Anda di halaman 1dari 16

Author : queencyblooms

Title : DESTINY

Category : NC-21, Yadong, Romance (maybe) , Chapter

Cast : Cho Kyuhyun / Han Yoora

Semoga masih ada yang minat baca ff ini haha kritik dan saran atau mau kenal saya lebih
deket langsung aja ke blog saya ya :D

www.bloomsflowerqueen.wordpress.com

Happy Reading~! ^_^

=====

“Tidak, Han Yoora. Itulah kenyataannya. Ini takdir kita, Yoora. Takdir kita.”

“Takdir? Apa kau sedang mengigau membicarakan takdir padaku?” sahut Yoora sinis.

Kyuhyun mengangkat sebelah alisnya, ia menoleh pada tempat perempuan itu duduk, lalu
kembali mendekatinya. “Kau tidak percaya takdir Tuhan?”

Mengangkat bahunya sesaat, Yoora pun menjawab, “Tidak begitu percaya. Bagiku takdir
hidupku ada di tangan kedua orangtuaku yang menyebalkan.”

Tawa Kyuhyun meledak. “That’s funny.”

Yoora tidak merespon apapun, hanya melipat dua tangannya dibawah dada lalu memilih untuk
melihat pohon yang dedaunan dipucuknya bergoyang pelan diterpa semilir angin. Hening
beberapa lama. Sampai kemudian Kyuhyun yang menggeser duduknya agar lebih dekat
dengannya, membuat Yoora sedikit terperanjat.

“Mwoya?!”

“Kau tak perlu seperti itu, Nona. Kita sudah melakukannya kau ingat?”

Ingat sekali! Sahut Yoora cepat dalam hatinya. Bagaimana mungkin ia dapat melupakan
pertautan panas antar tubuhnya dan Kyuhyun kemarin. Yoora sendiri merasa sangat malu saat ia
terbangun dan mendapati tubuh telanjangnya didalam dekapan Kyuhyun. Perempuan itu hanya
merasa, entah apa yang merasukinya hingga ia dapat menyerahkan keperawanannya dengan
mudah pada Kyuhyun, yah walau memang nanti pada akhirnya mereka akan menikah.

‘Apa aku diracun?’

“Memikirkan apa, Yoo?” Kyuhyun tersenyum melihat pipi Yoora yang menggembung lucu. “Ah
mengenai ucapanku tadi, aku tentu bersungguh-sungguh. Sebenarnya aku sudah menyukaimu
semenjak di senior high.”

Yoora mengerjap. “A-apa?”

Sementara itu Kyuhyun mengedikkan bahu lalu bersandar nyaman pada sandaran sofa dengan
dua kakinya yang saling ia silangkan. “Hanya mengatakan kebenaran. Dan sebenarnya secara
tidak langsung kau-lah yang membuat aku menjadi sukses seperti sekarang.”

Kali ini kepala Yoora seperti berputar, ucapan Kyuhyun seakan memaksanya untuk berpikir
sangat keras. Yoora memandang Kyuhyun penuh tanya dengan raut wajah tertumpuk oleh
kebingungan. Kyuhyun yang melihatnya tertawa selama beberapa sesaat, lalu raut wajahnya
kembali serius.

“Jika kau pikir aku sedang membual, maka kepala kecilmu itu sepertinya harus kubersihkan
terlebih dahulu agar kau tak selalu berpikiran buruk pada orang lain.”

Kyuhyun mengambil cangkir tehnya, menyesapnya, lalu melanjutkan kalimatnya lagi setelah ia
meletakkan kembali cangkir diatas meja.

“Aku tidak tahu apa kau mengingat jelas tentangku dulu, tapi aku dulu bukanlah siswa yang rajin
apalagi pintar. Nilaiku selalu buruk dan kedua orangtuaku menganggapku bagaikan sampah.
Hingga akhirnya satu kalimat dari Appa membuatku berpikir dan sadar.” Kyuhyun menghela
nafas sesaat. “Beliau berkata, kau tidak akan membanggakan orangtuamu, kau tidak akan
pernah membuat calon istrimu nanti bahagia, itupun jika kau dapat menikah dengan keadaanmu
yang seperti ini. Dan itu semua bagaikan kata yang sangat menghujam. Saat itu aku tengah
menyukai seorang gadis dan aku sangat berharap gadis itu akan menjadi pasangan hidupku nanti
dan kami hidup dengan hasil jerih payahku sendiri, karena aku sadar harta orangtuaku tidak akan
abadi. Aku tidak ingin gadis itu pergi hanya karena aku bodoh.”

Yoora menelan ludah. “Dan gadis itu a-adalah…”

“Kau, Han Yoora.” Sahut Kyuhyun cepat. “Kau gadis itu. Karena dirimu aku menjadi berubah.
Aku tidak mungkin menemui Appamu yang seorang pebisnis sukses dalam keadaanku yang
menyedihkan bukan? Itulah yang menjadi motivasiku untuk belajar lebih giat dan dapat
menempuh pendidikan tinggi yang merupakan minatku sendiri. Aku ingin menemui orangtuamu
nanti setelah kita menjadi sepasang kekasih, tapi nyatanya aku terlalu pengecut karena aku tidak
pernah berani mengatakan perasaanku padamu hingga lulus bahkan hingga kau sudah pergi ke
Jepang dan menetap disana selama beberapa lama.”
Ini semua benar-benar mengejutkan. Yoora sama sekali tidak pernah menyangka jika Kyuhyun
pernah menaruh perasaan padanya di sekolah dulu, karena yang Yoora ingat hubungan
pertemanan mereka memang tidak begitu dekat.

