Anda di halaman 1dari 60

Sebuah dorm mewah bertingkat dua terlihat sangat ramai.

Ada delapan orang pria yang bertebaran


melakukan masing-masing kegiatan mereka, satu pria lagi sedang sibuk menyiapkan makan malam.
Sang leader, Leeteuk, memperhatikannya satu persatu. Hari ini sangat langka karna semua member
berkumpul. Tapi … tunggu, dimana duo evil mereka ??

Leeteuk menyusuri setiap ruangan.


”Yakk … Kim Kyu jangan curang !!” teriak seorang pria. Leeteuk berusaha mempertajam
pendengarannya.
“Aku tidak curang hyung … kau yang curang.” Teriak yang lainnya.
“Isshhh, awas kau ya. Aku akan membalasmu.”

Leeteuk berjalan mendekati asal suara dan membuka pintu. Dia menggelengkan kepala begitu
melihat duo evil sedang asyik bermain game. Mereka adalah Kim Heechul dan Cho Kyuhyun.
“Astaga … aku sudah mencari kalian kemana-mana, dan ternyata kalian sedang asyik disini.” Kata
Leeteuk sambil mendekap kedua tangannya di depan dada.
Heechul dan Kyuhyun tidak memperdulikannya. Mereka bahkan tidak menoleh sama sekali.
“Hyung, lihat. Kau bahkan mencuri jurusku.” Seru Kyuhyun.
“Itu jurus yang sudah disediakan, Kyu.”
“Tapi itu jurus andalanku.” Kyuhyun tetap tidak terima.

“Yaakkk … Aku bicara pada kalian berdua !!” teriak Leeteuk saat kedua dongsaeng-nya tidak
mendengarkannya.
“DIAM KAU !!” teriak keduanya.
“Mwooo ??” Leeteuk membulatkan matanya dan segera menghampiri kedua pria itu dan langsung
menjewer telinga mereka.
“Apa kalian bilang ?”
“Aww … hyung appo …”
“Jungsoo lepaskan, sakittt …”
“Tidak sebelum kalian berhenti.” Leeteuk semakin keras menjewer keduanya.
“Yakkk … Lepaskan kubilang !!” Heechul berteriak sambil menarik tangan Leeteuk dari telinganya.
Leeteuk akhirnya melepaskan tangannya dari telinga kedua dongsaeng-nya.
“Berani sekali kau menjewerku.” Teriak Heechul. Ia bangkit dari duduknya. Kyuhyun hanya diam
memdengarkan, jika kedua hyung-nya itu sudah adu mulut, bisa dipastikan akan terjadi 'perang'
dan dia tidak mau ikut campur.
“Karna kau tidak mendengarkanku.” Leeteuk balas berteriak. Kedua tangannya kini berada
dipinggangnya. “Sudahlah, cepat ke ruang makan. Semua sudah menunggu kalian.”
“Aku mau tidur. Jangan bangunkan aku.” Seru Heechul.
“Tapi sebentar lagi makan malam.” Kata Leeteuk.
“Makan saja sendiri.” Kata Heechul dingin. Dia masih merasa kesal pada Leeteuk karna sudah
menjewer telinganya sampai merah. Heechul pergi meninggalkan kamar Kyumin.

Benarkan ... ucap Kyuhyun dalam hati.

“Yakk … Kim Heechul kembali.” Teriak Leeteuk tapi Heechul sudah pergi.
“Sepertinya kau akan terkena amuk tuan putri hyung.” Celetuk Kyuhyun.
“Aisshh, diam kau. Cepat keluar.”
Kyuhyun terkikik sambil keluar dari kamarnya. Leeteuk menggelengkan kepalanya. Dia lalu
berjalan keluar dari kamar Kyumin.
“Ohh, dimana Chul hyung ?” tanya Ryeowook yang melihat kursi disebelah Leeteuk kosong. Kursi
Heechul memang tepat berada di sebelah Leeteuk, dan itu tidak boleh dirubah, jika ada seorang saja
merubahnya, dia harus siap terkena amuk dari Cinderella Suju.
“Dia tidur.” Jawab Leeteuk singkat.
“Dia tidak makan ?” tanya Ryeowook lagi.
“Sudah biarkan saja. Biar aku yang mengurusnya nanti.” Sekali lagi Leeteuk menjawab pertanyaan
eternal maknae itu.
Semua menganggukkan kepala. Mereka tahu, jika Heechul sudah tidur itu berarti sesuatu yang tidak
boleh diganggu dan mereka juga tidak mau menerima amukan (lagi) dari Cinderella Suju itu.

“Chullie ?” Leeteuk masuk ke kamar bersama mereka. Dia melihat selimut Heechul mengembung di
tempat tidurnya. Leeteuk menghampirinya dan duduk di tepi tempat tidur setelah sebelumnya dia
meletakkan nampan di meja yang memisahkan tempat tidur mereka.
“Chullie, aku tahu kau tidak benar-benar tidur.” Ucap Leeteuk.

Tsk, untuk sebentar saja aku benci dia yang sangat mengenalku … batin Heechul.

“Chullie, bangun ! Atau aku akan membuang semua hand lotion-mu.” Ancam Leeteuk.
“Aisshhh … apa maumu Park Jungsoo ?” Heechul meninggikan suaranya. Leeteuk selalu bisa
membujuk si Cinderella saat dia sedang marah. Bukannya kesal, Leeteuk malah menyunggingkan
senyumnya, membuat lesung pipinya terlihat dengan jelas. Dan itu membuat Heechul tidak bisa
marah padanya.
“Cha, kau harus makan.” Leeteuk mengambil nampan dan meletakkannya dipangkuannya. “Aku
akan menyuapimu.”
“Kau kira aku anak kecil apa ? Aku tidak mau. Aku tidak lapar.” Heechul kembali menarik
selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Leeteuk menghembuskan nafas. Pria didepannya itu memang keras kepala, tapi itu bukan apa-apa
untuk Leeteuk. Mengenal Heechul selama sepuluh tahun, membuatnya sudah hafal dengan tingkah
dongsaeng tertuanya itu. Dan percayalah, Leeteuk sudah biasa menghadapi kemarahan Heechul.

“Heenim …” ucap Leeteuk lembut. “Miahne, tadi aku tidak bermaksud menjewermu.” Leeteuk
memegang lengan Heechul yang tertutup selimut, menepuknya lembut. “Aku tidak akan
melakukannya lagi. Aku janji.” Lanjutnya.
Heechul membuka selimutnya dan menatap mata sang leader. “Kau janji ?”
“Ne, aku janji tidak akan menjewermu lagi.” Senyum mengembang dibibirnya dan kembali
membuat lesung pipinya terlihat.
“Baiklah, aku akan memaafkanmu.” Heechul mendudukan dirinya dan mengambil nampan yang
berada dipangkuan Leeteuk dan mulai memakannya.
“Ehhmm … Koki kita benar-benar tidak mengecewakan. Karna inilah aku selalu betah jika tinggal di
dorm dan aku tidak mau makanan selain buatan Wookie.” Heechul makan dengan sangat lahap.
Leeteuk memperhatikan Heechul yang makan dengan sangat lahap, sesekali dia mengembangkan
senyumannya.

*
“Hyung, kau tidak ada jadwal ?” tanya Sungmin begitu melihat Heechul yang tengah asyik menonton
televisi di ruang tangah.
“Jadwalku baru nanti siang.” Jawab Heechul.
“Ohh, araseo. Aku berangkat dulu hyung. Hati-hati dirumah.” Seru Sungmin yang tengah memakai
sepatunya.
“Ne … Kau juga hati-hati Minnie.” Teriak Heechul.
“Ne, hyung.” Sungmin balas berteriak dan menutup pintu. Setelah Sungmin keluar, Heechul
menghembuskan nafasnya. Dia berjalan ke dapur dan mengambil air mineral di lemari es.

Heechul berjalan ke ruang makan, duduk disalah satu kursi. Dia mengeluarkan secarik kertas atau
lebih tepatnya sebuah foto dari kantung celananya. Sejenak memandangi foto seseorang.
“Kenapa ini jadi semakin sulit ? Haruskah aku mengatakan perasaanku atau terus merahasiakannya
?” gumamnya.

Heechul yang tangah melamun tidak sadar jika Sungmin kembali ke dorm untuk mengambil
barangnya yang tertinggal. Pria itu berjalan pelan menuju ke tempat Heechul berada. Dia penasaran
dengan foto yang dipegang Heechul dan pria itu yang berbicara sendiri.

Perasaan ?? Waow, sepertinya Heechul hyung sedang jatuh cinta … batin Sungmin. Ada senyum jail
dibibirnya.

Dia berjalan semakin mendekat, penasaran dengan seseorang yang bisa membuat hyung evilnya itu
jatuh cinta. Tapi saat Sungmin semakin dekat, dia melihat wajah seseorang yang sangat familiar
baginya. Seseorang yang juga tinggal bersama mereka. Seseorang yang menjadi leader Super Junior.
Leeteuk hyung ?? … Sungmin terdiam mematung ditempatnya. Jangan bilang kalau Heechul hyung ??

“Hyung ??” Sungmin memberanikan diri membuka suaranya.


Heechul terlonjak mendengar suara Sungmin. “A-ahh … e-ehmm Minnie-ya ? Kau kembali ?” tanya
Heechul tergagap.
“Ne, hyung. Ada barangku yang tertinggal.” Jawab Sungmin. Dia melihat Heechul yang berusaha
menyembunyikan foto Leeteuk di balik punggungnya. “Apa itu hyung ?”
“Ahh … bukan apa-apa. Aku hanya memeriksa jadwalku untuk beberapa hari ke depan.” Kilah
Heechul.
“Ahh, Minnie-ya, aku harus naik ke atas dan bersiap-siap.” Kata Heechul dan langsung berlari keluar
meninggalkan Sungmin.
Kau tidak pandai berbohong hyung …

Heechul masuk ke kamarnya, dia langsung merangkak ke tempat tidurnya. Ohh, hampir saja
Sungmin tahu … bantinnya.

Heechul menenggelamkan wajahnya ke bantal. Benar-benar membuat hatinya sesak jika terus
seperti ini. Dia segera mengambil baju dan keluar menuju kamar mandi. Lebih baik dia segera
berangkat. Bekerja selalu bisa membuatnya lupa dengan masalahnya.

*
Malam harinya dia pulang ke dorm dan langsung menekan angka 12. Meninggalkan Ryeowook yang
memanggilnya untuk makan malam terlebih dulu, saat mereka bertemu di lift. Makan malam apa,
ini sudah hampir jam 11 malam.

Heechul membuka pintu kamar. Ia melirik sekilas ke tempat tidur Leeteuk. Dia melihat sang leader
yang tidur, tapi … ada yang aneh. Heechul meletakkan tasnya sembarangan. Ia berjalan mendekat
ke tempat tidur Leeteuk.
“Teuki ??” panggilnya pelan.
“Ennghh …” Leeteuk mengerang. Ia terlihat tidak tenang dalam tidurnya. Keringat mengucur deras
dari dahinya. Heechul memberanikan diri memegang dahi Leeteuk dengan punggung tangannya.
“Astaga, Jungsoo.” Heechul terpekik kaget saat merasakan suhu tubuh Leeteuk. Dia segera berlari
turun ke bawah.

Brakk …

Heechul membuka pintu depan lantai 11 dengan kasar.


“Astaga, hyung … bisakah kau lebih pelan sedikit saat membukanya ?” seru Kyuhyun yang masih
asyik bermain game di ruang tengah. Dia hampir saja melompat saat Heechul membuka pintu. Pria
itu tidak mempedulikan Kyuhyun yang masih mengoceh. Dia segera berlari menemui Ryeowook di
kamar.
“Wookie, apa kau punya kompres penurun panas ?” Heechul langsung membuka pintu kamar
Yewook dan langsung bertanya.
“Penurun panas ?” ulang Ryeowook yang sudah akan naik ke tempat tidurnya.
“Kau sakit hyung ?” kali ini Yesung yang bertanya. Dia mengerjapkan matanya sebentar. Khas orang
bangun tidur.
“Ani, bukan aku. Ahh, sudahlah , jangan banyak bertanya. Cepat jawab pertanyaanku.” Bentak
Heechul.
Ryeowook berjalan menghampiri Heechul. “Aku tidak punya, hyung. Tapi kau bisa menggunakan air
es sebagai penggantinya.” Jawab Ryeowook.
“Cepat buatkan aku itu.” Perintah Heechul.

Ryeowook yang tidak mau berdebat dengan hyung-nya itu segera berjalan ke dapur. Berbeda
dengan Yesung, ia berjalan menghampiri Heechul dan terus mendesak Heechul dengan berbagai
pertanyaan.
“Heebongie hyung, ada apa ? Kenapa kau terlihat ketakutan ?” desak Yesung.
“Teuki demam.” Jawab Heechul singkat. Dan benar saja, wajah Heechul sangat terlihat cemas, dia
menggigiti jempolnya, bukti bahwa dia sedang takut atau gugup.
“Mwoo ?”

“Hyung, ini.” Ryeowook keluar dari dapur dan menyerahkan baskom kecil berisi air es dan sebuah
saputangan.
“Gomawo.” Heechul langsung mengambilnya dan langsung melesat keluar.

“Wookie-ya, kita harus naik ke atas.” Kata Yesung tiba-tiba. Dia mengambil jaketnya di balik pintu.
“Waeyo ?” Tanya Ryeowook polos.
“Teukie hyung demam.” Jawab Yesung sambil mengandeng tangan Ryeowook dan mengajaknya
naik ke atas. Meninggalkan Kyuhyun yang bertanya-tanya kenapa malam ini semua orang terlihat
buru-buru.

Begitu sampai di atas, dua pria itu langsung masuk ke kamar Teukchul dan melihat Heechul yang
telaten mengompres Leeteuk. Yesung dan Ryeowook menghampirinya.
“Hyung, bagaimana keadaannya ?” Tanya Yesung. Ia duduk di samping Heechul yang duduk di tepi
tempat tidur Leeteuk.
“Demamnya sangat tinggi dan dia menggigil.” Jawab Heechul lemah. Ia kembali menggigiti
jempolnya.
“Aku akan mengambilkan obat.” Kata Yesung. Ia lalu keluar dari kamar Teukchul dan turun ke
kamarnya.
“Aku akan membuatkan bubur untuk Leeteuk hyung.” Kata Ryeowook.
Heechul tidak bisa merespon kata-kata kedua dongsaeng-nya. Saat ini pikirannya hanya terfokus
pada Leeteuk. Ia mengambil tangan Leeteuk dan menggenggamnya.
“Teuki … apa yang terjadi padamu ? Kenapa tiba-tiba kau demam ?” Tanya Heechul lembut. Dia
menggerakkan tangan Leeteuk ke mulutnya dan menciumnya. “Cepatlah sembuh, Teukie. Aku tidak
mau kau sakit.”

Tak lama Yesung masuk lagi ke kamar membawa obat penurun panas. Heechul masih dengan
telatennya mengompres Leeteuk. Sesekali ia mengelap keringat Leeteuk.
“Ini, hyung, obatnya.” Heechul menerimanya.
“Gomawo, Yesungie.”
“Dimana Wookie ?” Tanya Yesung.
“Entahlah.”
Keduanya terdiam. “Aku akan mencarinya.” Kata Yesung dan dia berjalan keluar.

Sepuluh menit kemudian Yesung kembali ke kamar bersama Ryeowook yang membawa nampan
berisi semangkuk bubur panas. Heechul yang melihatnya, mengguncang pelan tubuh Leeteuk untuk
membangunkannya.

“Teukie … bangun, kau harus makan.’ Ucapnya pelan. Leeteuk sedikit mengerang, mecoba
membuka matanya perlahan.
“Heenim …” Heechul tersenyum. Dia membelai wajah Leeteuk.
“Bangunlah. Kau harus makan dulu sebelum minum obat.” Kata Heechul lembut.
“Obat ?? Aku tidak sakit.”
“Pabbo … demam tinggi seperti ini kau bilang tidak sakit ?? Kau mau aku seret ke rumah sakit dan
dokter menyuntikmu atau bagaimana, haa ?” omel Heechul. Leeteuk hanya tersenyum menanggapi
omelan pria di depannya ini. Sementara Yesung menepuk dahinya melihat kelakuan hyung
cantiknya. Disaat seperti ini saja pria itu masih bisa mengomel. Sungguh benar-benar The Almighty
Super Junior.
“Chaa … kau harus makan. Ryeowookie sudah susah payah membuatkannya untukmu di tengah
malam begini dan kau sudah membuatku jantungan melihatmu menggigil. Kau harus membayar
semuanya.” Lagi-lagi Heechul mengomel tidak jelas.

Tidak mau mendengar ocehan Heechul lebih panjang lebar, Leeteuk menurut, mendudukan dirinya
perlahan, bersandar di kepala ranjang. Yesung membantunya. Heechul dengan sabar menyuapi
Leeteuk.
“Chullie, aku bisa makan sendiri.” Ujar Leeteuk, mengunyah buburnya.
“Ahhh …” Heechul tidak mendengarkan, dia terus menyuapi Leeteuk. Dan sekali lagi, Leeteuk
menurut.
“Chullie, aku sudah kenyang.” Rengek Leeteuk pada Heechul. Heechul menghentikan tangannya.
“Kalau begitu, sekarang minum obat.”

Ryeowook mengambil mangkuk dari tangan Heechul. Yesung memberikan obat pada Leeteuk dan
leader itu meminumnya. Setelah itu Yesung mengambil nampan dari tangan Ryeowook dan
membawanya ke dapur.

“Hyung, kau tidur saja. Biar aku yang menjaga Leeteuk hyung, kau kan baru pulang dan belum
istirahat.” Kata Ryeowook. Dia melihat lelah pada wajah Heechul.
“Benarkah itu, Chullie ?” Tanya Leeteuk menyelanya.
“Ani. Biar aku yang menjaganya, kau dan Yesung kembali saja ke kamar kalian.” Kata Heechul dan
tidak menjawab pertanyaan Leeteuk.
Ryeowook menggelengkan kepalanya. Dia lebih baik menuruti Heechul dan tidak berdebat dengan
hyung-nya itu tengah malam.
“Baiklah. Kalau kau butuh sesuatu, kau bisa menelponku.” Ucap Ryeowook. Heechul mengangguk.
Ryeowook menepuk pelan pundak Heechul, setelah itu dia berjalan keluar, menutup pintu kamar.

“Heenim, kau belum menjawab pertanyaanku.” Kata Leeteuk.


“Chaa, sekarang kau harus tidur, biar kau cepat sembuh.” Heechul sudah akan menarik selimut
Leeteuk tapi ditahan oleh pria itu.
“Jawab dulu pertanyaanku.” Tegasnya.
Heechul menghela nafas. “Jungsoo, itu tidak penting sekarang. Yang penting sekarang, kau sembuh
dulu, araseo ?”
“Tapi, Chullie …”
“Tidak ada tapi-tapian Park Jungsoo. Cepat tidur sekarang.” Perintah Heechul.
Lagi-lagi Leeteuk tidak membantah. Dia menuruti Heechul. Leeteuk berbaring dan menarik
selimutnya.
“Heenim …”
“Ehmm ?”
“Jangan tinggalkan aku.”
“Apa yang kau bicarakan ? Ini juga kamarku, bagaimana aku bisa pergi ?”
“Ahh, benar juga.” Leeteuk memasang wajah polos, membuat Heechul tersenyum.
“Pabbo.” Heechul mengetuk dahi Leeteuk. Membenarkan letak selimut. “Tidurlah, aku akan
menungguimu.” Ucapnya lembut.

Leeteuk tersenyum dan menutup matanya perlahan. Heechul mengeser tubuhnya ke bawah, dia
menopang dagunya dengan kedua tangan. Memperhatikan Leeteuk yang sudah terlelap. Lama-lama
rasa ngantuk mulai menyerangnya, dia meletakkan kepalanya di tepi tempat tidur Leeteuk dan
memejamkan matanya.

Hari ini Super Junior akan pergi ke Jepang, melakukan konser carity bersama Shinee. Heechul sudah
bersiap-siap, dia meraih tasnya dan berjalan keluar kamar. Leeteuk baru saja masuk sehabis dari
kamar mandi dan melihat Heechul sudah tidak ada dikamar. Dia melihat jaket Heechul yang ada
ditempat tidur pria itu. Dia selalu melupakan sesuatu … ucap Leeteuk dalam hati.

Dia sendiri berjalan ke lemari dan mengambil mantelnya. Leeteuk memasukkan jaket Heechul ke
dalam tasnya, ia lalu keluar kamar dan menyusul semua member.

“Kalian sudah siap.” Teriak Leeteuk.


“Ne, hyung.” Jawab semua member.
“Kalau begitu, kajja.”
Mereka semua segera turun ke lantai bawah, menuju van yang sudah menunggu mereka. Mereka
terbagi menjadi dua van. Satu van berisikan, Heechul, Leeteuk, Sungmin, Kyuhyun, dan Shindong.
Satu lagi berisi, Yesung, Ryeowook, Kangin, Siwon, Eunhyuk dan Donghae.

“Shindong-ah, bisa kau ambilkan bantalku dibelakang ?” kata Heechul.


Shindong sedikit berdiri membungkuk dan mengambil bantal Heechul yang berada di belakang
diantara barang-barang yang lain.
“Gomawo.” Heechul langsung menyenderkan kepalanya pada bantalnya yang ia taruh di jendela
mobil.
“Chul hyung, kau tidak mau bermain denganku ? Aku punya game baru.” Kata Kyuhyun dari kursi
dibelakang Heechul.
“Ani, Kyu. Aku lelah sekarang, aku hanya ingin tidur. Jika sudah sampai bandara, bangunkan aku.”
Kata Heechul.
“Ne.” jawab Kyuhyun singkat. Dia sudah tenggelam pada PSP-nya. Sementara Sungmin mengikuti
Heechul yang bersandar pada bahu Kyuhyun.
“Kyu, nanti bangunkan aku, ne ?” ucap Sungmin.
Kyuhyun mencium puncak kepala Sungmin. “Ne, honey.”
“Owwhh … Kim Kyu, hentikan. Aku geli mendengarnya.” Ucap Heechul dalam mata terpejam.
“Salah sendiri kau tidak punya pacar, hyung. Carilah seseorang biar kau bisa merasakannya.” Sahut
Kyuhyun santai mendengar ocehan hyung cantiknya.
“Aku sudah menemukannya, hanya saja aku tidak mungkin memilikinya.” Jawab Heechul
sekenanya.

Semua tersentak, termasuk Leeteuk.


“Jinjja ?” Kyuhyun langsung memajukan badannya dan membuat senderan Sungmin terlepas.
“Awww … Kyuuuu …”
“Ahh … miahne, honey. Tidurlah lagi.” Kyuhyun kembali ke posisinya dan menaruh kepala Sungmin
ke bahunya.
“Nugu, hyung ?” Tanya Shindong penasaran. Begitu juga dengan Kyuhyun, kepalanya mengangguk-
angguk. Kyuhyun sangat penasaran, siapa yang bisa membuat hyung evilnya itu jatuh cinta ?
“Kalian tidak perlu tahu. Sudah, diam. Aku mau tidur.” Heechul mendekap kedua tangannya
didepan dada. Membuat Kyuhyun dan Shindong kecewa karna tidak mendapat jawaban dari
Heechul.

Sungmin terus menatap Heechul dari belakang, ia kemudian melirik Leeteuk. Pria itu sama sekali
tidak bersuara. Tapi Sungmin bisa memastikan jika saat Heechul mengatakan dia sudah
menemukan seseorang, raut wajah Leeteuk sangat kaget. Mereka semua di dalam mobil memang
kaget, tapi bukan kaget yang biasa yang ditangkap Sungmin. Ada sesuatu dalam raut wajah Leeteuk,
cemburu.

Sungmin menghela nafas. Kedua hyung tertuanya itu memang keras kepala. Jika mereka berdua
punya perasaan yang sama, kenapa mereka tidak mengatakannya ? toh, bukan hanya mereka
berdua di dalam grup yang punya hubungan nantinya, tapi juga dirinya dan Kyuhyun, Yesung dan
Ryeowook, jadi apa masalah mereka. Sungmin memejamkan matanya, mencoba untuk tidak
mengambil pusing urusan Angel-Devil itu.

*
Mereka sampai di Jepang malam hari. Perjalanan yang panjang membuat mereka kelelahan dan
langsung masuk ke kamar masing-masing. Leeteuk memandangi setiap sudut kamar hotelnya. Sepi.
Itu yang dia rasakan. Biasanya begitu masuk ke kamar, dia akan mendengar suara Heechul yang
menyuruhnya mandi lebih dulu sebelum tidur. Tapi sekarang … dia sendiri.

Ya, Heechul meminta kamar sendiri pada manager hyung. Entahlah … tidak biasanya Heechul minta
kamar sendiri. Biasanya dia akan selalu meminta satu kamar dengan Leeteuk saat mereka
melakukan perjalanan ke luar negeri, jika tidak, dia mengancam tidak akan mau ikut. Permintaan
Heechul membuat semua orang bertanya-tanya heran.
Beberapa hari ini Heechul memang berbeda. Dia terlihat selalu menghindari Leeteuk. Dia pulang
saat Leeteuk sudah tidur dan dia tidak akan bangun sebelum Leeteuk pergi. Jika perlu dia akan
berangkat pagi-pagi sekali demi menghindari sang leader. Entah itu hanya perasaan Leeteuk atau
memang Heechul mengindarinya. Padahal dua minggu lalu Heechul masih baik-baik saja, ia bahkan
yang mengurus Leeteuk selama pria itu sakit.

Leeteuk berbaring di tempat tidur, menyilangkan tangannya di belakang kepala. Matanya menatap
langit-langit kamar.
“Haaa … padahal baru beberapa menit berpisah dengannya, tapi kenapa aku sudah merindukannya
? Heenim … kenapa kau tidak mau tidur satu kamar bersamaku ? Apa yang terjadi padamu ?”
gumamnya sendiri.
“Apa aku ke kamarnya saja ?” Leeteuk berpikir sekali lagi dan langsung bangkit dari tidurnya
menuju ke kamar Heechul.

Sementara itu di kamar Heechul.

Tokk tokk …

“Nugu ?” teriak Heechul.


“Ini aku, hyung … Sungmin.”
“Ohh, masuklah Minnie.”

Sungmin masuk dan berjalan ke tempat Heechul yang sedang duduk di sofa dikamarnya. Bermain
dengan ponselnya.
“Apa aku mengganggumu, hyung ?” tanya Sungmin begitu dia mendudukan dirinya disebelah
Heechul.
“Aniya. Waegure ? Tumben sekali kau mengunjungi kamarku ?” tanya Heechul.
Sungmin menggaruk belakang kepalanya dan tersenyum.

“Hyung, bisa aku menanyakan sesuatu padamu ?” tanya Sungmin serius membuat Heechul
megerutkan keningnya.
“Mwo ? Kenapa jadi serius seperti ini ? Biasanya juga kau langsung bertanya.” Kata Heechul.

