Anda di halaman 1dari 25

Facebook

Data Mode Go to Free

[CHAPTER/KYUHYUN] Listen To You Chapter 8


[CHAPTER/KYUHYUN] Listen To You Chapter 8

Super Junior Fan Fiction "SJFF INA"

[CHAPTER/KYUHYUN] Listen To You :

Prologue|| Chapter 1|| Chapter 2|| Part 3|| Chapter 4|| Chapter 5|| Chapter
6|| Chapter 7

Tittle : Listen To You

Genre : Married Life, Comedy, Romance, Angst

Length : Chapter

Rated : PG15

Main Cast : Cho Kyuhyun, Han Sungrin, Lee Hyukjae, Jang Jaerim

Author : NinaChan

Facebook : Han Sungrin Elfsparkyu

Twitter : @byeolnim13

Wattpad : @SuperKyuMan

Happy Reading^^

Tok tok tok!

Kyuhyun mengernyitkan keningnya dengan kedua mata yang masih terpejam.


Suara ketukan pintu yang terus terdengar sejak beberapa saat yang lalu itu
benar-benar mengganggu tidurnya. Namun ia memilih untuk
mengabaikannya, terlalu malas untuk membuka matanya dan melihat siapa
yang bertamu di hari sepagi ini.
Dok dok dok!

Kyuhyun mengerang kesal saat suara ketukan itu berubah menjadi gedoran.
Ia memasukkan seluruh tubuhnya ke dalam selimut, namun masih tidak bisa
meredam suara gedoran tersebut.

"Nona Han!" Kyuhyun berteriak dengan suaranya yang serak. "Cepat bayar
uang sewa agar Jang Ahjumma berhenti menggedor pintunya!"

Sungrin keluar dari kamar mandi dengan sebuah sikat gigi berada di dalam
mulutnya. Ia melihat jam, ini bahkan masih belum pukul setengah 6. Tidak
biasanya Jaerim menggedor rumah penyewa sepagi ini.

"Annyeong haseyo."

Sungrin balas membungkukkan tubuhnya saat tamu yang datang ke


rumahnya itu memberi salam sambil membungkukkan tubuhnya. Tapi gadis
itu tidak mau repot-repot mengeluarkan sikat gigi dari dalam mulutnya.

"Kyuhyun sudah bangun?" tanya orang itu. Suaranya terdengar tercekat,


seperti sedang menahan tangis.

Sungrin menunjuk gundukan di lantai yang merupakan tubuh Kyuhyun yang


meringkuk di dalam selimutnya. Orang itu kembali membungkukkan tubuhnya
pada Sungrin lalu tanpa meminta izin masuk ke dalam kamar itu.

"Nona Han... Lepaskan aku..." Kyuhyun menggeliatkan tubuhnya saat merasa


seseorang memeluk tubuhnya dengan erat.

"Nona Han, jangan memeluk pinggangku seperti itu! Pinggangku sangat


sensitif pada sentuhan."

"Kyuhyun-ah..." Kyuhyun berhenti menggeliatkan tubuhnya saat mendengar


suara yang memanggil namanya dengan sangat lirih itu. Ia menyingkap
selimutnya dan melotot pada Hyukjae saat melihat pria itu yang memeluk
tubuhnya dengan sangat erat.

"Ya! Pelayan Lee! Apa-apaan kau-"


"Tuan Muda... Aku harus bagaimana?" Hyukjae tidak mempedulikan
pelototan Kyuhyun dan semakin erat memeluk tubuh pria yang lebih tinggi
darinya itu sambil menangis sesenggukan.

"Karirku hancur. Aku dipecat. Aku harus bagaimana sekarang?"

Kyuhyun mendorong tubuh Hyukjae menjauh darinya lalu mendudukkan


tubuhnya. Dilihatnya Sungrin yang sudah bersiap untuk pergi mengantar susu
dan koran.

"Sudah minum susu?" tanya Kyuhyun.

Sungrin menggelengkan kepalanya, bibirnya bergerak mengucapkan 'habis'


tanpa bersuara.

"Nanti aku akan belikan susu untukmu. Hati-hati di jalan. Beristirahatlah jika
merasa lelah," pesannya yang didengar sambil lalu oleh Sungrin.

Setelah Sungrin meninggalkan kamar tersebut, Kyuhyun memusatkan


perhatiannya pada Hyukjae yang masih terisak-isak. "Tadi kau bilang kau
kenapa, Pelayan Lee?"

"Ayahmu memecatku."

"Mengapa bisa? Kau melakukan kesalahan apa hingga dipecat?"

"Ayahmu marah karena aku masih mengantar-jemputmu dan membantumu.


Dia memecatku dan menyita mobil yang biasa kubawa. Sekarang aku harus
bagaimana? Orang tuaku pasti akan sangat kecewa jika aku menodai
kebanggaan mereka yang telah menjadi pelayan turun-temurun di
keluargamu. Aku harus bagaimana?"

Kyuhyun yang baru bangun dari tidurnya itu tentu saja tidak bisa diharapkan
untuk memberi solusi pada masalah Hyukjae. Pria itu hanya mengerutkan
keningnya dalam-dalam dan membiarkan Hyukjae terus mengguncang-
guncang kedua lengannya.
"Kau masih punya uang, kan?" tanya Kyuhyun. "Aku tadinya ingin pinjam
uangmu untuk beli susu. Susu Nona Han habis, pagi ini saja GaemGyu belum
diberi makan. Kasihan sekali, kan?"

Hyukjae menatap Kyuhyun tidak percaya. "Bagaimana bisa kau


membicarakan uang pada orang yang baru dipecat, eoh? Dan lagi, aku
dipecat karena dirimu. Bertanggungjawablah!"

"Tanggung jawab apa?"

"Bicara pada ayahmu. Bujuk dia agar mau menerimaku kembali."

"Masalahnya aku juga sedang diusir dari rumah. Aku tidak berani membujuk
ayahku. Aku bahkan tidak berani melihat wajahnya lagi setelah terakhir kali
dia menamparku dan mengusirku."

Hyukjae mendengus keras. Tuan mudanya ini benar-benar tidak bisa


diandalkan. "Ya sudah. Aku menumpang di sini."

"Di sini? Di kamar yang sempit ini? Bersama aku dan Nona Han?" tanya
Kyuhyun memastikan yang dijawab dengan anggukan oleh Hyukjae.

"Bukankah kau bilang tempat ini sangat sesak hingga kau tidak bisa
bernapas? Bagaimana jika nanti kau mati karena tidak tahan tinggal di sini?
Jika kau mati di sini aku akan mengingat kematianmu seumur hidupku. Itu
terdengar mengerikan."

