang yang menenangkan hatimu. Sungguh,
lelahmu akan terobati.
Wanita itu juga terkadang terlalu manusia. Semudah itu untuk tergoda dan
semudah itu juga untuk melakukan dosa. Semua itu mungkin tidak akan terjadi
andai saja godaan yang datang padanya adalah godaan biasa, tanpa detak
detakan lain yang mengikuti.
Karena jika sudah membahas perasaan dan proses jatuh hati, segala hal menjadi
mungkin dilakukan seseorang. Termasuk hal bodoh dan juga
Seperti apa yang dilakukannya malam lalu, wanita itu bahkan tidak memikirkan
kemungkinan lain jika dia senekat itu terperangkap pada pesona seorang
Kyuhyun. Dia semudah itu masuk dan kini lihat, dia tidur dengan lelaki yang
bahkan belum terlalu lama dikenalnya.
Dia seorang artis yang seharusnya menjaga sikap, lalu bagaimana jika ternyata
Dokter itu adalah orang jahat yang bisa semakin merusak popularitasnya dengan
memberitakan apa yang mereka lakukan tadi malam?
Oh biarkan saja. Untuk saat ini tentu Seohyun merasa tidak ada yang lebih perlu
dari membuatnya merasa senang. Contohnya berada di sana dan menciptakan
keributan keributan dengan Adam.
Dan pagi itu, saat rumah sakit mulai ramai kembali dengan suara kaki yang
berlalu lalang di luar ruangan. Dua orang manusia yang malam lalu berpesta
kesenangan itu masih betah tidur yang untungnya sebelum benar-benar tidur
malam lalu mereka terlebih dahulu mandi sekalipun harus menggunakan
pakaian yang sama kembali.
Tidur di atas sofa yang mereka gunakan dengan cara berbagi. Seohyun berada
pada posisi paling pinggir serta Kyuhyun pada posisi pertengahan antara
Seohyun dan punggung sofa. Bersikap seperti pasangan, Seohyun tidur dengan
membelakangi Kyuhyun. Pria itulah yang bertugas memeluknya dari belakang.
Selain untuk menghemat tempat yang berkemungkinan akan membuat Seohyun
jatuh, itu juga menghangatkan tubuh mereka berdua.
Tidak peduli sekalipun itu kenal sehari, jika gadis manapun bersedia. Mereka
tidak akan menolak.
Seohyun tidur senyenyak itu setelah sekian lama terganggu dengan insomnia
dan berujung mengkonsumsi obat kemudian. Sudah lama terakhir kalinya dia
tidur hingga seterlambat itu.
Andai saja Seohyun berpikir saat ini, dia pasti akan sangat pusing bagaimana
caranya untuk menghadapi Kyuhyun setelah yang terjadi. Terutama karena
alasan Seohyunlah yang lebih dulu menggoda pria itu.
Wanita itu belum sepenuhnya sadar saat menatap asbes dan lampu yang cukup
terang di sana. Matanya beberapa kali berkedip merasakan sedikit keanehan
ketika dirasakannya udara kecil yang menciumi lehernya.
Hingga akhirnya Seohyun tersadar dan pelan-pelan mulai mengingat apa yang
sudah terjadi. Seperti drama gadis itu biasanya, dia pura-pura terkejut dan
kemudian segera melihat tubuhnya.
Bagaimana jika perawat memasuki ruangan itu dan memeriksa Adam, namun
dia dan Kyuhyun tidak menggunakan pakaian?
Oh ayolah Seohyun, itu sudah cukup. Dengan melihatmu saja di sana sebenarnya
sudah pasti akan sangat membuat mereka terkejut. Lalu mereka juga akan
melihat kau tidur dan dipeluk oleh Dokter idola mereka. Bagian mana lagi dari
berita itu yang menurutmu tidak berpotensi menjadi berita yang sangat besar?
Namun tetap saja Seohyun mengelus dada sedikit lebih tenang, setidaknya dia
menggunakan pakaian.
Oh astaga.
Seohyun terperanjat kaget pada akhirnya ketika didengarnya suara kecil nan
kesal di dekat sofa.
Kyuhyun melepaskan tangan dari tubuh Seohyun dan kemudian mereka sama-
sama mendudukkan diri dengan wajah mereka yanh merah pAdam. Sekalipun
Adam hanya seorang anak kecil, bagaimanapun keduanya merasa jika dipergoki
seperti itu sama saja mereka sedang menggali kuburan sendiri. Terutama dengan
latarbelakang Adam yang amat tidak suka jika mereka terlibat hubungan
perasaan.
Adam yang tadi berdiri dengan tangan melipat di depan dada mulai berjalan
untuk menaiki kembali ranjangnya. Dia sudah tidak menggunakan infus, dan
berita besar yang lain adalah, bahwa kemungkinan besar mereka dilihat perawat
yang melepas infus Adam.
Astaga, bagaimana sekarang penilaian pria itu terhadapnya. Apa dia terkesan
gampangan?
Matanya juga mengikuti ketika Kyuhyun mulai berdiri dan berjalan ke arah
Adam. Sepertinya ingin menjelaskan sesuatu setelah anak itu merajuk. Hanya
Seohyun yang bingung harus melakukan apa.
Salah paham? Tidak, Adam benar-benar paham dengan apa yang terjadi.
Maka dipilih Seohyun untuk duduk di sana dan sesekali memilin milin jarinya.
Dilihatnya Kyuhyun yang terus bicara pada Adam, dan cukup diabaikan anak
itu.
Apa itu? Apa hanya karena tidur dengan Seohyun langsung membuat pria itu
sedikit berubah?
"Bagus, karena aku juga tidak tau apa yang harus ku katakan"
Sangat cepat Seohyun mengubah raut malu malu tadi menjadi sebuah
keterkejutan, bukannya membujuk seperti yang diduga Seohyun, ternyata
Kyuhyun justru memberinya respon demikian.
Jawab Seohyun dengan kejengkelan, meraih tasnya dan kemudian berdiri untuk
meninggalkan tempat itu. Dia sedang tidak berakting seperti korban, hanya
sedikit kesal dengan Kyuhyun yang tadi diharapkannya bersikap seolah mereka
seharusnya pada tahap pembicaraan pada sebuah hubungan.
Sekilas Seohyun mencuri pandang ke arah Adam, anak itu justru mengejeknya
dengan juluran lidah yang menggandai kekesalan Seohyun. Wanita itu cukup
yakin jika semua ini pasti karena ulah bocah busuk itu. Maka Seohyun berjalan
dengan langkah kaki besar untuk dapat disadari Kyuhyun dan Adam jika dirinya
tidak pada suasana hati yang baik meninggalkan tempat itu.
Lalu kau pikir membuatmu tidak salah paham lebih penting dari pada membuat
Adam tidak salah paham Seohyun?
Ayolah, seharusnya kau sadar mereka juga tidak akan seperti itu jika bukan
karena yang sudah kau lakukan. Dan satu lagi, sebenarnya apa yang kau pikirkan
tidur dengan suami seseorang yang mati karena kecerobohanmu?
Begitu yang kau sebut tanggung jawab Seohyun? Menggantikan posisi istrinya?
Begitu? Jangan bercanda.
Perlu untuk kau ketahui, pria sebaik apapun akan sulit menolak wanita jika
sudah mengoda dengan sengaja seperti yang kau lakukan malam lalu, sementara
Dokter itu pria normal yang usianya masih rentan untuk hal seperti itu. Jadi
sekarang Kyuhyun kau salahkan setelah kenyataan mengatakan bahwasanya
kaulah yang menggodanya?
*************
Seohyun, wanita itu akhirnya memilih untuk keluar dari ruangan itu tanpa
menggunakan langkah besarnya. Dia cukup sadar jika untuk menarik perhatian
Adam bukanlah hal yang mudah. Tidak akan semudah saat dirinya harus
menarik perhatian para fansnya.
Wanita itu berjalan pelan hingga duduk di kursi yang disediakan di depan
ruangan. Wajahnya sedikit lesu dengan napasnya yang terlepas berat saat
Seohyun benar-benar duduk di atas kursi. Ini bukan hanya tentang Kyuhyun
yang tidak mengatakan apa-apa, Seohyun hanya sedang merasa kenapa
mendadak hidupnya menjadi seperti ini? Lebih emosional dari hidup yang
sebelumnya dijalaninya
Entahlah, Seohyun merasa jika Adam terlalu menghakimi dirinya dengan selalu
bersikap seolah dirinya bukan apa-apa. Dia hanya berusaha untuk baik, apa
menjadi baikpun didunia ini sudah tidak bisa? Apakah untuk bersikap di dunia
ini harus menjadi sosok yang diinginkan orang lain? Jika tidak, kau tidak akan
bisa diterima siapapun?
Stupid society
Kalau kau bisa mencintai diri sendiri, mengapa harus mengharapkan cinta dari
orang lain?
Sekuat apapun Seohyun berusaha untuk menguat diri sendiri, tetapi helaan napas
tidak pernah bisa berhenti dari mulutnya. Selalu berakhir pada ujung dimana
Seohyun merasa semua yang dilakukannya masih sia-sia.
Kenapa bocah sekecil itu bisa membuatnya sekesal itu? Kenapa bocah itu terlalu
pintar mencari kelemahan Seohyun yang tidak suka menggebu dalam mengejar
sesuatu
Andai saja......
Seohyun nyaris berandai andai, andai saja dia tidak menghilangkan nyawa ibu
dari anak itu. Seohyun mungkin akan bebas dari serangan ataupun beban pikiran
karena kedua orang itu.
"Kau pasti berpikir, semua pria sama saja. Aku sangat yakin itu yang saat ini kau
labelkan padaku"
Seohyun terkejut saat seseorang duduk di sisi kursinya. Sapaan pelan yag
sekaligus membuat Seohyun tidak percaya Dokter itu akan keluar dari ruangan
Adam dan kemudian menghampirinya.
Tanya Seohyun untuk tidak terlalu ketara di hadapan Kyuhyun jika saat ini
dirinya masih tersanjung. Kyuhyun mengubah haluan ke arah Seohyun,
memandang wajah gadis itu kemudian berkedip beberapa kali.
Tanya Kyuhyun santai yang kesekian kalinya membuat Seohyun berdecak dan
kemudian membuang napasnya tidak percaya.
"Menurutku?"
"Apa ada semacam aturan di negara ini yang mewajibkan semua orang marah
jika kau sedang marah? Oh astaga, kau pasti benar benar dewi Korea"
"Kurasa apapun yang terjadi waktu yang lalu ataupun setelahnya akan lebih baik
jika kita sepakat"
Kalimat serius yang bisa didengar Seohyun didekat telinganya. Wanita itu diam
beberapa saat ketika Kyuhyun memberi jeda pada kalimatnya yang masih
menggantung dan cukup menggiurkan untuk diketahui Seohyun secepatnya.
Tanya Seohyun terlalu agresif, terlalu cepat yang justru kembali membuat
Kyuhyun terkekeh. Wanita itu tidak pernah berubah. Masih saja sama, dan masih
menyebalkan.
Sepertinya Kyuhyun juga terlalu memasang harga diri terlalu tinggi dengan
tidak mau mengatakan langsung apa tepatnya yang ingin dia katakan.
Jawab Seohyun asal dengan kekesalannya karena Kyuhyun yang terlalu bertele-
tele. "Jika tidak. Baiklah. Kita batalkan saja. Itu artinya aku yang terlalu peka"
"Kenapa kau bisa sejahat itu. Tidak bisakah kau berpura-pura sedikit?"
Ucap Seohyun dengan wajah merahnya, dia terlalu malu untuk menarik kembali
pancingnya setelah tadi sok jual mahal ketika melemparnya. Kenapa dirinya bisa
menjadi sekonyol ini kepada seseorang yang belum terlalu lama dikenalnya?
Seolah olah sengotot itu untuk memaksa Kyuhyun untuk menjadi pasangannya.
Oh astaga, belum pernah dalam sejarah Seohyun menjadi seperti itu dan sebodoh
itu.
"Benar sekali, kau hanya pandai mengangkat perasaan seseorang kemudian kau
banting keras"
"Kurasa aku tidak sekejam itu. Jadi untuk meluruskan semua salah paham ini.
Akan lebih cepat jika kau mengutarakan apa yang kau inginkan. Kemudian kita
atau kau tidak akan lagi menggunakan yang kita lakukan tadi malam sebagai
alasan untuk menempatkan diri sebagai korban"
Sangat jelas Kyuhyun melihat jika yooba cukup kaku, seperti amat sulit hanya
untuk jujur karena gadis itu juga berulang kali menelan salivanya sendiri.
Kyuhyun menatap Seohyun lebih serius, untuk memastikan apakah sesulit itu
hanya untuk mengatakan keinginannya?
"Seohyun?"
Panggil Kyuhyun pelan. Dan Seohyun hanya berbalik untuk menatapnya dan
kemudian membuang napasnya. Wajah Seohyun menunjukkan jika dirinya
sedang berusaha keras untuk terlihat baik-baik saja, sekalipun usaha itu gagal.
"Seohyun?"
Oh astaga........
Satu kata tanggaan Kyuhyun yang ditemani dengan decakan dari mulutnya.
Seohyun memang benar berbeda dari kebanyak gadis manis di luar sana.
Bagaimana bisa justru gadis itu yang mengajaknya berkencan?
Dewi Korea yang terkenal sangat cantik itu mengajak pria anak satu sepertinya
dan dengan cara seperti itu?
Kyuhyun angkat bicara yang mulai membuat Seohyun memincingkan mata. Dia
setengah mati untuk jujur, Kyuhyun justru mulai sok mengujinya?
"Benar, aku sefrustasi itu. Sampai terlalu bodoh untuk mengajak pria sepertimu
untuk berkencan"
Kesal Seohyun, wajahnya sudah berubah menjadi sangat pAdam. Kesal dalam
artian sesungguhnya karena untuk mengatakan itu saja sudah cukup berat
untuknya namun Kyuhyun justru menanggapinya demikian.
Yakin jika dirinya salah bicara, Seohyun akhirnya bergegas untuk berdiri,
berencana pergi dan meninggalkan Kyuhyun sialan itu di sana.
Mata mereka bertemu sedekat itu yang justru kemudian membuat wajah
Seohyun memanas hingga membuat permukaan kulit wajahnya memerah
pAdam. Sesekali gadis itu memutar haluan mata ketika harus terkunci dengan
tatapan tajam dari Kyuhyun.
Dirasakannya jika jantungnya berdegub dua kali lipat dari sebelumnya, berulang
kali menelan saliva hingga Seohyun juga merasakan jika jantung itu justru
membuatnya sedikit sakit secara fisik.
Karena Seohyun cukup yakin, itu terlalu cepat jika untuk jatuh
"Tapi kau harus siap berhadapan dengan anakku. Ku pikir kau tau arti dari kata
itu"
Apakah sudah benar yang dirinya lakukan? Apakah tidak terlihat terlalu
memaksa jika dia berkencan dengan seorang yang baru kehilangan istri? Bahkan
Seohyun cukup yakin, pria ini bahkan tidak menyukainya.
"Dia akan menyukaiku. Tidak ada orang yang tidak menyukaiku. Termasuk kau"
Seohyun yang tadi sempat begitu yakin kembali menatap penasaran ke arah
Kyuhyun, menyelidik ketika batinnya curiga pria itu sedang berencana untuk
mengalahkannya dimulai dengan rencana licik.
Seohyun langsung mengambil antisipasi, tidak ingin syarat Kyuhyun itu akan
merugikan pihaknya.
"Ayolah Dokter Cho, orang bodohpun tau jika arti kata 'maka hubungan yang
kau inginkan tidak akan pernah ada' itu kata lain dari aku terdengar sangat
tergila-gila untuk menjadi kekasihmu"
Tajam kalimat Seohyun yang sekilas membuat Kyuhyun terdiam, keras yang
sejujurnya itu bisa menampar sangat kejam. Tapi sepertinya Kyuhyun juga
bukan tipe pria yang akan mudah mengalah hanya karena diserang dengan
kalimat seperti itu. Dia bukan tipe pria yang akan mengalah kepada seorang
wanita hanya karena alasan ladies first.
"Jadi tidak?"
Oh Kyuhyun, mulutmu.
Tidakkah itu terlalu tajam? Tidakkah lebih baik jika kau sedikit melumurinya
dengan perpaduan kata yang lebih manis dan tidak menyakiti?
Tanya Seohyun pada akhirnya, malas untuk membuang buang waktu pada
perdebatan yang tidak akan pernah membawa mereka pada kesimpulan baik dan
menguntungkannya.
Syarat yang sebenarnya tidak terlalu berat, namun menjadi aneh bagi Seohyun
jika syaratnya demikian. Semacam ada kecurigaan yang mungkin sedang
direcanakan Kyuhyun padanya.
"Seingatku kau bukan orang yang peduli dengan kata-kata orang lain"
Untuk kedua kalinya yoon terdiam, kali ini sudah dengan rasa maklum mengapa
Kyuhyun melakukannya. Pria itu memang cenderung berlebihan jika sudah
dihubungkan dengan Adam. Namun yang menjadi masalahnya adalah,
bagaimana pendapat orang tentang hubungan mereka suatu saat jika orang-
Oh astaga....
Itu lagi?
Kyuhyun dan Seohyun saling merasa sanggup bertahan pada pertahanan mereka,
Seohyun dengan optimisnya akan mengalahkan kecongkakan Kyuhyun dengan
sang anak, dan juga Kyuhyun yang optimis pada pendirian manusiawi yang
mungkin akan sulit membuka hati. Terutama jika itu untuk seseorang yang
merenggut orang yang dicintainya. Mungkin, hanya mungkin saja. Karena kita
tidak pernah tau apa yang akan terjadi di depan sana.
Dan pada akhirnya kedua orang itu menciptakan jarak dimulai dari Kyuhyun
lebih dulu. Menggeser Seohyun dari tubuhnya karena memang mereka berdua
sudah cukup lama menjadi bahan tontonan orang-orang di sana.
Tidak mau membangun opini tentang Dokter yang tak bermoral di sana, dengan
dewasa Kyuhyun tersenyum seolah meminta maaf kepada orang-orang yang
melihat mereka dan kemudian pria itu menarik tangan Seohyun. Digandengnnya
dan tentu saja membuat jantung Seohyun meletup letup kembali.
Tangan kiri Kyuhyun segera melepas jasnya dan kemudian menutup kepala
Seohyun yang seketika membawa Seohyun
"Maaf, apapun yang terjadi sejak tadi di sini. Ku harap kalian punya pilihan lain
dari pada menyebar gosip dan hoax"
Orang-orang itu diam tidak menjawab Kyuhyun yang kemudian saling bubar
paham. Semoga mereka sungguh menjaga mulut seperti yang diharapkan
Kyuhyun yang saat ini membawa Seohyun untuk keluar dari rumah sakit.
"Menjadi kekasihku bukan berarti kau bisa menyiksaku sesuka hatimu. Karena
akan ku tendang kau sebelum melakukannya"
Seohyun berontak dari Kyuhyun yang membawa dirinya tanpa izin dan tanpa
penjelasan akan dibawanya kemana. Satu lagi sikap Kyuhyun yang mulai
Seohyun sadari dan mungkin juga akan mulai tidak disukai Seohyun adalah
pemaksanya pria itu.
"Sekali saja, bisakah kau mengeluarkan kata yang bermakna baik dari mulutmu?
Tanpa sumpah serapah atau makian?"
"Karena itu aku harus mengeluarkan bisa dari mulutmu. Untuk tidak melukai
orang lain"
Kesal Seohyun saat masuk ke dalam mobil tanpa harus diperintahkan Kyuhyun.
Namun justru ditanggapi Kyuhyun dengan kekehan mengejek.
"Lalu kau pikir Adam akan lahir jika aku tidak pernah berkencan?"
"Oh tentu saja. Jika kau tak pandai bersikap manis kepada kekasihmu.
Setidaknya kau pandai membuat anak"
"Oh ayolah Seohyun. Membuat anak tidak sama dengan membuat telur gulung.
Jangan membuat bahasanya menjadi sekasar itu"
"Oh ayolah Dokter Cho. Membuat anak sama mudahnya bagimu seperti
membuat telur gulung"
Seohyun berdecak dengan apa yang dikatakan Kyuhyun. Menurutnya itu tidak
masuk akal, pria itu terlalu mencari cara untuk selalu terlihat suci dan polos.
"Seohyun, jangan bicara seolah aku pernah membuat anak denganmu dan
membuatnya seolah semudah membuat telur gulung"
"Tolong juga Dokter Cho. Jangan bicara seolah kau belum membuatnya
denganku. Kita hanya belum tau, apakah itu sukses atau tidak"
Oh......
Kali ini giliran Kyuhyun yang terdiam, menelan saliva merasa kalah dengan apa
yang disampaikan Seohyun saat ini. Bukan malu, hanya merasa jika dirinya
mendadak bodoh jika mengingat itu kembali.
Untuk beberapa lama keduanya terdiam, mereka sama-sama sibuk pada pikiran
masing-masing terutama Seohyun yang justru lebih fokus dengan arah jalan
mana yang mereka akan tuju.
Matanya berulang kali meyakinkan dirinya apakah arah jalan itu sungguh yang
biasa dirinya lalui atau tidak. Berulang kali dicobanya namun hasilnya tetap saja
sama seperti anggapan sebelum sebelumnya.
Mata Seohyun mengitari setiap sudut jalan itu dan kemudian mulai bertanya.
Bukankah itu jalan menuju rumahnya?
Oh astaga, bukan itu yang saat ini penting dan membuat Seohyun harus diam
beberapa saat.
Dia hanya sedikit tersanjung, sekalipun Kyuhyun selalu bersikap seolah tidak
peduli atau bahkan pernah mengenalnya sebagaimana rakyat Korea begitu
mengenal Seohyun. Ternyata pria itu juga bisa tau dimana Seohyun tinggal.
Sekalipun mencari alamat rumah Seohyun memang bukanlah hal yang sulit,
tetapi setidaknya Kyuhyun punya rasa penasaran sedikit untuk mencari tahu di
internet tentang dimana Seohyun berdomisili.
Tanya Seohyun dengan nada yang sudah sangat berbeda dari nada serangannya
yang sebelumnya. Gadis itu sedikit menyembunyikan senyum sambil sesekali
mencuri pandang ke arah Kyuhyun yang terlihat fokus menyetir mobil.
Oh ayolah Kyuhyun jangan mulai. Dia sedang mencoba untuk bersikap manis
dengan bertanya baik-baik. Cobalah dengan menjawabnya tanpa harus membuat
Seohyun berdosa lagi setelah mendengar apa yang kau katakan.
Tambah Kyuhyun lagi untuk menanggapi pertanyaan terakhir dari Seohyun. Dan
kedua tanggapan itu kembali berhasil menghilangkan mood Seohyun yang tadi
sempat membaik.
Wajah gadis itu kembali buram ketika menyadari jika kata lain dari apa yang
dikatakan Kyuhyun adalah Seohyun yang tidak akan pernah pulang jika
Kyuhyun tidak inisiatif sendiri untuk menyingkirkan wanita itu dari rumah sakit
dengan cara mengantarnya pulang.
"Jadi ini semacam rencana licik untuk mengusirku dari rumah sakit?"
Tanya Seohyun dengan wajahnya yang sedikit muram, gadis itu mulai berakting
sebagai seorang kekasih yang merajuk manja. Bergaya bicara seolah mereka
pasangan kekasih yang sangat saling mencintai dan akan mati jika dipisahkan.
"Ya!!! Tidak bisakah kau berhenti bicara seolah di sini aku yang sedang tergila-
gila dan mati jika tidak berkencan denganmu?"
Teriak Seohyun sambil mengacaki rambutnya. Dia menjadi terlalu gila jika
sudah bicara pada Dokter sialan ini.
Tutup Seohyun sekalipun masih harus menahan amarah yang menggebu itu.
Membuang tatapan dari arah Kyuhyun ke arah sisi lain mobil sambil sesekali
menggerutu. Manarik ulur napas untuk tidak berteriak pada saat itu juga. Dia
tidak ingin umurnya berkurang karena belakangan ini harus menghadapi dua
orang seperti Kyuhyun dan Adam.
Seohyun memilih diam untuk beberapa saat hingga matanya berhenti pada
sesuatu yang bertengger di dashboard. Segulungan sangat kecil berbentuk cincin
yang dibentuk dari tumbuhan kering yang Seohyun bisa simpulkan itu adalah
memang cincin.
Cincin buatan tangan entah siapa, yang jelas tidak dibeli dari toko manapun.
Gulungan kecil itu sudah pasti tidak lagi baru, karena tidak lagi ada tanda jika
benda itu masih bisa digunakan. Karena disentuh saja, Seohyun sangat yakin
jika gulungan itu akan terbagi menjadi beberapa bagian.
Milik Kyuhyunkah?
Tetapi kenapa terlalu kecil untuk bisa masuk di jari manis Kyuhyun yang kini
dilihat Seohyun sebagai perbandingan?
Menyebalkan sekali.
Ayolah Seohyun, belum apa-apa, kau bahkan baru puluhan menit menjadi
kekasihnya, sekarang kau sudah bersikap seperti itu?
Seohyun memutuskan untuk terus diam sepanjang perjalanan mereka, dia juga
enggan untuk membalas tentang bagaimana sebenarnya kisah cinta Dokter itu
sebelum bertemu dengan dirinya.
Entahlah, jiwa kemanusiaan Seohyun yang melarang dirinya untuk egois seolah
mati untuk mengingatkan Seohyun pada posisinya yang seharusnya. Karena
sebenarnya di sini Seohyun adalah pelaku, bukan kekasih Kyuhyun dimana pria
itu berkewajiban untuk menjaga perasaannya. Dia penyebab Kyuhyun
kehilangan istri dimana seharusnya Seohyun sadar diri bahwa untuk merasa
cemburu pada istri Kyuhyun yang tidak dikenalnya bukanlah suatu yang pantas
dilakukannya.
Seohyun bahkan tidak lagi berencana untuk penasaran bagaimana dan seperti
apa sebenarnya sosok wanita yang dicintai Kyuhyun itu.
Jahat?
Jika tidak kita yang jahat, maka kita yang akan dijahati orang lain. Kau hanya
perlu memilih.
Seohyun segera menatap tajam Kyuhyun yang selalu bersikap demikian bahkan
ketika Seohyun merasa jika seharusnya pria itu mengambil hatinya. Karena saat
ini Seohyun sedang kesal.
"Diam sajalah. Segala kata yang keluar dari mulutmu selalu berbisa"
Kesal Seohyun, turun dari mobil dan membanting pintu mobil Kyuhyun keras.
Berjalan tanpa berniat mengucapkan selamat tinggal dengan manis seperti yang
biasa dilakukan pasangan, hingga beberapa langkah Seohyun menjauh dari
mobil tetap saja Seohyun yang berhenti kemudian berbalik dan menatap
Kyuhyun yang terlihat biasa saja setelah dirinya bersikap demikian, pria itu
bahkan sudah mulai memutar mobil untuk segera pergi dari sana.