Sungmin memutar tubuhnya menghadap Heechul. “Chul hyung ?”


“Hmm …”
“Hyung … lihat aku.” Sungmin memutar tubuh Heechul.
“Ada apa Sungmin-ah ? Kenapa kau jadi aneh seperti ini ?” Heechul memandang lurus dongsaeng-
nya.
“Hyung … apa artinya aku bagimu ?” tanya Sungmin dan dia tidak menjawab pertanyaan Heechul.
“Mwoo ? Apa yang kau bicarakan ?” Heechul mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan
Sungmin. Ada apa dengan anak ini ??
“Jawab saja, hyung.” Desak Sungmin.
Heechul menghela nafas sebentar, dia memandang mata Sungmin. Terlihat keseriusan dalam mata
dongsaeng-nya itu. “Artimu bagiku ?” Heechul mengulang pertanyaan Sungmin.
Sungmin mengangguk. Dia mengedip-ngedipkan matanya. Sangat terlihat lucu bagi Heechul.
“Pabbo. Tentu saja kau sangat berarti untukku Minnie-ya. Kalian semua berarti untukku.” Jawab
Heechul sambil mengetuk pelan dahi Sungmin.
Sungmin mengerucutkan bibirnya.

“Lalu … apa artinya Leeteuk hyung bagimu ?” kali ini Sungmin langsung bertanya pada intinya.
Heechul terkejut mendengar pertanyaan Sungmin. “T-teuki ?”
Sekali lagi Sungmin mengangguk. Dia menunggu jawaban dari Heechul. Ayo hyung, jawab jika Teuk
hyung lebih berarti daripada kami … ucap Sungmin dalam hati.

Heechul memalingkan wajahnya dari Sungmin. Ia memandang lurus ke depan. “Tidak ada …”
Kali ini Sungmin yang terkejut. Mwoo ?? Yaakk, apa ini ? Dia masih berusaha mengelak ?
“Tidak ada … Dia sama seperti kalian. Berarti untukku, hanya itu.” Lanjutnya.
“Hyung … kau tidak pandai berbohong.” Kata Sungmin kesal.
“Aku tidak berbohong Sungmin-ah. Aku menganggapnya sama seperti kalian. Hanya bedanya, jika
kalian memiliki dua hyung, aku hanya mempunyai dia sebagai hyung-ku. Hanya itu.” Heechul
menjawabnya sekali lagi, tapi jelas sekali terdengar dari suaranya bahwa dia ragu. Hyung ??
benarkah itu Heechul ? kau hanya menganggapnya sebagai hyung ?

Sungmin menghela nafasnya kasar. “Hyung, aku sudah mengenalmu selama sepuluh tahun. Jadi kau
tidak bisa membohongiku. Aku tahu jika kau mencintai Leeteuk hyung.”

Kali ini Heechul hampir saja melompat dari duduknya. Dia dengan cepat menoleh pada Sungmin.
“Aku tahu, hyung. Jangan menatapku seperti itu.” Sungmin lalu menoleh ke Heechul lagi.
“Sejak kapan hyung ?” tanya Sungmin.

Heechul menundukan kepalanya. Ia meremas ujung kemejanya. Menimbang-nimbang, apakah dia


harus mengatakannya pada Sungmin atau terus mengelaknya ?
Sungmin menunggu dengan sabar. Dia tahu, ini tidak mudah, karna dia pernah merasakannya.
“Tidak apa, hyung. Aku akan menunggu sampai kau siap menceritakannya.” Ucap Sungmin pelan.

Heechul memejamkan matanya lalu menghela nafas pelan. Ya, mungkin inilah saatnya …
“Aku mencintainya sesaat sejak kita mulai debut. Awalnya aku tidak terlalu mempedulikan
perasaan itu, aku pikir itu akan hilang dengan sendirinya, tapi semakin lama semakin lama aku
semakin mencintainya. Perhatiannya padaku membuatku mempunyai harapan, Sungmin-ah … Saat
dia memandangku, saat dia menggenggam tanganku ketika dia sedang takut, selalu mencariku
ketika dia sedang merasa tidak aman …” Heechul menghentikan penjelasannya. Kembali menghela
nafas. “Tapi, aku tidak berani mengatakannya. Aku terlalu takut … takut dia tidak membalas
perasaanku, takut dia akan meninggalkanku.” Lanjutnya.

Heechul menatap Sungmin. Sorot matanya yang sayu sungguh membuat Sungmin tidak nyaman. Ini
bukan Heechul, ini bukan hyung cantiknya.
“Apa yang harus aku lakukan, Sungmin-ah ? Aku tidak mau dia meninggalkanku, tapi aku juga tidak
tahan dengan perasaan ini. Menahan semuanya selama sepuluh tahun sangatlah sakit. Aku selalu
menahan rasa cemburuku saat dia dekat dengan seorang wanita. Aku selalu sakit saat dia sedang
bercerita tentang semua wanitanya. Tapi aku bisa apa Sungmin-ah ? Aku tidak bisa berbuat apa-
apa.” Suara Heechul terdengar serak. Air mata mulai membendung di matanya yang cantik.
Sungmin meraih pundak Heechul dan merengkuhnya.

Seberarti itukah Leeteuk bagi Heechul, sampai pria itu meneteskan air mata hanya dengan
membayangkan akan kehilangannya. Sungmin mengelus punggung Heechul saat merasakan tubuh
Heechul bergetar. Sungmin merasa hatinya sakit melihat Heechul menangis. Dia sudah menganggap
Heechul seperti hyung-nya sendiri. Dia tidak mau melihat hyung-nya sakit dan dia tidak pernah
melihat Heechul menangis seperti itu.

“Jika kau tidak tahan ungkapkanlah, hyung. Dengan begitu hatimu akan lega.” Jawab Sungmin.
“Tapi bagaimana jika dia tidak membalas perasaanku Minnie ? Dan dia akan meninggalkanku karna
perasaan ini.” Heechul semakin terisak dan Sungmin semakin mempererat pelukannya.
“Hyung, kita memang tidak tahu apa nanti jawabannya. Kau benar … bisa saja dia tidak membalas
perasaanmu dan menjauh darimu, tapi bisa juga dia akan membalas perasaanmu, hyung. Jangan
lupakan kemungkinan itu.” Jawab Sungmin.
“Tapi aku tidak bisa kehilangannya Minnie. Hidupku akan hampa tanpanya.” Heechul menarik diri
dari Sungmin. Pria itu menghapus air mata Heechul dengan ibu jarinya.

“Jika memang dia meninggalkanmu, percayalah, bahwa aku akan selalu ada untukmu. Entah
bagaimanapun caranya, aku akan membantumu melupakannya dan membuat seolah tidak pernah
ada lagi rasa cinta itu dihatimu, selain hanya pertemanan.” Ucap Sungmin.
“Kau janji ?”
“Aku janji, hyung. Aku akan selalu berada disampingmu, selalu bersamamu.” Sekali lagi Sungmin
menghapus air mata Heechul dan memeluk hyung-nya lagi. “Jika kau mau, aku bisa menemanimu
untuk menemuinya.” Lanjutnya.

Sungmin merasa Heechul menggangguk dalam dekapannya. Dia kembali mengelus punggung
Heechul untuk menenangkan pria itu. “Uljima, hyung.”

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang melihat kedekatan mereka. Wajahnya memerah
menahan marah, tangannya mengepal di kedua sisinya.

Apa ini Heechul ? Kau tidak mau sekamar denganku, tapi kau malah berduaan dengan Sungminie
dikamar … Apa maksudnya ini ?? Dan apa yang mereka bicarakan ? “Dia” ? Siapa orang yang bisa
membuat Heechul sampai menangis seperti itu ? Siapa yang berhasil membuat seorang Heenim jatuh
cinta sampai seperti itu ??

Seseorang itu adalah Leeteuk. Dia hendak mengetuk pintu kamar Heechul, tapi dia berhenti saat
melihat dua orang pria yang sedang berpelukaan. Begitu menyadari dua orang itu adalah Heechul
dan Sungmin. Darah panas mengalir ke seluruh tubuhnya. Ingin rasanya dia menerobos masuk ke
dalam dan menarik Heechul dari pelukan Sungmin. Tidak boleh ada yang memeluk Heechul selain
dirinya.

Tidak, dia tidak mencintai Heechul. Tapi entah, dia hanya tidak suka jika Heechul berada dipelukan
pria lain. Dia tidak suka jika Heechul bermanja-manja dengan member lain. Dia hanya ingin Heechul
manja padanya.

Leeteuk berjalan kembali ke kamarnya dengan amarah yang masih memenuhi seluruh hatinya.

*
Semua member Suju sedang bersiap-siap. Leeteuk sedang membenarkan letak earphone-nya.
“Hyukjae-ya, bisa kau membantuku memakai ini.” Kata Heechul pada Eunhyuk. Ia meminta tolong
memasangkan sebuah bandana atau lebi tepatnya tali tipis berwarna merah ke kepalanya.
“Wahh, hyung … kau terlihat sempurna.” Seru Eunhyuk setelah selesai membantu Heechul.

Heechul memang terlihat sempurna dengan setelan jas merah yang sangat pas dengan kulitnya
yang putih. Rambut lurusnya yang sudah mulai sedikit panjang membuatnya semakin mempesona.
Dan senyum itu, oohh … dia benar-benar sangat menawan, siapa saja akan jatuh cinta padanya.
Tidak terkecuali pria sekalipun, karna Heechul bisa terlihat tampan dan cantik dalam waktu
bersamaan.
Leeteuk cukup lama memandangi Heechul. Matanya tidak pernah lepas dari sang Cinderella. Tapi
sekejap saja dia teringat kejadian semalam, saat Heechul menangis dalam pelukan Sungmin.
Leeteuk melihat manager hyung menghampiri Heechul.

“Heechul-ah, jika kau sudah merasa lelah, kau harus bilang padaku. Aku tidak mau kau pingsan
dipanggung.” Perintah manager hyung. Heechul memang sedikit sakit saat akan terbang ke Jepang.
Jadwalnya yang padat membuatnya jarang beristirahat.
“Arraseo, hyung. Jangan khawatir, aku bisa menjaga diriku sendiri.” Heechul tersenyum dan
menepuk pelan pundak manager hyung.
“Kau tenang saja, hyung … aku akan berada disamping Heebongie hyung dan kupastikan dia baik-
baik saja.” Sahut Yesung yang sedang di dandani stylish.
“Kau lihat … dia babysitter-ku. Dia sudah seperti ibuku yang akan menyuruhku berhenti jika sedikit
saja aku terlihat lelah.”

Yesung memang selalu memperhatikan kesehatan Heechul. Dia yang akan mengurus Heechul saat
pria itu sakit di tengah pertunjukan.
“Sudah pasti big baby. Jangan khawatir.”
“Aisshh, aku bukan bayi. Berhenti memanggilku bayi, Sungie.” Seru Heechul kesal.
“Tapi kau memang bayi, hyung. Kau akan jadi manja jika sedang sakit.” Balas Yesung. Yesung
memang yang selalu merawat Heechul ketika pria itu sedang sakit.
“Ahh, ani, hyung. Heechul hyung hanya akan manja dengan Teukie hyung jika dia sudah sakit.”
Bantah Shindong.
“Ahh … kau benar.”

Heechul semakin mengerucutkan bibirnya mendengar ocehan dari para dongsaeng-nya. Wajahnya
sudah terlihat kesal. Membuat semuanya tertawa. Kenapa mereka harus membawa-bawa nama
sang leader ?

“Ahh, aahh … sebentar lagi Chul hyung akan pergi ke Teuk hyung dan melaporkan kita semua.” Kata
Eunhyuk ditengah-tengah tawanya.
Heechul terlihat semakin kesal. Tapi tidak sesuai prediksi Eunhyuk. Heechul malah berjalan keluar
dan membanting pintu dengan kasar.
“Yakkk, kalian semua berhenti. Lihat, Heechul jadi marah kan.” Kata manager hyung yang sudah
menghentikan tawanya. “Teuki, bisa tolong kau kejar Heechul ? Aku takut jika dia sudah marah
seperti itu.” Katanya pada Leeteuk.
“Biarkan saja, hyung. Nanti juga dia akan baik sendiri.” Jawab Leeteuk tidak peduli.

Semua orang langsung memandangnya heran. Mereka tidak dengan begitu saja percaya pada
Leeteuk. Heechul tidak akan kembali sebelum Leeteuk membujuknya atau seseorang membujuknya
dan itu pun dengan segala bujuk rayu. Dan Leeteuk pasti tahu kelakuan Heechul yang satu itu.

Sungmin berdiri dari duduknya. “Biar aku yang membujuknya.” dan lagi-lagi semua dibuat heran.
“Chagi, apa tidak apa-apa ? aku takut Chul hyung akan mencakarmu.” Kata Kyuhyun yang khawatir
dengan keadaan kekasihnya itu jika dia menghampiri Heechul yang sedang mengamuk.
“Tenang saja, Kyu. Heechul hyung tidak semengerikan itu.” Kata Sungmin menenangkan. Dia lalu
berjalan keluar, mengejar Heechul.

*
Benar saja, Sungmin berhasil membujuk Heechul tepat sebelum mereka naik ke atas panggung.
Semua orang merasa lega, setidaknya tidak ada lagi wajah marah di wajah Heechul. Dia malah
langsung bercanda dengan Donghae dan Shindong.
Dan itu semakin membuat Leeteuk berang. Tidak, tidak ada yang boleh menguasai Heechul kecuali
dirinya. Tidak ada yang boleh bisa membujuk Heechul selain dirinya.

Siall … Leeteuk mengumpat dalam hati. Ada apa dengan mereka berdua ??

Tadi dia pikir, Heechul benar-benar tidak akan mau dibujuk jika bukan dengannya. Tapi semua itu
hilang saat Sungmin kembali bersama Heechul dibelakangnya. Semua orang menatapnya tak
percaya. Setidaknya sekarang selain Leeteuk ada Sungmin yang bisa mereka andalkan jika Heechul
sudah merajuk … itulah yang mereka pikirkan.

Tapi berbeda dengan Leeteuk. Dia tidak suka. Dia marah.

Saat berada diatas panggung, Heechul terlihat cukup bahagia. Dia tertawa keras saat Siwon
membuat lelucon, atau dia yang meladeni bullyan dari Kangin. Leeteuk memperhatikannya dari
ujung panggung. Sungmin menyadari jika sejak tadi Leeteuk memperhatikan Heechul.
Haaa … Kenapa aku bisa masuk dalam permasalahan ini ?

Sudah dua jam mereka bernyanyi diatas panggung. Banyak penggemar yang memberi sumbangan,
entah itu uang, makanan atau pakaian. Mereka semua merasa lelah, tapi cukup menyenangkan
melihat para penggemar menjeritkan nama mereka, melihat banyak yang memberi sumbangan.
Manager hyung langsung membawa mereka ke hotel setelah wawancara dengan televisi local.
Leeteuk langsung masuk ke kamarnya. Membersihkan diri dan berbaring di tempat tidur. Dia
melirik jam dinding kamarnya. Jam 2 pagi. Besok pagi mereka harus ke bandara untuk terbang lagi
ke Spanyol, melakukan konser lainnya. Walau badannya lelah, tapi entah kenapa matanya tidak
mau terlelap.
“Haaaa … mata bersahabatlah. Aku lelah.” Gumamnya sendiri.

Pikiran Leeteuk kembali menerawang. Dia terus memikirkan Heechul. Pria itu benar-benar tidak
mau berbicara dengannya dan dia juga tidak mau menyapanya terlebih dulu. Setiap dia mengingat
kejadian semalam, entah mengapa perasaannya sakit.

Perjalanan dari Jepang ke Spanyol benar-benar melelahkan bagi Leeteuk. Bukan hanya fisiknya, tapi
hatinya. Saat ini mereka sedang melakukan reherseal untuk nanti malam. Entah hanya perasaannya
atau memang Heechul memperhatikannya dari tadi.
Entahlah … Leeteuk tidak mau ambil pusing. Mengingat kejadian di Jepang saja sudah membuatnya
tidak tidur semalaman. Jadi hari ini dia tidak mau memikirkan apapun selain pertunjukan nanti
malam.

Member Super Junior sedang duduk melingkar diatas panggung setelah reherseal. Mereka sedang
membahas apa yang akan mereka lakukan besok setelah pertunjukan malam ini. Ya … manager
hyung memberi mereka waktu sehari untuk berjalan-jalan di Spanyol sebelum kembali ke Korea.
Hadiah untuk mereka karna tiga hari ini mereka sudah bekerja keras.

“Jadi, kita akan berkumpul di lobby setelah sarapan, otthe ?” kata Eunhyuk pada semuanya.
“Kol ~~” mereka menyahut serentak.
Lagi-lagi pertunjukan mereka berlangsung dengan sangat meriah. Para penggemar terus
meneriakan nama mereka. Setelah selesai mereka turun ke bawah panggung dan langsung menuju
ke ruang ganti.

“Haaa … ini sangat menyenangkan.” Seru Donghae.


“Ya, kau benar.” Sahut Siwon yang duduk disebelahnya.
“Jadi, kita akan pergi jalan-jalan besok ?” tanya Shindong.
“Tentu, hyung. Aku sudah mencatat semua tempat-tempat yang menarik di sini.” Jawab Eunhyuk.
“Wahh, kau memang yang terbaik, Hyuk.” Sungmin mengacungkan jempolnya.
“Tentu saja.” Ucap Eunhyuk membanggakan dirinya.

“Dimana Chul hyung ?” tanya Kangin tiba-tiba. Mereka baru menyadari jika sang Cinderella tidak
ada bersama mereka.
“Eoh ? Yesung hyung juga tidak ada ?” Ryeowook menimpali. “Aku akan mencoba menelponnya.”
Ryeowook mengambil ponselnya yang berada diatas meja.

“Yeobseo ?”
“Yeobseo, Wookie-ya. Waegure ?” tanya Yesung diseberang sana.
“Seharusnya aku yang bertanya, hyung. Kau dimana ?” jawab Ryeowook kesal.
“Ahh, aku sedang menemani Heechul hyung di ruang kesehatan.”
“Mwo ? Apa yang terjadi pada Chul hyung ?” tanya Ryeowook cemas.

Ekpresi Ryeowook yang terlihat cemas membuat semua member menatapnya. Leeteuk langsung
berdiri dan menyambar ponsel Ryeowook.
“Yesungie, apa yang terjadi ? ada apa dengan Heechul ?” tanyanya.
“Teuki hyung ?”
“Ne, ini aku. Cepat katakan apa yang terjadi.” Desaknya.
“Saat turun dari panggung tadi Heechul hyung terlihat sangat pucat dan dia sedikit terhuyung. Aku
memaksanya untuk pergi ke ruang kesehatan.”
Mendengar itu, Leeteuk menyerahkan ponsel pada pemiliknya dan langsung berlari menuju ruang
kesehatan.

“Heechul-ah …” Leeteuk membuka pintu dengan kasar.


“Teukie hyung ?” Yesung menoleh pada Leeteuk.
“Apa yang terjadi, Yesung-ah ?” tanya Leeteuk saat melihat Heechul terlelap.
“Dokter memberinya obat dan sebentar saja dia sudah tertidur. Mungkin karna dia juga kelelahan,
hyung.” Jawab Yesung. Ia memandang wajah pucat Heechul.
Leeteuk menghembuskan nafasnya lega. Dia duduk disebelah Yesung. “Kenapa kau tidak bilang
padaku tentang keadaan Heechul ?”
“Heechul hyung mau ke sini dengan syarat aku tidak memberitahu siapa pun, terutama dirimu,
hyung.” Jawab Yesung.
“Dia selalu saja keras kepala.” Gumam Leeteuk. Sepertinya rasa marah Leeteuk sudah hilang.
“Kembalilah, Sungie. Biar aku yang menjaganya." lanjutnya.
Yesung mengangguk. Dia segera berjalan keluar dari ruang kesehatan. Leeteuk menatap Heechul
yang sedang tertidur. Walau wajah itu terlihat pucat, tapi Heechul terlihat masih cantik. Leeteuk
membuka kancing atas kemeja Heechul, lalu menaikkan selimut sampai ke dagunya.

Tak lama manager hyung masuk ke ruangan. “Dia belum bangun ?”


Leeteuk menggeleng. Manager hyung menghampirinya. “Kembalilah ke ruangan. Aku yang akan
menjaganya.”
“Tapi, hyung …”
“Teukie, turuti perintahku.” Kata manager hyung tegas. “Kembalilah ke hotel bersama yang lain.
Setelah dia bangun, kami akan menyusul kalian.”
Leeteuk menghembuskan nafasnya, sesaat ia melirik Heechul. Ada perasaan tidak rela
meninggalkan namja cantik itu, tapi saat manager hyung sudah memberinya perintah, dia sudah
tidak bisa membantah.
“Kalau terjadi sesuatu, cepat hubungi aku hyung.” Kata Leeteuk sebelum meninggalkan ruangan.
Manager hyung mengangguk.

*
Pagi hari ini member Super Junior sudah berkumpul di lobby. Masih ada beberapa member yang
berada di kamar mereka. Termasuk Leeteuk. Kemarin malam dia menadapatkan pesan dari
manager hyung bahwa ia dan Heechul sudah sampai di hotel dan Heechul langsung istirahat
dikamarnya. Itu membuat Leeteuk sedikit lega.

“Apa aku harus ke kamarnya dan memeriksanya ?” tanyanya pada diri sendiri. Ia mengancingkan
kemejanya, menggulung lengannya. “Aku lihat saja sebentar.”

Leeteuk keluar dari kamarnya dan berjalan ke kamar Heechul. Saat sudah dekat, ia melihat Heechul
dan Sungmin berdiri di depan kamar Heechul. Leeteuk kembali merasakan darahnya naik. Kenapa
mereka selalu terlihat dekat ?

Tanpa sengaja Sungmin menyadari keberadaan Leeteuk, ia memberi kode pada Heechul. Pria itu
pun menoleh ke arah yang di tunjuk Sungmin.
“Hyung, mungkin ini kesempatanmu untuk mengatakannya.” Bisik Sungmin.
“Tapi Sungminie …” belum sempat Heechul menyelesaikan ucapannya Sungmin memotongnya.
“Hyung, apapun yang terjadi aku selalu bersamamu. Kau ingat kan ?” kata Sungmin meyakinkan
Heechul. Pria itu mengangguk. “Aku akan turun ke bawah.”

Saat Sungmin akan melangkah pergi Heechul menarik tangannya. “Tetaplah disini.” Pintanya dan
Sungmin menurutinya.
“Akan kupastikan tidak ada yang mengganggu kalian.” Ucapnya lagi. Sungmin lalu berjalan ke arah
Leeteuk dan menepuk pundaknya. Leeteuk yang tidak mengerti apa yang mereka bicarakan
mengerutkan keningnya. Ia berjalan ke arah Heechul.
“Bagaimana keadaanmu ?” tanya Leeteuk.
Heechul tidak menjawab. Dia malah berjalan masuk ke kamarnya. Leeteuk mengikutinya dari
belakang.
“Chullie, aku bertanya padamu.”
“Aku baik-baik saja.” Akhirnya pria itu membuka suara.
Lama mereka terdiam. Heechul duduk disofa dikamarnya, begitupun Leeteuk. Dia duduk disamping
Heechul.

“Boleh aku menanyakan sesuatu padamu ?” tanya Leeteuk memecahkan keheningan.


“Hmm ..” Leeteuk menghela nafas mendengar jawaban singkat Heechul.
“Kenapa kau menghindariku, Chullie ? Apa aku berbuat kesalahan hingga membuatmu marah ?”
Heechul sedikit tersentak. Ia tidak tahu jika Leeteuk menyadari bahwa dia selalu menghindar.
“Aku tidak menghindarimu.” kilah Heechul.
“Kau pikir aku buta. Jelas-jelas kau menghindariku, kau tidak mau bicara padaku. Bahkan kau tidak
mau menatapku.”

Satu tangan Heechul meremas ujung bajunya dan satu tangannya lagi berada dimulutnya. Heechul
menggigit kukunya. Leeteuk tahu jika saat ini Heechul sedang gugup.
“Katakan padaku, Chullie … apa yang terjadi ?” tanyanya lagi.
“Tidak, tidak ada yang terjadi.” Heechul berkilah lagi.
“Jangan bohong padaku.” Leeteuk semakin mendesaknya.
“Aku tidak bohong, Jungsoo. Tidak ada yang terjadi.”

Leeteuk yang tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan merasa geram dengan sikap Heechul
yang tidak mau jujur padanya.
“Heechul, aku tahu bagaimana dirimu ? Aku tanya sekali lagi, apa yang terjadi padamu ?” suara
Leeteuk terdengar meninggi di telinga Heechul.
“JAWAB AKU KIM HEECHUL !!” Leeteuk berteriak saat Heechul hanya diam tidak menjawab
pertanyaannya.
“JIKA KAU TAHU BAGAIMANA AKU, SEHARUSNYA KAU TAHU JIKA AKU MENCINTAIMU BODOH !!”
Heechul membalas teriakan Leeteuk. Dia sudah tidak sanggup lagi menahan semuanya.

Mendengar pernyataan Heechul, membuat Leeteuk mematung. Dia tidak percaya dengan apa yang
didengarnya. Dia tidak menyangka jika Heechul …

Ryeowook bertemu Sungmin di depan lift. “Ohh, Minnie hyung ? Apa yang kau lakukan disini ?”
Sungmin hanya menjawabnya dengan senyuman. “Kau mau kemana Woookie-ya ? Bukannya tadi
kau sudah ada di lobby ?” tanya Sungmin.
“Ne, hyung. Aku kemari untuk memanggil Leeteuk hyung dan Heechul hyung. Ahh, Kyuhyun
mencarimu daritadi.” Jawab Ryeowook.
“Aku akan turun sebentar lagi.” Ujar Sungmin.
“Baiklah. Aku akan ke kamar Heechul hyung dulu.” Kata Ryeowook sambil berjalan ke kamar
Heechul.
“Ahhh, Wookie tunggu.”
Ryeowook menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. “Ada apa hyung ?”
“Ehhh … Heechul hyung … dia …” bagaimana aku mengatakannya ? Chul hyung memintaku untuk
tidak mengatakan pada siapapun …

“Minnie hyung ??” Ryeowook melambaikan tangannya di depan wajah Sungmin.


“Heechul hyung …”
“Hyung, pallie, apa yang mau kau katakan.” Ryeowook masih menunggunya. “Jika tidak mau ya
sudah, aku akan ke kamar Heechul hyung.” Ryeowook sudah bejalan kembali ke kamar Heechul.
“Wookie-ya … Wookie-ya, changkaman …” Sungmin mengejar Ryeowook.

Saat Ryeowook akan mengetuk pintu kamar Heechul. Dia mendengar teriakan Heechul.
“JIKA KAU TAHU BAGAIMANA AKU, SEHARUSNYA KAU TAHU JIKA AKU MENCINTAIMU BODOH !!”