"Lalu aku harus bagaimana?" Hyukjae kembali merengek. "Kau tahu


tabunganku sedikit karena biaya hidupku yang mewah itu sangat tinggi. Aku
tidak bisa kembali ke rumah setelah dipecat seperti ini. Kau harus
bertanggung jawab, Cho Kyuhyun! Aku dipecat karena membantumu!"

"Kau tidak tulus sekali! Aku kan-"

Ucapan Kyuhyun terhenti saat terdengar bunyi gedoran di pintu. Kedua mata
Kyuhyun membulat, ia lalu bertanya dengan suara berbisik pada Hyukjae.
"Kau sudah mengunci pintunya?"

"Mana kutahu, Nona Han yang terakhir keluar."


Terdengar bunyi pintu yang dibuka. Kyuhyun buru-buru menarik tubuh
Hyukjae hingga keduanya berbaring di lantai. "Jang Ahjumma datang untuk
menagih sewa. Cepat pura-pura tidur! Jangan bergerak!"

Jaerim melangkah masuk ke dalam kamar itu dan menumpukan kedua


telapak tangan di pinggangnya saat melihat Kyuhyun dan Hyukjae yang tidur
dengan posisi berpelukan dan kaki yang saling menindih.

"Astaga, hubungan menjijikkan macam apa ini? Ya, kau berselingkuh dengan
pelayanmu sendiri di kamar istrimu?"

Kyuhyun tidak menyahut. Namun terlihat jelas jika ia sedang pura-pura tidur
karena ia memejamkan kedua matanya rapat-rapat hingga tercipta garis-garis
kecil di sekitar matanya.

"Ya! Aku dengar saat kau bilang untuk pura-pura tidur!" Jaerim menendang
kaki Kyuhyun, membuat pria itu memekik kesakitan meski kedua matanya
tetap terpejam rapat.

"Ya! Cho Kyuhyun! Kau ingin aku mengacak-acak sendiri lemari istrimu dan
mengambil semua uang simpanannya?!"

"Jangan diambil!" Kyuhyun langsung mendudukkan tubuhnya dan menatap


Jaerim dengan wajah memelas.

"Kasihan Nona Han, nanti dia menangis jika uang di stoplesnya diambil."

"Aissh, mengapa aku harus terus-menerus mengasihani orang lain? Lalu


siapa yang akan kasihan padaku?"

"Aku kasihan padamu," sahut Kyuhyun cepat. "Tapi aku tidak punya uang.
Tapi sungguh, aku kasihan pada Jang Ahjumma yang punya hutang di bank
dan gedungnya akan disita jika tidak bisa melunasi. Jang Ahjumma, ada aku
yang kasihan padamu di sini. Jadi kau tenang saja."

Jaerim memejamkan matanya untuk menghindari tatapan kasihan Kyuhyun


yang membuatnya sangat kesal itu. Memangnya Kyuhyun pikir sehebat apa
rasa kasihannya itu hingga ia bisa merasa tenang di tengah persoalan hutang
yang melilitnya hanya karena Kyuhyun mengasihaninya?
"Kenapa pelayanmu itu?" tanya Jaerim saat mendengar isakan tertahan
Hyukjae.

Kyuhyun membungkukkan tubuhnya, mendekatkan wajahnya pada wajah


Hyukjae. "Pelayan Lee, kau masih menangis?"

"Kau tidak mau bertanggung jawab padaku! Tidak usah pura-pura baik!
Khawatirkan saja istri dan anakmu dan juga susu sialan mereka!" Hyukjae
berseru kesal sembari mendorong dada Kyuhyun.

"Kau ingin aku bertanggung jawab bagaimana, eoh? Aku tidak mau ditampar
oleh ayahku lagi. Tiga kali itu sudah cukup banyak, Pelayan Lee!"

"Lalu aku harus bagaimana? Orang tuaku akan sangat kecewa padaku
karena hal ini. Ini semua salahmu, Cho Kyuhyun! Kau menghancurkan
hidupku," kata Hyukjae sebelum menutupi wajahnya dengan kedua
tangannya dan menangis semakin keras.

Jaerim menatap Kyuhyun yang berusaha menenangkan Hyukjae dengan


menepuk-nepuk puncak kepalanya dengan mulut terbuka lebar. "Ya!" serunya
sambil mendorong bahu Kyuhyun. "Kau apakan pelayanmu? Apa kau pergi
ke sana-ke sini dan membuat orang-orang hamil?"

"Tidak, hanya Nona Han saja yang kubuat hamil," sangkal Kyuhyun dengan
wajah serius. "Dan lagi, bukan aku yang datang ke sana-ke sini. Nona Han
yang datang padaku. Saat itu dia mengantarkan jajangmyun. Aku sedang
mabuk. Lalu... Lalu aku... Apa yang kulakukan setelahnya?" Kyuhyun
bergumam tidak jelas sambil memiringkan kepalanya, mencoba mengingat
apa yang ia lakukan pada Sungrin malam itu.

Jaerim mendesah panjang. Ia tidak ingin tahu detail tentang kejadian itu
meski Kyuhyun terlihat bersusah payah mengingatnya untuk diceritakan
padanya. "Lalu kenapa pelayanmu ini?"

"Dipecat ayahku. Dia sedih karena karir pelayannya berakhir.

"Haha." Hyukjae menolehkan kepalanya pada Jaerim, menatap gadis itu


sengit saat mendengar tawa kerasnya.
"Apa yang kau tertawakan?" tanya Hyukjae.

"Karma itu benar-benar ada, kan?" Jaerim bertanya dengan nada angkuh
sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Kau baru membuatku
kehilangan kesempatan untuk bekerja di Young House kemarin dan sekarang
kau kehilangan pekerjaanmu. Dan coba tebak, meski kau telah mencurangiku
dalam wawancara kemarin aku tetap bisa diterima bekerja di sana."

"Ya, kau pikir karena siapa kau bisa bekerja di sana? Aku lah yang semalam-"

"Young House itu salah satu anak perusahaan Cho Corporation." Perkataan
Kyuhyun membuat Hyukjae menghentikan ucapannya.

"Jang Ahjumma, kau bekerja di perusahaan ayahku?"

"Itu perusahaan ayahmu?" Jaerim balik bertanya. Ia lalu menatap Hyukjae


yang terlihat sangat kesal padanya. Ini menjelaskan mengapa pelayan seperti
Hyukjae bisa mewawancarai pelamar kemarin.

"Itu perusahaan milik ayahku. Akan diwariskan padaku nantinya. Jadi Jang
Ahjumma, karena kau bekerja di calon perusahaan milikku, bisakah untuk
sementara kau tidak mengganggu Nona Han dengan uang sewa? Kasihan
dia baru dipecat dari pekerjaannya," kata Kyuhyun yang membuat Jaerim
mendecih.