Sangat jelas jika yang terjadi diantara mereka merupakan sebuah keterpaksaan
untuk Kyuhyun, yang bisa dilihat Seohyun dengan nyata dan berusaha untuk
berpura-pura jika itu tidak akan menjadi masalah.
"Oh terserah. Semakin kau seperti itu. Maka aku akan semakin menggangguku.
Karena itu jangan memancingku Dokter Cho"
Dia tak sudi jika harus kehilangan usia karena harus menekan batin untuk terus
bodoh di hadapan Kyuhyun dan juga anaknya.
Tidak perlu satu jam digunakan Seohyun untuk bersiap dan kemudian terlihat
sempurna kembali di depan cerminnya. Diraih gadis itu tas biru kecilnya dan
kunci mobil yang akan digunakannya menghilangkan penat.
Seohyun keluar dari dalam mobil dan menutup pagar rumah sebelum berhenti
ketika akan masuk kembali ke dalam mobil. Karena yang dilakukannya terhenti
ketika seseorang dengan sangat sengaja menutup pintu mobil. Melawan apa
yang dilakukan Seohyun dan sebenarnya juga cukup mengejutkan Seohyun.
Dia masih disana? Apa yang dilakukan pria itu disana? Bukankah tadi pria itu
sudah pergi dan meninggalkan Seohyun seolah tidak terjadi apa-apa?
Tidak suka dengan kalimat intimidasi itu, Seohyun berontak dengan berusaha
membuka pintu mobil yang ditahan Kyuhyun.
"Kesepakatannya adalah media tidak boleh tau hubungan kita. Lalu kenapa aku
harus membuang buang waktu dan tenaga untuk berubah menjadi seperti yang
kau mau?"
"Bukan menjadi apa yang aku mau. Jangan membuatnya terdengar seolah aku
sangat ingin menjadikanmu kekasih yang semua lelaki inginkan"
"Aku kembali hanya untuk mengantarkan sarapan untukmu. Aku terkejut justru
sarapan kemarahan lebih dulu pagi ini darimu"
Oh astaga....
Seohyunpun terbodoh saat dilihatnya tangan Kyuhyun menyerahkan sesuatu
ke
Dan bodohnya Seohyun yang selalu mudah terbawa perasaannya yang suka
menebak nebak dan selalu dengan tebakan yang salah. Lihat, menganggap
Kyuhyun terlalu sepele pada dirinya, nyatanya Kyuhyun pergi untuk mencarikan
untuknya sarapan pagi namun yang terjadi Seohyun justru berdandan ala ala
untuk bisa pergi berpesta alkohol sepagi itu.
Mengecewakan memang, tetapi apa yang bisa diubah. Semua sudah terjadi.
"Hais!!!!"
Tidak mau semua semakin kacau, dengan cepat Seohyun mengunci mobil
kembali dan segera memasuki sisi mobil Kyuhyun yang lain tanpa permisi.
Sebelum mobil itu melaju dan Kyuhyun akan pergi dengan keadaan marah.
"Maaf Seohyun. Tapi mobilku tidak suka parkir di parkiran gudang pestamu"
Sindir Kyuhyun untuk mengusir Seohyun secara halus, hanya saja Seohyun
memasang wajah menyesalnya.
"Kau marah?"
"Lalu jika benar aku meninggalkanmu begitu saja tadi. Kau tetap pergi?"
Oh Seohyun, kenapa kau tidak konsisten. Sebentar kau mengeluh karena pria itu
terlalu dingin, saat dia peduli kau mengatakan terlalu memaksakan diri.
Sebenarnya apa yang kau inginkan?
"Turun"
Suara tegas keluar dari mulut Kyuhyun. Pria itu bahkan tidak memandang wajah
Seohyun lagi saat bicara. Seohyun yang sedikit terkejut menggeleng yang justru
membuat Kyuhyun menghentikan mobil dan kemudian keluar dari sana.
Membukakan pintu mobil dari sisi Seohyun.
Ternyata Kyuhyun cukup menakutkan saat marah, kira-kira bagian mana dari
kata-kata Seohyun yang berhasil membuatnya semarah itu?
"Tidak mau"
Menutup pintu mobilnya sangat kasar. Nyaris mengitari mobil untuk masuk
kembali. Namun Seohyun menghentikan dengan menarik tangannya.
"Aku minta maaf. Sungguh, aku tidak tau jika kau masih di sana"
"Jangan marah"
Bujuk Seohyun lagi, menarik tangan Kyuhyun kembali yang sempat membuat
Kyuhyun berhenti dan menatap tangannya yang disentuh Seohyun. Hanya saja
pria itu juga memiliki jiwa keras kepala yang sangat seimbang dengan Seohyun.
Jalan lurus yang cukup bisa membuat Kyuhyun melihat Seohyun dari spion.
Wanita itu terus memandang ke arah mobilnya dan kemudian mendudukkan diri
di atas jalan dan menekuk kepalanya di kedua kakinya.
Seohyun sedang kesal pada diri sendiri yang suka menghakimi orang lain
sebelum melihat kebenaran.
Seohyun mencoreti jalan itu dengan jarinya. Sesekali memukul pelan kepala
karena kebodohan itu. Gadis itu terus menggerutu pada diri sendiri dan
kemudian mendesah memikirkan jika mungkin akan ada mobil ataupun orang
yang lewat dan nanti akan melihatnya.
Seohyun teringat ponsel dan berencana ke rumah sakit dengan mobilnya tadi
saja. Dia tidak mau Kyuhyun terus marah dengan Seohyun yang tidak
melakukan apa-apa.
Seohyun berniat untuk berdiri dan berjalan kebelakang untuk kembali ke rumah.
Namun beruntungnya Seohyun saat dirinya masih memeluk kaki, kedua ujung
sepatunya itu sudah dicium oleh dua ujung sepatu hitam yang bisa diingat
Seohyun sebagai sepatu dari pria yang tadi meninggalkannya.
Kyuhyun. Kyuhyun
kembali lagi?
Seohyun menatap sepatu itu lebih dulu kemudian mendongkak dan melihat
sosok Kyuhyun yang berdiri dengan kepala yang menunduk ke arahnya. Pria itu
berdecak dan kemudian membuang napas.
Kesal Kyuhyun yang menatap Seohyun ke bawah. Pada gadis itu yang
Alasan apa yang mendadak membuat pria itu memutar arah dan kembali lagi ke
Seohyun? Wanita mana yang tidak tersentuh jika diperlakukan demikian? Pria
itu marah namun melawan ego ketika memiirkan Seohyun di tengah jalan dan
memungkinkan untuk dikenal banyak orang yang lewat. Dia tetap terpikir untuk
menghindarkan Seohyun dari media yang bisa menguliknya kembali setelah
skandal terakhir gadis itu.
"Kau akan terus duduk di sini sampai kita berdua mati ditabrak mobil. Atau kau
akan berdiri dan kita pergi dari sini"
"Seohyun?"
Keduanya saling berdecak menyadari betapa sejak tadi mereka terlalu kekana
kanakan. Pasangan ABG yang akan saling mendiami jika mengalami masalah.
Hingga pada akhirnya kedua mereka tertawa konyol dengan semua itu.
****************
Lesung pipit yang tergambar indah bahkan saat hanya anak itu menggerakkan
mulut. Alis tebal nan hitam itu jelas sangat menggambarkan Kyuhyun. Hanya
dalam keadaan tidur seperti ini anak itu bisa tenang dan damai di sisi Seohyun.
Jika tidak, maka ada akan selalu mengeluh dengan kekesalan mengapa Seohyun
mendadak selalu ada di sana.
Dikagumi Seohyun seluruh anggota tubuh Adam, terlalu sempurna untuk ukuran
anak-anak. Kulit putih susu anak itu bisa bersaing dengan miliknya, kukunya
bersih terawat menambah kekaguman Seohyun pada sosok Kyuhyun yang bisa
mengurus anak seorang diri dan tetap dalam kondisi seolah anak itu juga diurus
seorang ibu.
"Aku menyesal untuk apa yang pernah terjadi. Aku minta maaf membuatmu
kehilangan segalanya"
Ucap Seohyun tulus, ibu jarinya menari indah di permukaan kulit wajah Adam.
Sesekali juga tangan itu merapikan pelan helaian rambut Adam yang sudah
sedikit memanjang. Gadis itu mendesah dan membuang napasnya berat. Rasa
bersalah itu kembali muncul mengingat apa yang sudah dilakukannya kepada
Seohyun tidak pernah mengalihkan tatapan dari Adam, dia terus mengagumi
setiap inci wajah dan juga tubuh anak itu. Hingga konsentrasinya itu buyar
ketika ponsel yang terletak di atas meja yang merupakan milik Adam berbunyi
dan bergetar. Tentu saja itu cukup mengganggu.
Penasaran akan siapa kiranya orang yang bisa menghubungi seorang anak kecil
seperti menghubungi kekasihnya. Seohyun bergeser pelan untuk bisa meraih
ponsel Adam yang terus berdering dan berkemungkinan membangunkan Adam.
Ketika ponsel itu sampai di tangan Seohyun, barulah Seohyun bisa melihat jika
itu hanya alarm yang ternyata di stel Adam sejak dulu sebagai tanda itu jam
belajarnya.
Dimatikan Seohyun alarm itu untuk tidak membangunkan Adam. Namun rasa
penasarannya justru datang saat tergiur untuk membuka buka bagaimana
sebenarnya isi ponsel seorang kecil seperti Adam.
Yang pertama sangat ingin Seohyun lihat adalah isi galeri ponsel Adam. Segera
tangannya mengarah ke pilihan itu, dijelajahi satu persatu folder itu.
Tidak banyak yang bisa didapatkan Seohyun di galeri itu. Karena sepertinya
anak itu bukan tipe anak yang gemar mengoleksi foto sendiri. Disana justru
dipenuhi oleh foto Kyuhyun yang mungkin dipotret anak itu diam-diam
Dia justru lebih tertarik untuk mencuri foto Adam diam-diam dan dikirimnya
pada ponselnya. Usai dengan itu Seohyun meletakkan ponsel Adam pada tempat
sebelumnya. Terpikir untuk mengambil foto Adam saat ini, karena sepertinya
anak itu sangat sulit untuk diajaknya berfoto jika bangun.
Gadis kurang kerjaan itu memotreti Adam yang sedang tidur dengan berbagai
gaya, sesekali Seohyun tertawa menikmati waktunya yang sebelumnya tidak
pernah melakukan hal seperti itu. Kemudian Seohyun mulai berbaring di sisi
Adam, mendekatkan diri pada tubuh anak itu kemudian menggambil gambar
mereka berdua. Tentu saja Seohyun akan menang banyak jika dirinya bisa
memiliki foto bersama dengan Adam yang Kyuhyun sendiri saja belum
memilikinya. Mungkin saja.
Namun malang untuk Seohyun saat belim disentuhnya layar potret Adam sudah
membuka mata dan menyingkirkan ponsel Seohyun di depan wajahnya. Dengan
wajah kesal Adam menatap Seohyun dan memincingkan mata ke arah Seohyun
yang tersenyum hambar.
"Kau bangun?"
Pasrah Seohyun akhirnya sadar apa artu dari tatapan Adam, wajahnya memelas
sekalipun tidak rela jika harus menghapus foto yang sudah susah payah
didapatkannya itu.
"Jadi berhenti menatapku seperti itu. Kau membuatku terlihat seperti makanan
lezat"
Ucap Seohyun dengan suara pasrahnya, ditandainya satu persatu semua foto
yang baru saja diambilnya. Sesekali mencuri pandang ke arah Adam yang
bahkan tidak berkedip memandangnya. Untuk kesekian kalinya Seohyun
kembali dikejutkan saat anak itu merampas ponsel Seohyun usai berdecak
sebagai tanda dirinya sangat kesal saat ini.
Oh astaga....
Seohyun kembali dikejutkan akan reaksi yang sangat berbeda dari ekspektasi
Seohyun tentang apa yang sedang dipikirkan Adam. Kenapa ayah dan anak itu
sangat suka mengejutkan Seohyun akan hal-hal yang menurut Seohyun tidak
akan pernah mungkin mereka lakukan?
Terutama saat dilihat Seohyun ketika Adam menyalakan kembali kamera depan
Seohyun dan mulai mendekat ke wajah Seohyun. Mengambil beberapa gambar
mereka dengan wajah Seohyun yang masih amat terkejut. Hingga anak itu
berhenti.
Ucap Adam sambil sibuk bergaya saat Seohyun asik menekan kamera dan
menghasilkan cukup banyak foto mereka. Seohyun bahkan kehabisan kata-kata
untuk menanggapi Adam. Dari awal Seohyun yang salah tingkah akan sikap
Segala jenis gaya sudah mereka coba hingga mereka berhenti pada sesi melihat
satu persatu hasil foto mereka. Sesekali keduanya tertawa akan keanehan pose
mereka. Tawa dan senyum senyum manis mereka jelas terlukis kembali di
relung Seohyun. Itu memabukkan. Dan Seohyun belum pernah seperti itu.
Mereka asik pada foto foto itu, sibuk saling tertawa dan saling mengejek hingga
Seohyun tersadar sesuatu. Teringat yang bahkan segera menatap Adam amat
penasaran.
Seingat Seohyun, dia sudah membongkar habis semua isi foto galeri Adam. Tapi
yang menjadi pertanyaan Seohyun, dan itu cukup aneh adalah saat Seohyun
sadar jika tak ada satupun foto seorang wanita yang bisa disimpulkan Seohyun
sebagai ibu dari Adam.
Bagaimanapun ceritanya, sangat tidak mugkin jika Adam tidak memiliki foto
ibunya satupun. Karena seingat Seohyun, foto Kyuhyun terlalu banyak
bertengger di sana.
Ada apa sebenarnya? Apa yang sebenarnya terjadi antara Kyuhyun dengan sang
istri. Apa juga yang terjadi antara Adam dengan sang ibu?
Sekalipun Seohyun sangat penasaran, namun jika dia hanya salah sangka sangat
tidak baik menurut Seohyun jika lancang untuk bertanya kepada Adam apa yang
sebenarnya terjadi antara mereka dengan sang ibu selagi wanita itu masih hidup.
Seohyun juga terlalu tidak tega untuk mengungkit luka lama Adam yang
mungkin sudah sangat berusaha dilupakannya.
Ucap Seohyun dalam hati, dipandanginya Adam sambil terus tersenyum. Andai
saja mereka dipertemukan dengan cara yang lebih baik, Seohyun yakin Adam
juga tidak akan terlalu alergi terhadapnya.
"Ya!!!"
Seohyun menyapa Adam yang masih asik pada ponsel, disentuh Seohyun pelan
kepala Adam dan kemudian dielusnya sangat pelan
"Hmm"
Jawab Adam, sekalipun tidak memandang wajah Seohyun, anak itu masih bisa
mendengar apa yang dikatakan Seohyun.
"Aku selalu penasaran, selama ini apa yang kau makan sampai kau bisa
seangkuh biasanya"
"Apa itu kata lain dari angkuh merupakan sesuatu yang memalukan?"
"Aku lebih suka aroma busuk sampah dari pada aroma bunga dari tubuh manusia
yang sok bermorak tetapi bajingan"
Seohyun tertohok mendengar kalimat singkat itu, anak kecil yang sepertinya
dewasa sebelum waktunya. Sudah pasti ada keadaan dimana otak anak itu
terpaksa mencerna sesuatu yang seharusnya belum dicernanya diusia itu.
Ucap Adam yang kini mulai beralih pada game yang ada di ponsel Seohyun.
Perkataan yang beberapa saat sempat juga membuat Seohyun terkekeh, kenapa
ayah dan anak itu selalu memandangnya serendah itu?
"Karena wanita wanita daddy biasanya baik padaku yang pada akhirnya
mengatakan, bagaimana daddy. Mereka semua pembohong munafik yang
menjadi alasan aku tidak suka wanita agresif"
"Wanita-wanita daddy?"
"Kau tidak tau jika daddy memiliki teman wanita yang cukup banyak? Dan
mereka semua cantik"
"Astaga.."
Oh sialan......
Bukan karena Kyuhyun punya banyak teman wanita. Ini tentang Seohyun yang
mendadak terpikir alasan lain kenapa ini terjadi pada Kyuhyun dan Adam adalah
karena Kyuhyun sendiri yang suka bermain api.
Tapi apakah betul Kyuhyun pria seperti itu? Lalu apakah Seohyun hanya salah
satu dari mereka?
Oh astaga tentu saja, itulah yang membuat Seohyun semudah dan secepat itu
terpikat kepada Kyuhyun. Karena pria itu memang sudah tau trik dan cara
caranya untuk memikat hati wanita. Dan benarkah Seohyun adalah salah
satunya?
Oh sialan.....
"Karena itu aku memperingatimu untuk tidak sampai tergoda oleh daddy. Daddy
memang seperti itu, dia suka berkencan dengan banyak wanita sekaligus"
Oh astaga.....
Jawab Seohyun sok tidak terluka, mengangkat kembali harga dirinya yang
sempat jatuh.
"Jika bukan, lalu apa yang sekarang kau lakukan. Kau bahkan menghabiskan
semua waktumu untuk terus menempel pada kami. Sementara dari artikel yang
pernah ku baca kau artis yang sangat sibuk"
Oh sialan....
Sangat tidak mungkin Seohyun mengatakan jika saat ini dirinya terlibat dalam
skandal hingga sulit baginya untuk bisa kembali pada dunia itu sebelum
namanya kembali bersih seperti sebelum-sebelumnya.
"Apa ini semacam rencana licik untuk membuatku menjauhi Dokter Cho?"
Seketika tawa Adampun lepas ketika orang pertama yang mendekati ayahnya
berhasil membongkar kebohongannya. Seohyun dengan sangat benar
mengungkapkan sesuatu yang ditutupi Adam.
Mengarang sesuatu yang tidak pernah terjadi hanya demi menyingkirkan semua
gadis yang ada di dunia ini dari usaha mendekati ayahnya. Hanya saja kali ini
Adam teciduk oleh Seohyun. Wanita pertama yang bertahan lebih lama dari
yang sempat Adam pikirkan.
Adam terus tertawa melihat ekspresi Seohyun yang akhirnya tau jika semua itu
hanya cara Adam untuk menyingkirkan Seohyun dari hidup mereka. Mata
Seohyun
Tanya Seohyun berpura-pura jika dirinya masih kesal. Entahlah, melihat tawa
Adam demikian. Kemarahan sebesar apapun tidak bisa menandingi ketenangan
Seohyun melihat tawa bahagia anak itu. Anak itu adalah orang pertama yang
bisa membuat kemarahan Seohyun tidak berarti apa-apa.
Jawab Adam dan kemudian melanjutkan tawanya. Hingga tawa itu perlahan
memudar ketika Adam mengangkat kepala dan melihat wanita yang
dibodohinya itu terus menatapnya. Wanita itu justru menatap damba padanya
dengan senyum yang entah mengapa membuat Adam justru terdiam.
Lalu kenapa sekarang justru tersenyum dan menatapnya penuh damba? Bahkan
terlihat begitu bahagia.
"Jangan melihatku seperti itu. Kau terlihat lebih menakutkan jika seperti ini dari
pada menyebalkan seperti biasa"
Ucap Adam salah tingkah, menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan kemudian
mencuri pandang kepada Seohyun lagi. Ya, anak kecil memang selalu se polos
itu.
"Aku tidak suka bersandiwara. Aku hanya akan tertawa saat aku memang ingin
tertawa. Bukan karena apa yang ingin dilihat orang"
Jawab Adam yang segera dianggukkan Seohyun. Karena sebenarnya yang tadi
saja sudah sangat cukup bagi Seohyun. Dan Seohyun sudah cukup yakin jika
Adam memang bukan orang yang akan mengulang momen hanya untuk
memenuhi keinginan orang lain.
"Baik juga untukmu. Karena baik untukmu maka aku akan berhenti tertawa"
Kesal Adam menanggapi drama Seohyun. Dan kali ini giliran Seohyun yang
tertawa. Gadis itu terkekeh lama yang kemudian mengangguk setuju pada apa
yang dikatakan Adam. Dari pada terus berdebat lebih baik menurut Seohyun
dirinya mengalah. Setidaknya dengan itu Adam bisa bersikap lebih manusiawi
padanya.
Adam menggerakkan badannya untuk bisa berbaring di atas ranjang. Salah satu
tangannya masih menggenggam ponsel Seohyun yang kemudian dibantu
Seohyun untuk membenarkan letak bantalnya.
Seohyun membantu Adam untuk duduk kembali, gadis itu mengangkat nampan
di atas meja yang disediakan rumah sakit dan kemudian menyuapkan makanan
itu untuk Adam.
Ucap Adam mengalah, dia juga tidak akan berhenti bermain game hanya karena
makan. Maka dengan semangat Seohyun menyuapi makanan itu ke mulut
Adam. Menikmati peran dengan begitu senangnya, lupa jika sebenarnya itu
bukan perannya.
Kali pertama Seohyun merasakan hal demikian, bahagia menjalani hidup diluar
dari zona yang pernah dipikirkannya. Sesekali Seohyun menghapus sisa sisa
makanan di mulut Adam dan entah mengapa sebagian dari diri Seohyun
mengatakan, itu membahagiakan.
Usai dengan menyuapi anak itu makan, Seohyun membereskan kembali bekas
makanan Adam dan kemudian menonton Adam yang asik pada game sejak tadi.
Belasan menit Adam bermain game di ponsel Seohyun, akhirnya anak itu sadar
jika sejak tadi Seohyun terus menontonnya dan Adam yang mengabaikan. Maka
Adam mengangkat kepala dan kemudian menatap wajah Seohyun yang terus
memandang kagum ke arahnya.
Adam berdecak melihat posisi Seohyun yang betah untuk duduk dengan kedua
tangan menumpu di atas ranjang Adam. Rok pendek Seohyun jelas membuat
Adam terkekeh. Haruskah wanita itu selalu berpenampilan seperti itu hanya
karena dia seorang artis?
Adam tidak tau jika pagi tadi tujuan utama Seohyun berdandan demikian bukan
untuk ke rumah sakit. Tetapi berpesta alkohol ke bar yang sering dikunjunginya.
Masih dengan Seohyun yang terus menatap kagum padanya, akhirnya Adam
membuang napas dan berbaring kembali di atas ranjang. Kemudian Adam
menepuk-nepuk pelan bantal yang tersisa dari yang ditidurinya.
Ucap Seohyun seraya merapikan rambut Adam yang kembali membuat Adam
membuang napad setelah berdecak.
Oh astaga.....
Seperti orang yang sedang jatuh cinta, wajah Seohyun memerah pAdam dengan
mata yang sedikit membesar. Sangat mengejutkan baginya melihat Adam bisa
bicara dan bertingkah seperti itu.
"Aku?"
"Astaga, menyebalkan"
Kesal Adam yang kemudian menarik kuat tangan Seohyun untuk berbaring juga
di ranjangnya. Mengangkat kepala untuk bisa menjadikan tangan kanan
Seohyun menjadi bantalnya.
Masih dengan kondisi sedikit syok, Seohyun akhirnya melepas napas untuk
menetralkan kembali pikirannya. Merasa konyol karena anak sekecil itu berhasil
mengacak-ngacak perasaannya menjadi tidak karuan. Bagaimana bisa Seohyun
menjadi seperti orang yang sedang jatuh cinta?
Tanya ada yang ditanggapi Seohyun dengan kekehan. Anak yang terkenal suka
menggombal itu sepertinya mulai mengeluarkan jurusnya.
"Tentu saja"
Oh astaga, Seohyun terdiam lagi. Kenapa anak ini selalu tau cara untuk
membungkam dan mempermalukan Seohyun?
"Baiklah terserahmu"
"Apa kau bisa membantuku mengatakan pada daddy jika aku ingin pulang?"
Suara Adam pelan yang menarik perhatian Seohyun hingga sempat berhenti
mengelus lembut rambutnya. Penasaran kenapa mendadak anak itu bicara
demikian.
"Jika kau sudah sembuh, kau pasti pulang. Percaya padaku. Karena itu,
berusahalah untuk sembuh secepatnya"
Lagi, Seohyun menatap Adam yang kini juga memeluk Seohyun erat.
Apa lagi ini? Apa sebenarnya yang tidak Seohyun tau? Jadi apakah akibat
kecelakaan itu membuat Adam separah tidak akan sembuh? Kenapa Seohyun
tidak pernah tau separah apa sebenarnya akibat dari kecelakaan itu terhadap
kesehatan Adam?
"Aku berjanji"
Ucap Adam mengeratkan pelukan di tubuh Seohyun. Dia tidak tau jika efek dari
kata katanya itu justru menjadi beban berat bagi Seohyun yang mendadak
berubah sangat dewasa dengan mampu berpura-pura tidak terjadi apa-apa di
depan Adam demi membuat anak itu tetap optimis dan merasa nyaman.
"Bagaimana bisa aku tau kapan dia akan datang, aku bukan anaknya" Canda
Seohyun
Seohyun membesarkan mata, bagaimana bisa Adam tau soal itu? Dan
bagaimana bisa anak itu bisa bicara sesantai itu setelah sebelumnya cenderung
anti jika sudah membahas hubungan sang ayah dengan wanita manapun?
"Oh ayolah, jangan karena aku anak anak, kalian berpikir aku tidak mengerti
dengan apapun yang sudah terjadi"
"Aku tau kalian sedang jatuh cinta. Tidak perlu mengarang. Dan aku benci
kenyataan itu"
Seohyun tidak lagi bisa menahan diri untuk tidak tertawa mendengar setiap
kalimat yang dilontarkan Adam padanya. Dari pikiran anak itu yang
menganggap dirinya dan Kyuhyun berpacaran hingga sok pintarnya Adam
dengan bergaya paham tentang Seohyun dan Kyuhyun sedang jatuh cinta.
Seohyun juga terlalu gemas mendengar bagaimana Adam sangat tidak suka
melihat gadis manapun dekat dengan sang ayah.
"Kau tidak perlu secemburu itu. Kami tidak sedang jatuh cinta"
"Jika tidak jatuh cinta untuk apa kalian berkencan. Itu membuang waktu"
Jika benar, kenapa Seohyun tidak pernah melihat orang lain berkunjung ke sana
selain dirinya?
"Atau jika diizinkan, apa kau ingin aku membawamu berkeliling kota? Jika
kau serindu itu?"
Kembali terkejut. Terlalu banyak kejutan dari Adam dan juga Kyuhyun. Dua
orang misterius dan mendadak sial karena bertemu dengan Seohyun yang
menyetir dengan asal asalan.
Oh astaga Seohyun. Itu artinya suatu saat kau akan ditinggalkan kecuali dia
berniat untuk serius pAdamu.
