I'm Number Five

8/2/2018 I’m
Number Five [Chapter 1] – mylittlechick World's
mylittlechick World's
This Blog For You Who Love KyuSo Couple
Protected: I’m Number Five [Chapter 1]
March 4, 2017February 12, 2018

https://ffmylittlechick.wordpress.com/2017/03/04/imnumberfivechapter1edisirevisi/ 1/26
8/2/2018 I’m Number Five [Chapter 1] – mylittlechick World's
CAST: CHO
KYUHYUN, SONG EUNSO, AND OTHERS
GENRE: ROMANCE, HURT. NC21, TWOSHOOT
AUTHOR: MYLITTLECHICK
EDITOR: PANDA M
Aku sedang memandangi pantulan diriku yang memakai gaun panjang berwarna putih‑gaun
pengantinku‑ di kaca jendela sebuah rumah yang sangat mewah. Rumah ini lebih pantas disebut
istana. Kenapa aku yang hanya seorang anak dari pedagang ikan di pasar tradisional bisa berada di
sini?
Entah ini karena keberuntungan atau memang takdir yang membawaku ke rumah ini. Sepanjang dua
Entah ini karena keberuntungan atau memang takdir yang membawaku ke rumah ini. Sepanjang dua
puluh dua tahun hidupku tidak pernah berpikir akan menikah dengan seorang pemuda kaya,
berpengaruh untuk kestabilan bisnis di Korea Selatan dan sangat‑sangat memesona. Tidak heran jika
ada banyak orang terpikat padanya.
“Eunso‑ssi..” Seseorang memanggilku. Aku menoleh ke belakang, seorang wanita berpakaian mewah
dengan riasan wajah sederhana. Cantik secara alami. “Haii.. Aku senang akhirnya bisa bertemu
denganmu, namaku Kim Minhye”
“Annyeong haseyo, Song Eunso imnida”
Wanita itu tersenyum. “Usiaku tiga puluh dua tahun, itu artinya aku lebih tua darimu panggil saja
Eonni”
“Nee.. aku mengerti”
“Dan ini, Shin Jeyeon, usianya dua puluh tujuh tahun dia juga eonni untukmu” Dia menunjuk wanita
cantik yang berdiri di sebelahnya. Wanita bernama Shin Jeyeon melambaikan tangannya padaku
sambil tersenyum, aku pun ikut tersenyum dan membungkukkan badanku.
“Yang ini Im Nana dua puluh enam tahun, kau tahu harus memanggilnya siapa ‘kan? dan terakhir
yang tadinya adalah maknae, Kang Sinhae dua puluh empat tahun. Well, itu artinya semuanya adalah
eonni untukmu, kan?”
“Nee Eonnideul annyeong haseyo” aku membungkukkan badan kepada empat wanita yang berada di
hadapanku ini. “Aku janji tidak akan membuat kalian susah”
“Hihihihi, dia lucu” Seru wanita yang bernama Im Nana.
“Sss埄�.. nana‑ya..” tegur Shin Jeyeon.
“Haah..” wanita bernama Kang Sinhae mengembuskan napasnya dengan bosan lalu pergi dari
barisan eonni di hadapanku, apa aku berbuat salah, eonni itu terlihat kesal padaku.
“Jangan pedulikan dia, Caa.. Sekarang saatnya kau kuantar ke kamar Kyuhyun”
“Nee.. Ke kamar, Eonni?”
“Aku tahu kamu masih lelah karena pesta pernikahan tadi siang, tapi malam pertamamu harus tetap
dilakukan.. Aku akan membantumu membersihkan diri sebelum Kyuhyun pulang”
Kim Minhye, eonni yang sangat baik dan ramah ini mendorongku berjalan ke sebuah pintu besar
berwarna putih. Pintu yang berukiran sangat indah dan terkesan mewah, tidak salah jika aku
menyebut rumah ini istana, selain besar rumah ini dihiasi barang‑barang mewah. Aku bahkan takut
jika menyentuhkan tangan kasarku di permukaan tembok akan merusak keindahan warna dari
tembok rumah ini.
Minhye eonni membuka pintu itu lebar memperlihatkan betapa besar ruangannya, aku tidak
menyadari bahwa ruangan itu adalah sebuah kamar jika tidak melihat ada ranjang besar di sana
dengan tiang yang menjulang ke atas serta kain yang terbentang di atasnya, lihatlah bahkan ranjang
itu pun terlihat seperti ranjang seorang raja di kerajaan Eropa. Cho Kyuhyun memang seperti
seorang raja.
“Kemarilah, kubantu kau melepaskan pakaianmu”
“A.. aku bisa sendiri, Eonni”
“A.. aku bisa sendiri, Eonni”
“Tidak perlu sungkan, kau pasti sesak seharian memakai gaun itu. Caa..”
Mau tidak mau aku pun membiarkan Minhye eonni membantu melepaskan gaun pengantinku.
Sungguh aneh rasanya dibantu oleh orang lain hanya untuk melepaksan gaun ini. Aku sesekali
melirik ke arah Minhye eonni, seorang wanita yang sangat baik mau membantuku melakukan ini
semua. Wanita yang luar biasa, kenapa aku menyebutnya wanita yang luar biasa? Karena wanita ini
sekarang sedang membantu seorang gadis yang menjadi istri muda dari suaminya.
Yaa..Seperti yang semua orang tahu, Kim Minhye adalah istri dari Cho Kyuhyun, istri pertama. Istri
kedua? Tidak, aku bukan istri kedua, selama ini aku hanya tahu namanya saja. Im Nana wanita yang
diperkenalkan padaku tadi, atau harus kuperjelas lagi keempat wanita tadi adalah istri‑istri Cho
Kyuhyun. Istri ketiga Shin Jeyeon dan istri keempat? yang tadinya menjadi maknae. Kang Sinhae,
Tidak heran jika wanita itu tadi terlihat kesal, siapa pun pasti kesal karena suaminya menikah lagi,
bukan?
Tapi tidak untuk Kim Minhye, wanita ini bahkan membantuku mempersiapkan diri untuk malam
pertamaku? Tuhan, tidakkan wanita ini sadar siapa yang akan menjadi pasanganku malam ini?
Suaminya sendiri.
Dan aku.. aku merupakan istri ke lima. Yaah.. itulah julukanku ketika aku setuju menikah dengan
Cho Kyuhyun. Si Nomor Lima.
Menikah dengan Cho Kyuhyun dan menjadi istri kelima adalah keputusan yang sangat sulit, aku
menangis selama berhari‑hari di dalam kamarku ketika ibu meminta mengorbankan diri dengan
menikahi seorang pria yang telah memiliki empat istri hanya untuk menebus semua hutang judi
yang dimiliki oleh ayahku.
“Ini kejadian yang jarang terjadi, tidak ada orang kaya yang mau menikahi wanita miskin sepertimu,
menikahlah dengannya dan bantu lunasi hutang appa‑mu, Eomma mohon” Begitu mudahnya ibuku
mengatakan hal seperti itu. Apa dia tidak memikirkan perasaanku, menjadi istri kelima dari
seseorang yang tidak kukenal.
Aku menundukkan wajah sedih ketika Minhye eonni masuk ke dalam kamar mandi untuk
menghangatkan air mandiku. Setelah menangis berhari‑hari aku akhirnya setuju menikah dengan
Cho Kyuhyun. Laki‑laki yang tidak pernah kuketahui wajahnya, meskipun terkenal Cho Kyuhyun
jarang terlihat di depan publik. Tidak ada yang bisa memperlihatkan padaku seperti apa wajahnya,
apakah dia jelek, tampan, tua atau muda?
Aaah.. Jika aku adalah istri kelima, aku yakin Cho Kyuhyun ini adalah laki‑laki yang sudah tua,
berkepala sedikit botak dengan perut yang membuncit dan keriput di wajahnya. Aku sempat
muntah hanya dengan membayangkannya dan mencoba sebisa mungkin untuk membuang
bayangan itu. Namun bayangan itu benar‑benar hilang setelah aku bertemu dengannya di hari
pernikahan kami.
Cho Kyuhyun adalah laki‑laki yang bertubuh tinggi dan berwajah tampan, selain itu ia memiliki
karisma yang kuat, aku bahkan tidak bisa berhenti untuk tidak menatap wajahnya. Sudah kukatakan
tidak heran jika Cho Kyuhyun banyak disukai oleh para gadis dan memiliki banyak istri.
Tapi, hanya satu yang membuatku bingung, kenapa Cho Kyuhyun terus menikahi wanita lain jika ia
memiliki istri yang cantik dan baik seperti Kim Minhye, bukan hanya itu keempat istrinya juga sama
cantiknya, apa pria ini memiliki sejenis penyakit yang tidak pernah puas dengan satu wanita atau
semacamnya? Banyak dugaan yang mengatakan karena istri‑istrinya belum juga memberikannya
semacamnya? Banyak dugaan yang mengatakan karena istri‑istrinya belum juga memberikannya
seorang keturunan, apa karena itu Cho Kyuhyun masih terus mencari wanita untuk dijadikan
istrinya? Hanya sekedar ingin mendapatkan seorang keturunan?
“Kau melamun?” Tersentak, aku menoleh ke arah Minhye eonni dan tersenyum canggung. “Kau
pasti gugup, tidak perlu gugup Kyuhyun tidak akan menyakitimu”
“Oo.. Anniya.. Aku hanya….” Aku menggantung kalimatku.
“Kau hanya apa?”
“Aku hanya masih tidak percaya berada di sini dengan Eonni membantuku menyiapkan diri untuk..”
lagi‑lagi aku menggantungkan kalimatku.
“Tidak perlu sungkan, ini bukan kali pertama, sudah tiga kali aku melakukannya. Hahaha, Kajja
mandilah airnya sudah hangat” Aku terdiam, Wanita seperti apa yang ada di hadapanku ini? begitu
mudahnya dia mengatakan tidak perlu sungkan ditambah lagi dia tertawa, bukan tertawa lirih atau
pun terluka. Benar‑benar terdengar tawa gembira.
“Jika sudah selesai mandi, kamu bisa memakai pakaian yang ada di kamar mandi. Aku akan
meninggalkamu sendirian sekarang”
“Nee Eonni, gomawo”
Minhye menatapku sambil tersenyum. “Apap un untuk Kyuhyun, jadi jangan sungkan eoh..?
Mandilah”
Lagi‑lagi aku terdiam, kalimat Minhye eonni benar‑benar membuatku terpaku. Apapun akan ia
lakukan untuk Kyuhyun, bahkan rela melihat suaminya menikah lagi dan bukan hanya sekali? Tapi
empat kali. Apa yang membuat wanita itu benar‑benar mau melakukannya? Sebesar itukah ia
mencintai Kyuhyun sampai rela dimadu empat kali? Apa hebatnya laki‑laki bernama Cho Kyuhyun
ini.
Aku menggelengkan kepala membuang jauh semua pikiran yang bisa membuatku semakin stress
dan mulai masuk ke kamar mandi. Sekali lagi, aku harus terpana melihat keindahan isi rumah ini.
Sebuah ruangan yang sangat besar, jarak toilet dan bathup sangat jauh, aku bahkan bisa memasukkan
tempat tidurku di kamar mandi ini jika mau, kamar mandi ini sangat luas. Aku berjalan ke arah
bathup yang berisikan air hangat menunggu untuk dimasuki. Hari ini memang melelahkan,
berendam dengan air hangat akan sangat membantuku, dengan senang hati aku pun mulai
memasuki kamar mandi itu.
***
Setelah merasa cukup hangat aku bergegas mengeringkan diri dan memakai gaun tidur yang
disiapkan oleh Minhye eonni tadi, gaun panjang dengan tali satu berbahan satin. Sangat lembut
ketika menyentuh kulitku, lagi‑lagi aku merasa seperti sedang berada di istana, menjadi seorang selir
yang akan melakukan pekerjaan pertama untuk melayani seorang raja.
Deg.deg..deg… kupegang dadaku yang tiba‑tiba berdegup kencang, waktunya semakin dekat
dengan malam pertama. Aku akan menyerahkan diri pada seorang pria yang beristri lima. Tidak,
tidak bukan itu saja, aku masih terlalu kecil untuk merasakan seperti apa rasanya bercinta. Ya Tuhan,
kenapa aku harus gugup sekarang, padahal tadi aku masih bisa mengatasinya.
Aku menarik napas panjang dan mengembuskannya secara perlahan, sebaiknya aku keluar dan
Aku menarik napas panjang dan mengembuskannya secara perlahan, sebaiknya aku keluar dan
menunggu Cho Kyuhyun sambil menenangkan diri. Kembali berada di kamar yang luas itu, mataku
terpaku pada sosok tinggi dan tampan yang berdiri tidak jauh dari hadapanku. Jantungku seolah
berhenti berdetak saat ini juga, mata itu menatapku dengan tatapan yang membuatku tidak bisa
bergerak.
“Aku menunggumu dari tadi, kau sudah selesai mandi?” Suaranya.. berat dan lembut. “Eunso‑ssi?”
aku tersentak ketika dia memanggil namaku, apa tadi aku tidak menyahutinya?
“Nee.. aku sudah selesai, Tuan Cho”
“Jangan memanggilku begitu, sekarang aku suamimu” Cho Kyuhyun berjalan mendekat, jantungku
kembali berdetak dengan sangat kencang, ingin rasanya aku mundur dan masuk ke kamar mandi
lalu menguncinya, menghindar dari laki‑laki yang menakutkan ini, Tidak, bukan takut karena laki‑
laki ini mengerikan tapi aku takut karena kehadirannya membuatku gelisah. Apa memang seperti ini
rasanya ketika seseorang dengan tubuh yang lebih besar berada di dekat dan mengintimidasimu
dengan kekuatan tubuhnya?
Tuhan, dia semakin dekat… aku bahkan bisa mencium aroma tubuhnya yang maskulin. Aku
menelan salivaku takut ketika tangannya meraih tangan kananku. “Kemarilah” dia mengajakku
mengikutinya ke sebuah karpet berbulu tebal, yang di atasnya tergeletak beberapa bantal dengan
ukuran besar.
Aku duduk di karpet itu yang langsung disusul olehnya dengan duduk di hadapanku, dia berbalik
ke belakang dan mengeluarkan sesuatu dari balik bantal. “Kau suka cokelat?”
“Tidak terlalu”
“Euhm.. kebanyakan para wanita suka cokelat” dia meletakkan lagi cokelat itu di balik bantal dan
mengeluarkan sesuatu yang lain. “Bagaimana jika kita bermain puzzle”
“Puzzle?”
“Ya.. aku suka bermain puzzle” lalu sebuah puzzle berada di hadapanku, entah gambar apa yang ada
di sana, kau harus menyusun puzzle itu terlebih dahulu sebelum tahu apa yang tergambar di sana,
bukan?. Aku melirik ke arah puzzle itu dan mulai memungut satu keping, jadi kami akan bermain
puzzle malam ini? Syukurlah, aku kira Cho Kyuhyun akan langsung menyuruhku untuk
melayaninya.
Aku menempelkan satu keping ke tempat yang menurutku benar lalu melirik ke arahnya, Cho
Kyhyun sedang menumpukkan sikunya di bantal dengan berbaring sambil menatapku, dia lalu
tersenyum. Senyum yang membuat jantungku kembali berdetak kencang.
Aku menunduk dan kembali mengambil satu keping dan mulai menerka‑nerka di mana seharusnya
memasang kepingan itu, untungnya puzzle ini tidak terlalu besar. Satu bagian hampir selesai, entah
sudah berapa lama aku menghabiskan waktu menyusunnya, aku terlalu takut untuk melirik jam
atau pun dirinya.
“Buka mulutmu” terkejut aku menoleh cepat ke samping, dia sudah berada di sebelahku sambil
mengulurkan sepotong cokelat. Aku terpana namun membuka mulutku menerima cokelat yang ia
suapkan. Aku mengunyah cokelat itu pelan, sambil terus menatap matanya, tersedot oleh dalamnya
kejernihan dari mata itu. Cho Kyuhyun tidak melepaskan tatapannya dariku sambil menjilati
tangannya.
“Aaaa..” Satu cokelat lagi ia suapkan untukku, dan aku otomatis membuka mulut lagi, dengan pelan
“Aaaa..” Satu cokelat lagi ia suapkan untukku, dan aku otomatis membuka mulut lagi, dengan pelan
mengunyahnya dan berhasil menghindari tatapan matanya yang membuat kerja jantungku semakin
tidak stabil. Aku kembali fokus pada puzzle itu. Hampir selesai dan aku bisa menerka gambar apa
yang terbentuk, sebuah gambar boneka beruang putih.
“Selesai” ujarku ketika selesai menyusun kepingan puzzle itu. Dengan berani aku menaikkan
pandangan mataku, lagi‑lagi dia hanya menatapku tanpa melihat puzzle itu. Apa yang begitu
menarik dari wajahku sehingga dia tidak melepaskan tatapannya itu?
Cho Kyuhyun mengambil puzzle itu lalu meletakkanya lagi ke belakang bantal, dia lalu bergeser
mendekat. Tuhan, wajah kami begitu dekat, aku bisa merasakan embusan napasnya di wajahku yang
saat ini sudah memerah. Tanganya menyentuh dan menarik wajahku , matanya kini tidak lagi
menatap mataku melainkan bibirku.
Deg..deg..deg..
Aku membasahi bibirku yang tiba‑tiba mengering, membuatnya tersenyum karena ulahku. Bodoh,
kenapa aku harus melakukan hal itu. Matanya masih tidak lepas dari bibirku dan semakin mendekat
. Tahu apa yang ditujunya aku pun memejamkan mata menunggu dengan debaran jantung yang
semakin kencang.
Material lembut itu menyentuh bibirku lembut, awalanya hanya mengecup pelan, kemudain
bibirnya mulai bergerak di atas bibirku. Untuk sesaat aku masih berdiam diri ketika bibirnya
bergerak namun entah karena naluri atau apa aku pun mulai mengimbangi gerakan bibirnya.
Lidahnya perlahan membuka bibirku dan mulai menelusup masuk, rasanya seperti cokelat, manis
sangat manis.
“Euuhhmmm” suara aneh keluar dari mulutku, aku memegang kemeja depannya dan
mencengkeramnya kuat. Tekanan bibirnya semakin kuat, dia menghisap lidahku membuatku
semakin mengeluarkan suara yang aneh.
Dia menjauhkan bibirnya dariku, aku membuka mataku dan kembali bertemu dengan matanya.
“Berbaringlah” bisiknya sambil mendorongku agar berbaring, tangannya bergerak ke tali gaun
tidurku dan mulai menariknya turun, matanya tetap tidak lepas dari mataku, ini membuatku
semakin berdebar.
Dengan piawai dia menurunkan gaun tidurku sampai ke batas pinggang. Malu, aku menutup
dadaku namun tangannya langsung menyingkarkan kedua tanganku . Sambil tersenyum, dia
menunduk ke bawah, mengecup leherku, bahu, tulang belika dan dadaku. Aku memejamkan mata
merasakan sensasi aneh, tubuhku tiba‑tiba saja merasakan sebuah aliran listrik dari setiap sentuhan
bibirnya.
TAAK.
Dia melepaskan ikatan bra‑ku dan dalam hitungan detik sudah terlepas dari tubuhku, aku
menunduk malu karena Cho Kyuhyun menatap payudaraku dengan pandangan yang membuat
sekujur tubuhku merona seketika itu juga. Dia menyentuhkan tangannya pada kedua payudaraku
dan mengusapnya pelan, untuk beberapa saat dia terus meremas payudaraku.
Aku memejamkan mataku dan menggigit bibir bawahku menahan suara aneh yang hendak keluar
lagi. tanganya terus meremas payudaraku dengan gerakan yang membuatku gila. “AAKkhhh” Aku
menjerit terkejut ketika sesuatu mengulum salah satunya. Aku membuka mata dan terkejut
