Anda di halaman 1dari 14

Chapter 5: Guests

"Tidurlah," ucap Jongin sambil menjatuhkan tubuhnya di sebelah Kyungsoo. "Di sini saja. Menemaniku."

Kyungsoo mengangguk patuh. Tubuhnya sudah lemas. Ekornya hanya bisa bergerak-gerak pelan.
Padahal malam ini Jongin sama sekali tak menyentuh ekornya.

"Selamat malam," Jongin mengecup dahi Kyungsoo, lalu menyelimuti tubuh telanjang mereka berdua.
"Mimpi indah."

Kyungsoo tersenyum, lalu mulai mengunjungi La-La-Land dan di sana ia bermimpi kembali bercinta
dengan Jongin...

Tittle :

"Fury"

Cast :

Do Kyungsoo
Kim Jongin

Type : Chaptered

Genre : Romance, drama, sci-fi

Rating : M

Alert : Smut, Lime, NC (No Children), GS (Gender Switch), Kyungsoo!Girl, Boy!Jongin, Hybrid!AU

Chapter 5

.
"Jongin.. Jongin.."

Jongin terbangun saat merasakan tepukan halus di pipinya. Bibirnya melengkung ke atas begitu
mendapati Kyungsoo sedang bersimpuh di hadapannya, sambil tersenyum juga. Kyungsoo kelihatan
segar. Mungkin ia sudah mandi sejak tadi. Rambut ikalnya diikat ke atas dan ekornya bergerak-gerak
riang. Sepertinya Kyungsoo sedang dalam mood baik pagi ini.

"Kau selalu susah dibangunkan," ucap Kyungsoo lembut.

"Memang," Jongin mengusakkan pipinya pada telapak tangan kecil milik Kyungsoo. "Ada apa ? Tak
biasanya kau membangunkanku."

"Maaf aku mengganggu tidurmu," Kyungsoo menarik lengan Jongin agar cowok yang lebih tinggi darinya
itu bangkit dari kasur. "Tapi sepertinya kau kedatangan tamu. Bel depan rumah terus berbunyi sejak
lima menit yang lalu."

Jongin dengan rambut acak-acakannya kelihatan terkejut.

"Bisa kau bukakan pintunya ? Aku tak mungkin menemui tamuku seperti ini," Jongin beranjak dari kasur.
Buru-buru Kyungsoo berbalik. Jongin masih telanjang sejak kegiatan mereka semalam.

"Baiklah. Tapi cepat ya."

Kyungsoo baru saja melangkah, tapi suara Jongin sudah menginterupsi.

"Pakai celana dulu!"

Oh, ingatkan Kyungsoo untuk sering-sering pakai celana lagi mulai sekarang.
.

"Jadi.. kau ini pacar Jongin ?"

Kyungsoo terdiam. Ekornya bergerak-gerak gelisah di dalam celana training Jongin yang ia kenakan.
Cewek imut tapi berbadan 'aduhai' yang mengaku bernama Byun Baekhyun itu memasang wajah serius,
padahal baru beberapa menit yang lalu ia bersikap heboh saat melihat Kyungsoo. Berulangkali Baekhyun
mengatai Kyungsoo imut dan cantik, sementara cowok jangkung yang berada di sebelahnya terus
berusaha untuk mencegah Baekhyun 'menganiaya' pipi Kyungsoo.

Memang sempat ada keributan sebentar, tadi, di gerbang depan rumah Jongin, saat Kyungsoo
membukakan pintu untuk dua orang ini.

"Halo ? Kau tak mendengarku ?" tanya Baekhyun lagi saat menyadari Kyungsoo malah melamun.

"Ah-, iya," Kyungsoo agak grogi karena rasanya sudah lama sekali ia tidak berinteraksi dengan orang lain,
selain Jongin. "Bisa kau ulang pertanyaanmu ?"

"Kau ini pacar Jongin ?" ulang Baekhyun.


Lagi-lagi Kyungsoo terdiam.