"Di sana aku punya teman-teman dan tetangga yang baik. Mereka mengajakku
bermain dan melakukan banyak hal"
membuka hati"
"Tidak, karena daddy juga berjanji jika urusannya selesai di sini. Kami akan
kembali ke sana"
"Entahlah, tapi yang ku tau kami kemari untuk membawa mommy pulang. Tapi
daddy mengatakan kini mommy sudah tidak ada. Dia pergi jauh ke tempat kami
tidak bisa mengejarnya. Aku sedih, aku bahkan belum pernah melihat wajahnya"
Yang paling miris dari itu adalah ketika Adam mengatakan, dia bahkan belum
pernah melihat wajah sang ibu. Namun Seohyun justru menghilangkan
nyawanya dan membuat kesempatan anak itu untuk bertemu dengan sang ibu
hilang.
Air mata Seohyun jatuh sangat menyesali apa yang dilakukannya, dia ingin
meminta maaf pada Adam, namun dia tau secerdas Adam akan bertanya kenapa
dia meminta maaf. Karena bagaimanapun Seohyun belumlah siap untuk jujur.
Dieratkan Seohyun pelukannya pada tubuh Adam, diciuminya kening anak itu
sambil menahan suara tangis yang tidak diinginkannya untuk didengar Adam.
Dilanjutkan Seohyun menciptakan kenyamanan pada Adam hingga anak itu
benar-benar tertidur. Dalam posisi memeluknya erat, setidaknya Seohyun bisa
menggantikan tugas wanita yang dibunuhnya.
"Maaf. Maaf"
Isak Seohyun pelan sambil diciuminya puncak kepala Adam. Dia tak lagi
menyadari jika sejak tadi pintu kamar Adam telah terbuka, dan masuk sosok
Kyuhyun dan menjadikan pria itu menjadi penonton gratis di sana.
Bagaimana bisa anaknya itu selugas itu bercerita kepada sosok Seohyun yang
selama ini mereka anggap sebagai penganggu.
Emosional yang biasanya dikatakan Kyuhyun tidak perlu kini menjadi alasan
utama mengapa pria itu betah untuk diam di tempatnya. Dia takut tidak bisa
mengendalikan diri dan justru memeluk Seohyun seperti yang dilakukan wanita
itu saat memeluk Adam. Dia takut timbul pertanyaan pertanyaan dari Seohyun
yang nanti dirinya tidak bisa menjawab.
Seohyun memamerkan hasil lagu nina bobonya. Anak Dokter itu sudah tertidur
pulas usai disuapinya makan. Bertujuan juga untuk membagakan dirinya namun
terlihat jelas bahwa Kyuhyun tidak akan pernah memujinya sekalipun yang
dilakukannya adalah menyelamatkan dunia. Itulah yang menjadi alasan
mengapa Seohyun bersikap biasa, seolah yang dilakukannya merupakan
kewajibannya.
"Tolonglah Dokter Cho. Aku tau itu bentuk lain dari penghinaan"
Lagi?
Sialan maki Seohyun dalam hati
"Jangankan dia. Ayahnya saja sudah berhasil untuk ku ajak tidur bersama. Apa
kau masih meragukan kemampuanku, yang terhormat Dokter Cho Kyuhyun?"
Serang Seohyun yang segera mengunci mulut Kyuhyun dari usahanya untuk
mencairkan suasana dalam kamar itu. Mulut Seohyun sekarang menjadi terlalu
pintar untuk menjawab apapun yang dikatakannya. Dan itu cukup berbahaya.
Bukan karena terkejut Kyuhyun mencium kening Adam, hanya saja apa yang
dilakukan Kyuhyun cukup mainstream karena kepala anak itu yang berada tepat
di dadanya. Dan alhasil yang berikutnya terjadi adalah kepala Kyuhyun harus
mengenai dadanya dan lantas membuat wajah Seohyun memerah pAdam.
Dokter sialan ini, semakin lama semakin tidak tau caranya bersopan santun.
Malu namun Seohyun harus menyampingkan perasaan itu karena dia merasa ada
hal yang lebih penting untuk dipastikannya pada Kyuhyun. Saat Kyuhyun sudah
benar-benar duduk sambil menyalakan ponsel Adam yang terletak di meja,
Seohyun sedikit memiringkan tubuh untuk bisa melihat wajah Kyuhyun yang
kini mulai sibuk mengotak atik ponsel Adam.
sekilas. "Sejak tadi kita sudah bicara, kau bahkan sudah menghinaku"
Kesal Seohyun. Ingin melempar Kyuhyun dengan benda apapun yang kini
berada di dekatnya. Yang kemudian ternyata tidak lagi didengarkan Kyuhyun
saat tangannya berhenti pada galeri Adam dan kesekian kalinya terkejut melihat
isi galeri foto itu.
Sejak kapan Adam mengoleksi foto seperti itu? Sejak kapan Adam sudi
menyimpang foto orang lain di sana kecuali foto Kyuhyun sendiri?
Sudah berapa kali dikatakannya, dirinya lemah melihat anaknya itu dekat
dengan wanita manapun.
Dipandangi Kyuhyun bergantian foto di ponsel dan juga kedua orang yang tidur
itu. Aliran darahnya menyeruak panas di bawah permukaan kulitnya. Bagaimana
bisa kedua orang itu dekat secepat itu? Bagaimana anaknya bisa semudah itu
membalikkan hati setelah sebelumnya mengatakan Seohyun adalah pengganggu
yang seharusnya disingkirkan dari dunia?
Seohyun bertanya di sela keterpesonaan Kyuhyun akan dirinya, pria itu terus
memandang Seohyun usai hasil foto di ponsel Adam. Kecantikan wanita itu
seolah bertambah perpuluh kali lipat sejak dilihatnya bisa sedekat itu dengan
anaknya.
Pria itu bahkan tidak lagi mendengar pertanyaan serius yang dilontarkan
Seohyun padanya. Dia tidak lagi membaca tatapan Seohyun yang saat ini
menatapnya penuh keseriusan. Dia butuh memastikan bagaimana sebenarnya
keadaan Adam usai mendengar penuturan anak itu beberapa saat yang lalu.
"Apa yang terjadi padanya setelah kecelakaan itu? Apa yang sudah kurusak dari
tubuhnya?"
Lanjut Seohyun kembali, wajah sangat serius itu ditemani dengan ekspresi
penuh rasa bersalah. Sesekali Seohyun mengalihkan mata dari tatapan tajam
Kyuhyun, dia tak ingin Kyuhyun melihat jika dirinya begitu tersiksa dan
terbebani jika benar Adam mengalami hal buruk usai kecelakaan itu.
"Dan kudengar kalian tidak dalam waktu yang lama tinggal di Korea. Lalu
bagaimana denganku jika kalian kembali ke Boston?"
Seohyun bahkan tidak lagi siap ketika Kyuhyun meletakkan ponsel Adam di atas
meja dan kemudian pria itu berjalan ke arah Seohyun yang kini mulai bingung
saat Kyuhyun mendekat ke arahnya.
Dan...
Oh astaga...
Disana?
Dan ada Adam?
Seohyun tidak mengatakan apa apa untuk beberapa saat. Karen mereka masih
betah untuk hanya saling memandang dengan gejolak mereka masing-masing.
Seohyun membuang napas besarnya sambil berdecak.
Kyuhyun.
Oh Kyuhyun...
.
Sejak kapan kau menjadi seperti ini?
Kau yakin tidak salah minum obat sebelum kemari?
Dia selalu dipuji cantik. Dan itu biasa. Tapi kenapa saat kau yang mengatakan
semua menjadi terdengar aneh baginya?
Apa yang dikatakan anak itu pada Seohyun? Jangan sampai Adam mengatakan
sesuatu yang menimbulkan kecurigaan dari Seohyun. Jangan sampai apapun
yang dikatakan Adam sampai menciptakan pertanyaan pertanyaan dari diri
Seohyun dan justru membuat wanita itu mencari tahu.
*************
Waktu itu terus berlalu tanpa bisa dihentikan sebahagia apapun masanya. Tidak
ada pilihan dimana dan kapan denting tidak perlu lagi melaju.
Matahari yang tadi menyinari bumi manusia kini mulai bersembunyi, senja sore
hari datang menyapa saat orang-orang kembali memenuhi jalan untuk setelah
mengakhiri perkerjaan memenatkannya seperti biasa.
Adam dibawa Kyuhyun pulang pada akhirnya saat keadaan kaki anak itu sudah
membaik. Namun sepertinya belum bisa pulang jika pulang yang diharapkan
Adam adalah Boston. Setelah cukup lama menghabiskan waktu di rumah sakit,
akhirnya anak itu bisa menginjakkan kembali kakinya di lantai apartemen yang
dulu ditinggalinya dengan sang ayah.
Adam menempati kamar tidurnya lagi usai kamar itu dibersihkan dari segala
ancaman penyakit oleh petugas yang sudah dibayarkan Kyuhyun. Keputusan
pulang yang sudah sangat diinginkan Adam dipenuhi Kyuhyun. Namun berbeda
dengan Seohyun yang justru kurang setuju dengan keputusan itu.
Karena Seohyun juga masih melihat dengan jelas jika anak itu masih pucat pasi,
dia belum bisa berjalan tanpa kursi roda. Dan beberapa kali Adam juga masih
mengeluh sakit pada bagian punggungnya.
Apa sebenarnya yang menjadi alasan Kyuhyun membawa Adam pulang seceoat
itu?
Atau jika benar pergi, tidak bisakah Kyuhyun pergi dengan cara yang benar.
Dengan cara yang sopan. Tidak bisakah pria itu mengatakan sesuatu untuk
kepastian akan hubungan mereka?
Lalu apa artinya selama ini? Hanya untuk menambah nafsu makan Kyuhyun
sajakah?
Jika tentang terluka, tentu saja Seohyun merasakannya. Hanya saja masih ada
sebagian dari dirinya yang mengatakan jika semua ini tidak benar.
Suara yang begitu khas bisa didengar Seohyun dengan jelas. Dia sudah sangat
hafal nama itu yang berhasil mengangkat kepala Seohyun dan menatap ke arah
pemilik suara. Air matanya masih berderai, dan saat melihat pemilik suara
akhirnya air mata itu berubah menjadi sebuah isakan.
Dia sangat tidak terima jika tadi benar Kyuhyun dan Adam sungguh kembali ke
Boston.
Kyuhyun yang tadi masih dalam posisi mendorong kursi roda Adam akhirnya
melepas pegangan. Berjalan pelan ke tempat dimana Seohyun memeluk kaki
bersama dengan isak tangis menyedihkannya.
Dari awal sudah dikatakannya, dia tidak pernah suka melihat Seohyun.
Masih dengan wajah yang basah karena air mata, Seohyun menghapus air mata
itu kasar yang kemudian menatap tajam ke arah Kyuhyun.
"Astaga Seohyun, sejak kapan aku pergi saja sampai membuatmu menangis
seperti orang bodoh di sini?"
"Jika ini semacam rencana licik untuk kau mencampakkan aku. Kau akan ku
tendang 1000 kali"
Paham arti dari kata kata Seohyun, akhirnya Kyuhyun terkekeh. Membiarkan
saja Seohyun memukul mukul pelan tubuhnya. Dibiarkannya juga Seohyun
memuaskan kesalahpahamannya itu dengan terus memukulnya. Dapat dilihat
Kyuhyun sisa sisa air mata Seohyun sebagai gambaran jika tadi wanita itu
sungguh pada titik yang lumayan terluka.
"Aku akan tetap diam di sini dan berusaha untuk tidak muntah"
Suara anak di atas kursi roda tadi akhirnya terdengar, mengeluarkan keluhan
berupa sindiran sebagai bentuk kekesalannya melihat apa yang dilakukan ayah
serta wanita di depannya.
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 146
Tidak haruskan dia selalu mengulangi kata yang sama jika dia benci melihat
wanita manapun dekat dengan sang ayah?
Mendengar suara Adam, akhirnya Seohyun tersadar akan banyak hal. Dari
keyakinan sebagian dari hatinya mengatakan jika anak itu tidak pernah benar-
benar membencinya. Itu hanya bentuk antisipasi anak itu atas kehilangan yang
bisa saja terjadi seperti ketika anak itu kehilangan ibunya.
Seohyun melepas pelukan dari Kyuhyun dan kemudian beralih pada Adam yang
membuang muka. Dia benci segala bentuk drama terutama jika itu drama
romantis.
"Seingatku kita berjanji untuk tidak meninggalkan satu sama lain. Lalu kenapa
kau pergi tanpa mengatakan apa-apa?"
Adam mulai mencium ada yang tidak benar dari yang dikatakan Seohyun. Itulah
yang menjadi alasan mengapa Adam mau menggerakkan kepala untuk bisa
menatap wajah Seohyun.
"Kau yang berjanji untuk tidak meninggalkanku. Aku tidak pernah berjanji
untuk tidak meninggalkanmu"
"Tidak pernah menjadi masalah jika yang meninggalkan aku itu bukan kau dan
juga ayahmu"
Adam langsung protes kepada sang ayah, dia malas untuk menanggapi Seohyun
jika sudah menggunakan bahasa seperti itu. Protes yang justru menciptakan tawa
dari Kyuhyun. Tidak ingin membuat keduanya merasa dipilih, Kyuhyun
memutuskan untuk membuka pintu dan meninggalkan saja Seohyun serta Adam
masuk terakhir.
"Aku secantik ini, aku dewi Korea dan aku sayang pAdamu. Kau justru
menyuruh ayahmu mengencani wanita lain?"
"Karena aku yakin masih banyak di luar sana yang tidak banyak bicara"
"Aku memang jahat. Dan bisa lebih jahat lagi jika melihatmu menangis seperti
tadi lagi"
"Apa sesulit itu hanya untuk mengatakan kau tidak suka melihat aku menangis"
Cuek Adam, dia tidak mau dengan gamblang menjelaskan jika itu adalah nada
ketidakrealaan. Dia juga tidak terima siapapun membuat Seohyun menangis.
Seohyun tertawa, sudah dikatakannya jika Adam terlalu memajang harga diri
tertalu tinggi. Dia tidak mau mengatakan secara langsung kekhawatirannya.
Pada akhirnya mereka mengikuti jejak Kyuhyun untuk masuk ke dalam
apartement sekalipun harus terganggu dengan rasa kagum yang tidak bisa
dikendalikan Seohyun. Bukan karna kemewahannya, tapi tentang kerapian nan
bersihnya ruangan itu.
Nyali Seohyun sempat menciut membayangkan cara untuk bisa masuk ke dalam
keluarga itu. Karena untuk membersihkan kamarnya saja Seohyun tidak pernah,
apalagi untuk membersihkan untuk tiga orang. Dan dengan tingkat kearoganan
yang tinggal di sana cukup tinggi
Selama ini pria itu memang cenderung misterius dan juga tertutup. Jarang
mengekspresikan perasaan hingga tak banyak juga yang tau tentang bagaimana
dan seperti apa perasaannya saat ini.
Dimulai sejak dia berkencan dengan Seohyun, jelas tidak mungkin jika Dokter
itu hanya memanfaatkan Seohyun sebagai tamengnya untuk menjaga Adam.
Karena itu terlalu beresiko.
Tidak pernah juga diketahui orang lain bagaimana perasaan pria itu sebenarnya
terhadap Seohyun. Jika sungguh jatuh cinta, bagaimana mungkin secepat itu?
Lalu jika tidak cinta, bukankah itu masuk dalam kategori Kyuhyun yang
mempermainkan Seohyun?
Sebenarnya, jauh di dalam sana belum ada yang berubah. Tidak ada yang
berubah. Terdengar sangat jahat memang jika dilihat dari sudut pandang
Seohyun, tapi apa yang bisa dilakukan Kyuhyun. Perasaan bukanlah sesuatu
yang bisa dipaksakan.
Jika dia memang tidak lagi bisa membuka hati kepada wanita lain lagi termasuk
Seohyun, maka Seohyun harus siap dengan resiko itu, karena jelas semua
Bagaimana bisa Kyuhyun mencintai dua wanita pada satu hati. Itu jelas tidak
bisa dilakukannya.
Yang menjadi masalah adalah, kenapa dia harus bertahan pada Seohyun jika
memang tidak cinta? Tidakkah Kyuhyun merasa terlalu jahat melakukan itu?
Karena jelas terlalu mudah dan tidak mungkin jika Kyuhyun mengarang cerita
dengan mengatakan bahwa dia mencintai Seohyun.
Bagaimana caranya? Itu sangat mustahil dengan jalan cerita Kyuhyun yang
belum terlalu lama kehilangan sang istri dan mengenal Seohyun juga belum
terlalu lama. Hubungan mereka saja yang terlalu banyak kemajuan.
Dan terjadi kembali apa yang pernah dilakukan Kyuhyun saat di rumah sakit.
Pria itu mengepal ulang cincin dikantung yang tidak pernah ditinggalkannya
kemanapun dirinya pergi. Hatinya menangis lagi mengingat setiap kenangan
yang hingga saat ini masih terlihat nyata di kepalanya. Semua rasa sedihnya dan
semua kesakitan serta perjuangannya.
"Kyuhyun?"
Seohyun bergegas dari dalam kamar Adam, berjalan menuju dapur untuk dua
gelas kopi mereka. Dibiarkannya Kyuhyun sibuk pada ingatannya dan
berencana menukar itu dengan obrolan ringan mereka.
Seohyun segera menyedih dua gelas kopi hitam itu ke dalam gelas. Diangkatnya
kedua gelas itu menggunakan nampan menuju kamar Adam kembali. Namun
rencana itu terhenti ketika disadari Seohyun jika ruangan di sana kenapa tidak
satupun yang menunjukkan jika istri Kyuhyun pernah berkunjung atau
semacamnya?
Penasaran dengan foto di dekat televisi yang mengandung unsur wanita. Siapa
tau itu adalah istri Kyuhyun, Seohyun berjalan ke sana dan memastikan. Dan
ternyata itu hanya sebuah foto Kyuhyun dengan rekannya yang lain ketika
mendapatkan penghargaan.
Ada lagi hal yang lebih menarik perhatian Seohyun. Yaitu pintu kamar yang
sedikit terbuka. Kamar yang bisa disimpulkan Seohyun tanpa pemilik. Kamar
kosong yang mungkin perlu tenaga untuk membersihkannya.
Jika itu benar, maka Seohyun harus mengakui jika istri Kyuhyun punya selera
yang cukup bagus. Yang paling menyedihkan lagi adalah saat dilihat Seohyun
album foto yang sedikit usang di sana. Foto yang sudah bisa diprediksi Seohyun
berisi kenangan Kyuhyun dengan istrinya.
Seohyun juga beralih pada gaun putih di depan cermin. Gaun pernikahan yang
masih terlalu cantik jika digunakan yang bisa disimpulkan Seohyun juga sebagai
dress pernikahan Kyuhyun dengan sang istri. Tidak ingin lebih terluka lagi,
Seohyun mengakhiri semua itu dengan menarik pintu kembali.
Sangat jelas perbedaan ekspresi Seohyun ketika masuk hingga keluar seperti saat
ini. Memang sangat tidak tepat jika Seohyun merasa tidak enak hati melihat
semua itu, tetapi hati tepat lah hati. Sekuat apapun Seohyun berpura-pura seolah
semua itu baik-baik saja, dia tidak akan bisa menyembunyikan dari matanya jika
dirinya tersakiti dengan itu.
Pria itu bahkan tidak menukar ekspresi yang bertahan di wajahnya. Terlalu
dalam memikirkan sesuatu yang sudah dipastikan Seohyun sedang tidak
memikirkannya.
Lagi lagi Seohyun melakukan kompromi dengan mencoba mengerti apa yang
mungkin dipikirkan Kyuhyun hingga dia harus seperti itu. Maka Seohyun
meletakkan nampan kopinya itu di atas meja kamar Adam. Dengan hatinya yang
tersisa dan menghindarkan sikap merasa korban, Seohyun berjalan kembali ke
arah Kyuhyun. Didekatinya Kyuhyun usai dibuangnya napas berat yang
kemudian mengangkat kedua tangannya di belakang tubuh Kyuhyun.
Dipeluknya pinggang pria yang jauh lebih tinggi itu dari belakang. Dieratkannya
tangan dan kemudian menyandarkan kepala pada punggung Kyuhyun.
"Aku sedih setiap kali melihatmu seperti ini. Tidak bisakah kau hanya bahagia
saja?"
Bisikan pelan itu sebenarnya didengar Kyuhyun, hanya saja enggan untuk
dijawabnya. Bukan enggan sebenarnya, dia hanya tidak tau harus menjawab apa
pertanyaan itu. Dia tidak mau percakapan itu panjang yang bisa berkemungkinan
Seohyun sampai pada pertanyaan berbau cinta. Karena Kyuhyun tidak mau
menyakiti siapapun dengan jawabannya nanti.
Oh, itu kata lain dari Seohyun sedang protes. Protes tentang Kyuhyun yang tidak
bahagia sementara Seohyun sudah berusaha sekuatnya untuk
membahagiakannya. Seohyun bahkan terlalu sibuk kepada dua orang itu sampai
lupa akan dirinya sendiri.
"Seohyun"
Suara Kyuhyun masih pelan, dia bisa melihat ada kekecewaan di mata Seohyun.
Namun balasan tatapan yang diberikan Kyuhyun menunjukkan rasa bersalah
yang justru menggandai kesedihan di hati Seohyun.
Tidak ada yang bisa disalahkan Seohyun untuk mengangkat dirinya sebagai
korban yang terhormat. Karena Kyuhyun juga tidak bersalah dengan tidak
meninggalkannya dengan alasan tidak ingin menyakiti Seohyun yang terlihat
begitu berharap banyak padanya dan juga Adam. Seohyun juga tidak salah
karena jatuh cinta.
Begitu pula dengan Seohyun serta Kyuhyun. Hanya saja mereka akhirnya
sampai dititik dimana harus sama-sama sadar dan menyatakan apa yang mereka
jalani tidak sesuai dengan yang seharusnya.
Terutama Seohyun, setelah sekian lama dirinya berusaha untuk masuk. Harus
tiba saatnya dimana Seohyun juga harus berpikir untuk berhenti jika ternyata
Kyuhyun tetap menutup hatinya dan menyimpannya hanya untuk sang istri.
Kyuhyun tidak salah, hanya saja Seohyun juga harus menyelamatkan hatinya.
"Aku tidak pernah memintamu untuk mencintaiku seperti yang kulakukan. Tapi
setidaknya tekan egomu, hubungan ini bukan hanya tentang menjaga dan
membahagiakanmu saja. Jika hubungan kita hanya tentang kau, lalu kapan
tentang aku? Kapan tentang aku juga yang perlu bahagia?"
"Jika aku tidak memikirkan perasaanmu, kau pikir aku akan membuang waktu
menjalani hubungan ini?"
"Aku butuh waktu Seohyun. Tidak semua hal bisa diubah secepat yang kau
mau"
"Bagaimana bisa kau bangkit jika penyebab sedihmu masih terus kau pelihara
dan mengingatnya setiap hari"
"Maka kau juga pasti tau ini juga sulit untukku. Karena menyangkut hatiku"
Jawab Seohyun, jawaban yang lantas sempat membuat keduanya diam dengan
pikiran mereka masing-masing. Terutama Kyuhyun, merasa jika seharusnya
Seohyun tidak mengatakan hal semacam itu.
"Apa tepatnya yang ingin kau katakan? Jangan buat aku salah paham dengan
berpikir jika saat ini kau sedang mencoba meninggalkan aku"
Kyuhyun tidak lagi mau bertele-tele. Dia langsung pada topik pembicaraan yang
juga berhasil menarik tatapan Seohyun kembali padanya. Bisa dilihat Seohyun
jika Kyuhyun juga sedang memberikan tatapan kecewa padanya.
Hanya saja Seohyun tidak mau seperti itu terus menerus, bagaimana bisa dia
merasa dipentingkan jika saat pulang saja Kyuhyun tidak memberitahunya. Lalu
untuk apa mereka menjadi pasangan jika tidak berbagi segala hal? Kyuhyun
selalu menempatkanya pada posisi asing.
"Orang egois tidak mampu mencintai orang lain, mereka bahkan tidak mampu
mencintai diri sendiri"
"Seohyun, kurasa apapun yang terjadi kau tak pantas menyebutku egois hanya
karena tidak mencintai"
"Kau egois jika memaksaku untuk tetap tinggal sementara kau tidak cinta"
"Sudah cukup. Tidak perlu banyak pertanyaan dan pembelaan. Baiklah jika ini
tentang perasaan lelakimu yang suka sok ksatria. Aku akan tetap tinggal, dengan
syarat singkirkan semua masa lalumu. Dan kita mulai semuanya dari nol"
Oh Seohyun.
Tidak bisa Seohyun. Kau tidak seharusnya memberi Kyuhyun pilihan seperti itu.
Masih diam, dan memakan cukup banyak waktu yang makin lama makin
menguras kesabaran Seohyun. Rasa sesak akan kecewa di hati Seohyun mulai
menjalar karena sudah bisa disimpulkannya jika Kyuhyun dalam dilema luar
biasa pada pilihan yang diberikannya.
Terdengar jahat, tapi apa boleh buat. Seohyun juga punya hati untuk
dilindunginya. Dia juga bukan wanita lemah yang akan mengejar-ngejar
Kyuhyun hanya karena cinta. Lebih baik baginya untuk pergi dan kemudian
mencari seseorang yang bisa membuatnya jatuh cinta lagi.
Kyuhyun tidak menjawab, dia terus diam dan memandangi wajah Seohyun
yang mulai dialiri air mata. Dia tidak sanggup melakukan pilihan semudah itu.
"Baiklah. Sepertinya kau lebih memilih untuk hidup bersama masa lalumu"
"Aku mungkin akan datang lagi, jadi ku mohon berusahalah untuk menghilang
dari hadapanku. Jangan biarkan aku menemukan kalian saat mencari kalian. Jika
tidak, lukaku tidak akan sembuh"
"Seohyun"
Masih dengan emosi yang meledak yang dicampurkan Seohyun dengan rasa sok
dewasa. Mengalah namun dalam hati dirinya menyalahkan Kyuhyun.
Oh sialan....Tidak adakah kata yang lebih baik bisa dikeluarkan Kyuhyun selain
kepasrahan itu?
Tapi apa arti dari kata-kata Kyuhyun 'Bukankah selalu seperti itu?'
"Kyuhyun"
Gadis itu membuang napas kembali, dan sisa dari hatinya itu ingin bicara
kembali.
"Lebih sakit jika harus berpisah dengan seseorang yang jelas jelas masih hidup
daripada seseorang yang sudah meninggal"
"Tapi jika memang aku yang masih hidup sudah tidak kau butuhkan di sini. Aku
bisa berhenti. Aku bisa mundur Kyuhyun. Tapi kau harus ingat, jika saat ini kau
membiarkan aku pergi, maka aku tidak akan kembali lagi"
Kali ini giliran Kyuhyun yang mendesah pada semua keluhan Seohyun. Kenapa
wanita di depannya ini tidak mengerti juga?