“Tapi kau jangan salah sangka dulu, Yoo~ Aku menikah dengan Lana karena memang aku
mencintainya. Aku sangat mencintainya. Tapi seperti yang kukatakan tadi, Tuhan telah
menakdirkan hidup kita menjadi seperti sekarang ini dan aku sedang dalam masa pengalihan dari
masa laluku yang pahit. Hingga pada akhirnya aku dapat bertemu denganmu kembali. Kau tak
tahu betapa bahagianya aku saat melihatmu hari itu.”

Yoora terdiam saat Kyuhyun menangkup tangan kanannya dengan kedua tangan pria itu.
Rasanya hangat dan menenangkan. Dengan kaku Yoora tersenyum, tentu saja ia masih cukup
terkejut dengan semua fakta yang Kyuhyun buka tentang perasaannya.

“Apa semua itu benar, Kyu?”

Kyuhyun mengangguk. “Untuk apa aku berbohong. Sebentar lagi kita akan menikah, tidak perlu
ada yang ditutupi lagi bukan?”

Diam-diam Yoora mengangguk setuju.

“Dan aku yakin,” Kyuhyun berdeham. “Kau nanti akan mencintaiku dan tidak akan pernah
melepaskanku sampai kapanpun.”

“Mwo?”

Ucapan Kyuhyun sukses membuat Yoora membulatkan mata. Yoora meringis, harusnya ia
jangan lebih dulu merasa iba pada duda mesum ini. Sementara itu, Kyuhyun kembali pada
dirinya yang menyebalkan dengan tertawa sekeras mungkin dan sebebas yang ia mau.

Yoora mendecak. Kyuhyun benar-benar menyebalkan!

═===═

Satu hari yang benar-benar melelahkan. Entah sudah kali keberapa Yoora mengeluh seharian ini.
Jika saja ia bisa melampiaskan kekesalannya dengan memukul kepala Kyuhyun maka sudah
pasti ia lakukan sejak tadi, tetapi pria itu lebih sibuk sendiri pada ponselnya, membuat Yoora
enggan mengganggunya sedikitpun. Hanya pada saat-saat tertentu saja perhatian Kyuhyun teralih
dari benda itu, misal saat mereka fitting baju pengantin atau hal penting lainnya. Selebihnya
perhatian Kyuhyun pasti terpusatkan pada ponselnya itu. Terkadang pria itu sibuk menelpon atau
hanya sekedar mengirim pesan.
Yoora sebenarnya tidak merasa keberatan dirinya diabaikan oleh Kyuhyun, hanya saja Yoora
merasa terenyuh melihat Kyuhyun yang tampak sangat serius untuk pernikahan ini. Sepanjang
perjalanan didalam mobil, Yoora tentu saja mendengar pembicaraan Kyuhyun di ponsel yang
entah pada siapa. Sepertinya Kyuhyun sibuk meminta orang-orang suruhannya untuk mencetak
dan menyebar undangan, menyiapkan hotel untuk tempat dilangsungkannya upacara sekaligus
resepsi, menyewa fotografer handal untuk foto pernikahan nanti, bahkan yang Yoora dengan
Kyuhyun juga meminta disiapkan juru bicara jika saja nanti media akan meliput tentang ini.

Ya tentu saja pernikahan yang diadakan secara mendadak ini akan diliput media dan menjadi
buah bibir. Apalagi dalam jangka waktu yang dibilang sangat singkat, hanya beberapa bulan
setelah kematian sang istri dan kini Kyuhyun sudah memilih untuk menikah lagi. Dengan putri
tunggal dari seorang Han Yoojin pula.

Mendadak Yoora menjadi gugup. Ia kira Kyuhyun akan mengikuti sarannya yang ingin
melangsungkan pernikahan sederhana dan tertutup. Tapi ternyata pria itu punya rencana lain.

Tadi pagi sebelum mereka pergi, Kyuhyun sempat mengatakan bahwa orangtuanya yang kini
berada di London-lah yang ingin pernikahan ini tidak terkesan tertutup supaya tidak
menimbulkan kecurigaan di masyarakat, lalu dimanfaatkan pesaing mereka untuk menjatuhkan
martabat perusahaan Kyuhyun. Yoora pikir ada benarnya juga, toh kesibukan ini tidak akan
berlangsung lama.  Dan upacara pernikahan itu pun nantinya hanya akan berlangsung satu hari.
Setelah itu tinggal dirinya dan Kyuhyun yang merangkai bagaimana jalan pernikahan mereka
kelak.

“Yoo?”

“Ne?” Yoora yang tadinya sedang memejamkan mata perlahan mengerjap, lalu menoleh.
Matanya menangkap tubuh Kyuhyun yang sudah duduk di sisi kanan tubuhnya.

“Kau lelah heum?” tanya Kyuhyun lembut.

Yoora mengangguk sambil memijat lehernya bagian belakang. “Begitulah.”

Baru beberapa menit lalu mereka tiba di rumah setelah berbelas jam berada diluar untuk mengurs
segala sesuatunya yang penting. Jadi Yoora tidak ingin munafik mengatakan dirinya tidak lelah.
Bagaimana jika nanti Kyuhyun kembali menyeretnya ke ranjang lalu mengajaknya bersetubuh?
Yoora bergidik. Tubuhnya bisa remuk seketika jika hal itu terjadi.

“Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu padamu.” Kyuhyun menimang-nimang ponselnya


ragu, lalu ia letakkan benda itu diatas meja, ingin fokus pada pembicaraan ini.