Pertanyaan itu menggaung di kepalanya. Awalnya biasa saja, tapi lama-lama mengganggu juga.
Memangnya Jongin dan Kyungsoo punya hubungan apa ? Mereka tinggal serumah, sering tidur sekamar.
Mereka juga berulang kali berciuman dan bercinta. Jongin juga yang mengambil ciuman pertama dan
keperawanan Kyungsoo. Apa mereka bisa disebut... sepasang kekasih sekarang ?

"Jongin bilang... kami teman," jawab Kyungsoo, pada akhirnya.

Tiba-tiba dada Kyungsoo terasa sesak. Rasanya mengatakan kalau mereka adalah 'teman' itu
menyesakkan. Terasa sangat salah karena semua hal yang mereka lalui tak mungkin dilakukan oleh
sepasang teman-berbeda-jenis-kelamin biasa.

Padahal kemarin saat Jongin bilang mereka teman, rasanya biasa saja. Bahkan Kyungsoo senang. Tapi
kali ini, saat Kyungsoo harus mengakuinya pada orang lain, jantungnya serasa diremat tangan berduri
tak terlihat.

"Teman," Chanyeol-cowok jangkung yang datang bersama Baekhyun-tertawa terbahak-bahak. "Yang


benar saja!"

"Mana mungkin kalian cuma berteman ? Tak ada seorang teman yang pagi-pagi sudah berada di rumah
temannya," timpal Baekhyun sambil tersenyum geli.

Kyungsoo menggaruk tengkuknya.

"Buktinya kalian pagi-pagi sudah berada di sini."


Baekhyun dan Chanyeol terdiam, kompak. Suasana mendadak jadi canggung. Dan Kyungsoo benar-
benar merasa bersalah. Selalu seperti ini. Jika Baekhyun kelihatan ahli dalam memulai percakapan,
Kyungsoo benar-benar ahli dalam 'membunuh' percakapan.

"Siapa bilang ?" Baekhyun berdeham. "Aku sepupu Jongin. Dan ini pacarku."

Kyungsoo menciut.

"Maaf. Aku tidak tahu," Kyungsoo menunduk malu.

Baekhyun dan Chanyeol saling sikut, sama-sama merasa bersalah karena wajah polos Kyungsoo yang
kelihatan menyesali ucapannya.

"Ehm," sekarang giliran Chanyeol yang bicara. "Tapi kurasa, kau tak mungkin hanya sekedar teman. Kau
pakai baju Jongin."

Baekhyun mendelik, Kyungsoo juga. Bagaimana bisa Chanyeol menyadarinya ?

"Atau jangan-jangan kalian terlibat dalam hubungan tanpa status ?" sambung Chanyeol.

"Atau kau belum yakin dengan perasaanmu ?" Baekhyun ikut menginterogasi setelah keterkejutannya
pada pakaian Kyungsoo.

"Apa kalian pernah berciuman ? Bagaimana rasanya ?"

Kyungsoo kelihatan berfikir sesaat, lalu mengangguk.


"Rasanya... jeruk ?"

"HAH ?"

"Jongin pakai obat cuci mulut rasa jeruk," lanjut Kyungsoo.

"Bukan itu, YA TUHAN!"

Dua orang dewasa dalam balutan setelan kerja yang serasi itu sama-sama mengerang. Chanyeol
membanting tubuhnya ke sandaran sofa sementara Baekhyun menggigiti bantal sofa milik Jongin. Sama-
sama gemas dengan jawaban Kyungsoo.

"Maksudku, perasaanmu. Apa yang kau rasakan saat kau menciumnya ? Senang ? Bergairah ? Biasa aja ?
Hey," Chanyeol menegakkan tubuhnya, memberikan tatapan mengintimidasi dengan mata bulatnya
yang lucu. "Berapa umurmu ?"

"Delapan belas."

Tolong, someone call the doctor. Chanyeol and Baekhyun had a heart attack!