Ryeowook tertegun mendengarnya. Tangannya yang sudah akan mengetuk pintu kembali ia
turunkan. Ia memandang Sungmin yang ada didepannya. Pandangan matanya meminta Sungmin
untuk menjelaskan. Tapi Sungmin hanya meletakkan telunjuknya didepan bibirnya, meminta
Ryeowook untuk diam.
“Katakan Jungsoo, jika kau tahu bagaimana aku, kenapa kau tidak pernah menyadari kalau aku
mencintaimu ?” Heechul kembali berteriak. Sekuat tenaga Heechul menahan air matanya.
“K-kau … kau mencintaiku ?” ucap Leeteuk bergetar.
“Ne, Park Jungsoo. Aku mencintaimu. Aku Kim Heechul mencintaimu Park Jungsoo.” Suara Heechul
melemah.
“Aku ingin mengatakannya padamu sejak lama. Tapi aku tidak berani … aku takut kau
menganggapku aneh. Aku takut kehilanganmu.” Heechul menghentikan ucapannya.
“Sejak kapan ?” tanya Leeteuk.
“Sejak kita memulai debut. Sejak itulah aku mencintaimu. Awalnya aku berusaha menghilangkan
perasaan ini, tapi semakin lama aku semakin mencintaimu. Karna itulah, aku selalu meminta
manager hyung untuk membuat kita selalu berdua. Aku tidak akan mau pergi jika tidak bersamamu
… aku merasa sangat nyaman jika ada kau disampingku, tidak ada yang perlu aku takutkan …”
Heechul menghela nafas sebentar sebelum ia melanjutkan.
“Kau tahu … saat kau mengalami kecelakaan. Saat itu aku benar-benar khawatir padamu. Aku
merasa jantungku berhenti berdetak saat mendengar berita itu dari televisi, apalagi ditambah aku
tidak bisa menghubungimu, aku semakin khawatir …”

“L-lalu, Hankyung ?”
“Aku dan Hankyung tidak ada hubungan apapun. Kami hanya sahabat. Hanya Hankyung tahu kalau
aku mencintaimu. Dia yang selalu menghiburku disaat aku merasa sakit melihatmu dengan wanita
lain. Dia yang selalu mengatakan padaku, jika tidak apa mempunyai perasaan ini, sama seperti
Kyumin dan Yewook. Karna itulah kami sangat dekat.” Jawab Heechul.

Leeteuk memandang Heechul. Ia ingin sekali menatap wajah Heechul saat ini, tapi ia
mengurungkannya.
“Jungsoo … mungkin ini terdengar gila tapi aku merasa kau juga mencintaiku.” Ucap Heechul pelan,
tapi masih bisa didengar oleh Leeteuk.
“Ani. Aku tidak mencintaimu.” Jawab Leeteuk cepat. Lebih cepat dari yang Heechul harapkan.
Membuat namja cantik disampingnya menoleh.
“Aku tidak mencintaimu Kim Heechul.” Ulang Leeteuk saat merasa Heechul memandanginya.
“Apa kau bilang ? Lalu … lalu apa arti semua perhatianmu selama ini ? apa arti semua rasa nyaman
yang kau berikan padaku ? apa arti semua kekhawatiranmu padaku ?” suara Heechul semakin
meninggi. Ia berdiri dari duduknya.
“Aku menganggapmu sama seperti yang lain … aku, aku hanya menganggapmu sebagai
dongsaengku Heechul.” Jawab Leeteuk tergagap.
“Lihat aku Teuk … Lihat aku dan katakan sekali lagi bahwa kau tidak mencintaiku.” Pinta Heechul.
Ia menarik Leeteuk berdiri didepannya, memegang dagu Leeteuk dengan ibu jarinya dan
mengarahkannya agar memandang dirinya.
“Aku tidak mencintaimu.” Kata Leeteuk. Wajahya memang menghadap Heechul tapi bola matanya
tidak menatap lurus pada mata namja didepannya.
“KUBILANG LIHAT AKU PARK JUNGSOO !! LIHAT MATAKU DAN BILANG KAU TIDAK
MENCINTAIKU !!” Heechul berteriak, tanda dia semakin frustasi.
“Aku tidak mencintaimu Kim Heechul !!” balas Leeteuk dan menatap mata Heechul. Tapi kedua
tangannya terkepal di kedua sisi.

Tangan Heechul terjatuh dari dagu Leeteuk. Matanya serasa memanas. Ada rasa sakit didadanya
yang membuatnya sulit bernafas.
“K-kau … benar-benar .. tidak mencintaiku ?? sedikitpun ??” suara Heechul terdengar serak. Ia
masih berusaha menahan air matanya.
“Ne, aku tidak mencintaimu, bahkan sedikitpun.” Ucap Leeteuk. Kau bohong Jungsoo ...
Heechul berjalan mundur. “Kau jahat Jungsoo … kau jahat … mulai sekarang jangan memberiku
perhatian lagi, mulai sekarang jangan muncul didepanku lagi dan jangan pernah mencariku. Aku
benci padamu Park Jungsoo.” Heechul berjalan keluar dari kamarnya dan menutup pintu dengan
kasar.

Didepan pintu ia bertemu Sungmin dan Ryeowook. Tanpa bisa ditahan lagi, air mata Heechul turun
deras membasahi pipinya yang mulus.
“Hyung …” Sungmin berjalan maju, merengkuh tubuh Heechul.
“Hikss … aku sudah hikkss bilang padamu hikkss … aku sudah bilang Sungmin-ah, aku tidak mau
mengatakannya … hikkss hikkss … aku sudah bilang padamu …” Heechul semakin terisak di
pelukan Sungmin.
“Miahne, hyung … miahne …” Sungmin mengelus punggung Heechul.
“Ryeowook-ah, bilang pada yang lain kalau aku dan Heechul hyung tidak ikut pergi. Aku akan
bersama Heechul hyung untuk sementara waktu.” Katanya pada Ryeowook.
“Ani, hyung. Aku juga akan tinggal bersama kalian.” Kata Ryeowook. Bagaimana dia bisa pergi jika
keadaan Heechul seperti ini ?
“Lebih baik kita ke pergi dari sini. “ lanjutnya.

Sungmin mengangguk. “Kita ke kamarku.” ia dan Ryeowook membantu Heechul untuk berjalan.
Karna saat ini tubuh Heechul sudah tidak bisa diajak kompromi.

Dalam perjalanan ke kamar Sungmin, Ryeowook menelpon Yesung dan mengatakan bahwa mereka
bertiga tidak kan ikut jalan-jalan. Ryeowook beralasan karna kesehatan Heechul menurun. Awalnya
Yesung menawarkan diri untuk tidak ikut juga, tapi Ryeowook meyakinkan bahwa dia dan Sungmin
akan mengurus Heechul selama mereka pergi. Dia juga meminta Yesung mengatakan pada Kyuhyun
agar tidak usah khawatir tentang Sungmin.

Setelah masuk ke kamar Sungmin. Ryeowook langsung menutup pintu. Sungmin membawa Heechul
duduk di sofa, masih dengan memeluknya.
“Hyung, minum dulu.” Ryeowook menyerahkan segelas air putih pada Heechul. Pria itu
meminumnya sedikit.
“Sudah, hyung. Jangan menangis lagi.” Uacp Sungmin.
“Aku sudah bilang padamu, bahwa dia tidak akan membalas perasaanku. Ternyata aku benarkan.”
Heechul kembali terisak.
“Miahne, hyung …”
“Ini sangat menyakitkan Minnie-ya … kau bilang semua akan baik-baik saja, kau bilang hatiku akan
terasa lega jika aku sudah mengatakannya. Tapi apa … hatiku semakin sakit.” isakan Heechul
semakin keras.

Ryeowook yang tidak pernah melihat Heechul menangis seperti itu, memeluknya dari belakang.
“Hyung, uljima …” tanpa terasa ia juga menangis.

“Hyung, maafkan aku. Aku tidak tahu kalau akan jadi seperti ini. Tapi aku akan menepati janjiku
untuk selalu bersamamu, aku akan selalu ada disampingmu.” Kata Sungmin.
“Aku juga janji akan selalu bersamamu, hyung.” Sahut Ryeowook.

Heechul membalikkan tubuhnya. Dia heran melihat Ryeowook ada disana. Mungkin sakit dihatinya
membuatnya tidak menyadari orang-orang disekitarnya. Dia tidak menyadari siapa yang
memberinya minum tadi.
Ryeowook menghapus air mata Heechul. “Aku juga janji akan selalu ada untukmu, apapun yang
terjadi.” air matanya kembali turun. “Jangan menangis lagi. Aku tidak bisa melihatmu menangis,
hyung. Aku tidak sanggup.”

Heechul memeluk Ryeowook. Mereka menangis berdua. Sungmin yang melihatnya hanya
tersenyum. Sekarang dia mempunyai teman untuk selalu membuat Heechul tersenyum.
“Gomawo, Ryeowook-ah.”
“Tapi kau juga harus janji tidak akan menangis lagi ?”
Heechul tersenyum disela tangisnya. “Ne, aku janji.” walaupun hatinya hancur karna Leeteuk
menolaknya, tapi dia sangat beruntung memiliki Sungmin dan Ryeowook yang ada untuknya.

*
Sudah dua minggu Heechul tidak pulang ke dorm. Dia pulang ke rumahnya dan itu membuat
beberapa member merindukannya. Kyuhyun merasa kesepian tidak ada Heechul. Tidak ada yang
bisa dia ganggu dan tidak ada yang meneriakinya saat dia telat bangun di pagi hari.

Hanya Ryeowook yang diam-diam selalu ke rumah Heechul. Seperti yang Heechul bilang, dia tidak
akan mau makan jika bukan masakan Ryeowook, karna itulah beberapa hari sekali Ryeowook ke
rumahnya untuk memasak dan menyiapkan makanan untuk beberapa hari ke depan. Heechul
hanya tinggal memanaskannya.

“Chul hyung tidak pulang lagi ?” Tanya Shindong. Semua diam. Saat ini mereka semua sedang
berkumpul di lantai 11. Hanya Sungmin dan Ryeowook yang saling berpandangan dan tatapan
mereka beralih pada Leeteuk.
“Apa ada diantara kalian yang membuat Chul hyung marah ?” Tanya Kangin. Kali ini semua
menggeleng. “Kau Kyu ? Biasanya kau yang membuat Chul hyung marah ?”
“Ani, hyung. Bahkan sekarang aku malah merindukannya.” Ucap Kyuhyun terus terang. Jarang sekali
Kyuhyun mengatakan rindu, kecuali pada Sungmin.
“Kau benar, aku juga merindukannya.” Ucap Eunhyuk.
“Kita semua merindukannya, tapi sepertinya hanya satu orang yang tidak merasa begtu.” Kata
Ryeowook dingin. Sungmin langsung menatap tajam Ryeowook dan eternal maknae itu balas
memandangnya seraya berkata “Apa ? Aku benarkan ?” . Ini jarang sekali terjadi, sang eternal
maknae tidak pernah berkata dingin pada siapapun, dia sangat lembut. Semua memandangnya
heran.

Kyuhyun berdiri dari duduknya. “Mau kemana, Kyu ?” Tanya Sungmin.


“Ke kamar.” Jawab Kyuhyun singkat. Keadaan diam membuatnya tidak nyaman.

Semua memandang langkah Kyuhyun yang lemah. Semua tahu jika Kyuhyun-lah yang sangat
merindukan Heechul. Biar pun mereka setiap hari bertengkar, tapi tak bisa dipungkiri jika Heechul
adalah hyung kesayangan bagi Kyuhyun.

Kyuhyun masuk ke kamarnya dan duduk ditepi tempat tidurnya. Ia mengeluarkan ponselnya dan
mencari kontak seseorang. Ia menunggu beberapa saat.

“Yeobseo ?”
“Hyung …”
“Ada apa Kyunnie ?”
“Hyung, pulanglah. “ Kyuhyun menelpon Heechul. Suaranya lemah.
Heechul diam mendengar permintaan Kyuhyun.
“Hyung, kenapa kau tidak menjawabku ?”
“Miahne, Kyunnie. Tapi hyung tidak bisa pulang ke dorm sekarang.” Kata Heechul lemah.
“Wae ?” kali ini suaranya terdengar serak
“Jangan menangis. Tidak apa-apa. Aku hanya tidak ingin ke dorm.”
“Aku tidak terima hyung. Kau harus punya alasan yang kuat, kenapa kau tidak pulang ke dorm ?”
desak Kyuhyun.

Terdengar Heechul menghela nafasnya. “Apa Leeteuk ada di dorm ?”


Kyuhyun mengerutkan keningnya. Sepertinya ia tahu apa masalahnya sekarang. Tapi dia tidak mau
tahu, yang dia mau sekarang adalah Heechul.
“Chul hyung … aku merindukanmu.” Ucap Kyuhyun lemah, tidak menjawab pertanyaan Heechul.
“Aku juga merindukanmu Kyu. Sekarang jawab pertanyaanku, apa Leeteuk ada di dorm ?” Tanya
Heechul lagi.
“Ne, dia ada di ruang tengah sekarang.” Jawab Kyuhyun. Heechul terdiam sebentar.
“Naiklah ke atas. Aku akan segera ke dorm sekarang.”
“Mwo ?”
“Naiklah ke lantai atas, Kyu. Aku akan menemuimu disana, kau bisa mengajak Ryeowook dan
Sungmin.” Ulang Heechul lagi.
“Yang lainnya ?”
“Jangan beri tahu yang lain. Jika yang lain tahu, Leeteuk akan curiga. Aku tidak mau dia tahu kalau
aku pulang. Itu syarat jika kau mau aku ke dorm.” Putus Heechul.

Walau dia masih bingung dan penasaran tentang masalah kedua hyung-nya, tapi Kyuhyun
mengulaskan senyum dibibirnya. “Siap, hyung.” Kyuhyun mematikan sambungan telpon dan
langsung keluar kamar.

“Sungmin hyung, Wookie hyung, ikut aku.” Teriak Kyuhyun.


“Kemana ?” Tanya Sungmin dan Ryeowook bersamaan.
“Sudah ikut saja.” Kyuhyun menarik tangan Sungmin dan Ryeowook. “Hyung, aku pinjam sebentar
pacarmu.” Teriaknya pada Yesung.
Mereka menatap kepergian tiga member itu. Sementara Yesung sudah akan memukul Kyuhyun
mngurungkan niatnya.

“Ada apa, Kyu ? Kenapa kau membawa kami ke sini ?” Tanya Sungmin.
“Sudahlah tunggu saja.” Jawab Kyuhyun. Sungmin dan Ryeowook saling memandang. Ada apa
dengan anak ini ??

Tak lama terdengar pintu dibuka. Sudah tahu siapa yang datang Kyuhyun segera bangkit dan
berlari ke arah pintu. “Heechulll hyung …” teriaknya.
Mendengar nama Heechul disebut membuat dua lainnya segera menyusul Kyuhyun. Mereka
tersenyum melihat Heechul. Ketiganya langsung memeluk Heechul.
“Aww … awww … yakkk, apa yang kalian lakukan ?” Heechul terpundur kebelakang mendapat
pelukan dari ketiga dongsaeng-nya.
“Hyung, kami merindukanmu …” teriak ketiganya.
“Aku tahu, aku tahu … sekarang lepaskan aku.” Perintah Heechul. Ketiganya langsung melepaskan
pelukannya.
Mereka berjalan ke ruang tengah. Duduk disofa, Heechul berada ditengah. Ryeowook dan Kyuhyun
ada disebelah kanan dan kirinya, sementara Sungmin ia duduk di bawah Heechul tangannya
menggerakkan tangan Heechul agar mengalungkannya di lehernya. Sungguh, ini sesuatu yang
sangat langkah. Tidak biasanya member Super Junior bermanja-manja dengan Heechul, biasanya
mereka akan melakukannya pada Leeteuk atau member lain, tapi tidak pada Heechul.

“Yakkk, kenapa kalian bertiga jadi sangat manja ?” Tanya Heechul kesal. Tapi tak urung bibirnya
menyunggingkan senyum. Heechul tidak menyangka jika ketiga dongsaeng-nya ini bisa sangat
manja, apalagi Kyuhyun.
“Biarkan saja.” Sekali lagi ketiganya menjawab bersamaan.
“Baiklah, baiklah. Sekarang kalian senangkan aku disini.” Lagi-lagi ketiganya bersamaan
mengangguk.
“Hyung, jangan pergi lagi. Pulanglah ke dorm.” Ucap Kyuhyun manja.
“Astaga Kim Kyu, sejak kapan kau bisa bermanja-manja selain pada Sungmin ? Dia bisa marah
nanti.” goda Heechul.
“Kalau padamu aku tidak marah, hyung.” Sahut Sungmin.
“Hyung, pulanglah.” Kali ini Ryeowook yang memohon. Wajahnya yang imut memelas memandang
Heechul. Air matanya sudah berlinang. Heechul dengan segera menghapusnya.
“Tidak bisa Wookie, aku tidak bisa pulang sekarang.” Jawab Heechul lembut tapi tegas. Mendengar
ketegasan dalam suara Heechul tidak ada yang berani membantahnya. “Chaa, sekarang aku sudah
disini, jadi kalian mau apa sekarang ?”
“Hyung, aku ingin tidur denganmu.” Jawab Kyuhyun.
“Naddo.” Sungmin dan Ryeowook juga mengikuti.
“Baiklah, baiklah, sekarang tidur.”
“Jangan pergi.” Pinta Kyuhyun.
“Kyu, kau benar-benar jadi manja.” Omel Heechul. Tidak mendengarkan Heechul, Kyuhyun semakin
mempererat pelukan tangannya di lengan Heechul dan lebih menyurukkan kepalanya ke bahu
Heechul.

Leeteuk, Donghae, Kangin dan Shindong masuk ke dorm lantai 12 dan melihat dua maknae serta
Sungmin yang tidur disekitar Heechul.
“Heechul hyung …” teriak Donghae.
“Sssstt …” Heechul meminta Donghae untuk diam. Heechul melepaskan satu persatu tangan ketiga
dongsaeng-nya yang sejak tadi memeluk erat dirinya. Ia berjalan ke Donghae dan memeluknya.

“Hyung, kenapa kau tidak pulang ?” tanya Donghae. Suaranya terdengar serak menahan air mata.
“Sssttt, jangan menangis Hae. Maaf karna untuk sementara hyung tidak bisa kembali ke dorm.”
Jawab Heechul. Ia menghindari tatapan Leeteuk yang sedari tadi menatapnya. Heechul melepaskan
pelukannya. Mengacak rambut Donghae dan menghapus air mata dongsaeng-nya itu.
“Bangunkan mereka bertiga agar kembali ke kamarnya.” Kata Heechul.
“Kau mau kemana, hyung ?” tanya Shindong.
“Aku akan pulang.” Jawab Heechul.
“Kau tidak tinggal ?” sepertinya Donghae masih belum mau berpisah dengan hyung cantiknya itu.
Heechul mengacak rambut Donghae lagi dan tersenyum. Ia tidak menjawab pertanyaan Donghae.

“Aku pulang.” Ia tersenyum pada Shindong dan Kangin. Tapi sebelum ia melangkah, Leeteuk
menahan pergelangan tangannya, tapi tidak menatapnya.
“Ini sudah malam. Tinggallah disini, kau bisa pulang besok pagi.” Kata Leeteuk.
Tidak menjawab perkataan Leeteuk, Heechul malah menyentakkan tangan sang leader. Ia lalu
keluar dorm tanpa mengatakan apapun lagi. Melihat itu, Donghae, Kangin dan Shindong, sudah bisa
menebak apa yang terjadi. Heechul sudah akan seperti itu jika dia sudah benar-benar kecewa, dan
sepertinya Leeteuk baru saja melakukannya.

*
Seminggu sejak Heechul terakhir kali mengunjungi dorm. Kyuhyun diserang para hyung-nya karena
tidak memberitahu kalau Heechul datang ke dorm. Dan bukan Kyuhyun namanya jika dia diam saja.
Dia bahkan menyalahkan Leeteuk, karna dialah Heechul meminta syarat itu. Dia memaksa Leeteuk
meminta maaf pada Heechul jika memang dia melakukan salah.

“Ada yang salah dengan mereka berdua.” Kata Eunhyuk. Dia, Donghae, Kangin dan Shindong sedang
duduk di ruang tengah. Yang lainnya sedang melakukan jadwal mereka masing-masing.
“Ini lebih parah dari tiga tahun lalu.” Kata Kangin.
“Kau benar, hyung.” Sahut Donghae.
“Aku sangat tahu bagaimana Heechul hyung. Saat terakhir aku melihatnya, dia benar-benar kacau.”
Lanjutnya.
“Hhmm … dan aku dengar dari manager hyung, Heechul hyung memintanya menerima semua
permintaan yang ditawarkan padanya. Bahkan seminggu ke depan jadwalnya sudah full setiap
hari.” Kata Shindong.
“Khas Chul hyung jika dia dalam masalah. Dia tidak akan berhenti sebelum dia jatuh sakit.” Timpal
Eunhyuk. Semua menggangguk. Sepuluh tahun bersama membuat mereka hafal sifat satu sama lain.

“Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang ?” tanya Donghae.


“Tidak ada, Hae. Sepertinya kali ini hanya mereka berdua yang bisa menyelesaikannya.” Jawab
Kangin.
“Aku setuju dengan Kangin hyung. Entah kenapa aku merasa masalah kali ini kita tidak bisa ikut
campur.” Kata Eunhyuk. Semua menghela nafas.

Malam harinya seperti biasa, mereka berkumpul di ruang makan. Menanti masakan Ryeowook. Pria
mungil itu sibuk keluar masuk dapur, menyiapkan segala persiapan untuk makan malam.
Setelah semua siap, mereka semua segera makan. Seperti biasa, Eunhyuk dan Donghae selalu
membuat suasana di ruang makan ramai. Tapi ada satu orang yang tidak tertarik dengan keramaian
itu. Leeteuk. Ia menatap kursi kosong disampingnya. Menghembuskan nafasnya kuat, seakan itu
bisa melegakan dadanya yang terasa sesak.

Setelah makan malam, mereka semua pergi melakukan aktifitas masing-masing. Saat sedang sibuk,
tiba-tiba terdengar bel pintu berbunyi. Kangin menyuruh Eunhyuk membukanya. Dan saat Eunhyuk
membuka pintu.

“Chul hyung …” pekiknya. Semua orang menghampiri Eunhyuk. mereka melihat Heechul yang
dipapah manager hyung. Wajahnya terlihat sangat pucat, matanya terlihat sayu. Di terlihat tidak
terurus. Benar kata Eunhyuk, Heechul tidak akan berhenti sebelum dia sakit.

“Hyung, apa yang terjadi ?” tanya Donghae, ia sangat khawatir melihat Heechul seperti itu.
Begitupun dengan Kyuhyun.
“Heechul kenapa, hyung ?” Leeteuk membuka suaranya setelah beberapa saat ia berdiri mematung.
“Heechul pingsan di tengah-tengah syuting. Aku membawanya ke sini sesaat setelah dia sadar, aku
pikir akan lebih banyak orang yang bisa menjaganya. Beberapa minggu ini dia tidak bisa mengurus
dirinya sendiri. Dia bahkan tidak tidur selama tiga hari ini.” Jawab manager hyung yang menatap
Heechul kesal. Dia hampir saja terkena serangan jantung saat melihat tubuh Heechul tiba-tiba jatuh
lemah.

Semua menatap Heechul cemas. Pria itu benar-benar lemah sekarang.


“Aku akan membantumu.” Tawar Leeteuk.
“Jangan sentuh aku !!” Heechul berteriak saat Leeteuk akan memegang tangannya. Pria itu
tersentak mendengar teriakan Heechul. Semua terdiam, termasuk manager hyung. Sebenarnya dia
juga merasakan beberapa minggu ini ada yang salah dengan mereka berdua.
“Biarkan aku yang membantumu, hyung.” Kata Yesung. Ia menyadari jika suasana antara Leeteuk
dan Heechul sedang dalam masalah.

Heechul menurut saat Yesung meletakkan tangannya di belakang leher Yesung.


“Minnie-ya, bisakah malam ini aku tidur dengan Kyuhyun ?” tanya Heechul lemah, berbeda sekali
saat dia membentak Leeteuk tadi. Sungmin yang mengerti maksud Heechul langsung
mengganggukan kepalanya dan tersenyum.
“Gomawoyo.”
“Kau akan tidur denganku, hyung ?” tanya Kyuhyun.
“Ne … kenapa ? Kau tidak suka ? jika kau tidak suka aku bisa tidur dikamar Yewook atau Donghae,
dia tentu tidak menolaknya.” Donghae menggangguk kegirangan.
“Aniya, aniya. Aku tidak bilang tidak suka, hyung. Aku sangat senang jika kau tidur bersamaku.
Kajja, hyung … kau harus istirahat.” Kyuhyun mengambil tangan Heechul dari manager hyung. Dia
dan Yesung segera membawa Heechul ke kamar Kyumin.

“Ahhh, aku akan membuatkan bubur untuk Heechul hyung.” Seru Ryeowook. Ia segera berlari ke
dapur.
“Ryeowook-ah, bisa kau buatkan aku minum ? aku benar-benar lelah.” Teriak manager hyung.
“Ne, hyung.” Ryeowook membalas teriakannya dari dapur.

Semua menatap Leeteuk yang masih mematung setelah Heechul membentaknya. Kangin memberi
kode pada mereka semua untuk tidak mengganggunya dan mereka kembali melakukan aktifitas
mereka yang tertunda tadi.

Sungmin masuk ke kamar Teukchul dan melihat Leeteuk yang duduk di tepi tempat tidurnya. Ia
menghela nafas sebentar.
“Hyung …” panggilnya. Leeteuk menoleh ke arahnya.
“Gwenchana ?” tanya Sungmin. Leeteuk hanya mengulaskan senyumnya.
“Hyung, aku tidak tahu apa yang terjadi padamu dan Chul hyung, tapi tidak bisakah kalian
berbaikan ? Kau tidak kasihan pada Kyuhyun dan Ryeowook yang merindukannya ? Kau tidak
kasihan pada Donghae yang menangis tiap dia merindukan Chul hyung ? Kau tahu kan jika Chul
hyung sudah seperti ayah bagi Donghae.” Sungmin mulai memancing sang leader dan saat ini ia
melihat Leeteuk menundukkan kepalanya.
“Hyung … aku tidak tahu apa yang Heechul hyung minta padamu, tapi tidak bisakah kau
menurutinya ?” lanjutnya.
“Miahne, Sungmin-ah.” Hanya itu yang bisa Leeteuk katakan. Sungmin menghembuksan nafasnya
kuat. Benar-benar keras kepala …
Sungmin berdiri dari duduknya dan berjalan ke pintu. Tapi sebelum ia memutar kenop, ia berbalik
dan menatap Leeteuk. “Kau akan merasa dia berharga jika kau sudah kehilangannya, hyung. Benar-
benar kehilangannya. Dan jangan salahkan siapapun, karna sepenuhnya kesalahan ada padamu.”