“Katakanlah. Ada sesuatu yang mengganjal pikiranmu?”

“Ah tidak,” Kyuhyun menggeleng. “Hanya… tadi orangtuaku menghubungi dan dua hari lagi
mereka akan ke Seoul untuk bertemu denganmu dan juga orangtuamu. Bagaimana?”
“Astaga.” Yoora mendesah kesal. Kenapa pernikahannya bisa jadi sampai seserius ini sampai-
sampai harus diadakan pertemuan antar orangtua seperti ini? Perempuan itu menutup dahi. Ini
sungguh menyebalkan.

“Kau keberatan?”

Yoora berdeham. “Tidak. Terserah saja.”

Kyuhyun tersenyum tipis. “Kalau begitu besok kita akan kerumah Abeonim untuk
membicarakan hal ini, tidak sopan rasanya jika hanya membicarakannya lewat telepon jika kita
dapat berkunjung kesana. Lagipula aku belum bertemu anggota keluargamu  yang lain, ‘kan?
Nanti aku akan coba menghubungi beliau. Mudah-mudahan saja Abeonim ada dirumah besok.”

“Arrasseo~” jawab Yoora, terdengar sangat pasrah.

Kyuhyun merasa tidak nyaman melihat respon Yoora yang seperti itu. Ia tahu Yoora pasti
keberatan dengan segala persiapan pernikahan yang sangat heboh, tak seperti yang ia harapkan
pada awalnya. Tapi mau bagaimana lagi? Orangtuanya benar, Kyuhyun tidak mungkin menikah
diam-diam jika ingin nama baiknya tetap terjaga. Lagipula Yoora dan keluarganya pasti akan
mendapat posisi sulit apabila ada gossip tidak bagus yang berkembang nanti.

“Yoo~”

“Ada apa, Cho Kyuhyun?”

Kyuhyun terkekeh mendapat serangan galak dari calon istrinya itu, lalu secara tiba-tiba ia
menyusupkan kedua tangannya diantara bawah kaki dan juga pundak Yoora, menggendongnya
secara bridal dan berjalan pelan menuju kamar.

Mata Yoora membulat menyadari itu. “Ya! Kyuhyun wae irae? Turunkan aku!”

“Aniya, kau ‘kan lelah. Jadi aku akan menggendongmu ke kamar supaya kau tidak tambah
lelah.”

“Ya Tuhan, apa-apaan kau ini.”

“Diamlah dan menurut saja, Han Yoora. Okay?”

Yoora mendecak, lalu memilih menerima perlakuan Kyuhyun dengan tak berkomentar. Hingga
tak lama kemudian, keduanya sudah sampai di dalam kamar dengan Kyuhyun yang
membaringkan tubuh Yoora secara lembut diatas tempat tidur mereka.

“Terima kasih.” Ucap Yoora datar.

Kyuhyun tersenyum. “Aku masih ada beberapa hal yang belum kuselesaikan. Tidurlah dulu,
nanti aku akan menyusul.”
Yoora yang sudah membenamkan diri diantara empuknya bantal dan selimut hanya menggumam
sebagai respon. Sementara Kyuhyun kembali terkekeh. Pria itu sedikit menunduk lalu secara
lembut menyapukan bibirnya diatas bibir Yoora yang manis.  Yoora masih sadar tentu saja, tapi
ia diam saja dan tetap memejamkan mata saat Kyuhyun melumat bibirnya dengan sangat
memabukkan.

“Jaljjayo…” bisik Kyuhyun setelah menyudahi ciumannya.

Melihat Yoora yang menutup mata membuat Kyuhyun gemas. Jika saja ia tidak peduli pada
tubuh Yoora dan tubuhnya yang juga lelah, Kyuhyun rasa malam ini akan menjadi malam
pertautan panas mereka yang kedua.

═===═

Pernikahan itu akhirnya terlaksana setelah lebih dari satu minggu kedua belah pihak keluarga
turut andil dalam setiap kepengurusannya. Beruntungnya, walau hanya dalam waktu singkat
semuanya berjalan rapih sesuai dengan yang Kyuhyun harapkan. Bahkan orangtua Kyuhyun
yang baru sepekan menginjak tanah Korea pun turut serta. Pertemuan antar kedua keluarga yang
terjadi sekitar enam hari lalu tentu saja berjalan lancar hingga akhirnya pernikahan Kyuhyun dan
Yoora dapat berlangsung seperti sekarang.

Siapa sangka, ternyata orangtua Kyuhyun menerima Yoora sebagai menantu mereka dengan
lapang dada. Yoora pun sangat ingat apa yang Eomma Kyuhyun ucapkan saat itu.

“Kami beruntung Kyuhyun sudah dapat menemukan pengganti mendiang istrinya. Selama ini
dia sangat terpukul akibat kecelakaan itu, bahkan sempat dia ingin mengangkat anak tapi kami
tidak setuju. Kami menyarankannya untuk membuka lembaran baru bersama perempuan lain
yang benar-benar dapat mewujudkan inginnya untuk memiliki anak. Maka dari itu, kami sangat
berterima kasih dengan kehadiranmu dan kesediaanmu untuk menikah dengan Kyuhyun, Han
Yoora. Saya sebagai Ibunya berharap pernikahan kalian selalu dipenuhi kebaikan. Dan
untukmu, jangan pernah tersinggung apabila Kyuhyun masih membahas Lana. Kami harap kau
mengerti, Nak.”

Yoora mendesah setelah kalimat panjang itu memutar kembali di memori otaknya. Jadi Kyuhyun
memang tidak memberitahu siapapun jika mereka menikah pada awalnya karena ‘saling
membutuhkan’? Yoora mengedikkan bahu.