"Seohyun, demi Tuhan. Aku tidak pernah memintamu untuk pergi. Aku
membutuhkanmu. Kau sendiri yang ingin pergi lalu kemudian lempar batu
sembunyi tangan. Kau yang meninggalkan aku namun kau menggeser substansi
seolah aku yang salah"
Diserahkannya benda itu ke tangan Kyuhyun yang mengejutkan pria itu. Sejak
kapan benda itu pindah ke tangan Seohyun?
Ucapnya hingga diputuskannya untuk keluar dari dalam kamar dan apartement
itu tanpa menoleh lagi ke belakang. Karena jika itu dilakukannya maka akan
sulit baginya untuk pergi.
Jika dia pergi, setidaknya Kyuhyun bisa berpikir jika dirinya juga berharga dan
seharusnya tidak dilepaskan semudah itu. Dan semoga saja sebelum pria itu
menyadari berharganya Seohyun, pria itu tidak terlambat.
Senja adalah satu dari titah-Nya, tak ada satupun yang dapat menolaknya. Bahkan senja
itu sendiri pun harus menerima. Hadirnya bagai pengundang sang pelukis dunia yang
namanya tersohor dimana-mana, yang mampu melukis warna sang langit berwarna
jingga. Hingga setiap mata yang melihatnya pasti begitu terpesona.
Senja itu menjemput malam, dimana hanya ada gelap dan sunyi.
Jika disuruh memilih fajar atau senja, tentu dirinya akan memilih fajar.
Fajar itu menjemput sang mentari. Dengan anggunnya sang mentari terbit dan
menghangatkan langit. Menyinari sisa embun di pagi, mengisyaratkan pada seluruh isi
semesta untuk segera memulai cerita. Tentu, semuanya terang, bercahaya dimana-
mana, bahkan sekecil apapun celah dari ranting pohon yang saling menyilang akan
tetap mendapat bias cahaya.
Terbitnya sang mentari, pertanda dimulainya sebuah hari yang baru. Segala canda tawa
ceria anak manusia tak akan dapat tersembunyi di sana. Indah bukan?
Dan senja?
Tetap saja kegelapan pemenangnya, hawa dingin dan rasa sepi selalu hadir menemani.
Menakutkan, mengharuskan cerita apapun harus tersimpan. Entah cinta atau luka, atau
bisa jadi kenangan. Dan membiarkanya menjadi penghantar tidur atau pengisi sebuah
mimpi. Hingga datang lagi yang di tunggu, fajar yang menjemput terbitnya mentari
esok hari.
Namun hari tak selamanya siang. Seohyun terlalu nyaman hingga lupa jika malampun
akan datang. Senjalah yang menjadi penanda. Bahwa seharusnya dia sudah bisa pergi
jika keadaan Adam sudah baik-baik saja. Bahwa sebenarnya dia sadar dan berhenti
berpura-pura jika selama ini Kyuhyun tidak pernah bersikap seolah sangat ingin
memaksa Seohyun untuk bertanggung jawab yang membuat Seohyun harus tetap di
sana dan menjadi pemberi tenaga yang bisa membantu Adam.
Seperti senja yang datang sebagai tanda pemberhentian mentari dari bumi, begitu pula
juga Seohyun yang harus berhenti melakukan kebiasaan terbarunya. Yaitu untuk
menempel pada keluarga kecil itu.
Karena egonya selalu mengatakan jika seharusnya dia tidak diperlakukan Kyuhyun
demikian. Sementara siapapun setuju apa yang dilakukan Seohyun justru terlihat tidak
tau diri. Wanita itu terlalu menuntut banyak dari perasaan Kyuhyun.
Namun harapan itu tidak terjadi, jangankan menghubunginya, bisa saja pria itu bahkan
sudah lupa padanya, dan kemudian pria itu akan berkencan lagi dengan wanita lain.
Maka hanya sisa Seohyun yang kesepian. Tidak ada Adam yang bisa diganggunya
seperti biasa.
Untuk kesekian kalinya Seohyun menarik ulur napas, gadis itu terlalu menempatkan
harapan di atas langit. Hingga dia lupa jika terjatuh itu akan sangat menyakitkan
baginya.
Terlalu lama menunggu, Seohyun sampai disapa oleh kantuk yang sudah cukup lama
tidak datang menyapanya. Mengantuk yang lantas membuat Seohyun tertidur dengan
menundukkan kepalanya di atas bantal berhias ponsel yang sejak tadi diharapkannya
berbunyi dan kemudian akan tertera nama Kyuhyun di layarnya.
Gadis itu melewati senja itu dengan tidur tidak nyaman pada posisinya. Hingga leher
itu terasa kaku yang tidak pernah digerakkannya. Napasnya yang sulit ditarik ulurnya
karena alasan mencium bantal. Hingga sang gelap datang, semakin sunyi yang pasti
semakin dingin menusuk sampai pada hati Seohyun.
Adakah kemungkinan anak itu sedikit kehilangan jika tau bahwa Seohyun tidak akan
lagi pernah datang pada mereka. Atau seperti biasa, anak itu justru senang dan
mendukung kepergiannya.
Tapi apapun bentuk pikiran buruk Seohyun itu, Seohyun justru merasa jika anak itu
seharusnya tidak ditinggalkannya. Tapi apa boleh buat, ayah anak itu tidak ada niat
untuk memintanya untuk tetap tinggal.
Yang paling mengejutkan adalah siapa yang melakukan panggilan pada ponselnya.
Seseorang yang tidak pernah ada dalam daftar yang menurut Seohyun sudi
menghubunginya sampai sebanyak itu.
Itulah Adam.
Bukan apa-apa, Seohyun hanya menDadak merasa jika ada aura tidak baik. Dia
menDadak merasa terjadi hal tidak menyenangkan pada anak itu. Karena
menghubunginya sampai sebanyak itu bukanlah sesuatu yang akan dilakukan Adam
untuknya
Panik seketika yang lantas membuat Seohyun menghentikan kegiatannya di dapur itu
hingga napas Seohyun sedikit melega ketika didengarnya jika panggilannya terhubung
dan sudah diangkat oleh pihak Adam
Tidak ada lagi sapaan yang bisa diucapkan Seohyun. Dia langsung pada inti yang
sangat ingin diketahuinya. Dia tidak lagi bisa menahan diri untuk menunggu Adama
mengatakan hallo lebih dulu kemudian menjelaskan kepada Seohyun jika dia sungguh
baik-baik saja.
Astaga Seohyun, kau mendengarnya? Adam bahkan bersuara serak dan dengan alur
napas yang bisa kau tebak tidak lagi harmonis itu.
Seohyun tersentak, risau dan resahnya semakin menjadi. Rasa bersalah itu juga
semakin memeluknya saat kemudian didengarnya juga suara napas Adam yang berat,
sesak yang entah bagaimana membuat Seohyun terhenyak.
"Sayang, maafkan aku. Aku tidak pernah menginginkan ini. Tapi keadaannya
menyuruh aku untuk pergi"
"Adam, suatu saat kau akan mengerti apa yang sudah terjadi. Jadi ku mohon, tetaplah
baik-baik saja. Segera sehat dan ku mohon selalulah bahagia"
"Kau meninggalkan aku tanpa mengatakan apapun, kau memintaku mengerti untuk
itu?"
"Antara tidak tega atau sebenarnya hobymu yang lain adalah melanggar janji"
Nada bicara Adam semakin keras yang untuk kesekian kalinya membuat Seohyun
menarik ulur napas, dia pusing untuk bisa memberikan Adam jawaban yang tepat tanpa
harus membuat anak itu berpikir jika Seohyun pergi karena egois.
Tambah Adam yang lantas meneteskan air mata Seohyun diseberang panggilan Adam.
Wanita itu tidak pernah menduga akan mendengar kalimat tajam seperti itu dari Adam.
Dia menduga jika semua yang terjadi hanya akan membuat Kyuhyun bisa lebih bijak
dalam bertindak dan mengambil keputusan tentang dirinya dan masa depan mereka.
Terjadi kesekian kalinya saat Seohyun merasa bahwa dia harus kembali menjadi orang
yang mengalah di sini. Sekalipun terlihat jika Kyuhyun justru memperalat dirinya
dengan kebiasaan Seohyun yang suka mengalah.
"Adam. Semua tidak sesederhana yang kau pikirkan sayang. Baiklah, begini.
Bagaimana jika aku ke sana, tetapi kau harus memastikan jika Daddymu tidak disana"
Suara Seohyun semakin lembut, membujuk untuk tidak membuat Adam terlalu sedih
seperti sebelumnya. Sebenarnya wanita itu bicara sambil bolak balik di sana. Berjalan
khawatir, namun tidak ingin ketara untuk didengar Adam.
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 170
Diapun tidak langsung mendengar jawaban dari Adam yang kemudian membuat
Seohyun diam beberapa saat. Berhenti dari langkah bolak baliknya.
"Aku pergi mencarimu. Sekarang aku tak tau sedang dimana. Dan orang-orang di sini
bicara dengan bahasa yang tidak ku mengerti"
Oh astaga.....
Aliran darah Seohyun seolah berhenti ketika kalimat yang tidak terlalu panjang itu
dikatakan Adam. Napasnya tertahan yang lantas membuat detak jantungnya semakin
memburu.
Astaga, apa yang sudah dilakukannya lagi kepada anak itu. Kenapa Adam bisa menjadi
senekat itu hanya untuk mencarinya? Dan bukankah anak itu lebih suka
membiarkannya pergi?
Oh ayolah Seohyun, kau akan sulit melihat kebohongan dari seorang anak-anak.
Sekalipun dia sering bersikap seolah tidak menyukaimu, tapi tidakkah kau melihat dia
lebih betah untuk berlama-lama denganmu?
Mungkin berbeda dari ekspektasimu, tapi percayalah yang terjadi bahwa anak itu lebih
cepat bereaksi akan kehadiranmu dari pada ayahnya. Jika saat ini Kyuhyun belum
berhasil mencintaimu, yakinlah pada satu hal. Jika Adam sudah jatuh hati pada
sosokmu terlepas dari kau adalah kekasih atau mantan kekasih ayahnya.
Dia terlalu sering sendiri selama di rumah sakit. Dia jarang bergaul dengan anak
seusianya. Dia bahkan tidak memiliki teman di Korea, namun setelah kehadiranmu, dia
menemukan sosok yang bisa diajaknya bicara dan melakukan banyak hal.
Dia nyaman akan kehadiranmu, dia belajar menerima jika kau adalah kekasih sang
ayah. Dan mungkin setelah itu dia mencoba untuk suka. Dan setelah itu terjadi, kau
justru pergi bahkan tanpa mengatakan apapun padanya.
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 171
Dia tentu saja akan kecewa.
"Demi Tuhan, Adam. Apa yang sudah kau lakukan. Katakan padaku jika saat ini kau
bersama Daddymu"
Suara Seohyun mulai bergetar, ketakutannya semakin menjadi ketika dia mulai merasa
jika saat ini Adam pasti ketakutan. Anak itu bahkan tidak bisa berbahasa Korea,
bagaimana dia akan bertanya kepada orang-orang alamat Seohyun?
Dan demi apapun, Seohyun sangat ingat bahwa berjalanpun Adam belum terlalu lancar.
Lalu apa yang dilakukan anak sialan itu berkeliaran di luar sana.
"Oh Jesus. Adam, ku mohon hentikan itu. Sekarang baca saja apapun yang ada di sana.
Aku akan mencarimu kesana. Dan tolong, jangan kemanapu"
Frustasi Seohyun semakin bertambah hingga menarik rambutnya. Tidak lagi peduli
dengan penampilan atau bahkan mengingatnya. Seohyun keluar dari dalam rumahnya
dengan lari sangat cepat, memasuki mobil tanpa pernah melepas ponsel dari telinganya.
Wanita itu kembali melanggar peraturan lalu lintas dengan menggunakan ponsel saat
menyetir. Namun apa yang bisa dilakukannya, dia terlalu khawatir untuk masuk ke
dalam kamar dan mencari cari peralatan lagi.
"Sial"
Air mata Seohyun semakin banjir menyalahkan diri sendiri. Dia melajulan mobil ke
arah rumah Kyuhyun, karena dia yakin jika Adam tidak akan bisa berjalan lebih jauh
dari itu dengan kondisi sulit berjalan dan gelap.
Sementara anak yang dicarinya duduk sendirian di halte. Dia juga tidak bodoh dengan
membiarkan tubuhnya diguyur hujan.
"Aku takut"
Suaranya semakin berat, bicara dengan ponsel yang masih terus menempel di
telinganya. Keluhan yang lagi membuat Seohyun membuang napas, semakin ingin
memukuli diri sendiri telah membuat anak itu demikian.
Seohyun berusaha bicara setenang mungkin sekalipun itu hanya pura-pura. Mau sampai
ke mana? Dia bakan tidak tau Adam sedang dimana.
Tapi entahlah, perasaanya terus berjalan. Seolah menuntunya pada satu arah dan titik
tertentu.
Akhirnya Seohyun kehilangan kemampuan untuk terus berpura-pura baik saja untuk
tidak membuat Adam panik. Karena isakannya semakin terdengar ketika
membayangkan Adam demikian.
Anak kecil itu sesekali mengitari sekeliling takut-takut dengan tatapannya. Sesekali
juga dieratkannya jaket yang memeluknya. Sekalipun terlalu nekat, tapi dia tidak mau
berdebat terus dengan sang ayah jika terus melarangnya untuk bertemu dengan
Seohyun.
Suara napasnya juga semakin keras, sesaknya anak itu kembali. Dia terlalu kelelahan
berjalan untuk mencari Seohyun. Wajahnya sudah kembali memucat dengan bibir yang
mulai membiru.
Seohyun terus berusaha mengulur waktu dengan kalimat kalimat indahnya agar Adam
tetap tenang dan merasa baik. Matanya terus mengelilingi sekitar daerah rumah
Kyuhyun
Hati itu tentu saja menuntun Seohyun, hingga tangan itu membawa mobilnya ke arah
halte bus yang saat ini sebagai tempat Adam untuk duduk.
Tanya Seohyun pada diri sendiri ketika matanya melihat Adam yang meringkuk di atas
halte. Anak itu menaikkan kaki diatas tempat duduk dan kemudian memeluk kakinya.
Kutuknya pada diri sendiri, rasa bersalahnya semakin menjadi saat dilihatnya Adam
selalu melihat ke arah mobil melaju. Menanti mobil manakah yang digunakan Seohyun.
Tidak lagi peduli hujan atau apapun, Seohyun menghentikan mobil seperti harapan
Adam. Bersamaan dengan berhentinya mobil Seohyun, Adam juga memandang ke arah
Seohyun.
Dilihatnya Seohyun keluar dari dalam mobil dengan penampilan anehnya untuk
menjadi top artis Korea. Handuk masih menempel pada kepalanya dan dia hanya
menggunakan kaus putih dipadukan dengan celana biru pendek
Seohyun berusaha untuk terlihat tenang saat bicara masih dengan ponselnya. Dilihatnya
wajah Adam yang sudah riang dan kemudian anak itu kegirangan dan justru berdiri dari
duduknya. Berlari ke arah Seohyun yang kemudian membuat keduanya bertemu di
ujung halte.
Adam memaksa kekuatan untuk sampai pada Seohyun, melebarkan kedua tangan dan
tepat memeluk pinggang Seohyun dalam posisi berdiri.
Ucap Seohyun dengan air matanya yang terus berjatuhan. Entah mengapa, wanita itu
merasa ada sesuatu antara dirinya dengan anak itu. Ada ikatan yang tidak bisa
digambarkannya menggunakan kata-kata.
Peluklah erat kebersamaan itu, jangan sampai menyesal, ketika sudah kehilangan.
Seohyun melepas pelan pelukan Adam di tubuhnya dan kemudian menangkup kedua
belah wajah Adam, air mata keduanya berjatuhan yang lantas membuat Seohyun ramah
untuk menghapus air mata Adam.
"Adam dengarkan aku baik-baik. Jangan pernah melakukan hal ini lagi. Aku tidak
kemana-mana. Aku sudah berjanji untuk tidak pernah meninggalkanmu. Kau hanya
perlu menghubungiku, aku yang akan datang. Ku mohon, jangan lakukan ini lagi"
Ucap Seohyun, sambil mengelus lembut wajah Adam. Dirapikannya rambut anak itu
dan kemudian dikecupnya kening anak itu usai mengangguk kepala setuju.
"Apa kau tau seberapa takutnya aku mendengar kau berkeliaran di luar tanpa
pengawasan?"
Seohyun mulai terisak lagi yang lantas membuatnya menarik Adam dan dipeluknya
lagi. Dia tidak bisa menjelaskan seberapa dia terluka jika terjadi sesuatu pada Adam
tadi.
"Jika kau tidak mau melihatku seperti itu maka jangan kemana mana lagi"
"Baiklah"
Jawab Seohyun langsung, mengangguk yang juga dibalas Adam dengan menghapus air
matanya. Ibu jari anak itu menari indah di permukaan kulit wajah Seohyun. Mereka
saling memandang dalam hingga tak sadar jika sosok Kyuhyun yang ketakutkan sejak
3 jam lalu telah berdiri di dekat mobil Seohyun.
Oh astaga...
Bukannya membuat Seohyun diam, dia justru membuat Seohyun kian terisak.
"Jangan menangis"
Ucap Seohyun untuk menghentikan keharuan itu, dia takut tidak bisa mengendalikan
diri pada Adam dan justru menculik anak itu untuk dijadikannya milik sendiri. Maka
Seohyun sangat berusaha untuk mengalihkan percakapan karena memang bisa
dilihatnya jika Adam sangat kedinginan.
"Jangan merasa lebih hebat. Kau bahkan menggunakan sendal yang berbeda"
Jawab Adam yang mengubah haluan tatapan Seohyun dan Kyuhyun yang jauh ke arah
kaki Seohyun. Dan benar apa yang dikatakan Adam, Seohyun menggunakan sendal
yang berbeda.
Wajah Seohyun memerah pada ketika Adam mempermalukannya demikian yang lantas
membuatnya membuka kedua tangan untuk menggendong Adam yang sempat
digelengkan Adam.
Adam mulai kembali dengan keras kepalanya, apapun yang terjadi, setidaknya yang
sangat diinginkannya untuk bertemu dengan Seohyun sudah tercapai.
Seohyun membelakangi Adam dan kemudian menepuk nepuk punggunya yang lantas
menghentikan diamnya Kyuhyun di ujung sana. Pria itu berjalan ke arah Seohyun yang
tanpa aba-aba langsung menggendong Adam. Mengejutkan Seohyun termasuk Adam,
namun pria itu lebih suka untuk diam tanpa ingin membicarakan itu dulu
Raut wajah Seohyun yang tadi sempat sumringah berubah kaku seketika. Melihat
Kyuhyun dengan wajah tidak bersahabat seperti itu harusnya sudah biasa baginya.
Namun kali ini cukup berbeda, karena Seohyun sadar ini karena kesalahannya.
Dia sangat tau bagaimana Kyuhyun terhadap Adam. Seohyun juga sudah bisa menduga
apa yang telah dilakukan dan dipikirkan Kyuhyun saat tadi Adam melarikan diri dari
rumah. Kyuhyun pasti sangat panik dan ketakutan.
Kyuhyun bertanya pada Adam, bernada pelan yang jauh dari ekspektasi mereka.
Mereka berpikir jika Kyuhyun mungkin akan memaki mereka berdua, terutama
Seohyun sebagai alasan utama mengapa Adam melarikan diri.
"Maafkan aku Dad. Tapi aku tak mau jika kau melarangku bertemu dengannya"
Suara penuh rasa bersalahpun terlontar dari bibir Adam. Matanya menunjukkan
penyesalan telah membuat sang ayah khawatir.
"Kurasa apapun yang berikutkan akan kau katakan padaku, lebih baik jika kita
membawanya pulang. Disini terlalu dingin untuk tubuhnya"
Seohyun memberanikan diri untuk bicara pada Kyuhyun yang kemudian menatapnya.
Tanpa ekspresi Kyuhyun menurunkan Adam sebentar dan kemudian melepaskan
jaketnya. Dilapiskannya pada tubuh Seohyun yang dua kali sudah dibuatnya terkejut
terheran heran.
Bukankah seharusnya Kyuhyun marah? Lalu kenapa pria itu bersikap seolah dia sedang
peduli?
Tidak ingin ada drama emosional di sana, Kyuhyun langsung berjalan lebih dulu dari
Seohyun yang kemudian diikuti Seohyun saat pria itu berjalan menuju mobil.
Seohyun mengikuti laju mobil Kyuhyun yang memutar arah untuk kembali ke arah
apartemennya. Dia tidak mau peduli apakah nanti pria itu akan mengusirnya. Karena
Apapun yang akan dikatakan Kyuhyun, jika Adam memang sedang membutuhkannya,
maka Seohyun tidak akan peduli dengan apapun yang dikatakan Kyuhyun. Adam yang
terpenting saat ini.
Tidak seperti dugaan Seohyun jika mungkin Kyuhyun akan menginterupsi keinginanya
untuk ikut. Karena pria itu justru terlihat menunggunya di parkiran dan saat sudah
dilihatnya Seohyun keluar dari dalam mobil, barulah Kyuhyun memulai langkahnya
kembali.
Seohyun melepas handuk di kepalanya, dia terlalu malu menggunakan itu jika ada
orang yang melihat. Dan kemudian jaket Kyuhyun digunakannya untuk menutup
kepala serta wajahnya untuk tidak dikenali orang yang dilewatinya.
Belum sampai di lift, Adam justru bemberontak untuk turun dari gendongan Kyuhyun
ketika dilihatnya Seohyun berjalan sendirian. Turun dari gendongan Kyuhyun dan
kemudian behenti dan menunggu Seohyun sampai pada mereka.
Sempat Seohyun kebingungan, namun pada akhirnya paham ketika Adam meraih
jemarinya dan kemudian menggandengnya berjalan hingga masuk ke dalam lift.
Kyuhyun yang melihat hanya diam. Dia juga tidak mau memberi komentar yang nanti
menimbulkan banyak pertanyaan ataupun perasaan tidak nyaman diantara mereka
semua.
Sekalipun dia harus terhenyak untuk kesekian kalinya. Dia sakit atau bahagia?
Ayolah Kyuhyun, kau pernah mendengar darah itu lebih kental dari apapun?
Mereka masuki lift dengan hening, sangat terlihat tercipta jarak yang begitu ketara
antara Seohyun dan Kyuhyun. Hanya Adam yang menjadi pencair suasana dengan
selalu mengajak Seohyun bicara dan sesekali tertawa.
Seperti yang diharapkan Kyuhyun dan juga Seohyun, mereka akan sampai di apartemet
tanpa diganggu oleh orang-orang yang mungkin mengenal Seohyun.
Hingga pintu apartemet tertutup kembali usai setiap tubuh mereka sampai di dalam.
Ruangan itu masih gelap gulita, dibantu dengan semua gorden yang masih tertutup
lantaran malam betah.
Kyuhyun hanya berdiri, dan Adam sudah paham jika itu adalah perintah. Perintah
dimana dia harus duduk di sofa dan kemudian mendengarkan apapun yang akan
dikatakan sang ayah.
Seohyun hanya menatap Kyuhyun dan Adam secara bergantian, dimana dua orang
kembar tapi beda itu berinteraksi tanpa harus menggunakan kata-kata.
Nada suara Kyuhyun masih pelan, dia duduk di sofa yang berhadapan dengan sofa yang
diduduki Adam. Memandang anaknya yang menatapnya takut-takut itu.
Suara Kyuhyun mulai naik, yang juga membuat Seohyun menatapnya. Teguran keras
yang diberikan Kyuhyun kepada Adam tentu saja menambah kembali rasa takut pada
Seohyun. Karena jelas Adam menjadi pembangkang karena ingin bertemu dengannya.
"Sekarang katakan sesuatu yang membuat Daddy mengerti kenapa tindakan itu harus
kau lakukan?"
Adam tidak menjawab pertanyaan Kyuhyun, karena dia tahu bahwasanya jawaban
apapun yang akan diberikannya kepada sang ayah tidak akan menjadi penolong. Itu
tetap akan menjadi peluru yang akan digunakan sang ayah untuk menembak mati
dirinya.
Kyuhyun sudah mulai membawa nama Seohyun yang lantas menarik perhatian kedua
orang itu menjadi lebih fokus. Sepertinya perangnya akan segera dimulai.
"Daddy melarangku bertemu dengannya lagi. Lalu apa yang bisa ku lakukan selain
mencarinya"
"Maafkan aku Dad. Aku berjanji untuk tidak melakukannya lagi, tapi kumohon jangan
suruh dia pergi lagi"
"Kita tidak bisa menahan seseorang yang tidak ingin tinggal bersama kita Adam. Jadi
tolong, jangan membuatnya menjadi sulit"
"YA!!!"
Langsung Seohyun yang memberikan suara untuk menjawab Kyuhyun. Dia merasa
sangat keberatan dengan statement itu.
"Jangan membuat kalimat seperti itu. Kau membuat semua seolah aku yang sangat
senang meninggalkan kalian"
"Lalu jika kau justru kehilangan Daddy karena frustasi mencarimu. Apakah itu sudah
baik menurutmu?"
Pancing Kyuhyun kembali yang kesekian kalinya membuat Seohyun merasa sedang
diolok Kyuhyun dengan membuat premis seolah sedang membandingkan mereka
berdua, mana yang lebih berharga untuk Adam.
Suara Kyuhyun amat keras. Bernada tinggi yang juga berhasil mengejutkan Seohyun.
Bentakan keras yang lantas membuat Seohyun menarik Adam untuk berlindung di
tubuhnya.
Seohyun tidak masalah jika Kyuhyun mendidik Adam dengan mengajarinya. Tapi tidak
dengan membentak-bentak Adam. Itu keterlaluan
Sayangnya, anak yang dikiranya akan dilindunginya justru menghindar. Anak itu
menatap juga Kyuhyun, namun air matanya jatuh. Sepintar apapun Adam,
kepolosannya tidak akan pernah bisa dibohongi.
"Aku senang bersamanya. Dia menyukaiku. Dia juga membuatku lupa waktu yang
biasanya ku keluhkan terlalu lama berputar. Daddy yang selalu berjanji akan membawa
Mommy pulang. Jika memang Daddy tidak ingin Noona dekat denganku. Maka carikan
Mommyku. Jika tidak bisa, jangan protes dengan pilihan ibu yang ku inginkan. Karena
yang akan menjadi anaknya aku bukan Daddy. Daddy memintaku untuk terus bahagia,
lalu kenapa saat aku sudah bahagia Daddy justru ingin aku melepaskannya"
DEG!!!!!
Bagaimana bisa anak sekecil itu bicara demikian? Bagaimana bisa anak seusia itu
menampari Kyuhyun dan juga Seohyun dengan kata-kata?
Kyuhyun bahkan terdiam, dia tidak bisa menjawab apapun. Hatinya mencelos
mendengar kalimat itu diutarakan Adam.