Leeteuk termenung mendengar kata-kata Sungmin.


“Apa yang harus aku lakukan sekarang ? Dia bahkan tidak mau aku sentuh. Heechul … semarah
itukah kau padaku ? Kenapa kau membuatnya semakin rumit ?” Leeteuk mengusap kasar wajah
tampannya.

Sejak malam itu Heechul beberapa hari tinggal di dorm, manager hyung tidak mengijinkan dia
pulang ke rumah dalam keadaan sakit seperti itu, tapi dia tidak tidur di kamarnya. Dia akan
memilih tidur bersama Kyumin atau Yewook atau dengan Donghae yang memang tidur sendiri.
Yang penting tidak bersama Leeteuk. Tidak ada yang protes, mereka malah senang Heechul
berganti-ganti kamar. Kadang merekalah yang meminta Heechul tidur dengannya. Seperti sekarang,
Kyuhyun dan Ryeowook sedang adu mulut.

“Tidak, hyung. Malam ini Heechul hyung akan tidur dikamarku.” Seru Kyuhyun.
“Ani, Kyu. Dua hari lalu Heechul hyung sudah tidur bersamamu dan Minnie hyung. Hari ini giliran
bersamaku.” Ryeowook tetap pada keinginannya. Walaupun yang ia hadapi sekarang adalah Evil
Maknae dari Super Junior, tapi dia tidak gentar. Malah Yesung yang khawatir jika terjadi sesuatu
dengan kekasihnya itu.

Mereka berdua terus berdebat. Sampai Heechul menyelanya. “Jika kalian terus berdebat, lebih baik
aku pulang saja ke rumah.”
Langsung saja semua terdiam. Ryeowook memajukan bibirnya, sementara Kyuhyun langsung
masuk ke kamarnya dan membanting pintu kamar dengan kasar.
“Ohhh, astaga lama-lama aku bisa gila.” Ucap Kangin.

Heechul melangkah menuju pintu.


“Kau mau kemana hyung ?” tanya Kangin.
“Keluar sebentar. Otakku akan meledak jika terus berada di sini.” Jawabnya ketus dan langsung
keluar.

“MWOOO ??”

Semua berteriak saat mendengar kabar dari manager hyung. Saat ini mereka sedang berada di
ruang meeting agensi. Tadi pagi manager hyung meminta semua berkumpul disana untuk
mengatakan sesuatu hal yang sangat penting.

“Hyung, kau sedang bercanda kan ?” tanya Kangin masih tidak percaya dengan apa yang
didengarnya.
“Tidak Kangin-ah. Dia mengatakannya padaku dua hari lalu dan memberikan ini.” Jawab manager
hyung sambil mengangsurkan sebuah surat.

Kangin segera membukanya. Di bagian depan amplop tertulis “Surat Pengunduran Diri”
Mata Kangin langsung membulat melihat nama yang disebutkan manager hyung di surat
pengunduran diri itu. Kim Heechul.

Ya, Heechul mengundurkan diri dari Super Junior, grup yang sudah membesarkan namanya. Dia
tidak sanggup lagi dengan kenyataan jika dia harus bertemu dengan Leeteuk. Sebulan ini dia
memang berusaha agar tidak melihat pria itu. Dia berhasil. Selama di dorm sebisa mungkin dia
tidak bertemu dengan pria itu, dia akan makan setelah mereka semua makan, begitupun dibelakang
panggung. Tapi semua hancur saat mereka harus berada diatas panggung dan Leeteuk yang
bersikap biasa saja padanya seolah-olah tidak terjadi apapun. Pria itu tidak tahu jika sepulang dari
acara, Heechul selalu menangis. Entah itu dikamar Kyumin atau Yewook bersama kedua dongsaeng-
nya itu.

Semua terkejut dengan berita yang dikatakan manager hyung. Leeteuk bahkan sudah tidak bisa
memfokuskan pikirannya. Saat ini yang ada dipikirannya hanya Heechul. Tidak … ini tidak boleh.
Heechul tidak boleh pergi …

“Sekarang Heebongie hyung dimana, hyung ?” tanya Yesung lemah.


“Aku memintanya untuk menenangkan diri dirumahnya. Aku memintanya untuk memikirkan
keputusannya lagi.” Jawab manager hyung. Dan mendengar jawaban itu, Leeteuk langsung berdiri
dari duduknya. Ia keluar dan membanting pintu dengan kasar.

“Hikss … hikkss …” terdengar suara isakan. Sungmin berdiri dan menghampiri seseorang yang
sedang menangis itu.
“Sudahlah, Ryeowook-ah … Mungkin ini yang terbaik bagi Heechul hyung. Setidaknya dia tidak
tersiksa lagi sekarang.” Ucap Sungmin pada Ryeowook yang menangis tadi. Ia memeluk Ryeowook
dari belakang. Kedua orang itu memang sudah tahu niatan Heechul untuk mengundurkan diri,
terjadi perdebatan yang sengit antara Heechul dan Ryeowook. Sang eternal maknae tidak mau jika
harus kehilangan hyung cantiknya itu, sedangkan Heechul terus bersikeras untuk pergi. Sungmin
yang menjadi penengah. Jika memang itu yang terbaik bagi Heechul, dia akan selalu mendukung.

“Apa maksudmu Sungmin-ah ?” tanya Shindong saat mendengar pernyataan Sungmin. Semua
menoleh padanya.

Sungmin melingkarkan tangannya pada leher Ryeowook dan eternal maknae itu menggenggamnya
erat.. Sungmin menghela nafas sebentar sebelum mengatakan yang sebenarnya. Miahne, hyung …
tapi aku sudah tidak bisa berbohong lagi. Mereka harus tahu yang sesungguhnya …

“Heechul hyung mengundurkan diri karna Teuk hyung.” Ucapan Sungmin semakin membuat semua
orang yang berada di ruang meeting membulatkan matanya.
“Jelaskan semuanya Sungmin-ah.” Tuntut manager hyung.
“Heechul hyung mencintai Teuk hyung, tapi Teuk hyung bilang dia tidak mempunyai perasaan
apapun pada Chul hyung kecuali hanya menganggapnya dongsaeng.” Jelas Sungmin. Semua orang
semakin tak percaya.

“Kalian pasti menyadari jika dari Spanyol sikap Heechul hyung berubah. Dia tidak tinggal lagi di
dorm, karna dia menghindari Teuk hyung. Dia bahkan tidak mau disentuh oleh Teuk hyung. Kalian
mungkin berpikir jika sikap Heechul hyung berlebihan, tapi kalian bisa membayangkan jika
perasaan yang selama sepuluh tahun terpendam yang akhirnya bisa dikeluarkan malah mendapat
penolakan.” Lanjut Sungmin.
“Sepuluh tahun ?” Kangin mengulang pernyataan Sungmin. Pria itu mengangguk.
“Aku yakin jika Leeteuk hyung berbohong. Dia juga mencintai Heechul hyung, hanya saja dia tidak
mau mengakuinya. Shindong hyung, Kyunie, apa kalian ingat ucapan Heechul hyung di van saat kita
akan berangkat ke Jepang. Saat itu Heechul hyung bilang jika dia sudah menemukan orang yang dia
cintai tapi dia tidak bisa memilikinya. Kalian ingat ?”
“Ahhh … Ne, aku ingat. Jadi, itu …”
“Ne, hyung. Yang dimaksud adalah Teuk hyung. Saat itu aku memperhatikan Teuk hyung dari
belakang, aku ingin melihat bagaimana reaksinya ? Ada sesuatu yang aku lihat dalam tatapan mata
Teuk hyung dan itu adalah tatapan cemburu.”

Semua kembali terdiam. Mereka tidak tau harus bicara apa.


“Changkaman … kalian berdua tahu tentang ini ?” tanya manager hyung. Sungmin dan Ryeowook
menggangguk.
“Kenapa kalian tidak memberitahuku, haa ?”
“Miahne, hyung …” ucap Sungmin dan Ryeowook bersamaan.
“Astaga … kalian sungguh membuatku pusing.”

“Tapi hyung … jika memang Teuki hyung mencintai Heechul hyung, kenapa dia tidak menerimanya
saja ?” tanya Siwon yang sedari tadi diam.
“Entahlah. Aku juga tidak tahu tentang itu.” Jawab Sungmin.

“Hyung … adakah diantara kalian yang bisa membuat Chul hyung kembali ? Kumohon kembalikan
dia … aku tidak ingin Chul hyung pergi …” Ryeowook kembali terisak. Sungmin kembali
memeluknya dan mencium rambut Ryeowook, menenangkan dongsaeng kesayangannya itu.
Yesung dan Kyuhyun membiarkan mereka berdua. Tidak ada rasa cemburu, karna saat ini itu tidak
penting. Yang terpenting adalah membuat Heechul kembali.

“Aku rasa hanya Teuki yang bisa membujuk Heechul.” Kata manager hyung memecahkan
keheningan yang sesaat lalu tercipta. Dia sungguh merasa lelah. “Aku akan menyimpan ini dulu dan
tidak akan memberikannya pada CEO Lee. Aku yakin salah satu diantara kalian bisa membujuk
Heechul jika Teuki tidak bisa melakukannya.” Lanjutnya. Ia mengambil surat pengunduran diri
Heechul dan menyimpannya di saku jasnya.

Leeteuk memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia akan pergi ke rumah Heechul dan meminta
penjelasan pada pria itu.
Setelah sampai disana, Leeteuk langsung turun dari mobil dan menetuk kasar pintu rumah Heechul.
Sesaat terdengar suara dari dalam. Itu Heechul.

Dan betapa kagetnya Heechul saat melihat Leeteuk berdiri di depan rumahnya.
“J-jungsoo ?”

Leeteuk mendorong tubuh Heechul dan menutup pintu.

PLAKK …

Leeteuk menampar pipi mulus Heechul. Heechul yang tiba-tiba mendapat tamparan seperti itu
menatap Leeteuk tidak percaya.
“Jungsoo … kau …”
“Kau pikir apa yang kau lakukan, haaa ?? Kau pikir bisa semudah itu kau meninggalkan kami ??”
bentak Leeteuk. “Kau tidak memikirkan bagaimana perasaan penggemar nanti ?? Kau tidak berpikir
bagaimana perasaan dongsaeng-mu ?? Kau pikir apa yang kau lakukan Kim Heechul ??”

Heechul yang memang tidak suka dibentak dan paling benci jika sudah dibentak merasakan sakit di
hatinya. Apalagi Leeteuk sudah menamparnya.
“Lalu, kau tidak memikirkan bagaimana perasaanku ?? Kau tidak memikirkan bagaimana sakitnya
hatiku jika melihatmu yang jelas-jelas menolakku dan bersikap biasa saja ??” Heechul membalas
Leeteuk dengan berteriak. “Kau benar-benar tidak punya perasaan Jungsoo. Aku benci padamu.”

Air mata Heechul sudah turun dengan deras membasahi pipi mulusnya. “Pergi !! Keluar dari
rumahku Jungsoo, aku tidak ingin melihatmu lagi !!” Heechul membalikkan tubuhnya memunggungi
Leeteuk. Terlihat bahu Heechul bergetar.

“Maafkan aku Chullie … maafkan aku …”


Heechul menoleh kebelakang dan melihat Leeteuk jatuh terduduk sambil menangis. Hatinya yang
sudah sakit menjadi lebih sakit saat melihat Leeteuk menangis.
“Chullie … kumohon jangan pergi. Siapa yang akan menemaniku saat aku sendiri ? Siapa yang akan
menjadi sandaranku saat aku sedih ? Siapa yang aku pegang tangannya saat aku sedang gugup ?
Siapa yang akan membuatku tertawa Chullie ?? kumohon jangan tinggalkan aku. Hanya kau satu-
satunya yang kupunya, Cuma kau sandaranku Heenim.” Leeteuk semakin keras menangis.

Heechul tidak sanggup melihatnya. Ia berbalik lagi memunggungi Leeteuk. Dirinya juga menangis.
Jika memang seperti itu, kenapa kau tidak membalas perasaanku Jungsoo …

“Pulanglah, Jungsoo. Aku tidak akan merubah keputusanku.” Ucapnya lemah. Maafkan aku … tapi
aku sungguh tidak sanggup melihatmu Jungsoo … Miahne …

Merasa tidak bisa ada yang dia lakukan lagi. Leeteuk berdiri, dia sedikit terhuyung karna memang
dia sudah tidak punya kekuatan lagi. Semuanya hilang saat Heechul bilang dia tidak akan merubah
keputusannya. Dia berjalan keluar dari rumah Heechul. Ternyata Sungmin benar. Sekarang dia
merasa Heechul sangat berarti untuknya setelah pria itu mengatakan akan meninggalkannya. Dan
sekarang dia merasakan sesuatu dalam dirinya, satu rasa yang selama ini selalu dia sangkal. Rasa
sakit hinggap saat ia menyadari semuanya sudah terlambat.

Tanpa Leeteuk tahu, sesaat setelah dia keluar dan menutup pintu. Heechul menangis sekeras
mungkin. Dia jatuh terduduk, kedua tangannya menutupi wajahnya yang sudah berlinang air mata.
Berkali-kali dia menggumamkan nama Leeteuk.

*
Ddrrr … ddrrrr …

Heechul terbangun dari tidurnya saat mendengar ponselnya berdering. Melirik sekilas jam dinding.
Jam 1 pagi. Ia meraba meja disebelahnya. Melihat siapa yang menelponnya malam-malam begini.
Shindong.
“Yeobseo ?”
“Hyung … hyung kau harus kesini sekarang.” Suara Shindong terdengar panik. Heechul juga
mendengar suara berisik di belakang Shindong.
“Waegeru, Shindong-ah ?”
“Hyung … Teuk hyung berniat bunuh diri.”
Deg …

Seketika Heechul bangun dari tidurnya dan membulatkan matanya. “Mwoo ?”


“Hyung, kemarilah sekarang. Kami sudah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Berkali-kali
Teuk hyung memanggilmu … Hyung pallie …”
“HYUNNGG …” Heechul mendengar suara teriakan dan seketika dia mendengar suara menangis. Itu
suara Ryeowook.
“Shindong-ah, tahan dia sebisa kalian. Aku akan segera ke sana.” Kata Heechul. Tanpa menunggu ia
langsung berdiri dan mengambil kunci mobilnya.

“Jungsoo … apa yang kau lakukan ?” gumam Heechul saat dalam perjalanan ke dorm. Ia semakin
dalam menginjak gas mobilnya. Melajukannya sekencang mungkin. Dia tidak boleh terlambat.

Begitu sampai di dorm, Heechul langsung membuka pintu degan kasar. Dengan cepat ia melesat ke
kamarnya dan kembali membuka pintu dengan kasar. Heechul melihat Leeteuk sudah berdiri di
atas pinggiran balkon. Kurang sedikit saja, pria itu bisa jatuh ke lantai dasar.
“JUNGSOO …”

Mendengar suara yang sangat ia kenal, membuat Leeteuk menolehkan kepalanya kebelakang.
“Heenim ??”
“Ne, ini aku Jungsoo … Aku sudah disini sekarang, jadi turunlah.” Ucap Heechul. Perlahan ia berjalan
ke arah Leeteuk, mengulurkan tangannya. “Turun Jungsoo.”
“Tidak !! Aku tidak mau turun.” Teriak Leeteuk, ia sedikit memajukan kakinya. Semuanya semakin
berteriak. Bahkan tubuh Kyuhyun sudah melemas. Donghae dan Ryeowook semakin keras
menangis memanggil nama Leeteuk. Heechul merasa jantungnya berhenti berdetak.
“Jungsoo, jangan bertindak bodoh. Ini bukan drama-drama yang sering kau lihat. Sekarang ulurkan
tanganmu dan turun.” Heechul semakin mendekati Leeteuk. Ia tetap mengulurkan tangannya.
“Tidak !!” Leeteuk semakin keras berteriak.
“BODOH KAU AKAN MATI !!” teriak Heechul. Saat melihat Leeteuk yang terhuyung karna hembusan
angin menerpa tubuhnya yang ramping.
“BIARKAN SAJA AKU MATI !! Buat apa aku hidup jika kau pergi !!” Leeteuk semakin maju dan …

Grepp …

Heechul menarik pergelangan tangan Leeteuk, membuat Leeteuk jatuh ke belakang dan menimpa
dirinya. Untuk sesaat semua member Super Junior lupa caranya bernafas. Kyuhyun benar-benar
lemas, dia jatuh ke pelukan Sungmin. Kangin mundur kebelakang membentur kaca pembatas kamar
Teukchul dan jatuh terduduk. Siwon yang notabennya member yang tidak pernah berkata kasar,
sekali ini dia mengumpat. Sementara yang lain berdiri mematung. Hampir saja Leeteuk terjun ke
bawah jika Heechul tidak dengan cepat meraih tangannya dan menariknya. Dan jantung Heechul
sekali lagi benar-benar berhenti berdetak.

Heechul bangkit dan secara otomatis Leeteuk juga bangkit.

PLAKK …

“KAU SUDAH GILA HAA !!” Heechul berteriak. Memecahkan suasana yang mencengkam.
“KAU PIKIR APA YANG KAU LAKUKAN PARK JUNGSOO !! LIHAT … KAU MEMBUAT SEMUA
DONGSAENG-MU KETAKUTAN … LIHAT KYUHYUN, LIHAT RYEOWOOK DAN DONGHAE … DAN
LIHAT AKU JUNGSOO, KAU HAMPIR MEMBUATKU TERKENA SERANGAN JANTUNG … JIKA KAU
INGIN MATI SETIDAKNYA JANGAN DISINI, JANGAN DIDEPAN KAMI !!” Heechul terus membentak
Leeteuk yang masih tidak bergerak didepannya. Dia sendiri lemas terduduk didepan Leeteuk.

“Kau benar-benar membuatku gila.” Heechul bergumam frustasi. Ia menundukan kepalanya,


mengatur nafasnya. Para member yang lain masih belum ada yang mengeluarkan reaksinya. Tubuh
Heechul bergetar, melihat Leeteuk yang hampir saja jatuh membuatnya kehilangan kekuatan.

Shindong berlutut disamping Heechul dan memegang bahunya. “Hyung …”


“Bawa dia masuk Shindong-ah, kunci pintu ini dan kunci pintu kamar. Jika bisa ikat dia, agar dia
tidak melakukan hal bodoh lagi. Dan jika dia masih berbuat bodoh biarkan saja, aku sudah tidak
peduli lagi.” Heechul berusaha bangun. Shindong membantunya.

“Aku mencintaimu Heechul.”


Heechul berhenti berdiri. Dia menoleh ke asal suara yang ada didepannya. Itu suara Leeteuk.
“Aku mencintaimu Kim Heechul. Aku tidak ingin kehilanganmu, aku tidak mau kau pergi … Jika
memang kau harus pergi, lebih baik aku mati. Aku tidak sanggup hidup tanpa dirimu. Kau benar,
aku memang bodoh, aku bodoh karna tidak pernah menyadari perasaanku padamu.” Leeteuk
mendongangkan kepalanya. Menatap Heechul yang setengah berdiri didepannya. Air mata turun
dengan deras ke pipinya.

Heechul menatapnya lekat. Mencari keseriusan dalam ucapan Leeteuk dan dia menemukannya.
“Kumohon Heenim, jangan pergi. Jangan tinggalkan kami, jangan tinggalkan aku.” Leeteuk
memohon sekali lagi. Heechul merasakan hatinya terenyuh mendengar ucapan pria di depannya
itu.

Heechul menghela nafas. “Tapi aku sudah memberikan surat pengunduran diri ke manager hyung.
Dia pasti sudah memberikannya pada CEO Lee.”
“Tidak hyung. Manager hyung belum menyerahkannya, dia masih menyimpan surat itu.” Sahut
Kangin yang masih terduduk ditempatnya.
“Hyung … jangan buat kami ketakutan seperti ini lagi. Kumohon. Aku lebih baik bermain game
seharian penuh atau mendengar ocehanmu seharian penuh daripada harus ketakutan seperti ini.
Nyawaku hampir saja pergi dari tubuhku.” Ocehan Kyuhyun tak pelak membuat Heechul
tersenyum.
“Dasar evil maknae. Awas saja kalau kau malah mengomel mendengar ocehanku.”

Mata Heechul beralih lagi pada Leeteuk. Ia berlutut didepan Leeteuk. Menghadapkan wajah pria itu
agar sejajar dengannya. Tanpa diduga, Heechul mendaratkan kecupan lembut dibibir Leeteuk.
“Jangan membuatku takut seperti ini lagi. Aku tidak suka.” Ucapnya lembut. Tangannya menghapus
air mata Leeteuk.
Leeteuk tersenyum dan menggangguk. Ia meraih pinggang Heechul dan memeluknya. “Jadi, kau
tidak jadi pergi ?”
“Bodoh … Kau mau orang-orang mengecapku sebagai pembunuh. Bisa-bisa di media massa tertulis
‘Leader Super Junior bunuh diri karna seorang Kim Heechul’. Jungsoo, aku memang seorang big
star, tapi bukan berita seperti itu yang aku mau.” Heechul mengoceh panjang lebar
menyombongkan dirinya.
“Dasar raja evil.”
“Diam kau anak evil.”
“Saranghae, Chullie … Jeongmal saranghae …”
“Naddo saranghae Teukie …” Heechul mencium puncak kepala Leeteuk yang berada dibawah
dagunya.

“Heyy … Angel-Devil … bisa kalian hentikan dulu adegan romantis kalian ? apa kalian tidak merasa
kasihan pada kami ? hampir saja kami semua mengalami serangan jantung.” Seru Kangin. Dan
semua member menggangguk.
“Benar-benar pasangan Angel-Devil.” Sahut Kyuhyun. Tubuh lemas tidak membuat mulutnya
berhenti mengoceh.

Semua member bernafas lega. Adegan ini benar-benar seperti drama.

Leeteuk merasakan beban di atas dadanya menghilang, padahal ia ingat betul jika Heechul tidur di
atas dadanya dan memeluknya semalam. Tapi sekarang, kenapa terasa ringan ?
Leeteuk membuka matanya. Dia tidak melihat Heechul di sampingnya. Leeteuk mengucek matanya
sebentar lalu berjalan keluar kamar.

“Heenim …” panggilnya dengan suara serak. Ia berjalan ke ruang tamu dan dapur, tapi tetap tidak
menemukan namja cantik itu. “Kemana dia ?”
Leeteuk kembali ke kamar dan mengambil ponselnya.

Tuuutt tuutt …

“Yeobseo ??”
“Yeobseo … kau dimana Heenim ? Kenapa aku tidak melihatmu dimana pun ?” tanya Leeteuk.
“Aku sedang dalam perjalanan pulang Teuk.”
“Yakk … kenapa kau pulang ? kau sudah janji padaku untuk tidak pergi.” Leeteuk meninggikan
suaranya.
“Aku pulang untuk mengambil bajuku.”
“Tapi kau kan punya baju disini.”
“Jungsoo, bajuku yang ada di dorm semuanya kotor. Dan kemarin Wookie baru saja menaruhnya
dibinatu.” Ucap Heechul.
“Kau bisa memakai bajuku.” Leeteuk tetap keukeh.
“Ishh, kau ini. Aku hanya pulang sebentar, tidak lama. Kenapa sekarang kau jadi menyebalkan ?”
Terdengar Heechul mengumpat kesal diseberang sana.
“Satu jam.”
“Mwoo ?”
“Aku memberimu waktu satu jam. Jika kau tidak kembali dalam satu jam, aku akan langsung lompat
ke bawah.” Ancam Leeteuk.
“Yak yak … apa yang kau bilang haa ?”
“Tidak mau ? Ya sudah.” Leeteuk sudah akan menutup telponnya.
“Araseo, araseo … aku akan kembali dalam satu jam.” Heechul mengalah. Dia benar-benar tidak mau
orang-orang menyebutnya pembunuh nanti. Leeteuk menyunggingkan senyum dibibirnya
“Aisshh … kau benar-benar membuatku gila Park Jungsoo.”
“Satu jam, jangan lupa.”
“Ehmm …”
“Heechul ?”
“Ne ?”
“Saranghae …”
“Naddo …”

Setelah itu sambungan telpon mereka terputus. Leeteuk segera melesat ke kamar mandi. Setelah
selasai ia langsung turun ke bawah.
“Dimana yang lainnya Wookie ?” tanya Leeteuk pada Ryeowook yang sedang asyik memasak di
dapur.
“Ohh, Teuk hyung ?? Selain semua yang kau lihat disini, yang lainnya sedang ada jadwal pribadi.”
Jawab Ryeowook.
“Kekasihmu ?”
“Dia ada acara di Pyongchang. Pagi tadi dia sudah berangkat.” Jawab Ryeowook lagi. Leeteuk
menggangguk-anggukan kepalanya.
“Lalu …”
“Hyung, bukankah tadi aku sudah menjawabnya.” Ryeowook memotong ucapan Leeteuk. Aisshh …
hyung-nya itu tidak bisa membiarkan dia tenang memasak.
“Hehehehe … miahne Wookie-ya.” Leeteuk membalas ucapan Heechul dengan senyumannya.

“Teuk hyung ?” sebuah suara memanggilnya. Leeteuk menoleh ke belakang. Itu Donghae.
“Ohh, Hae ?? Kau tidak ada jadwal ?” tanya Leeteuk. Donghae berjalan ke arahnya dan duduk
disebelahnya. Mereka berdua duduk menghadap Ryeowook yang sedang memasak.
“Jadwalku nanti siang. Wookie-ya, bisa buatkan aku susu coklat ?”
“Ne, hyung. Tapi tunggu sebentar.”
“Buatkan dua Wookie.” Sebuah suara lagi berteriak dari belakang.

“Heechul …”
Heechul berjalan ke arah Leeteuk dan Donghae.
“Satu jam. Aku menepati janjiku bukan ?” dia mendaratkan satu ciuman dibibir Leeteuk lalu
berjalan lagi dan duduk disamping Donghae. Leeteuk tersenyum menjawabnya.
“Yakk, tapi kenapa kau duduk disana ?” tanya Leeteuk saat menyadari Heechul lebih memilih duduk
di sebelah Donghae daripada duduk disebelahnya.
“Karna hanya kursi ini yang tersisa.” Jawab Heechul santai.
“Andwae. Kau harus duduk disebelahku. Hae, geser.” Leeteuk menarik Donghae dan menukar
tempat duduk mereka.
“Wahh, hyung … Kenapa kau menjadi sangat pervert ?” goda Donghae.
“Diam kau !!” Leeteuk membentaknya. Tapi bukannya kesal, Donghae malah senang bisa menggoda
hyung kesayangannya itu.
“Sudah, kalian semua diam. Duduk dan makan sekarang.” Perintah Ryeowook sambil menaruh tiga
piring didepan ketiga hyung-nya dan dua gelas susu coklat didepan Heechul dan Donghae.
“Sepertinya Ryeowookie kita sudah mulai berani.” Seru Heechul.
“Aku akan lebih berani lagi jika kalian tidak segera makan.” Ryeowook menaruh kedua tangannya
di pinggang. “Astaga, bagaimana aku bisa tahan sepuluh tahun mengurus kalian ? Dan satu orang
lagi yang benar-benar membuatku mendidih, CHO KYUHYUN BANGUN !!” suara tenor Ryeowook
membahana di seluruh dorm.
Donghae, Leeteuk dan Heechul harus menutup telinga mereka. Suara Ryeowook memang sangat
bagus dan lembut didengar, tapi tidak dalam situasi seperti ini.