mendapati kepalanya di atas payudaraku, dia mencium, menghisap dan menarik putingku. Ya
Tuhan rasanya aku bisa gila, tubuhku memanas seiring dengan gerakan mulutnya.
“Aahhh..hhhh..” Aku tidak bisa menahan lagi desahan yang ingin keluar dari mulutku, aku
“Aahhh..hhhh..” Aku tidak bisa menahan lagi desahan yang ingin keluar dari mulutku, aku
menggelincang geli sambil mencengkeram bantal dan sesuatu menghangat pada bagian bawah
tubuhku.
Cho Kyuhyun menarik lepas sisa gaun yang menempel padaku dan mulai melepaskan celana
dalamku, udara dingin menghampiriku dengan malu aku pun menutup daerah kewanitaanku. Cho
Kyuhyun tersenyum sambil menciumku lagi.
“Kau milikku” bisiknya sambil memberikan ciuman di leherku lagi. “Milikku” ulangnya sambil
menarik lepas tanganku yang menutup daerah sensitive ‑ku.
“AGHH..” aku lagi‑lagi mendesah, merasakan sesuatu menyentuhku di bawah sana.
“Kau basah dan sudah siap untukku” Kyuhyun lalu menarik dirinya dariku, dia mulai membuka
kemejanya lepas dan juga celananya. Mataku terus menatap gerakannya, dan itu membuatku
semakin gugup. Setelah melepaskan semuanya aku bisa melihat miliknya yang berdiri tegak.
Dia mulai melebarkan kedua kakiku dan berlutut di antaranya, menuntun miliknya masuk ke dalam
diriku, aku memejamkan mata merasakan sesuatu yang besar mencoba memasuki daerah sensitive‑ku
yang sempit. Mengigit lidahku ketika benda itu semakin mendesak masuk.
“Aahh….” Aku mengerang tertahan, benda itu semakin mengoyakku. Tangannya menyentuh
wajahku dan membelai pipiku lembut. Aku membuka mata dan menatap wajahnya, tanpa kata
tanpa suara aku bisa merasakan bahwa dia memintaku untuk menerimanya. Aku mulai merileks‑kan
tubuhku dan seketika itu juga ia kembali masuk dengan perlahan. Rasanya sakit sekali tapi aku
berusaha menahannya.
“Sudah masuk semua” bisiknya. “Aku akan mulai bergerak” Tanganya mengusap pahaku dan mulai
menarik miliknya namun tidak terlepas karena ia kembali masuk dengan dorongan pelan. Sakit,
rasanya seperti itu ketika dorongan pertama tetapi tidak pada dorongan selanjutnya.
“Aaahh..hhh..” aku kembali mendesah merasakan dorongan pelan itu. “hhh..ssh” dorongannya
semakin berirama, cepat dan menuntut. Aku mencengkeram kuat bantal di bawah kepalaku,
pinggulku pun bergerak mengikuti irama gerakannya dengan gerakan yang berlawanan.
“Hhhh…” Bukan hanya aku yang mendesah, dia juga mendesah dengan suara bass‑nya itu. Matanya
menatapku dalam, tanganya menarik tanganku lepas dari cengkraman di bantal lalu menautkan jari‑
jarinya di jari‑jari tangaku. “Lingkarkan kakimu pada pinggulku” bisiknya.
Mengikuti perintahnya aku pun melingkarkan kakiku di pinggangnya. “Aaakkhh” ini gila, posisi ini
semakin membuatku merasakan kenikmatan lebih. “Aku tidak tahan lagi” pekikku, miliknya
menghujam sangat tajam.
“Keluarkan” desaknya.
“Aku tidak tahan lagi”
“Berteriaklah”
“AAKkhhh…. hhh.. Kumohon”
Mendengar permintaanku Kyuhyun menggerakkan pinggulnya lebih liar dan cepat, aku semakin
terguncang dan tubuhku semakin terbawa arus gelombang yang memabukkan. Rasanya aku akan
mendapatkan apa yang aku cari dari tadi, Kedutan miliknya di dalam diriku menandakan sesuatu
hendak keluar di sana.
“Aakhh.. Cho kyuhyun” aku berteriak memanggil namanya ketika terbawa tinggi ke puncak
“Aakhh.. Cho kyuhyun” aku berteriak memanggil namanya ketika terbawa tinggi ke puncak
kepuasanku.
“AGGHHH..” Kyuhyun mendorong kuat untuk terakhir kalinya dan melepaskan cairannya di
dalam, aku bisa merasakannya, hangat memenuhi rahimku. Kyuhyun melepaskan tautan tangannya
lalu mengusap peluh di dahiku, aku membuka mata dan kembali bertatapan dengannya. Cho
Kyuhyun tersenyum, lalu menciumku lagi. Dengan lembut namun menuntut. Aku pun mulai
mengimbangi permainan bibir dan lidahnya lagi.
“Song Eunso.. Istriku..” Bisiknya, tanganya membelai payudaraku lagi. perlahan‑lahan aku
merasakan dirinya yang kembali ereksi. Menegang di dalam diriku. Bagaimana mungkin dia kembali
terangsang padahal dirinya masih ada di dalamku. “Milikku” ujarnya lagi, kembali menggerakkan
pinggangnya pelan, aku meringis sedikit, tidak dipungkiri masih sedikit sakit, tapi kemudian aku
kembali mendesah nikmat. Bibirnya terus menciumku sambil terus menggerakkan pinggulnya.
Bibir dan pusat tubuh kami menyatu dan saling bergerak. Aku kembali mencengkeram kuat bantal
di bawah kepalaku. Tidak seperti yang pertama kali, sekarang, Kyuhyun bergerak lebih lama,
keringat sudah membasahi tubuh kami berdua. Kyuhyun bahkan sempat duduk dan mendorong
maju membelah dengan kekuatannya, namun tidak menyakitiku, kenikmatan yang kudapatkan dari
perlakuannya.
“Kyuhyun‑aa..”
“Heeuumm…?”
“Aku akan datang”
“Bersama”
“Aahh…hhh..Kyuhyun‑aa” aku menjerit nikmat ketika sampai. Kyuhyun masih bergerak
menghujam dengan liar, dan ikut berteriak ketika mendapatkan pelepasannya. Sekali lagi cairannya
memenuhi rahimku.
Aku kembali bernapas tersengal‑sengal. Tidak bisa bertahan dari siksaan kenikmatan yang ia
berikan, aku memejamkan mataku.
Kyuhyun kembali membelai pipiku mengusap peluh di wajahku. “Aku tahu ini pertama kalinya
bagimu tapi aku ingin lagi”
Apa…? Lagi..?
Tanpa melepaskan tubuhnya dari diriku Kyuhyun memutar tubuhku hingga aku membelakanginya,
sekarang dia akan bercinta denganku dari belakang? Kyuhyun mulai bergerak lagi, dan hujamannya
mulai membuatku kembali mendesah. “Aaahh…” posisi ini membuatku merasakan sesuatu yang
baru lagi, dan aku kembali memejamkan mata, dirinya terus menghujamku tajam, aku melirik ke
arah jam, berapa lama waktu yang sudah kami habiskan untuk bercinta tadi? Dan berapa kali lagi
kira‑kira laki‑laki ini akan berhenti?.
“Aaahhgg.. Cho Kyuhyun”
***
Cit..cit..cit… suara burung mengusik tidurku, aku membuka mata perlahan. Sayup‑sayup aku
melihat ke kamarku, tunggu ini bukan kamarku tiang tempat tidur yang tinggi serta tirainya
mengingatkanku bahwa aku memang sedang tidak berada di kamarku. Aku menolehkan kepalaku
ke arah jendela, tirai masih tertutup tapi sinar matahari sudah masuk melalui celah dari jendela.
ke arah jendela, tirai masih tertutup tapi sinar matahari sudah masuk melalui celah dari jendela.
Aku menoleh dan terkejut mendapati setangkai mawar merah berada di atas bantal di sebelahku,
aku duduk dengan memegang selimut di dada, sadar bahwa tubuhku masih tidak memakai apa pun.
Menoleh ke sekeliling kamar besar ini mencari keberadaan pria yang baru saja menjadikanku
miliknya. Aku berhenti di karpet berbulu yang terletak tidak jauh dari tempat tidur. Tiba‑tiba saja
wajahku memanas mengingat apa yang terjadi malam tadi di karpet itu.
Selesai mengeluarkan cairannya Kyuhyun berbaring lemah, begitu juga aku yang langsung tertidur,
di pertengahan malam aku tersadar ketika Cho Kyuhyun membawaku dalam gendongannya dan
membaringkanku di tempat tidur. Tidak lupa dia menyelimutiku dan tidur di sebelahku,
memelukku.
BLUSSSH.
Lagi‑lagi wajahku memanas, aah tidak hanya wajahku seluruh tubuhku memerah. Malam tadi
adalah malam pertama aku berciuman dengan seorang laki‑laki, malam pertama aku bercinta dan
malam pertama aku digendong oleh seorang laki‑laki.
Aku kembali berbaring dan menutup setengah wajahku dengan selimut, mataku berhenti pada
bungan mawar merah yang ada di sebelahku, apa Kyuhyun yang meninggalkan mawar ini untukku?
Aku mengambil bunga itu dan menghirupnya pelan, wangi.
***
“Sssshhh…” Aku meringis pelan merasa nyeri di bagian kewanitaanku, mengingat apa yang terjadi
malam tadi tentu saja aku merasa nyeri, bukan? Aku keluar dari kamar mandi dengan memakai
dress selutut, hal yang jarang aku lakukan, karena di pasar ikan tidak memungkinkan untuk
memakai dress. Lagi pula, tubuhku masih nyeri untuk memakai celana jeans.
Tok..tok.. seseorang mengetuk pintu. Aku berjalan ke arah pintu dan membukanya.
“Hai.. selamat pagi”
“Minhye Eonni, selamat pagi”
“Bagaimana kabarmu pagi ini?” Minhye eonni masuk ke dalam kamar dan mulai berjalan ke arah
tempat tidur. “Well, sepertinya menyenangkan” ujarnya riang. “Jadi, apa kau butuh sesuatu?”
“Euhmm..? Aku rasa tidak” jawabku ragu, memang apa yang kubutuhkan.
“Kau yakin?” tanya Minhye eonni, entah kenapa terdengar nada menggoda dari suaranya. Ada apa
dengannya? “Tidak membutuhkan obat untuk daerah eheem.. kewanitaanmu?”
“Eonni…?” tiba‑tiba saja wajahku kembali memerah.
“Hahaha.. tidak apa‑apa, aku juga seperti itu ketika pertama kali melakukannya”
Sejenak aku tertegun, kemudian aku teringat. Benar, Wanita ini adalah istri pertama Kyuhyun, dialah
wanita pertama yang merasakan betapa bergairahnya Cho Kyuhyun ketika bercinta. Aku tersenyum,
aku lupa bahwa aku adalah yang ke lima, ada tiga wanita lagi yang pernah merasakannya.
“Heei.. melamun lagi” tepukan pelan di bahu membuat lamunanku buyar, aku tersenyum kepada
Minhye eonni sambil menggelengkan kepala. “Aku punya obat untuk itu‑mu, kau membutuhkannya.
Siapa tahu Kyuhyun akan memintanya lagi darimu nanti malam”
“Nee..?” Lagi…
“Nee..?” Lagi…
“Caa.. saatnya sarapan, Kyuhyun sudah berangkat tadi pagi, dia titip pesan bahwa kau harus banyak
makan. Tubuhmu terlalu ramping katanya”
“Yee..??” Jinjja laki‑laki itu mengatakan tubuhku terlalu ramping. Atau dia bermaksud mengatakan
aku terlalu kurus untuk memuaskan nafsunya, yang benar saja, bukankah malam tadi dia
melakukanya tiga kali berturut‑turut? Tanpa melepaskan itu‑nya.. dan masih mengataiku terlalu
ramping?
“Aku tahu sekarang, kau punya kebiasaan melamun” lagi‑lagi suara Minhye eonni
membangunkanku. Aaahh.. aku memang selalu melamun tidak pada tempatnya.
“Mianhae, Eonni”
“Gwencana, kajja. Kau butuh serapan setelah bertempur semalam. Hahahaha”
***
Aku bingung, kenapa sepertinya Minhye eonni benar‑benar terlihat biasa saja menerima kenyataan
bahwa suaminya telah bercinta dengan wanita lain, madunya. Tapi bukan hanya Minhye eonni, Im
Nana dan Shin Jeyeon juga bersikap sama, mereka seolah‑olah menganggap ini adalah hal yang lucu.
Seperti saat ini, mereka berdua sedang tertawa cekikikan sambil bertanya dengan sangat penasaran.
“Bagaimana rasanya? Apa sakit?” Im Nana yang berbicara
“Tentu saja sakit, itukan kali pertama dia, apa kau menikmatinya?” kali ini Shin Jeyeon.
“Oo.. ituu..” Aku menundukkan wajahku malu, bagaimana mungkin aku bisa menjawab mereka
seolah‑olah aku sedang menceritakan pengalaman pertamaku bersama teman‑temanku bukan pada
istri‑istri dari suamiku.
“Aku yakin dia juga menikmatinya lihat rona merah di wajahnya” seru Im Nana.
“Kau benar, jadi berapa ronde tadi malam?”
Aku kembali tersipu malu, mereka bahkan bertanya berapa ronde, sangat hapal dengan kebiasaan
Cho Kyuhyun di atas ranjang. Apa aku benar‑benar harus menjawab dengan mengatakan yang
sejujurnya?.
“Lihatlah wajahnya kembali memerah, aah.. Malam ini kau pasti butuh tenaga tambahan untuk
memuaskan suami kita tercinta itu. hihihihi” Im Nana,kembali menggodaku. Benarkah aku butuh
tenaga tambahan?.
“Sudahlah Ladies.. Tinggalkan dia, dia butuh makan banyak” Minhye eonni menginterupsi kami.
“Aah.. Eonni kau mengganggu kesenangan kami” Shin Jeyeon menggerutu sambil berdiri dari kursi
makan, diikuti oleh Im Nana. “Nanti kita berbincang lagi ya, annyeong” lalu mengedipkan matanya.
Aku kembali tertegun, mereka benar‑benar aneh. Terlihat gembira dan akrab satu sama lain, seolah‑
olah tidak ada wanita yang baru saja dinikahi oleh suami mereka.
Aku ditinggal sendirian di ruang makan, entah harus seperti apa mengungkapkan perasaanku saat
ini. Aneh dan selalu penuh kejutan. Dan masih sangat penasaran kenapa mereka bisa seakrab itu,
tidak ada kesan iri atau dendam pada satu sama lain.
“Ooh.. Kau di sini” aku menoleh pada seorang wanita yang baru masuk ke ruang makan, Kang
“Ooh.. Kau di sini” aku menoleh pada seorang wanita yang baru masuk ke ruang makan, Kang
Sinhae. “Contoh istri yang baik sekali, bangun kesiangan” sindirnya.
Aku memberengut marah, dari kemarin wanita ini sudah menunjukkan sikap tidak sukanya padaku,
tapi aku mengabaikan rasa kesalku setidaknya ada satu orang yang berpikir waras. Jelas bukan jika
Kang Sinhae tidak menyukaiku karena aku telah menikah dengan suaminya.
Wanita itu duduk di depanku sambil mengambil buah apel yang berada di dalam ke ranjang di atas
meja. “Istri yang baik adalah istri yang selalu bangun pagi dan menyiapkan semua kebutuhan
suaminya. Tapi berhubung Kyuhyun punya istri lebih dari satu kau bisa bersantai dengan bangun
kesiangan”
Aku diam, tidak menyahuti atau menanggapi ocehan wanita ini, entahlah meskipun lebih tua tidak
ada keinginan untuk menghormatinya sama sekali, berbeda dengan ketiga eonni lainnya. Mereka
baik padaku maka aku pun berlaku baik, tapi pada wanita ini… kenapa aku harus bersikap baik jika
dia saja tidak.
“Ooh.. senang sekali mendengarnya” jawabku santai.
“Cih.. Dengar, jangan sekali‑sekali berpikir karena paling muda dan baru di sini kau merasa
istimewa, Kyuhyun memang selalu memperlakukan istri mudanya dengan sangat lembut dan
romantis. Dan kau, jangan besar kepala karenanya” Sinhae menatapku tajam, seakan bola matanya
bisa keluar kapan saja. “Kuberikan saran sebagai senior di sini, jika Kyuhyun mengatakan ‘dia tidak
akan menikah kaulah yang terakhir’ kau jangan terlalu mempercayainya, karena dia juga pernah
mengatakan hal itu padaku dan lihat buktinya, sekarang ada kau di sini”
“Jadi maksudmu kau merasa Kyuhyun telah mengkhianatimu?”
Sinhae terdiam. Dia hendak mengatakan sesuatu tapi menahannya lagi. “Aku tidak akan
mengatainya mengkhianatimu, aku hanya bilang jangan terlalu besar kepala dengan apa yang dia
katakan padamu”
“Baiklah, terima kasih atas saranmu” jawabku langsung.
Sinhae kembali menatapku tajam, ia lalu berdiri dan meninggalkan aku sendirian. Aku
mengembuskan napasku lelah, aku lebih suka mereka yang berperilaku aneh daripada berperilaku
waras. Ya Tuhan, dunia sudah mau kiamat.
***
Hari berlalu dengan sangat cepat hari ini, Aku di rumah seharian dengan ditemani oleh ketiga istri
tertua Cho Kyuhyun, mereka terlihat sangat akrab dan sering kali saling meledek satu sama lain,
sama sekali tidak membahas masalah yang berat, hanya ribut tentang ending sebuah drama atau ﬁlm.
Sungguh terlihat seperti kakak adik yang akur. Melihat mereka seperti itu, membuatku penasaran
seperti apa awal mula mereka menikah dengan Kyuhyun?
Aku hanya tahu Kyuhyun telah menikahi Minhye selama lima tahun, jika dilihat dari usia Kyuhyun
sekarang itu artinya Kyuhyun menikah ketika usianya dua puluh tiga tahun, masih sangat muda
dengan menikahi wanita yang lebih tua. Tahun berikutnya ia menikahi Im Nana, selang enam bulan
ia menikahi Shin Jeyeong. Dan Kang Sinhae baru ia nikahi setahun yang lalu. Dan aku, baru dinikahi
kemarin siang.
Sungguh, Cho Kyuhyun pria seperti apa kau yang menikahi lima wanita dalam waktu yang sangat12/26
https://ffmylittlechick.wordpress.com/2017/03/04/imnumberfivechapter1edisirevisi/
Sungguh, Cho Kyuhyun pria seperti apa kau yang menikahi lima wanita dalam waktu yang sangat
pendek di usia yang masih muda. Bagaimana jika pria ini tua? Usia lima puluh, berapa istri yang
akan dimilikinya?
“Berapa angka yang ia inginkan?” Bisikku.
“Angka apa?” tanya Im Nana.
Aku terkejut, lagi‑lagi aku melamun. “Ah anniya”
“Angka apa yang kau bicarakan, jangan buat kami penasaran ayo ceritakan” desak Jeyeon
“Tidak apa‑apa, sungguh”
“Heum,, jika ini mengenai uang maka akan banyak sekali angka nol” jawab Im Nana
“Jika ini mengenai nomor lotre, akan banyak sekali macam‑macam angka” sambung Jeyeon
“Jika ini adalah istrinya Cho Kyuhyun maka ada angka lima” Nana menambahkan
“Hahahahaha” lalu mereka tertawa bersama‑sama.
Benar, saat ini angka itu baru sampai lima, berapa lagi yang diinginkan oleh Cho Kyuhyun?
Sepuluh? Apa itu tidak terlalu banyak?
***
Menjelang sore, aku kembali masuk ke kamarku yang besar. Aku masih belum terbiasa menemukan
kamarku sendiri karena rumah yang terlalu besar itu, terkadang aku tersesat sampai ke sebuah
ruangan yang sangat luas berisi piano tua. Terkadang aku juga tersesat ke ruangan‑ruangan besar
lainnya, jadi bukan hanya kamarku yang luas sekali.
Aku masuk ke sebuah pintu yang membawaku ke lemari pakaian, di sana ada banyak sekali pakaian
bergantungan, aku seperti melihat sebuah butik dipindahkan ke rumah ini. Pakaiannya pun bukan