“Terserahlah.”

“Yoora-ya, sudah siap?”


Yoora menoleh ke pintu, pada Eommanya yang baru saja masuk. Dada Yoora tiba-tiba berdegup
keras melihat kehadiran Eommanya. Upacara pernikahannya belum sepenuhnya berlangsung,
saat ini ia masih berada didalam sebuah ruangan yang dikhususkan untuknya.

“Eomma~”

Wanita bernama Nayong itu mendekat dan memeluk erat tubuh anaknya. Bagaimanapun juga,
sekeras apapun sifat anaknya satu ini, sebagai seorang ibu, Nayong tentu sangat menyayangi
Yoora. Usapan lembut tangannya di pundak Yoora yang terbuka ia harap dapat menenangkan
perasaan anaknya itu.

“Ayo turun. Appamu sudah menunggu.”

“Iya, Eomma.”

Perlahan Yoora berdiri, merasa sangat kesusahan dengan gaun putih mengembang yang bukan
gayanya sama sekali. Jika tidak ada Nayong yang memapahnya, Yoora yakin saat ini ia sudah
terjatuh dan mencium lantai.

Diluar, ternyata Yoojin memang sudah menunggunya. Pria itu bertugas mengantar Yoora ke
depan pendeta. Sejenak Yoora tersenyum melihat wajah haru dari Appanya. Tak ia sangka,
sebuah pernikahan akan mengubah segalanya.  Sikap orangtuanya menjadi seperti ini, bahkan
anggota keluarga lain yang sempat Yoora benci pun tadi dengan sangat ramah dan santun
menjabat tangan Yoora untuk mengucap selamat. Setidaknya kini rasa tidak suka Yoora pada
mereka sudah berkurang, meski tidak sepenuhnya.

“Gugup, anakku?”

“Tidak, Appa.” Jawab Yoora pelan.

Yoojin tersenyum. Mereka berdua pun berjalan menuju ballroom mewah yang menjadi ruang
utama dilangsungkannya upacara pernikahan itu.

Sampainya disana, Yoora menahan nafas. Begitu banyaknya manusia yang hadir adalah hal yang
paling tidak Yoora sukai, maka dari itu pada awalnya ia menginginkan pernikahan biasa karena
Yoora sungguh tidak suka menjadi pusat perhatian. Terlebih sekarang, Yoora sangat menyadari
bagaimana perempuan-perempuan muda disana menatapnya bagaikan iri karena dapat membuat
seorang Cho Kyuhyun menikahinya yang tidak tampil penuh make-up seperti mereka. Apalagi
pada upacara sekaligus pesta pernikahan yang sangat mewah seperti ini, ballroom yang
digunakan saja dapat menambung ribuan orang, makanan dan minumannya tentu saja mahal dan
berkelas. Jangan lupakan gaun yang Yoora pakai. Gaun yang didatangkan langsung oleh
perancang terkenal di London yang merupakan teman dari Eomma Kyuhyun itu adalah gaun
yang sangat mahal.
Yoora yakin desisan miring tentangnya yang bahkan tidak terkenal sama sekali akan ia dengar
nanti. Tapi tentu saja, Yoora adalah Yoora. Ia tidak peduli pada ucapan siapapun terhadapnya.
Toh Kyuhyun yang ingin pernikahan mewah ini, bukan dirinya.

Beberapa saat kemudian, akhirnya Yoora sampai di depan pendeta dan Kyuhyun yang telah
menunggunya. Senyum pria itu mengembang mendapati penampilan Yoora yang tampak sangat
berbeda. Sementara Yoora hanya tersenyum kecut, tidak nyaman dengan apa yang ia kenakan.

Suara dehaman dari Pendeta membuat Kyuhyun dan Yoora berhenti saling menatap satu sama
lain.

“Bisa kita mulai?”

═===═

Malam pertama setelah pernikahan itu. Yoora kembali mengenakan kaos kebesaran dan hotpants
yang seolah menjadi kebanggaannya setelah ia melepas segala macam aksesoris pernikahan yang
tadi melekat di tubuhnya. Ia pun sudah membersihkan diri, kini hanya tinggal baginya untuk
merebahkan tubuh dan tidur panjang hingga esok siang.

Namun semua rencana itu seolah terpatahkan begitu saja saat Kyuhyun membuka pintu dan
masuk ke kamar. Yoora merasa Kyuhyun pasti akan meminta sesuatu darinya nanti. Pria itu
sudah melepas jas pestanya, hanya kemeja dan celana kain licinnya yang masih melekat di
tubuhnya. Selama satu jam ke belakang, Kyuhyun sibuk menjawab telepon dari rekan-rekannya
yang mengucap selamat sekaligus maaf karena tidak dapat hadir di pernikahan Kyuhyun. Tapi
kini Kyuhyun sudah mematikan ponselnya. Tubuhnya pun perlu dibersihkan dan rehat.

“Kau sudah ganti baju,” komentar Kyuhyun pada Yoora yang duduk di tepi tempat tidur.

“Ya, apa menurutmu aku harus tidur dengan gaun berat itu?”

Kyuhyun terkekeh. “Jangan buas dulu, Nona. Silahkan munculkan sifat buasmu itu nanti di
ranjang kita.”

Yoora mendecak, dugaannya tidak meleset. “Apakah diotakmu itu hanya ada sex? Tak ada kata
tidur atau istirahat? Aku lelah, Cho Kyuhyun. Aku ingin tidur, arrasseo?”