Seperti sebuah pisau ditancapkan di Dadanya. Hingga dia lupa cara bernapas dan
jantungnya berhenti bekerja.
Kali ini giliran Seohyun yang angkat bicara, membalas tatapan Kyuhyun yang terlihat
menyesali apa yang telah dikatakannya kepada sang anak. Dibiarkannya Seohyun
berlari untuk mengejar Adam dan diikuti Kyuhyun dengan langkah pelannya.
Kenapa semua orang seolah menyudutkannya dan bahkan mengadilinya hanya karena
lebih memilih untuk setia dari pada membuka hati.
Apakah manusia manusia sialan pikir itu menikah adalah hal yang mudah? Melupakan
dan mengikhlaskan adalah hal yang mudah? Apakah manusia manusia sialan itu tau
jatuh cinta juga tidak semudah itu?
Kyuhyun pelan mengikuti langkah Seohyun. Wanita itu sudah duduk diranjang Adam
dan kemudian setengah memeluknya. Dilihatnya lagi kedua orang itu berbincang pelan
hingga Adam menutup matanya.
Membiarkan Seohyun melapiskan selimut di tubuhnya dan kemudian anak itu tidak
lagi sadar ketika kantuk memanggil manggilnya. Dia sungguh tertidur dan membiarkan
dua orang dewasa itu menyelesaikan masalah mereka dengan benar.
***********
Usai Seohyun memastikan Adam sudah dalam keadaan tidur, Seohyun bergerak dan
berjalan kembali ke arah Kyuhyun yang sejak tadi hanya memandangnya melalui pintu.
Sesekali Seohyun mencuri pandang ke arah wajah Kyuhyun yang juga terlihat tertekan.
Maka yang bisa dilakukannya adalah membiarkan Seohyun bermain peran lagi seperti
sebelum-sebelumnya. Sekalipun sebagian dirinya membenci keadaan seperti itu.
Masih dengan kekerasan hati yang sama, Kyuhyun beranjak dari tempat dirinya duduk
tadi. Dia tak mau Seohyun menyangkanya sedang ingin memohon maaf pada Seohyun
atas apa yang tadi dikatakannya. Benar, dia memang merasa bersalah kepada Adam.
Tapi tidak kepada Seohyun, karena jelas wanita itu yang sangat ingin pergi dari hidup
mereka.
Ditinggalkannya Seohyun yang sudah semakin dekat padanya. Berjalan menuju sofa
kembali. Itu kata lain dari dia ingin mengajak Seohyun bicara serius. Namun berbeda
kepala, berbeda juga sudut pandang yang mereka gunakan.
Jika Kyuhyun ingin Seohyun dan dirinya bicara dengan serius tentang bagaimanakan
mengatasi Adam yang saat ini begitu melekat pada Seohyun tanpa harus menganggu
jarak yang sudah diciptakan Seohyun pada hubungan atau ikatan asmara yang sempat
mereka jalin. Namun Seohyun justru bertindak seolah jalan keluar terbaiknya adalah
mereka seperti yang diinginkan Adam. Semua itu jelas tergambar ketika Seohyun
memilih untuk tidak ambil pusing ketika Kyuhyun terlihat menghindarinya dengan
menjauh.
Panggilnya dengan suara lantang yang lantas menghentikan kaki Kyuhyun. Darah pria
itu seolah bicara dan mempermasalahkan bagaimana Seohyun memanggilnya.
“Ku rasa mulutmu terlalu sopan untuk kesekian kalinya memanggilku seperti itu”
Pria itu berbalik untuk menghadap Seohyun sebelum matanya membulat sempurna
ketika tak ada jeda bagi dirinya untuk berkedip atau sekedar bernapas saat berbalik.
Karena Seohyun langsung menarik tengkuknya, dan kemudian wanita itu menciumnya.
Diawali gadis itu hanya dengan mengecup hingga gadis itu mulai memperdalam
ciumannya sebagai tanda jika dirinya tidak pernah ingin perpisahan itu. Dia lebih
memilih kembali untuk menghentikan pergerakan Dokter itu dengan menekan
tengkuknya lebih keras.
Baiklah, mari kita tunggu sebenarnya apa arti dari ciuman yang saat ini sedang
diberikan Seohyun pada Kyuhyun.
"Seohyun"
Napas pria itu sedikit tersenggal, sedikit kebingungan pada tindakan Seohyun yang
mendadak seperti itu. Dilihatnya Seohyun menarik ulur napas dengan mata yang selalu
tertuju hanya padanya.
“Seingatku kita sepakat untuk tidak melakukan hal seperti ini jika ada Adam, dan kau
yang mengusulkannya”
"Tidak?"
“Tidak perlu banyak bicara, jika kau tidak mau katakan saja tidak mau”
Seohyun membuka suaranya setelah cukup lama saling memandang dengan Kyuhyun.
Bertanya pada Kyuhyun yang saat ini masih betah pada kondisi kepala penuh tanya.
Kyuhyun tidak menjawab, dia hanya terus menatap Seohyun dan kemudian menutup
matanya ketika dilihatnya Seohyun kembali mendekatinya. Wanita itu berjinjit dan
kemudian menarik kedua belah wajahnya.
Mereka berbagi rasa di sana, bergerak dengan kaki Seohyun yang menginjak kaki
Kyuhyun. Mereka melangkah seirama ke arah kamar Adam untuk menutup pintu itu.
Tangan kanan Seohyun yang bebas digunakannya untuk menarik pintu Adam,
menghindari kemungkinan anak itu akan bangun dan melihat apa yang dirinya dan
Kyuhyun lakukan.
Entahlah, Seohyun juga sering heran pada dirinya. Dirinya seolah terikat dengan
Kyuhyun. Saat tak ada pria itu Seohyun bisa membual dengan mengatakan akan
meninggalkannya. Namun jika sudah di depan Kyuhyun, Seohyun seketika lemah dan
melupakan janji yang sudah sempat diungkapnya untuk meninggalkan saja pria itu.
Berlalu beberapa menit hingga akhirnya Seohyun melepaskan tautan. Keduanya masih
pada posisi mereka yang berdiri dekat dengan sofa. Seohyun melepaskan ciuman
namun tangannya tidak turun dari wajah Kyuhyun.
Seohyun?
Apa arti kata itu Seohyun?
Raut wajah Kyuhyun berubah seketika. Ketenangan yang tadi sempat hinggap berubah
menjadi keterkejutan. Matanya membalas tatap penuh tanya dari mata Seohyun yang
sangat haus akan penjelasan.
Oh astaga....
Kyuhyun seketika membuang tatapannya ke arah lain. Tangannya mulai gemetar saat
justru Seohyun menarik wajahnya kembali.
"Ciuman ini. Pelukan ini. Sentuhan ini. Aku yakin pernah merasakannya. Dengan orang
yang sama"
Masih lembut suara Seohyun mempertanyakan sesuatu yang sejak dulu menjadi
pertanyaannya ketika pertama kali berbagi ciuman dengan Kyuhyun.
Ungkap Kyuhyun yang kemudian menutup mata ketika dirasakannya kembali Seohyun
mencium keningnya.
"Seohyun. Stop"
Kyuhyun melepaskan kembali tangan Seohyun di wajahnya. Dia tak mau Seohyun
bicara semakin banyak dan kemudian justru Kyuhyun tidak bisa menahan diri. Atau
bahkan Seohyun semakin banyak menarik kesimpulan dan mungkin akan ada yang
menyakitinya.
Kyuhyun menuntun Seohyun untuk duduk. Sebagai cara juga untuk mengalihkan
pembicaraan.
"Hanya karena kau mengalihkan pembicaraan, bukan berarti aku tidak akan
mengatakan jika perasaanku juga mengatakan dulu kau tidak mencintaiku"
Langkah Kyuhyun yang tadi menuntun Seohyun berhenti kembali. Dia tidak
menghadap pada Seohyun, hanya melepaskan tangannya dari Seohyun.
Sebenarnya ada apa dengan gadis itu. Kenapa sejak tadi dia bicara omong kosong yang
membingungkan? Dan kenapa dia bicara seolah mengalami banyak hal hingga
melupakan sesuatu?
Akhirnya kesabaran Kyuhyun habis. Pria itu berbalik ke arah Seohyun yang lantas bisa
melihat wajah Seohyun dengan ekspresi sangat penasaran dan berharap sekaligus.
"Aku tau semua ini terdengar seolah aku mengarang-ngarang. Tapi jujur, kurasa aku
pernah mencintaimu"
Dilihatnya ekspresi Kyuhyun yang tidak menunjukkan keterkejutan sama sekali. Pria
itu datar yang lantas membuat Seohyun menarik tangan Kyuhyun. Digenggamnya dan
kemudian ibu jarinya digunakannya untuk mengelus permukaan kulit tangan Kyuhyun.
"Lalu jika tidak pernah seperti yang ku rasakan. Kenapa kau menerimaku semudah itu?
Kenapa kau selalu membiarkan aku datang. Dan kenapa kau tidak pernah membahas
perihal kecelakaan itu?"
Dan ternyata selama ini Seohyun hanya diam, tapi bukan berarti dia tidak tau. Dia juga
merasa jika banyak yang janggal dan tidak beres di sana. Namun dia terlalu asik
menikmati hidup barunya dengan Kyuhyun dan Adam. Diabaikannya segala
kemungkinan terburuk..
Kyuhyun bertahan untuk diam, sejak dulu dia sudah berjanji untuk berhenti
menjelaskan dan mengorbankan diri. Maka kali ini biarlah giliran orang-orang itu yang
mencari tahu sendiri. Dan jika mereka beruntung maka Kyuhyun akan membuka tangan
dan menyambut.
Tidak kunjung ada jawaban dari Kyuhyun, Seohyun menarik napasnya kembali.
Sebenarnya apa yang terjadi padanya?
Kenapa semua menjadi teramat rumit setelah bertemu dengan keluarga ini beberapa
bulan lalu. Semakin banyak hal-hal tidak masuk akal yang dirasakan Seohyun, semakin
banyak juga kejadian tidak masuk akal yang lantas membuat semua tidak wajar.
Dengan harapan yang masih tersisa, Seohyun menatap Kyuhyun kembali. Sekalipun
tak satu dari pertanyaannyapun yang ditangapi dan dijawaban Kyuhyun.
"Baiklah, terserah jika tentangku sama sekali tidak menarik untuk kau bahas. Sekarang
yang harus kau jawab adalah ada apa antara kau dan ibunya Adam?"
"Kau mungkin bangga karena Adam terlihat begitu tergantung padamu. Tapi itu bukan
alasan untuk kau bisa seenaknya ikut campur urusan rumah tanggaku"
"Kyuhyun cukup. Ku rasa itu hanya caramu untuk menggeser supstansi pembahasan
kita"
Setelah sekian lama Kyuhyun selalu tutup mulut dalam penyebutan istri. Akhirnya kata
itupun tercetus dari mulut Kyuhyun yang kemudian membuat pikiran Seohyun yang
mengatakan kemungkinan Kyuhyun tidak memiliki istri terpatahkan sudah.
Benar, Seohyun sempat berpikir jika sebenarnya Kyuhyun tidak memiliki istri namun
memiliki anak dari seorang kekasih mungkin? Semua kecurigaan itu muncul sejak
Seohyun tidak melihat satupun foto pernikahan di tempat tinggal Kyuhyun. Tidak juga
ada foto foto wanita itu di ponsel mereka.
"Harus tau. Lalu untuk apa menjalin hubungan jika bukan untuk itu?"
Ejek Kyuhyun yang lantas memancing emosi Seohyun yang sebenarnya sejak tadi
sudah ditahannya. Kyuhyun terlalu sering mengoloknya tanpa rasa bersalah sama
sekali. Dan terlalu dibiasakan.
Nyaris Seohyun menjawab Kyuhyun dengan kejahatan yang sama. Kembali lagi,
Seohyun terlalu lemah jika sudah dihadapkan dengan Kyuhyun. Dia akan lupa seberapa
sakit dia kemarin-kemarin kemudian mengalah dan membujuk Kyuhyun kembali.
Semua itu tidak akan terjadi andai saja Kyuhyun tidak menghela napasnya dan
kemudian menutup matanya cukup lama. Tiba-tiba saja wajah Kyuhyun menunjukkan
jika dirinya memikul beban yang cukup berat dan tentu saja membuat hati Seohyun
terhenyak seketika.
"Seohyun, aku sudah terlalu lelah untuk berpikir ataupun menjawab jika kau
mencintaiku dan kemudian kau memaksaku untuk merasakan hal yang sama"
Baiklah, apakah itu kata lain dari Kyuhyun tidak mencintai Seohyun?
Atau sebenarnya kata lain dari Kyuhyun ingin mengatakan jika dirinya mulai
merasakannya namun Seohyun terlalu buru-buru dan mendesaknya. Dan arti paling
mungkin dari semuanya adalah Kyuhyun sudah cukup lelah menghadapi masalahnya
sendiri, kenapa Seohyun harus menambahnya dengan menuntut banyak, bahkan
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 193
Seohyun pergi saat dimana Kyuhyun sangat membutuhkan dukungan moral dari
dirinya?
"Kumohon, jika kau memang peduli tentangku. Atau seperti yang kau katakan, jika kau
mencintaiku. Tidak bisakah kau tinggal saja dan menungguku dengan sabar?"
Kali pertama saat dimana Seohyun yang diam, bukan karena kecewa dengan yang
Kyuhyun katakan. Itu karena dirinya terlalu masuk dalam percakapan yang diciptakan
Kyuhyun.
Tentu saja, sosok Kyuhyun sebenarnya terlalu dewasa untuk disandingkan dengan
dirinya yang terlalu kekanak kanakan. Bagaimana dia selalu memaksa Kyuhyun
dengan tergesa-gesa, sementara Kyuhyun lebih suka menghadapi semua dengan
tenang. Bersikap seolah tidak merasakan apa-apa, sementara dalam hatinya Kyuhyun
berdarah-darah.
"Aku selalu siap menunggu jika menungguku tidak sia-sia Kyuhyun. Lalu bagaimana
setelah aku menunggumu kau tetap tidak mencintaiku"
Kyuhyun kembali memberikan senyuman paksa pada Seohyun. Senyum lemah yang
kemudian membuat pria itu meraih tangan Seohyun. Menggengamnya sangat erat dan
kemudian menatap mata Seohyun dalam.
Oh Kyuhyun..
Manis sekali
Kyuhyun mengingatkan Seohyun kembali pada kalimat andalan Seohyun yang selalu
dikatakannya pada Kyuhyun dan juga Adam, yang lantas membuat Seohyun berdecak.
Tidak ada yang salah jika dirinya menunggu, melihat Kyuhyun begitu menghargai
hubungan mereka, menghargai perasaannya, Seohyun semakin sadar jika Kyuhyun
memang seseorang yang sangat pantas untuk dicintai. Dan juga seseorang yang sangat
pantas untuk ditunggu dengan sabar.
"Jangan pernah berpikir jika aku seperti ini karena tidak berusaha untuk cinta atau
semacamnya Seohyun. Tapi segala hal memerlukan waktu untuk dipastikan. Aku tak
tau bagaimana menjelaskannya Seohyun, entah ini cinta atau apapun. Satu hal yang
harus kau tau, jika ini tentang keinginanku, aku tak mau kau pergi. Aku mau kau di
sini, menemaniku membesarkan Adam. Aku mau kau memelukku dan mengatakan
semua akan baik-baik saja saat aku dalam masalah. Mencintaiku seperti kau mencintai
anakku. Sungguh aku tidak siap dengan segala kemungkinan yang bisa membuatku
kehilangan harapan itu"
"Aku pernah melewatkanmu. Aku tidak akan melakukannya dua kali Seohyun"
Entah kenapa Seohyun justru merasa jika saat ini dirinya yang terlalu salah. Mendadak
keadaan berputar hingga menjatuhkan air matanya. Dia terlalu terharu dengan Kyuhyun
yang memikirkan perasaannya sebegitunya.
Mereka berdua saling berpandangan dalam, Seohyun dengan air matanya serta
Kyuhyun dengan senyum ketulusannya. Hingga Kyuhyun melepas genggaman mereka
dan kemudian melebarkan tangan itu di depan Seohyun.
Seohyun tidak menjawab karena kalimat itu justru membuat air matanya semakin
banjir.
"Mungkin aku belum pernah mengatakannya, tapi sejak dulu hingga sekarang
pelukanmu sangat hangat"
Seohyun mengangguk pada akhirnya. Dia tidak lagi peduli dengan segala makna kata
yang terselip pada setiap kata yang diutarakan Kyuhyun. Dipeluknya Kyuhyun yang
kemudian mengelus punggung pria itu dengan lembut.
Seohyun kembali ke topik ada apa dengan Kyuhyun. Sebenarnya ada apa dengan pria
itu hingga kehilangan semangat hidup seperti sekarang.
Jawab Kyuhyun yang lantas membuat tangan Seohyun dipunggung Kyuhyun berhenti.
Gadis itu melepas pelukan dan kemudian memaksa Kyuhyun untuk melihatnya dan
begitu juga sebaliknya
Seohyun menyanggah apa yang dikatakan Kyuhyun. Dia tau Kyuhyun tidak baik-baik
saja. Kalimat singkat yang menusuk hingga ke jantung Kyuhyun. Pria itu membuang
napas hingga akhirnya menarik Seohyun untuk dipeluknya sangat dalam.
Disembunyikannya kepala di leher Seohyun hingga air matanya berjatuhan. Seohyun
orang pertama yang mengatakan jika dirinya tidak baik-baik saja setelah Kyuhyun
meyakinkan dirinya baik-baik saja. Hanya Seohyun yang tau bahwa sengungguhnya
"Aku tidak akan kemana-mana lagi. Aku berjanji, aku akan menemanimu dalam
keadaan apapun. Dan soal cinta, biarlah. Siapa yang tau soal artinya. Yang terpenting
adalah kita saling peduli satu sama lain"
Ucap Seohyun yang lagi membuat Kyuhyun membuang napasnya. Entah itu rasa
leganya atau bahkan ketika menyadari satu hal. Seperti kata Seohyun, soal cinta, siapa
yang tau arti dari kata itu.
Tidak ada defenisi tertentu yang lantas harus kita rasakan dan kemudian baru bisa
menyebut apa yang kita rasakan sebagai cinta.
Kedua orang itu melepaskan pelukan setelah cukup lama mereka diam dan bertahan
dengan posisi itu. Melewati malam tanpa percakapan yang cukup banyak namun
terlihat sudah banyak menyelesaikan kesalahpahaman di antara mereka. Mereka
akhirnya pada keputusan tetap bersama dan saling peduli dari pada saling
meninggalkan dan sama-sama merasa menjadi korban.
Puluhan menit berlalu hingga perlahan kantuk itu juga datang pada Kyuhyun. Menguap
yang lantas menciptakan ide dari Seohyun untuk menyuruh pria itu untuk tidur di
kakinya.
“Tidak perlu bersusah payah untuk terdengar romantis Seohyun. Jujur saja, kau tidak
tidur karena insomniamu”
"Jangan meremehkanku Dokter Cho. Keahlianku yang lain setelah akting adalah
merayu lelaki"
"Kenapa aku merasa itu lebih terdengar seperti hinaan dari pada pujian"
"Kau berharap aku akan memujimu karena berhasil merayu banyak lelaki?"
"Aku tidak merayu lelaki orang. Jika mereka tergoda hanya dengan melihat fotoku
tentu saja itu bukan salahku"
Selalu dijawab Kyuhyun dengan kekesalan yang sama, akhirnya membuat Seohyun
menyudahi pembicaraan itu dengan menutup mulut Kyuhyun dengan telapak
tangannya.
"Kita akan terus berdebat sampai salah satu dari kita mati, atau kau tidur dan aku akan
menemanimu?"
Seohyun langsung menyudahi perdebatan itu dengan sebuah pertanyaan yang sempat
membuat Kyuhyun tertawa. Yang paling melekat dari Seohyun salah satunya adalah,
ketika dia menjadi wanita yang paling suka mengalah pada banyak keadaan.
"Baiklah terserah. Anggap saja aku yang kalah. Lalu apa? Kau mendapatkan piala?"
"Tidak juga"
Mata Kyuhyun yang sempat tertarik untuk menutup terbuka kembali saat didengarnya
Seohyun bicara pelan dan sangat serius. Masih juga dirasakannya tangan Seohyun
menari indah dipermukaan wajahnya dan sesekali bergerak mengelus lembut
rambutnya.
Jika selama ini Kyuhyun terlalu banyak diam, apakah mungkin menjadi salah jika pria
itu kali ini memutuskan untuk jujur kepada Seohyun?
Apakah gadis sebaik Seohyun masih perlu untuk tidak tau apa yang sebenarnya terjadi?
Sudah benarkah jika Kyuhyun mengatakan yang sebenarnya kepada Seohyun dengan
kemungkinan tidak akan menyakiti siapapun?
Jawabannya adalah tidak Kyuhyun. Kau tidak bisa memaksa seseorang untuk tidak
tersakiti dengan segala hal yang kau sampaikan. Tapi sudah menjadi kewajibanmu
untuk jujur dan mengutarakan kebenaran.
Memang kebohongan selalu terasa lebih manis. Lebih mudah untuk dilakukan. Tapi
percayalah, kejujuran terpahit selalu lebih baik daripada kebohongan termanis.
Ulang Seohyun saat Kyuhyun sudah membuka mata dan kini membalas tatapan tenang
dari Seohyun. Gadis itu menunduk dan Kyuhyun mendongkak untuk seimbang dengan
Seohyun yang memangku kepalanya.
"Jika aku mengatakannya, bisakah kau berjanji untuk tetap baik-baik saja?" Tanya
Kyuhyun yang sempat membuat tangan Seohyun berhenti pada wajah pria itu.
"Selama yang kau katakan adalah tidak menyuruhku pergi dari hidup kalian.
Percayalah, aku pasti akan tetap baik-baik saja"
"Kau boleh marah. Tapi seperti yang kita sepakati tidak ada kata berpisah lagi di antara
kita"
Astaga, kenapa perasaan Seohyun menjadi tidak tenang dengan peringatan itu?
Menabrak?
Oh apakah baru saja Kyuhyun membahas tentang kecelakaan beberapa bulan yang
lalu? Yang melibatkan Adam dan juga mendiang istri Kyuhyun?
Lalu kenapa itu menjadi bagian yang menurut Kyuhyun akan membuat Seohyun
marah?
Apa yang kemudian membuat dirinya marah sementara Seohyun sadar dirinyalah yang
salah di sana
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 200
Bukannya terkejut seperti yang dipikirkan orang, Seohyun justru kebingungan. Tentu
saja bingung, bagaimana bisa Kyuhyun yang tau dirinya menabrak atau tidak. Karena
dengan sangat jelas Seohyun yang mengalami kecelakaan itu sendiri. Dan Seohyun
merasa melakukanya
Seohyun betah untuk diam dalam pelukan itu, dia menunggu Kyuhyun memberikan
penjelasan yang akan membuatnya tidak kebingungan.
"Adam atau siapapun sesakit itu sama sekali tidak ada hubungannya denganmu"
"Benar memang terjadi kecelakaan. Karena menghindarimu memang ada sebuah mobil
yang menjadi korban. Tapi orangnya baik-baik saja. Mereka tidak meninggal seperti
yang kau tahu. Dan yang terpenting adalah mereka bukan istriku dan juga Adam"
Oh astaga...
Sungguh?
Lalu kenohongan sialan selama ini untuk apa?
Lalu kenapa Seohyun saat ini tidak bereaksi? Bukankah lebih masuk akal jika dia
sangat marah dan kemudian memaki Kyuhyun yang menipunya cukup lama?
Tanya Seohyun, respon yang di luar dugaan Kyuhyun. Seohyun bersikap biasa saja dan
kemudian bertanya seolah yang dikatakan Kyuhyun bukan masalah besar yang harus
membuatnya repot-repot untuk marah.
"Apa kau kira aku gadis yang sebodoh itu hingga tidak mencari tahu apakah aku
sungguh membunuh seseorang atau tidak?"
"Tapi aku lebih memilih diam. Karena jika aku mengatakannya maka aku tidak akan
memiliki alasan lagi untuk datang dan bergaya seolah memiliki tanggung jawab untuk
membuat kau dan Adam bahagia"
Keadaan justru terbalik dari yang dipikirkan, karena justru Kyuhyun yang terkejut dan
susah mengendalikan diri pada kenyataan jika ternyata dirinyalah yang tidak tau apa-
apa. Bukan Seohyun.
"Seohyun?"
"Tidak perlu mengasihani ataupun merasa bersalah. Karena diawal memang aku
merasa marah, tapi dibanding rasa marah itu, aku lebih takut lagi untuk kehilangan
kalian berdua"
"Aku tak mengerti apa yang menjadi alasan kau menambahkan kata menjadi dalam
kalimatmu. Itu seolah mengatakan jika aku mengalami perubahan. Perubahan antara
masa lalu hingga sekarang. Tapi apapun itu, ku harap itu bukan kata lain dari
sebenarnya kita memang pernah punya masa lalu"
"Aku bukan orang yang terlalu bodoh Cho Kyuhyun. Aku jugalah yang mengetahui
bagaimana kondisiku. Sejak bertemu denganmu 6 bulan yang lalu, aku sering
mengalami hal-hal aneh yang cenderung membuat kepalaku sakit jika memikirkannya.
Tapi aku enggan untuk memeriksanya, aku taku pada sebuah kemungkinan dan
kebenaran yang bisa membuatku meninggalkan Adam. Karena dia tidak salah apapun.
Jadi aku bertahan pada ketidaktauan, karena dengan itu aku akan tetap di sini"
"Kau sakit?"
Oh astaga. Bukankah orang berpikir jika selama ini Seohyunlah yang tidak tau apa-
apa?
Ternyata fakta mengatakan jika sebenarnya Kyuhyunlah yang tidak tau apa-apa.
Amnesia? Jadi benar Seohyun mengalami itu? Bukankah itu menjadi kemungkinan
pada apa yang dipikirkan semua orang tentang Seohyun adalah ibunya Adam?
Baiklah, mari kita luruskan jika ternyata yang sangat terkejut adalah Kyuhyun. Tentang
bagaimana Seohyun tau segala hal dan selama ini bertahan untuk berpura-pura tidak
tau. Yang hebat dari itu adalah Seohyun memilih untuk bersikap seolah tidak tau hanya
untuk tetap di sana dan mencoba tidak mencari tahu lebih banyak lagi untuk melindungi
hatinya dari kemungkinan terburuk.
"Seohyun"
"Tapi sepertinya kau lebih suka untuk aku selamanya tidak tau. Kulihat dari responmu
saat aku mengatakan pernah terjadi sesuatu diantara kita"
"Seohyun, aku hanya tidak ingin membuatmu mengingat sesuatu yang menyakitkan.
Hiduplah seperti ini Seohyun, dengan tidak tau. Kau lebih bahagia saat tidak tau seperti
ini"
"Bisa itu ku artikan sebagai jawaban jika benar pernah terjadi sesuatu diantara kita?"