"Serius ?" mata Baekhyun membulat sempurna. "DELAPAN BELAS ? YA TUHAN, JONGIN MENGENCANI
ANAK SEKOLAHAN."

"Memangnya kenapa ?"

Kyungsoo bersyukur karena akhirnya Jongin yang sudah rapih datang sambil menenteng tas dan sepatu
kerjanya. Berada di antara dua orang hyper macam Baekhyun dan Chanyeol membuatnya lumayan
kuwalahan. Mereka terlalu banyak bertanya dan sedikit urakan. Dua-duanya. Kyungsoo rasa Baekhyun
dan Chanyeol memang ditakdirkan untuk bersama.
"Aku heran saja bagaimana bisa Kyungsoo mau bersama dengan laki-laki tua bangka macam dirimu,"
celetuk Baekhyun.

"Terserah," timpal Jongin cuek sambil memakai sepatu kerjanya.

"Jarak umur kalian lumayan jauh," tambah Chanyeol.

"Terserah, terserah. Lagipula ibu sudah tahu," Jongin mendekatkan wajahnya pada telinga Kyungsoo.
"Buatkan sarapan, ya ?"

Kyungsoo mengangguk, lalu meninggalkan ruang tamu. Kulkas masih penuh sesak karena mereka tak
banyak makan akhir-akhir ini. Mereka lebih sering ngemil dan minum soda. Jadi, Kyungsoo bisa masak
besar-besaran untuk Jongin dan tamunya.

Kyungsoo tak tahu apa yang ia masak. Yang jelas, daging sapi dan ayam itu kelihatan sangat enak untuk
dimakan setelah disentuh oleh tangan ajaib Kyungsoo. Baunya sampai kemana-mana. Bahkan Jongin,
Baekhyun, dan Chanyeol sudah berada di dapur sebelum makanan dihidangkan.

Baekhyun dan Chanyeol langsung menyerbu makanan buatan Kyungsoo, sementara Jongin terus
memperhatikan Kyungsoo yang sedang mondar-mandir membersihkan peralatan memasaknya.
Kyungsoo kelihatan makin imut karena mulutnya penuh dengan daging. Kyungsoo bersih-bersih sambil
makan cukup membuat Jongin hampir mimisan.

Entah perasaan Jongin saja atau memang Kyungsoo kelihatan lebih.. bersinar ? Seluruh bagian tubuh
Kyungsoo kelihatan sangat menarik untuk dilihat. Tak ada yang Jongin ingin tinggalkan. Apalagi dada
Kyungsoo yang kelihatan agak lebih besar dari biasanya...

Jongin menggeleng kuat untuk menghilangkan pikiran kotornya.


"Kau kenapa, hah ?" tanya Chanyeol sambil mengunyah semur daging buatan Kyungsoo.

"Nggak," Jongin melanjutkan makannya. "Cepat selesaikan. Kita ada rapat jam sebelas."

Kyungsoo terbangun saat merasakan pipinya diciumi. Saat membuka mata, yang ada dihadapannya
adalah Jongin dengan pakaian kerjanya yang sudah berantakkan. Kyungsoo hampir mimisan karena
Jongin kelihatan sangat tampan.

"Kenapa tidur di sofa, hm ?"

Kyungsoo memerah. Ia sengaja menunggu Jongin pulang kerja di sofa depan televisi dan malah tertidur
pulas. Kyungsoo malu sekali.

"Aku menunggumu," Kyungsoo mendudukkan tubuhnya. "Jam berapa sekarang ?"

"Jam sebelas malam," Jongin duduk di sebelah Kyungsoo. "Hari ini melelahkan sekali."
"Ingin berendam air hangat ?" tawar Kyungsoo. Jongin menggeleng.

"Aku mau langsung tidur saja," Jongin melepas dasinya. "Temani aku lagi, ya ?"

Kyungsoo diam saja. Ia kelihatan memikirkan sesuatu dan Jongin tidak bisa untuk pura-pura tidak tahu.