“Arra~ aku juga ingin mandi.” Kyuhyun menyahut kesal, ia sudah menyeret langkahnya menuju
kamar mandi di sudut kiri ruangan.

Yoora yang melihat wajah kesal Kyuhyun  susah payah menahan tawanya. Sebagai seorang
perempuan, Yoora sama sekali tidak mengerti dengan apa yang ada di pikiran para lelaki.
Kenapa jika membicarakan tentang sex, seolah mereka semua seperti gasoline yang disiram api,
berkobar dan penuh semangat. Yoora hanya menggeleng, ia kemudian memposisikan tubuhnya
senyaman mungkin diatas tempat tidur.

Mendapati ponsel Kyuhyun yang tadi pria itu letakkan diatas meja nakas, Yoora tertarik untuk
mengambil dan melihat isinya. Beruntungnya Kyuhyun tidak memakai aplikasi phonelock
sehingga Yoora dapat leluasa menjelajah isi penyimpanan fotonya. Kekehan Yoora muncul
ketika melihat fotonya dan Kyuhyun yang tampak diwawancara tadi setelah mereka selesai
mengucap janji, entah Kyuhyun dapat darimana foto ini, tapi konyol rasanya karena Kyuhyun
menyimpannya. Tiba-tiba  Yoora menjadi ingat ucapan Kyuhyun saat tadi ia diajukan satu
pertanyaan menusuk oleh salah satu pewarta.

“Kenapa anda menikah lagi padahal mendiang istri anda baru meninggal beberapa bulan lalu?
Apa anda tidak mencintai mendiang istri anda lagi?”

Mulanya juru bicara Kyuhyun yang ingin menjawab, tapi Kyuhyun sudah terlebih dulu
bersuara.

“Lalu apa bedanya jika aku menikah besok,lusa, atau sepuluh tahun lagi? Toh ini sudah pesan
dari istriku sendiri.”

“Pesan?” tanya pewarta itu lagi.

Kyuhyun mengangguk. “Aku beberapa kali sering memimpikannya. Ia ingin aku dapat
secepatnya menemukan pengganti dan bahagia tanpa memikirkan dirinya yang sudah tenang
disana bersama Tuhan. Apa jawabanku kurang jelas? Ada pertanyaan lain?”

Yoora tersenyum lebar mengingat jawaban Kyuhyun. Saat Yoora menanyakan perihal itu di
mobil saat perjalanan pulang, Kyuhyun mengaku bahwa ia sungguh mendapat mimpi tersebut.
Dan Yoora hanya mengedikkan bahu menanggapinya. Kyuhyun membual atau tidak, itu
terserahlah. Dosanya akan pria itu tanggung sendiri nanti.

Meletakkan kembali ponsel Kyuhyun, Yoora lalu mengangkat sebelah alis, ia terpikirkan sesuatu
yang pasti membuat Kyuhyun kesal.

Dengan suara dibuat-buat, perempuan itu berdeham. “Hmm… Daripada memikirkan itu lebih
baik aku… TIDUR~~!! HOAM~~”

Kyuhyun yang berada didalam kamar mandi tentu saja mendengar teriakan Yoora yang jelas-
jelas disengaja. Pria itu mendengus kemudian. Dengan kasar ia melepas kemejanya dan
membantingnya keatas lantai.

“Besok pagi kau tak akan selamat, Yoo~”

 
═===═

Sepertinya ucapan seorang Cho Kyuhyun memang selalu terealisasikan. Pagi hari saat baru saja
beberapa detik Yoora bangun dari tidurnya, dengan posesif Kyuhyun merengkuh pinggang
Yoora ketika perempuan itu bermaksud ingin turun dari tempat tidur.

Yoora mendesah putus asa. “Kyuhyun, apa kau tidak tidur semalaman?”

“Aku tidur.”

“Ey lepaslah. Aku ingin buang air kecil, babo.”

“Buang saja disini, istriku.”

Ucapan Kyuhyun membuat Yoora menelan ludahnya berkali-kali.  Apa pria yang sudah berstatus
sebagai suaminya tidak ada hal lain yang ia pikirkan di kepalanya itu untuk dibahas selain sex?
Yoora menggigit bibir. Menurut pun tidak ada ruginya, bukan?

“Baiklah.” Yoora berucap pelan. Yang tentu saja membangkitkan gairah Kyuhyun lebih tinggi
lagi.

Hingga tak perlu waktu lama bagi pria itu untuk memposisikan tubuhnya diatas tubuh Yoora.

“Kau harus tahu gairah seorang lelaki itu sangat besar ketika mereka bangun tidur, sayang.”
Kyuhyun mengendus leher Yoora, mencecapnya dari ujung ke ujung.

“A-aku tak perlu tahu hal seperti itu.” Susah payah Yoora berkata sambil menggigit bibirnya.

Tubuhnya bergetar ketika Kyuhyun mengecupi kulit lehernya semakin dalam, menghisapnya
kuat. Tangan Kyuhyun pun seperti tidak ingin diam. Dengan sangat menggoda, pria itu
mengusap dada Yoora dengan tangan kanannya, meremasnya kuat hingga Yoora mendesah dan
mengerang. Kyuhyun menyeringai mendengar itu, lalu tangannya bergerilya semakin lincah
diatas permukaan tubuh Yoora yang masih tertutup kaos.

“Kau bilang tadi ingin buang air kecil, ‘kan? Aku akan membantumu, sayang~” bisik Kyuhyun
sensual.