"Aku yang menentukan mana yang menyakitkan bagiku mana yang tidak"
"Jika itu tidak menyakitkan. Maka dulu kau tidak akan menangis sebanyak itu"
Seohyun diam beberapa saat. Membuang napasnya dan kemudian menatap Kyuhyun
kembali.
"Jadi benar dulu kau yang menyakitiku bukan aku yang meyakitimu?"
Baiklah, itu kata lain dari Kyuhyunlah yang pernah menyakiti Seohyun. Lalu kenapa
rekasi Kyuhyun sedingin itu saat pertama kali melihat Seohyun lagi?
"Lalu Adam?"
"Adam?"
"Kita selalu membahas istrimu dan ini itu. Tapi aku tak pernah melihat kalian
membahasnya"
"Lalu?"
"Apakah salah jika aku berpikir bahwa sesungguhnya kau tidak pernah memiliki istri
dan......."
"Dan..?"
"Dan kau tau, bagaimana Adam denganku. Maksudku, ada semacam ikatan diantara
kami yang tidak bisa ku jelaskan. Apakah....."
"Demi Tuhan, Seohyun. Jika kau berpikir Adam adalah anakmu. Kusarankan kau untuk
berhenti menonton drama pagi itu"
Hanya karena kedekatan mereka bisa secepat itu tidak lantas bisa menjadi alasan
mengapa Seohyun berpikir sejauh itu. Bukan apa-apa, Kyuhyun hanya tidak ingin
Seohyun berpikir terlalu jauh tentang sesuatu yang mungkin pernah terjadi di antara
mereka.
"Tidak?"
"Tidak Seohyun. Dia bukan anakmu. Kita tidak pada hubungan yang bisa memiliki
anak. Itu saja"
Jelas dia kecewa, tapi lebih dari itu. Seohyun teringat akan satu hal.
"Adam. Ada apa dengan anak itu jika memang tidak pernah terjadi kecelakaan"
"Seohyun"
"Cukup Kyuhyun. Kurasa menjadi anakku atau tidak bukan itu yang menjadi masalah.
Tidak perlu mengasihani aku. Hanya karena bukan wanita yang melahirkan dia, bukan
berarti aku tidak bisa mencintainya seperti ibu yang melahirkan dia bukan?"
"Hal seperti ini yang selalu membuatku sulit untuk membuka hati untukmu Seohyun"
Maksudnya?
"Ini bukan tentang kita. Ini tentang Adam yang tidak akan aku biarkan mengalami hal
buruk. Sekarang katakan apa yang terjadi padanya?"
Kyuhyun kembali diam. Inilah masalah terberatnya. Inilah alasan mengapa dia sangat
berlebihan jika sudah membahas kesehatan sang anak. Jika bisa bertukar, Kyuhyun
ingin menjadi orang yang merasakan rasa sakit anak kesayangannya.
"Dia baik-baik sajakan? Tidak terjadi hal serius bukan? Ayolah Kyuhyun, katakan
sesuatu"
Paksa Seohyun yang lantas memaksa Kyuhyun untuk membalas tatapannya kembali
sekalipun dengan raut terluka dan berbeban berat.
Tangan Seohyun turun dari bahu Kyuhyun yang tadi diguncangnya. Dia tidak peduli
sekalipun Adam bukan anak yang sangat diinginkannya. Tapi jika masih ada dalam
pilihan, Seohyun lebih suka untuk tidak menjadi ibu Adam jika dengan itu membuat
Adam dalam keadaan baik-baik saja. Tanpa penyakit apapun.
"Itu yang membuatnya selalu di rumah sakit? Dia selalu pucat dan mudah lelah bukan
hanya karena penyakit anak biasa?"
Kyuhyun mengangguk yang seketika membuat Seohyun menutup mulut dengan kedua
tangannya. Tidak..
Dia tidak siap jika Adam sungguh mengidap penyakit menakutkan yang harus
membuat anak itu selalu kesakitan.
Jawab Kyuhyun dengan wajah lesunya kembali. Terlihat sudah betapa terkurasnya
tenaga Kyuhyun untuk selalu memastikan anaknya itu selalu baik-baik saja.
"Itu tepatnya yang selalu dikatakan oleh orang-orang yang sudah pasrah"
Seohyun menghapus air matanya yang tidak bisa dikendalikannya. Dia tidak terima
dengan kalimat Kyuhyun yang seolah bersemanagat namun berarti jika pria itu sangat
pasrah.
"Tidak. Dia mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak bertemu denganmu. Dia
banyak bicara, dia banyak tersenyum dan bahkan tertawa. Kondisi psikologisnya sangat
terbantu sejak kehadiranmu yang bisa kusimpulkan memberikan aura positif pada
Adam"
"Lihat dia Seohyun. Dia sekarang Adam yang jauh lebih kuat dari kita. Sejak bertemu
denganmu dia punya semangat untuk sembuh, dia memberikan keyakinan pada dirinya
jika dia harus sehat jika dia ingin terus bertemu denganmu"
"Kau obatnya Seohyun. Jadi ku mohon tetap la seperti itu. Jangan pernah tinggalkan
anakku"
Angguk Seohyun yang lantas memaksa tangan Kyuhyun untuk menghapus air mata
Seohyun. Gadis itu terlihat terluka dan bahagia sekaligus. Namun tidak ada yang bisa
dilakukannya selain menangis dan merasa jika dirinya ternyata cukup berharga untuk
Adam.
************
Pagi meramu sajak. Menyesap embun ke dalam puisi. Rintik shubuh menderu dingin.
Cantik, tapi segelap rasa-kehilangan
Mata mereka terkatup sayu. Mengeja tawa di barisan aksara. Masih ada nama orang
lain tersimpan di buku-buku salah satu mereka.
Terik, di halaman ini tersimpan duka. Serumpun awan memerah saga. Lembayung
jingga mengurai asa. Menutup cerita, menutup derita.
Terpaku, usai sadar, inilah pagi yang berubah makna menjadi senja. Gelap, dunia
terlelap. Terlelap akan kebahagiaan yang seharusnya diciptakan sejak pagi agar nanti
diakhiri dengan kebahagiaan yang sama sore nanti
Seohyun, wanita itu bangun lebih dulu dari Kyuhyun. Dia mengelus lembut wajah
Kyuhyun dengan ibu jarinya. Membangunkan Kyuhyun untuk bekerja seperti biasa,
namun terlihat Kyuhyun sangat sengaja untuk bermalas-malasan ketika puluhan menit
yang lalu dia terbangun sudah dilihatnya Seohyun sibuk di apartemet itu kemudian
mengurus anak semata wayangnya yang masih di dalam kamar dan kini sibuk dengan
game kesukaannya.
Biasanya dia yang melakukan itu semua sendiri, maka kali ini Kyuhyun sangat merasa
terbantu dengan kehadirian Seohyun yang beberapa saat sempat memakan hati
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 209
Kyuhyun. Yaitu tentang betapa bahagianya jika dulu dia dibantu sosok bernama istri
untuk mengurus rumah dan anak seperti yang saat ini dilakukan Seohyun
Kali ini juga dia merasakan nikmatnya ketika seorang wanita cantik
membangunkannya dengan cara manis seperti itu. Mengelus wajahnya dan kemudian
memanggilnya sayang seperti itu.
Jika ditanya tentang usia, Kyuhyun dan Seohyun terpaut usia yang cukup jauh. Seohyun
masih pada usia 26 tahun sementara Kyuhyun sudah pada usia yang beberapa bulan
lagi 34 tahun.
Tapi sepertinya itu tidak mengubah keadaan mereka menjadi tidak seromantis pasangan
lain.
"Sayang ayolah. Kau tak malu pada Adam. Dia sudah mandi sejak 15 menit yang lalu"
Bukannya bangun seperti yang diperintahkan Seohyun, Kyuhyun justru menarik tangan
Seohyun untuk bisa berbaring kembali seperti yang dilakukannya.
"Kenapa kita tidak tidur lagi sambil berpelukan. Itu sepertinya lebih mudah dilakukan
dari pada membuka mata dan bangun"
Ucap Kyuhyun malas, menahan tangan Seohyun kuat yang kini sudah berada di
pelukannya
"Demi Tuhan Cho Kyuhyun. Hentikan kegilaanmu. Bagaimana jika Adam keluar dan
melihat kita?"
"Aku lebih suka melihatnya menendangmu dari pada aku harus bangun dan bekerja
seperti yang kau mau"
Tolak Kyuhyun dengan keras kepalanya yang lantas membuat Seohyun mulai kesal.
Beraninya pria itu bermain-main padanya.
"Baiklah. Itu tidak sulit untuk dilakukan. Tidak perlu repot-repot membuang energimu,
aku yang akan melakukannya sendiri"
Kyuhyun langsung membuka mata setelah mendengar apa yang dikatakan Seohyun.
Dia tau jika itu nada tantangan.
"Biar aku saja yang memanggilnya. Aku akan sangat senang jika dia melihat kita seperti
ini. Maka tidak aku saja yang akan ditendangnya, tapi Daddy kebanggannya yang
ternyata mesum ini juga"
"Kau gila? Kau mau anakku melihat adegan tidak benar ini"
Kesal Kyuhyun dan segera bangun dari tidurnya, kalah seketika dari Seohyun ketika
tadi sok mengancam Seohyun. Yang akhirnya membuat Seohyun tertawa dan
kemudian mengecup kedua belah wajah Kyuhyun.
Seohyun tersenyum yang kemudian meraih kunci mobil Kyuhyun yang berada di atas
meja.
"Kau akan meninggalkan aku dan Adam sementara kau tau kami belum berbaikan?"
"Itulah alasan utama kenapa aku pergi. Karena kalian harus berbaikan. Aku tidak mau
tau bagaimana caranya, yang pasti saat aku kembali kalian sudah harus berbaikan"
Seohyun mengabaikan tatapan memohon dari Kyuhyun yang kemudian wanita itu
berjalan untuk keluar apartemen namun berhenti kembali.
"Dan ku mohon Kyuhyun. Jangan kekanak kanakan. Karena saat ini kaulah yang
bersalah"
Kesal Kyuhyun pada akhirnya karena melihat tidak ada bala bantuan sama sekali dari
Seohyun. Wanita itu bahkan terlihat sedang menjebaknya untuk meminta maaf lebih
dulu kepada Adam.
Lama-lama Kyuhyun merasa jika kedua orang itu berada pada kubu yang sama dan
bertujuan untuk menyingkirkannya.
"Hais"
Decaknya lagi ketika sudah dilihatnya pintu kamar Adam yang telah terbuka yang
senang tidak senang harus dimasukinya dan kemudian meminta maaf.
*******
Akankah ada lagi esok hari. Setelah jerejak napasnya digadai Kyuhyun. Dijual
Kyuhyun pada malam. Dibeli para pemilik surga, sudahkah keputusannya benar?
Benar, segala dugaan yang mengatakan Kyuhyun tidak pernah memiliki istri salah
besar. Tidak!!
Pria itu sungguh seorang yang telah beristri, dan jelas itu bukanlah Seohyun. Segala
tuduhan sialan, fitnah tidak benar tentang dirinya sama sekali tidak benar.
Kyuhyun memang suami dari seseorang yang menjadi ibu dari Adam. Dia tidak pernah
mengarang kepada siapapun tentang urusan yang dikatakannya untuk kembali ke Korea
demi membawa wanita yang menjadi ibu dari Adam.
Tapi seperti yang dikatakan Adam sebelumnya kepada Seohyun, bahwasanya ibu yang
selalu dituntutnya kepada Kyuhyun sudah tidak bisa mereka bawa pulang. Bukan
karena mau atau tidak maunya. Tapi ini tentang keadaan dimana wanita itu sudah tidak
dalam kondisi yang bisa mereka ajak bicara sesuka hati mereka.
Itulah alasan mengapa hingga saat ini Adam tidak pernah diizinkan Kyuhyun untuk
bertemu langsung dengan sang ibu atau bahkan mengenalkannya kepada Adam. Dan
apa yang diketahui Adam saat ini adalah, bahwasanya sang ibu belum berhasil
ditemukan Kyuhyun.
Alasan lain kenapa Kyuhyun sedpressi sekarang adalah wanita yang dikejarnya hingga
Korea, wanita yang membuatnya menekan ego setelah sekian lama tidak berhubungan
karena sakit hati itu berbaring lemah di rumah sakit dimana dirinya akhirnya bekerja.
Benar, wanita yang masih berstatus sebagai istrinya itu sudah pada tahap menunggu.
Kapan dirinya akan dipanggil. Sudah tak ada lagi harapan baginya untuk bertahan
hidup dan bisa bertemu dengan anaknya.
Keduanya terlibat dalam pertengkaran hebat hingga pada tahap gugatan cerai yang
dilayangkan Yuri. Benar, nama wanita itu adalah Yuri.
Wanita itu menggugat cerai Kyuhyun setelah pertengkaran hebat yang terjadi antara
mereka. Hanya saja hingga saat ini Kyuhyun tidak pernah setuju dengan perceraian itu.
Dia mencintai Yuri begitu dalam, hanya saja saat itu cintanya saja tidak cukup untuk
Yuri. Bahkan ketika Kyuhyun memutuskan membawa anak mereka yang masih bayi.
Meninggalkan Yuri yang tidak pernah setuju setiap kali Kyuhyun mengajaknya
bermediasi atau bahkan mereka pergi ke Eropa dan meninggalkan Korea yang penuh
dengan kelam itu
Sekeras apapun Kyuhyun mencoba untuk membujuk Yuri, wanita itu betah pada
pendirian untuk berpisah bahkan ketika Kyuhyun mengancam akan membawa anak
mereka pergi.
Sejak saat itu Kyuhyun dan juga Yuri kehilangan kontak hingga Kyuhyun menemukan
kebenaran jika anak mereka mengalami hal tidak terduga. Anak mereka mengidap
penyakit kanker darah yang lantas membuat Kyuhyun berhenti egois dan membesarkan
ego. Dia tak bisa bertahan pada kemarahan ketika Adam meminta padanya untuk
bertemu sang ibu.
Rasa bersalah pada dirinya tentu saja sangat dalam. Selama di Boston dia selalu merasa
menjadi korban, selalu merasa paling benar karena membesarkan Adam seorang diri.
Namun pada kenyataannya, sang istri sudah tidak berdaya dengan berbaring demikian.
Yang menjadi dilema paling berat untuk Kyuhyun saat ini adalah, ketika rumah sakit
serta kesehatan Adam mendesaknya. Mendesaknya dalam artian melepaskan saja sang
istri dengan begitu akan menyelamatkan banyak nyawa termasuk Adam.
Bukan tidak ingin Adam sembuh sesegera mungkin. Tapi apakah yang dilakukannya
sudah manusiawi jika memanen organ tubuh sang istri setelah ditinggalkannya
bertahun-tahun?
Lalu, jika suatu saat Adam bertanya kembali. Dimana ibu yang sejak dulu dimintanya
dicari Kyuhyun. Apa yang akan dikatakan Kyuhyun sebagai jawaban yang tidak
menyakiti?
Sekalipun menjadi tercipta cukup banyak perbedaan sejak Seohyun masuk ke dalam
hidupnya dengan Adam.
Lalu apa hubungan masa lalu Kyuhyun dengan Seohyun dengan Adam? Kenapa
Seohyun sering bersikap drama dengan mengharapkan ada masa lalunya dengan
Kyuhyun?
Dan mengapa juga Kyuhyun tidak terlihat punya niat untuk mengatakan masa lalu apa
yang pernah terjadi antara dirinya dengan Seohyun?
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 215
Tapi bukan itu inti dan yang terpenting saat ini. Yang terpenting dari semua itu adalah
setelah Kyuhyun memutuskan untuk setuju melepaskan Yuri dan akan menandatangani
surat apapun yang menyatakan kesetujuannya Yuri sebagai pendonor.
Dia merelakan Yuri. Dia memilih untuk menyelamatkan hidup banyak orang termasuk
anaknya.
Tidak. Dia tidak bahagia melakukan itu. Bagaimanapun bukan hal mudah bagi
Kyuhyun ikhlas melihat Yuri tidak pernah bahagia. Selalu menjadi korban yang
kemudian membuat orang lain bahagia.
Benar, wanita itu selalu melakukan itu. Itulah yang menjadi pondasi pertengkaran
mereka dulu
Maka itulah yang akan diselesaikan Kyuhyun lebih dahulu, sebelum Seohyun pulang
dan justru melihat apa yang akan dilakukannya. Didukung dengan kepergian Seohyun,
Kyuhyun segera membersihkan diri usai dirinya dengan Adam berbaikan.
Dia segera meraih kunci mobilnya yang lain untuk digunakannya ke rumah sakit. Dia
harus menyelesaikan urusan Yuri sebelum Seohyun pulang dan bertanya apa yang
sudah dilakukannya.
Sesampainya Kyuhyun di rumah sakit, Kyuhyun segera mengurus segala sesuatunya
dan kemudian menyarankan kapan kira-kira Adam akan dibawanya kembali ke rumah
sakit sebelum melakukan operasi.
Tapi semua ternyata tidak semudah mengatakannya. Nyatanya sangat pahit bagi
Kyuhyun untuk melepaskan dan mengikhlaskan Yuri sekalipun sudah lima tahun
mereka berpisah tempat. Kenangan kenangan indah itu masih membuat Kyuhyun
menjatuhkan air mata di momen dirinya harus tanda tangan dan kemudian melihat
wajah Yuri dan pengorbanan wanita itu untuk terakhir kalinya.
“Apapun yang sudah terjadi antara kita. Kau aku dan juga Seohyun. Semoga pilihanmu
bisa membuat kita bertiga bahagia. Doakan Adam, aku dan juga Seohyun. Seperti
Rasa yang lebih dari sekedar suka namun tidak pada waktu dan tempat yang tepat.
Menjadi Seohyun menurut orang-orang yang tidak tahu apa-apa adalah segalanya.
Menjadi Seohyun adalah sesuatu yang sangat diinginkan oleh semua orang. Mereka
melihat Seohyun hanya dari penampilan luarnya, yang cantik, hidup dengan harta
warisan dan juga pendapatan fantastisnya sebagai salah satu artis dengan bayaran
paling mahal di Korea. Yang mereka lihat dari Seohyun adalah senyum dan tawa
bahagia yang selalu Seohyun sumbangkan untuk semua fans dan juga orang-orang.
Mereka menyebut itu sebagai kebahagiaan yang sesungguhnya.
Mereka tidak tahu jika di dalam hati Seohyun, dia selalu berdarah-darah. Senyum gadis
itu hanya sandiwara untuk menutupi betapa menyedihkannya dirinya.
Seohyun harus berpura-pura bahagia ketika melihat orang yang sudah cukup lama
dicintainya menikah dengan seseorang yang juga dikasihi Seohyun.
Seohyun adalah anak terakhir dari dua bersaudara. Kaka beradik itu tinggal dalam
hunian rumah mewah yang diwarisi kedua orangtua mereka. Kehidupan yang sudah
sangat menjamin hingga keturuan mereka sekalipun kedua orangtua mereka kini sudah
berpulang.
Dua orang ini memiliki kepribadian yang sangat berbeda. Jika Yuri cenderung dewasa
dan fokus untuk memikirkan bagaimana caranya untuk tetap menjalankan perusahaan
Dia merasa pantas untuk bertindak sesuka dirinya jika sudah di rumah. Manja tidak
jelas yang kadang juga membuat Yuri sangat kewalahan. Dan itulah yang sangat sering
menjadi perbincangan Yuri dengan agensi Seohyun. Dimana Yuri kadang lebih
menginginkan adiknya itu menjadi orang biasa, adik yang bisa selalu dilihatnya di
rumah ketika dirinya lelah pulang bekerja.
Dia ingin adiknya itu seperti adik yang lain, yang bisa dipeluknya kapanpun dirinya
mau. Tapi masalahnya, sekalipun mereka keluarga, Yuri dan juga Seohyun termasuk
jarang bertemu karena kesibukan mereka masing-masing.
Sering terjadi pertengkaran antara keduanya terutama saat Seohyun diminta Yuri untuk
berhenti saja dari dunia hiburan untuk sementara. Yuri ingin adiknya itu fokus pada
pendidikan dan kemudian bisa kembali ke dunia itu lagi jika Seohyun memang sudah
melakukan studinya.
Konflik mereka sempat berlarut panjang hingga Yuri cukup lama mendiami Seohyun.
Berhenti bertanya bagaimana kabar Seohyun, apakah adiknya itu sudah makan atau
tidak. Atau bagaimana dengan kesehatannya.
Tidak pernah diperlakukan seperti itu, batin Seohyun sebagai adik yang biasa dimanja
seperti itu menjerit. Dia tidak suka jika Kakaknya itu berubah. Dia tidak siap menjadi
Seohyun yang tidak diperhatikan lagi
Dan untuk pertama kalinya Seohyun mengalah. Dia menerima keinginan sang Kakak
untuk melanjutkan pendidikan. Seohyun kembali kuliah hanya saja dia harus
menyelesaikan salah satu drama yang sudah sempat diamblinya.
Gadis itu beberapa kali pingsan di lokasi syuting. Badannya kelelahan, psikologinya
juga terguncang. Untuk beberapa kalinya Seohyun masih bisa bersembunyi dari Yuri
tentang apa yang terjadi. Namun kebohongannya usai saat Seohyun pingsan di depan
Yuri.
Tak ada lagi yang bisa dilakukan Seohyun untuk berbohong, saat Yuri menamparnya
bahkan ketika dirinya telah berbaring di rumah sakit dan baru membuka mata usai
pingsan panjangnya.
Jika Seohyun merasa seharusnya dirinya diapresiasi karena rela kelelahan demi kuliah
dan bekerja. Yuri justru merasa jika Seohyun tidak akan pernah mendengar apa yang
dirinya katakan dengan meminta Seohyun untuk berhenti sementara dari dunia hiburan
selama dirinya kuliah. Dan hal yang terjadi pada Seohyun sekarang ini adalah yang
sangat ingin Yuri hindari. Saat adiknya itu harus tumbang dan Yuri tidak bisa melihat
adiknya itu sakit.
Tidak bisa mengendalikan kemarahan akan keegoisan Seohyun itu, Yuri melepas satu
tamparan yang berujung pada sakit keduanya. Seohyun sakit hati ditampar seperti itu,
sementara Yuri juga harus sakit hati ketika Seohyun diam padanya untuk waktu yang
lama.
Begitupula Seohyun dan juga Yuri. Saat bincang dan kata begitu sulit untuk mereka
sulap satu sama lain. Saat keduanya masih betah pada harga diri untuk tidak saling
menyapa, Yuri tetap memperhatikan bagaimana perkembangan kesehatan sang adik
dengan diam-diam.
Hinga wanita itu melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukannya. Yaitu mengikuti
sertakan kekasihnya dalam drama keluarganya dengan Seohyun.
Dia tidak ingat jika adiknya itu lemah kepada pria tampan dan kaya. Lemah kepada
pria cerdas dan bertubuh wangi.
Yuri sendiri juga belum mau menekan ego untuk menjaga Seohyun sendiri, selain itu
Yuri juga tidak cukup yakin dengan orang lain untuk menjaga sang adik selain
kekasihnya.
Entah itu baik atau sial ketika sang kekasih mengatakan kesanggupannya untuk lebih
memperhatikan Seohyun dari pasiennya yang lain.
Klise memang, tapi kenyataannya cinta memang terkadang sekejam itu. Saat Seohyun
harus jatuh cinta pada kekasih Kakaknya sendiri. Sulit untuk tidak dirasakan Seohyun.
Cho Kyuhyun.
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 226
Dokter ahli bedah syaraf yang saat itu berstatus sebagai kekasih kakaknya. Yuri.
Mungkin untuk pria itu memperlakukan orang lain dengan cara yang baik adalah
sesuatu yang harus dilakukan kepada semua orang. Namun tidak kesemua orang itu
berhasil, termasuk Seohyun.
Praktek kepedulian, kebaikan dan juga waktu justru berujung pada sebuan rasa yang
nyaman dan pada titik tertentu berubah menjadi cinta.
Saat Kyuhyun masuk dalam drama itu, drama keluarga Seohyun berubah menjadi
drama romantis. Mungkin semua itu tidak akan terjadi andai saja diawal Yuri dan
Kyuhyun jujur tentang apa yang terjalin di antara mereka pada Seohyun.
Kyuhyun ingin mengatakan, hanya saja Yuri menyuarakan penolakan. Dia belum siap
Seohyun tau jika dirinya telah menjalin hubungan dan memiliki keseriusan ke tahap
pernikahan.
Kyuhyun mengalah dan ikut serta tidak mengatakan kepada Seohyun jika dirinya
adalah kekasih Yuri. Setiap kali Kyuhyun mengajak Yuri untuk jujur, wanita itu selalu
menjawab belum siap.
Wanita itu tidak pernah siap hingga akhirnya sang adik jatuh cinta pada Kyuhyun. Yuri
tidak tau alasan Kyuhyun selalu mendesaknya mengatakan yang sebenarnya karena dia
mulai bisa melihat tatapan Seohyun yang dalam dan berbeda dari biasanya selama
Kyuhyun menjaganya.
Semua semakin kacau dan terlambat pada satu momen kita Kyuhyun sudah melihat
perkembangan kesehatan Seohyun, dan gadis itu sudah seharusnya pulang. Kyuhyun
mengurus segala sesuatunya sembari Seohyun dibantu manejernya mengemasi barang-
barangnya di ruangan yang biasanya ditinggali Seohyun.
Dan saat pintu kamar itu di dorong, Seohyun justru semakin gemetar dan bahkan
kesulitan untuk bicara. Terutama saat dilihatnya Kyuhyun tersenyum dan menyapanya
Dokter itu mendekati Seohyun dan kemudian mengangkat tangan untuk sedikit
mengacak rambut Seohyun, pria itu merasa senang akhirnya Seohyun bisa pulang.
Dokter itu tidak tau jika yang dilakukannya dengan mengacak rambut Seohyun sebagai
cara menunjukkan posisinya yang sebentar lagi juga akan menjadi keluarga Seohyun,
seorang Oppa yang akan peduli dan sayang kepada Seohyun justru dibawa hati
Seohyun. Justru meyakinkan Seohyun jika sudah saatnya untuk jujur
"Dokter"
Kyuhyun tersenyum saat Seohyun memanggilnya, pria itu masih polos dan berpikir itu
hanya akan berupa keluhan singkat.
Penuh keberanian Seohyun menyuarakan itu, hanya saja masih ditanggapi Kyuhyun
dengan canda ketika pria itu terkekeh dan kembali mengacaki rambut Seohyun.
"Tentu saja tidak. Siapa yang akan menolak berkencan dengan dewi Korea" Seohyun
masih melihat jika Kyuhyun menanggapi canda kejujurannya.