"Jang Ahjumma, apa Pelayan Lee boleh menumpang di sini?" tanya Kyuhyun.

"Terserah kau! Kau yang menyewa kamar ini, tidak perlu minta
persetujuanku."

"Bukan menumpang di kamar ini. Tapi di kamar lain yang kosong. Kamar ini
akan jadi sangat sempit jika diisi oleh 3 orang."

"Heol!" Jaerim mendengus keras-keras. "Biar kujelaskan jika kau tidak


mengerti, Anak Muda. Aku-"

"Aku lebih suka dipanggil Tuan Muda daripada Anak Muda," sela Kyuhyun. Ia
mengerjapkan kedua matanya saat melihat Jaerim melotot padanya.
"Aku menyewakan kamar di gedung ini. Itu artinya orang yang ingin tidur di
kamarku harus bayar. Tidak ada istilah menumpang kamar tanpa bayar!"
Jaerim lalu menatap Hyukjae yang masih menatap tajam ke arahnya.
"Apalagi untuk orang sombong sepertinya. Ingatkan Sungrin untuk bayar
sewa setelah dia punya uang!"

"Dasar tidak tahu terima kasih," desis Hyukjae setelah Jaerim meninggalkan
kamar tersebut. "Tahu begini aku tidak usah merekomendasikannya pada
Jonghoon Hyung. Apa sekarang aku harus menelepon Jonghoon Hyung dan
minta agar Ahjumma itu dipecat?"

^_^

"Pekerjaanmu memang banyak, tapi kau akan diberi bayaran yang lebih
besar dari bayaran petugas kebersihan pada umumnya. Kau bisa bandingkan
bayarannya, tidak ada yang membayar sebanyak kami untuk pekerjaan yang
sama."

Sungrin mengangguk dan membungkukkan tubuhnya berkali-kali pada


manajer di hotel ini. Ia melihat lowongan untuk menjadi petugas kebersihan di
koran yang diantarkannya pagi ini dan langsung mendatangi hotel ini begitu
selesai mengantarkan semua koran dan susu.

"Kau bisa mulai bekerja besok. Jangan sampai terlambat."

Sekali lagi Sungrin membungkukkan tubuhnya pada manajer hotel tersebut


sebelum pergi. Langkahnya terasa lebih ringan setelah akhirnya ia bisa
mendapatkan pekerjaan meski ia yakin mulai besok pekerjaan yang akan
dilakukannya ini akan membuatnya sangat kelelahan.

"Nona Han, kau sudah pulang?" Kyuhyun yang sedang memasak ramyun
menyambut kedatangan Sungrin dengan wajah cerianya. Sungrin
menghampirinya dan menunjukkan ponsel padanya.

'Ini masih siang, apa kau tidak pergi kuliah?'

"Tidak. Pelayan Lee dipecat, jadi tidak ada yang mengantarku ke kampus.
Aku tidak tahu naik bus. Aku tidak punya kartu langganan naik bus. Dan aku
tidak mau naik bus." Kyuhyun mematikan kompor lalu membawa panci berisi
ramyun yang baru matang itu ke atas meja yang sebelumnya telah ia letakkan
di tengah-tengah ruangan.

"Sudah makan?"

Sungrin menggelengkan kepalanya. Ia melihat Kyuhyun yang sedang meniupi


ramyun-nya, membuat pria itu buru-buru menarik meja menjauh dari Sungrin.
"Ini milikku! Wanita yang sedang hamil tidak boleh makan ramyun. Jika kau
lapar masak nasi sana!"

Sungrin cemberut, menendang kaki Kyuhyun yang terjulur di dekat kakinya


lalu berbaring meringkuk di lantai dengan punggung menghadap ke arah
Kyuhyun.

"Kau lapar?" tanya Kyuhyun yang kedua pipinya menggembung dipenuhi


ramyun. Ia mengunyah dengan mulut terbuka karena ramyun yang masih
sangat panas itu terasa membakar bagian dalam mulutnya.

Sungrin menganggukkan kepalanya tanpa menatap Kyuhyun, berharap pria


itu akan memasakkan ramyun untuknya karena ia terlalu lelah untuk masak
sendiri.

"Aku akan buatkan susu untukmu." Dan itu jelas membuat Sungrin kecewa.
Kyuhyun hanya ingin memberi makan bayinya dan tidak peduli jika ibu yang
tengah mengandungnya juga tengah kelaparan. Karena itu, tanpa
mempedulikan teriakan kesal Kyuhyun, Sungrin memakan ramyun milik pria
itu dan sengaja menyeruput kuahnya keras-keras.

"Kau hanya menyisakan kuahnya untukku," gerutu Kyuhyun saat melihat


panci yang sebelumnya ia tinggalkan dalam keadaan penuh dengan ramyun
kini hanya tersisa kuahnya saja. "Hanya memikirkan perutmu sendiri. Jahat
sekali."

Kyuhyun meletakkan segelas susu di hadapan Sungrin, wajahnya masih


cemberut saat menyuruh wanita itu untuk meminum susunya. "Harus
dihabiskan! Kau sudah makan sesuatu yang buruk untuk GaemGyu, karena
itu meski susunya seperti ini kau harus tetap menghabiskannya!"
Sungrin menatap gelas susu itu dengan kening berkerut. Isi gelas itu bahkan
tidak benar-benar berwarna putih. Sungrin yakin, bubuk susu yang Kyuhyun
seduh dengan segelas air itu bahkan tidak mencapai takaran 1 sendok.

"Diminum saja. Kasihan GaemGyu belum minum susu sejak pagi. Nanti aku
cari uang untuk beli susu yang enak agar kau tidak malas meminumnya."

Kyuhyun mengangkat gelas susu itu dan mendekatkannya ke mulut Sungrin.


Wajahnya terlihat hampir menangis, seolah bayinya akan mati jika Sungrin
tidak minum susu tersebut.

"Nona Han! Susunya! Kasihan GaemGyu-ku..." Dan Kyuhyun benar-benar


menangis saat Sungrin meninggalkannya begitu saja tanpa menyentuh
susunya sedikit pun. Ia menangis dengan suara keras sambil menempelkan
gelas berisi susu itu di pipinya.

"GaemGyu-ku yang malang. Mengapa kau kejam sekali padanya? Hanya


untuk minum susu pun kau- Aw! Ya!"

Kyuhyun menjerit kesakitan sebelum menyelesaikan ratapannya. Ia melotot


pada Sungrin yang kini telah kembali duduk di hadapannya yang baru saja
memukul puncak kepalanya dengan keras.