“Kyuhyun belum bangun ?” tanya Heechul setelah Ryeowook menghentikan teriakannya.


“Lihat saja, apa dia sudah menampakan batang hidungnya ?” Ryeowook menyahut dengan nada
kesal.
“Biar aku yang membangunkannya.” Heechul sudah akan berdiri dari duduknya, tapi Leeteuk
menahannya.
“Makan dulu.” Perintahnya tegas dan Heechul tidak bisa membantahnya. Dia duduk kembali.

Setelah makanannya habis, Heechul langsung menuju kamar Kyumin. Dan sudah bisa ditebak,
setelah itu akan terdengar teriakan dari Duo Evil of Suju. Leeteuk menggelengkan kepalanya
mendengar teriakan kekasihnya dan Kyuhyun saling bersahut.

Leeteuk dan Heechul sudah menjalin hubungan selama 8 bulan. Tentu manager hyung senang karna
Heechul membatalkan niatnya mengundurkan diri dari Super Junior. Tapi setiap kali pasangan
Angel-Devil itu bertengkar, kerutannya akan semakin bertambah. Apalagi jika sudah Heechul yang
merajuk, sungguh akan menguji kesabarannya.

Dan saat ini mereka sedang di pesawat dalam perjalanan ke Jepang melakukan Super Show yang
akan diadakan di Tokyo Dome. Heechul sedang tertidur di bahu Leeteuk, sedangkan pria itu sendiri
sedang menggenggam tangan kanan Heechul dan tangan satunya lagi mengusap pelan pipi Heechul.
Pria itu tertidur dengan wajah damai, sangat tenang, walau saat ini wajahnya terlihat pucat. Jadwal
Super Junior yang mengharuskan mereka menjalani konser di berbagai negara dan jadwal pribadi
Heechul yang juga sangat padat membuatnya kelelahan. Sebenarnya Leeteuk sudah melarangnya
untuk ikut, tapi Heechul tetap memaksanya. Dia beralasan kalau dia tidak mau mengecewakan para
penggemar. Leeteuk yang sudah hafal sifat Heechul jika keinginannya tidak dituruti akhirnya
menyetujui dengan syarat, Heechul harus selalu dalam pengawasannya.

“Chullie … Bangun, kita sudah sampai.” Leeteuk menepuk pelan pipi Heechul. Saat ini mereka sudah
mendarat di Bandara Haneda, Jepang.
“Enghh …” Heechul mengeliat. “Kita sudah sampai ?” tanyanya dengan suara serak. Leeteuk hanya
mengangguk menjawabnya.
“Sesampainya di hotel kau harus istirahat.” Perintah Leeteuk.
“Ehmm, araseo.”

Mereka berjalan ke mobil van yang sudah menunggu di depan bandara. Setelah semua member
masuk, van langsung melaju ke hotel. Sesampainya disana, mereka masuk ke kamar masing-masing.
Leeteuk langsung meminta Heechul untuk beristirahat sebelum pertunjukkan nanti malam.

“Yeogi …” Heechul menepuk ruang kosong disebelahnya. Leeteuk menggelengkan kepalanya dan
tersenyum melihat sikap manja Heechul. Ia berjalan menghampiri Heechul dan berbaring
disebelahnya.
“Chaa … sekarang tidurlah.” Ucap Leeteuk. Ia menghadap Heechul. Pria itu meletakkan kepalanya di
dada sang leader dan melingkarkan tangannya ke pinggang Leeteuk. Dan Leeteuk meletakkan
tangannya di pinggang Heechul.

“Jungsoo ?” panggil Heechul ditengah keheningan mereka.


“Hmm …”
“Kau mencintaiku ?”
“Sangat.” Jawab Leeteuk.
“Benarkah ? Apa buktinya ?” tuntut Heechul.
“Kau mau bukti ?” Heechul mengangguk dipelukannya.

Leeteuk menundukan kepalanya. Memegang dagu Heechul dengan ibu jarinya dan
menghadapkannya agar searah dengan wajahnya.

Cupp ~~

Leeteuk mencium lembut bibir Heechul, memberikan sedikit lumatan. Dia menjilat bibir bawah
Heechul, meminta ijin untuk memasukinya, dan Heechul membuka mulutnya. Leeteuk langsung
saja melesakkan lidahnya.
“Ehmm … jung...engh…soo … hhmm …” Heechul sedikit mendesah mendapatkan perlakuan dari
Leeteuk. Pria itu semakin diluar kendali. Heechul merasa nafasnya semakin tercekat.
Leeteuk melepaskan ciumannya saat dirasa Heechul kehabisan nafas. “Kau masih bertanya
sekarang ? Atau kau masih mau lagi ?”

Wajah Heechul memerah seketika. “Teuki …” ia memukul dada Leeteuk dan menenggelamkan
kepalanya ke dada Leeteuk. Leeteuk hanya tertawa.
“Kajja, kau harus tidur agar nanti bisa tampil maksimal.” Leeteuk mengeratkan pelukannya.
Heechul memejamkan matanya dan mencoba tidur. Meikmati rasa hangat dan nyaman saat Leeteuk
memeluknya.

Konser Super Junior selalu tidak pernah mengecewakan, setelah selesai menyanyikan lagu ketiga,
mereka melakukan sesi perkenalan. Dimulai dari Heechul yang berada di ujung panggung dan
diakhiri Leeteuk yang ada diujung satunya.
Saat mereka sedang asyik mengobrol tiba-tiba Leeteuk merasakan sebuah tangan memeluknya dari
belakang.

“Eoh ? Heenim ?” ia kaget melihat Heechul yang sudah ada dibelakangnya dan memeluknya.
“Apa yang kau lakukan ?” lanjut Leeteuk.
“Memelukmu.” Jawab Heechul santai.
“Aku tahu. Tapi kita tidak bisa melakukannya disini Heenim.” Kata Leeteuk. Ia mencoba melepaskan
tangan Heechul dari perutnya.
“Waeyo ?” ohh, astaga … kenapa suara Heechul bisa begitu seksi ? Tapi tidak, Leeteuk tidak boleh
tergoda.
“Heechul, ini diatas panggung.”
“Lalu ??”
“Kita tidak bisa melakukannya di sini. Semua orang akan tahu.” Jawab Leeteuk.
Heechul melepaskan pelukannya. “Kenapa ? Kau tidak mau aku peluk ?” Heechul sudah
memberengut.
“Heechul, bukan begitu. Ak-“
“Baiklah, jika kau tidak mau aku peluk. Aku akan memeluk yang lain.” Heechul memotong ucapan
Leeteuk.
“Coba saja jika kau berani.” Tantang Leeteuk.
“Kita akan lihat apa yang terjadi nanti.” Dengan kesal, Heechul menghentakkan kakinya dan
melangkah pergi meninggalkan Leeteuk. Pria itu menghela nafasnya. Heechul memang selalu
marah jika Leeteuk tidak mengijinkan memeluknya didepan semua orang.
Pada awalnya semua berjalan dengan lancar, sampai sesi obrolan kedua. Leeteuk melihat Heechul
bergelayut manja dileher Siwon. Darah panas langsung menjalar ke seluruh tubuh Leeteuk. Tidak
berhenti disitu, setelah dari Siwon, Heechul berpindah ke Ryeowook dan Sungmin. Kedua
dongsaeng-nya itu bergelayut manja pada kedua lengan Heechul dan sesekali Heechul mencium
pipi keduanya. Tangan Leeteuk mengepal dikedua sisi tubuhnya. Apa yang dia lakukkan ??

Sepertinya Heechul memang berniat membuat Leeteuk cemburu. Kini ia beralih lagi ke Siwon dan
bercanda dengan pria tegap itu. Kim Heechul, kau harus menjelaskan padaku nanti …

Mereka memulai lagi lagu selanjutnya dari Super Junior T, subgroup Super Junior. Ditengah-tengah
lagu, Leeteuk dibuat geram lagi oleh tingkah Heechul. Pria itu sedang menari bersama Sungmin.
Tidak hanya menari Heechul merapatkan tubuhnya dengan tubuh dongsaeng imutnya itu.
Langsung saja rasa cemburu Leeteuk sudah akan meledak. Saat memberikan tantangan pada
Heechul tadi, Leeteuk lupa jika kekasihnya itu adalah seorang Kim Hechul yang bisa melakukan hal
nekat apapun itu. Dan saat ini, Heechul benar-benar melakukan tantangan darinya.

Tiga jam sudah mereka bernyanyi dan memuaskan para penggemar. Dan saat ini mereka sedang
berada di dalam mobil van untuk kembali ke hotel. Heechul duduk disamping Kyuhyun. Pria itu
menyenderkan kepalanya ke sandaran kursi. Nafasnya terdengar berat, keringat menucur deras
dari pelipisnya. Sejak awal acara tadi ia memang merasa tubuhnya sudah tidak stabil.

“Hyung, gwenchana ?” tanya Kyuhyun saat melihat keadaan Heechul yang menghawatirkan.
“Hmm, gwenchana.” Jawab Heechul lemah. Saat ini dia merasa tubuhnya benar-benar lemas, tapi
dia tidak mau membuat dongsaeng-nya khawatir.
“Wajahmu sangat pucat, hyung.” Ucap sungmin yang duduk di sisi lain Kyuhyun. Kangin yang
berada dikursi belakang menjulurkan kepalanya dan melihat keadaan Heechul.
“Hyung, kau benar-benar pucat.” Ia meletakkan punggung tangannya pada dahi Heechul. “Dan
badanmu panas, hyung.”
“Bisakah kalian diam !! Kepalaku semakin pusing mendengarkan ocehan kalian.” Bentak Heechul.

Kyuhyun yang tidak tega melihat keadaan Heechul menangkup wajah Heechul dan menaruh kepala
pria itu di bahunya saat dirasa Leeteuk diam saja melihat keadaan kekasihnya. “Jika seperti itu kau
akan semakin pusing.”

Sepertinya mereka sedang bertengkar … ucapnya dalam hati.

Kyuhyun menoleh ke sampingnya. Sungmin yang mengerti maksud Kyuhyun menganggukkan


kepalanya. Begitulah mereka, sepuluh tahun bersama membuat mereka bisa memahami satu sama
lain tanpa mengatakan apapun.

Sesampainya di hotel, Leeteuk langsung berjalan cepat ke kamarnya meninggalkan Heechul.


“Hyung, sebaiknya kau tidur bersama kami. Aku tidak yakin jika Leeteuk hyung akan
memperhatikanmu dan merawatmu dengan baik.” Kata Kyuhyun. Heechul hanya tersenyum.
“Tidak apa. Jangan khawatirkan aku, aku akan mengurus orang tua itu.” Katanya pelan.
“Aku akan membantumu ke kamar, hyung.” Kata Kangin.
“Yakk … aku bukan orang tua yang harus dibantu.”
“Diam dan ikuti saja orang tua.” Kangin semakin menggoda hyung-nya itu.
Mereka sudah sampai di depan pintu kamar Heechul.
“Hyung, kau yakin tidak mau tidur dengan kami ?” tanya Kyuhyun sekali lagi.
“Tidak Kyu. Sudah, kalian kembalilah ke kamar dan istirahat. Kalian pasti juga lelah.”
“Jika ada apa-apa hubungi kami, hyung.” Kata Sungmin. Heechul hanya mengangguk.
“Awas saja jika orang tua itu membuatmu semakin sakit.” Kata Kangin kesal.
“Sudah, sudah pergi sana.” Usir Heechul

Kyuhyun, Sungmin dan Kangin segera pergi setelah diusir Heechul. Heechul menghela nafas
sebentar sebelum masuk ke kamar, dia tahu kalau saaat ini Leeteuk sedang marah padanya, karna
sejak tadi pria itu mendiaminya.
Heechul masuk dan melihat Leeteuk duduk di pinggir tempat tidur. Heechul meletakkan tasnya
dilantai dan berjalan ke lemari mengambil baju ganti. Jika memang Leeteuk ingin diam, baik,
Heechul akan menurutinya. Ia berjalan ke kamar mandi, mengganti bajunya.

“Kau sudah puas sekarang ?” suara Leeteuk memecahkan keheningan saat Heechul keluar dari
kamar mandi.
“Apa maksudmu ?” tanya Heechul balik.
“Kenapa kau tidak tidur sekalian saja dengan Siwon atau Sungmin ?”

Deg …

Heechul merasakan sakit saat mendengar pernyataan Leeteuk.


“Tidur saja dengan mereka. Aku tidak akan melarangmu.”
Sungguh, hati Heechul benar-benar sakit mendengarnya. Dia mematung didepan kamar mandi.

“Apa yang kau bicarakan, Teuk ?” suara Heechul bergetar. Leeteuk hanya tersenyum getir.
“Kau pikir apa haa ? Aku sedang membicarakanmu yang dengan sesuka hati bergelayut di lengan
Siwon dan kau yang bergesekan dengan Sungmin dipanggung.”

“Itu karna kau tidak mau aku peluk.” Ucap Heechul berterus terang.
“Tapi tidak seperti itu Heechul-ah.”
“Lalu apa ? Apa yang harus aku lakukan saat kau tidak mau aku peluk, padahal aku sangat ingin
memelukmu ?” Heechul mulai meninggikan suaranya.
“Kau bisa memelukku sesukamu, tapi kenapa aku tidak bisa memelukmu sesukaku ? Kau bisa
memeluk member lain dengan bebas, tapi kenapa aku tidak bisa ?” lanjutnya. Heechul sudah tidak
tahan lagi, dia merasa Leeteuk bersikap egois padanya.
“Aku seorang leader Heechul dan aku harus bisa memeluk dongsaengku disaat mereka ada masalah.
Dan kau … kau adalah milikku. Aku tidak mau orang lain memelukmu selain aku.” Jawab Leeteuk.
Dia masih belum menoleh pada Heechul yang berdiri dibelakangnya.
“Kenapa Teuk ?” Heechul berteriak lebih keras mendengar jawaban Leeteuk. “Kenapa hanya aku
yang milikmu ? Kenapa kau tidak bisa jadi milikku ? Aku juga membutuhkanmu.” Heechul semakin
berteriak. Nafasnya semakin memburu. Dia merasakan panas diseluruh tubuhnya. Kepalanya terasa
berat, dia merasa semua benda diruangan itu berputar.

“Bukan seperti itu Heechul, ak-“

BRUUKK …
Leeteuk menghentikan ucapannya saat mendengar suara jatuh dibelakangnya, ia menoleh ke
belakang dan matanya membulat saat melihat Heechul jatuh pingsan di depan kamar mandi.
“HEECHULLL …”

Leeteuk langsung berlari menghampiri Heechul. Dia mengangkat kepala Heechul, menaruhnya di
pangkuannya.
“Heechul … Heechul bangun …” Leeteuk menepuk pelan pipi Heechul. Tubuh pria itu sangat panas,
keringat dingin semakin mengalir deras dari pelipisnya, wajahnya semakin pucat. Leeteuk
mengendong tubuh Heechul dan berjalan ke tempat tidur, menaruh tubuh mungil itu perlahan.
“Heenim, kumohon bangunlah …” Leeteuk menepuk pipi Heechul lagi, sesekali ia membelai wajah
Heechul dan mencium dahinya. “Heenim, kumohon …” suaranya bergetar. Sebentar lagi dia akan
menangis.

“Maafkan aku … tidak seharusnya aku marah padamu, padahal kau sedang sakit. Aku tahu kau tidak
bermaksud melakukannya. Aku tahu, aku yang memulainya lebih dulu. Maafkan aku sayang.”
Leeteuk tidak berhenti mengecup kening Heechul dan saat ini dia sudah menangis.

“Jungsoo~~”

Leeteuk menundukan kepalanya. Ia melihat Heechul membuka matanya perlahan. Wajah pria itu
semakin pucat. “Sayang …”
“Jungsoo … aku juga membutuhkanmu, aku merasa dingin tadi karna itulah aku ingin memelukmu
… aku juga mau semua orang tahu jika kau milikku … dan kau harus tahu bahwa aku hanya
mencintaimu …” ucap Heechul pelan. Ia mendongak menatap mata Leeteuk. Mata coklat itu terlihat
sangat tidak berdaya, tidak seperti mata coklat yang membara seperti biasanya. Heechul
menghapus air mata Leeteuk.
Leeteuk mencium lembut bibir Heechul yang terasa panas. “Aku selalu menjadi milikmu sayang.
Sampai kapanpun aku akan jadi milikmu. Aku juga mencintaimu.” Ia memeluk tubuh Heechul.
Mendekapnya erat. “Miahne, Chullie … miahnee …”

Heechul mengangguk dan tersenyum dalam pelukan Leeteuk. Ia memejamkan matanya, menikmati
hangatnya pelukan Leeteuk.
“Jungsoo …”
“Ehmm …”
“Boleh aku meminta sesuatu padamu ?” tanya Heechul tanpa membuka matanya.
“Apa chagi ? Katakan apapun yang kau mau.”
“Jangan buka bajumu saat bernyanyi di panggung. Aku tidak suka orang lain melihat tubuhmu,
hanya aku yang boleh melihatnya.”

Heechul mendengar Leeteuk tertawa diatas kepalanya.


“Aigooo … kenapa nae sarang jadi pervert sekarang ?”
“Aku serius Jungsoo.” Heechul merengek mendongakkan kepalanya menatap Leeteuk. Mendapat
tatapan lembut dari Heechul membuat Leeteuk menghentikan tawanya.
“Araseo … aku tidak akan membuka bajuku diatas panggung tanpa seijinmu.” kembali, Leeteuk
mencium bibir tebal Heechul dan memeluknya lebih erat.

“Jungsoo … kepalaku pusing.” Rengek Heechul manja.


“Tidurlah sayang.” Leeteuk meletakkan kepala Heechul didadanya. Merasakan suhu tubuh Heechul
yang panas.
“Jangan pergi …”
“Tidak, aku tidak akan pergi. Aku akan menjagamu.” Kecupan lembut kembali mendarat di kening
Heechul. Mendapat kecupan, pria itu semakin mengeratkan pelukan Leeteuk. Ia melingkarkan
tangannya dipinggang sang leader.

Leeteuk merasakan hawa panas ditubuhnya. Padahal ia tadi menyalakan AC, tapi kenapa masih
panas ? Leeteuk membuka matanya dan betapa terkejutnya dia saat rasa panas yang ia rasakan tadi
berasal dari tubuh disampingnya.
“Heechul ?” Leeteuk mengelus pipi Heechul.
“Heechul bangun.” Heechul membuka matanya perlahan.
“Teuk ..” Leeteuk merasa hembusan panas dari mulut Heechul.
“Heenim, badanmu semakin panas.” Kata Leeteuk khawatir. Heechul hanya mengerjapkan matanya.
“Aku akan pergi memanggil manager hyung dulu.”

Saat Leeteuk akan berdiri dari tidurnya, Heechul menahan pergelangan tangannya. “Jangan pergi,
aku membutuhkanmu.”
“Hanya sebentar, chagiya.”
“Andwae, jangan pergi.” Heechul tetap tidak melepaskan tangannya. Leeteuk menghela nafasnya.
“Baiklah, aku tidak pergi. Aku akan menelpon manager hyung saja.”

Leeteuk sudah sibuk dengan ponselnya. Menghubungi manager hyung. Setelah itu ia beralih lagi
pada Heechul, mencium keningnya.
“Aku akan memelukmu agar panasnya menyerap padaku.”
“Tapi nanti kau yang sakit.”
“Tidak apa, lebih baik aku yang sakit daripada aku harus melihatmu sakit.”
“Pabbo, jika kau sakit, aku juga yang repot.” Heechul tersenyum ditengah ucapan.

Tak lama manager hyung datang membawa seorang dokter, diikuti member lainnya.
“Kenapa semua bisa disini ?” tanya Leeteuk yang heran melihat semua dongsaeng-nya berkumpul.
Saat ini dia sedang duduk menyender, Heechul memegang erat tangannya.
“Tadi dilobby aku bertemu Yesung dan Shindong, tapi entah kenapa saat aku keluar dari lift,
semuanya sudah berkumpul di depan kamarmu.” Jelas manager hyung.
“Aku yang memberitahu mereka.” Jawab Yesung.
“Bagaimana keadaan Chul hyung ?” tanya Eunhyuk.

Dokter yang sedang memeriksa Heechul tersenyum menenangkan. “Tidak ada yang perlu di
khawatirkan, dia hanya kelelahan dan butuh istirahat. Aku akan memberinya obat penurun panas
dan biarkan dia istirahat.”

Leeteuk mencium tangan Heechul yang berada di genggamannya.


“Aku akan bicara pada dokter.” Kata manager hyung. Leeteuk menganggukkan kepalanya.

Setelah manager hyung dan dokter keluar, langsung saja semua member mengelilingi Heechul.
Kyuhyun duduk disebelah kiri Heechul, Sungmin duduk disampingnya. Ryeowook dan Donghae
duduk disamping Leeteuk. Sedangkan yang lainnya berdiri mengelilingi.

“Yakk … kenapa kalian semua kesini ? Bukankah aku menyuruh kalian istirahat ?” walaupun sakit,
pria itu masih saja mengomel.
“Aisshh, tentu saja kami menghawatirkanmu. Sudah jangan mengoceh terus, tidurlah.” Kali ini
Kyuhyun yang mengomeli hyung-nya. Heechul hanya menanggapinya dengan senyum. Saat ini dia
masih belum bisa membalas perkataan dongsaeng evilnya itu. Lihat saja nanti jika dia sudah
sembuh.
“Hyung, gwenchana ?” tanya Donghae. Ia memegang pergelangan tangan Heechul, karna telapak
tangan pria itu sedang mengenggam tangan Leeteuk dan benar-benar tidak mau melepaskannya.
Heechul mengangguk menjawab pertanyaan Donghae.

“Hyung, mandi dan ganti bajumu dulu. Biar kami yang menjaga Heechul hyung.” Kata Yesung saat
menyadari Leeteuk masih mengenakan baju yang ia pakai setelah konser. Leeteuk mengangguk, ia
melepaskan genggaman tangannya. Tapi Heechul semakin erat menggenggamnya.

“Jungsoo~~” rengek Heechul manja. Leeteuk tersenyum melihat sikap manja Heechul.
“Tidak lama. Aku hanya menganti baju.”
“Yeokso ?”
“Ehmm, yeokso.” Ucapnya, lalu kembali mencium kening Heechul. Haaa, sepertinya Heechul harus
lebih dari puas karna Leeteuk terus menciumnya dari tadi.

Heechul melepaskan genggamannya. Leeteuk bergegas ke kamar mandi untuk mengganti bajunya.
“Dasar manja.” Seru Kyuhyun.
“Diam kau anak setan.”
“Kau ibu setan.” Balas Kyuhyun.
“Astaga duo evil bisakah kalian diam.” Sela Kangin sebelum kedua evil itu mengeluarkan taringnya.
“Heol … salah satu diantara kalian sakit bukannya menjadi baik malah tetap sama saja.”
“Bisakah kalian diam ? Heechul hyung tidak bisa tidur jika kalian berisik.” Ryeowook menunjukkan
suara tenornya. Ia beralih duduk disamping Heechul.
“Dongsaeng-ku yang manis.” Heechul mengacak rambut Ryeowook.

Setelah itu semua diam sampai Leeteuk keluar dari kamar mandi. Dia melihat Heechul yang sudah
terlelap.
“Tadi manager hyung bilang akan menunda kepulangan kita sampai Heechul hyung sembuh.” Kata
Yesung.
“Dia juga bilang akan pergi sebentar membeli obat.” Lanjutnya. Leeteuk mengangguk.
“Dia tidur ?” tanyanya sambil berbisik, takut membuat Heechul bangun. Ryeowook mengangguk, ia
mengelus punggung tangan Heechul.
“Kalian kembalilah ke kamar, aku akan menjaganya.” perintah Leeteuk.
“Tapi hyung …” Kyuhyun sudah akan membantahnya, tapi urung dilakukan saat melihat tatapan
tajam Leeteuk.
“Kubilang kembali. Kalian bisa melihatnya lagi besok pagi.” Perintah Leeteuk lagi.
“Baiklah hyung. Kami akan kembali, tapi jika terjadi sesuatu langsung hubungi aku.” Kata Yesung.
Leeteuk mengangguk.
“Aku juga.” Kata Kyuhyun.
“Baiklah, baiklah. Jika terjadi sesuatu aku akan bilang di grup. Sekarang kembali ke kamar dan
tidur.” Leeteuk meletakkan kedua tangannya dipinggang. Pose yang dia ambil saat mengatakan jika
perintahnya tidak boleh dibantah.
“Ne.” semua menjawabnya serempak, membuat kamar Leeteuk menjadi seperti di panggung.

Setelah semua member keluar, Leeteuk berbaring disamping Heechul, memeluknya.


“Nae sarang, cepatlah sembuh.”
*

Manager hyung menatap tajam dua pria yang duduk didepannya. Kedua tangannya mendekap di
depan dada. Sesekali pria itu menghembuskan nafasnya. Semua tidak ada yang berani membuka
suaranya, terutama kedua tersangka yang sedang duduk disofa.
Satu pria dengan rambut pirangnya memasang wajah tegang dan sesekali tangannya mengelus
punggung tangan yang lain. Satu pria lagi, berambut pink duduk disebelah pria pirang tadi.
Tubuhnya bersembunyi dibalik pria pirang. Wajahnya sangat ketakutan, beda sekali dengan
julukan “Duo Evil” yang dia sandang bersama Kyuhyun.

“Teuk … Aku takut …” bisiknya.


“Tenang saja, Chullie. Ada aku disini.”

Ya, dua orang itu adalah Leeteuk dan Heechul. Sejak masuk ke ruang tengah, Heechul selalu
bersembunyi dibalik tubuh Leeteuk dan tangannya mengenggam erat tangan kekasihnya. Saat ini
dia sungguh berbeda dari seorang Kim Heechul yang dikenal banyak orang. Dia benar-benar
ketakutan melihat manager hyung berwajah garang didepannya.

“Sudah kubilang pada kalian semua, jika kalian ingin melakukannya gunakan kondom.” Bentak
manager hyung.
“Aku bahkan menyediakannya di dorm.” Lanjutnya dengan suara yang masih meninggi. Membuat
Heechul semakin ketakutan dibelakang Leeteuk. Matanya sudah berlinang dan air mata sudah akan
jatuh ke pipinya yang mulus.
“Miahne, hyung.” Hanya suara Leeteuk yang menjawab perkataan manager hyung karna saat ini
tidak memungkinkan Heechul untuk menjawabnya. Pria itu benar-benar ketakutan. Leeteuk
merasakan tubuh Heechul menggigil dibelakangnya. Ia mengelus lembut punggung tangan Heechul.
Manager hyung duduk berhadapan dengan pasangan Angel-Devil itu. “Aku benar-benar akan gila,
Teuk.” Pria itu mengusap wajahnya kasar.