hanya terlihat mewah tapi memang sangat‑sangat mewah. Aku mencoba mencari pakaian yang
pantas namun aku tetap ragu untuk memakai itu semua.
“Semuanya untukmu” Suara bass itu terdengar dari ambang pintu, aku menoleh dan terdiam.
Terpana melihatnya berdiri di ambang pintu dengan tangan berada di kantung celana dan bahunya
bersandar di daun pintu. “Saat aku bilang semuanya, maka semuanya milikmu. Jika tidak ada yang
bagus katakan saja”
“Anni.. semuanya bagus, hanya saja aku tidak terbiasa memakai pakaian mewah seperti ini” Aku
menatap pakaian itu sedih, pagi tadi aku masih beruntung menemukan pakaian yang lebih
sederhana dan terlihat murah, tapi sore ini terlihat sulit untuk memilih.
“Aku ingin mandi”
Aku menoleh ke arah Kyuhyun, terdiam lama.
“Eunso… Aku ingin mandi” ulangnya
“Nee..? oo.. euhmm” apa yang harus kulakukan? Aku belum berpengalaman mengurus seorang
suami.
“Air panasnya” Kyuhyun mengingatkan.
“Ah iya, akan kusiapkan” aku bergegas melewatinya dan berjalan ke kamar mandi yang luas itu. Apa
“Ah iya, akan kusiapkan” aku bergegas melewatinya dan berjalan ke kamar mandi yang luas itu. Apa
yang harus aku lakukan sekarang. Aku berjalan ke arah bathup dan kembali terdiam, bathup itu
dihiasi oleh beberapa tombol, aku bingung harus menekan tombol yang mana untuk air panas dan
mana yang air dingin. Kemarin Minhye yang menghangatkan air untuku, Haruskan aku bertanya?
Sebuah tangan melewatiku menekan tombol berwarna merah lalu biru, air keluar dari keran yang
berada di tengah, uap panas menyembul dari dalam bathup. Aku melirik malu ke arah Kyuhyun.
Aku memang tidak berguna, sekarang Kyuhyun melakukan sendiri tugasku.
Merasa tidak berguna lagi aku pun melangkahkan kakiku ke belakang, namun gerakanku tertahan
oleh tangannya yang memegang lenganku. Aku menatapnya bingung. Dia mendekat padaku dan
menyentuhkan tangannya pada wajahku.
Aku memejamkan mata, entah apa yang terjadi padaku, hanya sebuah sentuhan tangannya sudah
membuatku tidak berdaya dan ingin disentuh lagi dan lagi. Tanganya turun ke bahuku dan menarik
turun lengan dress‑ku. Aku membuka mata dan menatapnya terkejut.
“Ketika aku bilang ingin mandi, maksudnya adalah aku ingin kau juga ada di dalam bathup‑nya”
“Nee..?”
Dia menarikku ke dalam pelukannya, lengannya bergerak ke punggungku mencari kancing yang
berada di sana dan membukanya perlahan. “Mandi bersama denganku, Istriku”
Aku memejamkan mata lagi, sentuhan tangannya di kulit punggungku memberikan getaran aneh di
sekujur tubuhku. Bibirnya menyentuh telingaku, membuatku tergelitik geli. Sesuatu menghangat
lagi di bagian bawah tubuhku.
“Apa kau makan banyak hari ini?”
Aku memberengut teringat akan perkataan Minhye pagi tadi. “Aku akan memastikan tidak terlalu
kerempeng untukmu”.
Kyuhyun menaikkan alisnya mendengarku lalu tertawa. “Apa yang Minhye katakan padamu?”
“Tidak ada” jawabku langsung, aku tidak ingin Minhye mendapat masalah karena mulutku yang
lancang, Song Eunso. Jaga sopan santunmu.
Tanganya menarik lepas dress yang aku kenakan seharian ini lalu ia membuangnya jauh, menarik
pinggangku agar menempel pada tubuhnya, bagian bawah tubuhku bertemu lagi dengan benda
yang mengeras itu. “Minhye sudah meberikanmu obat?”
“Obat?” aku membeo
“Obat untuk.. euhmmm…” Dia terdiam lama.
“Ah.. itu, sudah”
“Apa berpengaruh?”
“Berpengaruh pada apa?”
“Pada, euhmmmm…” terdiam lagi dengan pandangan matanya turun ke bawah. Aku mengerutkan
alisku, ini terlihat lucu, dia ingin mengatakannya tapi terdiam karena malu mengucapkan kata itu.
Menggemaskan.
“Sedikit” jawabku akhirnya.
“Sedikit” jawabku akhirnya.
Kyuhyun menaikkan wajahku dan mengusap pipiku, mata kami bertemu untuk waktu yang lama,
lagi‑lagi aku terhanyut pada kedalaman matanya. Begitu memikat. Matanya turun menatap bibirku
disertai gerakan ibu jarinya di bibirku, aku memejamkan mata dan detik berikutnya bibirnya
menyentuh bibirku. Kami berciuman lagi, dalam dan saling menekan membuat kepala kami harus
berpindah‑pindah posisi untuk mempertahankan kenikmatan ciuman ini.
“Aaahhh..” tangannya meraup payudaraku yang masih tersembunyi di balik bra. Bibirnya turun
mengecup leher dan seputar bahuku, getaran nikmat itu kembali datang, aku mencengkeram kuat
rambutnya agar tubuhku tidak jauh karena kakiku tiba‑tiba menjadi layu dan tidak sanggup berpijak
lagi.
Cairan hangat mengenai kakiku, aku menoleh ke bawah, ke air panas yang meluap dari bathup.
Kyuhyun melepaskanku lalu mematikan keran air. Selanjutnya ia melepaksan pakaiannya satu per
satu, dari jas, dasi, kemeja dan celananya. Lalu dengan gerakan pelan dia mulai melepaskan sisa
pakaianku.
“Kemarilah” Tanganya menarik tanganku, melangkah masuk ke dalam bathup yang berukuran besar
itu, aku pun ikut memasukkan kakiku ke dalam air hangat itu dan duduk di dalamnya, air kembali
meluap keluar karena tubuh kami yang mengisi bathup. Kyuhyun mengambil sabun cair dan mulai
mengusapkannya di tubuhku.
Geli, itu yang aku rasakan ketika tanganya mulai menyapu tubuhku dengan air sabun. Aku menatap
wajahnya yang dengan tekun menyabuniku. Sejenak aku berpikir apakah ini yang dimaksud oleh
Sinhae tentang perlakuan manis Kyuhyun kepada istri mudanya?. Jadi mereka semua juga
mendapatkan perlakuan yang sama sampai seorang wanita datang dan menggantikan posisi
mereka?. Tidak salah jika Sinhae merasa marah padaku. Mungkin dulu Minhye juga merasa marah
pada Nana, begitu juga dengan Nana kepada Jeyeong dan seterusnya. Tapi, aku tidak bisa
menyalahkan mereka karena perlakuan Kyuhyun yang seperti ini memang membuatku salah
tingkah.
“Minhye benar ketika bilang kau punya hobi melamun”
“Nee..?”
Kyuhyun tersenyum sambil mengambil sabun cair lagi. “Aku suka melihatmu ketika melamun,
ekspresimu bervariasi”
Minhye eonni mengatakan pada Kyuhyun bahwa aku sering melamun? Kapan tepatnya? Apa mereka
sudah bertemu terlebih dahulu tadi?
“Cepatlah, aku ingin segera membawamu ke ranjang”
“Nee..?”
***
Tubuhku yang tadinya masih setengah basah kini sudah kembali basah karena keringat yang keluar
akibat pergulatan panas kami berdua, selesai mandi Kyuhyun bergegas mengeringkan tubuku
dilanjutkan dengan mengeringkan tubuhnya dan menarikku ke atas ranjang, menindihku dan mulai
memberikan kecupan‑kecupan ringan di seluruh tubuhku.
“Aaaahhh..” Aku mencengkeram kuat seprai putih yang berada di bawahku ketika Kyuhyun
“Aaaahhh..” Aku mencengkeram kuat seprai putih yang berada di bawahku ketika Kyuhyun
mencoba memasukiku lagi, rasanya masih sedikit sakit namun tidak seperti kali pertama. Aku
melihatnya tersenyum sambil terus menatap wajahku, Dia suka sekali menatapku, dan aku
menyukai hal itu.
“Aghh..” Kyuhyun mengerang nikmat ketika tubuhnya sudah masuk sempurna, tanpa basa‑basi lagi
laki‑laki ini mulai bergerak dengan cepat dan kuat.
“Aagh..aah..” Aku berteriak seiring gerakan tubuh kami, terasa penuh di bawah tetapi juga nikmat.
Bagaimana mungkin bisa senikmat ini bahkan ketika Kyuhyun melakukannya dengan menekan
keras tubuhnya padaku. “Aahh…”
Satu hujaman lagi aku sampai dan “Ahh..hh.. Kyu..”
Kyuhyun tersenyum, mengecup kepalaku dan menyandarkan kepalanya di bahuku. Lelah
mungkin?. “Kau luar biasa, sungguh luar biasa” bisiknya. “Lagi” tanpa rangsangan atau apa pun dia
kembali menegang dan bergerak. Sepertinya ini akan menjadi satu malam yang panjang lagi.
***
“Sshhh…” aku meringis lagi merasa perih di bagian pusat tubuhku, bagaimana tidak suamiku
sepertinya memiliki libido yang tinggi ini terus bermain denganku sampai tiga jam setelahnya, tidak
heran jika tubuhku di bawah sana mengalami cedera atau lecet. Aku memeluk erat selimut yang
menutupi tubuhku, berbaring dengan membelakanginya yang sepertinya sudah tidur.
“Ya Tuhan” lirihku pelan, tidak ingin mengganggu tidurnya, perih sekali.
Aku merasakan sebuah pergerakan di belakangku, mungkin Cho Kyuhyun bergerak dari tempat
tidur dan berdiri karena aku mendengarnya memakai pakaiannya. Langkahnya menjauh dari
ranjang dan membuka pintu kamar. Bodoh, aku membangunkannya karena rintihanku tadi.
“Minhye‑aa” suaranya memanggil Minhye eonni. Setelah bermain bersamaku selama tiga jam
sekarang ia mencari istri tuanya? Untuk apa? bercinta lagi? Sekarang aku benar‑benar yakin Cho
Kyuhyun memiliki libido yang sangat tinggi, mungkin alasan itu juga yang membuatnya harus
memiliki banyak istri, karena ia butuh banyak wanita untuk menyalurkan hasratnya.
“aaahhh..” Aku merintih lagi. “Appo..”
BLAAAMM.. suara pintu tertutup dan langkah kaki itu mendekatiku, Ranjang bergerak karena
seseorang naik ke atas ranjang, selimut yang menutupiku tersingkap ke atas dan tangan itu
mengusap bagian kemaluanku. “Kyu..”
“Sss埄�t…” bisiknya. Aku memejamkan mata, apa yang dilakukan oleh Minhye? Kenapa dia tidak
melayani suaminya hingga suaminya kembali padaku lagi? tidakkah ia sadar bahwa aku sedang
kesakitan?
Satu jarinya masuk ke dalamku, dan aku kembali meringis sakit. Sungguh sakit sekali, aku yakin ada
luka di sana. “Aaah..” Jari itu keluar setelah mengusap sedikit bagian dalamku. Aku menatap ke
mata Kyuhyun yang menatapku. Rasa sejuk dan dingin berada di lubangku, seperti obat yang
diberikan oleh Minhye pagi tadi.
“Maa韑�an aku” bisiknya.
Jadi Kyuhyun memanggil Minhye hanya untuk meminta obat itu?. Ia sadar bahwa aku kesakitan dan
Jadi Kyuhyun memanggil Minhye hanya untuk meminta obat itu?. Ia sadar bahwa aku kesakitan dan
berusaha mencari Minhye untukku? Apa ini adalah salah satu perhatian kepada istri muda yang
Sinhae katakan itu? Jika iya, maka aku sudah tersedot dalam kebahagiaan menjadi istri muda.
“Sekarang kau bisa tidur‑kan?” tanyanya
“Aku rasa”
“Heum…” dia menyingkap rambut yang menutup mataku. “Kau ingin memakai sesuatu? apa tidak
dingin hanya memakai selimut?”
“Sedikit dingin” jawabku mengiyakan.
“Tunggu sebentar” Kyuhyun lalu bergegas ke lemari pakaianku dan mengambil selembar gaun tidur
berwarna biru. Aku meringis sedikit ketika mencoba duduk dan memakai gaun tidur itu, Kyuhyun
ikut membantuku memakaikannya, setelah selesai ia kembali membaringkanku ke dalam
pelukannya, tangannya mengusap pelan kepalaku.
Tanpa kata‑kata lagi, hanya sebuah tindakan tapi ini sudah lebih dari cukup menunjukkan seberapa
besar perhatiannya padaku. Mengusap rambutku agar aku bisa tidur, bersenandung ringan
menyanyikan lagu pengantar tidur, beruntung Cho Kyuhyun memiliki suara yang cukup bagus,
karena aku mulai mengantuk.
Esok harinya, Kyuhhyun tidak menyentuhku lagi tapi dia tidur di kamarku, tidak mengunjungi
istrinya yang lain.
***
Dua minggu setelah aku menikah…
“Eonni sedang apa?” Aku masuk ke ruang TV di mana Nana dan Jeyeon tengah sibuk mengocok
sebuah kartu.
“Bermain poker, kau mau ikut?” jawab Nana
“Aku tidak bisa bermain poker” seruku.
“Akan kami ajarkan, Minhye Eonni kau mau ikut? Kita ajarkan Eunso bermain poker”
Minhye mendekat dan duduk di sebelahku. Sekarang kami duduk berkeliling di atas karpet besar di
ruangan itu. Mereka memulai permainan dengan membagikan beberapa kartu kepada para pemain,
aku hanya memperhatikan di awal seperti apa mereka bermain. Mengerti sedikit tentang kartu Pair
dan Fullhouse, tapi aku tetap tidak mengerti bagaimana yang satu bisa menang dan yang lain kalah.
“Kau curang” tunjuk Nana pada Jeyoen.
“Jinjja jika kau kalah tetap saja kalah” balas Jeyeon. Mereka bertengkar lagi
“Sudah jangan bertengkar” Minhye selalu menjadi penengah. “Kau tidak ingin bermain Eunso‑ya..?”
“Anni, aku tidak mengerti, bisa‑bisa aku kalah telak”
“Chicken.. Chicken” Suara Jeyeon terbatuk‑batuk.
“Eonni, aku tidak menjual ayam tapi ikan” jawabku
Mereka terdiam sejenak, mencerna kalimatku lalu tertawa. “Eunso‑ya, jawabanmu polos sekali.
Mereka terdiam sejenak, mencerna kalimatku lalu tertawa. “Eunso‑ya, jawabanmu polos sekali.
Hahaha” aku memberengut pada Nana karena mengataiku polos, aku tidak polos, hanya mencoba
menjawab Jeyeon eonni dengan sedikit lelucon.
“Hai Ladies.. apa yang begitu lucu”
Aku dan yang lain menoleh ke suara Kyuhyun yang muncul dari pintu, Kyuhyun terlihat seperti
biasanya keren dengan setelan kerjanya. Jas yang ia bawa di tangannya ia letakkan di atas sofa lalu
mendekat pada kami berempat. “Di mana Sinhae?”
“Aku di sini, Kyu, kau sudah pulang?” Sinhae masuk dengan suara riang dan melompat‑lompat
girang, mengalungkan lengannya di pinggang Kyuhyun lalu memberikan ciuman selamat datang di
pipi Kyuhyun.
“Oo.. kau ceria seperti biasanya, kenapa tidak bermain bersama yang lain?”
“Mereka tidak mengajakku” jawab Sinhae, sedikit cemberut yang dipaksakan terpasang di wajahnya.
Sungguh wanita yang penuh tipuan.
“Bermainlah bersama yang lain”
“Baiklah, kau duduk di sebelahku ya?”
“Heum..? aku ingin duduk di sebelah Jeyeon saja” Kyuhyun melepaskan dirinya dari Sinhae dan
mulai mendekat pada Jeyeon, duduk di sebelahnya atau duduk di sebelahku juga karena Jeyeon dan
aku tadinya duduk bersebelahan. Kyuhyun awalnya memang duduk namun kemudian ia berbaring
dengan kepalanya berada di kaki Jeyeon. “Aah. Tempat favorite‑ku” bisik Kyuhyun.
Jeyeon tersenyum lalu menunduk dan mencium kening Kyuhyun. “Kau pasti lelah setelah seharian
bekerja” ujar Jeyeon.
“Sangat, aku punya lima wanita yang harus kuberi makan”
“Leluconmu yang itu sudah tidak lucu lagi” seru Nana
“Eeyy.. Tapi kan Eunso baru mendengarnya hari ini” ujar Kyuhyun sambil mengedipkan sebelah
matanya padaku.
“Tapi tetap saja tidak lucu, benarkan Eunso‑ya?” tanya Nana padaku.
“Oo..? Oo.. tidak lucu” jawabku, mencoba membuat Nana eonni merasa menang.
“Eeyy.. istri mudaku bersekutu dengan istri tuaku untuk membelot dariku”
Suara tawa terdengar dari mulut keempat wanita, kecuali Sinhae tentu saja, yang sudah cemberut
sejak mencari tempat duduk di sebelah Nana dan Minhye. Permainan kembali berlanjut, aku yang
dari tadi hanya bisa berdiam diri menonton selagi mereka banyak mengoceh.
Merasakan sesuatu menyentuh tanganku aku menoleh ke bawah tangan Kyuhyun yang menyentuh
tanganku, ia membawa tanganku ke dalam genggamannya dan menautkan jari‑jari kami, jantungku
berdegup kencang, bagaimana ini? bagaimana jika semua eonni melihat Kyuhyun menggenggam
tanganku?
Aku melirik ke arah Jeyeon yang pangkuannya ditiduri oleh kepala Kyuhyun, terlihat sama sekali 18/26
Aku melirik ke arah Jeyeon yang pangkuannya ditiduri oleh kepala Kyuhyun, terlihat sama sekali
tidak memperhatikan kami, begitu juga dengan Minhye dan Nana. Tetapi tidak pada Sinhae, dia
tidak melihat ke arah kami tapi aku tahu ia merasa kesal dan terganggu, berusaha keras untuk tidak
melihat ke arah tangan kami.
Aku merasa bersalah kepada keempat eonni dan mencoba melepaskan tanganku tetapi Kyuhyun
menahannya dengan menggenggam tanganku semakin erat.
Aku menoleh ke arah Kyuhyun yang langsung tersenyum ketika melihatku menoleh padanya,
tangannya yang bebas memegang sebuah anggur yang menjadi cemilan kami dalam permainan ini,
jari telunjuknya menyentuh bibirnya sebagai tanda untukku tidak mengatakan apa pun selagi dia
melakukan sesuatu. Membuat kuda‑kuda seperti akan melempar buah anggur itu ke..
PLUUUKK..
Minhye..
“Kenapa melemparku dengan anggur?” ujar Minhye marah.
“Laporanmu mana Nyonya Besar? Seharian kau belum meneleponku untuk melaporkan kejadian di
dalam rumah ” jawab Kyuhyun.
“Eeeyy.. kau ingin mendengarnya sekarang?” tawar Minhye.
“Anni, besok pagi saja” tolak Kyuhyun.
“Eeeyy.. dasar”
Aku tersenyum, ini pertama kalinya aku melihat secara langsung interaksi di antara mereka semua,
terlihat rukun dan sangat harmonis, tidak ada ekspresi cemburu atau sirik di antara mereka, kecuali
Sinhae, yang mungkin masih baru dengan kondisi ini. Aku melirik ke arah Kyuhyun. Tidak heran
jika semua istri Kyuhyun yang lain terlihat akur, karena Kyuhyun selalu ingin mereka semua
berkumpul. Seperti tadi dia menginginkan Sinhae ikut bergabung.
Aku sadar Kyuhyun juga perhatian dan bersikap sama kepada mereka. Yah.. Jika tiba saatnya bagiku
untuk tergeser oleh Si Nomor Enam, aku yakin sudah siap, karena semua bisa melakukannya. Maka
aku juga harus bisa, meskipun merasakan adanya satu perasaan yang tumbuh untuk Kyuhyun, aku
pasti bisa mengatasi rasa cemburuku, seperti para eonni yang lain, aku tidak akan mencontoh Sinhae,
tidak akan.