"Nona Han! Mengapa kau suka sekali memukul kepa-" Perkataan Kyuhyun
terhenti saat Sungrin membekap mulutnya. Mulut Sungrin bergerak, namun
Kyuhyun tidak memperhatikan apa yang dikatakan gadis itu karena kini kedua
matanya tertuju pada stoples berisi uang yang Sungrin angkat dengan tangan
kanannya. Gadis itu mengeluarkan beberapa lembar uang, melicinkannya lalu
memberikannya pada Kyuhyun.

"Gunakan uang ini untuk membeli susu." Kyuhyun membaca kalimat yang
Sungrin ketik di ponselnya. "Dengan uangmu? Boleh beli susu untuk
GaemGyu dengan uangmu?" tanyanya memastikan yang diangguki oleh
Sungrin. Gadis itu lalu menghapus air mata di wajah Kyuhyun dengan kasar
sebelum mengetik di ponselnya.

'Kau akan jadi ayah, mengapa cengeng sekali? Menangis hanya gara-gara
susu! Apa kau tidak malu didengar anakmu?'
Kyuhyun menatap perut Sungrin sambil menghapus sisa air matanya. Ia
membersit hidungnya sebelum menatap Sungrin. "Ibuku tidak minum susu
saat hamil adikku. Ibuku sedang sakit. Dia meninggal, adikku juga. Kau tidak
boleh seperti itu. Kau harus rajin minum susu agar kau dan juga GaemGyu
sehat."

Mulut Sungrin sedikit terbuka. Satu lagi kisah sedih yang dialami oleh
Kyuhyun yang tidak pernah Sungrin duga sebelumnya. Pria itu pernah
kehilangan adik yang sedang dikandung oleh ibunya. Itu sedikitnya
menjelaskan mengapa Kyuhyun selalu memaksa Sungrin minum susu,
bahkan rela bangun tengah malam dan membuatkannya susu jika Sungrin
melewatkan minum susu sebelum tidur.

"Nona Han..." Kyuhyun memanggil Sungrin pelan. Sungrin menjawab


panggilannya dengan menatap kedua mata pria itu. Mata yang terlihat sangat
polos ini, sebanyak apa kesedihan yang tersembunyi di sana?

"Masih ada kembaliannya," bisik Kyuhyun pelan yang membuat alis Sungrin
bertaut bingung. Ia lalu mengikuti arah pandang Kyuhyun yang menatap uang
di tangannya. "Untuk beli susu GaemGyu masih ada kembaliannya. Apa aku
boleh beli es krim? Aku ingin makan es krim stroberi."

Sungrin menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan mata


terpejam, sebisa mungkin menahan kepalan tangannya untuk tidak mendarat
dengan keras di kepala Kyuhyun. Minta es krim setelah sebelumnya
menangis, sekarang Sungrin yang ingin menangis karena sikap kekanakan
suaminya itu.

^_^

"Bagaimana pekerjaanmu, Nona Jang?"

"Oh, Manajer Kim." Jaerim yang sedang mengetik di komputernya


menghentikan pekerjaannya saat Jonghoon menghampirinya. "Semuanya
lancar. Terima kasih atas kesempatannya. Jujur saja, aku sudah putus asa
dengan hasil wawancara kemarin."

"Lee Hyukjae yang merekomendasikanmu," kata Jonghoon.


"Lee Hyukjae?"

"Pria yang kemarin mewawancaraimu," jelas Jonghoon. "Dia


merekomendasikanmu secara pribadi padaku. Aku yakin dia tidak akan
merekomendasikan sembarang orang, karena itu aku menerimamu.
Bekerjalah dengan baik. Semangat!"

Jaerim berjalan pulang dengan menenteng sebuah kantong plastik berlogo


restoran di tangan kirinya. Kepalanya mendongak, tersenyum saat melihat
bintang-bintang yang menghiasi langit malam. Padahal sama saja dengan
yang ia lihat semalam, namun entah mengapa langit malam ini terasa lebih
indah. Mungkin karena semalam ia melihat langit itu sambil mengumpati
Hyukjae yang telah mengacaukan wawancaranya dan membuatnya harus
bayar 2 karcis bus.

Di depan gedung miliknya, Jaerim menghentikan langkahnya. Begitu juga


dengan Hyukjae yang datang dari arah berlawanan. Pria itu menatap Jaerim
dengan aura permusuhan sambil menjilati sebuah lolipop berukuran besar
berwarna pelangi.

"Pelayan Lee!" Jaerim memanggil Hyukjae dengan keras saat pria itu kembali
melangkahkan kakinya. Ia menatap Hyukjae ragu-ragu sebelum berjalan
menghampirinya sambil mengaduk-aduk isi tasnya. Setelah berdiri di
hadapan Hyukjae, ia mengeluarkan sebuah gantungan yang berisi banyak
kunci yang menimbulkan bunyi bergemerincing. Ia menggumamkan sesuatu
sambil memilah kunci-kunci itu sebelum melepas salah satunya dan
menyodorkannya pada Hyukjae.

"Kamarnya ada tepat di bawah kamar Kyuhyun."

Hyukjae menatap kunci tersebut dan tanpa mengambilnya ia menatap Jaerim.


"Aku tidak mau menyewa kamar di gedungmu. Aku hanya akan menumpang
tidur di kamar Kyuhyun malam ini lalu pergi mencari apartemen besok!"
ucapnya dengan nada angkuh.

"Kamarnya akan terasa sangat sempit jika kau ikut tidur di sana. Jangan
mengganggu mereka! Tidurlah di sini. Tidak usah pikirkan sewanya!" Jaerim
menjejalkan kunci tersebut ke dalam genggaman Hyukjae.
"Dan terima kasih. Aku baru tahu jika kau yang merekomendasikanku hingga
aku bisa bekerja di Young House."

Hyukjae mendecih. Ia memasukkan seperempat bagian lolipop ke mulutnya,


menggunakan tangan kanannya untuk menarik tangan kiri Jaerim dan dengan
kasar meletakkan kunci yang sebelumnya Jaerim jejalkan di genggaman
tangan kirinya di sana. "Kau sudah terlanjur membuatku sakit hati! Aku tidak
mau menerima belas kasihanmu!" Perkataan Hyukjae tidak terlalu jelas
karena ia mengatakannya dengan lolipop yang masih berada di dalam
mulutnya.

"Aku juga tidak mau menerima belas kasihanmu!" Jaerim menahan tangan
Hyukjae, tidak mau melepaskan tangan yang baru mengembalikan kuncinya
begitu saja.

"Aku tidak mau menerima belas kasihanmu tapi aku juga tidak bisa menolak
pekerjaan ini. Aku sangat membutuhkannya. Karena itu... Karena itu
menginaplah di salah satu kamarku meski hanya semalam! Jangan
membuatku menerima sesuatu darimu tanpa memberimu apa-apa. Aku tidak
bisa seperti itu."