"Ada apa ?" Jongin mengusap rambut ikal Kyungsoo.

"Jongin... apa kita ini cuma.. teman ?" Kyungsoo menunduk. "Setahuku dari berpasang-pasang teman di
dunia ini tidak ada yang seperti kita."

Jongin terkejut mendengar pertanyaan Kyungsoo. Jongin merasa seperti orang bodoh sekarang, terlebih
dihadapan Kyungsoo. Setelah segala hal yang mereka lewati, kenapa tak pernah terbetik barang sekali
pun di pikiran Jongin kalau Kyungsoo bakal menanyakan status mereka ?

Kyungsoo memang masih berusia delapan belas, tapi Kyungsoo seorang perempuan juga. Kyungsoo juga
manusia biasa walaupun fakta cewek itu punya ekor buatan cukup mengerikan. Sudah sebuah naluri
kalau Kyungsoo meminta sebuah... kepastian.

Jongin masih diam, tak tahu harus menjawab apa. Pikirannya kosong sekarang.

"Ah, lupakan saja," Kyungsoo tersenyum sambil berdiri (Jongin tahu itu senyuman terpaksa). "Kau lelah,
'kan ? Ayo tidur."

Kyungsoo memekik saat tubuhnya tertarik ke bawah. Matanya membulat sempurna saat Jongin
menciumnya lembut di bibir dengan mata terpejam. Jantungnya berdegup tak karuan, padahal ini bukan
ciuman pertama atau kedua mereka.

'Apa kalian pernah berciuman ? Bagaimana rasanya ?'


Pertanyaan Chanyeol tempo hari bergaung keras di otaknya, membuat Kyungsoo berusaha mencari tahu
apa yang dirasakannya saat bibir tebal Jongin bertemu dengan bibirnya. Kyungsoo masih belum yakin,
tapi ia berusaha untuk menjawab pertanyaan Chanyeol dengan benar, alih-alih mengungkit kalau bibir
Jongin rasanya jeruk ;

'Jantungku berdetak sangat cepat. Dadaku hangat. Tulang igaku sakit..'

Kyungsoo mengalungkan tangannya pada leher Jongin, lalu ikut memejamkan mata.

'Baekhyun, Chanyeol, aku sudah yakin sekarang. Aku menyukai-ah, bukan. Aku mencintai Jongin.'

Kyungsoo melenguh lembut saat Jongin menurunkan ciumannya, beralih pada perpotongan lehernya
yang masih ditinggali beberapa bekas buatan Jongin. Kyungsoo menengadah karena tak sanggup
menerima kelembutan yang Jongin berikan. Kyungsoo hampir pingsan karenanya.

Lagi-lagi Kyungsoo harus meleguh karena Jongin memberikan remasan lembut pada dadanya. Tubuhnya
melemas. Seolah mengerti, Jongin segera merubah posisinya. Jongin membuat Kyungsoo berbaring di
sofa dan Jongin merengkuhnya penuh kasih sayang.

"Kau bilang kau lelah," ucapan Kyungsoo terpatah-patah karena Jongin masih terus menciumi lehernya.

"Ya. Tapi aku benar-benar ingin bersamamu sekarang," balas Jongin sambil melucuti baju Kyungsoo.

Pipi Kyungsoo mendadak memerah saat menyadari Jongin benar-benar menginginkannya sekarang.
Senyumnya juga merekah saat Jongin membuka paha Kyungsoo perlahan, mengekspos kewanitaan
Kyungsoo yang mulai lembab.
Kyungsoo membanting kepalanya kebelakang saat Jongin mulai menciumi kewanitaannya.
Persendiannya melemas seketika dan Kyungsoo benar-benar jatuh ke dalam genggaman Jongin
sekarang. Pasrah. Seluruh tubuhnya milik Jongin.