Jemari-jemarinya turun, membuka hotpants Yoora dan membuangnya sembarang. Kyuhyun


merogoh celana dalam istrinya yang sudah basah, lalu bergerak cepat mengaduknya tak
beraturan hingga Yoora menjerit perih.

“Kyu! I-itu sakit!”

“Sedikit, sayang~”
Kyuhyun kini mencium bibir Yoora untuk meredam jeritannya. Bibir mereka saling melumat,
dengan lidah saling membelit satu sama lain. Yoora terbuai oleh ciuman itu, rasa sakit di
kewanitaannya pun sudah berkurang berganti menjadi getaran  dan rasa yang aneh didalam sana.

Dengan sigap Yoora mendorong tubuh Kyuhyun hingga ciuman mereka terlepas. Nafas Yoora
terengah-engah, berusaha meloloskan diri dari tubuh Kyuhyun yang menindihnya kuat.

“Kyu-hyun.. biarkan aku ke kamar mandi.”

Kyuhyun mengerling. “Tidak tanpaku, Nyonya.”

Lalu, Kyuhyun mengangkat tubuh Yoora membuat perempuan itu terkesiap. Kyuhyun sungguh-
sungguh menggendongnya ke kamar mandi. Dan pria itu kini sudah mendudukkannya di tepi
bathub.

“Keluarkanlah. Biarkan aku melihatnya.”

“Mwo? Tidak, tidak.” Yoora menggeleng cepat. Tentang alasannya tadi tentulah kebohongan,
Yoora tidak benar-benar ingin buang air kecil, ia hanya merasa lelah.

“Kau benar-benar menggemaskan, Yoo.”

Kyuhyun seperti tak dapat lagi menahan nafsunya. Dengan satu gerakan cepat, jubah tidurnya ia
lepaskan dan melorot jatuh ke lantai. Dan bukti ketegangan dibalik jubah itu membuat Yoora
tercekat, Kyuhyun tidak memakai apapun lagi didalam jubahnya.

“Percintaan di kamar mandi bukan hal yang buruk.” Ucap Kyuhyun seraya menjejakkan kaki
lebih maju untuk mendekat pada Yoora yang hanya menelan ludah.

Dengan gerakan lembut, Kyuhyun mengangkat tubuh Yoora agar masuk kedalam bathub yang
sudah terisi air seperempatnya. Kyuhyun duduk bersandar sedangkan Yoora duduk diatasnya.
Air dingin yang menerpa kulit telanjangnya membuat Kyuhyun mendesah, ia sungguh tak dapat
menahan kobaran gairahnya.

“Yoo, sentuh aku.” Kyuhyun mengarahkan tangan kecil Yoora ke ujung kejantanannya yang
menegak sempurna.

Yoora meringis. Posisi ini menggetarkan seluruh tubuhnya.

“Pertama, kita harus adil.” Kyuhyun menarik baju Yoora keatas, membukanya, menyisakan bra
hitam yang sengaja ia biarkan untuk melekat dulu disana.

Bagai kelaparan, detik selanjutnya Kyuhyun mencium dan menjilat belahan yang mencuat
dibalik bra itu. Sedangkan salah satu tangannya mencoba membuka pengait yang berada
dibelakang. Saat sudah terbuka dan menampilkan payudara yang bebas tanpa tertutup apapun,
kedua puting disana sudah menegak, semakin menambah gairah Kyuhyun saat melihatnya.
“Kau sudah siap, istriku.”

Yoora mendesis. Ya, ia memang sudah siap. Rasa lelah ditubuhnya sudah ia lupakan seiring
sentuhan-sentuhan sensual Kyuhyun di tubuhnya. Kyuhyun sudah membangkitkan gairahnya,
dan kini ia ingin disentuh lebih. Ia pun menggeram tertahan, kepalanya menengadah pasrah saat
Kyuhyun kembali berulah di payudaranya. Kyuhyun mengecupi putingnya, mengulumnya, juga
menggigitinya membuat Yoora meringis nikmat.

Sebelah tangan Yoora menopang tubuhnya sendiri pada pegangan bathub, sementara tangannya
yang lain ia coba untuk berguna dengan menyentuh kejantanan Kyuhyun yang semakin
menegang dan berdenyut.

“Begitu, Yoo. Ohh…”

Kyuhyun meremas sebelah payudara Yoora sebagai gantinya. Mereka saling meremas satu sama
lain. Desahan pun bersahutan dan menggema didalam kamar mandi itu. Melihat wajah Kyuhyun
yang tampak sangat menikmati sentuhan tangannya, Yoora jadi berinisiatif untuk melakukan
lebih pada benda itu. Yoora sedikit memundurkan tubuhnya, lalu merunduk hingga wajahnya
berada tepat didepan kejantanan Kyuhyun yang basah antara cairan precum dan air dari bathub.

Kyuhyun melenguh, kepalanya menengadah saat ia rasakan dengan sangat menggodanya bibir
Yoora menyentuh kejantanannya. Tubuh Kyuhyun bersandar pasrah, tangannya sibuk
memainkan helai-helai rambut panjang Yoora yang menutup sebagian wajah perempuan itu.
Saliva Yoora terasa hangat dan membanjiri kejantanannya dari ujung hingga ke pangkal.
Kyuhyun menggerakkan pinggulnya lemah. Seluruh tubuhnya bergetar karena rasa nikmat ini.

“Yoora-ya, shit! Kau pintar sekali.”

Yoora memajumundurkan kepala layaknya seorang ahli. Mulutnya menyedot penuh benda itu,
sesekali melepasnya saat merasa kewalahan, lalu memasukkannya lagi hingga berkali-kali
Kyuhyun mengerang frustasi.