Hyukjae menatap gadis di hadapannya itu dengan kening berkerut. Baru kali
ini ia bertemu dengan gadis seperti ini. Biasanya gadis-gadis yang hanya
menjadikannya alat untuk bisa masuk ke salah satu perusahaan milik Cho
Corporation akan langsung mendepaknya begitu mereka mendapat posisi
yang mereka inginkan. Bukan hanya sekali atau 2 kali ada gadis cantik yang
mendekatinya hanya untuk mendapatkan koneksi ke Cho Corporation, namun
karena memang pada dasarnya Hyukjae lemah pada gadis-gadis cantik ia
tidak pernah bisa menolak keinginan mereka.

Baru kali ini ia merekomendasikan seorang gadis tanpa perlu gadis itu
merayunya terlebih dahulu.

Dan baru kali ini ada seorang gadis yang tidak mendepaknya dan justru
memberinya sesuatu setelah mendapatkan posisi di Young House.

"Lepaskan tanganku!" Hyukjae menarik tangannya hingga terlepas dari


tangan Jaerim. Dengan kunci yang berada di genggamannya.
"Baiklah, aku akan tidur di sini. Jangan merasa berhutang budi padaku hanya
karena hal ini. Aku juga melakukannya karena khilaf."

Senyum Jaerim terkembang sangat lebar di wajahnya. Ia melihat kantong


plastik yang berada di tangannya. Ia beli makanan dari restoran untuk
merayakan hari pertamanya bekerja. Jaemin sudah menunggunya pulang
sejak siang saat kakaknya itu berkata akan pulang dengan membawa
makanan dari restoran.

"Kau sudah makan malam? Mau makan bersamaku dan adikku?" tawarnya,
masih dengan senyum lebar di wajahnya.

Dan gadis yang tersenyum dengan lebar, itu juga salah satu kelemahan
Hyukjae. Karena itulah kemudian ia menyodorkan lolipop berwarna merah
muda yang berada di saku jaketnya yang sebenarnya untuk Kyuhyun pada
Jaerim. Bukan berarti senyum lebar Jaerim telah membuatnya bertekuk lutut.
Ia hanya ingin memberikan sesuatu pada gadis itu karena telah
mengundangnya untuk makan malam.

^_^

Malam telah larut. Sungrin menaiki tangga setelah membuang sampah saat ia
tidak sengaja melihat Hyukjae membuka pintu sebuah kamar yang berada
tepat di bawah kamarnya.

"Kau belum tidur, Nona Han?" tanya Hyukjae sambil menghampiri Sungrin. Ia
lalu mendongakkan kepalanya ke atas, mencoba melihat kamar Sungrin.
"Kau meninggalkan Kyuhyun sendirian? Dia bisa menangis jika kau terlalu
lama meninggalkannya sendirian."

Sungrin yang sebelumnya tidak berencana untuk mengobrol dengan Hyukjae


tiba-tiba saja jadi memiliki banyak pertanyaan untuk ditanyakan pada pria itu.
Ia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan ponselnya.

'Di mana kita bisa mengobrol berdua tanpa diganggu oleh Kyuhyun?'

Hyukjae mengerjapkan kedua matanya. "Kau ingin mengobrol berdua? Hanya


berdua denganku tanpa Kyuhyun?"
'Untuk membicarakan Kyuhyun, tidak mungkin kita mengobrol di depannya.'

Dan di sinilah mereka sekarang, di kamar tempat Hyukjae menumpang di


gedung milik Jaerim. Tidak ada barang-barang di sana, Hyukjae bahkan
belum mengambil kopernya yang ada di kamar Sungrin.

"Tadi aku punya lolipop. Tapi sudah habis," kata Hyukjae. Ia mengedarkan
pandangan ke sekelilingnya sebelum menatap Sungrin sambil meringis. "Air
juga tidak ada. Maafkan aku."

Sungrin menarik ujung-ujung bibirnya, tersenyum sekilas sebelum mulai


mengetik di ponselnya.

'Ada apa sebenarnya dengan Kyuhyun? Mengapa dia begitu?'

"Begitu... Kenapa?" tanya Hyukjae yang tidak mengerti dengan maksud


pertanyaan Sungrin.

'Dia sudah berumur 20 tahun, tapi tingkahnya seperti anak-anak. Cengeng


dan cerewet. Dia tidak bersikap seperti sewajarnya pria berumur 20 tahun.'

"Dia memang begitu. Aku juga terkadang sangat kesal dengan sikapnya."

'Dia bukan penyandang autis, kan?'

Hyukjae menatap Sungrin tak percaya. "Sudah separah itukah?" tanyanya


yang membuat kedua mata Sungrin membesar. Mungkinkah pikiran anehnya
itu benar?

"Apa sifatnya semanja itu hingga dia terlihat seperti anak autis? Memalukan
sekali! Bisa-bisanya sampai dikira anak autis!"

'Jadi dia autis atau tidak?'

"Tentu saja tidak!" Hyukjae menjawab dengan tegas. "Dia sudah seperti itu
sejak kecil, tapi aku jamin dia tidak menderita autis. IQ-nya bahkan lebih
tinggi dariku. Dia sangat pandai matematika walaupun tidak pernah belajar.
Tapi jangan suruh dia mengerjakan matematika, dia tidak menyukainya. Dia
hanya suka main game."
'Sudah seperti itu sejak kecil? Dia memang manja dari asalnya?'

"Hm," jawab Hyukjae. "Semua orang memanjakannya setelah Nyonya Cho


meninggal. Tunggu, aku tidak tahu apa aku boleh menceritakan ini padamu."

'Ibunya meninggal saat dia umur 8 tahun karena sakit. Saat itu ibunya sedang
hamil. Dia pernah menceritakannya sedikit, jadi tidak apa-apa jika kau
menceritakan lebih rinci padaku.'

Hyukjae tampak ragu, membuat Sungrin mendengus kesal.

'Kalau begitu aku akan percaya jika Kyuhyun penderita autis! Dia bersikap
menyebalkan seperti itu karena dia anak autis!'

"Aissh, sudah kubilang dia bukan autis!" Hyukjae menyanggah dengan gusar.
Ia menghembuskan napas kasar, berpikir dari mana ia akan mulai ceritanya.