“Melamun lagi”
Aku tersentak dan menoleh ke arah Kyuhyun, dia tersenyum sambil mengusap tanganku yang ada
di genggamannya. “Kenapa tidak ikut bermain?” tanyanya.
“Aku tidak bisa”
“Mereka tidak mengajarimu?”
“Aku hanya mengerti sedikit, dan aku takut kalah”
“Chicken” Jeyeong terbatuk lagi.
Kyuhyun tertawa mendengar ledekan Jeyeon lalu duduk hingga wajahnya sejajar dengan wajahku.
“Dia tidak menjual ayam, dia menjual ikan” jawab Kyuhyun,
“Buahahahaha” semua tertawa bersamaan kecuali Sinhae dan aku, Sinhae terlihat bingung tapi aku19/26
“Buahahahaha” semua tertawa bersamaan kecuali Sinhae dan aku, Sinhae terlihat bingung tapi aku
merona karena malu.
“Wae..?” Tanya Kyuhyu bingung.
“Tadi Eunso juga menjawab seperti itu” jelas Nana.
Kyuhyun kembali tertawa sambil terus memandangiku, aku menundukkan wajah malu. Kenapa dia
menatapku terang‑terangan di depan yang lain seperti itu, apa dia tidak merasa bersalah telah
bersikap berlebihan dengan menatapku?
Kyuhyun menarik wajahku dan mengusap pipiku dengan ibu jari tanganya yang bebas, tangan yang
lainnya menggenggam tanganku dan menarikku lebih dekat padanya. Kyuhyun menciumku, tepat
di bibir di depan istrinya yang lain. ia melapaskan ciumannya dan berbisik pelan. “ke kamar,
bermain denganku saja” Lalu berdiri dan melepaskan tanganku.
Aku yakin wajahku sudah panas, mataku melirik ke arah yang lain tapi tidak ada yang menoleh
padaku, mereka bahkan masih asik bermain kecuali Sinhae yang menatapku nanar.
“Sinhae, giliranmu” seru Jeyeon.
“Kenapa kau masih di sini Eunso‑ya?” Suara Nana
“Oo.. pergilah, Kyuhyun menyuruhmu ke kamar, kan?” suara Minhye.
Aku bingung, aku segan untuk menyusul Kyuhyun tapi mereka malah mendorongku untuk pergi.
“Apa lagi yang kau tunggu, cepat sana” suara Jeyeon.
Aku tersentak kemudian langsung berdiri, membungkukkan badanku sembilan puluh derajat. “Aku
pergi dulu, Eonnideul”
“Oo, bersenang‑senanglah” entah suara siapa itu, karena jantungku sudah berdetak tidak beraturan,
apa ini salah satu perlakuan istimewa itu? di depan semua istrinya aku diperlakukan lebih istimewa.
Tuhan, aku sudah hampir gila karena situasi ini.
***
“Haah…hhhh..hhh..” aku bernapas tersengal‑sengal, entah sudah berapa kali cairannya masuk
memenuhi rahimku sore ini, Sungguh Cho Kyuhyun memang memiliki hasrat yang besar, sore hari
saja ia sudah memintaku melayaninya berkali‑kali. Lalu bagaimana jika malam tiba. Kumohon,
biarkan dia mencari istrinya yang lain saja. bukan karena aku tidak mau, aku mau dan aku
menyukainya tapi aku lelah, sungguh sangat lelah.
Sebuah belaian lembut menyentuh kepalaku, aku kembali mendesah ketika Kyuhyun melepaskan
dirinya dari diriku. Dikecupnya kepalaku dan tubuhku dipeluknya . “Aku minta maaf Eunso‑ya, kau
pasti sudah sangat kelelahan”
Aku menundukkan wajahku malu, Dia sadar aku sudah tidak sanggup lagi melayaninya.
“Aku janji nanti malam kau akan tidur semalaman, aku tidak akan mengganggumu”
Apa itu artinya dia akan benar‑benar mencari istrinya yang lain? Kenapa rasanya aku sedikit
keberatan? ah tidak. Mereka adalah para wanita yang baik kau tidak boleh keberatan Song Eunso.
Bukan hakmu untuk melarang Kyuhyun. Jika mau mencari siapa yang berhak itu adalah Minhye,
karena dia adalah istri pertama Kyuhyun.
karena dia adalah istri pertama Kyuhyun.
“Aku lapar” Bisik Kyuhyun.
Aku mendongak ke wajahnya, mengulurkan tanganku dan mengusap pipinya. Dia tersenyum ketika
aku menyentuhnya seperti itu, senyum yang begitu manis membuatku luluh. “Kau ingin makan apa?
Ingin kusiapkan?”
“Jika kau mau, bawa ke kamar saja” jawabnya.
“Euhmm.. biasanya siapa yang melakukannya?”
“Menyiapkan makanan untukku?”
“Oo..”
“Koki atau pelayan”
“Maksudku, di antara istri‑istrimu biasanya siapa yang mengambilnya dan membawakanya
untukmu”
Kyuhyun menaikkan alisnya, berpikir sejenak. “Tidak ada, baru kau”
“Benarkah?”
“Heeum..” Kyuhyun tersenyum, tangannya menyentuh bibirku lalu menciumku. “Ayolah, aku
lapar” bisiknya.
“Akan kubawakan untukmu” Aku melepaskan diriku darinya dan bergegas memakai pakaianku,
merapikan diri di cermin dan keluar menuju dapur.
Di dapur aku bertemu dengan koki yang memasak makanan untuk kami semua, seorang pria yang
berasal dari Prancis, Jeyeon pernah mengatakannya sekali padaku. Kyuhyun membayar koki ini
dengan harga yang sangat mahal, karena sebenarnya koki ini adalah koki di restoran terkenal di
Prancis, itulah kenapa harga dari koki ini sangat mahal, tapi itu sepadan dengan semua masakannya
yang lezat.
“Nyonya Termuda kita mau apa?” tanyanya padaku.
“Euhmm.. Kyuhyun lapar” jawabku malu‑malu.
“Aku akan segera menyiapkan makanan di meja makan sebentar lagi”
“Euhh,, itu.. Kyuhyun ingin makan di kamar”
Koki itu menaikkan alisnya, ia lalu tersenyum mengerti. “Akan kusuruh seseorang mengantarnya,
Anda kembali saja ke kamar”
“Tidak apa‑apa, aku ingin membawanya sendiri. Aku juga akan membantumu” Aku berjalan ke arah
lemari yang berisikan gelas, mengambil gelas dan bersiap menuangkan air mineral ke dalamnya.
Koki itu memandangku sambil tersenyum. “Tuan Cho sangat suka jus jeruk, ada di dalam lemari
pendingin” ujarnya.
Aku berlari ke arah lemari pendingin mengeluarkan jus jeruk dan menuangkannya ke gelas yang 21/26
Aku berlari ke arah lemari pendingin mengeluarkan jus jeruk dan menuangkannya ke gelas yang
lain. aku meletakkana kedua gelas itu di atas sebuah nampan dan menunggu Sang Koki selesai
dengan makanan yang akan disiapkan olehnya.
Koki itu membawa sebuah piring yang berisikan Steak daging terbaik, terlihat sangat menggiurkan
dan mengundang selera siapa saja yang melihatnya. “Sudah, bawalah” ujarnya setelah meletakkan
sebuah pancake dengan saus strawberi di atasnya dan ice cream vanila.
“Terima kasih” Aku mengangkat nampan itu hati‑hati takut isinya jatuh atau tumpah.
“Berperan sebagai istri yang baik” Aku mendengar suara Sinhae di belokan lorong, aku menoleh ke
arahnya dengan memasang ekspresi waspada, selalu seperti ini jika berhadapan dengannya. Dia
pasti ingin mengatakan kata‑kata yang tidak mengenakkan. Matanya menatap wajahku dengan
pandangan menyipit, terlihat jelas dia menyadari keadaaanku yang habis bercinta dengan Kyuhyun.
Dia lalu melirik ke atas nampan.
Sinhae melipat tangannya dan mencibir. “Nikmati saja kebahagiaanmu sekarang Istri Muda, karena
itu tidak akan berlangsung lama. Cepat atau lambat kau juga akan tergeser oleh Si Nomor Enam. Jadi
yaaa… nikmati saja hari‑hari kebersamaanmu dengan Kyuhyun.
Sinhae lalu pergi setelah mengucapkan kalimat yang membuat hariku suram. Kenapa dia selalu bisa
merusak mood‑ku? Jika dia benar‑benar menyuruhku menikmati hari‑hariku seharusnya dia tidak
mengatakannya.
Aku melangkah lagi ke arah kamarku, mungkin Sinhae bersikap seperti itu karena Kyuhyun tidak
lagi mengunjungi kamarnya, karena sudah jelas Kyuhyun selalu tidur bersamaku sejak aku datang
ke rumah ini. bahkan jika Kyuhyun tidak menyentuhku, Kyuhyun tetap tidur di kamarku.
“Haah..” Aku mengembuskan napasku, mungkin inilah yang membuat Sinhae benar‑benar kecewa,
semua yang aku alami saat ini pernah ia alami. Kebahagiaan ini pernah Sinhae alami, tidak hanya
Sinhae tapi eonni yang lain juga. Tapi, hanya Sinhae yang belum bisa menerima kenyataan bahwa dia
sudah tergeser olehku.
CEKLEEK..
Aku masuk ke dalam kamar dan melihat Kyuhyun sudah kembali memakai pakaiannya duduk di
karpet berbulu, tempat di mana kami menghabiskan malam pertama. Ada banyak bantal‑bantal di
sana seperti sebelumnya. Aku duduk dan meletakkan nampan di hadapannya.
“Hanya satu?” tanyanya.
“Heum?”
“Kenapa kau hanya membawa satu piring? Kau tidak mau makan?”
“Oh..?” Aku tidak berpikir aku juga butuh makan. “Kalau begitu aku ambil lagi”
“Tidak perlu” Kyuhyun menahan tanganku. “Satu piring berdua saja” ujarnya, menarikku agar
mendekat padanya. Kyuhyun mulai mengiris pancake dan mencolek saus strawberi dan
mengulurkannya padaku. “AAA”
“Kau makan saja duluan” tolakku
Kyuhyun menggelengkan kepalanya. “AAA” desaknya. Aku terpaksa membuka mulutku dan
Kyuhyun menggelengkan kepalanya. “AAA” desaknya. Aku terpaksa membuka mulutku dan
menerima suapan pancake itu dan mengunyahnya pelan. Rasa manis dan asam dari strawberi itu
lumer di mulutku, begitu lezat.
Kyuhyun mendekat padaku, aku membelalakkan mataku terkejut tidak mengerti apa yang hendak ia
lakukan namun tiba‑tiba saja bibirnya berada di atas bibirku, menjilat sisa saus strawberi yang
menempel di bibirku. Ia tersenyum lalu menyuapiku lagi. Dan kejadiannya terulang lagi, dia
menjilati sisa saus di bibirku.
“Bayangkan jika saus ini ada di seluruh tubuhmu?” bisiknya erotis.
BLUSSSH.. seketika wajahku memerah, apa maksudnya dia juga akan menjilati seluruh tubuhku?.
Dia tersenyum sambil menyuapiku lagi. “Kau bukannya lapar?” bisikku dengan mulut penuh.
“Aku akan makan Steak‑nya, kau habiskan pancake‑nya” satu suap pancake lagi untukku.
Setelah pancake itu abis Kyuhyun mulai menyuapi dirinya sendiri dengan daging steak, sesekali dia
kembali menyuapiku. “Kyuhyun‑aa”
“Heeum..?”
“Kenapa kau tidak pernah mengunjungi kamar eonni yang lain lagi? Aku merasa sedikit bersalah
karena kau terus mengunjungi kamarku”
Kyuhyun mengunyah pelan, menatapku sambil menaikkan alisnya. “Kamarmu?”
“Oo.. kau selalu datang ke sini setiap malam, karena itu aku merasa tidak enak pada eonni yang lain.
Setiap malam kau tidur di kamarku, apa yang akan mereka pikirkan jika mereka tahu?”
“Satu hal yang harus kuperjelas. Masalah aku mengunjungi kamar mereka itu bukan urusanmu.
Dan, ini bukan kamarmu Song Eunso. Ini kamar kita”
“Nee..? kamar kita?”
“Ya. Kau dan aku”
“Tapi..”
“Apa kau tidak menyadari kenapa pakaianku ada di sini juga?”
“Kupikir memang sengaja diletakkan di sini”
“Tidak. Ini kamarku, dan juga kamarmu”
Jadi ini kamar kami berdua? Karena itu setiap malam Kyuhyun tidur bersamaku. Apa ini pengaturan
untuk istri termuda? Setelah istri yang baru datang maka aku akan dikirim ke kamar lain? Ya Tuhan
aku tidak mau, aku ingin selamanya berada di sini, aku tidak ingin ini berakhir. Bolehkah aku
merasa egois sekarang? Aku ketergantungan dengan perlakuan istimewa ini, aku ketergantungan
dengan sikap manisnya. Eonni maa韑�an aku, aku ingin egois, aku ingin menjadi nomor terakhir.
CUP.. Sebuah kecupan mendarat di bibirku. “Aku selalu ingin menciummu ketika kau melamun”
ujarnya. “Kenapa kau sering melamun? Apa sebenarnya yang kau lamunkan?”
“Euhmm..”
“Katakan padaku Eunso” desaknya
“Aku berpikir berapa nomor yang kau inginkan?”
“Aku berpikir berapa nomor yang kau inginkan?”
“Nomor apa?”
“Istrimu”
Kyuhyun tersenyum lalu mendekat padaku, menangkupkan tangannya di wajahku dan berbisik di
telingaku. “Lima”
***
ADVERTISEMENT
Advertisements
Report this ad
Report this ad
Posted in: married life, NC‑21, romance
8/2/2018 I’m Number Five [Chapter 2 END] – mylittlechick World's
mylittlechick World's
This Blog For You Who Love KyuSo Couple
Protected: I’m Number Five [Chapter 2 END]
March 6, 2017February 12, 2018
https://ffmylittlechick.wordpress.com/2017/03/06/imnumberfivechapter2end/ 1/31
CAST: CHO KYUHYUN, SONG EUNSO, AND OTHERS.
GENRE: ROMANCE, HURT, NC21, TWOSHOOT
AUTHOR: MYLITTLECHICK
EDITOR: PANDA M.
“Lima”
Kata itu terus terngiang‑ngiang di kepalaku, benarkah Kyuhyun hanya akan berhenti di angka lima?
Kata itu terus terngiang‑ngiang di kepalaku, benarkah Kyuhyun hanya akan berhenti di angka lima?
Berhenti pada diriku?. Tapi Sinhae juga pernah mengatakan padaku bahwa jangan percaya dengan
apa yang Kyuhyun katakan karena itu pasti hanyalah sebuah rayuan semata.
Dua bulan sudah aku menjalani peran sebagai istri ke lima dan semakin hari aku semakin tidak bisa
menguasai diriku jika berada di dekat Kyuhyun. Aku tidak bisa untuk tidak terpesona padanya,
haruskah aku bilang bahwa Cho Kyuhyun lebih tepat disebut Casanova, karena pesonanya mampu
membuat semua wanita luluh dan bersedia melakukan apa saja agar laki‑laki ini mau melirik
mereka. Dan aku, salah satu korban dari pesona Cho Kyuhyun. Si Casanova.
“Kebiasaan melamunmu tidak pernah menghilang” aku menoleh ke arah Kyuhyun yang duduk di
sebelahku, lalu ke arah jendela mobil. Ya Tuhan, aku lupa jika sekarang kami sedang berada di dalam
mobil, duduk di kursi penumpang dengan seorang supir di balik kemudinya.
“Sebenarnya pesta seperti apa yang akan kita datangi?”
Kyuhyun tersenyum, mendekat padaku dan menciumku. “Nanti kau akan tahu” lalu menciumku
lagi, kali ini penuh tekanan dan menghanyutkan. Tanpa protes aku pun membalas ciumannya, untuk
waktu yang cukup lama kami terus berciuman.
“Harus berhenti, sebelum aku bercinta denganmu di mobil” Bisik Kyuhyun, menelusupkan
tangannya di kakiku, merambat naik ke paha melalui rok yang aku pakai dan dia menemukan
pangkal pahaku.
“Akkh… Kyu..”
Kyuhyun tersenyum sambil terus mengusap diriku. “Lanjut atau berhenti?” bisiknya.
Pilihan apa yang bisa kupilih? “Berhenti, supirmu melihat kita” jawabku.
Kyuhyun menarik lepas tangannya lalu tertawa. Menoleh ke depan ke arah namja yang ia panggil
hyung itu. “Hyung, kau keberatan jika kami bercinta di sini?”
“Kyuu..?” Ya Tuhan, bagaimana mungkin dia bertanya seperti ini.
“Aku keberatan. Ini mobil bukan motel” jawab laki‑laki itu. Terlalu lancang untuk seorang supir, dan
aku menyimpulkan bahwa laki‑laki itu bukan hanya sekedar supir tapi juga sahabat mungkin? Atau
siapa pun aku tidak mengerti.
“Leeteuk Hyung dan aku sudah menghabiskan masa kecil bersama‑sama, hampir seumur hidup
kami” aku menoleh lagi ke arah Kyuhyun. Jadi laki‑laki itu bernama Leeteuk. “Dia asisten sekaligus
supir, sekaligus sekretaris, sekaligus”
“Tempat curhat” tambah Leeteuk.
“Hyuungg..”
Aku tertawa, ini pertama kalinya aku melihat Kyuhyun sedikit merengek pada seseorang, yah
walaupun terkadang aku melihat Kyuhyun juga memeluk Minhye manja. Seperti seorang anak yang
ingin meminta sesuatu. Pernah aku tidak sengaja melihat Kyuhyun memeluk Minhye dari belakang
sambil meminta Minhye mengatakan sesuatu padanya.
“Minhye‑aa.. jebal, katakan padaku” pinta Kyuhyun kali itu.
Aku menghindari tempat itu secepat yang aku bisa, itu kali pertama aku melihat Kyuhyun memeluk
Aku menghindari tempat itu secepat yang aku bisa, itu kali pertama aku melihat Kyuhyun memeluk
istrinya yang lain. Mungkin ada masanya di suatu waktu Kyuhyun juga bermanja‑manja bersama
istrinya yang lain. Aku menghindari hal itu sebisa mungkin, karena bagiku hal itu juga tetap
menyakitkan. Mungkin seperti inilah perasaan istri yang lain, sakit tapi sebisa mungkin menganggap
hal itu adalah hal yang biasa. Aku harus belajar menerimanya, seperti ketiga eonni yang lainnya.
Mereka juga pernah mengalami serangan rasa cemburu sepertiku, bukan? Jadi aku harus bisa
mengatasinya, karena itu aku menghindari melihat kemesraan Kyuhyun pada Minhye saat itu.
Mau bagaimana lagi, aku hanyalah Si Nomor Lima, masih ada nomor lain di atasku, dan apa pun
yang terjadi Kyuhyun pasti akan kembali lagi pada istrinya yang pertama, atau kedua, atau ketiga
dan keempat. Yah.. saat ini akulah yang teristimewa dan tidak akan selamanya.
“Tuhan.. Melamun saja membuatku bergairah” Kyuhyun berbisik di telingaku mengirimkan getaran
di sekujur tubuhku saat itu juga. Kyuhyun mengusapkan tangannya di rambutku dan mengusap
bagian belakang telinga kananku. Sesuatu yang selalu Kyuhyun lakukan, dia selalu suka menciumku
di sana.
“Kyu..” panggilku
“Heum..?”
“Kau yakin ingin membawaku ke pesta itu sekarang?”
“Wae..? kau tidak mau? Kita tidak usah datang jika kau tidak mau”
“Anniya, maksudku kenapa bukan yang lain saja?”
“Kenapa? Karena aku ingin membawamu, memamerkanmu”
“Aku..?”
“Oo..”
Kyuhyun memandangku dengan tatapan memuja, dan aku tidak pernah bosan melihat tatapan ini.
“Kenapa aku? Dari kami berlima Nana eonni yang paling cantik untuk bisa dipamerkan”
Kyuhyun menaikkan alisnya. “Kau tahu, yang lain belum pernah kuajak untuk acara pesta”
Belum pernah? Apa itu artinya hanya aku yang diajak olehnya? “Kenapa?”
“Kenapa yaa..?” Jawabnya mengambang, Aku memberengut tidak suka dengan jawabannya yang
menggantung.
Kyuhyun tertawa lalu menciumku sekilas. “Karena aku mencintaimu” lalu membuka pintu mobil.
Apa..apa yang baru saja ia katakan? Mencintaiku? “Eunso.. ayo keluar” Kyuhyun menunduk di