Canda Kyuhyun, pria itu menarik tangan Seohyun untuk segera keluar dari dalam
ruangan itu. Seperti janjinya kepada Yuri, dia akan mengantar Seohyun pulang dan
memastikan Seohyun sampai dalam keadaan baik-baik saja.
Seohyun berhenti melangkah. Suaranya juga berhasil membuat kaki Kyuhyun yang tadi
melaju. Mereka berdiri tepat di belakang pintu yang masih tertutup.
"Seohyun"
Kyuhyun berbalik, sempat ingin memastikan apakah dirinya sedang salah dengar atau
tidak. Sekalipun sebelum-sebelumnya sudah bisa dirasakannya jika Seohyun memang
menatapnya berbeda. Gadis itu mulai menaruh hati padanya.
"Tolong Dok, jangan melukai harga diriku. Seperti yang kau katakan, aku itu Seo Joo
Hyun. Dewi Korea. Apakah tidak terlalu memalukan saat justru aku yang mengajakmu
berkencan?"
Kyuhyun mulai mengangkat kepala ketika Seohyun mengatakan itu, Kyuhyun mulai
sadar jika itu serius. Mulai tercengang ketika mendapati seseorang yang seharusnya
menjadi adik iparnya mengajaknya berkencan.
Ucap Seohyun yang kemudian membuat Kyuhyun menghela napas, ini yang sangat
ingin dihindarinya sejak dulu. Namun Yuri tidak mendengar apa yang dikatakannya.
Jika sudah terjadi seperti ini, apa yang seharusnya Kyuhyun lakukan untuk tidak
menyakiti siapapun?
Kyuhyun mundur selangkah dengan pelan, mata pria itu berputar-putar untuk mencari
cara agar Seohyun sadar. Tidak seharusnya gadis itu seperti ini sekarang.
Kyuhyun juga tidak kuasa untuk mendorong atau sekedar menjauhkan Seohyun ketika
tangan gadis itu terangkat dan menyentuh kedua belah wajahnya yang kemudian
dengan perlahan gadis itu berjinjit.
Mengangkat kepalanya lebih tinggi hingga wajah mereka sedekat itu. Bibir gadis itu
nyaris mengenai bibir Kyuhyun. Napas gadis itu bisa dirasakan Kyuhyun dipermukaan
kulitnya.
Astaga, ini tidak benar. Ini sudah salah sejak awal. Bagaimana bisa Seohyun yang
seharusnya menjadi adiknya jatuh cinta padanya. Bagaimana nanti mereka saling
menghadapi jika suatu saat dirinya menikah dengan Yuri? Tidakkah itu akan terasa
amat canggung?
Tentu saja mulai terasa sesak bagi Seohyun. Tapi dia juga butuh kesempatan atau
bahkan penjelasan. Seohyun juga sedikit sadar diri jika dia juga harus lebih berusaha
jika ingin mendapatkan Dokter itu. Tidak ada yang bisa dapat dengan cara semudah itu
hanya karena dia seorang artis.
"Seohyun"
Sepertinya Seohyun sudah bisa menduga apa yang kemungkinan akan dikatakan
Kyuhyun padanya dan tentu saja sempat membuat Kyuhyun terdiam. Namun jika tidak
ingin semua itu semakin jauh. Kasihan Seohyun dan juga Yuri, maka kali ini Kyuhyun
harus tega.
Seohyunpun terdiam mendengar Kyuhyun bicara dan melihat pria itu menatapnya
dengan rasa bersalah.
Seohyun masih diam mendengarkan dan melihat saja bagaimana Kyuhyun begitu berat
untuk menolak serta menjelaska padanya
"Jika kita bertemu lebih cepat, mungkin itu bisa terjadi. Tapi tidak Seohyun. Kau dan
aku dipertemukan saat aku telah memantapkan hatiku kepada orang lain"
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 231
"Kau mencintai orang lain?"
Pertanyaan horor yang kembali membuat Kyuhyun terdiam. Ditatapnya Seohyun yang
kini juga menatap dirinya dalam. Dilihatnya juga Seohyun yang kuat, gadis itu tidak
mendramatisir keadaan dengan menangis setelah ditolaknya.
Kali ini justru Seohyun yang menanggapi kata-katanya kembali. Sedih dengan cara
seperti itu, tapi Seohyun lega telah mengungkapkan perasaannya sekalipun tidak
berbuah manis untuknya.
"Aku tidak apa-apa Dok. Jika dia membuatmu bahagia. Terkadang cinta tidak melulu
tentang perjalanan"
Seohyun tersenyum kepada Kyuhyun yang entah mengapa justru membuat Kyuhyun
semakin merasa sulit.
Tanya Seohyun dengan tatapan pura-pura kuatnya, sekalipun Kyuhyun tau jika di
dalam hati Seohyun telah berdarah-darah.
Mohon Kyuhyun saat telah ditariknya Seohyun kemudian dipeluknya sangat erat.
Pelukan hangat yang pantas saja membuat hati Seohyun semakin terluka. Dia baru jatuh
cinta, tapi sepertinya cinta pertamanya tidak seindah cinta pertama yang sering orang
katakan.
Seohyun akhirnya meninggalkan Kyuhyun lebih dulu. Menarik pintu dan membiarkan
saja Kyuhyun terdiam sekalipun sangat terlihat jika pria itu masih sangat ingin
mengatakan sesuatu.
"Seohyun"
Seohyun tidak menjawab atau mengatakan apapun. Dia bahkan tidak berbalik untuk
menunjukkan jika saat ini dia telah menangis.
Jika sudah jatuh cinta ssperti ini, bagaimana lagi mereka bertiga bisa bertemu dan
berubah menjadi keluarga yang bahagia?
Jarang bertemu sudah bukan hal aneh untuk dirinya dan juga Yuri, ditambah dengan
Seohyun yang kini sudah tidak sesibuk dulu. Dia hanya kuliah dan mungkin
benghabiskan waktu denga teman-temannya. Sisanya digunakan Seohyun hanya di
rumah. Dan berusaha sekuat mungkin untuk tidak memikirkan kekasih orang, yaitu
Kyuhyun.
Berbeda dengan dirinya, sang Kakak justru semakin disibukkan dengan pekerjaan
hingga perjalanan bisnis keluar kota atau bahkan luar negri. Wanita itu kadang
menghabiskan waktu sebulan lebih di luar sana yang lantas menciptakan banyak
ketidaknyaman dari Kyuhyun. Dia bukan tipe lelaki yang bisa kuat untuk terus
berhubungan jarak jauh.
Kyuhyun juga tidak bisa percaya kepada para lelaki di luar sana untuk tidak menganggu
kekasihnya. Hubungan mereka yang cukup lama tergantung seperti itu, Kyuhyun
akhirnya memperjelas ke arah mana hubungannya dengan Yuri. Kyuhyun mengajak
Yuri menikah.
Lamaran yang sudah sering diutarakan Kyuhyun, namun selalu banyak yang menjadi
alasan Yuri untuk menunda. Wanita itu takut saat dirinya menikah, maka Kyuhyun
akan membatasi jiwa petualang bisnisnya. Dia takut Kyuhyun akan memberikan kotak,
dimana dan kapan saja dia bisa pergi.
Sementara jiwa Yuri bukanlah orang rumahan, dia wanita karir yang tidak bisa duduk
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 234
diam dan menunggu seseorang mengerjakannya untuknya. Bukannya menjadi lamaran
yang romantis seperti yang sering terjadi, keduanya justru bertengkar ketika Yuri
meminta waktu lagi yang lantas akhirnya memecahkan amarah Kyuhyun yang selama
ini cukup kuat ditahannya.
Dia tidak lagi sanggup untuk selalu terlihat pengertian dengan semua dunia dan juga
kesibukan Yuri. Kyuhyun bahkan sempat pada titik meminta untuk mengakhiri saja
hubungan mereka jika tidak ada titik dimana atau kemana hubungan itu akan mereka
bawa. Ancaman dan gertakan itu akhirnya membuat Yuri gentar. Seketika dia
menyuarakan kesanggupannya untuk menikah dengan Kyuhyun.
Akhirnya keduanya setuju untuk menikah, dan pada waktu terbaik Yuri memutuskan
untuk membawa Kyuhyun ke rumah dan mengenalkan pria itu secara resmi kepada
Seohyun. Berpikir akan memberikan kejutan kepada Seohyun karena Dokter yang
selama ini merawatnya akan berubah status menjadi Kakak iparnya
Dalam hati sangat banyak ketidaktegaan dalam diri Kyuhyun melakukan ide itu, tapi
apa yang bisa dilakukannya. Jika dia tidak menikahi Yuri saat itu juga maka Yuri akan
selalu seperti itu. Hubungan mereka tidak akan memiliki tujuan yang jelas.
Dan tepat seperti yang diduga Kyuhyun, dia melihat Seohyun tersenyum saat
menyambut calon Kakak iparnya yang dikenalkan oleh Yuri.
Itulah yang dilakukan Seohyun saat harus bersalaman kembali dengan Kyuhyun
Sekalipun Seohyun sangat muak untuk terus memanggil Kyuhyun dengan panggilan
Oppa seperti yang diinginkan Yuri.
Bahkan setelah sekian bulan dia tidak komunikasi dengan Kyuhyun, dia tidak mencari
tahu perihal kabar pria itu. Tidak sedikitpun dari dirinya yang bisa menghilangkan rasa
di dalam hatinya kepada pria itu. Dia hanya mengutuk dirinya, kenapa dia harus jatuh
cinta kepada Kyuhyun. Kenapa harus Kyuhyun?
Tidak ingin merusak hari bahagia sang Kakak, Seohyun melawan sakit itu dengan
memperbaiki penampilan kembali untuk keluar dari dalam kamar mandi. Namun saat
pintu itu didorongnya, kaki Seohyun harus berhenti kembali saat ternyata sosok pria
yang ditangisinya berdiri di sana dan menunggunya. Kyuhyun tidak benar-benar bisa
membiarkan saja Seohyun menangisinya dan juga Yuri.
Seohyun mencoba menjelaskan alasan mengapa dirinya menangis, dia tidak mau
Kyuhyun tahu jika dirinya menangis karena terluka. Seohyun memaksakan senyum
kepada Kyuhyun yang sejak tadi hanya diam dan menatapnya tanpa kedipan.
Seohyun terdiam kembali, dia ingin menjawab tapi tidak ingin menyakiti perasaan sang
Kakak dengan itu. Jujur membuatnya seperti penghianat, tidak jujur Seohyun justru
menyakiti diri sendiri. Dan Seohyun memilih untuk menyakiti diri sendiri.
“Tidak apa-apa. Bukankah kau bahagia? Jika kau sudah bahagia, apa lagi yang
membuatku sakit?”
Oh Seohyun, kenapa cara mencintaimu bisa seindah dan sesuci itu? Apakah mencintai
merubahmu menjadi sosok yang sedewasa itu?
Menurutmu kebahagiaan Kyuhyun yang paling perlu? Bahkan ketika itu menyakiti
hatimu? Dan kau justru mengatakan tidak apa-apa?
“Karena itu hiduplah sebahagia mungkin. Tolong jangan buat sia-sia air mata yang
sudah ku jatuhkan. Setiap tetas yang turun dari mataku memohon untuk kau selalu
bahagia. Itu saja”
“Tidak ada yang perlu kau kasihani dariku. Aku bisa mengurus diriku. Aku akan
bahagia dengan caraku. Dan doakan aku, semoga bisa bahagia denga cara yang benar.
Tidak dengan bahagia melihat pria yang kucintai bahagia dengan orang lain. Aku harus
bahagia dengan seseorang. Seseorang yang bisa membuatku lupa padamu. Dan aku
pasti mendapatkannya. Jadi berhentilah kasihan padaku. Itu membuatku merasa jauh
lebih menyedihkan dari yang sebelumnya”
“Setelah ini, tolong jangan datang lagi sebagai pria yang kucintai. Datanglah sebagai
seorang Kakak ipar padaku. Jika kau datang lagi sebagai seorang pria yang ku cintai,
aku takut tidak bisa melepaskanmu lagi. Bahkan ketika itu untuk Kakakku sendiri”
Astaga Kyuhyun. Hentikan itu. Apa kau pikir kalimat seperti itu main-main?
Maksudmu kau akan selalu datang sebagai pria yang dicintai Seohyun? Ada apa
sebenarnya denganmu?
Tutup Seohyun dengan pasti, dia tau Kyuhyun bukan lelaki seperti itu.
********
Menjalani itulah yang sangat sulit. Sekuat apapun mereka menghindari, kecangungan
dalam keluarga itu tidak pernah bisa terhindari. Terutama denga keadaan Yuri yang
masih saja sangat sibuk, menikah tidak lantas membuatnya mendengarkan apa yang
dikatakan Kyuhyun untuk mengurangi pekerjaan. Wanita itu masih suka berburu Won
bahkan ketika Dokter mengatakan jika saat itu dirinya telah berbadan dua.
Yuri positif hamil yang semakin membuat Kyuhyun banyak menuntut agar wanita itu
mengurangi kecintaanya untuk uang. Tapi sepertinya Yuri tidak sependapat, dia lebih
setuju jika itu dilakukannya setelah hamil dan pada bulan ke tujuh.
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 238
Dan Seohyunlah orang yang paling tersakiti untuk setiap keadaan. Dia bekerja kembali,
maka Yuri akan memusuhinya lagi. Namun dia hanya kuliah, maka waktunya akan
banyak hanya di rumah. Dimana dia akan melihat Kyuhyun dan juga Yuri bersama atau
bahkan akan melihat Kyuhyun pulang bekerja dan tidak disambut siapapun. Sulit untuk
Seohyun bertahan jika banyak momen yang membuatnya dan Kyuhyun hanya tinggal
berdua di rumah. Maka terkadang Kyuhyunlah yang berinisiatif pulang lama untuk
menghindari kejadian yang sering hanya berdua dengan Seohyun di dalam rumah
setelah para pekerja di rumah itu istirahat
Yang sakit tetap lah Seohyun, dia harus melihat cintanya itu pulang dengan wajah lelah
namun tidak disamput hangat oleh siapapun. Seohyun ingin melakukannya, tapi ingin
tidak lantas benar jika Seohyun melakukan itukan? Dia bukan istri dari Kyuhyun
Dia kacau melihat Kyuhyun tidak bahagia seperti yang pernah dijanjikan pria itu
padanya. Pria itu kesepian dan menyedihkan dalam satu waktu.
Terjadi lagi, saat dimana Kyuhyun sangat sengaja pulang larut malam. Menghabiskan
sangat banyak waktu di rumah sakit karena sudah tahu Yuri pagi tadi berangkat ke
Belanda untuk urusan bisnisnya. Maka kemungkinan terbesarnya adalah hanya dirinya
dan Seohyun di rumah besar itu.
Jadi benar, jarak terjauh ialah ketika dua orang bertemu tetapi tidak saling menyapa
Kyuhyun kelelahan dan marah dalam waktu bersamaan. Dia lelah bekerja selama itu
dan juga marah pada pertengkarannya dengan Yuri yang tidak mau mengalah untuk
tidak ke luar negri dengan kondisi kehamilan sebesar itu.
Emosi Kyuhyun tentu saja meledak-ledak. Dia kecewa pada setiap keadaan. Dia
berpikir jika Yuri akan berubah saat wanita itu hamil, nyatanya wanita itu tidak
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 239
melakukannya. Dia masih saja sibuk mencari uang yang entah bagaimana mereka akan
menghabiskan itu.
Kyuhyun memasuki rumah dengan langkah malasnya, lemas pada tubuhnya dan juga
sedih dalam hatinya. Bukan ini yang dirinya inginkan untuk menikah. Dia ingin
bahagia, kenapa justru semenyedihkan ini?
Kyuhyun mendudukkan dirinya di atas sofa usai dilonggarkannya dasi tanpa berniat
melepas jas putihnya lebih dahulu. Kyuhyun mendesah melihat sekeliling rumah yang
sepi. Sangat jarang dirinya disambut setelah kelelahan seharian bekerja. Dia tidak
pernah mendapatkan apa yang para suami di luar sana dapatkan.
Kyuhyun menutup matanya cukup lama kemudian menarik napas dan membuangnya.
Semuanya teramat sesak, apakah ini kebahagiaan yang dikejarnya?
Sampai akhirnya Kyuhyun menjatuhkan air mata. Sulit bertahan untuk selalu hidup
seperti ini. Dia memiliki segalanya, dia memiliki istri, dia bahkan akan memiliki anak.
Tetapi kenapa dirinya tidak bahagia?
Lebih tidak bahagia siapa Kyuhyun? Lebih sakit siapa melihatmu tidak bahagia seperti
ini? Lebih sakit Seohyun yang saat ini melihatmu dari mulut pintu. Dia mengorbankan
perasaannya untuk melihatmu bahagia, sementara kau tidak memenuhi janji untuk
hidup sebahagia mungkin.
Tidak tahan untuk melihat Kyuhyun seperti itu, Seohyun memilih pergi. Gadis itu harus
pergi dari sana sebelum dirinya meledak dan justru menangis tersedu-sedu di depan
Kyuhyun.
Seohyun berjalan menuju kamarnya dengan langkah pelan, namun belum sampai di
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 240
pintu, air matanya sudah banjir yang lantas mengeluarkan isakannya. Dia sungguh tak
sanggup melihat Kyuhyun selalu pulang dengan keadaan menghela napas kemudian
menangis sendirian.
Dipukul pukul Seohyun pelan dadanya yang terasa sesak, sakit yang kemudian berhenti
ketika seseorang menahan tangannya
“Jika untuk melihatku bahagia dengan cara kau menyakiti dirimu sendiri. Maka
berhentilah, aku juga tidak sudi bahagia dengan melihatmu seperti ini”
Sulit untuk terus berpura-pura tidak terjadi sesuatu diantara mereka. Bagaimanapun
caranya. Bagaimanpun mereka saling menghindari, bagaimanapun mereka tersenyum
saling menyapa seolah itu tidak apa-apa
Seohyun tidak menjawab apa yang dikatakan Kyuhyun, Seohyun justru menghapus air
mata dan berniat masuk ke dalam kamar dan meninggalkan rumah itu beberapa jam.
Dan terjadi untuk kedua kalinya, Kyuhyun menahan pergelangan tangan Seohyun yang
nyaris membuka pintu kamarnya
“Menjadi urusanku karena yang kau cintai adalah aku” Jawab Kyuhyun
Seohyun, gadis itu menyuarakan protes dengan apa yang ditanya Kyuhyun. Gadis itu
menatap tajam Kyuhyun yang juga menatapnya demikian. Mereka menyampaikan
sejuta kata yang tidak bisa dikeluarkan dari mulut mereka. Karena dindingpun bisa
bicara.
“Karena itu sakiti saja aku seperti yang biasa kau lakukan. Hiduplah sebahagia
mungkin”
Oh sialan batin Seohyun. Dia sudah semenderita itu, Kyuhyun justru menyerah pada
kebahagiaan sendiri?
“Aku menderita sebanyak ini bukan untuk melihatmu setiap hari pulang dengan beban
dan kesedihan”
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 242
“Apa kau pikir hidup bahagia itu sesuatu yang bisa kuwujudkan sendirian?”
“Lalu aku harus apa? Aku sudah melakukan hal terbesar yang bisa kulakukan dengan
melepaskanmu. Sekarang salahku juga saat kau tidak bahagia?”
“Masalahnya bukan aku yang kau ajak untuk bahagia bersama. Aku tidak bisa
melakukan apa-apa selain memberimu kopi dan mengatakan semoga bahagia dengan
pilihanmu”
Oh Seohyun.
Gadis itu menangis lagi, dia bahkan tertunduk saat sesak itu membuatnya cukup
kesulitan untuk bernapas
“Setelah ini, tolong jangan datang lagi sebagai pria yang kucintai. Datanglah sebagai
seorang Kakak ipar padaku. Jika kau datang lagi sebagai seorang pria yang ku cintai,
aku takut tidak bisa melepaskanmu lagi. Bahkan ketika itu untuk Kakakku sendiri”
“Kau ingat pernah mengatakan itu padaku?” Ucap Kyuhyun beruntun yang membuat
kepala Seohyun mendongkak dan menatapnya. Godaan apa lagi kali ini Tuhan
“Saat ini aku datang padamu. Tapi bukan sebagai apapun yang berhubungan dengan
Kakakmu. Aku kemari sebagai pria yang kau cintai”
Seohyun bergerak untuk meninggalkan tempat itu, dia cukup yakin tidak lagi bisa
menahan diri jika sungguh Kyuhyun mengulangi kata-kata itu
“Aku sudah mengatakannya. Aku di sini sebagai pria yang kau cintai”
Oh sialan
Akhirnya kata itu dikatakan Kyuhyun kembali. Menghentikan pergerakan kaki
Seohyun yang hendak menjauh. Seohyun menarik ulur napas berulang kali, menekan
dadanya saat ternyata kali ini dia harus menumpuk dosa lagi.
Dirasakan Seohyun tangannya ditarik pelan untuk bisa berbalik dan menghadap
Kyuhyun kembali. Tidak butuh waktu lama saat dirasakan Seohyun bibir Kyuhyun
mengenai bibirnya. Cukup lama bibir itu hanya sekedar bersentuhan hingga mereka
melepas ciuman itu tanpa menghindarkan kepala mereka yang masih menempel.
Mata mereka masih tertutup beberapa saat, tangan Kyuhyun masih pada tengkuk
Seohyun hingga keduanya membuka mata dan saling menatap pada saat hidung
merekapun masih saling bersentuhan.
“I love you”
Akhirnya dikatakan Seohyun lagi setelah cukup lama disimpannya dalam hati. Bisikan
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 244
pelan yang cukup membuat Kyuhyun menatap dan terhipnotis oleh Seohyun.
Orang baik tidak berubah menjadi orang jahat hanya karena belum ada kesempatan atau
godaan
Wanita adalah ujian terberat laki-laki. Termasuk Kyuhyun, benar jika Kyuhyun
memang pria baik. Tapi bagaimanapun Kyuhyun tetaplah seorang laki-laki yang lemah
akan wanita, terutama dengan fisik seperti Seohyun. Yang pria manapun setuju
mengatakan jika gadis itu masuk dalam kategori sangat cantik. Dengan kondisi rumah
tangganya yang kurang harmonis, sangat masuk akal jika jiwa laki-laki Kyuhyun
memberontak.
Tapi demi apapun, kita juga tidak pernar benar-benar tau apa yang dirasakan pria itu.
Tentang siapa yang dicintainya.
“Tidak perlu dijawab. Cintai saja siapapun yang ingin kau cintai. Tidak masalah jika
cinta kita ini hanya aku yang mencintai”
Seohyun angkat bicara kembali dengan suara sangat pelannya, masih sangat hangat
napas Kyuhyun menyapu lehernya. Mereka sama sekali tidak berniat untuk
memisahkan jarak. Wajah mereka sama sekali tidak menjauh bahkan tangan keduanya
masih pada tengkuk orang di depan mereka. Sesekali menarik napas yang justru terlihat
sensual.
“Diam sajalah, tau apa anak kecil sepertimu tentang siapa yang kucintai”
Jawab Kyuhyun dengan sejuta arti yang kemudian mencium Seohyun kembali, berbagi
rasa manis yang awalnya hanya berupa kecupan kecupan manis hingga berubah
menjadi lumatan-lumatan antara mereka. Mereka lupa akan lingkungan, menikmati
waktu itu untuk mereka berdua saja.
Hingga ciuman itu sempat berhenti ketika Seohyun menghentikannya sepihak, melepas
ciumannya ketika dirasakannya jika Kyuhyun mulai menggunakan tangan untuk
melepas kancing kemeja yang digunakan Seohyun
Ucap Kyuhyun, Seohyun sempat terdiam seharusnya yakin jika yang mereka lakukan
sudah pasti salah. Seperti Kyuhyun, Seohyun juga ternyata kalap. Dibiarkannya
Kyuhyun melepas satu persatu kancing kemejanya sementara Seohyun juga sudah
mulai menggunakan tangan untuk melepas jas serta dasi Kyuhyun.
Termasuk melakukan seperti menghancurkan hati orang lain yang selama ini tidak tau
apa yang telah terjadi antara Kyuhyun dan juga Seohyun.
Benar, dia adalah Yuri
Yuri kembali, dia berpikir akan memberikan kejutan kepada Kyuhyun dengan
mengatakan jika dia membatalkan rencanya ke Belanda. Dia berencana memperbaiki
hubungan mereka setelah pertengkaran hebat mereka tadi melalui ponsel.
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 246
Dia sengaja kembali lebih malam untuk membuat Kyuhyun terkejut. Membuat pria itu
bahagia dengan keputusan Yuri untuk mengurangi pekerjaan dan akan lebih fokus
untuk mengurus anak mereka. Dia sadar jika sudah cukup membuat Kyuhyun marah
dan kecewa, dan siang tadi dia komitmen menyudahi pertengkaran itu dengan berubah
menjadi istri yang diinginkan Kyuhyun
Dan sialannya, justru dirinya yang diberikan kejutan luar biasa dengan melihat suami
dan juga adiknya bermain gila seperti itu. Dia memberikan kepercayaan untuk
meninggalkan Kyuhyun kenapa dia justru melihat hal seperti ini?
Benar, dalam dirinya dia sedang berteriak penghianat kepada kedua orang itu, tapi lebih
besar dari dirinya menangis. Itulah yang sejak tadi menahannya untuk tidak menampari
Seohyun. Menangis karena dia sudah mendengar semuanya. Semuanya.
Dia sudah disana sejak Kyuhyun mengikuti Seohyun yang akan memasuki kamar.
Maka yang terjadi adalah Yuri yang mengutuk dirinya, jadi selama ini Seohyun
mencintai Kyuhyun? Dan dia membiarkan Seohyun menonton dirinya dan Kyuhyun
setiap hari? Dia sekejam itu kepada sang adik? Seohyun mengorbankan perasaanya
hanya untuk melihat dirinya dan juga Kyuhyun bahagia sementara dipihak mereka,
mereka gagal untuk saling membahagiakan?
Entah itu bodoh, yang jelas Yuri memilih meninggalkan tempat itu dari pada harus
menampari Kyuhyun dan juga Seohyun. Sejak kejadian itu tidak terjadi komunikasi
diantar ketiganya
Bagaimanapun baiknya Yuri memaafkan, apa yang berlalu bukan berarti tidak pernah
terjadi. Dia bertahan pada pilihannya untuk berpisah dengan Kyuhyun, bahkan ketika
dirinya melahirkan. Yuri menyuarakan ketidaksetujuannya didampingi Kyuhyun
sekalipun dia mencoba berbaik hati saat Kyuhyun meminta untuk bertemu dengan anak
mereka.
Tapi ujungnya tetap sama, Yuri tidak mau. Bahkan ketika Kyuhyun mengajaknya
meninggalkan Korea, mereka memulai hidup baru di luar sana. Demi menghindari
Kyuhyun bertemu dengan Seohyun lagi. Karena untuk saat itu, Seohyun menjadi
kelemahan Kyuhyun.