Yoora sendiri sudah merasa tidak tahan, ia kini bangkit, melepas celana dalamnya secepat
mungkin, lalu duduk kembali diatas pangkuan Kyuhyun. Dengan sengaja ia menggesekkan
miliknya pada milik Kyuhyun, menggoda benda itu agar masuk kedalamnya. Kyuhyun yang
peka dan juga sangat terbakar gairahnya lantas mengangkat tubuh Yoora, memposisikannya tepat
diatas miliknya yang semakin keras.

“Lanjutkan sampai aku meledak didalam tubuhmu, sayang.”

Yoora mengangguk sambil menggigit bibir. Wajahnya yang sungguh menggoda mengundang
Kyuhyun untuk mencium bibirnya yang tipis dan merah itu. Kyuhyun menarik tengkuk Yoora
saat perempuan itu mencoba melesakkan milik Kyuhyun kedalam tubuhnya. Kyuhyun  mencium
Yoora secara brutal seraya menghentak pinggulnya keatas hingga kejantanannya masuk
seutuhnya.
Yoora meringis. Itu benar-benar sakit!

Pinggulnya kemudian bergerak lemah, menyesuaikan kejantanan besar Kyuhyun yang


mengaduk-aduk tubuhnya. Bunyi kecipak air akibat gerakan tubuh mereka terdengar jelas,
beriringan dengan erangan keduanya. Yoora mendesah. Kedua tangannya terangkat untuk
meremas rambut lebat Kyuhyun Mendorong pria itu untuk mengedarkan rasa nikmat yang
menjalar pada tubuhnya agar menjadi lebih nikmat lagi.

“Oh, sayangku…” Kyuhyun mengusap punggung telanjang Yoora, menggelitiknya hingga dada
Yoora membusung dan menggesek dadanya.

Kyuhyun tersenyum samar, dapat ia rasakan jantung Yoora yang berdegup keras didalam sana.
Begitupun dengan Kyuhyun, semua sensasi yang menerpa tubuhnya ini membuat dadanya
berdegup sangat keras.  Apalagi dengan posisi bercinta dan di tempat yang seperti ini, yang
semakin membuat percintaan mereka terasa nikmat seperti tanpa ujung.

Pinggul Kyuhyun masih bergoyang, menghentak-hentak tubuh Yoora yang tidak dapat
menandingi kekuatan pria dibawahnya.  Yoora meringis sakit, hubungan mereka kali ini
dirasanya lebih sakit dari yang kemarin. Namun Yoora sangat menikmatinya, ia seolah tidak
ingin berhenti. Kyuhyun menggodanya dengan sangat pandai, membuat dirinya bagai ingin
tenggelam dalam pelukan dan jeratan pria itu selama mungkin.

Tak lama kemudian, tempo gerakan Yoora berubah pelan. Perempuan itu menopang tubuhnya
dengan menyandarkan kedua telapak tangannya diatas dasar bathub. Ia sudah sampai,
orgasmenya yang pertama ini membuat darahnya berdesir hingga ke kepala.

“Belum, Yoo. Kita belum selesai.” Kyuhyun mengangkat tubuh Yoora, melepas kontak mereka.

Lalu terdengar jeritan dari bibir Yoora karena Kyuhyun membalik tubuhnya dengan kasar hingga
kini ia dalam posisi menungging dan Kyuhyun berada dibelakang dengan kedua lututnya untuk
bertumpu. Yoora terkesiap saat merasakan milik Kyuhyun menggesek belahan pantatnya.

“Kyu, demi Tuhan! Apa yang akan kau…”

“Ini akan dua kali lebih nikmat, Yoo.” Ucap Kyuhyun dengan suara berat bagai dalam
kegelapan.

Pria itu bergerak tidak sabar karena Yoora terus menggerakkan tubuhnya mencoba berbalik.
Hingga dengan satu kali hentakan Kyuhyun sukses melesakkan miliknya sangat dalam, membuat
Yoora menjerit kuat karena liang senggamanya seakan robek.

“Oh God, Kyuhyun!!”

“Errrhh!” Kyuhyun menghentakkan pinggulnya kuat. Sambil menggeretakkan gigi, ia


menampar-nampar pantat Yoora. Sensasi dari percintaan ini benar-benar membiusnya menjadi
gila. Kyuhyun terus saja menggoyang tubuhnya, tak peduli akan rontaan dari perempuan yang
sedang ia masuki.

“Kyuhyun, aku mohon. Aaah!”

Jeritan keras Yoora membuat gerakan Kyuhyun berubah menjadi lebih lembut. Setidaknya
beberapaa saat setelah itu tidak lagi terdengar nada kesakitan dari bibir Yoora, jeritannya tadi
sudah berubah menjadi desahan. Ia mulai menikmati ini.

Desahan mereka kian keras perdetiknya. Kyuhyun memejam, ia merasakan sesak di ujung
miliknya yang sesaat lagi akan membuncah.

“Oh, oh, sial!” desis Kyuhyun, tangannya berpegangan pada pundak Yoora. Menahan tubuhnya
agar tidak jatuh kebelakang karena getaran dahsyat pada tubuhnya yang sudah mencapai
orgasme.

Yoora menggeram nikmat, orgasmenya juga sudah sampai. Dan ia benar-benar lemas kali ini.
Dengan lemah ia membalikkan tubuhnya ketika Kyuhyun melepas kontak mereka. Sejenak
Yoora terdiam melihat kejantanan Kyuhyun didepan wajahnya, benda itu tampak menggiurkan
dengan cairan sperma yang masih menempel disana.