ambang pintu mobil menungguku keluar. Sejak kapan mobil ini berhenti?. Aku keluar dari mobil
dan dia langsung menggandeng tanganku.
Sebuah bangunan besar dan tinggi terpampang di hadapanku, terlihat mewah dan berkelas, Di
sinikah pesta itu berlangsung? Aku meliriknya yang berjalan di sebelahku, ingin bertanya apa
maksud dari kata dia mencintaiku, apa dia benar‑benar mencintaiku dalam arti yang sesungguhnya?
Apa dia juga mengatakan hal itu kepada istrinya yang lain juga. Ya Tuhan, bolehkah aku merasa
bahagia karena dia mengatakan mencintaiku.
“Hei..” Kyuhyun menarik daguku agar menoleh padanya. “Jinjja, kau benar‑benar terlalu banyak
“Hei..” Kyuhyun menarik daguku agar menoleh padanya. “Jinjja, kau benar‑benar terlalu banyak
berpikir. Jika saja aku punya kemampuan membaca pikiran ingin sekali membaca pikiranmu. Apa
yang kau lamunkan?”
“Kenapa kau mencintaiku?”
Kyuhyun menaikkan alisnya. “Karena kau istriku”
Aaahh.. jawaban itu menyadarkanku bahwa bukan hanya aku yang ia cintai, ada empat wanita lagi
yang menjadi istrinya karena itu ada empat wanita lagi yang ia cintai. Kecewa..? tentu saja, karena
sedetik aku berharap dia hanya mencintaiku. Apa yang aku pikirkan? Aku tidak boleh egois,
Kyuhyun bukan hanya milikku, dia milik kami semua, kami berlima. Benar hanya lima, kan?
Sebuah pesta memang sedang berlangsung di gedung itu, sebuah ruangan besar disulap menjadi
sangat indah dengan dekorasi yang mewah. Sungguh, ini pertama kalinya aku melihat secara
langsung kemegahan suatu acara, berbeda dengan yang ada di drama‑drama yang biasanya aku
lihat, ini lebih dari sekedar mewah dan megah.
Bahkan ketika aku menikah dengan Kyuhyun, ah itu tidak bisa dibilang pesta, karena yang hadir
pun hanya kedua orang tuaku dan beberapa kerabat saja. Acara yang sangat sederhana, dan ini baru
bisa dikatakan sebuah pesta yang megah.
Aku mendekap tangan Kyuhyun erat, takut karena semua orang melihat ke arahku. Ini juga kali
pertama aku diperhatikan seperti ini, tatapan mereka terlihat penasaran dan bertanya‑tanya. Apa
aku merapikan gaun panjang yang kugunakan dengan kikuk, apa aku terlihat memalukan? Aku
tidak suka tatapan mereka.
Kyuhyun menarik tanganku, membuatku menoleh padanya. Dia mengecup pelan punggung
tanganku dan tersenyum. Seketika perasaan takut itu pun lenyap. Luar biasa, pengaruh Cho
Kyuhyun benar‑benar bisa membuatku tenang dan lupa pada semuanya.
***
Pesta yang berlangsung di aula sebuah hotel ternama tadi selesai menjelang pertengahan malam, aku
tidak hanya lelah karena terus diinterogasi oleh beberapa orang yang penasaran. Beruntungnya aku
malam ini, Kyuhyun tidak melepaskanku, selalu memastikan aku berada di sisinya agar tidak ada
banyak orang yang bertanya lagi.
Kyuhyun yang tahu bahwa aku lelah karena lamanya pesta itu berlangsung membawaku ke salah
satu kamar di hotel itu. Kamar luas dengan jendela kaca besar yang menampilkan pemandangan
kota malam. Jendela kaca itu benar‑benar besar, aku bahkan bisa bercermin di sana.
“Eunso‑ya..” Kyuhyun berdiri di belakangku, memelukku dan menyurukkan kepalanya di leherku,
mengecup beberapa kali di sana. “Bagaimana dengan pestanya?”
“Pesta itu memang menyenangkan tetapi aku lelah dan tidak mau menghadiri pesta seperti itu lagi”
jawabku
Kyuhyun tertawa. “Baiklah, tidak akan ada pesta lagi”
“Sebenarnya tadi pesta apa?”
Kyuhyun tersenyum di bahuku, tangannya yang nakal sudah bergerak ke sana ke mari mengelus
tubuhku, merambat naik ke resleting gaunku dan menariknya turun. “Kau masih tidak tahu? Kau
bintangnya malam ini” Dia menurunkan gaunku, melewati bahuku.
“Aku..” Napasku sudah memburu karena semua sentuhannya, inilah yang selalu membuatku tidak5/31
https://ffmylittlechick.wordpress.com/2017/03/06/imnumberfivechapter2end/
“Aku..” Napasku sudah memburu karena semua sentuhannya, inilah yang selalu membuatku tidak
bisa bertahan, sentuhannya yang lembut dan dilakukan secara perlahan membuat hasratku semakin
meningkat.
“Ya.. Ini pesta menyambutmu sebagai istriku”
Kyuhyun menangkup dadaku dengan mudah karena aku tidak memakai bra di balik gaun itu,
menyentuh puncak dadaku dan membelainya dengan gerakan yang semakin membuatku gila. Aku
berpegangan pada tangannya merasakan getaran itu lagi.
“Siapa yang mengajarimu untuk tidak memakai bra di balik gaun ini ? Apa Minhye?”
“Oo…” jawabku sambil menahan desahanku, tangannya hanya bermain di dadaku namun cukup
membuatku gila.
“Sialan..” Bisiknya di leherku. “Sejak tadi tanganku sudah gatal ingin masuk ke balik gaun ini dan
menyentuh dadamu. Mengangkat rokmu, memasukimu, dan bercinta denganmu saat itu juga. Aku
gila malam ini”
Tangannya semakin bergerak cepat di puncak dadaku, kata‑kata kotornya membuatku semakin gila.
Siapa bilang hanya dia yang gila? Aku juga. “Kyuu‑aa..?”
Kyuhyun melepaskan tangannya dari dadaku, menarik lepas tanganku yang berpegangan padanya
dan menempelkannya pada jendela kaca di hadapanku. Lampu‑lampu kecil dari bangungan di luar
menyadarkanku bahwa kami sedang berada di depan jendela besar. Ya tuhan, bagaimana jika ada
yang melihat kami?
“Sudah lama aku ingin melakukan ini” Kyuhyun menarik paksa gaunku. BREEETTT.. kain itu robek
karena tangannya. Menyisakan selembar kain putih yang menutupi daerah kewanitaanku.
“Kyu.., bagaimana jika ada yang melihat” Bisikku, menoleh ke belakang dan melihat Kyuhyun
sedang melepaskan pakaiannya.
“Ini lantai paling atas, tidak akan ada yang melihat”
Kyuhyun mendorongku sedikit ke depan hingga semakin menempel pada kaca jendela itu.
“aaaakkhh…”
Ia menarik pinggulku ke belakang dan bersentuhan dengan miliknya yang mengeras. Aku
memejamkan mata menunggu dengan sabar ketika ia menarik turun celana dalamku.
Bibirnya menyentuh bahu dan punggungku, memberikan kecupan di setiap kulit punggungku.
Miliknya menyentuh pusat tubuhku yang sudah basah, tapi belum memasukiku. Aku memejamkan
mata, menahan diri untuk tidak memintanya segera memasukiku. Tangannya menangkup dada
kananku dan sebelah tangan yang lain menyentuh pusat tubuhku, bergerak liar di sana.
“Kyuu..”
Dia tersenyum selagi terus mengecup punggungku. “Aku akan memuaskanmu” mempertegas
ucapannya Kyuhyun memasukkan satu jarinya.
“Aahh..” aku mengepalkan tanganku di atas jendela kaca itu. ia melepaskan tangannya dan
melebarkan kakiku, menarik pinggulku semakin ke belakang. Aku harus menunduk lebih ke depan,
dan terkejut karena pemandangan jalanan kota berada di depanku saat ini. Ini sungguh gila, rasanya
aku seperti sedang dijamah di tengah‑tengah kota.
aku seperti sedang dijamah di tengah‑tengah kota.
Tangan Kyuhyun menjauh dariku digantikan oleh mulutnya. Aku mengerang tertahan merasakan
bibirnya di sana, mencium dan menjilat lembah hangat itu. Ini bukan pertama kalinya dia
melakukannya, tapi rasanya tetap sama seperti pertama kali ia menciumku di pusat tubuhku, aku
menunduk ke bawah melihat kepalanya berada di pangkal pahaku dengan sebelah tangannya
bermain di pusat sensiti�u. Aku benar‑benar bisa gila.
“Agggh… hhhh” aku menempelkan kepalaku di kaca jendela, ya Tuhan rasanya aku bisa jatuh ke
bawah karena bersandar di jendela ini. Aku terus mendesah dan menjerit merasakan lidah dan
jarinya terus bergerak liar. Kedutan di bawah sana muncul, aku memejamkan mata dan menggigit
bibir bawahku ketika gelombang itu datang.
“Aaggghhh..” Cairanku keluar, Kyuhyun menjauh dari pusat tubuhku, kembali menangkup dadaku,
dan mulai memasukiku lagi, tidak dengan tangannya tapi miliknya.
“Bercintalah denganku sampai pagi” Bisiknya selagi tubuhnya mendorong masuk.
“Kau punya empat istri lainnya untuk melayanimu sampai pagi” bisikku.
Kyuhyun memutar kepalaku dan menciumku kasar, mengisap lidahku dan mengigitnya pelan. “Aku
hanya minta darimu, aku hanya ingin istriku yang ini untuk melayaniku sampai pagi, melayaniku
selamanya. Selamanya” Panggulnya bergerak dengan kuat dan kasar.
“ Aggh.. aggh.. Selamanya?” Aku membeo.
“Ya.. Sayangku. Hanya kau, selamanya”
Ia bergerak semakin liar. Tubuhku terdorong maju mundur, aku menempelkan kepalaku di jendela
kaca dengan kedua tanga menekan kuat jendela. berdoa semoga jendela kaca ini kuat, semoga aku
dan Kyuhyun tidak jatuh.
“Eerrgghh.. Eunso‑ya..” Kyuhyun memanggil namaku ketika tubuhnya semakin mendorongku maju.
Tangannya meraih tanganku dan menggenggamnya seolah‑olah ingin mencapai puncak bersama‑
sama. Dan “Aagghh..” Kami datang bersamaan.
Tubuh dan kakiku terasa meleleh, aku lunglai dan jatuh berlutut. Kyuhyun menangkapku cepat
dengan melingkarkan tangannya di pinggangku. “Apa kau sadar? Rasanya kita sedang bercinta di
tengah kota” bisiknya sambil mengecup belakang telinga kananku, tempat favoritnya.
“Yaa..” Jawabku sambil menatap indahnya kota Seoul di malam hari, aku berharap tidak ada snipper
atau teropong besar yang mengarah ke kamar kami dari gedung‑gedung sana.
Kyuhyun menarikku agar duduk di pangkuannya, memelukku dengan tangannya berada di dadaku,
tubuh kami masih menyatu dan itu membuatku bisa merasakan miliknya yang menegang lagi. Selalu
seperti ini, Aku memutar tubuhku sedikit dan mengalungkan tanganku ke lehernya. “Kyuu..”
“Heeuumm..?” sahutnya, posisiku yang menghadap padanya membuatnya bisa mengulum
payudaraku. Napasku kembali memburu dan tubuhku memanas.
Aku menggenggam rambutnya dan sedikit menarik kepalanya ke belakang, Tuhan aku semakin
berani kepadanya, dan Kyuhyun tidak mengeluh atau marah sedikit pun. “Ada apa?” Tanyanya
sambil tertawa, tidak bisa mendapatkan payudaraku dia mulai menggerakkan pinggangku.
“Kyuu..” Protesku, bagaimana aku bisa mengatakan apa yang aku inginkan jika ia mulai membuatku
“Kyuu..” Protesku, bagaimana aku bisa mengatakan apa yang aku inginkan jika ia mulai membuatku
mendesah lagi. “Ketika kau bilang ingin bercinta denganku selamanya apa kau bisa menepatinya?”
Kyuhyun tersenyum, sambil terus menaikkan pinggulku dan menurukannya lagi. Aku pun bergerak
sesuai tuntutan tangannya. “Tentu saja, pegang janjiku”
“Hanya aku?” dengan arti lain tidak ada wanita lain, termasuk ke empat istrinya. Ya Tuhan, aku
kejam, jahat kepada ke empat eonni‑ku. Tapi aku tidak bisa menahanya lagi, aku ingin menguasi
kyuhyun untuk diriku sendiri, tidak mengapa jika Kyuhyun ingin menemui mereka, tapi aku ingin
Kyuhyun tetap kembali padaku, dan bercinta denganku. Hanya denganku.
“Hanya dirimu. Aaahh lebih cepat” Kyuhyun menggerakkan pinggulku lebih cepat. Aku pun
menumpukkan tanganku pada bahunya dan bergerak naik turun semakin liar, Ya Tuhan. Aku ingin
ini selamanya dan hanya ada aku yang bisa memuaskan Kyuhyun. “Aahh.. Eunso‑ya… Sayangku..
hanya ada dirimu”
Aku memejamkan mata merasakan gelombang itu akan kembali datang, aku pegang ucapanmu Cho
Kyuhyun. Hanya ada aku, kumohon hanya aku.
Kyuhyun menarik kepalaku agar menatapnya, aku membalas tatapannya dengan masih terus
berusaha mendapatkan kembali pelepasan kami. Aku menciumnya ketika gelombang itu tiba,
meredam teriakan kepuasan kami berdua. Memeluknya erat dan bernapas tersengal‑sengal di
telinganya.
“Eunso”
“Heum..?”
“Kau tidak lupa kan, aku ingin kita bercinta sampai pagi”
“Tidak” aku melepaskan pelukanku dan menatap wajahnya. “Berikutnya kau ingin kita
melakukanya seperti apa?”
Kyuhyun berdiri dengan aku dalam gendongannya, aku melingkarkan kakiku di pinggangnya selagi
dia berjalan membawaku ke tembok terdekat, punggungku menyentuh permukaan dingin tembok
itu dan mendesah ketika Kyuhyun mulai bergerak dan menghujamku lagi.
“Seperti ini” desaknya
Cho Kyuhyun selalu tidak pernah puas, selalu meminta lagi dan lagi tanpa istirahat. Aku memang
kewalahan kali pertama tapi sekarang aku bisa mengimbangi semuanya, Aku berusaha untuk
membuat kyuhyun puas. Karena aku ingin hanya diriku yang Kyuhyun cari untuk bercinta. Eonni
maa�an aku, aku ingin menguasai Kyuhyun seorang diri.
“Aaahh.. Kyuu.. lebih keras”
Kyuhyun tersenyum dan menghujamku dengan keras. Dan ini berlangsung sampai pagi? Tidak. Aku
hapal Kyuhyun, kami akan berhenti dan tidur sebentar lalu bangun dan bercinta lagi. Aku bahagia.
***
“Baiklah, Eonnideul. Kali ini aku tidak akan kalah lagi bermain poker” hari‑hari biasa kulalui, seperti
kegiatan bermain poker menjadi tradisi kami untuk saling mendekatkan diri, kalian tahu, kami
bahkan sering berbagi cerita tentang hal‑hal lain seperti hobi, makanan kesukaan, gosip seputar artis
dan lain‑lain. Sesekali sering membicarakan Kyuhyun, tetapi tidak masalah di ranjang.
“Eunso‑ya.. kau selalu mengatakan hal seperti itu, tapi kalah dalam putaran pertama” Nana mulai 8/31
“Eunso‑ya.. kau selalu mengatakan hal seperti itu, tapi kalah dalam putaran pertama” Nana mulai
tertawa meledekku.
“Kali ini aku akan menang” jawabku meyakinkan.
“Bagaimana kalau kita ganti taruhan kali ini” Sinhae mengudara, kami semua meliriknya dengan
rasa penasaran. Sinhae tersenyum sinis sambil membalas tatapanku. “Yang kalah tidak boleh
bercinta dengan Kyuhyun malam ini”
Itu taruhan yang memang ditunjukkan untukku, karena aku memang selalu kalah, ada apa
dengannya? Kenapa dia begitu membenciku? Bukankah dia juga pernah mengalami masa‑masa
indah sepertiku? Kenapa dia tidak membiarkan aku juga menikmatinya.
“Sinhae, kau..”
“Sayang..” Suara Kyuhyun memanggil. Tapi mendengar panggilan sayang itu aku tahu siapa yang
dia panggil. Tentu saja aku, karena hanya aku yang dipanggil sayang di rumah ini. Tidak wanita
bernama Sinhae ini tidak juga yang lain.
“Aku ingin mandi” Lanjut Kyuhyun.
“Pergilah Eunso” suara Minhye, aku menoleh ke arah Minhye dan terdiam, tiba‑tiba aku menyadari
suasana canggung. Ya Tuhan, sejenak aku merasa puas karena hanya aku yang dipanggil sayang,
hanya aku yang diperlakukan istimewa, hanya aku yang Kyuhyun ajak bercinta saat ini. Aku tidak
memikirkan perasaan ke empat wanita ini. Ya Tuhan, betapa kejinya aku, betapa hinanya aku, betapa
jahatnya aku pada keempat wanita ini.
Ekspresi Minhye, Nana, dan Jeyeon masih seperti biasa tidak terlalu terpengaruh. Tapi Sinhae,
semakin terlihat ekspresi kesedihan di sana. Ya Tuhan, aku wanita hina, keji, dan tidak berperasaan.
“Eunso..?” suara Kyuhyun terdengar di ambang pintu.
Aku menoleh padanya dan langsung berdiri menghampirinya. Tidak berani untuk melirik empat
wanita itu.
Kyuhyun tidak tersenyum melihatku mendekat padanya, matanya menatap wajahku serius.
Tanpa berhenti aku berjalan melewatinya, perasaanku penuh akan rasa bersalah karena itu aku pun
tidak berani menatap Kyuhyun. Aku berjalan masuk ke dalam kamar dan langsung menyiapkan air
panas untuk Kyuhyun.
Kyuhyun menarik lenganku dan memandangku serius. “Ada apa?” tanyanya.
Aku tersenyum dan menggelengkan kepalaku. “Anni.”
Aku memeluknya, berusaha membuang semua perasaan bersalah itu dengan memeluknya. Aku
memang egois dan tidak berperasaan kepada keempat wanita yang baik itu, tapi aku tidak bisa
menjauh dari Kyuhyun untuk menghormati mereka. Tuhan, aku harus bagaimana? Kenapa harus
serumit ini? Tolong jangan hukum aku karena keserakahanku ini, Kumohon Tuhan.
***
Tuhan menghukumku, ini sudah hari ke tujuh Kyuhyun tidak pulang dan tidur bersamaku, atau
lebih tepatnya aku tidak melihat Kyuhyun sebelum tidur dan sesudah bangun. Beberapa hari yang
lalu aku melihat Kyuhyun masuk ke kamar Minhye, dan tidak kembali ke kamarku lagi seperti
biasanya, hari berikutnya dan berikutnya Kyuhyun tidak kembali lagi padaku. Entah dia
biasanya, hari berikutnya dan berikutnya Kyuhyun tidak kembali lagi padaku. Entah dia
mengunjungi istrinya yang lain lagi atau ke perempuan lain, aku tidak tahu. Aku tersiksa, aku
menderita dan aku merasa sedang dihukum karena keserakahanku.
Ini akibatnya jika aku terlalu serakah ingin menguasai Kyuhyun seorang diri, tanpa memikirkan
perasaan keempat wanita itu. Ya Tuhan, aku takut, aku tidak ingin Kyuhyun mencari wanita lain.
Apa dia sudah bosan padaku? Tentu saja dia bosan, bodoh. Setiap malam Kyuhyun melakukannya
bersamaku, mungkin saja dia mulai merasa bosan, dan mencari yang lain. Istri‑istrinya atau wanita
lain? Apakah aku benar‑benar akan tergeser.
“Andwee..” Air mata mengalir di pipiku, aku tidak ingin ini terjadi, aku mohon. Kyuhyun, penuhi
janjimu padaku.. kumohon. “hiks..” Aku memeluk erat bantalku dan menyembunyikan isakanku di