"Hubungan Tuan Cho dan Nyonya Cho tidak harmonis. Bukan berarti mereka
sering bertengkar, mereka bahkan tidak pernah bertengkar. Mereka hidup
seperti orang asing. Hubungan mereka sangat dingin. Aku tahu sendiri karena
aku besar di rumah itu. Tuan Cho juga tidak dekat dengan Kyuhyun. Dia
jarang bicara pada Kyuhyun. Tapi karena Kyuhyun sangat dekat dengan
ibunya dan semua pelayan menyayanginya dia tidak kekurangan kasih
sayang meski diacuhkan oleh ayahnya sendiri.

"Nyonya Cho diam-diam menyembunyikan penyakitnya dari semua orang.


Dia menderita kanker hati yang sangat ganas, dan itu baru diketahui setelah
dia meninggal. Tidak ada yang tahu kecuali Kyuhyun. Hanya Kyuhyun yang
tahu jika ibunya sedang sakit. Bahkan kehamilan yang dirahasiakan oleh
ibunya pun hanya dia yang tahu. Nyonya Cho tidak memberitahukannya pada
siapa-siapa karena ia tahu Tuan Cho tidak akan suka mendengarnya. Dia
hanya memberitahuku dan Kyuhyun jika ada adik kecil yang sedang tidur di
perutnya dan menyuruh kami menjaganya.

"Nyonya Cho tidak pergi ke dokter kandungan agar tidak ada yang tahu jika
dia hamil. Dia bahkan tidak minum susu untuk ibu hamil karena takut
ketahuan. Dia berencana sebelum perutnya semakin besar akan pergi
membawa Kyuhyun. Tapi kemudian ia meninggal. Tiba-tiba meninggal saat
sedang tidur bersama Kyuhyun."

Usianya saat itu masih 8 tahun. Kyuhyun yang diam-diam merawat ibunya
yang sedang sakit. Dan agar adiknya yang sedang tidur di dalam perut ibunya
bisa terus hidup, Kyuhyun menjaga rahasia itu dari semua orang agar Tuan
Cho tidak bisa menyentuhnya dan melakukan hal yang tidak-tidak pada
adiknya itu. Dalam otak kecilnya yang sederhana itu Kyuhyun cukup mengerti
jika ayahnya tidak ingin punya anak. Bahkan tidak ingin memiliki dirinya.
Kyuhyun cukup memahami hal itu.

"Setelah kematian Nyonya Cho, semua pelayan mencoba untuk melimpahi


Kyuhyun dengan sebanyak mungkin kasih sayang. Kami semua
memanjakannya, sama sekali tidak ingin melihatnya bersedih. Dia kehilangan
ibunya saat masih sangat kecil dengan cara yang cukup memberikan trauma
dan meski begitu ayahnya sama sekali tidak mau peduli padanya. Kyuhyun
itu sebenarnya anak yang sangat malang. Tapi dia sendiri tidak
menyadarinya. Selama ini dia berpikir jika dia menjalani hidup dengan
bahagia. Padahal hidupnya menyedihkan."

Sungrin terdiam, kedua matanya bahkan tidak mampu untuk mengerjap. Ia


terbayang wajah Kyuhyun yang tersenyum dengan lebar, yang selalu
berceloteh tentang hal-hal yang tidak penting. Dari mana pria itu
mendapatkan kekuatan untuk menjalani hidupnya dengan cara seperti itu
setelah semua hal menyedihkan yang terjadi padanya? Karena bagi Sungrin,
sulit untuk bisa tersenyum setelah semua kesedihan yang dialaminya.

Sungrin baru menyadarinya, jika Kyuhyun yang hanya bisa mengeluh dan
merengek seperti bayi itu ternyata orang yang sangat kuat.

"Dia masih menyimpan duka atas kematian ibunya sampai sekarang. Dia
memenjarakan dirinya sendiri di dalam kenangan bersama ibunya. Karena itu,
sulit untuknya bisa menerima jika dirinya terus bertambah dewasa karena di
dalam kenangannya ia adalah putra dari ibunya yang selalu
memanjakannya." Perkataan Hyukjae membuat Sungrin kembali memusatkan
perhatiannya pada pria itu.
"Itu yang dikatakan oleh seorang psikiater. Sikap kekanakan Kyuhyun juga
pernah membuat Tuan Cho berpikir jika Kyuhyun menderita autis. Tapi
Kyuhyun sama sekali bukan penderita autis. Dia sehat. Dia hanya menyimpan
kesedihan yang sangat besar di hatinya."

Sungrin berjalan dengan gontai menuju kamarnya. Kyuhyun bukan penderita


autis. Seharusnya ia tahu itu. Bisa-bisanya ia berpikir jika Kyuhyun autis
padahal ia pernah melihat wujud asli pria tersebut sebagai seorang pria
dewasa saat berada di atas tubuhnya dan-

Sungrin menggeleng-gelengkan kepalanya. Itu bukan sesuatu yang bagus


untuk dikenang.

"Ke mana saja?" Saat membuka pintu, Sungrin mendapati Kyuhyun yang
berjongkok menunggunya sambil memegang segelas susu. Kedua mata pria
itu terlihat basah meski ia tidak sedang menangis. Sepertinya ia menangis
sebelumnya.

"Tadi ada kecoak, Nona Han. Kecoaknya terbang ke tanganku. Kecoak di sini
benar-benar bisa terbang," adu Kyuhyun sembari menunjukkan tangan kirinya
pada Sungrin.

Sungrin menerima uluran tangan pria itu, menggenggamnya dengan lembut


lalu ikut berjongkok di hadapan Kyuhyun. Dilihat dari sisi manapun, ini adalah
wajah yang sangat polos. Siapa yang percaya jika pemilik wajah polos ini
sanggup memperkosa seorang wanita hingga membuatnya hamil? Tapi
memang itulah kenyataannya, karena Sungrin yang tengah hamil 3 bulan ini
buktinya.

'Mengapa kau mabuk?'

Kyuhyun membaca ketikan di ponsel Sungrin lalu menatap gadis itu bingung.
"Aku tidak mabuk. Aku tidak minum."

'Mengapa malam itu kau bisa mabuk?'

Kyuhyun tidak langsung menjawab. Sekarang ia mengerti maksud pertanyaan


Sungrin. "Tidak apa-apa. Hanya ingin saja," sahutnya dengan kepala
tertunduk.
'Kau bukan orang jahat, kan? Tolong buat aku percaya jika kau bukan orang
yang jahat.'

Kyuhyun menatap Sungrin, kedua mata bulatnya terlihat sedih. "Aku takut,"
ucapnya dengan suara berbisik. "Maaf, mungkin aku memang bukan orang
baik. Mungkin aku memang jahat."

Kyuhyun lalu bangkit. "Susunya sudah dingin. Aku akan menghangatkannya


dulu."