“Aku menginginkanmu lagi, Kyuhyun.” Yoora berbisik, membuat Kyuhyun mengeluarkan


seringainya yang paling lebar.

═===═

Sudah hampir dua bulan pernikahan mereka berjalan. Dan selama itu pula Yoora jadi mengenal
Kyuhyun dengan baik. Dimulai dari perhatian yang selalu pria itu tunjukkan, terobsesinya ia
akan sex hingga hampir tiap malam mereka melakukan perbuatan itu –yang sempat membuat
Yoora demam selama satu minggu, dan juga Kyuhyun  ternyata pandai memasak, kebalikan dari
istrinya sendiri.

Dan dua bulan itu berarti; Kyuhyun harus kembali pada pekerjaannya sebagai CEO. Masa
cutinya sudah habis. Awalnya pria itu sengaja mengambil masa dua bulan karena ingin berbulan
madu di luar negeri, namun Yoora menolaknya. Menurut Yoora, apa bedanya mereka di Korea
atau dimanapun jika setiap hari yang mereka lakukan hanyalah ‘bergulat’ di ranjang.

Tetapi, satu hal yang membuat Yoora tersentuh selama pernikahan ini berjalan; Kyuhyun sangat
sering mengucap jika ia mencintai Yoora dan berharap Yoora akan terus berada disisinya
selamanya. Sementara Yoora bingung, ia belum merasakan cinta itu, ia sendiri tidak tahu apa itu
jatuh cinta  karena ia merasa tidak pernah jatuh cinta seumur hidupnya. Jadi tiap kali Kyuhyun
mengucap cinta, Yoora hanya membalasnya dengan senyuman.
“Jaga dirimu, Yoo.”

Yoora mengangguk sambil memasang senyuman semanis mungkin. Kini dirinya dan Kyuhyun
berada di depan pintu, Kyuhyun akan pergi bekerja hari ini.

“Jangan terlalu mengkhawatirkanku.”

Kyuhyun tersenyum. “Kau sudah banyak berubah, kau tahu.”

“Benarkah?” Yoora mencibir. “Asal kau tahu, aku masih suka keluar malam untuk minum
alkohol, kau tahu.”

Tawa Kyuhyun meledak kuat, lalu pria itu diam tiba-tiba dan memasang wajah datar.

“Jangan mengigau. Ey sudahlah, aku berangkat. Lama-lama melihatmu aku rasa nanti tujuanku
pagi ini bukan kantor, tapi ranjang.”

Yoora mendengus. “Kau ini benar-benar!”

Kyuhyun tertawa keras, pria itu kemudian memilih menjauh dari istrinya yang galak dengan
berlari ke garasi dan masuk ke dalam mobilnya. Beberapa menit setelah itu, mobil Kyuhyun
sudah keluar dari areal pekarangan rumah mereka dan menghilang dibalik pagar yang tinggi.

Setelah Kyuhyun pergi, Yoora membalikkan badan untuk masuk kedalam rumah. Tetapi suara
seseorang yang menyapanya dengan sebutan ‘Noona’ membuat Yoora kembali menoleh ke
belakang. Perempuan itu sedikit terkejut melihat seorang pria yang sepertinya lebih muda
darinya sudah masuk ke pekarangan.

“Nugu?” tanya Yoora saat pria itu sudah berdiri didekatnya.

Pria itu tersenyum ramah, lalu membungkukkan badan, memperkenalkan diri.

“Annyeonghaseyo, Noona. Aku Cho Minhyuk, adik Cho Kyuhyun.”

Adik Kyuhyun? Dahi Yoora mengernyit, heran. Seingatnya dia tidak pernah melihat pria
bernama Minhyuk ini di pesta pernikahan atau pertemuan keluarga tempo hari.

“Kyuhyun baru saja berangkat, datanglah lain kali.”

Baru saja Yoora ingin berbalik, Minhyuk yang menahan sebelah lengannya membuat gerakannya
terhenti.

“Aku sengaja menunggu dia pergi, karena ada sesuatu yang ingin kukatakan hanya pada noona
saja.”

Alis Yoora terangkat satu. “Ba-baiklah. Masuklah dulu.” Ujar Yoora mencoba sopan.
Minhyuk mengangguk, lalu mengikuti langkah Yoora yang berjalan masuk menuju ruang tamu
dan duduk di sofa.

“Benarkah kau adik Kyuhyun?” tanya Yoora tanpa basa-basi.

Minhyuk tersenyum. “Ya, Noona. Tentu saja.”

“Tapi… Kyuhyun tidak pernah mengatakan kalau dia punya adik, dan aku juga tidak melihatmu
di pesta pernikahan kami.”

“Sudah kuduga, Kyuhyun hyung sengaja melakukannya karena ia takut kebusukannya aku
bongkar didepan noona.”

Mata Yoora menyipit. “Maksudmu? Kebusukan apa?”

“Ah, sebelumnya aku ingin bertanya. Apakah noona tahu apa penyebab Lana meninggal?”

Yoora terdiam. Minhyuk juga mengenal Lana? Ya, berarti benar, pria didepannya ini memang
benar adik Kyuhyun. “Ya, aku tahu. Dia meninggal karena kecelakaan kereta bukan?”

“Bukan, noona.” Minhyuk menggeleng. “Lana meninggal karena Kyuhyun hyung yang
membunuhnya.”

==TBC==

Maaf banget ya kalau di part ini alurnya kecepetan, dan untuk nc-nya maaf kalo acak-
acakan. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin >< Thanks for reading guys <3

Anda mungkin juga menyukai