atas bantal itu. Mungkin inilah yang dirasakan oleh Sinhae saat itu, terluka dan merasa
dipermainkan. Tapi aku tidak bisa marah padanya, memang seperti itulah Kyuhyun. Yang harus
disalahkan adalah aku sendiri. Kenapa begitu terlena sehingga menyerahkan seluruh hatiku
untuknya.
Aku seharusnya membatasi diri, tetapi aku tetap membiarkan diriku terhanyut hingga berniat
menguasai Kyuhyun seorang diri. Tentu saja ini salahku, salahku.
Aku mengusap air mataku dan menatap kosong ke arah jendela. Ke mana sebenarnya Kyuhyun
pergi, Aku tidak berani bertanya pada siapa pun tapi Minhye mengatakan Kyuhyun sedang sangat
sibuk. Sibuk apa? mencari Si Nomor Enam?
“Haaah..” Aku mengembuskan napasku dan mengusap lagi air mataku. Ini semua memang salahku
karena terlalu serakah, aku harus bisa menata hatiku, meskipun perih aku harus membuat diriku
bertahan. Seperti ke tiga eonni‑ku, tidak seperti Sinhae.
Pelan‑pelan aku memejamkan mataku dan mulai menyerah pada rasa kantuk. Aku harus kuat,
harus.
***
SRAAAAKK… Suara tirai jendela terbuka dan sinar matahari masuk ke dalam kamar, menyilaukan
mataku yang masih tertutup. Aku mengerutkan kening lalu membuka mata dengan perlahan.
Setangkai bunga mawar merah adalah hal pertama yang aku lihat, berada di depan wajahku, lalu
bunga itu menjauh digantikan oleh senyum Kyuhyun yang aku rindukan. Aku langsung
mendudukkan diriku hingga wajah kami sejajar.
“Kyuhyun‑aa..”
Kyuhyun mengerutkan alisnya, mengusap pipi dan mata bagian bawahku. “Kau baik‑baik saja?”
Aku langsung memeluknya tanpa menjawabnya terlebih dahulu dan terisak.
“Hei.. kenapa?” Kyuhyun mengusap kepalaku pelan, “Sayangku?”
Aku melepaskan pelukanku dan mengusap air mataku. “Aku kira kau tidak akan kembali padaku,
mengingkari janjimu karena mencari wanita lain untuk kau jadikan istrimu, Ya Tuhan, aku tahu aku
serakah karena berniat ingin menguasaimu sendirian. Tapi Kyu‑aaa.. Kumohon, jangan pergi tiba‑
tiba meninggalkanku seperti itu tanpa mengatakan apa pun padaku”
“Eunso” Kyuhyun menangkup wajahku dengan tangannya, menatapku dengan pandangan gelisah.
“Jika kau ingin mencari istri ke enam, aku mohon. Katakan langsung padaku terlebih dahulu, agar10/31
“Jika kau ingin mencari istri ke enam, aku mohon. Katakan langsung padaku terlebih dahulu, agar
aku bisa mempersiapkan hatiku. Aku resah karena kau tidak kembali padaku”
“Sayang.. dengarkan aku”
“Aku tidak keberatan jika itu Minhye eonni atau yang lain, tapi jika ada wanita yang baru? Aku..
aku..”
Suaraku terhenti, Kyuhyun menciumku lama. Merasakan adanya emosi dari ciuman itu. Aku
menatap wajahnya, ekspresinya terlihat terluka dan sedih. Apa yang terjadi, kenapa dia terlihat
sedih. Apa aku mengatakan sesuatu yang membuatnya sedih.
“Tidakkah Minhye bilang aku sedang sibuk?”
“Aku tahu, apakah kau sedang sibuk mencari istri baru?”
“Ya Tuhan” Kyuhyun menatapku dengan tatapan bersalah? “Tidak, aku sedang dalam urusan bisnis,
aku harus sering tidur di hotel karena bisnis ini berlangsung seminggu. Kau sedang tidur dan aku
tidak mau membangunkanmu, karena itu aku hanya berpamitan dengan Minhye seminggu yang
lalu”
Jadi malam itu Kyuhyun tidak tidur di kamar Minhye?
“Aku merindukanmu” Kyuhyun mencium kedua mataku lalu hidung, pipi, dan bibirku. “Kau
terlihat pucat Sayang”
“Aku tidak apa‑apa, mungkin karena semalaman menangis”
“Berpikir aku mencari istri baru?”
Aku menundukkan wajahku malu, apa lagi?
“Aku sudah bilang bahwa kau yang terakhir, kan?”
“Aku tahu, tapi melihat jumlah istrimu tidak menutup kemungkinan kau akan menambahnya lagi”
“Ya Tuhan” Kyuhyun mengusap pipiku, tatapannya memancarkan rasa penyesalan.
“Dan mungkin kau sudah bosan bercinta denganku”
“Tidak pernah, tidak akan pernah. Hanya kau yang kuinginkan”
Aku terdiam dan menatap wajahnya bingung. Apa maksud dari kalimatnya itu, hanya aku yang ia
inginkan? Kenapa terdengar seperti dia memang hanya bercinta denganku selama ini?
“Kau benar‑benar terlihat pucat, akan kupanggilkan dokter”
Kyuhyun mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana dan mulai menghubungi seseorang. “Oo..
Dokter Lee, bisakah kau ke rumahku sekarang? Istriku sakit. Oo..” Kyuhyun menutup teleponnya
lalu kembali menatapku.
Entah kenapa mendengarnya mengucakan kata ‘istriku sakit’ terdengar seolah‑olah hanya akulah
istrinya.
“Berbaringlah” Kyuhyun mendorongku agar berbaring di tempat tidur.
“Kau akan tetap di sini, kan?” Aku memegang erat kemeja depannya.
“Kau akan tetap di sini, kan?” Aku memegang erat kemeja depannya.
“Ya, Sayang”
***
Semua berkumpul di kamarku selagi Dokter Lee memeriksaku, Kyuhyun duduk di sebelahku,
Minhye berdiri di sebelah Kyuhyun. Nana, Jeyeon, dan Sinhae berdiri di ujung tempat tidur, rasanya
seperti aku sedang sakit parah dan di kelilingi karena mereka semua mengkhawatirkanku.
“Heuumm..?” Dokter Lee berguman
“Bagaimana?” Tanya Kyuhyun.
“Heum..” gumaman dokter itu lagi
“Jadi..?”
“Heee..uummm” Berguman lagi.
“Donghae‑yaa..?” Suara Kyuhyun yang tidak sabaran.
Dokter Lee tersenyum lalu menatapku serius. “Apa bulan ini kau melewatkan tamu bulananmu?”
“Nee..?” bukan hanya suaraku yang terdengar, tapi lima empat suara. Kyuhyun, Minhye, Nana, dan
Jeyeon. Tentu saja minus Sinhae.
Apa maksud pertanyaan Dokter Lee, tamu bulanan? Apa itu maksudnya siklus menstruasiku, jika
pertanyaan seperti itu muncul selalu mengarah ke.. Ya Tuhan, apakah aku?
Kyuhyun menyentuhkan jari telunjuknya di daguku, membangunkanku dari pikiranku sendiri.
“Jawab dokternya, Sayang” desak Kyuhyun.
“Aku.. aku tidak begitu ingat”
Aku menghitung dalam hati, aku bahkan lupa kapan terakhir menstruasi, sejak menikah dengan
Kyuhyun, Kyuhyun menyerangku setiap malam tanpa ada istirahat, itu artinya Kyuhyun bisa bebas
melakukannya tanpa ada gangguan menstruasi. Jika mengingat pernikahan kami yang sudah
berlangsung empat bulan maka…
“Aku rasa kau sudah lama tidak datang bulan” suara Kyuhyun. Aku menoleh ke arah Kyuhyun yang
juga menyadari apa yang aku pikirkan. “Kami bercinta tanpa terganggu siklus bulanannya”
Dokter Lee tersenyum. “Karena itu aku bertanya, aku rasa istri Anda sedang hamil dan sudah lebih
dari dua bulan, mungkin masuk bulan ketiga”
Aku terdiam sejenak, benarkah aku hamil?
“Tapi tidak ada mual dan muntah dan sebagainya” suara Minhye.
“Tidak semua wanita mengalami masa mual dan muntah di awal kehamilan mereka, aku punya
banyak contoh wanita yang tidak sadar bahwa mereka sudah hamil selama lima bulan sampai
menyadari perutnya sudah membesar dan memeriksakan diri ke dokter, mengira terserang penyakit
padahal mereka sedang hamil. Jika ingin lebih pasti, kau bisa memeriksakan istrimu ke rumah sakit”
Aku masih terdiam, terlalu terkejut. Seperti kata Minhye, tidak ada tanda‑tanda bahwa aku sedang12/31
Aku masih terdiam, terlalu terkejut. Seperti kata Minhye, tidak ada tanda‑tanda bahwa aku sedang
hamil, seperti mual dan sebagainya. Aku menyentuhkan tangan ke perutku lalu Kyuhyun menyusul
dengan menyentuhkan tangannya di atas tanganku, aku menoleh padanya dan dia tersenyum,
senyum bahagia.
“Ada bayi di perutmu” ujarnya takjub. “Bayiku, aah anni bayi kita. Ya Tuhan, ini luar biasa. Anakku
di dalam perutmu” Kyuhyun menciumku, lalu memelukku. Ia bahagia, sangat bahagia, aku bisa
merasakannya dari pelukannya.
Tap..tap..tap.. Suara langkah kaki yang menjauh mengalihkan pikiranku, aku melihat Sinhae berjalan
keluar kamar dengan air mata mengalir di pipinya. Aku melirik ke arah Nana dan jeyeon yang
tersenyum padaku, namun ada yang beda dari senyum mereka. Seperti tersembunyi kesedihan di
sana, aku bahkan bisa melihat air mata menggenang di mata mereka. Tetapi mereka tetap tersenyum.
Ya Tuhan.
Aku melirik ke arah Minhye, tidak ada yang berubah dari ekspresi Minhye, sangat memaklumiku
dan ikut merasa bahagia. “Kajja, Ladies” ajak Minhye pada Nana dan Jeyeon disusul oleh Dokter Lee.
Mereka pergi dalam diam.
Kyuhyun melepaskan pelukannya, dia tidak melihat ekspresi kesedihan dari istrinya yang lain, aku
menatap wajahnya yang berseri karena campuran rasa bahagia. “Kau sungguh menakjubkan,
sumber kebahagiaanku” kyuhyun mencium wajahku berkali‑kali.
Aku masih berdiam diri ketika dipeluk dan dicium, pikiranku menerawang jauh kepada empat
wanita itu. Apa mereka merasa sedih karena aku yang pertama hamil anak Kyuhyun.? Ya Tuhan,
hidup seperti apa yang aku jalani ini, aku tidak bisa hidup terus dalam perasaan bersalah seperti ini,
tidak bisa.
“Eunso” Kyuhyun menangkup wajahku. “Kau tidak bahagia?”
“Apa istrimu yang lain bahagia?” balasku.
Kyuhyun terdiam lalu menoleh ke belakang, sadar bahwa keempat istrinya yang lain telah pergi.
Kyuhyun kembali menatapku dan mengusap kepalaku.
“Aku akan kembali” bisiknya, lalu keluar. Mungkin menyusul keempat istrinya dan entah apa yang
ia katakan kepada mereka.
***
Aku sedang menatap kosong keluar jendela ruang piano tua. Hari berlalu, kehamilanku merupakan
kabar yang menggembirakan juga kabar yang menyedihkan mungkin untuk beberapa orang saja,
karena sebagian dari para eonni masih bersikap biasa, selain Sinhae yang semakin menyendiri di
kamarnya. Tapi, walaupun begitu, aku melihat adanya perubahan sikap dari Jeyeon. Aku yang
biasanya punya kebiasaan melamun sekarang juga dilakukan oleh Jeyeon, dia melamun entah
memikirkan apa.
Terkadang Jeyeon memandangku lama dengan tatapan kosongnya, ke arah perutku. Tapi kemudian
dia akan tersadar dari lamunannya dan tersenyum lagi padaku. Dia sedih, aku tahu itu. Perasaan
bersalah semakin menghantuiku. Ini benar‑benar diluar batas kemampuanku, aku tidak bisa
menanggung beban ini lebih lama lagi, aku tidak bisa terus‑terusan merasa bersalah. Ingin rasanya
aku pergi dari rumah ini, meninggalkan semuanya termasuk Kyuhyun.
Setelah pertanyaanku yang mengatakan apa keempat istrinya bahagia, Kyuhyun bersikap berbeda,13/31
Setelah pertanyaanku yang mengatakan apa keempat istrinya bahagia, Kyuhyun bersikap berbeda,
dia jadi lebih pendiam dan juga jarang tersenyum. Dan hubungan kami menjadi renggang, aku tidak
bisa bermanja lagi padanya karena rasa bersalahku dan begitu juga dengan Kyuhyun yang tidak
ingin keempat istrinya tersiksa.
Tapi, demi Tuhan.. aku membutuhkan perhatian suamiku, aku membutuhkan belaian dan
ciumannya, aku membutuhkan dia menangkan perutku yang bergejolak, aku membutuhkannya, tapi
aku tidak bisa, rasa bersalah ini terus menghantuiku dan membuatku tidak bisa memanggilnya.
Bolehkah aku pergi saja dari rumah ini? biarkan aku pergi dan lepas dari ini semua, aku tidak akan
sanggup selamanya hidup dalam keadaan seperti ini.
“Cerai..?” bisikku, bertanya pada diri sendiri.
“Apa yang sedang kau lamunkan?” Aku menoleh kepada Minhye eonni dan menunduk sedih. “Ada
apa Eunso‑ya..?”
“Eonni.., Maa�an aku” air mata mulai mengalir di pipiku, aku sudah tidak bisa bertahan lagi dari
siksaan perasaan bersalah ini.
“Maaf untuk apa? karena kau hamil? tidak.. tidak perlu minta maaf” Minhye eonni menghampiriku
dan berdiri di sebelahku. “Kyuhyun sudah lama menantikan kehadiran seorang bayi. Kau tahu, dia
ingin bayi perempuan”
Aku tersenyum miris, Minhye eonni tahu jenis kelamin apa yang Kyuhyun inginkan, itu
membuktikan bahwa Kyuhyun sering mengungkapkan isi hatinya yang menginginkan seorang bayi
perempuan. “Maa�an aku Eonni, seharusnya kau yang hamil anak Kyuhyun, bukan aku”
“Tidak” bantah Minhye, “Memang harus kau yang hamil” lanjutnya.
Apa..? kenapa harus aku.
“Kami semua benar‑benar merasa bahagia tentang kehamilanmu ini, sungguh. Jangan merasa
bersalah. Aku memang tidak belum pernah hamil, tapi setidaknya aku tahu bahwa beban pikiran
bisa mempengaruhi janinmu. Tenanglah, kami semua baik‑baik saja”
“Tapi aku tidak” Suara Sinhae masuk ke dalam ruangan, aku menoleh dan melihatnya berjalan
mendekatiku dengan tatapan nanar. “Seharusnya kau tidak pernah muncul dan merusak semuanya,
merusak kebahagiaan kami semua. Kau penghancur rumah tangga kami”
“Sinhae” Minhye membentak Sinhae.
Aku mencengkeram kuat tanganku di depan dada, benar bukan? Aku merebut kebahagiaan mereka
semua, kehidupan harmonis mereka rusak karena aku.
“Pergilah ke kamarmu Sinhae”
“Tidak, dia harus tahu. Karena dia dan bayi terkutuknya itu Kyuhyun akan..”
“Sinhae” Minhye berusaha menghentikan
“Menceraikan kami semua..”
DEG… apa..?
PLAAAAKKK..
Tamparan keras mendarat di pipi Sinhae, Minhye menamparnya. “Pergi ke kamarmu Sinhae” bentak
Tamparan keras mendarat di pipi Sinhae, Minhye menamparnya. “Pergi ke kamarmu Sinhae” bentak
Minhye.
“Benarkah itu?” bisikku. “Eonni, Kyuhyun akan menceraikan kalian berempat?”
“Benar” jawab Sinhae.
“Sinhae, pergilah” sekali lagi Minhye menyuruh Sinhae pergi. Minhye menatapku dengan tatapan
sedih, ia terdiam lama.
“Eonni..?”
“Sudah seharusnya dia menceraikan kami semua”
“Tidak, aku tidak mau diceraikan” Sinhae mulai terisak. “Bukan hanya dia yang mencintai Kyuhyun,
aku juga. Eonni juga. Nana Eeonni dan Jeyeon Eonni juga. Kita semua mencintai Kyuhyun”
“Kau tahu, cepat atau lambat Kyuhyun memang akan menceraikan kita” jawab Minhye. “Cobalah
untuk tidak egois Sinhae, kau tahu dari awal alasan Kyuhyun menikahi kita. Karena siapa?”
Sinhae menundukkan wajahnya sedih, lalu terisak dan semakin terisak.
Sesak dadaku melihatnya menangis seperti itu, aku tahu dia selalu membenciku tapi aku tetap tidak
tega melihat Sinhae menangis seperti itu, haruskah ini semua terjadi? Haruskah Kyuhyun
menceraikan mereka berempat? Kenapa bukan aku saja.
“Kajja, Eunso. Kita saja yang pergi” Minhye menarik tanganku keluar dari ruangan itu, mataku
menoleh ke belakang ke punggung Sinhae yang bergetar. Ya Tuhan, seegoisnya aku ingin menguasai
Kyuhyun aku tetap tidak tega melihat mereka berempat harus menerima ini semua, ini tidak adil.
Tidak adil.
Kami berdua berjalan turun melewati tangga, suara langkah kaki Sinhae terdengar di belakang kami,
berjalan cepat dan penuh tekanan karena marah. Terlalu penuh emosi berjalan melewati kami berdua
dengan memisahkan pegangan Minhye di lenganku.
“Eunso‑ya..”
Gerakan yang sangat tiba‑tiba membuatku sedikit limbung terlalu lambat untuk meraih tangan
Minhye yang terulur padaku. Jatuh, aku akan jatuh dari tangga ini. Aku tidak boleh jatuh, bayiku.
Aku berpegangan pada susuran tangga dan mencoba berpijak pada dua tangga di bawahku, namun
kakiku salah melangkah dan
TAAKK..
“Aagghh..” Aku bergelantungan pada susuran tangga namun kakiku terasa sakit, seperti ada yang
patah.
“Eunso‑ya.. Kau tidak apa‑apa?” Minhye meraihku dan berusaha membantuku berdiri,
“Aarrgg.. Eonni, kakiku sakit”
“Ya Tuhan” Minhye menoleh kepada Sinhae.
“Aku tidak sengaja sungguh, aku tidak bermaksud membuatnya jatuh”
“Bukan saatnya, panggil Leeteuk suruh dia telepon Dokter Lee”
Sinhae berlari cepat ke depan meninggalkan kami berdua. Aku meringis pelan, Minhye
Sinhae berlari cepat ke depan meninggalkan kami berdua. Aku meringis pelan, Minhye
mendudukkanku di tangga dan mulai meneliti kakiku. “Sepertinya tidak patah, hanya terkilir”
“Eonni, appo” rintihku..
***
Cup..
Kecupan ringan mendarat di pipiku, aku membuka mata dan menatap punggung Kyuhyun berjalan
keluar kamar, Aku melirik ke sekeliling, aku berada di kamarku dan Kyuhyun. Sejak kapan aku
tidur?
“Akkhh..”
Kakiku sakit, aah iya aku hampir terjatuh di tangga, dan Dokter Lee memberikanku obat penahan
sakit hingga aku jatuh tertidur. Beruntung hanya terkilir ringan, aku tidak perlu di‑gips atau
berbaring di rumah sakit.
Aku duduk perlahan di tempat tidur dan menoleh lagi ke arah pintu, Kyuhyun ke mana? Aku
menurunkan kakiku menahan rasa sakitnya dan berusaha berdiri. Aku ingin menemuinya, ingin
bertanya tentang perceraian itu, apa alasannya dan kenapa Kyuhyun melakukannya pada empat
wanita yang begitu baik. Begitu setia dan begitu menyayanginya?
Aku berjalan sambil berpegangan pada apa pun yang kulewati, melompat‑lompat sedikit agar kaki
kiriku yang terkilir tadi tidak meneyentuh lantai dan menambah rasa sakitnya.
Ke mana Kyuhyun. Aku berjalan cukup jauh mencari keberadaan Kyuhyun, dan kenapa rumah
terasa sepi? Di mana semua orang? Di mana para eonni?
“Apa yang kau lakukan?”
Suara Kyuhyun, di ruang kerjanya. Aku berbelok dengan kaki yang melompat‑lompat kecil.