“Kalian semua, bawa Heechul ke atas. Aku akan bicara berdua dengan Leeteuk.” perintah manager
hyung.
“Tidak, hyung. Aku tetap disini.” Bantah Heechul. Dia semakin merapatkan tubuhnya pada Leeteuk,
mengeratkan tangannya yang memeluk lengan Leeteuk. Dia tidak mau meninggalkan kekasihnya
sendiri dimarahi manager hyung.
“Chullie, pergilah.” Ucap Leeteuk lembut padanya.
“Tapi, Jungsoo …”
Leeteuk mencium lembut pipi Heechul. “Pergilah, aku baik-baik saja. Percaya padaku.”
Heechul mengerucutkan bibirnya. Dia berdiri sambil menghentakkan kakinya kesal dan berjalan ke
pintu, menutupnya kasar. Leeteuk menghela nafasnya.
“Kyu, bisa temani dia ?” pinta Leeteuk pada Kyuhyun. Entah kenapa beberapa hari ini Heechul
mendengarkan apa kata Kyuhyun.
“Ne, hyung.” Jawab Kyuhyun. Ia langsung menyusul Heechul.
“Kalian juga bisa pergi. Aku akan bicara dengan manager hyung.” Leeteuk menatap satu persatu
dongsaeng-nya. Leeteuk mengerjapkan matanya dan mengangguk lembut. Ia tahu jika semuanya
tidak mau ada yang pergi, tapi Leeteuk meyakinkan mereka dengan tatapannya. Semua langsung
pergi setelah mendapat perintah dari sang leader.

“Jadi, bisa jelaskan apa yang terjadi ?” tanya manager hyung begitu hanya dia dan Leeteuk yang
berada diruang tengah.
“Aku minta maaf hyung. Kami benar-benar minta maaf, kami tahu, tidak seharusnya kami
melakukannya.” Jawab Leeteuk.
“Aku tidak melarangmu melakukannya, tapi kau juga harus memikirkan apa yang akan terjadi
kedepannya, Teuk. Sekarang aku harus memeriksa kembali jadwal Heechul dan harus
membatalkan beberapa jadwalnya beberapa bulan kedepan. Perutnya akan semakin membesar
nanti.” Kata manager hyung.

Leeteuk tidak tahu harus bicara apa. Ini memang salahnya, tidak seharusnya dia dan Heechul
melakukannya. Dan saat ini semua sudah terjadi, Heechul hamil. Usianya sudah tiga minggu. Dia
dan Heechul juga kaget saat pertama kali mengetahuinya, tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan
lagi.

Sekali lagi manager hyung menghela nafas. Ia berdiri dari duduknya. “Jaga dia baik-baik Teuk, aku
melihatnya sangat ketakutan tadi. Masalah lainnya biar aku yang mengurus.”
“Ne, hyung. Gomawo.”
Setelah itu manager hyung keluar dari dorm. Leeteuk menghembuskan nafasnya.

Sementara dikamar Teukchul. Heechul menangis terisak, ia duduk ditepi tempat tidur. Kyuhyun
masuk dan duduk disampingnya.
“Hyung, uljima.”
Heechul langsung memeluk Kyuhyun. Ia menangis dipelukan dongsaeng-nya tersayang itu.
“Miahne … miahne Kyu …”
“Hey … kenapa kau minta maaf hyung ? kau tidak salah.” Ucap Kyuhyun lembut. Untuk sekali ini ia
tidak mau bersikap seenaknya. Hyung-nya itu butuh dukungan darinya.
“Hyung sudah membuatmu kecewa. Maafkan hyung, Kyunnie.” Kyuhyun menarik diri dan melihat
Heechul. Menghela nafasnya berat saat melihat mata sayu Heechul. Tidak, ini bukan Kim Heechul
yang dia kenal. Ini bukan hyung evilnya. Ini bukan hyung yang selalu memarahinya. Kyuhyun
memang tidak suka dimarahi, tapi untuk sekali ini saja, dia merindukan Heechul yang
memarahinya, dia merindukan ocehan pria itu.

Kyuhyun mengusap air mata Heechul. “Kau tidak mengecewakan hyung. Kami malah senang, atau
setidaknya aku senang, karna akan mempunyai keponakan. Lalu, jika aku senang, bagaimana itu
bisa mengecewakan ?”
“Tapi … tapi …”
“Tidak ada tapi, hyung. Apa yang terjadi, biarlah terjadi. Kita tidak bisa merubahnya.” Kyuhyun
kembali memeluk Heechul. Mengelus punggung hyung cantiknya.

“Kyu …” panggil Heechul memecahkan keheningan mereka.


“Hmm …”
“Kurasa, lebih baik … lebih baik aku gugurkan saja bayi ini.”
Ucapan Heechul sontak membuat Kyuhyun melepaskan pelukannya. “Yaakk … apa yang kau
katakan, hyung ? Kau sudah gila, haaa ??” bentak Kyuhyun.
“Lebih baik digugurkan saja bukan, itu akan membuat semua kembali normal.” Jawab Heechul
dengan suara bergetar menahan tangis.

“Apa yang kau katakan Kim Heechul ?” sebuah suara muncul dari pintu kamar Teukchul.
“J-jungsoo ??”
“Kau sudah gila, haaa ?” Leeteuk menghampiri Heechul dan Kyuhyun. “Kau ingin membunuh
anakmu sendiri ?” Leeteuk masih meninggikan suaranya.
“Tapi ini tidak benar Teuk. Ini salah.” Kata Heechul.
“Apa yang salah Heechul ? Katakan padaku dimana letak salahnya ? Kita saling mencintai dan kita
melakukannya tanpa ada paksaan. Sekarang beritahu aku dimana salahnya ? hanya karna kau
mengandung anak kita dan kau bilang itu salah ?” dia berdiri didepan Heechul. Dia menatap
Heechul tajam.
“A-aku … Aku …” Heechul meremas ujung bajunya. Kali ini Kyuhyun hanya diam, membiarkan
Leeteuk memarahi Heechul. Biasanya dia akan langsung marah jika Leeteuk memarahi Heechul,
tapi sekarang dia sendiri marah pada Heechul. Pria ini sudah gila apa ? Dia ingin membunuh
anaknya sendiri ? Benar-benar tidak waras.

“Jika kau masih mau melakukannya, silahkan. Tapi jangan harap kau akan melihatku lagi dan besok
kau akan datang ke pemakamanku.”
Mendengar itu, Heechul langsung berdiri dan memeluk Leeteuk erat. “Tidak Jungsoo. Jangan
katakan itu, jangan pernah mengatakan hal itu lagi. Aku tidak akan sanggup jika tidak ada dirimu.”
Ucapnya sambil menangis. Leeteuk menghela nafas dan membalas pelukan Heechul.
“Chullie … aku tahu ini berat bagimu. Tapi kau tidak sendiri sayang, ada aku disini bersamamu.
Apapun yang terjadi aku akan tetap bersamamu. Manager hyung akan mengurus semuanya. Kau
tidak usah khawatir, ne ?” Ucap Leeteuk lembut. Ia mencium rambut pink Heechul dan menghapus
air mata Heechul.
“Aku juga ada disini, hyung. Jangan pernah katakan itu lagi jika kau masih ingin melihatku dan
masih ingin ku anggap hyung-ku.” Seru Kyuhyun yang juga berdiri dari duduknya.
“Kami juga, hyung.” dan serentak semua member Super Junior muncul. Mereka masuk ke kamar dan
langsung berpelukan bersama.

“Yess, akhirnya aku akan punya keponakan. Aku akan mengajarinya semua hal.” Seru Eunhyuk saat
melepaskan pelukan mereka. Matanya berbinar-binar senang.

Pletak …

“Aaww …”
“Jangan racuni anakku dengan pikiran kotormu.” Seru Heechul sambil menjitak kepala Eunhyuk.
“Aku akan mengajarinya game nanti.” Kata Kyuhyun menimpali.

Pletak … satu jitakan mampir, kali ini Kyuhyun menjadi korbannya.

“Aku tidak akan membiarkan anakku menjadi maniak game sepertimu.” Heechul meletakkan
tangannya dipinggang.
“Aku akan mencari resep baru agar nanti baby bisa makan dengan lahap dan menjadi gemuk.”
Sahut Ryeowook senang. Dia sudah membayangkan akan memasak menu baru.
“Ohhh astaga … Jungsoo, lihatlah mereka. Mereka semua akan meracuni anakku dengan hal yang
aneh-aneh.” Rengek Heechul pada Leeteuk. Pria itu mengacak rambut Heechul dan tersenyum.
“Itu artinya mereka sayang pada baby, chagi.”
“Ahh, kau sama saja. Malam ini jangan tidur dikamar, tidur saja disofa.” Heechul melepaskan
pelukan Leeteuk dan duduk bersila ditempat tidur, menyilangkan kedua tangannya didadanya.
“Yakk, yakk … kenapa begitu, Heechul ?” Leeteuk mengikuti Heechul, duduk disampingnya.
“Karna kau membela mereka semua.” Kata Heechul kesal. Dia membelakangi Leeteuk, tidak mau
melihat kekasihnya itu.
“Aku tidak ikut campur.” Kata Kangin sambil berjalan pergi meninggalkan kamar. Dan langsung saja
semuanya menyusul, meninggalkan Leeteuk yang masih berusaha membujuk Heechul.
“Yakkk … kalian semua kembali. Bukankah ini karna kalian.” Teriak Leeteuk. Ia beralih lagi pada
kekasihnya.
“Heechul … chagiya, jangan begitu. Masa kau tega membiarkan aku tidur diluar.”
“Biar saja.” Jawab Heechul ketus.
“Chullie, bagaimana jika nanti baby ingin tidur bersama appa-nya ? masa kau tega ?”
“Dia masih punya aku.” Jawab Heechul lagi, masih dengan suara yang ketus. Leeteuk
menghembuskan nafasnya. Ia memeluk Heechul dari belakang.
“Chagi …” ia mulai mencium leher jenjang Heechul.
“Jungg .. soo, ap-apa yang kau enghh lakukan aahh ?” Heechul mengeliat mendapat perlakuaan
seperti itu. “Henti aahhh kann hhmm, Jungs nnghh soo …” Heechul berusaha sekuat tenaga
menahan desahannya.
“Aku tidak akan berhenti sebelum kau menarik kata-katamu.” Leeteuk terus mencium leher
Heechul dan memberikan beberapa tanda disana. Tanpa aba-aba lagi dia langsung membalikkan
tubuh Heechul dan menindihnya. Dan sudah dipastikan, mereka melakukannya lagi.

“Astagaaa … sebaiknya aku turun saja ke bawah, daripada harus mendengarkan suara mereka
berdua. Aku kasihan pada telingaku yang tidak berdosa.” Seru Kangin dan berjalan keluar.
“Kangin hyung, tunggu … aku ikut …” Teriak Donghae. Ia mengikuti Kangin.
“Dasar dua ahjjusi mesum.” Shindong ikut keluar dari dorm dan turun ke lantai bawah.

Kandungan Heechul sudah menginjak usia dua bulan. Selama dua bulan juga semua member dibuat
sibuk olehnya. Apalagi kalau bukan karna Heechul mengidam yang macam-macam. Salah satunya,
ditengah malam dia meminta Ryeowook untuk memasakkannya ramen dengan ttaebokkie dan si
eternal maknae akhirnya menuruti walau matanya berat sekali untuk membuka dan Leeteuk harus
berburu ttaebokkie ditengah malam. Atau dia akan meminta Donghae untuk membelikannya
boneka Elsa saat pria itu sedang ada acara di Peru, Donghae sampai harus berputar-putar
mencarinya di seluruh toko boneka, jika dia tidak membawa pulang boneka Elsa, Heechul
mengancamnya tidak boleh pulang. Ada lagi Kyuhyun yang di buat geram, Heechul memintanya
untuk memberikan beberapa kaset game-nya pada Heechul. Tentu saja Kyuhyun menolaknya, tidak
akan dia biarkan siapapun merebut kaset game miliknya. Dan karna Kyuhyun yang tidak mau,
Heechul mengancam tidak akan makan, membuat Leeteuk bingung dibuatnya. Pasalnya, kekasihnya
itu benar-benar tidak akan makan apapun (bahkan minum) sebelum Kyuhyun menurutinya.
Alhasil, dia yang harus membujuk Kyuhyun agar mau dan dia harus merelakan Kyuhyun merampok
uangnya.

Tidak hanya sampai disitu, Yesung juga kena imbas. Dia yang takut ketinggian harus menuruti
Heechul yang ingin bermain di atap dorm mereka. Bayangkan dorm dengan tinggi 50 lantai, dan
Yesung harus berdiri disana. Belum masuk ke atap saja wajah Yesung sudah pucat, kalau bukan
karna Leeteuk dan Ryeowook yang memaksanya dan jika bukan anak yang dikandung Heechul,
Yesung tidak akan sudi melakukannya.
Dan ada lagi, kali ini Leeteuk yang dibuat geram. Sesekali Heechul meminta untuk tidur bersama
Sungmin atau Siwon. Bagi Leeteuk, Sungmin tidak masalah, tapi Siwon. Leeteuk harus benar-benar
menahan rasa cemburu demi anaknya.
“Astagaaa … aku akan benar-benar gila menghadapi Heebongie hyung.” Seru Yesung. Dia
menyenderkan kepalanya disandaran kursi.
“Naddo.” sahut Eunhyuk.
“Apa yang Heechul hyung minta darimu, Hyuk ?” tanya Shindong.
“Dia meminta berjalan-jalan keluar tanpa mengenakan mantel. Kau bisa bayangkan, hyung. Diluar
sangat dingin dan dia memintaku tidak memakai mantel, dia bahkan memintaku untuk tidak
memakai baju.” Jawab Eunhyuk mengebu-ngebu.
Shindong dan Yesung menahan tawanya. Mereka tahu jika Eunhyuk tidak tahan dingin dan Heechul
benar-benar akan menyiksa Eunhyuk jika benar itu yang dia mau.

“Dimana Wookie ? Aku tidak melihatnya dari tadi.” Tanya Yesung saat tidak melihat kekasih
mungilnya itu.
“Dia sedang diatas. Heechul hyung memintanya memasak Nakji.” Jawab Shindong.
“Mwooo ?” Yesung dan Eunhyuk membulatkan matanya.
“Changkaman … bukannya Heechul hyung tidak suka gurita ?” tanya Eunhyuk. Yesung mengangguk.
“Entahlah, kau tahu sendiri. Sejak dia hamil nafsu makannya berubah, apa yang dulu dia tidak suka
akan dimakannya sekarang.” Shindong memejamkan matanya. “Aku mau naik dulu ke atas.”
“Aku ikut, Shindong-ah.” Yesung segera menyusul Shindong.

Saat ini Heechul kembali melancarkan aksi ngidam-nya. Dan korbannya adalah Leeteuk.
“Jungsoo … ayolah … kumohon …” rengek Heechul.
“Aniya, aniya. Aku tidak akan membelikannya.” Tolak Leeteuk.
“Sekali ini saja.” Heechul terus merengek sampai mereka tiba di ruang tengah. Disana ada Shindong,
Kyuhyun dan Ryeowook.

Leeteuk duduk disofa, Heechul mengikuti duduk disampingnya.


“Jungsoo~~”
“Tidak Heechul.”
“Sekali saja, aku tidak akan minta lagi.” Heechul terus melancarkan aksi merayunya. Ketiga
dongsaeng-nya hanya mengamati dua hyung-nya itu. Kali ini apa lagi yang diminta Heechul ?
“Chullie, beberapa minggu lalu Donghae baru saja membelikanmu. Masa sekarang kau ingin yang
baru lagi ?” Leeteuk tetap menolak permintaan Heechul. Ahhh … ketiganya langsung mengangguk-
angguk begitu tahu apa yang diminta Heechul. Hanya satu yang dibelikan Donghae dalam beberapa
minggu ini. Boneka Elsa.
“Aku ingin yang lebih besar.”
“Kau sudah punya banyak, lihat dikamar kita sudah seperti toko boneka.”
“Aku akan menaruhnya dirumahku nanti. Ya, Jungsoo, belikan ya.” Rengek Heechul lagi, kali ini
sambil memeluk lengan Leeteuk. Matanya mengerjap-ngerjap lucu.
“…”
“Jungsoo, kenapa diam saja ? Ya … kau mau kan membelikannya untukku ? Ya ?”
“…”
“Jungsoo~~”
“…”
“Jungs-“
“DIAM KIM HEECHUL !!” ucapan Heechul terhenti saat Leeteuk membentaknya. Ia hampir saja
melompat dari duduknya. Semua yang ada disana pun kaget, bahkan joystick yang ada ditangan
Kyuhyun sampai terlepas.
Tahu apa yang telah dilakukannya salah. Leeteuk langsung buru-buru meminta maaf. “Hee-heechul
… aku-“
“Lepas !!” Heechul menyentakkan tangan Leeteuk yang akan memegangnya. Matanya sudah
berlinang air mata. Heechul berdiri dan langsung lari meninggalkan dorm lantai 11.
“Heechul, tunggu …” tapi tentu saja Heechul tidak mau. Leeteuk menyenderkan tubuhnya dan
memijat pelipisnya.

“Biar aku yang menemaninya, hyung.” Kata Ryeowook saat melihat hyung tertuanya itu frustasi.
Leeteuk hanya mengangguk.
Shindong dan Kyuhyun menghampirinya.
“Gwenchana ?” tanya Shindong.
“Gwenchana.” Jawab Leeteuk pelan.
Mereka berdua menghela nafas bersama.
“Hyung, kau tahu kan jika saat ini mood Heechul hyung sering berubah-ubah. Kita harus lebih sabar
lagi menghadapinya … Aku tahu, kau pasti lelah karna jadwalmu yang padat, tapi kau juga harus
ingat jika saat ini Heechul hyung sedang hamil dan dia lebih banyak membutuhkan perhatian.” Kata
Shindong bijak.
“Aku tahu Shindong-ah, aku tahu. Tapi dia benar-benar keras kepala.” Jawab Leeteuk.
“Dia sama sepertimu, hyung”

Pletakk …

“Bisa kau diam ?” ucap Shindong setelah menjitak kepala Kyuhyun. Si Evil Maknae mengerucutkan
bibirnya.
“Lebih baik kau temui dia sekarang, kau harus menenangkannya, hyung.” Shindong beralih lagi
pada Leeteuk.
“Menurutku lebih baik Wookie hyung saja dulu yang menenangkannya. Setelah dia tenang baru
Leeteuk hyung bisa menemuinya. Jika saat ini Leeteuk hyung ke sana, bisa kupastikan kau tidak
akan selamat hyung, setidaknya kau tidur lagi disofa atau yang lebih buruk dia akan minta putus.”
Sahut Kyuhyun.
“Isshh, maknae ini … bisakah kau diam sebentar ?”
“Waee ?”
“Aku rasa Kyunnie ada benarnya. Biar Ryeowookie dulu yang bersamanya.” Akhirnya Leeteuk
membuka suaranya. Kyuhyun menjulurkan lidahnya pada Shindong. Jika saja tidak ada Leeteuk,
Sindong pasti sudah memukul maknae kurang ajar itu.

Heechul menangis di pangkuan Ryeowook.


“Sudah, hyung. Jangan menangis.” Ucap Ryeowook lembut sambil mengelus rambut pink Heechul.
“Aku benci dia Wookie-ya … Aku benci Jungsoo hikks. Dia tahu jika hikkss aku tidak hikss suka
dibentak … tapi dia malah hikks membentakku … hikkss hiksss …” Heechul semakin keras
menangis.
“Mungkin Leeteuk hyung sedang lelah, kau tahu sendiri kan beberapa hari ini jadwalnya sangat
padat.” Ryeowook masih berusaha membujuk Heechul agar tidak marah lagi pada Leeteuk. Kasihan
hyung-nya itu jika terus menerus mendapat amukan dari Heechul.
“Tidak peduli apapun itu aku tetap tidak suka … Dasar Park Jungsoo bodoh …” Heechul terus saja
mengomel dalam tangisnya.
“Jika dia tidak mau membelikannya ya sudah. Aku juga masih bisa beli sendiri. Aku bisa membuat
anakku senang.” Lanjutnya.
“Baby juga anak Leeteuk hyung.” Kata Ryeowook.
“Tidak, baby anakku. Baby bukan anak si bodoh itu.”
“Jika bukan karna benih dari Leeteuk hyung, kau juga tidak akan hamil hyung dan baby juga tidak
akan ada.” Jawab Ryeowook.
“Ahh, kau benar.” Heechul menghentikan isakannya.
“Iisshh, kau ini.” Ryeowook menggelengkan kepalanya. Dasar Kim Heechul, selalu mengatakan
semua sebelum berpikir. “Sudah jangan menangis.”
“Tapi aku tetap tidak peduli. Malam ini biarkan saja si bodoh itu tidur diluar.” Kata Heechul ketus.

“Aku memang bodoh.” Suara Leeteuk membuat Heechul bangkit dari pangkuan Ryeowook. Dia
membalikkan badannya memunggungi Leeteuk, tangannya ia dekap didepan dada.
Leeteuk memberikan kode pada Ryeowook untuk meninggalkannya berdua dengan Heechul.
Ryeowook memgangguk, tapi saat ia akan berdiri, Heechul menahannya.
“Jangan pergi. Aku tidak mau berdua bersama si bodoh itu.” Ucapnya dingin.
Ryeowook mencoba kembali memberi pengertian pada Heechul. “Hyung, kalian harus
menyelesaikan ini berdua … Aku akan berada diluar jika kau membutuhkanku.” Ryeowook
menepuk pelan pundak Heechul dan berjalan keluar dari kamar.

Setelah Ryeowook keluar, Leeteuk menghampiri Heechul.


“Chagiya …” ucapnya sambil memeluk Heechul dari belakang.
“Lepaskan !! Aku masih marah padamu.” Jawab Heechul dingin.
“Chagiya, nae sarang … miahne sudah membentakmu. Aku tidak akan melakukannya lagi, aku janji.”
Kata Leeteuk lembut.
“Adakah janjimu yang bisa aku percaya ? Kau selalu saja berjanji.” Heechul masih membalasnya
dengan dingin.
“Aku benar-benar tidak akan membentakmu lagi sayang, aku janji.” Leeteuk mencium pipi Heechul.
“Tsk, kenapa aku selalu luluh padamu Park Jungsoo ?” tanya Heechul kesal.
“Karna kau mencintaiku.” Leeteuk tersenyum dan kembali mencium pipi Heechul.
“Chaa … apa baby masih mau boneka ? kita bisa pergi sekarang.” Lanjutnya masih memeluk
Heechul.
“Tidak usah. Baby sudah tidak mau lagi.” Jawab Heechul, masih ada nada ketus dalam suaranya.
Leeteuk menghela nafas. “Lalu, baby mau apa sekarang ?”
Heechul membalikkan tubuhnya, menghadap Leeteuk. Menatap mata hitam kekasihnya. “Baby mau
tidur.” Jawab Heechul manja.
Leeteuk tersenyum melihat sikap Heechul yang manja jika sudah bersamanya. Pria itu sungguh
menggemaskan jika sudah manja seperti itu. “Baiklah, kajja … kita tidur.” Leeteuk sudah menaikan
kaki Heechul dan dia sendiri sudah berbaring disamping Heechul.
“Kau tidak berangkat kerja ?” tanya Heechul.
“Iisshh, kau ini. Minta tidur denganku tapi sekarang kau mengusirku.” Goda Leeteuk.
“Dasar bodoh !! Kau memang tidak peka Jungsoo.” Ucap Heechul kesal memukul dada Leeteuk.
“Hehehe … Aku bercanda sayang. Aku akan berangkat setelah kau tidur. Chaa, tutup matamu dan
tidur.” Jawab Leeteuk lembut. Ia menaruh tangannya dipinggang Heechul dan pria itu melesakkan
kepalanya ke dada bidang sang leader.
Leeteuk mencium puncak kepala Heechul. “Tidurlah sayangku.”

*
Seperti yang dikatakan sang eternal maknae. Sang leader memang sangat sibuk, jadwalnya sungguh
padat. Seminggu ini saja Heechul tidak melihatnya. Leeteuk berangkat pagi-pagi dan pulang saat
tengah malam, tapi Heechul selalu menunggunya, sejak dia hamil Heechul tidak akan bisa tidur
kalau Leeteuk tidak memeluknya.
Tapi hari ini, saat Leeteuk masuk ke kamar dia melihat Heechul sudah meringkuk dibawah selimut
tebalnya dan dia berada ditempat tidurnya, biasanya mereka akan tidur ditempat tidur Leeteuk.

Leeteuk menaruh tasnya di atas tempat tidurnya, lalu berbaring disamping Heechul.
“Chullie …” Leeteuk meletakkan tangannya dipinggang Heechul.
“Chullie, aku tahu kau tidak benar-benar tidur.” Ucapnya lagi. Tapi Heechul tetap diam.

Leeteuk merubah posisi tubuhnya, menopang kepalanya dengan sikunya dan memandang Heechul
dari belakang. Perlahan mendekatkan wajahnya dan mencium lembut pipi Heechul.
“Chagiya … Ayolah …”

Tiba-tiba Leeteuk merasakan pundak Heechul bergetar.


“Hey, Heenim … ada apa ?” tanya Leeteuk cemas.
“Sayang, bicaralah. Kalau kau tidak bicara, aku tidak mengerti.” Leeteuk membalik paksa tubuh
Heechul dan melihat mata cantik kekasihnya itu berlinang air mata.

“Hey, ada apa ? Kenapa kau menangis ?” tanya Leeteuk sambil mengusap air mata Heechul dengan
ibu jarinya.
Pria itu langsung melesakkan kepalanya ke dada Leeteuk dan memeluknya erat.
“Heenim, ada apa ?” Leeteuk masih bingung dengan sikap Heechul, tapi ia tetap membalas pelukan
Heechul. Pria itu tetap diam, ia malah semakin terisak dalam pelukan Leeteuk.
“Baiklah, aku akan membiarkanmu menangis dulu.” Ucap Leeteuk sambil mencium puncak kepala
Heechul. Berkali-kali dia mengelus rambut pink Heechul dan terus menciumnya.

Saat dirasa isakan Heechul mereda, Leeteuk menarik dirinya dan mensejajarkan wajahnya dengan
Heechul.
“Sudah tenang ?” tanya Leeteuk lembut. Heechul mengangguk.
“Sekarang bisa jelaskan padaku, kenapa tiba-tiba kau menangis ?” lanjutnya.