Sungrin juga berdiri dan menahan tangan Kyuhyun sebelum pria itu pergi.
Kyuhyun memalingkan wajahnya saat Sungrin menatapnya. Pria itu
menyembunyikan sesuatu dan ia tidak ingin memberitahukannya pada
Sungrin. Mungkin ada kesedihan yang lain. Pria itu pasti menyimpan banyak
sekali kesedihan.

Sungrin mengambil alih gelas dari tangan Kyuhyun, membuat pria itu kembali
menatapnya. Dengan cepat, gadis itu menghabiskan susu yang sudah dingin
itu. Ia menatap Kyuhyun, tersenyum sekilas sebelum menggerakkan bibirnya
pelan. Mengucapkan terima kasih sebelum berbalik untuk mencuci gelas susu
yang telah kosong dengan Kyuhyun yang terus menatapnya.

"Aku ingin jadi orang baik." Sungrin yang baru mematikan keran air langsung
membeku ketika tiba-tiba Kyuhyun memeluknya dari belakang. Suara
Kyuhyun terdengar sangat dekat di telinganya.

"Nona Han, aku ingin jadi orang baik. Aku ingin bertanggung jawab pada
GaemGyu. Aku akan jadi ayah yang baik. Aku tidak mau jadi orang jahat."

Sungrin tidak sepenuhnya mengerti dengan apa yang dikatakan Kyuhyun.


Namun keinginan pria itu untuk menjadi orang baik terdengar sangat tulus. Ini
membuatnya yakin jika Kyuhyun memang orang yang baik. Dan orang yang
baik itu terkadang juga bisa melakukan kesalahan. Seperti yang Kyuhyun
lakukan padanya.

^_^

Di jalan sempit yang bergang-gang, Donghae mencoba menghilangkan


jejaknya dengan berlari secepat yang ia bisa. Namun bagaimanapun
usahanya untuk menghindar, orang-orang yang mengejarnya itu terus
semakin dekat setiap kali ia menoleh ke belakang. Dan akhirnya pelarian
Donghae berakhir saat ia terjebak di sebuah jalan buntu. Tidak ada jalan
keluar kecuali ia bisa memanjat tembok setinggi 3 merer yang berada di
hadapannya. Dan sayangnya ia tidak bisa melakukannya.

"Tidakkah kau merasa lelah terus begini?" Seorang pria bertubuh tinggi besar
menghampiri Donghae, membuat tubuh Donghae yang dibanjiri keringat
langsung tersungkur di tanah setelah tinjunya menghantam wajah pria itu.

"Kau selalu mempersulit pekerjaanku, sialan! Cepat kembalikan uang bosku!"

"Ugh..." Donghae mengerang kesakitan saat sebuah tendangan mengenai


perutnya, disusul oleh tendangan yang bertubi-tubi. Tidak hanya di perutnya,
tapi juga di wajahnya. Darah tidak hanya keluar dari luka-luka di tubuhya, tapi
juga dari mulutnya akibat perutnya yang terus ditendang dengan sepatu-
sepatu besar.

"Kita akhiri saja sekarang. Sampah sepertimu juga tidak pantas hidup di dunia
ini." Pria yang bertubuh paling besar berjongkok di hadapan Donghae yang
sudah tidak berdaya. Ia mengeluarkan sebuah pisau dan memainkannya di
depan wajah Donghae. Donghae menatapnya dengan napas tersengal. Air
matanya sudah bercampur dengan darah yang mengalir dari luka-luka di
wajahnya. Ia menangisi hidupnya yang menyedihkan. Selama bertahun-tahun
hidup melarikan diri dari hutang yang jumlahnya tidak masuk akal untuk bisa
dibayar oleh orang miskin sepertinya dan melakukan penipuan di sana-sini
untuk menyambung hidup namun pada akhirnya harus berakhir seperti ini.
Hidupnya akan berakhir di pisau bergagang hitam itu dan orang -orang yang
bekerja lintah darat ini akan mengambil organ dalamnya untuk dijual.
Mengapa ia harus menjalani kehidupan yang seperti ini? Untuk inikah ibunya
melahirkannya ke dunia ini?

"Jadi, Lee Donghae..." Pria itu sudah menempelkan ujung pisaunya di perut
Donghae, membuat pria itu mengerang tertahan saat ujung pisau itu ditekan
secara perlahan dan menciptakan luka yang mengalirkan darah segar di
perutnya. "Apa ada tempat yang bisa kau beritahu pada kami agar kami bisa
mengirimkan mayatmu sebagai kenang-kenangan untuk keluarga atau
temanmu?"

^_^

Hari masih sangat pagi. Alarm Sungrin bahkan masih belum berbunyi saat
terdengar bunyi ketukan di pintunya. Sungrin memeriksa ponselnya, masih
pukul 4 pagi. Entah siapa yang datang sepagi ini. Jelas tidak mungkin Jaerim
yang setega itu untuk mengganggu tidurnya hanya demi menagih biaya sewa.

"Apa Tuan Muda Kyuhyun ada?"

Saat membuka pintu, Sungrin melihat ada 2 orang pria yang berdiri di depan
pintu. Mereka mengenakan setelan berwarna hitam. Kemeja hitam, jas hitam
dan celana hitam.

Sungrin menggerakkan bibirnya, menanyakan identitas kedua pria itu tanpa


ada suara yang keluar dari mulutnya.

"Kami anak buah Tuan Cho. Kami datang untuk menjemput Tuan Muda.
Sesuatu terjadi di rumah dan Tuan Muda harus pulang sekarang juga."

Sungrin merasa jantungnya tiba-tiba berdetak dengan kencang. Ia berbalik


menghampiri Kyuhyun lalu duduk bersimpuh di sebelah tubuh Kyuhyun yang
masih terbungkus selimut, tidur dengan sangat nyenyak dengan air liur yang
mengalir di sudut bibirnya.

Sungrin menempatkan kedua tangannya di kepala Kyuhyun dan


menggoyang-goyangkannya dengan keras. Guncangan di lengan tidak akan
berhasil pada Kyuhyun, pria itu akan cepat terbangun jika ia menggunakan
sedikit kekerasan untuk membangunkannya.

"Ah! Aw! Aaaw! Nona Han, ada apa?" Kyuhyun terbangun dari tidurnya
sambil menjerit-jerit. Kedua tangannya dengan liar memukuli tangan Sungrin
yang ada di rambutnya.

"Ada apa? Ini masih gelap!" gerutu Kyuhyun seraya mendudukkan tubuhnya.
Dan saat itu tanpa sengaja ia melihat dua pria yang berdiri di depan pintu.
"Siapa mereka? Jang Ahjumma menyewa tukang pukul untuk menagih biaya
sewa?"