Namun jawaban itu tetap sama bahkan ketika Kyuhyun mengancam akan membawa
anak mereka ikut serta dengannya. Dengan kata lain Yuri tidak bisa lagi bertemu
dengan anak itu. Kembali lagi, Yuri juga tidak akan meninggalkan sang adik sendirian
di Korea.
Seburuk apapun hubungan yang terjalin antara dirinya dengan Seohyun. Yuri tidak
akan pernah bisa berhenti mencintai sang adik, darah itu terlalu kental mengikat
mereka. Mereka mungkin jarang berhubungan manis seperti Kakak adik yang lain, tapi
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 248
itu bukan berarti mereka tidak saling cinta.
Saling mengorbankan perasaan demi kebahagian yang lain, namun yang terjadi justru
tidak satupun diantara mereka yang bahagia
Manusia manusia malang itu akhirnya berpisah cukup lama. Kyuhyun pindah ke
Boston. Meninggalkan Yuri yang masih berusaha untuk mencari keberadaan Seohyun.
Yang menjadikan semua berakhir seperti yang terjadi saat ini dengan Seohyun dan
Kyuhyun adalah ketika akhirnya Seohyun berhasil ditemukan Yuri. Mereka mengalami
pertengkaran kembali, namun tentu saja kekuatan Yuri lebih kuat untuk mengerahkan
banyak orang untuk memaksa Seohyun pulang. Mengancam ini itu untuk suka dan
tidak suka memuat Seohyun pulang.
Seohyun bahkan tidak sempat bertanya tentang bagaimana keadaan anak sang Kakak
setelah melahirkan, dan dimanakah anak itu saat ini.
Dan terjadilah, dalam perjalan yang penuh dengan debat panjang dalam mobil itu maut
itu menyapa mereka. Mobil mereka ditabrak yang menewaskan dua orang sekaligus.
Antara lain supir dan juga pengawal bayaran Yuri yang duduk di depan. Sementara
mereka berdua terpental jauh hingga menyeret tubuh keduanya di atas aspal.
Yuri terguling hingga keningnya menabrak trotoar jalan. Kaki wanita itu patah yang
jika masih bertahan Dokter meyakini jika diapun tidak akan lagi bisa berjalan.
Seohyun mengalami benturan keras pada kepalanya, bagian belakang kepalanya retak.
Hanya kepala saja, namun cukup membuat Seohyun melupakan banyak hal dalam
hidupnya. Termasuk rasa sakit itu
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 249
Itulah yang terjadi hingga membuat keadaan mereka semua seperti ini.
Tidak pernah ada kecelakaan yang disebabkan Seohyun hingga menewaskan istri
Kyuhyun seperti yang biasa Seohyun dengar. Pada kenyataanya itu adalah jalan cerita
yang dicipkan Kyuhyun dan juga orang kepercayaan Yuri yang menghubungi Kyuhyun
setelah lima tahun dan mengatakan keadaan Yuri serta Seohyun yang sesungguhnya.
Kyuhyun kembali setelah lima tahun, dia melihat Seohyun berulang kali di televisi. Dia
cukup senang melihat Seohyun yang terlihat lebih periang dan semakin cantik.
Setidaknya dengan lupa pada semuanya, Kyuhyun bisa melihat Seohyun bahagia.
Sudah cukup masa lalu mereka menguras seluruh pasokan air mata Seohyun.
Maka muncullah ide itu, ketika Seohyun di bawa ke rumah sakit sebagai pasien
kecelakaan. Kyuhyun diberi ide untuk menggunakan itu sebagai alat untuk membantu
Seohyun mengingat kembali ingatannya. Diminta orang-orang kepercayaan Yuri
sekalipun Kyuhyun terlihat tidak sesenang itu untuk setuju
Cara kerja orang-orang Yuri tentu saja sangat memuaskan, karena mereka bisa
menyulap keadaan untuk membuat Seohyun percaya jika memang melakukan
penabrakan. Sekalipun kenyataanya Seohyun tau jika dirinya ditipu dan memilih untuk
berpura-pura tidak tau.
Hingga siang tadi mobil yang Seohyun kendarai ditabrak yang berhasil membalikkan
mobil Seohyun. Membenturkan kepalanya keras hingga Seohyun merasa pernah
mengalami hal seperti itu sebelumnya. Sakitnya, menyeramkannya dan juga
keributannya.
Tidak terjadi masalah yang terlalu serius dengan fisik Seohyun. Tetapi mentalnya
terhantam hebat saat justru kepala mengiang. Banyak memori gelap yang berpentas
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 250
dikepalanya yang lantas membuat Seohyun berulang kali berteriak.
Menyalamatkan nyawa Adam, dan lihatlah anak itu. Perlahan lahan dia mulai bisa
berjalan. Obat mentalnya selalu berada di sana untuknya. Itulah Seohyun. Seohyun
menjadi sosok yang dikenalkan Kyuhyun sebagai ibunya, berbohong sedikit. Dan tentu
saja setelah Kyuhyun dan Seohyun pikirkan.
Keduanya sepakat untuk mengatakan kepada Adam jika Seohyun adalah ibu yang
selama ini dicarinya. Mereka juga sepakat selamanya menyimpan kebenaran itu untuk
mereka berdua saja.
Biarlah Adam tau, Seohyun adalah ibunya. Karena menjadi ibu tidak harus melahirkan,
ketika kau bisa mencintai seorang anak dengan tulus, mengorbankan segalanya untuk
kebahagiannya. Maka kau pantas disebut ibu.
Protes Adam pada Seohyun yang saat ini menggendong anak itu keluar dari dalam
mobil menuju lesehan yang sudah disiapkan Kyuhyun lebih dahulu di sebuah kebun
teh yang jauh dari kebisingan dan keributan mahluk hidup bernama manusia.
Keluarga itu menyempatkan diri untuk mengajak Adam mencari udara segar setelah
berminggu-minggu di rumah sakit. Membantu anak itu berinteraksi dengan alam.
Protes Adam lagi yang lantas membuat Seohyun tertawa. Anaknya itu terkadang suka
berlagak sangat dewasa. Dibiarkan mereka Kyuhyun sibuk sendirian menata sarapan
pagi mereka di atas lesehan itu.
“Baiklah, mommy akan mengizinkanmu berjalan. Tapi itu tidak gratis” Seohyun
tersenyum licik pada Adam yang sudah memutar mata, dia sangat hafal bagaimana
liciknya sang ibu
“Aku tidak akan menciummu jika itu yang akan mommy minta”
“Ayolah sayang”
“Tidak”
“Oh astaga Mom, jadi menurut mommy aku harus mencium berapa kali?
Menyebalkan”
“Maka Mommy bisa mencari anak lain yang mau menjadi anak mommy dan bersedia
mencium mommy 100 kali sehari” Adam berdecak
“Anak sialan ini” Kesal Seohyun yang kemudian membuatnya tertawa pada dirinya
sendiri. Astaga, ternyata semenyenangkan itu menjadi seorang ibu. Belum lima langkah
Adam berjalan, anak itu berhenti dan menatap ke arah Seohyun dengan wajah kesal
“Tidak. Kau tidak mau menciumku. Yasudah” Seohyun memasang wajah cuek yang
lantas membuat Adam mengalah. Mendekati Seohyun dengan wajah pasrah dan
kemudian mengangkat tangan sebagai isyarat agar sang ibu berjongkok di hadapannya.
Dengan riang Seohyun berjongkok di tanah, tersenyum menang di hadapan Adam yang
justru ditertawakan Kyuhyun yang telah usai dengan pekerjaannya.
“Aku bisa mati jika mencium mommy 100 kali” Seohyun tertawa mendengar protes
anaknya itu dengan wajah tidak sukanya.
“Kau hanya perlu mencium mommy di sini” Seohyun menunjuk bibirnya sebagai tanda
tidak perlu seratus kali. Saran yang menarik bibir Adam. Anak itu tersenyum senang.
“Baiklah, aku akan memberi mommy di sini” Ditariknya kepala sang ibu pelan
kemudian mencium kedua pipinya lebih dulu
“Sempurna” Kali ini giliran Seohyun yang bicara. Seperti yang dikatakannya, hidup
mereka memang menjadi sempurna. Seohyun tersenyum ke arah Kyuhyun lebih dulu
kemudian mengecup kening Adam lama. Entah mengapa air mata Seohyun jatuh.
“Selalu sehat sayang. Dan selalu bahagia”Adam mengangguk, menghapus air mata
sang ibu kemudian memilih untuk bermain di sekitar kebun teh yang gandrungi anak-
anak di sana
“Don’t run” Teriak Seohyun saat dilihatnya Adam berlari, hanya sebentar Adam
berjalan. Namun saat diyakininya Seohyun tidak lagi memperhatikannya, jiwa
pembangkang anak itu langsung hidup dan kemudian berlari
“Hais!!!! Anak nakal itu. Sama saja seperti ayahnya” Decak Seohyun setelah duduk di
sisi Kyuhyun yang sejak tadi menunggunya. Decakan yang mendapatkan tatapan tidak
suka dari Kyuhyun.
“Seingatku aku tidak melakukan kesalahan hari ini” Protes pria itu yang kemudian
ditanggapi Seohyun dengan mengangkat bahu malas.
“Kau selalu salah setiap kali tebar pesona dengan sengaja pada gadis-gadis sialan itu”
Seohyun berpura-pura merapikan susunan makan mereka, kekesalannya yang tadi
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 254
terjadi saat mereka keluar dari rumah dan Kyuhyun sudah disambut oleh sekelompok
gadis dewasa yang salah satunya pernah menjadi pasien Kyuhyun.
“Karena itu kau marah?” Tanya Kyuhyun masih dengan senyum tidak percayanya,
bagaimana bisa Seohyun menjadi sekanak-kanak itu.
“Aku bahkan tidak pernah marah ketika menjadi orang paling dibenci pria di korea
karena menjadi kekasihmu” Protes Kyuhyun dengan kekesalan Seohyun, dan tentu saja
kalimat itu membuat Seohyun tertawa. Bagian itu menjadi sangat lucu baginya
“Bagus. Berarti kau harus tau. Jika kekasihmu adalah wanita yang dicintai semua
orang” Seohyun memasang wajah sombong dan kemudian melihat Kyuhyun yang
terlihat tidak berkedip sejak dirinya tertawa tadi
“Apa yang kau lihat?” Tanya Seohyun dengan sok membuang wajah sementara dia
senang diperhatikan Kyuhyun demikian. Hingga dirasakannya Kyuhyun meraih
tangannya dan digenggam pria itu lembut
Oh Tuhan, sejak kapan Kyuhyun menjadi tukang bual? Sejak kapan pria itu bisa bicara
romantis seperti itu. Seketika Seohyun memutar kepala untuk bisa membalas tatapan
Kyuhyun setelah pria itu mengatakannya, terharu yang lantas membuat Seohyun
tersenyum.
Senyum mereka saling berbalas yang kemudian mengangkat tangan Kyuhyun untuk
merapikan helaian rambut Seohyun yang terbang karena angin. Disibakkannya rambut
itu ke belakang telinga Seohyun dan kemudian ibu jari pria itu menari lembut di
permukaan kulit wajah Seohyun.
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 255
Tergambar sangat jelas rasa syukur di wajah Kyuhyun memiliki Seohyun di sisinya.
Dicium Kyuhyun kening Seohyun cukup lama hingga membuat mata Seohyun tertutup.
Mereka terlalu mendalami apa yang mereka lakukan, ciuman kening yang
menggambarkan betapa kedua orang itu sangat saling mengasihi.
“I Love You” Tiga kata yang menghilangkan senyum di wajah Seohyun seketika.
Terdiam yang juga membuatnya terhenyak, Kyuhyun mengatakan mencintainya? Ini
kali pertama pria itu mengatakan hal itu padanya setelah sekian lama.
Entah itu saja sudah membuat air mata Seohyun jatuh, terutama saat dilihatnya mata
Kyuhyun dan kejujuran itu didapatinya di sana. Seohyun tidak bisa menggambarkan
bagaimana hatinya itu saat ini. Inti dari kata paling indah yang bisa disulapnya adalah.
Seohyun sangat bahagia mendengar Kyuhyun mengatakan mencintainya
Tangan Kyuhyun yang masih di wajah Seohyun kembali bekerja untuk menghapus air
mata haru Seohyun, diciumnya lagi kedua mata Seohyun
Oh Astaga, dulu? Jadi dulu juga Kyuhyun mencintai Seohyun? Hanya saja tidak bisa
mengatakannya karena masih memiliki pasangan? Pria itu terlalu hebat menahan diri
selama ini untuk tidak mengatakannya
Seohyun kembali dikejutkan dengan tambahan dulu itu, tapi itu dikalahkan juga dengan
kata selamanya dari Kyuhyun yang lantas membuat Seohyun tersenyum ketika
Kyuhyun juga mencium hidungnya
Mereka berbagi ciuman di tengah kebun teh yang sejuk itu. Kulit mereka diciumi angin
yang mencoba mengganggu kesenangan mereka di sana.
Defenisi bahagia adalah yang dirasakan Kyuhyun dan juga Seohyun beserta Adam saat
ini. Mereka berbagi segala rasa yang mereka alami. Dan selalu menomorsatukan
keluarga di atas apapun. Kyuhyun diatas segala kesibukannya menyembuhkan orang
sakit, serta Seohyun di atas segala kesibukan syuting drama.
Membuat Adam sebahagia mungkin adalah tujuan utama mereka hidup. Dan semoga
selalu seperti itu sampai mereka menutup mata.
************
Dari perjalan hidup mereka kita bisa menarik sangat banyak pelajaran yang patut kita
terapkan dalam kehidupan kita. Bahwa ternyata apa yang kita anggap benar tidak
selamanya benar. Seperti anggapan Seohyun yang berpikir jika selama ini Kyuhyun
tidak pernah mencintainya. Justru lebih sakit untuk Kyuhyun ketika harus mencintai
Seohyun diam-diam tanpa bisa mengungkapkan apa yang dirasakannya.
Apakah Seohyun yang salah karena jatuh cinta pada seseorang yang sebelumnya tidak
diketahuinya sebagai kekasih kakaknya sendiri?
Ataukah Yuri yang melepaskan setelah mengetahui jika dia menjadi penghalang dua
orang yang menurutnya saling mencintai?
*Penulis katakan sesuatu, boleh dianggap salah jika anda memiliki sudut pandang
yang berbeda*
Untuk melihat mereka dan peran mereka kita harus berlajar tentang sudut pandang.
Agar kita tidak hanya tau cara menghakimi orang lain, tetapi kita juga tau bagaimana
menjadi mereka.
Manusia termasuk kita seringkali menyangka jika apa yang dirasakannya adalah hal
yang sebenarnya, sementara mereka ataupun kita hanya merasakan sebagian kecil dari
keseluruhan peristiwa yang ada, perasaan tersebut berkembang sehingga muncullah
asumsi pribadi, seperti kita sadari bersama asumsi yang keluar dari pemikiran kita jika
tetap dipertahankan didalam suatu forum akan berakibat tidak baik.
Bila kita ingin melihat sesuatu secara utuh maka lihatlah sesuatu itu dari berbagai sisi
dan sudut pandang
Tiap orang tidak sama. Kita bisa memiliki persepsi, emosi dan perasaan yang benar-
benar berbeda. Yang perlu kita lakukan adalah bisa memahami perasaan dan pikiran
orang lain.
Benar dan salahnya Kyuhyun, Seohyun, ataupun Yuri tergantung dengan sudut
pandang kita melihat. Tergantung dari segi mana kita akan menilai mereka. Karena itu
tidak etis jika kita menghakimi seseorang dengan menyebutnya salah hanya karena
melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan konsep benar dari sudut pandang kita saja.
Kita tidak akan pernah bisa memahami seseorang, hingga kita melihat segala sesuatu
dari sudut pandangnya, hingga kita menyusup kebalik kulitnya dan menjalani hidup
dengan caranya.
Dari hubungan Seohyun dan juga Yuri kita juga belajar esensi dari cinta keluarga itu
seperti apa
Sebaik apapun hubungan kita dengan seseorang dan sesempurna apapun orang tersebut,
akan selalu ada saat ketika kita saling mengecewakan atau melukai. Begitulah setiap
dinamika hubungan dan kehidupan. Ada kalanya semua terasa sempurna, ada kalanya
kita berdiri di persimpangan jalan atau bahkan harus berkelahi berhadapan. Yang harus
kau lakukan hanyalah memastikan bahwa kau memilih orang-orang yang tepat.
Menjadi sakit hati karena seseorang yang berharga akan terasa indah pada waktunya.
Sisanya, yang menyakitimu tapi pernah memperlakukanmu dengan benar, tak pernah
sungguhan mempedulikanmu, tinggalkan saja.
Pada faktanya, setiap orang akan menyakitimu. Kau hanya harus menemukan orang-
orang yang berharga untuk menanggung derita karena mereka
When everything goes to hell, the people who stand by you without flinching, they are
your family
Being a family means you are a part of something very wonderful. It means you will
love and be loved for the rest of your life.
Itulah apa yang orang yang mencintaimu lakukan. Mereka memelukmu dan
mencintaimu saat dirimu tidak pantas dicintai lagi
Dari hubungan Kyuhyun dan juga Yuri kita belajar apa rahasia dari hubungan yang
bahagia. Saling percaya dan komunikasi. Keharmonian keluarga ada pada sikap
tanggungjawab dan terbangunnya komunikasi yang sehat diantara anggota keluarga
Bagaimana bisa hubungan Kyuhyun dan Yuri akan berhasil jika mereka jarang
komunikasi ataupun bertemu. Mereka terlalu sibuk pada dunia sampai lupa jika dunia
ini kejam. Membiarkan orang lain masuk yang bisa memberikan waktu dan komunikasi
yang lancar dengan salah satu diantara mereka.
Dalam sebuah hubungan, diam itu tidak bisa menyelesaikan masalah, kita bukan
pembaca hati, perlu ada komunikasi. Jangan hanya berharap dipahami, pahami juga
orang lain, dengan begitu, komunikasi menjadi berarti.
Dari hubungan Kyuhyun dan Seohyun kita belajar bahwa cinta adalah bahagia dan
sedih. Sesakit apapun selalu kita kompromikan menjadi bahagia jika dia juga bahagia.
Benar sekali, cinta selalu menjadi alasan manusia untuk selalu berkompromi.
Kadang-kadang, kita begitu terperangkap dalam rasa sakit sehingga luka tersebut
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 260
menjadi bagian dari diri kita. Kita lupa cara bahagia tanpa ada sakit di salah satu sisi
hidup kita. Rasa itu terus membayangi kita ke mana pun kita pergi, tak terpisahkan.
Rasa itu menjelma menjadi kita
Seperti Seohyun, mencintai sering mengubah kita hingga menggunakan hati yang
terlalu baik.
Ketika kita mencintai dengan hati yang baik, kita menolong terlalu sering. Kita terlalu
percaya pada orang lain. Kita memberi terlalu banyak. Dan nampaknya, kita selalu
terluka paling dalam
Seohyun juga memberikan kita contoh, mencintai tanpa mengharapkan balasan adalah
jenis cinta yang paling membebaskan. Cinta tanpa syarat mungkin akan terasa berat
pada awalnya. Kau hanya memberi, walau mungkin tak pernah menerima. Tapi
semakin lama kau berada dalam ini dan semakin ikhlas hatimu menanggapinya, rasa
sakit itu akan sirna tergantikan oleh rasa cinta yang membanjirimu kemana-mana. Lalu
kau tak akan bisa lagi terluka karena hatimu ikhlas dan penuh cinta
Jika kau mencintai sampai kau merasa sakit, tak akan ada lagi rasa sakit yang tersisa,
hanya ada cinta
Ketika luka itu terlalu dalam dan tangisan menjadi terlalu sering, air mata membanjir
seperti diproduksi di pabrik. Terbentuk, terjatuh, mengalir menuruni pipi. Begitu
berulang-ulang bagai diproduksi mesin yang tak kenal lelah. Namun berbeda dengan
produk-produk pabrik yang generik, seragam, dan seringkali tanpa makna. Setiap tetes
air mata yang terjatuh memiliki maknanya sendiri-sendiri. Sebulir untuk harapan yang
telah pAdam digantikan kekecewaa. Sebulir lagi untuk kebanggaan yang runtuh
menyisakan malu. Sebulir lagi untuk iman yang pAdam dan meninggalkan keraguan.
Setiap tetes yang terjatuh melambangkan kehilangan. Seperti sebuah pemakaman untuk
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 261
hal-hal yang pergi.
Satu lagi, seberapa suksesnya pun hidupmu, rasanya akan selalu ada yang kurang ketika
kau tidak memberikan dampak baik pada orang-orang di sekitarmu. Manusia adalah
makhluk sosial, terlahir untuk saling mendukung satu sama lain. Jika kau masih belum
bisa menjalankan peran ini, setidaknya berusalah untuk tidak melukai sesamamu.
Tujuan utama hidup kita di dunia ini adalah untuk membantu yang lain. Dan jika kau
tak bisa membentu mereka, setidaknya jangan sakiti mereka
Memperjuangkan segala sesuatu yang kau percayai dan terus gigih hingga kau menang
seringkali sulit. Kau akan sering terluka, gagal, dan kecewa. Tapi untungnya, hatimu
tidak terbuat dari kaca yang akan pecah berkeping-keping ketika terjatuh. Hatimu
terbuat dari otot dan darah dan ukurannya sama besarnya dengan kepalan tinumu.
Semakin kuat kau melawan, semakin kuat hatimu bertahan. Jangan putus asa walaupun
hari ini rasanya segalanya berat. Kau bisa bangkit lagi. Kau bisa melawan lagi dengan
hasrat yang terus membara untuk mewujudkan cita-citamu. Suatu hari nanti semuanya
akan baik-baik saja jika kau terus menolak kalah
Hatimu adalah sebuah otot yang seukuran dengan kepalan tinjumu. Teruslah mencintai,
teruslah melawan. Dan bertahanlah, bertahanlah untuk tetap hidup
Kehilangan selalu menjadi sebuah tragedi yang membuat berat untuk terus melangkah
maju. Begitu pula dengan kegagalan. Namun, hal-hal tersebut tak terhindarkan dalam
hidup. Kita tak bisa mengelak darinya. Yang harus kita lakukan adalah menyadari
bahwa ruang hampa yang ada di hati kita karena kehilangan sebenarnya berisi pelajaran
yang berharga. Dan pelajaran-pelajaran tersebut suatu hari akan menggenapi kita.
Akan selalu ada kegagalan. Dan akan selalu ada kekecewaan. Dan akan selalu ada
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 262
kehilangan. Tapi rahasianya adalah belajar dari kehilangan dan menyadari bahwa tak
satupun dari lubang-lubang tersebut yang hampa
Menjadi dewasa adalah menyadari bahwa dunia bukanlah sekedar mimpi-mimpi penuh
warna seperti yang selalu dibayangkan ketika masih muda. Tak semua cita-cita bisa
diraih, tak ada keajaiban seperti dalam kisah-kisah fiksi. Menjadi dewasa berarti
kecewa karena memahami bahwa seperti itulah cara kerja dunia, sebuah realita. Dan
kekecewaan ini tidak ada obatnya, melainkan hanya dengan menertawakan hal-hal
pahit yang terjadi dalam hidup kita dan terus melangkah menjalaninya.
Dari Kyuhyun, Seohyun dan Adam kita belajar bahwa seringkali kita harus menangis
dahulu untuk bisa bahagia. Tanpa ada duka yang memberi kita pelajaran, kita tak akan
pernah benar-benar memahami dunia. Tangis mengajarkan kita syukur. Kegagalan
mengajarkan kita usaha. Menempa dengan derita mungkin memanglah cara hidup
mendewasakan manusia. Hingga pada akhirnya, kita tumbuh menjadi sesorang yang
matang dan handal dalam bernavigasi mengarungi hidup, menjelajahi dunia.
Seaneh-anehnya sebuah film, kehidupan manusia adalah kisah yang jauh lebih
kompleks dan tak terduga. Segala sesuatu bisa terjadi di dalamnya. Yang menakutkan,
segalanya nyata. Semua rasa sakit dan semua luka adalah sungguhan, bukan sekedar
sandiwara. Dan bahkan ketika kita tak sangup lagi, kita tak bisa minta pemeran
pengganti meringankan beban kita.
Untuk kita sadari, salah satu kesalahan terbesar dalam hidup adalah berusaha menjadi
sesuatu yang tidak sesuai dengan jiwa kita. Semenjak lahir, kita diajarkan bahwa suatu
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 263
hari nanti kita harus menjadi sesuatu, seorang istri, seorang pekerja, seorang
profesional, seseorang yang bisa dibanggakan. Tak jarang kita tidak mendengarkan
kata hati bahwa peran-peran yang tengah kita kejar bukan kehidupan nyata seperti yang
kita inginkan. Karena itulah, banyak dari kita yang merasa hampa, merasa tidak nyata.
Kita pun menjadi sekedar satu titik dalam sebuah statistik, satu angka tanpa makna,
satu pemeran tanpa jiwa. Kita hancur berantakan dan tak tahu bagaimana kembali
menyatukan keping-keping jiwa kita.
Kau menikahi sebuah peran dan kau menyerahkan jiwamu hingga kau hancur
berantakan
Terakhir, kau tak bisa mengatur bagaimana dunia bekerja dan mencegah orang-orang
lain mengatakan atau melakukan hal buruk padamu. Tapi, kau bisa menolak hancur dan
sakit hati karena tingkah mereka. Kau bisa memilih menjadi kuat sehingga luka tak lagi
membuatmu sakit. Kau bisa menjadi individu yang tegar yang menolak sakit hanya
karena perbuatan orang lain. Jangan ijinkan mereka membuatmu sedih
Jika mereka terus-menerus melukaimu, cintai mereka dan bertahanlah atau cintai
dirimu sendiri dan pergilah
Terlalu sering kita membiarkan diri kita terluka atas nama cinta. Padahal, cinta
seharusnya membebaskan dan membahagiakan. Rasa cintamu pada mereka mungkin
akan membantumu bertahan walau terus-menerus dilukai. Tapi cinta yang paling
mutlak adalah cinta terhadap diri sendiri. Dan jika kau mencintai dirimu sendiri, maka
pergilah, tinggalkanlah orang-orang yang tak berhenti memberimu lara.
The End-
ADAM, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 264
Biografi Penulis
Gak punya pacar. Padahal aku manis, imut, baik, rajin menabung dan berkebun
*apaan sih lo San….
Entahlah, suka sedih kalo diingat. Tapi aku jomblo bahagia, gak punya pacar
tapi banyak yang perhatian. Termasuk diperhatiin pacar orang. Xixixixi
Sesuai tanggal lahir di atas, aku udah tua. Udah 21 tahun. Kalo ada yang mau
ngajak nikah, udah bisa bikin anak. Wkwkwkwk kasihannya, gak ada yang sudi
ngajak nikah. Abis aku makannya banyak.