“Hikss … aku merindukanmu …” jawab Heechul dengan polosnya. Wajah Heechul yang terlihat lucu
dimata Leeteuk membuat sang leader tersenyum.
“Kenapa Chullie, bukankah kita selalu bertemu dirumah ?”
“Kapan kita bertemu ? Kau selalu saja pulang malam. Kita tidak pernah punya waktu berdua. Aku
merindukanmu, baby juga merindukanmu.” Jawab Heechul. Leeteuk tersenyum, ia mengelus perut
Heechul yang sedikit menonjol itu. Tangan kirinya menarik tubuh Heechul agar semakin dekat
dengannya.
“Maafkan aku sayang. Aku bekerja juga untukmu dan untuk baby. Apalagi sekarang aku mengambil
alih beberapa pekerjaanmu.” Ucap Leeteuk lembut sambil mengecup bibir Heechul.
Pria itu memanyunkan mulutnya. “Tapi setidaknya kau harus ada waktu untuk kami.” Paksa
Heechul.
“Aigoo … kenapa nae sarang semakin pervert sekarang ?” Leeteuk mencoba menggoda Heechul.
“Aku serius Jungsoo. Setidaknya pikirkan dirimu sendiri. Lihat, wajahmu terlihat lelah. Istirahatlah
sebentar, jangan bekerja terus.” Heechul mengelus pipi Leeteuk. Pria itu memejamkan matanya
menikmati sentuhan lembut Heechul.
“Aku tidak apa-apa. Asal kau selalu ada disisiku, aku pasti bisa melewati apapun itu.” Leeteuk
membuka matanya dan menatap lekat mata Heechul.
“Jangan terus mengombal Park Jungsoo.” Ditatap seperti itu, Heechul memalingkan wajahnya.
“Aku tidak mengombal, aku serius Chullie.” Leeteuk tersenyum, membuat Heechul tersipu malu
dibuatnya.

Pria cantik itu memeluk sang leader dan menenggelamkan wajahnya didada Leeteuk.
Menggosokkan hidungnya pada dada Leeteuk yang terekspos karna saat ini Leeteuk memakai baju
dengan kerah V yang memperlihatkan dada bidangnya.

“Heenim … jangg ahh aan seperti itu … nngghh gelii …” Leeteuk mencoba menahan suaranya.
Heechul semakin giat melakukannya mendengar suara tertahan Leeteuk. Kali ini ia menciumi dada
Leeteuk.
“Aahh Hee hhmmm … Heenimm gghhh hen sshh tikann … aahh …” Leeteuk sedikit memekik ketika
Heechul mencium kuat dadanya.
“Wahhhh … kau mulai nakal Kim Heechul.” Leeteuk menarik dirinya dari Heechul yang saat ini
tersenyum licik padanya. “Jadi kau mulai bermain-main sekarang ?? Baiklah, kalau memang itu
yang kau mau …” Leeteuk menunjukkan smirknya dan langsung menindih tubuh Heechul. Pria itu
menggambar pola abstrak pada dada Leeteuk.

“Let’s play, baby.” Heechul berbisik ke telinga Leeteuk, lalu mengalungkan tangannya ke leher
Leeteuk, menariknya dan mencium bibir sang leader. Dan mereka mulai melakukannya lagi
ditengah malam.

Pemandangan aneh terjadi di dorm Super Junior di lantai 11, tepatnya berada di dapur. Kangin,
Donghae dan Yesung mendekap kedua tangan didepan dada. Sedangkan Ryeowook dengan telaten
dan sabar mengajari cara memasak.

“Apakah hari ini akan ada badai ?” tanya Yesung. Dari tadi matanya tidak lepas dari sosok yang
sedang diajari kekasihnya itu.
“Aku rasa bukan, hyung … Apa dia salah minum obat tadi pagi ?” Kangin balik bertanya.
“Apa Ryeowook memasukan sesuatu ke sarapannya tadi pagi ?” kali ini Donghae dan langsung
disambut jitakan dari Yesung.
“Jangan bicara sembarangan. Mana mungkin uri Wookie melakukan itu ?”
“Lalu, apa ? Kenapa Heechul hyung jadi bersemangat belajar memasak ?” Donghae mengelus
dahinya yang tadi terkena jitakan Yesung.

Ya, Ryeowook sedang mengajari Heechul memasak. Setelah sarapan, Heechul meminta Ryeowook
untuk mengajarinya memasaka bubur yang enak. Dan hasilnya, sekarang Ryeowook harus sabar
mengajari hyung-nya yang keras kepala itu.

“Hyung, bukan begitu. Kau harus mengaduknya perlahan.” Seru Ryeowook.


“Tapi jika pelan, nanti lama matangnya Wookie.” Sahut Heechul
“Biarkan saja. Kita memang harus lama menunggunya, jika tidak buburnya tidak akan matang.”
Balas Ryeowook. “Yakk, yak … jangan terlalu banyak memasukkan garam, nanti rasanya asin.”
Ryeowook berteriak saat Heechul memasukkan setidaknya hampir satu sendok teh garam.

“Aiisshh, kita harus mengulangnya lagi.” Ryeowook menepuk dahinya. Ia mengambil panci dari atas
kompor, membuang bubur yang sudah entah ke berapa masuk ke tong sampah. Memcuci panci dan
mulai memasukkan bahan-bahan dari awal.
“Yahh, jika kita ulangi lagi nanti akan semakin lama.” Rengek Heechul.
“Diam dan kembali ikuti perintahku dengan benar.” Perintah Ryeowook. Heechul mengerucutkan
bibirnya, tapi dia mengikuti perintah Ryeowook.

Ketiga orang yang berada didepan pintu dapur masih berpikir apa yang salah dari seorang Kim
Heechul. Beberapa kali kepala mereka menggeleng.
“Lihat … itu benar-benar bukan seorang Kim Heechul.” Ucap Kangin saat melihat Heechul yang
dengan diamnya menuruti semua perintah Ryeowook. Kedua yang lainnya mengangguk.

“Apa yang kalian lakukan disini ?” sebuah suara mengagetkan ketiganya.


“Teuk hyung ?” semua menoleh ke belakang, termasuk Heechul.
“Jungsoo ?” Heechul berjalan ke arah Leeteuk dan mencium bibirnya sekilas.
“Apa yang kau lakukan, sayang ?” tanya Leeteuk. Ia memeluk pinggang Heechul.
“Aku sedang memasak.”
Leeteuk langsung mengerutkan keningnya. Ia menatap keempat dongsaeng-nya. Serentak
keempatnya mengedikkan bahu.
“Memasak untuk apa dan untuk siapa Heechul ?”
“Aku memasak untukmu.” Heechul menjawabnya dengan manja.
“Naega ?” Leeteuk menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuknya.
“Ehmm … sekarang duduklah dan aku akan kembali memasak.” Heechul melepaskan pelukannya
dan akan berjalan kembali ke Ryeowook.
“Tapi aku harus berangkat sekarang.” Seru Leeteuk.
“Ahh … aku sudah bilang pada manager hyung tadi dan hari ini Eunhyuk akan menggantikanmu.
Untuk beberapa hari ke depan juga.” Jawab Heechul.
“Waeyo ?”
Heechul berhenti dan menoleh ke belakang.
“Teuk … kau tidak sadar jika dari kemarin kau mengeluh sakit perut dan pusing, dan lihat wajahmu
yang pucat. Kau perlu istirahat.” Jawab Heechul lagi.
“Tapi Heechul … kau tidak bisa begitu saja mengubah jadwalku.”
“Kau kira aku siapamu sehingga aku tidak bisa melakukannya ?” Heechul mulai kesal dengan sikap
keras kepala Leeteuk.
“Bukan begitu Chullie, kau Kim Heechul ku, kau Cinderella ku … tapi tetap saja kau tidak bisa
seenaknya mengatur semua tentangku.” Ucap Leeteuk sambil mulai meninggikan suaranya.

“Hyung, sepertinya akan terjadi ‘perang’ lagi ?” bisik Donghae pada Yesung yang ada disebelahnya.
“Hyung, lebih baik kau menarik Ryeowookie, sebelum dia tidak bisa keluar dari sana.” Kangin juga
berbisik. Yesung mengangguk dan dengan perlahan dia menuju ke arah Ryeowook, menarik
tangannya agar menjauh dari sana.
“Lebih baik kita tidak usah ikut campur. Kajja …” Yesung mengajak ketiga dongsaeng-nya agar
menjauh dari pasangan Angel-Devil sebelum terjadi ‘pertumpahan darah’

“Aku akan menelpon manager hyung dan mengatakan tidak usah menggantiku dengan Eunhyuk.”
putus Leeteuk. Ia membalikkan tubuhnya dan akan berjalan ke ruang tamu mengambil ponselnya.
“Baik … kau boleh pergi … tapi, jangan harap saat kau pulang, kau akan melihatku.” Heechul yang
sebelumnya menunduk saat Leeteuk meninggikan suaranya, mendongakkan kepalanya menatap
pria di depannya. “Pergilah dan lihat, apa kau bisa menemukanku dan membawaku kembali tinggal
disampingmu.” Kata Heechul dengan tegas dan mulai berjalan meninggalkan Leeteuk. Dia
menabrak bahu Leeteuk dengan keras.
Sang leader menghembuskan nafasnya, memejamkan matanya saat ia menyadari mata Heechul
sudah mengalirkan air mata. Ia berjalan mengikuti Heechul.
“Heenim tunggu …”

Leeteuk keluar dari dorm lantai 11, meninggalkan keempat dongsaeng-nya yang memandangnya.
“Apa kubilang, mereka akan ‘perang’ lagi ?” Donghae menggelengkan kepalanya.
“Tidak bisakah mereka tidak bertengkar ?” Yesung menghela nafas kuat.

Leeteuk membuka pintu kamarnya dan melihat Heechul sedang memasukkan beberapa bajunya
kedalam tas. Sambil menangis tentu saja.
“Apa yang kau lakukan Heechul ?” tanya Leeteuk, ia berjalan ke arah Heechul. Namun pria itu hanya
diam, sesekali ia menghapus air mata dengan punggung tangannya.
“Chullie … aku bertanya padamu.” Heechul tetap diam.
“Kim Heechul !!” bentak Leeteuk. Ia menarik tangan Heechul dengan kasar, membuat Heechul
dengan terpaksa menghadapnya.
“Lihat !! kau bilang kau tidak akan membentakku lagi, tapi apa sekarang ? semua janjimu tidak ada
yang bisa dipercaya Jungsoo.” Heechul menyentakkan tangannya agar terlepas dari genggaman
tangan Leeteuk. Air mata sudah mengalir deras ke pipi mulusnya. “Didepan semua orang, didepan
member dan ELF kau selalu lembut, kau selalu bijaksana, kau menjadi malaikat bagi semua … tapi
didepanku kau selalu egois, kau tidak pernah mendengarkan apa kataku, kau yang selalu setiap saat
memintaku untuk selalu menurutimu, tapi kau sendiri tidak pernah melakukannya bahkan saat aku
mengandung anakmu …” Heechul semakin keras menangis. Ia jatuh terduduk ditempat tidur,
menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Dia benar-benar sudah lelah dengan sikap egois
Leeteuk padanya.

“Aku pikir … aku tidak bisa bersamamu lagi Jungsoo … aku lelah setiap hari bertengkar denganmu,
aku lelah menghadapi sifat keras kepalamu … aku akan pulang kerumah dan merawat anak ini
sendiri, tanpa atau adanya dirimu.” Heechul terus menangis. Tangisnya malah semakin keras.

Leeteuk yang sedari tadi mendengarkan ucapan Heechul yang panjang lebar, mendudukan dirinya
disamping Heechul, lalu memeluk tubuh yang bergetar itu. Heechul berusaha melepaskannya,
namun Leeteuk malah semakin memeluknya. Menaruh kepala Heechul bersandar ke bahunya.

“Lepaskan aku !!” teriak Heechul. Bukannya menuruti Heechul, Leeteuk malah mencium pelipis
Heechul.
“Kubilang lepaskan aku Park Jungsoo !! Aku tidak mau lagi seperti ini !!” Heechul semakin keras
berteriak dan menangis. Dia memukul-mukul dada Leeteuk, tapi pria itu tidak peduli. Pukulan
Heechul tidak seberapa baginya, daripada dia yang selalu membuat Heechul menangis. Heechul,
pria yang dikenal jarang menangis dalam Super Junior, pria yang selalu berusaha tegar didepan
semua dongsaeng-nya, pria yang tidak kenal takut, pria yang bisa membuat pendiri SM takut
padanya, pria yang meskipun terkenal kejam tapi dia selalu sayang pada semua dongsaeng-nya, pria
yang lembut ketika diperlukan. Tapi Leeteuk selalu membuatnya menangis, selalu membuatnya
terluka dan itu membuat hati Leeteuk sakit.

“Lepaskan Jungsoo … lepaskan, biarkan aku pergi…” pukulan Heechul perlahan melemah. Dia malah
memeluk erat tangan Leeteuk yang menangkup wajahnya. Menciumnya tak henti-henti.
“Tidak, Chullie … jangan katakan itu. Jangan tinggalkan aku.” Ucap Leeteuk lembut di telinga
Heechul. Mencium rambut pink pria itu. “Maaf saja sepertinya tidak akan pernah mengobati semua
luka yang sudah aku buat padamu. Tapi kumohon, tetaplah disisiku, tetaplah bersamaku … hanya
kau yang bisa menghadapiku, hanya kau yang bisa membuatku kembali menjadi orang biasa …
hanya didepanmu aku bisa tertawa dan menangis, hanya didepanmu aku bisa mengeluarkan semua
masalahku dan hanya didepanmu aku bisa menunjukkan sifat-sifat asliku … kumohon Kim Heechul,
jangan tinggalkan aku.” Tanpa sadar, Leeteuk sudah berlinang air mata. Melihat Heechul menangis
membuat air matanya jatuh tanpa bisa ia tahan.

Heechul semakin menangis dalam pelukan Leeteuk saat mendengar penuturan pria itu. Leeteuk
benar, hanya pada Heechul dia bisa melakukan semua itu. Begitupun dengan dirinya, hanya Leeteuk
yang bisa membuat emosi Heechul reda saat dia sedang marah, hanya Leeteuk yang bisa membuat
dirinya tenang, hanya dengan Leeteuk, Heechul bisa mengeluarkan sifat manjanya dan hanya
dengan Leeteuk, Heechul merasakan kenyamanan.

Walaupun sifat mereka berdua sangat berbeda, tapi mereka saling melengkapi. Dengan Heechul,
Leeteuk tidak perlu lagi berpura-pura menjadi kuat, tidak perlu lagi berpura-pura tertawa saat dia
ingin menangis. Dan dengan Leeteuk, Heechul bisa menunjukkan sifat manjanya, sifat lembutnya
dan dia juga tidak perlu menyembunyikan rasa sakit saat kakinya kambuh, karna Leeetuk akan
langsung mengetahuinya saat dia berbohong.

Leeteuk menarik diri dari pelukan mereka. Menangkup wajah Heechul dengan kedua tangannya
dan menariknya. Menempelkan bibir mereka. Leeteuk menciumnya dengan lembut. Kali ini tidak
ada nafsu dalam ciuman mereka seperti biasanya. Kali ini, Leeteuk hanya ingin merasakan apa yang
dirasakan kekasihnya itu. Heechul menutup matanya, menikmati ciuman lembut yang diberikan
Leeteuk. Ciuman Leeteuk berpindah ke dahi Heechul, lalu kedua kelopak mata cantik pria itu,
hidung mancungnya, kedua pipi Heechul dan kembali lagi pada bibir merah tebal sang Cinderella.

“Aku ingin kau menjadi milikku seutuhnya. Aku akan meminta manager hyung untuk menyiapkan
semua dokumen pernikahan.” Ucap Leeteuk lembut setelah ciuman kedua terlepas. Menghapus air
mata dipipi Heechul.
“Pernikahan ?” tanya Heechul tidak mengerti. Ia menghapus air mata yang masih tersisa di pelupuk
matanya.
“Ne … Wae ? Kau tidak mau menikah denganku ?”
“Ahh, ani … bukan itu, maksudku, bukankah ini terlalu cepat Jungsoo ?”
“Apanya yang terlalu cepat ? lihat, kita bahkan akan punya anak Heechul. Aku ingin kau menjadi
milikku selamanya, bukankah kau juga mau aku menjadi milikmu selamanya, hm ?” Leeteuk
tersenyum dan mengusap lembut pipi Heechul.
“Tapi Jungsoo …”
“Ssssttt … tidak ada tapi-tapian. Dan jangan pernah katakan lagi kau akan meninggalkanku. Seegois
apapun aku, sekeras kepala apapun seorang Park Jungsoo, hanya akan ada Kim Heechul yang bisa
membuatnya kembali, hanya seorang Kim Heechul yang selalu ada disisinya, tidak ada yang lain.
Seorang Leeteuk memang milik semua orang, semua ELF, tapi seorang Park Jungsoo hanya milik
Kim Heechul.” Leeteuk menarik kepala Heechul dan mencium dahinya.

“Milikku ?”
“Hmm, sayang … milikmu. Semua yang ada dalam diriku semua milikmu, tidak ada yang bisa
memilikinya selain dirimu.” Leeteuk tersenyum pada pria cantik didepannya. Mengusap kedua pipi
Heechul dengan ibu jarinya.
“Jadi, kau masih mau pergi ?” tanya Heechul.
Leeteuk tersenyum dan sekali lagi mencium bibir Heechul. Setelah itu dia meletakkan kepalanya
dipangkuan Heechul. “Hari ini kau boleh melakukan apapun sesukamu dan aku akan menuruti
semua permintaanmu.”
“Kau serius ?” tanya Heechul sambil mengelus lembut rambut Leeteuk.

Leeteuk tersenyum mendapat sentuhan lembut itu. Ia mulai memejamkan matanya. Benar bukan,
hanya Leeteuk yang bisa membuat emosi Heechul reda. Dan semua terasa benar saat bibir mereka
kembali mengecup.
“I’m seriously, my love.”
Heechul menganggukan kepalanya. “Baiklah.”

Leeteuk membalikkan tubuhnya dan memeluk pinggang Heechul. Mencium perut Heechul.
“Jungsoo … geliii …” Leeteuk hanya tertawa mendengar rengekan Heechul.

“Jungsoo … ireona …”
“Ngghh …”
“Hey, sayang … kau harus bangun dan makan …”
Leeteuk membuka matanya perlahan. Begitu ia membuka matanya, ia melihat Heechul duduk
disampingnya dan tersenyum. Sungguh, senyuman yang sangat manis.

“Heenim ??”
Sekali lagi Heechul tersenyum. “Kajja … kau harus makan.” Ia membantu Leeteuk untuk bersandar
di sandaran tempat tidur. Heechul memberikan mangkuk berisi bubur pada Leeteuk.
“Suapi.” Pinta Leeteuk manja. Heechul menarik nafas, tapi tanpa membantah dia lalu mengambil
mangkuk tersebut dan mulai menyuapi Leeteuk.
“Aaaahhh …” Leeteuk membuka mulutnya, membuat Heechul tersenyum melihat Leeteuk yang
manja padanya.

Heechul terus menyuapi Leeteuk hingga hampir habis. Heechul mengelap sisa bubur yang
menempel disudut bibir Leeteuk menggunakan ibu jarinya.
“Ah, jangan pakai tangan Chullie.”
“Lalu ?”
“Hapus pakai bibirmu.” Leeteuk menunjukan smirk jailnya.

Pletak …

“Aww … appo …”
“Dasar mesum.”
“Ahhh, waee ?? … pallie Chullie …” Leeteuk terus merengek. Heechul menghembuskan nafasnya
kuat. Dia lupa jika Leeteuk selalu manja jika sedang sakit. Heechul memajukan wajahnya mendekat
dan tanpa aba-aba Leeteuk menarik tengkuk Heechul dan menekannya. Membuat bibir mereka
semakin dalam berciuman.

“Kau gila. Aku bisa mati karna mu.” Pekik Heechul saat ciuman mereka terlepas. Bagaimana tidak,
Leeteuk menciumnya tanpa kendali, membuat Heechul kehabisan nafas. Jika setiap kali berciuman
seperti itu, lama-lama Heechul bisa mati muda.
Leeteuk hanya tersenyum mendengar ocehan kekasihnya. Ia melihat Heechul berdiri dari duduknya
sambil membawa mangkuk yang hampir kosong.

“Kau mau kemana ?” tanya Leeteuk saat Heechul akan pergi.


“Aku akan mengambil obat untukmu. Diam disitu dan jangan kemana-mana !! ingat, hari ini kau
milikku !!” ancam Heechul.
“Ne, my Cinderella.” Leeteuk mengangguk patuh. Setelah itu Heechul keluar dari kamar, tak lama ia
kembali membawa obat. Dan lagi-lagi Leeteuk dengan patuh menuruti semua perintah Heechul.

“Chaa, sekarang kau harus tidur lagi.”


“Aku lelah tidur terus, Chullie.” Leeteuk kembali merengek.
“Tapi kau harus istirahat Jungsoo.”
“Iya, aku istirahat, tapi tidak tidur lagi. Aku ingin kau memelukku.”
Sekali lagi Heechul menghembuskan nafasnya. Dan tanpa membantah (lagi), ia duduk disamping
Leeteuk, menaruh kepala Leeteuk ke bahunya. Pria itu langsung melingkarkan tangannya
dipinggang Heechul. Heechul hanya menggelengkan kepalanya.

“Sudah ? Lalu, kau mau apa lagi ?” tanya Heechul sambil mengelus lembut rambut Leeteuk yang
berada dibawah dagunya.
“Poppo.”

Pletak …

Sekali lagi jitakan mampir didahi Leeteuk.


“Aww … kenapa kau selalu memukulku Heechul ? padahal aku sedang sakit. Kau ini benar-benar
pacar yang kejam.” Oceh Leeteuk.
“Salah sendiri dari tadi kau mesum.” Jawab Heechul. Tapi tak lama, dia mengusap dahi Leeteuk yang
dijitaknya tadi. Leeteuk tersenyum melihatnya. Lihat, walau Heechul terlihat kejam, tapi dia tetap
lembut.
“Poppo Chullie …” Leeteuk merengek lagi.
“Aisshh, kau ini.” Heechul menundukkan kepalanya dan mengecup bibir Leeteuk. Membuat pria
berlesung pipi itu tersenyum puas.
“Sudah puas ?” Leeteuk mengangguk. “Chaa, sekarang kau harus istirahat. Jangan mengomel dan
jangan meminta yang macam-macam.”

Heechul merasakan Leeteuk semakin mengeratkan pelukannya. Sesekali mencium perutnya.


“Apa baby baik-baik saja ?” tanya Leeteuk memecahkan keheningan. Satu tangan Heechul mengelus
perutnya.
“Baby baik-baik saja. Hanya dia menjadi rewel tiap malam.” Jawab Heechul.
“Apa maksudmu ?” Leeteuk mendongakkan kepalanya.
Heechul mengedikan bahunya. “Entahlah, perutku sering sakit setiap malam.”
“Kenapa kau tidak bilang padaku ?” Leeteuk menegakkan tubuhnya, terlihat sorot kecemasan dalam
matanya. Heechul kembali menarik tubuh Leeteuk dalam pelukannya.
“Tidak apa. Sakitnya tidak seberapa.”
Leeteuk mengelus lembut perut Heechul. “Jangan ulangi lagi, Heenim. Segera beritahu aku jika kau
merasa sakit, araseo ?” sentuhan tangan Leeteuk diperutnya terasa nyaman bagi Heechul.
Heechul mencium puncak kepala Leeteuk. “Araseo.” dan Leeteuk kembali mengeratkan pelukannya.
Menyurukkan wajahnya lebih dalam ke leher Heechul, sesekali menciumnya.
“Jangan macam-macam, Jungsoo.” Heechul memperingatkan. Tapi Leeteuk malah tertawa.

Leeteuk sedang berdiskusi dengan manager hyung di ruang tengah dorm lantai 11.
“Apa ini sudah semuanya, hyung ?” Tanya Leeteukk sambil membolak-balik kertas didalam map
yang tadi diserahkan manager hyung.
“Hmm … aku sudah menyiapkan secepat yang aku bisa.” Jawab manager hyung.
“Bagaimana dengan keluarga kalian ?” Tanya manager hyung balik.
“Aku dan Heechul sudah memberitahu mereka dua hari lalu.” Jawab Leeteuk.
“Lalu, apa reaksi mereka ?” Tanya manager hyung penasaran.
“Mereka baik-baik saja. Kau tahu sendiri hyung, sejak awal kedua orang tua kami sudah saling
menitipkan. Tapi aku hampir saja babak belur ditangan ibuku, jika saja Heechul tidak ada.” Jawab
Leeteuk. Ia dengan teliti membaca surat-surat pernikahan.
“Mwoo ? Memangnya kenapa ?”
“Ibuku marah karna aku menghamili Heechul lebih dulu sebelum kami menikah.”
“Kau memang pantas mendapatkannya.” Sahut manager hyung santai. Leeteuk menoleh pada
manager hyung dan mengerucutkan bibirnya.
“Lalu, hanya kita dan keluarga saja ?” lanjutnya. Leeteuk hanya mengangguk. Manager hyung juga
mengangguk-anggukan kepalanya.

“Jungsoo~~”
Leeteuk dan manager hyung menutup telinga mereka. “Teuk bisakah kau membuat kekasihmu diam
?” gerutu manager hyung.
“Aku disini Heenim.” Balas Leeteuk sambil berteriak juga. Heechul muncul dari lorong yang
menghubungkan pintu depan dan ruang tengah.
“Ahhh, disini kau rupanya. Eoh ? Hyung, kau disini juga ?” Tanya Heechul saat melihat manager
hyung diruang tengah. Manager hyung hanya mengangguk.
Heechul menghampiri Leeteuk dan berdiri didepannya. “Aku sudah bilang padamu untuk tetap
dikamar.” Seru Heechul sambil menaruh tangannya dipinggang.
“Aku ada urusan sebentar dengan manager hyung.” Jawab Leeteuk tenang. Heechul
menghembuskan nafasnya.
“Lebih baik setelah ini kau harus kembali ke kamar.” Ucap Heechul sambil berjalan ke pintu. “Ingat
jika kau tidak kembali.” Ancam Heechul.
“Araseo.”

Manager hyung hanya memperhatikan mereka berdua. “Kalian bertengkar ?”


“Ani. Aku hanya sedang menerima hukuman.”
“Hukuman ?” manager hyung memiringkan kepalanya, menatap Leeteuk dengan heran.
“Kau ingat, saat Heechul menghubungimu agar jadwalku diganti dengan Eunhyuk ?” manager hyung
hanya mengangguk menjawab pertanyaan Leeteuk.
“Aku tetap bersikeras untuk bekerja dan akibatnya dia langsung mengemasi barang-barangnya.
Aku berhasil membujuknya tapi dengan syarat beberapa hari aku tidak boleh bekerja, jika aku
melanggarnya, dia akan benar-benar pergi.” Jelas Leeteuk.
“Dan aku langsung melamarnya agar aku tidak kehilangannya lagi.” Lanjutnya.