Sungrin menyipitkan kedua matanya. Bisa-bisanya Kyuhyun berpikiran seperti


itu padahal ia tahu betapa miskinnya Jaerim. Ia mengambil ponselnya,
mengetik dengan cepat dan memberikannya pada Kyuhyun.

'Mereka anak buah ayahmu yang dikirim untuk menjemputmu. Sesuatu terjadi
di rumahmu dan kau harus segera pulang sekarang.'

Kyuhyun menyingkap selimutnya lalu berjalan menghampiri kedua pria itu.


"Kalian anak buah ayahku? Kalian orang baru? Tidak ada pengawal kami
yang pakaiannya hitam-hitam seperti ini, biasanya kemejanya putih dan
mereka memakai earphone di telinga kanan."

"Kita tidak punya banyak waktu, Tuan Muda. Bisa kita pergi sekarang?"

Kyuhyun mencibirkan bibirnya. Pengawal baru ini benar-benar sangat kaku.


"Tunggu sebentar, aku harus menyiapkan susu untuk Nona Han."

"Kita harus pergi sekarang, Tuan Muda! Tuan Cho sudah menunggu."

"Tapi aku harus membuatkan susu untuk Nona Han! Jika Nona Han tidak
minum susu, nanti GaemGyu-ku kelaparan! Itu tidak lama!"

Sungrin menghampiri Kyuhyun dan menyerahkan ponselnya pada pria itu.

'Aku akan buat susu sendiri. Kau pergilah sekarang.'

"Sungguh? Kau mau buat susu untuk GaemGyu? Kau tidak bohong, kan?"

Sungrin mengangguk-anggukkan kepalanya yang dibalas dengan senyuman


oleh Kyuhyun.

"Kau harus rajin minum susu, Nona Han. Agar kau tidak terus-menerus
merasa mual dan GaemGyu-ku tidak kelaparan, kau harus rajin minum susu."

Kyuhyun lalu kembali menatap kedua pengawalnya. "Tunggu sebentar, aku


mau cuci muka dan ganti baju."
"Kita tidak punya banyak waktu, Tuan Muda. Tuan Cho sudah menunggu
terlalu lama."

Para pengawal itu sepertinya sudah habis kesabarannya. Mereka memegang


tangan Kyuhyun dan membawanya dengan paksa.

"Apa ada bekas liur di wajahku? Ayahku tidak suka jika aku menemuinya
dengan wajah baru bangun tidur."

"Apa aku boleh membawa Pelayan Lee juga? Dia tidur di sini setelah ayahku
memecatnya. Kasihan dia tidak terbiasa tidur di tempat jelek."

"Apa ayahku sudah memaafkanku? Mengapa tiba-tiba dia mengundangku ke


rumah? Saat mengusirku dia melarangku untuk kembali lagi sebelum
menceraikan Nona Han."

"Tunggu, semuanya baik-baik saja, kan? Kalian tidak pakai hitam-hitam


seperti ini karena ada yang meninggal, kan? Apa Pelayan Kang baik-baik
saja? Dia pelayan yang paling tua dan paling membuatku khawatir. Oh ya,
siapa nama kalian? Kita belum berkenalan."

Sungrin masih bisa mendengar celotehan Kyuhyun meski tubuh pria itu sudah
tidak terlihat olehnya. Ia menghembuskan napasnya lalu kembali ke
kamarnya.

Namun ia menghentikan langkahnya saat melihat gundukan selimut Kyuhyun.


Lagi, jantungnya berdebar tak karuan. Tiba-tiba ia merasa takut. Merasa
khawatir. Mencoba menghilangkan kekhawatirannya, Sungrin kembali
menghembuskan napasnya. Ia lalu berjalan ke dapur dan merebus air.
Mungkin segelas susu hangat bisa membuatnya lebih tenang.

"Tunggu!" Kyuhyun menghentikan langkahnya saat sampai di depan sebuah


mobil sedan berwarna hitam yang sudah terlihat jelek. "Mengapa aku
dijemput dengan mobil seperti ini?"

"Dasar cerewet! Tuan Muda macam apa yang secerewet dirimu?"

Kyuhyun menatap pengawal di sebelah kanannya terkejut, tidak percaya


dirinya akan mendengar yang sekasar itu dari bawahan ayahnya selain
Hyukjae. Ia baru akan membuka mulutnya lagi saat tiba-tiba merasakan
pukulan yang sangat keras di tengkuknya. Ia bahkan tidak sempat berteriak
saat tiba-tiba semuanya langsung berubah menjadi gelap.

TBC

Big thanks buat Admin Hikssie yang udah ngepublish^^

Buat Readerdeul yang punya wattpad bisa baca kelanjutan Listen to You di
akun @SuperKyuMan. Jadilah pembaca yang baik dengan meninggalkan
review. See ya^^

Published by -Hikssie-

Fitri Nuraeni
Masalalu kyu menyedihkan dia terkurung dlm jiwa masa kecilnya tp Wah gw curiga bodyguard yg
jemput kyu bukan suruhan tn.cho karna janggal bgt kaya lg mau nyulik kyu tp hubungan hyukjae dan
jaerim mulai membaik

Nadya Nabila Fatma


AuthorNim.... Mian yeth... Gue gak pernah coment di ff ini... :v Dan sekarang buat yang pertama
kalinya coment... :D hmmm... Lanjut ya thor... Jan lama" napa, gue ini suka gak sabaran kalo nunggu
ff. Ff author keren banget... Pokoknya FIGHTING yeth.. :*

Putrii Loviana
ahhhhh... apakah itu orang yang mukul Lee Donghae tadi??? ... wihhh lanjut thorr.. daebak.. palli palli
Jan lama" yupssss

Kim Hyunsoo
haaah kyuhyun mau di bawa kemana??? aaaah... next thor jand lama" ayoooo

Teiya Tiya
kasian kyu dan nona han nya, penasaran banget apa yg kyuhyun sembunyikan, dan apa nanti
kyuhyun akan jadi orang dewasa yg normal.. lalu apa seungrin nanti akan bisa bicara.. ditunggu
banget next nya thor..
Zahra Syifa
panjangg suka deh. it yg nyulik lintah drat yg mukulin donghae td kah?? kyu bkin ngakak deh cerewet
bgt.

Cici Kyuhyun DonghaeFishy


Aiissshhh siapa lgi tu yg membawa kyuhyun jgn smpai deh kenapa2 kan ksian gaemgyu nya juga nnti
hahaha

Cici Kyuhyun DonghaeFishy


Aiissshhh siapa lgi tu yg membawa kyuhyun jgn smpai deh kenapa2 kan ksian gaemgyu nya juga nnti
haha =D lnjut eon jgn lama2 ya hehe :)

Write a comment...

Post

Anda mungkin juga menyukai