“Aku tidak bermaksud untuk membuatnya terjatuh, sungguh. Aku hanya sedikit emosi dan kesal,
menyenggolnya sedikit. Hanya itu” Sinhae.
“Ya Tuhan, Kau bisa membuatnya jatuh. Dia bisa keguguran” Kyuhyun membentak.
Ya Tuhan, ada apa ini?
Aku berdiri di pintu ruang kerja itu. Mataku membelalak lebar, Sinhae sedang duduk berlutut di
hadapan Kyuhyun, jelas terlihat dia merasa bersalah dan menyesali perbuatannya. Air mata yang
mengalir deras di pipinya menjadi bukti bahwa wanita itu benar‑benar tidak tahu apa yang
membuatnya bisa melakukan itu tadi, dia hanya ingin sedikit menyenggolku agar aku kesal. Tapi
tempatnya salah, tidak seharusnya dia melakukan itu ketika aku hendak menuruni tangga.
“Aku tahu, Kyu.. maa�an aku” Sinhae memohon
Kyuhyun menyisir rambutnya dengan tangannya dan tangan sebelah berada di pinggangnya,
terlihat sangat marah tapi tidak bisa meluapkannya. Ia memejamkan matanya sambil menggeram.
“Kau masih beruntung hanya kakinya yang terkilir. Bagaimana jika dia kehilangan bayinya. Kau
lupa, itu bayiku juga”
“Aku tahu, karena itu aku menyesal, aku minta maaf”
“Tuhan.. Kang Sinhae, bagaimana mungkin kau bisa melakukan hal seperti ini eoh..? Apa yang aku16/31
“Tuhan.. Kang Sinhae, bagaimana mungkin kau bisa melakukan hal seperti ini eoh..? Apa yang aku
lakukan padamu sampai kau melakukan hal seperti itu?. Apa aku bersalah padamu?”
“Tidak” jawab Sinhae
“Lalu kenapa kau tega melakukan ini pada Eunso?”
“Kyuhyun‑aa” Minhye mencoba menenangkan Kyuhyun.
“Karena aku merasa cemburu” Sinhae menatap tajam ke depan. “Aku ingin berada di posisi Eunso,
aku ingin berada di kamar yang sama bersamamu, aku juga ingin merasakan indahnya menjadi
istrimu dengan dimanja dan diajak bercinta. Aku juga ingin mengandung anakmu. Aku ingin
menjadi istrimu yang seutuhnya” Sinhae terisak.
Aku mengerutkan alisku, apa maksud dari perkataan Sinhae, ingin menjadi istri Kyuhyun yang
seutuhnya itu?
“Kau tau kenapa kau tidak bisa menjadi istriku seutuhnya, bukan? Di malam pertama kita, aku
sudah menjelaskannya, Minhye juga sudah menjelaskannya padamu”
“Aku tahu, tapi apa aku tidak boleh berharap lebih? Aku tersiksa dengan semua ini, aku ingin
memilikimu tapi aku tidak bisa. Segala cara sudah kucoba untuk merayumu tapi kau bahkan tidak
tertarik untuk menciumku”
“Kau tahu alasannya kenapa” Kyuhyun menatap Sinhae tajam. “Tidakkah kau mengerti, apa arti
Eunso untukku?”
Apa? Aku benar‑benar tidak mengerti, mereka sedang membicarakan apa. Kenapa Sinhae tidak bisa
memiliki Kyuhyun, apa yang dijelaskan oleh Kyuhyun di malam pertama mereka? Apa arti
keberadaanku untuk Kyuhyun?
“Aku ingin perceraiannya dipercepat” tegas Kyuhyun.
Apa? Kyuhyun akan melepaskan mereka semua? Wanita yang begitu baik dan setia padanya.
“TIDAK.” teriakku.
Semua yang berada di ruangan itu menoleh ke arahku, Kyuhyun menaikkan alisnya terkejut
menatapku, aku pun membalas tatapannya. Kyuhyun bergerak maju mendekatiku.
“Jika kau menceraikan mereka, kau juga harus menceraikanku”
Kyuhyun menghentikan langkahnya. “Mwo?”
“Kau dengar, jika kau ingin menceraikan istrimu maka ceraikan saja semuanya”
Aku menatapnya serius. Sudah cukup, aku juga sudah lelah dengan semua ini, aku tidak mau
menyakiti siapa pun lagi, aku tidak mau tersiksa dengan perasaan bersalah ini. Aku lelah karena rasa
egois yang ingin memiliki Kyuhyun sendirian, jika semua tidak bisa memiliki Kyuhyun, maka aku
juga tidak.
Kyuhyun menoleh ke arah Minhye dengan tatapan memohon. “Kau dengar dia minta apa?”
suaranya bergetar karena marah.
“Eunso‑ya..” Minhye berjalan mendekatiku. “Apa yang kau katakan? Kau tidak boleh minta
Kyuhyun menceraikanmu”
“Kenapa aku tidak boleh? Tapi kalian boleh”
“Kenapa aku tidak boleh? Tapi kalian boleh”
“Itu berbeda”
“Apa yang berbeda? Jika Kyuhyun ingin melepaskan istrinya, maka lepaskan saja semuanya. Jangan
hanya empat, tapi Lima. Semuanya” aku menatap Kyuhyun tajam.
Kyuhyun membalas tatapanku dengan berang. “Sial. Aku tidak akan melepaskanmu, tidak akan
pernah. Mereka akan pergi dan kau tetap di sini bersamaku”
Kami saling menatap dalam kemarahan yang besar, aku berkeras Kyuhyun juga berkeras, tidak ada
yang mau mengalah.
“Kau kejam, bagaimana mungkin kau tega menceraikan mereka berempat, wanita yang sudah lama
menemanimu, setia menjadi istrimu, menyayangimu dengan tulus. Yang rela dimadu olehmu.
Terutama Minhye Eonni, apa kau pernah memikirkan perasaannya menjadi orang pertama yang
harus dimadu? Tidak hanya dengan satu wanita tapi empat. Kau menyuruhnya menyiapkan wanita‑
wanita ini di malam pertamamu, tidakkah kau memikirkan perasaannya? Apa dia sedih atau
terluka? Tuhan.. Aku saja yang baru seminggu ditinggal tanpa kabar olehmu sudah sangat menderita
bagaimana dengan Minhye Eonni? Nana Eonni, Jeyeon Eonni dan Sinhae. Pernahkah kau memikirkan
perasaan mereka?”
Kyuhyun menatapku semakin tajam, ekspresinya tidak terbaca, tidak ada rasa penyesalan atau rasa
bersalah. Dia menatap dengan rasa marah.
“Ya ampun, Eunso‑ya..”
Minhye merangkulku dan memelukku erat, isak tangisnya terdengar di bahuku. Menangis, tentu saja
Minhye Eonni menangis, aku mengungkapkan apa yang ada di hatinya selama ini, aku menyuarakan
perasaannya yang tidak bisa ia tunjukkan pada Kyuhyun. Kyuhyun harus tahu seberapa
menderitanya Minhye Eonni selama ini.
Aku memang sempat menjadi wanita yang jahat karena ingin menguasai Kyuhyun dan melupakan
perasaan Minhye Eonni, tapi sekarang aku sadar. Bahwa Minhye Eonni sangat menderita selama ini,
dan aku tidak ingin dia semakin menderita.
“Kau gadis yang baik, sangat baik. Tidak salah Kyuhyun terus mencarimu selama ini” Minhye
melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya. “Perceraian ini seharusnya terjadi tepat setelah
kau datang ke rumah ini, tapi yang lain masih belum ingin berpisah, mereka ingin melihat dan
mengenalmu. Lalu perjanjian berubah, Jika kau hamil maka Kyuhyun harus menceraikan kami
semua. Dan kau hamil, maka perceraian ini tidak bisa dielakkan”
“Jadi karena aku hamil? kalian harus diceraikan?”
“Tidak, jauh sebelum ini Kyuhyun sudah ingin menceraikan kami, tapi kami memintanya untuk
menahannya sampai dia menemukanmu”
“Aku tidak mengerti”
Minhye menoleh ke arah Kyuhyun, dan aku ikut menoleh ke arah Kyuhyun, matanya tidak lepas
memandangku. “Kau yang harus menceritakannya pada Eunso, ceritakan saja semuanya” ujar
Minhye pada Kyuhyun.
Kyuhyun berjalan mendekatiku tanpa melepaskan kontak matanya padaku, tangannya terulur
Kyuhyun berjalan mendekatiku tanpa melepaskan kontak matanya padaku, tangannya terulur
padaku dan dalam satu gerakan cepat membawaku dalam gendongannya. Berjalan ke arah sofa dan
mendudukkanku di sana. Minhye Eonni mengajak yang lain keluar dan meninggalkan kami berdua
setelah pintu tertutup.
Kyuhyun masih menatapku, tangannya meraih tanganku dan mengusap punggung tanganku
lembut. “Ceritanya panjang”
“Aku siap mendengarkan”
Kyuhyun tersenyum sinis. “Kau ingin aku mulai dari mana?”
“Apa maksud perkataan Sinhae tadi, kenapa dia tidak menjadi istrimu yang seutuhnya?”
“Karena aku tidak menyentuhnya, tidak juga dengan yang lain”
Aku membelalakkan mataku, “Apa? Kenapa?”
Bukankah Sinhae sudah jelas mengisyaratkan bahwa dia sering bercinta dengan kyuhyun? dari kata‑
katanya mengatakan seperti itu, seolah‑olah Kyuhyun memang pernah menjadi kekasihnya yang
berjanji akan setia padanya. Apa dia hanya menipuku?
“Karena aku mencarimu” jawab Kyuhyun, mengusap pipiku lembut.
“Mencariku?” aku membeo.
Kyuhyun menarik napas panjang. “Aku akan mulai dari cerita seorang anak laki‑laki yang berusia
empat belas tahun terlantar di jalanan tanpa orang tua dan tempat untuk berteduh. Beberapa laki‑
laki bertubuh besar datang menghampiri dan membawanya bersama anak‑anak terlantar lainnya.
Mereka dikurung dalam sebuah gudang. Di sana ada banyak sekali anak‑anak terlantar, laki‑laki dan
perempuan. Di sana anak laki‑laki itu bertemu dengan seorang anak perempuan, dia tidak tahu
nama gadis itu siapa, berapa usianya. Gadis itu entah bisu atau memang tidak bisa mengatakan
sesuatu karena terlalu takut. Selalu duduk di pojok gudang sendirian, tidak makan tidak juga
minum. Terlihat menyedihkan”
Sekelebat bayangan masuk di kepalaku, gudang? Bau amis, angin berembus kencang, terombang‑
ambing “Laut”
Kyuhyun tersenyum sambil mendesah, seperti lega karena ucapanku. “Benar, anak‑anak itu
dikurung di gudang sebuah kapal laut. Mereka dalam perjalanan untuk diperjual belikan. Kau
mengerti maksudku?” Aku menganggukkan kepala, artinya anak‑anak itu adalah budak yang akan
dijual kepada orang‑orang yang membutuhkannya, ada banyak sindikat gelap seperti itu dulu.
Mungkin sekarang juga masih ada.
Kyuhyun melanjutkan ceritanya. “Berhari‑hari terkurung di sana, pemuda itu merasa khawatir pada
Sang Gadis, dia mulai mendekati gadis itu dan mengajaknya mengobrol, tapi gadis itu masih tidak
mengeluarkan suaranya. Tangannya selalu gemetaran karena takut, mungkin itu kali pertama ia
terpisah dari orang tuanya, mungkin dia diculik dan dijual seperti anak‑anak malang lainnya.
Sebuah naluri muncul di dada pemuda itu, dia ingin melindungi gadis itu, membawa gadis itu
keluar dari tempat terkutuk itu dan mengembalikan senyum gadis itu”
Kyuhyun mengusap bibirku dan tersenyum. “Ternyata senyum gadis itu begitu indah” ujarnya.
“Apa pemuda itu kau?”
Kyuhyun mengangguk. “Hari itu kapal berhenti dan aku dibawa keluar. Mereka ingin
Kyuhyun mengangguk. “Hari itu kapal berhenti dan aku dibawa keluar. Mereka ingin
menggunakanku untuk melakukan sesuatu, Aku tidak ingin pergi saat itu karena gadis itu akan
tinggal sendirian di gudang. Tapi mereka berjanji aku akan kembali lagi ke gudang itu. Menjelang
sore, mereka tetap tidak membawaku ke kapal itu lagi, mereka menipuku. Mereka menjualku pada
seorang pria tua yang menginginkan seorang anak laki‑laki yang sehat untuk menjadi penerusnya.
Yang dikenal sebagai Cho Kyuhyun sekarang”
“Dan kau tidak pernah kembali lagi ke kapal itu?” bisikku ngeri.
Jadi gadis itu ditinggal sendirian? Tanpa ada yang menghiburnya lagi, tibat‑tiba saja perasaan sedih
dan kesepian menghampiriku. Berada di ruangan sempit dan gelap pastilah mengerikan.
“Tidak, tapi aku tidak menyerah untuk menemukannya. Sepuluh tahun kemudian dengan harta
yang diwariskan padaku, aku meminta seseorang melacak keberadaan gadis itu, ada banyak macam
dugaan. Karena kapal itu ternyata menghilang secara misterius. Tidak ada jejak dan aku hampir
kehilangan arah, aku tidak tahu nama gadis itu dan berapa usianya, karena itu aku hanya berpegang
pada seorang gadis yang kemungkinan diperjual belikan di pasar malam pada tanggal yang sama
dengan menghilangnya kapal itu.”
Aku menarik napasku tertahan. ya Tuhan, gadis itu malang sekali.
Kyuhyun memejamkan matanya sejenak lalu membukanya, mengembuskan napasnya panjang. “Aku
mengira Minhye adalah gadis itu. Aku menemukan Minhye di sebuah club malam, dia sedang..”
Kyuhyun menghentikan kalimatnya lalu mengusap punggung tanganku lagi. “Sedang melayani
seorang tamu laki‑laki”
Aku menutup mulutku dengan sebelah tanganku, jadi Minhye eonni seorang wanita penghibur?
“Tidak hanya itu, dia tersiksa karena sering dipukuli oleh penyalurnya, dipaksa bekerja menjadi
budak sex dan..” Kyuhyun tidak bisa melanjutkan ceritanya. “Aku harus mengeluarkannya saat itu
dari sana, jadi aku membayar mahal untuk mengeluarkannya dan menikahinya agar aku bisa
melindunginya. Minhye mengalami trauma dan sempat ingin bunuh diri, beruntung dia bisa
mengatasi depresinya dengan baik. Saat itu aku sadar bahwa Minhye bukan gadis yang aku cari.
Setelah Minhye sembuh dari trauma, aku berniat menceraikannya tapi Minhye memintaku untuk
tidak menceraikannya sampai aku menemukan gadis yang yang kucari. Sebagai rasa terima kasihnya
padaku, dia akan membantuku menemukan gadis itu”
“Setelahnya aku menemukan Nana, dan ternyata bukan gadis yang kucari lagi, lalu Jeyeon dan
Sinhae. Keadaan mereka bertiga tidak jauh berbeda dengan Minhye, lagi‑lagi aku harus membayar
mahal untuk mengeluarkan mereka dari rumah pelacuran. Dan kenapa aku harus menikahi mereka?
Karena aku harus menemukan tanda di tubuh mereka untuk memastikan mereka gadis itu atau
bukan. Empat kali aku salah, tapi kali kelima akhirnya aku menemukannya”
Dan itu berarti aku? Apa itu artinya Kyuhyun telah menyelamatkan keempat wanita itu dari
pekerjaan yang memaksa mereka?
“Anehnya keempatnya mengatakan hal yang sama ketika aku mengatakan tentang perceraian.
Mereka ingin membalas kebaikanku dengan membantu menemukan gadis itu. Lalu perjanjian
dibuat, aku bisa menceraikan mereka setelah gadis itu ditemukan. Pagi harinya setelah kita
menghabiskan malam pertama, aku mengatakan bahwa yang nomor lima adalah gadis yang benar,
aku membicarakan lagi masalah perceraian, tapi kemudian sore harinya Minhye mendatangiku dan
memintaku memundurkan waktu perceraian itu sampai kau mengandung anakku. Aku tidak tahu
apa motif dari permintaan mengunduran perceraian itu, tapi aku tidak bisa menolak permintaan
Minhye”
“Setelah akhirnya aku hampir putus asa, Leteuk hyung datang padaku dengan kabar mengejutkan,20/31
“Setelah akhirnya aku hampir putus asa, Leteuk hyung datang padaku dengan kabar mengejutkan,
kapal itu bukannya menghilang tapi hancur karena badai, anak‑anak yang di gudang kapal itu
sebagian meninggal di lautan dan sebagian selamat. Tidak.. bukan sebagian hanya ada satu yang
selamat. Seorang nelayan menemukannya dan mengangkatnya sebagai anak. Anak penjual ikan”
Kyuhyun tersenyum
Jadi itu alasan Kyuhyun menikahiku? Menikahi seorang anak penjual ikan? Aku tahu aku anak yang
diadopsi, karena eomma selalu mengatakan bahwa mereka mengangkatku menjadi anak karena
kasihan melihatku. Karena itulah aku menuruti keinginan mereka dengan menikahi Kyuhyun,
membalas budi baik mereka yang mau merawatku dengan baik.
“Bagaiamana kau tahu bahwa gadis itu aku?”
“Kau pikir kenapa Minhye yang membantumu melepaskan pakaianmu? Dia yang membantuku
menemukan tanda itu di tubuhmu. Sebenarnya aku tidak mengingat dengan jelas di mana tanda itu
berada, aku hanya ingat bentuknya. Minhye yang memastikan padaku bahwa tanda itu ada di tubuh
setiap gadis yang kuduga adalah gadis itu. Aku sangat‑sangat bahagia ketika Minhye datang padaku
dan mengatakan bahwa kau memilikinya”
“Tanda seperti apa?”
Kyuhyun menarik lengan bajunya dan memperlihatkan punggung tangannya, ada sebuah titik hitam
di sana, atau huruf? Atau apa, tidak terlihat jelas. “Setiap anak di nomor, aku bernomor tujuh.
Sekarang tandanya sudah tidak begitu terlihat di tanganku karena pudar. Tapi nomormu masih
terlihat jelas. Karena itu Minhye langsung mengenalinya”
Nomor? “Berapa? Dan di mana?”
“Kau percaya? Nomormu Lima” Kyuhyun menelusupkan rambutku di telinga kananku, mendekat
dan menciumku tepat di belakang telinga. “Di sini” jadi, karena itulah Kyuhyun selalu menciumku
di sana, itu bukan karena kebiasaannya tapi karena ia mencium tanda itu. Tanda yang membuktikan
bahwa akulah gadis yang bernomor lima itu.
“Tapi, mungkin saja ada banyak gadis yang bernomor lima di gudang itu” Aku masih berkelit,
“karena sungguh aku tidak mengingat apa pun yang kau katakan, aku memang samar‑samar
mengenali tempat gelap itu, aroma laut dan sebagainya tapi itu tidak membuktikan bahwa gadis itu
memang aku”
“Kau tahu kenapa aku mengajakmu bermain puzzle saat itu?”
Aku menggelengkan kepala.
“Coba pikirkan” desaknya.
Aku mengerutkan alis sambil mengingat puzzle itu, aku hanya ingat puzzle‑nya bergambar boneka
beruang berwarna putih. Apa itu mengatakan bahwa aku memiliki beruang putih?. Tidak, aku tidak
terlalu suka boneka. Lalu apa puzzle adalah permainan favoritku? Aaah tidak..aku juga tidak begitu
menyukai puzzle, lalu apa?
Aku tersentak karena Kyuhyun menarik tanganku, dan membawanya ke depan wajahku.
“Kebiasaan inilah yang memperkuat bahwa gadis itu kau” Aku melebarkan mataku dan menatap ke
arah tanganku, jari telunjuk kananku bergerak menepuk‑nepuk telapak tangan kiri “Kebiasaan
melamunmu disertai gerakan jari ini. Inilah gadis‑ku”.
Ya Tuhan, benarkah aku punya kebiasaan seperti ini? Aku tidak pernah menyadarinya sampai
Ya Tuhan, benarkah aku punya kebiasaan seperti ini? Aku tidak pernah menyadarinya sampai