“Bwahahahahaha …” mendengar penjelasan dari Leeteuk membuat manager hyung langsung


tertawa keras.
“Yakk, apa yang kau tertawakan hyung ?” lagi-lagi Leeteuk mengerucutkan bibirnya.
“Hahahahaha … ani, ani … aku ingin memberi selamat pada Heechul. Selama hampir sepuluh tahun
setelah kalian debut aku tidak bisa membujukmu untuk mengurangi jadwal, tapi sekarang hanya
dengan The Almighty Heenim kau bisa langsung menurut … hahahaha … seharusnya kau
berpacaran dengannya lebih awal dengan begitu aku tidak susah-susah membujukmu …” sesekali
manager hyung masih tertawa.

Leeteuk menyandarkan punggungnya ke sofa. “Aku benar-benar tidak bisa jika dia tidak ada, hyung.
Karna dialah aku bertahan menjadi leader selama sepuluh tahun.” Ucapnya lemah.
Manager hyung menatapnya dari samping dengan pandangan lembut.
“Tapi selama itu juga kau tidak menyadarinya ? Kau orang tidak terpeka yang aku kenal selama ini
Teuk.” Kata manager hyung.
“Cepat kembalilah. Jika tidak sang Cinderella akan kembali mengamuk.” Lanjut manager hyung
sambil membereskan dokumen-dokumen yang ada diatas meja. “Aku akan mempersiapkannya
sebaik mungkin. Dan untuk CEO Lee, kau tenang saja, aku akan mengurusnya.” Manager hyung
menepuk pundak Leeteuk.
“Gomawo, hyung.”
Manager hyung mengengguk dan berjalan ke arah pintu. Leeteuk menghela nafas sebentar lalu
berdiri dan naik ke lantai 12 sebelum apa yang dikatakan manager hyung terjadi.

Leeteuk masuk ke kamar dan melihat Heechul sedang bersandar, membaca majalah fashion. Ia
berjalan dan langsung menghempaskan tubuhnya disamping Heechul, mengamit lengannya.
“Chullie …” Leeteuk mulai merengek. Salah satu cara agar Heechul tidak marah.
Pria itu tidak bergeming, dia tetap membolak-balik majalah ditangannya.
“Chullie~~” sekali ini Leeteuk bersuara sangat manja, membuat Heechul menutup majalahnya.
Tangan kanannya melingkar dibahu Leeteuk dan mengusap rambutnya.
Melihat itu sang leader merasa menang. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Heechul. Tangan
kanannya mengusap lembut perut Heechul.
“Apa baby masih rewel setiap malam ?” tanya Leeteuk lembut.
“Tidak seberapa.” Jawab Heechul. Ia masih melakukan kegiatannya mengusap lembut rambut
pirang Leeteuk.
“Janji jika sakit kau akan memberitahuku ?”
“Aku akan memberitahumu. Sekarang diam dan tidurlah.” Perintah Heechul.
“Poppo.” Leeteuk mendongakkan kepalanya menatap sang Cinderella. Heechul menundukkan
kepalanya dan mencium bibir tipis Leeteuk.

Leeteuk memejamkan matanya, tapi tangannya terus mengelus perut Heechul. Sedangkan Heechul
mengusap lembut pipi Leeteuk.

Tokk tokk … tokk tokk …

“Nuguya ?”
“Hyung, ini aku Sungmin. Apa kalian sudah tidur ?”

Leeteuk dan Heechul saling berpandangan. Tumben sekali Sungmin naik ke lantai atas di malam
hari.
“Masuklah, Sungmin-ah.” Jawab Leeteuk.

Sungmin membuka pintu dan memasukan kepalanya. “Apa aku menganggu kalian ?”
“Tidak. Masuklah.” Jawab Leeteuk lagi.
“Ada apa Minnie-ya ? Tumben sekali kau kemari malam-malam ?” tanya Heechul. Ia menyandarkan
punggungnya ke sandaran tempat tidur. Mencari posisi yang nyaman.
Tanpa menjawab, Sungmin berjalan ke arah Heechul yang berada di sebelah kiri tempat tidur dan
langsung memeluknya. Kening Heechul berkerut melihat kelakuan dongsaeng-nya.
“Hey, waeyo ?” tanya Heechul lembut saat dirasa bahu Sungmin bergetar hebat. Dia dan Leeteuk
kembali saling berpandangan.
“Sungmin-ah, ada apa ?” tanya Leeteuk. Bukannya menjawab, Sungmin malah semakin keras
menangis. Heechul memeluk bahu Sungmin dan mengelus pundaknya.
“Minnie, ceritakan pada kami, ada apa ? jika kau tidak bercerita kami tidak tahu.” Kata Heechul.

“Hikkss … Kyu hikkss Kyuhyun selingkuh, hyung … hikkksss hiksss …” Sungmin semakin terisak.
Leeteuk dan Heechul membulatkan matanya mendengar pernyataan Sungmin. Leeteuk menghela
nafasnya dengan keras sementara Heechul masih menenangkan Sungmin.
“Apa kau yakin jika Kyuhyun selingkuh ?” tanya Heechul.
“Ne, hyung … hikkss aku melihatnya hikkss sendiri …”

Leeteuk berdiri dari duduknya dan memutari tempat tidur. Duduk disamping Sungmin.
“Mungkin kau hanya salah paham Sungmin-ah. Bisa jadi itu hanya teman Kyunnie.” Kata Leeteuk.
“Tidak, hyung. Mereka berdua berpelukan dan Kyuhyun mencium pipinya.” Sahut Sungmin. Ia
kembali terisak. Tangannya semakin erat memeluk pinggang Heechul.
“Uljima, Minnie-ya.” Heechul mengelus lembut rambut Sungmin. Hati dongsaeng-nya yang satu ini
memang sangat lembut, sama seperti Ryeowook.

“Hyunngggg … Sungmin hyung, eodigayo ?”


Sebuah teriakan membuat ketiganya terkejut.
“Hyung, aku tidak mau bertemu dengannya. Aku tidak mau melihatnya, hyung. Jebal …” Sungmin
semakin menyurukkan kepalanya dalam dekapan Heechul.
“Aku akan menemuinya.” Kata Heechul.
“Tidak. Disaat seperti ini emosi Kyuhyun sedang tidak stabil, aku tidak mau terjadi sesuatu padamu.
Biar aku yang menemuinya.” Kata Leeteuk. Dia yang sudah hafal sifat maknae-nya tidak mau
mengambil resiko. Leeteuk segera berdiri.
“Kau disini saja temani Sungmin.” Lanjutnya. Heechul mengangguk.

Leeteuk keluar menemui Kyuhyun, si evil maknae Suju. Heechul tetap berusaha menenangkan
Sungmin.
“Sudah Minnie-ya, jangan menangis lagi.” Ucap Heechul lembut sambil terus menepuk pelan
punggung Sungmin.

“Kyuhyun-ah …”
Kyuhyun yang sedang mencari-cari dimana keberadaan Sungmin, menoleh begitu Leeteuk
memanggilnya.
“Hyung, dimana Minimi ?” Kyuhyun menghampiri Leeteuk.
“Sungmin sedang bersama Heechul. Bisa beritahu aku apa yang sebenarnya terjadi ?” tanya Leeteuk
pelan. Dia tidak mau membuat emosi Kyuhyun semakin memuncak.
“Tidak, hyung. Aku harus menjelaskan padanya dulu.” Kyuhyun segera berlari ke kamar Teukchul
tapi Leeteuk menahannya.

Kangin dan Shindong yang sedang berada di kamar mereka masing-masing langsung keluar begitu
mendengar sesuatu yang berisik di luar.
“Hyung, ada apa ini ?” tanya Shindong. Kangin berdiri disampingnya.
“Kyu, dengarkan aku. Saat ini Sungmin tidak mau bertemu denganmu. Jelaskan saja padaku, aku
akan menjelaskan padanya nanti.” Cegah Leeteuk. Dia tidak menjawab pertanyaan Shindong dan
semakin membuat keduanya heran.
“Tidak, hyung. Aku harus menjelaskannya sendiri.” Kyuhyun terus berusaha berlari mencoba
melepas tangan Leeteuk yang menahannya.
“Kyu … Kyu … dengarkan aku … percaya pada, hyung … hyung akan menjelaskan sesuai dengan
penjelasanmu.” Leeteuk terus berusaha menahan Kyuhyun.
“TIDAK HYUNG !!” Kyuhyun berteriak dan menyentakkan tangan Leeteuk. Kyuhyun bebas dari
tahanan Leeteuk dan langsung berlari ke kamar Teukchul.

“SUNGMIN HYUNG !!” Kyuhyun membuka pintu kamar dengan kasar, membuat Sungmin yang
berada di pelukan Heechul terlonjak kaget.
“Hyung, aku takut …” Sungmin semakin mengeratkan pelukannya.
“Aku disini, Minnie-ya. Aku disini.” Heechul mencium rambut Sungmin, memberinya ketenangan.
“Yakk, apa yang kau lakukan maknae ? Bisakah kau bersikap lebih sopan ?” sentak Heechul.
Kyuhyun tidak mendengarkan ucapan Heechul dan berjalan ke arah Sungmin. Menarik tangan pria
itu. Leeteuk, Kangin dan Shindong masuk ke kamar Teukchul.

“Ikut aku !!” Kyuhyun menarik paksa tangan Sungmin dari pinggang Heechul.
“Tidak, aku tidak mau ikut denganmu !!” Sungmin balas berteriak. Dia semakin memeluk erat
Heechul. “Chul hyung, aku tidak mau …” Leeteuk menghampiri Sungmin dan Heechul. Pria itu
berdiri dibelakang Heechul.
“Yakk, maknae lepaskan tangan Sungmin.” Seru Heechul.
“Ikut aku, hyung.” Kyuhyun terus memaksa Sungmin agar ikut dengannya. Terjadi perdebatan
antara Kyuhyun dan Heechul.

Kangin, walaupun dia masih belum tahu apa yang terjadi, dia berusaha menarik Kyuhyun.
“Kyu, lepaskan. Kau akan menyakiti Sungmin.” Kata Kangin.
“Kau yang lepaskan !!” teriak Kyuhyun. Dia benar-benar sudah dipenuhi emosi.
“Kim Kyu, lepaskan !!” Heechul menarik tangan Sungmin dari cengkraman Kyuhyun.
“Minggir kau !!” Kyuhyun mendorong Heechul dan pria itu hampir saja jatuh ke lantai jika Leeteuk
tidak menahannya.

“Awww …” Heechul berteriak saat Kyuhyun mendorongnya. “Awww … perutku, aahhh …”


Heechul memegangi perutnya dan meringis kesakitan.
“Heechul-ah, gwenchana ?” Leeteuk memegang kedua siku Heechul dari belakang.
“Teuk … perutku … perutku sakitt … aahh …” rintih Heechul.

“Yakkk … Cho Kyuhyun, lihat apa yang kau lakukan ?” Kangin berteriak begitu mendengar Heechul
merintih kesakitan.
“Jungsoo … ini sangat sakit …” Heechul menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit, satu
tangannya memegang perutnya. Melihat Heechul yang kesakitan, Leeteuk langsung mengendong
Heechul.
“Shindong-ah, cepat ambil mobil. Kita harus kerumah sakit.” Perintah Leeteuk. Rasa takut langsung
mengalir diseluruh tubuhnya.
Tanpa menunggu lagi Shindong langsung berlari keluar. Di depan dia bertemu dengan Yesung dan
Ryeowook.
“Shindong-ah, ada apa ?” tanya Yesung.
“Heechul hyung …” hanya itu yang diucapkannya sebelum melesat pergi. Yesung dan Ryeowook
langsung berlari ke kamar Teukchul.

Saat sudah hampir sampai, mereka melihat Heechul yang sudah berada di pelukan Leeteuk. Wajah
Leeteuk benar-benar sangat ketakutan. Berkali-kali dia mengumamkan sesuatu pada Heechul yang
terlihat pucat. Pria itu menyandarkan kepalanya pada bahu Leeteuk.
“Hyung, ada apa ?” tanya Yesung panik. Dia mengikuti Leeteuk. Sementara Ryeowook terus berjalan
ke kamar Teukchul.
“Ada apa ini ?” tanya sang eternal maknae.
Kangin berdiri di depan Kyuhyun sementara Sungmin ada dibelakangnya. Wajah Kangin terlihat
sangat marah. Ryeowook menghampiri Sungmin.
“Hyung, ada apa ini ? Apa yang terjadi ?”
“Wookie-ya, tetaplah disini bersamanya. Kami akan menyusul Leeteuk hyung.” Perintah Kangin.
“Tapi, hyung … apa yang terjadi ?” tanyanya lagi.
“Aku akan menjelaskannya nanti. Dan jangan biarkan anak ini mendekati Heechul hyung.” Jawab
Kangin.
“Kajja, Sungmin-ah.”
“Jika terjadi sesuatu pada Heechul hyung, aku tidak segan untuk putus darimu walau aku
mencintaimu.” Tegas Sungmin. Dia langsung berjalan mengikuti Kangin yang menyusul Leeteuk.

Kyuhyun jatuh terduduk. Setelah apa yang dilakukannya tadi, dia sama sekali tidak bergerak.
“Kyu ??” Ryeowook mendekat secara perlahan. Walau dia tidak tahu apa yang terjadi, tapi dia sudah
memastikan jika apa yang terjadi pada Heechul tadi adalah karna Kyuhyun.
“Kyu, gwenchana ?” Ryeowook memegang bahu Kyuhyun. Dan sang maknae langsung jatuh ke
pelukan Ryeowook.
“Aku tidak bermaksud melakukannya hyung … aku benar-benar tidak mau menyakiti Heechul
hyung …” Kyuhyun menangis. Ryeowook yang tidak pernah melihat Kyuhyun menangis merasa
kasihan pada dongsaeng satu-satunya itu. Ia memeluk Kyuhyun, mengusap punggungnya.
“Aku tidak tahu apa yang terjadi tadi. Tapi kita berdoa saja agar tidak terjadi sesuatu yang parah
pada Heechul hyung.” Ucap Ryeowook.
“Heechul hyung … miahnee, miahnee hyung …” berkali-kali Kyuhyun hanya mengucapkan kata-kata
itu sambil terus menangis.

Heechul pulang dari rumah sakit setelah dua hari dirawat disana. Sebenarnya dokter sudah
memperbolehkannya pulang malam itu juga, karna tidak ada yang membahayakan bayi yang
dikandungnya, hanya Heechul yang merasa kaget dan membuat perutnya mengalami kontraksi
ringan, tapi Leeteuk memaksa untuk meminta Heechul dirawat. Dia ingin memastikan jika anaknya
dan Heechul baik-baik saja.

“Kau harus langsung istirahat dikamar.” Kata Leeteuk saat mereka keluar dari mobil Leeteuk. Ia
mengeratkan mantel yang dipakai Heechul.
“Jungsoo, aku sudah dua hari terus berbaring.” Heechul merengek pada kekasihnya.
“Tidak, kau harus istirahat dan aku tidak menerima bantahan apapun.” Leeteuk menekankan
perintahnya. Heechul mendengus kesal. Beginilah jika sifat protective Leeteuk sudah keluar.

Mereka masuk ke lift dan naik ke lantai 12. Semua sudah menunggu mereka berdua di dorm.
“Heechul hyung …” teriakan Ryeowook menyahut Heechul dan Leeteuk begitu mereka masuk ke
dorm.
“Hyung, gwenchana ?” tanya Eunhyuk khawatir. Saat kejadian, dia dan Donghae sedang berada di
Brazil untuk promosi album D&E. Dan saat dia tahu apa yang terjadi pada Heechul dia menampar
Kyuhyun. Shindong harus memeganginya agar tidak semakin memukul sang maknae. Da tidak
seperti biasa, Kyuhyun hanya diam saja diperlakukan seperti itu, karna memang dia merasa sangat
bersalah pada Heechul.

“Yakk, apa-apaan ini ? Bagaimana kalian semua ada di dorm di jam seperti ini ?” tanya Heechul.
“Kami meminta manager hyung untuk mengosongkan jadwal kami semua.” Jawab Eunhyuk.
“Yakkk … kenapa kalian melakukannya ? Kalian seharusnya berkerja sesuai jadwal.” Heechul terus
mengomel dan tidak ada yang membantah. Dua hari saja tidak ada teriakan dari sang Cinderella
membuat mereka merindukannya.

“Kajja, Chullie … kau harus istirahat.” Leeteuk menggenggam tangan Heechul, hendak mengajaknya
ke kamar.
“Changkaman …” Heechul menahan tangan Leeteuk. Dia menghitung satu persatu dongsaeng-nya.
“Dimana Kyunnie ?” tanya Heechul begitu menyadari sang evil maknae tidak ada.
Semuanya diam. Tidak ada yang menjawab.
“Chagiya, sebaiknya kita ke kamar sekarang.” Ajak Leeteuk.
“Jawab dulu pertanyaanku. Dimana Kyunnie ?” Heechul menatap tajam mata kekasihnya. Leeteuk
menghembuskan nafasnya dengan pelan.
“Dia ada dikamar.” Jawab Leeteuk.
“Dua hari Kyuhyun tidak keluar dari kamar, dia juga tidak mau makan apapun walau aku
memaksanya.” Lanjut Ryeowook.
“Waeyo ?” tanya Heechul. Semua mengedikkan bahunya.
“Lalu, Sungmin ?”
“Aku tidur bersama Shindong hyung.”
“Aku akan menemuinya.” Kata Heechul.
“Heechul, kau harus istirahat.” Leeteuk menahan Heechul yang akan berjalan keluar dari dorm.
“Aku akan istirahat setelah menemui Kyuhyun.” Jawab Heechul.
“Heenim, sekali saja turuti apa kataku.”
“Tidak, Jungsoo. Kau yang harus menuruti apa kataku.” Heechul perlahan melepaskan tangan
Leeteuk. Pria itu menangkap kekhawatiran dalam suara Heechul.
“Araseo … aku akan menemanimu.” Ia mengikuti Heechul dan turun ke lantai bawah.

“Kyu … buka pintunya …” Heechul mengetuk pintu kamar Kyumin. “Kyu … biarkan hyung masuk,
hanya hyung.”

Cklek …

Heechul menghembuskan nafasnya lega. Leeteuk menahan tangan Heechul saat pria itu akan
masuk.
“Heechul, kau yakin ?” tanyanya cemas.
“Jungsoo, aku tahu seperti apa Kyunnie. Dia tidak akan dengan sengaja menyakitiku, percaya
padaku.” Jawab Heechul sambil mengusap lembut pipi Leeteuk. Pria itu menghela nafas dengan
kuat.
“Aku akan tetap disini, jika terjadi sesuatu.” Ucap Leeteuk dan dijawab anggukan Heechul.

Heechul masuk ke kamar Kyumin, menutup pintu dibelakangnya. Di dalam sangat gelap. Heechul
menyalakan lampu. Ia melihat Kyuhyun duduk di tempat tidur, sambil memeluk kedua lututnya.
Heechul mengelus perutnya sebelum berjalan menghampiri Kyuhyun.

“Kyunnie ??” Heechul duduk di depan Kyuhyun. Memegang tangannya.


“Hey … kenapa kau disini, haaa ? Kenapa kau tidak menyambutku ?”
Kyuhyun mengangkat kepalanya, menatap Heechul yang ada didepannya. Begitu melihat hyung
cantiknya, Kyuhyun langsung memeluknya.
“Hyung … miahnee … jeongmal miahnee …” Kyuhyun menangis tersedu-sedu dalam pelukan
Heechul. “Jeongmal miahne, hyung …”
Heechul mengulaskan senyum dibibirnya. Tangannya bergerak naik turun mengelus punggung
Kyuhyun.
“Gwenchana, Kyunnie. Gwenchana …” bisik Heechul. Dia mencium puncak kepala Kyuhyun. Tanpa
sadar air matanya jatuh. Dia tidak menyangka jika Kyuhyun akan menangis seperti itu saat
menghawatirkannya. Kyuhyun sama seperti dirinya, sangat jarang menangis. Mereka berdua tidak
akan menangis jika tidak benar-benar menyentuh hati mereka.

“Miahne, hyung …” Kyuhyun terus mengucapkannya berkali-kali. Satu tangan Heechul mengelus
rambut Kyuhyun dan satu tangannya lagi masih mengelus punggung dongsaeng-nya.

Kyuhyun terus menangis. “Sudah, Kyu. Jangan menangis.”


Heechul merasa pelukan Kyuhyun di pinggangnya melemah dan dia merasa Kyuhyun tiba-tiba
terdiam.
“Kyu ??” tidak ada jawaban.
“Kyuhyun-ah ?” panggil Heechul lagi, tapi tetap tidak ada jawaban. Heechul menarik dirinya dari
pelukan Kyuhyun.
“Kyu ??” Heechul menepuk pelan pipi Kyuhyun. Dia melihat wajah Kyuhyun yang pucat dan itu
membuatnya khawatir.
“Yakk, Kim Kyu bangun …” Heechul semakin khawatir.
“Kyuhyun-ah, jangan bercanda. Yakkk, Kyunnie bangun. Aku tidak suka bercanda seperti ini.”
Bentak Heechul. Dia menaruh punggung tangannya ke dahi Kyuhyun.
“Cho Kyuhyun …” teriaknya saat menyadari Kyuhyun pingsan.

Leeteuk langsung masuk ke kamar begitu mendengar teriakan Heechul.


“Heechul-ah, ada apa ?”
“Teukie, Kyuhyun …”
Leeteuk langsung menghampiri mereka berdua. Menarik Kyuhyun dari pelukan Heechul dan
membaringkannya. Heechul bergerak ke sisi tempat tidur lainnya.
“Badannya sangat panas.” Kata Leeteuk.
“Jungsoo, kita harus membawanya ke rumah sakit.” Heechul menggenggam tangan Kyuhyun yang
terasa dingin.
“Aku akan menelfon dokter Yoo.”
Leeteuk mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan langsung menghubungi dokter pribadi
Super Junior. Semua member Super Junior turun ke lantai bawah saat di rasa Leeteuk dan Heechul
terlalu lama. Mereka heran melihat Leeteuk berjalan mondar-mandir ke dapur.

“Hyung, ada apa ?” tanya Ryeowook saat melihat Leeteuk berada di daerah kekuasaannya.
“Kyuhyun pingsan.” Jawaban Leeteuk langsung membuat semuanya kaget. Terutama Sungmin. Dia
langsung berlari ke kamarnya.

“Kyu …” teriak Sungmin. Dia melihat Kyuhyun yang masih belum sadar. Heechul yang masih setia
berada di samping dongsaeng kecilnya itu.
“Kyunnie …” Sungmin duduk di tepi tempat tidur. Tangannya menggenggam tangan Kyuhyun. Air
mata sudah menetes ke pipinya.
“Dia demam. Jungsoo sudah menelfon dokter Yoo, dia sedang dalam perjalanan kemari.” Ucap
Heechul.

Semua masuk ke kamar Kyumin. Leeteuk masuk sambil membawa baskom berisi air dan
saputangan, menyerahkannya ke Heechul.
“Aku akan mengompresnya dulu agar demamnya turun.”
“Kyu …” Sungmin terus mencium tangan Kyuhyun yang berada dalam genggamannya.

Dokter Yoo sedang memeriksa Kyuhyun. Heechul berdiri berdampingan dengan Leeteuk.
Sementara Sungmin masih berada disamping Kyuhyun.
“Sudah kubilang, diantara kalian semua, Kyuhyun lah yang paling lemah apalagi setelah kecelakaan
itu. Park Jungsoo …” dokter Yoo mengalihkan pandangannya pada Leeteuk setelah memarahi
semua member.
“Jeosonghamnidha, uilsa.” Leeteuk membungkukkan badannya.
“Apa yang terjadi pada Kyunnie, dokter ?” tanya Heechul.

Dokter Yoo, menghela nafas. “Kyuhyun mengalami dehidrasi berat. Dia harus dirawat dirumah
sakit. Aku akan menghubungi rumah sakit agar menyiapkan semuanya, kita harus membawa
Kyuhyun dengan cepat jika tidak itu akan mengancam nyawanya.” Jawab dokter Yoo. Ia lalu
berjalan keluar kamar Kyumin untuk menghubungi ambulan.

Semua membulatkan matanya saat mendengar jawaban dokter Yoo. Mereka tidak menyangka jika
keadaan maknae mereka segawat itu.
“Jungsoo …” tatapan mata Heechul terlihat sangat khawatir. Walaupun terkadang Kyuhyun
menyebalkan, tapi dia adalah maknae mereka yang baik.
“Tenang saja, kau tahu kan jika Kyuhyun sangat kuat, sama sepertimu.” Leeteuk mencoba
menenangkan kekasihnya.
“Aku akan membawa Kyuhyun ke rumah sakit. Kalian semua tunggu dirumah.” Lanjutnya
memberikan perintah pada semua member. Ia menghampiri tempat tidur Kyuhyun.

Sungmin berdiri dari samping Kyuhyun dan menghampiri Heechul.


“Kau akan ikut ?” tanya Heechul.
“Tidak, hyung. Aku akan bersamamu saja.” Jawab Sungmin. Ia memeluk lengan Heechul dan
menyembunyikan kepalanya dibalik pundak Heechul. Pria manis itu tengah menangis. Rasa marah
dan khawatir campur aduk dalam hatinya.
Heechul mengusap tangan Sungmin. “Jungsoo, aku akan tetap disini. Sungmin membutuhkanku.”
Ucapnya pada Leeteuk. Dulu, Sungmin yang selalu ada bersamanya, selalu menemaninya. Sekarang
dialah yang akan selalu bersama pria manis itu.
Leeteuk menoleh kebelakang. “Siapa bilang aku akan mengajakmu ?” ucapnya santai. Terdengar
sedikit menyebalkan ditelinga Heechul. Pria cantik itu mengerucutkan bibirnya. Dasar pacar tidak
peka …

Leeteuk tersenyum melihat reaksi kekasihnya. “Kangin-ah, bisa kau mengendong Kyuhyun ? Aku
tidak kuat mengendong tubuh gembulnya.”
Kangin mengangguk dan menghampirinya. Leeteuk menghampiri Heechul dan Sungmin.
“Jangan begitu Chullie, aku hanya bercanda … Aku tidak akan mengajakmu karna kau harus
istirahat, kau baru saja pulang dari rumah sakit.” Ucap Leeteuk setelah mencium pipi Heechul.
“Aku, Kangin dan Yesung yang akan pergi.” Lanjutnya.
“Langung hubungi aku jika terjadi sesuatu.” Perintah Heechul dengan suara yang ketus. Ia masih
merasa kesal pada Leeteuk.
“Baiklah, nae sarang.”

“Kalian semua, jaga Heechul dan Sungmin.” Perintahnya sebelum ia menyusul Kangin dan dokter
Yoo. Yesung mengikutinya dari belakang setelah mencium kekasihnya.

Anda mungkin juga menyukai