Berkali-kali Kyungsoo berusaha merapatkan pahanya, tapi Jongin mencegahnya. Cowok berkulit gelap
itu masih asyik memuluti kewanitaan Kyungsoo sambil mengelus pahanya lembut. Kyungsoo sampai tak
tahu harus bagaimana. Yang bisa dilakukannya hanya mendesah.

"J-jongin," Kyungsoo berusaha mendorong kepala Jongin agar menjauh. "Aku hampir sampai."

Seolah tuli, Jongi masih asyik dengan kegiatannya, membuat Kyungsoo menggelinjang dan pada
akhirnya mencapai klimaks di... mulut Jongin.

Syaraf Kyungsoo tumpul semua. Tubuhnya lemas bukan main. Hanya dengan mulut, Jongin bisa
membuat Kyungsoo kehilangan semua tenaganya. Jongin benar-benar hebat. Atau memang Kyungsoo
yang sangat menikmati ?

Bahkan Kyungsoo pasrah saja saat Jongin kembali memasukkan kejantanannya.

Jongin bergerak sangat lembut, membuat Kyungsoo serasa dibawa terbang. Pikirannya blank. Jongin
bersikap sangat gentle, membuat Kyungsoo melupakan bagaimana kacau dan hebohnya seks pertama
mereka dulu.

"Kenapa kau tersenyum ?" tanya Jongin dengan suara serak, heran karena sedari tadi Kyungsoo terus
tersenyum.

"Tidak. Lanjutkan saja."


Jongin mengangguk. Kyungsoo melingkarkan kakinya pada pinggang Jongin, membuat penyatuan
mereka terasa lebih dalam dan intim. Jongin masih bergerak sangat lembut dan sesekali bibir mereka
berpagut mesra di antara desahan Kyungsoo.

Desahan Kyungsoo agak terdengar lebih nyaring saat Jongin secara tidak sengaja menyenggol titik
manisnya. Kyungsoo memejamkan matanya erat-erat karena keenakan. Lagi-lagi syarafnya menumpul
karena ulah Jongin.

"Ahhn, Jongin."

Jongin menambah tempo gerakannya. Kyungsoo bisa merasakan kejantanan Jongin sedikit membesar.
Dindingnya sendiri juga ikut berkedut enak karena gesekkan yang makin intens. Kyungsoo merem-
melek. Mereka hampir sampai.

"Kyung," Jongin membua matanya, tapi intensitas pergerakkannya sama sekali tak menurun. "Janji
selalu bersama ?"

Kyungsoo mengangguk pasrah.

"Bukan hanya sekarang. Tapi selamanya ?"

Lagi-lagi Kyungsoo mengangguk pasrah. Cuma itu yang bisa dilakukannya karena Jongin terus
menyentuh titik manisnya secara bertubi-tubi. Terus sepeti itu sampai mereka mengerang bersama
karena klimaks yang indah, klimaks yang diraih berdua.

Jongin melepas kontak mereka dan membawa Kyungsoo ke kamarnya. Sesekali tidur di kamar Kyungsoo.
Lagipula, Jongin tak yakin ia masih kuat menggendong Kyungsoo sambil menaiki tangga.
Kyungsoo langsung terlelap begitu Jongin menyelimuti tubuh mereka. Mungkin Kyungsoo terlalu lelah
karena harus menunggu Jongin pulang sampai tertidur di sofa, dan pada akhirnya ditiduri oleh Jongin
sendiri.

Jongin mengamati wajah imut Kyungsoo. Dari hari ke hari wajah gadis itu kelihatan makin cerah dan
bersinar, seolah aura di tubuhnya sedang terpancar semua. Jongin sampai tak sadar ia sudah
memandangi wajah Kyungsoo lebih dari setengah jam.

"I love you," bisik Jongin, lagi-lagi tanpa sadar. Kemudian pipinya memerah karena menyadari apa yang
baru saja diucapkannya.

Akhirnya Jongin memilih untuk menyusul Kyungsoo ke alam mimpi.

TO BE CONTINUED

Anda mungkin juga menyukai