Kyuhyun yang menunjukkannya padaku.
“Tapi aku tidak mengingatmu”
“Kau mungkin terlalu trauma untuk mengingatnya”
Jadi begitu? tapi ini terdengar aneh sekaligus nyata. Aku memang tidak pernah bertanya kepada appa
dan eomma kenapa aku terdampar dan ditemukan oleh appa. Aku juga tidak mencari kedua orang
tuaku, atau siapa pun keluargaku karena aku memang tidak mengingatnya dan tidak ingin mencari
tahu, bagiku appa dan eomma‑ku yang sekarang sudah cukup untukku, meskipun appa suka berjudi
tapi dia tetap menyayangiku seperti anak kandungnya sendiri.
“Karena itu, keputusan menceraikan mereka berempat sudah bulat. Itu sudah ada dalam
perjanjiannya. Aku tidak mau melihatmu terus tersiksa karena rasa bersalah”
“Kau bisa menjelaskannya padaku sejak awal, aku tidak akan merasa bersalah. Dan kau tidak perlu
menceraikan mereka. Biarkan saja seperti ini karena aku menyayangi mereka,ingin terus bersama
mereka”
“Tuhan, aku hanya ingin punya satu istri. Dan itu kau. Lagi pula, mereka berhak untuk merasa
bahagia dengan menemukan laki‑laki yang tulus mencintai mereka. Selama ini mereka menunda
perceraian karena terlalu takut untuk bebas lagi. Mereka belum siap untuk menghadapi dunia luar,
dan merasa aman di rumah ini”
“Kalau begitu biarkan mereka tinggal di sini”
“Itu keputusan mereka, aku tidak akan melarang mereka jika memang ingin tetap tinggal di sini”
“Mereka menyayangimu, dan kau juga terlihat menyayangi mereka, kalian terlihat akrab dan akur.”
“Hidup bersama di satu atap membuat kami menjadi akrab. Mereka seperti adik untukku, Nana
yang cantik punya kebiasaan tidak suka mengalah, dan dia tidak suka dicurangi oleh Jeyeon dalam
permainan poker. Jeyeon punya tangan yang mematikan, belaian tangannya membuatmu bisa
tenang karena itu aku suka tidur di pangkuannya. Sinhae, sebenarnya dia anak yang periang, aku
tahu akhir‑akhir ini dia jadi lebih sering marah, dia masih terlalu kecil dan mungkin karena salahku
juga, aku sedikit memanjakannya. Manja dalam arti lain” tegas Kyuhyun.
“Aku memanjakannya seperti seorang adik, mungkin Sinhae menganggapnya lain lalu mulai
berharap. Aku memang bersalah karena ini. Lalu Minhye, dia wanita yang luar biasa. Dari
keempatnya kondisi Minhye yang paling parah tapi dia paling cepat pulih dari traumanya, lebih
dewasa dan keibuan. Aku tidak bisa bilang dia seperti adik. Dia seperti kakak untukku”
“Aku mengerti, Minhye Eonni memang sangat luar biasa”
“Setelah bercerai, Minhye mungkin akan menikah dengan Leeteuk hyung”
“Nee?”
“Mereka saling tertarik” Kyuhyun tersenyum. “Karena itu aku harus menceraikan mereka, agar yang
lain juga bisa menemukan laki‑laki yang berhak untuk mereka”
Aku menundukkan wajahku, apakah mereka benar‑benar harus pergi? Dan meninggalkan aku
sendirian?
“Sayang..” Kyuhyun menarikku ke dalam pelukannya. “Jangan minta aku menceraikanmu juga.
“Sayang..” Kyuhyun menarikku ke dalam pelukannya. “Jangan minta aku menceraikanmu juga.
Empat belas tahun aku mencarimu, dan kau ingin aku melepaskanmu juga? Tidak. Aku tidak mau”
Aku menundukkan wajahku, jika memang sudah begini, mereka berempat bukanlah istri yang
seutuhnya untuk Kyuhyun apa lagi yang harus aku lakukan. Aku juga tidak ingin berpisah dengan
Kyuhyun. Aku sudah terlanjur jatuh cinta padanya. Sekarang aku bisa menguasai Kyuhyun seorang
diri? Memiliki Kyuhyun seorang diri?
“Jadi aku akan menjadi satu‑satunya istrimu?”
“Selama ini kau memang satu‑satunya untukku” Kyuhyun mempertegas ucapannya dengan
menciumku lama. Tangannya mengusap perutku pelan, menyentuh calon bayinya di sana.
“Kyuu..”
“Heum?”
“Apa kau benar‑benar tidak pernah bercinta dengan mereka berempat? Satu pun?” tanyaku
penasaran
Kyuhyun diam sejenak sambil memutuskan untuk menjawab apa. “Hanya satu” jawaban yang
membuatku sedikit terkejut.
“Siapa?”
“Untuk mencari tanda itu untuk pertama kalinya aku harus bercinta dengannya”
“Minhye Eonni?”
“Heum” Kyuhyun menganggukkan kepalanya, “Aku harus mencarinya dengan sangat teliti, kau
tahu.. ehem..” Kyuhyun berdeham.
“Aku juga laki‑laki, melihat tubuh telanjang seorang wanita di usia dua puluh tiga tahun membuat
hasratku yang belum pernah ada menjadi ada. Karena tidak bisa menahan diri, aku akhirnya bercinta
dengan Minhye. Karena itu untuk menghindari kejadian itu terulang dengan istri berikutnya,
Minhye yang mencari tanda itu dengan alasan membantu mereka berganti pakaian”
“Jika keempatnya telanjang di depanmu apa hasratmu akan naik?” tanyaku sinis.
Kyuhyun tertawa. “Sepertinya tidak. Tapi denganmu, melihatmu melamun saja membuatku
bergairah apalagi telanjang. Kau tahu akibatnya jika kau telanjang di depanku”
“Huuh” Aku mendengus sinis.
“Kau tidak marah?”
“Marah? Karena kau dan Minhye Eonni pernah bercinta?” Kyuhyun menganggukkan kepalanya.
“Tidak” aku menggeleng. “Karena dari awal aku memang mengira kau sudah bercinta dengan
keempatnya”
Kyuhyun tertawa. “Apa aku terlihat seperti manusia yang kuat meniduri empat istri? Denganmu saja
aku tidak pernah puas”
“Awalnya kukira karena kau memiliki libido yang tinggi”
Kyuhyun membawaku kedalam pelukannya “Libidoku memang tinggi, tapi hanya padamu”
Kyuhyun membawaku kedalam pelukannya “Libidoku memang tinggi, tapi hanya padamu”
Wajahku langsung bersemu merah.
Sekarang semuanya menjadi jelas, rasa bersalah itu menghilang digantikan oleh rasa simpati. Minhye
Eonni memang menemukan laki‑laki lain, tapi bagaimana dengan yang lain? Mungkin saja mereka
mencintai Kyuhyun, terlebih lagi Sinhae, sudah jelas dia sangat mencintai Kyuhyun. atau mungkin
mereka terlalu takut untuk berpisah dari kebersamaan ini. Tapi Kyuhyun benar, ia harus melepaskan
keempatnya jika mereka ingin bahagia, menemukan kebahagiaan mereka sendiri. Kyuhyun tidak
bisa menahan mereka dengan perasaan tersiksa karena tidak dicintai, bukan? Karena itu, ia juga
harus merelakan keempatnya.
“Kyuu..” bisikku
“Heum..?”
“Ketika kau mengatakan kau mencintaiku, apa kau bersungguh‑sungguh mengatakannya?”
“Kapan aku pernah tidak serius mengatakan apa pun padamu?”
Aku tersenyum, sekarang aku sadar Kyuhyun memang selalu bersungguh‑sungguh mengatakan
semuanya padaku, tentang akulah yang terakhir dan hanya menginginkanku untuk selamanya. Ya
Tuhan, aku bahagia.
“Aku mencintaimu, Cho Kyuhyun”
***
Satu bulan kemudian…
Aku sedang memperhatikan koper‑koper besar dibawa keluar dari rumah menuju mobil audy
berwarna putih. Alisku berkerut melihat Minhye membawa semua barang miliknya ketika ia
memutuskan untuk pindah, dia akan tinggal bersama Leeteuk oppa. Seperti yang Kyuhyun katakan
sebelumnya, mereka memang saling tertarik, dan sekarang mereka benar‑benar bersama. Aku tidak
pernah menyangka bahwa Minhye eonni dan Leeteuk Oppa sering berhubungan.
Aku mengusap perutku yang sudah mulai membuncit sambil terus memberengut. Aku sedih harus
ditinggal oleh Minhye.
“Eunso‑yaa.. Berhentilah cemberut” Minhye menghampiriku dan mengusap pipiku lembut dengan
penuh sayang.
“Apa Eonni benar‑benar harus pindah?”
“Aku tidak bisa selamanya tinggal di sini”
“Rumah ini besar, Eonni dan Leeteuk Oppa bisa tinggal di sini”
“Eunso‑ya, aku juga ingin memiliki rumahku sendiri bersama orang yang kucintai”
Aku mengelakan napasku, aku benar‑benar harus melepaskan Minhye Eonni.
“Jangan sedih Sayang, Minhye bisa terus mengunjungi kita” Kyuhyun melingkarkan tangannya di
pinggangku dan mengecup kepalaku. “Terima kasih, Minhye‑aa”
“Nee Eonni, terima kasih untuk semuanya”
“Tidak, aku yang harusnya berterima kasih, jika bukan karena Kyuhyun yang berusaha keras
“Tidak, aku yang harusnya berterima kasih, jika bukan karena Kyuhyun yang berusaha keras
mencarimu, aku dan yang lainnya tidak akan pernah tertolong. Kami mungkin saja saat ini masih
menjadi budak sex”
“Eonni”
“Eunso‑ya, terima kasih” Minhye memelukku.
Air mata menggenang di pelupuk mataku. Ini perpisahan yang sangat sulit. Ketiga gadis yang lain
masih belum memutuskan untuk pergi, Kyuhyun juga tidak keberatan jika mereka masing ingin
tinggal di rumah ini sampai mereka menemukan seseorang atau menemukan kebahagiaan masing‑
masing. Karena itu masih terasa sangat berat untuk melepas kepergian Minhye dari rumah ini.
Minhye melepaskan pelukannya dan menghampiri Kyuhyun.
Kyuhyun tersenyum dan memeluk Minhye dengan sangat erat. “Aku menyayangimu, Minye‑aa”
“Aku juga Kyu‑aa. Terima kasih untuk semuanya”
Kyuhyun melepaskan pelukannya dan kembali memelukku, Minhye menghampiri Nana, Jeyeon dan
Sinhae yang bersedia tetap tinggal bersama kami setelah perceraian selesai. Mereka berpelukan
berempat dan saling menangis, seperti adik dan kakak yang akan berpisah lama.
“Aigo.. kalian bisa bertemu lagi nanti” dengus Kyuhyun.
“Biarkan saja” jawab Nana kesal.
Kyuhyun tertawa sambil menarikku ke arah mereka lalu merangkulkan tangannya pada ketiga
wanita itu, aku pun ikut masuk dalam pelukan masal itu. “Kita seperti Teletubbies yang sedang
berpelukan” suara Jeyeon.
“Buahahahaha…”
***
SRAAAAKKK.
Tirai kamar terbuka membuat sinar matahari pagi masuk ke dalam kamar, kali ini aku terjaga dan
memperhatikan tubuh Kyuhyun yang bertelanjang dada hanya memakai celana panjangnya. Berjalan
menghampiriku dengan setangkai bunga di tangannya.
Dia duduk di sisi tempat tidur dan menarik turun selimut yang menutupiku. Tubuh telanjangku
langsung terekspos kala dia menyibak selimut itu menjauh, bunga mawar itu ia sentuhkan ke
wajahku, ke pipi kemudian turun melewati leher sedikit berlama‑lama di dada dan berhenti di
perutku.
Ia mencium perutku yang sedikit membuncit dan berbisik “Bayiku.”
bibirnya tidak berhenti hanya di sana, tapi terus turun hingga ke pusat tubuhku. Ia naik ke tempat
tidur dan memposisikan dirinya di antara kedua kakiku, melebarkan kakiku agar ia bisa leluasa
menciumku di sana. Lidahnya bergerak liar begitu juga tangannya yang meremas dadaku.
Aaaahh.. aku bisa gila jika terus seperti ini, aku ingin lebih.
“Kyuu.. cepatlah”
Kemudian lidahnya pun bergerak semakin cepat, aku mencengkeram bantalku dan melengkungkan
Kemudian lidahnya pun bergerak semakin cepat, aku mencengkeram bantalku dan melengkungkan
tubuhku ke atas, gelombang kenikmatan itu akan segera datang karena mulutnya di sana.
“Kyuu…” aku berteriak keras ketika puncak kenikmatan itu datang.
Kyuhyun merambat naik ke atasku dan menciumku, membagi rasa tubuhku dengan mulutnya.
Tidak begitu lama miliknya mulai memasukiku dengan pelan dan memabukkan. Bergerak dengan
irama yang pelan, membuatku frustrasi karena gerakan lambat itu.
“Lebih keras” erangku
“Tidak, bayinya”
“Kyuu..”
“Kita akan bercinta dengan lembut pagi ini, Sayang” Kyuhyun menciumku, mengisap lidahku dan
bibirku hingga bibirku terasa tebal dan memar.
“Tapi ini menyiksaku”
“Tidak akan, aku janji” Kyuhyun masih bergerak dengan lembut.
“Hhhh..”
Aku mencengkeram kuat bahunya, gerakannya memang pelan tapi menekan dalam hingga
membuatku hampir mendapatkan kepuasanku saat itu juga. Ya.. aku akan sampai, aku juga bisa
merasakan dirinya akan sampai.
“Aagghh…” erangan Kyuhyun dan hangatnya cairan milik Kyuhyun di rahimku menandakan
bahwa suamiku ini sudah mendapatkan apa yang ia cari, tapi aku belum.
“Lagi” Pintaku, menekan pinggulnya dengan tanganku agar miliknya lebih masuk ke dalam. Aku
tersenyum merasakan ereksinya lagi.
“Sekarang libidomu menyamaiku” bisik Kyuhyun.
“Ini bawaan bayinya”
“Jangan beralasan, Sayang, aku tahu kau juga menyukainya”
“Aku memang menyukainya Kyuhyun‑ku‑Sayang”
Kyuhyun tertawa pelan. “Kalau begitu, sekarang kau yang memimpin”
Kyuhyun membalikkan cepat tubuh kami, aku berada di atasnya. Dengan senang hati aku pun mulai
bergerak naik turun. Dengan cepat dan keras.
“Ss鍸�.. s鍸�.. pelan‑pelan. bayinya”
“Bayinya tidak akan apa‑apa” aku mengerang tertahan, berpegangan pada bahu Kyuhyun.
“Demi Tuhan, kita bisa menyakitinya” Protesnya, tapi tidak menghentikan gerakanku.
“Tidak akan, aku janji”
Mengikuti kalimatnya aku pun bergerak semakin liar. Kyuhyun mengerang tertahan dan mengulum
Mengikuti kalimatnya aku pun bergerak semakin liar. Kyuhyun mengerang tertahan dan mengulum
puncak dadaku, membuatku menjerit senang.
Aaahh.. aku memang sudah tertular penyakit Kyuhyun yang hobi bercinta.
Namaku Song Eunso dan akulah Si Nomor Lima, bukan istri kelima tapi aku memang bernomor
lima. Nomor yang menyelamatkan empat wanita dari perbudakan, nomor yang membawa Kyuhyun
padaku, nomor yang mempertemukanku dengan empat wanita yang begitu baik, dan nomor
keberuntunganku karena dicintai oleh seorang Cho Kyuhyun. Yaa.. inilah aku, Si Nomor Lima.
END
Bonus Kyuhyun POV
Aku menemukannya, menemukannya. Seorang gadis terdampar di pantai dan ditemukan oleh
seorang nelayan, mereka mengadopsinya dan sekarang gadis itu sudah tumbuh dewasa. dua puluh
dua tahun, berbeda tujuh tahun dariku. Benarkah dia semuda itu? Aku tidak pernah tahu umurnya,
kukira dia lebih muda tiga atau empat tahun. tapi tujuh tahun?
Aku harus menikahinya segera agar aku bisa tahu dialah gadis itu atau bukan. Minhye.. aku butuh
Minhye untuk mengurus semuanya.
“Dia punya angka itu”
“Di mana?”
Jantungku berdebar‑debar mendengar Minye mengatakan hal itu, Ya Tuhan apakah akhirnya aku
akan menemukannya, setelah empat kali salah?
“Di belakang telinga sebelah kanan. Angka 5, dan terlihat jelas”
Aku memandangi pintu dengan penuh harap, semoga kali ini benar. Aku sudah mulai putus asa.
“Masuklah”
Minhye mendorongku masuk ke kamarku, aku berdiri di tengah‑tengah ruangan menunggu gadis
itu keluar dari kamar mandi dengan perasaan yang bercampur aduk.
CEKLEEEK.
Pintu kamar mandi terbuka dan kembali jantungku berdetak cepat, tadi saat menikah aku tidak
melihat dengan jelas wajahnya. Sekarang, aku bisa melihatnya dengan sangat jelas, wajahnya
memang sedikit mengingatkanku pada gadisku. Aku mendekatinya dengan gugup, tentu saja aku
gugup akhirnya aku menemukannya. Menemukan gadis‑ku.
Song Eunso, benarkah kau gadisku?
***
Aku berjalan dengan membawa setangkai mawar merah yang kusembunyikan di punggungku,
memasuki kamar tidurku di mana saat ini istriku yang sedang mengandung bayiku sedang duduk di
dekat jendela menatap lurus keluar. Aku duduk tepat di sebelahnya, membuatnya sadar akan
kehadiranku dan tersenyum padaku. Kuberikan bunga mawar itu padanya dan dia kembali
tersenyum senang.
“Kau selalu membawakanku bunga mawar” bisiknya.
Aah.. suaranya, suara yang tidak kudengar ketika ia masih kecil.
Aah.. suaranya, suara yang tidak kudengar ketika ia masih kecil.
“Karena bunga mawar melambangkan cinta” jawabku, mengusap pipinya lembut.
Eunso tersenyum sambil menghirup aroma dari bunga mawar itu. Tidak begitu lama, matanya
kembali menatap lurus ke depan sambil mengusap perutnya lembut. Dia kembali masuk ke dalam
pikirannya sendiri.
Mataku tidak bisa lepas dari memandangi wajahnya yang saat ini sedang melamun, aku tersenyum
melihat jari telunjuk sebelah kanannya mengetuk‑ngetuk pelan telapak tangan kirinya, kebiasaan itu,
adalah milik gadisku yang menghilang.
Gadis kecilku yang ketakutan sekarang telah tumbuh besar, dan sempurna. Dia cantik, tentu saja aku
sudah jatuh cinta padanya ketika pertama kali melihatnya, sebelum aku tahu bahwa dialah gadisku.
Untunglah bahwa dia memang gadisku, karena aku sudah tidak bisa menahan gejolak di dalam
dadaku yang ingin mengajaknya bercinta. Tuhan, terkutuklah aku karena memiliki libido yang tinggi
terhadap gadis ini.
Aku mendekatkan wajahku pada wajahnya yang melamun dan mencium bibirnya.
“Kebiasaan melamunmu menggemaskan”
Aku lalu menyibakkan rambutnya ke belakang telinganya dan menemukan angka lima itu. Aku
mendaratkan bibirku di sana, bersyukur bahwa angka itu ada.
“Kyu?”
“Heumm?”
“Kenapa kau sering sekali menciumku di sana?”
Aku berbisik di telinganya. “karena di sini ada tanda yang berhasil membuatku menemukanmu”
***

I'm Number Five

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

I'm Number Five

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

8/2/2018 I’m

Anda mungkin juga menyukai

I&#39;m Number Five

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

I&#39;m Number Five

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

8/2/2018 I’m

Anda mungkin juga menyukai

I'm Number Five

I'm Number Five